PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN...

124

Click here to load reader

Transcript of PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN...

Page 1: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI

PEMBUATAN FILM PENDEK

“1000 WAJAH”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh:

Gregorius Rinto Setyanto

034114008

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

ii

Page 3: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

iii

Page 4: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dalam kehidupan yang baik butuh keadaan yang membaikkan sehingga

tercipta kebaikan. Satu kewajibannya, bahwa kebaikkan

harus menciptakan suasana yang membaikkan.

(Mario Teguh)

Hidup seperti rangkaian kata yang terucap dari bibir manusia setiap

harinya. Jalani hidup dengan santai tetapi tetap serius.

(Greg Rinto)

Tugas Akhir ini Dipersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Yang Maha di Atas Segalanya

Kedua Orangtua

Sixtusia Sekundasari cintaku

Keluarga dan Teman-teman USD

Seluruh Keluarga Besar Dosen dan Karyawan Sanata Dharma

v

Page 5: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah
Page 6: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha di Atas

Segalanya atas sentuhan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

akhir dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra

Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

terselesaikannya tugas akhir ini, yaitu:

1. S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum. sebagai dosen pembimbing I, terima

kasih atas segala bimbingan, masukan, dan perhatian yang diberikan

pada penulis.

2. Drs. B. Rahmanto, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II, terima

kasih atas waktu luang yang diberikan pada penulis.

3. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., Drs. Ari Subagyo, M.Hum., Drs.

Heri Antono, M.Hum., Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. Dra.Fr

Tjandrasih Adji, M.Hum., Drs. Heri Santoso, M.Hum., Drs. FX.

Santosa, dan semua dosen-dosen Sastra Indonesia yang belum

disebutkan, terima kasih atas segala pembelajaran yang telah penulis

terima selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

4. Terima kasih untuk kedua orangtua yang telah memberikan arti

kehidupan dan dengan kesabaran dalam membiayai pendidikanku.

vi

Page 7: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

5. Terima kasih untuk kakaku Rita Setyarini, Nanang Widiatmoko,

adikku Riza Setyarini, Rian Setyanto, dan keponakanku Bernadeta

Narika yang selalu memberi warna dalam hidup ini.

6. Sixtusia Sekundasari cintaku, yang dengan sabar mendampingi dan

mendukung proses hidup ini.

7. Keluarga Lik Estu Santoso atas sponsor dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

8. Para pemain, kru, dan pendukung film ”1000 Wajah”: keluarga besar

Bapak Sadewa, Muntilan. Keluarga besar Ibu Veronika Haryani.

Keluarga besar bapak Sugiminarno, Gamping, Dewok, Gembes,

Bendol, Aji Yulianto, dan semua pihak yang telah membantu proses

ini.

9. Wahyu Prasetyo, Feri, Erry ”Ibot”, Agus, Bembeng dan seluruh

keluarga besar Rumah Jogja yang selalu memberi dorongan untuk

menyelesaikan studi ini.

10. Luisa Rishe Purnama Dewi SPd dan Imam Haryowanto yang dengan

sabar menjadi pembimbing spiritual.

11. Keluarga besar Sastra Indonesia dan Bengkel Satra USD.

12. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma.

13. Hensulara, dan keluarga besar Hendry Suwoto.

vii

Page 8: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,

segala saran dan kritik dari berbagai pihak akan penulis terima dengan senang

hati. Penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Juli 2009

Penulis

viii

Page 9: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang telah saya

tulis ini adalah hasil inspirasi dan imajinasi saya sendiri. Saya tidak mengutip

karya orang lain kecuali telah disebutkan dalam kutipan, daftar pustaka,

sebagaimana layaknya membuat karya ilmiah.

Yogyakarta, September 2009

Penulis

(Gregorius Rinto Setyanto)

ix

Page 10: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

ABSTRAK

Rinto, Gregorius. 2009. Proses Praproduksi Produksi dan Pascaproduksi Pembuatan Film Pendek ”1000 Wajah”. Tugas Akhir STRATA 1 (S-1). Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Dalam penelitian ini dideskripsikan proses praproduksi, produksi, dan

pascaproduksi pembuatan film pendek 1000 Wajah. Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini, yaitu mendeskripsikan proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi pembuatan film 1000 Wajah

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan klasifikasi. Metode deskriptif adalah mendeskripsikan tahap-tahap dalam proses sebuah film. Metode klasifikasi digunakan untuk mengelompokan setiap tahap-tahap dalam pembuatan film. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) studi pustaka, yaitu menelaah pustaka-pustaka yang ada kaitanya dengan penelitian untuk memperoleh data yang akurat. (2) observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap penderita lupus dan mengolah hasil pengamatan menjadi skenario film.

Ada tiga tahapan yang harus dilewati dalam memproduksi sebuah film yaitu, (1) tahap praproduksi yang meliputi tema cerita, ide cerita, skenario, pemeran, modal, storyboard, kostum, lokasi, dan jadwal kegiatan, (2) tahap produksi meliputi penata fotografi dan juru kamera, tata artistik dan seting, property, tata rias, tata cahaya, dan penata suara dan, (3) tahap pascaproduksi yang meliputi editing gambar, editing suara, dan tata musik.

Cerita film pendek 1000 Wajah ini berangkat dari observasi terhadap penderita penyakit lupus. Hasil observasi tersebut diimajinasikan dan diolah dalam bentuk skenario dengan tokoh utama Sari. Nilai yang dituangkan dalam film ini adalah perjuangan sebuah keluarga yang miskin dan hidup di pedesaan, yang salah satu anggota keluarganya (Sari) mengidap penyakit lupus (penyakit langka). Tujuan pembuatan film ini yaitu penulis ingin memberikan sebuah informasi dan edukasi kesehatan mengenai penyakit lupus kepada penonton atau masyarakat pada umumnya.

Proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi pembuatan film pendek 1000 Wajah ini menghasilkan (1) skenario film pendek 1000 Wajah, (2) film 1000 Wajah yang dikemas dalam bentuk DVD, dan (3) laporan tugas akhir yang mendeskripsikan proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi pembuatan film yang telah dilaksanakan.

x

Page 11: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

ABSTRACT

Rinto, Gregorius.. 2010. The Process of Preproduction, Production, and Postproduction Short Film-making “1000 Wajah”. Literature Department. Indonesian Literature. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

This study describes the process of preproduction, production, and postproduction making a short film 1000 Wajah. Objectives to be achieved in this study, namely describe the process of preproduction, production, and postproduction film 1000 Wajah.

This study uses descriptive and classification methods. Descriptive method is used to describe the stages in the process of a film. Classification method used for classifying each stage in making the film. The approaches are (1) reference study, which reviewed the existing libraries related with research to obtain accurate data, (2) observation, namely direct observation of the study object and process the observation results into movie scenario.

There are three stages that must be passed in producing a film that is, (1) preproduction stage, consists of story theme, story idea, players, capital, storyboard, costumes, place, and schedules(2) the production phase, includes photography director, and cameraman, stage managing and setting, property, cosmetic, lighting, and voice director, (3) stages of postproduction, namely video editing, voice editing, and music editting.

Short film’s story 1000 Wajah departs from the true story of Sari which then developed into a writer of fiction. This film tells the struggle of a family living in the countryside, where one family member (Sari) suffers lupus disease which is still rare. The purpose of making this film is the writer wants to provide a medical information about lupus disease to the audience or society at large.

The preproduction, production and postproduction process of making the short film 1000 Wajah results are (1) the short screenplay of 1000 Wajah, (2) the short film 1000 Wajah in DVD format, and (3) final report that describes the preproduction, production, and postproduction process of film making that has been implemented.

xi

Page 12: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………….... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI ............. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................ x

ABSTRACT ...................................................................................... xi

DAFTAR ISI ……………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian …………………………........... 6

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………….......... 6

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………... 6

1.5 Landasan Teori .....................................………………………. 7

1.5.1 Teori Kreatif ……..……………………………............. 7

1.5.2 Film …......…………………………………….……… 7

1.5.3 Tema Ceita ……………………………………………. 8

1.5.4 Ide Cerita …………………………………………….. 9

1.5.5 Skenario ……………………………………………… 9

1.5.6 Sutradara ……………………………………………… 10

xii

Page 13: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

1.5.7 Produser ......................................................................... 11

1.5.8 Modal ............................................................................. 12

1.5.9 Pemeran ......................................................................... 12

1.5.10 Storyboard ..................................................................... 14

1.5.11 Tata Artistik .................................................................. 14

1.5.11.1 Latar dan Setting Cerita ..................................... 15

1.5.11.2 Properti .............................................................. 15

1.5.11.3 Tata Rias ........................................................... 15

1.5.11.4 Kostum ........................................................... 16

1.5.12 Tata fotografi dan Juru Kamera ............................... 16

1.5.13 Tata Suara ................................................................. 17

1.5.14 Tata Cahaya .............................................................. 18

1.5.15 Proses Editing .............................................................. 19

1.5.16 Tata Musik .................................................................. 20

1.6 Metode Penelitian ..... ………………………………………... 21

1.7 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 21

1. 7. 1 Studi Pustaka ............................................................. 21

1. 7. 2 Observasi .................................................................... 21

1.8 Batasan Istilah ......................................................................... 22

1.9 Sistematika Penyajian ............................................................. 23

BAB II PROSES PRAPRODUKSI

PEMBUATAN FILM PENDEK ”1000 Wajah”

2.1 Tema Cerita .... …………………………………………………. 24

2.2 Ide Cerita .................................................................................... 24

xiii

Page 14: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

2.3 Skenario ...................................................................................... 25

2.4 Pemeran ..................................................................................... 34

2.4.1 Tokoh Sari ..………………………………………….. 35

2.4.2 Tokoh Ibu ………………………………………… 35

2.4.3 Tokoh Sari Kecil …………………………………….. 36

2.4.4 Tokoh Simbah ……………………………………… 37

2.4.5 Tokoh Dokter dan Maya …………………………….. 38

2.5 Sutradara dan Produser ............................................................. 38

2.6 Modal ........................................................................................ 42

2.7 Storyboard ................................................................................ 42

2.8 Kostum ..................................................................................... 43

2.9 Lokasi ....................................................................................... 44

2.10 Jadwal Kegiatan ...................................................................... 45

BAB III PROSES PRODUKSI

PEMBUATAN FILM PENDEK ”1000 Wajah”

3.1 Skenario ...................................... ……….....………………… 47

3.2 Penata Fotografi da Juru Kamera .............................................. 59

3.3 Tata Artistik dan Seting ………………...……………………. 66

3.3.1 Properti ...................................................................... 66

3.3.2 Tata Rias ................................................................... 67

3.3.3 Penata Cahaya .......................................................... 68

3.3.4 Penata Suara ............................................................. 69

3.3 Pemeran ………………………………….…………..……….. 70

xiv

Page 15: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

BAB IV PROSES PASCAPRODUKSI

PEMBUATAN FILM PENDEK ”1000 Wajah”

4.1 Editing Gambar ......................................................................... 71

4.2 Editing Suara/Penata Suara ....................................................... 76

4.3 Tata Musik ................................................................................ 77

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 79

5.2 Saran ....................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….... 83

LAMPIRAN ....................................................................................... 85

1 Sinopsis............................................................................................ 85

2 Skenario Akhir................................................................................ 87

3 Story Board...................................................................................... 97

4 Catatan scene..................................................................................... 101

5 cheklist produksi................................................................................ 102

6 Laporan Modal Akhir....................................................................... 104

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................... 106

xv

Page 16: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

DAFTAR GAMBAR

Ganbar 1 Tokoh Sari yang diperankan oleh Sixtusia Sekundasari…. 35

Gambar 2 Tokoh Ibu yang diperankan oleh Veronika Haryani …… 36

Gambar 3 Tokoh Sari kecil yang diperankan Ema ………………... 37

Gambar 4 Tokoh Simbah yang diperankan oleh Winarti ………….. 37

Gambar 5 Sutradarasedang mengontrol kamerawan

saat mengambil gambar ………………………………. 39

Gambar 6 Sutradara sedang berdiskusi

dengan pemain dan beberapa crew …………………….. 40

Gambar 7 Sutradara sedangmemantau pengeditan gambar ………. 41

Gambar 8 Contoh kostum yang digunakan tokoh Ibu dan Sari …... 43

Gambar 9 Contoh kostum yang digunakan

tokoh Simbah dan teman Sari …………………………. 44

Ganbar 10 Contoh hunting lokasi yang digunakan untuk shooting . 44

Ganbar 11 Juru kamera saat mengambil gambar high angle ……… 59

Gambar 12 Contoh the best angle ………………………………… 60

Gambar 13 Kamera VD 170 ……………………………………… 60

Gambar 14 Kaset mini DV ………………………………………... 60

Gambar 15 TV monitor …………………………………………... 60

Gambar 16 Tripod kamera ……………………………………….. 60

Gambar 17 Dolitrack ……………………………………………... 60

Gambar 18 Contoh zoom in ……………………………………… 61

Gambar 19 Contoh gerak pan shoot dari kiri kekanan …………… 61

Gambar 20 Contoh long shoot ........................................................ 62

Gambar 21 Contoh medium shoot ................................................. 62

Gambar 22 Contoh medium close up ............................................ 63

xvi

Page 17: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

Gambar 23 Contoh close up .......................................................... 63

Gambar 24 Contoh extreme shoot ................................................. 63

Gambar 25 Contoh high angle ...................................................... 64

Gambar 26 Contoh low angle ....................................................... 64

Gambar 27 Contoh sudut pengambilan gambar overshoulder...... 64

Gambar 28 Clapper ....................................................................... 64

Gambar 29 Petugas clapper .......................................................... 64

Gambar 30 Catatan adegan .......................................................... 65

Gambar 31 Petugas pencatat adegan ........................................... 65

Gambar 32 & 33 Setting sebuah kamar ...................................... 66

Gambar 34, 35, 36, 37,38, dan 39 Contoh properti dalam

Pembuatan film pendek ”1000 Wajah” ..................... 67

Gambar 39 Penata rias saat merias pemain ................................. 67

Gambar 40, 41, 42, dan 43 Penata cahaya sedang mengatur

asupan cahaya ............................................................ 68

Gambar 44 Contoh voice recorder .............................................. 69

Gambar 45 Contoh mic dinamic pada sebuah monopod ............. 69

Gambar 46 Penata suara .............................................................. 69

Gambar 47 Tokoh teman Sari yang diperankan Wahyu Saputri.. 70

Gambar 48 Editor mengedit film ................................................ 72

Gambar 49 Sutradara mendampingi editor saat melakukan editing 72

Gambar 50 Sutradara melihat scene yang sudah diedit .............. 72

Gambar 51 Tampilan Adobe Premiere Pro Cs 3 ........................ 73

Gambar 52 Tampilan saat memilih hasil rekaman suara ............ 73

Gambar 53 Catatan adegan ........................................................ 73

Gambar 54 Contoh teknik fade in .............................................. 74

Gambar 55 Contoh teknik fade out ............................................ 74

xvii

Page 18: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

Gambar 56 Contoh teknik cut to cut .......................................... 75

Gambar 57 Contoh teknik disolve ............................................. 75

Gambar 58&59 Filtering warna biru transparan ....................... 76

Gambar 60 Tampilan grafik suara saat diedit ........................... 76

Gambar 61 Tampilan grafik suara saat dicocokan dengan adegan 77

xviii

Page 19: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia film di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal ini

didukung dengan adanya perkembangan teknologi yang merambah Indonesia.

Banyaknya pilihan ragam teknologi perfilman merangsang para sineas muda

berlomba untuk belajar dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Antusiasme akan film di Indonesia dapat diamati dari banyaknya festival film

yang diagendakan setiap tahunnya, baik yang berlabel (adanya sponsor) dan

independent (indie) atau tidak terikat sponsor.

Bila menilik ke belakang, sebenarnya film bukanlah barang baru di

Indonesia. Film masuk ke Indonesia sekitar awal abad ke-20, tidak lama awal

penemuannya, hiburan ini mulai merambah ke segala penjuru dunia, tidak

terkecuali Indonesia. Selain sebagai sarana hiburan, film juga dianggap sebagai

ikonografi modernitas suatu bangsa. Ikon hiburan tersebut pertama kali masuk ke

Indonesia di kota Bandung tahun 1907. Film yang diputarnya pun masih

sederhana, maksudnya gambar bergerak tanpa suara (Nugraha, 2007: 1).

Beranjak dari peninggalan budaya asing itulah kemudian Indonesia mulai

berani unjuk gigi dengan memunculkan film-film pendek pada dekade 70-an

dengan film 8mm. Menurut Prakosa (2008: 26), kemunculan film pendek 70-an

bermula dari DKJ-TIM membuat lomba film pendek yang diprakarsai mahasiswa

Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ). Dapat diambil kesimpulan bahwa

1

Page 20: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

2

perkembangan film di Indonesia ternyata tidak berhenti pada masa kolonial saja,

tetapi terus berkembang dan membawa angin segar bagi sineas muda

memunculkan karya-karya terbaru dengan karakteristik dan idealismenya. Tahun

70-an mungkin bagi para sineas muda di Indonesia adalah titik tolak mengenal

budaya perfilman lebih dalam. Dari situlah kemudian mulai bermunculan forum

diskusi dan komunitas film setiap tahunnya. Munculnya Forum Film Pendek

(FFP) yang dimotori oleh anak-anak muda pemerhati film bisa menciptakan isu

nasional seperti di Medan, Bali, dan Lombok (Prakosa, 2008: 26).

Bermula dari tahun 70-an itulah kemudian muncullah berbagai genre film.

Kemunculan berbagai genre film dilatarbelakangi lesunya perfilman di Indonesia

pada tahun 1990 akhir. Prakosa (2008: 14) mengamati perkembangan perfilman

yang layak tonton mengalami pasang surut pada tahun 80-an—90-an akhir. Hal

ini dikarenakan masalah pendanaan yang kurang memadahi (sponsor) dan

sentralisasi perfilman (Pulau Jawa).

Melihat lesunya dunia perfilman beberapa komunitas mulai menyikapi

dengan memunculkan genre film pendek. Dalam Prakosa (2008: 27),

diungkapkan kebebasan berkarya para sineas memunculkan sebuah genre film

tersendiri, yaitu independen atau indie yang oleh pendahulu perfilman di

Indonesia dikategorikan sebagai film pendek. Komunitas yang dimaksud adalah

Komunitas Film Independen (Konfiden) yang berdiri pada 1999 di Bandung.

Setelah itu mulai muncul Pop Corner (Jakarta), Kine Club, Sinema Pemberontak

(Jogja), Kineruku (Bandung), dan yang lainnya.

Page 21: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

3

Pergerakan komunitas tersebut telah menyusup hingga ke pelosok

Indonesia dan semakin terasa kuat. Para sineas (film indie) dari berbagai kota di

Indonesia telah banyak menunjukkan aktivitas berkaryanya. Tidak ada keharusan

bagi para sineas itu untuk terlebih dahulu mendalami teknik-teknik sinematografi.

