Logika Pertemuan 9

34

Transcript of Logika Pertemuan 9

Page 1: Logika Pertemuan 9
Page 2: Logika Pertemuan 9

Bila kita bandingkan dengan sebuah bangunan, proposisi itu adalah

batu, pasir dan semennya; sedangkan proses penalaran itu dapat kita

samakan dengan bagan atau arsitekturnya.

Dengan semen, batu dan pasir serta arsitektur yang baik akan

dihasilkan bangunan yang indah dan kokoh, dengan proposisi yang

dapat dipertanggungjawabkan, dan melalui proses penalaran yang

sah akan dihasilkan struktur logika yang kuat.

Page 3: Logika Pertemuan 9

Proposisi : pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.

• Proposisi : putusan, keputusan, judgement, pernyataan, kalimat logika.

• Proposisi : kegiatan atau perbuatan manusia dimana ia mengiakan atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu.

• Proposisi : unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.

Page 4: Logika Pertemuan 9

Semua pernyataan pikiran yang mengungkapkan

keinginan dan kehendak tidak dapat dinilai benar

dan salahnya karena bukanlah proposisi, seperti:

Semoga Tuhan selalu melindungimu. Ambilkan aku segelas air.

Saudara sekalian yang terhormat. Cis kau anak tolol.

Wahai purnama bersinarlah selalu.

 

Page 5: Logika Pertemuan 9

Proposisi dapat bersifat mengakui atau meneguhkan hubungan antargagasan (afirmatif/afirmasi):

Contoh : Maria itu cantik sekali Term predikat cantik sekali mengakui/

meneguhkan term subjek Maria.

Page 6: Logika Pertemuan 9

Proposisi juga dapat mengingkari atau menolak hubungan antargagasan (negatif/negasi).

Contoh: Mr. Bean itu tidak membosankan.

Term membosankan dipisahkan dari term Mr. Bean sebab term tersebut tidak sesuai dengan realitas pribadi Mr Bean. Jadi, dengan adanya kata tidak, term predikat mengingkari term subjek, dan bersifat negatif.

Page 7: Logika Pertemuan 9

tugas1. Buatlah a. Sebuah proposisi afirmatif b. Sebuah proposisi negatif

Page 8: Logika Pertemuan 9

Proposisi menurut sumbernya ada 2 jenis, yaitu:

Proposisi Analitik / A prioriProposisi Sintetik / A posteriori

Page 9: Logika Pertemuan 9

Proposisi Analitik / A priori : proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya.

Predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru. Untuk menilai benar tidaknya proposisi tsb, kita lihat ada tidaknya pertentangan dalam diri pernyataan itu,

Contoh :Kuda adalah hewan.Ayah adalah seorang laki-laki.

Page 10: Logika Pertemuan 9

Proposisi Sintetik / A posteriori: proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya.

Ada pengetahuan baru yang didapat melalui pengalaman. Proposisi sintetik adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk menguji benar salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan empiriknya.

Contoh : Pepaya itu manis.

Gadis itu ceria.

Page 11: Logika Pertemuan 9

tugas2. Buatlah : a. Sebuah proposisi analitik b. Sebuah proposisi sintetik

Page 12: Logika Pertemuan 9

Proposisi menurut bentuknya ada 2 jenis,yaitu:Proposisi Kategoris Proposisi Hipotetis

Proposisi Kategoris : proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat.Contoh :

Hasan sedang sakit.Anak-anak yang tinggal di asrama adalah mahasiswa

Page 13: Logika Pertemuan 9

Proposisi kategoris mengandung 3 unsur: Subyek, Predikat, dan Kopula.

Subyek : term yang menjadi pokok pembicaraan;term tentang sesuatu yang diakui/diingkari oleh sesuatu yang lain.

Predikat : term yang menerangkan subyek; term yang mengakui/mengingkari subyek.

Kopula : kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat.

Page 14: Logika Pertemuan 9

Struktur logis sebuah proposisi kategoris merupakan kerangka dasar hubungan bagian-bagiannya. Meskipun demikian, banyak juga proposisi yang tidak memaparkan struktur logisnya.

