Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6550/6/BAB III.pdf · 34 dan...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6550/6/BAB III.pdf · 34 dan...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
32
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Film animasi pendek dua dimensi berjudul “Snowy Patchouli” dibuat berdasarkan
ide cerita dari imajinasi bertema drama yang dipadu dengan plot twist sebagai inti
klimaks dari keseluruhan animasi. Film animasi ini berdurasi 5-7 menit dan
memiliki latar belakang tahun 2017 di negara Wales, United Kingdom. Inti cerita
dari animasi “Snowy Patchouli” adalah persahabatan sejati antara seorang anak
tuna rungu bernama Viola dengan seorang anak laki-laki bernama Remus, namun
hubungan itu tidak dapat bertahan lama.
Pengumpulan data sebagai bahan dasar pembuatan cerita dan desain
keseluruhan berasal dari hasil pencarian teori dalam buku acuan, wawancara
dengan narasumber terkait, pengamatan dan dokumentasi lapangan. Pada bagian
wawancara, hasil yang didapat adalah wawancara terhadap seorang tuna rungu,
pemilik anjing jenis Pembroke Welsh Corgi dan seorang mahasiswi yang tinggal
di negara Wales, United Kingdom. Pengamatan langsung terhadap anjing jenis
Pembroke Welsh Corgi juga dilakukan demi pendalaman tokoh yang lebih luas.
Sedangkan untuk dokumentasi lapangan, sudah tergabung dalam sesi wawancara,
terutama untuk keadaan musim dingin di negara Wales.
3.1.1. Sinopsis
Viola adalah gadis tuna rungu yang selalu menghabiskan waktunya sendiri di
sebuah taman. Suatu hari, datang seorang anak laki-laki bernama Remus dan tiba-
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
33
tiba ingin berkenalan dengan Viola. Karena Viola tidak bisa mendengar dan
berbicara dengan lancar, mereka akhirnya saling berkomunikasi dengan tulisan di
buku milik Viola. Lama-kelamaan, ikatan persahabatan mereka semakin kuat dan
mereka saling berjanji untuk bermain setiap hari di taman itu. Namun, tiba-tiba
Viola tidak pernah lagi datang untuk menemui Remus. Remus masih percaya pada
Viola dan terus menunggunya di sana. Pada akhirnya, mereka berdua dapat
bertemu kembali, namun kenyataan yang pahit menimbulkan rasa penyesalan
yang amat besar dalam diri Viola.
Latar tempat dalam film “Snowy Patchouli” adalah negara dengan empat
musim, walaupun begitu bahasa yang digunakan untuk komunikasi antara tokoh
Remus dan Viola menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan untuk
memberitahukan bahwa film animasi ini diciptakan oleh seorang warga negara
Indonesia. Contoh film animasi yang dapat mewakilkan alasan ini adalah Kungfu
Panda dan Moriendo. Kungfu Panda memiliki latar tempat di Cina, namun
menggunakan bahasa Inggris untuk suara para tokohnya. Sedangkan Moriendo
yang merupakan film animasi indie buatan mahasiswa Bina Nusantara memiliki
latar tempat di negara empat musim, tapi tetap menggunakan bahasa Indonesia
sebagai sarana komunikasi antar tokoh.
3.1.2. Posisi Penulis
Posisi penulis dalam laporan ini adalah sebagai peneliti dalam proses perancangan
tokoh utama film animasi “Snowy Patchouli” untuk menemukan acuan dan
sumber teori yang tepat agar dapat diaplikasikan dalam proses produksi. Selain
itu, penulis juga berperan secara keseluruhan dalam proses praproduksi, produksi
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
34
dan pascaproduksi karena film animasi ini adalah proyek yang dilakukan secara
individu.
3.2. Tahapan Kerja
Tahapan kerja dimulai dengan pembuatan konsep dan tema tentang animasi apa
yang ingin diciptakan serta apa yang mau disampaikan. Sinopsis cerita yang
lengkap ditulis setelah mematangkan konsep dan tema. Kemudian untuk penulisan
laporan, topik ditentukan sesuai dengan bidang yang paling dikuasai. Setelah itu,
adanya proses pembuatan look development awal tokoh yang masih sangat kasar
dan belum melalui tahap penelitian lebih lanjut. Proses penelitian tentang dua
tokoh utama film “Snowy Patchouli” dimulai dari pendalaman pustaka, kemudian
survey, pendalaman referensi dan penerapan pustaka.
