LP Hemiparesis

15
I. KONSEP MEDIS A. Definisi Hemiparesis adalah kerusakan pada seluruh korteks piramidalis sesisi menimbulkan kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron) pada belahan tubuh sisi kontralateral. Bila kerusakan unilateral pada jaras kortikobulbar/kortikospinal di tingkat batang otak menimbulkan sindrom hemiplegia alternans. Sindrom tersebut terdiri atas kelumpuhan UMN yang melanda otot- otot belahan tubuh kontralateral yang berada di tingkat lesi, sedangkan setingkat lesinya terdapat kelumpuhan LMN, yang melanda otot-otot yang disarafi oleh saraf kranial yang terlibat dalam lesi. Tergantung pada lokasi lesi paralitiknya, sehingga dapatlah dijumpai hemiplegia alternans di mesensefalon. Sebuah gambarannya dijumpai bilamana hemilasi di batang otak menduduki pedunkulus serebri di tingkat mesensefalon. B. Etiologi Jika terdapat kelumpuhan pada lengan dan kaki pada sisi yang sama, dan jika tanda UMN merujuk pada lesi sentral, maka lesi kemungkinan berada di korda spinalis servikal atau otak. Nyeri leher atau pada daerah dermatom servikal dapat menjadi bukti tempat lesi. Penyebab tersering hemiparesis pada orang dewasa yaitu infark serebral atau pendarahan. Awitan secara

description

LP Hemiparesis pada CVA

Transcript of LP Hemiparesis

Page 1: LP Hemiparesis

I. KONSEP MEDIS

A. Definisi

Hemiparesis adalah kerusakan pada seluruh korteks piramidalis sesisi

menimbulkan kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron) pada belahan tubuh sisi

kontralateral.

Bila kerusakan unilateral pada jaras kortikobulbar/kortikospinal di tingkat

batang otak menimbulkan sindrom hemiplegia alternans. Sindrom tersebut terdiri

atas kelumpuhan UMN yang melanda otot-otot belahan tubuh kontralateral yang

berada di tingkat lesi, sedangkan setingkat lesinya terdapat kelumpuhan LMN,

yang melanda otot-otot yang disarafi oleh saraf kranial yang terlibat dalam lesi.

Tergantung pada lokasi lesi paralitiknya, sehingga dapatlah dijumpai hemiplegia

alternans di mesensefalon. Sebuah gambarannya dijumpai bilamana hemilasi di

batang otak menduduki pedunkulus serebri di tingkat mesensefalon.

B. Etiologi

Jika terdapat kelumpuhan pada lengan dan kaki pada sisi yang sama, dan

jika tanda UMN merujuk pada lesi sentral, maka lesi kemungkinan berada di

korda spinalis servikal atau otak. Nyeri leher atau pada daerah dermatom servikal

dapat menjadi bukti tempat lesi.

Penyebab tersering hemiparesis pada orang dewasa yaitu infark serebral

atau pendarahan. Awitan secara mendadak, serangan iskemik transien

sebelumnya, dan progresi menjadi derajat maksimum dalam 24 jam pada orang

dengan hipertensi atau usia lanjut merupakan indikasi telah terjadi stroke. Jika

tidak terdapat gejala-gejala serebral, dapat diduga terjadi myelitis transversus dari

korda spinalis servikal, tetapi kondisi ini berprogresi secara lambat (beberapa hari)

dan lebih sering menyerang keempat tungkai. Begitu pula dengan sklerosis

multipel yang biasanya bermanifestasi menjadi tanda kortikospinal bilateral

daripada hemiplegia murni.

Page 2: LP Hemiparesis

Jika hemiparesis yang berasal dari serebral berprogresi dalam hari atau

minggu, dapat dicurigai lesi massa serebral, baik pada pasien anak-anak atau

dewasa. Selain tumor otak, kemungkinan lain termasuk malformasi

arteriovenosus, abses otak, atau infeksi lainnya. Kelainan otak metabolik biasanya

mengakibatkan tanda bilateral dengan gangguan mental, tetapi merupakan

penyebab hemiparesis yang jarang. Secara umum, hemiparesis biasanya merujuk

pada lesi serebral daripada lesi di leher, dan penyebabnya dapat ditemukan dengan

melihat gejala klinis dan dengan CT atau MRI.

