Lo Skenario3blok11 Jeje

4
Penatalaksanaan Penatalaksanaan sinusitis frontalis akut tediri dari medikamentosa dan tindakan pembedahan. Medikamentosa untuk sinusitis frontalis akut sama dengan sinusitis maksilaris akut dimana diberikan antimikroba, dekongestan ostium sinus untuk drainase, dan analgetik. Antibiotik yang dipilih adalah golongan penisilin seperti amoksisilin. Jika kuman diperkirakan telah resisten atau memproduksi beta-laktamase, maka dapat diberikan amoksisilin-klavulanat atau jenis sefalosporin generasi ke-2. Pada sinusitis, antibiotik diberikan selama 10-14 hari meskipun gejala klinis sudah hilang. Dekongestan yang diberikan boleh oral atau topikal. Selain obat di atas, dapat diberikan steroid oral atau topikal, pencucian rongga hidung dengan NaCl atau pemanasan (diatermi). Antihistamin tidak rutin diberikan karena antikolinergiknya dapat membuat sekret menjadi lebih kental. Tetapi kombinasi antihistamin dengan nasal dekongestan oral (pseudoefedrin atau phenylephrine hydrochloride) terbukti bermanfaat. Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan adalah trepanasi sinus frontal dan antral lavage. Apabila tetap terdapat nyeri atau pireksia selama 48 jam setelah diberikan medikamentosa, atau terdapat pembengkakan pada kelopak mata yang semakin besar dan mengancam terjadinya selulitis orbita, sinus frontal harus didrainase dari luar atau dilakukan tindakan trepanasi sinus frontal. Insisi dilakukan

description

jeje

Transcript of Lo Skenario3blok11 Jeje

PenatalaksanaanPenatalaksanaan sinusitis frontalis akut tediri dari medikamentosa dan tindakan pembedahan. Medikamentosa untuk sinusitis frontalis akut sama dengan sinusitis maksilaris akut dimana diberikan antimikroba, dekongestan ostium sinus untuk drainase, dan analgetik. Antibiotik yang dipilih adalah golongan penisilin seperti amoksisilin. Jika kuman diperkirakan telah resisten atau memproduksi beta-laktamase, maka dapat diberikan amoksisilin-klavulanat atau jenis sefalosporin generasi ke-2. Pada sinusitis, antibiotik diberikan selama 10-14 hari meskipun gejala klinis sudah hilang. Dekongestan yang diberikan boleh oral atau topikal. Selain obat di atas, dapat diberikan steroid oral atau topikal, pencucian rongga hidung dengan NaCl atau pemanasan (diatermi). Antihistamin tidak rutin diberikan karena antikolinergiknya dapat membuat sekret menjadi lebih kental. Tetapi kombinasi antihistamin dengan nasal dekongestan oral (pseudoefedrin atau phenylephrine hydrochloride) terbukti bermanfaat.Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan adalah trepanasi sinus frontal dan antral lavage. Apabila tetap terdapat nyeri atau pireksia selama 48 jam setelah diberikan medikamentosa, atau terdapat pembengkakan pada kelopak mata yang semakin besar dan mengancam terjadinya selulitis orbita, sinus frontal harus didrainase dari luar atau dilakukan tindakan trepanasi sinus frontal. Insisi dilakukan secara horizontal sebesar 2 cm pada daerah superomedial orbita di bawah alis mata. Suatu bor kecil digunakan untuk membuat lubang tipis yang menjadi dasar sinus frontal. Suatu kateter ditempatkan di dalam sinus untuk drainase pus serta irigasi sinus. Pus diambil untuk dilakukan kultur dan tes sensitivitas. Irigasi sinus dilakukan dengan cairan normal saline dua sampai tiga kali per hari sampai duktus frontonasal menjadi paten. Ini dapat diketahui dengan menambahkan beberapa tetes methylene blue pada cairan irigasi dan melihat apakah cairan tersebut keluar melalui hidung. Kateter dapat diangkat apabila duktus frontonasal telah paten. Antral lavage dilakukan pada keadaan co-existence maxillary sinusitis dimana ini akan mendorong terjadinya drainase dengan cara mengatasi edema pada meatus media.

Komplikasi SinusitisAngka kejadian komplikasi sinusitis telah menurun sejak ditemukannya antibiotik. Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan dari sinusitis akut adalah: Komplikasi orbitaKomplikasi orbita dapat berupa edema palpebra, selulitis orbita (infeksi pada jaringan lunak posterior dari septum orbita), abses subperiosteal (pus di bawah periosteum lamina papirasea), abses orbita, dan trombosis sinus kavernosus.Inflamasi pada kelopak mata dapat diobati dengan pemberian antibiotik oral sedangkan selulitis orbita biasanya respon terhadap antibiotik intravena. Abses subperiosteal dan abses orbita memerlukan drainase operatif. Trombosis sinus kavernosus sangat mengancam jiwa dan mempunyai prognosis yang jelek walaupun telah diberikan penatalaksanaan medikal dan operatif yang agresif. Insidensi terjadinya komplikasi orbita lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Kelainan intrakranial Kelainan intrakranial dapat berupa meningitis, abses ekstradural, epidural atau subdural, trombosis sinus kavernosus atau abses lobus frontalis apabila infeksi menyebar melalui dinding belakang sinus. Osteomielitis dan abses superiostealIni merupakan kompliaksi yang paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi. Sinusitis subakut atau kronik apabila sinusitis akut tidak diobati atau diberikan penanganan yang tidak sesuai.

PrognosisSinusitis secara primer tidak menyumbang angka kematian kecuali terkomplikasi. Sekitar 40% kasus sembuh sendiri tanpa bantuan antibiotik. Angka kesembuhan spontan dari sinusitis viral mencapai 98%. Beberapa studi menunjukkan perbaikan sampai 25% kasus sinusitis frontalis dengan pengobatan yang tepat dan operasi.Soepardi, E. A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., dan Restuti, R. D. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUIAdams, G. L., Boies, L. R., Higler, P. A. 1997. BOIES Buku Ajar Penyakit THT (BOEIS Fundamentals of Otolaryngology) Edisi Keenam. Jakarta: EGCDhingra, P. L., 2007. Disease of Ear, Nose and Throat 4th Edition. New Delhi: ElsevierLalwani, A. K., 2007. Current Diagnosis & Treatment / Otolaryngology Head and Neck Surgery Second Edition. New York: Mc Graw-Hill