Proses ini dapat berputar-putar karena adanya revisi dan perubahan konsep
tokoh sesuai dengan hasil penelitian yang didapat. Selama proses penelitian
berlangsung, pembuatan three dimensional character dari masing-masing tokoh
juga berjalan sesuai dengan perubahan hasil penelitian. Setelah semua terbentuk,
finalisasi gaya visual dan rancangan masing-masing tokoh dibuat dan disesuaikan
dengan hasil penelitian. Berikut adalah bagan proses tahapan kerja dalam
perancangan tokoh utama dalam film animasi “Snowy Patchouli”.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
35
Gambar 3.1. Skema tahapan kerja perancangan tokoh (Dokumentasi pribadi)
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
36
Gambar 3.2. Skema tahapan kerja setelah perancangan tokoh (Dokumentasi pribadi)
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
37
3.3. Acuan
3.3.1. Tokoh Viola
a. Wawancara
Sebagai salah satu bahan referensi untuk tokoh Viola, terdapat wawancara yang
dilakukan dengan seorang gadis tuna rungu. Tahap wawancara dapat memberi
informasi yang lebih jelas mengenai seorang tuna rungu. Hal ini dilakukan karena
apabila observasi, data yang didapat kurang begitu akurat. Gadis yang
diwawancarai juga terlihat tidak begitu berbeda dengan gadis normal pada
umumnya.
Tahap wawancara dilakukan dengan seorang gadis bernama Joanna
Kartika, seorang mahasiswi jurusan Desain Grafis di Universitas Multimedia
Nusantara. Dia adalah seorang teman dan penyayang binatang.
Menurutnya, ada berbagai cara berkomunikasi dengan orang lain,
beberapa yang sering digunakan adalah berbicara langsung tapi cenderung pelan,
bahasa isyarat, mengetik di handphone dan menulis di kertas. Apabila berbicara
langsung biasanya kepada orang yang bisa dengar dan berjarak dekat dengannya,
namun kurang efektif karena suaranya cenderung pelan. Bahasa isyarat digunakan
saat berbicara dengan orang yang sama-sama mengerti. Namun apabila orang lain
sulit berkomunikasi dengan cara-cara tersebut, mengetik atau menulis adalah
solusi yang tepat.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
38
Joanna mengatakan kalau alat bantu dengar sangat penting dan ia akan
kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari jika tidak memakainya. Alat bantu
dengar berguna untuk merasakan getaran suara yang ada di sekitarnya. Harga alat
bantu dengar cukup mahal, sekitar tiga puluh juta tiap pasang, menggunakan
baterai yang kuat hingga dua minggu.
Gambar 3.3. Joanna Kartika (Dokumentasi pribadi)
b. Websearch dan Video
Salah satu video dokumenter singkat yang didapat dari Youtube yang berjudul A
Day Through a Deaf Person. Menceritakan tentang keseharian seorang gadis tuna
rungu bernama Ren. Video ini menjelaskan bahwa seorang tuna rungu secara
penampilan tidak jauh berbeda dengan orang normal lainnya, yang berbeda
hanyalah cara berkomunikasi mereka. Apabila ia berbicara dengan sesama tuna
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
39
rungu, terlihat lebih terbuka dan banyak berkata-kata, karena mereka saling
berkomunikasi lewat bahasa isyarat. Sedangkan apabila berbicara dengan orang
yang tidak mengerti bahasa isyarat, ia lebih memilih untuk menulis atau
menggunakan bahasa tubuh, namun bahasa tubuh sering kali kurang efektif.
Berkomunikasi dengan orang normal membuat ia lebih diam dan merasa kurang
percaya diri karena tidak mengerti apa yang mereka katakan, terutama saat
mereka berbicara menggunakan mulut.
