Lp Ansietas Fix
description
Transcript of Lp Ansietas Fix
LAPORAN PENDAHULUANANSIETAS
1.1 Diagnosis KeperawatanAnsietas
1.2 Tinjauan Teori1.2.1 Pengertian
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami
secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual
terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional
terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan
untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan
dengan kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1990, hal 75).
1.2.2 Rentang Respon
Adaptif maladaptif
1.2.3 Perilaku yang Berhubungan Dengan Ansietas
Tanda dan Gejala:
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami
ansietas (Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
Antisipasi Ansietas ringan
Ansietas sedang
Ansietas ringan
Ansietas berat
Ansietas panik
f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan
sebagainya.
1.2.4 Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan
dalam kehidupan tersebut dapat berupa :
a. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan
berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis
perkembangan atau situasional.
b. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan
kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep
diri individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress
akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang
dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari
dalam keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan
yang mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat
menekan neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang
mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab
menghasilkan kecemasan.
Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam
integritas fisik yang meliputi :
1. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya :
hamil).
2. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
1. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di
rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.
Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam
harga diri.
2. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
1.2.5 Pohon Masalah
stress
Koping individu tidak efektif
ansietas
Gangguan konsep diri
1.2.6 Pengkajian yang Diperlukan pada Pasien AnsietasPengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku
melalui gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap
kecemasan. Menurut Stuart dan Sundeen (1995), data fokus yang perlu
dikaji pada klien yang mengalami ansietas adalah sebagai berikut:
a. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis
dan perilaku yang secara tidak langunsg melalui timbulnya gejala atau
mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.
c. Faktor predisposisi
d. Faktor presipitasi
e. Sumber koping.
f. Mekanisme koping
1.3 Penentuan DiagnosaBatasan Karakteristik
a. Perilaku:
1. Produktivitas berkurang
2. Scanning dan kewaspadaan
3. Kontak mata yang buruk
4. Gelisah
5. Pandangan sekilas
6. Pergerakan yang tidak berhubungan, (misal: berjalan dengan
menyeret kaki, pergerakan tangan/lengan)
7. Menunjukkan perhatian seharusnya dalam kejadian hidup
8. Insomnia
9. Resah
b. Afektif:
1. Penyesalan
2. Kesedihan yang mendalam
3. Ketakutan
4. Gelisah, gugup
5. Mudah tersinggung
6. Rasa nyeri hebat dan menetap
7. Ketidakberdayaan meningkat
8. Ketakutan
9. Distress
10. Kekhawatiran, prihatin
11. Cemas
c. Fisiologis:
1. Suara gemetar
2. Gemetar, tangan tremor
3. Goyah
4. Respirasi meningkat (simpatis)
5. Keinginan kencing (Parasimpatis)
6. Nadi Meningkat (simpatis)
7. Pupil dilatasi ( simpatis )
8. Refleks meningkat ( simpatis )
9. Nyeri abdomen ( parasimpatis )
d. Kognitif:
1. Bloking isi pikir
2. Bingung
3. Keasikan
4. Pelupa
5. Merenung
6. Kerusakan perhatian
7. Lapang Persepsi menurun
8. Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
9. Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
10. Sulit berkonsentrasi
11. Menurunnya kemampuan belajar, menyelesaikan masalah
12. Simptom kewaspadaan fisiologis
1.4 Rencana Tindakan Keperawatan
1.5 Daftar Pustakaa. Direja, A. H. S. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
b. Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
c. Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta :
Penerbit Aesculapius.
d. Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa
Manajemen, Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-
Klien, Yogyakarta : Penerbit MocoMedia
e. Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa,
Edisi 3, Jakarta : EGC.
f. Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Jakarta : EGC.
g. Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC