li lbm 3 blok 15
-
Upload
adianavikasanti -
Category
Documents
-
view
226 -
download
3
description
Transcript of li lbm 3 blok 15
1. Langkah apa saja yg harus diperhatikan dlm memastikan instrument beserta macam2 nya ?
DEFINISI Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematsi dan dipermudah
olehnya.contoh:kuisioner,wawncara,pengamatan,inventory dan skala.
no Jenis metode Jenis instrument
1 Amgket(kuisioner) Kuisioner,daftar cocok(checklist),skala,inventory
2 Wawancara Pedoman wawancara,daftar cocok(checklist)
3 Pengamatan Lembar pengamatan,panduan pengamatan,daftar cocok
4 Ujian9(test) Soal ujian,soal test,inventory
5 Dokumentasi Daftar cocok dan table
1. Pemilihan instrument penelitian dipengaruhi oleh bebrapa fktor: data yag
didinginkan,sumber data,metode,kedalaman penelitian,dan kemampuan peneliti
dalam hal:tehnik,waktu,tenaga dan dana.
2. Langkah-langkah dalam menyusun instrument:
- Mengadakan identifikasi variabel2 yang ada dalam rumusan masalah
- Menjabarkan variable menjadi sub atau bagian variable
- Mencari indicator setiap sub atau bagian variable
- Menderetkan descriptor dari setiap indicator
- Merumuskan setaiap descriptor menjadi buti2r2 instrumen.
- Melengkapi instrument dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar.
(Suharsimi ari kunto,manjemen penelitian.)
3. Ciri instrument yg baik
- Validitas
- Realibiltas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu a lat pengukur itu mengukur apa yang
ingin diukur.contoh:bial orang ingin mengikur bart badan maka org trsbut harus
menggunakan timbangan.timbangan ini adalah alat pengukur yang valid bila
digunakan untuk mengukur berta bdn.
Reliabilitas:untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relative
konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali tau lebih.contoh meteran adalah
alat mengukur yang reliable dimana apabila digunakan untuk mengukur panjang
hasilnya tetap sama tau beda dengan langkah kaki(bkn reliable.)
Prinsip reabilitas :
Dalam menanyakan fakta atau kenyataan hidup pada sasaran penelitian harus
memperhatikan relevansi pertanyaan bagi responden/menanykan sesuatu yang
dikenal oleh responden.
Pertanyaan yang diajukan harus cukup jelas berdasarkan kemampuan
responden.ini mengingat bahwa intelektual responden berbeda2.
Perlu adanya suatu penekanan atau pengulangan.peneliti kadang menanyakan
pertanyaan dengan satu kali dalam waktu yang berbeda.
Standardisasi,pneliti memakai ukuran pengamatan yang sudah terstandardisasi
keandalanya.
Jenis-jenis instrument
Pengukuran biofisiologis
Adalh pengukuran yang dipergunakan pada tindakan yang berorientasi pada
dimensi fisiologis.
Instrument pengumpulan data pada fisiologis dibedakan menjadi dua macam
In vivo:observasi proses fisiologis tubuh,tanpa pengambilan bahan/specimen dari
tubuh klien.contoh pengukuran tekanan darah terhadap suatu jenis obat.
In vitro:pengambilan bahan/specimen dari klien.contoh:pengambilan urin untuk
memeriksa kadar hormone kortisol,stress,katekolamin,dan penuruna imun.)
Pengukuran observasi
Pengukuran ini dapt dibedakan menjadi 2 yaitu:
Tidak terstruktur
Pada pengukuran ini peneliti secra spontan menobservasi dan mencatat apa yang
dilihat dengan sedikit perencanaan.metode ini biasa digunakan untuk menganalisa
data yang kualitatif daripada kuantitatif.
Terstruktur
Peneliti secara cermat mendefinisikan apa yang akan diobservasi melalui suatu
perencanaan yang matang.
Intrumen yang digunakan adalah checklist dan rating scale.
Pengukuran wawancara
Pengukuran kuisioner
Pengukuran skala.
1. Macam-macam dr instrument
menurut jenis variabel yang akan diukur secara garis besar dapat dibedakan dua
jenis instrumen yaitu :
1. instrumen untuk mengukur variabel dengan skala nominal dan ordinal (data
kualitatif)
2. instrumen untuk mengukur skala interval dan rasio (data kuantitatif)
2. Cara menyusun instrument
menurut metode pengumpulan data , instrumen penelitian dapat dibedakan
menjadi alat untuk :
1. melakukan observasi
2. mengumpulkan data melaluui dokumentasi
3. wawancara
4. angket
5. mengumpulkan data kuantitatif (misalnya timbangan , alat pengukur Hb darah
, barometer )
sumber : panduan penelitian oleh : Dr.B.Sandjaja , MSPH
2. Apa saja faktor-faktor dr kriteria inklusi dan eksklusi dipilih ?
a. kriteria inklusi
criteria dimna subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi
syrat sebagai sampel.
Karakteristik umum subjek penelitian dari satu populasi target yang
terjangkau akan diteliti.contohnya:responden yang bersedia,bisa baca tulis.
b. kriteria eksklusi
Criteria eksklusi:criteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel.
Keadaan yang menyebabkan subjek yang memenuhi krteria inklusi namun
tidak dapat tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian(nursalam,2003).
sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi
karena belrbagai sebab, antara lain :
1. terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu pengukuran atau
interpretasi.
2. terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan, seperti pasien yang
tidak mempunyai tempat tinggal tetap, hingga dapat dipastikan akan sulit
ditindaklanjuti.
3. hambatan etis
4. subjek menolak berpartisipasi
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian klinis edisi ke-2 Prof .DR.Dr.Sudigdo
Sastroasmoro.Sp.A(K), Prof.Dr.Sofyan Ismail, Sp.A(K)
3. Bagaimana skala pengukuran variabel dan teknik pengolahan data ?
Skala Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian biasanya berbentuk symbol atau angka. Skala pengukuran merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi metode analisis data yang digunakan. Skala pengukuran ada 4 kategori diantaranya…
1. Skala nominal
Skala nominal biasanya berbentuk kategori atau kelompok dari suatu objek, misalnya dalam penelitian kita menggunakan variabel pekerjaan yang dibedakan menjadi dua kategori yaitu swasta dan non swasta yang kemudian diberi angka 1 untuk swasta dan 2 untuk non swasta. Namun perlu diingat angka 1 dan 2 bukan nilai dalam artian
sebenarnya, ia hanya digunakan untuk melihat berapa banyak subjek dikelompokkan dalam kategori yang dimaksud seperti distribusi frekuensi atau modus. Skala ini bisa dikatakan skala pengukuran sederhana.
2.Skala ordinal Perkembangan lebih lanjut dari skala nominal adalah skala ordinal, jika skala nominal hanya mengkategorikan secara sederhana dengan angka 1 dan 2 atau 1 dan 0, sedangkan skala ordinal lebih berbentuk rangking sehingga yang digunakan bukan hanya angka 1 atau 2 tetapi bertambah menjadi 1,2,3,4,dan 5.
3.Skala interval Skala interval merupakan skala lanjutan dari skala ordinal. Skala yang digunakan skala likert yaitu meranking sekaligus memberi nilai. Contoh: Nilai Skala Kategori 1 sangat tidak setuju 2 tidak setuju 3 kurang setuju 4 setuju 5 setuju sekali
4.Skala Rasio Skala rasio adalah skala interval dan memiliki dasar. Skala rasio ditentukan dengan nilai-nilai tertentu, sehingga tidak ada batasan yang past mengenai pengukuran dengan skala rasio. Misalnya saja ketika seseorang ingin meneliti mengenai ledakan pertumbuhan penduduk, maka skala pengukuran yang digunakan adalah rumus yang berlaku untuk menghitung berapa besar ledakan penduduk dalam satu tahun
Skala nominal dan ordinal dikategorikan sebagai skala non metric sedangkan skala interval dan rasio dikategorikan sebagai skala metric.
Metode Analisis Data Menentukan metode analisis data merupakan langkah penting untuk menentukan pengolahan data dan kesimpulan hasil penelitian. Langkah awal menentukan metode analisis data adalah dengan memahami penggunaan skala pengukuran yang digunakan atau dengan menentukan jenis variable dan jumlah variabel.
satu variable terikat (metric) dan satu variable bebas (non metric) jika variabel Y dan X jumlahnya satu maka analisis yang digunakan adalah analisis univariat atau uji beda rata-rata atau t-test. Jika variabel bebas ukuran non metrik maka alat uji yg digunakan ANOVA
dua atau lebih variabel terikat dan atau lebih variabel bebas jika variabel Y terdiri dari Y1 dan Y2 sedangkan variabel X jumlahnya lebih dari satu maka analisis yang digunakan adalah analisis MANOVA
satu variabel terikat dan satu atau lebih variabel bebas
jika variabel Y terdiri dari satu dan variabel X jumlahnya satu atau lebih dari satu maka uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi sederhana atau berganda.
satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas bisa menggunakan analisis diskriminan atau logistic regression jika variabel bebas berupa kombinasi antara metrik dan nominal dan variabel terikat merupakan skala nominal. Sumber: analisis multivariat, Imam Ghozali
Macam – macam pengukuran
a. Pengukuran kualitatifmenetapkan ada atau tidaknya nilai atau cirri tertentu
pada subjek penelitian
b. Pengukuran kuantitatif melakukan identifikasi besarkecilnya variasi nilai
Hal2 yg perlu diperhatikan agar terhindar kesalahan dalam pengukuran
a. Dipilih alat yang sudah baku
b. Dilakukan peneraan terlebih dahulu
c. Dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas4. Apa saja macam validitas penelitian ?
