Logika Pertemuan 2

Click here to load reader

download Logika Pertemuan 2

of 14

description

Logika Pertemuan 2

Transcript of Logika Pertemuan 2

Logika Pertemuan II

Logika Pertemuan II

Sesat Pikir

Proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah, dan menyesatkan, suatu gejala berpikir yang salah, yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip Logika tanpa memperhatikan relevansinya.

Orang sering memaksakan prinsip-prinsip logis untuk menarik kesimpulan yang tidak relevan.

Atau menggunakan kata-kata yang multimakna.

Untuk itulah kita perlu mempelajari dan memahami adanya kemungkinan sesat pikir ketika kita sedang berpikir.

Kepalsuan adalah istilah sehari-hari yang digunakan untuk menggambarkan gagasan yang keliru atau keyakinan yang salah.

Dalam Logika, palsu = keliru dalam bernalar atau dalam berargumen.

Dua Kemungkinan kegagalan argumen:

Kegagalan terjadi karena suatu argumen memuat premis yang terbentuk dari proposisi yang keliru. Jika demikian, argumen tersebut akan gagal dalam menerapkan kebenaran kesimpulan.

Contoh:TNI harus menjalankan dwifungsi sipil-militerTentara bayaran tidak memperhatikan fungsi sipilJadi, TNI tanpa dwifungsi akan sama dengan tentara bayaran

Kegagalan terjadi karena suatu argumen ternyata memuat premis-premis yang tidak berhubungan dengan kesimpulan yang akan terjadi.

Contoh:Sifat Tuhan adalah kekal abadiPancasila memuat nilai-nilai yang kekal abadiTuhan dan Pancasila adalah identik

Kegagalan kedua argumen disebut sesat pikir.

Beberapa Bentuk Sesat Pikir

Kekeliruan Relevansi: Argumen yang keliru tetapi tetap diterima umum, karena banyak orang yang menerima argumen tersebut tidak merasa kalau mereka itu sebenarnya tertipu.

Argumen-argumen semacam itu biasanya bersifat persuasif, misalnya terdapat pada :pidato politikpernyataan pejabat yang dimaksudkan untuk meredam situasireklame iklan yang menawarkan barang-barang produksi.

2. Ambiguitas Penalaran: Argumen yang keliru karena kesalahan dalam penalaran yang disebabkan oleh kecerobohan dan kekurangperhatian orang terhadap pokok persoalan yang terkait atau keliru karena menggunakan term dan proposisi yang memiliki ambiguitas makna.

Beberapa Contoh Kekeliruan Relevansi:

Pembenaran argumen atas dasar kekuasaan (Argumentum ad Baculum) Pembenaran argumen atas dasar kekuasaan.Argumen diajukan beserta pengaruh kekuasaan yang berargumen untuk memaksakan pembenaran sebuah kesimpulan.Terkadang pemaksaan bisa dilakukan dengan kekerasan fisik.Argumen ad baculum biasanya diikuti dengan pernyataan kekuasaan membuat segalanya benar

contoh: Suatu perkara yang diajukan ke Mahkamah Agung dinyatakan batal setelah muncul surat sakti

2. Argumen yang diarahkan untuk menyerang individu secara langsung (Argumentum ad Hominem)Menggambarkan tindak pelecehan terhadap individu yang menyatakan argumen. Jelas keliru karena ukuran logika dihubungkan dengan kondisi pribadi dan karakteristik seseorang, sesuatu yang tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumen.contoh: Seorang dosen kesulitan naik pangkat hanya karena telah berani mengkritik rektor Tertutupnya akses utk memperoleh pekerjaan hanya karena perbedaan keyakinan, suku, bahasa, dan lain-lain.

Beberapa ContohKekeliruan Ambiguitas Penalaran:

1. Ekuivokasi: kesalahan terjadi karena orang menggunakan kata-kata yang memiliki sifat ekuivok, yaitu kata-kata yang sama bunyinya, tetapi mempunyai arti yang berbeda.

Contoh:Akhir sebuah benda adalah kesempurnaannyaMaut adalah akhir dari kehidupanJadi, maut adalah kesempurnaan kehidupanArgumen tersebut keliru karena dua makna yang berbeda dari kata akhir dicampuradukkan, yaitu akhir bermakna tujuan dan peristiwa usai. Contoh lain : genting, bisa

2. AmphibolySesat pikir ini terdapat dalam argumen yang pengajuan-pengajuan premisnya memiliki konstruksi gramatikal yang ambigu.

Contoh: - Ucapan pejabat militer di surat kabar: Keterlibatan TNI dalam kasus penculikan aktivis karena telah terjadi salah prosedur dalam jalur pemerintah - Sebelum berperang ke Persia, raja Croesus menemui dukun di Delphi. Sang dukun menyatakan bhw jika Croesus pergi berperang, maka ia akan menghancurkan sebuah kerajaan besar. Ketika pd akhirnya Croesus dikalahkan oleh Cyrus, sang dukun membela diri dg mengatakan bhw kerajaan yg dimaksud adalah kerajaan Croesus. Jadi Croesuslah yg telah salah menginterpretasikan ucapan si dukun.

3. Accent

Berupa pernyataan yang sifatnya menipu pembaca/ pendengar karena adanya perubahan makna.Contoh: Kita tidak boleh berkata-kata yang bernada melecehkan pada teman sendiri.

Pernyataan tersebut dapat diartikan, kita tidak boleh melakukan pelecehan, sedangkan kepada orang lain kita boleh melakukan pelecehan.

Contoh lain:Rinso membersihkan segalanya!Dengan uang hanya satu juta rupiah, Anda sudah dapat membawa pulang sebuah mobil Toyota Kijang baru!

Cara Menghindari Sesat Pikir:

Harus bersikap kritis terhadap setiap argumen

Setiap kata atau kalimat yang digunakan harus memiliki makna yang tegas dan jelas. Untuk itu, kita dapat mendefinisikan setiap kata atau term yang kita pergunakan.