Lepto Spiros Is

14
LEPTOSPIROSIS ( Weil Disease ) Leptospirosis adalah penyakit zoonosa yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari genus Leptospira, yang menyerang hewan dan manusia. I. Etiologi ( Agent ) Bakteri Leptospira sebagai penyebab Leptospirosis berbentuk spiral termasuk dalam ordo Spirochaetales dalam famili Trepanometaceae. Lebih dari 170 serotipe dari Leptospira yang pathogen telah diidentifikasi dan setengahnya terdapat di Indonesia. Bentuk spiral dengan pilinan yang rapat dan ujung-ujungnya yang bengkok seperti kait dari bakteri Leptospira menyebabkan gerakan Leptospira sangat aktif. Leptospira hanya dapat dilihat dengan mikroskop medan gelap atau mikroskop fase contras. II. Vektor / Reservoir Hewan – hewan yang menjadi sumber penularan leptospirosis adalah tikus, babi, anjing, kucing, landak, kelelawar, tupai, sedangkan rubah dapat sebagai karier Leptospira. III. Masa Inkubasi 1

description

materi leptospirosis

Transcript of Lepto Spiros Is

Page 1: Lepto Spiros Is

LEPTOSPIROSIS( Weil Disease )

Leptospirosis adalah penyakit zoonosa yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang

berbentuk spiral dari genus Leptospira, yang menyerang hewan dan manusia.

I. Etiologi ( Agent )

Bakteri Leptospira sebagai penyebab Leptospirosis berbentuk spiral termasuk

dalam ordo Spirochaetales dalam famili Trepanometaceae. Lebih dari 170 serotipe dari

Leptospira yang pathogen telah diidentifikasi dan setengahnya terdapat di Indonesia.

Bentuk spiral dengan pilinan yang rapat dan ujung-ujungnya yang bengkok seperti kait

dari bakteri Leptospira menyebabkan gerakan Leptospira sangat aktif. Leptospira

hanya dapat dilihat dengan mikroskop medan gelap atau mikroskop fase contras.

II. Vektor / Reservoir

Hewan – hewan yang menjadi sumber penularan leptospirosis adalah tikus, babi,

anjing, kucing, landak, kelelawar, tupai, sedangkan rubah dapat sebagai karier

Leptospira.

III. Masa Inkubasi

Masa inkubasi dari Leptospirosis adalah 4 – 19 hari, rata – rata 10 hari. Penularan

langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.

IV. Cara Penularan.

Manusia terinfeksi Leptospira melalui kontak dengan air, tanah (lumpur),

tanaman yang telah dikotori air seni dari hewan penderita Leptospira. Bakteri

Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir ( mucosa ) mata, hidung atau

kulit yang lecet dan kadang – kadang melalui saluran pencernaan dari makanan yang

terkontaminasi oleh urine tikus yang telah terinfeksi Leptospira.

1

Page 2: Lepto Spiros Is

V. Gejala Klinis.

Gambaran klinis dari Leptospirosis ada 3 fase yaitu :

1. Fase pertama (fase leptospiremia )

2. Fase kedua ( fase imun )

3. Fase ketiga ( fase rekonvalesent )

Fase Pertama ( Fase Leptospiremia )

Demam mendadak tinggi ( 39,5 – 40,5˚c ) disertai sakit kepala berat,

konfusi mental dan kadang – kadang meningismus, nyeri otot, hiperparaestesia

pada kulit, mual, muntah, diare, bradikardi relatif, ikterus, injeksi silier mata

berlebih dsb. Fase ini berlangsung 4 – 9 hari dan berakhir dengan menghilangnya

gejala klinik untuk sementara. Pada fase ini terdapat spiroket (Leptospira ) dalam

sirkulasi darah.

Tanda fisik yang dianggap khas yaitu conjunctiva suffusion, yang timbul

pada hari ke 3 atau ke 4 yang disertai sklera mata berwarna kuning dan adanya

fotofobia. Adanya kecenderungan perdarahan biasanya menunjukkan serangan

yang parah.

Perdarahaan bisa timbul dari hidung, usus, paru, pada kulit timbul petekie

dan ekimosis kulit. Ikterus biasanya muncul pada hari ke 4 yang merupakan tanda

penyakit parah, karena penyakit ini tak pernah fatal bila tidak ada ikterus. Pada

pemeriksaaan fisik, hati tidak membeasar, lien jarang membesar, limfadenopatie,

bradikardia, hipotensi, oligouria dan penurunan kesadaran.Pada pemeriksaan

urine didapatkan labumin, urobilin dan pigmen empedu. Terdapat lekositosis

antara 10.000 – 30000/mm3 dengan peningkatan relatif polimorfonuklear,

trombositopenia. Cairan serebrospinal menunjukkan adanya peningkatan protein

dan leukosit. Bila ada ikterus maka ada xantokromis karena infeksi meningkatkan

permeabilitas meninges bagi pigmen empedu.

Fase Kedua ( Fase Imun )

Dengan terbentuknya IgM dalam sirkulasi darah sehingga gambaran klinis

bervariasi dari demam tidak terlalu tinggi, gangguan fungsi ginjal dan hati, serta

2

Page 3: Lepto Spiros Is

gangguan hemostasis dengan manifestasi perdarahan spontan. Selama fase ini,

Leptospira dapat ditemukan dalam urine dan terjadi peningkatan titer antibodi

dalam serum. Pada stadium ini dapat meningkatkan terjadinya ikterus, kerusakan

ginjal dan miokardium. Kerusakan ginjal dapat menimbulkan albuminuria,

peningkatan ureum darah, oligouria dan sampai anuria. Peningkatan kadar

kreatinin fosfokinase mencerminkan adanya miositis. Kelainana pada jantung

berupa dilatasi jantung, aritmia dimana pada EKG terlihat interval P-R atau Q-T

memanjang dengan perubahan gelombang T. Tekanan darah menurun, kematian

bisa terjadi karena gagal sirkulasi.

Fase Ketiga ( Fase Rekonvalesent )

Dapat terjadi pada minggu kedua sampai minggu keempat dengan

patogenesis yang belum jelas.

Gejala klinis pada penelitian ditemukan berupa demam dengan atau tanpa

muntah, nyeri otot, ikterik, sakit kepala, batuk, hepatomegali, perdarahan,

menggigil serta splenomegali.

VI. Pemeriksaan Penunjang

Dalam minggu pertama spiroket ditemukan dalam darah. Setelah itu bisa

terisolasi dalam urine.

Diagnosis dalam minggu pertama :

1. Hapusan darah kering tebal digunakan untuk pewarnaan bagi spiroket dan

untuk pemeriksaan lapangan gelap.

2. Biakan darah sebaiknya dilakukan walaupun memerlukan waktu yang lama.

3. Antibodi serologi akut diukur sebagai garis dasar bagi peningkatan titer

nantinya.

4. Hitung leukosit meningkat ( titik perbedaan dengan hepatitis virus ).

5. Darah disuntikkan intra peritoneum ke dalam marmut yang akan

menimbulkan ikterus dan demam dalam beberapa hari. Spiroket diperlihatkan

dalam hati dan jaringan lain.

3

Page 4: Lepto Spiros Is

Diagnosis setelah minggu I :

Dari hari ke 10 sampai hari ke 20 Leptospira dpat terlihat dlam urine.

Antibodi serologi tampak setelah minggu pertama dan biasanya mencapai

puncaknya pada minggu ke 4. Antibodi ini bisa menetap setelah bertahun –

tahun.

Teknik ELISA – titik ( dot ) spesifik IgM bermanfaaat untuk sero

diagnosis yang cepat.

Tes aglutinasi Leptospira biasanya positif dalam titer paling kurang 1 /

300 dan dapat diperlihatkan peningkatan titer.

Biopsi hati aspirasi dapat dilakukan tetapi resiko terjadi perdarahan.

Gambaran histologi cukup berbeda dari hepatitis virus akut.

Cairan spinalis menunjukkan peningkatan protein dan leukosit. Sering

tampak xantokrom.

Tes fungsi hati. Kadar bilirubin serum meningkat dan alkali fosfatase

dan transaminase sedikit meningkat.

Dalam stadium awal penyakit Weil disease sulit dibedakan dengan

infeksi bakteri septikemia atau demam tifus. Bila terdapat ikterus mungkin

sulit membedakan dengan hepatitis virus akut.

