Lipid Di Kelompokkan Menjadi Dua Kelompok

4
Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana ( simple lipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid ). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan terpena. Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. Pada praktikum uji kualitatif lipid, kami menggunakan bahan / sampel yaitu: mentega, lemak hewan, gliserol, kolestrol, dan kanji/pati, sedangkan pelarutnya kami menggunakan kloroform, eter, dan air. Tujuan: Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat dan struktur lipid melalui uji uji kualitatif dan untuk mempelajari sifat sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif lipid untuk lipid. Pada uji Salkowski yaitu bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh didalam molekulnya direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi percobaan mula-mula warna yang timbul biru menjadi merah dibagian kloroform, sedangkan dibagian asam berwarna kuning dengan flouresensi hijau bila dilihat melalui sinar refleksi. Hal-hal tersebut menunjukkan Pembahasan : Pada uji kelarutan hampir semua bahan atau sampel dilarutkan menggunakan pelarut eter, air, dan kloroform lebih cepat larut menggunakan pelarut kloroform sehingga sangat larut dan larut menggunakan eter sedangkan menggunakan air tidak larut karena lemak ini bersifat hidrofobik, sehingga tidak larut menggunakan air, kecuali gliserol dan pati/kanji

description

sedikit

Transcript of Lipid Di Kelompokkan Menjadi Dua Kelompok

Page 1: Lipid Di Kelompokkan Menjadi Dua Kelompok

Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana ( simple lipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid ). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan terpena. Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida.Pada praktikum uji kualitatif lipid, kami menggunakan bahan / sampel yaitu: mentega, lemak hewan, gliserol, kolestrol, dan kanji/pati, sedangkan pelarutnya kami menggunakan kloroform, eter, dan air. Tujuan: Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat dan struktur lipid melalui uji – uji kualitatif dan untuk mempelajari sifat – sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif lipid untuk lipid.

Pada uji Salkowski yaitu bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh didalam molekulnya direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi percobaan mula-mula warna yang timbul biru menjadi merah dibagian kloroform, sedangkan dibagian asam berwarna kuning dengan flouresensi hijau bila dilihat melalui sinar refleksi. Hal-hal tersebut menunjukkan

Pembahasan : Pada uji kelarutan hampir semua bahan atau sampel dilarutkan menggunakan pelarut eter, air, dan kloroform lebih cepat larut menggunakan pelarut kloroform sehingga sangat larut dan larut menggunakan eter sedangkan menggunakan air tidak larut karena lemak ini bersifat hidrofobik, sehingga tidak larut menggunakan air, kecuali gliserol dan pati/kanji larut dalam air. Pada uji akrolein yaitu uji untuk mengetahui ada atau tidak adanya gliserol. Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam minyak/lemak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat yang disebut juga akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menghasilkan SO2 pada pembakaran. Hasil dari uji akrolein ini adalah hampir semua bahan yang di uji memiliki bau yang sama dengan bau akrolein kecuali pati / kanji tidak memiliki bau pada saat pembakaran. Pada uji ketidakjenuhan yaitu untuk mengetahui apakah sampel-sampel ini termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap yang dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada percobaan ini tingkat ketidakjenuhan dapat dilihat dengan angka iod. Angka iod adalah jumlah gram iod yang diikat oleh 100 gr lemak. Besarnya angka iod menunjukkan derajat ketidakjenuhan asam lemak. Makin tidak jenuh asam lemaknya, makin besar angka iodnya. Pada uji ini kolestrol menunjukan hasil negatif karena lemak tidak berwarna setelah diberi kanji dan termasuk lemak tidak jenuh,

Page 2: Lipid Di Kelompokkan Menjadi Dua Kelompok

sedangkan lemak hewan, mentega, pati/kanji, dan gliserol menunjukan hasil positif karena lemak berwarna merah dan termasuk lemak jenuh. Pada uji Salkowski yaitu bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh didalam molekulnya direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi percobaan mula-mula warna yang timbul biru menjadi merah dibagian kloroform, sedangkan dibagian asam berwarna kuning dengan flouresensi hijau bila dilihat melalui sinar refleksi. Hal-hal tersebut menunjukkan adanya kolesterol. Pada uji ini menunjukan hasil positif karena menghasilkan warna kuning. Pada uji Lieberman Buchard yaitu kolesterol diekstraksi menggunakan campuran alkohol eter, kemudian melalui uji ini dihasilkan warna hijau yang dapat diukur secara kalorimetri. Pada uji ini menunjukan hasil positif karena sampel/bahan setelah ditambahkan asam sulfat pekat menghasilkan warna hijau. Perbedaan lemak jenuh dan tidak jenuh adalah asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur yang lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh. Contohnya, asam lemak jenuh C 18 (asam stearat) memiliki titih didih 70’C, suatu bentuk monoenoat (asam oleat) melebur pada 13’C dan pada suatu bentuk dienoat (asam linoleat) pada -5’C. Lemak jenuh umumnya berhubungan dengan kolesterol. Sehingga makanan yang dikatakan berat, umumnya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh memang tidak baik bagi kesehatan. Kebanyakan atau terlalu sering mengkonsumsi lemak ini akan berakibat buruk pada kesehatan, bemacam-macam penyakit dapat terjadi akibat penimbunan lemak jenuh. Lemak tak jenuh lebih disukai, dikatakan lebih aman. Lemak ini tidak menimbulkan penyakit, bahkan dapat dipergunakan untuk diet, misalnya minyak kelapa (kelapa, kelapa sawit) lemak hewan (kecuali ikan) mengandung lemak jenuh, minyak kacang (soybean oil, corn oil, sunflower oil) mengandung lemak tidak jenuh. Lemak jenuh ada juga dalam butter, krim, gajih, makanan diproses seperti sosis dan kulit ayam. Contoh lemak tidak jenuh adalah minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Lemak jenuh terdiri dari molekul lemak yang semua / hampir semua atom C (karbon) nya mengikat atom H (hidrogen), pada lemak tak jenuh tidak semua atom C dari molekul lemaknya mengikat atom H. Kesimpulan: Lipid mempunyai sifat nonpolar sehingga lipid larut dalam larutan-larutan yang bersifat non polar seperti eter, kloroform, benzena, karbontetraklorida, xylena, alkhol, dan aseton. Lipid tidak larut dalam air karena air mempunyai sifat polar sehingga tidak dapat melarutkan lipid yang bersifat nonpolar. Kloroform merupakan pelarut yang paling cepat melarutkan lipid. Pada uji akrolein semua bahan mengandung gliserol yang membedakannya hanya intensitas bau yang ditimbulkan. Pada uji ketidakjenuhan bahan yang jenuh memberikan perubahan warna menjadi merah muda sedangkan yang tidak jenuh,tidak berwarna. Kolesterol adalah sterol utama pada jaringan hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam lemaknya yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein