LO NO 3
-
Upload
firdianadiani -
Category
Documents
-
view
223 -
download
4
description
Transcript of LO NO 3
3. Gingivitis
Perkembangan gingivitis sangat jelas dapat diamati dari perspektif klinis. Selain
itu, perubahan yang terjadi dalam jaringan sangat jelas ketika diperiksa di bawah
mikroskop. Dalam arti luas, ada infiltrasi dari jaringan ikat oleh banyak sel
pertahanan, terutama neutrofil, makrofag, sel plasma, dan limfosit. Sebagai hasil dari
akumulasi sel-sel pertahanan ini dan sekresi enzim ekstraseluler yang merusak, ada
gangguan anatomi normal dari jaringan ikat yang mengakibatkan penipisan kolagen
dan proliferasi berikutnya dari epiteljunctional. Vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah menyebabkan peningkatan kebocoran cairan keluar
dari pembuluh darah dan memfasilitasi perjalanan sel pertahanan dari pembuluh darah
ke dalam jaringan, sehingga terjadi pembesaran jaringan, yang muncul eritematosa
dan edematous (yaitu, penampilan klinis gingivitis) .Perubahan ini semua reversibel
jika bakteri tersebut invasi bakteri secara substansial dikurangi dengan meningkatkan
kesehatan rongga mulut.
Penampilan histologis gingivitis. Serangkaian foto mikrograf menggambarkan gingivitis (H &E).
Dalam semua kasus, gigi akan ke sisi kiri gambar. Pembesaran rendah dari gingiva (A) menunjukkan
hiperplasi epitel sulcular dan epitel junctional dengan sel inflamasi pekat menyusup dalam jaringan ikat
yang berdekatan. Perbesaran Medium antar muka jaringan epitel-ikat (B) menunjukkan banyak sel-sel
inflamasi intra epithelial bersama dengan edema interseluler. Jaringan ikat berisi vasodilatasi kapiler(
hiperemia), dan ada infiltrasi banyak sel radang. Pembesaran tinggi (C) menunjukkan neutrofil dan
limfosit kecil transit epitel sulcular.
•
Gambar 1 : Permukaan gingiva halus dan
licin. Terdapat tumpukan plak pada interproksimal gigi. Terjadinya perubahan warna dari
coral pink menjadi kemerahan. Gambar 2: gingiva mengalami resesi.
Perubahan patologi pada gingivitis ditandai dengan adanya serangan
mikroorganisme mulut pada gigi dan kemungkinan di dalam atau di daerah sekitar
sulcus ginggiva. Organisme tersebut mampu mensintesis produk ( seperti kolagenase,
hialuronidase, protease, kondroitin sulfatase, endotoxin) yang dapat menyebabkan
kerusakan epitel dan sel jaringan pengikat, seperti yang terjadi pada daerah
inteseluler, seperti kolagen, substansi dasar, dan glicocalyx(sel coat). Hal ini
mengakibatkan pelebaran jarak antara sel epitel junction selama lesi inisial dapat
disebabkan adanya agen berbahaya yang berasal dari bakteri,produk bakteri untuk
mencapai akses ke jaringan ikat. Produk mikroba mengaktivasi monosit atau
makrofag untuk memproduksi substansi vasoaktif seperti prostaglandin E2 (PbE2),
interferon (IFN), tumor nekrosis factor (TNF), dan interleukin-1
Inflamasi ginggiva terdiri dari 4 tahap:
Tahap I: lesi inisial
Tahap I Ginggivitis: lesi inisial Manifestasi awal inflamasi ginggiva ditandai
dengan adanya perubahan vascular yang terdiri dari dilatasi kapiler dan peningkatan
aliran darah. Perubahan inisial inflamatori ini terjadi pada respon terhadap akitivasi
microbial leukosit dan stimulasi selanjutnya dari sel endotel. Secara klinis, respon
inisial dari ginggiva terhadap plak bakteri tidak jelas terlihat. Secara mikroskopis,
gejala inflamasi akut dapat terlihat pada jaringan ikat dibawah epitel junction.