Sesuai dengan semangat independen, tidak perlu ada ketergantungan pada teori-

teori yang telah mapan.

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri ialah bahwa film adalah media yang

kuat. Melalui film, kita memiliki kuasa untuk mempengaruhi emosi orang dan

membuat mereka melihat banyak hal dari sudut pandang yang berbeda, membantu

mereka menemukan ide-ide baru. Film dapat juga digunakan sebagai media

penyampaian informasi. Melalui bahasa yang disajikan melalui audio-suara dan

visual-gambar oleh pembuatnya, diharapkan film dapat menyampaikan

pengetahuan yang baru bagi penonton.

Film itu sarat tujuan. Ia dapat menghibur, mendidik, melibatkan perasaan,

merangsang pemikiran dan memberikan dorongan. Film dan pendekatan yang

serius terhadapnya—sebagaimana studi sastra, musik, teater—dapat menyumbang

pemahaman seseorang terhadap pengalaman dan nilai-nilai kemanusiaan

(Sumarno, 1996: 85). Lebih lanjut, Sumarno (1996 : 85) menambahkan bahwa

film sebagai seni sangat kuat pengaruhnya, dapat memperkaya pengalaman hidup

seseorang dan bisa menutupi segi-segi kehidupan yang lebih dalam. Film dapat

dianggap sebagai pendidik yang baik. Selain itu, film harus diwaspadai karena

kemungkinan pengaruhnya yang buruk bagi tumbuh kembang anak.

Page 22: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

4

Menurut Sumarno (1996 : 97) Film memiliki tiga nilai yang harus

dipertimbangkan, yaitu nilai hiburan, nilai pendidikan, dan nilai artistik. Hampir

semua film yang tercipta bermaksud memberikan hiburan, mendidik, dan

menawarkan keindahan. Nilai hiburan sebuah film dapat terancam gagal bila dari

awal hingga akhir sebuah film tidak dapat mengikat perhatian kita. Nilai

pendidikan sebuah film bermakna jika terdapat pesan-pesan atau katakanlah moral

film. Nilai artistik sebuah film merupakan keseluruhan bentuk audio-visual yang

sangat mendukung keberhasilan sebuah film.

Film pendek (indie) merupakan film yang durasinya pendek, tetapi

dengan kependekan waktu tersebut para pembuatnya semestinya bisa lebih

selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan. Dengan demikian, setiap shot

akan memiliki makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnya

(Prakosa, 2008: 9). Sebuah film pendek biasanya lebih kurang 10-25 menit. Film

independen tidak melibatkan pemodal yang kuat sehingga untuk memproduksinya

tidak harus menunggu dana cair dari pemodal. Pembuat film indie hanya

memerlukan dana untuk membeli kaset, makan, dan minum selama produksi

hingga editingnya dirasakan sudah cukup. Pemainnya terkadang tidak diberi

imbalan apa pun.

Dunia perfilman banyak memberikan kontribusi yang positif khususnya

bagi program studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yang tertuang

dalam kurikulum pembelajarannya. Beberapa mata kuliah yang mendukung secara

langsung dalam pembuatan film antara lain Penulisan Skenario Radio, Penulisan

Page 23: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

5

Skenario Televisi, dan Penulisan Skenario Film, Penulisan Drama, Penulisan

Iklan, Audio-Visual, dan Pementasan Ekspresi Sastra.

Pada penelitian ini, penulis memfokuskan objek penelitian pada proses

pembuatan film “1000 Wajah”. Proses itu nantinya terbagi dalam proses

praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.

Film “1000 Wajah” merupakan sebuah karya film fiksi. Mengisahkan

kehidupan seorang gadis bernama Sari (tokoh utama) yang mengidap penyakit

lupus kronik. Keadaan ekonomi yang kurang mampu menjadikan semangat untuk

sembuh hanyalah sebuah bayang-bayang semu. Dasar dari gagasan cerita ini

adalah sebuah refleksi kehidupan keluarga kurang mampu yang salah satu anggota

keluarganya terkena penyakit yang membutuhkan biaya banyak untuk

kesembuhannya. Pada akhirnya, Sari hanya bisa meluapkan semuanya pada

sebuah buku harian.

Dialog dalam film ini menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek

bahasa Jawa. Lupus atau sering disebut SLE (Systemic Lupus Erythematosus)

merupakan penyakit seribu wajah karena dapat menyerupai penyakit lain. Pada

lupus, produksi antibodi yang seharusnya normal menjadi berlebihan. Akibatnya,

antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang virus, kuman, atau bakteri yang

ada di dalam tubuh, tetapi justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan

tubuhnya sendiri (Savitri, 2004:21).

Film yang sederhana ini diharapkan mampu memberikan pandangan

kepada penonton atau apresian untuk tidak melihat film sebagai unsur hiburan

semata, melainkan bisa menjadi media komunikasi, penyampaian informasi, atau

Page 24: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

6

pengetahuan yang masih terbilang baru. Selain itu, film ini dapat dijadikan salah

satu alat bantu Universitas Sanata Dharma khususnya program studi Sastra

Indonesia untuk memajukan pendidikan sebagai media pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan

diteliti adalah bagaimana proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi

pembuatan film “1000 Wajah”?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan

penelitian ini adalah mendeskripsikan proses praproduksi, produksi, dan

pascaproduksi pembuatan film “1000 Wajah”.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1)

Perkembangan dunia sinematografi, karena penelitian ini berisi proses

praproduksi, produksi, dan pascaproduksi (2) Sineas muda, penelitian ini

diharapkan dapat menjadi ispirasi dan wacana dalam berkarya, (3) Prodi Sastra

Indonesia, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pembelajaran sastra bagi

mahasiswa baru, (4) apresian, penelitian ini bisa menjadi objek kajian, sarana

hiburan, dan penyampaian pengetahuan.

Page 25: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

7

1.5 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar materi yang digunakan dalam penelitian

ini dan akan diuraikan pengertiannya sebagai berikut.

1.5.1 Proses Kreatif

Definisi proses kreatif dapat ditinjau dari dua terminologi. Pertama, proses

mempunyai arti rangkaian tindakan, pengolahan yang menghasilkan produk

(KBBI, 2008.1106), sedang kreatif adalah mempunyai kemampuan untuk

mencipta (KBBI, 2008.739). Dalam sebuh proses kretif akan menghasilkan

kreativitas. Menurut Jakob Sumardjo (2000 : 67), kreativitas adalah menemukan

sesuatu yang baru atau hubungan-hubungan yang berdasar sesuatu yang telah ada.

Manusia menciptakan sesuatu dari sesuatu yang telah ada sebelumnya. Seorang

seniman menjadi kreatif dan besar karena bertolak dari bahan yang telah ada

sebelumnya.

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap manusia

mempunyai dasar kemampuan mencipta atau menemukan sesuatu yang baru dari

sesuatu yang telah ada. Untuk menciptakan sesuatu yang baru, diperlukan

tahapan-tahapan atau proses sehingga tercipta suatu kreativitas.

1.5.2 Film

Film pertama kali lahir di paruh kedua abad XIX, dibuat dengan bahan

dasar seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok

sekalipun (Effendy, 2002: 20). Film disebut gambar hidup karena film

merupakan sebuah rentetan gambar mati yang berbeda satu sama yang lain

dengan jumlah 24 gambar per/1 detiknya. Oleh karena itu, pada saat rangkaian

gambar mati tersebut diputar akan menimbulkan gerakan dari rangkaian gambar-

Page 26: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

8

gambar wajar seperti dalam kenyataan (Sumarno, 1996: 2). Menurut Set (2008:

34), film adalah perpaduan permainan kata dan permainan gambar, namun sangat

terbatas dibandingkan dengan khayalan deskriptif sebuah novel. Karakter-karakter

dalam sebuah film bertugas membawakan sebuah cerita dengan berbagai dialog

yang diucapkannya.

Jadi, film merupakan perkembangan fotografi yang di dalamnya terdapat

rentetan gambar yang bersuara. Sedangkan ditinjau dari audio-visual, film tidak

hanya menampilkan gambar, efek suara sehingga para penikmat film dapat secara

langsung menangkap visualisasi isi film.

1.5.3 Tema Cerita

Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan atau cerita.

Dapat diartikan pula bahwa tema cerita adalah sebagai dasar cerita yang ingin

dituangkan dalam karyanya. Beberapa tema cerita yang cukup populer di

Indonesia seperti percintaan, rumah tangga (kisah tentang problema rumah tangga

atau keluarga), perselingkuhan, pembauran (kisah tentang asimilasi warga pribumi

dengan warga keturunan), persahabatan, kepahlawanan, petualangan, balas

dendam, dan keagamaan, (lutters, 2004: 41-45).

Berawal dari pendapat Lutters tentang tema yang banyak diminati para

penulis skenario di atas, menunjukan bahwa tema cerita yang menceritakan

kesehatan (tentang sebuah penyakit) kurang populer bagi penulis skenario. Penulis

skenario film pendek “1000 Wajah” sengaja memilih tema kesehatan karena tema

ini harus mulai diperhatikan. Dengan film diharapkan penyampaian informasi

tentang kesehatan dapat lebih cepat sampai kemasyrakat.

Page 27: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

9

1.5.4 Ide Cerita

Ide adalah gagasan sebuah cerita yang nantinya akan dituangkan menjadi

sebuah cerita. Ide dapat diperoleh dari penulis (pengalaman pribadi penulis),

karya sastra (novel, roman, cerpen, cerber, dll), menonton film, atau kehidupan

produser (Lutters, 2004:46-50). Dibutuhkan kepekaan seorang penulis skenario

untuk mengolah dan memikirkan secara mendalam tentang peristiwa-peristiwa

yang terjadi di sekitarnya menjadi sebuah skenario.

1.5.5 Skenario

Skenario merupakan bahan baku dasar atau blueprint. Dengan kata lain,

skenario merupakan patokan awal pembuatan film. Oleh karena itu, gaya bahasa

penyampaian dalam skenario menggunakan bahasa film (Widagdo, 2007: 17).

Sebuah skenario sejatinya adalah sebuah rencana cerita yang sudah dipetakan dan

dibagi dalam beberapa aturan penulisan. Ada tiga bagian utama yang membentuk

cerita dalam sebuah skenario, yaitu tempat-waktu, karakter, dan peristiwa (Set,

2008: 29).

Skenario film yang disebut screenplay atau script diibaratkan seperti

kerangka bagi manusia. Sebagai sebuah karya tulis, skenario yang baik dinilai

bukan dari enaknya untuk dibaca, melainkan efektifitasnya sebagai kerangka

cerita untuk sebuah kerangka film. Dengan demikian, skenario film harus

disampaikan dalam deskripsi-deskripsi visual dan harus mengandung ritme

adegan-adegan serta dialog yang selaras dengan tuntutan sebuah film (Sumarno,

1996: 44).

Page 28: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

10

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa skenario

adalah bahan baku dasar dalam keseluruhan proses pembuatan film. Dalam

pembuatan skenario, seorang penulis skenario harus dituntut kreatif. Seorang

penulis skenario harus memikirkan bagaimana visualisasi tulisan dalam sebuah

adegan, tidak hanya memikirkan supaya tulisan enak dibaca.

1.5.6 Sutradara

Jiwa kepemimpinan merupakan modal utama seorang sutradara. Tanpa

leadership, seorang sutradara tidak pernah bisa menciptakan karya seni sesuai

yang diinginkanya (Naratama, 2006: 26). Menurut Sam Sarumpoet (dalam

Dennis, 2008: 3), sutradara juga disebut pencipta karena menciptakan sebuah ide

yang masih dibuat dalam bentuk tulisan menjadi bentuk gambar atau visual. Ia

harus mempunyai kemampuan memimpin karena ia akan mengarahkan banyak

orang yang ahli dibidangnya, seperti juru kamera, juru lampu, dan juru suara

sehingga mereka bekerja berdasarkan apa yang diinginkan sutradara. Dalam

pembuatan film, seorang sutradara harus mempunyai wawasan keartistikan, serta

pengetahuan tentang film, untuk mengontrol film dari awal produksi

(praproduksi), produksi, sampai dengan tahap editing (pascaproduksi) (Sumarno,

1996: 36).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah proses

produksi artistik, film haruslah ada seorang yang menjadi pemimpin. Pemimpin

artistik disebut juga sutradara atau art director. Modal awal seorang sutradara

yaitu memiliki jiwa kepemimpinan yang fungsinya untuk mengontrol dan

berkomunikasi dengan kru pendukungnya dengan baik. Selain hal tersebut di atas

Page 29: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

11

kesabaran mengelola produksi, wawasan yang luas tentang seluk beluk produksi,

kejelian kontinuitas, ketelitian sinkronisasi adalah beberapa kunci sukses

diantaranya.

1.5.7 Produser

Banyak orang beranggapan bahwa produser adalah orang yang membiayai

produksi film. Anggapan itu tidaklah tepat meskipun boleh jadi penyandang dana

berposisi sebagai produser. Tugas dan wewenang produser adalah sebagai

fasilitator dan menyiapkan segala kebutuhan produksi dari tahap awal hingga

akhir, termasuk menyiapkan segala formulir dan catatan produksi bagi kelancaran

shooting di lapangan (Widagdo, 2007: 11).

Predikat ini disandang oleh orang yang memproduksi sebuah film, bukan

membiayai atau menanam investasi dalam sebuah produksi film. Tugas seorang

produser adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan

bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi (Effendy, 2005:

60).

Jadi, dalam sebuah proses produksi sebuah film produser bekerja paling

lama, dari persiapan awal sampai akhir pembuatan film. Produser dituntut

menjadi seorang yang mampu menyelesaikan dengan berbagai solusinya dan

mampu berdiri sebagai penengah. Pengetahuan dan pengalaman yang memadai

dalam memproduksi film, bisa menentukan keberhasilan sebuah film yang

dipimpinnya.

Page 30: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

12

1.5.8 Modal

Setelah kita membicarakan produser, kita juga akan berhubungan dengan

masalah modal dalam pembuatan film. Modal (budget) dalam pembuatan film

sangatlah penting karena akan berkaitan dengan kelangsungan produksi. Karena

itu, seorang produser dan perangkat lain dalam produksi film harus bisa

memperkirakan berapa banyak jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk

pembuatan film secara keseluruhan.

1.5.9 Pemeran

Dalam penggarapan sebuah film, tokoh atau pemeran lengkap dengan

penokohannya adalah suatu hal yang harus ada karena akan mempengaruhi jalan

cerita. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di

dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1998:16). Tokoh atau pemeran

biasanya dibedakan menjadi tokoh protagonis dan antagonis berdasarkan peran

tokoh atau pemeran dalam perkembangan cerita. Peran protagonis biasanya

cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan

menimbulkan simpati dari penonton. Peran protagonis biasanya kan menjadi

tokoh sentral, yaitu tokoh yang membentuk gerak cerita (Lutters, 2004:81 ). Peran

antagonis merupakan kebalikan dari tokoh protagonis. Peran antagonis juga

sering menjadi tokoh sentral dalam cerita, yang tugasnya mengganggu dan

melawan peran protagonis (Lutters, 2004:81 ). Selain tokoh protagonis dan

antagonis, ada satu peran lagi yang harus diperhatikan yaitu peran pembantu.

Peran pembantu merupakan tokoh pelengkap, gunanya untuk mendukung

rangkaian cerita. Kehadiran tokoh in tidak ada pada semua cerita, tergantung dari

Page 31: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

13

kebutuhan cerita (Lutters, 2004:82 ). Dengan demikian, sebuah film pun

membutuhkan tiga tokoh di atas. Karena itu, dalam film ini penulis akan

menghadirkan ketiga tokoh di atas unsur sebagai pembentuk dan pendukung jalan

cerita.

Bagi sutradara, pemeran dalam film menjadi bahan yang harus digarap

untuk menampilkan tokoh film yang dikehendaki. Dasar yang dipakai untuk

menilai adalah dasar artistik, yaitu kecocokan, keindahan, dan memikat. Yang

dinilai adalah permainanya, akting, performance (Mangunhardjana, 1976: 61).

Keberadaan pemeran atau pemain dalam film rnemiliki arti yang sangat penting baik dilihat dari segi fisik maupun kemampuannya berakting. Pemain merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah produksi film. Seorang pemain harus mampu memainkan suatu karakter dengan kewajaran sehingga mampu mengkomunikasikan suatu pesan dari isi cerita dengan baik melalui ekspresi dan aktingnya. Pemain harus mengerti benar karakter tokoh yang dimainkannya sesuai dengan tuntutan naskah sehingga ketika ia bermain atau berakting dan mengucapkan kata-kata sesuai dengan dialog dalam naskah dan dapat merasakan makna yang terdapat dalam dialog tersebut (Sumarno, 1996: 89).

Akting yang baik menurut para ahli adalah akting dalam film yang sungguh-

sungguh bisa dinikmati dan memenuhi delapan syarat berikut ini:

1. Pemilihan pemeran-pemeran yang tepat dalam setiap produksi film. 2. Make up yang memuaskan. 3. Pemahaman yang cerdas dari pemeran tentang peran yang dibawakan. 4. Kecakapan pemeran menampilkan emosi-emosi tertentu. 5. Kewajaran dalam akting, maksudnya adalah takaran main

yang tepat. Sebab berbeda dengan akting teater, akting dalam film sedikit gerak-gerik atau mimik pemeran film dapat tampak sangat jelas di layar putih.

6. Kecakapan menggunakan dialog. 7. Pemain memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang disebut

timing, yaitu tampil dengan tepat, bicara pada saat yang tepat, bergerak dengan waktu yang tepat.

8. Cukup adanya adegan dramatik untuk dibawakan oleh pemain. (Sumarno,1996: 79-80).

Akting film bisa diartikan kemampuan berlaku sebagai orang lain. Seorang

pemeran harus memiliki kecerdasan untuk menguasai diri. Termasuk menguasai

Page 32: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

14

ritme permainan dan jenis film yang digarap. Dengan demikian, tekanan akting

dapat berlain-lain. Keberhasilan sebuah film menuntut pemeran untuk berperan

kembar yaitu bermaian baik dan menarik perhatian.

1.5.10 Storyboard

Storyboard merupakan visualisasi rekaan yang berbentuk sketsa gambar

seperti komik atau perkiraan hasil gambar yang nantinya akan dijadikan pedoman

pengambilan gambar oleh juru kamera (Widagdo, 2007: 92). Storyboard atau

papan cerita adalah deretan gambar-gambar film yang melukiskan adegan-

adegan atau bagian-bagian pokok dari adegan film itu (Sutisno, 1993: 66).

