LI UG LBM 1

61
STEP 1 1.Pyuria : adanya pus di dalam urin, kemungkinan karena sel darah putih melebihi normal (adanya infeksi) normalnya kurang dari 5 sekali lapg. pandang 2.Hematuria : adanya eritrosit dalam urin, akiba dari perdarahan dari saluran kemih (makroskopis dilihat dengan mata min 1cc/L; mikroskopis lebih dari sama dengan 3) 3. Eritrosit dismorfik : kelainan bentuk eritrosit biasanya karena distorsi(tekanan) saat melalui struktur glomerulus yang abnormal. 4. Nyeri suprapubik : nyeri vesika, sakit VU overdistensi, VU mengalami peradangan, nyeri saat VU penuh. 5.Proteinuria : protein dalam urin akibat kerusakan dari glomerulus >150mg/24 jam(dewasa), >140mg/m2/24 jam(anak) 6. Nyeri ketok kostovertebra : adanya nyeri pada kostovertebra, pd px palpasi ginjal sudah terasa nyeri (T.XII) STEP 2 1. Anatomi, Histologi, Fisiologi dari : a.Ginjal b. Vesica Urinaria 2. Mengapa timbul keluhan panas mendadak, menggigil dan nyeri pinggang? 3. Mengapa mengeluh kencing terasa sakit, sedikit2, sering dan tidak bisa ditahan?

Transcript of LI UG LBM 1

STEP 1

1. Pyuria : adanya pus di dalam urin, kemungkinan karena sel darah putih melebihi normal (adanya infeksi) normalnya kurang dari 5 sekali lapg. pandang

2. Hematuria : adanya eritrosit dalam urin, akiba dari perdarahan dari saluran kemih (makroskopis dilihat dengan mata min 1cc/L; mikroskopis lebih dari sama dengan 3)

3. Eritrosit dismorfik: kelainan bentuk eritrosit biasanya karena distorsi(tekanan) saat melalui struktur glomerulus yang abnormal.

4. Nyeri suprapubik : nyeri vesika, sakit VU overdistensi, VU mengalami peradangan, nyeri saat VU penuh.

5. Proteinuria : protein dalam urin akibat kerusakan dari glomerulus >150mg/24 jam(dewasa), >140mg/m2/24 jam(anak)

6. Nyeri ketok kostovertebra : adanya nyeri pada kostovertebra, pd px palpasi ginjal sudah terasa nyeri (T.XII)

STEP 2

1. Anatomi, Histologi, Fisiologi dari :a. Ginjalb. Vesica Urinaria

2. Mengapa timbul keluhan panas mendadak, menggigil dan nyeri pinggang?

3. Mengapa mengeluh kencing terasa sakit, sedikit2, sering dan tidak bisa ditahan?

4. Mengapa pada px urin ditemukan pyuria, proteinuria, hematuria, eritrosit dismorfik?

5. Mengapa didapatkan nyeri ketok kostovertebra dan nyeri suprapubik?

STEP 3

1. Anatomi, Histologi, Fisiologi dari :c. Ginjal

Anatomi : ren dextra & sinistra, A. Renalis, V. Renalis, capsula Renalis, ren laki2 > wanita (panjang 5-11 cm, lebar 6cm,

ketebalan 3 cm), berat Normal 150-170gr, aliran darah yang menuju ginjal 22%, margo medial : hilus renalis, cekung.

Vaskularisasi : aorta abdominalis A. Renalis cabang A. Suprarenalis inferior, R. Anterior dan porterior (bertemu di 5 Arteri segmentales) a. Interlobaris A. Arcuata A. Interlobularis arteriol afferen kapiler glomerulus arteriol efferen vasa recta vena renalis V. Cava.

Fisiologi : mensekresi zat yang tidak dibutuhkan (amonia), menyeimbangkan kadar asam-basa, glukogenesis, menghasilkan hormon eritropoietin, membantu mengeluarkan racun, dalam ginjal ada nefron mempengaruhi proses absorbsi nutrisi2Histologi : terdiri dari korteks (pinggir) dan medula (tengah), terbagi jadi tubulus2, bagian terkecilnya nefron, epitel skuamous simplex (sbg transpor aktif), lapisan : capsula fibrosa, fascia gerota, rongga perirenal, lemak.. adanya piramis renalis (ada basis piramis renalis dan apex piramis renalis (ada penonjolan, bermuara di kaliks yang menuju ureter))

d. Vesica UrinariaAnatomi : letak abdomen regio suprapubis, ada kantong bentuk segitiga, di bagian bawah ada lubang melanjut sbg Uretra, retroperitoneal.Fisiologi : menampung urin sementara (max 400cc),Histologi : epitel transisional (kondisional, sesuai kondisi VU saat itu, saat kosong kuboid, saat VU terisi squamous), lapisannya : epitel, lamina basalis, tunica muscularis (sirkuler dan longitudinal), otot polos, tunica mucosa dan tunica submucosa.

Produksi Urin : darah ginjal melalui Arteriola Afferen (glomerulus untuk disaring) adanya lubang kecil (yang bisa melw tubulus kontortus proksimal (untuk menyerap zat yang dibutuhkan) tubulus kontortus distal (reabsorbsi) lengkung

henle ascendens Lengkung henle descendens ureter VUFisiologi Miksi : kontraksi dari diafragma dan dinding abdomen akibat stimulus VU tekanan dinding abdomen meningkat tekanan intraabdominal meningkat cervix vesica menurun kontraksi m. detrussor vesicae memendeknya serabut otot longitudinal urethra Ostium Urethra internum melebar dan membuka urin keluar dari VU Ostium Urethra Externum kontraksi m. Pubococcygeus mengangkat cervix vesicae urethra memanjang OUI menyempit dan menutup micti berhenti

2. Mengapa timbul keluhan panas mendadak, menggigil dan nyeri pinggang?Panas mendadak : infeksi IL 1 pelepasan prostaglangin demam Menggigil : kompensasi demam, untuk pelepasan kalorNyeri pinggang : berhubungan dengan nyeri ketok kostovertebra, nosiseptor (visceral) berhubungan dengan sarafnya ??

3. Mengapa mengeluh kencing terasa sakit, sedikit2, sering dan tidak bisa ditahan?- Disuria : diakibatkan peradangan, VU penuh suprapubik

terasa nyeri. - Sedikit2 tapi sering VU tidak penuh adanya kelainan

filtrasi di VU.- Kelainan pada serabut ototnya.- Nyeri : akibat sumbatan di daerah Ureter (yang fungsinya

sebagai saluran). Bila ada sumbatan di salurannya kontraksi terus menerus untuk mengeluarkan sumbatan nyeri

- Tidak bisa ditahan : spasme otot

4. Mengapa pada px urin ditemukan pyuria, proteinuria, hematuria, eritrosit dismorfik?- Pyuria : adanya infeksi (3 tempat sering terjadinya infeksi :

Ureter, VU, traktus urinarius)- Proteinuria : fungsi penyaringan ginjal terganggu- Hematuria :

- Eritrosit dismorfik : eritrosit yang melalui Traktus Urinarius mengalami perubahan.

Barrier glomerulus : seharusnya darah tidak bisa masuk, bila ada kerusakan, darah bisa masuk.

5. Mengapa didapatkan nyeri ketok kostovertebra dan nyeri suprapubik?Nyeri suprapubik : berhubungan dengan VU yang penuh.Nyeri ketok kostovertebra :

Etiologi : adanya Infeksi pada saluran kemih. Disebabkan bakteri E. Coli dan Klebsiela ( gram +) Obstruksi di saluran (batu > 5mm atau tumor, yang

menyebabkan bakteri mengendap pus)

Proses Infeksi :

- Higienitas lemah masuk melalui genital bakteri dari darah ginjal

- Disebabkan karena endapan kompleks Ag-Ab (bakteri E Coli dan Klebsiela masuk pertahanan ginjal perlawanan Anti Bodi ketika Ag terlalu banyak yang terpapar submucosa dari ginjal antibodi terangsang dan menempel di endotel berikatan terjadi kompleks Ag Ab merangsang mediator inflamasi radang.

Faktor Predisposisi :

1. Faktor higienitas2. Bakteri, virus, batu

Pemeriksaan lab untuk saluran kemih

1. Anatomi, Histologi, Fisiologi dari :a. Ginjal

STRUKTUR REN

1. Cortex Renalis

• Agak pucat dan lunak

• Terletak di bawah capsula renalis dan melingkungi basis pyramis renalis

• Columna renalis lanjutan dari cortex renalis yang terletak diantara pyramis renalis sampai sinus renalis

• Cortex renis ditempati oleh bagian nephron yaitu: corpusculi renalis, tubuli contorti, permulaan tubuli colectivi

2. Medulla Renalis

• Lebih gelap

• Tersusun atas beberapa bangunan berbentuk pyramid yang disebut pyramides Renalis (basis renalis & apex renalis)

• Apex renalis menghadap sinus renalis : papillae renalis

• Ditempati oleh : Ansa henle (pars ascendens & descendens tubuli henle) serta tubuli colectivi

PELVIS RENALIS

• Papillae renalis diterima satu calyx minor

• Beberapa calyx minores bersatu menjadi satu calyx major

• Beberapa calyx majores bersatu menjadi pelvis renalis

• Pelvis renalis melanjut sebagai ureter

VASKULARISASI REN

Oleh : A. renalis dicabangkan dari aorta abdominalis setinggi discus intervertebralis VL I – VL II)

INNERVASI REN

Dari plexus aorticorenalis yang mengikuti a. renalis. Sifat innervasi adalah vasomotor untuk pembuluh darah.Rasa sakit hanya dirasa bila datangnya dari pelvis renalis dan bagian permulaan ureter dan dibawa oleh n. splanchnicus pelvicus ke medulla spinalis.

Vaskularisasi :

VASKULARISASI REN

Oleh : A. renalis dicabangkan dari aorta abdominalis setinggi discus intervertebralis VL I – VL II)

Diktat Anatomi Sistem Urogenitalia dan Reproduksi edisi 2011, Laboratorium Anatomi FK UNISSULA

SEPASANG GINJAL- Ginjal berjumlah 2 buah, berat + 150 gr (125 – 170 gr pada Laki-laki, 115 – 155 gr pada perempuan); panjang 5 – 7,5 cm; tebal 2,5 – 3 cm. - organ ektraperitoneal/retroperitoneal primer - holotopi : sebelah dorsal cavum abdominale, - ginjal kiri bagian atas V.Lumbal I, bagian bawah V.Lumbal IV pada posisi berdiri letak ginjal kanan lebih rendah - 2 ekstremitas : superior dan inferior- margo : medial dan lateral- facies : anterior dan posterior

Pembungkus ren :

- capsula renalis- lemak periren- fascia renalis- lemak pararen

Struktur ren :Cortex

Tampak agak pucat Terdapat :

○ Corpusculi Renalis○ Tubuli Contorti○ Permulaan Tubulus Collectus

Medulla :Terdiri bangunan berbentuk piramid disebut Piramid Renalis,

ujung piramid akan menjadi Colix Minor, beberapa Colix Minor bergabung menjadi Colix Major, beberapa Colix Major bergabung menjadi Pelvis Renalis dan berlanjut sebagari ureter.

VaskularisasiMendapat darah dari A.Renalis merupakan cabang dari

Aorta Abdominalis.Sebelum memasuki ginjal A.Renalis bercabang dua yaitu :

Ramus Anterior dan Ramus Pasterior

Ramus ini bercabang 5 : A. Segmentalis yang memvasculerisasi satu segmen ginjal. A. Segmentalis memberi cabang A.Interlobaris dan

memberi cabang A. Arcuata A. Arcuata memberi cabang dalam cortex ginjal disebut A.

Interlobularis. A. Interlobularis bercabang-cabang menjadi Arteriole

AfferentDIKTAT ANATOMI

Fisiologi :

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau

racun,

b) mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,

c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan

tubuh, dan

d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,

kreatinin dan amoniak.

e) Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

f) Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.

g) Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel

darah merah.

lutfie.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/Anatomi-ginjal-dan-ureter.pdfFisiologi :  fungsi utama ginjal adalah

fungsi ekresi : yaitu mempertahankan osmolalitas PH, dan

kadar Elektrolit plasma, selain itu ginjal juga

mengekskresi produk akhir metabolisme protein (urea,

kreatinin, asam urat)

Fungsi non sekresi : yaitu menghasilkan ensim renin,

erirtoprotein dan prostagladin, memetabolis me Vit D

menjadi bentuk aktif , dan degradasi insulin

Ginjal kaya akan suplai perdarahan dan persarafan. Setiap ginjal biasanya disuplai oleh satu pembuluh darah arteri renalis yang bercabang menjadi bagian anterior dan posterior yang akan bercabang menjadi arteri segmented lalu bercabang lagi menjadi arteri interlobar yang akan melewati kortek ginjal. Arteri interlobar akan bercabang kembali menjadi arteri arkuata yang kemudian akan bercabang menjadi arteri yang lebih kecil lagi yaitu arteri kortikal radiata. Arteriol aferen berasal dari arteri kortikal radiata, kemudian diikuti oleh glomerulus dan arteriol eferen yang berlanjut menjadi kapiler peritubular. Pembuluh darah vena berjalan paralel dengan pembuluh darah arteri.

Fisiologi :

Faal Ginjal : Menjaga keseimbangan internal dengan menjaga komposisi

cairan ekstraseluler Fungsi ekskresi (ekskresi sisa metabolisme protein, regulasi vol

cairan tubuh :ADH, menjaga keseimbangan asam dan basa) Fungsi endokrin (erotropoesis, pengaturan tekanan darah,

keseimbagan kalsium dan fosfor)1. FUNGSI EKSKRESI

a. Mempertahankan osmolaritas plasma dengan mengubah-ubah sekresi air

b. Mempertahankan volume cairan ekstraselular dan TD dengan mengubah-ubah ekskresi Na+

c. Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit individu

d. Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO-

e. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolism protein (terutama urea, kreatinin, asam urat)

2. FUNGSI NON-EKSKRESI

a. Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.

b. Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.

c. Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.d. Degradasi insulin.e. Menghasilkan prostaglandin

Price, Sylvia A, 1995 Patofisiologi :konsep klinis proses-proses penyakit, ed 4, EGC, Jakarta.

Histologi

b. Vesica Urinaria

Histologi :

Fisiologi : Vesica urinaria terletak tepat di belakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesica urinaria merupakan tempat untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya kurang lebih 500 ml. d.shvoong.com › ... › Sejarah Kedokteran Dan Sains

Produksi Urin : Darah masuk arteriola afferent

Glomerulus(filtrasi (as.amino,glukosa,air,kec.protein plasma)

Arteriola defferent

Tubulus contortus proximal(reabsorbsi glikosa dan as.amino0

Ansa henle descendens(reabsobsi air)

Ansa henle ascendens

Tubulus contortus distal

Tubulus collectives

Ductus collectives

Pelvis renis

VU

Ureter

Uretra

repository.usu.ac.id/bitstream/.../1/bedah-iskandar%20japardi21.pd

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

Persarafan

Persarafan vesika urinaria berasal dari fleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis I dan II, yang berjalan turun ke kandung kemih melalui fleksus hipograstikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus yang berasal dari nevus sakralis II, III, dan IV berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari kandung kemih menuju system susunan saraf pusat melalui nervus splanknikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk ke dalam segmen lumbal 1 dan 2 medula spinalis.

Pembentukan Urin Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air (96%) air dan sebagian kecil zat terlarut (4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam kandung kemih dan dibuang melalui proses mikturisi. (Evelyn C. Pearce, 2002). Proses pembentukan urin, yaitu :

a. Filtrasi (penyaringan) : capsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat

bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat seperti glukosa, asam amino dan garam-garam.

b. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urin primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.

c. Sekresi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis. ( Roger Watson, 2002 )

2. Mengapa timbul keluhan panas mendadak, menggigil dan nyeri pinggang?Panas Mendadak

Karena adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.

Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh, baik dari produk proses

infeksi maupun non infeksi.Lipopolysaccharyde (LPS) pada

dinding bakteri gram negatif atau peptidoglikan dan teichoic acid

pada bakteri gram positif, merupakan pirogen eksogen. Substansi

ini merangsang makrofag, monosit, limfosit, dan endotel untuk

melepaskan IL1, IL6, TNF-α, dan IFN-α, yang bertindak sebagai

pirogen endogen.8,12,14 Sitokin - sitokin proinflamasi ini akan

berikatan dengan reseptornya di hipotalamus dan fofsolipase-A2.

Peristiwa ini akan menyebabkan pelepasan asam arakidonat dari

membran fosfolipid atas pengaruh enzim siklooksigenase-2 (COX-

2). Asam arakidonat selanjutnya diubah menjadi prostaglandin E2

(PGE2). PGE2 baik secara langsung maupun melalui adenosin

monofosfat siklik (c- AMP), akan mengubah setting termostat

(pengatur suhu tubuh) di hipotalamus pada nilai yang lebih tinggi.

Selanjutnya terjadi peningkatan produksi dan konservasi panas

sesuai setting suhu tubuh yang baru tersebut. Hal ini dapat dicapai

melalui refleks vasokonstriksi

pembuluh darah kulit dan pelepasan epinefrin dari saraf simpatis,

yang menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh dan tonus

otot.

i. MenggigilApabila set point pusat pengatur suhu hipotalamus tiba-

tiba berubah dari normal menjadi lebih tinggi dari nilai normal (akibat penghancuran jaringan, zat pirogen, atau dehidrasi), biasanya dibutuhkan waktu selama beberapa jam agar suhu tubuh dapat mencapai set point baru.

Karena suhu vaskuler lebih rendah dari set point pengatur suhu hipotalamus, akan terjadi reaksi umum yang menyebabkan kenaikan suhu tubuh. Selama periode ini, orang tersebut akan menggigil dan merasa sangat kedinginan, walau suhu tubuhnya mungkin telah di atas normal. Demikian juga, kulit menjadi lebih dingin karena terjadi vasokonstriksi, dan orang tersebut gemetar. Menggigil dapat berlanjut sampai suhu tubuh mencapai set point hipotalamus. Kemudian orang tersebut tidak lagi menggigil tetapi sebaliknya tidak merasa dingin atau panas. Sepanjang factor yang menyebabkan set point yang meningkat pada suhu pengatur suhu hipotalamus terus ada, suhu tubuh akan diatur lebih kurang dengan cara yang normal, tetapi pada nilai set point yang lebih tinggi.

BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN, EDISI 11. GUYTON & HALL. EGC. 2007

Nyeri pinggangKelainan tractus urinarius

sering menimbulkan keluhan nyeri ginjal atau nyeri pinggang yang sering dikeluhkan ada di sekitar tepi costa posterior atau di sudut kostovertebra. Nyeri ini kadang dijalarkan hingga ke daerah umbilicus. Nyeri ginjal ini merupakan nyeri visceral yang sering disebabkan karena distensi dari capsula renalis.

BATE’S GUIDES TO PHYSICAL EXAMINATION

Proses terjadinya nyeri oleh karena stimuli yang sangat kuat

sehingga merusak jaringan atau oleh karena adanya

mikrorganisme yang masuk ke dalam jaringan tersebut dan

merusaknya. Jaringan yang dirusak mengalami inflamasi dan

menyebabkan fungsi berbagai komponen nosiseptif berubah.

Jaringan yang mengalami inflamasi mengeluarkan berbagai

mediator inflamasi, seperti: bradikinin, leukotrin, prostaglandin,

purin dan sitokin yang dapat mengaktivasi atau mensensitisasi

nosiseptor secara langsung maupun tidak langsung. Aktivasi

nosiseptor menyebabkan nyeri.

Nyeri pinggang

Manusia memiliki sepasang ginjal yang ada pada dinding belakang

rongga perut setinggi ruas-ruas tulang pinggang sebelah atas

berbentuk kacang yang terletak di retroperitoneal intra abdomen.

Kedua ginjal terletak setinggi vertebra Thorakal 12 hingga Lumbal

3. Karena adanya mikrorganisme yang masuk maka timbulah nyeri

di daerah tersebut.

Sumber : Anonim. 1999. Kapita Selekta Kedokteran . Edisi III.

Media Aeculapius. Jakarta : UIpress. 478

Nyeri pinggang: Jika dikaitkan dengan sistem urinaria dapat terjadi akibat adanya peradangan maupun obstruksi pada saluran kemih (umumnya bagian atas) sehingga terjadi perangsangan pada ujung-ujung saraf nyeri, seperti pada infeksi saluran kemih, batu ginjal maupun batu ureter.

Saraf yang mengalami perangsangan umumnya adalah:

Nervus ilio-inguinal, dan Percabangan genital Nervus genitofemoralis.

Nyeri pinggang

Nyeri pinggang (flank pain) merupakan nyeri yang dirasakan di

satu sisi tubuh antara bagian perut bagian atas dengan punggung.

Nyeri pinggang yang diertai dengan demam, menggigil, hematuri,

dan gangguan berkemih mengindikasikan adanya gangguan pada

ginjal. Yang termasuk gangguan ginjal yaitu:

a. Batu ginjal

b. Infeksi

c. Nanah (abses)

Beberapa etiologi nyeri pinggang secara umum:

1. Batu ginjal: nyeri terasa tiba-tiba, sangat nyeri, bisa menjalar

hingga panggul, kencing darah (+), mual (+).

2. Aneurisma aorta abdomen (AAAs) merupakan pelebaran

pembuluh darah aorta di rongga perut: nyeri mirip seperti

gangguan ginjal penyebabnya dapat berupa cedera pada

kumpulan saraf ginjal

3. Infeksi (radang ginjal/ pielonefritis): nyeri dirasakan lebih tumpul

daripada gangguan ginja yang lain, demam (+), mual muntah (+),

sakit kepala

4. Abses ginjal merupakan kumpulan nanah: nyeri > pielonefritis,

kadang disertai benjolan teraba di pinggang. Pada hasil

pemeriksaan laboratorium urin ditemukan hasil infeksi

5. Bekuan darah menyebabkan sumbatan saluran kemih.

Penyebabnya diantaranya biopsy ginjal, tumor, hemophilia, anemi

sel sabit, glomerulonefritis

6. Herpes zoster: seperti rasa terbakar, bintil-bintil (+) pada kulit

7. Nyeri otot: nyeri tumpul, tidak nyaman

8. Radang pleura & pneumonia: nyeri menjalar hingga punggung

9. Radikulitis merupakan gangguan pada saraf tepi

10. Nyeri rusuk

11. Tumor ginjal

Gangguan lain:

1. Arthritis (radang sendi) atau infeksi tulang belakang

2. Gangguan diskus

3. Patah tulang belakang

4. Gangguan pencernaan

Sumber: www.obatherbalalternatif.com

3. Mengapa mengeluh kencing terasa sakit, sedikit2, sering dan tidak bisa ditahan?Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang

terinfeksi sebagai berikut :

*Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa

sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih

sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik

*Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala,

malaise, mual, muntah,demam, menggigil, rasa tidak enak, atau

nyeri di pinggang.

- Urgensi merupakan rasa ingin kencing sehingga terasa sakit. Keadaan ini adalah akibat hiperiritabilitas dan hiperaktifitas buli-buli karena inflamasi, terdapat ebnda asing di dalam buli-buli, adanya obstruksi intravesika, atau karena kelainan buli-buli nerogen.

- Disuria adalah nyeri pada saat miksi dan terutama disebabkan karena inflamasi pada buli-buli atau uretra. Seringkali nyeri ini dirasakan paling sakit di sekitar meatus uretra eksterna. Disuria terjadi di awal miksi biasanya berasal dari kelaianan uretra. Dan terjadi di akhir miksi adalah kelainan pada buli-buli.

- Inkontinentia urine adalah ketidakmampuan seseorang menahan urine yang keluar dari buli-buli, baik disadari ataupun tidak disadari.

jenis urine keluar pada saat

Terdapat pada

ParadoksaStress

Urge

Continous atau true

Buli-buli penuhTekanan abdomen meningkatAda keinginan untuk kencingUrine selalu keluar

Obstruksi infravesikaKelemahan otot panggulSistitis, buli-buli nerogenFistel vesiko atau uretero vagina, ureter ektopik, kerusakan sfingter eksterna

- Disuria : diakibatkan peradangan, VU penuh suprapubik terasa nyeri.

- Sedikit2 tapi sering VU tidak penuh adanya kelainan filtrasi di VU.

