LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSIsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web...
Transcript of LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSIsiasat.fkip-umt.ac.id/siasat-fkipumt.net/assets/pdf/... · Web...
PENGGUNAAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK LANGSUNG PADA
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII
SMPIT LATANSA CENDEKIA KABUPATEN TANGERANG
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Nama : Aprilia Zahra Utami
NIM : 1688201069
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Aprilia Zahra Utami
Nomor pokok Mahasiswa : 1688201069
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripi : Penggunaan Teknik Pengamatan Objek Langsung
Pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
SMPIT Latansa Cendekia Kabupaten Tangerang
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing skripsi untuk mengikuti Sidang Proposal Skripsi.
Tangerang, 18 April 2020
Tanda Tangan
Tim Pembimbing :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Intan Sari Ramdhani, M.Pd. Sumiyani,M.Pd.
NBM. 1360564 NBM. 819886
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd
NBM. 1094914
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Aprilia Zahra Utami
Nomor Induk Mahasiswa : 1688201069
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Penggunaan Teknik
Pengamatan Objek Langsung Pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
SMPIT LATANSA CENDEKIA Kabupaten Tangerang” beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya sendiri dan buku merupakan hasil jiplakan atau plagiat
dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam
kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi
yang dijatahkan apabila dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya ini.
Tangerang, 18 April 2020
Aprilia Zahra Utami
ii
Kata Pengantar
Bismillahirrohmanirrohim....
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, petunjuk, dan
berkah-nya yang selalu berlimpah atas terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
beserta keluarga,sahabat, dan kita sebagai pengikutnya hingga akhir zaman.
Aamiin.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana dalam bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Universitas
Muhammadiyah Tangerang. Dengan tersusunnya penelitian ini semoga apa yang
peneliti harapkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya serta ilmu yang
bermanfaat untuk orang lain.
Banyaknya rintangan yang menghampiri dalam menyelesaian penyusunan
skripsi ini, tetapi itu namun itu semua harus peneliti selesaikan sebaik-baiknya.
Untuk orang-orang terbaik yang selalu mendukung ku Mamah Tuti, papap Romli,
dan kedua adik ku Zulfan, Khairi, serta teman-teman, sahabat. Terimakasih untuk
dukungan dan doa terbaik kalian yang tidak putus-putusnya kalian ucapkan,
alhamdulilah semua berjalan sesuai dengan waktunya.
Dengan ketulusan hati dan tersenyum manis peneliti mengucapkan
terimakasih yang teramat tulus kepada:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang
iii
2. Dr. Enawar, S.Pd., MM. MOS., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang
3. Sumiyani, M.Pd., wakil Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang
5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang
6. Intan Sari Ramdhani, M.Pd., dosen pembimbing I yang selalu memberikan
waktu, arahan, dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan skripsi ini
7. Sumiyani, M.Pd., dosen pembimbing II yang selalu memberikan arahan,
motivasi dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan skripsi ini
8. Untuk orang tuaku Bapak Romli dan Ibu Tuti, Dan adik-adikku Zulfan dan
Khairi beserta keluargaku yang selalu mendukungku, keluarga yang
membuat diri ini termotivasi menjadi orang yang sukses kelak.
9. Segenap guru dan Kepala SMPIT Latansa Cendekia Pasar Kemis.
10. Kawan-kawan B1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang telah berjuang dari awal perkuliahan hingga selesainya penyusun
skripsi ini.
11. Seluruh mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia angkatan 2016.
iv
12. Seluruh pihak yang sudah bersedia membantu dengan ikhlas dan tulus
dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-
persatu.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan barokah-Nya sebagai
balasan atas semua kebaikan yang di berikan. Peneliti menyadari bahwa
skripsi ini masih teramat jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti
mengharapkan kritik dan arahan yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini . semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti dan bagi seluruh akademik. Aamiin.
Tangerang, 18 April 2020
Aprilia Zahra Utami
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... iPERNYTAAN KEASLIAN TULISAN............................................................ iiKATA PENGANTAR.......................................................................................iiiDAFTAR ISI......................................................................................................viDAFTAR TABEL............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah...........................................................................1B. Identifikasi Masalah................................................................................. 4C. Pembatasan Masalah.................................................................................5D. Perumusan Masalah..................................................................................5E. Tujuan Penelitian......................................................................................5F. Manfaat Penelitian....................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teori......................................................................................... 81. Hakikat Menulis..................................................................................8
a. Pengertian Menulis......................................................................8b. Tujuan Menulis..........................................................................12c. Fungsi Menulis...........................................................................15d. Manfaat Menulis........................................................................17
2. Pengertian Puisi.................................................................................20a. Unsur-unsur Pembangun Puisi...................................................22b. Teknik Menulis Puisi.................................................................22c. Macam-Macam Puisi.................................................................34
3. Teknik Pengamatan Objek Langsung...............................................40a. Pengertian Pengamatan Objek Langsung..................................40b. Tujuan Pengamatan Objek Langsung........................................41
B. Penelitian yang Relevan..........................................................................44C. Kerangka Berpikir...................................................................................46D. Hipotesis Penelitian................................................................................47
BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ............................................... 48
vi
1. Tempat Penelitian.............................................................................482. Waktu Penelitian...............................................................................48
B. Metode Penelitian...................................................................................49C. Populasi dan Sampel...............................................................................50
1. Populasi.............................................................................................502. Sampel...............................................................................................51
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................52E. Intrumen Penelitian.................................................................................52
1. Variabel Terikat (Y)..........................................................................53a. Definisi Konseptual......................................................................53b. Definisi Operasional.....................................................................53c. Kisi-Kisi Instrumen......................................................................54
2. Uji Validitas Instumen dan Reliabilitas............................................56a. Uji Validasi...................................................................................56b. Uji Reliabilitas..............................................................................58
F. Instrumen Variabel Bebas (X)................................................................591. Definisi Konseptual...........................................................................592. Definisi Operasional.........................................................................59
G. Teknik Analisis Data...............................................................................601. Statistik Deskriptif............................................................................602. Statistika Inferensial..........................................................................63
Daftar Pustaka......................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skema Kerangka Berpikir.....................................................................46
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...................................................................................48
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian............................................................................50
Tabel 3.3 Jumlah Populasi1...................................................................................51
Tabel 3.4 Jumlah Sampel......................................................................................51
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen...............................................................................54
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif, yaitu
kemampuan untuk menghasilkan satu produk atau karya dengan cara
mencurahkan gagasan, ide, pikiran, dan perasaan melalui tulisan. Kegiatan
menulis dapat melatih seseorang untuk menuangkan hal-hal yang telah
dihasilkan dapat dinikmati kembali untuk diri sendiri ataupun orang lain.
Menulis bukan hal yang mudah apabila tidak dibiasakan karena setiap
orang mempunyai cara tersendiri untuk mencurahkan pikiran dan
perasaan.
Proses yang dimulai dari merangkai kata demi kata, menyesuaikan
antara kata dengan makna, kemudian menciptakan kesatuan dan
keterpaduan pada karya tulisannya merupakan penjelasan menulis. Proses
menulis juga dapat diartikan sebagai kegiatan mentrasfer informasi dalam
bahasa tulis. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan karya tulis yang baik,
dibutuhkan ketekunan, ketelitian, dan keterampilan. Selain itu, dalam
proses menulis juga dibutuhkan motivasi dan daya imajinasi dari penulis.
Dengan adanya motivasi, maka penulis memiliki hasrat untuk
menyampaikan maksud serta tujuannya dalam menulis sehingga dapat
menghasilkan karya yang menarik. Sementara itu, melalui daya imajinasi,
penulis mampu mengilustrasikan sebuah objek atau peristiwa yang akan
digambarkan dalam tulisan sehingga membuat tulisan menjadi relevan.
1
Salah satu keterampilan menulis dalam bidang sastra yaitu menulis
puisi. Puisi adalah hasil perpaduan harmonisasi antara kerja pikiran dan
perasaan serta merupakan pancaran emosi yang dikendalikan oleh pikiran.
Menulis puisi lebih membutuhkan kekritisan terhadap apa yang dirasakan
sebagai dasar mencurahkan ide dan perasaan dalam suatu peristiwa atau
permasalahan yang ada. Menulis puisi tidak hanya menyusun kata-kata
indah atau puitis, tetapi juga mampu menggairahkan jiwa dan merangsang
imajinasi pembaca untuk dapat merasakan apa yang dirasakan serta
memahami apa yang disampaikan penulis melalui puisi.
Keterampilan menulis puisi merupakan bagian dari keterampilan
menulis sastra. Keterampilan menulis puisi salah satunya terdapat dalam
standar kompetensi, yakni mengungkapkan keindahan alam dan
pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. Melalui kegiatan
menulis puisi, siswa diharapkan siswa mampu mencurahkan gagasan dan
perasaan secara tertulis menggunakan bahasa yang indah sehingga mampu
menggugah jiwa pembaca. Dengan demikian, siswa mampu menghasilkan
karya berupa puisi yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadinya yang
mengungkapkan perasaan mereka dari segi kepekaan diri terhadap objek
lingkungan.
Berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi, siswa diarahkan
agar dapat menghasilkan karya sastra yang bisa dinikmati diri sendiri
ataupun orang lain. Puisi yang mereka hasilkan tersebut berfungsi sebagai
sarana untuk berekspresi dan menuangkan segala perasaan dan
2
imajinasinya ke dalam kata-kata indah serta sarat makna yang nantinya
menjadi sebuah karya tulis. Hal tersebut penting karena pada dasarnya
kemampuan siswa untuk mencurahkan ide dan perasaan perlu dilatih dan
diberi dorongan, sehingga dapat berkembang untuk menghasilkan sebuah
karya puisi yang berkualitas.
