Love Because of Food

13
Love Because of Food Author: CloudSera Length : Oneshoot Genre : Genderswitch, Romance Cast : Ryeowook (yeoja) Yesung (namja) Siwon (namja) Kibum (yeoja) Other cast “Ryeowook…” panggil Siwon, aku menoleh dan mendapatinya sedang berjalan kearahku lalu mendekap tubuhku. Aku terbius oleh wajah tampannya. Perlahan tapi pasti, wajah Siwon mendekat padaku. Aku tidak bisa mengontrol detak jantungku yang kacau. Tinggal beberapa senti lagi bibirnya menyentuh bibirku, tiba-tiba… Bruk… Aku langsung terbangun seketika dan mendapati pantatku yang sakit. “Aigooo~ ternyata hanya mimpi. Hiks…” gumamku sambil beranjak bangun. Kuarahkan mataku ke arah jam dinding yang menempel di kamarku. “Mwo??! Aigooo~ otthokae? Aku harus menyerahkan naskahnya sekarang! Kyaaaaa~” Aku berlari menuju lemari pakaianku dan menyambar apa saja yang tampak olehku lalu berlari menuju kamar mandi. Keluar dari kamar mandi aku hanya berdandan seperlunya lalu tanpa menghampiri meja makan untuk sarapan, aku buru-buru berjalan menuju pintu.

description

ff

Transcript of Love Because of Food

Love Because of FoodAuthor: CloudSeraLength : OneshootGenre : Genderswitch, RomanceCast :Ryeowook (yeoja)Yesung (namja)Siwon (namja)Kibum (yeoja)Other cast

Ryeowook panggil Siwon, aku menoleh dan mendapatinya sedang berjalan kearahku lalu mendekap tubuhku.

Aku terbius oleh wajah tampannya. Perlahan tapi pasti, wajah Siwon mendekat padaku. Aku tidak bisa mengontrol detak jantungku yang kacau.

Tinggal beberapa senti lagi bibirnya menyentuh bibirku, tiba-tiba

Bruk

Aku langsung terbangun seketika dan mendapati pantatku yang sakit.

Aigooo~ ternyata hanya mimpi. Hiks gumamku sambil beranjak bangun. Kuarahkan mataku ke arah jam dinding yang menempel di kamarku.

Mwo??! Aigooo~ otthokae? Aku harus menyerahkan naskahnya sekarang! Kyaaaaa~

Aku berlari menuju lemari pakaianku dan menyambar apa saja yang tampak olehku lalu berlari menuju kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi aku hanya berdandan seperlunya lalu tanpa menghampiri meja makan untuk sarapan, aku buru-buru berjalan menuju pintu.

Saat membuka pintu dan menapakkan kakiku keluar ambang batas pintu, aku merasakan telah menginjak sesuatu. Aku menundukkan kepalaku dan

Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!! Ada mayaaaaaaaaaattt!!!!!

Langsung kupegang handel pintu dan akan membanting pintu namun

Tolong aku~ ujar mayat itu yang membuatku shock.

M.. mwo? ujarku dengan takut-takut.

Aku lapaaaaarr~ ujar mayat itu yang membuatku tambah shock.

Ka, kau, mau memakanku? tanyaku dengan suara bergetar hebat.

Aniiii~ beri aku makan katanya dengan lebih keras. Kuberanikan untuk menatap mayat dibawahku.

Aku mengerjap bingung sewaktu mayat itu membuka matanya.

Kau? Belum mati? tanyaku dengan nekat.

Beri aku makan dulu, aku lapaaaaaarr~ ucapnya dengan memelas.

Karena tatapan ibanya dan suaranya yang memelas, aku dengan terpaksa memapah tubuhnya yang amat sangat berat memasuki rumahku dan menuntunnya menuju sofa terdekat.

Aigo, pinggangku ujarku setelah mendudukannya.

Buru-buru kurogoh ponselku yang berada didalam tasku. Yoboseyo? ucapku setelah teleponku diangkat seseorang.

Yoboseyo?

Siwon-ssi, mianhe, aku tidak bisa mengirim naskahnya sekarang.

Waeyo?

Um aku, um.. ada urusan mendadak. Jadi aku tidak bisa kesana sekarang.

Arraseo. Bagaimana kalau aku saja yang mengambilnya? Naskahmu sudah sampai di deathline hari ini, harus masuk proses editing sekarang juga. Otthe?

Um kalau tidak merepotkan..

Baiklah, aku akan mengambilnya sekarang. Sampai bertemu lagi. Annyeong

Ne, annyeong. Kututup flip ponselku dan kuletakkan dimeja.

Kulangkahkan kakiku menuju dapur sambil mengikat rambutku. Kusiapkan bahan-bahan untuk membuat makanan.

Selagi menunggu masakanku matang, kutolehkan kepalaku ke sofa. Kulihat dia tertidur lagi.

Aish siapa namja itu, apa dia tidak punya rumah? Atau dia itu sebetulnya perampok yang berkedok kelaparan?? Aish ada apa denganmu, Kim Ryeowook?? Kenapa kau negative thinking terhadap orang lain??? Aish

Ting tong

Aku tersadar dari lamunanku lalu berjalan menuju pintu.

Annyeong! sapa Siwon dengan senyum menawannya yang selalu membuatku meleleh.

An.. annyeong, Siwon-ssi. Silahkan masuk dulu. ujarku sambil mempersilahkannya masuk.

Aku berjalan menuju sofa dan Siwon mengikutiku.

Nuguya? tanya Siwon ragu-ragu sambil memandang namja yang tengah tertidur di sofa ruang tamuku.

Uhm.. itu nan molla.. jawabku jujur.

Mwo?? Siwon terdengar sangat terkejut oleh jawabanku.

Aku menemukannya tergeletak didepan pintu rumahku dan katanya dia sangat kelaparan, jadi aku membawanya masuk dan membuatkannya makanan. jelasku.

Geurae? gumam Siwon.

Changkaman, aku sedang memasak. Apa kau juga mau makan? tanyaku penuh harap.

Um mianhamnida, aku sedang ada urusan, jadi aku harus langsung pergi setelah mengambil naskahmu. ujar Siwon.

Arraseo, ini naskahnya. kataku seraya mengambil naskahnya diatas meja dan menyerahkannya pada Siwon.

Baiklah, aku harus pergi sekarang. pamit Siwon.

Ne, mianhe Siwon-ssi karena sudah merepotkanmu dan gomawo. ujarku sambil mengantarnya menuju pintu.

Ne, annyeong. Siwon melambaikan tangannya.

Annyeong. Kubalas lambaian tangannya dan menutup pintu.

Aku berjalan ke dapur dan ternyata masakanku sudah matang. Kusajikan dipiring dan kuletakkan di meja makan. Setelah puas menata meja supaya tertata cantik, kulangkahkan kakiku menuju sofa tempat tamu tak diundangku sedang berkelana didunia mimpi.

Hei, bangun. ucapku perlahan seraya mengguncang tubuhnya.

Ngh gumamnya seraya membuka matanya dan menatap sekeliling ruangan dengan pandangan bingung.

Bangunlah, aku sudah memasakkan makanan untukmu. ujarku sambil membantunya berdiri.

Dia hanya diam saja dan menuruti kemana langkahku menuju. Kududukkan dia disalah satu kursi dan kuambil piring lalu kuisi dengan makanan.

Makanlah. ucapku sambil meletakkan sepiring makanan dihadapannya.

Tanpa diperintah dua kali, namja itu langsung melahap makanannya. Aku juga memakan makananku karena aku juga lapar~

Makananmu enak sekali. puji namja itu setelah selesai melahap semua makanannya sampai dipiring tidak tersisa apapun.

Kau benar-benar kelaparan ya? tanyaku dengan heran.

Tentu saja! Tapi, terima kasih makanannya. Oya, namaku Yesung. ujarnya sambil menatapku dengan intens.

Seketika itu aku langsung gugup karena dia memandangku seperti itu. Um aku Ryeowook. ujarku. Oya, bagaimana bisa kau berada didepan pintu rumahku dengan posisi tergeletak seperti itu?

Ah itu, hm ceritanya sangat panjang. gumamnya.

Oh Aku tidak tahu harus member respon seperti apa padanya, kuputuskan untuk bangkit dan membereskan peralatan makan tapi tanganku ditahan olehnya.

Biar aku saja, sebagai ucapan terima kasihku akan kubersihkan semuanya. katanya sambil menggantikanku membereskan peralatan makan.

Kita lakukan bersama saja. ujarku member solusi.###

Setelah selesai membereskan semuanya, aku mengajaknya untuk duduk di sofa.

Dimana rumahmu, Yesung-ssi? tanyaku dengan sopan. Kuperhatikan penampilannya ternyata tidak terlalu buruk juga. Bahkan dia juga mengenakan jas.

Jangan memanggilku terlalu sopan seperti itu, panggil saja Yesung. Untuk beberapa hari ini, bolehkah aku menginap disini? tanyanya dengan tampang memelas, tapi akibat dari perkataannya membuatku seperti tersambar petir disiang bolong.

Ti, tinggal disini? tanyaku dengan lirih.

Ne, bolehkan? tanyanya penuh harap.

Um baiklah. ujarku karena tidak tega melihat raut wajahnya yang seperti itu.

Gomawo.. ucapnya dengan lembut yang membuat hatiku terasa hangat.

Um.. sebaiknya kamu membersihkan badanmu dulu. Kau terlihat berantakan. kataku.

Kau benar, tapi aku tidak mempunyai baju selain yang kupakai. katanya sambil memandang dirinya sendiri yang memang terlihat kacau.

Dikamar sebelah sana terdapat banyak baju oppaku, kau pakai saja salah satunya. Dan kau juga bisa menempati kamar itu, oppaku saat ini sedang keluar negeri jadi tidak akan pulang untuk beberapa waktu. ujarku sambil menunjuk kamar oppaku yang berada disamping kamarku.

Ah, ne. Gomawo, Ryeowookie.. Dia langsung beranjak menuju kamar.

Aku menghampiri laptop yang berada diatas meja lalu menyalakannya. Aku langsung menulis naskah untuk novelku yang selanjutnya. Saking tenggelamnya dalam dunia khayalanku sendiri, aku sampai tidak menyadari Yesung yang sudah duduk disampingku.

Kau sedang mengerjakan apa? tanyanya dekat sekali denganku yang membuatku tersentak kaget. Eh? Ada apa denganmu? tanyanya dengan terperanjat juga karena melihat reaksiku.

Oh, mianhe. Aku sedang membuat naskah untuk novelku yang berikutnya. Aku terkejut tadi karena tiba-tiba kau sudah berada disampingku. ucapku.

Kau seorang novelis? tanyanya dengan takjub.

Ne, wae?

Aniya, hanya saja, kau hebat.

Jeongmal? Hahahaha gomawo..

Kami sama-sama terdiam, lalu dia meraih remote tv dan menyalakannya.

Sedangkan aku? Hanya terdiam menatapnya yang kini terlihat lebih fresh dan tampan dengan kaos oppa yang melekat sempurna ditubuhnya yang terbentuk bagus.

Apa yang kau pikirkan, Kim Ryeowook?

Aku menegur diriku sendiri.

Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja? tanyanya setelah memindah-mindah channel tv.

Mau jalan-jalan kemana? tanyaku dengan heran.

Taman hiburan saja.

Mwo?? Taman hiburan??

Ne, waeyo? Kau tidak suka? Dia mematikan tv dan berpaling padaku.

Uhm bukan begitu. Baiklah, kajja!

Hari itu kami habiskan dengan menaiki segala wahana yang ada ditaman hiburan itu.

Haaaahh lelah sekali rasanya, tapi sangat menyenangkan. ujarku sambil menyenderkan punggungku dibangku yang tersedia di taman hiburan itu.

Ne, apa kau haus? tanya Yesung.

Aku menganggukkan kepalaku.

Tunggu disini, akan kubelikan kau minuman. katanya sambil beranjak menuju salah satu toko yang menjual berbagai cemilan dan minuman.

Aku memandangi sekeliling taman hiburan itu dan mataku menangkap sosok namja yang kukenal dan kusukai selama ini. Kulihat Siwon berjalan dengan seorang yeoja tak jauh dariku. Lalu tatapanku bertemu dengan tatapan Siwon, dia langsung berjalan menghampiriku sambil memeluk pundak yeoja itu.

Annyeong, Ryeowook-ssi. ujarnya saat sudah sampai didekatku.

Ne, annyeong. ucapku sambil memaksakan seulas senyum.

Kenalkan, ini Kibum, yeojachinguku. Kibum, ini Ryeowook, rekan kerjaku. ucapnya memperkenalkan kami.

Halo, Ryeowook-ssi. Senang berkenalan denganmu. ujar Kibum sambil menjabat tanganku.

Senang berkenalan denganmu juga, Kibum-ssi. Aku mencoba menyembunyikan rasa kecewaku.

Ternyata Siwon sudah memiliki seorang yeoja yang sangat cantik. Sia-sia saja harapanku selama ini.

Wook-ssi? Ryeowook-ssi? ujar Kibum.

Nde? ucapku kaget.

Sedang melamunkan apa, Ryeowook-ssi? ujar Kibum sambil mengulum senyum, kulihat Siwon juga tersenyum.

Ah, ani ucapku menahan malu.

Kau datang sendirian, Ryeowook-ssi? kata Siwon.

Eh? Aku kaget karena Siwon berkata demikian.

Tidak, dia datang bersamaku. ucap seseorang didekat telingaku sambil merangkul bahuku. Tubuhku tersentak oleh perilakunya dan kutolehkan kepalaku dan kudapati Yesunglah yang tengah memeluk bahuku.

Oh! Bukankah kau yang tadi kulihat di rumah Ryeowook-ssi? tanya Siwon dengan terkejut.

Ne. Yesung imnida. Yesung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Siwon.

Siwon imnida, dan ini Kibum, yeojachinguku. kata Siwon.

Kalian mau kemana lagi? tanya Kibum.

Um.. kami Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku sudah dipotong oleh Yesung.

Kami akan naik bianglala itu lalu pulang. Bagaimana dengan kalian? tanya Yesung.

Kami akan langsung pulang, lagipula ini juga sudah sore. kata Siwon sambil tersenyum.

Oh, begitu. Baiklah, kami akan kesana dulu. Senang berkenalan dengan kalian. Annyeong! Yesung menuntunku menuju bianglala yang saat itu sepi karena ini bukan hari libur.

Jadi, kau menyukainya? tanya Yesung saat kami sudah masuk kedalam bianglala.

Bagaimana kau tahu? Aku memandang keluar supaya Yesung tidak bisa melihat raut wajahku.

Karena kau memandangnya dengan penuh perasaan. ucap Yesung. Kalau mau menangis, menangislah dibahuku.

Air mataku yang memang sudah turun dari tadi bertambah deras dan disertai dengan isakan. Yesung langsung menarik tubuhku dan mendekapku didadanya. Aku menumpahkan segala kesedihanku.

Sudah lebih baik? tanya Yesung sambil melepaskanku dari dekapannya saat tau aku sudah berhenti menangis.

Aku mengangguk sambil menyeka air mata yang ada dipipiku.

Beberapa saat kemudian bianglala yang kami tumpangi berhenti dan kamu keluar.

