Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

21
Lia Puspita Dewi Biasa dipanggil Lia. Lahir di Pati, tanggal 2 Maret 1991. Menyelesaikan S1 Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Semarang. Sekarang menempuh S2 Pengembangan Kurikulum di Universitas Pendidikan Indonesia. Mempunyai motto “give the best of you”. Mempunyai cita-cita besar untuk pendidikan Indonesia dimana setiap anak Indonesia harus memperoleh pendidikan. Pendidikan harus mengakomodasi setiap anak Indonesia untuk mencapai cita-cita yang mereka impikan.

Transcript of Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

Page 1: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

Lia Puspita Dewi

Biasa dipanggil Lia.

Lahir di Pati, tanggal 2 Maret 1991. Menyelesaikan S1 Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Semarang.

Sekarang menempuh S2 Pengembangan Kurikulum di Universitas Pendidikan Indonesia.

Mempunyai motto “give the best of you”.

Mempunyai cita-cita besar untuk pendidikan Indonesia dimana setiap anak Indonesia harus memperoleh pendidikan. Pendidikan harus mengakomodasi setiap anak Indonesia untuk mencapai cita-cita yang mereka impikan.

Page 2: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

KAJIAN KEBIJAKAN KURIKULUM 2013 DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA GURU

Pendidikan di Indonesia selalu saja dibuat heboh karena kurikulum. Seakan-akan kurikulum adalah biang kerok atas apa yang terjadi pada pendidikan di Indonesia. Tak bisa dipungkiri memang urgensi kurikulum dalam pendidikan karena kurikulum adalah jantungnya pendidikan. Kurikulum akan menentukan ke arah mana pendidikan Indonesia ditujukan dan bagaimana pendidikan akan diselenggarakan.

Permasalahan kurikulum berawal dari adanya pergantian kurikulum. Sejak merdeka, setidaknya bangsa ini telah mengalami sepuluh kali pergantian kurikulum mulai dari kurikulum yang disebut sebagai rentjana pelajaran, kurikulum berorientasi tujuan, kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum tingkat satuan pendidikan, hingga Kurikulum 2013. Walaupun, sebenarnya istilah pergantian kurikulum kurang cocok karena kurikulum-kurikulum tersebut tidak sepenuhnya berbeda melainkan perbaikan atau penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 yang sekarang ini masih menjadi trending topic dalam dunia pendidikan pun merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2006 karena Kurikulum 2013 juga merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan berbasis kompetensi.

Kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan Kurikulum 2013 juga bisa menuai masalah. Penerapan Kurikulum 2013 dimulai pada juli 2013 di 6.221 sekolah sasaran. Akan tetapi, satu tahun setelahnya, pemerintah memberlakukan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah tanpa dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan

Page 3: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

Kurikulum 2013 di sekolah sasaran. Pemberlakuan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah Indonesia tentu saja menuai berbagai permasalahan terkait kesiapan guru dan sekolah. Regulasi terkait Kurikulum 2013 yang berganti-ganti juga mengindikasikan ketergesa-gesaan pemerintah dalam penerapan kurikulum ini. Setidaknya ada 28 Permendikbud yang mengatur Kurikulum 2013. Pergantian pemerintah yang berarti bergantinya Menteri Pendidikan berujung pada pemberlakuan dua kurikulum di Indonesia yakni Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 melalui dikeluarkannya Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 juga menuai permasalahan lainnya.

Di antara berbagai problematika yang muncul, Kurikulum 2013 perlu dikaji dari berbagai kaca mata. Selanjutnya, tulisan ini akan mengkaji Kurikulum 2013 dari sudut pandang kajian yuridis yang dihubungkan dengan dampak implementasinya terhadap kinerja guru. Hal ini dikarenakan guru tidak mungkin dipisahkan perannya dalam implementasi Kurikulum 2013.

Kajian Yuridis Kurikulum 2013 dan Implikasinya terhadap Kinerja Guru

Kurikulum 2013 dimunculkan untuk menjawab tantangan internal pendidikan Indonesia dan tantangan global. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

Page 4: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Ada empat elemen perubahan dalam Kurikulum 2013 yang mandasar dan membedakan dari kurikulum sebelumnya, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spritual dan sikap sosial, pengetahuan, serta keterampilan yang diwujudkan dalam Kompetensi Inti sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses Kurikulum 2013 menghadirkan pendekatan saintifik dan pembelajaran tematik terpadu serta diperkuat dengan model pembelajaran discovery/inquiry, project based learning, dan problem based learning. Dari segi standar penilaian, Kurikulum 2013 mempersyaratkan penilaian autentik. Selain perubahan pada keempat standar tersebut, terdapat perbedaan pada perencanaan pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang menjadi dasar hukum Kurikulum 2013, perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran. Satuan pendidikan tidak menyusun silabus mata pelajaran karena silabus telah disusun oleh pemerintah. Satuan

Page 5: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

pendidikan hanya menyusun silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014. Pemerintah juga mengembangkan buku pedoman guru dan buku teks siswa yang mengacu pada Kurikulum 2013.

Penyusunan silabus, buku pedoman guru, dan buku teks siswa dilakukan oleh pemerintah atau Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Alasan silabus disusun oleh Kemendikbud karena pelaksanaan Kurikulum 2006 di lapangan masih kedodoran. Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru yang beragam dalam membuat silabus. Pernyataan Mendikbud, Muhammad Nuh, yang dilansir oleh Kompas.com pada tanggal 21 Desember 2012 menjelaskan hal tersebut. Mendikbud juga menilai bahwa adanya keberagaman kemampuan guru dalam menyusun silabus menyebabkan banyak bermunculannya Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan konten yang tidak sesuai sehingga berdampak pada peserta didik. Ini dikarenakan kemampuan guru dalam membuat soal latihan kadang terbatas sehingga menggunakan LKS sebagai pilihannya. Oleh karena itu, kemendikbud juga mengembangkan buku guru dan buku siswa.

Pengambilalihan tugas guru dalam menyusun silabus dan mengembangkan bahan ajar serta penetapan pendekatan, model, dan penilaian pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meringankan tugas guru sehingga guru diharapkan lebih fokus dalam pembelajaran di kelas. Akan tetapi, kebijakan tersebut seperti memangkas hak dan kewajiban guru. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 20, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban untuk merencanakan

Page 6: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Pemangkasan kewenangan guru juga bisa dilihat dari perbedaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang merupakan perubahan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Kurikulum 2013 secara sengaja menghapus frasa penting dari Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang berbunyi:

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Pasal diatas yang menunjuk pada profesionalitas guru diubah ke dalam Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menjadi:

Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran.

Penjelasan kebijakan di atas memperlihatkan bahwa Kurikulum 2013 membatasi kewenangan guru dalam menyusun silabus, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar, dan mengerdilkannya menjadi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) saja. Kebijakan tersebut dapat berpengaruh pada kompetensi guru. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dijelaskan lebih

Page 7: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Bab II bagian ke satu peraturan tersebut menjelaskan bahwa beberapa kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik diantaranya pengembangan kurikulum atau silabusnya, perancangan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Lebih lanjut, pasal 45 menjelaskan bahwa guru mempunyai kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan di tingkat satuan pendidikan salah satunya melalui penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya.

Guru mempunyai peran dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dimana kurikulum baik silabus dan rencana pembelajarannya harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan potensi peserta didik. Silabus yang telah disusun dan ditetapkan oleh pemerintah akan menyamaratakan pembelajaran di masing-masing satuan pendidikan dan melupakan esensi dari kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menjadi bagian dari Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum yang berprinsip diversifikasi seperti diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 36 ayat 2 akan tetap terpenuhi jika guru memiliki inisiatif dan kemampuan untuk mengembangkan silabus dari pemerintah sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.

Tinjauan Kinerja Guru ProfesionalKebijakan Kurikulum 2013 akan berdampak signifikan

bagi para pelakunya di lapangan. Dalam hal ini, tentu saja para guru akan bersinggungan langsung dengan kurikulum dan implementasinya dalam pembelajaran. Kurikulum 2013

Page 8: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

seyogyanya tidak melupakan peran guru yang menjadi kunci dalam keberhasilan implementasi kurikulum. Kurikulum 2013 juga semestinya memfasilitasi guru dalam mengembangkan kompetensinya.

Kompetensi guru profesional dalam mengimplementasikan kurikulum di sekolah berkaitan dengan tugas profesional guru. Peran guru dalam pengembangan kurikulum di sekolah menurut Hamalik (2008) antara lain:

a) Pengelola administratif. Guru mengelola administratif yang mencakup administrasi kurikulum, administrasi siswa, administrasi personal, administrasi material, dan administrasi keuangan.

b) Pengelola konseling dan pengembangan kurikulum.c) Guru sebagai tenaga profesional. Guru tidak hanya

berperan sebagai guru di kelas, tetapi juga seorang komunikator, pendorong kegiatan belajar, pengembang alat-alat belajar, penyusun organisasi, manajer sistem pengajaran, dan pembimbing baik di sekolah maupun di masyarakat

d) Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum sebagai tim pengembang kurikulum.

e) Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional. Keberhasilan mengajar bergantung pada kepribadian, pengetahuan, dan keahlian guru. Guru juga mampu menciptakan situasi belajar yang aktif dan mampu mendorong kreativitas anak

f) Pendekatan kurikulum. Guru senantiasa mengembangkan kurikulum sekolah berdasarkan kepentingan masyarakat, kebutuhan siswa, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 9: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

g) Meningkatkan pemahaman konsep diri. Guru mengembangkan kurikulum dengan cara mempelajari lebih banyak tentang dirinya karena keberhasilan guru terletak pada pengatahuan tentang diri dan pengenalan kekuatan serta kelemahan dirinya.Kinerja guru di kelas merupakan bentuk implementasi

kurikulum secara langsung. Tugas guru sendiri dalam implementasi kurikulum lebih berkaitan dengan ranah belajar mengajar, kegiatan ini erat sekali kaitannya dengan tugas-tugas seorang pendidik di dalam kelas. Menurut Hamalik (2006), kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya:

a) Menyusun silabus sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi sekolah.

