Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses...

85
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses...

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

197

LAMPIRAN

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

198

TRANSKRIP WAWANCARA

WAWANCARA PENDAHULUAN

Sumber : Hamdani

Tanggal : 10 Maret 2014

Waktu : 14.00-15.00 WIB

Tempat : Jl. H.R Rasuna Said, Jakarta Selatan (Kantor Epicentrum

Kebangsaan)

Pakaian : Kaos broken white bergambar logo Apple dan celana jeans

hitam

Peneliti : Selamat siang Kak Dani, terimakasih atas waktu yang diberikan Kak

Dani. Sebelumnya saya akan melakukan wawancara pendahuluan dengan

Kak Dani untuk melihat situasi kondisi dari anak-anak indigo sebelum

memasuki ke bagian selanjutnya. Mmm.. Jadi seperti yang Kakak bilang,

komunitas Keluarga Indigo ini Kakak yang buat ya?

Dani : Yang buat iya, jadi aku ngumpulin doang. Eee..itu tuh..eee.., Kan ada

waktu itu program Indigo Trans TV kan, sebelum itu kita juga udah

ngumpul, jadi udah cukup lama sih, karena waktu itu mama-mama sama

papa-papanya itu, yang anaknya kebinggungan kaya gitu pada ngumpul di

BBM. BBM, terus pada nanyain, “kok anak gw kaya gitu?”. “Eh sama,

gini gw gini gini..”. Akhirnya mereka kaya bikin ya kaya arisan gitu, terus

akhirnya pas ngumpul-ngumpul, jadi tahun 2008 atau sebelumnya juga

udah kepecah-pecah gitu sih. Akhirnya sampai program Indigo itu,

nyatulah mereka semua itu, dan paling gedenya pas lagi program Indigo

Trans TV itu. Kaya gitu, dan akhirnya Indigo Trans TV minta bantuan ke

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

199

kita, untuk validasi, ini anak beneran Indigo atau hanya ngaku-ngaku

doang.

Peneliti : Oh, jadi di situ ada tesnya ya?

Dani : Iya.

Peneliti : Jadi Kak Dani sudah dites juga?

Dani : Engga sih, jadi tes itu ga ada di indigo, yang aura-aura. Sebenarnya cara

paling gampang untuk tahu anak itu indigo atau bukan, tanya kepada anak

indigo yang lain, yang udah benar-benar gitu. Mereka itu saling

komunikasi lewat mata. Kaya gitu sih validasinya, bukan tes aura gitu,

bukan. Aku di komunitas ini sebagai indikator aja, jadi pas lagi kumpul

aku mikir untuk bikin komunitas ah. Apa ya? Kalo lagi ngumpul gitu udah

bukan, apa ya, udah lebih dari keluarga deh. Tali temalinya itu, kadang

mereka bukan curhat kepada keluarganya, tapi lebih memilih untuk curhat

ke kita. Karena yang mereka rasain, kita lebih nyambung gitu, anak kecil,

anak gedenya, sama semuanya kaya begitu. Giliran udah nyatu, kaya bikin

lingkeran, uh udah enak banget deh ngobrolnya. Tek..tek..tek..

Peneliti : Oh, jadi suka ngumpul bareng ya? Lalu kalau berkomunikasi, tadi

katanya kan ada twitter ya? facebook juga ada?

Dani : Pertama itu kita via BBM, BBM ibu-ibunya, zaman dulu kan masih

zaman BBM, bikin group Keluarga Indigo, makin kesini kita mengikuti

trend yang ada, oh, twitter, kita buat. Facebook juga kita buat, gitu sih.

Peneliti : Oh begitu, lalu mmm..Jadi kalian itu pertama kali sebenarnya tidak

menyatakan kalau kalian indigo ya? Misalnya sama saya, yang baru

pertama kali ketemu.

Dani : Mmm..Gak bakal. Kecuali kalau ngebantuin orang, ngebantuinnya kaya

apapun. Kaya sekarang ini kan lebih ke skripsi, ngebantuin anak-anak

supaya mereka terarah tentang informasi yang benar dari sumber langsung

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

200

gitu, bukan dari kata orang, kata internet, begini begitu, nah jadi kita mulai

terbuka untuk riset dan segala macamnya. Habis itu ya itu sih paling, ya ga

mungkin, anak indigo ga mungkin bilang “woi gw indigo.”, ga mungkin.

Sama, ee..ato..ee..sampai akhirnya dia muncul di televisi, dan terpaksa

terbuka. Ya udah fine gua, ya tapi kadang suka, “oo itu Dan, elo yang di

TV?”. “Ah..engga bukan-bukan.”. Speak-speak gitu deh, gak mau terlalu

apa ya..anak indigo ga boleh terlalu mengekspos sebenarnya. Ga boleh

terlalu gitu. Ketika ada kesempatan gitu di media, ya kita menjelaskan ke

media, apa yang harus kita luruskan sama masyarakat ini. Makanya

problem komunikasinya..kalau problem itu balik ke individual sebenarnya,

kaya gitu. Balik ke individual anak-anak masing-masing. Terus kalau

misalnya ke masyarakatnya, itu tuh kaya gini, aku tuh udah ampir ketemu

lima puluh sampai dengan seratus ada di database aku, lima puluh sampai

seratus anak indigo tersebar di Indonesia, paling banyak. Ee..Jakarta sama

Bandung, soalnya kita paling gencer ngelakuin ini. yang Semarang, “eh

please dong, ee..ayo dong buat di sini, nanti kita fasilitasin segala macem”.

Tapi ga ada waktunya, buat keliling Indonesia gitu. Ada yang di

Semarang, Medan, segala macam. Tapi pas ketika misalnya, contohnya

yang ada di Medan, ada yang nanyain di Medan, dan kebetulan kita punya

koneksi di Medan, ya udah kita arahin di situ, ya kalian bikin gathering di

situ aja, ya regional gitu. Terus, oke fine, bla..bla..bla..Segala macam.

Udah hampir seratus anak indigo ditemuin sih, udah gitu dan

em..Permasalahannya itu tuh, kalau masyarakat ada yang terlalu melebih-

lebihkan, ada yang terlalu meremehkan. Jadi ketika misalnya terjun

langsung ke ee..nyata gitu kan misalnya, yang satu tuh ada yang “Yah elah

apaan sih anak indigo, speak gitu boong”, segala macam. Yang ini aga

gampang untuk dinaikkinnya. Maksudnya diketengahin, kan kita mau

menengahkan, kita pertengahkan persepsi masyarakat. Kalau misalnya

meremehkan gampang. Mm..contohnya misalkan, “Oh, loe ga percaya?”.

Ketemu sama kita, maen sama kita, tiga, empat anak lah dari kita, satu

orang yang gak percaya itu main sama kita, tapi terkadang kalau misalnya

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

201

memang ekstrem banget, “Oke, loe mau lihat apa yang kita lihat?”.

Dibukain mata batinnya, serius dibukain mata batinnya. Dari kita ada

beberapa orang yang dikasih untuk bisa membuka mata batin, ya semua

bisa, tapi ada beberapa orang lah. Terus pas dibukain, nah gampang kan,

akhirnya dia menengah, tadinya dari gak percaya gaib segala macem,

akhirnya dia naik nih, naik sampai ketengah, jangan lebih. Nah yang susah

itu yang melebih-lebihkan, “wah! Kamu dewa.”. Kesannya apa

sih..ee..Apalagi yang jadi fitnah di masyarakat, kaya misalkan kita

menyembuhkan penyakit, kan ada beberapa anak indigo yang dikasih

kelebihan untuk menyembuhkan penyakit, nah jadi beberapa itu lari

imannya ke kita. Nah itu bahaya, makanya kita harus kasih tahu kalau kita

itu cuma perantara, yang nyembuhin itu tetep Tuhan, bla..bla..bla..gitu

segala macam. Ini yang agak susah diteken kebawah gitu, itu sih masalah

komunikasinya. Terus, lebih balik ke individunya lagi masih ada yang

introvert jelas. Ada beberapa anak yang udah (mendecak) having fun, ada

beberapa yang introvert banget, ada yang banyak banget, apa segala

macam. Ya tapi itu balik ke individunya, ada beberapa yang sampe

mencoba bunuh diri, bla..bla..bla..itu banyak, banyak banget.

Se..ya..emang karena itu balik ke individual, jadi memang bukan semua

anak indigo di cap introvert, engga semuanya, ada yang woles, ada yang

santai,ada yang happy-happy, ada yang ya..kaya gitu lah. Ada juga yang

beda, ya artinya itu orang awampun percis sama kaya anak indigo, awam

itu kan ada apa, ee..ada yang introvert, ada yang ekstrovert, ada yang

terlalu begini, terlalu begitu, sama gitu.

Peneliti : Mm..introvert ini jadi hanya mau berteman dengan anak indigo atau

memang benar-benar menutup diri?

Dani :Banyak, mm..apa..mm..bertipe-tipe sih, ada yang benar-benar dia

mengurung diri dari masyarakat, karena masyarakat udah ngecap aneh

segala macam, mm..akhirnya karena..ada yang dari masyarakat terus ke

dia, jadi dari eksternal baru ke internal gitu. Jadi eksternal itu masyarakat

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

202

udah ngecap aneh lah bla..bla..bla..segala macam. Akhirnya dia

ngeintrovert dirinya sendiri, dia ngelindungin diri sendiri dari masyarakat,

kalau kaya gini, ya udah kita ajak keluar, kita ajak gabung, “neh temen loe

semua neh, ada banyak, ada puluhan.”. Gabung, akhirnya dia gampang.

Ada juga yang dia punya kemampuan kaya gitu, tapi dia memang belum

mau membuka diri ke masyarakat luas gitu. Dia masih kaget kalau

misalnya ketika dia buka ke masyarakat luas, dia bisa ngobatin segala

macam, popularitasnya naik, nah itu bisa membahayakan dirinya gitu. Ada

yang gak bisa dijelaskan dengan logika, yang kalau misalnya dia populer,

ibaratnya membahayakan dirinya sendiri, that’s it. Nah akhirnya dia tetap

introvert, yang kaya gini tetap kita ajak segala macam, tapi memang agak

susah yang tipe kaya gini. Agak batu ibaratnya sih, agak keras kepala,

karena ketika kita ajak, kita harus ngeyakinin dia, sampai bahkan kita

harus pakai cara yang (mendecak), cara yang gitu juga buat ngeyakinini

dia, kaya “Ayolah, jangan..jangan apa sih..jangan..mm..loe harus memberi

arti di sekitar lo, bukan, loe dikasi kemampuan gini sama Tuhan itu,

maksudnya itu, ada hikmahnya sama sekitar. Kalau loe cuma stay di situ,

buat apa? Ibaratnya, se..se..apa..apapun yang diciptakan di dunia ini kan

gak ada yang gak bermanfaat kan yah. Nah pasti itu manfaatnya ya itu

kan.”. Jadi kita ya nyebar memang di seluruh Indonesia pasti ada. Jadi

ketika ditanya apakah semua anak indigo introvert, jawabannya adalah

tidak, karena ee..ya indigo percis dengan awam, ya awam itu ada yang

introvert ada yang ekstrovert, ada yang waw, ada yang biasa, ada yang low

profile, kaya gitu-gitu.

Peneliti : Jadi pengaruh introvertnya itu karena kekhususannya itu sendiri ya?

Dani : That’s it iya, ada juga yang ekstrovert, ekstrovert biasanya ada yang

terlalu waw, yang ekstrovert ini biasanya ada yang disembunyiin kalau dia

indigo gitu. Jadi dia itu ekstrovertnya bukan dengan indigonya, jadi

mm..ekstrovertnya di..ee..istilahnya gini, anak indigo itu gak ngartis, kalau

ngartis artinya dia cuma ngaku-ngaku, itu deh dia, kuncinya di situ.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

203

Biasanya kalau anak ekstrovert, orang-orang udah terlanjur tau kalau dia

bukan indigo. jadi kalau misalnya ada yang me-reveal identitas dia, dia

jadi protektif, “Eh loe jangan bokis (bohong) dong.”, kaya gitu contohnya

sih.

Peneliti : Jadi maksudnya ini ekstrovert ini ekstrovert ke semua?

Dani : Mm..bukan, ekstrovertnya ini bukan yang bilang “woi, gua indigo.”,

bukan. Jadi ekstrovert ini yang memang sifatnya kaya gitu, yang periang

gitu, yang kemana-mana, yang eksis banget di sosial media. Tapi most of

them, ga bakalan yang ee..loe sebagai awam gak bakalan tau kalau ini anak

indigo gitu. Dia bakalan misahin label indigo sama diri dia gitu. Tapi kita

tau dia indigo gitu, karena dia suka main di komunitas kita. Atau kalau gak

usah main juga udah keliatan, kan neh anak keliatan punya pendamping

atau tidak dari matanya kan, dari foto. Pendamping itu semacam guardian

angel.

Peneliti : Jadi dia itu introvert ke masyarakat, tapi ke sesama indigo bersifat

terbuka?

Dani : Iya (mengangguk).

Peneliti : Oh begitu. Kakak sendiri tau kakak indigo sejak kapan?

Dani : Dari kecil sih, dari kecil banget, karena udah ngeliat yang aneh-aneh.

Peneliti : Terus ngomong sama orang tua gitu?

Dani : Orang tua kan awam, mereka gak tau kenapa anaknya kaya gini, aku kan

ee..empat bersaudara, kaya gitu semua, aku anak pertama, dan adik-adikku

kaya begitu semua. Cowo, cowo, cewe, cewe. Kaya gitu semua, jadi orang

tua galau gitu deh.

Peneliti : Jadi orang tua mulai cari tahunya via BBM itu ya kak? Gak dibawa ke

ahli atau dokter gitu?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

204

Dani : Sempet dibawa banyak ke ahli, psikolog, segala macam gitu. Lucu deh

kadang adikku ini si Septi, aku bilang ke adikku “eh lo masuk psikolog aja

lo jurusannya.”. Septinya bales “lah psikolog aja kalau stress nyarinya

gue.”.

Peneliti : Hahaha, malahan jadi bahan becandaan ya. Dengan kemampuan kalian

seperti itu, sebenernya suka dimanfaatin orang ga sih?

Dani : Mm..sebenernya engga sih, soalnya kan kita tahu mana yang jahat mana

yang baik, kelihatan. Tapi yang apa ya..ya engga sih..ya cuma kadang ada

beberapa, ya sebenarnya balik ke individunya masing-masing. Kadang ada

orang tua yang mengkomersilkan anaknya gitu, anaknya bisa nyembuhin

segala macam, dibawa kemana gitu.

Peneliti : Mm..Lalu anak indigo itu sebenarnya ada perasaan lebih nyaman

dengan sesama anak indigo gak sih?

Dani : Iya pasti, pastilah, connection-nya dia langsung dapet gitu, jadi kaya gua

gak usah ngomong, you know what i want gitu.

Peneliti : Secara komunikasi, secara temanan gitu lebih enak ya?

Dani : Iyalah, bahkan di luar logika, kita bisa ngomong batin gitu sama sesama

anak indigo. Mm..neh foto komunitas indigonya, ada anak

kecilnya,banyak deh pokoknya (sambil menunjukkan foto komunitas

Keluarga Indigo di salah satu gathering yang mereka adakan). Pas awalnya

kebentuk komunitas ini, masih susah gitu, tapi karena banyak ibu-ibu yang

binggung anaknya kenapa dan akhirnya nemuin kita, akhirnya pada

gabung dengan kita, dan anak-anaknya akhirnya nyaman banget dengan

kita.

Peneliti : Oh gitu, jadi secara pembahasan tadi sebenarnya masalah terbesarnya

ada di salah persepsi masyarakat mengenai mendewakan dan

menyepelekan ya?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

205

Dani : Iya di situ sih masalah terbesarnya, makanya di setiap seminar, aku selalu

buat pendiferensiasi gitu, antara indigo dengan mistik. Bukan selalu

mistik-mistik.

Peneliti : Lalu acara-acara TV? Salah satunya juga Indigo Trans TV?

Dani : Nah itu dia, itu pengeksploitasiannya.

Peneliti : Acara itu akhirnya diberentikan kan ya?

Dani : Iya, karena makin lama makin susah kan yah nyari anak indigo yang

benar-benar, karena sempat lolos kan waktu itu yang bukan. Oh iya, soal

skripsi ini, menurutku bagus sih kalo misalnya pembahasan ini, karena jadi

media kita untuk ngeluarin, kaya ngelurusin. Seperti waktu itu seminar di

YAI dengan Bu Tika Wibisono, ada yang disampaikan Bu Tika dan tidak

sesuai gitu. Akhirnya gua perbaiki, karena gak semua betul, beliau kan

copas dari internet kan, seharusnya tidak seperti itu, tapi dari sumbernya

langsung. Lalu untuk perihal aura, aura ada gak sih? 50-100 anak indigo

aku tanya, kamu pernah ngeliat aura, gak ada yang namanya aura. Adanya

hawa, jadi kalau misalnya ada yang mau kerasukan atau gimana gitu, yang

ada kan hawanya berasa berbeda. Hawa itu kan udara panas atau dingin.

Kalau aura kan visualisasi, merah kuning hijau, tidak ada aura dalam

indigo. Ya, dengan begitu artinya kan orang-orang yang tes-tes aura untuk

mencari uang saja. Gua udah ketemu banyak orang tuh.

Peneliti : Oh oke ka. Lalu, kalau dari kakak ini, kemampuannya dalam kaitan

indigo yang dimiliki kakak apa neh ka?

Dani : Kalau gua sih lebih gunain untuk pendidikan gua, gunain yang baik-baik

deh, dan membantu untuk mengontrol anak-anak yang masih belom bisa

ngatur kemampuan yang mereka miliki. Gua bisa pindah tempat gitu. Gua

punya filosofi, kalau kita sudah menguasai tekhnologi berarti kita udah

menguasai dunia

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

206

Peneliti : Oke ka, wawancara pendahuluannya sampai disini dulu ya, terimakasih

ya ka atas waktu yang telah diberikan.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

207

TRANSKRIP WAWANCARA

KEY INFORMAN 1 – ANAK INDIGO 1 TIARA

Sumber : Ajeng Tiarara Rihandini

Tanggal : 30 April 2014

Waktu : 13.20-15.15 WIB

Tempat : Tamini Square, Jakarta Timur. Dunkin Donut’s

Pakaian : Atasan hitam dan celana hitam

Situasi : Situasi tempat wawancara tidak banyak orang saat itu,

peneliti dan Kak Tiara duduk bersama di satu tempat. Kita

berbicara cenderung santai dan tidak kaku.

Peneliti : Selamat siang Kak Tiara, bisa menjelaskan nama lengkap, usia, tempat

tinggal, tanggal lahir, dan tempat lahirnya, ya kurang lebih latar

belakang Kakak terlebih dahulu?

Tiara : Selamat siang Michelle, namaku Ajeng Tiarara Rihandini, usia 23

tahun, tanggal lahir 21 Desember 1991. Tempat lahir di Jakarta, tempat

tinggal di Jakarta, Cibubur. Agama Islam. Suku Mama Palembang

Chinese, Papa Jawa. Jadinya apa tuh ya suku aku, Jawa kali ya. Hobi

aku baca buku, terus apa ya..olahraga, sama ya itu sih, palingan sama

masak.

Peneliti : Saat ini kakak kuliah dimana ya?

Tiara : Aku kuliah di Universitas MH Thamrin, tingkat akhir kaya kamu juga,

lagi bikin skripsi (tertawa). Sambil kerja di shelter animal defender

(klinik hewan), sebenarnya itu ada komersilnya juga kan, jadi kita buka

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

208

klinik, ngamen-ngamen, jual merchandise, nah aku ee..confirm di

kliniknya gitu, jadi ya buat namanya sendiri shelter animal defender,

tapi di situ ada kliniknya gitu. Tapi aku kerja di klinik manusia juga di

satu klinik di daerah kemang juga, namanya Global Dokter Kemang.

Peneliti : Wah kesibukan kakak lumayan juga ya, tapi enak kak bisa sambil

kerja.