Kita langsung pulang? tanya Yesung memecah lamunanku.

Eh? Ne Aku berjalan sambil menundukkan kepalaku. Kurasakan tanganku yang digenggam oleh tangannya yang hangat menuntunku.###

Seminggu telah berlalu dan Yesung masih tinggal di rumahku.

Rumahku yang biasanya sepi, menjadi ramai oleh keberadaan Yesung. Aku jadi bisa menikmati hari-hariku karena kini aku tidak hidup sendirian lagi dan juga aku sudah bisa melupakan perasaanku pada Siwon.

Wookie-ah? panggil Yesung.

Nde? responku. Yesung sekarang selalu memanggilku dengan sebutan itu, yang dulu sangat kuprotes karena mirip dengan nama anjing.. T^T (me: mianhe ryeosomnia, saya tidak bermaksud..^^v)

Sepertinya ini sudah saatnya aku pulang ke rumah. ujar Yesung setelah duduk disampingku.

Wae?! ucapku dengan keras.

Aku ingin berbicara dengan orang tuaku mengenai masa depanku. jelasnya.

Oh? hanya respon itu yang bisa kuberikan padanya dan dia hanya diam. Suasana menjadi canggung.

Wookie? panggilnya.

Ne? ucapku pelan.

Ada yang ingin kau katakan? tanyanya seraya berpaling padaku.

Um kurasa tidak. gumamku.

Begitukah? tanyanya tak yakin.

Ne. jawabku disertai anggukan kepalaku.

Baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu. ujarnya sambil beranjak. Terima kasih karena selama ini kau mau menerimaku dan aku akan mengirimkan biaya selama aku hidup disini. tambahnya.

Kalau soal biaya, kau tidak perlu membayar apapun padaku. Harusnya aku yang berterima kasih karena kau sudah mau menemaniku selama ini dan membuat hidupku tidak sesuram dulu. Air mataku mengalir turun tanpa kusadari.

Wookie-ah, kau menangis? tanyanya mendekatiku dan menyeka air mataku yang turun.

Ya! Kau bilang kau harus pergi. Sudah sana, pergilah! kataku sambil membalik badanku. Aku tak kuasa menahan air mata yang sudah tidak bisa kuhentikan ini.

Entah kenapa hatiku sakit sewaktu membayangkan rumah ini akan sepi lagi dan juga tidak bisa bertemu dengan Yesung setiap saat lagi.

Wookie-ah, uljima. katanya seraya membalik badanku supaya berhadapan dengannya. Aku hanya akan pulang sebentar dan berbicara dengan orang tuaku untuk membatalkan pertunanganku dengan yeoja yang tidak kukenal. Karena aku ingin bertunangan denganmu, Kim Ryeowook.

Kata-katanya membuat tubuhku membeku. Apa maksudmu?

Saranghaeyo, Kim Ryeowook! Aku sudah mencintaimu sejak kau mau memberiku makanan walaupun kau tidak mengenalku saat itu. Aku terpesona oleh kebaikanmu, Ryeowook-ah. Maukah kau bertunangan denganku? ucapnya sambil berlutut dan menyodorkan sebuah kotak kecil kepadaku.

Ini apa, Yesungie? kataku sambil malu-malu.

Bukalah, kau akan tahu isinya. perintahnya. Dan aku membukanya.

Cincin? tanyaku.

Ne. Maukah kau bertunangan denganku lalu menaikah denganku. ujarnya masih berlutut.

Tanpa berpikir lama aku langsung memeluk tubuh Yesung. Ne, aku mau.

Benarkah? dia menyeret tubuhku untuk berdiri. Aku menganggukkan kepalaku. Dia langsung mengambil cincinnya dan memasangkannya dijariku.

Saranghaeyo, Kim Ryeowook. ucapnya dengan suara berbisik yang menggodaku.

Nado saranghaeyo, Chagi. balasku.

Yesung mendekatkan wajahnya dan mencium lembut bibirku

-THE END-