Gambar 3.4. Seorang tuna rungu menulis pesan yang ingin dikatakan (http://www.youtube.com )
Gambar 3.5. Seorang tuna rungu menggunakan bahasa tubuh (http://www.youtube.com )
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
40
Film animasi “Snowy Patchouli” memiliki latar tempat sebuah taman di
sebuah negara dengan empat musim dan saat itu sedang musim dingin. Oleh
karena itu, untuk mempermudah perancangan tokoh dengan latar musim dingin,
diperlukan sumber tertentu untuk menjelaskan tentang cara berpakaian saat
musim dingin melanda. Salah satu sumber yaitu seorang perempuan asal
Indonesia bernama Aggy yang tinggal di Inggris untuk waktu yang cukup lama.
Aggy menuliskan secara lengkap di blog miliknya tentang cara berpakaian yang
benar dan nyaman saat musim dingin selama tinggal di Inggris.
Gambar 3.6. Gaya berpakaian Aggy saat musim dingin (http://www.dreamexplorewander.com )
Menurutnya, pada beberapa kota di Inggris seperti Leeds dan Nantes yang pernah
dijadikan tempat tinggal, saat musim dingin tidak terlalu dingin dan saat musim
panas juga tidak terlalu panas. Saat musim dingin tiba, disarankan untuk memakai
baju berlapis, selain menghangatkan tubuh, baju berlapis juga dapat menyerap
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
41
keringat dari tubuh dan mengalihkannya ke lapisan berikutnya. Lapisan paling
dalam sebaiknya ketat dan hangat, lapisan berikutnya bisa baju biasa, lalu lapisan
terakhir jaket. Jaket yang dipilih disesuaikan dengan kondisi cuaca dan jaket atau
mantel yang berkantung besar dapat menjadi alternatif untuk menghangatkan
tangan.
Gambar 3.7. Gaya berpakaian Aggy saat musim dingin (http://www.dreamexplorewander.com )
Untuk musim dingin, disarankan menggunakan boots atau sepatu yang memiliki
sol dan lapisan tebal. Sepatu olahraga biasa juga dapat dipakai apabila dinginnya
tidak begitu menusuk. Menggunakan sepatu di musim dingin sebaiknya yang non-
slip, ini sangat penting agar tidak mudah terpeleset. Selain sepatu, kaos kaki yang
hangat juga mendukung proses penghangatan tubuh. Syal juga menjadi favorit
banyak orang karena tipis dan bisa dipakai saat musim hangat atau tidak terlalu
dingin dan yang tebal berguna saat musim dingin.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
42
Gambar 3.8. Gaya berpakaian Aggy saat musim dingin (http://www.dreamexplorewander.com )
Berbicara tentang musim dingin di Inggris, terdapat narasumber lain yang
merupakan seorang mahasiswi asal Welsh, Inggris bernama Freya Whelan yang
mau menceritakan bagaimana kehidupan di sana. Menurutnya, saat musim dingin
kebanyakan orang lebih memilih untuk diam di rumah, terutama saat hujan,
namun saat cuaca tidak terlalu dingin atau sedikit bersalju, mereka cenderung
suka berada di luar rumah. Terkadang cuaca terasa dingin namun diiringi sinar
matahari sehingga orang-orang memilih untuk bermain di luar. Terdapat beberapa
kesamaan pendapat antara Freya dengan Aggy tentang cara berpakaian di Inggris,
seperti memakai syal, jaket tebal atau mantel, sepatu boots dan celana jeans.
Secara fisiologis, tokoh Viola memiliki referensi dari seorang Youtuber
dan pengusaha muda bernama Rae Kanoa yang baru berumur 17 tahun. Rae
adalah seorang keturunan Asia yang lahir dan tinggal di Nevada, Amerika Serikat.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
43
Gambar 3.9. Rae Kanoa (http://www.youtube.com )
Gambar 3.10. Rae Kanoa (http://www.youtube.com )
Rae memiliki kulit berwarna sawo matang, berambut hitam dan bermata
sipit. Dia juga memiliki ukuran tubuh yang cenderung pendek dan kurus. Tokoh
Viola terbentuk berdasarkan fisik dari Rae, dengan berbagai penyesuaian teori dan
latar belakang Viola.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
44
c. Film
Secara psikologis, salah satu tokoh dari film animasi Jepang, Koe no Katachi (A
Silent Voice) bernama Shouko Nishimiya adalah acuan utama dalam
penggambaran psikologis Viola. Shouko Nishimiya adalah seorang gadis SMA
yang tuna rungu dan berusaha untuk berteman dan tidak merepotkan orang lain
karena kekurangannya.