Contoh : “Romi mencintai kucingnya”

Kata ‘mencintai’ mempunyai makna sebagai kopula dan sekaligus menjadi bagian dari predikat. frase ‘mencintai kucingnya’ mempunyai ekuivalensi dengan frase ‘adalah pecinta kucingnya’.

Page 15: Logika Pertemuan 9

Jika proposisi kita kembalikan pada bentuk S = P. Kita harus mengubah susunan kalimatnya : ‘Romi mencintai kucingnya’ menjadi ‘Romi adalah pecinta kucingnya’.

Jadi reduksi ke dalam struktur logis sebuah proposisi kategoris berarti menyusun kembali kata-kata yang disesuaikan dengan pola struktur logis: S – Kopula - P

Page 16: Logika Pertemuan 9

Tujuan dilakukannya reduksi kedalam struktur logis

tersebut adalah

untuk memunculkan kopula yang tersembunyi

dan untuk mengupas predikat

yang terdiri dari sebuah unit logika yang kompleks.

Page 17: Logika Pertemuan 9

• Kuantitas dan Kualitas Proposisi Kategoris:1.Afirmatif atau Negatif.

a. Afirmatif : jika kopula berfungsi menghubungkan atau mempersatukan S dengan P.

Jika kopulanya afirmatif, maka keseluruhan proposisi = afirmatif.

b. Negatif : jika kopula memisahkan antara S dan P. Jika kopulanya negatif, maka keseluruhan proposisi

= negatif.

Page 18: Logika Pertemuan 9

Contoh:Tidak ada manusia yang tidak dapat mati.Tidak semua mahasiswa memahami logika.Beberapa pejabat tidak memahami logika.

2. Universal atau Partikular a. Universal : jika term subyek adalah

universal, ditandai dengan term : ‘semua’, ‘tidak ada yang’, ‘barang siapa’

Page 19: Logika Pertemuan 9

Contoh: Semua peserta kampanye keliling bermotor wajib

menggunakan helm. Tidak ada yang abadi.

b. Partikular : jika term subyeknya partikular, ditandai dengan term : ‘beberapa’, ‘ada’, dll. Contoh:

Ada mahasiswa yang tidak pernah hadir kuliah. Tim bola basket kita menang mutlak atas tim

universitas lain.

Page 20: Logika Pertemuan 9

3. Proposisi A-E-I-O : kombinasi antara kualitas dan kuantitas menghasilkan 4 bentuk baku:a. Afirmatif-universal = proposisi A

Contoh: Semua mahasiswa wajib mengikuti UASb. Negatif-universal = proposisi E

Contoh: Pembeli bukan penjualc. Afirmatif-partikular = proposisi I

Contoh: Beberapa orang menjadi saksi kunci kasus

penculikan aktivis.

Page 21: Logika Pertemuan 9

d. Negatif-partikular = proposisi O Contoh: Beberapa mahasiswa tidak

menempuh Ujian Akhir Semester.

Catatan: Ke-4 bentuk baku proposisi kategoris ini banyak dipergunakan terutama untuk menyederhanakan gagasan atau ide di dalam pernyataan yang mempergunakan kalimat yang lengkap dan panjang.

Page 22: Logika Pertemuan 9

tugas3. Buatlah : a. Sebuah proposisi kategoris A b. Sebuah proposisi kategoris E c. Sebuah proposisi kategoris I d. Sebuah proposisi kategoris O

Page 23: Logika Pertemuan 9

Proposisi Hipotetis : proposisi yang di dalamnya memuat afirmasi ataupun negasi yang bersifat kondisional.

Proposisi Hipotetis ada 3 jenis, yaitu: 1. Proposisi Kondisional 2. Proposisi Disjungtif 3. Proposisi Kongjungtif

Page 24: Logika Pertemuan 9

1. Proposisi Kondisional : proposisi yang menyatakan suatu kondisi atau hubungan ketergantungan antara dua proposisi.

Rumus: Jika ..., maka ...

