Limfoma Non Hodgins Ppt

15
LIMFOMA NON HODGINS ERIK SUSANTI NILSA PRIH UTAMI ARIS SEPTIANA RO’UUFUN NISA HAQQU WALUYO DWI OKTAVIANTO ANGGA JUNIANTO

Transcript of Limfoma Non Hodgins Ppt

Page 1: Limfoma Non Hodgins Ppt

LIMFOMA NON HODGINS

ERIK SUSANTINILSA PRIH UTAMI

ARIS SEPTIANARO’UUFUN NISA HAQQU

WALUYO DWI OKTAVIANTOANGGA JUNIANTO

Page 2: Limfoma Non Hodgins Ppt

DefinisiLimfoma non Hodgkin (LNH) adalah sekelompok penyakit heterogen, sel ganas pada penyakit LNH adalah sel limfosit yang berbeda pada salah satu tingkat diferensiasinya dan berproliferasi secara banyak.

Page 3: Limfoma Non Hodgins Ppt

ETIOLOGI Limfoma Hodgkin, penyebab penyakit ini belum jelas, ada banyak faktor penyebab salah satu yang dicurigai adalah virus Epstein-Barr. Biasanya dimulai pada satu kelenjar getah bening dan menyebar kesekitarnya perkontinuitatum atau melalui sistem saluran kelenjar getah bening dan kelenjar-kelenjar sekitarnya.

Page 4: Limfoma Non Hodgins Ppt

GEJALA LIMFOMA NON HODGKINGejala-gejala umum termasuk:Pembesaran kelenjar getah bening tanpa

adanya rasa sakitDemamKeringat malamRasa lelah yang dirasakan terus menerusGangguan pencernaan dan nyeri perutHilangnya nafsu makanNyeri tulang

Page 5: Limfoma Non Hodgins Ppt

PATOFISIOLOGI Limfoma non-Hodgkin (non-Hodgkin’s lymphoma, NHL) adalah neoplasma yang sangat ganas pada sistem limfatik dan jaringan limfoid. Seperti halnya kebanyakan neoplasma anak, penyebab NHL juga tidak diketahui. Sejumlah faktor, seperti infeksi virus, imunodefiseiensi, aberasi kromosom, imunostimulasi kronis, dan pemajanan terhadap lingkungan, telah memicu terjadinya limfoma maligna.

Page 6: Limfoma Non Hodgins Ppt

KLASIFIKASI

Penyakit Hodgkin dibagi menjadi 4 tipe:Tipe Lymprocyte PredominantTipe Mixed CellularityTipe Lymphocyte DepletedTipe Nodular Sclerosis

Page 7: Limfoma Non Hodgins Ppt

MANIFESTASI KLINISPembesaran kelenjar getah bening terutama di

leher, diaksila atau inguinal. Kelenjar teraba kenyal keras Dapat digerakkan dari kulit dan dasarnya tidak nyeri

tekanDemam tipe Pal Ebstein, yaitu bergelombang,

demam selama 1-2 minggu diselingi masa tidak demam yang bervariasi.

Tidak tahan dengan alcoholPruritusLemah dan berat badan menurunLimpa dan hati mungkin membesarInfiltrasi ke tulang dapat menimbulkan nyeri pada

spina, pelvis atau iga-iga Erupsi nodular

Page 8: Limfoma Non Hodgins Ppt

STADIUMPenyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4

stadium antara lain :Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat

pada satu kelompok yaitu kelenjar getah bening. Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua

atau lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut.

Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, serta pada dada dan perut.

Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru – paru atau otak.

Page 9: Limfoma Non Hodgins Ppt

PEMERIKSAAN DIGNOSTIK TSH (Tiroid Stimulating Hormone) Bebas T4 (tiroksin) Bebas T3 (triiodotironin) Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan

ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid

Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.

Page 10: Limfoma Non Hodgins Ppt

PENATALAKSANAAN1. Radioterapi

Di berikan pada stadium 1 dan 2 yang di sinari adalah kelenjar-kelenjar getah bening sepanjang pembuluh darah dari dasar otak sampai inguinal (servikal, paraklavikuler, aksila, mediastinum, hilus, retroperitoneal dan pelvis).

2. Kemoterapi

Penderita-penderita dengan stadium 3-B atau 4 dan pada hal-hal khusus diatas perlu diberikan kemoterapi.

Page 11: Limfoma Non Hodgins Ppt

DIAGNOSA KEPERAWATAN Bersihan Jalan napas tidak efektif yang

berhubungan dengan peningkatan secret pada jalan napas sekunder dan obstruksi trakeobronkhial akibat pembesaran kelenjar limfe servikal, mediastinum.

Nyeri akut yang berhungan dengan kompresi saraf perifer, pembesaran kelenjar limfe, efek sekunder pemberian agen antileukimia, peningkat produksi asam laktat jaringan local.

Resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan system imunitas tubuh dan terapi imunosupresif (supresi tulang belakang).

Page 12: Limfoma Non Hodgins Ppt

Bersihan Jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan peningkatan secret pada jalan napas sekunder dan obstruksi trakeobronkhial akibat

pembesaran kelenjar limfe servikal, mediastinum.

Tujuan : dalam waktu 1x24 jam jalan napas klien kembali efektif

Criteria : secara subjektif pernyataan sesak berkurang , RR 26-24 kali/menit, tidak ada penggunaan ototaksesori, tidak terdengar bunyi napas

tambahan.

Intervensi Rasional

Kaji/awasi frekuensi pernapasan, kedalaman, irama, adanya dispnea,

penggunaan otot bantu pernapasan dan gangguan ekspansi dada.

Perubahan seperti takipnea, dipsnea, penggunaan otot aksesori dapat

mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan kelenjar limfe mediastinal yang

membutuhkan intervensi lebih lanjut.

Bantu perubahan posisi secara periodic Meningkatkan aerasi semua segmen paru dan membantu mobilisasi sekresi.

Ajarkan teknik napas dalam (bibir, diafragma, abdomen) Meningkatkan aerasi semua segmen paru dan membantu mobilisasi sekresi.

Kaji/awasi warna kulit, perhatikan adanya tanda pucat/sianosis Proliferasi sel darah putih dapat menurunkan kapasitas pembawa oksigen

darah dan menimbulkan hipoksemia.

Kaji respon pernapasan terhadap aktivitas Penurunan oksigenasi seluler menurunkan toleransi aktivitas, istirahat

menurunkan kebutuhan oksigen serta mencegah kelelahan dan dispnea.

Observasi distensi vena leher, nyeri kepala, pusing, edema

preorbital, dispnea, stridor

Klien LNH dengan sindrom vena cava superior dan obstruksi jalan napas

menunjukkan kedaruratan onkologis.

Page 13: Limfoma Non Hodgins Ppt

Nyeri akut yang berhungan dengan kompresi saraf perifer, pembesaran kelenjar limfe, efek sekunder pemberian agen antileukimia, peningkat

produksi asam laktat jaringan local.

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam terdapat penurunan respon nyeri

Criteria: secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri, secara objektif didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, tidak

terjadi penurunan perfusi perifer.

Intervensi Rasional

Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, serta lama dan

penyebarannya

Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai temuan

pengkajian

Lakukan manejemen nyeri keperawatan:

  Atur posisi fisiologis

Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 ke jaringan yang mengalami

nyeri sekunder dari iskemia

Istirahatkan klien Istirahat akan menurunkan kebutuhan O2 jaringan perifer, sehingga akan

menurunkan kebutuhan oksigen jaringan

Manajemen lingkungan: lingkungan tenang dan batasi pengunjung Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan

pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan

berkurang apabila banyak pengunjung yang berada diruangan

 Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari

iskemia jaringan

Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan

mekanisme peningkatan produksi endorvin dan enkefalin yang dapat memblok

reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan kekorteks serebri sehingga menurunkan

persepsi nyeri

Lakukan manajemen sentuhan Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis

dapat membantu menurunkan nyeri. Masase ringan dapat meningkatkan aliran

darah dan dengan otomatis membantu suplai darah dan oksigen kearea nyeri

dan menurunkan sensasi nyeri

Page 14: Limfoma Non Hodgins Ppt

Resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan system imunitas tubuh dan terapi imunosupresif (supresi tulang

belakang).

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi infeksi

Criteria: kien dan keluarga mampu mengidentifikasi factor risiko yang dapat dikurangi serta menyebutkan tanda dan gejaladini infeksi

Intervensi Rasional

Monitor TTV Adanya infeksi akan bermanifestasi pada perubahan TTV.

Demam atau hipotermia mungkin mengindikasikan munculnya infeksi pada

klien granulositopenik.

Kaji dan catat factor yang meningkatkan risiko infeksi Menjadi data dasar dan meminimalkan risiko infeksi

Lakukan tindakan untuk mencegah pemajanan pada sumber yang

diketahui atau potensial terhadap infeksi.

a)      Pertahankan isolasi protektif sesuai kebijakan institusional

b)      Pertahankan teknik mencuci tangan dengan cermat

c)      Beri hygiene yang baik

d)     Batasi pengunjung yang sedang demam, flu, atau infeksi

e)      Berikan hygiene parianal 2 kali sehari setiap BAB

f)       Batasi bunga segar dan sayur segar

g)      Gunakan protocol perawatan mulut

Kewaspadaan meminimalkan pemajanan klien terhadap bakteri, virus, dan

pathogen jamur, baik eksogen ,aupun endogen

Laporkan bila ada perubahan tanda vital Perubahan tanda-tanda vital merupakan tanda terjadinya sepsis, terutama bila

terjadi peningkatan suhu tubuh

Jelaskan alasan kewaspadaan dan pantangan Pengertian klien dapat memperbaiki kepatuhan dan mengurangi factor risiko

Yakinkan klien dan keluarganya bahwa peningkatan kerentanan

pada infeksi hanya sementara

Granulositopenia dapat menetap 6-12 minggu. Pengertian tentang sifat

sementaragranulositopenia dapat membantu mencegah kecemasan klien dan

keluarganya

Page 15: Limfoma Non Hodgins Ppt