Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/770/3/BAB III.pdfMetode...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/770/3/BAB III.pdfMetode...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
property yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2011 sampai 2012.
Dalam menganalisis faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham,
digunakan laporan keuangan untuk mengukur rasio kinerja keuangan
perusahaan seperti Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER),
Price to Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Dividend yield. Untuk menganalisis faktor makroekonomi
yang mempengaruhi harga saham, digunakan data inflasi.
Sektor industri perusahaan yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia terdiri atas beberapa sektor, seperti sektor pertanian,
pertambangan, jasa, dan property. Penelitian ini menggunakan saham
perusahaan sektor property sebagai objek penelitian karena potensi
kenaikan sektor property.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
causal study. Causal study adalah penelitian yang ingin menggambarkan
hubungan sebab akibat (melihat ada atau tidaknya signifikansi) atas satu
atau lebih masalah (antar variabel dalam penelitian) (Sekaran, 2010).
49
Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
Metode penelitian Causal study dipilih untuk mengukur
pengaruh faktor fundamental dengan menggunakan rasio-rasio keuangan
seperti: Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to
book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Dividend Yield, Debt to
Equity (DER), dan faktor makroekonomi seperti: inflasi, terhadap harga
saham.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Variabel terikat (dependent Variable)
Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel bebas (Sekaran, 2010). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah rata-rata harga saham per tahun, untuk harga yang dipakai dalam
penelitian ini adalah harga saham penutupan secara harian (closing
price) untuk periode tahun 2011 sampai tahun 2012. Variabel terikat
dalam penelitian ini diukur dengan skala rasio. Jones (2010)
menyatakan rumus untuk rata-rata harga saham adalah:
Keterangan:
Ẍ = Rata-rata harga saham
∑x = Harga saham penutupan secara harian
n = Jumlah hari
2. Variabel bebas (independent Variable)
2Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
Variabel independen merupakan variabel penyebab atau variabel yang
memberikan pengaruh terhadap variabel dependen dalam penelitian ini
(Sekaran, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini diukur dengan
skala rasio. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Earning per Share (EPS).
Earning per Share adalah rasio yang menunjukkan laba bersih atau
pendapatan perusahaan yang akan dibagikan untuk setiap saham
yang beredar. Semakin besar EPS menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan baik.
Weygandt, Kimmel, Kieso (2013) menyatakan rumus EPS, yaitu:
Keterangan:
EPS = Earning per Share
Net Income = laba yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang
saham.
Weighted average ordinary shares Outstanding = jumlah saham
biasa yang beredar.
b. Price Earning Ratio (PER)
3Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
Rasio Price Earning Ratio menggambarkan minat investor
membayar suatu saham untuk setiap pendapatan perolehan laba
perusahaan tiap lembar sahamnya. Semakin rendah nilai PER, maka
minat investor meningkat karena termasuk kategori murah.
Weygandt, Kimmel, Kieso (2013) menyatakan rumus PER, yaitu:
Keterangan:
PER = Price Earning Ratio
Market Price per Share = rata-rata harga saham per lembar.
Earning Per Share = laba bersih yang berhasil diperoleh
perusahaan untuk setiap unit saham selama
suatu periode tertentu.
c. Price to Book Value (PBV)
Rasio Price to Book Value dapat digunakan untuk menilai tingkat
nilai buku yang investor bersedia bayarkan untuk suatu saham. Nilai
buku perusahaan yang lebih besar dibandingkan harga sahamnya,
menunjukkan saham tersebut undervalue.
Siamat (2005) menyatakan rumus PBV, yaitu:
Keterangan:
PBV = Price to Book Value
Price of Stock = Harga saham per lembar.
4Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
Book value (Gitman, 2009:354)=
d. Return on Equity (ROE)
Rasio Return on Equity mengukur keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan laba bagi para pemgang sahamnya untuk setiap
ekuitas yang diinvestasikan.
Weygandt, Kimmel, Kieso (2013) menyatakan rumus ROE, yaitu:
Keterangan:
ROE = Return on Equity.