3 tipe validitas
o Validitas isi
Validitas isi mencangkup item2 skala yang mencerminkan domain konsep yang
sedang diteliti.
o Validitas konstruk
Berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai
konsep yang sedang diukur.2 aspek pokok dalam validitas ini adalah secara
teoritis dan statistic.
o Validitas criteria
Menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu
memprediksi suatu variable yang dirancang sebgai criteria.
macam-macam validitas penelitian
validitas dalam (internal validity)
ialah ikhwal kesahihan penelitian yg menyangkut pertanyaan : sejauh mana
perubahan yg diamati dalam suatu penelitian (terutama penelitian eksperimental)
benar2 hanya terjadi karena perlakuan yg diberikan (variabel perlakuan) dan
bukan karena pengaruh faktor lain (variabel luar).
validitas luar (eksternal validity)
ialah ikhwal penelitian yg menyangkut pertanyaan : sejauh mana hasil suatu
penelitian dapat dirampatkan (digeneralisasikan) pd populasi induk (asal sampel
penelitian diambil).
Pratiknya, A. Watik. 1986. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan
ciri validitas suatu pengukuran
ketepat ukuran
berarti, disamping secara tepat mengukur apa yg memang akan diukur
(sensitivitas), juga dengan pengukuran tersebut tidak terukur hal lain yg selain yg
akan diukur (spesifitas).
ketelitian, kecermatan
merupakan penggambaran bahwa pengukuran yg dilakukan memenuhi sarat
reliabilitas.
Pratiknya, A. Watik. 1986. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan
unsur-unsur yang berkaitan dalam validitas pengukuran
a. alat ukur
b. metode ukur
c. pengukur (peneliti)
Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
ciri-ciri reliabilitas
konsisten atau stabilitas
jika pengukuran yang dilakukan berkali-kali pada obyek yang sama
menghasilkan skor yang sama
ketepatan
jika skor yang diperoleh dengan pengukuran tsb merupakan skor yang
sebenarnya
ketelitian
jika penyimpangan skor hasil pengukuran dari skor yang sebenarnya sedikit
sekali atau mendekati nol
Sumber : dasar – dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh :
Dr.Ahmad watik Pratiknya
cara pendekatan atau pengujian terhadap reliabilitas pengukuran
pendekatan konsistensi dalam
prinsip : melakukan uji coba instrumen pada sekelompok subyek dengan : satu alat
ukur , satu kali pengukuran
pendekatan konsistensi luar
dilakukan dengan dua kali pengukuran pada sekelompok subyek yang
sama.Dikenal 2 teknik pendekatan :
d. teknik uji ulang
prinsip : ialah melakukan uji coba instrumen pada sekelompok subyek dengan
: satu alat ukur dan dua kali pengukuran
e. teknik uji paralel
hasil pengukuran instrumen yang dicoba dibandingkan atau dikorelasikan
dengan hasil pengukuran dengan instrumen yang telah baku atau relaibel.Ui
coba dilakukan pada sekelompok obyek dengan : dua alat ukur dan dua kali
pengukuran
Sumber : dasar – dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh :
Dr.Ahmad watik Pratiknya
5. Bagaimana cara membuat definisi oprasional ?
Pentingnya Operasionalisasi VariabelVariabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variable, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat konseptual.
Operasionalisasi variable bermanfaat untuk: 1) mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan; 2) menunjukkan bahwa
suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional; 3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan. Definisi Operasional Didasarkan pada Kriteria yang Dapat DiobservasiYang dimaksud dengan definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain” (Young, dikutip oleh Koentjarangningrat, 1991;23). Penekanan pengertian definisi operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”. Apabila seorang peneliti melakukan suatu observasi terhadap suatu gejala atau obyek, maka peneliti lain juga dapat melakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan oleh peneliti pertama.Lain halnya dengan definisi konseptual, definisi konseptual lebih bersifat hipotetikal dan “tidak dapat diobservasi”. Karena definisi konseptual merupakan suatu konsep yang didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat untuk membuat logika proses perumusan hipotesa.
Cara-Cara Menyusun Definisi OperasionalAda tiga pendekatan untuk menyusun definisi operasional, yaitu disebut Tipe A, Tipe B dan Tipe C.Definisi Operasional Tipe ADefinisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala menjadi nyata.
Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya. Definisi Operasional Tipe BDefinisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-karakteristik dinamisnya.
Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.
Definisi Operasional Tipe CDefinisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya.Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.