Dengan kata lain, Storyboard menjadi penyambung antara kata-kata

tertulis dan gambar (visual) yang bergerak. Storyboard dapat berupa sketsa kasar

atau dalam bentuk ilustrasi yang bagus dan berwarna dengan setiap bingkai

untuk beberapa detik tayangan di layar. Adanya pembuatan storyboard dapat

memberi keuntungan, sutradara bisa secara langsung melihat adegan atau bagian

pokok dari adegan. Selain itu, sutradara, juru kamera dan tim artistik tidak perlu

bersusah payah menterjemahkan skenario pada bentuk visual.

1.5.11 Tata Artistik

Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi

cerita film, yakni menyangkut pemikiran tentang latar, properti, tata rias, dan

kostum. Selain itu, tata artistik juga membawahi bidang pencahayan dan suara

(Sumarno, 1996: 66-67). Sedangkan penata artistik bertugas menerjemahkan

konsep visual sutradara kepada pengertian-pengertian visual yaitu segala hal yang

mengelilingi aksi di depan kamera, di latar depan maupun di latar belakang. Selain

Page 33: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

15

itu, penata artistik tidak boleh merancang penciptaan setting hanya berdasarkan

pertimbangan estetik semata, tetapi juga menyangkut soal biaya dan teknis

pembuatan (Sumarno, 1996: 67). Tata artistik dapat berfungsi memperkuat

karakter atau penokohan pemain dan dapat juga membuat sesuatu menjadi

tidak membosankan. Penciptaan setting berarti menyangkut konsep visual

secara keseluruhan.

1.5.11.1 Latar atau Setting Cerita

Latar atau setting adalah tempat dan waktu berlangsungnya cerita

film. Dengan demikian, sebuah setting harus memberikan informasi lengkap

tentang peristiwa-peristiwa yang sedang disaksikan penonton yang antara lain

menyangkut waktu atau masa berlangsungnya cerita (Sumarno, 1996: 66).

1.5.11.2 Properti

Properti merupakan bagian dari setting. Dengan bantuan properti,

setting dapat dibangun sesuai dengan tuntutan naskah. Karena itu, perlu

dipilih properti yang sesuai dan cocok untuk melengkapi tata dekorasi agar

bisa memberikan gambaran yang utuh (Subroto, 1994: 420).

1.5.11.3 Tata Rias

Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk

mewujudkan wajah peranan sehingga berfungsi memberikan dandanan atau

perubahan-perubahan pada para pemain. Sedangkan penata rias akan bertugas

menyiapkan pemain dengan tata rias dasar agar dihasilkan gambar yang

baik. Misalnya, mampu mengubah seorang gadis belia menjadi seorang nenek

Page 34: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

16

tua. Selain itu, rias juga menjadikan suasana yang dilihat penonton di layar

putih melalui lensa kamera (Harymawan, 1993: 134-135).

1.5.11.4 Kostum

Kostum adalah segala sandangan dan perlengkapan (accessories)

yang dikenakan di dalam sebuah pertunjukkan (Harymawan, 1993: 127),

sedangkan petugas yang bertanggung jawab menyediakan kostum sesuai

kebutuhan film disebut penata kostum. Fungsi kostum yang pertama dan

paling penting ialah menghidupkan perwatakkan pelaku. Artinya, kostum

sudah mampu menunjukkan siapa dia sesungguhnya. Fungsi kedua yaitu

individualisasi peranan. Maksud individualisasi adalah warna dan gaya kostum

dapat membedakan seorang peranan dan peranan yang lain dari setting dan

latar belakang. Ketiga, kostum menjadi fasilitas pemain dan membantu

gerak pelaku. Artinya, kostum harus menambah efek visual gerak, menambah

keindahan, dan menyenangkan setiap posisi yang diambil pelaku ( Harymawan,

1993: 131- 132).

1.5.12 Tata Fotografi dan Juru Kamera

Penata fotografi dan juru kamera memiliki arti yang berbeda. Sebagian

besar orang mengartikan penata fotografi atau DOP (director of photograpics)

sama dengan juru kamera. Seorang juru kamera atau operator kamera adalah

orang bertugas mengoperasikan kamera, sementara penata fotografi atau DOP

mengepalai departemen kamera yang mugkin terdiri dari beberapa juru kamera.

Dalam pembuatan film pendek yang hanya menggunakan biaya minim,

biasanya operator kamera dan penata fotografi dirangkap oleh satu orang saja.

Page 35: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

17

Penata fotografi dan juru kamera adalah tangan kanan sutradara dalam kerja di

lapangan. Mereka bekerja bersama sutradara untuk menentukan jenis shot. Penata

fotografi bertugas melakukan pembingkaian. Dalam pelaksanaan tugasnya, penata

fotografi akan membuat komposisi-komposisi dari subyek yang hendak direkam.

Oleh karena itu, komposisi untuk film harus dipikirkan dengan seksama oleh

penata fotografi agar penonton tidak kehilangan pusat perhatian (Sumarno, 1996:

50-51).

Jadi, tugas pokok seorang juru kamera adalah mengambil sejumlah

gambar berdasarkan skenario. Dialah yang bertanggung jawab sepenuhnya atas

segala segi fotografis dari film yang dibuat. Komposisi gambar yang bagus

tentu saja dapat mengarahkan perhatian penonton untuk terus menikmati film.

Untuk menghasilkan komposisi gambar yang bagus, seorang juru kamera harus

memperhatikan ukuran gambar, pergerakan kamera, dan sudut pengambilan

gambar.

1.5.13 Tata Suara

Dalam sebuah film, penggabungan keseluruhan gambar dan suara yang

baik akan mampu menciptakan puncak-puncak dramatis dalam keseluruhan isi

cerita. Film merupakan salah satu bentuk karya audio video yang di dalamnya

memuat dua unsur yang saling melengkapi yaitu gambar dan suara. Gambar dan

suara saling mendukung satu sama lain untuk menghasilkan sebuah visualisasi

karya yang sempurna (Mangunhardjana, 1976: 32).

Di dalam tata suara seorang penata suara bertugas merekam suara yang berada

di lapangan ataupun di studio. Proses pongolahan suara ini berarti proses memadukan

Page 36: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

18

unsur-unsur suara (mixing) yang terdiri dari dialog, narasi, musik, serta efek-efek

suara. Perpaduan suara itu akan mempertimbangkan perasaan jauh dekatnya penonton

dengan sumber bunyi sebagai mana tampak di layar. Fungsi suara yang paling pokok

adalah memberikan informasi lewat dialog dan narasi. Fungsi penting lainnya adalah

menjaga kesinambungan dengan gambar sehingga sejumlah shot yang dirangkai dan

diberi suara (musik, dialog, narasi, dan efek suara) akan terikat dalam satu kesatuan

(Sumarno, 1996: 72-73).

Jadi, kesatuan antara suara dan gambar-gambar dalam film sangat menentukan

baik burukya sebuah film. Suara tidak hanya menambah kualitas film, tetapi juga

melipatgandakan efek gambar-gambar yang disajikan di atas layar.

1.5.14 Tata Cahaya

Tata cahaya dapat memberikan efek dalam sebuah film. Tata cahaya atau

tata sinar adalah suatu cara penyinaran khusus pada suatu obyek sehingga

membuat gambar atau objek itu menjadi lebih jelas daripada objek-objek lain

di sekitarnya, akibatnya memberi kesan khusus (Mangunhardjana, 1976: 24).

Di dalam tat cahaya seorang penata cahaya bertugas membantu penata

fotografi dalam mengatur komposisi-komposisi pencahayaan, besarnya cahaya, dan

jenis-jenis pencahayaan yang akan digunakan. Penata cahaya dapat menggunakan

cahaya alami dan key light. Key light yaitu sumber penyinaran yang terarah dan

merupakan penyinaran terhadap satu obyek atau area tertentu (Subroto, 1994: 293).

Menyinari suatu obyek dengan menggunakan lampu dapat menambah kesan

dramatik sebuah cerita. Kesan dramatik akan bertambah saat perpaduan warna dari

penata cahaya bergabung dengan tata artistik.

Page 37: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

19

1.5.15 Proses Editing

Proses editing termasuk pada tahap akhir pembuatan film yang meliputi

editing gambar, editing suara, dan tat musik. Keterlibatan sutradara tidak berhenti

sampai produksi selesai dilaksanakan, namun masih berlanjut sampai proses

editing dan kelayakan film untuk ditonton oleh penikmat. Editing merupakan

bagian terpenting dalam menentukkan hasil akhir dari film ini. Tenaga

pelaksananya disebut editor. Seorang editor bertugas menyusun hasil shooting

dengan sejumlah peralatan komputer editing canggih dengan mengedit adegan

yang sesuai dengan storyboard hingga membentuk pengertian cerita (Sumarno,

1996: 59).

Pelaksanaan shooting sebuah film tidak selalu berurutan sesuai dengan

yang tertulis di skenario. Shot yang tidak berurutan tadi akan disusun shot demi

shot menjadi rangkaian gambar-gambar yang mempunyai arti. Dalam proses

editing, seorang editor memasuki tahap kreativitas yang menuntutnya untuk

melakukan pemotongan, penyempurnaan, dan pembentukan kembali hingga

mendapatkan isi yang diinginkan, konstruksi/ urutan film, serta ritme dalam setiap

babak, dan dalam film secara keseluruhan. Karena begitu pentingnya peranan

proses editing, peran editor dapat disamakan peran sutradara (Sumarno, 1996:

59).

Ada beberapa bentuk transisi yang dapat digunakan dalam

penyambungan shot, di antaranya adalah

Page 38: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

20

a. Cut to Cut

Cut to cut ialah perpindahan gambar baik antar-shot maupun waktu

ataupun adegan tanpa transisi yang jelas atau langsung.

b. Fade-in, fade-out

Fade-in, fade-out ialah gambar terakhir dari shot pertama perlahan-lahan

tenggelam dalam gelap (fade out) untuk sesaat disusul dengan makin terangnya shot

berikutnya (fade in).

c. Dissolve

Dissolve ialah perpaduan bertahap dari akhir sebuah shot ke bagian awal

shot berikutnya yang dihasilkan dengan jalan mendempetkan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah proses

editing atau penggabungan shot demi shot membutuhkan kejelian dan kretivitas yang

tinggi. Kejelian yang tinggi akan berpengaruh pada kesinambungan antara gambar yang

satu dengan yang satunya. Seorang editor harus bisa menjaga kontinuitas tiap shot

sehingga film itu enak untuk ditonton.

1.5.16 Tata Musik

Musik dalam film memiliki beberapa fungsi. Pertama, berfungsi membantu

merangkaikan sebuah adegan. Artinya, sejumlah shot yang dirangkaikan dan diberi

musik akan memberikan kesan terikat dalam satu kesatuan. Kedua, menutupi cacat

dan kelemahan dalam film. Kelemahan akting dan dialog dalam film dapat ditutupi

dengan musik sehingga mampu memberikan kesan dramatik. Ketiga, menunjukkan

suasana batin tokoh-tokoh utama dalam film. Keempat, menunjukkan suasana waktu

dan tempat. Kelima, mengiringi kemunculan suatu kerabat kerja atau nama-nama

Page 39: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

21

pendukung produksi (credit title). Keenam, mengiringi adegan dengan ritme cepat.

Ketujuh, mengantisipasi adegan mendatang dan menambah kesan dramatik. Terakhir,

menegaskan karakter tokoh lewat musik ( Sumarno, 1996: 77-78).

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk memahami suatu objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Suatu metode yang dipilih dengan

mempertimbangkan kesesuaian objek yang bersangkutan (Yudiono, 1986:14).

Metode yang digunakan dalam proses pembuatan film ini adalah metode

deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan tahap-tahap dalam proses sebuah film.

Selain metode deskriptif, dalam proses pembuatan film ini juga

menggunakan metode klasifikasi. Metode klasifikasi digunakan untuk

mengelompokan setiap tahap-tahap dalam pembuatan film.

1.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah sebgai berikut:

1.7.1 Studi Pustaka

Metode ini dilakukan untuk mencari data mengenai hal-hal atau

variabelyang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, rapat dan

sebaginya (Arikunto, 1993:234). Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data

yang akurat dengan cara menelaah pustaka-pustaka yang ada kaitanya dengan

penelitian ini.

Page 40: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

22

1.7.2 Observasi

Dalam arti luas observasi berarti pengamatan yang dilakukan secara tidak

langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan

sebelumnya. Dalam arti sempit observasi berarti pengamatan secara langsung

terhadap fenomena yang diselidiki; baik dalam kondisi normal maupun buatan.

Teknik ini menuntut adanya pengamatan baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap objek penelitiannya (Hariwijaya dan Basri, 2004:44).

Dalam skripsi ini penulis melakukan observasi secara langsung terhadap

penderita penyakit lupus. Hasil observasi ini akan diolah menjadi skenario dan

akan dieksekusi menjadi sebuah film.

1.8 Batasan Istilah

Istilah-istilah yang perlu dibatasi dalam penelitian ini, akan diuraikan

sebagai berikut.

(1) Film pendek adalah film yang dalam pembuatanya tanpa melibatkan

pemodal yang kuat dan berdurasi kira-kira 10 menit. Durasi yang

terbatas menuntut kecakapan dalam menyampaikan makna.

(2) Proses pembuatan film dibagi menjadi (a) tahap praproduksi seperti

penulisan skenario, pembentukan tim produksi, perekrutan pemain,

pemilihan lokasi, pembuatan storyboard, pembuatan desain tata artistik;

(b) tahap produksi seperti tata artistik (dekorasi setting, properti, tata rias

dan kostum), pengambilan gambar, tata suara, tata cahaya; dan (c) tahap

pascaproduksi yaitu proses penyuntingan atau editing (sunting gambar dan

suara), tata musik sampai menghasilkan sebuah film utuh siap tayang.

Page 41: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

23

1.10 Sistematika Penyajian

Penelitian ini disusun dalam beberapa bab. Bab I merupakan bab

pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian,batasan istilah,

dan sistematika penyajian. Bab II berisi proses praproduksi pembuatan film

pendek “1000 Wajah” . Bab III proses produksi pembuatan film pendek “1000

Wajah”. Bab IV berisi proses pascaproduksi pembuatan film pendek “1000

Wajah”. Bab V berisi penutup.

Page 42: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

BAB II

PROSES PRAPRODUKSI

PEMBUATAN FILM PENDEK“1000 WAJAH”

Tahap praproduksi merupakan tahap persiapan sebelum produksi film

berlangsung. Segala sesuatu yang akan dibutuhkan dalam tahap produksi di

siapkan dalam tahap ini. Berikut beberapa hal yang termasuk dalam tahap

praproduksi.

2.1. Tema Cerita

Tema cerita adalah pokok pikiran yang ingin disampaikan oleh penulis

melalui sebuah film. Pembuatan film pendek “1000 Wajah’ mengangkat tema

cerita yang yang berhubungan dengan kesehatan. Alasan mengambil tema

kesehatan yaitu pertama, tema kesehatan kurang mendapat apresiasi penonton.

Kedua, tema ini tidak layak jual melihat pangsa pasar perfilman di Indonesia

adalah anak muda. Ketiga, kegelisahan penulis pada budaya latah di Indonesia

yang sebagian besar tema yang diangkat berupa tema percintaan, horor, dan

budaya pop yang sedang marak. Keempat, mengajak orang peduli akan kesehatan.

2.2 Ide Cerita

Ide cerita atau gagassan utama film ini adalah menceritakan seorang

gadis yang mengidap penyakit lupus. Film ini berangkat dari kisah nyata yang

kemudian oleh penulis dikembangkan menjadi sebuah cerita fiksi.

24

Page 43: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

25

Film ”1000 Wajah” adalah sebuah film yang menceritakan kehidupan

sebuah keluarga di pedesaan yang salah satu anggota keluarganya mengidap

penyakit langka yang bernama lupus dan perjuangan mengatasi penyakit yang

diderita oleh salah satu anaknya. Tujuan pembuatan film ini yaitu penulis ingin

memberikan sebuah informasi kesehatan mengenai penyakit lupus kepada

penonton atau masyarakat pada umumnya dan perjuangan sebuah keluarga dalam

mengatasi suatu masalah.

2.3 Skenario

Menulis skenario merupakan tahap lanjutan setelah penulis menentukan

tema dan mendapat ide sebagai dasar cerita. Secara garis besar, Film ”1000

Wajah” ini menceriterakan kehidupan seorang gadis yang mengidap penyakit SLE

(Systemic Lupus Erythematosus) atau lupus. Sari, gadis berusia 17 tahun. Ia

tinggal di sebuah desa bersama ibunya yang bekerja sebagai penjahit, sedang

ayahnya telah meninggal sejak Sari berumur 9 tahun. Meskipun ia kehilangan

figur seorang ayah, Sari kecil tumbuh sebagai anak yang periang.

Sifat periang dan ceria mulai menghilang semenjak Sari menemukan

secarik kertas hasil cek darah. Dari hasil anates (laboratorium) itu, Sari

dinyatakan mengidap penyakit lupus. Saudaranyalah (perawat yang bernama

Maya) yang kemudian banyak memberikan informasi mengenai penyakit lupus.

Sebuah penyakit yang mengharuskan Sari tidak bisa keluar pada siang

hari karena cahaya matahari dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu,

penderita akan mengalami bercak-bercak pada wajah yang menyerupai sayap

kupu-kupu. Pada penderita lupus, produksi antibodi yang seharusnya normal

Page 44: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

26

menjadi berlebihan. Akibatnya, antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang

virus, kuman, atau bakteri yang ada di dalam tubuh, tetapi justru menyerang

sistem kekebalan sel dan jaringan tubuhnya sendiri.

Sebagai keluarga kurang mampu, ibunya merasa terpukul dengan penyakit

yang diderita Sari. Pendapatan yang diperoleh dari upah menjahit dan uang

tabungan pun hanya mampu untuk membayar cek darah dan konsultasi dokter.

Meskipun begitu, rasa dan raut kesedihan seorang ibu tidak tampak dalam

kesehariannya. Sebagai seorang ibu, ia tidak patah semangat. Pengobatan

alternatif pun sudah dicoba untuk penyembuhan Sari dan hasilnya nihil.

Akhirnya, Sari menghabiskan waktunya di dalam rumah saja. Kerinduan

akan hari-harinya sebagai siswi SMA pupus sudah. Klimaksnya, Sari mengalami

tingkat kebosanan dan stres. Dari situ, Sari kemudian mencoba meluapkan

kejenuhannya pada sebuah buku harian yang selalu setia menemani kesakitannya.

Dalam buku hariannya, ia banyak menulis tentang makian kepada Tuhan, jeritan

kesakitan, rasa jengkel, sampai pada akhirnya ia menyerahkan semua penyakitnya

kepada Tuhan sebagai pencipta hidup.

Akhir jalan cerita memang tidak dijelaskan, apakah Sari meninggal atau

sembuh. Konsep yang menggantung sengaja ditawarkan kepada penonton atau

audiens sebagai bahan refleksi dan bagaimana menciptakan (interpretasi) rasa

penasaran pada penonton. Dari akhir jalan cerita yang menggantung, diharapkan

penonton dapat tertarik dan mensosialisasikan mengenai penyakit ini dengan

bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Berikut contoh skenario yang akan

dijadikan dasar dalam membuat film ”1000 Wajah”.

Page 45: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

27

SKENARIO AWAL

FILM PENDEK“1000 WAJAH”

TEASER (ADEGAN PEMBUKA) 1. INT. KAMAR – SARI (PAGI) (Sari)

SUBJEKTIF CAMERA: Sari membuka jendela. Memperhatikan ibunya

menjemur pakaian.

POV: Sari menangkap kupu-kupu. ( credit title pengenalan tokoh)

CUT TO

2. EXT. LUAR RUMAH – IBU (PAGI) (Ibu)

OVER SHOULDER: Ibu melihat Sari tersenyum. (credit title pengenalan tokoh)

IBU (Marah)

Tutup…

POV: Ibu menjemur pakaian. ( credit title pengenalan tokoh)

CUT TO

3. EXT. LUAR RUMAH (PAGI) POV: Pakaian basah bergambar kupu-kupu.

MAIN TITLE (JUDUL CERITA & SUTRADARA) FADE OUT

FADE IN

ACT ONE 1. EST./INT. RUANG TAMU – RUMAH (PETANG) (Ibu)

ANGLE ON: Ibu sedang melipat baju, duduk di kursi ruang tamu rumah.

Terdengar ibu melantunkan tembang Jawa sebagai pelipur hati.

SUBJEKTIF CAMERA: Tangan Ibu yang sedang melipat baju lalu ibu berdiri

mendekati kamar Sari. CUT TO

Page 46: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

28

2. INT. DEPAN KAMAR SARI – RUMAH (PETANG) (Ibu dan Sari)

(OS) Terdengar suara pintu dibuka.

ANGLE ON: Ibu melihat Sari masih tertidur.

OVERSHOULDER CAMERA: Ibu menutup pintu kembali. FADE OUT

FADE IN

3. INT. RUANG TAMU – RUMAH (SORE) (Ibu dan Sari)

SUBJEKTIF CAMERA: Ibu duduk di ruang tamu lalu membuka kertas hasil

pemeriksaan anates (laboratorium).

INSERT FRAME: Kertas hasil lab. Ibu mencoba membaca dan mengetahui

maksud hasil lab tersebut.

DOKTER(VO) (empati)

Dari hasil anates, ternyata putri ibu menderita penyakit SLE atau lupus.

Penyakit ini memang tergolong langka dan sementara ini belum ditemukan

obatnya. Saya harap ibu tetap sabar dan berdoa saja semoga ada keajaiban

untuk sembuh.

OVERSHOULDER CAMERA: Terlihat air mata menetes membasahi kertas

hasil anates.

POV: Ibu melipat kertas dan menyimpan lagi.

(OS) Terdengar Sari memanggil dari dalam kamar (suara parau)

SARI (VO) (memanggil)

Ibu…..ibu……ibu…….

INTERCUT TO

4. INT. KAMAR SARI – RUMAH (SORE) (Simbah, Ibu, dan Sari)

ESTABILSH: Terlihat ibu masuk kamar dan Sari sedang menggigil.

POV: Muka Sari yang pucat dan badan menggigil. Ibu menyeka keringat yang

keluar dari muka Sari dan membelai rambutnnya dengan ekspresi gelisah.

IBU

Page 47: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

29

(panik)

Sudah pukul 5 lebih belum juga datang.

(OS) Terdengar suara mengetuk pintu dan ibu beranjak untuk membukakan

pintu. SUBJEKTIF CAMERA: Ibu menyambut sosok Simbah dan terjadi percakapan

tanpa suara.

CAMERA MOVEMENT: Ibu mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan

Simbah. Ibu dan Simbah masuk ke dalam kamar Sari.

POV: Simbah membaca doa –doa , lalu memercikan air di tubuh Sari.

POV (Ibu): Duduk memangku kepala Sari sesekali membalai rambuti penuh

kasih sayang. IBU (curious/ penasaran)

Sebentar lagi pasti sembuh.

(OS) Ibu mengidungkan lagu Jawa sebagai bentuk kesedihannya.

SARI (curious/ penasaran)

Bu... Sari sakit apa sih? Lantas Simbah itu..

IBU (gusar)

Sudah diam! Nurut saja sama Simbah.

ESTABILSH CAMERA: Simbah berputar-putar di sekitar ranjang seperti orang

gila.

IBU (curious/ penasaran) Sudah, Mbah? Tidak ada jawaban Ibu mengidungkan lagu kembali.

SIMBAH (jengkel)

Sssstt...Diam! Mengganggu... Memberi isyarat untuk diam.

POV: Sari mulai tertidur dipangkuan ibu.

IBU (curious/ penasaran)

Apa Mbah hasilnya?

SIMBAH (bingung)

Maaf, Simbah tidak bisa membantu. Simbah pamit...

POV: Ibu menarik nafas sebagai tanda putus asa.

Page 48: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

30

FADE OUT

FADE IN

5. INT. RUANG TAMU – RUMAH ( PAGI ) (Sari dan ibu)

SUBJEKTIF CAMERA: Terlihat ibu sedang menjahit dan Sari keluar dari

kamar.

SARI (gelisah)

Bu, tahu Charger Hp?

Ibu melihat ke arah Sari lalu kembali menjahit.

IBU (bingung)

Coba dicari di dalam almari. Sari berjalan menuju almari yang

dimaksud ibu.

FADE OUT

FADE IN

6. INT. RUANG BELAKANG – RUMAH ( PAGI ) (Sari dan Ibu)

ANGLE ON: Terlihat Sari sedang mencari charger hp. Tidak sengaja

menemukan kertas hasil laboratorium yang di sembunyikan ibu. Di buka lalu

mencoba membaca.

(OS) Ibu: Mengidungkan lagu Jawa

IBU (VO) (berteriak)

Ada tidak?

Sari kaget mendengar suara ibu, kemudian melipat kertas tersebut dan

menyimpan disaku. Masih berusaha mencari.

SARI (curious/ penasaran)

Belum, bu… (Menjawab terbata-bata)

IBU (kawatir)

Sar, kalau di rak tengah tidak ada. Ibu tadi sudah buka.

SARI (takut)

Sudah kok, bu! Sudah ketemu.

CUT TO

Page 49: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

31

7 . INT. KAMAR SARI – RUMAH (SIANG) (Sari dan Maya)

Sari membuka kertas hasil lab lalu menelpon saudaranya

SARI (gelisah)

Haloo, Mbak Maya?

MAYA (curious/ penasaran)

Oh, dik Sari. Ada apa, dik. Ibu sehatkan? Nggak biasanya

telepon.

SARI (sungkan)

Oh, Ibu sehat. Begini mbak, saya mau tanya nih, tapi kalau

nggak mengganggu lho... Begini mbak, kebetulan saya ada tugas mengenai

penyakit SLE atau lupus. Kira-kira mbak ada informasi mengenai lupus.

MAYA (curious/ penasaran)

Apa dik, kuskus. Maaf sinyal putus-putus. Maklum mbak lagi di

rumah sedang nggak ada piket.

SARI (jengkel)

L-U-P-U-S. Lupus mbak!

MAYA (malu)

Oh lupus? Kalau tidak salah lupus itu penyakit seribu wajah karena dapat

menyerupai penyakit lain. Penyakit ini rentan terhadap cahaya matahari

karena menyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu, penderita akan mengalami

bercak-bercak pada wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu. Biasanya

penderita mengalami depresi dan gangguan emosional. Dari teori yang pernah

kakak baca, pada penyakit lupus produksi antibodi yang seharusnya normal

menjadi berlebihan. Akibatnya, antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk

menyerang virus, kuman, atau bakteri yang ada di adalam tubuh, tetapi justru

menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuhnya. Sampai sekarang

obatnya belum ditemukan dan ada kemungkinan penderita akan meninggal

secara perlahan. Itu kalau tidak salah lho, dik?

Page 50: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

32

SARI (terpukul perasaannya)

Sari terdiam mendengarkan penjelasan dari Maya.

MAYA (curious/ penasaran)

Sudah paham belum? Dik? Tidak ada jawaban dik...halo dik Sari...

dik... wah pulsa pas-pasan. Tut...

SARI (terpukul perasaannya)

Sari menjadi lemas, wajahnya pucat

8. INT. KAMAR SARI – RUMAH (PAGI) (Sari)

ANGLE ON: Sari bangun tidur.

OVERSHOULDER CAMERA: Sari berjalan menuju jendela yang ada di

kamarnya, membuka dan melihat keluar kemudian Sari melihat cermin dan

pada wajah terdapat bercak menyerupai sayap kupu-kupu.

POV: Terlihat mata Sari mulai perlahan menutup seolah ingin mengenang

massa kecilnya.

9. MONTAGE – EXT. REL KERETA API (SIANG) (Anak – anak kecil, 4 orang)

Gambaran Sari ketika masih kecil

a) Berjalan diatas rel

b) Duduk di atas rel dan bermain batu.

c) Bersendau gurau

d) Meletakan kepala di atas rel seolah ingin tahu ada kereta yang mau lewat tidak.

e) Melambaikan tangan saat ada kereta lewat.

f) Mencari kupu – kupu .

DISOLVE TO

FADE OUT

10. EXT. DEPAN RUMAH— ( SIANG) (SARI DAN IBU)

Sari keluar dari dalam rumah menoleh kekanan kiri. Mencari tahu apa ada

orang tidak. (SUBJEKTIT KAMERA). Sari berjalan mendekati sinar matahari,

mengulurkan tangan ke arah matahari. Mencoba merasakan sengatan sinar

matahari (perasaan takut).

Page 51: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

33

SARI ( Penasaran, mengamati tangan, membolak balik tangan yang tersengat

matahari).

(Tersenyum sendiri ) hangat…..

(VO) Terdengar suara ibu dari dalam rumah

IBU

(teriak)

Nduk……..( panggilan seorang anak perempuan jawa)

(Sari kaget, langsung lari masuk rumah)

10. INT. KAMAR SARI – RUMAH (SORE) (Sari)

ESTABILSH CAMERA: Sari terlihat frustasi dengan keadaan yang dideritanya.

SARI (stres)

Berjalan mondar-mandir

MOVEMENT CAMERA: Mengikuti langkah Sari yang sedang berjalan ke

tempat tidur.

SUBJEK CAMERA: Melempar-lempar bantal sebagai ungkapan kekesalannya

terhadap situasi yang terjadi.

OVERSHOULDER CAMERA: Menulis di depan kaca dengan lipstik ”2 tahun”

POV: Memainkan lampu belajar. Bersandar di tembok perlahan tangan

menutup muka. (Menunjukan ekspresi stres. Pikiran kacau, mengacak-acak

rambutnya, dan perlahan-lahan menutup muka seolah pasrah dengan apa

yang dialaminya.)

FADE OUT

11. INT. KAMAR SARI – RUMAH (MALAM) (Sari)

Sari duduk di depan meja belajar mencoba menuliskan keadaannya dalam

buku harian.

KAMERA : 1. siluet , frog eye.

2. moving manfaatkan pernik- prnik ruangan

3. overshoulder, medium close up

OVERSHOULDER CAMERA: Sari menulis di buku harian tentang kondisinya.

SARI (VO) Jogjakarta, 19 september 2009

Page 52: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

34

Ini adalah hari ke-721. Hari yang tak pernah berubah. Masih menunggu

kepastian dari malaikat penjemput tiba. Hari-hari masih terasa hampa dan

jarum-jarum masih di atas ranjang sunyi. Menunggu rasa nyeri datang lagi.

Ough… Apa yang tengah dicari dalam komidi putar. Jiwa seperti menari

berpusingan. Dalam doa tak kutemukan ia dan dalam doa menjadi letih sia…

Berapa lama lagi dan sisa berapa lagi aku menelan semua sakit ini. Air

mata mungkin sudah mengering sebelum malaikat mendekap dalam pelangi

jingganya. Hingga hari ini kupu-kupu masih erat melekat di mukaku. Sampai

kapan lagi cahaya mau mendekapku erat. Aku hanyalah Sari Wahyuningtyas,

gadis yang selalu bersembunyi dari congkaknya matahari.

KAMERA HIGH ANGEL : close up tangan Sari yang masih mencoba menulis.

Sari terlihat letih perlahan-lahan meletakan kepalanya di meja.Terlihat pulpen

yang dipegang Sari perlahan mulai terjatuh. Kamera close up muka Sari, mata

sudah terpejam.

FADE OUT

Title penutup Penyakit lupus tumbuh dan berkembang menjadi hal yang sangat

mengkhawatirkan. Namun, tidak lebih mengkhawatirkan jika dibandingkan

dengan kurangnya informasi tentang lupus itu sendiri. Hanya sentuhan cinta

dan kasih sayang yang dapat meringankan penyakit ini.

CREDIT TITLE SELESAI

2.4 Pemeran

Menjadi seorang pemain film harus pandai menguasai diri. Dalam film ini

perwatakan tidak dilukiskan secara rinci. Karena itu, pemain harus bisa menjiwai

tokoh yang hendak diperankan. Para pemain dalam film pendek “1000 Wajah” ini

direkrut langsung oleh sutradara maupun tim produksi. Berikut ini para pemeran

dalam film pendek “1000 Wajah”:

Page 53: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

35

2.4.1 Tokoh Sari (tokoh utama)

Tokoh Sari dalam film pendek “1000 Wajah” ini merupakan tokoh utama

yang diperankan oleh Sixtusia Sekundasari. Sutradara memilih Sixtusia

Sekundasari karena awal ide cerita ini muncul dari kehidupan Sixtus sehari-hari.

Oleh karena itu, sutradara menciptakan karakter tokoh Sari sesuai karakter

dengan pemeran aslinya.

Gambar 01. Tokoh Sari yang diperankan oleh Sixtusia Sekundasari

Karakter Tokoh Sari dalam film ini adalah seorang gadis berusia 17 tahun.

Tipologi fisiknya berkulit sawo matang, postur badan sedang, dan rambut lurus.

Tipologi psikisnya tergolong tipe melankolis, pendiam, cerdas, kreatif, dan mudah

curiga. Bahasa yang dipergunakan bahasa Indonesia. Sebagai anak dari keluarga

miskin, ia mempunyai sifat nerimo. Sari berperan sebagai tokoh protagonis.

Karakter ini dibuat sutradara tidak jauh berbeda dengan karakter Sixtus

sebenarnya sehingga dapat memudahkan tokoh Sari dalam menjiwai perannya.

2.4.2 Tokoh Ibu

Tokoh Ibu dalam film pendek ”1000 Wajah” ini diperankan oleh Veronika

Hadayani. Tokoh ini dipilih langsung oleh sutradara karena masih ada hubungan

saudara dengan tokoh Sari. Dengan masih adanya hubungan saudara, sutradara

berharap ikatan emosional sebagai tokoh Ibu dan anak akan mudah terbentuk saat

Page 54: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

36

proses produksi. Veronika Handayani memiliki keahlian menyanyikan tembang-

tembang Jawa.

Gambar 02. Tokoh Ibu yang diperankan oleh Veronika Handayani

Dalam film ini tokoh ibu memang tidak disebutkan namanya. Ibu adalah

seorang wanita berusia sekitar 40 tahun dan berstatus janda. Tipologi fisiknya

berkulit sawo matang, postur badan agak tinggi, kurus, dan rambut mengombak.

Tipologi psikisnya tergolong tipe, kalem, tenang, sabar, baik hati, berwibawa, dan

penyayang. Dialog yang menggunakan bahasa campur kode (Bahasa Indonesia

dan Bahasa Jawa). Pekerjaan sehari-harinya sebagai penjahit. Ia tergolong sebagai

wanita pekerja keras. Latar belakang perekonomian tergolong keluarga miskin.

2.4.3 Tokoh Sari kecil

Tokoh Sari kecil direkrut langsung oleh tim produksi. Tokoh ini

diperankan oleh Ema, seorang anak kecil berumur 12 tahun. Tokoh ini muncul

hanya pada satu scene dan tidak melakukan dialog. Sari kecil sebagai gambaran

tokoh Sari saat masih ceria.

Page 55: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

37

Gambar 03. Tokoh Sari kecil yang diperankan oleh Ema

Karakter Sari kecil dalam film ”1000 Wajah” digambarkan sebagai

seorang anak berusia 12 tahun. Tipologi fisiknya berkulit sawo matang, postur

badan kecil, dan rambut lurus. Tipologi psikisnya tergolong tipe, periang, lucu,

polos, dan suka tersenyum. Pada saat beradegan ia tidak berdialog. Ia berperan

sebagai tokoh pembantu. Selain Ema sebagai Sari kecil, ada beberapa tokoh

lainnya yang berperan sebagai teman Sari kecil. Anggi, Tyas, Dodi, Toni, dan

Santo berperan sebagai teman Sari kecil.

2.4.4 Tokoh Simbah

Tokoh simbah dalam film ini tidak disebutkan namanya. Tokoh Simbah

diperankan oleh Winarti, seorang ibu rumah tangga. Tokoh Simbah memiliki sifat

yang periang dan mudah bergaul dengan orang yang lebih muda umurnya. Tokoh

Simbah direkrut langsung oleh sutradara dan tim produksi.

Gambar 04. Tokoh Simbah yang diperankan oleh Winarti

Page 56: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

38

Winarti dalam film ”1000 Wajah” memerankan tokoh Simbah dengan

karakter seorang wanita berusia 57 tahun. Simbah adalah seorang paranormal.

Tipologi fisiknya berkulit sawo matang, postur badan agak tinggi, kurus, dan

rambut keriting. Tipologi psikisnya tergolong tipe, lucu, polos, dan suka tertawa.

Dialog menggunakan bahasa campur kode (Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa).

2.4.5 Tokoh Dokter Dan Maya

Tokoh Dokter dan Maya dalam film ini hanya diambil dubbing (suaranya)

sehingga kedua tokoh ini tipologi fisiknya tidak digambarkan. Tipologi psikisnya

tergolong tipe kalem, tenang, sabar, baik hati, berwibawa, dan penyayang. Hal ini

dapat diamati dari bahasa yang digunakan tokoh Dokter pada saat menjelaskan

mengenai penyakit lupus kepada ibu Sari. Bahasa yang dipergunakan bahasa

Indonesia. Sedang tokoh Maya dapat diamati dari bahasa yang digunakan pada

saat berkomunikasi di telepon. Maya adalah saudara sepupu Sari dan bekerja

sebagai perawat di rumah sakit.

2.5 Sutradara dan Produser

Film indie merupakan film kreatif yang berdurasi pendek dan tidak berdiri

di bawah mayor label atau pemodal yang kuat. Dalam proses pembuatan film

indie, sutradara dan produser biasanya perannya dirangkap oleh satu orang saja.

Seperti dalam proses pembuatan film pendek “1000 WAJAH”, seorang sutradara

juga merangkap sebagai seorang produser yang diperankan oleh Gregorius Rinto

Setyanto sehinngga Ia bertanggung jawab penuh dari sebelum proses produksi

(pra produksi), produksi, sampai setelah produksi (pascaproduksi).

Page 57: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

39

Dalam proses pembuatan film pendek “ 1000 WAJAH”, sutradara selalu

memperhatikan dan mengontrol kamerawan. Setiap pengambilan gambar selalu

memperhatikan dan memperhitungkan setiap sudut yang paling artistik yang akan

ditangkap oleh mata kamera. Di sini tugas sutradara sangat penting yaitu memberi

arahan kepada kamerawan sehingga gambar yang dihasilkan sesuai dengan

keingginan sutradara. Setiap posisi kamera, gerak kamera sampai dengan asupan

cahaya dan warna yang tertangkap kamera, sutradara selalu memantau melalui Tv

monitor atau langsung dari kamera.

Gambar 05. Sutradara sedang mengontrol kamerawan saat mengambil gambar

Tugas sutradara yang utama adalah memberi arahan kepada para aktor dan

aktris tentang apa yang harus dilakukan di lokasi shooting. Hal ini dikarenakan

pada saat di lokasi shooting tekanan akan lebih besar dibanding saat latihan.

Sesuai arahan sutradara saat latihan sebelum produksi, sutradara selalu

membimbing para pemeran dalam melakukan tugasnya sebagai seorang pemain.

Selama shooting berlangsung sutradara mencoba membaur jadi satu dengan para

pemeran, hal ini untuk membuat suasana shooting menjadi lebih nyaman dan

tidak tegang. Dengan suasana yang nyaman, diharapkan para pemeran dapat

berakting yang mengesankan dan menampilkan gerakan yang lebih naturalis di

depan kamera. Dalam produksi film pendek ” 1000 WAJAH “ pada dasarnya

Page 58: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

40

para pemeran cukup bisa menyesuaikan suasana di lokasi shooting sehingga

sutradara tidak begitu kesulitan dalam mengarahkan para pemeran dalam

berdialog dan berakting di depan kamera.

Gambar 06. Sutradara sedang berdiskusi dengan pemain dan beberapa crew

Sutradara juga bertanggung jawab dalam menjaga continuity atau

kesinambungan setiap adegan dalam pengambilan gambar. Dalam film ini

kebanyakan adegan dilakukan di dalam ruangan sehingga sutradara harus jeli

dalam menciptakan perbedaan waktu hanya dengan cahaya yang ditangkap oleh

kamera. Misalnya, saat hendak take gambar adegan sari menulis di diary pada

malam hari, sumber cahaya yang digunakan harus selayaknya suasana malam

hari.

Sutradara juga memiliki kewenangan untuk menentukan layak tidaknya

sebuah rekaman gambar dan suara yang akan dipakai. Dalam film ini sutradara

selalu berkomunikasi dengan pancatat catatan scenes untuk mencatat setiap

adegan. Jika sutradara merasa puas dengan perekaman gambar dan suara yang di

ambil, sutradara akan menyuruh pencatat catatan scenes untuk mengisi tanda

centang (V) pada kolom pakai dan memberi tanda (-) pada kolom gagal dan

melakukan take ulang.

Page 59: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

41

Dalam film ini sutradara menempatkan dirinya sama dengan crew dan

pemeran lainnya sehingga tidak terjadi kesenjangan dan terjalin kerjasama yang

kuat dalam satu timwork.

Di dalam seluruh organisasi kerja, sutradara hanya mempunyai satu pedoman yaitu film yang sedang dibuatnya. Segala susunan dan pengaturan kerja itu diarahkan pada suksesnya pembuatan film. Karena setiap petugas di dalam pembuatan film itu bertindak menurut tugas meraka masing-masing untuk ikut bertanggung jawab atas film yang dihasilkannya, pada kesempatan itu mereka diberi kesempatan untuk memberikan usul, saran, baik hal-hal yang bersifat praktis maupun hal-hal yang artistik sifatnya. Hanya di dalam pengambilan gambar-gambar, shooting, kekuasaan penuh berada ditangan sutradara (Mangunhardjana. 1976:64).

Setiap crew diberi tempat, kekuasaan, dan tanggung jawab yang jelas oleh

sutradara.

Gambar 07. Sutradara sedang memantau pengeditan gambar

Tugas terakhir dari sutradara dalam pembuatan film pendek “ 1000

WAJAH “ ialah pada saat editing (pascaproduksi). Sutradara menyerahkan

catatan scenes kepada editor untuk memilih gambar yang di pakai. Namun

demikian, pada saat proses editing sutradara tetap mendampingi dan memberi

arahan agar runtutan film sesuai yang diiginkan. Setelah editing selesai, sutradara

memberikan kesempatan pada crew lain dan para pemeran untuk memberikan

masukan mengenai hasil editan. Selebihnya, keputusan akhir (final) film ini tetap

ada di tangan sutradara sekaligus produser.

Page 60: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

42

2.6 Modal

Proses pembuatan film ini membutuhkan biaya 1.650.000, dengan

perencanaan sebagai berikut :

A. Pra Produksi 1. Rapat pembentukan tim produksi Rp. 40.000 dan jadwal shooting 2. Pembuatan skenario Rp. 35.000 3. Fotocopy Rp. 15.000 4. Hunting lokasi Rp. 30.000 5. Konsumsi Rp. 30.000 6. Rokok (2 bungkus) Rp.7.600X2 Rp. 20.000 + Rp. 170.000,-

B. Produksi Jumlah hari : 2hari 1malam Jumlah crew dan pemain 12 orang 1. Properti Rp. 50.000 2. Make up Rp. 15.000 3. Video cassete * Mini Dv Panasonic @ Rp. 25.000 X 4 Rp. 100.000 4. Sewa kamera Rp. 350.000 5. Kamerawan Rp. 100.000 6 Dokumentasi Rp. 20.000 7. Transportasi Rp. 70.000 8. Konsumsi 12 orang Rp. 300.000 9. Rokok Rp. 60.000 +

Rp.1.065.000,- C Pasca Produksi 1. Editor Rp. 300.000

2. Konsumsi + Rokok Rp. 70.000 3. Mastering Rp. 45.000 + Rp. 415.000,-

+ TOTAL PENGELUARAN Rp.1.650.000,- 2.7 Storyboard

Storybord merupakan sejumlah sketsa atau gambaran yang

menggambarkan pergerakan, sudut kamera, dan suasana adegan. Storyboard

sangat membantu kerja sutradara, penata artistik dan kamerawan pada saat

Page 61: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

43

shooting berlangsung. Namun, pada saat shooting berlangsung biasanya akan

terjadi improvisasi pengambilan gambar.

Dalam proses pembuatan film “1000 Wajah” tidak semua storyboard

dibuat, hanya adegan-adegan penting saja yang dibuat. Beberapa adegan yang

memiliki storyboard antara lain , adegan Ibu melipat baju, adegan Ibu membaca

hasil laboratorium, adegan Simbah sedang menyembuhkan Sari di kamar, adegan

Sari sedang membuka jendela. Selebihnya, dalam pengambilan gambar

merupakan improvisasi dari kamerawan dan sutradara. Contoh storyboard dalam

film “ 1000 Wajah ” dapat dilihat pada lampiran.

2.8 Kostum

Kostum dapat membantu membangun karakter seorang tokoh. Dalam film

“ 1000 WAJAH ”, kostum pemain dibuat senatural mungkin seperti kehidupan

sehari - hari masyarakat pedesaan. Penata kostum dalam film ini dipercayakan

sutradara kepada Veronica Handayani.

Gambar 08. Contoh kostum yang digunakan Tokoh Ibu dan Sari

Tokoh Ibu dalam film ini banyak menggunakan daster atau rok terusan.

Hal ini untuk membangun karakter seorang ibu rumah tangga yang tinggal di

Page 62: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

44

pedesaan. Sebaliknya, tokoh Sari banyak menggunakan baju santai, layaknya

kehidupan sehari-hari seorang gadis muda saat di rumah.

Gambar 09. Kostum yang digunakan tokoh Simbah dan teman Sari

Kostum yang digunakan teman Sari adalah seragam SMA. Kostum ini

digunakan untuk membangun karakter seorang anak SMA. Tokoh Simbah

menggunakan Baju kebaya karena dengan baju kebaya penggambaran sorang

dukun Jawa akan lebih terbentuk.

2.9 Lokasi

Pemilihan lokasi atau sering disebut hunting lokasi adalah proses

pencarian tempat untuk shooting film. Dalam hunting lokasi, perlu diperhitungkan

juga masalah perkiraan biaya, alat transportasi yang digunakan, sekaligus masalah

perizinan lokasi shooting. Hunting lokasi biasanya dilakukan oleh sutradara, tim

artistik, juru kamera, dan beberapa crew. Tujuannya adalah untuk mempelajari

lokasi yang akan digunakan untuk shooting.

Gambar 10. Contoh hunting lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi shooting

Page 63: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

45

Proses hunting lokasi dalam pembuatan film “1000 Wajah” dilakukan dua

minggu sebelum shooting. Lokasi pembuatan film ini di daerah Muntilan dan

selebihnya dilakukan di daerah Gamping.

2.10 Jadwal Kegiatan

Merencanakan kegiatan dalam proses pembuatan sebuah film sangatlah

penting. Hal ini dimaksudkan agar pada waktu pelaksanaan produksi dimulai

tidak mengalami hambatan atau permasalahan. Hal ini menjadi pertimbangan

besar karena terkait dengan efisiensi waktu dan biaya produksi yang dikeluarkan.

No Tanggal Waktu Agenda Lokasi

1 18 Agustus – 28 September 2009

Pagi dan Malam

Penyusunan Proposal Di rumah dan kampus

2 4-7 September 2009

Sore Pemilihan lokasi (hunting)

Rumah Bpk Pujo Priyono, Muntilan, stasiun kereta Patukan, sawah

3 24 September 2009

Pagi – Sore Pencarian hand property (perlengkapan), setting (latar), lighting (lampu), kamera, dan studio editing.

Toko Merah Bengkel Sastra, Joglo Studio,Mejing Rumah Bapak Sadewa, Muntilan

4 11 September 2009

Siang – Malam

Perizinan tempat

Rumah Bapak Sadewa Muntilan,Stasiun Patukan

5 10 – 14 Oktober 2009

Pagi – Sore Persiapan pengambilan gambar (termasuk latihan pemain).

Rumah Rinto

6 16 – 18 Oktober 2009

Pagi –Malam

Pengambilan gambar

Rumah Bapak Sadewa,dan Stasiun KA Patukan

Page 64: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

46

7 20 Oktober 2009

Malam Editing atau penyuntingan

Joglo Digital Studio, Mejing

Page 65: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

BAB III

PROSES PRODUKSI

PEMBUATAN FILM PENDEK“1000 WAJAH”

Setelah tahap praproduksi, tahap selanjutnya adalah tahap produksi.

Produksi adalah proses inti dari sebuah pembuatan film. Di sinilah sebuah

skenario digarap menjadi bentuk audio visual. Proses produksi dipimpin langsung

oleh sutradara dan dibantu beberapa crew. Ada beberapa hal-hal yang terkait saat

proses produksi berlangsung.

3.1 Skenario

Dalam proses produksi, skenario digarap menjadi audio visual. Skenario

menjadi kerangka dasar pembuatan film. Namun, pada saat shooting berlangsung

kekreatifitasan sutradara dan kru menerjemahkan skenario sangat penting selama

tidak lepas dari inti cerita. Setelah mengalami proses produksi skenario “1000

Wajah” mengalami perubahan jumlah scene. Jika skenario awal berjumlah 11

scene setelah diedit menjadi 17 scene. Hal ini dikarenakan pada saat shooting

berlangsung terjadi penambahan dan pengurangan scene. Selain itu juga terjadi

penambahan satu tokoh figuran.

Pada saat shooting berlangsung para pemeran diberi kebebasan untuk

berimprovisasi baik menambah dialog atau pun mengurangi dialog selama tidak

lepas dari inti cerita. Di bawah ini adalah contoh adegan dan dialog yang berubah

pada saat shooting berlangsung.

47

Page 66: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

48

Pada bagian teaser terdapat perubahan adegan. jika pada skenario awal teaser hanya 3

adegan, saat shooting menjadi 4 adegan.

TEASER (ADEGAN PEMBUKA)

1. INT. KAMAR – SARI (PAGI)

(Sari)

SUBJEKTIF CAMERA: Sari membuka jendela. Memperhatikan ibunya menjemur

pakaian.

POV: Sari menangkap kupu-kupu. ( credit title pengenalan tokoh)

CUT TO

2. EXT. LUAR RUMAH – IBU (PAGI)

(Ibu)

OVER SHOULDER: Ibu melihat Sari tersenyum. (credit title pengenalan tokoh)

IBU

(Marah)

Tutup…

POV: Ibu menjemur pakaian. ( credit title pengenalan tokoh)

CUT TO

3. EXT. LUAR RUMAH (PAGI)

POV: Pakaian basah bergambar kupu-kupu.

MAIN TITLE (JUDUL CERITA & SUTRADARA)

FADE OUT

FADE IN

Teaser di atas merupakan teaser awal pembuatan scenario. Namun, pada saat

shootig berlangsung terdapat penambahan adegan.

Page 67: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

49

TEASER (ADEGAN PEMBUKA)

1. INT. KAMAR – SARI (PAGI)

(Sari)

SUBJEKTIF CAMERA: Sari membuka jendela. Memperhatikan ibunya menjemur

pakaian.

CUT TO

2. EXT. LUAR RUMAH – IBU (PAGI)

(Ibu)

OVER SHOULDER: Ibu melihat Sari tersenyum.

IBU

Tutup…(tanpa suara)

POV: Ibu menjemur pakaian. CUT TO

3. INT. KAMAR – SARI (PAGI)

SUBJEKTIF KAMERA: Sari menangkap kupu-kupu

CUT TO

4. EXT. LUAR RUMAH (PAGI)

POV: Pakaian basah bergambar kupu-kupu.

MAIN TITLE (JUDUL CERITA & SUTRADARA)

FADE OUT

FADE IN

Page 68: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

50

Pada scene 2 juga terdapat perubahan adegan. Jika pada scenario awal ibu

hanya membuka pintu, melihat Sari masih tertidur, dan menutup kembali. Namun,

pada saat shooting adegan yang dilakukan Ibu beubah.

2. INT. KAMAR SARI – RUMAH (PETANG)

(Ibu dan Sari)

(OS) Terdengar suara pintu dibuka.

ANGLE ON: Ibu masuk ke kamar Sari dan menutup jendela.

SUBJEKTIF CAMERA: Ibu melihat Sari masih tertidur lalu keluar kamar.

Scene di atas merupakan contoh perubahan adegan yang dilakukan pemeran

pada saat shooting. Perubahan dialog baik penambahan maupun pengurangan juga

terjadi pada saat shoting berlangsung.

3. INT. RUANG TAMU – RUMAH (SORE)

(Ibu dan Sari)

SUBJEKTIF CAMERA: Ibu duduk di ruang tamu lalu membuka kertas hasil

pemeriksaan anates (laboratorium).

INSERT FRAME: Kertas hasil lab. Ibu mencoba membaca dan mengetahui

maksud hasil lab tersebut.

DOKTER(VO)

(empati)

Dari hasil anates ternyata putri ibu menderita penyakit SLE atau

lupus. Penyakit ini memang tergolong langka dan sementara ini

belum ditemukan obatnya. Saya harap ibu tetap sabar dan berdoa

saja semoga ada keajaiban untuk sembuh.

KAMERA OVERSHOULDER: Terlihat air mata menetes membasahi kertas hasil

anates.

Page 69: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

51

POV: Ibu melipat kertas dan menyimpan lagi.

(OS) Terdengar Sari memanggil dari dalam kamar (suara parau)

SARI (VO)

(memanggil)

Ibu…..ibu……ibu…….

Scene di atas ialah adegan dan dialog yang diambil dari scenario awal. Ketika

shooting berlangsung, pemeran tokoh dokter berimprovisasi menambahkan dialog

sehingga dalam skenario akhir menjadi seperti berikut ini :

3. INT. RUANG TAMU – RUMAH (PETANG)

(Ibu )

SUBJEKTIF CAMERA: Ibu duduk di ruang tamu lalu membuka kertas hasil

pemeriksaan anates (laboratorium).

INSERT FRAME: Kertas hasil lab. Ibu mencoba membaca dan mengetahui

maksud hasil lab tersebut.

DOKTER(VO)

(empati)

Ehmm begini ya... bu ya.... Dari hasil anates ternyata putri ibu

menderita penyakit SLE atau lupus. Penyakit ini memang tergolong langka

dan sementara ini belum ditemukan obatnya. Saya harap ibu tetap sabar

dan berdoa saja semoga ada keajaiban untuk sembuh. (insert camera kertas

hasil lab)

KAMERA OVERSHOULDER: Terlihat air mata menetes membasahi kertas hasil

anates.

POV: Ibu melipat kertas dan menyimpan lagi.

(OS) Terdengar Sari memanggil dari dalam kamar (suara parau)

Page 70: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

52

CUT TO

Jika scene di atas merupakan penambahan dialog, contoh berikut ini

merupakan pengurangan dialog dan adegan,

7 . INT. KAMAR SARI – RUMAH (SIANG)

(Sari dan Maya)

Sari membuka kertas hasil lab lalu menelpon saudaranya

SARI

(gelisah)

Haloo, Mbak Maya?

MAYA

(curious/ penasaran)

Oh, dik Sari. Ada apa, dik. Ibu sehatkan? Nggak biasanya telepon.

SARI

(sungkan)

Oh, Ibu sehat. Begini mbak, saya mau tanya nih, tapi kalau nggak

mengganggu lho... Begini mbak, kebetulan saya ada tugas

mengenai penyakit SLE atau lupus. Kira-kira mbak ada informasi

mengenai lupus.

MAYA

(curious/ penasaran)

Apa dik, kuskus. Maaf sinyal putus-putus. Maklum mbak lagi di

rumah sedang nggak ada piket.

SARI

(jengkel)

L-U-P-U-S. Lupus mbak!

MAYA

(malu)

Page 71: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

53

Oh lupus? Kalau tidak salah lupus itu penyakit seribu wajah karena

dapat menyerupai penyakit lain. Penyakit ini rentan terhadap cahaya

matahari karena menyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu, penderita

akan mengalami bercak-bercak pada wajah yang menyerupai sayap

kupu-kupu. Biasanya penderita mengalami depresi dan gangguan

emosional. Dari teori yang pernah kakak baca, pada penyakit lupus

produksi antibodi yang seharusnya normal menjadi berlebihan.

Akibatnya, antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang virus,

kuman, atau bakteri yang ada di adalam tubuh, tetapi justru menyerang

sistem kekebalan sel dan jaringan tubuhnya. Sampai sekarang obatnya

belum ditemukan dan ada kemungkinan penderita akan meninggal

secara perlahan. Itu kalau tidak salah lho, dik?

