LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT...

17
JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD PROF.DR. H. ALOEI SABOE GORONTALO Oleh RISKIYANTO KALAY NIM : 841410041 Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi

Transcript of LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT...

Page 1: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ARTIKEL

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA KELUARGA

PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD

PROF.DR. H. ALOEI SABOE GORONTALO

Oleh

RISKIYANTO KALAY

NIM : 841410041

Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan

Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi

Page 2: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA KELUARGA

PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD

PROF.DR. H. ALOEI SABOE GORONTALO

RISKIYANTO KALAY, ZUHRIANA K. YUSUF, ABD. WAHAB PAKAYA

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FIKK UNG

EMAIL : [email protected]

ABSTRAK

Riskiyanto Kalay. 2014. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Pada Keluarga Pasien Yang Dirawat

Diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo. Jurusan Program

Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing : dr. Zuhriana K. Yusuf, M. Kes, Ns.

ABD. Wahab Pakaya, S. Kep, MM.

Survey yang dilakukan di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo

terdapat 140 orang pasien dirawat diruangan ICU, Keluarga sering dihadapkan

oleh keadaan yang memicu kecemasan karena tindakan keperawatan yang

dilakukan pada pasien. Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan

pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien yang dirawat di

ruangan ICU.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional study, Populasi dalam penelitian ini adalah semua

keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU, Sampel dalam penelitian ini sebanyak

30 orang dengan teknik accidental sampling, untuk analisa data menggunakan

program SPSS.

Hasil penelitian tingkat kecemasan keluarga pasien didapatkan frekuensi

tertinggi pada tingkat kecemasan kategori berat sebanyak 13 orang atau 43,3%,

Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur didapatkan frekuensi terbanyak pada

kategori kurang sebanyak 21 orang atau 70,0%. Tingkat kecemasan dengan

pemenuhan kebutuhan istirahat tidur keluarga pasien diperoleh nilai korelasi

sebesar -0,737 dengan signifikansi sebesar 0,000 (signifikansi < α= 0,05).

Kesimpulan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan

pemenuhan kebutuhan istirahat tidur keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU.

Bagi perawat dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam

hal menerapkan asuhan keperawatan terkait kecemasan dengan pemenuhan

kebutuhan istirahat tidur

Kata Kunci : Kecemasan, Kebutuhan Istirahat, Tidur

“ Riskiyanto Kalay, Mahasiswa Ilmu Keperawatan UNG

Page 3: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 4: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Cemas merupakan merupakan bagian dari kehidupan yang dialami

setiap hari. Kejadian yang satu dengan yang lain dapat saling

mempengaruhi. Demikian juga keluarga yang anggota keluarganya

dirawat di rumah sakit dapat mengalami berbagai stress yang mungkin ia

sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai akibatnya,

terjadi perubahan-perubahan pada diri seseorang, salah satunya perubahan

kualitas tidurnya. Stress emosional memberi dampak yang jelas terhadap

perubahan pola tidur seseorang (Potter, 2005).

Cemas adalah salah satu keadaan atau gejala yang dirasakan

keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang dirawat di ruang ICU.

Keluarga mengalami kecemasan yang tinggi ketika pasien beresiko tinggi

meninggal. Faktor resiko yang berhubungan dengan kecemasan anggota

keluarga diruang perawatan intensif adalah jenis kekerabatan dengan

klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien, kondisi medis klien,

pertemuan keluarga dengan tim perawat, cara penanggulangan, dan

kebutuhan keluarga.

Proses selama perawatan di ruang ICU, kecemasan tidak hanya

dirasakan oleh seorang pasien, namun dapat juga dialami oleh keluarga

yang anggotanya dirawat di rumah sakit. Keadaan pasien yang kritis dan

mendapatkan perawatan di ruang ICU memungkinkan terjadinya konflik

atau kecemasan didalam diri keluarga pasien sehingga peran perawat

didalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan

pengunjung diabaikan. Salah satu faktor yang dapat mengurangi perasaan

cemas pada keluarga adalah adanya dukungan informasi yang jelas dan

akurat dari tenaga medis berkaitan dengan adanya penyakit yang diderita

oleh pasien beserta tindakan yang dapat diambil untuk keselamatan pasien.

Keadaan cemas akan mempengaruhi kebutuhan istirahat dan

tidur,(Ruth f. Craven, Costance J. Himle 2000). Tidur merupakan hal

sangat penting bagi keluarga pasien yang cemas menunggu anggota

keluarganya dirawat diruangan ICU.

Tidur sebagai suatu keadaan dimana organisme secara reguler,

berulang, dan mudah kembali lagi (reversible) di tandadi oleh keadaan

yang relatif diam/tanpa gerak dan meningkatnya ambang respon terhadap

stimuli eksternal.

Istrahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan

oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal maka setiap

orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat merupakan

keadaan yang tenang, rileks tanpa tekanan emosional dan bebas dari

kegelisahan atau kecemasan. Sebagian besar orang dapat beristirahat

sewaktu mereka merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi, merasa

diterima, mengetahui apa yang terjadi, bebas dari gangguan atau ketidak

nyamanan, mempunyai rencana-rencana kegiatan yang memuaskan

mengetahui adanya bantuan sewaktu diperlukan.

Page 5: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Dalam penelitian yang dilakukan di ruangan ICU badan RSUD Dr.

M. Ashari Kabupaten Pemalang, dengan jumlah responden sebanyak 68

orang didapatkan hasil 36 orang atau sebanyak 52,9 % keluarga pasien

menunjukkan cemas dan mengalami gangguan tidur selama anggota

keluarganya di rawat di ruangan ICU. Sedangkan 32 orang lainnya atau

sebanyak 47,1 % menyatakan cemas dan tidak mengalami gangguan pola

tidur selama anggota keluarganya dirawat diruangan ICU.

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi

tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan

nonepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi

tahap IV NREM dan REM.

Berdasarkan penelitian Desita Febriana tahun 2011 tentang “Kajian

Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak Usia Prasekolah

Di Ruang Anak Rs Baptis Kediri”, Keadaan hospitalisasi dapat menjadi

stresor bagi anak saat dirawat di rumah sakit, sehingga anak akan

mengalami stres hospitalisasi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan

beberapa perilaku pada anak. Apabila masalah tidak teratasi, maka hal ini

akan menghambat proses perawatan anak dan kesembuhan anak itu

sendiri. Dalam penelitin tersebut terbukti 85% anak mengalami stres

hospitalisasi sedang pada anak di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri

dan 62% anak mengalami gangguan pola tidur pada anak usia prasekolah

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Prof.

Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo selama 3 bulan terakhir di dapatkan 140

orang jumlah pasien yang dirawat diruangan ICU, dari bulan Oktober

2013 ada 59 pasien, November 2013 ada 42 pasien, Desember 2013 ada 39

pasien yang dirawat diruangan ICU, yang pindah ruangan 31,9% orang,

yang pulang 57,8% dan yang meninggal 10,2% pasien. Sedangkan

penyakit yang paling banyak ditemukan yaitu diantaranya penyakit stroke

hemoragik, penurunan kesadaran, cedera kepala, cronic hard failure,

sepsis, stroke non hemoragik dan syhok hipovolemik. Dari data yang

diperoleh, dapat dilihat bahwa angka kematian pasien di ICU tinggi, hal

tersebut tentunya akan berpengaruh pada peningkatan kecemasan sehingga

terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur keluarga pasien.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik

melakukan penilitian tentang “Hubungan tingkat kecemasan dengan

pemenuhan kebutuhan isirahat dan tidur pada keluarga pasien yang

dirawat di ruangan ICU RSUD Prof. Dr. Ir. H. Aloei Saboe Gorontalo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti dapat mengambil

rumusan masalah sebagai berikut “Apakah terdapat hubungan antara tingkat

kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga

pasien yang dirawat di ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Gorontalo ?”.

Page 6: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien yang dirawat di ruangan

ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat

diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.

b. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada

keluarga pasien yang dirawat diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei

Saboe Gorontalo.

c. Menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien yang dirawat

diruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.

2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan

cross sectional study dimana data yang menyangkut variabel bebas dan

variabel terikat diobservasi sekaligus pada waktu yang bersamaan dan tidak

ada follow up (Setiadi, 2013).

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di ruangan ICU RSUD prof. Dr. Ir. H. Aloei

Saboe Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Juni 2014.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Setiadi, 2013, p.

102). Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga pasien yang

dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo pada saat

penelitian.

2. Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013, p. 104). Pengambilan

sampel untuk keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr.

H. Aloei Saboe Gorontalo dilakukan dengan teknik accidental sampling.

Dimana pada teknik ini cara pengambilan sampel dilakukan dengan cara

mengambil responden yang kebetulan bertemu atau ada dan tersedia

sebagai responden di tempat penilitian kurang lebih selama penelitian

dilakukan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.

Adapun kriteria Inklusi dan Eksklusinya adalah :

a) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah criteria atau cirri-ciri yang perlu dipeuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (notoadmodjo :

2012).

Page 7: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

1. Salah satu keluarga inti pasien (Ayah,ibu, anak,dan saudara)

2. Keluarga inti pasien yang berusia minimal 20 tahun.

3. Kerabat dekat apabila pasien yatim piatu.

4. Keluarga inti pasien yang ada saat penelitian.

5. Keluarga inti pasien yang bersedia diteliti.

6. Keluarga inti pasien yang dapat membaca dan menulis.

7. Keluarga inti pasien yang dapat berkomunikasi dengan baik.

b) Kriteria Ekslusi

Menurut (Notoatmodjo, 2012) Kriteria eksklusi adalah cirri-ciri anggota

populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel.

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1. Keluarga inti pasien yang memiliki gangguan psikiatri.

2. Keluarga inti pasien yang mengundurkan diri secara tiba-tiba.

3. Keluarga menolak untuk berpartisipasi.

C. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan lembar kuisioner.

1. Peneliti terlebih dahulu mengajukan ijin pengambilan data penelitian

ke RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo.

2. Setelah mendapat ijin dari RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo,

maka peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk

memberikan penjelasan, bila responden setuju maka dipersilahkan

untuk menandatangani lembar persetujuan.

3. Responden diberikan kuesioner untuk diisi dimana kuesioner tersebut

telah diuji dengan cara validitas konstruk. Peneliti berada didekat

responden agar bila ada pertanyaan dari responden peneliti dapat

langsung menjawab atau menjelaskannya. Waktu yang diberikan

adalah 30 menit.

4. Responden diingatkan bahwa semua pertanyaan harus diisi dan bila

sudah selesai dikembalikan kepada peneliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari observasi

keluarga pasien di ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Gorontalo, serta instansi yang ada hubunganya dengan penelitian ini.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengukur variabel Independent yaitu tingkat kecemasan keluarga

dan variabel dependent yaitu pola tidur keluarga menggunakan kuesioner

yang terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi, tingkat kecemasan keluarga

dan pola tidur keluarga.

A. Instrument A : Data demografi responden meliputi identitas responden.

B. Instruen B :Kuesioner pertanyaan yang diajukan kepada responden

yang dapat menggambarkan tingkat kecemasan keluarga dengan alat ukur

menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Raiting Scale). Pertanyaan terdiri

dari 14 kelompok gejala.

Page 8: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

C. Instrument C : Pertanyaan yang diajukan kepada responden yang dapat

menggambarkan pola tidur keluarga dengan menggunakan skala Gutman.

Pertanyaan terdiri 2 pilihan jawaban yaitu pilihan Ya dan Tidak. Apabila

responden menjawab Ya diberikan skor 1 dan jika responden menjawab

tidak diberikan skor 0.

E. Teknik Analisa Data

1.Analisis Univariat

Dilakukan untuk mendeskripsikan masing – masing variabel yaitu

tingkat kecemasan dan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur dalam

bentuk table distribusi frekuensi dan persentase.

Rumus persentase menurut (Setiadi : 2013) yaitu :

𝑃 =𝑓

𝑁𝑥100%

Keterangan : P : Persentase

f : Jumlah jawaban yang benar

N : Jumlah item pertanyaan

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan analisis data

menggunakan uji statistic korelasi untuk memperjelas dan memperkuat

pembahasan serta mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan

pola tidur pada keluarga pasien yang dirawat diruangan ICU.

Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel data

yang berskala ordinal maka sering digunakan uji spearman.

Untuk jumlah responden kurang dari 30 orang atau sama dengan 30 orang

maka digunakan rumus :

Uji Spearman Rank :

𝑟𝑠 = 1−6∑d2

n(n2 − 1

Keterangan : rs=Koefisien Korelasi spearman

∑𝑑2= Total Kuadrat antara ranking

n=Jumlah Sampel Penelitian

F. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, dilanjutkan dengan pengolahan data secara

manual sebelum data dianalisa terlebih dahulu diadakan :

a. Editing

Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isiaan formulir atau kuesioner Notoatmodjo (2012). Pengecekan

lembar kuesioner dari responden apakah jawaban sudah lengkap, jelas,

relevan, dan konsisten.

b. Koding

Koding merupakan kegiatan pemberian kode numerik terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori Notoatmodjo (2012).

c. Processing

Processing merupakan langkah pemrosesan data agar dapat dianalisis,

yaitu dilakukan dengan cara memasukan data dari kuesioner ke paket

program computer.

Page 9: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

d. Cleaning

Cleining, yaitu membersihkan data dan merupakan kegiatan

pengecekan kembali data yang sudah dientry di computer.

e. Tabulasi

Untuk memudahkan analisa data maka data dikelempokkan kedalam

table kerja, kemudian data dianalisa secara statistik deskriptif melalui

perhitungan presentasi dan hasil perhitungan jumlah.

G. Etika Penelitian 1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan anatara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. (Hidayat,

2011, p. 83). Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan kepada keluarga

pasien untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar

keluarga pasien mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya. Jika keluarga pasien bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika keluarga pasien tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati keluarga pasien.

2. Anomity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama keluarga pasien pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pad lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

H. Prosedur Penelitian

Terlebih dahulu peneliti melakukan studi pendahuluan untuk melihat

masalah yang terjadi dan layak diteliti di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Gorontalo.

1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi

pendidikan dan memberikannya kepada direktur RSUD Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Gorontalo, setelah mendapatkan rekomendasi, maka

peneliti mengadakan pendekatan dengan responden yang akan diteliti.

2. Mengadakan penelitian pada bulan Mei-Juni 2014. Setalah itu

mengadakan pendekatan dengan calon responden, lalu memberikan

penjelasan tentang penelitian. Jika calon responden setuju menjadi

responden maka peneliti mempersilahkan responden untuk

menandatangani surat persetujuan. Kemudian responden mengisi

kuesioner, peneliti hanya mengarahkan pernyataan yang ada di kuesioner

kepada responden.

Page 10: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

3. Kemudian peneliti melakukan analisa data dari kuisioner dengan

pertanyaan dalam alat ukur berisi tentang : Data demografi yang memuat

tentang nomor responden, usia, pendidikan dan pekerjaan. Peryataan

yang berkaitan dengan kebutuhan Informasi yang mempengaruhi tingkat

kecemasan dengan pola tidur keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU

RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo

4. Setelah hasil penelitian terkumpul kemudian peneliti melakukan

ditabulasi menggunakan komputer. Pengolahan data diolah dengan

analisis presentase, setrelah itu hasil yang didapatkan dituangkan dalam

tabel untuk melengkapi laporan hasil penelitian.

3. Hasil Penelitian

A. Karakteristik Responden

1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden

berdasarkan golongan umur sebagai berikut.