Gambar 3.11. Shouko Nishimiya (http://www.indoxxi.com )
Gambar 3.12. Shouko Nishimiya (http://www.indoxxi.com )
Shouko memiliki kepribadian yang cenderung introvert karena
kekurangannya, namun dia memiliki pendirian yang kuat dan berkeinginan untuk
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
45
tidak menjadikan kekurangannya sebagai penghalang dalam berkomunikasi.
Shouko cenderung pendiam dan pemalu, sifatnya juga penyabar walaupun banyak
teman sekelas yang menindas dirinya. Shouko juga menguasai bahasa isyarat,
namun sebagai perkenalan pertama dengan teman-teman sekelasnya yang tidak
mengerti bahasa isyarat, Shouko menggunakan buku sebagai alat komunikasi.
Dalam beberapa adegan dalam film ini, terdapat beberapa petunjuk yang
menunjukkan kalau Shouko adalah seorang tuna rungu. Saat ia disuruh guru untuk
memperkenalkan dirinya, Shouko tidak merespon, namun saat ditepuk
pundaknya, Shouko barulah bereaksi. Ketika guru menjelaskan sesuatu di depan,
Shouko terlihat tidak mengerti dan ia juga terlambat bernyanyi saat latihan paduan
suara. Suaranya terdengar sedikit aneh dan pelafalannya kurang bisa dimengerti
orang awam.
Secara sosiologis, tokoh Viola diciptakan berdasarkan tokoh Cinderella
dari animasi klasik Disney berjudul “Cinderella”. Tokoh Cinderella memiliki latar
belakang keluarga yang cukup menyedihkan. Ia memiliki ayah yang sangat
menyayanginya, didampingi oleh ibu dan dua saudara perempuan tiri. Namun
sejak ayahnya meninggal, ibu dan dua saudara tirinya menjadi kejam dan tidak
segan-segan menjadikan Cinderella sebagai pembantu mereka. Cinderella
memiliki hobi yang berhubungan dengan kesenian, seperti bernyanyi, menari dan
menjahit pakaian. Cinderella juga penyayang binatang, terbukti dari banyak
binatang yang mau berteman dengannya. Penggambaran tokoh Viola yang
berdasarkan tokoh Cinderella disesuaikan juga dengan teori serta kondisi
fisiologis dan psikologisnya.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
46
Gambar 3.13. Cinderella (http://www.princess.disney.com )
3.3.3.1. Perbandingan Acuan yang Didapat untuk Tokoh Viola
Tabel 3.1. Perbandingan Acuan Tentang Seorang Tuna Rungu (Dokumentasi pribadi)
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
47
3.3.2. Tokoh Remus
a. Film
Secara keseluruhan, referensi untuk tokoh Remus terdiri dari dua jenis, yaitu
Remus dalam wujud manusia dan anjing Corgi. Secara fisiologis, tokoh Remus
(manusia) memiliki referensi dari seorang aktor asal Amerika bernama Ty
Simpkins. Aktor kelahiran 6 Agustus 2001 ini terkenal sejak perannya dalam
beberapa film ternama dunia seperti Iron Man 3, Insidious: Chapter 1 & 2 dan
Jurassic World.
Gambar 3.14. Ty Simpkins (http://www.hollywoodlife.com )
Gambar 3.15. Ty Simpkins (http://www.youtube.com )
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
48
Ty Simpkins memiliki rambut yang pirang kecoklatan, bermata besar dan
berwarna biru, bentuk wajah yang sedikit lonjong, berparas tampan dan manis.
Tokoh Remus (manusia) digambarkan dari Ty Simpkins yang saat itu masih
berumur 14 tahun dan membintangi film Jurassic World.
Berbicara tentang transformasi dari hewan ke manusia atau sebaliknya,
terdapat sebuah film yang menjadi salah satu referensi untuk Tokoh Remus yaitu
Brave. Dalam film Brave, ibu Merida mendapat kutukan yang mengubahnya dari
seorang ratu menjadi seekor beruang besar. Sosoknya sebagai ratu anggun dan
cantik memang tidak tergambarkan dalam wujud beruang besar, namun caranya
bersikap masih selayaknya seorang ratu. Walaupun begitu, karena mendapat
kutukan, terkadang kebiasaan alami seekor beruang muncul di saat yang tidak
terduga.