SARI

(terpukul perasaannya)

Sari terdiam mendengarkan penjelasan dari Maya.

MAYA

(curious/ penasaran)

Sudah paham belum? Dik? Tidak ada jawaban dik...halo dik Sari...

dik... wah pulsa pas-pasan. Tut...

SARI

(terpukul perasaannya)

Sari menjadi lemas, wajahnya pucat

Scene di atas ialah adegan dan dialog yang diambil dari skenario awal. Pada

saat shooting belangsung tokoh Maya menghilangkan beberapa dialog yang dirasa

tidak perlu sehinga menjadi seperti berikut ini :

Page 72: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

54

10 . INT. KAMAR SARI – RUMAH (SIANG)

(Sari dan Maya)

Sari membuka kertas hasil lab lalu menelpon saudaranya

SARI

(gelisah)

Haloo, Mbak Maya?

MAYA

(curious/ penasaran)

Oh, dik Sari. Ada apa, dik. Ibu sehatkan? Nggak biasanya telepon.

SARI

(sungkan)

Oh, Ibu sehat. Mbak, saya mau tanya tentang penyakit lupus nih,

mengganggu ga ya?

MAYA

(curious/ penasaran)

Apa dik, kuskus. Maaf sinyal putus-putus. Maklum mbak lagi di

rumah.

SARI

(jengkel)

Lupus mbak. L-U-P-U-S. Lupus!

MAYA

(malu)

Oo alah lupus to? Tak kiro kus-kus, sebentar tak cari buku dulu. Ne

dah ketamu ne, mmm penyakit lupus ya. Lupus itu adalah penyakit

seribu wajah karena dapat menyerupai penyakit lain. Penyakit ini

rentan terhadap cahaya matahari karena menyebabkan iritasi pada

kulit. Selain itu, penderita akan mengalami bercak-bercak pada wajah

yang menyerupai sayap kupu-kupu. Dari teori yang Mbak baca ya dik

Page 73: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

55

ya, pada lupus itu produksi antibodi yang seharusnya normal menjadi

berlebihan. Akibatnya, antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk

menyerang virus, kuman, atau bakteri yang ada di pada tubuh, ih ngeri

ya dik ya, kok bisa ya? Tetapi justru menyerang sistem kekebalan sel

dan jaringan tubuhnya sendiri. Kelihatannya ya dik ya sampai

sekarang obatnya belum ditemukan dan ada kemungkinan penderita

akan meninggal secara perlahan. Itu kalau tidak salah lho dik, Mbak

juga Cuma baca.

SARI

(terpukul perasaannya)

Sari terdiam mendengarkan penjelasan dari Maya.

MAYA

(curious/ penasaran)

Sudah paham belum? Dik? Tidak ada jawaban dik...halo dik Sari...

dik... wah pulsane mepet. Tut...

SARI

(terpukul perasaannya)

Sari menjadi lemas, wajahnya pucat

Pada pembuatan film pendek ”1000 Wajah” juga mengalami penambahan

adegan, yaitu pada anti klimaks cerita. Jika pada skenario awal anti klimaks cerita

hanya menampilkan adegan Sari menulis pada sebuah buku harian. Berikut contoh

bagian anti klimaks pada skenario awal:

11. INT. KAMAR SARI – RUMAH (MALAM)

(Sari)

Sari duduk di depan meja belajar mencoba menuliskan keadaannya dalam buku

harian.

Page 74: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

56

KAMERA : 1. siluet , frog eye.

2. moving manfaatkan pernik- prnik ruangan

3. overshoulder, medium close up

OVERSHOULDER CAMERA: Sari menulis di buku harian tentang kondisinya.

SARI (VO)

Jogjakarta, 19 september 2009

Ini adalah hari ke-721. Hari yang tak pernah berubah. Masih menunggu

kepastian dari malaikat penjemput tiba. Hari-hari masih terasa hampa dan jarum-

jarum masih di atas ranjang sunyi. Menunggu rasa nyeri datang lagi. Ough… Apa

yang tengah dicari dalam komidi putar. Jiwa seperti menari berpusingan. Dalam doa

tak kutemukan ia dan dalam doa menjadi letih sia…

Berapa lama lagi dan sisa berapa lagi aku menelan semua sakit ini. Air mata

mungkin sudah mengering sebelum malaikat mendekap dalam pelangi jingganya.

Hingga hari ini kupu-kupu masih erat melekat di mukaku. Sampai kapan lagi cahaya

mau mendekapku erat. Aku hanyalah Sari Wahyuningtya, gadis yang selalu

bersembunyi dari congkaknya matahari.

KAMERA HIGH ANGEL : close up tangan Sari yang masih mencoba menulis.

Sari terlihat letih perlahan-lahan meletakan kepalanya di meja.Terlihat pulpen yang

dipegang Sari perlahan mulai terjatuh. Kamera close up muka Sari, mata sudah

terpejam.

FADE OUT

Title penutup

Penyakit lupus tumbuh dan berkembang menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan.

Namun, tidak lebih mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan kurangnya informasi

tentang lupus itu sendiri. Hanya sentuhan cinta dan kasih sayang yang dapat

meringankan penyakit ini.

Page 75: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

57

CREDIT TITLE

SELESAI

Setelah mengalami penyuntingan, bagian anti klimaks berubah menjadi

seperti berikut ini:

14. INT. KAMAR SARI – RUMAH (MALAM)

(Sari)

Sari duduk di depan meja belajar mencoba menuliskan keadaannya dalam buku

harian.

KAMERA : 1. siluet , frog eye.

2. moving manfaatkan pernik- prnik ruangan

3. overshoulder, medium close up

OVERSHOULDER CAMERA: Sari menulis di buku harian tentang kondisinya.

SARI (VO)

Jogjakarta, 19 september 2009

Ini adalah hari ke-721. Hari yang tak pernah berubah (insert frame Sari masih

sehat, berman dengan temannya di stasiun). Masih menunggu kepastian dari malaikat

penjemput tiba. Hari-hari masih terasa hampa dan jarum-jarum masih di atas ranjang

sunyi (insert frame Sari masih sehat, berman dengan temannya di sungai).

Menunggu rasa nyeri datang lagi. Ough…(insert frame Sari saat sakit). Apa yang

tengah dicari dalam komidi putar. Jiwa (insert frame Sari masih sehat, berman

dengan temannya di sawah). seperti menari berpusingan. Dalam doa tak kutemukan

ia dan dalam doa menjadi letih sia…

Page 76: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

58

Berapa lama lagi dan sisa berapa lagi aku menelan semua sakit ini. Air mata

mungkin sudah mengering sebelum malaikat mendekap dalam pelangi jingganya.

Hingga hari ini kupu-kupu masih erat melekat di mukaku. Sampai kapan lagi cahaya

mau mendekapku erat. Aku hanyalah Sari Wahyuningtya, gadis yang selalu

bersembunyi dari congkaknya matahari.

KAMERA HIGH ANGEL : close up tangan Sari yang masih mencoba menulis.

Sari terlihat letih perlahan-lahan meletakan kepalanya di meja.Terlihat pulpen yang

dipegang Sari perlahan mulai terjatuh. Kamera close up muka Sari, mata sudah

terpejam.

14 a. EXT. REL KERETA API (SIANG)

( Sari dan tokoh tak bernama )

Sari Dan maya bermain-main di stasiun kereta api. Berlari-lari,

menggambarkan masa SMU. Terlihat sangat senang. Berjalan di atas rel.

14 b. EXT. SAWAH (SIANG)

( Sari dan tokoh tak bernama)

Sari Dan maya bermain-main di sawah. Berlari-lari, menggambarkan masa SMU.

Terlihat sangat senang.

14 c. EXT. SUNGAI (SIANG)

( Sari dan tokoh tak bernama )

Sari Dan maya bermain-main di sungai. Berman air menggambarkan masa SMU.

Terlihat sangat senang.

FADE OUT

Title penutup

Penyakit lupus tumbuh dan berkembang menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan.

Namun, tidak lebih mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan kurangnya informasi

tentang lupus itu sendiri. Hanya sentuhan cinta dan kasih sayang yang dapat

meringankan penyakit ini.

Page 77: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

59

CREDIT TITLE

SELESAI

Adegan 14a, b, dan c merupakan adegan tambahan yang juga menambahkan

satu tokoh figuran, berperan sebagai teman Sari semasa SMA. Dengan penambahan

adegan dan tokoh ini sutradara berharap pada anti klimaks terkesan lebih dramatis

dan artistik.

3.2 Penata Fotografi dan Juru Kamera

Dalam proses pembuatan film “1000 Wajah” tidak menggunakan penata

fotografi secara khusus. Penata fotografi dipimpin langsung oleh sutradara sehingga

dalam pembuatan film ini juru kamera selalu berkomunikasi langsung dengan

sutradara. Posisi juru kamera dipercayakan kepada Andreas Anggi Kuniawan.

Sutradara memilih langsung juru kamera karena dianggap Andreas lebih

berpengalaman dalam menguasai kamera video dan pernah terlibat dalam pembuatan

film indie. Setelah sudut terbaik didapatkan, juru kamera diberi kebebasan untuk

mengeksplorasi setiap sudut pengambilan gambar sebagai stok shoot.

Gambar 11. Juru kamera saat mengambil gambar high angel

Page 78: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

60

Gambar 12. Contoh the best angel

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan film sebenarnya sangatlah

banyak macamnya. Namun, untuk mengahasilkan film yang masih dalam tahap

belajar, seperti dalam pembuatan film “1000 Wajah” peralatan inti saja yang dipakai

juru kamera antara lain kamera Sony VD 170, kaset mini DV, tripod, clapper, dan

monitor TV.

Gambar 13. Kamera VD 170 Gambar 14. Kaset Mini DV

Gambar 15. Tv Monitor

Gambar 16. Tripod kamera Gambar 17. Dolytrack

Page 79: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

61

Seorang juru kamera harus mengetahui teknik-teknik pengambilan gambar

agar gambar yang dihasilkan lebih variatif. Dalam proses pembuatan film pendek

“1000 Wajah”, tidak semua teknik pengambilan gambar dipakai hanya yang kiranya

penting dan mendukung nilai dramatik cerita, seperti pengambilan teknik zoom yang

menggunakan fasilitas yang ada di kamera. Teknik ini membuat sebuah objek long

shoot menjadi close up (zoom in) atau sebaliknya (zoom out). Dalam pembuatan film

ini sutradara hanya menggunakan zoom in. Selain menggunakan fasilitas yang ada

pada kamera, untuk menghasilkan variasi gambar juru kamera menggunakan teknik

pergerakan kamera.

Gambar 18. Contoh Zoom in

Untuk teknik pengambilan gambar dengan pergerakan kamera, film ini hanya

menggunakan teknik pan kanan (right). Teknik pan kanan adalah pergerakan kamera

tetap pada porosnya tampa mengubah posisi kamera. Juru kamera menggunakan

tripod sebagai alat bantu, supaya saat kamera bergerak pada porosnya gambar tidak

bergoyang. Poros yang dimaksud adalah kepala tripod yang bisa bergerak.

Gambar 19. Contoh gerak pan shoot dari kiri ke kanan (pan kanan)

Page 80: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

62

Pengambilan gambar pada film pendek “1000 Wajah” menggunakan beberapa

jenis shoot. Teknik long shoot digunakan dalam film ini, long shoot adalah

menempatkan figur objek terletak di bawah garis frame pada layar. Jika objeknya

manusia, seluruh objek terlihat semua dari kepala sampai kaki.

Gambar 20. Contoh long shoot

Untuk pengambilan jarak sedang, film ini menggunakan jenis medium shoot.

Jenis medium shoot adalah pengambilan gambar dengan frame sedang. Bila objeknya

manusia, pengambilan gambar difokuskan pada bagian kepala sampai pinggang.

Shoot ini lebih berfokus pada objek, tenang, dan objektif.

Gambar 21. Contoh medium shoot

Untuk penggambilan gambar yang lebih dekat juru kamera menggunakan

teknik medium close up dan slose up. Medium close up digunakan apabila mengambil

objek manusia yang bermula dari kepala hingga garis dada. Sebaliknya, close up

merupakan pengambilan gambar lebih dekat daripada medium close up. Shoot ini

lebih ekspresif dan objek hanya bisa memainkan mimik muka saja.

Page 81: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

63

Gambar 22. Contoh medium close up Gambar 23. Contoh close up

Pada film ini juga digunakan teknik pengambilan gambar objek dengan jarak

yang sangat dekat yaitu extereme close up. Shoot ini merupakan pengambilan

gambar dengan jarak sangat dekat sehingga detail dari sebah objek terlihat jelas.

Gambar 24. Contoh extreme shoot

Setiap adegan dalam film pendek “1000 Wajah” direkam oleh juru kamera

dari berbagai sudut pengambilan gambar ( angle ). Sudut pengambilan gambar dapat

memberikan variasi hasil rekaman. Dalam pengambilan gambar objek, kamera dapat

diletakkan lebih tinggi atau lebih rendah dari objek tersebut. Apabila kamera

diletakkan lebih tinggi dari objek dikenal istilah high angle dan sebaliknya, kamera

yang diletakkan lebih rendah dari objek disebut low angle. Pada umumnya

pengambilan gambar dengan sudut high angle menunjukkan kesan lemah tak berdaya

dari objek, sedangkan low angle menunjukkan superioritas atau dominasi seorang

tokoh.

Page 82: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

64

Gambar 25. Contoh hign angle Gambar 26. Contoh Low angle

Selain high angle dan low angle, pembuatan film pendek ini menggunakan

sudut pengambilan gambar oversouldher. Shoot ini meletakkan kamera di belakang

objek.

Gambar 27. Contoh sudut pengambilan gambar overshoulder

Juru kamera tugasnya merekam setiap adegan sesuai arahan dari sutradara.

Setiap rekaman adegan selalu diawali dengan merekam alat penanda adegan atau

sering disebut clapper. Di dalam clapper berisi nama production house, nomor scene

atau adegan, nomor shoot ( posisi perpindahan kamera), nomor take (pengambilan

gambar), nama cast atau pemeran, lokasi, nama kamerawan, dan nama sutradara.

Setiap ada pergantian shoot atau pengulangan take, nomornya akan berubah secara

berurutan, dan begitu juga dengan pergantian pemain, lokasi, dan kamerawan.

Page 83: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

65

Gambar 28. Clapper Gambar 29. petugas clapper

Dalam proses pembuatn film “1000 Wajah”, petugas clapper dipercayakan

kepada Yohanes Sadewo. Petugas clapper dan catatan adegan merupakan dua hal

yang nantinya akan sangat membantu kerja seorang editor. Dengan melihat catatan

adegan yang berasal dari clapper, editor dapat mengetahui adegan yang digunakan,

disimpan, atau dibuang. Pada pembuatan film ini petugas pencatat adegan ditangai

oleh Wahyu Saputri.

Gambar 30. Catatan adegan Gambar 31. petugas pencatat adegan

3.3 Penata Artistik dan Seting

Penata artistik bertugas menyusun segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita

atau menyediakan komposisi visual yang baik untuk direkam. Seorang penata artistik

akan bertanggung jawab atas seting cerita, properti yang digunakan, kostum, dan tata

rias. Dalam pembuatan film pendek “1000 Wajah” ini penata artistik dipercayakan

kepada Hendry Suwoto. Pada pembuatan film ini penata artistik bertanggung jawab

atas setting cerita. Sebagian besar setting cerita dalam film ini berada di dalam kamar.

Jadi, penata artistik bertugas membuat setting sebuah kamar nampak pada umumnya.

Page 84: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

66

Gambar 32 dan 33. Setting sebuah kamar

Untuk setting cerita yang berada di luar ruangan, film ini memberikan keluasan

natural atau setting alami seperti keadaan sebenarnya.

3.3.1 Properti

Properti merupakan barang-barang yang digunakan untuk membangun sebuah

setting sesuai tuntutan skenario. Properti yang digunakan dalam pembuatan film

“1000 Wajah” dapat dikatakan sangat mudah untuk didapatkan di lokasi shooting.

Hampir semua properti yang direncanakan oleh sutradara untuk membangun sebuah

setting sudah ada di sekitar lokasi shooting. Untuk masalah properti, pembuatan film

pendek ini dipercayakan kepada Aji Yulianto dan Sadewo. Berikut beberapa contoh

daftar properti yang akan digunakan untuk shooting:

1. properti “ kamar Sari”, antara lain tempat tidur yang sudah terlihat tua, kasur,

bantal, jam dinding, meja rias, lampu belajar, peralatan rias, pernik-pernik,

dan sebagainya.

2. properti “ Ibu Menjahit”, antara lain mesin jahit, baju-baju, kain, peralatan

menjahit.

3. properti “ Ibu melihat hasil anatest”, antara lain kertas hasil lab, stopmap.

Page 85: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

67

Gambar 34, 35, 36,37,38,39 Contoh properti dalam pembuatan film pendek

“1000 Wajah”

3.3.2 Tata Rias

Tata rias dalam pembuatan film pendek “1000 Wajah” dibuat senatural

mungkin untuk membangun sebuah karakter masyarakat yang hidup di pedesaan.

Tata rias yang membutuhkan waktu lama saat merias tokoh Sari dengan efek bintik-

bintik merah yang menyerupai sayap kupu-kupu. Penata rias dalam pembuatan film

pendek ini dipercayakan kepada Veronika Handayani.

Gambar 39. Penata rias saat merias pemeran

Page 86: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

68

3.3.3 Penata Cahaya

Sebagian besar adegan pembuatan film pendek “1000 Wajah” dilakukan di

dalam ruangan. Peran penata cahaya sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana

ruangan sesuai yang diharapkan dalam skenario. Penata cahaya dalam pembuatan

film ini dipercayakan pada Hendri Suwoto.

Gambar 40,41,42,43 Contoh penata cahaya sedang mengatur asupan cahaya

Untuk penataan cahaya, pembuatan film ini menggunakan lampu 250 watt.

Lampu dipantulkan ke tembok atau pada alat reflektor sehingga cahaya dari lampu

tidak terlalu terang dan terkesan lebih alami.

3.3.4 Tata Suara

Perkaman suara dalam pembuatan film merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan. Sistem perekaman dalam pembuatan film pendek “1000 Wajah”

menggunakan mic dinamic yang diikatkan pada sebuah monopod dan dihubungkan

Page 87: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

69

pada sebuah voice recorder. Alat rekam seperti ini merupakan solusi untuk

mengganti alat boomer yang harga sewanya cukup mahal.

Gambar 44. Contoh voice recorder Ganabr 45. Contoh mic dinamic

pada sebuah monopod

Tenaga perekam suara (sound recordist) dan penata suara dalam pembuatan

film pendek ini perannya dirangkap oleh Yulianto, sedangkan pengarah mic (boom

person) dipercayakan kepada Dika Prasetya.