b) Menyusun rencana pelaksanaan program atau unit berdasarkan GBPP yang telah ditentukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c) Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan atau jadwal pelajaran

d) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.e) Mengisi daftar penilaian kemajuan belajar dan

perkembangan siswa yang berguna untuk memudahkan kepala sekolah mengontrol kemajuan kelas sebagai satu keseluruhan dan setiap individu.

f) Pengisian laporan pribadi siswa yang berfungsi untuk menghimpun data pribadi siswa seperti keadaan orang tua, tingkat sosial ekonomi, kesulitan pribadi, dll. Rusman (2009) menjelaskan bahwa tugas profesional

guru meliputi tugas merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran. Lebih lanjut, tugas-tugas tersebut dirinci dalam klasifikasi keterampilan profesional guru berikut ini:

Page 10: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

a. Keterampilan merencanakan pembelajaranKeterampilan/kompetensi guru dalam perencanaan pembelajaran meliputi kemampuan dalam memahami tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, mengenali perilaku siswa, mengidentifikasi karakteristik siswa, merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan butir-butir tes, mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan media dan metode pembelajaran, menerapkan sumber-sumber pembelajaran, mengordinasikan segala faktor pendukung, mengembangkan dan melakukan penilaian awal terhadap rencana pembelajaran, merevisi pembelajaran, dan melakukan penilaian akhir terhadap rencana pembelajaran.

b. Keterampilan melaksanakan pembelajaranKeterampilan ini merujuk pada tugas profesional guru dalam menciptakan satu sistem atau melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran. Ada tiga aktivitas pokok dalam pembelajaran yaitu membuka pembelajaran, mengelola pembelajaran, dan menutup pembelajaran. Kemampuan yang harus dimiliki guru meliputi: kemampuan membuka pembelajaran; kemampuan menjelaskan, memberi ide, mendemonstrasikan, mendefinisikan, membandingkan, memotivasi, mendisiplinkan, bertanya, mendorong siswa untuk berpikir, memberikan penguatan, dengan menggunakan materi, metode, media, sumber belajar

Page 11: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

dan semua faktor pendukung yang sesuai; serta kemampuan untuk menyimpulkan pembelajaran.

c. Keterampilan menilai pembelajaranTugas guru dalam menilai pembelajaran diantaranya: melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah dikembangkan saat merencanakan pembelajaran, melakukan modifikasi dan penskoran, serta memberikan masukan, tindak lanjut perbaikan proses dan memberikan pembelajaran remedial. Keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas penilaian pembelajaran yakni harus memahami metodologi penilaian pembelajaran yang mencakup teknik dan alat penilaian, kriteria penilaian yang baik, bentuk dan jenis tes, penskoran, statistik yang berhubungan dengan penilaian, serta program pelaksanan remedial dan pengayaan. Dari penjelasan tugas-tugas guru baik dalam lingkup

sekolah dan kelas dapat dilihat bahwa ada hal-hal esensial yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan implementasi Kurikulum 2013, seperti penyusunan silabus, penentuan model/metode pembelajaran, serta penilaian hasil belajar siswa. Selalu ada konsekuensi di balik setiap kebijakan. Penetapan silabus, model pembelajaran, dan teknik penilaian oleh pemerintah bertujuan agar guru tidak perlu repot lagi dan memfokuskan pada pembelajaran di kelas. Akan tetapi, hal ini jika tidak disikapi dengan bijak akan berpengaruh pada kualitas guru Indonesia dalam mengadakan pendidikan.

Di akhir kajian ini, kita perlu menggarisbawahi bahwa mau bagaimanapun kebijakan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah, guru tetaplah mempunyai pengaruh yang luar biasa

Page 12: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

terhadap hasil kurikulum nantinya. Guru harus menunjukkan kinerja terbaiknya diiringi dengan kompetensi-kompetensi keguruan yang telah dibentuknya. Guru tidak boleh begitu saja mengimplementasikan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah tanpa sebelumnya melakukan pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi daerah, potensi sekolah dan potensi peserta didik. Guru harus senantiasa meningkatkan kinerjanya untuk pendidikan yang lebih baik.

Sebagai penguat kajian ini, penelitian lebih lanjut tentang kinerja guru dalam implementasi Kurikulum 2013 perlu dilakukan untuk mengevaluasi kinerja guru. Evaluasi keseluruhan terhadap Kurikulum 2013 sudah tentu sangat diperlukan baik dari segi telaah yuridis, konseptual, dan implementasi. Evaluasi Kurikulum 2013 akan menetukan masa depan kurikulum ini selanjutnya, apakah akan diberhentikan atau disempurnakan dan diberlakukan di seluruh sekolah Indonesia.

Daftar Pustaka:Hamalik, O. (2006). Manajemen Implementasi Kurikulum bagi

Pengembang, Pengelola dan Pengawas. Bandung: SPS UPI.

-------------.(2008). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosdakarya.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peraturan Perundang-undangan:Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Page 13: Lia Puspita Dewi - Sayembara Buku 2016 - HIMMPAS

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61

Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan 2013.