Tiara : Iya ini aku juga didukung kampus untungnya, karena aku ikut

program khusus, jadinya aku kuliah ikutin jadwal aku aja, kadang

kuliah jam ini, terus sore aku kerja. Jadi aku sepengetahuan kampus

juga aku kerja, bahkan ada dosen yang minta kerjaan juga di tempat aku

kerja, enaknya sambil nyambi-nyambi sih. Sekarang aku juga lagi

skripsi sebenarnya, ambil penelitian tentang cairan tubuh sama

makanan minuman.

Peneliti : Kakak kedokteran ya?

Tiara : Apa ya disebutnya, kalau kedokteran kan umum, kalau aku itu

patologi, fisiologi. Jadi fokus kesananya, bukan spesialis juga, jatohnya

tim medis gitu. Ya kalau dokter kan kerja di depan layar, kalau aku

dibelakang layar.

Peneliti : Menurut Kakak, pertemanan itu adalah?

Tiara : Pertemanan buatku apa ya..kalau aku sih biasanya orang yang sudah

kenal dengan aku, aku udah anggap teman, dan yang sudah berteman

dengan aku, sudah aku anggap saudara, jadi ya teman itu bagian dari

kehidupan kita juga. Pasti kan kita butuh teman, dan teman juga butuh

kita. Semuanya juga berawal dari teman kan untuk ke jenjang

berikutnya, untuk ke jenjang yang lebih apa kan pasti dari teman. Jadi

teman penting untuk aku sih.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

209

Peneliti : Oke kak. Nah teman yang kakak pilih untuk penelitian ini kan Dimas

(Dimas Ahmad Rianto, teman Tiara yang sesama indigo) dan Rahma ya

kak, bisa diceritakan sedikit gak kak tentang mereka?

Tiara : Aku kenal ama Dimas belum terlalu lama sih, itu dia hebatnya

(tertawa). Sama Rahma juga belum lama, baru sebulan, sebelumnya

yang ikut aku buat asisten cowok, cuma kurang nyaman ya kalau

cowok, gimana ya. Udah gitu pacar juga bawel ya. Cowok ini

sepantaran cuma beda dua tahun. Akhirnya aku cari-cari lagi dan

ketemunya sama si Rahma itu.

Peneliti : Menurut kakak keterbukaan antar teman penting gak?

Tiara : Tergantung juga ya, tergantung keperluannya apa, tergantung dalam

konteks apa, jadi ee.. ada saatnya kita terbuka sama orang lain, ada

saatnya juga gak perlu. Ya semuanya ada bagian-bagiannya lah,

terbukannya dalam konteks apa dan untuk apa.

Peneliti : Terus, sejak kapan kakak tau kakak indigo?

Tiara : Kalau indigonya, aku udah dari SD lah ibaratnya aku tau aku berbeda

dengan yang lain, dan dulu lucunya pas SD aku langsung tiba-tiba

taunya hal-hal diluar dugaannya doang. Awal-awal taunya bukan hanya

tau mahluk astral, tapi benar-benar ngerasain yang namanya ngastral.

Jadi ee..aku bisa ke dua tempat sekaligus bersamaan, awal tau langsung

seperti itu. Alhamdulilah juga sebenarnya kemampuan yang aku punya

juga, entah garis keturunan atau apa, indigo itu kan gak selalu

berdasarkan garis keturunan. Ya..alhamdulilah juga mamaku itu ada

bakat juga, udah nurun ke aku. Terus aku sekitar SMP mau masuk

SMA itu tes foto aura, di situ baru benar-benar yakin di situ kalau aku

punya kelebihan. Cuma udah ngeh-ngehnya sih dari SD, dan aku juga

punya background keluarga yang memang ada. Mamaku juga dari awal

sudah bilang kalau ini turunnya ke aku, jadi kamu beda neh, kaya gini-

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

210

gini, ya udah ngalir aja. Kalau misalnya ada apa-apa, maksudnya konsul

lebih banyak konsul ke mama.

Peneliti : Di keluarga kakak ada berapa saudara kak?

Tiara : Aku ada empat, sebenarnya yang satu itu saudara tiri, terus yang

saudara kandung ada tiga, dan aku anak kedua. Cowok, cowok, cewek,

dan cewek. Yang tiri cowok pertama. Tiri ini dari papa.

Peneliti : Lalu di keluarga kakak gak ada masalah soal indigo ini? Sorry nih kak

nanya begini.

Tiara : Gak apa-apa. Gak ada masalah, kebetulan kakak tiri aku, dia bukan

indigo, tapi dia orang yang punya bakat indera keenam juga. Entah ini

bakat dari mama atau keturunan dari papa. Tapi aku sudah tau kalau

kakak tiriku punya bakak indera keenam. Jadi kan, kalau orang dengan

bakat indera keenam belum tentu indigo. Tetapi orang dengan

kemampuan indigo sudah pasti punya kemampuan indera keenam.

Kakak tiriku memang punya bakat indera keenam, jadi dia sebatas bisa

ngelihat mahluk astral kaya gitu-gitu aja, jadi sering komunikasi. Cuma

dua saudaraku yang lain gak ada masalah sih, mereka polos.

Peneliti : Tapi di keluarga tidak ada masalah kan kak?

Tiara : Enggak, bahkan aku didukung, contohnya kaya dari buku-buku

bacaan. Aku selalu didukung dengan buku bacaan sama mama,

ibaratnya aku ada bimbingan gitu. Lalu, jujur aja sama mama itu

disediain, ya jatohnya apa ya, difasilitasin guru spiritual. Jadi kasarnya

apa ya, setiap hari itu aku ngaji. Nah jadi itu yang aku bilang, mamaku

itu benar-benar dukung disitu, jadi supaya aku tuh, entah namanya apa

ya..sekarang kan entah pergaulan, kehidupan kan keras kaya gimana.

Nah jangan salah, anak indigo juga kalau tidak bisa mengontrol dirinya

jatuhnya akan negatif. Oleh karena itu aku difasilitasi sama mamaku

guru spiritual, sebagai tempat aku nanya, tempat aku konsul, tempat aku

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

211

nanya gimana caranya perdalam kemampuan aku juga. Aku didukung

banget dan dijaga juga deh sama keluarga.

Peneliti : Kemampuan kakak apa saja?

Tiara : Untuk kemampuan ya, kalau merasakan dan melihat mahluk astral

sangat peka lah aku ini. Kaya kejadian di kampus kemarin itu, netralisir

orang yang kerasukan kaya begitu, ee..terus apa ya..untuk membaca

masa depan itu iya, tapi memang tidak terlalu terasa. Karena aku gak

punya keberanian untuk kesana, bebannya berat, belum tau kejadian

tapi aku udah tau duluan, kalau misalnya aku gak kuat-kuat jatuhnya

bisa gila. Itu banyak ee..diluaran sana anak indigo itu akhirnya jadi

stress dan menutup diri, karena dia gak bisa kontrol dan jadi stress

sendiri. Cuman untuk hal-hal yang aku kehendaki aku bisa kaya gitu.

Makanya banyak juga, sebenarnya bukan konsul sih, tapi orang-orang

yang sudah tau aku biasanya suka konsul gitu kan sama aku, tentang

kehidupannya segala macam, oke kalau aku ada waktu, ada kesempatan

ya aku bantu. Ya tapi dengan catatan itu privacy saja antara kita.

Banyak kaya teman-temannya rahma (Rahma Sunarsih Tri Walidah,

teman Tiara yang bukan indigo) ya, nanti rahma pasti cerita, temannya

rahma itu banyak banget yang kasus-kasusnya aku bantu, banyak

banget, dan itu udah lumayan bahkan teman-teman aku, saudara-

saudaraku. Terus apa lagi ya..dibilang hipnotis bukan hipnotis sih

sebenarnya, jadi aku memberikan sugesti saja, jadi aku berusaha

menyentuh bawah alam sadarnya, ya perbatasan alam sadar dan bawah

alam sadarnya, dia menyentuh itu, untuk kemudian memberikan

sugesti. Makanya kenapa orang yang konsul sama aku, merasa lega apa

segala macam. Yang aku lakuin sih begitu. Aku juga melakukan

telepati, untuk kemampuan melihat kejadian di tempat lain aku bisa,

tapi yang namanya suatu apapun kan ada kekurangan dan kelebihan,

aku ngerasa kekurangan aku disitu. Prediksi iya, melihat masa lalu iya,

contohnya kalau ada yang konsul, aku coba nerawang kejadian masa

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

212

lalunya kaya apa sih, sampai dia ngalamin kejadian ini. Biasanya kalau

orang yang kerasukan, dia kan kemasukan roh atau jin, aku disitu coba

komunikasi aja, untuk apa dia masuk ke tubuh teman aku, tapi kalau

tanpa alasan aku masukin roh ke tubuh orang itu engga, karena buat apa

juga, gak ada yang bisa diselesaikan. Aku juga bisa menggali informasi

dari orang maupun benda. Alhamdulilah ya, sejak SMA aku masuk

sekolah yang bisa dibilang yang jadi sasaran banyak orang, yaitu

sekolah kesehatan, bisa dibilang, dari 2000 orang cuma keterima 80

orang, dan itu alhamdulilah tanpa backingan apapun, karena biasanya

teman-teman aku yang masuk kesitu bukan karena kemampuan mereka

tetapi karena dia punya background misalnya orang tuanya tentara atau

apa, karena sekolahku dulu itu dinaungin sama angkatan darat. Nah aku

gak punya background itu, nah di situ aku bisa lolos murni, di situ aja

aku merasa udah apa ya..udah ngerasa oh ya ternyata alhamdulilah.

Kayanya udah panggilan hati sih kesehatan, gak tau sih ya, kalau

ngegali lagi soal anak indigo biasanya kalau sudah concern fokus ke

satu hal dia biasanya akan kejar itu sampai selesai. Jadi aku benar-benar

panggilan hati, aku sejak lulus SMP mau ke bagian kesehatan yang bisa

bermanfaat bagi banyak orang, bahkan sejak lulus SMP sudah punya

niat “gue gak mau kerja di klinik orang, gua mau buka klinik sendiri.”.

Itu dari SMP tekadnya, sampai sekarang kuliah kesehatan terus. Nah itu

aku pengen concern gimana pun caranya aku harus tekunin disitu gitu.

Aku gak bisa menggerakkan benda dari jauh. Kalau komunikasi dengan

Tuhan aku lebih meditasi. Aku sering melakukan meditasi, bahkan aku

sering ngajarin ke orang-orang caranya meditasi bagaimana, ee..yang

lucu caranya denger dari teman aku, pertama kali ngelakuin meditasi

rasanya keram otak. Risman tau? Yang kemarin kita di Bekasi? Dia ya

konsullah ke aku, dia lagi ada masalah segala macam, ya aku bilang,

ngedekat dirilah dengan Tuhan. Kamu punya Tuhan, pokoknya gak ada

masalah yang gak ada ujungnya. Dia juga kebetulan Islam, tengah

malam sehabis sholat tahajud, aku ajarin meditasi, itu yang aku sebut

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

213

komunikasi dengan Tuhan, karena disitu segala sesuatu yang

berhubungan dengan dunia aku tinggalin, dan kita hanya fokus ke

Tuhan. Jadi kita ee..aku benar-benar menyerahkan diri aku untuk

Tuhan. Jadi ibaratnya meditasi gitu.

Peneliti : Tadi soal tes indigo dari kecil kan ya?

Tiara : Dari kecil, terus soal foto auranya masuk SMP, karena kan untuk

identifikasi anak indigo itu, untuk meyakinkannya harus foto aura. Jadi

disitu kita bisa ngelihat, benar-benar terbentuk atau tidak. Indigo itu kan

nila ya, perpaduan antara warna biru dan ungu, jatuhnya biru tua. Dari

foto itu gak bisa dibohongin, dan kebetulan aku gak bawa foto auranya

itu. Jadi kita foto pas foto, dan ada warna yang terbentuk di sekitar

kepala kita. Sebenarnya aku juga mau update foto aura terbaru, gimana

ya, soalnya kan untuk yang namanya aura warna indigo itu sendiri tidak

akan berubah, tapi ada warna-warna lain yang berubah warnanya. Jadi

sesuai dengan kondisi fisik kita, kalau kondisi fisik kita, kalau kondisi

fisik dan mental kita baik warnanya akan semakin kerang. Tapi kalau

menurun biasanya akan pengaruh ke warnanya, biasanya akan lebih

pucet atau apa segala macam. Itu bisa untuk melihat kondisi kita

semakin meningkat atau menurun. Berbeda dengan Kak Dani

(Hamdani, pelopor komunitas Keluarga Indigo) ya yang menilai tidak

ada aura, yang ada hanya hawa. Sebenarnya sih persepsi saja ya, kalau

di persepsi Islam, disebutin sih hawa ada aura ada. Hawa itu sebenarnya

sama aja sih, cuma lebih penyebutan persepsi saja sih, hawanya

kayanya lagi gak enak neh, itu kan sama saja dengan aurannya lagi gak

enak neh. Cuma aura kan lebih visualisasi ya, lebih dalam bentuk foto

apa segala macam, itu akan keluar fotometik itu sendiri, tapi kalau hawa

kan, dia hanya dalam bisa dirasakan gitu sih.

Peneliti : Pandangan kakak mengenai indigo bagaimana?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

214

Tiara : Menurut aku, indigo apa ya..kita itu tetap sama dengan yang lain, gak

ada bedanya, cuma..gimana ya..ee..intinya indigo atau bukan kita tuh

sama saja, kita tuh hidup harus sama-sama punya tujuan, hanya saja,

orang-orang indigo diberikan kemampuan khusus sama Tuhan dimana

kita itu sebenarnya dikasih misi, entah itu apa misinya, ya misalnya

contohnya seperti yang aku bilang tadi, anak indigo kalau sudah fokus

sama satu hal, dia akan tekunin satu hal itu sampai bahkan sampai dia

mati pun dia akan tetap concern kesitu. Ya paling kalau aku telaah,

misinya sampai situ, terus misalkan, dia itu biasanya membawa misi

buat dunia, kaya misalkan orang yang bisa melihat masa depan,

sebenarnya dia menyimpan banyak rahasia kan buat kehidupan dunia

selanjutnya. Cuma buat memandang indigo sendiri aku sih pinginnya

orang-orang gak berpandangan ee..negatif gitu. Karena aku pun

ngerasain dimana aku dibilang paranormal lah, itu tuh aku udah sering

ngerasain kaya gitu. Dapet stigma kaya gitu tuh, kaya dari mungkin

orang-orang yang baru kenal, kaya waktu aku nanganin yang kerasukan

di kampus itu, semua orang ngejauh, disitu benar-benar yang nanganin

yang kesurupan itu cuma aku sendiri sama pacarnya yang kesurupan itu

megangin sama ada beberapa teman-teman cowoku yang megangin,

aku benar-benar ngetreatment sendiri, sampai orang-orang speechless

gitu, “gila dia cewek masih muda, dandanannya kan urak-urakan, ada

yang bilang lebih ke metal, ada yang bilang rock n roll apa segala

macam tapi kok bisa kaya begitu, ibaratnya kan kesannya mereka

orang-orang yang punya spiritual yang tinggi orang-orang yang punya

apa sih namanya, kelas religinya tinggi, makanya disitu aku coba

nempatin diri aku masuk ke yang lain dengan gayaku yang seperti ini,

gak dengan ee sosok yang nantinya orang-orang punya pandangan

miring atau apa. Aku mencoba nempatin diri aku tuh ya netral. Ya

teman-teman aku di situ tuh pada yang bilang “ih dia itu dukun ya, dia

itu paranormal ya.”. Di situ itu aku pingin meluruskan bahwa aku itu

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

215

bukan paranormal, bukan dukun, bukan cenayang, anak indigo ya sama

dengan orang lain, cuma dia punya kemampuan khusus aja. Gitu aja.

Peneliti : Kejadian seperti ini mulai berlangsung sejak kapan ya ka?

Tiara : Pas SD belum ada yang terlalu memikirkan ya, baru berlangsungnya

sekarang-sekarang ini, SMA, kuliah. Justru disaat aku ingin

menunjukkan eksistensiku sebagai anak indigo, seperti saat SMA, aku

nanganin orang yang kerasukan juga sama seperti d kampus, ibaratnya

disana aku turut ngebantu tapi malahan dapat cibiran, dia dukun ya dia

dukun ya. Yang lain itu udah pada bilang “panggil kyai.”. Untuk

netralisir, maksudku tuh disitu, udah gak usah, karena aku lihat aku bisa

nanganinnya. Yang lain pada tanya “loe yakin bisa gini gini?”. Disitu

aku gak banyak ngomong, aku langsung kerjain, pas aku udah buktiin

kalau aku bisa, udah yang lain pada speechless, yang lain lagi pada

bilang “dukun ya, paranormal ya.”, ya udah apalagi jujur aja, aku

memang orang pecinta warna hitam, kadang ada stigma kearah sana.

Jadi kesannya mistik banget, padahal gak juga.

Peneliti : Lalu respon kakak nanggepin yang kaya begitu bagaimana?

Tiara : Gak mau ambil pusing sih sebenarnya, cuekin aja. Karena semakin

aku jelasin untuk orang awam, semakin gak ngerti kalau dijelasin.

Kecuali untuk orang yang begerak di bidang itu. Dijelasin juga makin

binggung, jadi ya cuekin aja. Lagian kalau kita tidak menutup diri kita

pasti bisa mengikuti pergaulan, tapi kalau karena hal tersebut kita

menutup diri, akan berujung jadinya stress.

Peneliti : Kakak sejak kapan ya tergabung dengan komunitas Keluarga Indigo?

Tiara : Belum lama sih, baru gabung tiga bulanan sih ya.

Peneliti : Bisa kakak ceritakan sedikit tentang komunitas Keluarga Indigo ini?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

216

Tiara : Awalnya itu kita kan di komunitas komunikasinya via Whatsapp, kita

buat group di Whatsapp gitu. Namun banyak orang luar yang berusaha

juga untuk bergabung dengan komunitas kita, dia berusaha

memanfaatkan situasi dengan dia dekat dengan komunitas indigo,

dengan harapan dia bisa membantu menyelesaikan problem hidup dia

dan masalah dia. Jadi memang itu tuh bagian dari caranya Kak Dani.

Kaya di Twitter ya, ada orang yang mencoba menyambung dengan

Twitternya Keluarga Indigo, dia ngaku dia indigo, biasanya dimasukin

Kak Dani ke group indigo gathering. Karena nanti kemudiannya kita

mengadakan perkumpulan dan itu bebas. Gak musti anak indigo. Dari

situ kita juga tahu, biasanya yang bukan indigo lama-lama akan

terasingkan dengan sendirinya. Nah orang-orang yang sudah sejenis

dikumpulkan di group Keluarga Indigo Indonesia. Itu udah lewat proses

saringan. Banyak kasus-kasus yang memang, dia wannabe, dia

terobsesi, dia ngaku-ngaku, dia merasa mirip dengan karakteristik anak

indigo. Tapi dia cuma sebatas perasaan, dan dia langsung mengklaim

dirinya indigo. Ada beberapa anak indigo yang langsung bisa

membedakan orang itu indigo atau bukan, dan aku disitu kurang kuat,

butuh konsentrasi yang kuat buat hal seperti itu. Ada satu kejadian lagi

tentang satu anak SMP, dia merasa sering dejavu, terobsesi menjadi

indigo, dia juga merasa banyak kemiripan dengan karakteristik anak

indigo. salah satu penyebabnya ya tayangan televisi. Padahal

sebenarnya dejavu itu suatu kelainan, kalau sering bahaya sebenarnya

dan harus diperiksa. Dejavu itu merupakan gangguan ingatan, ada

masalah di memori kita itu. Anak SMP itu merasa dia indigo, dan

langsung mengganti nama di BBMnya dengan nama indigo, ketika kita

sudah membawa nama indigo, itu menjadi beban yang berat, karena

masyarakat sudah mulai melihat kita berbeda. Indigo itu beban yang

berat karena kita bisa melihat apa yang kalian tidak lihat, astral. Yang

baru tiba-tiba indigo juga gak bakalan kuat.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

217

Peneliti : Kalau kakak membantu orang, sebenarnya ada efeknya tidak untuk

kakak?

Tiara : Ada, nah itu yang membuat mama takut. Mama takut kalau aku lagi

menetralisir seperti orang yang kerasukan di kampus. Ketika aku

interaksi dengan mahluk gaib akan ada efeknya di aku, biasanya lemes,

mual, pusing, dan istirahat seharian ini semua baru ilang. Ketika aku

mengerjakan seperti ini ada energi yang keluar dari aku, dan ini yang

berefek ke aku. Di saat seperti ini cuma mama yang bisa buat aku

sembuh, tukang urut manapun gak mempan, cuma mama aja. Mama

pegang tangan aku, kadang mama sampai nangis, mama suka suka

bilang jangan lagi, karena mama kasihan dengan aku. Ketika aku

ngeberesin yang kerasukan, mahluk halus itu bisa ada lima lebih, dan

bahaya untuk aku. Aku selalu ingetin mamaku kalau aku bisa jaga diri.

Peneliti : Secara umum ya ka, apakah ada perbedaan komunikasi kakak dengan

sesama indigo dan bukan indigo?

Tiara : Jelas ada, dan pasti dalam segi keterbukaan tadi kalau kita ketemu

sesama indigo, yang dibicarakan adalah hal-hal yang menyangkut

ee..bisa aku bilang misi rahasia. Biasanya kaya tadi, kita mencoba

membaca masa depan, mencoba menerawang suatu kejadian, misalnya

kejadian kecelakaan, orang sakit. Itu kita lakukan karenakan kita

sesama indigo. Jadi kalau ngobrol hal itu cocok, nyambung. Tapi kalau

misalnya yang bukan buat apa, dia binggung. Ya aku netral, kalau lagi

sesama bahasannya nyerempet ke arah indigo, kalau yang bukan

sebatas biasa aja. Kecuali kalau keperluan konsultasi, dalam konteks

privasi. Aku baru gitu, jadi terbukalah sama dia, kalau dia minta baru

aku jelasin, kalau dia gak minta ya enggak. Kalau untuk pertemanan ya

aku lebih memilih ke sesama, karena batinnya lebih nyambung, kaya

aku ama dimas itu belum ketemu, tapi aku udah tau dia, udah kenal dia,

bahkan kadang aku mimpiin dia, itu aku menganggapnya dia sengaja

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

218

datang ke mimpi aku, dalam konteksnya aku berasa dia udah dekat

sama aku, dan dia juga gitu kaya misalkan diantara anak-anak lain,

yang dia kenal, ee..termasuk yang dia belum ketemu ya, tetapi yang

paling dia kenal itu ya aku, dan Kak Dani lah. Aku merasa kalau

dengan sesama itu kita kaya punya visi misi, punya arah dan tujuan,

punya hal yang ingin dicapai, kalau ama yang bukan ya fun-funnya aja,

kalau dengan sesama lebih ada manfaatnya sih. Kalau aku lebih seperti

itu.

Peneliti : Masyarakat itu sendiri juga suka minta tolong ke Kakak, dalam

konteks kemampuan kakak?

Tiara : Iya, banyak yang minta tolong, sebenarnya kadang cape, karena

banyak yang tengah malam masih konsul. Cuma selagi bermanfaat buat

orang lain, aku sih mencoba membantu.

Peneliti : Kata kakak tadi kan Dimas dan Rahma kenalnya juga baru beberapa

bulan berarti kakak udah percaya banget ya sama mereka sebagai

teman?

Tiara : Ya Dimas kan aku ketemunya di komunitas, ibaratnya kita punya

persamaan kemampuan, dan jadi kaya keiket sendiri. pasti bisa

ngerasain lah kalau begitu ada tarikan yang lebih kuat. Kalau rahma

kaya ada berbagai macam pertimbangan aku, makanya dia ikut aku,

makanya aku percaya sih. Aku orangnya kalau sudah memilih

berdasarkan berbagai macam pertimbangan.

Peneliti : Sekarang aku mau lebih membahas tentang teman kakak Rahma yang

bukan indigo ya ka, kenalnya sejak kapan sih ka?

Tiara : Kenalnya sih lebih tepatnya sebenarnya pas banget satu bulan yang

lalu, karena itungan dia ikut kerja sama aku ya pokoknya aku ingetnya

dia gajian tanggal 3 nanti, ya hampir satu bulan sih ini. Cuma udah

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

219

dekat aja, ya sejauh ini aku nyaman, yang aku liat kedepannya aku juga

nyaman.

Peneliti : Perkenalan dengan Rahma pertama kali bagaimana?

Tiara : Jadi waktu itu aku pasang iklan mencari asisten gitu, dan Rahma

ngehubungi aku. Pada awalnya rahma ngehubungi agak tengah malam,

entah via email atau sms, berkali-kali, mungkin karena aku gak respon.

Sampai aku bilang, tahu waktu gak sih, ee..nanya kerjaan boleh tapi

jangan mengganggu di waktu-waktu gak tepat, aku bilang kaya gitu,

waktu itu aku memang agak marah sih. Rahma itu bantu aku di kampus,

pada saat aku penelitian. Untuk membantu aku juga yang lagi skripsi,

misalnya aku udah kelar skripsi, dia yang mondar mandir kesana

kemari. Ya dia pokoknya ikut sama aku.

Peneliti : Menurut kakak kesan kakak terhadap Rahma gimana?

Tiara : Menurut aku sih orangnya baik, orangnya dia itu, ee..apa ya..prihatin,

dia sosok yang prihatin, aku bisa lihat dari dia sekolah, maksudnya dia

tetap mau cari tambahan apa segala macam, dari situ aku lihat dia sosok

yang prihatin. Kerja keras, karena kan gak banyak anak seumuran dia

yang abis sekolah langsung kerja, walaupun cuma ikut aku sebatas

ngedampingin aku, ngurusin kebutuhan aku selama di kampus, apalagi

aku lagi penelitian seperti itu. Dia orangnya baik sih, perhatian banget

sama aku, bahkan lebih perhatian daripada pacar sendiri. Kadang-

kadang “Ci udah makan belum? Jangan lupa makan ya”. Dia selalu

ngucapin untuk selamat beraktifitas, dan aku lihat dia tulus. Dia

perhatiannya aku ancungin jempol. Bukan dibuat-buat, atau karena satu

alasan. Kalau misalnya aku bilang Rahma gak usah datang dulu ya, aku

lagi ada kerjaan. Itu malahan dia yang minta-minta maaf, maaf ya kalau

kerjaan aku belum bagus, kalau aku ee..kerjaannya gak bagus tegor aja.

Anaknya juga lucu.

Peneliti : Kakak udah seberapa dekat dengan Rahma?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

220

Tiara : Dia udah aku anggap adik sendiri sih ya, kaya yang tadi aku bilang,

awal segala sesuatunya kan teman, di situ aku ngerasa dia nyaman,

apalagi dia sekarang konteksnya sebagai asisten aku, ngedampingin aku

segala macam, jadi ya aku buat suasana senyaman mungkin, gimana dia

nyaman kerja sama aku apa segala macam. Dia udah aku anggep kaya

adik sendiri sih, udah kaya sahabat, pokoknya kalau aku udah nganggap

orang kaya sahabat itu aku anggep dia juga udah kaya keluarga.

Peneliti : Ada kesamaan gak sih antara kakak dan Rahma?

Tiara : Mm..apa ya..kesamaan kerja keras kali ya, ya aku lihat dia kerja keras,

aku lihat dia juga dengan sosok yang sama, jadi aku juga saling tau aja.

Lebih ke kesamaan sifat aja.

Peneliti : Seberapa sering sih ketemu Rahma?

Tiara : Hampir setiap hari pokoknya setiap aku di kampus. Tapi kalau aku

gak di kampus ya enggak, kalau aku suruh dia ke shelter itu kesian

terlalu jauh, jadi aku lihat batasnya dia aja sampai mana.

Peneliti : Komunikasi dengan Rahma biasanya lewat apa?

Tiara : Whatsapp, telepon.

Peneliti : Oh, suka teleponan?

Tiara : Iya dia kadang, kaya waktu itu kan kebetulan kakeknya baru habis

berpulang, dia nelepon aku. Untuk ngabarin hal yang urgent sih lebih

sering nelepon, cuma biasanya selalu whatsapp.

Peneliti : Pernah ada konflik gak ama Rahma?

Tiara : Belum ya.

Peneliti : Topik pembicaraannya biasanya seputar apa sih ka dengan Rahma?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

221

Tiara : Biasanya seputar kerjaan, kaya aku minta Rahma, yang menyangkut

kebutuhan aku, basic pekerjaan dia. Mungkin yang melenceng itu kaya

dia ngenalin aku ke temannya, temannya yang lagi punya problem

keluarga atau percintaan. Itu banyak yang dikenalin Rahma sama aku.

Bahkan waktu itu pernah lucu, Rahma cerita sama aku temannya lagi

punya masalah segala macam, terus apa namanya..Rahma pamit ke aku

mau ngenalin temannya sama aku, aku iya ngijinin, akhirnya Rahma

sama temannya datang ke kampusku dua orang, rumahnya dari Bekasi,

dan benar-benar datang ke kampus aku. Terus ya udah, Rahma lumayan

jadi perantara juga, aku bilang aku membuka diri aku selagi aku

bermanfaat bagi orang lain. Ya kalau orang membutuhkan aku dalam

konteks apa yang penting dia niatnya baik tulus bukan untuk hal-hal

yang lain, ya aku akan niat bantunya. Tapi kalau misalkan niatnya dia

buruk atau apa segala macam aku enggak. Rahma juga suka cerita

keluarganya, percintaan juga, dianya sih yang terbuka banget sama aku.

Peneliti : Niat baik atau buruknya orang itu kakak bisa tau?

Tiara : Bisa, kebaca aja.

Peneliti : Kalau dari sisi kakak ke Rahma, topik pembicaraannya apa?

Tiara : Aku ke Rahma ya itu tadi kalau menyangkut kemampuan indigoku,

selagi dia gak tanya ya aku gak bakalan bahas. Kalau dia tanya ya oke

aku akan bahas. Tapi kalau dia gak tanya, oke aku gak akan membuka

obrolan yang mengarah kesana. Ya diluar itu biasa konteks kerjaan.

Aku gak cerita ke dia tentang keluarga, paling suka sharing aja sih,

sharing cari cowok, lebih ke bagi informasi aja sih. Memang lebih

banyak Rahma yang cerita ke aku.

Peneliti : Kakak sejak kapan kasih tau ke Rahma kalau kakak indigo?

Tiara : Dari dia ikut gabung, dia sebenarnya udah aneh sama aku, aneh dalam

arti, apa ya namanya..aku sebenarnya sih iseng aja, kaya misalkan, dia

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

222

nunjukin foto, “ci aku lagi deket neh sama ini.”. Aku sebenarnya

ngomongnya biasa aja sih sambil becanda aja, gak nunjukkin kalau

serius, aku bilang dia kan orangnya gini gini. Kata Rahma kok cici bisa

tahu dia begini begini. Kataku kenapa emangnya. Kata rahma, engga

kok bisa tahu gitu ibaratnya kerjanya apa, orang apa, sifatnya kaya

gimana, wataknya kaya gimana, isi pikirannya ke Rahma kaya gimana.

Itu dia merasa semua yang aku cerita cocok. Dari situ dia nanya-nyanya

kok bisa begitu sih, dan kejadiannya juga bukan sekali dua kali gitu.

Dari situ aku bilang kalau aku memang beda, karena namanya rahma

ikut aku pasti nanti akan ada kejadian-kejadian dan Rahma akan tau.

Lagian Rahma orang yang cukup dekat sama aku untuk kedepannya,

jadi aku berusaha membuka diri gapapa. Gak dari awal sih ya, udah

pertengahan. Menurut aku, indigo aku itu bukan suatu kerahasiaan, jadi

aku ceritakan ke Rahma.

Peneliti : Seberapa banyak sih yang kakak kasih tau ke Rahma terkait indigo

kakak? Apakah sudah sampai ke intinya atau hanya lapisan luarnya

saja?

Tiara : Sebenarnya sih cuma sebatas ee..lebih ke kalau dia nanya. Dia nanya

apa, jadi dia juga bisa narik kesimpulannya sendiri, kalau aku punya

kemampuannya apa-apa-apa. Jadi sebenarnya sih kalau soal dia lebih

nanya apa, aku jawab, aku respon lah. Sampai aku mensugesti

temannya, sampai hatinya benar-benar bisa plong gitu. Terus juga udah

gak kaya dulu lagi lah. Makanya Rahma juga bilang kan “Baru cici

yang bisa bikin temen aku kaya gini, aku aja yang udah sahabatan tiga

tahun ngomong gak pernah didengerin.”. Aku ketawa-ketawa aja disitu,

Rahma nanya-nanya memangnya diapain sih. Aku jawab gak diapa-

apain. Sampai temannya ngepost di twitter, “hidupku jadi terasa lebih

lega..” apa segala macam. Ya aku kasih sugesti aja sih ke dia. Ya itu

tadi sambil menyentuh perbatasan alam sadar dan bawah sadar. Aku itu

banyak banget ngurusin orang putus cinta, banyak banget yang datang

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

223

ke aku, bahkan bukan soal cinta doang, temannya mama ada yang

datang ke aku. Ya jadi mama gimana ya, karena tau anaknya kaya gini,

teman-temannya dekat disuruh datang aja ke aku. Akhirnya Whatsapp-

an ama aku, curhat suaminya, nanya saran segala macam. Ya ampun

udah gede-gede udah punya anak datang ke aku. Sampai ada temannya

kakaknya Rahma dia di Pontianak, sampai buru-buru pulang ke Jakarta,

karena dia baru dapat sugesti dari aku lewat BBM aja hatinya sudah

tergerak, bisa berubah pikiran 180 derajat, terus dia benar-benar ee..

“kak aku Juli pulang lho, nanti ketemu ya.”. aku jawab iya boleh, kalau

nanti waktunya sama-sama cocok udah ketemu aja.

Peneliti : Alasan kakak membuka diri soal indigo ke Rahma kenapa kak? Selain

alasan yang tadi, ada lagi tidak?

Tiara : Ya karena Rahma bakalan sama aku terus dan dalam waktu dekat juga

aku bisa ada meet and greet sama komunitas itu lagi, itu pasti kalau di

sela-sela Rahma lagi ikut aku, aku pasti akan ajak, Rahma harus tau dan

selagi itu bermanfaat aku gak masalah.

Peneliti : Kalau begitu, alasan kakak gak cerita ke Rahma soal keluarga segala

macam kenapa? Kenapa hanya bercerita sebatas yang Rahma tanya?

Tiara : Kalau untuk keluarga sih sebenarnya dalam konteks apa dulu, karena

kan sebenarnya gak ada yang perlu diceritain. Kalau ada masalah entah

di keluarga atau dimana aku lebih suka meditasi berdiam diri,

ketimbang datang ke orang lain. Karena aku mikir, orang lain aja

datang ke aku, aku mau cerita untuk apa. Cuma untuk ngebuka aib

doang? Kan enggak, makanya aku lebih memilih merenungkan,

berdiam diri.

Peneliti : Lalu respon Rahma waktu tau kakak indigo bagaimana pertama kali?

Tiara : Gak nyangka sih bisa ketemu aku dia bilang, karena pertamanya

ketemunya lucu, seperti yang tadi aku bilang. Dari kejadian awal yang

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

224

aku agak marah itu, disitu jadi bahan cerita gitu, pas udah mulai ikut

kerja sama aku, “iya aku pernah dimarahin ama cici waktu pertama

ngelamar.”. Ya di situ ibaratnya aku gak liat siapa orangnya, itu kalau

misalkan mau nanya oke, cuma liat waktu. Disitu aku agak marah, dan

dia gak nyangka bisa ketemu aku. Lumayan banyak membawa

perubahan juga buat dia, dia juga disitu banyak konsul hal-hal

pribadinya dia lah.

Peneliti : Hal positif dalam pertemanan dengan Rahma apa?

Tiara : Baik sih, aku jadi lebih, kan karena perbedaan usia aku ama Rahma

agak jauh, jadi lebih dapat gambaran mengenal orang dengan perbedaan

yang lebih jauh, kan kita kebanyakan lebih temanan dengan orang yang

seusia kita ya. Dengan kenal sama Rahma aku juga jadi tau orang-orang

yang seumuran sama Rahma, jadi lebih nambah keluasan pergaulan

aku, gak hanya dengan yang sebaya juga dengan yang lebih muda.

Peneliti : Ada hal negatif gak dalam pertemanan dengan Rahma ?

Tiara : Semuanya namanya sesuatu kaya kutub ya, ada positif ada negatif,

jadi pasti ada, cuma ee..gimana kita nanggepinnya aja, tapi sejauh ini

sih belum ada masalah, cuma mungkin bakalan ada dan bagaimana kita

ngeresponnya aja sih.

Peneliti : Alasan Kakak membawa Dimas dan Rahma untuk dibahas di

penelitian ini kenapa? Melihat waktu perkenalan kakak dengan Rahma

baru terhitung sebentar?

Tiara : Sebenarnya banyak sih temanku, kalau yang sesama tadinya aku mau

bawa yang namanya Dirga, cuma melihat waktu, tempat akhirnya aku

membawa Dimas dan Rahma. Teman aku kebanyakan cowok

sebenarnya.

Peneliti : Harapan hubungan Kakak dengan Rahma kedepannya?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

225

Tiara : Ya..supaya bisa sama-sama saling nyaman, saling memberikan

manfaat, aku inginnya seperti itu. Karena kan intinya Rahma bekerja

dengan aku bukan hanya Rahma butuh aku, tapi aku juga butuh Rahma.

Jadi sama-sama saling memberikan arti lah, aku anggap Rahma bukan

sebagai asisten tapi sebagai teman, ya mudah-mudahan sih kedepannya

bisa jadi makin baik saja.

Peneliti : Oke sekarang lanjut aja ya kak ke Dimas, Kakak sejak kapan kenal

dengan Dimas?

Tiara : Ya itu tadi, sejak dua bulan yang lalu. Semejak aku gabung dengan

komunitas. Karenakan sebenarnya sulit juga gabung dengan komunitas

kaya gitu. Kaya sebenarnya di twitter banyak kan komunitas indigo

seperti itu, cuma aku gak ada ketertarikan batin untuk kesana. Jadi lebih

ngerasa cocok dengan Kak Dani dan group.

Peneliti : Perkenalan pertama kali dengan Dimas bagaimana kak?

Tiara : Di group sih, pertama kali aku dimasukin ke group itu saling sapa

saling ngobrol. Biasanya di group indigo gathering itu kita biasanya

ngobrol, di ceng-cengin segala macam, sampai akhirnya aku di join ke

group yang saringan, yang keluarga indigo indonesia. Sempat aku

ngalamin yang namanya proses seleksi sama Kak Dani, sempat kirim-

kiriman voice note juga, sampai Kak Dani nyatain aku masuk ke group

yang itu. ya disitu yang paling aktif ngerespon ya aku, Dimas, Kak

Dani. Ya mungkin faktor umur produktif juga ya, karena di group

indigo itu ada anak kecil, ada nenek-nenek, lagipula mungkin itu usia-

usia yang memang suka main gadget segala macam.

Peneliti : Kesan pertama tentang Dimas?

Tiara : Dia itu orangnya asik, menyenangkan, dan aku merasa dia memang

sejenis, jadi aku udah ada feel nyaman sama dia, faktor kesamaan juga.

Bahkan kemarin pada saat dia gak datang gathering yang kemarin itu

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 31: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

226

aku sempat ngambek ke dia, aku bilang “loe kenapa gak dateng

kemarin itu? Padahal kita udah ketempat loe di Bekasi?”. Dimasnya

bilang “Iya kak, gak bisa kak, maaf kak.” ya gitu gitu gitu deh.

ngerasain feelnya tuh udah dapat

Peneliti : Menurut kakak, kakak sudah seberapa dekat dengan Dimas?

Tiara : Seberapa dekat sih untuk komunikasi jarak jauh sih lumayan, intens

banget enggak mengingat kesibukan masing-masing, dia lagi ujian

segala macam, aku yang kerja segala macam.

Peneliti : Biasa komunikasi kakak komunikasi dengan Dimas lewat?

Tiara : Lewat Whatsapp.

Peneliti : Sudah ada konflik belum dengan Dimas?

Tiara : Belum.

Peneliti : Topik pembicaraan dengan Dimas seputar apa?