- Kelainan pada serabut ototnya.- Nyeri : akibat sumbatan di daerah Ureter (yang fungsinya

sebagai saluran). Bila ada sumbatan di salurannya kontraksi terus menerus untuk mengeluarkan sumbatan nyeri

- Tidak bisa ditahan : spasme otot

Sumber :

4. Mengapa pada px urin ditemukan pyuria, proteinuria, hematuria, eritrosit dismorfik?

Hematuria

Hematuria adalah terdapatnya eritrosit dalam jumlah yang

abnormal didalam urin. Nilai normal eritrosit di dalam urin adalah 0

– 3/lapangan pandangbesar (LPB = pembesaran obyektif 40x

mikroskop cahaya).

Gross hematuria

dapat dideteksi dengan mata telanjang, sedangkan microscopic

hematuria dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya.

Hematuria bisa terdapat pada:

1.Batu saluran kemih

2.Glomerulonefritis akut

3.Trauma saluran kemih

4.Tumor saluran kemih

5.Radang kandung kemih

Sumber : Mangatas AM, Ketut suwitra,2004 . Diagnosis Dan

Penatalaksanaan InfeksiSaluran Kemih Terkomplikasi available

a

thttp://www.dexamedica.com/test/htdoes/dexamedica/article_files/i

sk.pdf  

- Pyuria : Leukosituria atau pyuria adalah adanya leukosit didalam urine. Hal tersebut dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur. Leukosit merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap segala antigen yang masuk, bila organ tubuh terserang oleh antigen bisa berupa mikroorganisme ataupun sumbatan benda asing maka akan terjadi peningkatan kadar leukosit.

- Peningkatan jumlah leukosit di dalam urin menunjukkan adanya keradangan pada saluran kemih, misalnya:

- 1.Pielonefritis- 2.Uretritis- 3.Prostatitis- 4.Sistitis- Sumber : Anonim. 1999. Kapita Selekta Kedokteran . Edisi III.

Media Aeculapius. Jakarta : UIpress. 478ERITROSIT DISMORFIK

Eritrosit dismorfik berasal dari glomerulus melewati beberapa daerah dengan osmolalitas yang berbeda sehingga bentuk eritrosit tidak lagi bikonkaf dan tidak sama, yang menandakan adanya kerusakan glomerulus dan bercampurnya eritrosit dengan protein yang tidak tersaring pada filtrasi.Eritrosit dismorfik tampak pada ukuran yang heterogen, hipokromik, terdistorsi dan sering tampak gumpalan-gumpalan kecil tidak beraturan tersebar di membran sel. Eritrosit dismorfik memiliki bentuk aneh akibat terdistorsi saat melalui struktur glomerulus yang abnormal.

Sumber : Mangatas AM, Ketut suwitra,2004 . Diagnosis Dan Penatalaksanaan InfeksiSaluran Kemih Terkomplikasi available athttp://www.dexamedica.com/test/htdoes/dexamedica/article_files/isk.pdf  

ProteinuriaOrang dewasa sehat mengeluarkan < 150 mg protein dalam urin 24 jam: 60% dari hasil filtrasi protein plasma (20 – 40 mg albumin) dan 40% glikoproteindan imunoprotein. Jika jumlah ekskresinya > 3,5 g/24 jam, maka proteinuria berada pada ‘area nefrotik’.Adanya gangguan pada glomerulus maka ukuran dan muatan barrier selektif dapat rusak. Umumnya filter glomerulus dapat dilalui oleh molekul < 17Å, sedangkan albumin mempunyai radius 36 Å dengan bersihan fraksional 10%dari laju filtrasi glomeruler.Dinding kapiler glomerulus mempunyai muatan negatif (anionik) padapermukaan endotelnya sampai seluruh membrana basalis glomerulus dan padalapisan sel epitelnya, sehingga dinding kapiler dapat menolak muatan positif dariprotein plasma.Jika glomerulus intak, hanya jejak yang mengandung albumin yang dapatlolos melalui filtrasi glomerulus. Protein yang lebih kecil dari albumin (< 68.000dalton), juga dapat difiltrasi sampai berbagai tingkat dan direabsorbsi olehtubulus proksimalis, dimana protein mengalami katabolisme. Proteinuria tubuler terjadi jika tubulus proksimalis mengalami kerusakan, sehingga mengganggureabsorpsi protein. Proteinuria bentuk ini jarang melebihi 1500 mg/24 jam kecuali jika disertai dengan kerusakan glomerulus.Jadi penyebab proteinuria antara lain,1. Kerusakan membran kapiler glomeruli yang menyebabkan peningkatan filtrasi protein dengan berat molekul (BM) tinggi, misalnyapada glomerulonefritis.2.Peningkatan sekresi protein oleh sel-sel tubulus ke dalam lumen,misalnya pada pielonefritis.3. Peningkatan kadar protein BM rendah di dalam plasma yang melebihinilai ambang reabsorbsi tubuli, misalnya pada multipe myeloma.4. Penurunan daya reabsorbsi tubuli terhadap protein dengan BM rendahyang telah difiltrasi oleh glomeruli, misalnya pada renal tubular acidosis, acute renal failure

Sumber : Mangatas AM, Ketut suwitra,2004 . Diagnosis Dan Penatalaksanaan InfeksiSaluran Kemih Terkomplikasi available a

thttp://www.dexamedica.com/test/htdoes/dexamedica/article_files/isk.pdf  

PyuriaLeukosituria atau pyuria adalah adanya leukosit didalam urine. Hal

tersebut dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang

pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder

pada sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal.

Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK

karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila

didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan

pemeriksaan kultur. Leukosit merupakan salah satu mekanisme

pertahanan tubuh terhadap segala antigen yang masuk, bila organ

tubuh terserang oleh antigen bisa berupa mikroorganisme ataupun

sumbatan benda asing maka akan terjadi peningkatan kadar

leukosit.

Peningkatan jumlah leukosit di dalam urin menunjukkan adanya

keradangan pada saluran kemih, misalnya:

1.Pielonefritis

2.Uretritis

3.Prostatitis

4.Sistitis

Sumber : Anonim. 1999. Kapita Selekta Kedokteran . Edisi III.

Media Aeculapius. Jakarta : UIpress. 478

ProteinuriaPada keadaan normal, orang dewasa mengeksresikan

sedikit protein dalam urine, ±150 mg/hari, terdiri dari albumin dan protein Tamm-Horsfall.

