LHP BPK

28
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN HASIL KERJA PANITIA KHUSUS DPRD PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMBAHAS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN KALIMANTAN BARAT ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN ANGGARAN 2010

Transcript of LHP BPK

Page 1: LHP BPK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHPROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAPORAN HASIL KERJA

PANITIA KHUSUS DPRD PROVINSI KALIMANTAN BARATPEMBAHAS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN KALIMANTAN BARATATAS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARATTAHUN ANGGARAN 2010

DISAMPAIKAN DALAM RAPAT PARIPURNA DPRDPROVINSI KALIMANTAN BARATHari : R a b uTanggal : 21 September 2011

Page 2: LHP BPK

LAPORAN HASIL KERJA

PANITIA KHUSUS DPRD PROVINSI KALIMANTAN BARATPEMBAHAS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN KALIMANTAN BARATATAS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARATTAHUN ANGGARAN 2010

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Selamat Pagi dan salam sejahtera

Yth. Sdr. Pimpinan Rapat,

Yth. Sdr. Gubernur Kalimantan Barat beserta staf

Yth. Sdr. Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi Kalbar

Yth. Sdr. Kepala Badan / Dinas Pemerintah provinsi Kalimantan Barat beserta jajarannya

Yth. Sdr. Rekan - rekan Wartawan serta hadirin yang kami hormati.

Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia,

Mengawali Laporan Panitia Khusus DPRD Provinsi Kalimantan Barat Pembahas LHP

BPK – RI atas laporan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2010,

terlebih dahulu marilah kita panjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena

berkat Rahmat Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga pada hari ini tanggal 21 September

2011, kita masih diberi waktu dan kesempatan serta kekuataan untuk dapat bersama sama

hadir di ruangan Sidang Paripurna dalam keadaan sehat walafiat.

Page 3: LHP BPK

1

Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Badan Musyawarah DPRD Provinsi Kalimantan Barat yang telah merespon Surat

Pansus untuk perubahan jadwal Dewan sehingga Pansus diberi waktu untuk menyelesaikan

tugasnya.

Juga perkenankan kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pimpinan

Rapat atas waktu yang telah diberikan kepada kami untuk menyampaikan Laporan Hasil

Kerja Panitia Khusus Pembahas LHP BPK – RI Tahun Anggaran 2010.

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula perkenankan kami juga mengucapkan

selamat hari Raya Idul Fitri 1432 H bagi umat muslim, Minal Aidin Wal Faidzin mohon maaf

lahir dan bathin.

Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia,

Perlu kami sampaikan pada Forum yang terhormat ini sebagai landasan

Yuridis Formal bagi Panitia Khusus DPRD Provinsi Kalimantan Barat dalam

membahas Laporan Hasil Pemeriksaan BPK – RI Perwakilan Kalimantan Barat

atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran

2010 adalah sebagai berikut :

1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

3. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara

4. UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

2

Page 4: LHP BPK

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

terhadap tindak lanjut Pemeriksaan Badan pemeriksa Keuangan

6. Peraturan BPK – RI Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara ( SPKN )

7. Peraturan DPRD Provinsi Kalimantan Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Barat

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan DPRD Provinsi Kalimantan

Barat Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan DPRD

Provinsi Kalimantan Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata Tertib Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Barat

8. Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi Kalimantan Barat Nomor 18 / PIMP /

2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyusunan dan Penetapan Jadwal Kegiatan

DPRD Provinsi Kalimantan Barat Bulan Juli s/d Agustus 2011;

9. Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi Kalimantan Barat Nomor: 15 / PIMP /

2011 Tanggal 9 Agustus 2011 tentang Pembentukan Panitia Khusus

Pembahas Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat;

10. Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi Kalimantan Barat Nomor 23 / PIMP /

2011 Tanggal 9 Agustus 2011 tentang Personalia Pimpinan dan Keanggotaan

Panitia Khusus Pembahas Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat;

11. Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi Kalimantan Barat Nomor : 24 / PIMP /

2011 Tanggal 9 Agustus 2011 tentang Penetapan Perubahan dan

Page 5: LHP BPK

3

Penjadwalan Ulang Jadwal Kegiatan DPRD Provinsi Kalimantan Barat untuk

Bulan Agustus s/d Desember 2011;

Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia,

Dengan telah dibentuknya Personalia Pimpinan dan Keanggotaan Panitia

Khusus Pembahas Laporan Hasil Pemeriksaan BPK – RI Perwakilan Kalimantan

Barat atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Anggaran 2010, maka Panitia Khusus melakukan serangkaian kegiatan melalui

tahapan – tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan Rapat – rapat Internal Panitia Khusus dalam rangka pendalaman

materi;

2. Melakukan Study Banding ke Provinsi Jawa Timur, guna mendapatkan

masukan / bahan Pembanding mengenai mekanisme / proses pembahasan

yang dilakukan oleh DPRD Provinsi Jawa Timur dengan Mekanisme / Proses

yang dilakukan oleh Panitia Khusus DPRD Provinsi Kalimantan Barat.

3. Melakukan Konsultasi ke Inspektorat Jenderal dan BAKD Kementerian Dalam

Negeri Republik Indonesia di Jakarta, guna mendapatkan masukan dan

penjelasan mengenai beberapa substansi materi dari pasal – pasal pada

Permendagri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi

Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap tindak lanjut hasil

pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.

4. Melakukan Rapat Gabungan dengan Tim Tindak Lanjut dan TP / TGR

Eksekutif guna mendapatkan masukan / penjelasan mengenai pelaksanaan

4

Page 6: LHP BPK

kegiatan ( Action Plan ) yang telah dilakukan oleh Eksekutif dalam menindak

lanjuti LHP BPK – RI Perwakilan Kalimantan Barat atas Laporan Keuangan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

5. Melakukan Konsultasi ke BPK – RI Perwakilan Kalimantan Barat, guna

mendapatkan masukan / penjelasan mengenai beberapa temuan – temuan

oleh BPK – RI dan sampai sejauh mana Eksekutif menindak lanjuti hasil

temuan BPK – RI Perwakilan Kalimantan Barat.

Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia,

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan BPK –

RI Perwakilan Kalimantan Barat atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2010 telah disampaikan oleh Kepala BPK – RI

Perwakilan Kalimantan Barat dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi

Kalimantan Barat pada tanggal 22 Juli 2011 di Ruang Rapat Balairungsari, dari

Laporan hasil Pemeriksaan BPK-RI Perwakilan Kalimantan Barat atas Laporan

Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2010 tersebut

BPK-RI Perwakilan Kalimantan Barat menyatakan Opini Wajar Dengan

Pengecualian ( Qualified Opinion ), hal ini berarti bahwa laporan keuangan

secara umum telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai

standar akuntansi Pemeritah ( SAP ), kecuali dampak hal – hal yang

berhubungan dengan di kecualikan.

Secara singkat dari LHP BPK-RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat, atas

Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat TA 2010 dapat

diketahui ada beberapa temuan yang perlu ditindak lanjuti oleh Pemerintah

Provinsi Kalimantan Barat antara lain :

5

Page 7: LHP BPK

I. SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Sistem Pengendalian Intern sesuai LHP No. 26.B / HP / XIX.PNK / 05 / 2011

tanggal 17 Mei 2011, dalam laporan ini BPK telah melaksanakan pengujian atas

sistem Pengendalaian Intern Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, sebab

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bertanggung jawab untuk mengatur dan

menyelenggarakan Pengendalian tersebut, sehingga laporan atas sistem

pengendalian ini BPK – RI Perwakilan Kalimantan Barat TA 2010 telah

menemukan dan mengungkapkan kelemahan sistem pengendalaian intern yang

diketahui ada 11 ( sebelas ) temuan sebagai berikut :

1. Pengelolaan Keuangan Daerah oleh Bendahara Umum Daerah dan Kuasa

Bendahara Umum Daerah belum memadai.

2. Penyajian Saldo Piutang pajak sebesar Rp. 13.731.128. 500 tidak andal

3. Penyajian saldo persediaan Obat pada Rumah Sakit khusus

Provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp. 410.848.247,07 tidak andal.

4. Penyajian Saldo Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat

pada Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Provinsi Kalimantan Barat per

31 Desember 2010 sebesar Rp. 1.000.000.000,- tidak andal.

5. Pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat

belum memadai dan penyajian saldo asset tetap per 31 Desember 2010

sebesar Rp. 2.112.224.096.841,75,- tidak andal.

6. Penyajian Saldo Tagihan Piutang Penjualan Angsuran sebesar

Rp. 3.123.402.658,- dan saldo bagian lancar Tagihan Piutang Angsuran

sebesar Rp. 0,00 tidak andal.

6

Page 8: LHP BPK

7. Penyajian Saldo Kemitraan Pihak ketiga sebesar Rp. 95.383.000,- tidak

andal.

8. Penyajian saldo asset lain – lain per 31 Desember 2010 sebesar Rp.

74.345.453.842,59 tidak andal.

9. Penyajian anggaran dan realisasi pendapatan daerah sebesar

Rp. 35.590.439.887,38 dan belanja daerah minimal sebesar.

Rp. 83.938.669.106,- tidak sesuai standar Akuntansi Pemerintah.

10. Penyajian realisasi belanja jasa pelayanan kesehatan sebesar

Rp. 4.054.320. 344,29 pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso tidak

wajar.

11. Implementasi Mekanisme Penyaluran Belanja Bantuan Keuangan kepada

Partai Politik Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp.1.045.883.187,- tidak

sesuai ketentuan.

II. LAPORAN ATAS KEPATUHAN

Laporan atas kepatuhan sesuai LHP No. 26.C / HP / XIX.PNK / 05 / 2011

tanggal 17 Mei 2011, BPK – RI Perwakilan Kalimantan Barat telah

melaksanakan pengujian atas Kepatuhan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat

terhadap peraturan Perundang – Undangan yang merupakan tanggung Jawab

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam Pengelolaan Keuangan Daerah,

terhadap laporan atas kepatuhan ini terdapat 9 ( sembilan ) kasus / temuan:

1. Pengelolaan Keuangan Daerah oleh Bendaharawan Penerimaan / Bendahara

Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran / Bendahara

7

Page 9: LHP BPK

Pengeluaran Pembantu pada 4 ( empat ) satuan Kerja Perangkat Daerah

( SKPD ) belum memadai dan berpotensi disalahgunakan minimal sebesar

Rp. 779.638.901,-.

2. Terdapat Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah tidak

sesuai ketentuan dan berindikasi merugikan Keuangan Daerah sebesar

Rp. 91.200.000,-

3. Penyajian saldo tuntutan ganti rugi Daerah sebesar Rp. 159.576.137,- dan

tunggakan UYHD sebesar Rp. 6.864.329.658,- tidak didukung Surat

Keterangan Tanggung Jawab Mutlak ( SKTJM ) / SK Pembebanan.

4. Pekerjaan Pemeliharaan 4 ( empat ) Paket Pekerjaan Belanja Modal jalan

sebesar Rp.25.676.350.000,- belum dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana

5. Penyelesaian 4 ( empat ) Paket Pekerjaan pada 4 ( empat ) SKPD terlambat

dan belum dikenakan denda keterlambatan minimal sebesar

Rp.318.301.450,-

6. Terdapat penerimaan Tahun Anggaran 2010 sebesar minimal

Rp. 8.894.190.005,70 tidak melalui mekanisme Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah

7. Pertanggungjawaban Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 2.540.273.250,-

tidak Akuntabel

8. Realisasi Belanja Modal pada Dinas Pekerjaan Umum sebesar

Rp. 64.307.439.100,- tidak berdasarkan MUSRENBANG

8

Page 10: LHP BPK

9. Realisasi Belanja Hibah sebesar Rp. 3.116.832.000,- dan Bantuan Sosial

sebesar Rp. 210.000.000,- tidak sesuai ketentuan

III HASIL PEMANTAUAN ATAS PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH

Pemantauan atas kerugian Daerah yang dilakukan oleh BPK – RI adalah

untuk mengetahui keberadaan dan pelaksanaan tugas majelis Pertimbangan

Tuntutan Perbendaharaan ( TP ) dan Tuntutan Ganti Rugi ( TGR ) atau Tim

Penyelesaian Kerugian Negara ( TPKN ) dalam menangani kerugian daerah pada

Istansi yang dipantau sampai dengan 31 Desember 2010, yang mana

pemantauan oleh BPK dilaksanakan selama 5 ( lima ) hari Kalender mulai

tanggal 21 sampai dengan 25 Februari 2011.