Gambar 3.16. Ratu Elinor (http://www.disney.wikia.com)
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
49
Penerapannya terhadap tokoh Remus adalah cara menggambarkan sosok
asli Ratu Elinor dalam wujud beruang besar. Bedanya, Remus aslinya adalah
seekor anjing, tapi digambarkan sebagai manusia sehingga masih memiliki
kualitas dan ciri khas dari seekor anjing. Oleh karena itu, hal yang harus
diperhatikan adalah bagaimana menampilkan esensi seekor anjing Corgi dalam
wujud manusia. Dalam salah satu adegannya, Ratu Elinor dalam wujud beruang
masih memperdulikan mahkotanya dan makan buah beri beracun di hutan dengan
ranting sebagai pengganti garpu. Hal ini menjadi penanda kalau Ratu Elinor masih
ada di alam bawah sadarnya bahwa dirinya adalah seorang ratu, bukan beruang.
b. Wawancara dan Observasi
Tokoh Remus (anjing Corgi) memiliki referensi dari anjing Corgi milik seorang
wanita bernama Jessie yang tinggal di area Jakarta Barat, Indonesia. Sang pemilik
anjing Corgi, Jessie bersedia menjadi narasumber untuk kebutuhan referensi
dalam penggambaran tokoh Remus (anjing Corgi). Anjing Corgi ini bernama Sir
Patrick yang baru lahir pada 6 Mei 2017 lalu.
Gambar 3.17. Sir Patrick (http://www.instagram.com )
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
50
Gambar 3.18. Sir Patrick (http://www.instagram.com )
Melalui proses observasi, Sir Patrick memiliki tubuh yang sama seperti
anjing Corgi pada umumnya, pendek dan berbulu tebal. Bulunya berwarna coklat
muda kepirangan dengan dominan warna putih. Matanya berwarna hitam dan
terlihat selalu ceria serta aktif. Karena masih berumur sekitar 4 bulan lebih, Sir
Patrick tergolong masih anak-anak berumur 12-13 tahun apabila dibandingkan
dengan umur manusia.
Secara psikologis, tokoh Remus keseluruhan terinspirasi juga dari anjing
Corgi milik Jessie, Sir Patrick. Melalui proses wawancara, diketahui bahwa anjing
Corgi ini fisiknya sangat prima dan sempurna. Sir Patrick adalah anjing yang
pemberani dan suka membela yang lemah. Sifat yang ditunjukkan lebih ke arah
pribadi yang extrovert karena easygoing dan mudah bergaul dengan siapapun
yang ia sukai.
Sedangkan secara sosiologis, karena Remus tidak begitu diperlihatkan
latar belakangnya, jadi tidak ada acuan yang begitu spesifik. Namun karena
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
51
keseluruhan inspirasi tokoh Remus berasal dari Sir Patrick, maka secara
sosiologis akan mirip dengannya. Sir Patrick dibeli oleh Jessie dari breeder yang
sangat bertanggung jawab, sehingga saat pertama kali Jessie menjemputnya, Sir
Patrick terlihat gemuk, bulat dan menggemaskan. Sir Patrick memiliki hobi
menggigit mainan dan apapun yang menurutnya bisa digigit, sampai kadang bisa
sampai merusaknya.
3.3.3.2. Perbandingan Acuan yang Didapat untuk Tokoh Remus
Tabel 3.2. Perbandingan Acuan Tokoh Remus (Dokumentasi pribadi)
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
52
3.4. Proses Perancangan
3.4.1. Tokoh Viola
1. Rancangan awal tokoh Viola
Pada awalnya, tokoh Viola sudah diciptakan sejak Ujian Akhir Semester
matakuliah 2D Animation. Tokoh Viola diciptakan sebagai pemeran utama dalam
bumper animasi yang dibuat untuk memenuhi syarat ujian. Konsep tempat sama,
namun ceritanya sangat berbeda dengan “Snowy Patchouli” sekarang. Oleh
karena itu rancangan tokoh Viola juga berubah drastis karena berbagai aspek.
Berikut adalah rancangan awal tokoh Viola.