Tiara : Topik pembicaraan biasanya seputar yang di group, seputar indigo.

Paling komunikasi biasa, pertemanan biasa. Aktif di BBM di Whatsapp.

Kaya kemarin dia ujian, aku berusaha support dia apa segala macam.

Peneliti : Kakak cerita tentang keluarga, teman ke Dimas?

Tiara : Enggak, aku sama Dimas memang tidak membahas konteks keluarga,

lebih fokus ke pertemanan indigo. Kaya waktu itu, waktu gathering

kemarin, kan Dimas gak ikut. Dimas hubungin aku, nanya ngomongin

apa aja waktu kemarin kumpul, ngomongin masa depan gak? Pokoknya

dia yang ngebahas karena dia kan gak ikut kemarin itu. lalu aku

balesnya tuh, gak terlalu concern kesana Dim, karena kita kan datang

kesitu kebetulan ada yang bukan indigo, ada dua mahasiswi yang

sedang buat skripsi, aku nerangin kamu pada saat itu. Jadi gak terlalu

fokus yang benar-benar buat misi kita. Dia itu penasaran membahas

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 32: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

227

tentang apa. Jadi keterbukaan dirinya sebatas indigo, karena ada

kesamaan diantara aku ama Dimas.

Peneliti : Hal positif dalam pertemanan dengan Dimas?

Tiara : Menambah pertemanan yang sesama anak indigo sih ya, jadi kan lebih

banyak informasi juga yang aku dapat, dari dimas dan nyambung

silahturahmi juga. Teman ngobrol membahas indigo juga, karena

nyambung sama dia.

Peneliti : Hal negatif dalam pertemanan dengan Dimas?

Tiara : Belum ada sih ya. Jadi kan kita memang berusaha menciptakan

situasinya yang positif.

Peneliti : Harapan kedepannya untuk pertemanan dengan Dimas?

Tiara : Sebisa mungkin saling memberikan manfaat, apalagi sesama gitu

punya misi yang nantinya bermanfaat besar untuk lingkungan yang

lebih luas. Nantinya pun kalau akan bekerja sama dengan pihak-pihak

lain, tapi bukan untuk kepentingan pribadi orang lain, melainkan

bermanfaat untuk masyarakat luas.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 33: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

228

TRANSKRIP WAWANCARA

INFORMAN 1 – TEMAN SESAMA INDIGO TIARA

Sumber : Dimas Ahmad Rianto

Tanggal : 30 April 2014

Waktu : 09.35-10.45 WIB

Tempat : Bekasi Cyber Square, Bekasi Barat. McDonalds.

Pakaian : Kaos coklat, celana jeans selutut, dan sepatu.

Situasi : Peneliti melakukan wawancara setelah Dimas makan pagi.

Situasi di McDonals tersebut cukup ramai. Dimas terlihat

ramah sejak awal pertemuan dengan peneliti.

Peneliti : Selamat siang Dimas, kamu bisa perkenalkan diri kamu? Nama

lengkap, usia, tanggal lahir, tempat lahir, dan tempat tinggal sekarang.

Dimas : Iya, nama saya Dimas Ahmad Rianto. Umur 18 tahun lebih 4 bulan

(tertawa). Tanggal lahir 18 Januari 1996 lahir di Rumah Sakit Pondok

Indah Jakarta (tertawa). Tempat tinggal sekarang di perumahan Galaxy.

Peneliti : Lalu, kamu jurusan IPS kan? Sekolahnya dimana?

Dimas : Di SMA Sudirman, kelas 3 SMA.

Peneliti : Wah kamu udah nentuin masuk kuliah ke mana?

Dimas : Maunya sih Universitas Indonesia kak, tapi masih binggung jurusan

komunikasi atau musik.

Peneliti : Agama islam? Suku kamu?

Dimas : Iya kak, Jawa, papi mamiku juga Jawa.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 34: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

229

Peneliti : Hobi kamu?

Dimas : Hobinya main musik, drum.

Peneliti : Belajar sendiri atau les drumnya?

Dimas : Belajar sendiri, awalnya aku disaranin untuk les, tapi aku les cuma

sebentaran doang, males, lebih enak ngembangin diri sendiri. Aku

punya Band dari SD 5 band, kalau dari SMP ada 3 band, SMA ada 2

band. Aku bisa main semua alat musiknya.

Peneliti : Menurut kamu pertemanan itu apa?

Dimas : Pertemanan itu adalah sebuah hubungan yang, sebuah hubungan

dimana ada hubungan antara dua individu yang saling membutuhkan

dalam keadaan susah atau pun senang.

Peneliti : Lalu, sejak kapan kamu kenal dengan Kak Tiara?

Dimas : Sejak belum ada dua bulan, tiga bulan.

Peneliti : Wah belum terlalu lama ya, lalu ketemunya bagaimana?

Dimas : Belum pernah ketemu. Kenalnya dari komunitas Keluarga Indigo itu.

Peneliti : Kamu ikut komunitas itu sejak kapan?

Dimas : Sejak kelas 1 SMA, sekitar tahun 2012.

Peneliti : Acara Trans TV kamu ikutan?

Dimas : Enggak, sempat diajakin, waktu itu ada acara di Metro TV. Tapi aku

enggak bisa hadir.

Peneliti : Perkenalan kamu dengan Kak Tiara kan bisa dibilang baru sebentar

banget neh, tapi sebagai temen kamu udah merasa dekat belom dengan

Kak Tiara?

Dimas : Udah berasa dekat (mengangguk).

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 35: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

230

Peneliti : Kamu sering ngobrol dengan Kak Tiara?

Dimas : Jarang sih, tapi sekalinya ngobrol kaya kakak adik deh.

Peneliti : Perkenalan kamu pertama kali dengan Kak Tiara seperti apa?

Dimas : Kan komunitas Keluarga Indigo ada di group whatsapp gitu, waktu itu

Kak Dani (Hamdani, pelopor komunitas Keluarga Indigo) buat group

baru untuk komunitas Keluarga indigo. Nah disitu jadi saling nyaut-

nyaut. Pertama-tama saling nyapa, halo dimas, halo Kak Tiara, seperti

itu sih. Sehabis itu berlanjut jadi ngobrol-ngobrol deh.

Peneliti : Selama pertemanan kamu, kesan kamu ke Kak Tiara seperti apa?

Dimas : Kak tiara orangnya baik, kaya penuh, kaya punya rasa keibuan,

ibaratnya jadi seperti kakak buat aku kalau aku salah dinasihatin kaya

gitu.

Peneliti : Seberapa dekat sih kamu dengan Kak Tiara?

Dimas : Dibilang dekat sih gak seberapa dekat, tapi secara komunikasi enak,

jadi sekali ngobrol bisa lama. Kak Tiara itu keibuan, kata-katanya enak

untuk didengar kalau nasihatin. Bisa dibilang itu kelebihan Kak Tiara.

Peneliti : Aku mau tau, seberapa sering sih kamu ngobrolnya sama Kak Tiara?

Dimas : Jarang kak, gak bisa dihitung berapa kalinya, tapi sekalinya ngobrol

memang lama banget sih.

Peneliti : Selama 2 bulan kamu temanan sudah ada konflik belum?

Dimas : Belum.

Peneliti : Biasanya berhubungan via apa?

Dimas : BBM dan twitter.

Peneliti : Biasanya topik pembicaraan kamu sama Kak Tiara seputar apa?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 36: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

231

Dimas : Ya tentang mayoritas sih kalau ada pertemuan kita-kita neh, indigo-

indigo, gini gitu, nah kamu bisa kapan, tempatnya, gitu-gitu deh.

Peneliti : Kalau secara topik personal, ada tidak yang kamu ceritakan ke Kak

Tiara?

Dimas : Pasti ada dong, tapi bahasannya seputar temanku dan memang agak

personal, aku juga cerita masalah aku.

Peneliti : Cerita kamu ini hanya bagian luarnya saja atau sudah sampai masuk

ke bagian dalam?

Dimas : Hanya bagian luar sih, belum terlalu intinya.

Peneliti : Kak Tiara juga cerita apa gak ke kamu? Atau banyakan kamu yang

cerita?

Dimas : Mm..lebih banyak aku yang cerita sih, Kak Tiara lebih banyak

mendengarkan atau menasihatkan aku sih. Biasanya ceritanya seputaran

indigo kalau Kak Tiara, seputaran yang ada di group saja. Aku sama

Kak Tiara belum pernah ketemu, jadi memang belum terlalu mengenal

satu sama lain.

Peneliti : Kan kamu baru dua bulan neh kenal sama Kak Tiara, lalu kenapa

kamu bisa cerita ke Kak Tiara soal masalah kamu seperti yang tadi

kamu bilang?

Dimas : Kalau aku sih, biasanya kalau orangnya enak diajak ngobrol aku bisa

cerita gitu. Aku juga percaya untuk cerita ke Kak Tiara gitu.

Peneliti : Oke, kamu sejak kapan tau kamu indigo?

Dimas : Aku dari aku (berpikir) TK.

Peneliti : Pertama kali itu kenapa kamu bisa tau kamu indigo?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 37: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

232

Dimas : Waktu itu, lagi berkunjung eh ziarah ke makam Eyang aku liat

banyak, kok ada ini ada ini ini ini. Kata mamaku “kamu apaan sih nak,

jangan nakut-nakutin,” gitu. Kataku “Enggak beneran mak, aku liat ini

palanya gak ada, ini gak ada, itu gak ada.”. Terus kata saudaraku yang

bisa lihat “Emang beneran tante, aku juga lihat. Yang Dimas omongin

memang ada semua disitu.”. Terus abis itu langsung nyadar gitu, kalau

anakku bisa gitu.

Peneliti : Memang dari keluarga sudah ada turunan ya?

Dimas : Memang dikeluargaku mayoritas bisa sih, banyak yang bisa.

Peneliti : Coba bisa diceritain gak siapa aja yang dari keluarga kamu memang

bisa?

Dimas : Adik, ibu, sepupu, bude, tante, anaknya tante, banyak banget deh

pokoknya, kakek juga, buyut juga.

Peneliti : Kamu pernah tes gak ke ahli atau psikolog terkait indigo kamu?

Dimas : Ke ahli sih pernah, tapi ke psikolog belum.

Peneliti : Tes apa waktu ke ahli? Dan kapan?

Dimas : Waktu itu sih memang dites kemampuan dasar indigo doang,

ngerasain, ngelihat, dan ternyata memang dikualifikasi sebagai indigo.

Tesnya waktu kelas 3 SD.

Peneliti : Kemampuan indigo kamu apa saja ya?

Dimas : Bisa mendeteksi, telepati, kejadian berlangsung di tempat lain tapi

kadang-kadang doang, memprediksi sesuatu, menggunakan roh orang,

bisa mengetahui masa lalu orang lain bisa, sugesti, dan komunikasi

dengan Tuhan. Aku juga bisa ngelihat masa depan walaupun sedikit

lah, terus bisa tau sifat orang.

Peneliti : Cara kamu taunya seperti apa sih memang?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 38: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

233

Dimas : Aduh, itu gimana ya (tertawa), kalau aku sih dengan gimana ya..aku

gak bisa dengan sekali lihat langsung tahu. Jadi aku musti lihat fotonya

dulu nanti kalau misalkan aku sudah tenang nanti baru kebayang

sifatnya seperti apa. Aku belum seperti Kak Hamdani gitu-gitu sih.

Peneliti : Oh kamu kenal dengan Kak Hamdani? Sering ketemu dengan Kak

Hamdani?

Dimas : Sering kalau Kak Dani mah, pertama kali kenal malahan dia. Aku

suka dadakan jalan sama Kak Dani. “Dim dimana? Main yuk.” Nah

abis itu kita main deh. Justru aku jarang banget ketemuan sama

komunitas Keluarga Indigo, suka berhalangan hadir. Tapi kalau sama

Kak Dani sering.

Peneliti : Lalu soal komunikasi dengan Tuhan? Seperti apa bisa dijelaskan?

Dimas : Lebih pakai hati sih, kalau sholat kaga nyambung, nah justru itu yang

aku agak binggung. Awalnya aku gak tau apa-apa tiba-tiba di hati ada

yang ngomong, “Aku Tuhanmu, kembalilah kepadaKu, jangan

bergantung kepada yang lain.”. Aku binggung, kok Tuhan bisa

ngomong lewat hati. Ya aku namanya masih bocah, tantangin balik lah.

“Maaf, memang benaran Tuhan, kalau boleh itu aku minta bukti, tolong

minta petir disitu.”. Tiba-tiba ada petir disitu. Akhirnya aku jadi gak

main-main lagi, percaya aja deh.

Peneliti : Pandanganmu tentang indigo seperti apa?

Dimas : Menurut aku indigo itu adalah suatu kelebihan yang diberikan oleh

Yang Mahakuasa, bukan untuk ditakutin atau bukan untuk dihilangin,

tetapi justru harus disyukurin. Karena belum tentu semua orang bisa

punya itu, karena itu adalah sebuah gift dari Yang Mahakuasa menurut

aku.

Peneliti : Menurut kamu hal positif dalam pertemanan kamu dengan Kak Tiara

selama ini apa?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 39: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

234

Dimas : Hal positifnya banyak sih, salah satunya bisa nambah kerabat dan

nambah temen cerita.

Peneliti : Hal negatif pertemanan kamu dengan Kak Tiara?

Dimas : Belum ada, belum ada konflik (tertawa). Pasti yang mau dibahas itu ya

ka (tertawa)?

Peneliti : Tapi lucu juga lho, Kak Tiara bisa pilih kamu untuk penelitian ini,

berarti dia percaya ama kamu (tertawa).

Dimas : Mungkin, hubungan sibling gitu Kak (Tertawa).

Peneliti : Lalu harapan kedepannya hubungan kamu dengan Kak Tiara?

Dimas : Ya bisa lebih baik, gak ada negatifnya, kalau bisa saling membantu

walaupun dalam senang susah sedih, saling menasihatin, saling

membutuhkan lah ibaratnya.

Peneliti : Waktu itu aku pernah nonton tayangan Metro TV Sudut Pandang,

yang ada Kak Daninya. Disitu Kak Dani bilang, kalau bersama

komunitas merasa lebih nyaman, menurut kamu gimana?

Dimas : Iya, sama, bener. Emang bener kak, kompak lah Kak ibaratnya.

Peneliti : Kompaknya seperti apa bisa kamu ceritain gak?

Dimas : Waktu itu pernah ada kejadian kak, karena aku jarang ikut gathering

sama komunitas aku jadi paling inget kejadian itu. Jadi waktu itu ada

orang, ada tetanggaku dateng, memang tetanggaku dulu itu sering

serang-serangan ama keluargaku, ibaratnya dia iri lah ama keluargaku.

Nah aku bilang ama Kak Dani, “Kak, kayanya aku kenal orang itu deh

Kak”. “Emang siapa Dim?”. “Oh, iya, tetanggaku tuh Kak yang katanya

ibuku suka isengin keluargaku baik secara gaib maupun engga gitu.”.

Terus kata Kak Dani “Udah tenang aja Dim, gak bakalan nyerang”.

Terus yang lain nyaut “Udah tenang aja dim, orang itu gak bakalan

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 40: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

235

macam-macam.”. Jadi ibaratnya kita semua ngelindungin kok. Ya udah

gak apa-apa deh. Jadi kaya terkoneksi gitu, satu tau semua tau, padahal

cuma ngomong sekali doang. Nah ini dia neh, baru namanya komunitas,

solid gitu ibaratnya.

Peneliti : Kamu sendiri merasa lebih nyaman dengan di komunitasmu atau di

teman-teman biasamu?

Dimas : Sama sih sama-sama nyaman, tapi kalau disuruh pilih, agak binggung

sebenarnya, karena semuanya sahabat. Tapi jujur kalau jarak

kelebihannya sedikit, aku lebih memilih teman-teman bukan indigoku.

Peneliti : Oh begitu. Lalu teman-teman indigomu tahu tidak kalau kamu itu

indigo?

Dimas : Tahu.

Peneliti : Lalu respon temanmu?

Dimas : Malah bagus, teman-teman aku kalau ada apa-apa, kalau ada masalah

malahan cerita ke aku, kalau ada ngerasa “Hei, gua ada masalah neh,

tolong bantuin dong.”, kaya begitu.

Peneliti : Biasanya kamu membantu dengan cara seperti apa?

Dimas : Dengan caraku, cara indigo (tertawa). Misalnya waktu itu ada kerja

kelompok sama temanku. Nah ibu temanku marah-marah, “Kamu

pulang malam-malam, bilang kerja kelompok.”, intinya kaya dicurigain

begitu deh. Temen aku bilang sama aku, “Mas, ini mamaku kok seperti

ini sih, tolong dong bantu aku supaya mamaku gak marah-marah, aku

gak bisa mikir kalau mamaku marah-marah.”. “Ya udah tenang aja,

kamu pulang aja 15 menit lagi, nanti ibumu juga adem kok.”. Eh dia

balik, “Kok bisa kamu Mas?”. Ya udah lah. Ini sering terjadi kok. Jadi,

dia bilang ke aku kalau begini begini begini, nah aku kaya bilangin

ibunya, ibaratnya mensugesti pikiran ibunya, “sabar, anakmu tidak

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 41: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

236

seperti yang kamu pikirin kok, anakmu gak kenapa-kenapa.”. Selain itu

juga paling banyak teman itu nanya “Eh, gua sama cewek ini cocok apa

gak”, aku udah kontak jodoh aja. Nah aku akan jawab apa adanya “Yah,

sekarang sih gak apa-apa, tapi hati-hati nanti kalau sudah kuliah, dia

bakalan punya cowok lagi.”.

Peneliti : Itu ditanyain dari teman yang gak dekat sampai yang dekat?

Dimas : Iya, satu sekolah bisa nanya.

Peneliti : Memang satu sekolah tahu kalau kamu indigo?

Dimas : Satu sekolah tahu.

Peneliti : Ada perlakuan aneh gak yang kamu terima dari teman kamu karena

tahu kamu indigo?

Dimas : Yah, ada lah yang memperlakukan aku aneh, tapi diwajarin lah,

disekolahku memang suka ada kejadian aneh. Kalau kesurupan Cuma

aku dan guruku yang bisa saja yang nanganin. Selain itu temanku juga

suka bilang aku sobat orang tua, lagaku dibilang sobat philosophy.

Padahal aku kalau serius nasihatin memang seperti itu.

Peneliti : Perlakuan yang kamu terima itu seperti apa?

Dimas : “Ih apaan sih nih orang aneh, musrik lah.” Ya aku mah cukup tau aja,

mereka ngomongin dibelakang aku seperti itu. Aku lagi lewat mereka

bisik-bisik seperti itu. Udah biasa aja, lagi kalau memang punya seperti

itu ada pro kontranya pasti. Tapi giliran sudah dibuktiin, “Lah iya,

bener ya, gua salah dong ngatain dia seperti itu”, pasti ada yang kaya

gitu, ada juga yang minta maaf. “Maaf ya, gua kaya gitu.”. ya aku

jawab “Ya udah gak apa-apa.”

Peneliti : Kamu buktiinnya kaya apa?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 42: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

237

Dimas : Contoh, waktu itu ada yang songong atau apa dia cerita ke aku, “eh,

keluarga gua gini-gini, gua musti gimana.”. Dia mau ngetes aku kasih

solusinya kaya gimana. Tapi dia bohong, orang bohong ngapain dikasih

solusinya coba. Akhirnya dia minta maaf.

Peneliti : Ada cerita lagi gak sih terkait indigo kamu yang pernah kamu alamin?

Dimas : Banyak sih, ya udah salah satunya deh, dulu pas aku kelas berapa

ya..kelas dua atau kelas empat gitu. Memang sih pada saat itu rumahku

lagi dikerjain orang. Pas itu aku tiba-tiba nangis, ibuku lagi ngupas

buah lagi makan gitu, adikku lagi main boneka-bonekaan. Aku lagi

duduk aja liatin sekitar. Tiba-tiba aku nangis, ya itu masih kecil,

wajarlah aku nangis. Nah pas itu aku nangis gitu, “Mama, adek ikut aku

dong, ikut aku, aku gak mau mama sama adek kenapa-kenapa.”.

Mamaku bilang “Kenapa sih Mas memangnya?”. Aku bilang “Udah lah

ikut aku aja.”. Ibaratnya udah running out of time aku langsung lari

gitu, soalnya mama sama adik udah gak mau diituin. Nah gak lama

kemudian mama langsung ngambil adik, gak lama atap rumah roboh.

Pas ditempat mama duduk tapi ada kayu tajam jatoh, dan pas ditempat

adik ada paku-paku tajam gitu jatuh, jadi ibaratnya kaya ada yang mau

celakain keluargaku lah. Udahnya mamaku ngomong “Mas, untung

kamu ngomong, kalau gak kita udah kenapa-kenapa.”. Nah memang sih

karena waktu itu sedikit terlambat, mamaku kena pecahan kayu, dan

adikku kepalanya berdarah sedikit kena serpihan kayu. Makanya seram

deh kalau orang gak mengerti tapi main-main itu.

Peneliti : Respon Ayah Ibu kamu soal indigo kamu gimana?

Dimas : Nah itu dia tuh, itu dia intinya, kalau orang indigo itu intinya. Kalau

ibu karena sama juga, jadi menyambut baik. Tapi kalau ayah karena

maaf bukan sara maksudnya, tapi Islam fanatik, sangat membenci gitu-

gitu, jadi ayahku ngebacain ayat ke ibu, ke aku, dan ke adikku. Tapi gak

pernah bisa, malahan ayah jatuh sakit. Tapi menurut aku, karena itu dari

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 43: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

238

lahir dan Tuhan kasih gift itu mau siapapun gak akan bisa ada yang

ngambil, karena memang sudah jalannya bisa ya bisa, memang

kodratnya aqua ini jadi aqua ya dia akan jadi aqua, mau digimanain

juga akan tetap jadi aqua.

Peneliti : Ada kesamaan gak sih antara kamu dan Kak Tiara?

Dimas : Sama-sama tenang sih yang aku ambil, ibaratnya kalau mengambil

keputusan gak gegabah sih.

Peneliti : Ada rahasia atau sesuatu yang bersifat personal banget gak yang kamu

ceritain ke Kak Tiara?

Dimas : Gak ada sih, kalau rahasia aku mayoritas gak suka ceritain ke orang-

orang sih, ke teman biasa juga gak ada yang aku ceritain. Ibaratnya

rahasia itu kan secret, ibaratnya memang untuk diriku dan Tuhan saja

yang tahu. Ibaratnya rahasia kan ada level satu, level dua, level tiga.

Level dua dan tiga boleh lah diceritain, tetapi level satu jangan. Level

satu aku itu gak bisa diceritain ke siapapun, bahkan ke Kak Tiara

sekalipun, karena pasti akan nyebar, secara gak sengaja orang bisa aja

keceplosan.

Peneliti : Masalah keluarga? Teman? Diceritakan ke Kak Tiara?

Dimas : Enggak sih, aku lebih membahas masalah sekolah doang ke Kak

Tiara.

Peneliti : Kamu merasa ada perbedaan gak komunikasi antara temen kamu yang

sesama indigo dan teman kamu yang bukan indigo?

Dimas : Ada sih perbedaan, kalau temanku yang biasa lebih sering main. Kalau

yang indigo, fun dapat, indigonya dapat, solidnya dapat, gak tau kenapa

memang aku merasa dapatnya lebih banyak, tapi entah kenapa kalau

untuk funnya lebih dapat dari temanku yang biasa, mungkin aku masih

kurang terlalu dekat dengan komunitas itu, kurang ketemu juga.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 44: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

239

Peneliti : Kan setelah aku lihat neh, kamu tidak terlalu melakukan keterbukaan

diri dengan teman kamu, menurut kamu, aspek keterbukaan diri itu

penting tidak?

Dimas : Penting sih, jadi bisa aspek penilaianku tentang dia itu bagaimana.

Peneliti : Sekian wawancara pada kesempatan kali ini. Terimakasih ya atas

waktunya Dimas.

Dimas : Sama-sama.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 45: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

240

TRANSKRIP WAWANCARA

INFORMAN 2 – TEMAN BUKAN INDIGO TIARA

Sumber : Rahma Sunarsih Tri Walidah

Tanggal : 30 April 2014

Waktu : 16.00-16.21 WIB

Tempat : Tamini Square, Jakarta Timur. Dunkin Donut’s

Pakaian : Seragam pramuka dan jaket coklat

Situasi : Rahma diperkenalkan dengan peneliti setelah peneliti selesai

melakukan wawancara dengan Tiara yang kedua kalinya.

Rahma datang sepulang dari sekolahnya. Selama melakukan

wawancara dengan Rahma, peneliti tidak berada dalam posisi

yang berdekatan dengan Tiara. Peneliti pindah tempat ke

ruangan lain yang ada di Dunkin Donut’s Tamini Square.

Peneliti : Selamat siang Rahma, untuk memulai wawancara ini Rahma bisa

menyebutkan nama lengkap rahma?

Rahma : Bisa Kak, namaku panjang Kak, hahaha.

Peneliti : Oh, silahkan ditulis aja kalau begitu.

Rahma : Namaku Rahma Sunarsih Tri Walidah (sambil menulis dan mengeja

namanya).

Peneliti : Oke, mungkin bisa ceritain latar belakang kamu sedikit ya Rahma,

mulai dari usia, tanggal lahir, tempat lahir, tempat tinggal sekarang.

Rahma : Usiaku sekarang ee..18 tahun, tanggal lahirku ee..11 Maret 1996.

Peneliti : Lalu tempat lahir dan tempat tinggal sekarang?

Rahma : Jakarta dan Jakarta (tertawa).

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 46: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

241

Peneliti : Sekarang kamu SMK ya? Ambil jurusan apa?

Rahma : Iya kak, di SMKN 10 Jakarta, kelas 2 SMK Akuntansi.

Peneliti : Agama Islam ya? Dan suku kamu?

Rahma : Jawa Sunda. Ayah Jawa, Ibu Sunda.

Peneliti : Oke. Menurut kamu pertemanan itu apa?

Rahma : Kalau menurut aku, pertemanan itu kaya ee..apa ya..Kita tuh kaya

ikatan saudara gitu, walaupun bukan sedarah gitu tapi..ee..apa ya..Kita

tuh jadi kaya apa ya..berteman jadi saudara aja.

Peneliti : Menurut kamu, keterbukaan diri antar teman itu penting tidak?

Rahma : Keterbukaan diri sangat penting karena kalau kita saling terbuka akan

menyelesaikan masalah yang ada di diri kita, minimal mendapat

solusinya.

Peneliti : Lalu sejak kapan kamu mulai berteman dengan Kak Tiara?

Rahma : Sejak bulan April kemarin. Tanggalnya lupa (tertawa).

Peneliti : (Tertawa) gak apa-apa kok. Terus perkenalan pertama kali karena apa?

Rahma : Ee..gak sengaja itu kan lagi iseng, nyari-nyari kerjaan kan di internet,

terus ada lowongan kerja di petshop, kebetulan sama Kak Tiara. Ya udah

aku coba, eh ternyata yang di petshop itu udah tutup, ada buat asisten

pribadi aja, ya udah aku ambil, dari situ deh.

Peneliti : Bagaimana kesan kamu mengenai Kak Tiara?

Rahma : Asik banget orangnya, pertama kali ee..keliatannya memang apa

ya..nyeremin gitu ya, dari tampilannya segala macam gitu, nyeremin.

Cuma, pas tau, apa ya..pas kita kenalan langsung berasa kaya akrab

banget, langsung kaya gimana ya..kaya udah temenan lama, kaya udah

kenal lama aja, padahal itu baru pertama kali ketemu. Ya komunikasinya

itu, sebelum pertama kali ketemu juga Cuma lewat BBM, lewat

Whatsapp.

Peneliti : Menurut kamu, seberapa dekat sih kamu dengan Kak Tiara?

Rahma : Kalau dinilai seberapa dekat sih, gak terlalu dekat, cuma ya..sedikit tau.

Tapi nyaman banget sama dia.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 47: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

242

Peneliti : Oh iya, sebelumnya aku lupa mau tanya ini, kamu hobinya apa?

Rahma : Hobby aku musik, main gitar, dengerin musik tapi kebanyakan pop sih

ama metal.

Peneliti : Kelebihan apa sih yang membuat kamu cocok dengan Kak Tiara?

Rahma : Kalau buat aku, Kak Tiara itu bisa nempatin dirinya dan bisa buat aku

nyaman sama dia. Udah begitu orangnya itu gak begini begitu, nyantai

orangnya, jadinya kita yang mm..tadinya kaku sama dia, binggung harus

ngapain, eh terus ketemu dia jadi oh iya enak banget. Ya itu kaya apa sih,

jadi dia bisa nempatin dirinya itu, seperti kaya apa ya mm..kaya aku

temen lamanya dia gitu. Jadi ya nyambung.

Peneliti : Kalian biasanya komunikasi lewat apa?

Rahma : Lewat Whatsapp, BBM, kadang twitter.

Peneliti : Sering ketemu sama Kak Tiara?

Rahma : Ee..Enggak sih, eh..gak terlalu sih. Gak sering ketemu, jarang, tapi ya

itu, sekalinya ketemu lama, rasanya itu kaya ah..nanti dulu deh, entar

dulu. Maksudnya nanti aja pulangnya. Kalau curhat sama Kak Tiara itu

enak (nada berbicara meninggi, terlihat bersemangat), aku sering sharing

masalah temenku, pacar, segala macam, dia itu bisa kasih solusi dan apa

ya..maksudnya bisa, ini lho dia orangnya kaya gini-gini, jadi bisa..apa

ya..aku itu dikasih tau misalnya orang yang aku suka, atau temenku,

orangnya kaya gimana, terus aku harus nempatin diri aku kaya gimana

gitu.

Peneliti : Selama pertemanan kamu ini ada konflik ga sih?

Rahma : Engga (berhenti sebentar lalu melanjutkan) dan sepertinya jangan

sampai ada.

Peneliti : Lalu, topik pembicaraan kalian biasanya seputar apa?

Rahma : Kadang seputar pekerjaan, kadang juga ee..biasanya aku suka curhat-

curhat gitu (tertawa malu).

Peneliti : Curhat tentang apa sih kamu biasanya kalau ke Kak Tiara?

Rahma : Misalnya, tentang temen, ee..apa (berpikir sebentar) misalnya, temen

aku orangnya kaya gimana sih, apa..mm..dia kan orangnya bisa nerawang

gitu (suara perlahan memelan). Terus dikasihtauin dia itu orangnya

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 48: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

243

begini begini begini, terus juga tentang orang-orang yang dekat sama

aku, terus tentang ee..apa ya..kalau misalnya aku sedang binggung, dia

suka kasih aku solusi. Kak Tiara suka mendengarkan dan mensupport

aku deh pokoknya.

Peneliti : Kan kamu suka cerita neh ke Kak Tiara, lalu bagaimana dengan Kak

Tiara ke kamu? Suka cerita apa gak gitu Kak Tiara?

Rahma : Kalau ee..kalau cerita sih (berpikir) jarang, cuma lebih banyak

ngedengerin dan kasih solusi aja.

Peneliti : Lalu, cerita yang kamu ceritain ke Kak Tiara itu pembahasannya sudah

sampai intinya atau hanya dibagian lapisan luarnya saja?

Rahma : Ee..(berpikir) ee..gak sampai inti sih cuma sampai luarnya saja.

Peneliti : Kenapa kamu memilih untuk hanya cerita sampai lapisan itu saja?

Rahma : Ee..Gak tau kenapa (tertawa kecil), ee..itu kan privasi ya, jadinya aku

orangnya emang sama yang namanya privasi itu gak bisa ee..terlalu

terbuka.

Peneliti : Kenapa kamu memilih untuk cerita ke Kak Tiara? Apalagi kamu udah

cerita tentang teman kamu yang Kak Tiara gak kenal.

Rahma : Ya itu karena dia itu bisa nempatin dirinya gitu, jadinya

ee..apa..ee..disini kan konteksnya kerja ya, aku asistennya dia, dia bos

aku, tapi setiap ketemu itu kaya adik kakak. Dia kakak aku, aku adiknya,

apapun yang aku ceritain ke dia, dia selalu kasih solusi, jadi ya..aku

seneng aja.

Peneliti : Lalu, waktu pertama kali kamu tau Kak Tiara indigo itu kapan?

Rahma : Waktu pertama kali itu pas ee..apa..(berpikir) pertama ketemu terus kan

dia bilang dia ikut komunitas gitu kan, dia kasih tau. Terus kan akhirnya

pas kita jalan beberapa lama akhirnya dia kasih tau, karena kebetulan aku

kan ikut organisasi, dia juga ikut organisasi. Eh akhirnya aku kasih tau

organisasi aku, dia juga kasih tau organisasi dia kalau misalnya dia itu

punya organisasi kumpulan indigo gitu. Terus juga aku pernah (tertawa),

aku dijanjiin ketemu sama temen-temennya, jadinya ee..jadinya sih aneh

juga kan, indigo. Sebenarnya juga aku kan kurang tau indigo itu apa.

Terus akhirnya dia jelasin indigo itu gini gini gini, kita juga punya

kelebihan yang mungkin gak dilihat orang, gak semua orang punya, dan

itu tuh bawaan dari lahir dia bilang kaya gitu. Terus juga, sempet kan aku

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 49: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

244

ngerasain pas aku curhat tentang temen aku, terus tentang diri aku, terus

dia bilang, dulu juga aku pas baru ee..nemuin dia indigo gitu, dia katanya

ngerasa berbeda. Kaya ee..kaya apa ya..emosionalnya tuh tinggi gitu,

pokoknya dia ngerasa berbeda lah sama orang lain. Terus akhirnya dia

lama-lama bisa nempatin dirinya. Kak Tiara cerita ke aku begini gara-

gara aku cerita tentang temen aku. Terus dia..ee..apa..aku juga dikasih tau

harus pinter-pinter ngendaliin emosional aku, terus juga..ya kaya gitu

pokoknya dia kasih wejangan-wejangan gitu.

Peneliti : Tentang emosi kamu, ini kamu cerita ke dia kalau kamu emosional atau

dari cerita-cerita kamu, kamu terlihat emosional, atau dia sudah tau?

Rahma : Dia udah tau, kan aku nanya “Ci, menurut cici aku orangnya kaya

gimana sih?”, kan aku manggilnya cici. Terus aku dikasihtahuin, aku tuh

orangnya kaya begini begini begini. Terus aku tanya, aku harus

bagaimana ci, kan cici udah tau sikap aku kaya begini, terus aku harus

bagaimana. Baru dia kasih tau, baru dia cerita, gitu.

Peneliti : Tadi kamu bilang respon pertama kali tau Kak Tiara indigo itu aneh?

Rahma : Iya, lagipula juga aku juga kan, ee..anehnya kaya..ee..maksudnya,

kok..kan tadinya aku gak tau indigo itu, terus pas aku cari tahu, itu deh,

dia bisa ya nempatin dirinya kaya gitu. Kan rata-rata anak-anak indigo itu

kan lebih pada tertutup terus juga maksud aku, gak pinter gaul lah.

Peneliti : Kenapa menurut kamu anak indigo tertutup dan gak pinter gaul?

Rahma : Gak tau aku ngeliat di TV aja, kan maksudnya..kan waktu itu pernah

ada tuh saudaranya mama Lauren atau siapa tuh, ya kaya-kaya gitu.

Lagipula pas aku searching-searching itu ee..aku lihat kebanyakan rata-

rata pada, maksudnya, gak terlalu terbuka gitu, gak kaya anak-anak

biasanya. Lebih nyingkirin dirinya gitu.

Peneliti : Berarti setelah kamu bertemu dan berteman dengan Kak Tiara pendapat

kamu berubah tidak tentang indigo?

Rahma : ee..dia..ee..maksudnya..kaya apa ya, sekilas pun orang pada gak tau dia

kaya begitu.

Peneliti : Jadi pertama kali kamu tau Kak Tiara seperti itu kamu takut dong?

Dengan persepsi yang kamu dapat dari TV dan internet itu?

Rahma : Gak takut sih cuma (tertawa), ei..iya sedikit takut, takutnya kan apalagi

dia bilang bisa nerawang kaya gimana-gimana ya. Emang sih rada ngeri

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 50: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

245

juga ya kan, ah..jangan-jangan nanti dia tahu kartu gua lagi gitu-gitu. Eh,

tapi pas dijalanin enggak sih, emang sih ada awal-awalnya ada sedikit

negatifnya (suara perlahan memelan dan tertawa).

Peneliti : Negatifnya kaya gimana neh? Aku gak bakalan cerita ke Kak Tiara kok

(tertawa).

Rahma : Ya itu lho, takut kartu aku kebuka gitu, kan soalnya dia kan tau,

maksudnya bisa nerawang lah. Dia pasti, ee..maksudnya..pasti bisa

nerawang lah. Maksudnya, pas pertama kali tau apa ya..ketemuan ama

aku, pasti kan tau aku neh orangnya begini begini begini gitu. Takut itu

aja (tertawa).

Peneliti : Lalu Kak Tiara suka cerita apa gak sih tentang indigonya itu?

Rahma : Ya..dia sering cerita komunitasnya aja, dia tuh pengen..apa..di

komunitasnya pengen ngadain bakti sosial, terus juga kadang kalau

misalkan, oke ya..suka cerita lebih kepada komunitasnya aja. Ya..terus

sering ngumpul bareng, ee..apa..ee..ngadain ngadain misalnya kalau udah

ngumpul, ee..kita ngumpul neh yang misalkan yang bisa nerawang aja

yang ngumpul. Terus eh..nyari kasus kemarin yang pesawat itu, ee..dia

mereka rame-rame pada mikir pada nerawang. Terus juga ya itu dia lagi

merancang bakti sosial, pengen ngadain bakti sosial.

Peneliti : Kan kalau ini dari dia ke kamu tentang pembahasan indigo, kalau kamu

ke Kak Tiara ada membahas tentang indigonya ga?

Rahma : Ee..(berpikir) enggak sih aku enggak terlalu ngebahas yang kaya gitu,

ee.. akunya juga (tertawa) harus hati-hati juga kan, takutnya tersinggung

atau gimana gitu.

Peneliti : Kamu suka nanya-nanya apa ga ke Kak Tiara? Yang berhubungan

dengan kemampuan Kak Tiara? Misalnya nanya masa depan atau apa

gitu?

Rahma : Ee..enggak sih, aku lebih nanya, misalnya aku punya temen atau aku

punya orang yang deket. Aku kasih lihat fotonya, ee..minta kasih tau dia

orangnya kaya gimana sih.

Peneliti : Hal positif dalam pertemanan kamu dengan Kak Tiara (anak indigo)?

Rahma : Hal positifnya itu kadang misalnya kita lagi ngerasa apa ya..aku kalau

lagi ngedown, dia sering kasih support, terus bilang ee..apa, karena dia

udah tau sifat aku kaya gimana, dia kasih tau, ee..apa..solusi-solusinya,

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 51: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

246

ee..supaya aku tuh gak ngedown, terus misalkan aku engga, ee..apa

ya..labil. ee..aku kan emang orangnya labil. Terus dia bilang

katanya..ya..dia sering ngasih itu, nasihat-nasihat buat aku. Terus jadi

tuh, ee..apa ya..rasanya itu kaya adik kakak gitu. Dia kakak aku,

ya..emang sih disini kan aku cuma kerja sama dia, tapi tuh dia ya..ya

kaya kita gak ada ikatan kerja, tapi ikatan saudara.

Peneliti : Oke. Lalu, kamu merasa ada kesamaan enggak dengan Kak Tiara?

Rahma : Ee..Enggak sih beda jauh banget, tapi merasa cocok, nyaman aja sama

dia.

Peneliti : Topik personal yang kamu bahas dengan Kak Tiara ada gak sih?

Misalnya pembahasan tentang hal yang menurut kamu pribadi, kaya

keluarga, masalahmu.

Rahma : Ee..enggak sih, aku lebih banyak nanyain tentang diri aku, aku juga kan

orangnya ya..labil. Terus aku juga suka binggung nentuin arah hidup aku.

Kadang aku suka cerita kaya begitu ke Kak Tiara. “Kak, kan kakak tau

aku cerita kaya begini, aku harus kaya bagaimana ya? Apa yang harus

aku lakuin nantinya kedepan”, kaya gitu aja.

Peneliti : Selama pertemanan kamu dengan Kak Tiara, ada hal negatif ga di

dalamnya? Terkait dengan konteks indigo.

Rahma : Enggak ada.

Peneliti : Harapan pertemanan kamu dengan Kak Tiara kedepannya?

Rahma : Ee..harapannya pasti akan selalu berteman sih. Semoga selalu baik-baik

aja, gak ada masalah, seandainya nanti aku udah gak kerja lagi sama Kak

Tiara, tapi tetap jaga silahturahmi. Karena Kak Tiara juga selalu bilang

ke aku, dia orangnya suka bersosialisasi, dia suka berteman gitu, karena

katanya kalau temenan itu punya sodara baru, bisa nambah rejeki, bisa

nambah umur.

Peneliti : Lalu, kamu pernah cerita ke teman kamu gak soal perihal kamu punya

teman seorang indigo, yaitu Kak Tiara?

Rahma : Ee..pernah, kan waktu itu aku bawa temen aku, sahabat aku sih, jadi dia

ada masalah ama cowoknya, jadi dia bawa pacar cowoknya juga. Jadi dia

diduain, terus aku kan cerita ke Kak Tiara, “Kak aku punya sahabat neh,

terus pacarnya gini gini gini”. Terus kata Kak Tiara gak baik neh

cowoknya. Terus kan akhirnya aku cerita kan ke sahabat aku itu, terus

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 52: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

247

udah deh sahabat aku pengen ketemu sama Kak Tiara. Akhirnya

kesampean juga ketemuan. Terus dikasih tau deh sama Kak Tiara, mana

mau lihat fotonya yang jelas. Dikasih lihat fotonya yang jelas. Terus

akhirnya Kak Tiara kasih nasihat ke temen aku, ke sahabat aku. Cowok

itu begini begini begini, lebih baik dijauhin deh. Terus akhirnya sampai

sekarang pun keliatannya juga masih akrab sama Kak Tiara.

Peneliti : Kamu liatnya respon Kak Tiara ke teman kamu selama awal perkenalan

itu bagaimana?

Rahma : Ya..gitu..ya maksudnya dia itu kaya gak milih-milih. Lagipula baru ya,

dan ketemu sama sahabat aku pun rasanya udah akrab banget, kaya udah

lama gitu ketemu lagi. Jadi ya gak ada kaku-kakunya.

Peneliti : Pertanyaan terakhir nih, kenapa kamu memilih untuk cerita ke Kak

Tiara?

Rahma : Karena, gak tau kenapa hati aku yang nyuruh itu (tertawa). “Udah

ceritain aja kek Kak Tiara, mungkin Kak Tiara bisa kasih solusinya kan.

Selama ini juga pertemanan aku nyaman sama dia. Lagipula dia selalu

bisa kasih solusinya, daripada sama orang lain yang kadang

em..solusinya itu nyakitin hati. Kadang cuma sabar ya..kan itu bikin sakit

hati kan. Tapi kalau Kak Tiara itu engga, dia bisa kasih motivasi-

motivasi buat aku, lagipula dia kan kuliah sibuk kerja, sibuk usaha, itu

jadi motivasi buat aku gitu. Dia aja bisa kenapa aku engga.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 53: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

248

TRANSKRIP WAWANCARA

KEY INFORMAN 2 – ANAK INDIGO 2 MAWAR

Sumber : Mawar (nama disamarkan)

Tanggal : 4 Mei 2014

Waktu : 11.45-12.35 WIB

Tempat : Grand Indonesia, Starbucks dan Demenu

Pakaian : Baju putih dan celana hitam

Situasi : Situasi tempat wawancara cukup banyak orang disekitar,

Mawar banyak berbicara perlahan karena menurut dia takut

terdengar oleh sebelahnya, dia juga tidak banyak menyebut

kata indigo, namun menyebutnya dengan kata itu.

Peneliti : Selamat siang, mungkin bisa jelaskan sedikit tentang latar

belakangnya.

Mawar : Nama gua tolong dirahasiakan ya, gua gak pernah mau muncul,

bahkan di Metro TV aja gua sembunyi di belakang kamera. Dani suruh

gua maju, gua bilang “enggak, gua gak mau maju, Dan.”. Jadi, nama

gua Mawar Bening, usia 21 tahun, (peneliti tidak menuliskan tanggal

lahir karena menurut Mawar, seseorang bisa diterawang dari tanggal

lahir). Tempat tinggal sekarang Rawamangun, tempat lahir Jakarta.

Sukuku Jawa, Batak, dan Sumatera. Kuliah sekarang di Universitas

Indonesia, jurusan hukum. Hobiku membaca.

Peneliti : Menurut kamu pertemanan adalah?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 54: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

249

Mawar : Ikatan batin antara dua individu yang bertujuan untuk saling

mengasihi satu sama lain dan disertai dengan loyalitas.

Peneliti : Menurut kamu keterbukaan diri antara teman penting atau tidak?

Mengapa?

Mawar : Penting. Kita itu saling mengasihi kan, kita loyal, saling percaya satu

sama lain, dan we are each other person gitu ya udah menurut gua gitu.

Peneliti : Sejak kapan kamu tahu kalau kamu indigo?

Mawar : Digolongkan ya, gua sejak kecil sih udah bisa lihat, sama kondisi

keluarga kaya bapak gua bisa, nyokap gua bisa, eyang gua bisa. Tapi

gak semua alirannya bagus. Jadi gua dari kecil udah ngerasa, kok rumah

ini ramai banget, terus kaya itu apa. Terus kaya jadi waktu kecil

memang ditutup, bahayanya ke guanya gara-gara ditutup. Jadi agak

tertekan mulai menerima diri sejak semester dua semester tiga.

Peneliti : Tertekannya boleh tau kenapa?

Mawar : Oh tertekannya karena cakra gua gak stabil, menimbulkan masalah di

pribadi, masalah psikolgis jatuhnya.

Peneliti : Lalu kamu pernah ke ahli atau ke psikolog?

Mawar : Karena gua pribadi, emang elu bisa memahami gua? Karena gua

percaya, orang yang bisa ngertiin anak kaya gini ya hanya sesama. Ya

kalau dia gak bisa ya gimana, pendapat gua pribadi.

Peneliti : Kemampuan kamu apa saja?

Mawar : Sebut saja vision dan energi, basicnya dari itu. Ee..klensentians,

empati gitu. Menurutku kalau bisa ngeliat masa depan itu gak pasti,

kaya lo gak pasti jadi kesana juga kan, jadi kalau ke sana ada tiga

kemungkinan terjadi. Jadi klesentians itu definisinya lebih kaya feeling

sih. Energi gua bisa ke sense, oke gua ada kekurangan disitu, bisa ke

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 55: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

250

sense. Empati yang berikutnya, kaya bisa ngerasain perasaan orang, itu

gak enak banget. Ngerasainnya tergantung, gimana ya..gini misalnya,

teman gua kemalingan, kemalingannya gimana, misalnya dia lagi

dikejar, dia lagi lari, gimana ya..kira-kira seperti itu. Visual dan energi.

Peneliti : Lalu, pandanganmu mengenai indigo?

Mawar : Jadi banyak yang miskonsepsi ya seperti yang Kak Dani bilang, kaya

ada yang bilang kita punya anak berindera keenam, gak juga. Karena

ada beberapa anak indigo yang indera keenamnya benar-benar apa

ya..imaginary skills (suara perlahan makin mengecil).

Peneliti : (Memindahkan alat rekam lebih dekat)

Mawar : Terlalu kecil ya suara gua? Gede-gede gua malu. Jadi dari indigo

perhawa, ngerasain aura seluruh anak, ngerasakan klesentians, oke gua

sama. Misalnya kalau gua gathering, gua duduk dan ngerasain oke gua

sama. Bisa nyamperin “Hallo”. Udah ngerasa oke gua sama. Oke ada

pandangan berikutnya yang crystal, rainbow. Ya pokoknya indigo itu

suatu fenomena anak berkemampuan khusus yang memang punya gift,

nanti jadi kalau gua liat punya gua crystal, yang paling atas gold, itu

yang udah ahlinya kita, bisa kita bilang kita di level yang berbeda. Jadi

kaya gua sama teman gua (Teman Mawar yang sesama indigo, namun

bukan informan penelitian ini), dia level gold, kalau gua ngechat sama

dia, gua kaya gini (menunjuk handphonenya), dia udah bales nanti, gua

gak perlu nulis (tertawa). Gua bisa vision apa, dia lagi mikir apa, gua

bisa mind reading dia. Ya tapi kadang akhirnya minta maaf, karena gak

nyaman, gua pun kaya gua pengen nulis. Ya tiga itu, terus kalau ilmuan

itu biasanya foto aura. Kalau foto aura menurut gua dan Kak Dani,

kurang tepatlah kalau dari warna, karena orang yang auranya berwarna

biru, bisa crystal. Jadi banyak persepsi jadi harus diluruskan. Jadi

disimpulkan saja yang utama itu kita bukan hanya anak indera keenam,

kita juga punya kaya leadership skill yang bisa ditonjolkan, dan kita

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 56: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

251

ada, dan mungkin gua bisa jadi teman loe. Kaya orang gak sadar, kaya

setengah percaya dengan komunitas kita, itu benaran ada atau hanya

tipu-tipuan, itu Dani tuh diterawang sama Indonesia kali dia. Emang

susahnya gitu masuk TV. Bisa dihujat, loe benaran indigo atau enggak,

dan itu gak enak, gua kaya dikoyak disini (nunjuk hati). Kalau misalnya

orang yang berkemampuan, kita ngaku dukun, misalnya gue di dalam

suatu kotak, kalau misalnya loe mau liat gua, loe harus masuk kotak.

Sakit itu rasanya. Gitu, jadi kalau mau maju loe mempertaruhkan

kehidupan sosial loe, keluarga loe, dan loe bakalan diterawang sama

Indonesia. Masih mending ya orang yang penasaran sebatas orang itu

kaya gimana dan gitu gitu lah. Masih mending, ada yang tau kita indigo

dan berniat memakan kita. Gua bisa dimakan sama orang, energi gua di

makan. Kalau jin dukun mau naik tingkat kalau mau cepat bisa makan

kita. Cara makannya itu disedot, energi cakra sih sebutannya.

Peneliti : Efek ke kamunya?

Mawar : Lemes, bisa berakibat buruk ke fisik, ya intinya kaya diserang. Dunia

ini keras teman-teman, gua udah sering sih.

Peneliti : Di awal perbincangan kita waktu itu, kamu bilang kalau kamu tidak

cerita ke masyarakat ya? Benar-benar satupun tidak ada yang tau?

Mawar : Iya. Keluarga gua tau, tapi karena pengalaman di keluarga gua itu, gua

punya bokap, gua punya nyokap, dan atas-atas gua semuanya itu punya

ability tapi gak bisa mengarahkan ke jalan yang benar dan salah. Jadi

kaya hobi makan-makan orang bokap gua ngelakuin. Bokap gua pernah

makan gua, ini kocak sih. Ya bokap gua memang gak baik sih, dia

aliran buruk, jadi kaya gak harmonis. Udah cerai juga bokap gua.

Karena itu nyokap gua sangat trauma, dan penolakan dengan dirinya

sendiri. Di satu sisi dia kaya merasa, ibu aku keturunan gini gini lho,

kadang iya tapi kadang enggak, karena nyokap gua juga stress dengan

kaya gitu. Jadi gua juga enggak bisa menyalurkan ke nyokap gua. Adik

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 57: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

252

gua (laki-laki) lebih lagi, adik gua juga bisa, adik gua battle panasan.

Dia penolakan, dia bahkan mereject gua dari awal. Nyokap gua kaya

kalau lagi mood iya iya, kalau lagi enggak gua dikata-katain. Adik gua

ngereject karena dia traumanya berat dan ya mungkin dia masih in time.

Dia sekarang kelas 3 SMA. Jadi gua gak bisa ke keluarga, tante gua

sesat, yang gua dekat eyang gua, ya udah eyang-eyang mau gimana

udah tua. Terus jadi basicnya gua gak berani membuka diri ke

pertemanan, gua pernah ngetes, feeling gua ngerasa, dia gak bakalan

percaya. Misalnya dulu, gua suka lepas kontrol, gua suka bilang apa

yang orang gak bilang kan, tapi gua baca, dan gua gak bisa bedain itu

awal-awal. Misalnya gua gak suka sama X gitu, terus gua curhat,

mungkin Michelle kaya begitu karena dia gak suka X sebenarnya, nanti

orang itu confirm ke Michelle dan Michelle bilang enggak-enggak. Nah

gua kelepasan di situ. Gua jadi di cap buruk nantinya. Jadinya suka

salah komunikasi itu, suka kebaca itu akhirnya gua yang kena. Itu

alasan gua gak mau. Gua juga pernah ngetes, gua punya teman dekat,

gua ngetes ke dia, gak nyaman rasanya, gua rasanya kaya, dan gua

langsung kaya it’s a joke. Gua gak tega, dia teman gua, dan gua sayang

dia, kalau dia gak bisa nerima ini it’s okay. Kita juga punya tujuan kan,

tujuan gua, gua mening jangan keekspos sekarang deh, nanti aja pada

saat gua udah umur 40 atau 50 pada saat gua udah di atas. Kalau

sekarang ini gua di bantai. Gua gak siap battle soalnya,

pertimbangannya banyak.

Peneliti : Jadi kamu lebih terbuka dengan sesama indigo?

Mawar : Iya jadi kan gua dulu stress berat tentang apa saja, kaya tertekan, aku

ini apa. Kaya orang-orang di internet nyarinya aku ini antara apa dan

siapa. Benar-benar kaya setengah menerima, setengah menolak diri.

Yang pertama gua temuin teman gold gua itu. Dia kaya sudah ngerti,

terus dia ngebantu gua, dan kita temanan. Dia juga punya komunitas

lain dan gua juga di komunitas lain tapi kaya ya akhirnya pecah

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 58: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

253

akhirnya. Ya gua dekat sama dia, sampai dia hamil, dia sekarang umur

30. Dia ngurus keluarga sibuk, teman gua yang lain kaya ada perslek-

an. Kalau gua ada pegaulan yang gak baik, gua kaya hentiin gitu lho.

Akhirnya gua binggung, gua cari teman, dan ketemu lah Dani.

Sebenarnya kalau gua ngomongin dani udah banyak sensasi itu dia. Ya

ini dia awalnya, pada saat awal-awal Indigo Trans TV, gua masih di

komunitas gua yang lama, kita nonton bareng, dan gua kaya ini indigo

bukan sih? Kok dia go public sih. Sama teman-teman gua dari

komunitas yang lama, kita ngeliatin, oh itu indigo sukhoi (tertawa).

Masa lalu banget. Terus kita ngetes, jadi kaya dulu bagi beberapa di

komunitas sebelah tanpa menyebut nama, menurut mereka beberapa

yang tampil itu bukan anak indigo, jadi di komunitas itu kaya kebelah

karena kita punya persepsi masing-masing, karena itu kan cuma sixth

sense kenapa dimasukin gitu, auranya bukan warna indigo, akhirnya

jadi konflik sendiri. Akhirnya karena kepecah gua kenal Dani, dia kenal

gua, teleponan, dia ada BBM gua, dan gua mulai di rangkul, akhirnya

gabung deh.

Peneliti : Jadi pertama kali kenal Kak Dani dimana?

Mawar : Email eh..pertama kali kenal ya di media massa lah (tertawa). Dulu

gua pernah baca, dan di Youtube ada muka dia tapi gak gua play

(tertawa). Baca kaya artikel anak indigo Sukhoi ada dua yang masih

hidup. Ya waktu itu memang masih ada. Tapi ya udah mati dan yang

kenanya Dani. Ya pada saat itu memang masih ada, cuma setelah dua

hari kemudian ya mati lah. Kaya kasus ferry itu, kan lama, ya masalah

pemerintahan itu sih. Jadi kalau misalnya gua bisa dan loe bisa, kita

sebenarnya gak usah banyak bacot, karena gua ngerti loe sebenarnya

gimana. Jadi gini, kita sebenarnya bisa sinergi. Gua kaya feeling base

gitu, misalnya gua mau tanya, tapi gua udah tau oh gitu, jadi gua gak

usah ngelakuin percakapan gitu, ya udah gua diem. Terus kaya Dani

sempat ngerasa gua itu kaya anak ilang, teman gua sibuk, gua kemana-

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 59: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

254

kemana, gak ada tempat curhat, akhirnya dirangkul sama Dani. Gua pas

nyari komunitas, dan ketemu di Facebook Komunitas Keluarga Indigo.

pokoknya waktu itu taglinenya mencari anak-anak berbakat Indonesia.

terus karena gua memang mau memajukan Indonesia, terus gua join.

Dari situ dapat emailnya Dani. Jadi Dani itu kaya menggencarkan untuk

keluar, bangga dengan dirimu, tunjukkin gimana elu berkontribusi, tapi

gak semuanya bisa. Dani mau membuat indigo diterima di masyarakat,

goalnya dia itu.

Peneliti : Memang kalian tidak diterima di masyarakat?

Mawar : Gini, jadi kita ketemu, kita saling tanya gimana teman-teman kalau di

sosial gimana, jujur aja. “Gua dianggap gila.” “Oh sama gua juga.”. Di

sana juga di situ juga, ada anak kecil kemarin itu datang, umur tujuh

atau delapan, dianggap gila karena bisa lihat gaib, kasian dia. Terus

karena oh elu dianggap gila, gua juga, terus kaya ada ikatan, persamaan

nasib kalau di undang-undang 45.

Peneliti : Kamu sendiri pernah ngalamin yang seperti itu juga?

Mawar : Ya karena gua anak hukum, gua lebih judgemental, gua dianggap

psycho, karena orang gak ngomong gitu tapi gua bisa ngomong gitu.

Terus gua itu kalau orang ngomong jelek, gua cenderung diam, gua

malas, kaya gua gak akan jatuhin diri gua ke level itu. Ya kan di

kampus gua politik kan, ya mereka kaya gitu, ya udah it doesn’t really

matter.

Peneliti : Tapi kamu tetap ada teman biasa kan ya tapi mereka tidak tahu saja?

Mawar : Iya, dan satu batal dikasih tau ditengah jalan. Ya jadi gua kaya kaya

kaya, sok kabur gitu.

Peneliti : Jadi kenal ama Dani dari jaman Indigo Trans TV itu? 2012 dong ya?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 60: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

255

Mawar : Enggak sih, gua baru sebentar, satu setengah tahun lah. Pokoknya

gathering pertama gua sama Dani, yang ada di foto Twitter itu, agak

sembunyi, gua gak mau keliatan.

Peneliti : Awal di email itu ngomong apa sama Dani?

Mawar : Dia kan kaya mencari pemuda berbakat, dan gua ibaratnya kaya

menteri, kaya Indonesia sucks. Gua mau kaya loe gak usah ngomong

apa gua udah tau, mampus loe semua, gak usah gua sadap. Banyak yang

di serang-serang gitu. Gua di kantor bisa lihat kalau bos gua disantet,

Pak Luhut Pangaribuan. Makanya gua gak kuat juga magarin dia,

kasian dia, kalau gua magarin bos gua ditusuk kan gua gak enak. Kalau

semakin gawat, gua harus cari orang, kesian juga, kalau dia mati siap

lagi yang baik lagi. Jadi beban buat gua, kaya misalnya teman kantor

gua bilang, “itu bos marah-marah mulu gua bete”. Terus gua kaya

ngelihat gimana ini, gua stress sendiri, gak bisa cerita juga. Makanya ini

harus diarahkan jangan jadi pedang bermata dua.

Peneliti : Menurut kamu kesan kamu ke Dani pertama kali bagaimana?

Mawar : Jawabannya gini “telepon saya”. Terus gua mikir apaan neh, gak

punya pulsa. Itu kesan pertama, benaran. Memang anaknya gitu setelah

gua kenal, dan gak banyak bicara, karena gak perlu ngomong juga dia

udah tau. Baik sih sebenarnya. Adiknya Dani sih pendiam, kalau energi

gua sama dia gak bersinergi, kaya clash. Terus kalau gathering ada gua

dia kaya serba salah kaya gimana yah, dan gua juga jadi mikir apa gua

balik aja. Kalau gua ngontrol lebih baik mungkin Septi gak ngerasa gak

enak kalau ada gua. Terlalu mistis gak, ya udah.

Peneliti : Yang membuat kamu jadi dekat dengan Dani itu karena?

Mawar : Persamaan nasib itu (tertawa). Tapi benar, kalau gua gak ke loe, gua

ke siapa lagi.

Peneliti : Suka bertemu dengan Dani tidak?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 61: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

256

Mawar : Sibuk, ketemu cuma tiap gathering.

Peneliti : Ngobrol sering?

Mawar : Enggak, aku gak banyak ngobrol orangnya, ya kalau udah ngobrol

lama baru. Jarang banyak ngobrol.

Peneliti : Pernah ada konflik ama dani?

Mawar : (menggeleng).

Peneliti : Topik pembicaraannya biasanya seputar?

Mawar : Apa ya kedepan bagaimana, kaya ngobrol biasa. Soalnya gua ama dia

gak terlalu menyentuh, kalau ngobrol aliran gua beda aliran sama dia.

Gua sama alirannya sama teman gua itu. Ya kalau gua ngomong gini,

dia gak ngomong gitu, daripada tertekan jadi ya just let it be. Gua lebih

ngomongin kaya, ini komunitas mau kemana. Katanya mau baksos tapi

kapan. Tujuannya apa, berapa tahun mau begini. Gak jelas, dia bilang

mau shooting Metro TV, aku bilang katanya mau melakukan sesuatu

yang konkrit. Musti ada yang galakin, tapi gua gak enak, karena

menurut gua itu punya dia, komunitas itu dia punya. Gua bilang gua

ama Dani beda term yang berbeda. Kalau gua sama teman gua yang

gold ini, gua bilang dia rare sih, gua gak pernah nemuin orang yang

punya tallent kaya dia. Gua gak bisa nerawang dia juga. Ketemu dia di

internet. Kalau gua sama dia komunikasi intens banget, tapi gak pernah

ketemu. Setiap mau ke Garut, gua sakit. Dia suka ngeastral ke gua, tapi

gua gak berani, gua takut. Gua udah tau ada yang ngincer gua, nanti

gimana. Teman gua itu persis, dia bentukannya guru itu lho. Dia belajar

healing, ilmu kedokteran. Dia bisa fisik dan nonfisik. Tapi gua ya gitu

dia gak kedengaran.

Peneliti : Berarti secara keterbukaan diri dengan Kak Dani tingkatannya

bagaimana?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 62: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

257

Mawar : Apa yang mau ditutupi? Dia udah bisa lihat. Gak usah banyak bicara,

gua introvert tapi dia ekstrovert. Gua gak bakalan banyak ngomong, dia

udah tahu itu. Tapi cocok-cocok aja. Mau tau contoh yang sleg? Dan ini

keras, kalau orang keras kita bisa ngerasa kan. Ya gua kaya terserah lo,

gua fokusnya ke law. Dia bilang harus membantu banyak orang, dan itu

sleg, ngebantu itu iklas dong. Dia menekankan harus membantu terus,

emang gua di law ini gak membantu klien gua? Adalagi satu lagi gua

sempat sleg, indigo healing tapi minta duit, ya kena karma deh

pokoknya. Ada anak kecil, kesian anak-anak dimanfaatkan emaknya.

Peneliti : Hal positif pertemananmu dengan Kak Dani?

Mawar : Punya teman ngobrol, sedih sih. Punya teman ngobrol yang

nyambung, dan gua kalau mau cerita topik-topik itu. Gua bisa

berkoneksi dengan orang yang menerima gua, simple kan. Susah

digambarkan, perasaan ditolak sosial itu gak enak banget. Ya karena

gua merasakan apa yang mereka rasain, kok loe di depan gua baik,

ternyata begitu. Akhirnya itu penyebab gua menutup diri dari mereka.

Salah satunya itu, dan kalau mau gua paksain gua gak bisa juga. Di

akhirnya mereka akan penasaran dan cari tahu juga. Dunia ini gak

seluruhnya baik, ada baik dan buruk, menurut gua kalau gak bisa gak

usah terlalu tau banyak lah.

Peneliti : Hal negatif selama pertemanan dengan Dani?

Mawar : Negatifnya so far gak ada sih, positif-positif aja.

Peneliti : Harapan dalam pertemanan dengan Kak Dani?

Mawar : Pertemanan kita bakal lanjut kan keluarga ya.

Peneliti : kalau disuruh memilih, teman sesama atau yang bukan?

Mawar : Ini, gua sayang dua-duanya. Gua gak mau milih, dua-duanya nopang

gua. Mereka semua kaya pilar, kalau satu gak ada, ya jatuh. Menurut

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 63: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

258

gua gitu, tapi teman gua yang bukan dikit, ya bisa sih sebenarnya tapi

kemungkinan mereka ngereject dikit, tapi gua gak bisa ngubah view

yang fundamental dalam hidup mereka, gua gak bisa, dan gua juga gak

mau ketahuan juga. Ya kan anak mahasiswa pikirannya bagaimana

aduh mau kuliah, habis ini mau jalan mau makan. Nah gua pikirannya

kaya negara ini bagaimana nasibnya, beda gitu. Secara pemikiran beda.

Gua punya teman, suka hangout bareng, nyambung cuma karena terlalu

cetek, teman-teman gua itu yang introvert yang pemikir, pemikir, yang

kalau ke Kinokuniya beli buku yang berat, gua baru ngerasain ee..kok

gua jahat gimana gitu.

Peneliti : Kamu cerita gak di luar soal indigo ya, soal keluarga atau apa ke

temanmu yang biasa?

Mawar : Teman-teman gua tau masalah keluarga, tapi kan mereka taunya

bokap gua semacam orang jahat, tapi gak tau jahatnya kenapa.

Peneliti : Kamu cerita masalah teman, keluarga ke Kak Dani?

Mawar : Cerita tapi kebanyakan orang kalau diceritakan itu responnya diam,

karena sakit rasanya. Gua ngomong gini aja sakit rasanya. Mau

komentar apa juga bingung kan. Dani juga diam, kaya mau komentar

apa, bokap loe gak jahat, gua tau bokap gua jahat, keluarga lo bakalan

membaik, gua tau itu gak bakalan membaik. Jadi kaya rasanya puk puk

gitu. Dani membantu secara energi, ya kaya gua menerima tetap sakit,

perih banget omongan gua.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 64: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

259

TRANSKRIP WAWANCARA

INFORMAN 3 – TEMAN SESAMA INDIGO MAWAR

Sumber : Hamdani

Tanggal : 6 Mei 2014

Waktu : 19.15-19.50 WIB

Tempat : Epicentrum Walk, Talaga

Pakaian : Baju broken white dan celana berwarna khaki

Situasi : Situasi tempat wawancara cukup banyak orang disekitar,

Dani diwawancari ditengah waktu bebas kantornya.

Peneliti : Selamat malam Kak Dani, bisa jelaskan latar belakang kakak dulu?

Dani : Hamdani, tanggal lahir 11 Januari 1991, tempat lahir Jakarta. Tempat

tinggal di Bekasi, agama Islam, suku papa dan mama orang Sulawesi

Selatan tapi aku lahir di Jakarta. Kuliah di Universitas Gunadarma

jurusan IT. Hobi maen di hacking internet security, jadi ngehack

begitulah, berkaitan sama komputer.

Peneliti : Menurut kakak pertemanan itu apa?

Dani : Pertemanan itu (berpikir) apa ya..kompleks sih kalau dijelaskan,

ee..pertemanan itu sebenarnya tidak bisa diartikan langsung secara

leterlak gitu, tapi kita harus berteman, kenapa? Karena kalau misalnya

kita menambah kawan itu mempersempit gerak lawan. Jadi ee..kita

harus banyak-banyak nambah teman lah bukan nambah musuh. Untuk

arti pertemanan itu sendiri gak bisa dijelaskan tapi sudah tahu lah secara

eksplisit.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 65: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

260

Peneliti : Sejak kapan kenal dengan Mawar?

Dani : Setahun, dua tahun yang lalu kalau gak salah.

Peneliti : Perkenalan pertama kali di mana kak?

Dani : Kita ada gathering, biasalah kita ada gathering indigo setiap dua tiga

bulan sekali, ya terus dia datang ke gathering kita gitu. Ya yang datang

ke gathering kita kan gak sembarang orang juga, maksudnya kaya apa

ya..ya memang gak sembarangan lah. Ya kita ibaratnya juga bisa dalam

tanda kutip milih siapa yang bisa datang ke gathering kita. Jadi kalau

dia niatnya gak baik atau buruk segala macam, tapi ya Mawar ya heran

aja gitu gua dia bisa ketemu kita-kita padahal dia orang baru. Mawar

galau gitu, anak indigo sekarang masih banyak banget yang galau,

mungkin belum ketemu kita juga, dalam artiannya belum ketemu

teman-teman indigo lainnya pasti galau banget kan ya. Mawar akhirnya

setelah bertahun-tahun, ibaratnya basi banget kalau anak indigo udah

lama tapi baru kenal sama kita dan ya gua apal banget kata-katanya “Ya

Allah, selama ini tuh gua nyari-nyari kalian, selama itu gua sendiri.” ya

itu basi banget sih sebenarnya buat gua, ya tapi kan itu cerita sendiri

buat mereka, kaya gitu sih. Pertama kali kebetulan si Mawar gabung

gathering indigo yang ibu-ibu. Ibaratnya arisan ibu-ibu gitu deh,

lokasinya di McDonalds Pasar Festival, Jakarta Selatan. Ya ngobrol-

ngobrol lah. Pertamanya dia engage lewat telepon dulu lewat sms ke

gua.

Peneliti : Yang pertama kali di bicarakan sama Mawar tentang apa?

Dani : Kisah hidupnya selama ini, gua tuh gini-gini bla bla bla. Kan waktu itu

juga banyak indigo lain ya, dan banyak cewek, ibu-ibu semua. Jadi

nyambung aja, dan gua anteng aja diam ngedengerin.

Peneliti : Kesan pertama tentang Mawar?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 66: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

261

Dani : Ee..tenang tapi menghanyutkan, jadi apa ya..tipenya si Mawar ini, dia

kalau misalnya kesal sama orang, anteng gitu. Tapi dia kalau misalnya

kesal sama orang terus anteng tau-tau itu orang kenapa gitu. Ya kalau

dia ngezolimi Mawar, ya kalau dia gak ngezolimi Mawar ya gak efek.

Kalau Mawar kesal sendiri karena sebab yang tidak jelas ya itu susah di

Mawar sendiri. Ya gitu deh banyak tipe-tipe kaya begitu, tenang tapi

menghanyutkan, anteng justru dia rapi mainnya, gak mau dikorek

segala macam. Waktu itu ada shooting Metro TV segala macam dia gak

mau, memang Mawar kita pasang buat back end kita. Kita main ada

orang yang di front end yang suka muncul-muncul di TV gitu, teman-

teman kita, ada yang kita pasang di back end dan dia memang gak mau

untuk kita pasang di front end, tapi dia ngeback up terus kalau ada

kenapa-kenapa teman-teman kita. Mawar anaknya juga tepat waktu

kalau janjian, dia bisa datang lebih awal.

Peneliti : Memang anak indigo bisa nyerang orang juga dengan

kemampuannya?

Dani : Bukan anak indigo yang nyerang, rata-rata musuhnya kan dukun. Jadi

dukun itu memang ngambil lah, wah dimanfaatin ini anak, banyak

banget kasus-kasus kaya begitu. Gua kalau sebut, ibaratnya asal nyeplos

banyak banget, terus ada Ustad-Ustad gitu yang ngaku-ngaku dukun,

terus deket sama anak indigo, tau-tau modusnya itu memang mau

ngambil itu anak indigo, karena ilmunya oke lah, kata Ustad ini, Ustad

ini kan ibaratnya nyari gitu kan. Bukan Ustad doang ya, Ustad kan dari

kalangan Islam ibaratnya ada dari pendeta atau apalah, yang kesannya

religius tapi ternyata, kalau kita kan gak bisa ditipu secara kasat mata.

Oh niatnya kaya begini gak benar neh, ya udah. Yah tipenya Mawar

kaya begitu, jadi kalau misalnya dia kesal sama orang, anteng aja udah,

cukup tau aja, entar tiba-tiba udah aja. Ibaratnya kalau penyakit kan,

misalnya kena gitu, dia ke rumah sakit, orang ini udah dokter angkat

tangan udah. Sebenarnya bukan Mawar saja sih, itu kan dalam ibarat

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 67: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

262

umum, orang kalau dizolimi kan, dia doa gitu kan pasti kan terkabul

kan.

Peneliti : Seberapa dekat sih kakak dengan Mawar?

Dani : Baru sih baru kenal, tapi memang namanya anak indigo kan udah

dekat banget. Memang basicnya anak indigo gampang dekat dengan

sesama, tali-telaminya lebih dekat dari saudaranya bahkan, lebih dekat

dari keluarganya, lebih dekat dari kakak adiknya. Ya dia lebih nyaman

dengan sama-sama anak indigo, kadang. Tapi kalau misalnya di satu

keluarga punya adik kakak, ya dia lebih dekat lagi lebih dekat lagi,

udah urusan indigonya dekat, urusan keluarnya juga sedarah lebih dekat

lagi. tapi yang lebih nyatuin mereka sebenarnya indigonya sih, giftnya

itu.

Peneliti : Ada gak keluarga, adik, dan kakak indigo yang gak dekat?

Dani : Gak dekat, kayanya gak mungkin deh, gak ada alasan untuk gak dekat,

ya kalau berantem-berantem kecil wajar lah, masih kecil berantem,

kakak adik, cewek cowok, cewek-cewek.

Peneliti : Sering ketemu gak sih dengan Mawar?

Dani : Ya kalau misalnya gathering rutin oke ketemu, ya pokoknya setiap

ada gathering, annual event yang benar-benar dia disitu dalam artian

penting, mendesak pasti kan kepanggil semua tuh mereka, pasti ketemu

pasti. Kaya waktu itu kan tampil di Metro atau tampil di TV manapun

pasti ada, kepanggil semua. Selain gathering juga gua kan suka ke

kampus UI baca-baca eh ketemu dia.

Peneliti : Komunikasinya biasanya melalui apa dengan Mawar?

Dani : Whatsapp paling nanya-nanya biasa aja. Teleponan kadang ya kaya

orang biasa aja, gak terlalu sering juga, gak terlalu jarang juga.

Peneliti : Sudah ada konflik belum dengan Mawar?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 68: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

263

Dani : Konflik gimana? Jangan sampai lah, ya jangan sampai, memang gak

ada sih anak indigo yang konflik. Kecuali terkadang mereka ada yang

egonya terlalu tinggi banget, nah itu mulai deh main deh. Ya kalau dia

terlalu kemakan ego habis sendiri dia, dia bukannya sama orang lain

doang, dia juga manajemen emosinya dia udah ancur banget, udah

kebakar diri sendiri ibaratnya, ngeri, emosinya kan begitu.

Peneliti : Lalu untuk penyelesaian masalah ego dalam kasus anak indigo yang

begitu bagaimana kak?

Dani : Dekatin sama agama, apapun agama mereka. Ibaratnya spiritualnya

harus ada deh.

Peneliti : Topik pembicaraan kakak dan Mawar biasanya seperti apa?

Dani : Ee..Ya gak jauh, kaya gitu aja, balik lagi dia ceritain waktu dulu gini

gini segala macam, kenal orang bla bla bla, orang silih berganti datang

di kehidupan gua, ada yang buat pelajaran ada yang jadi berkat. Ya gitu

aja sih, biasalah, curhat anak-anak biasa. Semuanya juga kaya begitu,

teman, keluarga dibahas. Biasanya mereka juga suka curhat rame-rame

di group, “tau gak sih loe, gua tuh bla bla bla..” kaya begitu, anak

indigo biasa lah. Cerita masalah lah, biasa lah.

Peneliti : Mawar biasanya kalau cerita sudah sampai ke inti atau hanya lapisan

luarnya saja?

Dani : Dia bias juga kita sudah nangkep intinya kok, jadi anak indigo enak

kalau cerita kalau ama anak indigo, “Oh ya udah ya udah, gak usah gak

usah.”. Kita kan ngeliat dari mata.

Peneliti : Menurut kakak keterbukaan diri tentang teman, keluarga, masalah,

indigo kalian itu penting tidak?

Dani : Ee..depends on condition, tergantung situasinya gimana, kondisinya

gimana, ya tergantung keterbukaan itu relatif. Jadi ya bukan selama itu

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 69: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

264

kalau keterbukaan ngancem diri kita, bahaya untuk diri kita sendiri ya

kita gak buka lah, ya kalau misalkan itu keterbukaan diperlukan untuk

justru untuk nyelametin diri kita sendiri atau orang lain nah itu perlu.

Peneliti : Keterbukaan Mawar dengan kakak bagaimana?

Dani : Keterbukaan Mawar ya pasti terbuka lah, dia cerita aja tentang

semuanya, keluarga, teman, masalahnya, indigonya, dalam lah inti

ceritanya. Pokoknya intinya anak indigo sama anak indigo lain pasti

terbuka banget, gak lihat itu siapa, mau anak kecil juga terbuka.

Peneliti : Kalau dengan yang bukan sesama?

Dani : Kalau yang dengan bukan sesama ya pasti ada yang dia keep lah. Ya

kan kaya gini lho “percuma gua ngomong masalah gua ke orang lain,

90% dari mereka belum tentu bisa bantu cuma bisa cemooh doang.”

Peneliti : Menurut Kakak, kenapa Mawar pilih cerita dengan Kakak?

Dani : Ee.. sebab anak indigo kalau sudah nyaman sama satu orang, it’s okay,

jadi dia bakalan nyambung terus aja. Udah kenal, udah nyaman disitu,

dan dia ngeliat satu indigo ini egonya gak terlalu tinggi, gak ngeguruin,

ya udah dia nyaman.

Peneliti : Kakak banyak membahas topik indigo dengan Mawar?

Dani : Iya, ya macam-macam, banyak banget, tentang beraktivitas, gimana

caranya kita bersikap dengan lingkungan gitu. Ya tanya, “menurut

kamu sikap saya bagus gak sih, begini begini terhadap lingkungan

saya?” kebanyakan sih itu, jajak pendapat tentang itu. Bagaimana saya

harus, tepatkah saya menempatkan diri seperti ini di lingkungan. Ya itu

sih, kadang mereka udah ngelakuin yang baik, tapi kadang masih

ngerasa ini baik gak ya, gitu lho. Jadi ya dia sering nanya. Oo iya, kamu

wawancara temannya Tiara kan ya? Itu asistennya bukan?

Peneliti : Kok kakak tahu?

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 70: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

265

Dani : Ya iya siapa lagi, Tiara anaknya kaya gitu, heboh-heboh tapi kalau

gak dekat dengan orang, gak gitu, makanya dia nyari asisten, asisten itu

juga harus yang klop juga, dia nyari sendiri tuh.

Peneliti : Lalu, pandangan kakak tentang indigo?

Dani : Indigo adalah suatu karunia yang Allah takdirkan untuk beberapa

orang saja, tapi kan itu ada hikmahnya gitu. Kenapa ke beberapa orang

saja, tapi ternyata kita tilik orang-orang ini, orang-orang ini juga punya

beban yang berat, jadi kaya indigo bukan diutusin kaya semacam nabi

atau orang soleh, ya tapi mereka ya..pasti ada hikmahnya lah kenapa

Allah ciptain kaya gini, pasti ada hikmahnya, ya hikmahnya mungkin

untuk menolong orang, sesama. Makanya sering ditemuin anak indigo

bantuin orang aja lah intinya. Kadang suka pesan ke teman-teman

indigo juga gak usah terlalu muncul di publik itu kadang-kadang salah

satu nasihatnya, terus atau kalian tetap bantu orang tapi in silent,

anteng, quiet gitu tetapi tetap bantu orangnya berisik, maksudnya

berisiknya dalam pergerakan gitu, movenya tujuannya untuk bantu

orang kanan kiri, tapi gak usah banyak cincong gitu ibaratnya. Supaya

keikhlasan, apa ya..keikhlasan kan teruji disitu, ketika misalnya loe

bikin sesuatu yang baik, tapi orang gak tau lebih baik. Jadi orang

nyembunyiin kebaikan loe kaya loe nyembunyiin dosa loe, kalau loe

nyembunyiin kebaikan kaya loe nyembunyiin dosa, ya itu berarti ikhlas

loe dah oke banget gitu.

