LP Gangguan Oksigenasi

11
Gangguan Oksigenasi A. Pengertian Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah & Tarwoto, 2003). Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada miokardium (Mutaqqin, 2005). Tujuan terapi oksigenasi : 1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal. 2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat. 3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal. B. Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Oksigenasi Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru. Berkurangnya fungsi paru-paru juga

description

baedj

Transcript of LP Gangguan Oksigenasi

Page 1: LP Gangguan Oksigenasi

Gangguan Oksigenasi

A. Pengertian

Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara

normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas.

Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi

kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah & Tarwoto, 2003).

Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam

darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada

miokardium (Mutaqqin, 2005).

Tujuan terapi oksigenasi :

1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.

2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara

adekuat.

3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.

B. Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Oksigenasi

Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah

oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh.

Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru.

Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi

sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru.

Faktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus

dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis. Akibat

dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis), yang

mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang mudah

masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam

alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air trapping).

Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala

akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan

Page 2: LP Gangguan Oksigenasi

ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi (Brunner & Suddarth,

200).

Kasusnya adalah klien dengan gangguan oksigenasi.

C. Faktor Predisposisi

Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :

1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi

ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard,

kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.          

2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.

3. Faktor perkembangan. Pada bayi premature berisiko terkena penyakit

membrane hialin karena belum matur dalam menghasilkan surfaktan. Bayi

dan toddler berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Pada

dewasa, mudah terpapar faktor risiko kardiopulmoner. Sistem pernafasan

dan jantung mengalami perubahan fungsi pada usia tua / lansia.

4. Perilaku atau gaya hidup. Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar.

Obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru. Latihan fisik

meningkatkan aktivitas fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.

Gaya hidup perokok dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit

jantung, PPOK, dan kanker paru (Potter & Perry, 2006).

D. Pengkajian

Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :

1. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan

Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan , adanya

faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan oksigen.

2. Pola metabolik-nutrisi

Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi karena

ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi, mengalami

kelemahan otot pernafasan.

Page 3: LP Gangguan Oksigenasi

3. Pola eliminasi

Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan

berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)

4. Aktivitas-latihan

Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi kebutuhan

oksigenasi  seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan oksigen yang banyak.

Orang yang biasa olahraga, memiliki peningkatan aktivitas metabolisme

tubuh dan kebutuhan oksigen.

5. Pola istirahat-tidur

Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.

6. Pola persepsi-kognitif

Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu

atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.

7. Pola konsep diri-persepsi diri

Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan, situasi

keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).

8. Pola hubungan dan peran

Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki kebiasaan

merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.

9. Pola reproduksi-seksual

Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji

10. Pola toleransi koping-stress

Adanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi.

11. Keyakinan dan nilai

Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya

pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.

12. Riwayat Kesehatan

a) Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.

b) Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.

c) Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI, ISPA,

batuk.

13. Pemeriksaan fisik

Page 4: LP Gangguan Oksigenasi

a) Kesadaran: kesadaran menurun

b) TTV: peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi

c) Head to toe

1) Mata: Konjungtiva pucat (karena anemia), konjungtiva sianosis

(karena hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie ( karena

emboli atau endokarditis).

2) Mulut dan bibir: Membran mukosa sianosis, bernafas dengan

mengerutkan mulut

3) Hidung : Pernafasan dengan cuping hidung

4) Dada: Retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak simetris antara

dada kanan dan kiri, suara nafas tidak normal.

5) Pola pernafasan: pernafasan normal (apneu), pernafasan cepat

(tacypnea), pernafasan lambat (bradypnea)

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Fungsi Paru : Untuk mengetahui kemampuan paru dalam

melakukan pertukaran gas secara efisien.

2. Pemeriksaan Gas Darah Arteri : Untuk memberikan informasi tentang difusi

gas melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.

3. Oksimetri : Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler

4. Pemeriksaan Sinar X Dada : Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa,

fraktur, dan proses-proses abnormal.

5. Broncoscopy : Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel

sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.

6. Endoscopy : Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.

7. Fluroscopy : Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja

jantung dan kontraksi paru.

8. CT-Scan : Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal.

F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

1. Penatalaksanaan medis

a. Pemantauan Hemodinamika

Page 5: LP Gangguan Oksigenasi

b. Pengobatan bronkodilator

c. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,

misal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian

oksigen jika diperlukan.

d. Penggunaan ventilator mekanik

e. Fisoterapi dada

2. Penatalaksanaan keperawatan

a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

1) Pembersihan jalan nafas

2) Latihan batuk efektif

3) Pengisafan lendir

4) Jalan nafas buatan

b. Pola Nafas Tidak Efektif

1) Atur posisi pasien ( semi fowler )

2) Pemberian oksigen

3) Teknik bernafas dan relaksasi

c. Gangguan Pertukaran Gas

1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )

2) Pemberian oksigen

3) Pengisapan lendir

G. Masalah Keperawatan Oksigenasi

1. Bersihan Jalan Nafas Berhubungan Dengan:

a. Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau

influenza.

b. Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif

c. Sumbatan jalan nafas karena benda asing

2. Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan:

a. Lemahnya otot pernafasan

b. Penurunan ekspansi paru

3. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan:

a. Perubahan suplai oksigen

Page 6: LP Gangguan Oksigenasi

b. Obstruksi saluran nafas

c. Adanya penumpukan cairan dalam paru

d. Edema paru

H. Intervensi

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Tujuan: bersihan jalan nafas efektif

Kriteria hasil:

a. Menunjukkan jalan nafas bersih

b. Suara nafas normal tanpa suara tambahan

c. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas

d. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas

Intervensi :

1) Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret. Pantau

TTV

2) Terapi inhalasi dan latihan pernafasan dalam dan batuk efektif

3) Catat adanya derajat dispnea, geliasah, distres pernafasan, dan

penggunaan otot bantu nafas

4) Anjurkan intake cairan 3000cc/hari jika tidak ada kontraindikasi

5) Beri posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler

6) Kolaborasi humidikasi tambahan ( nebulizer ) dan terapi oksigen

2. Pola nafas tidak efektif

Tujuan: pola nafas efektif

Kriteria hasil:

a. Menunjukkkan pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-20

kali/menit dan irama teratur

b. Mampu menunjukkan perilaku peningkatan fungsi par

Intervensi :

1) Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya

pernafasan termasuk penggunaan otot bantu

2) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Ambulasi pasien sesegera

mungkin

Page 7: LP Gangguan Oksigenasi

3) Berikan edukasi tentang gaya hidup sehat, teknik bernafas, dan relaksasi

4) Delegatif dalam pemberian pengobata

3. Gangguan pertukaran gas

Tujuan: mempertahankan pertukaran gas

Kriteria hasil:

a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

b. Tidak ada gejala distres pernafasa

Intervensi :

1) Catat frekuensi, kedalaman, dan kemudahan dalam bernafas

2) Selidiki kegelisahan dan perubahan mental atau tingkat kesadaran

3) Berikan terapi oksigen melalui nasal, masker parsial

Page 8: LP Gangguan Oksigenasi

Daftar Pustaka :

  Doenges, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Brunner &Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Wartonah dan Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Muttaqin. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Pernafasan. Salemba

Medika. Jakarta