Beberapa mekanisme utama yang menyebabkan proteinuria, yaitu:a. Fungsional

Data terjadi pada pasien dengan ginjal yang normal. Keadaan ini mengacu pada peningkatan sementara ekskresi protein akibat latihan yang berat, demam, atau peningkatan ekskresi protein yang diperkirakan karena posisi berdiri (ortostatik proteinuria), yaitu sebuah keadaan jinak dan sebagian besar terjadi di masa remaja.

b. Aliran keluar (prarenal)Terjadi bersamaan dengan ekskresi keluar protein

berberat molekul rendah jika terdapat produksi protein tertentu yang berlebihan. Pada keadaan ini, beban yang difiltrasi sangat melebihi kemampuan reabsorpsi normal dari tubulus proksimal dan meningkat ke titik saat beban yang difiltrasi melebihi kemampuan reabsorpsi dari tubulus proksimal. Immunoglobulin atau fragmen krioglobulin abnormal yang ditemukan dalam urin disebut protein Bence Jones dan bersifat nefrotoksik.

c. GlomerulusBebrapa mekanisme menyebabkan kenaikan

permeabilitas glomerulus, termasuk hilangnya ukuran atau beban sawar atau perubahan hemodinamik glomerulus. Sawar filtrasi glomerulus terdiri dari 3 lapisan, yaitu endotel, membrane basalm dan epitel yang memiliki rangkaian pori-pori berbagai ukuran. Dalam keadaan normal, membrane glomerulus hanya memungkinkan protein berberat molekul rendah untuk memasuki filtrate dan menahan filtrasi makromolekul. Beban molecular adalah penentu penting lain dari filtrasi zat terlarut. Membrane basal glomerulus memiliki beban negative. Sehingga filtrasi albumin yang bebannya negative terbatas pada bagian penolakan elektrostatik. Protein dengan berat molekul rendah atau molekul dengan muatan positif akan langsung difiltrasi.

d. TubulusPATOFISIOLOGI: KONSEP KLINIS PROSES-PROSES PENYAKIT VOL. 2, EDISI 6, EGC. 2005

Eitrosit dismorfik

Eritrosit dismorfik berasal dari glomerulus melewati beberapa

daerah dengan osmolalitas yang berbeda sehingga bentuk eritrosit

tidak lagi bikonkaf dan tidak sama, yang menandakan adanya

kerusakan glomerulus dan bercampurnya eritrosit dengan protein

yang tidak tersaring pada filtrasi.

Eritrosit dismorfik tampak pada ukuran yang heterogen,

hipokromik, terdistorsi dan sering tampak gumpalan-gumpalan

kecil tidak beraturan tersebar di membran sel. Eritrosit dismorfik

memiliki bentuk aneh akibat terdistorsi saat melalui struktur

glomerulus yang abnormal.

Sumber : Mangatas AM, Ketut suwitra,2004 . Diagnosis Dan Penatalaksanaan InfeksiSaluran Kemih Terkomplikasi available

5. Mengapa didapatkan nyeri ketok kostovertebra dan nyeri suprapubik?

Nyeri tekan ginjal bisa ditemukan pada saat palpasi, tetapi pemeriksaan juga dapat dilakukan pada sudut kostovertebra. Pemeriksaan dengan palpasi terkadang sudah dirasakan nyeri, tetapi pemeriksaan dengan kepalan tangan untuk menimbulkan nyeri ketok ginjal harus dilakukan. Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebralis dan dengan kepalan tangan sisi ulcer tangan lainnya dipukulkan.

Pain with pressure or fist percussion suggests pyelonephritis, but may also have a musculoskeletal cause.

Bates Guide to Physical Examination and HistoryNyeri suprapubik : Nyeri tekan supra pubik (+)

Perasaan tidak enak pada daerah abdomen yang terletak di atas sympisis pubic.

Sumber : Dasar – dasar urologi, basuki B Purnomo

Nyeri ketok kostovertebra : Jawab :

Untuk pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan mempersilahkan penderita untuk duduk menghadap ke salah satu sisi, dan pemeriksa berdiri di belakang penderita. Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kanan). Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kiri). Penderita diminta untuk memberiksan respons terhadap pemeriksaan bila ada rasa sakit.Sumber : Dasar – dasar urologi, basuki B Purnomo

ISKEtiologi :

Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah

jenis bakteri aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih tidak

dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah

terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya

makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih.

Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri, namun

tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi karena jamur dan

virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarang terjadi jika

dibandingkan dengan infeksi gram negatif.

Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari

vagina, perineum (daerah sekitar vagina), rektum (dubur) atau dari

pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran

kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih

sampai ke kandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.

Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-

bakteri di bawah ini :

A. Kelompok anterobacteriaceae seperti :

1. Escherichia coli

2. Klebsiella pneumoniae

3. Enterobacter aerogenes

4. Proteus

5. Providencia

6. Citrobacter

B. Pseudomonas aeruginosa

C. Acinetobacter

D. Enterokokus faecalis

E. Stafilokokus sarophyticus

DASAR-DASAR UROLOGI, EDISI KEDUA. BASUKI PURNOMO. SAGUNG SETO. 2003

PROSES INFEKSI

Higienitas lemah masuk melalui genital bakteri dari darah ginjalDisebabkan karena endapan kompleks Ag-Ab (bakteri E Coli dan Klebsiela masuk pertahanan ginjal perlawanan Anti Bodi

ketika Ag terlalu banyak yang terpapar submucosa dari ginjal antibodi terangsang dan menempel di endotel berikatan terjadi kompleks Ag Ab merangsang mediator inflamasi radang.A d a d u a j a l u r u t a m a t e r j a d i n y a I S K y a i t u

a s e n d i n g d a n h e m a t o g e n .

Secara asending yaitu:

Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain:

factor a n a t o m i d i m a n a p a d a w a n i t a m e m i l i k i u r e t r a

y a n g l e b i h p e n d e k   daripada laki-laki sehingga insiden

terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi,

kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius

(pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter)

Secara hematogen yaitu:

S e r i n g t e r j a d i p a d a p a s i e n y a n g s y s t e m

i m u n n y a r e n d a h s e h i n g g a mempermudah penyebaran

infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yangmempengaruhi

struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran

hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan

distensikandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan

lain-lain.

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat

pengosongan kandungkemih yang tidak lengkap atau kurang efektif.