4

Page 5: Lepto Spiros Is

Diagnosa banding Weil disease dengan Hepatitis virus

Keluhan Weil Disease Hepatitis Virus

Mulai Mendadak Bertahap

Nyeri Kepala Konstan Kadang - Kadang

Nyeri Otot Parah Ringan

Infeksi Conjunctiva Ada Tak Ada

Kelemahan Hebat Ringan

Disorientasi Lazim Jarang

Diastesis Hemoragik Lazim Jarang

Mual dan Muntah Ada Ada

Abdomen tak nyaman Lazim Lazim

Bronkitis Lazim Jarang

Albuminuria Ada Tidak Ada

Hitung Leukosit Lekositosis Polimorf Lekopenia, Limfositosis

5

Page 6: Lepto Spiros Is

Kriteria WHO oleh Feine unutk diagnosis Leptospirosis

A. Apakah Penderita ….. Jawab Nilai

Sakit Kepala Mendadak

Conjunctival suffusion

Demam

Demam lebih dari 38° C

Meningismus

Meningismus, nyeri otot, conjunctival suffusion bersama - sama

Ikterik

Albuminuria atau Azotemia

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

2/0

4/0

2/0

2/0

4/0

10/0

1/0

2/0

B. Factor – Factor Epidemiologik

Riwayat kontak dengan binatang pembawa leptospira, pergi ke

hutan, rekreasi, tempat verja, diduga atau diketahui kontak

dengan air yang terkontaminasi

Ya/Tidak 10/0

C. Hasil Laboratorium Pemeriksaan Serologik

Serologik ( + ) dan daerah endemik

Serum tunggal ( + ), titer rendah

Serum tunggal ( + ), titer tinggi

Serum sepasang, titer meningkat

Serologik ( + ) dan bukan daerah endemik

Serum tunggal ( + ), titer rendah

Serum tunggal ( + ), titer tinggi

Serum sepasang, titer rendah

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

2/0

10/0

25/0

5/0

15/0

25/0

Sumber : Feine S. 1982 ( 10 )

Berdasarkan kriteria di atas, Leptospirosis dapat ditegakkan jika :

Presumtive Leptospirosis, bila A atau A+B > 26 atau A+B+C > 25

Sugestive Leptospirosis bila A+B+C antara 20-25

VII. Diagnosis Leptospirosis

6

Page 7: Lepto Spiros Is

Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan, pemeriksaan dan laboratorium.

Manifestasim klinisnya sangat bervariasi sehingga diagnosis berdasarkan gambaran

klinisnya saja sulit ditegakkan.

Pemeriksaan serologik yang sering dilakukan adalah :

Microscopic Aglutination Test ( MAT )

Enzyme Linked Immune Sorbent Assay ( ELISA ).

Immuno- Fluorescent Antibody Test

Test diagnostic yang cepat dan mudah adalah

Dipstick Assay

Lateral-flow Assay

Latex Based Aglutination Test

VII. Prognosis

Mortalitas sekitar 16% ( Sheila Sherlock , 1989 ). Prognosis tergantung atas

tingkat ikterus, keterlibatan ginjal dan miokard serta perdarahan yang luas. Kematian

biasanya karena gagal ginjal.

IX. Terapi

1. Terapi simtomatik : pemberian antipiretik untuk mengatasi demam

2. Diet, pemberian cairan dan kalori yang adekuat. Kalori diberikan dengan

mepertombangkan keseimbangan nitrogen, kalori diberukan sekitar 2000 sampai

3000 kalori sesuai berat badan penderita. Untuk mencegah ketosis, karbohidrat

diberuikan dalam jumlah yang cukup. Protein diberikan 0,2 _ 0,5 gram/kgBB/hari

dengan asam amino essensial yang cukup.

3. Antibiotika, obat-obatan yang membunuh Leptospira antara lain golongan

penissillin, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, sefalosporin. Pemberian

antibiotik ini akan kurang efektif setelah 4 hari pertama sakit oleh karena itu

pemberian paling tepat pada stadium leptospiremia. Penisillin diberikan 6 juta

unit selama 7 hari ( Sheila Sherlock, 1989 ). Sheina A. Watkins ( 1997 )

menganjurkan pemberian penisillin 2 – 8 juta unit, bahkan pada kasus yang berat

atau seasudah hari ke 4 dapat diberikan sampai 12 juta unit. Lsms pemberian

penisillin bervariasi bahkan ada yang meberikan selama 10 hari.

X. Penatalaksanaan Leptospirosis Yang Berat

7

Page 8: Lepto Spiros Is

1. Simptomatik : Pemberian antipiretik

2. Pemberian cairan yang adekuat dan nutrisi yang cukup

3. Pemberian antibiotika

4. Penanganan gagal ginjal akut

Penanganan gagal ginjal akut pada Leptospirosis : komplikasi yang berat pada

Leptospirosis adalah ARF ( Acut Renal Failure ) . Kelainan ginjal berupa Acute

Tubuler Nekrosis ( ATN ). Diagnosis ATN dengan melihat rasio osmolaritas urine

dan plasma ( normal bila rasio kurang dari 1 ) . Diagnosis ATN yang lain juga dengan

melihat perbandingan kreatinin urine dan plasma juga renal failure index.

Tipe ATN pada Leptospirosis ada 2 macam :

1. tipe oligorik

2. tipe non oligorik.

Tipe oligorik mempunyai prognosis yang lebih buruk. Prognosis juga dipengaruhi

: oligouria yang berlangsung lama, respon diuresis yang lambat, peningkatan rasio

ureum urine dan darah dan menetapnya kadara ureum – kreatinin darah.

Penatalaksanaan yang penting adalah monitoring kemungkinan terjadinya

hiperkalemia. Hiperkalemia biasanya sudah timbul 48 jam setelah berlangsungnya

infeksi ( mendahului terjadinya uremia ). Tindakan dialisis dilakukan tergantung dari

lamanya fase oligouria dan kecepatan metabolisme protein. Makin lama fase

oligouria merupakan indikasi untuk dilakukan dialisa, oleh karena itu monitoring

merupakan faktor penting untuk menentukan perlu tidaknya dialisa.

Bila terjadi tipe non oligorik keadaan diatas maka tindakan dialisa belum perlu

dilakukan.

Pencegahan dan pengobatan terhadap infeksi sekunder :

Penderita Leptospirosis sangat peka terhadap infeksi sekunder antara lain : ISK,

bronkopneumonia, peritonitis dan sepsis. Penatalaksanaan sangat tergantung dari

jenis komplikasinya.

Penatalaksanaan khusus :

8

Page 9: Lepto Spiros Is

1. Perdarahan merupakan komplikasi yang berbahaya. Manifestasi perdarahan dapat

ringan sampai berat. Perlu pemeriksaan faal koagulasi secara lengkap. Perdarahan

terjadi akibat timbunan bahan – bahan toksik dan akibat trombositopenia.

Penatalaksanaan dengan transfusi darah.

2. Asidosis metabolik : diberikan natrium bikarbonat 0,3 x BB x defisit HCO3-

plasma dalam miliekuivalen x 0,084

3. Hipertensi : diberikan onat – obat anti hipertensi

4. Hiperkalemia : Keadaan ini harus segera diatasi karena dapat menyebabkan

cardiac arrest. Pengobatan diberikan glukonat kalsikus 1 gram atau glukosa

insulin ( 10 - 20 unit regular insulin dalam infus Dekstrosa 40% )

5. Dekomposisio kordis : diberikan digitalis, diuretik dan pembatasan cairan.

6. Konklusi ( kejang ) dapat timbul karena hipokalsemia, hiponatremia, uremia dan

hipertensi ensefalopati. Penatalaksanaan dengan pemberian obat anti kejang,

mengatasi causa primernya, mempertahankan oksigenasi dan sirkulasi darah ke

otak.

XI. Pencegahan :

Dengan serum imun spesifik

Dengan pakaian pelindung seperti sepatu boot, sarung tangan karet

dan masker

Dilakukan tindakan adekuat untuk mengendalikan rodentia

Melindungi sanitasi air minum penduduk, dilakukan poengelolaaan

air minum yang baik, filtrasi dan doklorinasi untuk mencegah invasi Leptospira.

pH air sawah diturunkan menjadi asam dengan pemakaian pupuk

atau bahan kimia sehingga jumlah dan virulensi Leptospira berkurang

Usaha promotif untuk menghindari Leptospira dengan cara

edukasi.

9