Artikel Tesis IPS dengan Metode COOPERATIVE INTEGRATED AND READING COMPOSITION (CIRC)
-
Upload
nurliya-nimatul-rohmah -
Category
Documents
-
view
226 -
download
6
description
Transcript of Artikel Tesis IPS dengan Metode COOPERATIVE INTEGRATED AND READING COMPOSITION (CIRC)
PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL VS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE
INTEGRATED AND READING COMPOSITION (CIRC) DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
NUGRAHENI
Abstrak: Penelitian ini memiliki tujuan: 1) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 4 Tulungagung antara yang diajar menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, 2) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah, dan 3) Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapun hasil penelitiannya: 1) Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang diajar menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dimana pembelajaran kontekstual memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan kelas yang diterapkan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, 2) Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah, 3) Ada pengaruh interaksi antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran koperatif tipe cooperative integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .
Kata Kunci: kontekstual, CIRC, motivasi, hasil belajar
Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk salah satu pelajaran
yang sampai sekarang dianggap membosankan dan sulit oleh siswa. Salah satu
yang menyebabkan IPS dianggap sulit adalah karena banyak terdapat konsep yang
bersifat abstrak dan berjenjang. Atau IPS yang penuh dengan konsep sehingga
mengharuskan siswa banyak menghafal. Ketuntasan klasikal yang masih di bawah
kriteria ketuntasan minimal (KKM) juga merupakan salah satu indikator masih
perlu ditingkatkannya hasil belajar IPS.
Observasi awal yang dilakukan peneliti di SMPN 4 Tulungagung
ditemukan: pertama masih rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar
1
2
mengajar yang ditandai dengan minimnya jumlah pertanyaan yang diajukan atau
siswa mau menjawab prtanyaan guru, kedua motivasi siswa yang masih rendah,
ditandai dengan masih banyaknya siswa yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru dan masih banyak siswa yang kurang berkonsentrasi untuk
mengikuti kegiatan belajar, ketiga masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar
IPS kurang memuaskan bahkan hampir 30% siswa memiliki nilai kurang dari
KKM. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran IPS
masih perlu dioptimalkan, sehingga motivasi dan prestasi hasil belajar siswa dapat
maksimal.
Pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan membantu teman dan
sebagainya.
Pembelajaran kontekstual vs pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC) dapat menjadi salah satu alternatif
yang dapat diterapkan oleh guru, yang akan mendorong siswa memahami IPS
dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan semangat
kerjasama. Yang terpenting siswa mengetahui proses yang terkandung di
dalamnya sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang diajar menggunakan
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, (2) Untuk mengetahui perbedaan hasil
3
belajar IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan yang
memiliki motivasi belajar rendah di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pembelajaran kontekstual
vs pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated and reading composition
(CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
pada siswa kelas VII di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memiliki konsep kerja
kelompok yang direncanakan dan diarahkan oleh guru dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran dengan anggota yang memiliki latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Motivasi belajar dapat dijelaskan bahwa terdiri dari kata motivasi dan
belajar. Motivasi merupakan dorongan dan belajar dapat diartikan sebagai
perubahan perilaku atau melakukan tindakan belajar. Terkait motivasi Uno (2010:
3) ungkapkan bahwa istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode rancangan eksperimen dengan
memberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelompok sampel,
mengkondisikannya homogen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.
Variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian karena
variabel merupakan landasan mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
4
dan sebagai alat yang diuji dalam hipotesis. Jenis variabel yang menjadi topik
penelitian ini adalah: (1) Variabel Bebas, Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC), (2) Variabel Moderator, Variabel
moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, Variabel Terikat,
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua unsur sebagai
berikut: peneliti, Instrumen pendukung yaitu: RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Lembar observasi. Lembar observasi untuk guru/peneliti dan
siswa.
Menurut Sudikin dan Mundir (2005: 215).bahwa metode pengumpulan data
yang sering digunakan dalam penelitian sosial, termasuk pendidikan adalah: (1)
Metode kuesioner atau angket; (2) metode wawancara; (3) metode observasi; (4)
metode dokumenter; dan (5) metode tes.
Sedangkan dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah : Metode Kuesioner atau angket, Arikunto (2010: 124) mengatakan
angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis dan digunakan untuk mendapat
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang
ia ketahui. Kuesioner atau angket motivasi belajar siswa diberikan pada awal
eksperimen terhadap seluruh sampel. Metode Tes, Menurut Arikunto (2010: 127)
tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
5
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisis variansi dua jalur: Uji prasyarat analisis, Sebelum
data dianalisis perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas diuraikan sebagai berikut, Uji normalitas, Uji normalitas dengan
tujuan mengetahui apakah data yang diperoleh tersebut terdistribusi normal atau
tidak. Uji yang digunakan adalah dengan menggunakan kolmogorov-Smirnov.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Angket atau kuisioner yang digunakan untuk mengetahui motivasi belajar
siswa. Sebelum diujicobakan, angket diuji kevalidannya, angket yang disebarkan
diuji dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas angket pada masing-
masing responden di dua kelas tempat penelitian, yang dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Berikut adalah hasil uji validitas angket.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas angket
Kelas VII-A di SMP Negeri 4 Tulungagung
Item r hitung r tabel keteranganitem 1 0.708 0,381 validItem 2 0.435 0,381 validitem 3 0.650 0,381 validitem 4 0.735 0,381 validitem 5 0.566 0,381 validitem 6 0.804 0,381 validitem 7 0.713 0,381 validitem 8 0.400 0,381 validitem 9 0.743 0,381 validitem 10 0.844 0,381 validitem 11 0.818 0,381 validItem 12 0.690 0,381 validitem 13 0.541 0,381 validitem 14 0.714 0,381 valid
6
Item r hitung r tabel keteranganitem 15 0.844 0,381 valid
Sumber: data primer diolah
Hasil pengujian instrumen pada siswa di SMP Negeri 4 Tulungagung untuk Kelas
VII-A menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% sejumlah instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari
nilai r-tabel Product Moment sebesar 0,381 untuk N = 27.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas angket
Kelas VII-D di SMP Negeri 4 Tulungagung
Item r hitung r tabel Keteranganitem 1 0.401 0,381 ValidItem 2 0.484 0,381 Validitem 3 0.401 0,381 Validitem 4 0.566 0,381 Validitem 5 0.584 0,381 Validitem 6 0.413 0,381 Validitem 7 0.494 0,381 Validitem 8 0.373 0,381 Validitem 9 0.631 0,381 Validitem 10 0.423 0,381 Validitem 11 0.630 0,381 ValidItem 12 0.606 0,381 Validitem 13 0.529 0,381 Validitem 14 0.720 0,381 Validitem 15 0.423 0,381 Valid
Sumber: data primer diolah
Hasil pengujian instrumen pada siswa di SMP Negeri 4 Tulungagung untuk
Kelas VII-D menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% sejumlah instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar
dari nilai r-tabel Product Moment sebesar 0,381 untuk N = 70, Dengan demikian
7
dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah valid atau dapat
mengukur variabel yang diteliti.
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel motivasi belajar R Keterangan
Kelas VII-A 0,909 Reliabel
Kelas VII-D 0,797 Reliabel
Sumber: Data primer diolah
Hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien
reliabilitas variabel yang digunakan, dalam variabel di atas lebih besar dari nilai r-
tabel sebesar 0,6, maka hasil jawaban responden dapat diandalkan dengan kata
lain bahwa apabila dilakukan penelitian yang sama dalam waktu yang berbeda
maka responden akan memberikan jawaban yang sama.
ANALISIS DATA
Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan uji Anava 2 faktor, untuk mengetahui pengaruh interaksi
antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran kooperatif tipe cooperative
integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas VII di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, sebelumnya dilakukan uji prasyarat,
yaitu normalitas dan homogenitas.
Di samping itu, apabila dilihat dari perhitungan rata-rata yang dimiliki oleh siswa
pada tes awal adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7
Nilai rata-rata tes Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
8
Descriptives
Nilai
27 73.2222 3.95487 .76112 65.00 80.00
27 71.8889 3.59843 .69252 65.00 76.00
54 72.5556 3.80500 .51779 65.00 80.00
Kelas VII-A
Kelas VII-D
Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Minimum Maximum
Berdasarkan tabel deskriptif di atas diketahui bahwa nilai tes awal atau
kemampuan awal siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tulungagung adalah cenderung
sama yaitu memiliki rata-rata untuk kelas VII-A adalah 73,22 dan untuk kelas
VII-D adalah 71,89 dimana perbedaan yang ada sangatlah kecil, dimana kedua
kelas memiliki rata-rata berkisar 72. Artinya perbedaan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang dimiliki masing-masing siswa di empat kelas
terbilang kecil, sehingga dapat diabaikan.