Kesadaran guru dan siswa untuk menghasilkan puisi seringkali
masih sebatas pemenuhan kompetensi pada pembelajaran secara formal
saja. Itu sebabnya pembelajaran menulis puisi di sekolah masih dianggap
belum memuaskan. Pembelajaran menulis puisi seringkali kurang
mendapat perhatian dan kurang ketertarikan baik oleh guru maupun siswa.
Agar siswa dapat terampil dalam menulis puisi, sudah seharusnya
pembelajaran yang dilakukan bersifat aplikatif dengan melakukan praktik
dan latihan menulis puisi secara berkeseimbangan dan tidak hanya
penyampaian teori.
Berkenaan dengan pembelajaran menulis puisi, berdasarkan hasil
observasi dan wawancara peneliti terhadap guru dan siswa SMPIT Latansa
Cendekia Kabupaten Tangerang, ditemukan berbagai macam
permasalahan. Hal ini sesuai dengan keterangan dari guru mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia yang menyatakan bahwa siswa mengalami
hambatan ketika menulis puisi, yakni dikarenakan (1) siswa belum mampu
mengembangkan tema puisi, (2) siswa kesulitan dalam menentukan
pilihan kata dan kurangnya kosakata yang dimiliki, (3) siswa kesulitan
merangkai kata-kata dalam kesatuan makna puisi yang harmonis, serta (4)
3
rendahnya minat siswa untuk menulis puisi. Hambatan-hambatan tersebut
menyebabkan sebagian besar siswa belum dapat mencapai nilai ketuntasan
yang ditetapkan guru atau sekolah, yakni 71. Berdasarkan permasalahan
tersebut, kemampuan menulis puisi siswa masih rendah sehingga perlu
ditingkatkan.
Melalui penggunaan teknik pengamatan objek langsung siswa
menjadi lebih menyenangi dan termotivasi untuk mencurahkan pikiran dan
perasaannya ke dalam puisi sehingga mampu meningkatkan keterampilan
menulis puisi. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk
menjadikannya sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut
dengan melakukan penelitian berjudul “ Penggunaan Teknik Pengamatan
Objek Langsung Pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
SMPIT Latansa Cendekia”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, ada
beberapa masalah yang berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi.
Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1. Siswa kelas VIII SMPIT Latansa Cendekia kesulitan dalam
mengekspresikan imajinasinya, ide-idenya, dan pengalamannya
dalam bentuk puisi
2. Kemampuan menulis puisi siswa masih rendah
4
3. Penggunaan teknik dalam pembelajaran menulis puisi kurang variatif,
sehingga pembelajaran dirasakan membosankan
4. Nilai pembelajaran menulis puisi di bawah KKM
5. Guru menggunakan metode yang kurang tepat
C. Pembantas Masalah
Agar mencapai hasil representatif setelah mengidentifikasi masalah
maka penulis membatasi penulisan ini pada “Penggunaan Teknik
Pengamatan Objek Langsung Pada Pembelajaran Menulis Puisi kelas VIII
SMPIT Latansa Cendekia.”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini “Bagaimanakah penggunaan teknik pengamatan objek
langsung pada menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPIT Latansa
Cendekia?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
Untuk mengetahui penggunaan teknik pengamatan objek langsung pada
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPIT Latansa
Cendekia.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian
sebagai berikut :
5
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang
pengembangan pembelajaran di bidang pengajaran bahasa dan sastra
Indonesia, khususnya untuk mengembangkan mengapresiasi sastra,
yang difokuskan pada menulis puisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti, mampu memperkaya wawasan mengenai
penggunaan teknik pengamatan objek langsung serta dapat
mengaplikasikannya pada saat peneliti sudah mengajar sebagai
guru. Untuk peneliti lainnya, dapat digunakan sebagai referensi
dalam meneliti permasalahan-permasalahan lain khusus
mengenai pembelajaran menulis puisi.
b. Bagi Guru, sebagai bahan rujukan bagi guru bidang studi
Bahasa Indonesia dalam pengajaran menulis puisi dengan
menggunakan teknik pengamatan objek langsung.
c. Bagi siswa, meningkatkan kemampuan siswa untuk
berkretivitas dalam menulis puisi.
d. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai pengembangan proses
pengajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam meningkatkan
keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMPIT Latansa
Cendekia.
6
e. Bagi institusi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang
lebih mendalam pada masa yang akan datang.
7
BAB II
KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Menulis
Keterampilan menulis sebagai salah satu dari keempat
keterampilan berbahasa yang mempunyai peran penting di dalam
kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan
pikiran dan gagasannya untuk mencapai maksud dan tujuan. Selain dapat
menunjang profesionalisme, juga merupakan refleksi dan kesadaran
berbahasa dan kemampuan berkomunikasi sebagai mahluk sosial yang
memiliki kompetensi.
a. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (2008) menulis merupakan, “Suatu keterampilan
berbahasa yang di pergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”(h. 3). Peneliti
menyimpulkan dalam teori ini menulis ialah kegiatan yang bersifat
mengungkapkan gagasan, buah pikiran, dan kepada orang lain.
Menurut Yunus (2017) menulis adalah, “Proses, proses
menuangkan ide di kepala ke dalam bentuk tertulis. Komitmen dan
proses menjadi kata kunci yang paling penting dalam aktivitas
8
menulis” (h. 19). Berdasarkan teori menulis adalah suatu kegiatan
proses berpikir sehingga ditaungkan ke dalam bentuk tulisan.
Sedangkan menurut Dalman (2019) mengatakan bahwa,
“Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampian
pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (h. 3)”.
Berdasarkan teori menulis adalah suatu kegiatan yang positif
karena memberikan ulasan dari sebuah gagasan, sehingga terkadang
hasil tulisan tersebut dapan menjadi sebuah masukan bagi pembaca.
Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa menulis
adalah proses kegiatan berpikir manusia untuk menghasilkan sesuatu
sebagai ungkapan ide,pikiran dan perasaan dirinya kepada orang lain
atau kepada dirinya sendiri dalam bentuk tulisan untuk membentuk
komunikasi kepada pembaca. Selain itu, menulis juga merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami
siswa selama menuntut ilmu.
1) Tahap-tahap Menulis
Menulis membutuhkan kekonsistenan. Tanpa adanya
konsistensi, menulis akan menjadi sesuatu yang kurang
berbobot. Hal ini dikarenakan konsistensi merupakan syarat
yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Konsistensi akan
memberikan dampak yang positif bagi seorang penulis karena
9
dengan konsistensinya terhadap kegiatan menulis, maka ia
akan tetap berkarya. Sebuah hasil karya menulis (tulisan),
sebelum menjadi karya bersar tentunya melewati proses
panjang yang biasa disebut dengan tahapan-tahapan menulis.
Tahapan-tahapan menulis inilah yang harus dilakukan secara
konsistensi agar tulisan yang dihasilkan menjadi berbobot.
Dalman (2014) menyatakan bahwa keterampilan
menulis merupakan suatu aktivitas berproses. Sebagai proses,
menulis terdiri atas serangkaian aktivitas yang melibatkan
beberapa tahap sebagai berikut.
a) Tahap Prapenulisan (Persiapan)
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atas persiapan
menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan. Dalam
tahap ini terdapat kegiatan mengumpulkan informasi,
merumuskan masalah, menentukan fokus, mencari,
menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau
pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis.
b) Tahap penulisan
Pada tahap penulisan kita telah menentukan topik dan tujuan
kerangka, mengumpulkan informasi yang relevan, serta
membuat kerangka karangan, selanjutnya kita siap menulis.
c) Tahap pasca penulisan
10
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan pentempurnaan
buram yang kita hasilkan. Kegiatannya terdiri atas
penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan adalah
pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti
ejaan, diksi, perkalimatan, gaya bahasa pencatatan
kepustakaan, dan konvensi penulisan lainnya.
d) Tahap Revisi
Jika draf seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu
dibaca kembali. Mungkin draf itu perlu ditambah, diperbaiki,
dikurangi, dan kalau perlu diperluas. Sebenarnya, revisi ini
sudah dilakukan juga pada saat tahap penulisan berlangsung.
Yang dikerjakan adalah revisi keseluruhan sebelum naskah
jadi.
e) Tahap Editing
Merupakan tahap yang paling berkaitan dengan penulisan
secara final. Bila tahap-tahap sebelumnya difokuskan kepada
isi, editing lebih difokuskan pada masalah mekanik, seperti
ejaan, penggalan kata, kata hubung, struktur kalimat, dan
sebagainya. Maksud dilakukan editing inii agar tulisan itu
memiliki tingkat keterbacaan yang baik. Pembaca akan mudah
memahami tulisan kita. Jarak antara pembaca dengan ide
menjadi lebih dekat dan tulisan itu juga lebih komunikatif.
f) Tahap Pubilkasi
11
Yaitu tahap yang dapat dimaknai sebagai proses
mengkomunikasikan tulisan kepada pembaca atau orang lain.
Bentuk publikasi ini sangat beragam. Apakah media yang
akan digunakan dalam bentuk buku, surat kabar, atau lainnya.
b. Tujuan Penulisan
Menurut Dalman (2019) menulis memiliki beberapa tujauan, yaitu
sebagai berikut.
a) Tujuan Penugasan
Pada umumnya para pelajar, meulis sebuah karangan dengan
tujuan untuk memenuhi tugas diberikan oleh guru atau sebuah
lembaga.
b) Tujuan Estetis
Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan untuk
menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi,
cerpen, maupun novel. Untuk itu, penulis pada umumnya
memerhatikan benar pilihan kata atau diksi serta penggunaan
gaya bahasa. Kemampuan penulis dalam mempermainkan
kata sangat dibutuhkan dalam tulisan yang memiliki tujuan
estetis.
c) Tujuan Penerangan
Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberi
informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus
mempu memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan
12
pembaca berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial
maupun budaya.
d) Tujuan Pernyataan Diri
Bentuk tulisan ini misalnya surat perjanjian maupun surat
pernyataan.
e) Tujuan Kreatif
Menulis sebenarnya selalu berhubungan dengan proses
kreatif, terutama dalam menulis karya sastra, baik itu
berbentuk puisi maupun prosa.
f) Tujuan Konsumtif
Ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan
dikonsumsi oleh para pembaca. (h.13)
Menurut Tarigan (2008) setiap jenis tulisan mengandung
beberapa tujuan, tetapi tujuan itu sangat beranekaragam, bagi
penulis yang berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori
di bawah ini (h. 24).
Memberitahukan atau mengajar kepada pembaca,
meyakinkan atai mendesak responsi pembaca percaya atau
menentang, menghibur atau menyenangkan kesenangan ertetis oleh
pembacanya, dan Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan
dan emosi yang berapi-api.
13
Menulis tidak hanya memiliki fungsi yang bermanfaat bagi
proses pendidikan menulis juga memiliki tujuan yang sangat
penting bagi proses penulisan atau tulisan.
Menurut Yunus (2017) menulis memang ada beberapa
tujuan menulis yang dapat menjadi acuan (h 26). Beberapa tujuan
menulis yang penting untuk dipahami, antara lain sebagai berikut.
(1) Menceritakan sesutau, menulis menjadi sarana untuk
menceritakan hal yang pantas dikisahkan kepada orang lain,
seperti orang yang sedang bercerita.
(2) Menginformasikan sesuatu, menulis dapat menjadi
informasi tentang hal-hal yang harus diketahui pembaca
sehingga menjadi rujukan yang berguna.
(3) Membujuk pembaca, menulis dapat menjadi sarana untuk
meyakinkan dan membujuk pembaca agar mau mengerti
dan melakukan hal-hal yang disajikan dalam tulisan.
(4) Mendidik pembaca, menulis dapat menjadi sarana edukasi
atau pendidikan bagi pembaca akan hal-hal yang
seharusnya bisa lebih baik dari pemahaman dan kondisi
saat ini.
(5) Menghibur pembaca, menulis dapat menghibur pembaca di
saat waktu yang senggang agar lebih rileks dan
memperoleh semangat baru dalam aktivitasnya. Sifat
tulisan ini harus menyenangkan.
14
(6) Memotivasi pembaca, menulis seharusnya dapat menjadi
saranaa memotivasi pembaca untuk berpikir dan bertindak
lebih baik dari yang sudah dilakukannya. Menulis untuk
tujuan ini mulai beredar luas di masyarakat dan patut
menjadi peluang bagi para penulis pemula.
(7) Mengekspresikan perasaan dan emosi, menulis pada
dasarnya dapat menjadi ekspresi perasaan dan emosi
seseorang sehingga memperoleh jalan keluar atas perasaan
dan emosi yang dialaminya. Ekspresi yang sitiangkan ke
dalam bentuk tulisan terbukti dapat menjadi “obat mujarab”
bagi sebagian orang, khususnya yang mengalami masalah.
Jadi tujuan menulis di atas dapat disimpulkan bahwasanya
tujuan menulis itu untuk memberikan informasi kepada
pembaca mengenai pendapat, gagasan, atau ide penulis.
Menulis dengan tujuan apa pun pada dasarnya sebagai media
komunikasi yang bersifat tidak langsung antara penulis dengan
pembaca.
c. Fungsi Penulisan
Dalam kegiatan menulis, fungsi menulis ialah sebagai alat
komunikasi tidak langsung. Komunikasi yang dilakukan oleh penulis
kepada pembaca melalui bahasa tulis.
15
D’Angelo mengatakan, “Pada prinsipnya fungsi utama dari
tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan
memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-
masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan
dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang,
kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai
orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-
kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual” (Tarigan, 2008,
h.22). Fungsi menulis dalam hal ini ialah menulis sebagai alat
komunikasi tertulis yang memudahkan kita mengungkapkan masalah-
masalah untuk memperdalam daya tangkap kita dalam berbagai
persoalan-persoalan atau kejadian-kejadian.
Yunus dkk. (2013) Menulis memiliki sejumlah fungsi yaitu
sebagai berikut :
1) Fungsi Personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau
perasaan pelakunya, yaitu diungkapkan melalui tulisan.
2) Fungsi instrumental, yaitu mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain.
3) Fungsi Intraksional, yaitu menjalani hubungan sosial.
4) Fungsi Informatif, yaitu menyampaikan infoemasi, termasuk
ilmu pengetahuan.
16
5) Fungsi Estetis, yaitu mengungkapkan atau memenuhi rasa
keindahan (h.1.3).
Dari penjelasan fungsi menulis di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi menulis ialah sebagai alat
komunikasi untuk mengekspresikan pikiran, pendapat,
menjalin hubungan dengan orang lain dan untuk
mengungkapkan rasa keindahan.
Berdasarkan beberapa fungsi menulis di atas, peneliti
dapat mengambil kesimpulan bahwa fungsi menulis adalah
sebagai wadah ekspresi pemikiran, ekspresi gagasan atau
ide dari penulis yang diungkapkan dalam bentuk tulisan
untuk disampaikan kepada pembaca sehingga gagasan
penulis bermanfaat bagi pembaca. Menulis memiliki
beberapa fungsi, beberapa fungsi tersebut ada yang bersifat
pribadi dan ada pula untuk khalayak (umum).
d. Manfaat Menulis
Menulis bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa
adanya manfaat baik bagi penulis, maupun bagi pembaca. Manfaat
menulis ialah menjadikan pemikiran-pemikiran seorang penulis dapat
tergali sehingga mampu menciptakan ide-ide yang bagus yang
dituangkan ke dalam bahasa tulis. Menulis mampu mengembangkan
keterampilan berbahasa kita.
17
Wardoyo (2013) mengemukakakn beberapa manfaat menulis
antara lain :
a) Sebagai sarana pengungkapan diri. Pengungkapan diri dalam
menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan ke dalam
bentuk tulisan. Seseorang melakukan kegiatan menulis dalam
rangka mengekspresikan perasaan dan menuangkan ide ke
dalam tulisan.
b) Sebagai sarana memahami sesuatu. Kegiatan menulis adalah
proses kegiatan berpikir, mencoba memahami setiap pilihan
kata yang disusun dan menyesuaikan ide atau gagasan tulisan
sehingga proses tersebut merupakan proses pemahaman
terhadap sesuatu.
c) Mengembangkan kepuasan pribadi, kepercayaan diri, dan
sebuah kebanggan. Kegiatan menulis adalah kegiatan
menghasilkan karya tulis. Setiap proses kegiatan menulis
adalah upaya dan kerja keras yang dilajukan penulis.
d) Sarana melibatkan diri dalam lingkungan dan meningkatkan
kesadaran akan potensi diri.
e) Mengembangkan pemahaman dan kemampuan berbahasa. Hal
ini sangat jelas, karena kegiatan menulis menggunakan bahasa
tulis sebagai media, sehingga penulis dituntut menguasai
bahasa yang digunakan (h. 5).
18
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
menulis, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis,
mengembangkan kemampuan berbahasa seseorang, dan
meningkatkan kepercayaan diri seseorang serta kepuasan diri.
Graves mengemukakan beberapa manfaat menulis yaitu
sebagai berikut :
a) Menulis mengembangkan kecerdasan
Untuk dapat menulis seseorang calon penulis di antaranya
memerlukan kamauan dan kemampuan. Tumbuh-
kembangnya kemampuan tersebut sekaligus mengasah pula
daya pikir dan kecerdasan seseorang yang mau belajar
menulis atau mengarang.
b) Menulis mengambangkan daya inisiatif dan kreativitas
Untuk dapat menghasilkan tulisan yang bagus, maka seorang
penulis harus memiliki daya inisiatif dan kreativitas yang
tinggi. Ia akan mencari, menemukan, dan menata sendiri
bahan atau informasi dari berbagai sumber, yang terkait
dengan topik yang akan ditulisnya.
c) Menulis menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian
Menulis memerlukan keberanian. Ia harus berani
menampilkan pemikirannya, termasuk perasaan, cara pikir,
dan gaya tulis, serta menawarkannya kepada orang lain.
19
d) Menulis mendorong kebiasaan serta memupuk kemampuan
dalam menemukan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan
informasi (Yunus, 2013, h.4).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkn bahwa manfaat
menulis ialah mampu mengambangkan kecerdasan,
mengembangkan daya inisiatif dan kreatif, menumbuhkan
kepercayaan diri dan mendorong kebiasaan serta memupuk
kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, dan
mengorganisasikan informasi.
Dari beberapa manfaat menulis di atas, peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa manfaat menulis yaitu dapat
menumbuhkan kretifitas berbahasa, kreatifitas menganalisis dan
memahami suatu masalah, dan dapat menumbuhkan serta
mengembangkan salah satu kemampuan berbahasa manusia
yaitu menulis.
2. Pengertian Puisi
Puisi merupakan karangan imajinasi penulis yang tercipta dengan
keindahan bahasa, yang di dalamnya terdapat rima, bait, dan bahasa yang
dipadatkan dengan makna yang tersirat serta kata-kata kias yang
menjadikan puisi penuh keindahan bahasa. Puisi merupakan karya sastra
yang penuh keindahan, keindahan puisi terletak pada bunyi-bunyi kata
yang bermakna.
20
Koesasih (2019) mengatakan bahwa, “Puisi adalah bentuk karya
sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna” (h. 97).
Menurut pendapat di atas bahwa puisi merupakan karya sastra yang
memiliki estetika paling tinggi. Dimana bahasa yang digunakan dalam
puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari.
Menurut Zulfahnur dkk (2016) puisi sebagai salah satu karya sastra
sekaligus karya seni diciptakan oleh penyairnya untuk dapat dinikmati
oleh pembaca. Agar dapat menikmati puisi, harus dilakukan pemahaman
terlebih dahulu pada puisi (h. 5 ).Menurut pendapat di atas bahwa puisi
merupakan karya sastra yang bisa dinikmati oleh pembacanya.
Yunus (2017) mengatakan bahwa “Puisi merupakan salah satu
jenis karya sastra yang mewakili perasaan penulisnya. Puisi sering disebut
juga sebagai seni merangkai kata yang di dalamnya menyiratkan hubungan
tanda dengan makna” (h. 59).Jadi, puisi merupakan karya sastra yang
disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif, puisi juga
bisa dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan
penulis (penyairanya). Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair
dirangkai dengan kata-kata yang indah penuh makna, yang berbeda
dengan bahasa sehari-hari, bahkan juga berbeda dari karya sastra lainnya.
21
a. Unsur-Unsur Pembangun Puisi
Koesasih (2019) menyatakan unsur-unsur pembentuk puisi dibagi
menjadi dua unsur pokok, yaitu :
1) Unsur Fisik
Unsur fisik meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Diksi (Pemilihan Kata)
Kata-kata memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam puisi. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif dan ada
pula kata-kata yang berlambang. Makna dari kata-kata itu
mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya
bersifat puitis, yang mempunyai efek keindahan.
b) Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat
menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan adanya
imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar,
atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
c) Kata Konkret
Untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata
harus diperkonkretkan atau diperjelas.
(1) Bahasa Figuratuf (Majas)
22
Majas ialah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan
dengan benda atau kata lain. Majas mengiaskan atau
mempersamakan sesuatu dengan hal yang lain.
d) Rima/Ritme
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Dengan
adanya rima, suatu puisi menjadi indah.
e) Tata Wajah (Tipografi)
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara prosa dan
drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, melainkan
membentuk bait (h. 97).
2) Unsur Batin
Ada empat unsur batin puisi, yakni: tema (sense), perasaan
penyair (Feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca
(Fone), dan amanat (intention).
a) Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan
penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi
kerangka pengembangan sebuah puisi
b) Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili
ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat
23
berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengangungan
kepada kekasih, kepada alam, atau sang khalik.
c) Nada dan Suasana
Nada dan suasana puisi saling berhubungan. Nada puisi
menimbulkan suasana tertentu terhadap pembacanya.
Adapun susasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah
membaca puisi itu.
d) Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat
ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada
puisi itu. Amanat tersirat di balik kata-kata yang
disusun, dan juga berada di balik tema yang
diungkapkan (h. 105).
Wardoyo (2013) mengatakan puisi sebagai bentuk karya
sastra terdiri atas dua unsur pokok, yaitu : struktur fisik dan
struktur batin.
a) Struktur Fisik
1) Diksi. Diksi atau pilihan kata merupakan esensi dari
penulisan puisi. Artinya, diksi merupakan dasar bangunan
setiap puisi. Dalam menggunakan diksi, seorang penyair
selalu memperhitungkan hal-hal sebagai berikut: (a) kaitan
kata tertentu dengan gagasan dasar yang akan diekspresikan
atau dikomunkiasikan, (b) wujud kosakatanya, (c) hubungan
24
antarkata dalam membentuk susunan tertentu sebagau sarana
retorika sehingga tercitra kiasan-kiasan yang terkait dengan
gagasan, dan (d) kemungkinan efeksnya bagi pembaca.
2) Bahasa Figuratif (Bahasa Kiasan)
Bahasa Figuratif adalah bahasa yang digunakan untuk
mendapatkan kepuitisan. Dengan bahasa kiasan, sajak
menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegran, dan
terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan.
3) Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair
untuk merujuk kepada arti yang menyeluruh. Dengan kata
lain, kata konkret adalah kata-kata yang mempu memberikan
pengimajian kepada pembaca.
4) Citraan (Pengimajian)
Menyatakan bahwa citraan adalah gambaran-
gambaran angan yang dituangkan ke dalam sajak. Dengan
demikian citraan diartikan sebagai gambaran angan yang
terbentuk dan diekspresikan melalui medium bahasa yang
merupakan hasil dari pengalaman indra manusia. Oleh
karena itu, citraan yang terbangun dalam puisi biasanya
meliputi citraan dari hasil penglihatan, pendengaran,
perabaan, perasaan, dan penciuman.
5) Versifikasi (Rima dan Ritma)
25
Versifikasi berkaitan dengan bunyi-bunyi yang diciptakan
dari dalam puisi. Bunyi dalam puisi menghasilkan rima
(persajakan) dan ritma. Bunyi-bunyi ialah yang kemudian
disebut versifikasi.
6) Wujud Visual (Tata Wajah) Puisi
Wujud Visual sebuah puisi adalah bentuk tampilan
puisi yang ditulis oleh penyair. Wujud visual merupakan
salah satu hal yang menjadi tanda kemampun penyair dalam
mengukuhkan pengalaman-pengalaman kemanuasiaan
dalam puisi yang ditulisnya. Wujud visual puisi merupakan
salah satu teknik ekspresi seorang penyair dalam
menuangkan gagasan idenya.
b) Struktur Batin
1) Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau subject matter yabg
dikemukakan oleh penyair. Tema merupakan suatu gagasan
pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, termasuk dalam
membuat suatu tulisan. Setiap tulisan pasti mempunyai
sebuah tema, karena sebuah penulisan, penulis dianjurkan
untuk dapat memikirkan tema apa yang akan dibuat.
2) Nada
Nada adalah bunyi yang memiliki gagasan teratur tiap diksi.
Nada adalah bunyi yang beraturan yang memiliki frekuensi
26
tunggal tertentu. Nada dan suasana puisi saling
berhubungan.
3) Suasana
Suasana adalah kondisi psikologi yang dirasakan oleh
pembaca yang tercipta akibat adanya interaksi antara
pembaca dengan puisi yang dibaca. Artinya, setiap puisi
memiliki potensi untuk menciptkan suasana tersendiri dalam
diri pembacanya ketika membaca dan menghayati puisi
tersebut.
4) Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.
Herman J. Waluyo (1995) unsur-unsur puisi terbagi ke
dalam dua macam, yakni struktur fisik dan struktur batin.
a) Struktur Fisik
1) Diksi (Pemilihan Kata)
Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hal
pemilihan yang sangat cermat. Kata-katanya merupakan
hasil petimbangan, baik itu makna, susunan bunyinya,
maupun hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris
dan baitnya.
2) Pengimajinasian
27
Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat
menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya
imajinasi tersebut, pembaca seolah-oleh merasa, mendengar,
atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
3) Kata Konkret
Untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus
di perkonkretkan atau perjelas. Jika penyair mahir
memperjelas kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan penyair.
Pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau
keadaan yang dilukiskan penyair.
4) Bahasa Figuratif (Majas)
Majas ialah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan suatu dengan cara membandingkan dengan
benda atau kata lain. Majas mengiaskan atau
mempersamakan sesuatu dengan hal lain. Maksudnya, agar
gambaran benda yang dibandingkan itu lebih jelas.
Misalnya, untuk menggambarkan keadaan ombak, penyair
menggunkan majas personafikasi.
5) Rima/Ritma
Rima adalah pengulangan bunyi puisi. Dengan adanya rima,
suatu puisi menjadi indah. Makna yang ditimbulkannyapun
lebih kuat.
28
6) Tata Wajah (Tipografi)
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi
dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk
paragraf, melainkan membentuk bait.
b) Unsur Batin
Ada empat unsur batin puisi, yakni: tema (sense), perasaan
penyair, nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan
amanat (intetion).
(1) Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair
dalam puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama
penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi
kerangka pengembangan sebuah puisi.
(2) Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili
ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa
kerinduan, kegelisahan, atau kepada alam.
(3) Nada dan Suasana
Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu
terhadap pembaca. Apakah dia ingin bersikap menggurai,
menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas
hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap
penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi.
29
(4) Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat
ditelaah setalah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi
itu. Tujuan amanat merupakan hal yang mendorong penyair
untuk menciptakan puisinya. Amanat yang hendak
disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada
dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak
sadar akan amanat yang diberikan.
b. Teknik Menulis Puisi
Koesasih (2019) hal-hal berikut yang perlu diperhatikan dalam
menulis puisi.
a) Puisi diciptakan dalam suasana perasaan intens yang
menuntut/pengucapan jiwa yang spontan dan padat.
b) Puisi mendasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh
kesadaran Anda sendiri.
c) Dalam menulis puisi kita perlu memikirkan cara penyampiannya
(h. 124).
Wardoyo (2013) mengatakan terdapat beberapa teknik menulis
puisi, yaitu sebagai berikut :
a) Teknik Meniru
Teknik meniru (copy the master) adalah teknik membuat puisi
dengan cara meniru puisi lain sebagai masternya. Dalam teknik ini,
30
penulis pemula ataupun penyair diminta untuk membuat variasi di
hipogram puisi masternya.
b) Teknik Keinginan
Tenkik menulis puisi dengan teknik keinginan adalah
mencoba menuangkan segala keinginan-keinginan yang ada dalam
diri kita secara jujur. Teknik ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut: (1) siapkan kertas untuk menulis puisi (2) awali puisi
dengan kata aku ingin (3) ungkapkan keinginan yang ada dalam
diri kita (4) susunlah hasil ungkapan keinginan tersebut dengan tata
visual puisi berdasarkan pembaitan, pungtuasi, tipografi (5)
mintalah kepada siswa untuk mengurangi kata-kata yang dianggap
perlu atau menambah kata-kata dengan kata-kata yang berada
diluar kebiasaan.
c) Teknik Awali dari Mimpi
Mimpi adalah dorongan yang berasal dari dalam diri yang
belum terealisasikan. Dorongan yang masih mengendap itulah
kadang kala menjadi mimpi. Mimpi juga dapat bersumber dari
angan-angan atau fantasi seseorang.
d) Teknik Bersumber pada Alam
Alam adalah sumber inspirasi. Hal tersebut tidak dapat kita
nafikan, seorang penyair tidak dapat melepaskan puisinya dari
31
citraan-citraan alam yang ada disekitarnya. Alam menjadi inspirasi
yang sangat besar.
e) Teknik Mengibaratkan
Teknik menulis puisi dengan teknik mengibaratkan
memiliki ciri adanya pengunaan kata-kata yang berfungsi untuk
mengibaratkan sesuatu. Kata-kata tersebut antara lain seperti, bak,
bagai, laksana, ibarat, dan lain sebagainya.
f) Teknik Menjelma Sesuatu
Teknik menjelma sesuatu adalah teknik menulis puisi
dengan cara mengimajikan diri sebagai sesuatu benda, menghayati,
dan menjiwai benda tersebut.
g) Teknik Menuliskan Suara
Teknik menulis puisi dengan menuliskan suara adalah
teknik menulis puisi dengan menulis suara-suara yang ada. Teknik
ini lebih menitikberatkan pada kreativitas siswa dalam memadukan
kata-kata dengan diksi suara yang dipilih oleh siswa.
h) Teknik Penggambaran
Teknik penggambaran merupakan teknik menulis puisi
dengan mendeskripsikan sesuatu dengan bahasa yang berbeda.
32
Artinya, bahwa suatu objek dapat digambarkan dari berbagai sudut
pandang.
i) Teknik Narasi
Menulis puisi dengan teknik narasi adalah menulis puisi
dengan cara menarasikan pengalaman indera seseorang ke dalam
bentuk puisi.
j) Teknik Musik Pengiring
Teknik ini digunakan untuk melatih kepekaan siswa dan
konsentrasi siswa dalam menulis puisi. Teknik ini diberikan
kepada siswa sebagai lanjutan teknik-teknik dasar yang telah
diberikan sebelumnya. Teknik menuntut siswa agar mampu
membuat puisi sambil mendengarkan iringan musik (h. 55).
Berdasarkan uraian di atas mengenai teknik menulis puisi,
penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat berbagai macam
teknik menulis puisi yaitu, teknik meniru, teknik keinginan, teknik
awali dari mimpi, teknik bersumber pada alam, teknik
mengibaratkan, teknik menjelma sesuatu, tekin menulis suara,
teknik menggambarkan, dan teknik musik pengiring.
c. Macam-Macam Puisi
Zulfahnur dkk (2016) menyatakan bahwa puisi terbagi
menjadi dua jenis, yaitu :
33
a) Puisi Lama
Puisi lama telah lahir sebelum kesusastraan Indonesia
mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Mayarakat
pada masa itu yang cenderung statis dan bersifat
kolektif, melahirkan bentuk puisi yang sangat terikat
oleh berbagai aturan. Puisi lama harus mengandung
rima, memiliki jumlah larik tertentu, bahkan juga
ditentukan jumlah suku kata dalam satu larik terutama
pantun (h. 9).
(1) Jenis-jenis Puisi Lama
(a) Mantra. Mantra ialah susunan kalimat yang
mengandung kekuatan goib.
(b) Bidal. Bidal ialah susunan kalimat yang
mengandung kiasan. Dipergunakan untuk
menyatakan sesuatu namun tidak secara terus
terang, melainkan melalui sindiran ataupun
perlambang.
(c) Pantun dan Karmina. Pantun dipergunakan
untuk menyatakn berbagai perasaan serta untuk
melihat.
(d) Talibun. Talibun termasuk jenis pantun yang
jumlah lariknya selalu genao, dengan jumlah
minimal 6larik dalam 1 bait.
34
(e) Seloka. Seloka ialah susunan kalimat yang berisi
nasihat, sindiram, ataupun seloroh.
(f) Gurindam. Gurindam ialah susunan kalimat
yang berisi nasihat atau petuah, yang setiap
baitnya terdiri dari 2 larik.
(g) Syair. Syair ialah susunan kalimat yang
dipergunakam untuk melukiskan atau
menceritakan sesuatu yang mengandung unsur
mitos ataupun sejarah (h. 10).
b) Puisi Baru
Puisi baru banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan
Eropa. Puisi ini lahir pada masa penjajahan Belanda,
dengan demikian sulit dielakan adanya pengaruh
kebudayaan Eropa terhadap puisi baru.
(2) Jenis-jenis Puisi Baru
(a) Distichon, puisi yang terdiri dari 2 larik dalam 1
bait, atau didebut juga sajak 2 seuntai.
(b) Terzina, puisi yang terdiri dari 3 larik dalam 1
bait, atau disebut juga sajak 3 seuntai
(c) Quarain
Puisi yang terdiri dari 4 larik dalam 1 bait,atau
disebut juga sajak 4 seuntai.
35
(d) Quint, puisi yang terdiri dari 5 larik dalam 1
bait, atau disebut juga sajak 5 seuntai.
(e) Sextet, puisi yang terdiri dari 6 larik dalam 1
bait, atau disebut juga sajak 6 seuntai.
(f) septima, puisi yang terdiri dari 7 larik dalam 1
bait, atau disebut juga sajak 7 seuntai.
(g) Stanza atau Oktaf, puisi yang terdiri dari 8 larik
dalam 1 bait, atau disebut juga sajak 8 seuntai.
(h) Soneta , puisi yang dalam satu bait mengandung
14 larik. Biasanya soneta dibagi menjadi 4 bait
yang terdiri dari 2 quatrain dan sexter.(h. 12)
Damayanti (2013) menyatakan bahwa puisi terbagi menjadi
dua jenis, yaitu :
a) Puisi Lama
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan
puisi baru. Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan aturan-aturan itu antara lain. Jumlah kata
dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait,
persajakan (rima), banyak suku kata tiap baris, irama.
(1) Ciri-Ciri Puisi Lama
(a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama
pengarangnya.
36
(b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi
merupakan sastra lisan.
(c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah
baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
(2) Jenis-Jenis Puisi Lama
(a) Mantra. Mantra adalah ucapan-ucapan yang
dianggap memiliki kekuatan gaib.
(b) Pantun. Panyun adalah puisi yang bercirikan
bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai
sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
(c) Karmina. Karmina adalah pantun kilat seperti
pantun tetapi pendek.
(d) Seloka. Seloka adalah pantuk berkait.
(e) Gurindam. Gurindam adalah puisi yang
berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat.
(f) Syair. Syair adalah puisi yang bersumber dari
Arab dengan ciri tiap bait 4 baris. Bersajak a-a-
a-a, berisi nasihat atau cerita.
(g) Talibun. Talibun adalah pantun genap yang tiap
bait tterdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
37
(h) Pribahasa. Pribahasa adalah suatu kiasan bahasa
yang berupa kalimat atau kelompok kata yang
bersifat padat, ringkas dan beroso tentang
norma, nilai, nasihat, perbandingan,
perumpamaan, prinsip atau aturan tingkah laku.
(i) Soneta. Soneta adalah satu bentuk sastra yang
berasal dari Italia.
b) Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat seperti puisi
lama. Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi
lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun
rima.
(1) Ciri-ciri puisi baru adalah sebagai berikut:
(a) Bentuknya rapi, simetris.
(b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur).
(c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan
syair meskipun ada pola yang lain.
(d) Sebagian besar puisi empat seuntai.
(e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan
sintaksis).
(f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagain
besar) : 4-5 suku kata.
(2) Jenis-Jenis Puisi Baru
38
(a) Balada. Balada adalah puisi berisi kisah atau
cerita.
(b) Himne. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan,
tanah air, atau pahlawan.
(c) Ode. Ode adalah puisi sanjungan untuk orang
yang berjasa.
(d) Epigram. Epigram adalah puisi yang berisi
tuntunan atau ajaran hidup.
(e) Romansa. Romansa adalah puisi yang berisi
luapan perasaan cinta kasih.
(f) Elegi. Elegi adalah puisi yang berisi ratap
tangis/kesedihan.
(g) Satire. Satire adalah puisi yang berisi sindiran
dan kritik.
Berdasarkan uraian di atas mengenai macam-macam puisi,
penulis dapat menyimpulkan bahwa terbagi dua macam puisi yaitu,
puisi baru dan puisi lama. puisi baru yaitu ode, balada, himne,
epigram, romansa, eligi, satire. Puisi lama terdiri dari mantra,
pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, talibun, pribahasa,
soneta.
39
2. Teknik Pengamatan Objek Langsung
a. Pengertian Pengamatan Objek Langsung
Teknik pengamatan objek secara langsung merupakan
sebuah metode yang dilakukan dengan mengamati sebuah objek
secara langsung. Proses pengamatan objeknya itu bisa sebuah
benda, peristiwa, atau kejadian secara langsung. Dalam
pengamatan, objeknya itu bervariasi sesuai dengan tema
pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan
maupun kelompol (Suyatno, 2004 : 82).
Teknik pengamatan objek langsung ini dekat sekali dengan
alam lingkungan sekitar. Pada kenyataannya siswa menyukai alam
sebagai tempat proses pembelajarannya. Realita serta apa yang
dilihat akan jauh lebih diingat oleh siswa, ketimbang sebuah
gambaran abstrak yang diberikan guru dalam proses pembelajaran
yang hanya berkutat dengan berceramah. Untuk itu siswa tentu akan
jauh lebih peka terhadap apa yang dirasakan dan dilihatnya secara
langsung oleh dirinya ketimbang melalui lamunan-lamunannya.
Teknik pengamatan objek secara langsung ini dapat
menggugah siswa dalam berekspresi. Ekspresi ini dituangkan dalam
sebuah puisi dengan cara siswa mengamati sebuah objek alam,
misalnya pohon, langit, atau peristiwa dan kejadian.
40
b. Tujuan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan
Objek secara Langsung
Banyak tujuan yang didapat dengan menggunakan teknik
pengamatan objek secara langsung ini. Namun, tujuan
terpenting penggunaan teknik pengamatan objek langsung ini
yakni agar siswa dapat menulis puisi dengan cepat dan tepat
berdasarlan objek yang dilihatnya secara langsung. Siswa
menulis puisi berdasarkan objek langsung yang dilihatnya.
Siswa diajak ke luar kelas untuk melihat objek yang mereka
menuliskannya ke dalam puisi. (Suyatno, 2004 : 146).
Banyak keuntungan yang diperoleh dari melakukan
pembelajaran di luar kelas. Misalnya, untuk menghilangkan
tingkat kejenuhan siswa selama proses belajar mengajar di
kelas, kegiatan belajar akan lebih menarik, hakikat belajar akan
lebih bermakna dengan siswa dihadapkan pada objek-objek,
peristiwa, serta kejadian nyata (Sudjana&Rivai, 2010 : 208).
Dari objek tersebut siswa dapat membuat tulisa yang
imajinatif berdasarkan objek yang dilihatnya. Objek-objek ini
bervariasi sesuai dengan tema yang akan diterapkan dalam
pembelajaran tersebut. Dalam teknik ini diharapkan sekali
penentuan objek yang ditunjuk oleh guru sesuai dengan objek-
objek yang berada di sekitar sekolah karena pada hakikatnya
apabila penentuan tema sesuai dengan objek-objek yang ada dan
41
eksplisit maka akan mempermudah siswa dalam membuat
sebuah puisi (Suyatno, 2004 : 82).
1) Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Puisi dengan
Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran
menulis puisi ini terbagi menjadi dua langkah yakni : a)
langkah persiapan dan; b) langkah pelaksanaan (Suyanto,
2004 : 146).
a. Langkah Persiapan
Ada beberapa hal yang harus ditempuh pada langkah
persiapan ini, yaitu sebagai berikut.
a) Guru menentukan tujuan yang harus diharuskan dicapai para
siswa.
b) Menentukan objek yang diamati. Dalam hal ini guru
menentukan objek yang sekiranya cocok untuk pembelajaran
menulis puisi. Diusahakan objek yang diamati adalah objek
yang dekat dengan lingkungan sekolah agar tidak
membutuhkan waktu yang lama.
c) Menentukan cara belajar siswa dalam mengamati objek.
Dengan itu siswa dapat bekerja dengan baik dan dapat
mengerjakan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Langkah Pelaksanaan pada Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)
42
Pada langkah ini dikaukan kegiatan pembelajaran di
tempat objek yang telah dipilih.
a) Siswa mengamatai pbjek secara langsung yang
berada di halaman sekolah SMPIT Latansa
Cendekia. Objek yang diamati oleh siswa, berupa
objek nyata seperti pepohonan, bebatuan, pot,
bunga, rumput ilalang, tiang bendera, langit, awan
dan lain-lain. Bisa berupa objek kasat mata yang
dirasakan siswa, seperti angin, dan lain-lain.
b) Kemudian siswa mengungkapkan apa yang dilihat
dan dirasakan oleh siswa pada saat melakukan
pengamatan terhadap objeknya itu.
c) Pengungkapan perasaan atau objek yang dilihatnya
dituangkan dalam kata-kata serta bahasa yang
puitis.
d) Setelah melakukan pengamatan objek dan
mengerjakan yang ditugaskan oleh guru yaitu siswa
menulis puisi berdasarkan objek secara langsung,
siswa diharapkan untuk kembali ke kelas.
e) Dalam kelas tersebut, guru mencoba melihat hasil
karya siswa dengan melihat puisi yang telah
dituliskan oleh siswa.
43
f) Agar seluruh siswa mengetahui karya yang telah
ditulisnya, maka guru menyuruh salah satu siswa
untuk membacakan hasil puisinya itu.
Setelah itu siswa yang lainnya menilai atau
mengoreksi pekerjaan temannya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Penelitian yang dilakukan oleh Susri Susanti, Yetty Morelent, Elvina
A.Saibi pada tahun 2014 dengan judul “Kemampuan Siswa Kelas
VIII-5 dalam Menulis Puisi dengan Menggunakan Objek Langsung di
SMPN 30 Padang” penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan
tema diksi, nada, dan suasana dalam menulis puisi dengan
menggunakan objek langsung siswa kelas VIII-5 SMPN 30 Padang
yang berjumlah 29 siswa. Penelitian ini menggunakan teori yang
dikemukakan oleh (1) Abdurrahman dan Elya Rtna mengenai
Evaluasi, (2) M. Atar Semi mengenai diksi, dan (3) Herman J Waluyo
tentang puisi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif. Hasil analisis membuktikan bahwa siswa
mampu menulis puisi dengan menggunakan teknik objek langsung
melalui empat aspek : tema, diksi, nada, dan suasana. Penulis
menyimpulkan nilai rata-rata siswa pada aspek tema (81,3%), diksi
(73,1%), nada (75,1%), dan suasana (80%). Dengan demikian, dari
analisis diperoleh bahwa kemampuan menulis puisi dengan
44
menggunakan pengamatan objek langsung siswa kelas VIII-5 SMPN
30 Padang tergolong naik (77,9%).
b) Penelitian yang dilakukan oleh Miswanto pada tahun 2016 yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik
Pengamatan Objek Secara Langsung” penguasaan keterampilan
berbahasa khususnya menulis puisi rata-rata masih rendah, karena
teknik pembelajaran yang digunakan kurang tepat sehingga siswa
merasa bosan pada saat mengikuti pembelajaran. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Tiap siklus terdiri atas (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi,dan
(4) refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Data tes
yaitu berupa penilaian keterampilan menulis. Sedangkan alat
pengambilan nontes yang digunakan berupa pedoman observasi,
jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Selanjutnya data dianalisis
secara kuantitatif dan kualitatif. Hasilnya setelah mengikuti
pembelajaran menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara
langsung mengalami peningkatan sebesar 53,7% nilai rata-rata pada
prasiklus 60, padatindakan siklus I nilai rata-rata yang diperolej 72,1
artinya mengalami peningkatan sebesar 12,1 atau 31,8%. Selanjutnya
pada siklus II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 20,4
atau 53,7% bila dibandingkan dengan nilai sebelumnya. Perubahan
sikap yang positif bahwa siswa dengan model tersebut tertarik dan
termotivasi.
45
Hal yang membedakan penelitian di atas dengan penelitian
penelitian ini adalah lokasi dan waktu subjek penelitian.
C. Kerangka Berpikir
Pada kegiatan pembelajaran menulis puisi, masalah yang biasa
ditemukan dalam pembelajaran menulis puisi, kebiasaan-kebiasaan buruk
dalam menulis, siswa kesulitan memahami menentukan tema dalam
penulisan. Berdasarkan hal tersebut, seharusnya pelajaran menulis puisi
dijadikan suatu kegiatan keterampilan yang menyenangkan dan bermakna
bagi siswa. Pembelajaran melalui teknik pengamatan objek langsung
yanmelatih siswa agar dapat menulis dengan baik dan tepat.
Penggunaan teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran
memiliki keunggulan untuk menumbuhkan siswa berfikir kreatif,
berimajinasi, dan memotivasi. Teknik pengamatan objek langsung siswa
dituntut untuk berfikir kritis dan berperan aktif dalam pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan berpikir secara berkeseimbangan.
Gambar.2.1
Skema Kerangka Berpikir
46
Teknik Pengamatan
Objek Langsung
Menulis Puisi
D. Hipotesis Penelitian
Peneliti merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara atau
pertanyaan penelitian dan berbentuk pertanyaan tentang karakteristik
populasi yang merupakan hasil dari proses teoritik. Hipotesis penelitian
dirumuskan berdasarkan kerangka berpikir. Banyaknya hipotesis sama
dengan banyaknya subjudul pada kerangka teoritik dan banyaknya butir
pada perumusan masalah.
a) Hipotesis Penelitian Proses
Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelas
Kontrol dan eksperimen.
H1 :Terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
b) Hipotesis Penelitian Postes
Ho : Tidak terdapat pengaruh teknik pengamatan objek langsung
dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMPIT Latansa
Cendekia.
H1 : Terdapat pengaruh teknik pengamatan objek langsung dalam
pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMPIT Latansa
Cendekia.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPIT Latansa Cendekia
Kabupaten Tangerang. Sekolah ini terletak di Villa Tangerang Elok
Kp. Gelam RT.09/02 Kuta Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten
Tangerang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada semester genap tahun ajaran 2020
dimulai dari bulan Januari 2020 sampai bulan Juni 2020. Dilengkapi
dengan tabel berikut:
Tabel 3.1Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun1. Pengajuan judul skripsi2. Bimbingan proposal3. Seminar proposal
skripsi4. Bimbingan dan revisi
hasil seminar5. Pembuatan instrument
penelitian6. Pengumpulan data7. Pengolahan dan
anaslisis data8. Ujian skripsi
48
B. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2016), adalah cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Bersadarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data,
tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti
cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusi, sehingga
orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematika artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (h. 2).
Dalam penelitian kuantitatif peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif sebagai metode penelitian. Sugiyono mendefinisikan metode
penelitian kuantitatif adalah sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Peneliti menggunakan dua kelompok yang terdiri atas kelompok
eksperimental yang dibero perlakuan dengan Model Promblem Based
Learning atau pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kontrol yang
tidak diberi perlakuan/konvensional. Pemilih45an kelompok eksperimen
49
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (random). Hasil pretest
yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda ssecara
signifikasi, maka rancangan ini dapat digunakan sebagai berikut:
Tabel 3.2Rancangan Penelitian
KELOMPOK PRETEST PERLAKUAN POSTEST
EKSPERIMENTAL
YE X YE
KONTROL YK - YK
(Riadi, 2016,h.14)Keterangan: YE = Data hasil pretes/postes kelas eksperimental.
YK = Data hasil pretes/postest kelas kontrol
X =Perlakuan yang dieksperimental
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016) populasi adalah, “Wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan” (h. 80).
Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMPIT Latansa Cendekia Kabupaten Tangerang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3Jumlah Populasi
50
No
Kelas Jumlah
1 VIII A (Teuku Umar) 322 VIII B (Dewi Sartika) 323 VIII C (Sultan Hasanudin) 314 Jumlah 95
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah, “Bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu”
(h. 81).
Penentuan pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan
teknik Nonprobability Sampling. Nonprobability Sampling menurut
Sugiyono (2016) yaitu, “ Teknik pengambilan sempel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel” (h.218).
Sampel yang digunakan di SMPIT Latansa Cendekia dua kelas
yang berjumlah 63 siswa.
Tabel 3.4Jumlah Sampel
No
Kelas Jumlah
1 VIII A (Teuku Umar) 32
51
2 VIII C (Sultan Hasanudin) 313 Jumlah 63
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016), “Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengamatan objek secara langsung yang dilakukan dengan
mengamati suatu benda, peristiwa atau kejadian secara langsung. Teknik
pengamatan objek langsung dekat sekali dengan alam lingkungan sekitar.
Karena lingkungan adalah segala sesuatu di sekitar terjadinya proses
belajar mengajar tempat siswa menerima pelajaran. Belajar dengan
pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pemahaman dan
kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan secara langsung apa-
apa yang ada dan berlangsung di lingkungan sekitar, baik di rumah
ataupun di sekilah. Teknik pengamatan objek langsung juga sangat
bermanfaat dalam pembelajaran menulis puisi.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
observasi, dokumentasi, dan tes.
a. Observasi/pengamatan
52
Pada observasi atau pengamatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui keaktifan guru dan siswa dalam pembelajaran
sastra dan respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi.
b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang
sekolah seperti sejarah sekolah, keadaan guru, visi dan misi, serta
kurikulum yang digunakan dan sebagainya.
c. Tes
Tes dilakukan untuk mendapatkan data yang bersifat ril terhadap
responden secara langsung. Tes juga dilakukan untuk mengetahui
hasil atau nilai anak terhadap hasil pembelajaran menulis puisi yang
telah berlangsung.
E. Instrumen Penelitian
1) Variabel Terikat (Y)
a. Definisi Konseptual
Puisi merupakan karangan imajinasi penulis yang tercipta
dengan keindahan bahasa, yang di dalamnya terdapat rima, bait,
dan bahasa yang dipadatkan dengan makna yang tersirat serta
kata-kata kias yang menjadikan puisi penuh keindahan bahasa.
Kemampuan menulis puisi adalah kesanggupan seseorang
dalam melakukan kegiatan yang melibatkan proses kreatif dalam
menuangkan segala ide dan gagasan-gagasan barunya ke dalam
sebuah tulisan lewat simbol-simbol seperti huruf, kata, frasa,
53
kalimat secara sistematis sehingga membentuk sebuah bahasa
tulis ditunjang oleh data yang faktual dalam bentuk tulisan
b. Definisi Operasional
Kemampuan dalam menulis puisi adalah skoe yang
diperoleh dari hasil yang terjadi pada diri individu atau siswa
setelah menerima pengalaman belajar, guru melakukan suatu
tindakan yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam menulis
puisi dengan menggunakan tes, perolehan tes dari hasil menulis
puisi tersebut mengacu pada kemampuan membuat puisi,
penulisan dengan memperhatikan kelengkapan unsur-unsur serta
kefektifan menggunakan kalimat yang tepat dan koheren.
c. Kisi-kisi Intrumen
Dalam menjalankan penelitian, data merupakan tujuan
utama yang hendak dikumpulkan dengan menggunakan
instrumen. Sugiyono (2016) mengemukakan, “Instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian (h. 102).
Tabel 3.5Kisi-kisi Instrumen X
No Aspek yang Dinilai
Indikator Skor Kriteria
1. Kebaharuan tema dan makna
Tema yang dipilih baru dan jarang digunakan, terdapat kesesuaian makna pada tiap barisnya.
4 Sangat baik
Tema yang dipilih baru, terdapat sedikit 3 Baik
54
ketidaksesuaian makna antar baris.Tema yang dipilih baru, terdapat banyak ketidaksesuaian makna antar baris.
2 Sedang
Tema yang dipilih tidak baru, tidak terdapat kesesuaian makna antar baris.
1 Kurang
2 Pengimajinasian
Pengimajinasian menggunakan semua imaji indera seperti imaji penglihatan, pendengaran, dam taktil (raba, sentuh) dengan pemilihan kata yang tepat.
4 Sangat baik
Menggunakan beberapa imaji indera tetapi dengan pemilihan kata tepat.
3 Baik
Menggunakan beberapa imaji indera tetapi pemilihan kata kurang tepat.
2 Sedang
Menggunakan sedikit imaji indera dengan pemilihan kata kurang tepat.
1 Kurang
3 Ketepatan diksi
Pemilihan kata yang digunakan sangat tepat.
4 Sangat baik
Pilihan kata yang digunakan terdapat sedikit yang tidak tepat.
3 Baik
Pilihan kata yang digunakan terdapat banyak yang tidak tepat.
2 Sedang
Pilihan kata yang digunakan sangat tidak tepat.
1 Kurang
4 Pendayaan majas
Penggunaan majas semuanya tepat.
Terdapat sedikit kesalahan atau ketidaksesuaian dalam penggunaan majas.
4
3
Sangat baik
Baik
Terdapat hampir setengah penggunaan majas yang tidak sesuai.
2 Sedang
Terdapat banyak penggunaan majas yang tidak sesuai.
1 Kurang
5 Tipografi Tipografi sudah sesuai dengan aturan tipografi.
4 Sangat baik
Tipografi sudah sesuai dengan aturan tipografi.
3 Baik
Tipografi sudah sesuai dengan aturan tipografi puisi tetapi tidak menggunakan variasi.
2 Sedang
Tipografi sangat tidak sesuai dengan aturan tipografi puisi.
1 Kurang
6 Penggunaan kata konkret
Penggunaan kata konkret terdiri dari indera pendengaran, bau, rasa dan raba dengan tepat.
4 Sangat baik
55
Penggunaan kata konkret maksimal ada tiga dari indera pendengaran, rasa , bau, dan raba dengan tepat.
3 Baik
Penggunaan kata konkret meksimal ada dua dari indera pendengaran, rasa, bau, dan raba dengan tepat.
2 Sedang
Tidak ada penggunaan kata konkret. 1 Kurang
(Koesasih, 2019)
Konversi Nilai : Skor yang diperoleh
Skor totsl× 100=N
Prosedur Penilaian:
1. Menugasi siswa untuk mengamati terlebih dahulu objek yang
akan dituangkan dalam menulis puisi
2. Menugasi siswa untuk membuat puisi
3. Peneliti mengadakan penialain dengan menggunakan rubrik
penilaian keterampilan menulis
2. Uji validitas Instrumen dan Reliabilitas
a. Uji Validasi
Menurut Sugiyono (2016), instrumen yang mempunyai
validitas isi (content validity) adalah instrumen yang berbentuk
test yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar
(achievement), dan mengukur efektivitas pelaksaan program
dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang
mempunyai validitas isi (content validity), maka instrumen
56
harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah
diajarkan (h. 125).
Menurut Arikunto (2013), “ Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. (h.211)
Menurut Arikunto (2013), “ Menjelaskan bahwa rumus
korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh
Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar sebagai berikut”. (h.213). :
r xy=N ∑ XY−(∑ X ) (∑Y )
√ {N ∑ X2−( ∑ X2 )} {N ∑Y 2−( ∑Y 2 )}
(Arikunto, 2013, h.213)
Keterangan :
r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan
X = Skor per butir yang di uji
Y = Jumlah nilai setiap siswa
∑ XY = Jumlah perkalian X dan Y
X² = Kuadrat dari X
Y² = Kuadrat dari Y
N = Banyaknya subjek skor Xdan Skor Y
57
Validitas suatu instrument tes dinyatakan dengan angka korelasi
koefisien (r). Penafsirannya dengan membandingkan harga r dan r tabel dapat
diperoleh dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya
menggunakan rumus df= n-2, derajat kebebasan dikonsultasikan kepada tabel
“r” pada taraf signifikansi α = 0,05. Dengan ketentuan :
Jika r ≥r tabel , maka soal tersebut valid
Jika r< r tabel ,maka soal tersebut tidak validiti
b. Uji Realibilitas
Menurut Arikunto (2013), “ Menyatakan reliabilitas menunjuk
pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.” (h.221) dalam menguji realibilitas
digunakan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus
Alpha yaitu :
r11=( k(k−1 ) )(1−∑ σb
2
σ 2t)
( Arikunto,2013,h.239)
Keterangan :
r11 = realiabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ b ² = jumlah varians butir
σb2 = variasi total
58
jika r ≥ rtabel, maka soal reliabel
jika r< r tabel, maka soaltersebut tidak reliabel
F. Instrumen Variabel Bebas (X)
1. Defisini Konseptual
Pembelajaran dengan menggunakan teknik pengamatan objek
langsung sebuah metode yang dilakukan dengan mengamati sebuah
objek secara langsung. Proses pengamatan objeknya itu bisa sebuah
benda, peristiwa, atau kejadian secara langsung. Dalam pengamatan,
objeknya itu bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini
dapat dijalankan secara perseorangan maupun kelompok.