Net income = laba bersih tahun berjalan perusahaan.
Average ordinary shareholders equity =
e. Dividend Yield
Dividend yield adalah sebuah rasio keuangan yang menunjukkan
berapa banyak perusahaan membayar dividen untuk tiap tahunnya
dibandingkan dengan harga sahamnya. Ketika tidak adanya capital
gain, dividen yield adalah laba atas investasi untuk saham. Menurut
Guinan (2010) rumus Dividend Yield, yaitu:
5Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
Keterangan:
Dividend yield = keuntungan atas dividen yang diinginkan.
f. Debt to Equity (DER)
Rasio Debt to Equity menunjukkan tingkat utang yang dapat
dibayarkan dengan ekuitas perusahaan. Tingkat utang yang besar
dapat menyebabkan penurunan kinerja perusahaan.
Guinan (2010) menyatakan rumus DER, yaitu:
Keterangan:
Debt to Equity = rasio yang membandingkan tingkat utang
perusahaan dengan tingkat ekuitas perusahaan.
g. Inflasi
Inflasi merupakan proses kenaikan harga barang secara umum dan
terus-menerus. Sehingga inflasi dapat mengakibatkan menurunnya
daya beli masyarakat, karena secara riil tingkat pendapatannya juga
menurun.
D. Teknik Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua. Dalam penelitian
ini, data yang diperlukan berasal dari laporan keuangan perusahaan sektor
6Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
property selama tahun 2011 sampai 2012, serta data inflasi tiap bulan
selama satu tahun yang diperoleh dari situs Bank Indonesia (bi.go.id).
Data laporan keuangan perusahaan sektor property ini
didapatkan dengan metode dokumentasi dari ringkasan laporan keuangan
perusahaan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat
diperoleh dengan cara mengakses situs BEI (www.idx.co.id). Untuk harga
saham, digunakan rata-rata harga saham penutupan harian selama satu
tahun (sesuai hari perdagangan), data diperoleh dari situs
(finance.yahoo.com).
E. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel merupakan sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini
dianggap mewakili keberadaan populasi penelitian ini. Dalam penelitian
ini sampel diambil dengan metode purposive sampling untuk pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan subjektif yang disesuaikan dengan
kebutuhan dalam penelitian.
Adapun kriteria-kriteria sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Perusahaan sektor property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
secara berturut-turut selama periode Januari 2011 sampai Desember
2012,
7Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
2. Laporan keuangan perusahaan sudah diaudit oleh kantor akuntan
publik.
3. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.
4. Saham perusahaan sektor property aktif diperdagangkan. (dengan
kriteria, dalam 3 bulan, jumlah volume transaksi lebih dari satu miliar
saham).
5. Perusahaan yang memperoleh jumlah laba bersih positif untuk tahun
berjalan selama tahun 2011 sampai 2012.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik regresi.
Analisis regresi memiliki fungsi mengetahui pengaruh satu atau beberapa
variabel bebas (Independent Variable), yaitu Earning per Share (EPS),
Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Return on Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Dividend yield, inflasi, terhadap
variabel terikat (Dependent Variable) secara parsial (individu) maupun
secara simultan (bersamaan), karena dalam penelitian ini menggunakan
lebih dari satu variabel bebas, maka model analisis data yang digunakan
adalah regresi linier berganda.
1. Statistik Deskriptif
Data yang diteliti perlu diringkas dan disajikan dengan baik sehingga
bisa menggambarkan data yang lebih mudah dimengerti, dan informatif
bagi pihak lain. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan statistik
8Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
deskriptif. Statistik deskriptif merupakan bagian dari ilmu statistika
yang mempelajari alat, teknik, prosedur yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendekripsikan kumpulan data atau hasil
pengamatan. Statistik deskriptif ini meliputi frekuensi, deskriptif,
eksplorasi data, dan analisis rasio. Perhitungan dilakukan menggunakan
program SPSS versi 20.
