Lp Ansietas Fix

8
LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS 1.1 Diagnosis Keperawatan Ansietas 1.2 Tinjauan Teori 1.2.1 Pengertian Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1990, hal 75). 1.2.2 Rentang Respon Adaptif maladaptif 1.2.3 Perilaku yang Berhubungan Dengan Ansietas Antisipa Ansietas ringan Ansietas sedang Ansietas berat Ansietas panik

description

kep jiwa

Transcript of Lp Ansietas Fix

Page 1: Lp Ansietas Fix

LAPORAN PENDAHULUANANSIETAS

1.1 Diagnosis KeperawatanAnsietas

1.2 Tinjauan Teori1.2.1 Pengertian

Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami

secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual

terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional

terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan

untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan

dengan kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1990, hal 75).

1.2.2 Rentang Respon

Adaptif maladaptif

1.2.3 Perilaku yang Berhubungan Dengan Ansietas

Tanda dan Gejala:

Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami

ansietas (Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut:

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah

tersinggung.

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

Antisipasi Ansietas ringan

Ansietas sedang

Ansietas ringan

Ansietas berat

Ansietas panik

Page 2: Lp Ansietas Fix

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,

pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas,

gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan

sebagainya.

1.2.4 Faktor Predisposisi dan Presipitasi

Faktor Predisposisi

Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang

dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan

dalam kehidupan tersebut dapat berupa :

a. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan

berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis

perkembangan atau situasional.

b. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan

dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan

kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.

c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu

berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.

d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil

keputusan yang berdampak terhadap ego.

e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan

ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep

diri individu.

f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress

akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang

dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari

dalam keluarga.

g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi

respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi

kecemasannya.

h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan

yang mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat

Page 3: Lp Ansietas Fix

menekan neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang

mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab

menghasilkan kecemasan.

Faktor Presipitasi

Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat

mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi

kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam

integritas fisik yang meliputi :

1. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem

imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya :

hamil).

2. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan

bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak

adekuatnya tempat tinggal.

b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.

1. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di

rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.

Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam

harga diri.

2. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian,

perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

1.2.5 Pohon Masalah

stress

Koping individu tidak efektif

ansietas

Gangguan konsep diri

Page 4: Lp Ansietas Fix

1.2.6 Pengkajian yang Diperlukan pada Pasien AnsietasPengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku

melalui gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap

kecemasan. Menurut Stuart dan Sundeen (1995), data fokus yang perlu

dikaji pada klien yang mengalami ansietas adalah sebagai berikut:

a. Perilaku

Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis

dan perilaku yang secara tidak langunsg melalui timbulnya gejala atau

mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.

c. Faktor predisposisi

d. Faktor presipitasi

e. Sumber koping.

f. Mekanisme koping

1.3 Penentuan DiagnosaBatasan Karakteristik

a. Perilaku:

1. Produktivitas berkurang

2. Scanning dan kewaspadaan

3. Kontak mata yang buruk

4. Gelisah

5. Pandangan sekilas 

6. Pergerakan yang tidak berhubungan, (misal: berjalan dengan

menyeret kaki, pergerakan tangan/lengan)

7. Menunjukkan perhatian seharusnya dalam kejadian hidup

8. Insomnia

9. Resah

b. Afektif:

1. Penyesalan

2. Kesedihan yang mendalam

3. Ketakutan

4. Gelisah, gugup

Page 5: Lp Ansietas Fix

5. Mudah tersinggung

6. Rasa nyeri hebat dan menetap

7. Ketidakberdayaan meningkat

8. Ketakutan

9. Distress

10. Kekhawatiran, prihatin   

11. Cemas

c. Fisiologis: 

1. Suara gemetar

2. Gemetar, tangan tremor

3. Goyah

4. Respirasi meningkat (simpatis)

5. Keinginan kencing  (Parasimpatis)

6. Nadi Meningkat (simpatis)

7. Pupil dilatasi ( simpatis )

8. Refleks meningkat ( simpatis )

9. Nyeri abdomen ( parasimpatis )

d. Kognitif:

1. Bloking isi pikir

2. Bingung

3. Keasikan

4. Pelupa

5. Merenung

6. Kerusakan perhatian

7. Lapang Persepsi menurun

8. Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas

9. Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain

10. Sulit berkonsentrasi

11. Menurunnya kemampuan belajar, menyelesaikan masalah

12. Simptom kewaspadaan fisiologis

Page 6: Lp Ansietas Fix

1.4 Rencana Tindakan Keperawatan

1.5 Daftar Pustakaa. Direja, A. H. S. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha

Medika.

b. Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai

Penerbit FKUI.

c. Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta :

Penerbit Aesculapius.

d. Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa

Manajemen, Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-

Klien, Yogyakarta : Penerbit MocoMedia

e. Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa,

Edisi 3, Jakarta : EGC.

f. Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa,

Jakarta : EGC.

g. Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC