lib.unnes.ac.idi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)...
Transcript of lib.unnes.ac.idi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)...
-
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS WEBSITE
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK GRAFIKA
BAKTI NUSANTARA
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
FERDIAN MAHENDRA ALFARIZI
4301407063
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Ingatlah hanya dirimu yang bisa membuat nama FERDIAN MAHENDRA
ALFARIZI berarti, selama aku masih hidup maka aku masih berguna untuk
orang lain”
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Mbah roko yang selalu menunggu ceritaku
setiap hari.
2. Ibu dan bapak yang tak pernah henti
mendoakanku.
3. Adik – adikku yang selalu menyambutku
dengan senyum dan canda.
4. Semua dosen kimia yang mendukungku tiada
henti.
5. Semua sahabat di PKM MIPA yang selalu
berbagi tawa denganku.
6. CEO Gardu Media dan keluarga besar Gardu
Media yang selelu mendukungku.
7. Kakak - kakak yang tiada henti selalu
memberiku semangat.
8. Keluarga besar Guslat MIPA tempatku berbagi
segalanya.
-
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran (Cooperative Integrated Reading And Composition) CIRC
Menggunakan Media Berbasis Website Terhadap Siswa SMK Grafika Bakti
Nusantara” dapat penulis selesaikan. Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena tu, penulis ucapkan terima kasih
kepada
1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kebijakan kepada penulis selama
kuliah;
2. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyusun skripsi;
3. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyusun
skripsi;
4. Dra. Woro Sumarni, M.Si selaku pembimbing I dan Prof. Dr. Kasmadi
Imam Supardi M.S. selaku pembimbing II yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan motivasi sehingga proses penyusunan skripsi
ini berjalan lancar;
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama masa perkuliahan;
6. Kepala SMK Grafika Bakti Nusantara yang telah memberikan izin
penelitian;
7. Guru Kimia SMK Grafika Bakti Nusantara yang telah membantu proses
penelitian;
8. Siswa kelas X-4 dan X-5 SMK Grafika Bakti Nusantara Semarang yang
telah bersedia menjadi responden penelitian yang penulis laksanakan;
9. Ayah dan Ibu tercinta serta saudara-saudaraku yang selalu mendoakan dan
memberi semangat kepada penulis;
-
vi
10. Teman-teman Jurusan Kimia angkatan 2007 yang selalu memberi
dukungan untukku.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga semua bantuan dan doa dari semua pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan skripsi ini mendapat karunia dan kemuliaan dari Allah
SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Semarang, April 2014
Penulis
Ferdian Mahendra Alfarizi
4301407063
-
vii
ABSTRAK
Alfarizy, Ferdian Mahendra. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran CIRC
Menggunakan Media Berbasis Website Terhadap Hasil Belajar Siswa SMK
Grafika Bakti Nusantara. Skripsi. Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra.
Woro Sumarni, M.Si. dan Pembimbing II Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi M.S.
Kata kunci : Metode CIRC, Media Berbasis Website dan model pembelajaran
kooperatif.
Hasil observasi di SMK Grafika Bakti Nusantara menunjukkan adanya
minat belajar mata pelajaran kimia yang masih rendah karena siswa menganggap
kimia susah dan sukar dipahami. Salah satu model pembelajaran CIRC
menggunakan media berbasis website merupakan model pembelajaran yang
didalamnya siswa dituntut kerjasama antar kelompok heterogen untuk
memecahkan suatu masalah atau soal. Adanya media pendukung berbasis website
yaitu laboratorium komputer beserta koneksi internet menjadi dasar pemilihan
SMK Grafika Bakti Nusantara untuk menerapkan model pembelajaran CIRC
dengan media berbasis website. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
pengaruh model pembelajaran CIRC dengan media berbasis website terhadap
hasil belajar siswa, berapakah besar pengaruh penerapan model pembelajaran
CIRC dengan media berbasis website terhadap hasil belajar siswa dan bagaimana
tanggapan mengenai model pembelajaran CIRC dengan media berbasis website.
Peneliti menggunakan prosedur research and development menurut sugiyono
yang telah dimodifikasi. Besarnya pengaruh penerapan metode CIRC berbasis
website terhadap hasil belajar materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan
kimia kelas siswa X semester 2 SMK Grafika Bakti Nusantara sebesar 38,06 %.
Hasil angket tanggapan siswa menyatakan bahwa sebagian besar siswa tertarik
dengan pembelajaran reaksi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia
menggunakan metode CIRC berbasis website. Dari analisis hasil angket
tanggapan siswa, sebesar 7,14% siswa menyatakan sangat setuju dan 66,67%
menyatakan setuju dengan pembelajaran metode CIRC berbasis website yang
membuat siswa menjadi semakin mudah belajar kimia pada materi pokok hukum-
hukum dasar dan perhitungan kimia. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pada
nilai pos tes siswa kelas eksperimen yang mencapai ketuntasan 95,24%.
-
viii
ABSTRACT
Alfarizy, Ferdian Mahendra. 2013. Influence of CIRC Learning Model Using
Web-based Media to The Students Achievement in SMK Grafika Bakti
Nusantara. Final Project. Chemistry Education Program, Faculty of Mathematics
and Natural Sciences, State University of Semarang. Advisor I Dra. Woro
Sumarni, M.Si. Advisor II Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S.
Keywords : CIRC learning model, web-based media, cooperative learning model.
Based on the observation in SMK Grafika Bakti Nusantara, it shows that the
students interest in learning chemistry is poor because they think that
undrstanding chemistry is difficult. By the application of CIRC learning model
using web-based media, students will need to cooperate in heterogeneous groups
to solve a problem or questions. SMK Grafika Bakti Nusantara has some good
supporting medium including computer laboratory with internet connection in
which supports the CIRC learning model to be applied. This research aims to
observe the influence of the CIRC learning model using web-based media, how
large the infuluence of the application of the CIRC learning model using web-
based media, and the responses of the students to the CIRC learning model using
web-based media. This research uses the research and development procedure by
Sugiyono. The value of the effect of CIRC learning model using web-based media
of X grade students of SMK Grafika Bakti Nusantara in learning Matter and The
Basic Laws of Chemistry is 38.06%. Based on the questionnaire, most of the
students are interested in studying Matter and The Basic Laws of Chemistry by
the appliation of CIRC learning model using web-based media. From the analysis
of the student questionnaire, 7.14% of the students strongly agree and 66.67 %
agree that the application of CIRC learning model using web-based media makes
the to learn chemistry easier. It can be seen from the results of the research, 95.24
% of the students of the experimental class achieve their mastery in the post-test.
-
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PERNYATAAN .............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......... .................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... ................... 7
1.4 Manfaat penelitian ......... ................................................................................. 7
1.5 Penegasan istilah …………………… ............................................................. 8
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 14
2.1 Belajar .................................................................................................... 14
2.2 Hasil Belajar ................................................................................................... 16
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ................................................... 17
2.4 Media Pembelajaran Berbasis Website ........................................................... 21
2.5 Hukum-Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia ............................................... 25
2.6 Penelitian Pendukung Penerapan Metode CIRC dan Pembelajaran Berbasis Website .............................................................................................. . 25
2.7 Hipotesis .......................................................................................................... . 29
-
x
BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................................. 30
3.1 Metode Penentuan Objek ................................................................................. 30
3.2 Variabel Penelitian........................................................................................... 31
3.3 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 32
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 32
3.5 Analisis Instrumen Pendidikan ........................................................................ 35
3.6 Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 42
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 43
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 56
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 56
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 71
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 88
5.1 Simpulan .......................................................................................................... 88
5.2 Saran ............................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 90
LAMPIRAN
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas X SMK Grafika Bakti Nusantara ........................ 32
Tabel 2.Pola Rancangan Penelitian .................................................................... 34
Tabel 3.1 Kriteria Daya Pembeda ....................................................................... 40
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ............................... 41
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ............................................................. 42
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Ujicoba ............................ 43
Tabel 3.5 Hasil Analisis Ujicoba Soal ................................................................ 44
Tabel 3.6 Data Awal Populasi ............................................................................ 46
Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Data Awal ......................................................... 48
Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Biserial (Rb) ........................................................................................................ 54
Tabel 3.9 Kategori Rata-Rata Nilai Afektif dan Psikomotorik Siswa ................ 56
Tabel 3.10 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek fektif dan Psikomotorik ......... 57
Tabel 4.1 Data Awal Populasi ............................................................................. 60
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ......................................................... 61
Tabel 4.3 Data Hasil Pretes Dan Pos Tes ............................................................ 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata .................................................... 64
Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pihak Kanan .............................. 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Ketuntasan Hasil Belajar ..................................................... 67
Tabel 4.7 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Kelas Eksperimen ...................... 69
Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Kelas Kontrol ............................ 70
Tabel 4.9 Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .................... 72
Tabel 4.10 Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ......................... 73
Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa ........................................................ 74
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 30
Gambar 2. Alur Penelitian ................................................................................... 59
Gambar 3.1 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Sebelum dan Sesudah
Perlakuan ............................................................................................................. 80
Gambar 3.2 Perbandingan Nilai Afektif Kedua Kelas ........................................ 83
Gambar 3.3 Pebandingan Rata-Rata Skor Aspek Hasil Belajar Psikomotorik .... 85
Gambar 3.4 Hasil Analisis Tanggapan Siswa Tentang Pembelajaran ................ 87
Gambar 4.1. Siswa Mencari Referensi Materi Pembelajaran ........................... 233
Gambar 4.2. Siswa Mengerjakan Soal Kuis Yang Diberikan Oleh Guru ......... 233
Gambar 4.3. Siswa Mengerjakan Eksplorasi Latihan Soal Di Depan Kelas .... 234
Gambar 4.4. Siswa Melakukan Presentasi Didepan Kelas. .............................. 234
Gambar 4.5. Siswa Mengerjakan Soal Pos Tes ................................................ 235
Gambar 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .............................. 236
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ............................................................................................ 93
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 94
Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol ........................................................................ 118
Lampiran 4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ................................................................ 140
Lampiran 5. Soal Uji Coba ............................................................................... 143
Lampiran 6. Kunci Soal Uji Coba ..................................................................... 153
Lampiran 7. Analisis Vadilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal Uji
Coba instrument ................................................................................................ 156
Lampiran 8. Perhitungan Vadilitas Soal Pilihan Ganda .................................... 164
Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal .................................................. 166
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ......................................... 167
Lampiran 11. Reabilitas soal instrument ........................................................... 168
Lampiran 12. Instrument .................................................................................. 170
Lampiran 13. Kisi-Kisi Instrument ................................................................... 176
Lampiran 14. Kunci Jawaban Instrument ......................................................... 178
Lampiran 15. Data Nilai Ujian Akhir Semester Gasal ..................................... 179
Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-1 ...180
Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-2 ...181
Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-3 ...182
Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-4 ..183
Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-5 ...184
Lampiran 17. Uji Homogenitas Populasi .......................................................... 185
Lampiran 18. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ...................................... 186
Lampiran 19. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ............................................ 188
Lampiran 20. Data Nilai Pretes ........................................................................ 190
Lampiran 21. Uji Normalitas Nilai Pretes Kelas Eksperimen .......................... 192
Lampiran 22. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai postes .................................... 193
Lampiran 23. Data Nilai Postes ........................................................................ 196
Lampiran 24. Uji Normalitas Hasil Kognitif Kelas Eksperimen ...................... 198
Lampiran 25. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai pretes .................................... 201
-
xiv
Lampiran 26. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Postes ................................. 202
Lampiran 27. Uji Hipotesis ............................................................................... 203
Lampiran 28. Uji Pengaruh Antar Variabel ...................................................... 204
Lampiran 29. Uji Ketuntasan Belajar Kelompok Eksperimen ......................... 206
Lampiran 30. Uji Ketuntasan Belajar Kelompok Kontrol ................................ 207
Lampiran 31. Penilaian Terhadap Aspek Afektif Kontrol ................................ 208
Lampiran 32. Penilaian Terhadap Aspek Afektif Eksperimen ......................... 210
Lampiran 33. Lembar Penilaian Afektif ........................................................... 212
Lampiran 34. Skor Rata-Rata Kedua Kelas ...................................................... 214
Lampiran 35. Lembar Penilaian Psikomotorik Dalam Diskusi ........................ 215
Lampiran 36. Analisis Hasil Angket Tanggapan Siswa .................................... 221
Lampiran 37. Panduan Penilaian Ranah Afektif ............................................... 222
Lampiran 37. Panduan Penilaian Ranah Psikomotorik ..................................... 226
Lampiran 38. Angket Tanggapan Siswa ........................................................... 232
Lampiran 39. Dokumentasi ............................................................................... 233
Lampiran 40. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 236
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses terus menerus
pada manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang
hayat karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara
mandiri. Kimia merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan
lain. Pendidikan kimia disekolah diharapkan dapat mempersiapkan anak didik
agar menggunakan ilmu kimia secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping itu dunia pendidikan kimia dituntut untuk mampu meningkatkan mutu
pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar
mampu bersaing dalam pasar kerja global. Guru kimia dituntut dapat
membelajarkan siswanya dengan kegiatan-kegiatan bermakna yang dapat
merangsang pemikiran siswa.
Pembelajaran kimia dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan ketika
guru dapat membuat siswa tertarik mempelajarinya. Hal ini tergantung pada
kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran
yang dipakai tentu saja harus disesuaikan dengan materi pelajaran. Tuntutan
pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum yang selalu berkembang, belajar
-
2
terbuka, belajar jarak jauh dan belajar secara luwes, mendorong dimanfaatkannya
berbagai sumber belajar secara luas.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perkembangan ilmu dan teknologi.
Sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga
memungkinkan orang dapat memperoleh lebih banyak informasi. Pergeseran dari
era industri ke era informasi menuntut perubahan dalam berbagai bidang,
termasuk pendidikan. Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada
berbagai informasi dalam jumlah jauh lebih banyak dibandingkan pada masa-
masa sebelumnya. Informasi tersebut disebarkan melalui berbagai media baik
cetak maupun elektronik, dari yang berteknologi sederhana sampai yangsudah
canggih seperti penggunaan CD-ROM, internet dan sebagainya sebagai media
pembelajaran (Siregar, 2008).
Media pembelajaran yang dapat dipilih dan diterapkan dalam proses belajar
mengajar di kelas. Saat ini, teknologi dan informasi berkembang sangat cepat dan
merambah ke semua sektor kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Pendidikan
yang identik dengan sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya telah banyak
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai salah satu alternatif
penyedia sarana dan prasarana belajar berupa media pembelajaran berbasis
teknologi agar suasana belajar menjadi kondusif untuk mencapai tujuan belajar.
Penerapan media pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, memfasilitasi
siswa agar lebih mudah memahami pelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan kemampuan kognitifnya. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan
-
3
dalam pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan
ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu
belajar, fasilitas pembelajaran, standar kompetensi, sistem administrasi,
pendukung keputusan, sebagai infrastruktur (Koesnandar, 2008). Sehingga
dipilihlah media pembelajaran berbasis website dalam penelitian ini.
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition,
termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan
sebuah program komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis dan
seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi disekolah dasar (Slavin, 2010).
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu
model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara
menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang
penting (Sutarno H dkk, 2010). Namun CIRC telah berkembang bukan hanya
dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran kimia.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok
ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan
siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau
lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan
pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir
kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005) memiliki
delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1). Teams, yaitu
-
4
pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement
test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau
berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa
pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu
kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan
atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan
tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika
bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and team
recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan
kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan
kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6).
Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang
pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan
berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian
rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi
pemecahan masalah.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang bekerja untuk menyelesaikan suatu masalah, tugas atau
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu pembelajaran
kooperatif dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit serta
menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan mengembangkan sikap
sosial siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap
siswa yang rendah hasil belajarnya, karena siswa yang rendah hasil belajarnya
-
5
dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran
yang lebih lama. Oleh karena itu, diperlukanlah model pembelajaran kooperatif
yang dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif diantaranya membangun
kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah kimia,
dan terjadinya interaksi dalam kelompok yang dapat melatih siswa untuk
menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda. Ada
banyak model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran kimia yang
memenuhi ciri pembelajaran efektif diantaranya model kooperatif tipe CIRC yang
dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dalam
menyelesaikan soal.
Materi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia dipilih Karen materi
tersebut membutuhkan pemahaman dan siswa dituntut untuk menbayangkan
model–model atom sehingga dapat dibuatkan animasi yang membantu siswa
untuk memahami materi tersebut. Materi hukum-hukum dasar dan perhitungan
kimia dirasa cocok dengan model serta media pembelajaran yang digunakan pada
penelitian ini. Dengan adanya kombinasi antara model dan media pembelajaran
yang baru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia SMK Grafika Bakti
Nusantara, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia. Hal
tersebut tercermin dengan belum tercapainya nilai KKM sebesar 65%. Selain itu
SMK Grafika Bakti Nusantara juga mempunyai jaringan internet wireless yang
dapat diakses oleh seluruh siswa dan laboratorium komputer yang juga memiliki
jaringan internet, hal tersebut merupakan salah satu pendukung pada penelitian
-
6
ini. SMK Grafika Bakti Nusantara perlu melakukan suatu inovasi yang diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan segala potensi serta sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh sekolah maupun oleh siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu untuk meneliti
pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading And Composition) menggunakan media pembelajaran berbasis website
terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1.2.1 Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC
menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar
kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
1.2.2 Berapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC
menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar
kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
1.2.3 Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil
belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
-
7
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1.3.1 Mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC
menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar
kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
1.3.2 Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran
CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil
belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
1.3.3 Mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil
belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberi
informasi tentang adanya pengaruh penerapan model pembelajaran
CIRC menggunakan media berbasis website terhadap hasil belajar
siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
1.4.2 Memberikan informasi tentang besarnya pengaruh penerapan model
pembelajaran CIRC menggunakan media berbasis website terhadap
hasil belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
1.4.3 Memberikan informasi tentang bagaimana tanggapan dan kesiapan
siswa terhadap penerapan model pembelajaran CIRC menggunakan
media berbasis website.
-
8
1.5 Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran istilah, maka perlu
diberikan penegasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.5.1. Pengaruh
Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2002:849). Mengacu pada pengertian tersebut, pengaruh
adalah akibat atau hasil dari penerapan model dan media pembelajaran.
1.5.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition.
Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal atau permasalahan
meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu atau
beberapa anggota kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling
membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal, (4). Menuliskan penyelesaian soal
secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian
(Suyitno, 2005).
1.5.3. Media Pembelajaran Berbasis Website
Dalam banyak literatur, nama‘Web Based Learning’ juga disebut dengan
nama e-learning atau juga On-Line learning (Soekartawi, 2007). Pembelajaran
berbasis website yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau
kadang disebut web-based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi
-
9
teknoloogi website dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh
yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis
website (Rusman, 2010).
1.5.4. Hasil Belajar
Secara umum belajar bertujuan untuk mencapai perubahan dalam tingkah
laku orang yang belajar. Sedangkan tujuan dari pembelajaran adalah membantu
para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu
tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Hasil belajar
adalah perilaku-perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar (Anni, 2004). Jadi, hasil belajar merupakan perubahan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah pembelajar menerima ilmu pengetahuan atau pengalaman
belajar selama proses pembelajaran. Perubahan kemampuan ini meliputi aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
1.5.5. Materi Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia
Terdiri atas :
1. Hukum Dasar Kimia
1.1. Hukum Kekekalan Massa
1.2. Hukum Perbandingan Tetap
1.3. Hukum Perbandingan Berganda
1.4. Hukum Perbandingan Volume
1.5. Hukum Avogadro
http://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/hukum-perbandingan-tetap.htmlhttp://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/hukum-perbandingan-berganda.htmlhttp://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/hukum-perbandingan-volume.htmlhttp://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/hukum-avogadro.html
-
10
2. Konsep Mol
2.1. Tetapan Avogadro
2.2. Definisi Mol
2.3. Massa Molar
2.4. Volume Molar
3. Perhitungan Kimia
Pembelajaran kimia dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan ketika
guru dapat membuat siswa tertarik mempelajarinya. Hal ini tergantung pada
kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran
yang dipakai tentu saja harus disesuaikan dengan materi pelajaran. Tuntutan
pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum yang selalu berkembang, belajar
terbuka, belajar jarak jauh dan belajar secara luwes, mendorong dimanfaatkannya
berbagai sumber belajar secara luas.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perkembangan ilmu dan teknologi.
Sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga
memungkinkan orang dapat memperoleh lebih banyak informasi. Pergeseran dari
era industri ke era informasi menuntut perubahan dalam berbagai bidang,
termasuk pendidikan. Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada
berbagai informasi dalam jumlah jauh lebih banyak dibandingkan pada masa-
masa sebelumnya. Informasi tersebut disebarkan melalui berbagai media baik
cetak maupun elektronik, dari yang berteknologi sederhana sampai yang sudah
canggih seperti penggunaan CD-ROM, internet dan sebagainya sebagai media
pembalajaran (Siregar, 2008).
http://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/massa-volume-molar.htmlhttp://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/03/massa-volume-molar.html
-
11
Dalam pendidikan, banyak dikenal berbagai macam media pembelajaran
yang dapat dipilih dan diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Saat ini,
teknologi dan informasi berkembang sangat cepat dan merambah ke semua sektor
kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Pendidikan yang identik dengan sekolah
dan lembaga pendidikan formal lainnya telah banyak memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi sebagai salah satu alternatif penyedia sarana
dan prasarana belajar berupa media pembelajaran berbasis teknologi agar suasana
belajar menjadi kondusif untuk mencapai tujuan belajar. Penerapan media
pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, memfasilitasi siswa agar lebih
mudah memahami pelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan kemampuan kognitifnya. Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam
pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan ada
tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu
belajar, fasilitas pembelajaran, standar kompetensi, sistem administrasi,
pendukung keputusan, sebagai infrastruktur (Koesnandar, 2008). Sehingga
dipilihlah media pembelajaran berbasis website dalam penelitian ini.
Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis website lebih sulit
daripada di ruang kelas. Menyediakan bahan belajar online saja tidak cukup.
Diperlukan sebuah desain model pembelajaran yang mengundang sejumlah siswa
untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar di dalam website. Untuk
mendukung hal tersebut, perlu dipilih suatu model pembelajaran yang tepat,
menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran
-
12
dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung. Ciri-ciri pembelajaran efektif menurut Suyitno (2005)
antara lain: (1). Penekanan pada belajar melalui berbuat; (2). Guru dapat
memanfaatkan alat bantu mengajar secara optimal sesuai dengan kebutuhan siswa;
(3). Mengatur kelas menjadi kondusif secara optimal; (4). Guru menerapkan pola
kooperatif, interaktif, termasuk cara belajar kelompok, dan (5). Guru mendorong
siswa untuk menemukan caranya sendiri.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang bekerja untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan
suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu
pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa mamahami konsep-konsep yang
sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan
mengembangkan sikap sosial siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak
yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, Karena siswa yang
rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan
penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. Oleh karena itu, diperlukanlah
model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu siswa meningkatkan sikap
positif diantaranya membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah kimia, dan terjadinya interaksi dalam kelompok yang
dapat melatih siswa untuk menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar
belakang berbeda. Ada banyak model pembelajaran kooperatif dalam
pembelajaran kimia yang memenuhi ciri pembelajaran efektif diantaranya model
-
13
kooperatif tipe CIRC yang dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan
pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal.
Materi hukum dasar dan perhitungan kimia dipilih karena materi tersebut
membutuhkan pemahaman dan siswa dituntut untuk menbayangkan model–model
atom sehingga dapat dibuatkan animasi yang membantu siswa untuk memahami
materi tersebut. Materi hukum dasar dan perhitungan kimia dirasa cocok dengan
model serta media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini. Dengan
adanya kombinasi antara model dan media pembelajaran yang baru diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil wawancara dengan guru kimia
SMK Grafika Bakti Nusantara, siswa masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi kimia. Hal tersebut tercermin dengan belum tercapainya nilai
KKM sebesar 65%. Selain itu SMK Grafika Bakti Nusantara juga mempunyai
jaringan internet wireless yang dapat diakses oleh seluruh siswa dan laboratorium
komputer yang juga memiliki jaringan internet, dimana hal tersebut merupakan
salah satu pendukung pada penelitian ini. SMK Grafika Bakti Nusantara perlu
dilakukan suatu inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan segala potensi serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah
maupun oleh siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti dirasa perlu untuk meneliti
pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading And Composition) menggunakan media pembelajaran berbasis website
terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.
-
14
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 BELAJAR
Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu hal yang menarik
untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan proses pembelajaran.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan linkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat tafsiran
tentang "belajar" diantaranya, yaitu: Belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses
belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan dan
kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi
pada individu tersebut (Sudjana, 2004).
Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2004) belajar adalah perubahan
tingkah laku yang meliputi ranah kognitif (yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), ranah afektif (yaitu
penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi) serta ranah
psikomotorik (yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual atau ketepatan, gerakan-gerakan skill dan gerakan ekspresif dan
interpretatif).
-
15
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2003).
Dari beberapa definisi tentang belajar di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
dalam diri seseorang baik itu mengenai pengetahuan atau sikap yang mencakup
tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan,
misal membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.
Pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana perilaku guru yang efektif,
dari beberapa teori belajar mendiskripsikan pembelajaran sebagai berikut:
a. Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku
siswa.
b. Cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar
memahami apa yang dipelajari.
c. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
d. Sedangkan pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana siswa berperilaku,
memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses
yang bersifat individual yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang
dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil
belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.
-
16
2.2 HASIL BELAJAR
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh oleh pembelajar
dalam hal ini siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Ada perbedaan perilaku
siswa antara sebelum dan setelah proses pembelajaran (Anni 2006). Perubahan
perilaku tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar
kognitif, afektif dan psikomotorik selalu berhubungan satu sama lain tidak dapat
berdiri sendiri dalam proses pembelajaran, namun biasanya hasil belajar kognitif
lebih dominan daripada tipe hasil belajar yang lain. Guru lebih sering menilai
hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran karena
dinilai lebih mudah. Walaupun demikian, bukan berarti hasil belajar afektif dan
psikomotorik diabaikan. Hasil belajar yang berupa kognitif dapat dinilai melalui
teknik tes, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik dinilai dengan teknik
non tes. Hasil belajar kognitif dinilai melalui tes objektif bentuk pilihan ganda
agar lebih mudah dalam penskoran, sedangkan hasil belajar afektif dan
psikomotorik dilakukan melalui teknik nontes dengan bentuk observasi.
Benjamin Bloom dalam Sudjana (2004) membagi hasil belajar menjadi tiga
ranah, yaitu:
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan jawaban
atau reaksi, dan penilaian.
3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.
-
17
2.3 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition,
termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan
sebuah program komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis dan
seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi disekolah dasar (Slavin, 2010).
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu
model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara
menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang
penting (Sutarno H dkk, 2010). Namun CIRC telah berkembang bukan hanya
dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran kimia.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.Dalam kelompok
ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan
siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau
lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan
pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir
kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
2.3.1 Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005) memiliki
delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1). Teams, yaitu
pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement
test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau
berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa
-
18
pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu
kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan
atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan
tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika
bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and team
recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan
kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan
kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6).
Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang
pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan
berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian
rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi
pemecahan masalah.
2.3.2 Kegiatan pokok pembelajaran CIRC
Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal atau permasalahan
meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu atau
beberapa anggota kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling
membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal, (4). Menuliskan penyelesaian soal
secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian
(Suyitno, 2005).
-
19
2.3.3 Penerapan model pembelajaran CIRC
Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:
1). Guru memberikan materi hukum dasar dan perhitungan kimia secara
singkat, pada penelitian ini dilakukan melalui media pembelajaran berbasis
website.
2). Guru membentuk kelompok-kelompok yang heterogen yang telah di
persiapkan sebelumnya.
3). Guru melatih siswa untuk mencari informasi melalui website.
4). Guru membagi tugas yaitu menyusun makalah sesuai judul yang telah
dipersiapkan.
5). Guru membimbing siswa dalam mencari materi melalui website.
6). Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan bersama yang spesifik sebagai berikut.
6.1 Bersama-sama mencari referensi mengenai judul yang mereka
terima.
6.2 Bersama-sama menyusun makalah sesuai judul yang telah dibagi
sebelumnya.
6.3 Salah satu anggota kelompok menjadi moderator diskusi.
6.4 Salah satu siswa menyampaikan makalah yang telah disusun
kelompoknya.
6.5 Siswa saling koreksi dan mengajukan pertanyaan jika ada yang
kurang jelas dalam makalah yang telah disampaikan.
6.6 Siswa mendiskusikan pertanyaan yang ditujukan pada kelompoknya.
6.7 Siswa menyerahkan hasil diskusi kelompok kepada guru.
7). Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru
mengawasi diskusi kelompok.
-
20
8). Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya.
9). Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah
memahami materi yang telah disampaikan baik kelompoknya maupun
kelompok lain.
10). Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator.
11). Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya.
12). Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal
pemecahan masalah.
13). Guru memberikan tugas/PR secara individual.
2.3.4 Kekuatan model pembelajaran CIRC
Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005) menyebutkan kelebihan model
pembelajaran CIRC sebagai berikut:
1). CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyelesaikan soal pemecahan masalah.
2). Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.
3). Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok.
4). Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya.
5). Membantu siswa yang lemah.
6). Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang
berbentuk pemecahan masalah.
2.4 MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE
Media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar terdapat dalam komponen
metodologi pembelajaran, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh
guru. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
-
21
yang dicapainya (Sudjana, 2009). Pembelajaran berbasis website yang populer
dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based
education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknoloogi web dalam
dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet
dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka
kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis website (Rusman, 2010).
Dalam banyak literatur, nama‘Web Based Learning’ juga disebut dengan
nama e-learning atau juga On-Line learning (Soekartawi, 2007). Pembelajaran
melalui elektronika atau e-learning tidak harus dipraktekkkan pada Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) saja, tetapi juga dapat digunakan pada pembelajaran tatap
muka.Hal ini dapat terjadi tergantung pada macam teknologi pendukung yang
dipakai dalam e-learning (Soekartawi, 2007).
Ada 3 (tiga) fungsi e-learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas, yaitu sebagai tambahan (suplemen), pelengkap (komplemen), atau
pengganti (substitusi)[4]. Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan),
apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan
materi e-learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi
pesertadidik untuk mengakses materi e-learning. Sebagai komplemen berarti
materi e-learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan)
atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional. Materi e-learning juga dapat berfungsi sebagai enrichment,apabila
kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai atau memahami materi
-
22
pelajaranyang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan
kesempatan untuk mengaksesmateri e-learning yang memang secara khusus
dikembangkan untuk mereka (Turino dkk, 2009).
e-learning menjadi salah satu pilihan, dari sekian banyak ragam teknik
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena keunggulan yang dimiliki oleh e-
learning itu sendiri. Keunggulan e-learning ini antara lain dapat dituliskan
sebagai berikut:
1. Berpotensi meningkatkan pemerataan dan akses pada peandidikan.
2. Berpotensi untuk meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing keluaran
pendidikan.
3. Berpotensi meningkatkan good governance, akuntabilitas dan citra publik
pendidikan (Soekartawi, 2007).
Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak
terbatasnya pada tempat dan waktu untuk mengakses informasi.Kegiatan belajar
dapat dengan mudah dilakukan oleh siswa kapan saja dan di mana saja dirasakan
aman oleh siswa tersebut.Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah
yang rumit untuk dipecahkan. Bagaimana cara belajar melalui web? Ada
persyaratan utama yang perlu dipenuh yaitu adanya akses dengan sumber
informasi melalui internet.Selanjutnya adanya informasi tentang di mana letak
sumber informasi yang ingin kita dapatkan berada. Ada beberapa sumber data
yang dapat diakses dengan bebas dan gratis, tanpa proses administrasi
pengaksesan yang rumit. Ada beberapa sumber informasi yang hanya dapat
diakses oleh pihak yang memang telah diberi otorisasi pemilik sumber informasi.
-
23
Teknologi internet memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk
mendapatkan informasi apa saja dari mana saja dan kapan saja dengan mudah dan
cepat. Informasi yang tersedia diberbagai pusat data diberbagai komputer di
dunia.Selama komputer-komputer tersebut saling terhubung dalam jaringan
internet, dapat kita akses dari mana saja.Ini merupakan salah satu keuntungan
belajar melalui internet. Mewujudkan pembelajaran berbasis website bukan
sekedar meletakan materi belajar pada website untuk kemudian diakses melalui
komputer website digunakan bukan hanya sebagai media alternatif pengganti
kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Website digunakan
untuk mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan yang tidak
dimiliki media kertas ataupun media lain.
Banyak pihak mencoba menggunakan teknologi website untuk pembelajaran
dengan meletakan materi belajar secara online, lalu menugaskan siswa untuk
mendapatkan (downloading) materi belajar itu sebagai tugas baca. Setelah itu
mereka diminta untuk mengumpulkan laporan, tugas dan lain sebagainya kembali
ke dosen juga melalui internet. Jika ini dilakukan tentunya tidaklah menimbulkan
proses belajar yang optimal. Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis web
lebih sulit daripada di ruang kelas. Menyediakan bahan belajar online tidak cukup.
Diperlukan sebuah desain instruksional sebagai model belajar yang mengundang
sejumlah (sama banyaknya dengan kegiatan di ruang kelas) siswa unuk terlibat
dalam berbagai kegiatan belajar. Satu hal yang perlu diingat adalah bagaimana
teknologi website ini dapat membantu proses belajar. Untuk kepentingan ini
materi belajar perlu dikemas berbeda dengan penyampaian yang berbeda pula.
-
24
Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang tadinya susah
diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya.
Adanya Jaringan TI atau internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk
mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Aplikasi telnet (seperti pada aplikasi
hytelnet) atau melalui website browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah
banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian pendidikan, tugas
akhir, tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan
melalui Internet. Tanpa adanya internet banyak tugas akhir, tesis, dan disertasi
yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antarahli dan juga dengan siswa yang letaknya berjauhan secara fisik
dapat dilakukan dengan lebih mudah. Makalah dan penelitian dapat dilakukan
dengan saling tukar menukar data melalui internet, via e-mail, ataupun dengan
menggunakan mekanisme file sharring. Batasan geografis bukan menjadi masalah
lagi.
Dalam penerapan layanan pembelajaran berbasis e-learning seorang guru
dapat menggunakan model penerapan pembelajaran berbasis e-learning baik itu
berupa selective model (bila jumlah komputer hanya 1 unit), sequential model
(bila jumlah komputer hanya 2 atau 3 unit), static station model (jumlah komputer
terbatas dan melibatkan penggunaan sumber belajar lain), dan laboratory model
(model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di laboratorium yang
dilengkapi dengan jaringan internet) (Rusman, 2010).
-
25
2.5 MATERI HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA
Terdiri atas :
1. Hukum Dasar Kimia
1.1. Hukum Kekekalan Massa
1.2. Hukum Perbandingan Tetap
1.3. Hukum Perbandingan Berganda
1.4. Hukum Perbandingan Volume
1.5. Hukum Avogadro
2. Konsep Mol
2.1. Tetapan Avogadro
2.2. Definisi Mol
2.3. Massa Molar
2.4. Volume Molar
3. Perhitungan Kimia
2.6. PENELITIAN PENDUKUNG PENERAPAN METODE CIRC DAN
PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE
Adapun beberapa penelitian yang menunjukkan keberhasilan menerapkan
model pembelajaran berbasis website yaitu:
1. Wijaya M. (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa model
pembelajaran e-learning berbasis website dengan prinsip e-pedagogy dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi mata pelajaran
ekonomi dengan lebih baik yang dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar yang dicapai.
2. Afgani (2008) menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan prototype
media website yang ketiga merupakan desain yang efektif ketika
-
26
digunakan pada saat pembelajaran dengan 71,79% siswa termotivasi
61,54% siswa yang mempunyai sikap tertarik dan hasil belajar yang
mencapai 51,28% masuk dalam kategori Baik sekali sehingga dapat
disimpulkan bahwa website yang peneliti kembangkan efektif digunakan
pada saat pembelajaran.
Beberapa penelitian yang menunjukkan keberhasilan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu:
1. Inayah (2007) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC lebih efektif untuk meningkatkan aspek kemampuan
pemecahan masalah pada pokok bahasan segi empat siswa kelas VII SMP
Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2006/2007 dibanding dengan metode
ekspositori.
2. Sarjono (2009) menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran CIRC
dalam upaya meningkatkan kompetensi belajar MLRCM terbukti perlu
dilakukan. Hal ini terbukti 82,35% sangat tertarikdan 17,65% menarik.
Dapat disimpulkan bahwa dalam membantu para pendidik untuk
meningkatkan proses belajar para peserta diklat perlu sekali menggunakan
metode CIRC yang intensif agar hasil belajar yang diperoleh optimal.
-
27
2.6 Kerangka Berpikir
Materi kimia SMK hukum dasar dan perhitungan kimia menuntut siswa
memiliki kejelian dan pemahaman yang cukup tinggi. Namun dalam kenyataan
masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam memahami
dan mendalami materi kimia ini. Hal ini dapat menyebabkan nilai yang diperoleh
menjadi kurang baik. Penelitian ini menggunakan dua macam proses
pembelajaran, yaitu model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran
berbasis website pada kelas eksperimen dan model pembelajaran CIRC pada kelas
kontrol. Penerapan model pembelajaran CIRC yang berorientasi Resource-Based
Learning dengan media pembelajaran berbasis web dilakukan guru memberikan
materi hukum dasar dan perhitungan kimia secara singkat. Selanjutnya dilakukan
pengelompokan siswa menjadi kelompok heterogen dengan jumlah anggota
kelompok antara 4 sampai 5 siswa. Setelah itu dilakukan pembelajaran dengan
kegiatan pokok dalam menyelesaikan soal (dapat disediakan melalui website),
pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik.
Sumber belajar yang berada di dalam website dapat berupa e-book, artikel
maupun media pembelajaran berupa audio-video. Dengan adanya web tersebut
siswa dapat belajar atau berdiskusi kapan saja tanpa adanya batasan ruang dan
waktu. Sedangkan pada kelas kontrol dilakukan model pembelajaran CIRC.
Dengan kedua proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol di atas terjadi peningkatan hasil belajar. Secara ringkas gambaran
penelitian yang dilakukan di sajikan pada Gambar 1.
-
28
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Kesulitan memahami materi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia
Nilai kurang memuaskan
Kelas eksperimen
Pembelajaran dengan metode CIRC
berbasis website
Pretest
Pemberian Tugas berupa soal latihan
Diharapkan terjadi peningkatan
hasil belajar
Post Test (Hasil Belajar)
Ananlisis Data
Hipotesis
Kelas kontrol
Pretest
Pembelajaran dengan Metode
Konvensional
Pemberian Tugas berupa latihan
soal
Diharapkan terjadi peningkatan
hasil belajar
Post Test (Hasil Belajar)
Siswa kurang tahu cara membuat catatan yang baik
Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar
Perlakuan
-
29
2.7 HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang diatas, maka hipotesis yang diambil yaitu:
2.7.1 Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan
media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa
SMK Grafika Bakti Nusantara.
2.7.2 Besar pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan
media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa
SMK Grafika Bakti Nusantara signifikan.
2.7.3 Tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran CIRC
menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar
kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara baik dan dapat meningkatkan
hasil belajar.
-
30
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Obyek
3.1.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) yang dimaksud dengan populasi
adalah sebagai keseluruhan subyek penelitian, semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 SMK
Grafika Bakti Nusantara yang terdiri dari 5 kelas yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Siswa kelas X SMK Grafika Bakti Nusantara
Kelas Jumlah Siswa
X - 1 41
X - 2 40
X - 3 41
X - 4 42
X - 5 42
Jumlah Total 206
3.1.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2002: 109). Sebagai wakil dari populasi, sampel harus benar – benar
representatif dalam arti harus dapat menggambarkan karakteristik dari populasi.
Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik cluster random sampling karena
setelah dianalisis uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan kelas
-
31
terdistribusi normal dan homogen. Sampel dalam penelitian ini, kelas X - 4 dan X
- 5, yang masing-masing kelas terdiri atas 42 siswa.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang menjadi pusat perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2006: 118). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat
(Arikunto, 2002b:97). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
penggunaan metode CIRC berbasis website (X1) pada kelas eksperimen dan
penggunaan metode konvensional pada kelas kontrol (X2).
3.2.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel akibat adanya variabel bebas (Arikunto,
2002:97). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar materi pokok
hukum-hukum dasar kimia kelas X-4 dan kelas X-5 semester 2 SMK Grafika
Bakti Nusantara
3.2.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan,
sehingga tidak mempengaruhi variabel utama yang diteliti (Sugiyono, 2005: 4).
Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu kurikulum, guru, materi dan jumlah
jam pelajaran.
-
32
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control
Group Pre test-Pos tes yaitu dengan melihat perbedaan pre tes maupun pos tes
antara kelompok eksperimen dan kontrol. Pola rancangan penelitian disajikan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Pola rancangan penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Pos tes
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2
(Suharsimi Arikunto. 2006:27)
Keterangan :
X1: Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode CIRC
X2: Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode konvensional
Y1: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre test
Y2: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pos tes
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian meliputi
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar atau materi ajar, lembar
kerja mandiri, lembar pengamatan aspek afektif, lembar pengamatan aspek
psikomotorik, soal pos tes (tes hasil belajar kognitif). Uraian tentang perangkat
instrumen penelitian yang dimaksud sebagai berikut.
-
33
3.4.1 Silabus
Silabus yang digunakan pada penelitian ini merupakan silabus KTSP.
Silabus pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
3.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan sebagai panduan
bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. RPP pada
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu RPP kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3.4.3 Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan yaitu materi pelajaran kimia SMA kelas X
semester 2 materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia dengan
merujuk pada silabus dan kurikulum yang berlaku. Materi pelajaran disampaikan
dengan menggunakan media pembelajaran online.
3.4.5 Lembar Pengamatan Aspek Afektif
Lembar pengamatan aspek afektif digunakan untuk mengukur dan menilai
tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan
aspek afektif dilakukan oleh dua observer. Lembar pengamatan aspek afektif kelas
kontrol sama dengan kelas eksperimen, terdiri atas enam aspek/ indikator.
Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar pengamatan aspek
afektif dari skor 1 (satu) sampai 4 (empat). Penyusunan kriteria penskoran
mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria yang menggambarkan
rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah, yaitu 1. Sebaliknya kriteria yang
menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi skor tertinggi, yaitu 4.
-
34
3.4.6 Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik
Lembar pengamatan aspek psikomotorik digunakan untuk mengukur dan
menilai ketrampilan siswa. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan pada proses
pembelajaran di dalam kelas dan pada saat praktikum. Penilaian aspek
psikomotorik dalam kelas pada kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen
terdiri atas enam aspek/indikator dan saat praktikum terdiri dari tujuh aspek /
indikator.
Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar pengamatan aspek
psikomotorik (di dalam kelas dan praktikum) dari skor 1 (satu) sampai 4 (empat).
Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan.
Kriteria yang menggambarkan rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah,
yaitu 1. Sebaliknya kriteria yang menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi
skor tertinggi, yaitu 4.
3.4.7 Tes Hasil Belajar Kognitif (Soal Pos tes)
Tes hasil belajar kognitif (pos tes) digunakan untuk mengukur dan menilai
penguasaan siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tes hasil
belajar kognitif yang disusun pada penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan
ganda) dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban tepat, terdiri atas soal C1
(jenjang kemampuan ingatan), soal C2 (jenjang kemampuan pemahaman), soal C3
(jenjang kemampuan pemahaman), soal C4 (jenjang kemampuan analisis). Jumlah
soal 30 (berasal dari 50 buah soal yang diujicobakan) dengan waktu pengerjaan
tes ini adalah 90 menit.
-
35
Langkah-langkah penyusunan soal uji coba tes HBK adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah
butir soal yang diujicobakan 50 butir dengan alokasi waktu 90 menit.
2. Menentukan tipe atau bentuk soal. Tipe soal yang digunakan berbentuk
pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban dan satu pilihan jawaban
yang tepat.
3. Menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang dari perangkat tes yang
akan diuji cobakan, terdiri dari 50 butir soal yaitu:
a. Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 12 soal = 24 %
b. Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 26 soal = 52 %
c. Aspek penerapan (C3) terdiri dari 7 soal = 14 %
d. Aspek analisis (C4) terdiri dari 5 soal = 10 %
4. Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal
5. Menyusun butir-butir soal
6. Mengujicobakan soal
7. Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, daya beda, tingkat kesukaran,
dan reliabilitas perangkat tes yang digunakan.
3.5 Analisis Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang disusun dan digunakan dalam penelitian ini telah
diujicobakan di kelas XII SMK Grafika Bakti Nusantara karena siswa di kelas
tersebut telah mendapatkan materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan
kimia dengan tujuan untuk mengetahui butir-butir soal yang diujicobakan sudah
memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.
Analisis yang digunakan dalam penelitan ini meliputi validitas, daya
pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas.
-
36
3.5.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur yang diinginkan (Arikunto, 2006: 168).
Validitas soal-soal pos tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu
validitas isi soal dan validitas butir soal.
a. Validitas Isi Soal
Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah
disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Jadi peneliti menyusun
kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan
dengan guru pengampu dan dosen pembimbing.
b. Validitas Butir Soal
Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus Korelasi point
biserial yaitu sebagai berikut.
q
p
S
MMr
t
tp
pbis
Keterangan :
pbisr : Koefisien korelasi point biserial
Mp : Skor rata-rata kelas yang menjawab benar pada butir soal
Mt : Skor rata-rata total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal
q : Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir (1- p)
St : Standar deviasi skor total
(Arikunto, 2006: 283-284)
-
37
21
2
r
nrthitung
Hasil rpbis perhitungan kemudian digunakan untuk mencari signifikasi (thitung)
dengan rumus :
(Sudjana, 2002: 380)
Kriteria : jika thitung ≥ t(1-α) dengan dk (n-2) dan n jumlah siswa, maka
butir soal valid.
Berdasarkan uji coba soal yang dilakukan terhadap 44 siswa kelas XII SMK
Grafika Bakti Nusantara diperoleh hasil analisis validitas dari 50 soal yang
diujicobakan. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 1 dengan taraf
kepercayaan 95% (α=0,5) dan dk = 44-2 = 42 diperoleh ttabel = 1,682 dan thit =
1,422. Tampak dari perhitungan bahwa thit < ttabel, maka item soal 1 tidak valid.
Perhitungan validitas keseluruhan terdapat 34 soal valid dan 16 soal tidak valid.
Hasil analisis nilai uji coba menunjukkan bahwa dalam soal uji coba yang valid,
yaitu nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 23, 25, 27, 28, 29, 30,
31, 34, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45, 47, 48, 49, dan 50.
3.5.2 Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan
rendah (Arikunto, 2006: 211). Analisis daya pembeda dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahuai kemampuan soal dalam membedakan siswa yang
termasuk pandai (kelompok atas) dan siwa yang termasuk kelompok kurang
(kelompok bawah).
-
38
Cara menentukan daya pembeda sebagai berikut:
1. Seluruh siswa tes dibagi 2 yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
2. Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai
terbawah.
3. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus :
JB
BB
JA
BA D (Arikunto, 2006:213)
Keterangan :
D = Daya pembeda
BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya siswa pada kelompok atas
JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya
bedanya disajikan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Kriteria Daya Pembeda
Inteval Kriteria
0,70< D 1,00
0,40< D 0,70
0,20< D 0,40
0,00< D 0,20
D = negatif,
sangat baik (excellent)
baik (good)
cukup (satisfactory)
jelek (poor)
sangat jelek (very poor).
(Arikunto, 2006:218)
Jumlah butir soal dan nomor soal dengan kriteria sangat jelek, jelek,
cukup, baik, dan sangat baik dapat dilihat pada Tabel 3.2. Perhitungan daya
pembeda soal uji coba penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 12.
-
39
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba
Kriteria
Daya Pembeda Nomor Soal
Jumlah
Butir Soal
Sangat jelek (very poor) 33, 42, dan 46 3
Jelek (poor) 5, 15, 19, 20, 22, 24, 26, 35, 40, dan 43 10
Cukup (satisfactory) 7, 10, 21, 23, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 36,
39, 41, 44, dan 50
15
Baik (good) 1, 2, 4, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 25,
31, 37, 38, 45, 47, 48, dan 49
20
Sangat baik (excellent) 3 dan 11 2
Jumlah 50
3.5.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang,
artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut
tingkat kesukaran (difficulty index). Besarnya tingkat kesukaran antara 0,00
sampai 1,00 (Arikunto, 2006:207).
Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus :
JS
BP
Keterangan :
P : Tingkat kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa pengikut tes
Adapun kriteria yang digunakan untuk menunjukkan indeks kesukaran
seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3 berikut.
-
40
Tabel 3.3. Klasifikasi indeks kesukaran
Interval IK Kriteria
P = 0,00
0,00 < P ≤ 0,30
0,30 < P ≤ 0,70
0,70 < P < 1,00
P = 1,00
Sangat Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Sangat Mudah
(Arikunto, 2006: 210)
Jumlah butir dan nomor soal dengan kriteria sangat sukar, sukar, sedang,
mudah, dan sangat mudah dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria
Indeks
Kesukaran
Nomor Soal Jumlah
Butir Soal
Sangat Sukar - 0
Sukar 15, 19, 20, 23, 26, 33, 40, 42, dan 43 9
Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
16, 17, 18, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45, 47, 48,
49, dan 50
37
Mudah 21, 22, dan 46 3
Sangat
Mudah
5 1
Jumlah 50
3.5.4 Reliabilitas
Suatu hasil tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila
memberikan hasil yang relatif tetap bila digunakan pada kesempatan lain.
Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder Richardson, yaitu
-
41
Vt
MKM
K
Kr 1
111
KR-21 yang dinyatakan dengan rumus :
(Arikunto,2006:189)
Keterangan :
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
Vt = Varians skor total
M = N
Y = rata – rata skor total
K = Jumlah butir soal
Selanjutnya r11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment.
Berdasarkan analisis reliabilitas instrumen dengan taraf signifikan 5% diperoleh
harga rtabel 0,297 dan r11 = 0,707. Harga r11 > rtabel maka instrumen reliabel.
3.5.5 Hasil Analisis Uji Coba Soal
Soal-soal yang telah diujicobakan dan dianalisis tersebut dipakai sebagai
soal pos tes jika memenuhi syarat antara lain: butir soal “valid”; mempunyai daya
pembeda minimal “cukup”; tingkat kesukaran minimal “sedang”; dan soal
tersebut “reliabel”. Dari analisis data uji coba soal, diperoleh soal layak dipakai 39
butir dan 35 butir soal dipakai sebagai soal pos tes di sajikan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5. Hasil Analisis Uji Coba Soal
Kriteria Nomor soal
Soal layak
pakai
2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 23,
25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 37, 38, 39, 41, 44,
45, 47, 48, 49, 50.
Soal dipakai
2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 23, 25,
28, 30, 31, 34, 36, 37, 38, 41, 44, 45, 47, 48, 49,
50. (30 soal).
-
42
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data,
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, notulen rapat, dan agenda (Arikunto, 2002: 206). Dalam hal ini, data
yang diperoleh yaitu daftar nama siswa kelas X semester 2 dan daftar nilai ujian
akhir semester gasal mata pelajaran kimia kelas X semester 2 SMK Grafika Bakti
Nusantara tahun ajaran 2012/2013.
3.6.2 Metode tes
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kimia yang
antara kelas control yang diberi metode diskusi dengan kelas eksperimen yang
menggunakan metode CIRC berbasis website.
Tes dalam penelitian ini merupakan tes prestasi atau achievement test,
yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
mempelajari sesuatu (Arikunto, 2006: 151). Tes digunakan untuk mengukur hasil
belajar kimia kelas kontrol dan kelas eksperimen. Metode tes yang digunakan
yaitu pre test dan pos tes. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda
dengan lima buah pilihan jawaban.
3.6.3 Lembar Pengamatan (Observasi)
Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek
afektif dan psikomotorik. Pengamatan afektif dan psikomotorik kelompok kontrol
dan eksperimen dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam
-
43
lembar pengamatan dicantumkan indikator-indikator yang dapat dijadikan acuan
untuk mengukur kedua aspek hasil belajar.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis data tahap awal
Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan awal populasi.
Pada analisis tahap awal dilakukan tiga uji yaitu uji normalitas, uji kesamaan
variansi kelas-kelas dalam populasi (uji homogenitas), uji kesamaan rata-rata
kelas-kelas dalam populasi yang di sajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Data awal populasi
Kelas N Rata-rata SD Skor
tertinggi
Skor
terendah
X - 1 41 58,34 9,03 75 43
X - 2 40 59,80 9,32 75 43
X - 3 41 59,85 9,01 78 45
X - 4* 40 59,82 8,76 75 43
X - 5* 40 58,07 9,27 73 43
* Kelompok / kelas kontrol
* Kelompok / kelas eksperimen
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik
parametrik atau non parametrik. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-kuadrat.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut:
-
44
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.
5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut.
s
XZ i
tX
(Sudjana, 2002: 138)
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan
tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus sebagai
berikut.
k
i i
ii
E
EOX
1
2
Keterangan :
X2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
K = banyaknya kelas
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.
H0 diterima jika )3()1(22
khitung dengan taraf signifikan 5 % dan
derajat kebebasan (k-3), yang berarti bahwa data tidak berbeda normal atau data
berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik.
Untuk nilai selain itu tolak H0 (Sudjana, 2002 : 273).
Hasil analisis uji normalitas data awal dapat dilihat pada Tabel 3.7.
-
45
Tabel 3.7. Hasil Uji Normalitas Data Awal
No. Kelas χ 2
hitung χ 2
tabel Kriteria
1 X – 1 7,57 9,49 Berdistribusi normal
2 X – 2 6,99 9,49 Berdist