C. Faktor Resiko Stroke

1. Faktor yang tidak dapat dirubah (Non Reversible)

- Jenis kelamin : Pria lebih sering ditemukan menderita stroke

dibanding wanita.

- Usia : Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.

- Keturunan : Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke

2. Faktor yang dapat dirubah (Reversible)

- Hipertensi

- Penyakit jantung

- Kolesterol tinggi

- Obesitas

- Diabetes Melitus

- Polisetemia

- Stress Emosional

3. Kebiasaan Hidup

- Merokok,

- Peminum Alkohol,

- Obat-obatan terlarang.

- Aktivitas yang tidak sehat: Kurang olahraga, makanan berkolesterol.

Page 3: LP Hemiparesis

D. Patofisiologi

a. Trombus

Timbunan / kumpulan plak lemak  yang menempel pada pembuluh darah

akan mengganggu aliran darah bila terjadi diotak maka akan

menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah sehingga akan

mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak bila dalam

waktu yang lama maka akan mengakibatkan iskemik dan akhirnya infark

dan terjadi kematian jaringan otak.

b. Emboli.

Emboli yaitu lepasnya plak lemak, udara, pada pembuluh darah yang

akan mengikuti aliran darah hingga sampai pada otak dan akan

menempel pada pembuluh darah di otak. Bila terjadi pada pembuluh

darah kecil akan menimbulkan sumbatan, Gejala muncul tergantung dari

daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut.

c. Hemoragi Intraserrebral.

Pecah pembuluh darah  akan menekan jaringan otak dan menurunkan

aliran darah sehingga terjadi iskemi dan akhirnya infark.

d. Hemoragi Subarakhnoid.

Aneurisma akan menimbulkan perdarahan otak  akan sehingga terjadi

edema serebri yang dapat menekan pembuluh darah sehingga terjadi di

hipoksia lalu iskemik  dan bila terjadi lama maka akan infark dan

akhirnya kematian jaringan.

E. Manifestasi Klinis

Gejala - gejala stroke muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi

yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke daerah tersebut. Gejala

itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu.

Gejala-gejala itu antara lain bersifat:

a. Sementara

Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam

dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini

Page 4: LP Hemiparesis

disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi

dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.

b. Sementara, namun lebih dari 24 jam

Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini disebut reversible ischemic

neurologic defisit (RIND)

c. Gejala makin lama makin berat (progresif)

d. Sudah menetap/permanen

Hal ini disebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat

yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution

F. Komplikasi

a.  Hipoksia serebral karena terjadi sebagai akibat dari oksigen yang ke

otak tidak adekuat

b.  Edema cerebri: karena adanya infark di otak menyebabkan Na+ dalam

cairan ekstrasel terdepolarisasi masuk ke intrasel sehingga menarik

cairan ke intra sel yang mengakibatkan terjadinya edema serebri.

c. Disritmia jantung: irama jantung terganggu karena adanya sumbatan di

otak.

G. Gangguan yang muncul :

a. Defisit Neurologis

1. Homonimus hemianopsia ( kehilangan setengah lapang

penglihatan).

Tidak menyadari orang / objek ditempat kehilangan penglihatan,

mengabaikan salah satu sisi tubuh, kesulitan menilai jarak.

2. Kehilangan penglihatan perifer.

Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari objek atau

batas objek

3. Diplopia : penglihatan ganda.

Page 5: LP Hemiparesis

b. Defisit Motorik

1. Hemiparese

kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.

2. Hemiplegia

Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.

3. Ataksia

Berjalan tidak mantap, tegak, tidak mampu menyatukan kaki, perlu

dasar berdiri yang luas.