Mobilitas menurun

Nutrisi yang sering kurang baik 

System imunnitas yng menurun

Adanya hambatan pada saluran urin

Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut

mengakibatkan distensiiyang berlebihan sehingga menimbulkan

nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan res is tensi terhadap

invasi bakter i dan res idu kemih menjadi media

per tumbuhan bakter i yang selanjutnya akan

mengakibatkan gangguan fungsi g in ja l sendir i , kemudian

keadaan ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius.

Selainitu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara

lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang menakibtakan

penimbunan cairan bertekanan dalam pelvisg in jal dan ureter

yang d isebut sebagai h idronefroses. Penyebab umum

obstruksiadalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan

hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia

60 tahun.

PX. LAB

Pemeriksaan laboratorium

1. Analisa Urin (urinalisis)

Pemeriksaan urinalisis meliputi:

Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin).

Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah

putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin.

Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin).

Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika ditemukan

eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen

urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit

lain, misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.

2. Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)

Pemeriksaan bakteriologis meliputi:

Mikroskopis.

Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).

Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.

Biakan bakteri.Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.

3. Pemeriksaan kimia

Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin.

Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram

negatif. Batasan: ditemukan lebih 100.000 bakteri. Tingkat

kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.

4. Tes Dip slide (tes plat-celup)

Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini

tidak mampu mengetahui jenis bakteri.

5. Pemeriksaan penunjang lain

Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan

Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.

Pemeriksaan penunjang dari infeksi saluran kemih terkomplikasi:

1. Bakteriologi / biakan urinTahap ini dilakukan untuk pasien dengan indikasi:

Penderita dengan gejala dan tanda infeksi saluran kemih

(simtomatik).

Untuk pemantauan penatalaksanaan infeksi saluran kemih.

Pasca instrumentasi saluran kemih dalam waktu lama, terutama

pasca keteterisasi urin.

Penapisan bakteriuria asimtomatik pada masa kehamilan.

Penderita dengan nefropati / uropati obstruktif, terutama sebelum

dilakukan

Beberapa metode biakan urin antara lain ialah dengan plat agar

konvensional, proper plating technique dan rapid methods.

Pemeriksaan dengan rapid methods relatif praktis digunakan dan

memiliki ambang sensitivitas sekitar 104 sampai 105 CFU (colony

forming unit) kuman.

2. Interpretasi hasil biakan urinSetelah diperoleh biakan urin, maka dilakukan interpretasi.

Pada biakan urin dinilai jenis mikroorganisme, kuantitas koloni (dalam

satuan CFU), serta tes sensitivitas terhadap antimikroba (dalam

satuan millimeter luas zona hambatan). Pada uretra bagian distal,

daerah perianal, rambut kemaluan, dan sekitar vagina adalah habitat

sejumlah flora normal seperti laktobasilus, dan streptokokus

epidermis. Untuk membedakan infeksi saluran kemih yang

sebenarnya dengan mikroorganisme kontaminan tersebut, maka hal

yang sangat penting adalah jumlah CFU. Sering terdapat kesulitan

dalam mengumpulkan sampel urin yang murni tanpa kontaminasi dan

kerap kali terdapat bakteriuria bermakna tanpa gejala, yang

menyulitkan penegakkan diagnosis infeksi saluran kemih.

Berdasarkan jumlah CFU, maka interpretasi dari biakan urin adalah

sebagai berikut:

a. Pada hitung koloni dari bahan porsi tengah urin dan dari urin

kateterisasi.

Bila terdapat > 105 CFU/ml urin porsi tengah disebut dengan

bakteriuria bermakna

Bila terdapat > 105 CFU/ml urin porsi tengah tanpa gejala klinis

disebut bakteriuria asimtomatik

Bila terdapat mikroba 102 – 103 CFU/ml urin kateter pada wanita

muda asimtomatik yang disertai dengan piuria disebut infeksi

saluran kemih.

b. Hitung koloni dari bahan aspirasi supra pubik.

Berapapun jumlah CFU pada pembiakan urin hasil aspirasi supra

pubik adalah infeksi saluran kemih.

Interpretasi praktis biakan urin oleh Marsh tahun 1976, ialah

sebagai berikut:

Kriteria praktis diagnosis bakteriuria. Hitung bakteri positif bila

didapatkan:

> 100.000 CFU/ml urin dari 2 biakan urin porsi tengah yang

dilakukan seara berturut – turut.

> 100.000 CFU/ml urin dari 1 biakan urin porsi tengah dengan

leukosit > 10/ml urin segar.

> 100.000 CFU/ml urin dari 1 biakan urin porsi tengah disertai

gejala klinis infeksi saluran kemih.

> 10.000 CFU/ml urin kateter.

Berapapun CFU dari urin aspirasi suprapubik.

Berbagai faktor yang mengakibatkan penurunan jumlah bakteri

biakan urin pada infeksi saluran kemih:

Faktor fisiologis

Diuresis yang berlebihan

Biakan yang diambil pada waktu yang tidak tepat

Biakan yang diambil pada infeksi saluran kemih dini (early

state)

Infeksi disebabkan bakteri bermultiplikasi lambat

Terdapat bakteriofag dalam urin

Faktor iatrogenic

Penggunaan antiseptic pada waktu membersihkan genitalia

Penderita yang telah mendapatkan antimikroba sebelumnya

Cara biakan yang tidak tepat:

Media tertentu yang bersifat selektif dan menginhibisi

Infeksi E. coli (tergantung strain), baketri anaerob, bentuk K,

dan basil tahan asam

Jumlah koloni mikroba berkurang karena bertumpuk.

3. Pemeriksaan mikroskopik untuk mencari piuriaa. Urin tidak disentrifus (urin segar)

Piuria apabila terdapat ≥10 leukosit/mm3 urin dengan

menggunakan kamar hitung.

b. Urin sentrifus

Terdapatnya leukosit > 10/Lapangan Pandang Besar (LPB)

disebut sebagai piuria. Pada pemeriksaan urin porsi tengah

dengan menggunakan mikroskop fase kontras, jika terdapat

leukosit >2000/ml, eritrosit >8000/ml, dan casts leukosit >1000/ml,

maka disebut sebagai infeksi saluran kemih.

c. Urin hasil aspirasi suprapubik

Disebut piuria jika didapatkan >800 leukosit/ml urin aspirasi supra

pubik. Keadaan piuria bukan merupakan indikator yang sensitif

terhadap adanya infeksi saluran kemih, tetapi sensitif terhadap

adanya inflamasi saluran kemih.

