Lepra

10
KARAKTERISTIK KLINIS

description

Bagian file ppt untuk jurding lepra

Transcript of Lepra

Page 1: Lepra

KARAKTERISTIK KLINIS

Page 2: Lepra

KARAKTERISTIK KLINIS LEPRA WHO memperkenalkan guideline

yang bertujuan untuk mengklasifikasi lepra menjadi PB dan MB.

Sebagian besar pasien pada tempat kami berjenis MB (80%) dan terjadi pada usia produktif (36%) dari seluruh penderita lepra berjenis MB.

PB (20%

MB (80%)

KONDISI INI MENGGAMBARKAN RESIKO TRANSMISI PADA PENDUDUK INDONESIA.

Page 3: Lepra

Studi ini dilakukan pada pusat rujukan, dimana terdapat pasien dengan gejala atipikal, dan sebagian memiliki kecacatan serta komplikasi.

Pada awalnya kami memprediksi bahwa jumlah penderita lepra tipe MB yang pada pasien kami lebih tinggi dari Indonesia.

Namun, yang kami temukan adalah kecacatan grade II bila dibandingkan dengan negara tetangga kami, lebih rendah dibandingkan dengan yang WHO temukan di Indonesia.

Page 4: Lepra

•Masalah lain yang kami temukan adalah jenis lepra yang kami temukan pada anak-anak.

•Sebagian besar pasien anak-anak yang kami rawat menderita lepra tipe MB, berbeda dengan yang telah dilaporkan pada populasi di Brazil, dimana penderita pada anak-anak lebih sering pada tipe PB.

Lepra tipe MB memerlukan perhatian khusus dalam diagnosis dan terapi.

Penyakit ini lebih menular dan sulit untuk dideteksi, dimana karakteristiknya lebih atipikal dibandingkan tipe PB.

Page 5: Lepra

Reaksinya berupa RR dengan prosentase 16.5% kasus.

Studi oleh Penna et al. menemukan hubungan yang signifikan antara RR dengan peningkatan IB.

Reaksi lepra

akut, termasuk

RR dan ENL

Reaksi lepra umum ditemukan pada tipe multibasiler, dikarenakan sifatnya yang tidak stabil secara imunologis.

Page 6: Lepra

LEPRA

Gangguan pada pekerjaan yang terjadi pada

pasien laki-laki dengan reaksi lepra.

Pada peremp

uan, reaksi lepra

mempengauhi peran

mereka dalam

keluarga dan

pekerjaan rumah tangga.

Pada anak-anak, reaksi lepra dapat

mengganggu

pendidikan dan kehidup

an sosialny

a.

Reaksi lepra juga dapat menimbulkan neuritis akut, yang selanjutnya dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Oleh karena itu, diagnosis awal dan penatalaksanaan terpadu dari reaksi lepra diperlukan.

Page 7: Lepra

Kecacatan yang dilaporkan di daerah lain di Indonesia jauh lebih banyak, yaitu 15.87% di Bandung dan 25.4% di Surabaya.

•Penemuan kecacatan akibat lepra pada saat diagnosis ditegakkan dapat mengindikasikan bahwa diagnosis ditegakkan terlambat, dikarenakan penyakit ini cenderung berkembang lambat.

•Dalam studi kami, jumlah pasien pendertia kecacatan grade II berjumlah 8.9%, melebihi batas 5% yang telah ditetapkan WHO.

Page 8: Lepra

Kecacatan parah jarang ditemukan pada anak-anak. Kami mengamati

0.6% kecacatan lepra grade II pada anak-anak dibawah usia 5

tahun.

Hal ini mungkin menjelaskan bahwa

studi kami dilakukan di ibu kota, sehingga kualitas pelayanan

kami lebih memuaskan dibanding kota-kota di

sekitar kami.

Page 9: Lepra

Lepra pada anak-anak usia dibawah lima tahun dapat menjadi kasus yang lebih buruk dikarenakan onsetnya yang terjadi awal dan resiko deformitas yang tinggi.

Namun, kecacatan sedikit terjadi pada anak-anak.

Kecacatan permanen pada anak-anak dapat menimbulkan stigma buruk di kehidupan sosial dan perkembangan psikologis mereka.

Page 10: Lepra

Berbeda dengan studi oleh Imbriba et al., studi kami

menemukan bahwa MB

diderita oleh anak-anak.

Hal ini dapat memberikan

kontribusi pada penemuan

kecacatan pada anak-anak yang kami temukan

pada studi kami.

Penyakit yang mudah menular ini,

terutama pada anak-anak,

meyakinkan kami untuk menghentikan penyebaran infeksi pada anak-anak.