Perubahan morfologi pembuluh darah (pelebaran kapiler kecil/venula) dan zona
adheren dari neutrofil ke dinding pembuluh yang terjadi selama satu minggu dan
terkadang dua hari setelah plak terakumulasi. Leukosit, terutama sel PMN,
meninggalkan kapiler bemigrasi berlanjut ke dinding pembuluh (diapedesis,
emigrasi). Terlihat peningkatan jumlah sel PMN tersebut di jaringan ikat, epitel
junction, dan sulcus ginggiva. Terbentuk pula protein ekstravaskular. Akan tetapi
penemuan ini tidak berhubungan dengan gejala kerusakan jaringan yang tampak pada
pemeriksaan mikroskopis. Sel PMN tidak membentuk infiltrasi dan keberadaannya
tidak berdasarkan karena adanya perubahan patologi. Perubahan kecil dapat dideteksi
pada epitel junction dan jaringan ikat perivaskuler pada tahap awal. Contohnya, pada
jaringan perivaskuler, matriks jaringan ikat berubah dan terdapat cairan eksudat dan
adanya kerusakan fibrin. Kemudian limfosit dengan segera mengakumulasi
peningkatan dari migrasi leukosit dan terakumulasi dalam sulcus ginggiva yang
berhubungan dengan peningkatan aliran dari cairan ginggiva ke dalam sulcus.
Peranan dan peningkatan respon host juga menentukan pemulihan lesi inisial secara
cepat, dengan perbaikan jaringan dalam kondisi normal, atau berkembang menjadi
inflamasi kronik.
Tahap II: lesi awal
Tahap II Ginggivitis: Lesi Awal The early lesion berkembang dari initial lesion
dalam 1 minggu setelah permulaan akumulasi plak. Secara klinis, early lesion mugkin
tampak seperti gingivitis awal, yang berkembang dari inisial lesion. Seiring
berjalannya waktu, tanda-tanda klinis eritema dapat terlihat, terutama proliferasi
kapiler dan peningkatan formasi loop kapiler antara rete pegs atau ridges. Perdarahan
pada pemeriksaan mungkin juga terjadi. Aliran cairan gingiva dan jumlah dari
leukosit yang bertransmigrasi mencapai jumlah maksimum antara 6 sampai 12 hari
setelah onset dari gingivitis klinik. Pemeriksaan mikroskopik gusi memperlihatkan
infiltrasi leukosit pada jaringan ikat dibawah epithelial junction terdiri dari limfosit
utama ( 75% dengan sel T mayor ), tetapi juga membuat beberapa migrasi neutrofil,
seperti makrofag, sel plasma, dan mast sel. Semua perubahan terlihat dalam lesi
inisial berlanjut ke intensitas dengan early lesion. Epithelium junction menjadi
infiltrasi padat dengan neutrofil, seperti sulkus ginggiva, dan epithelium junction
mulai menunjukkan perkembangan rete pegs atau ridges. Terdapat peningkatan
jumlah destruksi kolagen; 70% kolagen dihancurkan disekitar infiltrasi selular.
Kelompok serat utama mengakibatkan kolagen terlihat berbentuk sirkuler dan
kumpulan-kumpulan serat dentoginggiva. Perubahan pada ciri morfologi pembuluh
darah juga dapat dilihat. PMN`s yang telah meninggalkan pembuluh darah karena
respon terhadap stimuli kemotaktik dari komponen plak yang berjalan ke epithelium,
menyebrangi lamina basalis,dan ditemukan pada epithelium dan muncul di daerah
poket.. PMNs menarik bakteri dan terjadi fagositosis. PMN`s mengeluarkan lisosom
berhubungan dengan ingesti bakteri. Fibroblast menunjukkan perubahan sitotoksik
dengan penurunan kapasitas produksi kolagen.
Tahap III: lesi nyata
Tahap III Gingivitis ( The Estbilished Lesion) Established lesion karakteristiknya
berupa predominan sel plasma dan limfosit B dan kemungkinan berhubungan dengan
pembentukan batas poket gingival kecil dengan poket epithelial. Sel B yang
ditemukan dalam established lesion predominan oleh imunoglobin G1 (IgG1) dan G3
(IgG3). Pada gingivitis kronis (stage III), yang terjadi 2 atau 3 minggu setelah
permulaan akumulasi plak, pembuluh darah menjadi engorged dan padat, vena
kembali dirusak, dan aliran darah menjadi lambat. Hasilnya adalah anoxemia ginggiva
local, yang ditandai dengan adanya corak kebiru-biruan pada gusi yang merah.