Dalam pemantauan tersebut BPK melaporkan hasil temuan mengenai

kerugian Daerah Provinsi Kalimantan Barat sesuai LHP No 11 / HP / XIX.PNK /

02 / 2011 tanggal 25 Februari 2011 terdapat 178 ( seratus tujuh puluh delapan )

kasus / temuan senilai Rp. 156.050.046.632,41 dan $ 11.709.282,89 sebagai

berikut :

1. Kasus yang telah mempunyai kekuatan Hukum tetap ada 1 ( satu ) kasus

yakni :

- Kerugian Daerah yang penanggungjawabnya bendahara sebanyak 1 (

satu ) kasus dengan nilai kerugian daerah sebesar Rp.42.204.673,-

dan sudah diangsur senilai Rp. 20.204.673,- sehingga masih sisa

sebesar Rp.22.000.000,-.

9

Page 11: LHP BPK

2. Kasus yang dalam proses penetapan pembebanannya ada 18 ( delapan

belas ) kasus yakni ;

a) Kerugian Daerah yang penanggungjawabnya Bendahara

sebanyak 7 ( Tujuh ) Kasus dengan nilai kerugian daerah

sebesar Rp. 677.497.862,- dan telah diangsur senilai Rp. 34.095.525,-

sehingga masih sisa Rp.643. 402.337,- .

b) Kerugian Daerah yang penanggung jawabnya Pegawai Negeri Sipil Non

Bendahara 4 ( empat ) Kasus dengan nilai kerugian daerah

Rp.16.720.069.960,- dan telah diangsur senilai Rp. 506.287.000,-

sehingga masih sisa Rp.16.213.782.960,-.

c) Kerugian Daerah yang penanggungjawabnya Pihak III ( tiga ) ada

7 ( tujuh ) Kasus dengan nilai kerugian daerah sebesar Rp.

26.660.042.699,07 dan tidak ada angsuran dari pihak ketiga.

3. Kasus kerugian Daerah yang masih berupa Informasi ada 159 kasus yakni:

a. Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia ( LHP BPK – RI ) ada 68 ( enam puluh delapan ) kasus

dengan nilai kerugian daerah sebesar Rp.94.838.630.310,16 dan telah

disetor ke kas daerah sebesar Rp.683.516.372,75 sehingga masih sisa

Rp. 94.149. 113. 937, 41

b. Laporan Hasil Pemeriksaan Inspektorat Provinsi ( LHP APIP ) ada 91 (

Sembilan puluh satu ) kasus dengan nilai kerugian daerah sebesar

Rp.20.526.783.468,93 dan USD 11.709.282,89 telah

10

Page 12: LHP BPK

disetor ke kas daerah sebesar Rp. 2.165.078.770,- sehingga masih sisa

Rp. 18.361.704.698,93 dan USD 11.709.282,89

Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia,

Dari hasil Rapat Gabungan antara Panitia Khusus DPRD Provinsi Kalimantan

Barat dengan Tim Eksekutif temuan yang sudah ditindak lanjuti adalah sebagai

berikut :

a. Untuk Sistem Pengendalian Intern, sesuai LHP No. 26.B / HP / XIX.PNK /

05 / 2011 tanggal 17 Mei 2011 terdapat 11 ( sebelas ) temuan, dari 11

temuan terdapat 24 rekomendasi dan 33 keluaran, adapun tindak lanjut

yang telah dilakukan sejumlah 21 dan yang belum sejumlah 12, artinya

sejauh ini Pemerintah Provinsi telah menyelesaikan 63,64 % dari

keseluruhan tindak lanjut yang wajib diselesaikan.

b. Untuk Kepatuhan sesuai LHP No. 26.C /HP/ XIX.PNK / 05 / 2011 tanggal

17 Mei 2011 terdapat 9 ( sembilan ) temuan, dari 9 temuan terdapat 24

rekomendasi dan 34 keluaran, adapun tindak lanjut yang telah dilakukan

sejumlah 30 dan yang belum sejumlah 4, artinya sejauh ini Pemerintah

Provinsi telah menyelesaikan 88,24 % dari keseluruhan tindak lanjut yang

wajib diselesaikan.