4. Tes BiokimiaBakteri tertentu golongan enterobacteriae dapat mereduksi

nitrat menjadi nitrit (Griess test), dan memakai glukosa (oksidasi).

Nilai positif palsu prediktif tes ini hanya <5%. Kegunaan tes ini

terutama untuk infeksi saluran kemih rekurens yang simtomatik. Pada

infeksi saluran kemih juga sering terdapat proteinuria yang biasanya

< 1 gram/24 jam. Membedakan bakteriuria dan infeksi saluran kemih

yaitu, jika hanya terdapat piuria berarti inflamasi, bila hanya terdapat

bakteriuria berarti kolonisasi, sedangkan piuria dengan bakteriuria

disertai tes nitrit yang positif adalah infeksi saluran kemih.

5. Lokalisasi infeksiTes ini dilakukan dengan indikasi:

a. Setiap infeksi saluran kemih akut (pria atau wanita) dengan tanda

– tanda sepsis.

b. Setiap episode infeksi saluran kemih (I kali) pada penderita pria.

c. Wanita dengan infeksi rekurens yang disertai hipertensi dan

penurunan faal ginjal.

d. Biakan urin menunjukkan bakteriuria pathogen polimikrobal.

Penentuan lokasi infeksi merupakan pendekatan empiris untuk

mengetahui etiologi infeksi saluran kemih berdasarkan pola

bakteriuria, sekaligus memperkirakan prognosis, dan untuk panduan

terapi. Secara umum dapat dikatakan bahwa infeksi saluran kemih

atas lebih mudah menjadi infeksi saluran kemih terkomplikasi. Suatu

tes noninvasif pembeda infeksi saluran kemih atas dan bawah adalah

dengan ACB (Antibody-Coated Bacteria). Pemeriksaan ini

berdasarkan data bahwa bakteri yang berasal dari saluran kemih atas

umumnya diselubungi antibody, sementara bakteri dari infeksi

saluran kemih bawah tidak. Pemeriksaan ini lebih dianjurkan untuk

studi epidemiologi, karena kurang spesifik dan sensitif.

Identifikasi / lokalisasi sumber infeksi:

a. Non invasif

Imunologik

ACB (Antibody-Coated Bacteria)

Autoantibodi terhadap protein saluran Tam-Horsfall

Serum antibodi terhadap antigen polisakarida

Komplemen C

Nonimunologik

Kemampuan maksimal konsentrasi urin

Enzim urin

Protein Creaktif

Foto polos abdomen

Ultrasonografi

CT Scan

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Bakteriuria polimikrobial / relaps setelah terapi (termasuk

pada terapi tunggal)

b. Invasif

Pielografi IV / Retrograde / MCU

Kultur dari bahan urin kateterisasi ureteroan bilasan kandung

kemih

Biopsi ginjal (kultur pemeriksaan imunofluoresens)

6. Pemeriksaan radiologis dan penunjang lainnya

Prinsipnya adalah untuk mendeteksi adanya faktor predisposisi

infeksi saluran kemih, yaitu hal – hal yang mengubah aliran urin dan

stasis urin, atau hal – hal yang menyebabkan gangguan fungsional

saluran kemih. Pemeriksaan tersebut antara lain berupa:

a. Foto polos abdomen

Dapat mendeteksi sampai 90% batu radio opak

b. Pielografi intravena (PIV)

Memberikan gambaran fungsi eksresi ginjal, keadaan ureter, dan

distorsi system pelviokalises. Untuk penderita: pria (anak dan bayi

setelah episode infeksi saluran kemih yang pertama dialami,

wanita (bila terdapat hipertensi, pielonefritis akut, riwayat infeksi

saluran kemih, peningkatan kreatinin plasma sampai < 2 mg/dl,

bakteriuria asimtomatik pada kehamilan, lebih dari 3 episode

infeksi saluran kemih dalam setahun. PIV dapat mengkonfirmasi

adanya batu serta lokasinya. Pemeriksaan ini juga dapat

mendeteksi batu radiolusen dan memperlihatkan derajat obstruksi

serta dilatasi saluran kemih. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan

setelah > 6 minggu infeksi akut sembuh, dan tidak dilakukan pada

penderita yang berusia lanjut, penderita DM, penderita dengan

kreatinin plasma > 1,5 mg/dl, dan pada keadaan dehidrasi.

c. Sistouretrografi saat berkemih

Pemeriksaan ini dilakukan jika dicurigai terdapat refluks

vesikoureteral, terutama pada anak – anak.

d. Ultrasonografi ginjal

Untuk melihat adanya tanda obstruksi/hidronefrosis, scarring

process, ukuran dan bentuk ginjal, permukaan ginjal, masa, batu,

dan kista pada ginjal.

e. Pielografi antegrad dan retrograde

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat potensi ureter, bersifat

invasive dan mengandung factor resiko yang cukup tinggi.

Sistokopi perlu dilakukan pada refluks vesikoureteral dan pada

infeksi saluran kemih berulang untuk mencari factor predisposisi

infeksi saluran kemih.

f. CT-scan

Pemeriksaan ini paling sensitif untuk menilai adanya infeksi pada

parenkim ginjal, termasuk mikroabses ginjal dan abses perinefrik.

Pemeriksaan ini dapat membantu untuk menunjukkan adanya

kista terinfeksi pada penyakit ginjal polikistik. Perlu diperhatikan

bahwa pemeriksaan in lebih baik hasilnya jika memakai media

kontras, yang meningkatkan potensi nefrotoksisitas.

g. DMSA scanning

Penilaian kerusakan korteks ginjal akibat infeksi saluran kemih

dapat dilakukan dengan skintigrafi yang menggunakan (99mTc)

dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pemeriksaan ini terutama

digunakan untuk anak – anak dengan infeksi saluran kemih akut

dan biasanya ditunjang dengan sistoureterografi saat berkemih.

Pemeriksaan ini 10 kali lebih sensitif untuk deteksi infeksi korteks

ginjal dibanding ultrasonografi.

gizi.depkes.go.id/gaya.../Penyakit-Gangguan%20pada%20Ginjal.pdf