2. Definisi Operasional
Tahapan pembelajaran dengan teknik pengamatan objek
langsung yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Pendahuluan
a) Guru menentukan tujuan yang harus diharuskan dicapai para
siswa.
b) Menentukan objek yang diamati. Dalam hal ini guru menentukan
objek yang sekiranya cocok untuk pembelajaran menulis puisi.
59
Diusahakan objek yang diamati adalah objek yang dekat dengan
lingkungan sekolah agar tidak membutuhkan waktu yang lama.
c) Menentukan cara belajar siswa dalam mengamati objek. Dengan
itu siswa dapat bekerja dengan baik dan dapat mengerjakan sesuai
dengan yang diharapkan.
G. Teknik Analisis Data
Setelah menentukan hipotesis statistik dan melakukan
pengumpulan data, maka selanjutnya yang akan dilakukan adalah teknik
analisis data. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu analisis data statistik deskreptif, uji persyaratan data dan uji
hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Menurut Ronald E.Walpole (2001), statistik deskriptif adalah
metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian
suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.
Dengan statistik deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji
dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari
kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistik
deskriptif antara lain (Riadi, 2014, h. 40) :
Menurut Menurut (Riadi h.40) Prosedur dalam statistik deskriptif
menggunakan teknik menyajian data sebagai berikut :
a. Tabel Distribusi Frekuensi
60
Tabel distrubusi frekuensi digunakan agar data terlihat lebih
informatif maka sejumlah data tersebut perlu disajikan dalam suatu
tabel. Adapun langkah untuk membuat tabel distrubusi frekuensi
data kelompok sebagai berikut :
1) Tentukan data terkecil (Dmin ) dan data terbesar ( Dmax ) .
2) Tentukan rentang data, yaitu R = Dmin−¿ Dmax ¿.
3) Tentukan banyaknya kelas dengan menggunakan kaidah
empiris Strurgess : k = 1 + 3,3 log (n), dengan k = banyak kelas
dan n = banyak data. Jika hasil bukan merupakan bilangan
bulat maka k dibulatkan.
4) Tentukan panjang kelas interval (I) dengan aturan I=rk
5) Tentukan kelas-kelasnya sedemikian sehingga mencakup
semua nilai data.
6) Tentukan frekuensi tiap kelas misalnya menggunakan Tally.
b. Histogram
Menurut Riadi (2014) berpendapat bahwa histogram adalah
salah satu bentuk penyajian yang menggunakan data hasil
penelitian untuk menggambarkan atau melukiskan pasangan
surutnya suatu keadaan dan statistik dengan garis atau gambar agar
lebih mudah dipahami oleh pembaca data.(Sulaeman dan Goziya,
2019,h.161).
c. Poligon Frekuensi
61
Menurut Riadi (2014) Poligon frekuensi adalah, “Grafik
yang dibuat dengan menghubungkan titik-titik tengah tiap interval
kelas secara beruntut-runtut. Poligon frekuensi dapat diperoleh
dengan menghubungkan titik-titik tengah dari puncak-puncak
persegi panjang histogram”(Sulaeman dan Goziya, 2019,h.161).
d. Tabel distribusi frekuensi kumulatif
Menurut Riadi (2014) Frekuensi kumulatif adalah frekuensi
data semua nilai yang kurang atau lebih dari batas kelas suatu
interval kelas tersebut. (Sulaeman dan Goziya, 2019,h.161).
Dalam statistika deskriptif juga terdapat rerata atau
pemusatan data sebagai berikut:
1) Rerata aritmatik (Mean) untuk data kelompok
Keterangan :
X = rerata
fi = frekuensi kelas
xi = titik tengah kelas
n = banyak data
2) Median untuk data kelompok
Me = Lo + 1 ( n2−F
f )Keterangan
Me = media
Lo = tepi bawah kelas media
62
I = interval kelas
F = frekuensi kumulatif / total sebelum kelas median
F = frekuensi kelas median
n = banyak data
3) Modus untuk data berkelompok
Me = Lo + 1 ( b1b 1+b 2 )
Keterangan :
Mo = modus
Lo = tepi bawah kelas modus
I = interval kelas
b1 =selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya
b2 =selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sesudahnya
4) Simpang baku untuk data berkelompok
S = f X2
N− fx
N (Riadi, 2014, h.64)
2. Statistika Inferensial
Menurut Sugiono (2012) Statistik inferensional adalah teknik
statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberikan untuk populasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis. (Sulaeman dan Goziya, 2019,h.162).
63
a. Uji normalitas chi kuadrat
Langkah-langkah untuk melakukan uji normalitas sebagai berikut:
1) Gunakan tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan tepi
bawah kelas dan akhir dengan tepi atas kelas.
2) Hitunglah nilai normal standar tiap tepi kelas dengan rumus
Z = x−X
S (Riadi,2014:94)
Keterangan :
Z = nillai normal standar
x = tepi kelas
X = rerata variabel
S = simpang baku (standar deviasi)
3) Gunakan tabel Z ( tabel A1/A2) untuk menghitung luas
dibawah kurva normal
4) Hitung besar peluang dengan cara menghitung luas masing-
masing nilai Z. Kemudian hitung selisih luas antara kelas
5) Hitunglah frekuensi (fe) zdengan rumus:
Fe = n x selisih luar antar kelas.
Keterangan :
Fe = frekuensi ekspektasi
n = jumlah
6) Hitunglah nilai Chi Kuadrat dengan rumus :
X2=∑π
k
¿( fo−fe )2
fe
64
(Riadi, 2015, h.94)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji sebaran data
dari dua varian atau lebih berasal dari populasi yang homogen atau
tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas menggunakan Uji
Fisher dengan rumus sebagai berikut (Riadi, 2016, h 104).
𝑭=S2 terbesars2 Terkecil
Keterangan :
s2=varianterbesar
s2=varianterkecil
Dengan kriteria pengujian:
Jika 𝑭hitung < 𝑭tabel maka data berasal dari populasi yang homogen
Jika 𝑭hitung > 𝑭tabel maka data berasal dari populasi yang tidak
homogen
Nilai 𝑭hitung diperoleh dari nilai F dan
𝑭tabel diperoleh dari F dengan α = 5%
c. Uji Hipotesis
Uji ini digunakam untuk mengetahui perbedaan kondisi
sebelum dan setelah perlakuan kelompok tidak saling berpasangan.
Jenis data yang digunakan hasrus berskala interval atau rasio.
Terdapat dua rumus uji t untuk sample independen yaitu the
separate model t-test dan the pooled variance model t-test. Peneliti
65
menggunakan rumus the separate model t-test dan the pooled
variance model t-test dengan ketentuan sebagai berikut:
1) The separate model T-test
t =
x 1−x 2
√ S 21
n1+√ S 2
2n 2
(Riadi, 2015, h.159)
n1 = n2 sampel homogen dk = n1 + n2 – 2
n1 = n2 sampel tidak homogen dk = n1 – 1 atau n2 – 1
n1 ≠ n2 sample tidak homogen ttabel = ( t
tabel /2 ) + ttabel terkecil
ttabel Selisih ttabel n1 dan n2
2) The Pooled variance model t-test
T =
x1−x2
√ (n1−1 ) s12+( n2−1 ) s1
2
n1+n2−2 [ 1n1
+1n2 ]
¿
Jika sampel dalam penelitian ini berdidtribusi tidak normal,
maka peneliti akan melanjutkan dengan analisis uji beda
nonparametric. Adapun analisis uji beda yang akan digunakan
adalah uji beda mann-whitney U test dengan rumus sebagai
berikut:
U1 = n1 . n2 + n 2 (n 2+1 )
2−R2 (Riadi, 2015, h. 220)
Atau
U2 = n1 . n2 + n 1 (n1+1 )
2−R2
Sedangkan untuk U2 :
66
U2 = n1 . n2 – U1
Keterangan :
U1 = penguji U1
U2 = penguji U2
R1 = jumlah rangking sampel 1
R2 = jumlah rangking sampel 2
n1 = banyaknya sampel 1
n2 = banyaknya sampel 2
67
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, P. D. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Dalman, D. H. (2019). Keterampilan Menulis. Depok: PT. Raja Grafindo Persada .
Goziyah, D. A. (2019). Metodologi Penelitian Bahasa dan Sastra. Jakarta Timur : Edu Pustaka .
Wardoyo, S.M (2013).Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yunus, S. (2017).Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kosasih, E. (2019). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra . Bandung: CV.Yrama Widya
Tarigan, H. G. (2008). Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Damayanti, D. (2013). Buku Pintar: Sastra Indonesia Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas.. Yogyakarta:Araska.
Riadi, D. E. (2014). Statistika Penelitian Analisis Manual dan IBM SPSS. Pustaka Mandiri.
Zulfahnur dkk.(2016).Materi Pokok Teori Sastra. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka .
Sahardi, M. (2011 ). Menulis Puisi dengan Pengamatan Langsung. (Online).
http://smpn1banjang.blogspot.com/2011/01/menulis-puisi-dengan-teknik-
pengamatan.html.
68
(Pada 14 Maret pukul 10.00)
Sugiyono, P. D. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Penerbit Alfabeta.
69