lib.unnes.ac.idi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)...

223
i PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS WEBSITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK GRAFIKA BAKTI NUSANTARA SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh FERDIAN MAHENDRA ALFARIZI 4301407063 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Transcript of lib.unnes.ac.idi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)...

  • i

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

    INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

    MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS WEBSITE

    TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK GRAFIKA

    BAKTI NUSANTARA

    SKRIPSI

    disusun sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

    oleh

    FERDIAN MAHENDRA ALFARIZI

    4301407063

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto

    “Ingatlah hanya dirimu yang bisa membuat nama FERDIAN MAHENDRA

    ALFARIZI berarti, selama aku masih hidup maka aku masih berguna untuk

    orang lain”

    Persembahan

    Skripsi ini kupersembahkan untuk:

    1. Mbah roko yang selalu menunggu ceritaku

    setiap hari.

    2. Ibu dan bapak yang tak pernah henti

    mendoakanku.

    3. Adik – adikku yang selalu menyambutku

    dengan senyum dan canda.

    4. Semua dosen kimia yang mendukungku tiada

    henti.

    5. Semua sahabat di PKM MIPA yang selalu

    berbagi tawa denganku.

    6. CEO Gardu Media dan keluarga besar Gardu

    Media yang selelu mendukungku.

    7. Kakak - kakak yang tiada henti selalu

    memberiku semangat.

    8. Keluarga besar Guslat MIPA tempatku berbagi

    segalanya.

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh

    Model Pembelajaran (Cooperative Integrated Reading And Composition) CIRC

    Menggunakan Media Berbasis Website Terhadap Siswa SMK Grafika Bakti

    Nusantara” dapat penulis selesaikan. Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak

    terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena tu, penulis ucapkan terima kasih

    kepada

    1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

    Negeri Semarang yang telah memberikan kebijakan kepada penulis selama

    kuliah;

    2. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang telah

    memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyusun skripsi;

    3. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Semarang

    yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyusun

    skripsi;

    4. Dra. Woro Sumarni, M.Si selaku pembimbing I dan Prof. Dr. Kasmadi

    Imam Supardi M.S. selaku pembimbing II yang telah berkenan

    memberikan bimbingan dan motivasi sehingga proses penyusunan skripsi

    ini berjalan lancar;

    5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan bekal ilmu

    pengetahuan selama masa perkuliahan;

    6. Kepala SMK Grafika Bakti Nusantara yang telah memberikan izin

    penelitian;

    7. Guru Kimia SMK Grafika Bakti Nusantara yang telah membantu proses

    penelitian;

    8. Siswa kelas X-4 dan X-5 SMK Grafika Bakti Nusantara Semarang yang

    telah bersedia menjadi responden penelitian yang penulis laksanakan;

    9. Ayah dan Ibu tercinta serta saudara-saudaraku yang selalu mendoakan dan

    memberi semangat kepada penulis;

  • vi

    10. Teman-teman Jurusan Kimia angkatan 2007 yang selalu memberi

    dukungan untukku.

    11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan

    skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga semua bantuan dan doa dari semua pihak yang telah membantu

    kelancaran penyusunan skripsi ini mendapat karunia dan kemuliaan dari Allah

    SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

    Semarang, April 2014

    Penulis

    Ferdian Mahendra Alfarizi

    4301407063

  • vii

    ABSTRAK

    Alfarizy, Ferdian Mahendra. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran CIRC

    Menggunakan Media Berbasis Website Terhadap Hasil Belajar Siswa SMK

    Grafika Bakti Nusantara. Skripsi. Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika

    dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra.

    Woro Sumarni, M.Si. dan Pembimbing II Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi M.S.

    Kata kunci : Metode CIRC, Media Berbasis Website dan model pembelajaran

    kooperatif.

    Hasil observasi di SMK Grafika Bakti Nusantara menunjukkan adanya

    minat belajar mata pelajaran kimia yang masih rendah karena siswa menganggap

    kimia susah dan sukar dipahami. Salah satu model pembelajaran CIRC

    menggunakan media berbasis website merupakan model pembelajaran yang

    didalamnya siswa dituntut kerjasama antar kelompok heterogen untuk

    memecahkan suatu masalah atau soal. Adanya media pendukung berbasis website

    yaitu laboratorium komputer beserta koneksi internet menjadi dasar pemilihan

    SMK Grafika Bakti Nusantara untuk menerapkan model pembelajaran CIRC

    dengan media berbasis website. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya

    pengaruh model pembelajaran CIRC dengan media berbasis website terhadap

    hasil belajar siswa, berapakah besar pengaruh penerapan model pembelajaran

    CIRC dengan media berbasis website terhadap hasil belajar siswa dan bagaimana

    tanggapan mengenai model pembelajaran CIRC dengan media berbasis website.

    Peneliti menggunakan prosedur research and development menurut sugiyono

    yang telah dimodifikasi. Besarnya pengaruh penerapan metode CIRC berbasis

    website terhadap hasil belajar materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan

    kimia kelas siswa X semester 2 SMK Grafika Bakti Nusantara sebesar 38,06 %.

    Hasil angket tanggapan siswa menyatakan bahwa sebagian besar siswa tertarik

    dengan pembelajaran reaksi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia

    menggunakan metode CIRC berbasis website. Dari analisis hasil angket

    tanggapan siswa, sebesar 7,14% siswa menyatakan sangat setuju dan 66,67%

    menyatakan setuju dengan pembelajaran metode CIRC berbasis website yang

    membuat siswa menjadi semakin mudah belajar kimia pada materi pokok hukum-

    hukum dasar dan perhitungan kimia. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pada

    nilai pos tes siswa kelas eksperimen yang mencapai ketuntasan 95,24%.

  • viii

    ABSTRACT

    Alfarizy, Ferdian Mahendra. 2013. Influence of CIRC Learning Model Using

    Web-based Media to The Students Achievement in SMK Grafika Bakti

    Nusantara. Final Project. Chemistry Education Program, Faculty of Mathematics

    and Natural Sciences, State University of Semarang. Advisor I Dra. Woro

    Sumarni, M.Si. Advisor II Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S.

    Keywords : CIRC learning model, web-based media, cooperative learning model.

    Based on the observation in SMK Grafika Bakti Nusantara, it shows that the

    students interest in learning chemistry is poor because they think that

    undrstanding chemistry is difficult. By the application of CIRC learning model

    using web-based media, students will need to cooperate in heterogeneous groups

    to solve a problem or questions. SMK Grafika Bakti Nusantara has some good

    supporting medium including computer laboratory with internet connection in

    which supports the CIRC learning model to be applied. This research aims to

    observe the influence of the CIRC learning model using web-based media, how

    large the infuluence of the application of the CIRC learning model using web-

    based media, and the responses of the students to the CIRC learning model using

    web-based media. This research uses the research and development procedure by

    Sugiyono. The value of the effect of CIRC learning model using web-based media

    of X grade students of SMK Grafika Bakti Nusantara in learning Matter and The

    Basic Laws of Chemistry is 38.06%. Based on the questionnaire, most of the

    students are interested in studying Matter and The Basic Laws of Chemistry by

    the appliation of CIRC learning model using web-based media. From the analysis

    of the student questionnaire, 7.14% of the students strongly agree and 66.67 %

    agree that the application of CIRC learning model using web-based media makes

    the to learn chemistry easier. It can be seen from the results of the research, 95.24

    % of the students of the experimental class achieve their mastery in the post-test.

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

    PERNYATAAN .............................................................................................. iii

    HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

    KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

    ABSTRAK ............................................................................................ viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

    BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ......... .................................................................................. 6

    1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... ................... 7

    1.4 Manfaat penelitian ......... ................................................................................. 7

    1.5 Penegasan istilah …………………… ............................................................. 8

    BAB 2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 14

    2.1 Belajar .................................................................................................... 14

    2.2 Hasil Belajar ................................................................................................... 16

    2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ................................................... 17

    2.4 Media Pembelajaran Berbasis Website ........................................................... 21

    2.5 Hukum-Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia ............................................... 25

    2.6 Penelitian Pendukung Penerapan Metode CIRC dan Pembelajaran Berbasis Website .............................................................................................. . 25

    2.7 Hipotesis .......................................................................................................... . 29

  • x

    BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................................. 30

    3.1 Metode Penentuan Objek ................................................................................. 30

    3.2 Variabel Penelitian........................................................................................... 31

    3.3 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 32

    3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 32

    3.5 Analisis Instrumen Pendidikan ........................................................................ 35

    3.6 Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 42

    3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 43

    BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 56

    4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 56

    4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 71

    BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 88

    5.1 Simpulan .......................................................................................................... 88

    5.2 Saran ............................................................................................................... 89

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 90

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas X SMK Grafika Bakti Nusantara ........................ 32

    Tabel 2.Pola Rancangan Penelitian .................................................................... 34

    Tabel 3.1 Kriteria Daya Pembeda ....................................................................... 40

    Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ............................... 41

    Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ............................................................. 42

    Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Ujicoba ............................ 43

    Tabel 3.5 Hasil Analisis Ujicoba Soal ................................................................ 44

    Tabel 3.6 Data Awal Populasi ............................................................................ 46

    Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Data Awal ......................................................... 48

    Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

    Biserial (Rb) ........................................................................................................ 54

    Tabel 3.9 Kategori Rata-Rata Nilai Afektif dan Psikomotorik Siswa ................ 56

    Tabel 3.10 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek fektif dan Psikomotorik ......... 57

    Tabel 4.1 Data Awal Populasi ............................................................................. 60

    Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ......................................................... 61

    Tabel 4.3 Data Hasil Pretes Dan Pos Tes ............................................................ 62

    Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata .................................................... 64

    Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pihak Kanan .............................. 65

    Tabel 4.6 Hasil Uji Ketuntasan Hasil Belajar ..................................................... 67

    Tabel 4.7 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Kelas Eksperimen ...................... 69

    Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Kelas Kontrol ............................ 70

    Tabel 4.9 Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .................... 72

    Tabel 4.10 Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ......................... 73

    Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa ........................................................ 74

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 30

    Gambar 2. Alur Penelitian ................................................................................... 59

    Gambar 3.1 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Sebelum dan Sesudah

    Perlakuan ............................................................................................................. 80

    Gambar 3.2 Perbandingan Nilai Afektif Kedua Kelas ........................................ 83

    Gambar 3.3 Pebandingan Rata-Rata Skor Aspek Hasil Belajar Psikomotorik .... 85

    Gambar 3.4 Hasil Analisis Tanggapan Siswa Tentang Pembelajaran ................ 87

    Gambar 4.1. Siswa Mencari Referensi Materi Pembelajaran ........................... 233

    Gambar 4.2. Siswa Mengerjakan Soal Kuis Yang Diberikan Oleh Guru ......... 233

    Gambar 4.3. Siswa Mengerjakan Eksplorasi Latihan Soal Di Depan Kelas .... 234

    Gambar 4.4. Siswa Melakukan Presentasi Didepan Kelas. .............................. 234

    Gambar 4.5. Siswa Mengerjakan Soal Pos Tes ................................................ 235

    Gambar 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .............................. 236

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Silabus ............................................................................................ 93

    Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 94

    Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol ........................................................................ 118

    Lampiran 4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ................................................................ 140

    Lampiran 5. Soal Uji Coba ............................................................................... 143

    Lampiran 6. Kunci Soal Uji Coba ..................................................................... 153

    Lampiran 7. Analisis Vadilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal Uji

    Coba instrument ................................................................................................ 156

    Lampiran 8. Perhitungan Vadilitas Soal Pilihan Ganda .................................... 164

    Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal .................................................. 166

    Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ......................................... 167

    Lampiran 11. Reabilitas soal instrument ........................................................... 168

    Lampiran 12. Instrument .................................................................................. 170

    Lampiran 13. Kisi-Kisi Instrument ................................................................... 176

    Lampiran 14. Kunci Jawaban Instrument ......................................................... 178

    Lampiran 15. Data Nilai Ujian Akhir Semester Gasal ..................................... 179

    Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-1 ...180

    Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-2 ...181

    Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-3 ...182

    Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-4 ..183

    Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-5 ...184

    Lampiran 17. Uji Homogenitas Populasi .......................................................... 185

    Lampiran 18. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ...................................... 186

    Lampiran 19. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ............................................ 188

    Lampiran 20. Data Nilai Pretes ........................................................................ 190

    Lampiran 21. Uji Normalitas Nilai Pretes Kelas Eksperimen .......................... 192

    Lampiran 22. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai postes .................................... 193

    Lampiran 23. Data Nilai Postes ........................................................................ 196

    Lampiran 24. Uji Normalitas Hasil Kognitif Kelas Eksperimen ...................... 198

    Lampiran 25. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai pretes .................................... 201

  • xiv

    Lampiran 26. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Postes ................................. 202

    Lampiran 27. Uji Hipotesis ............................................................................... 203

    Lampiran 28. Uji Pengaruh Antar Variabel ...................................................... 204

    Lampiran 29. Uji Ketuntasan Belajar Kelompok Eksperimen ......................... 206

    Lampiran 30. Uji Ketuntasan Belajar Kelompok Kontrol ................................ 207

    Lampiran 31. Penilaian Terhadap Aspek Afektif Kontrol ................................ 208

    Lampiran 32. Penilaian Terhadap Aspek Afektif Eksperimen ......................... 210

    Lampiran 33. Lembar Penilaian Afektif ........................................................... 212

    Lampiran 34. Skor Rata-Rata Kedua Kelas ...................................................... 214

    Lampiran 35. Lembar Penilaian Psikomotorik Dalam Diskusi ........................ 215

    Lampiran 36. Analisis Hasil Angket Tanggapan Siswa .................................... 221

    Lampiran 37. Panduan Penilaian Ranah Afektif ............................................... 222

    Lampiran 37. Panduan Penilaian Ranah Psikomotorik ..................................... 226

    Lampiran 38. Angket Tanggapan Siswa ........................................................... 232

    Lampiran 39. Dokumentasi ............................................................................... 233

    Lampiran 40. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 236

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses terus menerus

    pada manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang

    hayat karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara

    mandiri. Kimia merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik

    dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan

    lain. Pendidikan kimia disekolah diharapkan dapat mempersiapkan anak didik

    agar menggunakan ilmu kimia secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

    Disamping itu dunia pendidikan kimia dituntut untuk mampu meningkatkan mutu

    pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar

    mampu bersaing dalam pasar kerja global. Guru kimia dituntut dapat

    membelajarkan siswanya dengan kegiatan-kegiatan bermakna yang dapat

    merangsang pemikiran siswa.

    Pembelajaran kimia dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan ketika

    guru dapat membuat siswa tertarik mempelajarinya. Hal ini tergantung pada

    kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran

    yang dipakai tentu saja harus disesuaikan dengan materi pelajaran. Tuntutan

    pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum yang selalu berkembang, belajar

  • 2

    terbuka, belajar jarak jauh dan belajar secara luwes, mendorong dimanfaatkannya

    berbagai sumber belajar secara luas.

    Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perkembangan ilmu dan teknologi.

    Sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga

    memungkinkan orang dapat memperoleh lebih banyak informasi. Pergeseran dari

    era industri ke era informasi menuntut perubahan dalam berbagai bidang,

    termasuk pendidikan. Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada

    berbagai informasi dalam jumlah jauh lebih banyak dibandingkan pada masa-

    masa sebelumnya. Informasi tersebut disebarkan melalui berbagai media baik

    cetak maupun elektronik, dari yang berteknologi sederhana sampai yangsudah

    canggih seperti penggunaan CD-ROM, internet dan sebagainya sebagai media

    pembelajaran (Siregar, 2008).

    Media pembelajaran yang dapat dipilih dan diterapkan dalam proses belajar

    mengajar di kelas. Saat ini, teknologi dan informasi berkembang sangat cepat dan

    merambah ke semua sektor kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Pendidikan

    yang identik dengan sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya telah banyak

    memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai salah satu alternatif

    penyedia sarana dan prasarana belajar berupa media pembelajaran berbasis

    teknologi agar suasana belajar menjadi kondusif untuk mencapai tujuan belajar.

    Penerapan media pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, memfasilitasi

    siswa agar lebih mudah memahami pelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan

    keterampilan berpikir kritis dan kemampuan kognitifnya. Teknologi Informasi dan

    Komunikasi (TIK) mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan

  • 3

    dalam pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan

    ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu

    belajar, fasilitas pembelajaran, standar kompetensi, sistem administrasi,

    pendukung keputusan, sebagai infrastruktur (Koesnandar, 2008). Sehingga

    dipilihlah media pembelajaran berbasis website dalam penelitian ini.

    CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition,

    termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan

    sebuah program komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis dan

    seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi disekolah dasar (Slavin, 2010).

    Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu

    model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara

    menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang

    penting (Sutarno H dkk, 2010). Namun CIRC telah berkembang bukan hanya

    dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran kimia.

    Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-

    kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok

    ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan

    siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau

    lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan

    pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir

    kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

    Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005) memiliki

    delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1). Teams, yaitu

  • 4

    pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement

    test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau

    berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa

    pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu

    kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan

    atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan

    tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika

    bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and team

    recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan

    kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan

    kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6).

    Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang

    pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan

    berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian

    rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi

    pemecahan masalah.

    Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

    kelompok kecil yang bekerja untuk menyelesaikan suatu masalah, tugas atau

    mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu pembelajaran

    kooperatif dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit serta

    menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan mengembangkan sikap

    sosial siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap

    siswa yang rendah hasil belajarnya, karena siswa yang rendah hasil belajarnya

  • 5

    dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran

    yang lebih lama. Oleh karena itu, diperlukanlah model pembelajaran kooperatif

    yang dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif diantaranya membangun

    kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah kimia,

    dan terjadinya interaksi dalam kelompok yang dapat melatih siswa untuk

    menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda. Ada

    banyak model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran kimia yang

    memenuhi ciri pembelajaran efektif diantaranya model kooperatif tipe CIRC yang

    dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dalam

    menyelesaikan soal.

    Materi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia dipilih Karen materi

    tersebut membutuhkan pemahaman dan siswa dituntut untuk menbayangkan

    model–model atom sehingga dapat dibuatkan animasi yang membantu siswa

    untuk memahami materi tersebut. Materi hukum-hukum dasar dan perhitungan

    kimia dirasa cocok dengan model serta media pembelajaran yang digunakan pada

    penelitian ini. Dengan adanya kombinasi antara model dan media pembelajaran

    yang baru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia SMK Grafika Bakti

    Nusantara, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia. Hal

    tersebut tercermin dengan belum tercapainya nilai KKM sebesar 65%. Selain itu

    SMK Grafika Bakti Nusantara juga mempunyai jaringan internet wireless yang

    dapat diakses oleh seluruh siswa dan laboratorium komputer yang juga memiliki

    jaringan internet, hal tersebut merupakan salah satu pendukung pada penelitian

  • 6

    ini. SMK Grafika Bakti Nusantara perlu melakukan suatu inovasi yang diharapkan

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan segala potensi serta sarana dan

    prasarana yang dimiliki oleh sekolah maupun oleh siswa.

    Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu untuk meneliti

    pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated

    Reading And Composition) menggunakan media pembelajaran berbasis website

    terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah:

    1.2.1 Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC

    menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar

    kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

    1.2.2 Berapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC

    menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar

    kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

    1.2.3 Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran

    CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil

    belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

  • 7

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:

    1.3.1 Mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC

    menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar

    kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

    1.3.2 Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran

    CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil

    belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

    1.3.3 Mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran

    CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil

    belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberi

    informasi tentang adanya pengaruh penerapan model pembelajaran

    CIRC menggunakan media berbasis website terhadap hasil belajar

    siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

    1.4.2 Memberikan informasi tentang besarnya pengaruh penerapan model

    pembelajaran CIRC menggunakan media berbasis website terhadap

    hasil belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

    1.4.3 Memberikan informasi tentang bagaimana tanggapan dan kesiapan

    siswa terhadap penerapan model pembelajaran CIRC menggunakan

    media berbasis website.

  • 8

    1.5 Penegasan Istilah

    Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran istilah, maka perlu

    diberikan penegasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

    1.5.1. Pengaruh

    Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda)

    yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus

    Besar Bahasa Indonesia, 2002:849). Mengacu pada pengertian tersebut, pengaruh

    adalah akibat atau hasil dari penerapan model dan media pembelajaran.

    1.5.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

    CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition.

    Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal atau permasalahan

    meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu atau

    beberapa anggota kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau

    menafsirkan isi soal, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang

    ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling

    membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal, (4). Menuliskan penyelesaian soal

    secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian

    (Suyitno, 2005).

    1.5.3. Media Pembelajaran Berbasis Website

    Dalam banyak literatur, nama‘Web Based Learning’ juga disebut dengan

    nama e-learning atau juga On-Line learning (Soekartawi, 2007). Pembelajaran

    berbasis website yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau

    kadang disebut web-based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi

  • 9

    teknoloogi website dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.

    Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan

    memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh

    yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis

    website (Rusman, 2010).

    1.5.4. Hasil Belajar

    Secara umum belajar bertujuan untuk mencapai perubahan dalam tingkah

    laku orang yang belajar. Sedangkan tujuan dari pembelajaran adalah membantu

    para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu

    tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Hasil belajar

    adalah perilaku-perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas

    belajar (Anni, 2004). Jadi, hasil belajar merupakan perubahan kemampuan yang

    dimiliki siswa setelah pembelajar menerima ilmu pengetahuan atau pengalaman

    belajar selama proses pembelajaran. Perubahan kemampuan ini meliputi aspek

    kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

    1.5.5. Materi Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia

    Terdiri atas :

    1. Hukum Dasar Kimia

    1.1. Hukum Kekekalan Massa

    1.2. Hukum Perbandingan Tetap

    1.3. Hukum Perbandingan Berganda

    1.4. Hukum Perbandingan Volume

    1.5. Hukum Avogadro

    http://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/hukum-perbandingan-tetap.htmlhttp://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/hukum-perbandingan-berganda.htmlhttp://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/hukum-perbandingan-volume.htmlhttp://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/hukum-avogadro.html

  • 10

    2. Konsep Mol

    2.1. Tetapan Avogadro

    2.2. Definisi Mol

    2.3. Massa Molar

    2.4. Volume Molar

    3. Perhitungan Kimia

    Pembelajaran kimia dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan ketika

    guru dapat membuat siswa tertarik mempelajarinya. Hal ini tergantung pada

    kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran

    yang dipakai tentu saja harus disesuaikan dengan materi pelajaran. Tuntutan

    pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum yang selalu berkembang, belajar

    terbuka, belajar jarak jauh dan belajar secara luwes, mendorong dimanfaatkannya

    berbagai sumber belajar secara luas.

    Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perkembangan ilmu dan teknologi.

    Sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga

    memungkinkan orang dapat memperoleh lebih banyak informasi. Pergeseran dari

    era industri ke era informasi menuntut perubahan dalam berbagai bidang,

    termasuk pendidikan. Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada

    berbagai informasi dalam jumlah jauh lebih banyak dibandingkan pada masa-

    masa sebelumnya. Informasi tersebut disebarkan melalui berbagai media baik

    cetak maupun elektronik, dari yang berteknologi sederhana sampai yang sudah

    canggih seperti penggunaan CD-ROM, internet dan sebagainya sebagai media

    pembalajaran (Siregar, 2008).

    http://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/massa-volume-molar.htmlhttp://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/massa-volume-molar.html

  • 11

    Dalam pendidikan, banyak dikenal berbagai macam media pembelajaran

    yang dapat dipilih dan diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Saat ini,

    teknologi dan informasi berkembang sangat cepat dan merambah ke semua sektor

    kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Pendidikan yang identik dengan sekolah

    dan lembaga pendidikan formal lainnya telah banyak memanfaatkan

    perkembangan teknologi informasi sebagai salah satu alternatif penyedia sarana

    dan prasarana belajar berupa media pembelajaran berbasis teknologi agar suasana

    belajar menjadi kondusif untuk mencapai tujuan belajar. Penerapan media

    pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, memfasilitasi siswa agar lebih

    mudah memahami pelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan keterampilan

    berpikir kritis dan kemampuan kognitifnya. Teknologi Informasi dan Komunikasi

    (TIK) mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam

    pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan ada

    tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu

    belajar, fasilitas pembelajaran, standar kompetensi, sistem administrasi,

    pendukung keputusan, sebagai infrastruktur (Koesnandar, 2008). Sehingga

    dipilihlah media pembelajaran berbasis website dalam penelitian ini.

    Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis website lebih sulit

    daripada di ruang kelas. Menyediakan bahan belajar online saja tidak cukup.

    Diperlukan sebuah desain model pembelajaran yang mengundang sejumlah siswa

    untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar di dalam website. Untuk

    mendukung hal tersebut, perlu dipilih suatu model pembelajaran yang tepat,

    menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran

  • 12

    dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses

    pembelajaran berlangsung. Ciri-ciri pembelajaran efektif menurut Suyitno (2005)

    antara lain: (1). Penekanan pada belajar melalui berbuat; (2). Guru dapat

    memanfaatkan alat bantu mengajar secara optimal sesuai dengan kebutuhan siswa;

    (3). Mengatur kelas menjadi kondusif secara optimal; (4). Guru menerapkan pola

    kooperatif, interaktif, termasuk cara belajar kelompok, dan (5). Guru mendorong

    siswa untuk menemukan caranya sendiri.

    Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

    kelompok kecil yang bekerja untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan

    suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu

    pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa mamahami konsep-konsep yang

    sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan

    mengembangkan sikap sosial siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak

    yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, Karena siswa yang

    rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan

    penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. Oleh karena itu, diperlukanlah

    model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu siswa meningkatkan sikap

    positif diantaranya membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk

    menyelesaikan masalah kimia, dan terjadinya interaksi dalam kelompok yang

    dapat melatih siswa untuk menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar

    belakang berbeda. Ada banyak model pembelajaran kooperatif dalam

    pembelajaran kimia yang memenuhi ciri pembelajaran efektif diantaranya model

  • 13

    kooperatif tipe CIRC yang dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan

    pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal.

    Materi hukum dasar dan perhitungan kimia dipilih karena materi tersebut

    membutuhkan pemahaman dan siswa dituntut untuk menbayangkan model–model

    atom sehingga dapat dibuatkan animasi yang membantu siswa untuk memahami

    materi tersebut. Materi hukum dasar dan perhitungan kimia dirasa cocok dengan

    model serta media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini. Dengan

    adanya kombinasi antara model dan media pembelajaran yang baru diharapkan

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil wawancara dengan guru kimia

    SMK Grafika Bakti Nusantara, siswa masih mengalami kesulitan dalam

    memahami materi kimia. Hal tersebut tercermin dengan belum tercapainya nilai

    KKM sebesar 65%. Selain itu SMK Grafika Bakti Nusantara juga mempunyai

    jaringan internet wireless yang dapat diakses oleh seluruh siswa dan laboratorium

    komputer yang juga memiliki jaringan internet, dimana hal tersebut merupakan

    salah satu pendukung pada penelitian ini. SMK Grafika Bakti Nusantara perlu

    dilakukan suatu inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    dengan segala potensi serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah

    maupun oleh siswa.

    Berdasarkan uraian diatas maka peneliti dirasa perlu untuk meneliti

    pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated

    Reading And Composition) menggunakan media pembelajaran berbasis website

    terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

  • 14

    BAB 2

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 BELAJAR

    Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu hal yang menarik

    untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan proses pembelajaran.

    Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

    tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan linkungannya dalam memenuhi

    kebutuhan hidup. Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat tafsiran

    tentang "belajar" diantaranya, yaitu: Belajar adalah suatu proses yang ditandai

    dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses

    belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk

    pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan dan

    kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi

    pada individu tersebut (Sudjana, 2004).

    Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2004) belajar adalah perubahan

    tingkah laku yang meliputi ranah kognitif (yaitu pengetahuan atau ingatan,

    pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), ranah afektif (yaitu

    penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi) serta ranah

    psikomotorik (yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan

    perseptual atau ketepatan, gerakan-gerakan skill dan gerakan ekspresif dan

    interpretatif).

  • 15

    Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

    hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

    2003).

    Dari beberapa definisi tentang belajar di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan

    dalam diri seseorang baik itu mengenai pengetahuan atau sikap yang mencakup

    tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar itu senantiasa

    merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan,

    misal membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.

    Pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana perilaku guru yang efektif,

    dari beberapa teori belajar mendiskripsikan pembelajaran sebagai berikut:

    a. Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

    lingkungan agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku

    siswa.

    b. Cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar

    memahami apa yang dipelajari.

    c. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara

    mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

    d. Sedangkan pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana siswa berperilaku,

    memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses

    yang bersifat individual yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang

    dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil

    belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.

  • 16

    2.2 HASIL BELAJAR

    Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh oleh pembelajar

    dalam hal ini siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Ada perbedaan perilaku

    siswa antara sebelum dan setelah proses pembelajaran (Anni 2006). Perubahan

    perilaku tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar

    kognitif, afektif dan psikomotorik selalu berhubungan satu sama lain tidak dapat

    berdiri sendiri dalam proses pembelajaran, namun biasanya hasil belajar kognitif

    lebih dominan daripada tipe hasil belajar yang lain. Guru lebih sering menilai

    hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran karena

    dinilai lebih mudah. Walaupun demikian, bukan berarti hasil belajar afektif dan

    psikomotorik diabaikan. Hasil belajar yang berupa kognitif dapat dinilai melalui

    teknik tes, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik dinilai dengan teknik

    non tes. Hasil belajar kognitif dinilai melalui tes objektif bentuk pilihan ganda

    agar lebih mudah dalam penskoran, sedangkan hasil belajar afektif dan

    psikomotorik dilakukan melalui teknik nontes dengan bentuk observasi.

    Benjamin Bloom dalam Sudjana (2004) membagi hasil belajar menjadi tiga

    ranah, yaitu:

    1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

    pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

    2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan jawaban

    atau reaksi, dan penilaian.

    3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

    kemampuan bertindak.

  • 17

    2.3 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

    CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition,

    termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan

    sebuah program komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis dan

    seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi disekolah dasar (Slavin, 2010).

    Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu

    model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara

    menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang

    penting (Sutarno H dkk, 2010). Namun CIRC telah berkembang bukan hanya

    dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran kimia.

    Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-

    kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.Dalam kelompok

    ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan

    siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau

    lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan

    pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir

    kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

    2.3.1 Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC

    Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005) memiliki

    delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1). Teams, yaitu

    pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement

    test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau

    berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa

  • 18

    pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu

    kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan

    atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan

    tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika

    bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and team

    recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan

    kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan

    kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6).

    Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang

    pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan

    berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian

    rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi

    pemecahan masalah.

    2.3.2 Kegiatan pokok pembelajaran CIRC

    Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal atau permasalahan

    meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu atau

    beberapa anggota kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau

    menafsirkan isi soal, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang

    ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling

    membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal, (4). Menuliskan penyelesaian soal

    secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian

    (Suyitno, 2005).

  • 19

    2.3.3 Penerapan model pembelajaran CIRC

    Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan

    pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:

    1). Guru memberikan materi hukum dasar dan perhitungan kimia secara

    singkat, pada penelitian ini dilakukan melalui media pembelajaran berbasis

    website.

    2). Guru membentuk kelompok-kelompok yang heterogen yang telah di

    persiapkan sebelumnya.

    3). Guru melatih siswa untuk mencari informasi melalui website.

    4). Guru membagi tugas yaitu menyusun makalah sesuai judul yang telah

    dipersiapkan.

    5). Guru membimbing siswa dalam mencari materi melalui website.

    6). Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian

    kegiatan bersama yang spesifik sebagai berikut.

    6.1 Bersama-sama mencari referensi mengenai judul yang mereka

    terima.

    6.2 Bersama-sama menyusun makalah sesuai judul yang telah dibagi

    sebelumnya.

    6.3 Salah satu anggota kelompok menjadi moderator diskusi.

    6.4 Salah satu siswa menyampaikan makalah yang telah disusun

    kelompoknya.

    6.5 Siswa saling koreksi dan mengajukan pertanyaan jika ada yang

    kurang jelas dalam makalah yang telah disampaikan.

    6.6 Siswa mendiskusikan pertanyaan yang ditujukan pada kelompoknya.

    6.7 Siswa menyerahkan hasil diskusi kelompok kepada guru.

    7). Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru

    mengawasi diskusi kelompok.

  • 20

    8). Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya.

    9). Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah

    memahami materi yang telah disampaikan baik kelompoknya maupun

    kelompok lain.

    10). Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator.

    11). Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya.

    12). Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal

    pemecahan masalah.

    13). Guru memberikan tugas/PR secara individual.

    2.3.4 Kekuatan model pembelajaran CIRC

    Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005) menyebutkan kelebihan model

    pembelajaran CIRC sebagai berikut:

    1). CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

    menyelesaikan soal pemecahan masalah.

    2). Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

    3). Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok.

    4). Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya.

    5). Membantu siswa yang lemah.

    6). Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang

    berbentuk pemecahan masalah.

    2.4 MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE

    Media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar terdapat dalam komponen

    metodologi pembelajaran, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh

    guru. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam

    pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar

  • 21

    yang dicapainya (Sudjana, 2009). Pembelajaran berbasis website yang populer

    dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based

    education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknoloogi web dalam

    dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat

    dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet

    dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka

    kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis website (Rusman, 2010).

    Dalam banyak literatur, nama‘Web Based Learning’ juga disebut dengan

    nama e-learning atau juga On-Line learning (Soekartawi, 2007). Pembelajaran

    melalui elektronika atau e-learning tidak harus dipraktekkkan pada Pendidikan

    Jarak Jauh (PJJ) saja, tetapi juga dapat digunakan pada pembelajaran tatap

    muka.Hal ini dapat terjadi tergantung pada macam teknologi pendukung yang

    dipakai dalam e-learning (Soekartawi, 2007).

    Ada 3 (tiga) fungsi e-learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam

    kelas, yaitu sebagai tambahan (suplemen), pelengkap (komplemen), atau

    pengganti (substitusi)[4]. Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan),

    apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan

    materi e-learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi

    pesertadidik untuk mengakses materi e-learning. Sebagai komplemen berarti

    materi e-learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan)

    atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

    konvensional. Materi e-learning juga dapat berfungsi sebagai enrichment,apabila

    kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai atau memahami materi

  • 22

    pelajaranyang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan

    kesempatan untuk mengaksesmateri e-learning yang memang secara khusus

    dikembangkan untuk mereka (Turino dkk, 2009).

    e-learning menjadi salah satu pilihan, dari sekian banyak ragam teknik

    pembelajaran. Hal ini disebabkan karena keunggulan yang dimiliki oleh e-

    learning itu sendiri. Keunggulan e-learning ini antara lain dapat dituliskan

    sebagai berikut:

    1. Berpotensi meningkatkan pemerataan dan akses pada peandidikan.

    2. Berpotensi untuk meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing keluaran

    pendidikan.

    3. Berpotensi meningkatkan good governance, akuntabilitas dan citra publik

    pendidikan (Soekartawi, 2007).

    Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak

    terbatasnya pada tempat dan waktu untuk mengakses informasi.Kegiatan belajar

    dapat dengan mudah dilakukan oleh siswa kapan saja dan di mana saja dirasakan

    aman oleh siswa tersebut.Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah

    yang rumit untuk dipecahkan. Bagaimana cara belajar melalui web? Ada

    persyaratan utama yang perlu dipenuh yaitu adanya akses dengan sumber

    informasi melalui internet.Selanjutnya adanya informasi tentang di mana letak

    sumber informasi yang ingin kita dapatkan berada. Ada beberapa sumber data

    yang dapat diakses dengan bebas dan gratis, tanpa proses administrasi

    pengaksesan yang rumit. Ada beberapa sumber informasi yang hanya dapat

    diakses oleh pihak yang memang telah diberi otorisasi pemilik sumber informasi.

  • 23

    Teknologi internet memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk

    mendapatkan informasi apa saja dari mana saja dan kapan saja dengan mudah dan

    cepat. Informasi yang tersedia diberbagai pusat data diberbagai komputer di

    dunia.Selama komputer-komputer tersebut saling terhubung dalam jaringan

    internet, dapat kita akses dari mana saja.Ini merupakan salah satu keuntungan

    belajar melalui internet. Mewujudkan pembelajaran berbasis website bukan

    sekedar meletakan materi belajar pada website untuk kemudian diakses melalui

    komputer website digunakan bukan hanya sebagai media alternatif pengganti

    kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Website digunakan

    untuk mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan yang tidak

    dimiliki media kertas ataupun media lain.

    Banyak pihak mencoba menggunakan teknologi website untuk pembelajaran

    dengan meletakan materi belajar secara online, lalu menugaskan siswa untuk

    mendapatkan (downloading) materi belajar itu sebagai tugas baca. Setelah itu

    mereka diminta untuk mengumpulkan laporan, tugas dan lain sebagainya kembali

    ke dosen juga melalui internet. Jika ini dilakukan tentunya tidaklah menimbulkan

    proses belajar yang optimal. Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis web

    lebih sulit daripada di ruang kelas. Menyediakan bahan belajar online tidak cukup.

    Diperlukan sebuah desain instruksional sebagai model belajar yang mengundang

    sejumlah (sama banyaknya dengan kegiatan di ruang kelas) siswa unuk terlibat

    dalam berbagai kegiatan belajar. Satu hal yang perlu diingat adalah bagaimana

    teknologi website ini dapat membantu proses belajar. Untuk kepentingan ini

    materi belajar perlu dikemas berbeda dengan penyampaian yang berbeda pula.

  • 24

    Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang tadinya susah

    diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi.

    Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya.

    Adanya Jaringan TI atau internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk

    mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Aplikasi telnet (seperti pada aplikasi

    hytelnet) atau melalui website browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah

    banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian pendidikan, tugas

    akhir, tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan

    melalui Internet. Tanpa adanya internet banyak tugas akhir, tesis, dan disertasi

    yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.

    Kerjasama antarahli dan juga dengan siswa yang letaknya berjauhan secara fisik

    dapat dilakukan dengan lebih mudah. Makalah dan penelitian dapat dilakukan

    dengan saling tukar menukar data melalui internet, via e-mail, ataupun dengan

    menggunakan mekanisme file sharring. Batasan geografis bukan menjadi masalah

    lagi.

    Dalam penerapan layanan pembelajaran berbasis e-learning seorang guru

    dapat menggunakan model penerapan pembelajaran berbasis e-learning baik itu

    berupa selective model (bila jumlah komputer hanya 1 unit), sequential model

    (bila jumlah komputer hanya 2 atau 3 unit), static station model (jumlah komputer

    terbatas dan melibatkan penggunaan sumber belajar lain), dan laboratory model

    (model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di laboratorium yang

    dilengkapi dengan jaringan internet) (Rusman, 2010).

  • 25

    2.5 MATERI HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA

    Terdiri atas :

    1. Hukum Dasar Kimia

    1.1. Hukum Kekekalan Massa

    1.2. Hukum Perbandingan Tetap

    1.3. Hukum Perbandingan Berganda

    1.4. Hukum Perbandingan Volume

    1.5. Hukum Avogadro

    2. Konsep Mol

    2.1. Tetapan Avogadro

    2.2. Definisi Mol

    2.3. Massa Molar

    2.4. Volume Molar

    3. Perhitungan Kimia

    2.6. PENELITIAN PENDUKUNG PENERAPAN METODE CIRC DAN

    PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE

    Adapun beberapa penelitian yang menunjukkan keberhasilan menerapkan

    model pembelajaran berbasis website yaitu:

    1. Wijaya M. (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa model

    pembelajaran e-learning berbasis website dengan prinsip e-pedagogy dapat

    meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi mata pelajaran

    ekonomi dengan lebih baik yang dibuktikan dengan adanya peningkatan

    hasil belajar yang dicapai.

    2. Afgani (2008) menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan prototype

    media website yang ketiga merupakan desain yang efektif ketika

  • 26

    digunakan pada saat pembelajaran dengan 71,79% siswa termotivasi

    61,54% siswa yang mempunyai sikap tertarik dan hasil belajar yang

    mencapai 51,28% masuk dalam kategori Baik sekali sehingga dapat

    disimpulkan bahwa website yang peneliti kembangkan efektif digunakan

    pada saat pembelajaran.

    Beberapa penelitian yang menunjukkan keberhasilan menerapkan model

    pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu:

    1. Inayah (2007) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe CIRC lebih efektif untuk meningkatkan aspek kemampuan

    pemecahan masalah pada pokok bahasan segi empat siswa kelas VII SMP

    Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2006/2007 dibanding dengan metode

    ekspositori.

    2. Sarjono (2009) menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran CIRC

    dalam upaya meningkatkan kompetensi belajar MLRCM terbukti perlu

    dilakukan. Hal ini terbukti 82,35% sangat tertarikdan 17,65% menarik.

    Dapat disimpulkan bahwa dalam membantu para pendidik untuk

    meningkatkan proses belajar para peserta diklat perlu sekali menggunakan

    metode CIRC yang intensif agar hasil belajar yang diperoleh optimal.

  • 27

    2.6 Kerangka Berpikir

    Materi kimia SMK hukum dasar dan perhitungan kimia menuntut siswa

    memiliki kejelian dan pemahaman yang cukup tinggi. Namun dalam kenyataan

    masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam memahami

    dan mendalami materi kimia ini. Hal ini dapat menyebabkan nilai yang diperoleh

    menjadi kurang baik. Penelitian ini menggunakan dua macam proses

    pembelajaran, yaitu model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran

    berbasis website pada kelas eksperimen dan model pembelajaran CIRC pada kelas

    kontrol. Penerapan model pembelajaran CIRC yang berorientasi Resource-Based

    Learning dengan media pembelajaran berbasis web dilakukan guru memberikan

    materi hukum dasar dan perhitungan kimia secara singkat. Selanjutnya dilakukan

    pengelompokan siswa menjadi kelompok heterogen dengan jumlah anggota

    kelompok antara 4 sampai 5 siswa. Setelah itu dilakukan pembelajaran dengan

    kegiatan pokok dalam menyelesaikan soal (dapat disediakan melalui website),

    pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik.

    Sumber belajar yang berada di dalam website dapat berupa e-book, artikel

    maupun media pembelajaran berupa audio-video. Dengan adanya web tersebut

    siswa dapat belajar atau berdiskusi kapan saja tanpa adanya batasan ruang dan

    waktu. Sedangkan pada kelas kontrol dilakukan model pembelajaran CIRC.

    Dengan kedua proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas

    kontrol di atas terjadi peningkatan hasil belajar. Secara ringkas gambaran

    penelitian yang dilakukan di sajikan pada Gambar 1.

  • 28

    Gambar 1. Kerangka Berpikir

    Kesulitan memahami materi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia

    Nilai kurang memuaskan

    Kelas eksperimen

    Pembelajaran dengan metode CIRC

    berbasis website

    Pretest

    Pemberian Tugas berupa soal latihan

    Diharapkan terjadi peningkatan

    hasil belajar

    Post Test (Hasil Belajar)

    Ananlisis Data

    Hipotesis

    Kelas kontrol

    Pretest

    Pembelajaran dengan Metode

    Konvensional

    Pemberian Tugas berupa latihan

    soal

    Diharapkan terjadi peningkatan

    hasil belajar

    Post Test (Hasil Belajar)

    Siswa kurang tahu cara membuat catatan yang baik

    Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar

    Perlakuan

  • 29

    2.7 HIPOTESIS

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka hipotesis yang diambil yaitu:

    2.7.1 Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan

    media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa

    SMK Grafika Bakti Nusantara.

    2.7.2 Besar pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan

    media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa

    SMK Grafika Bakti Nusantara signifikan.

    2.7.3 Tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran CIRC

    menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar

    kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara baik dan dapat meningkatkan

    hasil belajar.

  • 30

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penentuan Obyek

    3.1.1 Populasi

    Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) yang dimaksud dengan populasi

    adalah sebagai keseluruhan subyek penelitian, semua elemen yang ada dalam

    wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Yang

    menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 SMK

    Grafika Bakti Nusantara yang terdiri dari 5 kelas yang disajikan pada Tabel 1.

    Tabel 1. Jumlah Siswa kelas X SMK Grafika Bakti Nusantara

    Kelas Jumlah Siswa

    X - 1 41

    X - 2 40

    X - 3 41

    X - 4 42

    X - 5 42

    Jumlah Total 206

    3.1.2 Sampel

    Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

    (Arikunto, 2002: 109). Sebagai wakil dari populasi, sampel harus benar – benar

    representatif dalam arti harus dapat menggambarkan karakteristik dari populasi.

    Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik cluster random sampling karena

    setelah dianalisis uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan kelas

  • 31

    terdistribusi normal dan homogen. Sampel dalam penelitian ini, kelas X - 4 dan X

    - 5, yang masing-masing kelas terdiri atas 42 siswa.

    3.2 Variabel Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian yang menjadi pusat perhatian suatu

    penelitian (Arikunto, 2006: 118). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    3.2.1 Variabel Bebas (X)

    Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat

    (Arikunto, 2002b:97). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

    penggunaan metode CIRC berbasis website (X1) pada kelas eksperimen dan

    penggunaan metode konvensional pada kelas kontrol (X2).

    3.2.2 Variabel Terikat (Y)

    Variabel terikat adalah variabel akibat adanya variabel bebas (Arikunto,

    2002:97). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar materi pokok

    hukum-hukum dasar kimia kelas X-4 dan kelas X-5 semester 2 SMK Grafika

    Bakti Nusantara

    3.2.3 Variabel Kontrol

    Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan,

    sehingga tidak mempengaruhi variabel utama yang diteliti (Sugiyono, 2005: 4).

    Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu kurikulum, guru, materi dan jumlah

    jam pelajaran.

  • 32

    3.3 Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control

    Group Pre test-Pos tes yaitu dengan melihat perbedaan pre tes maupun pos tes

    antara kelompok eksperimen dan kontrol. Pola rancangan penelitian disajikan

    pada Tabel 2.

    Tabel 2. Pola rancangan penelitian

    Kelompok Pretest Perlakuan Pos tes

    Eksperimen Y1 X1 Y2

    Kontrol Y1 X2 Y2

    (Suharsimi Arikunto. 2006:27)

    Keterangan :

    X1: Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode CIRC

    X2: Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode konvensional

    Y1: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre test

    Y2: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pos tes

    3.4 Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

    untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya

    lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

    diolah (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian meliputi

    silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar atau materi ajar, lembar

    kerja mandiri, lembar pengamatan aspek afektif, lembar pengamatan aspek

    psikomotorik, soal pos tes (tes hasil belajar kognitif). Uraian tentang perangkat

    instrumen penelitian yang dimaksud sebagai berikut.

  • 33

    3.4.1 Silabus

    Silabus yang digunakan pada penelitian ini merupakan silabus KTSP.

    Silabus pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu untuk kelas kontrol dan kelas

    eksperimen.

    3.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan sebagai panduan

    bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. RPP pada

    penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu RPP kelas kontrol dan kelas eksperimen.

    3.4.3 Bahan Ajar

    Bahan ajar yang digunakan yaitu materi pelajaran kimia SMA kelas X

    semester 2 materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia dengan

    merujuk pada silabus dan kurikulum yang berlaku. Materi pelajaran disampaikan

    dengan menggunakan media pembelajaran online.

    3.4.5 Lembar Pengamatan Aspek Afektif

    Lembar pengamatan aspek afektif digunakan untuk mengukur dan menilai

    tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan

    aspek afektif dilakukan oleh dua observer. Lembar pengamatan aspek afektif kelas

    kontrol sama dengan kelas eksperimen, terdiri atas enam aspek/ indikator.

    Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar pengamatan aspek

    afektif dari skor 1 (satu) sampai 4 (empat). Penyusunan kriteria penskoran

    mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria yang menggambarkan

    rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah, yaitu 1. Sebaliknya kriteria yang

    menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi skor tertinggi, yaitu 4.

  • 34

    3.4.6 Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik

    Lembar pengamatan aspek psikomotorik digunakan untuk mengukur dan

    menilai ketrampilan siswa. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan pada proses

    pembelajaran di dalam kelas dan pada saat praktikum. Penilaian aspek

    psikomotorik dalam kelas pada kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen

    terdiri atas enam aspek/indikator dan saat praktikum terdiri dari tujuh aspek /

    indikator.

    Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar pengamatan aspek

    psikomotorik (di dalam kelas dan praktikum) dari skor 1 (satu) sampai 4 (empat).

    Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan.

    Kriteria yang menggambarkan rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah,

    yaitu 1. Sebaliknya kriteria yang menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi

    skor tertinggi, yaitu 4.

    3.4.7 Tes Hasil Belajar Kognitif (Soal Pos tes)

    Tes hasil belajar kognitif (pos tes) digunakan untuk mengukur dan menilai

    penguasaan siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tes hasil

    belajar kognitif yang disusun pada penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan

    ganda) dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban tepat, terdiri atas soal C1

    (jenjang kemampuan ingatan), soal C2 (jenjang kemampuan pemahaman), soal C3

    (jenjang kemampuan pemahaman), soal C4 (jenjang kemampuan analisis). Jumlah

    soal 30 (berasal dari 50 buah soal yang diujicobakan) dengan waktu pengerjaan

    tes ini adalah 90 menit.

  • 35

    Langkah-langkah penyusunan soal uji coba tes HBK adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah

    butir soal yang diujicobakan 50 butir dengan alokasi waktu 90 menit.

    2. Menentukan tipe atau bentuk soal. Tipe soal yang digunakan berbentuk

    pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban dan satu pilihan jawaban

    yang tepat.

    3. Menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang dari perangkat tes yang

    akan diuji cobakan, terdiri dari 50 butir soal yaitu:

    a. Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 12 soal = 24 %

    b. Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 26 soal = 52 %

    c. Aspek penerapan (C3) terdiri dari 7 soal = 14 %

    d. Aspek analisis (C4) terdiri dari 5 soal = 10 %

    4. Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal

    5. Menyusun butir-butir soal

    6. Mengujicobakan soal

    7. Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, daya beda, tingkat kesukaran,

    dan reliabilitas perangkat tes yang digunakan.

    3.5 Analisis Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yang disusun dan digunakan dalam penelitian ini telah

    diujicobakan di kelas XII SMK Grafika Bakti Nusantara karena siswa di kelas

    tersebut telah mendapatkan materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan

    kimia dengan tujuan untuk mengetahui butir-butir soal yang diujicobakan sudah

    memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.

    Analisis yang digunakan dalam penelitan ini meliputi validitas, daya

    pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas.

  • 36

    3.5.1 Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

    kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

    apabila mampu mengukur yang diinginkan (Arikunto, 2006: 168).

    Validitas soal-soal pos tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu

    validitas isi soal dan validitas butir soal.

    a. Validitas Isi Soal

    Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah

    disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Jadi peneliti menyusun

    kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan

    dengan guru pengampu dan dosen pembimbing.

    b. Validitas Butir Soal

    Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus Korelasi point

    biserial yaitu sebagai berikut.

    q

    p

    S

    MMr

    t

    tp

    pbis

    Keterangan :

    pbisr : Koefisien korelasi point biserial

    Mp : Skor rata-rata kelas yang menjawab benar pada butir soal

    Mt : Skor rata-rata total

    p : Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal

    q : Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir (1- p)

    St : Standar deviasi skor total

    (Arikunto, 2006: 283-284)

  • 37

    21

    2

    r

    nrthitung

    Hasil rpbis perhitungan kemudian digunakan untuk mencari signifikasi (thitung)

    dengan rumus :

    (Sudjana, 2002: 380)

    Kriteria : jika thitung ≥ t(1-α) dengan dk (n-2) dan n jumlah siswa, maka

    butir soal valid.

    Berdasarkan uji coba soal yang dilakukan terhadap 44 siswa kelas XII SMK

    Grafika Bakti Nusantara diperoleh hasil analisis validitas dari 50 soal yang

    diujicobakan. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 1 dengan taraf

    kepercayaan 95% (α=0,5) dan dk = 44-2 = 42 diperoleh ttabel = 1,682 dan thit =

    1,422. Tampak dari perhitungan bahwa thit < ttabel, maka item soal 1 tidak valid.

    Perhitungan validitas keseluruhan terdapat 34 soal valid dan 16 soal tidak valid.

    Hasil analisis nilai uji coba menunjukkan bahwa dalam soal uji coba yang valid,

    yaitu nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 23, 25, 27, 28, 29, 30,

    31, 34, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45, 47, 48, 49, dan 50.

    3.5.2 Daya Pembeda

    Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk

    membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan

    rendah (Arikunto, 2006: 211). Analisis daya pembeda dilakukan dengan tujuan

    untuk mengetahuai kemampuan soal dalam membedakan siswa yang

    termasuk pandai (kelompok atas) dan siwa yang termasuk kelompok kurang

    (kelompok bawah).

  • 38

    Cara menentukan daya pembeda sebagai berikut:

    1. Seluruh siswa tes dibagi 2 yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

    2. Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai

    terbawah.

    3. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus :

    JB

    BB

    JA

    BA D (Arikunto, 2006:213)

    Keterangan :

    D = Daya pembeda

    BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

    BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

    JA = banyaknya siswa pada kelompok atas

    JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah

    Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya

    bedanya disajikan pada Tabel 3.1 berikut.