Gambar 46. Penata suara

Dengan sistem perekaman suara seperti ini, setidaknya memudahkan saat

pengeditan suara. Hasil suara yang didapatkan dengan cara seperti ini terbukti lebih

bagus dibanding dengan perkaman suara yang hanya mengandalka mic pada kamera.

Page 88: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

70

3.4 Pemeran

Dalam proses pembuatan film pendek “1000 Wajah” terjadi penambahan

pemeran saat shooting berlangsung. Tokoh teman Sari yang diperankan oleh Wahyu

Saputri dipilih langsung oleh sutradara. Penambahan pemeran ini terdapat pada scene

14a, 14b, dan 14 c.

Gambar 47. Tokoh teman Sari yang diperankan oleh Wahyu Saputri

Tokoh teman Sari pada film ini tidak melakukan dialog. Tokoh ini hanya

diambil gerakannya saja, untuk membangun karakter Sari saat SMA yang masih

ceria. Penambahan ini dilakukan untuk menambah dramatik pada ending cerita.

Page 89: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

BAB IV

PROSES PASCAPRODUKSI

PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH”

Pada bab ini berisi laporan pascaproduksi pembuatan film pendek “1000

Wajah”. Pascaproduksi adalah tahap akhir dari pembuatan film yang terdiri dari

editing gambar, editing suara, tata musik.

4.1 Editing Gambar

Proses editing gambar termasuk tahap pascaproduksi dalam pembuatan

film. Editing menjadi sangat penting perannya dalam membuat film karena

kualitas film dapat dilihat dari hasil akhir editing. Editor merupakan orang

terakhir dari seluruh pekerja produksi. Proses editing dalam film pendek “1000

Wajah” dipercayakan sutradara kepada A. Anggi Kurniawan karena dianggap

menguasai teknik editing. Proses editing dipimpin oleh sutradara dari pemilihan

gambar yang akan dipakai sampai pemilihan lagu untuk soundtrack. Di sini

sutradara bertindak sebagai konseptor dan editor sebagai pelaksana. Hal demikian

dilakukan agar hasil editing sesuai dengan apa yang diharapkan sutradara.

71

Page 90: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

72

Gambar 48. Editor mengedit film Gambar 49. Sutradara mendampingi Editor saat melakukan editing

Sistem editing yang digunakan dalam menggarap film pendek “1000

Wajah” dengan pola linear editing yaitu pengeditan gambar dilakukan secara

runtut dari awal. Pengeditan secara runtut memang lebih sulit karena memerlukan

ketelitian dan kesabaran. Pengeditan dengan pola ini memang membutuhkan

waktu yang lama karena setiap scene yang selesai diedit langsung dilihat apakah

sinkron dengan adegan atau scene sebelumnya. Ketelitian dalam pengeditan

dengan cara ini sangat diperlukan untuk mengurangi setiap kesalahan yang terjadi.

Gambar 50. Sutradara melihat scene yang sudah selesai diedit

Kaset yang digunakan adalah mini DV dengan format DV cam, yang

berdurasi 40 menit tiap kasetnya. Sutradara memilih format DV cam karena

kualitas gambar yang dihasilkan lebih bagus dari pada format SP (short play)

atau LP (longplay). Hasil ditransfer atau di-capture ke komputer menggunakan

program pinnacle berupa fle AVI atau Video for Windows dengan bentuk frame

Page 91: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

73

film yang berisi gambar bergerak dari setip shot. Program yang digunakan untuk

mengedit film ini ialah Adobe Premiere Pro Cs 3.

Gambar 51. Tampilan Gambar 52. Tampilan saat memilih Adobe Premiere Pro Cs 3. Hasil rekaman suara

Setelah selesai ditransfer, tahap selanjutnya adalah memilih atau

menyeleksi frame film atau hasil shooting berdasarkan pada catatan pencatat

adegan film. Dengan berpatokan catatan dari pencatat adegan, seorang editor akan

dengan mudah memilih setiap gambar yang akan dipakai atau yang tidak. Editor

hanya perlu mencocokan catatan pencatat adegan film dengan hasil gambar.

Setelah diseleksi, hasil dikelompokan berdasar scenes sesuai dalam skenario.

Selanjutnya ialah proses menggabungkan setiap frame film sehingga menjadi satu

kesatuan berdasar setiap scenes.

Gambar 53. Catatan adegan

Proses editing adalah proses menggabungkan setiap gambar yang

dipakai dari potongan-potongan kasar menjadi potongan akhir yang lebih halus.

Ketepatan pembuatan potongan dalam hal waktu, tempat, dan adegan menjadi

Page 92: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

74

kunci dalam setiap proses editing agar tercipta gaya dan kontinuitas yang baik

dalam film.

Untuk menggabungkan setiap scenes dalam film “1000 Wajah”,

digunakan beberapa teknik penyambungan antara lain cut to, disolve, fade in, fade

out. Penyambungan ini digunakan untuk menciptakan kontinuitas dari tiap scenes

dan menunjukan hubungan waktu dan peristiwa

Gambar 54. Contoh teknik fade in

Teknik fade in yaitu menampilkan gambar secara perlahan, tidak

langsung utuh ditampilkan. Pada film ini contoh fade in terdapat pada adegan ibu

melipat baju. Selain teknik fade in, film ini juga menggunakan teknik fade out.

Teknik fadeout adalah gambar terkhir dari sebuah adegan perlahan-lahan

tenggelam dalam gelap.

Gambar 55. Contoh teknik fade out

Teknik cut to banyak digunakan dalam pembuatan film pendek “1000

Wajah”. Teknik cut to adalah teknik perpindahan gambar satu ke gambar

berikutnya secara cepat atau tanpa melalui transisi.

Page 93: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

75

Gambar 56. Contoh teknik cut to cut

Disolve merupakan teknik perpindahan gambar ke gambar dengan cara

menumpuk gambar akhir dengan gambar awal. Disolve merupakan salah satu

bentuk transisi. Dalam film ini teknik disolve digunakan dalam scene Sari

mengenang masa kecilnya yang riang. Dalam scene ini teknik disolve sangat tepat

digunakan karena menunjukan perpindahan waktu dan tempat yang berbeda

Gambar 57. Contoh teknik disolve

Tahap akhir dari sebuah proses editing adalah proses rendering dan

filtering. Proses rendering merupakan penggabungan seluruh shot menjadi satu

kesatuan file squance dalam bentuk AVI. Setelah di-render, film dilihat dan

dikoreksi dari segi warna, atau masuk tahap filtering. Proses filtering merupakan

proses penghalusan warna agar nyaman saat dipandang mata dan lebih baik.

Dalam film ini proses filtering yang di pakai adalah warna biru tranparan untuk

menunjukkan perbedan waktu.

Page 94: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

76

Gambar 58 dan 59. Filtering warna biru transparan

Gambar kiri merupakan hasil setelah diberi filtering warna biru transparan. Warna

biru transparan dipilih karena disesuaikan warna lampu pada malam hari. Selain

itu, filtering warna biru dipergunakan untuk menunjukkan perbedaan waktu.

4.2 Editing Suara dan Penata Suara

Sistem perekaman suara dalam film pendek “1000 Wajah” menggunakan

cara langsung ( direct sound) pada saat shooting. Dalam perekaman dialog, film

ini tidak menggunakan mic pada kamera sebagai master suara, tetapi mic pada

kamera digunakan hanya untuk memudahkan pada saat proses penataan suara

pada tahap pascaproduksi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas suara yang

lebih baik. Suara yang sudah terekam lalu ditransfer ke`dalam komputer. Setelah

ditransfer, suara akan diedit terlebih dahulu menggunakan software adobe

audition.

Gambar 60. Tampilan grafik suara saat diedit

Page 95: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

77

Setelah hasil rekaman selesai diedit, hasil ditransfer ke Adobe Premiere Pro Cs 3

untuk dicocokkan dengan catatan adegan.

Gambar 61. Tampilan Grafik suara saatdicocokan dengan adegan

Setelah proses penataan suara selesai dilakukan, selanjutnya diberi sound

effect pada beberapa adegan. Pemberian sound effect terdapat pada adegan Ibu

menunggu kedatangan Simbah, sore hari. Dalam adegan ini menggunakan sound

effect jam dinding.

4.3 Tata Musik

Penataan musik merupakan tahap akhir setelah editing gambar dan suara

selesai. Musik dalam film pendek “1000 Wajah” memiliki fungsi tersendiri antara

lain: (1) membantu merangkaikan adegan, (2) menunjukkan suasana batin tokoh

dalam film, (3) mengiringi kemunculan susunan kerabat kerja atau nama-nama

pendukung kerabat produksi (credit title), dan (4) membentuk ketegangan

dramatik.

Pada tahap ini penata mendampingi editor meletakkan musik pada

tempatnya. Penataan musik dalam film ini dilakukan langsung pada Adobe

Premiere Pro Cs 3 dan tidak ada kesulitan yang berarti. Pemotongan dan besar

kecilnya suara musik pada suatu adegan dapat diatur dengan line system. Setelah

penataan musik selesai sesuai yang dinginkan kemudian dilakukan proses

rendering. Berikut daftar lagu yang digunakan dalam film pendek “1000 Wajah”:

Page 96: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

78

1. D’masiv, “ Jangan Menyerah” digunakan dalam adegan terakhir atau anti

klimaks, yaitu pada saat Sari menulis pada buku hariannya. Pemilihan lagu

ini berdasar pada lirik lagunya. Lirik lagu ini dapat membantu

membangun ending cerita, sehingga terlihat lebih dramatis.

2. Musikalisasi Puisi Sapardi Djoko D, “ Gadis kecil” digunakan dalam

adegan tokoh Sari mengingat masa kecilnya yang ceria. Pemilihan lagu ini

berdasar lirik lagu yang menggambarkan kehidupan gadis kecil.

3. Sahban Yahya, “ Dark Confension” , “ Faces Of Jogja”, “ Jig of Joy”,

“ Searching and Yearming”, “ The Calling”, “ The Mahabarata”, “ Voice

of Sorrow”, “Full Moon Ecounter” sebagian besar film ini menggunakan

instrument dari Sahban Yahya yang dirasa penata musik dan sutradara

dapat melatarbelakangi nuansa setiap adegan yang sedang berlangsung.

4. Waljinah,”Macapat Asmaradana” digunakan pada adegan Simbah sedang

mengobati Sari. Lagu yang dibawakan dengan cara macapat dan iringan

gending Jawa sangat mendukung adegan ini karena sesuai dengan cara

pengobatan Jawa yang mistis.

Page 97: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Film merupakan salah satu karya sastra, karena di dalamnya terdapat

unsur-unsur pembangun sebuah karya sastra khususnya drama. Film merupakan

bentuk pengembangan dari drama yang direkam menjadi bentuk audio visual.

Berbagai macam unsur pembangun film menandakan bahwa sebuah film bukan

karya seseorang, tetapi sebuah tim.

Melalui film, kita dapat mempengaruhi emosi orang dan membuat mereka

melihat banyak hal dari sudut pandang yang berbeda, membantu mereka

menemukan ide-ide baru. Film dapat juga digunakan sebagai media penyampaian

informasi. Melalui bahasa dan gambar yang disajikan, diharapkan film dapat

menyampaikan pengetahuan yang baru bagi penonton.

Pembuatan film “1000 Wajah” tidak melibatkan pemodal yang kuat

sehingga banyak kekurangan yang harus ditutupi. Komunikasi dan kekompakan

antar kru pada saat praproduksi, produksi, dan pascaproduksi menjadi kunci

utama suksesnya pembuatan film. Selain itu menanamkan rasa memiliki bahwa

film ini bukan karya individu tetapi karya setiap kru membuat mereka bekerja

dengan hati. Tujuanya untuk menutupi setiap kekurangan pada tim prodoksi.

Hal terpenting dalam proses pembuatan film adalah modal, karena akan

berkaitan dengan pembiayaan. Perhitungan efisiensi waktu dan biaya yang tepat

79

Page 98: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

80

pada saat praproduksi dapat mengukur berapa besar dana yang harus dikumpulkan

untuk membiayai proses produksi dan pascaproduksi.

Skenario atau blueprint sebagai kerangka dasar pembuatan film. Skenario

yang baik akan mempermudah kerja pemain dan penata artistik saat proses

produksi berlangsung. Kreatifitasan mengolah dan menterjemahkan skenario dari

setiap kru akan membuat film lebih berkembang dan artistik. Untuk membuat

sebuah film menjadi lebih berkembang dan lebih artistik diperlukan seorang

sutradara sebagai kepala produksi.

Sutradara ialah orang yang menjadi otak utama dalam proses produksi film

berlangsung. Tugas sutradara dibantu oleh beberapa kru (juru kamera, penata

kostum, tata rias, tata suara, tata cahaya, tata artistik, tata musik, dan editor).

Seorang sutradara dituntut memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur setiap

kru dan tanggap mengahadapi setiap kendala di lapangan. Selain sutradara

pemeran adalah suatu hal yang harus ada karena akan mempengaruhi jalan cerita.

Sebelum shooting film berlangsung pemeran harus digarap secara maksimal

(dialog, dan bloking) agar mengurangi kesalahan pada saat teke gambar. Pada saat

produksi film berlangsung tokoh-tokoh dalam film ”1000 Walah” cukup mudah

menghayati setiap peran yang dimainkan.

Peran editing daalam membuat film menjadi sangat penting. Film yang

yang baik tidak hanya ditentukan dari segi artistik pengambian gambar tetapi

perlu didukung editing saat proses pascaproduksi. Proses ini memakan waktu

yang lebih lama dibandingkan dengan saat proses produksi karena membutuhkan

Page 99: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

81

kesabaran dalam menggabungkan setiap shoot, sehingga kontinuitas cerita dapat

terjalin dengan baik

Jadi film merupakan salah satu bentuk lain dari sastra khususnya drama.

Namun, film memiliki keunggulan dalam penggambaran seting cerita. Seting

cerita drama akan terbatas pada luasan panggung, tetapi dalam film seting cerita

dapat dibuat secara lebih nyata. Film juga merupakan hasil karya dari sebuah tim

karena di dalamnya terdapat beberapa unsur pembangun sebuah film yang

membutuhkan banyak kru. Penghitungan modal yang tepat, komunikasi antar kru

yang baik akan mempermudah proses pembuatan film.

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan film pendek “1000

Wajah” masih terdapat banyak kekurangan. Kendala adalah hal yang harus ada

dalam pembuatan film pendek karena dapat membuat kita semakin kreatif. Dari

pengalaman ini penulis dapat mengetahui proses pembuatan film. Saran yang

dapat diberikan penulis setelah melakukan evaluasi dari proses pembuatan film

pendek “1000 Wajah” adalah sebagai berikut:

1. mencari ide cerita yang biasa kita temui dan mengubahnya menjadi cerita

yang menarik.

2. dalam membuat film pendek, setiap kru harus bekerja dengan hati atau

menempatkan sama-sama belajar, jangan berpikir pada profit semata.

3. skenario merupakan kerangka dasar membuat film. Skenario yang baik

dibuat secara detail dan komplit. Sehingga memudahkan saat produksi

berlangsung.

Page 100: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

82

4. storyboard dari setiap adegan harus ada sejak proses praproduksi karena

akan mempermudah kerja juru kamera dan pemain.

5. perhitungkan setiap pengeluaran secara terperinci untuk menanggulangi

kebocoran anggaran.

6. editing harus dilakukan secara teliti untuk menjaga kontinuitas jalan

cerita.

7. setiap pembuatan film indie harus bisa diterapkan sebagai media

pembelajaran sastra karena media film merupakan visualisasi dari drama

dalam bentuk audio visual.

Page 101: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

EdisiRevisi III.Jakarta: PT. Rineka Cipta Dennis, fitryan G.2008. Bekerja Sebagai Sutradara. Jakarta. Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film, panduan menjadi produser.

Yogyakarta: Panduan & Pustaka Konfiden. Hariwijaya dan Basri. 2004. teknik menulis skripsi dan thesis. Yogyakarta: Zenith

Publisher Harymawan, RMA. 1988. Dramaturgi. Bandung: Rosda. Iskandar, Eddy D. 2008. Seabad Bioskop di Bandung.

http://bandungcreativecityblog.wordpress.com/tag/film. Diakses 19 Agustus 2009, pukul 19:45.

Mangunhardjana, Margija A. 1976. Mengenal Film. Yogyakarta: Kanisius. Naratama. 2006. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta : Grasindo. Nugraha, Taufanny. 2007. Perkembangan Komunitas Film di Bandung.

http://bandungcreativecityblog.wordpress.com/tag/film. Diakses 19 Agustus 2009, pukul 19:55.

Prakosa, Gatot. 2008. Perkembangan Film Indie di Indonesia.

http://mmcfilmkendari.wordpress.com. Diakses 20 Agustus 2009, pukul 21:25.

Savitri, Tiara. 2007. Aku dan Lupus. Jakarta: Indiependent. Set, Sony. 2008. Rahasia Menulis Skenario Profesional. Yogyakarta: Liliput. Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Telivisi. Yogyakarta: Duta

Wacana Press. Sumarno, Marseli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: Gramedia Sutisno, PCS. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio.

Jakarta: Grasindo.

83

Page 102: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

84

Widagdo, M, Bayu dan Winastwan Gora S. 2004. Bikin Sendiri Film Kamu: Panduan Produksi Film Indonesia. Yogyakarta : Percetakan Negeri.

-------------------------. 2007. Bikin Film Indie itu Mudah. Yogyakarta : Andi.

Page 103: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

LAMPIRAN 1

SINOPSIS

FILM PENDEK ”1000 WAJAH”

Film ini menceriterakan kehidupan seorang gadis yang mengidap penyakit

SLE (Systemic Lupus Erythematosus) atau lupus. Sari, gadis berusia 17 tahun. Ia

tinggal di sebuah desa bersama ibunya yang bekerja sebagai penjahit, sedang

ayahnya telah meninggal sejak Sari berumur 9 tahun. Meskipun ia kehilangan

figur seorang ayah, Sari kecil tumbuh sebagai anak yang periang.

Sifat periang dan ceria mulai menghilang semenjak Sari menemukan

secarik kertas hasil cek darah. Dari hasil anates (laboratorium) itu, Sari

dinyatakan mengidap penyakit lupus. Suadaranyalah (perawat yang bernama

Maya) yang kemudian banyak memberikan informasi mengenai penyakit lupus.

Sebuah penyakit yang mengharuskan Sari tidak bisa keluar pada siang

hari, karena cahaya matahari dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu,

penderita akan mengalami bercak-bercak pada wajah yang menyerupai sayap

kupu-kupu. Pada penderita lupus, produksi antibodi yang seharusnya normal

menjadi berlebihan. Akibatnya, antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang

virus, kuman, atau bakteri yang ada di dalam tubuh, tetapi justru menyerang

sistem kekebalan sel dan jaringan tubuhnya sendiri.

