leukosit

6
SINTESIS LEUKOSIT DAN JENIS-JENIS LEUKOSIT Sintesis leukosit di sumsum tulang merupakan salah satu bagian dari proses hematopoiesis pada manusia. Sintesis leukosit dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu fagosit dan imunosit. Fagosit meliputi sintesis sel-sel granulosit (leukosit dengan sitoplasma bergranula), yaitu basofil, eosinofil, dan netrofil serta sel agranulosit (leukosit dengan sitoplasma tidak bergranula) yaitu monosit. Sementara itu, imunosit akan mensintesis limfosit yang merupakan jenis leukosit agranular. 1 1. Granulopoiesis Granulosit dan monosit dalam darah dibentuk dalam sumsum tulang dari suatu prekusor yang sama, yaitu Colony Forming Unit (CFU)- Granulosit Eritroid, Monosit, dan Megakariosit (GEMM). Sel prekusor ini merupakan mieloid campuran yang berasal dari sel induk pluripoten.1 Sel-se granulosit setelah keluar dari sumsum tulang dan masuk ke peredaran darah biasanya berada dalam peredaran darah selama 8 jam dan 4-5 hari pada jaringan yang membutuhkan, misalnya jaringan yang megalami peradangan. 1,2 Granulopoiesis meliputi enam tahapan, mulai dari mieloblas di sumsum tulang sampai tahapan segmen yang berada di darah tepi. Tahapan sintesis sel granulopoiesis dimulai dari mieloblas, promielosit, mielosit, metamielosit, staf/batang, dan segmen. Tahapan ini berlaku bagi semua seri, baik basofil, eosinofil, dan netrofil. 3 a. Mieloblas

description

kedokteran

Transcript of leukosit

SINTESIS LEUKOSIT DAN JENIS-JENIS LEUKOSIT

Sintesis leukosit di sumsum tulang merupakan salah satu bagian dari proses

hematopoiesis pada manusia. Sintesis leukosit dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu fagosit

dan imunosit. Fagosit meliputi sintesis sel-sel granulosit (leukosit dengan sitoplasma bergranula),

yaitu basofil, eosinofil, dan netrofil serta sel agranulosit (leukosit dengan sitoplasma tidak

bergranula) yaitu monosit. Sementara itu, imunosit akan mensintesis limfosit yang merupakan

jenis leukosit agranular.1

1. Granulopoiesis

Granulosit dan monosit dalam darah dibentuk dalam sumsum tulang dari suatu prekusor

yang sama, yaitu Colony Forming Unit (CFU)- Granulosit Eritroid, Monosit, dan Megakariosit

(GEMM). Sel prekusor ini merupakan mieloid campuran yang berasal dari sel induk pluripoten.1

Sel-se granulosit setelah keluar dari sumsum tulang dan masuk ke peredaran darah biasanya

berada dalam peredaran darah selama 8 jam dan 4-5 hari pada jaringan yang membutuhkan,

misalnya jaringan yang megalami peradangan.1,2

Granulopoiesis meliputi enam tahapan, mulai dari mieloblas di sumsum tulang sampai

tahapan segmen yang berada di darah tepi. Tahapan sintesis sel granulopoiesis dimulai dari

mieloblas, promielosit, mielosit, metamielosit, staf/batang, dan segmen. Tahapan ini berlaku bagi

semua seri, baik basofil, eosinofil, dan netrofil.3

a. Mieloblas

Merupakan tahapan paling awal dari granulopoiesis. Mieloblas merupakan sel muda

dengan ukuran yang besar dan hanya terdapat di dalam sumsum tulang saja pada kondisi normal.

Ciri-ciri mieloblas adalah sebagai berikut ; Ukuran sel: 15 - 25 mm, bentuk sel: oval, kadang-

kadang bulat. Warna sitoplasma: biru, tanpa halo perinuklear jelas atau dengan halo dengan

halo perinuklear melebar. Granularitas: sitoplasma nongranular atau sedikit granula azurofilik

atau tanpa granula azzurofilik. Bentuk inti: biasanya oval, kadang-kadang tidak teratur, jarang

bulat. Tipe kromatin: halus, dengan tampilan reticular, nukleolus: tampak, ukuran sedang atau

besar 1 sampai 4; lebih terang dari kromatin. Rasio inti/sitoplasma: tinggi atau sangat tinggi .