    Tabel 3.1. Kriteria Daya Pembeda

    Inteval Kriteria

    0,70< D 1,00

    0,40< D 0,70

    0,20< D 0,40

    0,00< D 0,20

    D = negatif,

    sangat baik (excellent)

    baik (good)

    cukup (satisfactory)

    jelek (poor)

    sangat jelek (very poor).

    (Arikunto, 2006:218)

    Jumlah butir soal dan nomor soal dengan kriteria sangat jelek, jelek,

    cukup, baik, dan sangat baik dapat dilihat pada Tabel 3.2. Perhitungan daya

    pembeda soal uji coba penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 12.

  • 39

    Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba

    Kriteria

    Daya Pembeda Nomor Soal

    Jumlah

    Butir Soal

    Sangat jelek (very poor) 33, 42, dan 46 3

    Jelek (poor) 5, 15, 19, 20, 22, 24, 26, 35, 40, dan 43 10

    Cukup (satisfactory) 7, 10, 21, 23, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 36,

    39, 41, 44, dan 50

    15

    Baik (good) 1, 2, 4, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 25,

    31, 37, 38, 45, 47, 48, dan 49

    20

    Sangat baik (excellent) 3 dan 11 2

    Jumlah 50

    3.5.3 Tingkat Kesukaran

    Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang,

    artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

    Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut

    tingkat kesukaran (difficulty index). Besarnya tingkat kesukaran antara 0,00

    sampai 1,00 (Arikunto, 2006:207).

    Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus :

    JS

    BP

    Keterangan :

    P : Tingkat kesukaran

    B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

    JS : Jumlah seluruh siswa pengikut tes

    Adapun kriteria yang digunakan untuk menunjukkan indeks kesukaran

    seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3 berikut.

  • 40

    Tabel 3.3. Klasifikasi indeks kesukaran

    Interval IK Kriteria

    P = 0,00

    0,00 < P ≤ 0,30

    0,30 < P ≤ 0,70

    0,70 < P < 1,00

    P = 1,00

    Sangat Sukar

    Sukar

    Sedang

    Mudah

    Sangat Mudah

    (Arikunto, 2006: 210)

    Jumlah butir dan nomor soal dengan kriteria sangat sukar, sukar, sedang,

    mudah, dan sangat mudah dapat dilihat pada Tabel 3.4.

    Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba

    Kriteria

    Indeks

    Kesukaran

    Nomor Soal Jumlah

    Butir Soal

    Sangat Sukar - 0

    Sukar 15, 19, 20, 23, 26, 33, 40, 42, dan 43 9

    Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

    16, 17, 18, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32,

    34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45, 47, 48,

    49, dan 50

    37

    Mudah 21, 22, dan 46 3

    Sangat

    Mudah

    5 1

    Jumlah 50

    3.5.4 Reliabilitas

    Suatu hasil tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila

    memberikan hasil yang relatif tetap bila digunakan pada kesempatan lain.

    Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder Richardson, yaitu

  • 41

    Vt

    MKM

    K

    Kr 1

    111

    KR-21 yang dinyatakan dengan rumus :

    (Arikunto,2006:189)

    Keterangan :

    r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

    Vt = Varians skor total

    M = N

    Y = rata – rata skor total

    K = Jumlah butir soal

    Selanjutnya r11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment.

    Berdasarkan analisis reliabilitas instrumen dengan taraf signifikan 5% diperoleh

    harga rtabel 0,297 dan r11 = 0,707. Harga r11 > rtabel maka instrumen reliabel.

    3.5.5 Hasil Analisis Uji Coba Soal

    Soal-soal yang telah diujicobakan dan dianalisis tersebut dipakai sebagai

    soal pos tes jika memenuhi syarat antara lain: butir soal “valid”; mempunyai daya

    pembeda minimal “cukup”; tingkat kesukaran minimal “sedang”; dan soal

    tersebut “reliabel”. Dari analisis data uji coba soal, diperoleh soal layak dipakai 39

    butir dan 35 butir soal dipakai sebagai soal pos tes di sajikan pada Tabel 3.5

    Tabel 3.5. Hasil Analisis Uji Coba Soal

    Kriteria Nomor soal

    Soal layak

    pakai

    2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 23,

    25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 37, 38, 39, 41, 44,

    45, 47, 48, 49, 50.

    Soal dipakai

    2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 23, 25,

    28, 30, 31, 34, 36, 37, 38, 41, 44, 45, 47, 48, 49,

    50. (30 soal).

  • 42

    3.6 Metode Pengumpulan Data

    3.6.1 Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data,

    mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

    majalah, notulen rapat, dan agenda (Arikunto, 2002: 206). Dalam hal ini, data

    yang diperoleh yaitu daftar nama siswa kelas X semester 2 dan daftar nilai ujian

    akhir semester gasal mata pelajaran kimia kelas X semester 2 SMK Grafika Bakti

    Nusantara tahun ajaran 2012/2013.

    3.6.2 Metode tes

    Metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kimia yang

    antara kelas control yang diberi metode diskusi dengan kelas eksperimen yang

    menggunakan metode CIRC berbasis website.

    Tes dalam penelitian ini merupakan tes prestasi atau achievement test,

    yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah

    mempelajari sesuatu (Arikunto, 2006: 151). Tes digunakan untuk mengukur hasil

    belajar kimia kelas kontrol dan kelas eksperimen. Metode tes yang digunakan

    yaitu pre test dan pos tes. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda

    dengan lima buah pilihan jawaban.

    3.6.3 Lembar Pengamatan (Observasi)

    Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek

    afektif dan psikomotorik. Pengamatan afektif dan psikomotorik kelompok kontrol

    dan eksperimen dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam

  • 43

    lembar pengamatan dicantumkan indikator-indikator yang dapat dijadikan acuan

    untuk mengukur kedua aspek hasil belajar.

    3.7 Teknik Analisis Data

    3.7.1 Analisis data tahap awal

    Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan awal populasi.

    Pada analisis tahap awal dilakukan tiga uji yaitu uji normalitas, uji kesamaan

    variansi kelas-kelas dalam populasi (uji homogenitas), uji kesamaan rata-rata

    kelas-kelas dalam populasi yang di sajikan pada Tabel 3.6.

    Tabel 3.6. Data awal populasi

    Kelas N Rata-rata SD Skor

    tertinggi

    Skor

    terendah

    X - 1 41 58,34 9,03 75 43

    X - 2 40 59,80 9,32 75 43

    X - 3 41 59,85 9,01 78 45

    X - 4* 40 59,82 8,76 75 43

    X - 5* 40 58,07 9,27 73 43

    * Kelompok / kelas kontrol

    * Kelompok / kelas eksperimen

    3.7.1.1 Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

    normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik

    parametrik atau non parametrik. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-kuadrat.

    Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut:

  • 44

    1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.

    2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.

    3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

    4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.

    5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut.

    s

    XZ i

    tX

    (Sudjana, 2002: 138)

    6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan

    tabel.

    7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus sebagai

    berikut.

    k

    i i

    ii

    E

    EOX

    1

    2

    Keterangan :

    X2 = chi kuadrat

    Oi = frekuensi hasil pengamatan

    Ei = frekuensi yang diharapkan

    K = banyaknya kelas

    Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.

    H0 diterima jika )3()1(22

    khitung dengan taraf signifikan 5 % dan

    derajat kebebasan (k-3), yang berarti bahwa data tidak berbeda normal atau data

    berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik.

    Untuk nilai selain itu tolak H0 (Sudjana, 2002 : 273).

    Hasil analisis uji normalitas data awal dapat dilihat pada Tabel 3.7.

  • 45

    Tabel 3.7. Hasil Uji Normalitas Data Awal

    No. Kelas χ 2

    hitung χ 2

    tabel Kriteria

    1 X – 1 7,57 9,49 Berdistribusi normal

    2 X – 2 6,99 9,49 Berdist