Sebagai keluarga kurang mampu, ibunya merasa terpukul dengan penyakit

yang diderita Sari. Pendapatan yang diperoleh dari upah menjahit dan uang

tabungan pun hanya mampu untuk membayar cek darah dan konsultasi dokter.

85

Page 104: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

86

Meskipun begitu, rasa dan raut kesedihan seorang ibu tidak tampak dalam

keseharianya. Sebagai seorang ibu, ia tidak patah semangat. Pengobatan alternatif

pun sudah dicoba untuk penyembuhan Sari dan hasilnya nihil.

Akhirnya Sari menghabiskan waktunya di dalam rumah saja. Kerinduan

akan hari-harinya sebagai siswi SMA pupus sudah. Hingga klimaksnya, Sari

mengalami tingkat kebosanan dan stres. Dari situ, Sari kemudian mencoba

meluapkan kejenuhannya pada sebuah buku harian yang selalu setia menemani

kesakitannya. Dalam buku hariannya, ia banyak menulis tentang makian kepada

Tuhan, jeritan kesakitan, rasa jengkel, sampai pada akhirnya ia menyerahkan

semua penyakitnya kepada Tuhan sebagai pencipta hidup.

Page 105: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

LAMPIRAN 2

SKENARIO AKHIR

FILM PENDEK ”1000 WAJAH”

TEASER (ADEGAN PEMBUKA)

1. INT. KAMAR – SARI (PAGI)

(Sari)

SUBJEKTIF CAMERA: Sari membuka jendela. Memperhatikan ibunya

menjemur pakaian.

CUT TO

2. EXT. LUAR RUMAH – IBU (PAGI)

(Ibu)

OVER SHOULDER: Ibu melihat Sari tersenyum.

IBU

Tutup…(tanpa suara)

POV: Ibu menjemur pakaian. CUT TO

3. INT. KAMAR – SARI (PAGI)

SUBJEKTIF KAMERA: Sari menangkap kupu-kupu

CUT TO

4. EXT. LUAR RUMAH (PAGI)

POV: Pakaian basah bergambar kupu-kupu.

MAIN TITLE (JUDUL CERITA & SUTRADARA)

FADE OUT

FADE IN

87

Page 106: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

88

ACT ONE

1. EST./INT. RUANG TAMU – RUMAH (SORE)

(Ibu)

ANGLE ON: Ibu sedang melipat baju, duduk di kursi ruang tamu rumah.

Terdengar ibu melantunkan tembang Jawa ( jenang gulo) sebagai pelipur hati.

SUBJEKTIF CAMERA: Tangan Ibu yang sedang melipat baju lalu berdiri

masuk kamar Sari.

CUT TO

2. INT. KAMAR SARI – RUMAH (PETANG)

(Ibu dan Sari)

(OS) Terdengar suara pintu dibuka.

ANGLE ON: Ibu masuk ke kamar Sari dan menutup jendela.

SUBJEKTIF CAMERA: Ibu melihat Sari masih tertidur lalu keluar kamar.

FADE OUT

FADE IN

3. INT. RUANG TAMU – RUMAH (PETANG)

(Ibu )

SUBJEKTIF CAMERA: Ibu duduk di ruang tamu lalu membuka kertas hasil

pemeriksaan anates (laboratorium).

INSERT FRAME: Kertas hasil lab. Ibu mencoba membaca dan mengetahui

maksud hasil lab tersebut.

DOKTER(VO)

(empati)

Ehmm begini ya... bu ya.... Dari hasil anates ternyata putri ibu

menderita penyakit SLE atau lupus. Penyakit ini memang tergolong

langka dan sementara ini belum ditemukan obatnya. Saya harap ibu

tetap sabar dan berdoa saja semoga ada keajaiban untuk sembuh.

(insert camera kertas hasil lab)

Page 107: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

89

KAMERA OVERSHOULDER: Terlihat air mata menetes membasahi kertas

hasil anates.

POV: Ibu melipat kertas dan menyimpan lagi.

(OS) Terdengar Sari memanggil dari dalam kamar (suara parau)

CUT TO

4. INT. KAMAR SARI – RUMAH (PETANG)

(SARI)

Sari menggigil badannya panas

SARI

(memanggil)

Bu…..ibu……ibu…….

CUT TO

5. INT. KAMAR SARI – RUMAH (PETANG)

(Simbah, Ibu, dan Sari)

ESTABILSH: Terlihat ibu masuk kamar dan Sari sedang menggigil.

POV: Muka Sari yang pucat dan badan menggigil. Ibu menyeka keringat yang

keluar dari muka Sari dan membelai rambutnnya dengan ekspresi gelisah.

OS: Suara jam dinding

IBU

(panik)

Sudah pukul 5 lebih kok belum juga datang to....

(OS) Terdengar suara mengetuk pintu dan ibu beranjak untuk membukakan pintu.

SUBJEKTIF CAMERA: Ibu menyambut sosok Simbah.

CUT TO

6. INT . DEPAN PINTU KAMAR SARI – RUMAH (PETANG)

(Sari, Ibu dan Simbah)

POV: terjadi percakapan tanpa suara Ibu dengan Simbah. Terlihat Simbah

memberikan sesuatu kepada Ibu.

Page 108: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

90

CAMERA MOVEMENT: Ibu mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan

Simbah. Simbah masuk ke dalam kamar Sari.

CUT TO

7. INT. KAMAR SARI – RUMAH (PETANG)

POV: Simbah membaca doa –doa lalu memercikan air di kamar Sari.

POV (Ibu): Duduk memangku kepala Sari sesekali membalai rambut penuh

kasih sayang.

IBU

(curious/ penasaran)

Sebentar lagi kamu pasti sembuh nduk.

(OS) Ibu mengidungkan lagu Jawa sebagai bentuk kesedihannya.

SARI

(curious/ penasaran)

Bu... Sari sakit apa sih? Lantas Simbah itu..

IBU

(gusar)

Ssssst diam! Nurut saja sama Simbah.

ESTABILSH CAMERA: Simbah berputar-putar di sekitar ranjang seperti

orang gila. Memercik-mercikan air.

IBU

(curious/ penasaran)

Sudah, Mbah? Tidak ada jawaban.

SIMBAH

(jengkel)

Sssstt...Diam! Mengganggu... Memberi isyarat untuk diam.

POV: Sari mulai tertidur dipangkuan ibu.

IBU

(curious/ penasaran)

Gimana Mbah hasilnya, Mbah?

Page 109: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

91

SIMBAH

(bingung)

Maaf, Simbah ndak bisa bantu. Simbah pamit dulu...

POV: Ibu menarik nafas sebagai tanda putus asa. Berjalan mendekati Sari.

FADE OUT

FADE IN

8. INT. RUANG TAMU – RUMAH ( PAGI )

(Sari dan ibu)

SUBJEKTIF CAMERA: Terlihat ibu sedang menjahit dan Sari keluar dari

kamar.

SARI

(gelisah)

Bu, tahu Charger Hp nggak ?

Ibu melihat ke arah Sari lalu kembali menjahit.

IBU

(bingung)

Coba dicari di dalam almari. Sari berjalan menuju almari yang

dimaksud ibu.

FADE OUT

FADE IN

9. INT. RUANG BELAKANG – RUMAH ( PAGI )

(Sari dan Ibu)

ANGLE ON: Terlihat Sari sedang mencari charger hp. Tidak sengaja

menemukan kertas hasil laboratorium yang di sembunyikan ibu. Di buka lalu

mencoba membaca.

(OS) Ibu: Mengidungkan lagu Jawa

IBU (VO)

(berteriak)

Page 110: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

92

Ada tidak?

Sari kaget mendengar suara ibu, kemudian melipat kertas tersebut dan

menyimpan disaku. Masih berusaha mencari.

SARI

(curious/ penasaran)

Belum, bu… Menjawab terbata-bata

IBU

(kawatir)

Sar, kalau di rak tengah tidak ada lho. Ibu tadi sudah lihat.

SARI

(takut)

Su...sudah kok, bu!

CUT TO

10 . INT. KAMAR SARI – RUMAH (SIANG)

(Sari dan Maya)

Sari membuka kertas hasil lab lalu menelpon saudaranya

SARI

(gelisah)

Haloo, Mbak Maya?

MAYA

(curious/ penasaran)

Oh, dik Sari. Ada apa, dik. Ibu sehatkan? Nggak biasanya telepon.

SARI

(sungkan)

Oh, Ibu sehat. Mbak, saya mau tanya tentang penyakit lupus nih,

mengganggu ga ya?

MAYA

(curious/ penasaran)

Apa dik, kuskus. Maaf sinyal putus-putus. Maklum mbak lagi di

rumah.

Page 111: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

93

SARI

(jengkel)

Lupus mbak. L-U-P-U-S. Lupus!

MAYA

(malu)

Oo alah lupus to? Tak kiro kus-kus, sebentar tak cari buku dulu. Ne

dah ketamu ne, mmm penyakit lupus ya. Lupus itu adalah penyakit

seribu wajah karena dapat menyerupai penyakit lain. Penyakit ini

rentan terhadap cahaya matahari karena menyebabkan iritasi pada

kulit. Selain itu, penderita akan mengalami bercak-bercak pada

wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu. Dari teori yang Mbak

baca ya dik ya, pada lupus itu produksi antibodi yang seharusnya

normal menjadi berlebihan. Akibatnya, antibodi ini tidak lagi

berfungsi untuk menyerang virus, kuman, atau bakteri yang ada di

pada tubuh, ih ngeri ya dik ya, kok bisa ya? Tetapi justru

menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuhnya sendiri.

Kelihatannya ya dik ya sampai sekarang obatnya belum ditemukan

dan ada kemungkinan penderita akan meninggal secara perlahan.

Itu kalau tidak salah lho dik, Mbak juga Cuma baca.

SARI

(terpukul perasaannya)

Sari terdiam mendengarkan penjelasan dari Maya.

MAYA

(curious/ penasaran)

Sudah paham belum? Dik? Tidak ada jawaban dik...halo dik Sari...

dik... wah pulsane mepet. Tut...

SARI

(terpukul perasaannya)

Sari menjadi lemas, wajahnya pucat

Page 112: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

94

11. INT. RUMAH SARI (SIANG)

(Sari)

ANGLE ON:. Sari berjalan menuju jendela, melihat keluar kemudian Sari

melihat cermin dan pada wajah terdapat bercak menyerupai sayap kupu-kupu.

POV: Terlihat mata Sari mulai perlahan menutup seolah ingin mengenang massa

kecilnya.

12. MONTAGE – EXT. DEPAN RUMAH SARI (SIANG)

(Anak – anak kecil, 7 orang)

Gambaran Sari ketika masih kecilberlari-lari di depan rumah. Bermain

jejamuran.terlehat sangat senang.

DISOLVE TO

FADE OUT

13. INT. KAMAR SARI – RUMAH (SORE)

(Sari)

ESTABILSH CAMERA: Sari terlihat frustasi dengan keadaan yang

dideritanya.

SARI

(stres)

Berjalan mondar-mandir

MOVEMENT CAMERA: Mengikuti langkah Sari.

POV: Memainkan lampu belajar. Bersandar di tembok perlahan tangan menutup

muka. (Menunjukan ekspresi stres. Pakiran kacau, menecak-acak rambutnya, dan

perlahan-lahan menutup muka seolah pasrah dengan apa yang dialaminya.)

POV: Menulis di depan kaca dengan lipstik ”2 tahun”

FADE OUT

FADE IN

Page 113: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

95

14. INT. KAMAR SARI – RUMAH (MALAM)

(Sari)

Sari duduk di depan meja belajar mencoba menuliskan keadaannya dalam buku

harian.

KAMERA : 1. siluet , frog eye.

2. moving manfaatkan pernik- prnik ruangan

3. overshoulder, medium close up

OVERSHOULDER CAMERA: Sari menulis di buku harian tentang kondisinya.

SARI (VO)

Jogjakarta, 19 september 2009

Ini adalah hari ke-721. Hari yang tak pernah berubah (insert frame Sari

masih sehat, berman dengan temannya di stasiun). Masih menunggu kepastian

dari malaikat penjemput tiba. Hari-hari masih terasa hampa dan jarum-jarum

masih di atas ranjang sunyi (insert frame Sari masih sehat, berman dengan

temannya di sungai). Menunggu rasa nyeri datang lagi. Ough…(insert frame Sari

saat sakit). Apa yang tengah dicari dalam komidi putar. Jiwa (insert frame Sari

masih sehat, berman dengan temannya di sawah). seperti menari berpusingan.

Dalam doa tak kutemukan ia dan dalam doa menjadi letih sia…

Berapa lama lagi dan sisa berapa lagi aku menelan semua sakit ini. Air

mata mungkin sudah mengering sebelum malaikat mendekap dalam pelangi

jingganya. Hingga hari ini kupu-kupu masih erat melekat di mukaku. Sampai

kapan lagi cahaya mau mendekapku erat. Aku hanyalah Sari Wahyuningtya, gadis

yang selalu bersembunyi dari congkaknya matahari.

KAMERA HIGH ANGEL : close up tangan Sari yang masih mencoba menulis.

Sari terlihat letih perlahan-lahan meletakan kepalanya di meja.Terlihat pulpen

yang dipegang Sari perlahan mulai terjatuh. Kamera close up muka Sari, mata

sudah terpejam.

14 a. EXT. REL KERETA API (SIANG)

( Sari dan Maya )

Sari Dan maya bermain-main di stasiun kereta api. Berlari-lari,

menggambarkan masa SMU. Terlihat sangat senang. Berjalan di atas rel.

Page 114: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

96

14 b. EXT. SAWAH (SIANG)

( Sari dan Maya )

Sari Dan maya bermain-main di sawah. Berlari-lari, menggambarkan masa

SMU. Terlihat sangat senang.

14 c. EXT. SUNGAI (SIANG)

( Sari dan Maya )

Sari Dan maya bermain-main di sungai. Berman air menggambarkan masa SMU.

Terlihat sangat senang.

FADE OUT

Title penutup

Penyakit lupus tumbuh dan berkembang menjadi hal yang sangat

mengkhawatirkan. Namun, tidak lebih mengkhawatirkan jika dibandingkan

dengan kurangnya informasi tentang lupus itu sendiri. Hanya sentuhan cinta dan

kasih sayang yang dapat meringankan penyakit ini.

CREDIT TITLE

SELESAI

Page 115: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

LAMPIRAN 3

Story Board

97

Page 116: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

98

Page 117: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

99

Page 118: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

100

Page 119: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

LAMPIRAN 4

CATATAN SCENE

101

Page 120: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

LAMPIRAN 5

Ceklist Produksi

FILM "1000 WAJAH"

NO BARANG JUMLAH ADA TIDAK KET

1 Kursi Ruang Tamu 1 set √

2 Jam dinding 1 √

3 Almari 1 √

4 Stopmap 1 √

5 Peralatan tidur (bantal, guling, slimut) 1 set √ Di lokasi

6 Cermin tembok 1 √ Di lokasi

7 cermin make up 1 √

8 Lampu, Kabel, komplit 1set √

HAND PROPERTY

1 Kostum Sari 7 pasang √

2 Kostum Ibu 5 pasang √

3 pakaian basah ( teaser) 4 √ Di lokasi

4 Kupu-kupu √

5 pakaiaan bergambar kupu-kupu 1 √

6 tumpukan baju kering √ Di lokasi

7 Kertas hasil anatest √

8 panci, daun kastobo( dadap), √ Di lokasi

9 kembang mawar, sepet, kemenyan √ Di lokasi

10 peralatan jahit tangan 1 set √

11 Hp 1 √

12 Bantal + guling 3 √ Di lokasi

13 Lipstik 1 √

14 Cermin tangan 1 √

15 Lampu belajar 1 √

16 diary+ bolpoint 1 √

102

Page 121: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

103

PERALATAN SHOOTING

1 Kamera vd170 1 √ Bejo

2 charger kamera 1 √ Bejo

3 tripot kamera 1 √ Bejo

4 lampu+ kabel Bejo

5 kamera foto 1 √ kepleh

6 adaptor kamera foto 1 √ kepleh

7 doli tripot 1 √ kepleh

8 Steorofom 2 √ kepleh

9 kabel power 7 √ kepleh

10 kaset mini Dv 3 √ kepleh

Page 122: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

LAMPIRAN 6

LAPORAN MODAL AKHIR

Pengeluaran Modal

Modal yang dimiliki dalam proses produksi film pendek “ 1000 Wajah “

ialah Rp. 1.650.000,- . Berikut laporan pengeluaran dalam proses produksi film

pendek “1000 Wajah” yaitu,

Modal Rp. 1650.000,-

Pengeluaran

A. Pra Produksi

1. Rapat pembentukan tm produksi Rp. 40.000

dan jadwal shooting

2. Pembuatan skenario Rp. 35.000

3. Fotocopy Rp. 9.200

4. Hunting lokasi Rp. 30.000

5. Konsumsi Rp. 25.500

6. Rokok (2 bungkus) Rp.7.600X2 Rp. 15.200 +

Rp. 154.900,-

B. Produksi

Jumlah hari : 2hari 1malam

Jumlah crew dan pemain 12 orang

1. Properti Rp. 47.100

2. Make up Rp. 12.500

3. Video cassete

104

Page 123: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

105

* Mini Dv Panasonic

@ Rp. 25.000 X 4 Rp. 100.000

4. Sewa kamera Rp. 300.000

5. Kameramen Rp. 100.000

6 Dokumentasi Rp. 20.000

7. Transportasi Rp. 70.000

8. Konsumsi 12 orang Rp. 300.000

9. Rokok Rp. 52.200 +

Rp.1.002.100,-

C Pasca Produksi

1. Editor Rp. 300.000

2. Konsumsi + Rokok Rp. 75.500

3. Mastering Rp. 40.000 +

Rp. 415.500,-

+

TOTAL PENGELUARAN Rp.1.572.500,-

SISA Rp. 77.500,-

Page 124: PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI … · PROSES PRAPRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCAPRODUKSI PEMBUATAN FILM PENDEK “1000 WAJAH” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

BIOGRAFI PENULIS

Gregorius Rinto Styanto adalah anak kedua dari empat

bersaudara dari pasangan M. Heriyamtono dan L. Suprihatini

yang dilahirkan di Sleman pada tanggal 12 Maret 1985. Penulis

lulus SD pada tahun 1997 di SDK Mejing. Pada tahun 2000

penulis menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama di SLTP Stela

Duce 1 Dagen. Pada tahun 2000 – 2003 penulis melanjutkan pendidikan sekolah

menengah umum di SMU Pangudi Luhur Yogyakarta. Pada tahun 2003 penulis

melanjutkan studi di Sastra Indonesia, Fakultas SASTRA Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Penulis menyelesaikan studi dengan menyusun skripsi yang

berjudul proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi pembuatan film pendek

1000 Wajah

106