Keberadaan di darah tepi tidak ada, keberadaan di sumsum tulang: < 5% .3

b. Promielosit

Promielosit masih merupakan sel muda dan hanya berada di sumsum tulang saja. Sel ini

sudah dapat dibedakan serinya dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran granula. Promielosit

memiliki ciri-ciri sebagai berikut ; ukuran sel 15 - 30 mm, bentuk sel oval atau bulat, warna

sitoplasma biru muda, dengan halo jelas, granularitas pekat, azurofilik banyak. Bentuk inti

oval, tipe kromatin awal kondensasi, nucleolus tampak ukuran sedang atau besar ,lebih terang,

kromatin, 1-2, kadang-kadang tak terlihat. Ratio inti/sitoplasma tinggi.. Keberadaan di

peredaran darah tidak ada, sementara di sumsum tulang: < 5 % (netrofil), < 1% (eosinofil), <

1% (basofil).3

c. Mielosit

Sama seperti mieloblas dan promielosit, mielosit masih merupakan stadium muda dari

leukosit agranular dan normalnya hanya ditemukan di sumsum tulang saja. Ciri-ciri mielosit

adalah sebagai berikut ; Ukuran sel 15 - 25 mm, bentuk sel oval, kadang-kadang bulat, warna

sitoplasma biru, tanpa halo perinuklear jelas atau dengan halo perinuklear melebar. Sitoplasma

nongranular atau sedikit granula azurofilik, bentuk inti biasanya oval, kadang-kadang tidak

teratur, jarang bulat. Tipe kromatin halus, dengan tampilan reticular, nucleolus tampak, ukuran

sedang atau besar 1 sampai 4; lebih terang dari kromatin. Rasio inti/sitoplasma sedang.

Keberadaan di darah tidak ada, sementara di sumsum tulang sumsum tulang: < 5% .3

d. Metamielosit

Metamielosit juga masih merupakan stadium muda dari sel granulosit, sama seperti

mielosit. Metamielsoit sudah dapat dibedakan jenisnya dengan melihat warna sitoplasma dan

ukuran granula. Metamielosit normalnya hanya berada pada sumsum tulang saja. Ciri-ciri

metamielosit adalah sebagai berikut ; ukuran sel: 14 - 20 mm, bentuk sel: oval atau bulat,

warna sitoplasma pink, granula sedikit azurofilik dan neutrofilik, berbeda dalam jumlah.

Bentuk inti lonjong, semicircular, tipe kromatin padat , nucleolus tidak terlihat. Rasio

inti/sitoplasma sedang. Keberadaan darah tidak ada, sementara di sumsum tulang: 10 - 25 % 3

e. Staf/ Batang

Staf/ batang juga masih merupakan stadium muda sel granulosit, banyak ditemukan di

sumsum tulang, tapi juga sudah ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam peredaran darah

(<5%). Staf memiliki ukuran sel yang lebih kecil dari stadium muda sebelumya dan dapat

dibedakan dengan lebih jelas jenisnya dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran granula.

Ciri-ciri staf adalah sebagai berikut ; ukuran sel: 14 - 20 mm, bentuk sel oval atau bulat, warna

sitoplasma sesuai dengan jenis granulosit (basofil : biru, eosinofil : merah, netrofil : jernih atau

pink), granularitas sedikit azurofilik. Bentuk inti: lonjong, semicircular, tipe kromatin padat,

nucleolus tidak terlihat. Rasio inti/sitoplasma rendah atau sangat rendah. Keberadaan di

peredaran darah < 5% , sementara di sumsum tulang: 5 - 20 % (netrofil) , < 2 % (eosinofil).3

Gambar 2. Leukosit stadium batang dari seri a. Basofil b. Netrofil c.Eosinofil

f. Segmen

Segmen merupakan stadium dewasa/matur dari sel granulosit, dan lebih banyak

ditemukan dalam peredaran darah dibanding pada sumsum tulang. Segmen dapat dibedakan

dengan jelas dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran granula. Segmen netrofil memiliki

sitoplasma berwarna jernih atau agak pink dengan granula kecil dan halus, segmen basofil

memiliki sitoplasma berwarna biru dengan granula berukuran besar dan kasar, menutupi inti sel,

sedangkan eosinofil memiliki sitoplasma berwarna merah dengan granula besar-besar yang tidak

menutup inti. Segmen dibedakan dari staf dengan melihat bentuk inti yang lebih kecil, dimana

diameter inti kurang dari 1/3 ukuran sel, sedangkan pada batang, diameter inti kurang lebih

sepertiga ukuran sel. Sel ini normalnya ditemukan di peredaran darah dengan presentase 40-70%

(netrofil), 2-4% (eosinofil), dan <1 % (basofil). Presentase di sumsum tulang lebih sedikit.

Ciri-ciri segmen adalah sebagai berikut ; ukuran sel: 14 - 20 mm bentuk sel oval atau

bulat. Bentuk inti berlobus (normal kurang dari 5 lobus), tipe kromatin padat, rasio

inti/sitoplasma rendah atau sangat rendah,, nukleolus tak terlihat.3

Gambar 3. Leukosit stadium segmen dari seri a. Basofil b. Netrofil c.Eosinofil

DAFTAR PUSTAKA

1. Hoffbrand, A.V, J.E Pettit, P.A.H Moss. Pembentukan sel darah (hemopoiesis). Dalam Kapita Selekta Hematologi edisi 4. Jakarta : EGC. 2005.

2. Guyton, Arthur C. and John E. Hall. Blood cell, immunity, and blood clotting. Textbook of Medical Physiology Eleventh edition. Pennsylvania : Elsevier Saunders. 2006.

3. Lewandowski, Krzysztof and Andrzej Hellmann. Atlas of Granulopoiesis. Poland : Gdansk. 2006.