2. Uji Kualitas Data
Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji F dan t mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan
uji statistik (Ghozali, 2011).
Pada peneliti ini, uji normalitas dilakukan dengan uji grafik
(P-Plot). Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Cara menilai uji grafik adalah:
1. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
9Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
2. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2011).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji, apakah model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Uji asumsi klasik
digunakan untuk memastikan bahwa multikolinearitas, autokorelasi,
regresi berganda dan heteroskedastisitas tidak terdapat dalam model
yang digunakan dan data yang dihasilkan terdistribusi normal. Jika
keseluruhan syarat tersebut terpenuhi, berarti bahwa model analisis
telah layak digunakan.
a. Uji Multikolonieritas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi linier antara
variabel independen. Uji multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai
tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas
adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10
(Ghozali, 2011).
10Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. cara untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Scatterplot. Grafik
ini dibentuk dari ZPRED (sebagai variabel dependen) dengan
residualnya SRESID. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan
adalah (Ghozali, 2011):
1. Jika terdapat pola tertentu atau titik-titik membentuk pola tertentu
yang teratur, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
2. Jika tidak terdapat pola yang jelas atau titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul
karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu
atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu
atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Salah satu cara
11Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan
metode Run Test (Ghozali, 2011).
Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat
pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: residual (res_1) random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi.
HA: residual (res_1) tidak random atau terjadi autokorelasi.
4. Uji Hipotesis
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda karena terdapat variabel independen lebih dari satu. Pengujian
terhadap analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas (independen) mempengaruhi
variabel terikat (dependen).
Persamaan linier regresi ganda adalah sebagai berikut:
Harga Sahamit = α0 +α1 EPSit +α2 PERit + α3 PBVit + α4 ROEit + α5
Dividend Yieldit + α6 DERit + α7 Inflasiit + e
Keterangan:
Harga Sahamit = Harga saham perusahaan i pada periode t.
EPSit = Earnings per Share perusahaan i pada periode t.
PERit = Price Earning Ratio perusahaan i pada periode t.
12Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
PBVit = Price to book Value perusahaan i pada periode t.
ROEit = Return on Equity perusahaan i pada periode t.
Dividend Yieldit = Dividend Yield perusahaan i pada periode t.
DERit = Debt to equity perusahaan i pada periode t.
Inflasiit = Inflasi perusahaan i pada periode t.
α0 - α10 = konstanta regresi.
e = error.
a. Uji Koefisien korelasi (R)
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi
antara dua variabel. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan
(strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak.
Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi
negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya
jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi
rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi
mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis
memberikan kriteria sebagai berikut:
Nilai dari Koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai
dengan 1, nilai -1 berarti terdapat hubungan negatif (berkebalikan)
yang sempurna, untuk nilai 0 berarti tidak terdapat hubungan sama
13Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
sekali, sedangkan untuk nilai 1 berarti terdapat hubungan postif yang
sempurna (http://kk.mercubuana.ac.id).
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011).
Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun
apabila suatu variabel independen ditambahkan kedalam model.
Menurut Gujarati (2003) nilai Adjusted R Square dapat bernilai
negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai tersebut dianggap
0, atau variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan
hubungan dari variabel terikatnya. Secara matematis jika nilai R2 =
1, maka adjusted R2 = R2 =1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka
adjusted R2 = (1-k)/(n-k). Jika k>1, maka adjusted R2 akan bernilai
negatif (Ghozali, 2011).
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
14Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah variabel bebas
secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat
(Ghozali, 2011). Uji ini dapat dilihat pada nilai F. Uji statistik F
mempunyai tingkat signifikansi α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji statistik F adalah jika nilai signifikansi F
(p- value) < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang
menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan
signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2011).
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen secara parsial (individual) berpengaruh terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2011). Uji statistik t mempunyai nilai
signifikansi α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji statistik t adalah jika nilai signifikansi t (p- value)
< 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2011).
15Analisis Faktor..., Suryadi, FB UMN, 2014