Page 25: Logika Pertemuan 9

Proposisi kondisional memiliki dua unsur, yaitu :

a. Antesedens : kondisi atau persyaratan. b. Konsekuens : pernyataan yang

tergantung pada adanya persyaratan. Contoh: Jika hujan, maka tanah basah. Jika seseorang silau oleh sinar matahari,

maka ia membutuhkan kacamata hitam. Jika musim kemarau berkepanjangan,

maka panen tahun ini akan gagal.

Page 26: Logika Pertemuan 9

2. Proposisi Disjungtif : proposisi di mana subyek atau predikatnya terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait.

Rumus : atau ... atau ... Catatan : Masing-masing bagian dalam

disjungsi disebut Alternatif. a. Disjungsi Sempurna: jika bagian-

bagiannya berhubungan secara timbal balik dan eksklusif; artinya satu alternatif menyisihkan yang lain, tidak mungkin kedua alternatif sama-sama benar atau sama-sama salah.

Page 27: Logika Pertemuan 9

Contoh:Seorang laki-laki adalah atau bujangan atau orang yang sudah menikah.

b. Disjungsi Tidak Sempurna: jika bagian-bagiannya yang berhubungan secara timbal balik itu tidak bersifat eksklusif; artinya satu alternatif tidak sepenuhnya menyisihkan yang lain; satu subyek pada waktu yang sama dimungkinkan untuk berada dalam satu situasi.

Contoh:Jose itu atau sedang duduk atau sedang menulis.

Page 28: Logika Pertemuan 9

c. Disjungsi Luas: jika sekurang-kurangnya ada satu alternatif benar dan yang lainnya juga dapat benar.

Contoh:Saya atau kakak saya akan pergi. (Yang akan pergi itu adalah saya atau kakak saya. Namun ada kemungkinan yang akan pergi itu kami berdua).

Page 29: Logika Pertemuan 9

3. Proposisi Konjungtif : proposisi yang menolak gagasan bahwa dua predikat yang bersifat kontraris dapat menjadi benar bagi subyek sama serta pada waktu yang sama.

Contoh:Anda tidak dapat sekaligus duduk dan berlari pada saat yang bersamaan.Kau tidak mungkin berada di dua tempat sekaligus.

Page 30: Logika Pertemuan 9

tugas4. Buatlah : a. Sebuah proposisi kondisional b. Sebuah proposisi disjungsi sempurna c. Sebuah proposisi disjungsi tidak

sempurna d. Sebuah proposisi disjungsi luas e. Sebuah proposisi konjungsi

Page 31: Logika Pertemuan 9

Penalaran: sebuah proses mental di mana kita (melalui akal budi) bergerak dari apa yang telah kita ketahui menuju ke pengetahuan yang baru (hal yang belum kita ketahui);

Atau: kita bergerak dari pengetahuan yang telah kita miliki menuju ke pengetahuan yang baru yang berhubungan dengan pengetahuan yang telah kita miliki tersebut.

Page 32: Logika Pertemuan 9

Konklusi : hal yang disimpulkan dari proses penalaran.

Penalaran = berpikir konklusif = berpikir untuk menarik kesimpulan.

Titik tolak penalaran : ‘yang telah diketahui’.

Yang telah diketahui : data, premis, evidensi (sesuatu yang bersifat kasat mata)

Penyimpulan : sebuah proses mental di mana kita bergerak dari satu proposisi atau lebih menuju ke proposisi lain yang mempunyai hubungan dengan proposisi yang sebelumnya.

Page 33: Logika Pertemuan 9

Hukum Penyimpulan : ada pengamatan, dan persepsi.

Jika pengamatan dan persepsi memiliki nilai kebenaran = jaminan kebenaran kesimpulan.

Page 34: Logika Pertemuan 9

tugas5. Berilah opini yang logis untuk proposisi-

proposisi ini “Bisnis yang baik dilakukan di lokasi yang

aman, dengan modal besar, dan sebisa mungkin

hindari semua resiko”