Limbat Rangkuman 1 Acil

3
Achmad Ilham Azhari 1306403283 Rangkuman Pertemuan Pertama A. Permasalahan Penanganan Sampah Perkotaan 1. Alokasi pembiayaan terbatas (< 10 %) 2. Retribusi Rendah 3. Investasi Prasarana & Sarana terbatas (kualitas pelayanan rendah, TPA bermasalah, dll) 4. Investasi persampahan Jabodetabek melalui loan (OECF, ADB, World Bank), APBN, APBD, kemitraan dengan swasta & masyarakat 5. Operasi/pemeliharaan tidak memadai 6. Iklim kemitraan dengan swasta belum kondusif 7. Kerjasama antar kota sulit dilakukan B. Strategi Pokok Pendekatan Pelaksanaan Program PLP 1. Pendekatan pembangunan prasarana dan sarana PLP berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor) 2. Pengembangan pembangunan yang mengutamakan peningkatan kesehatan dan kehidupan masyarakat, perlindungan sumber daya air dan lingkungan C. Sasaran Kebijakan Persampahan Saat Ini Sasaran 1. Timbulan Sampah Besar 2. Peran dan partisipasi masyarakat terbatas 1. Reduksi sampah 20% 2. Masyarakat sebagai mitra

description

Rangkuman Mata Kuliah Pengolahan Limbah Padat

Transcript of Limbat Rangkuman 1 Acil

Page 1: Limbat Rangkuman 1 Acil

Achmad Ilham Azhari

1306403283

Rangkuman Pertemuan Pertama

A. Permasalahan Penanganan Sampah Perkotaan

1. Alokasi pembiayaan terbatas (< 10 %)

2. Retribusi Rendah

3. Investasi Prasarana & Sarana terbatas (kualitas pelayanan rendah, TPA bermasalah, dll)

4. Investasi persampahan Jabodetabek melalui loan (OECF, ADB, World Bank), APBN, APBD, kemitraan dengan swasta & masyarakat

5. Operasi/pemeliharaan tidak memadai

6. Iklim kemitraan dengan swasta belum kondusif

7. Kerjasama antar kota sulit dilakukan

B. Strategi Pokok Pendekatan Pelaksanaan Program PLP1. Pendekatan pembangunan prasarana dan sarana PLP berpihak pada masyarakat miskin

(pro-poor)2. Pengembangan pembangunan yang mengutamakan peningkatan kesehatan dan kehidupan

masyarakat, perlindungan sumber daya air dan lingkungan

C. Sasaran Kebijakan Persampahan

Saat Ini Sasaran

1. Timbulan Sampah Besar2. Peran dan partisipasi masyarakat terbatas3. Kinerja kelembagaan rendah4. Kemitraan swasta rendah ~ 1%5. Tingkat pelayanan rendah ~41%Open

dumping ~ 99%6. Prioritas pendanaan < 2% APBD7. Dasar hukum masih lemah

1. Reduksi sampah 20%2. Masyarakat sebagai mitra pengelolaan3. Kinerja meningkat, kerjasama regional4. Kemitraan berkembang ~ 10%5. Tingkat pelayanan ~ 60%6. Prioritas memadai > 5% APBD7. Perkuatan dasar hukum

Page 2: Limbat Rangkuman 1 Acil

D. Strategi Investasi/Pembiayaan (Jabodetabek)1. Pola kerjasama regional wilayah JABODETABEK (Studi WJEMP, UU 32/2004 tentang

Pemerintahan Daerah, ps 195 dan 196)2. Kemitraan dengan pihak swasta (Perpres 67/2006)3. Kemitraan dengan masyarakat (pengumpulan dan 3 R)4. Penerapan sistem cost recovery 5. Peningkatan TPA minimal CLF kota sedang/kecil dan SLF kota besar/metropolitan (PP

16/2005 ps 21,)6. Rehabilitasi TPA dengan metoda low cost(Fukuoka methode), diterapkan di kota

Tangerang7. Penerapan ITF utk wilayah DKI –Jakarta (dalam proses pengajuan loan JBIC)

E. Kondisi Persampahan Dki Jakarta1. Penduduk : 8.814.000 jiwa (BPS-DKI Jkt, 2005)2. Produksi Sampah : 6000 ton/hari3. Sarana/Prasarana : Truck 810 unit, SPA 2 unit, TPA Bantar Gebang (108 ha)4. APBD Sampah : Rp. 678.437.559.330 (2006)5. Retribusi : Rp. 10.200.933.380 (2006)

F. Beberapa Aspek dalam Pengolahan Limbah Padat:1. Aspek Pembiayaan2. Aspek Teknis Operasional3. Aspek Organisasi4. Aspek Peran Serta Masyarakat5. Aspek Hukum dan Peraturan

G. Peraturan Terkait Pengelolaan Limbah Padat1. Dari UU No 18 Tahun 2008, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat.2. Pengelolaan sampah terpadu (Integrated Solid Waste Management), adalah seluruh

aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan sampah yang ada di masyarakat, dengan tujuan adalah untuk melindungi kesehatan masyarakat dan pertimbangan pencegahan pencemaran lingkungan.

3. Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Persampahan (2006), paradigma pola pengelolaan sampah tidak lagi mengandalkan pola kumpul-angkut-buang, namun beralih ke pola pengurangan dan pemanfaatan sampah sejak dari sumbernya, sehingga volume sampah dibuang ke TPA sudah sangat berkurang.