11

Page 13: LHP BPK

Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia,

Dengan memperhatikan temuan – temuan dan mempelajari Laporan Hasil

Audit BPK - RI dan Rapat Gabungan dengan Tim Tindak Lanjut Pemeriksaan

BPK – RI maka, Panitia Khusus DPRD Provinsi Kalimantan Barat Pembahas

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK-RI Perwakilan Kalimantan Barat TA 2010

merekomendasikan sebagai berikut:

1. Gubernur sebagai penanggung Jawab utama SKPD harus bersikap tegas

kepada pimpinan SKPD yang tidak melaksanakan rekomendasi temuan

BPK, bahkan kalau perlu memberikan sanksi kepada pimpinan SKPD yang

melakukan kesalahan berulang – ulang.

2. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat agar segera mengajukan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Tata Cara Penyelesaian Kerugian Daerah

melalui TP/TGR kepada DPRD Provinsi Kalimantan Barat, sehingga dalam

melaksanakan tugasnya majelis pertimbangan TP/TGR dapat membedakan

kasus yang memang merupakan tugas majelis Pertimbangan, dan kasus

mana yang masih dalam proses tanggung jawab pengguna Anggaran /

Kuasa Pengguna Anggaran.

3. Pansus meminta saudara Gubernur untuk melakukan pengawasan dan

pengendalian atas pelaksanaan tugas dan fungsi majelis pertimbangan

TP/TGR dan memerintahkan saudara Sekretaris Daerah untuk melakukan

Pengawasan secara intensif kepada SKPD-SKPD yang ada.

12

Page 14: LHP BPK

4. Pansus meminta saudara Gubernur agar memerintahkan para pimpinan

SKPD yang mendapat temuan dari BPK, segera menindaklanjuti temuan

tersebut untuk penyelesaiannya.

5. Gubernur diminta secara tegas melarang pimpinan SKPD membuka

rekening-rekeninmg liar apapun alasannya karena dapat menjadi sumber

penyimpangan-penyimpangan.

6. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat agar melakukan upaya-upaya

pencegahan terjadinya kerugian Daerah/ Negara dengan mengintensifkan

pembinaan dan pengendalian terhadap aparatur pemerintah

7. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat hendaknya dapat memaksimalkan

fungsi Inspektorat dalam menindak lanjuti hasil temuan BPK dengan

memberikan dukungan pendanaan yang memadai sehingga Inspektorat

dapat bekerja lebih optimal.

8. Semua Pemasukan yang bersumber dari kerugian Keuangan Daerah agar

disetor Tunai ke Kas Daerah.

9. Adanya pendapatan retribusi perizinan tertentu berupa Retribusi Izin

penggunaan peruntukan tanah dengan kode

rekening1.20.03.00.00.4.1.2.3.01 yang terealisir sebesar Rp

8.621.135.000,00 atau meningkat 2.155,28 % dari yang dianggarkan

sebesar Rp 400.000.000,00. Oleh karena itu, pansus meminta kepada

inspektorat untuk menelusuri keabsahan penerimaan tersebut untuk

kemudian segera diklarifikasi ke BPK .

13

Page 15: LHP BPK

10. Pemerintah provinsi Kalimantan Barat hendaknya bersikap tegas kepada

para para pihak yang telah menimbulkan terjadinya kerugian

Daerah/Negara dengan cara meminta pertanggungjawaban kepada yang

bersangkutan untuk segera menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan

yang direkomendasikan oleh BPK.

11. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat hendaknya dapat bersikap tegas

kepada para kontraktor yang melaksanakan pekerjaan/ proyek yang tidak

sesuai dengan batas waktu yang ditentukan dan atau melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan yang ada.

12. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat agar segera melakukan

inventarisasi dan pendataan terhadap asset sesuai dengan rekomendasi

dan audit BPK , dan apabila dalam pelaksanaannya masih didapat

persoalan-persoalan yang nantinya berdampak Pemerintah Provinsi sulit

untuk mendapatkan penilaian Wajar Tanpa pengecualian( WTP) , maka

DPRD Provinsi Kalimantan Barat untuk dapat membentuk Pansus Aset

sebagai sebuah komitmen bersama agar asset pemerintah Provinsi

terdata dan tertata dengan baik secara keseluruhan.

13. Tim Tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan BPK-RI di Lingkungan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk bekerja terus menerus

sepanjang tahun guna menindak lanjuti laporan hasil temuan Pemeriksaan

BPK-RI,dan laporannya ditembuskan ke DPRD Provinsi Kalimantan Barat.

Pimpinan rapat dan hadirin yang berbahagia,

Demikian Laporan Hasil Panitia Khusus DPRD Provinsi Kalimantan Barat

Pembahas LHP BPK-RI Tahun Anggaran 2010 Perwakilan Kalimantan Barat ini

14

Page 16: LHP BPK

kami sampaikan, dan pada kesempatan yang berbahagia ini, tidak lupa kami

ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pimpinan beserta Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat yang telah

memberikan waktu dan kepercayaan kepada Panitia Khusus untuk

membahas LHP BPK-RI Perwakilan Kalimantan Barat.

2. Tim Eksekutif Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat atas kerjasamanya

dalam melakukan pembahasan tindak lanjut LHP BPK-RI

3. Sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Barat atas dukungan dan fasilitas

yang diberikan untuk menunjang kelancaran tugas Panitia Khusus DPRD

Provinsi Kalimantan Barat pembahas LHP BPK-RI.

Dan akhirnya, Laporan Hasil Kerja Panitia Khusus ini, dapat dijadikan bahan

masukan yang bermanfaat bagi semua pihak, dengan harapan melalui

perbaikan – perbaikan system pengelolaan dan manajemen keuangan serta

penataan asset kedepannya laporan keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Barat dapat ditingkatkan menjadi Wajar Tanpa Pengecualian ( Unqualified

Opinion ), sehingga pada akhirnya, apa yang selama ini kita perjuangkan

bersamadapat terwujud, yakni mewujudkan masyarakat yang makmur

berkeadilan dan adil berkemakmuran.

Demikian Laporan hasil Kerja Panitia Khusus DPRD Provinsi Kalimantan Barat

Pembahas LHP BPK – RI Perwakilan Kalimantan Barat. Sekali lagi kami menyampaikan

terima kasih kepada hadirin yang dengan tekun dan sabar menyimak dan

mengikuti penyampaian Laporan Panitia Khusus dalam Forum Rapat yang

terhormat ini dan mohon maaf jika terdapat hal – hal yang kurang berkenan.

15

Pontianak,21 September 2011

Page 17: LHP BPK

PANITIA KHUSUS DPRD PROVINSI KALIMANTAN BARATPEMBAHAS LHP BPK – RI PERWAKILAN KALIMANTAN BARAT

ATASLAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN ANGGARAN 2010

Koordinator Panitia Khusus

H AHMADI USMAN, S.Ag

Pimpinan PansusK e t u a,

TONY KURNIADI, ST

Wakil Ketua,

THOMAS ALEKSANDER, S.Sos

Anggota Pansus

1. TAPANUS, SH, MH 1………………….

2. KRISANTUS KURNIAWAN, S.Ip, M.Si 2. ……………….

3. H. MULYADI H. YAMIN 3. ………………..

4. GUSTI EFFENDI T, SE 4. ……………….

5. Drs. INOSENSIUS 5. ………………..

6. N. CH. SAIYAN, SH, MH 6. ……………….

7. BONIFATIUS BENNY, SH 7. …..……….…...

8. MUHAMMAD ISYA, SH 8. ……………...

9. H. RETNO PRAMUDYA, SH, MH 9………………….

10. SABIRIN, SP 10. …………….

11. Drs. TIMOTIUS KETAK 11.………………..

12. ANDI ASWAD, SH 12. …………….

13. ANTONIUS SITUMORANG 13.. ………………

Page 18: LHP BPK