Gambar 3.19. Konsep awal tokoh Viola (Dokumentasi pribadi)
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
53
Gambar 3.20. Konsep awal tokoh Viola (Dokumentasi pribadi)
Terdapat dua kali perubahan konsep awal tokoh Viola. Gambar pertama
adalah rancangan Viola untuk keperluan ujian mata kuliah 2D Animation. Gambar
kedua adalah perubahan untuk menyederhanakan tokoh Viola, namun masih ada
unsur yang sama yaitu warna rambut, mata, kulit dan pakaian. Pembuatan
rancangan tokoh di atas dilakukan sebelum memulai proyek tugas akhir, sehingga
belum berdasarkan studi pustaka dan acuan lebih lanjut tentang perancangan
tokoh.
2. Three dimensional character tokoh Viola
Secara fisiologis, pada awal cerita Viola berusia 14 tahun dengan tinggi 148 cm
dan berat 38 kg. Ia memiliki ciri khas dari ras Mongoloid Asia. Penampilannya
sederhana dan mantel yang ia gunakan agak sedikit kotor karena setiap hari
dipakai. Postur tubuhnya cenderung tertutup dan suka menunduk. Memiliki warna
rambut hitam, mata coklat tua dan kulit sawo matang. Wajahnya cenderung
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
54
berbentuk bulat dan hidungnya kurang mancung. Bentuk matanya sipit dan tidak
memiliki kelopak mata. Viola adalah seorang tuna rungu.
Pada akhir cerita, Viola yang akhirnya kembali bertemu dengan Remus
terlihat berubah. Rambutnya sedikit lebih panjang, pakaiannya tidak lusuh lagi
dan sudah menggunakan alat bantu dengar. Berat badan dan tingginya naik
menjadi 41 kg dan 150 cm.
Secara sosiologis, Viola adalah anak tunggal dan mengalami gangguan
pendengaran sejak umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, ayah kandung Viola
meninggal karena kecelakaan dan ibunya menikah lagi dengan seorang pria asal
Wales, United Kingdom. Viola dan ibunya pindah ke sana dengan harapan
memiliki kehidupan yang lebih baik. Ternyata ayah tiri Viola adalah seorang
penipu dan ibunya menjadi stres. Viola sering menjadi pelampiasan amarah
ibunya sehingga ia lebih sering menghabiskan waktu di taman sambil
menggambar daripada di rumahnya.
Viola menjadi hampir ditelantarkan, oleh karena itu dia pasrah dengan
tidak memiliki alat bantu dengar yang harganya mahal. Pada akhirnya, Viola dan
ibunya berusaha untuk membangun kehidupan yang lebih baik dengan pindah ke
kota lain. Oleh karena itu, Viola tidak sempat berpamitan dengan Remus hingga ia
harus menunggu berbulan-bulan lamanya.
Secara psikologis, Viola selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang
lain dan ingin memiliki teman. Sifatnya cenderung pendiam dan tertutup, namun
ia akan sangat senang apabila ada orang yang tulus ingin berteman dengannya.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
55
Viola terbiasa untuk selalu tabah akan segala kondisi kehidupan yang
menimpanya dan memilih untuk melakukan hal-hal yang ia sukai. Viola memiliki
bakat menggambar dan bahasa isyarat yang ia pelajari saat masih kecil.
3. Sketsa rancangan tokoh Viola
Gambar 3.21. Sketsa rancangan tokoh Viola (Dokumentasi pribadi)
Setelah menentukan three dimensional character dari tokoh Viola, tahap
selanjutnya adalah membuat beberapa alternatif rancangan pakaian, gaya rambut
dan bentuk mata. Model rambut yang digunakan untuk Viola saat pertama kali
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
56
bertemu Remus adalah model D. Dibandingkan model B dan C, model D jauh
lebih cocok dengan kepribadian Viola yang pendiam dan tidak berasal dari
keluarga yang bahagia. Selain itu, bagian poni dibuat pendek dan terlihat
berantakan untuk menunjukkan ekspresi dan kesan gadis yang lugu. Model
rambut A dipilih setelah menentukan model rambut awal. Model rambut ini
terlihat lebih panjang karena digunakan untuk Viola saat bertemu kembali dengan
Remus setelah berbulan-bulan lamanya.