Ekstravasasi dari sel darah merah kedalam jaringan ikat dan terganggunya
haemoglobin dalam komponen pigmen dapat juga memperdalam warna kekronisan
inflamasi ginggiva. Established lesion dapat dijelaskan secara klinis selayaknya
inflamasi ginggiva pada umumnya. Secara histology, reaksi inflamasi kronik dapat
diobservasi. Beberapa penelitian menunjukkan inflamasi gingival kronik. Ciri kunci
yang membedakan established lesion adalah peningkatan jumlah sel plasma. Sel
plasma menyerbu jaringan ikat tidak hanya dibawah epithelial junction, tetapi juga
jauh di dalam jaringan ikat, sekitar pembuluh darah, dan antara kelompok-kelompok
serat kolagen. Epithelial junction menyingkap ruangan interselular diisi dengan debris
granular sel, termasuk lisosom diperoleh dari neutrofil, limfosit, dan monosit yang
terganggu. Lisosom mengandung asam hidrolase yang dapat menghancurkan
komponen jaringan. Epithelial junction berkembang menjadi rete pegs atau ridges
yang menonjol dalam jaringan ikat, dan lamina basalis dihancurkan pada beberapa
area. Pada jaringan ikat, serat kolagen dihancurkan disekitar perembesan dari plasma
sel yang intact dan terganggu. Predominan dari sel plasma menjadi karakteristik
utama dari established lesion. Bagaimanapun, beberapa penelitian dari eksperimen
gingivitis pada manusia telah gagal mendemonstrasikan predominansi sel plasma
dalam mempengaruhi jaringan ikat, termasuk satu penelitian dalam durasi 6 bulan.
Peningkatan dari proporsi sel plasma diperjelas dengan gingivitis yang tahan lama,
tetapi waktu untuk perkembangan established lesion mungkin melebihi 6 bulan. Stage
ini terlihat adanya hubungan terbalik antara jumlah kelompok kolagen intact dan
jumlah sel-sel inflamasi. Aktivitas kolagenolitik ditingkatkan dalam jaringan gusi
yang mengalami inflamasi melalui enzim kolagenase. Kolagenase secara normal
berada pada jaringan gusi dan dihasilkan melalui beberapa bakteri oral dan PMN`s.
Penelitian menunjukkan bahwa inflamasi ginggiva kronik mengalami peningkatan
level asam dan alkaline fosfat, β-glukuronidase, β -glukosidase, β -galaktosidase,
esterase, aminopeptida, sitokrom oksidase, elastase, laktat dehidrogenase, dan aril
sulfatase, semuanya dihasilkan dari bakteri dan penghancuran jaringan. Tingkat
mukopolisakarida netral diturunkan, agaknya merupakan hasil dari degradasi
substansi dasar. Established lesion terdapat 2 tipe : beberapa tetap stabil dan tidak
mengalami progress untuk beberapa bulan atau tahun dan yang lain menjadi lebih
aktif dan berubah untuk penghancuran lesi secara progresif. Established lesion juga
tampak reversible dalam rangkaian kejadian yang terjadi pada jaringan sebagai hasil
dari keberhasilan terapi periodontal,secara esensial menjadi kebalikan dari rangkaian
kejadian yang diteliti pada perkembangan gingivitis. Flora kembali dari karakteristik
yang mendukung kerusakan lesi menjadi asosiasi dengan kesehatan periodontal,
persentase sel plasma menurun drastic, dan jumlah limfosit meningkat secara
proporsional.
Tahap IV: lesi lanjutan
Tahap IV Gingivitis ( The Advanced Lesion ) Perluasan lesi kedalam tulang
alveolar merupakan karakter dari stage ke empat yang disebut advanced lesion. Secara
mikroskopik, terdapat fibrosis pada gingival dan manifestasi inflamasi yang menyebar
dan kerusakan jaringan imunopatologi. Pada dasarnya,dalam advanced lesion, sel
plasma berlanjut mendominasi jaringan ikat, dan neutrofil berlanjut mendominasi
epithelial junction dan celah gingival.
Gambaran radiografi menunjukkan terjadinya infeksi jaringan periodontal yaitu
gingivitis