Peneliti : Hal positif dalam pertemanan kakak dengan Mawar?

Dani : Banyak banget, bukan cuma Mawar doang, semua kita dapat hal

positif kalau ketemu sesama itu, kita jadi belajar. Kan apa, orang lain

itu kan jadi pelajaran buat kita, kadang ada kisah yang buruk, kadang

ada kisah yang baik. Kisah yang buruk ya udah dia yang menceritakan

dan cukup dia aja yang merasakan kita belajar dari kisahnya dia, tapi

yang baik perlu kita contoh, kita tiru, seperti itu.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 71: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

266

Peneliti : Hal negatif dalam pertemanan dengan Mawar?

Dani : Gak ada.

Peneliti : Harapan pertemanan kakak dan Mawar kedepannya?

Dani : Harapannya udah dari awal sih udah harapannya mawar kan udah

beranjak dewasa, mungkin nanti dia yang akan membimbing adik-adik

indigonya yang lain, kalau dia ketemu dengan yang lain. Jadi untuk

saling istilahnya itu kita netralin emosi kita, netralin sesama, jadi dia

kan akan ngebina adik-adiknya nanti. Maksudnya untuk ngasih saran ke

adik-adiknya.

Peneliti : Kakak kalau disuruh pilih, lebih memilih pertemanan dengan sesama

atau bukan?

Dani : Gak milih-milih lah, sama aja, sebenarnya ini gak usah terlalu anak

indigo banget, kita sama aja.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 72: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

267

TRANSKRIP WAWANCARA

AHLI INDIGO

Sumber : Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo

Hipnoterapis dan Rektor Perbanas

Tanggal : 8 Mei 2014

Waktu : 12.20-12.50 WIB

Tempat : Jl Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan

Gedung Perbanas, Unit V, Lantai 4

Peneliti : Selamat siang Pak Marsudi, terimakasih atas kesediaan waktunya

untuk wawancara ini. Menurut Bapak, karakteristik anak indigo

pada umumnya seperti apa?

Pak Marsudi : Anak-anak indigo biasanya karakteristik utamanya IQ-nya sangat

tinggi, karena IQ-nya sangat tinggi sehingga kadang-kadang

mereka tidak bisa memahami dunia di luar diri mereka. Ada yang

bentuknya yang kemudian menjadi tertutup introvert, ada yang

kemudian menjadi sangat naif, tetapi ada juga yang

pelampiasannya menjadi terlalu kasar. Nah ini makanya

karakteristik, tetapi umumnya rata-rata biasanya mereka tertutup,

biasanya begitu. Kemudian karakteristik yang kedua, dia memang

memiliki kelebihan di satu bidang tertentu, ada yang memiliki

kekuatan misalnya bisa menyebuhkan orang sakit, kadang bisa

ngelihat mahluk halus, komunikasi mahluk halus, ada yang

misalnya bisa menghitung lebih cepat dari kalkulator. Ada salah

satu anak indigo saya yang ketika ditanya 2566 dikali 353, kita

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 73: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

268

baru ngetik, dia sudah jawab. Dia memang memiliki kemampuan

disitu. Ada yang hafal dengan kitab suci, dari umur tiga tahun dia

sudah hafal, berbeda-beda. Jadi ini karakteristik yang kedua,

mereka memiliki suatu kelebihan yang berbeda dengan diri kita.

Kemudian karakteristik yang ketiga, anak indigo ini, karena dia

introvert itu, dia tertutup itu, biasanya kemudian dia menarik diri

dari pergaulan, bukan karena mereka tidak bisa, tetapi karena orang

dewasa itu tidak bisa memahami, karena tidak bisa memahami,

kemudian terjadi konflik komunikasi diantara mereka, kemudian

mereka menarik diri. Karena anak-anak biasanya mekanisme

defends-nya mundur, kalau orang dewasa biasanya mekanismenya

defends-nya fight.

Peneliti : Maaf Pak, tentang hal menutup diri tadi, lebih menutup diri

tentang diri mereka atau tentang kehidupan mereka?

Pak Marsudi : Tentang kehidupan mereka, keseluruhan mereka. Makanya

kadang-kadang susah dibedakan apakah seseorang indigo atau

autis. Anak autis memiliki sifat yang hampir sama, berpusat pada

dirinya, bahkan anak autis itu menganggap orang lain tidak ada,

ekstremnya seperti itu, makanya anak autis itu kan salah satu

cirinya kalau diajak bicara tidak bisa menatap mata, karena dia gak

bisa melihat, di dunia ini tidak ada orang lain. Nah, di sisi lain ada

yang dinamakan anak hiperaktif, hiperaktif itu anak yang energinya

berlebihan dan dikeluarkan dengan bermacam-macam, sehingga

kalau kita tidak paham, kita sebut dia nakal. Indigo ini di kutub

yang lain lagi, dia memiliki kekuatan-kekuatan tertentu, dan karena

energi ini dia menjadi sangat tertutup, jadi seolah-olah kalau kita

gak paham dikira sebagai anak autis. Karena ketika iya tadi,

manusia ketika menghadapi sebuah benturan, reaksinya kan dua,

melawan atau lari. Contoh misalnya dia menghadapi benturan

komunikasi, misalnya dia ngomong sendiri, padahal mungkin dia

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 74: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

269

bicara dengan mahluk gaib, tetapi orang tuanya menganggap kamu

gila ya, reaksinya kan dia jadi mundur, dia gak mau berlawanan.

Peneliti : Jadi secara komunikasi ada perbedaan anak indigo dengan anak

pada umumnya?

Pak Marsudi : Sangat berbeda, karena tadi, biasanya anak indigo juga tidak

memiliki kemampuan komunikasi yang baik, susunan kalimatnya

itu agak berbeda, kemudian cara-cara ia berbicara. Kenapa? Karena

anak indigo itu sebenarnya punya kelebihan di otak ya. Orang

mengatakan otak kita ini hanya satu persen yang dipakai,

selebihnya 99 persennya kan nganggur. Nah anak indigo ini

mungkin enggak, satu persen dipakai ke kita, 99 persen dipakai

kekuatan-kekuatannya. Akibatnya karena kekuatan otaknya

dipakai, reaksi berpikirnya juga lebih cepat, karena otaknya

berpikir lebih cepat, mulutnya tidak bisa mengejar. Makanya

kadang-kadang kita melihat anak-anak indigo susunan kata-katanya

agak ngaco, karena otaknya ini lebih cepat memproduksi kata

dibandingkan mulutnya mengatakan. Otaknya mungkin kalau kata

ilmu komunikasi itu, kalau perempuan 15 kata perdetik, kalau anak

laki-laki lima kata perdetik. Kalau anak indigo itu mungkin bisa 50

kata perdetik, padahal mulut kita dalam satu detik hanya bisa

mengeluarkan dua tiga kata. Kelihatan sekali tata bahasanya tidak

tersusun dengan baik, pilihan bahasanya juga kurang baik, karena

terlalu cepat otaknya bekerja.

Peneliti : Kalau dibandingkan dengan sesama anak indigo Pak?

Pak Marsudi : Nah menariknya gini, kalau dengan sesama anak indigo mereka

bisa saling berkomunikasi dengan asik, jadi kalau di komunitas itu

anak-anak indigo meskipun mereka memiliki kelebihan yang

berbeda, mereka itu bisa berkomunikasi dengan sangat-sangat

akrab, mungkin dunia ini bisa paham ya, jadi meskipun

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 75: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

270

komunikasinya belum terbentuk kata-kata, ada anak indigo yang

berkomunikasi tanpa berkata-kata ada. Tetapi karena mereka bisa

memahami, bisa mengerti, mungkin satu frekuensi ya, jadi

nyambung gitu ya, jadi bisa asik anak indigo, jadi makanya kan

komunitas-komunitas anak indigo kalau bertemu sesama mereka,

bisa sharing perlakuan-perlakuan buruk yang mereka terima, bisa

sharing bagaimana perlakuan buruk orang tuanya, itu mereka bisa

asik, bisa saling bercerita akrab. Tetapi dekat kita, ini agak berbeda,

jadi kayanya kita itu dianggap mahluk yang berbeda gitu lho,

makanya kalau saya, kebetulan saya hypnoterapis ya, kalau saya

menterapi anak indigo, saya harus masuk ke dalam dunia mereka,

sehingga saya menyamakan frekuensi dengan mereka. Saya sendiri

juga gak tau jaman dulu ada indigo atau tidak, tetapi anak-anak

indigo bilang “Dulu Bapak indigo juga waktu kecil.”. Saya juga

gak tau kenapa mereka melihat begitu. Tapi dulu saya memang

belajar ilmu-ilmu tenaga dalam, ilmu-ilmu kejawean, menghilang,

dulu saya memang pelajari ilmu-ilmu persilatan dulu. Apakah

karena itu jadi mereka menganggap saya indigo.

Peneliti : Bapak sejak kapan mulai menangani anak indigo ini?

Pak Marsudi : Jadi biasanya saya kasih training guru-guru smp mengenai

hypnoterapis, kemudian saya selalu pesankan, kalau ada yang tidak

bisa ditangani setelah saya ajarkan, bawa ke tempat saya. Biasanya

sore jam tiga-an rame disini, karena jam tiga kantor ini tutup kan,

disini jam tiga mahasiswa juga sudah pulang kuliah. Ketika saya

menangani, ada kelainan yang bermacam-macam, hyperaktif, ada

yang autis, ada yang nakal, ngerokok, ada yang pacaran mulu, ada

yang main game terus bermacam-macam lah. Diantara problem itu

ternyata terselip anak-anak indigo, jadi orang tuanya tidak tahu dia

indigo, jadi dianggap dia gila. Kaya contohnya begini, ada orang

tua yang bawa anaknya kesini, karena anaknya suka ngomong

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 76: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

271

sendiri, seperti orang gila, ketawa sendiri, ngomong sendiri. Saya

bicara dengan orang tuanya, tidak ada anak yang gila, orang gila itu

pasti sudah dewasa, makanya kita tidak pernah liat orang gila anak-

anak. Baru mereka bilang iya yah. Jadi orang gila itu biasanya

sudah balik, sudah di atas umur 12 tahun, karena Allah itu adil,

tidak akan membuat anak dibawah umur 12 tahun itu gila. Jadi

kalau dia bicara sendiri bukan gila, jadi tidak perlu diterapi, hanya

saya perlu bicara dengan anaknya. Kata anaknya iya saya kan

ngomong, di ruang ini pun ia bilang ada apa, dia bisa bicara dengan

mahluk-mahluk yang tidak kelihatan, tetapi orang tuanya salah

paham, dikira anaknya gila. Saya bilang anak ibu tidak sakit jiwa,

saya arahkan saja, supaya orang tuanya bisa memahami anaknya,

sehingga bisa harmonis lah hidupnya. Jadi salah satu pasien saya

yaitu Dani, ketua komunitas Keluarga Indigo, dibawa kesini sejak

empat tahun yang lalu, sebelum Dani kuliah. Karena ibunya salah

paham, ternyata adiknya juga begitu, indigo juga kan adiknya,

akhirnya dibawa juga kesini. Jadi karena di antara pasien-pasien

saya ada anak indigo, jadilah saya perkenalan dengan mereka,

dengan dunia mereka, masuk dunia mereka.

Peneliti : Indigo berarti ada pengaruh dari orang tuanya juga ya Pak?

Pak Marsudi : Indigo ini biasanya keturunan, jadi pasti ada gen-gen yang

membawa kesitu. Dari pengamatan saya sementara, kalau ibunya

indigo nurun ke anaknya indigo. Kalau neneknya indigo nurun ke

cucunya. Jadi kalau dari jalur ibu langsung, kalau dari jalur bapak

biasanya dari jalur nenek. Jadi kalau seorang laki-laki dia indigo

tetapi anaknya tidak indigo, tetapi kalau seorang perempuan dia

indigo, anaknya kemudian perempuan juga, ia akan indigo.

Biasanya indigo itu menurun, tetapi ada juga indigo yang tidak

menurun, itu mungkin karena belajar ya. Jadi mungkin di semua

suku bangsa kita punya ilmu-ilmu yang dipelajari, disebut ilmu

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 77: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

272

gaib, itu akhirnya bisa membuat kita memiliki kekuatan juga. Jadi

manusia itu terdiri dari tiga golongan, ada yang dari lahir sudah

memiliki kekuatan, ada yang dibentuk karena proses, ada yang

udah dilatih juga tidak bisa.

Peneliti : Bagaimana dengan orang tua yang tidak mendukung anak

indigonya Pak?

Pak Marsudi : Yang tidak mendukung banyak, justru itu yang menjadi pasien

saya yang tidak mendukung itu dan saya sadarkan mereka, anak

bapak, anak ibu itu punya kekuatan khusus, jadi harus dijaga,

jangan sampai kekuatan itu, bukan disalahgunakan sih, tetapi tidak

terkendali. Contohnya ada salah satu pasien saya, anak perempuan,

ia memiliki kemampuan untuk tahu kapan orang akan meninggal,

ia memberitahu orang yang akan meninggal itu kalau sebentar lagi

mereka akan meninggal. Di sini diajarkan untuk tidak ngomong, ia

tahu untuk dia saja, tetapi jangan dibicarakan ke orang lain, karena

kemudian begitu kejadian, bisa dibilang anak setan, orang-orang

jadi salah paham. Pada suatu saat pernah ada tetangganya dibilang

akan tabrakan motor, tetangganya menilainya sebagai nyantet, nah

itu orang tuanya harus menjaga agar anaknya tidak melepaskan

tenaganya sembarangan. Ada juga pasien saya, kalau lihat air,

airnya bisa mendidih, jangan disalahgunakan. Atau si Dani, Dani

kalau lihat ATM, digosok ia bisa baca pinnya. Hati-hati itu jagoan

security komputer itu, nah orang tuanya harus menjaga agar dia

tidak menyalahgunakan itu untuk keperluan jahat. Jadi masing-

masing itu yang penting orang tua itu harus mendukung kalau

anaknya berbeda dan memiliki kelebihan, nah karena masih anak

mereka belum tahu salah dan benar, seperti anak yang bisa tahu

kematian seseorang, dia sebenarnya jujur, tetapi tidak semua

kejujuran harus diutarakan. Misalnya komunikasi dengan mahluk

halus, kalau diluar jangan, kalau di rumah silahkan. Ada lagi salah

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 78: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

273

satu pasien saya yang sukses, ia punya khayalan, ia pernah hidup di

sebuah negara di mana gitu, ia jadi ratu, ia punya pembantu.

Bahkan ia cerita ia bisa terbang, ia loncat ia bisa terbang. Ia suka

mengkhayal, sama orang tuanya dibilang ini anak gila ini.

Kemudian dibawa kesini, saya arahkan, oo, anak ibu ini punya

daya imajinasi yang luar biasa, diarahkan saja. Bagaimana caranya,

Bapak Ibu bisa beliin dia laptop tidak? Jadi suruh aja dia ngarang,

jadi khayalannya jadi ke buku. Akhirnya bukunya sudah ada di

Gramedia, bukunya tidak saya sebutkan, tetapi dia jadi pengarang

cerita khayal yang bagus. Jadi imajinasi dia tidak di bicarakan ke

orang lain tetapi di nyatakan ke dalam bentuk sebuah buku.

Diarahkan seperti itu, yang penting orang tuanya harus paham saja,

di support saja, dan ternyata bisa jadi pengarang yang bagus.

Peneliti : Sebenarnya masih ada tidak sih Pak yang orang tuanya tidak

mendukung, menolak?

Pak Marsudi : Mungkin ada, tetapi biasanya kalau ketemu saya sudah enggak,

tetapi mungkin masih ada, yang di luar kan ribuan banyak.

Peneliti : Sebagai anak indigo apakah mereka butuh kesiapan?

Pak Marsudi : Kan dari kecil jadi bukan butuh kesiapan atau tidak, justru

menjadi anak indigo itu kemudian harus di arahkan, ia kan tidak ia

maui, begitu lahir ia sudah punya kekuatan itu. Nah, yang perlu

disiapkan justru sekarang lingkungannya, orang tuanya, kakak-

kakaknya, jadi ketika ia tahu bahwa anggota keluarganya itu

indigo, maka keluarga itu harus di persiapkan menerima anak yang

berbeda dari yang lain, supaya tidak di anggap aneh. Ketika

kekuatan sebatas dari kecil sudah hafal Al-Quran itu kan baik-baik

saja kan. Tetapi ketika dia punya kekuatan melihat nasib,

kemampuan, masa depan orang, kalau tidak disiapkan kan jadi

dianggap gila. Jadi yang disiapkan itu keluarganya. Orang tua harus

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 79: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

274

memahami anaknya indigo dan juga jangan mengeksploitasi

anaknya. Intinya anak indigo itu sederhana saja, lingkungannya

harus paham dia, lingkungan di sekolah, di rumah, terutama yang

di rumah. Reaksi anak indigo ketika dianggap aneh, ia melarikan

diri menjadi pakai-pakaian aneh, ada yang jadi banci, ia lari dari

realita hidup. Kadang-kadang kalau sudah sampai kesana saya

terapi, salah satu pasien saya anak indigo dan di salah pahami oleh

lingkungan, ia kemudian beralih gender. Ia anak laki-laki tetapi

suka pakai rok, pakai lipstick, ketika saya terapi, saya hipnotis,

kemudian saya gali ketika dalam keadaan tidak sadar, ternyata ia

adalah pelarian diri, ia benci kepada dirinya, ia tidak mau lagi jadi

dirinya, karena ia dianggap gila oleh lingkungannya, dianggap

aneh, anak setan, akhirnya dia pelarian diri dalam bentuk, saya

tidak mau menjadi diri saya. Jadi akhirnya dia punya kepribadian

ganda, seorang perempuan yang berbeda dari dirinya, kalau begitu

sudah saya jadi penyakit, saya terapi. Kalau tidak ya saya bicara

saja kepada orang tuanya supaya bisa memahami lah.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 80: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

275

PEDOMAN WAWANCARA

a) Data pribadi:

i. Nama.

ii. Usia.

iii. Tempat dan tanggal lahir.

iv. Tempat tinggal.

v. Jurusan/pekerjaan.

vi. Agama

vii. Suku

b) Makna pertemanan.

c) Pertemuan awal dengan teman.

d) Tahapan kedekatan yang terjalin dengan teman.

e) Kedekatan hubungan dengan teman.

f) Frekuensi pertemuan dan saluran komunikasi yang dilakukan.

g) Topik yang dibicarakan dengan teman.

h) Kedalaman topik yang dibicarakan.

i) Makna keterbukaan diri (self disclosure) dalam pertemanan.

j) Bagaimana keterbukaan diri dalam pertemanan, sejauh apa.

k) Mengapa melakukan keterbukaan diri, alasan.

l) Ketidakterbukaan satu sama lain, apa dan mengapa.

m) Karakteristik anak indigo.

n) Pandangan mengenai anak indigo.

o) Respon teman ketika melakukan keterbukaan diri mengenai indigo.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 81: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

276

p) Nilai positif dalam pertemanan dengan anak indigo.

q) Pertemanan dalam sesama indigo dan dengan bukan indigo,

bagaimana dan hambatannya.

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 82: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

277

Gambar 1. Gathering Komunitas Keluarga Indigo 30 Maret 2014

Gambar 2. Peneliti bersama Dimas Ahmad Rianto

Gambar 3. Peneliti bersama Ajeng Tiarara Rihandini

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 83: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

278

Gambar 4. Peneliti bersama Rahma Sunarsih Tri Walidah

Gambar 5. Peneliti bersama Tiara dan Rahma

Gambar 6. Peneliti bersama

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 84: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

279

Gambar 7. Peneliti bersama Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014

Page 85: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1078/8/LAMPIRAN.pdf · Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014. 199 ... Peneliti : Terus ngomong

280

Proses Keterbukaan..., Michelle Subari, FIKOM UMN, 2014