Bentuk mata D dipilih karena menyesuaikan dengan ciri khas mata dari ras
Mongoloid Asia yang rata-rata cenderung sipit dan tidak memiliki kelopak. Selain
itu, karena style dalam rancangan ini menggunakan model mata yang berukuran
besar, bentuk mata sengaja dibuat sedikit tajam ke atas agar terlihat sipit
dibanding mata Remus.
Model pakaian Viola yang dikenakan saat awal cerita menggunakan model
A. Model A dipilih karena terlihat lebih sederhana dibanding yang lain, hal ini
berkaitan dengan dimensi sosiologis Viola. Model B, C dan D masih memberikan
kesan mewah dan rapi, kurang cocok dengan latar belakang dan kepribadian
Viola. Sedangkan model C dipilih untuk rancangan Viola setelah bertemu kembali
dengan Remus. Semua model dibuat berdasarkan konsep awal dan acuan untuk
tokoh Viola.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
57
4. Rancangan percobaan pertama tokoh Viola
Berikut adalah konsep rancangan pertama tokoh Viola dengan sedikit melakukan
proses studi pustaka dan pencarian referensi. Perancangan ini telah melalui
beberapa perubahan.
Gambar 3.22. Rancangan tokoh Viola (Dokumentasi pribadi)
Melalui pra-sidang 1, konsep rancangan ini mengalami perubahan yang
cukup signifikan karena ada banyak unsur yang tidak sesuai dengan three
dimensional character Viola. Contohnya, Viola memiliki latar belakang keluarga
yang tidak memperhatikan dirinya. Namun pada rancangan ini, Viola di sebelah
kiri terlihat seperti anak dari keluarga berada. Selain itu, Viola berasal dari ras
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
58
Mongoloid Asia, namun warna kulit dan matanya kurang mencerminkan hal
tersebut.
Gambar 3.23. Sketsa gestur tokoh Viola (Dokumentasi pribadi)
Viola cenderung suka menunduk dan tertutup, hal ini berhubungan dengan
sifatnya yang introvert dan pemalu. Dia juga jarang tersenyum karena latar
belakangnya yang kurang bahagia dan tidak punya teman karena pindah ke negara
yang jauh.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
59
Gambar 3.24. Sketsa ekspresi emosi tokoh Viola (Dokumentasi pribadi)
Ekspresi emosi tokoh Viola ini dibuat berdasarkan studi pustaka tentang
enam emosi dasar manusia oleh Granberg (2009). Ekspresi bahagia dibuat natural
dan terkesan polos, alis naik dan mata terbuka secara normal. Ekspresi sedih
dibuat dengan alis yang melengkung ke dalam, mata melihat ke bawah dan
terlihat sayu. Ekspresi marah digambarkan melalui alis yang miring ke tengah
wajah dan bentuk mata lebih tajam. Ekspresi takut dilihat melalui mulut yang
terbuka sedikit, alis dan mata terlihat gelisah dan dilengkapi arsiran di bawah
mata sebagai efek pendukung. Ekspresi terkejut terlihat dari mata dan mulut yang
terbuka lebar, sedangkan ekspresi jijik terlihat dari sorot mata meremehkan dan
alis yang naik sebelah.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
60
3.4.2. Tokoh Remus
1. Three Dimensional Character tokoh Remus
Secara fisiologis, Remus dalam wujud manusia saat awal cerita memiliki ciri fisik
dari ras Kaukasoid Nordik. Remus berumur 14 tahun dengan tinggi 154 cm dan
berat 52 kg. Penampilannya terawat dan posturnya selalu tegap serta terbuka.
Memiliki warna rambut pirang keemasan, mata biru dan kulit putih. Bentuk
wajahnya oval, alisnya tebal, matanya besar dan juga memiliki kelopak mata.
Bentuk telinganya cukup lebar. Sedangkan ketika akhir cerita, karena menderita
kelaparan dan kedinginan, tubuhnya menjadi semakin kurus hingga turun 5 kg.
Penampilannya lusuh seperti tak terurus dan keadaannya memprihatinkan.
Sedangkan Remus dalam wujud anjing Corgi berumur 10 bulan dengan
tinggi 30 cm dan berat 12 kg. Tubuhnya sehat dan gempal, bulunya tebal dan
menggemaskan. Ketika akhir cerita, tubuhnya semakin kurus dan bulunya rontok
karena menderita kelaparan.