4. Disartria

Kesulitas dalam membentuk kata

5. Disfagia

Kesulitan dalam menelan

c. Defisit Sensori

1. Afasia ekspresif

Ketidakmampuan menggunakan simbol berbicara

2. Afasia reseptif

Tidak mampu menyusun kata-kata yang diucapkan

3. Afasia global

Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif

d. Defisit Kognitif

- Kehilangan memori jangka pendek dan jangka menengah

- Penurunan lapang perhatian

- Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi

- Alasan abstrak buruk

- Perubahan penilaian

e. Defisit Emosional

- Kehilangan control diri

- Labilitas emosional

- Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress

Page 6: LP Hemiparesis

- Menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah

- Perasaan isolasi

H. Pemeriksaan Penunjang Hemiparesis

1. CT Scan

Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark

2. Angiografi serebral

Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti

perdarahan atau obstruksi arteri

3. Pungsi Lumbal

- Menunjukan adanya tekanan normal

- Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan

adanya  perdarahan

4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik

6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena

7. Sinar X kepala : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

(DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)

I. Penatalaksanaan

a. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .

b. Anti koagulan: mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.

(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

Page 7: LP Hemiparesis

II. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengkajian Primer

o Airway.

Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret

akibat kelemahan reflek batuk.

o Breathing.

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya

pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar

ronchi /aspirasi.

o Circulation.

TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,

takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan

membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.

2. Pengkajian Sekunder

a. Aktivitas dan istirahat.

o Data Subyektif:

- kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi

atau paralysis.

- Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot).

o Data obyektif:

- Perubahan tingkat kesadaran.

- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis

(hemiplegia), kelemahan umum.

- Gangguan penglihatan

b. Sirkulasi

o Data Subyektif:

Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal

jantung , endokarditis bacterial), polisitemia.

Page 8: LP Hemiparesis

o Data obyektif:

- Hipertensi arterial

- Disritmia, perubahan EKG

- Pulsasi : kemungkinan bervariasi

- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal.

c. Integritas ego

o Data Subyektif:

- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan.

o Data obyektif:

- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan ,

kegembiraan.

- Kesulitan berekspresi diri.

d. Eliminasi

o Data Subyektif:

- Inkontinensia, anuria

- Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya

suara usus(ileus paralitik)

e. Makan/ minum

o Data Subyektif:

- Nafsu makanberkurang

- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK.

- Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia.

o Data obyektif:

- Problem dalam mengunyah (menurunnya reflek palatum dan

faring)

f. Sensori Neural

o Data Subyektif:

- Pusing / syncope (sebelum CVA / sementara selama TIA)

- Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub

arachnoid.

Page 9: LP Hemiparesis

- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti

lumpuh/mati.

- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas

dan pada muka ipsilateral (sisi yang sama).

- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman.

o Data obyektif:

- Status mental : koma biasanya menandai stadium perdarahan,

gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan

gangguan fungsi kognitif.

- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis (kontralateral) pada semua

jenis stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya

reflek tendon dalam (kontralateral).

- Wajah: paralisis / parese (ipsilateral).

- Afasia (kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa), kemungkinan

ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata

komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.

- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran,

stimuli taktil.

- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik.

- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi

pada sisi ipsi lateral.

g. Nyeri / kenyamanan

o Data Subyektif:

Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya.

o Data obyektif:

Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial.

h. Respirasi

o Data Subyektif:

Perokok (factor resiko).

Page 10: LP Hemiparesis

i. Keamanan

o Data obyektif:

- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan.

- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat

objek, hilang kewasadaan terhadap bagian tubuh yang sakit.

- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang

pernah dikenali.

- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan

regulasi suhu tubuh.

- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap

keamanan, berkurang kesadaran diri.

j. Interaksi sosial

o Data obyektif:

Problem berbicara,

B. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d terputusnya aliran darah: penyakit

oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral.

2. Kerusakan mobilitas fisik yang b/d hemiparesis, kehilangan keseimbangan

dan koordinasi, spastisitas, dan cedera otak.

3. nyeri (kepala nyeri) yang b/d hemiplegia dan disuse.

4. kurang perawatan diri (hygiene, toileting, berpindah, makan), yang

berhubungan dengan gejala hemipasresis

5. Perubahan persepsi sensorik b/d stress Neurologis

6. kerusakan komunikasi verbal yang b/d kerusakan otak.

7. resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang b/d hemiparesis, penurunan

mobilitas.

8. Kurang pengetahuan b/d kondisi penyakitnya dan pengobatan.

9. Gangguan harga diri b/d perubahan Biofisik, psikososial.

Page 11: LP Hemiparesis