Uji Hipotesis
Setelah dilakukan proses pembelajaran di masing-masing kelas, dimana Kelas
VII-A akan menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif
tipe CIRC yang diterapkan pada Kelas VII-D di SMP Negeri 4 Tulungagung.
9
Hasil Uji Deskriptif Penelitian
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Hasil Belajar
84.5333 5.34344 15
78.1667 3.29830 12
81.7037 5.51093 27
78.3158 3.97286 19
77.7500 4.49603 8
78.1481 4.05447 27
81.0588 5.52647 34
78.0000 3.71342 20
79.9259 5.11694 54
Faktor B - Motivasi
Motivasi Tinggi
Motivasi Rendah
Total
Motivasi Tinggi
Motivasi Rendah
Total
Motivasi Tinggi
Motivasi Rendah
Total
Faktor A - Pembelajaran
Kontekstual
CIRC
Total
Mean Std. Deviation N
Adapun perbedaan dari metode pembelajan yang diterapkan di dalam kelas dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji t Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC
Independent Samples Test
2.700 52 .009 3.55556
2.700 47.769 .010 3.55556
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Hasil Belajar
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
t-test for Equality of Means
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perbedaan rata-rata antara
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah 3,55,
merupakan selisih yang cukup berbeda. Sedangkan perhitungan dengan uji t
didapatkan hasil bahwa t hitung adalah 2,700 sedangkan t tabel dengan df = 52
adalah 2,021 sehingga t hitung lebih besar t tabel (2,700 > 2,021). Ini memberikan
10
arti bahwa perbedaan antara keduanya adalah nyata atau berarti. Dengan kata lain,
perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini tidak bisa diabaikan.
Selanjutnya pada Faktor kedua yaitu motivasi belajar siswa didapatkan hasil
sebagai berikut.
11
Tabel 4.10
Hasil Uji t Motivasi Belajar Siswa
Independent Samples Test
2.197 52 .033 3.05882
2.428 50.958 .019 3.05882
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Hasil Belajar
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
t-test for Equality of Means
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perbedaan rata-rata antara siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah adalah 3,06, merupakan selisih yang cukup besar. Sedangkan perhitungan
dengan uji t didapatkan hasil bahwa t hitung adalah 3,197 sedangkan t tabel
dengan df = 52 adalah 2,021 sehingga t hitung lebih besar t tabel (3,197 > 2,021).
Ini memberikan arti bahwa perbedaan antara keduanya adalah nyata atau berarti.
Dengan kata lain.
Berkenaan dengan analisis variansi 2 faktor yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Analisis Variansi 2 Faktor
12
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Hasil Belajar
442.698a 3 147.566 7.808 .000
310139.910 1 310139.910 16409.428 .000
134.336 1 134.336 7.108 .010
146.686 1 146.686 7.761 .008
102.707 1 102.707 5.434 .024
945.005 50 18.900
346348.000 54
1387.704 53
Source
Corrected Model
Intercept
Faktor_A
Faktor_B
Faktor_A * Faktor_B
Error
Total
Corrected Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .319 (Adjusted R Squared = .278)a.
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan berkenaan dengan faktor 1
(pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC), faktor 2
(motivasi belajar) serta Faktor 1 dan Faktor 2 yang merupakan interaksi antara
penerapan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC serta
motivasi.
Secara umum penerapan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dapat memberikan gambaran akan motivasi belajar pada
siswa untuk belajar dan meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS)nya. Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa dapat
dikatakan signifikan karena dibuktikan dengan uji t dengan nilai signifikansinya
di bawah 0,05, sehingga perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
yang didapatkan oleh siswa di dua kelas adalah berarti (tidak dapat diabaikan
perbedaannya).
13
Dan terkait dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada dasarnya juga
mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dimana siswa juga berperan secara aktif
dalam pembelajaran. Namun dalam penelitian ini, pembelajaran kontekstual
memperoleh hasil lebih baik.
Dalam penelitian yang dilakukan berkenaan motivasi belajar siswa
didapatkan bahwa perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa
kelas VII di SMP Negeri 4 Tulungagung yang terpecah menjadi dua kelompok,
antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dibandingkan yang memiliki
motivasi rendah. Pada penerapan pembelajaran kontekstual didominasi oleh siswa
dengan motivasi belajar tinggi, motivasi belajar tinggi siswa ini tampak dari
aktifitas belajarnya dimana siswa memiliki keingingan untuk meningkatkan hasil
belajarnya dan terlibat aktif dalam pembelajaran, seperti bertanya, berdiskusi,
menyiapkan materi sebelum pelajaran, menyelesaikan tugas yang diberikan guru
dan belajar tidak hanya pada saat akan diadakan ulangan. Berdasarkan
perhitungan uji t diperoleh bahwa t hitung lebih besar t tabel sehingga dapat
dijelaskan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa berbeda
secara nyata antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar
rendah.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hipotesis kedua dapat
diterima, artinya Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah di
SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.
14
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di atas, maka dapat
ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan hasil belajar IPS
siswa kelas VII antara yang diajar menggunakan pembelajaran kontekstual dan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) siswa pada penerapan pembelajaran kontekstual dibandingkan
dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dimana pembelajaran kontekstual
memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan kelas yang diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC. Dan nilai t hitung lebih besar t tabel, (2) Ada perbedaan
hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan
yang memiliki motivasi belajar rendah di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, dimana siswa dengan motivasi yang tinggi memiliki hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang lebih baik jika dibandingkan siswa dengan siswa
yang memiliki motivasi rendah. Di samping itu perbedaan ini signifikan yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung lebih besar t tabel, (3) Ada pengaruh interaksi
antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran koperatif tipe cooperative
integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas VII di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, yang ditunjukkan bahwa siswa yang
diajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa dengan
motivasi belajar tinggi memiliki hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang
lebih baik jika dibandingkan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
15
kooperatif tipe CIRC, baik pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan
rendah. Di samping itu juga ditunjukkan nilai F hitung lebih besar dari F tabel.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas peneliti menyarankan sebagai
berikut: (1) Mengacu pada hasil penelitian, diperlukan sebuah upaya agar guru
tidak ragu untuk menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar, (2)
Diperlukan upaya untuk selalu mengembangkan pengetahuan tentang
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
mengkolaborasikannya dengan pembelajaran yang tepat sehingga dapat
melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih efektif, (3) Diperlukan upaya
untuk mengembangkan media pembelajaran yang bisa mendorong siswa untuk
tertarik dalam proses pembelajaran, (4) Diperlukan upaya agar sekolah
memfasilitasi guru yang berpotensi untuk melakukan pengembangan media
pembelajaran, metode, model dan strategi pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
DAFTAR RUJUKAN
Arends, 2001, Learning To Teach, New York: McGrawHillArikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
Revisi). Jakarta: Bina Aksara
Carin, A. 2004. Teaching Modern Science. New York: Macmillan Publishing Company.
Darmawan, Didit. 2006. Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar, Metromedia Mandiri Pustaka: Surabaya.
16
Ginting, Abdorrakhman. 2013. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Humaniora.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara: Jakarta
Hamzah, Uno B. 2010. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ibrahim, Dkk. 2000, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press
Irwanto. 2007. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning, Efektifitas, Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munawaroh. 2013. Panduan Memahami Metodologi Penelitian. Malang: Intimedia.
Nurhadi dan Agus. G Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Robbins, Stephen P., 2003, Perilaku Organisasi, Edisi Ketujuh, Jilid 1 dan 2, Terjemahan, PT. Prenhallindo, Jakarta
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; Alfabeta
Sani, Abdullah Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Santoso, Gempur. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Slavin, R. 2005. Cooperatif Learning, Allyn and Bacon Publisher
Sudikin & Mundir. 2005. Metode Penelitian: Membimbing dan Mengantar Kesuksesan Anda dalam Dunia Penelitian. Insan Cendikia: Surabaya.
17
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana. 2006. Statistika II. Bina Aksara. Jakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Supriyono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta. Pustaka Pelajar