Secara sosiologis, Remus adalah seekor anjing Corgi yang sedang mencari
teman sambil membawa bola mainan pemberian pemiliknya terdahulu. Remus
bertemu Viola di sebuah taman dan seketika ia langsung tertarik dan ingin
mengajak Viola bermain. Remus percaya kalau Viola akan menjadi teman
sekaligus majikan yang baik untuknya.
Secara psikologis, Remus memiliki pribadi yang extrovert dan mudah
bergaul dengan siapapun. Sifatnya yang optimis dan selalu ceria selalu membuat
orang-orang disekitarnya tersenyum. Remus adalah seorang yang setia dan
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
61
percaya sepenuhnya pada setiap orang yang ia sukai, termasuk Viola. Remus
dapat membedakan antara orang yang tulus berbuat baik padanya dan yang tidak.
2. Sketsa awal tokoh Remus
Setelah menentukan three dimensional character dari tokoh Remus, tahap
selanjutnya adalah membuat beberapa alternatif rancangan pakaian, gaya rambut
dan bentuk mata.
Gambar 3.25. Sketsa rancangan tokoh Remus (Dokumentasi pribadi)
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
62
Model rambut yang dipilih adalah model C. Hal ini dikarenakan model C
lebih terlihat fluffy dan cocok untuk kepribadian Remus yang enerjik dan penuh
semangat. Model rambut yang fluffy dipilih karena Remus (manusia) dibuat
berdasarkan ciri khas anjing Corgi. Hal ini juga berkaitan dengan acuan dimensi
fisiologis yang dipakai, yaitu Ty Simpkins. Model rambut yang dipilih harus
penggabungan antara ciri khas bulu anjing Corgi dan model rambut Ty Simpkins.
Bentuk mata adalah unsur penting yang menggambarkan kepribadian
suatu tokoh. Bentuk mata yang dipilih adalah model D karena bentuknya dominan
bulat dan memberikan kesan polos, enerjik dan ceria. Selain itu, bentuk mata yang
dipilih juga berdasarkan ciri khas ras Kaukasoid Nordik.
Model pakaian yang dipilih adalah model pakaian musim dingin anak
laki-laki yang memberi kesan simpel, enerjik dan terlihat mudah dikenakan.
Model B dipilih karena memenuhi kriteria tersebut. Model B terlihat simpel dan
mudah dikenakan oleh Remus yang suka aktif bergerak. Model C mungkin
terlihat sedikit mirip dengan model B, namun model B lebih sedikit ornamen
dibanding Model C.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
63
Gambar 3.26. Sketsa gestur tokoh Remus (Dokumentasi pribadi)
Remus senang bergerak dan bermain di luar ruangan. Selalu tersenyum
dan terlihat bahagia. Kehadirannya seakan-akan membawa kebahagiaan dan
menghapus kesedihan setiap orang yang menjadi temannya. Remus (manusia)
tidak digambarkan fluffy dan pendek seperti wujud aslinya karena ada
penyesuaian terhadap ras dan gesturnya yang lincah.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018
64
Gambar 3.27. Sketsa ekspresi emosi tokoh Remus (Dokumentasi pribadi)
Ekspresi emosi tokoh Remus ini dibuat berdasarkan studi pustaka tentang
enam emosi dasar manusia oleh Granberg (2009). Ekspresi bahagia dibuat natural
dan terkesan polos, alis naik dan mata terbuka secara normal. Ekspresi sedih
dibuat dengan alis yang melengkung ke dalam, mata melihat ke bawah dan
terlihat sayu. Ekspresi marah digambarkan melalui alis yang miring ke tengah
wajah dan bentuk mata lebih tajam. Ekspresi takut dilihat melalui mulut yang
terbuka sedikit, alis dan mata terlihat gelisah dan dilengkapi arsiran di bawah
mata sebagai efek pendukung. Ekspresi terkejut terlihat dari mata dan mulut yang
terbuka lebar, sedangkan ekspresi jijik terlihat dari sorot mata meremehkan dan
alis yang naik sebelah.
Perancangan Tokoh Dalam..., Ivonne Febriani, FSD UMN, 2018