Table 1 Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur di Ruangan ICU

RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

No Umur Frekuensi (n) Persentase (%)

1

2

3

4

17-25 Tahun

26-35 Tahun

36-45 Tahun

46-55 Tahun

16

7

5

2

53,3

23,3

16,7

6,7

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2014

Tabel 1 di atas menunjukkan distribusi responden golongan umur

paling banyak pada golongan umur 17-25 tahun yaitu sebanyak 16 orang

atau (53,3%), dan golongan umur paling sedikit adalah golongan umur 46-

55 tahun sebanyak 2 orang atau (6,7%).

2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut.

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ruangan ICU

RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

1

2

3

4

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat Perguruan Tinggi

3

5

19

3

10,0

16,7

63,3

10,0

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 2 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat

pendidikan, yang paling sedikit terdapat pada tingkat tamat SD sebanyak 3

Page 11: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

orang (10,0%), tamat SMP sebanyak 5 orang (16,7%), tamat Perguruan

Tinggi sebanyak 3 orang (10,0%), serta jumlah responden terbanyak tamat

SMA yaitu 19 orang (63,3%).

3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden

berdasarkan pekerjaan sebagai berikut.

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Ruangan ICU RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

No Tingkat Pekerjaan Frekuensi (n)

Persentase

(%)

1

2

3

4

5

6

7

8

PNS

TNI/POLRI

Karyawan Swasta

Petani

Buruh/Tukang

Nelayan

IRT

Menganggur

2

2

6

2

1

1

7

9

6,7

6,7

20,0

6,7

3,3

3,3

23,3

30,0

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 3 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan

yaitu responden yang paling banyak memiliki pekerjaan hanya

menganggur dan sebagai IRT sebanyak 16 orang (53,3%), dan responden

yang memiliki pekerjaan tetap sebanyak 14 orang atau (46,7%).

4. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Dengan Pasien

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden

berdasarkan hubungan dengan pasien sebagai berikut.

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan dengan Pasien di

Ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

No Hubungan Dengan Pasien Frekuensi (n) Persentase (%)

1

2

3

4

Ayah

Ibu

Anak

Saudara Kandung

1

8

8

13

3,3

26,7

26,7

43,3

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 4 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan hubungan

dengan pasien yaitu responden terbanyak yaitu saudara 13 orang (43,3%),

Ibu sebanyak 8 orang (26,7%), anak sebanyak 8 orang (26,7%), serta

jumlah responden paling sedikit pada Ayah sebanyak 1 orang (3,3%).

Page 12: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

B. Hasil Analisis

a. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden

berdasarkan tingkat kecemasan adalah sebagai berikut :

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan di Ruangan ICU

RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

No Tingkat Kecemasan Frekuensi (n) Persenase (%)

1

2

3

4

5

Tidak Cemas

Cemas Ringan

Cemas Sedang

Cemas Berat

Panik

1

1

8

13

7

3,3

3,3

26,7

43,3

23,3

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 5 Menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat

kecemasan, didapatkan frekuensi tertinggi pada tingkat kecemasan

kategori berat yaitu sebanyak 13 orang atau 43,3%. Dan frekuensi

terendah adalah tingkat kecemasan kategori tidak cemas dan cemas ringan

yaitu sebanyak 1 orang atau 3,3%, dan kategori Panik sebanyak 7 orang

atau 23,3% dari 30 total responden, dan sebanyak 9 orang atau 30,0%

responden memiliki tingkat kecemasan kategori ringan.

b. Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan

Istirahat Dan Tidur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden

berdasarkan pemenuhan keburtuhan istirahat dan tidur adalah sebagai

berikut :

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan

Tidur di Ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

No Pemenuhan Kebutuhan

Istirahat dan Tidur Frekuensi (n) Persentase (%)

1

2

3

Tidur Kurang

Tidur Cukup

Tidur Baik

21

7

2

70,0

23,3

6,7

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2014

Tabel 6 menunjukan Distribusi Responden Berdasarkan

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur didapatkan frekuensi tertinggi

terdapat pada tidur kurang sebanyak 21 orang atau 70,0%, sedangkan

frekuensi terkecil terdapat pada tidur baik sebanyak 2 orang atau 6,7%.

Page 13: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

c. Analisis Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pemenuhan

Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Pada Keluarga Pasien

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ruangan ICU RSUD

Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, analisis tingkat kecemasan

dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien

adalah berikut ini.

Tabel 7Analisis Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pemenuhan Kebutuhan

Istirahat dan Tidur Keluarga Pasien di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Kota Gorontalo

Spearman Corellation Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Tingkat Kecemasan r

p

n

0,73

< 0,001

30

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7 menunjukkan hasil analisis korelasi antara tingkat

kecemasan dan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga

pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota

Gorontalo menggunakan korelasi spearman rank diperoleh nilai korelasi

sebesar -0,737 dengan signifikansi sebesar 0,000 (signifikansi < 0,05).

Kemudian dilakukan perbandingan dimana, dapat diketahui bahwa nilai

signifikan lebih kecil dari pada α (α= 0,05), sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat hubungan (korelasi) antara tingkat kecemasan

dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien

yang dirawat di ruang ICU RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Gorontalo.

Sedangkan nilai negatif pada korelasi yaitu (-0,737), menunjukkan

semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin rendah pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur pada keluarga pasien, atau dapat dikatakan

bahwa tingkat kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur pada keluarga pasien memiliki hubungan atau korelasi yang

berkebalikan.

4. Simpulan dan Saran

a. Simpulan

Berdasaran hasil penelitian dan pembahasan yang telah dituliskan pada

bab sebelumnya maka pada bab ini akan diuraikan beberapa simpulan

yaitu :

1. Tingkat kecemasan keluarga pasien didapatkan frekuensi tertinggi

pada tingkat kecemasan kategori berat yaitu sebanyak 13 orang atau

43,3%.

2. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur didapatkan frekuensi

terbanyak pada pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur kategori

kurang yaitu sebanyak 21 orang atau 70,0%.

Page 14: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

3. Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur keluarga pasien di ruang ICU RSUD

Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

b. Saran

Pada bagian akhir penelitian ini, peneliti menyarankan kepada :

a. Perawat

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau

pertimbangan bagi perawat dalam hal menerapkan asuhan keperawatan

terkait kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur,

persiapan psikis keluarga dan penjelasan tentang prosedur perawatan

di ruang ICU yang akan dilakukan pada pasien, bersikap empati dalam

menghadapi keluarga yang mengalami kecemasan serta perawat juga

diharapkan lebih terampil ketika melakukan tindakan keperawatan

kepada pasien, sehingga dapat meminimalkan tingkat kecemasan

keluarga dalam prosedur keperawatan yang dilakukan pada pasien.

b. Bagi Akademik

Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang berguna bagi

para pembaca untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan juga

sebagai acuan pembelajaran tentang penerapan asuhan keperawatan

terkait dengan kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur, khususnya kecemasan keluarga dalam menghadapi perawatan

salah satu anggota keluarganya di ruangan ICU.

c. Rumah sakit

Diharapkan Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan

program pelayanan kesehatan bukan saja kepada pasien yang di rawat

di ICU tetapi juga pelayanan kepada keluarga pasien terlebih yang

mengalami kecemasan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur.

d. Keluarga Pasien

Diharapkan keluarga pasien dapat mengelola kecemasan yang

muncul sehingga pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur tetap

terjaga.

e. Peneliti lain

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau informasi

tambahan tentang pentingnya penjelasan kepada keluarga pasien dalam

setiap intervensi keperawatan yang dilakukan pada salah satu anggota

keluarga yang di rawat di ruang ICU sehingga dapat mengurangi

kecemasan keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

terjaga.

5. DAFTAR PUSTAKA

Agnesha, Melinda. 2011. Tingkat Kecemasan Orang Tua terhadap Pemasangan

Infus pada Anak Usia Prasekolah di Ruang III RSUD Dr. Pirngadi

Medan. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15 Februari 2014

Page 15: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Alimul, Aziz H. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika

Alimul, Aziz. 2007. Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 2.

Jakarta: Salemba Medika

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan

Praktik Keperawatan. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Dedi. 2011. Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit

Umum Daerah Langsa. Skripsi Fakultas keperawatan Universitas

Sumatera Utara. (http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15

Februari 2014

Hanafi, Achsanuddin. 2007. Peranan Ruang Perawatan Intensive Care Unit

(ICU) di Rumah Sakit. Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara. (repository.usu.ac.id) di akses

pada tanggal 1 maret 2014

INFO KEPERAWATAN.COM. 2012. Proses Keperawatan Keluarga

(http://D:/PROPOSAL/DATA%203/proses-keperawatan-keluarga.html) di

akses pada tanggal 1 Maret 2014

Kasmawati, Nurhadini. 2010. Gambaran Sikap dan Motivasi Perawat Dalam

Upaya Mengurangi Kecemasan KeluargaPasien Diruang Intensive Care

Unit (ICU) RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU TAHUN 2010

(http://saptakti.ac.id) di akses pada tanggal 25 Februari 2014

Kumalasari, Mela. 2010. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan

Orang Tua Anak yang Dirawat Di Ruang Rawat Inap Akut RSUP DR.M.

Djamil Padang. Penelitian Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas. (http://unap.ac.id/files/2010/file digital/riset.pdf) di

akses pada tanggal 25 Februari 2014

Kusuma, Chandra. 2007. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Keluarga

tentang ICU dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Terhadap Perawatan

ICU di RSUD Dr. Sayidiman Magetan.Riset Keperawatan Akademi

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponogoro.

Lanywati, Endang. 2001. Insomnia Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta : Kanisius.

Mandasary, Yusnita. 2010. Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua

terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik

Medan. Skripsi Fakultas Keperwatan Sumatera Utara.

(http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15 Februari 2014

Murdiningsih, Dyah Surti. dkk. 2013. Pengaruh Kecemasan Terhadap Kadar

Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Puskesmas

Page 16: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Banyuanyar Surakarta. Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Sahid Surakarta. (http://saptakti.ac.id) di akses pada tanggal 1

Maret 2014

Mubarak, W.I, dkk.2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Sagung Seto : Jakarta.

Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Pango, Devi D. (2013). Pola Tidur Pasien Pre Operasi Diruangan Bedah RSUD

DR. M.M DUNDA LIMBOTO. KTI Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Gorontalo

Pane, HT. 2011. Gambaran kebutuhan keluarga pasien yang menunggu

keluarganya yang di rawat di ruang ICU RSUP Haji Adam Malik Medan.

Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(http://repository.usu.ac.id) di akses pada tanggal 15 Februari 2014

Pebriana, Melisa. 2010. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tidur

Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werda Budi Sejahtera Provinsi

Kalimantan Selatan Di Banjarbaru. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin Program Studi s1 Keperawatan Ners a

2010.Diakses pada tanggal 1 Maret 2014

Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo.

Rahmatiah, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan

Keluarga Pasien yang dirawat diruangan ICU RSUD M.M Dunda

Limboto. Skripsi Prodi ilmu Keperawatan FIKK Universitas Negeri

Gorontalo.

Sastroasmoro, S. dkk. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa

Aksara : Jakarta

Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktek Penulisan Riset keperawatan. Yokyakarta:

Graha Ilmu.

Setyowati, S.dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Mitra

Cendekia preass; p.23-33.

Srikhusnur, 2012. Hubungan Dukungan Informasi dengan Tingkat Kecemasan

Keluarga Pasien diruangan ICU RSUD Kota Semarang.

Page 17: LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN TINGKAT ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/HESTI-KECEMASAN-DENGAN... · klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien,

JURNAL KEPERAWATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta :

Bandung.

UNG Keperawatan. 2013. Panduan Penulisan PROPOSAL/SKRIPSI. Gorontalo.

Wahyuningsi, 2006. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Tidur Pada

Pasien Pre operasi diRSUD Tugurejo Semarang.