LEMBAR PERNYATAAN -...
Transcript of LEMBAR PERNYATAAN -...
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan in telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, September 2010
Isnaniah
ABSTRAKSI
Eva Syariefah 106046201730, “ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Underwriter dalam Menyeleksi Risiko pada Produk Asuransi Kesehatan Kumpulan studi pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, Program Strata Satu (S1), Skripsi Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi underwriter dalam menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan pada unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967; (2) Mengetahui kendala-kendala yang ditemui Underwriter dalam menyeleksi risiko serta solusi yang diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut; (3) Mengetahui proses underwriting asuransi kesehatan kumpulan; (4) Menganalisis optimalisasi seleksi risiko yang dilakukan underwriter pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Data primer yang digunakan dalam bentuk data pendapatan gross premi dan data realisasi klaim asuransi kesehatan kumpulan, company profile, serta hasil wawancara pribadi. Data sekunder bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian terdahulu dan sumber-sumber lainnya.
Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah: (1) Yang menjadi faktor-faktor penting underwriter dalam menyeleksi risiko adalah sebaran usia calon kelompok tertanggung, jenis pekerjaan, lokasi tempat tinggal calon kelompok tertanggung yang dominan, ketersedian sarana kesehatan, luas jaminan yang diminta dan pengalaman tertanggung sebelumnya. (2) Kendala yang ditemui underwriter dalam menyeleksi risiko adalah ketersedian data peserta yang kurang lengkap, data pengalaman tertanggung sebelumnya dan calon tertanggung tidak memberikan anggaran dan benefit yang diinginkan, sedangkan solusi yang dilakukan adalah menghubungi agen yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi tambahan yang dibutuhkan underwriter, menerapkan analisa terhadap kelompok calon peserta asuransi sebagai peserta baru, dan memberikan tarif premi dan manfaat yang standar. (3) Proses underwriting dimulai ketika marketing mengajukan SPPA sampai penerbitan polis. (4) Berdasarkan data pendapatan gross premi dan realisasi klaim dapat disimpulkan seleksi risiko yang dilakukan underwriter asuransi kesehatan kumpulan pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 telah berjalan optimal.
Kata Kunci : Underwriting, Underwriter, Asuransi Kesehatan Kumpulan,
Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
Pembimbing : 1. Dr. Jaenal Aripin, MA
2. Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP
Buku Rujukan : Tahun 1992 s.d 2009
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala petunjuk,
limpahan nikmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat meyelesaikan penulisan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw, yang dengan pengorbanan dan ketulusan hatinya dapat membuka
jalan pengetahuan untuk Ummatnya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademisi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah,
Program Studi Muamalat Jurusan Asuransi Syariah. Penulis menyadari skripsi ini
dapat selesai atas bantuan, doa, semangat, cinta dan kasih berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dari hati
yang paling dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada:
1. Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH, Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
4. Dr. Jaenal Aripin, M.Ag dan Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP,
Dosen Pembimbing yang sangat sabar untuk memberikan bimbingan, ilmu
dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya Konsentrasi Asuransi Syariah Prodi Muamalat tanpa
mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama dibangku
kuliah.
6. Wulan Setiyorini, Kabag Teknik (Underwriting) Unit Syariah PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967, dan staf Underwriting yang telah membantu
dalam penelitian yang penulis lakukan di perusahaan tersebut.
7. My Light Of My Life, Supporter tiada hentiku, Kekuatan saat lemahku,
Pelipur lara saat sedihku, Bapak dan Ibuku tersayang yang telah mencurahkan
kasih sayang, pengorbanan, nasihat, dan do’a yang begitu besar, serta
perhatian yang tiada henti memberi penulis semangat untuk segera
meyelesaikan skripsi ini.
8. Aa dan Azar yang menjadi Penyemangat untuk penulis menyelesaikan skripsi
ini.
9. Teman-teman kelas Asuransi Syariah Angkatan 2006, Genk Semur (Iis, Nita,
Dinda, Zami, Dikin, Edvan,dan Erfan), teman-teman kosan Ku Irakian, yang
selalu memberi semangat dan bantuannya dalam meyelesaikan skripsi ini.
iii
Terima kasih atas dukungan dan motivasinya, semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Ahkir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.
Jakarta, 02 September 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………..…………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………..... 7
D. Kajian Pustaka ………………………………………………...... 8
E. Kerangka Teori dan Konsep …………………………………... 11
F. Metodelogi Penelitian ………………………………………..... 14
G. Sistematika Penulisan ………………………………………..... 16
BAB II TINJAUAN UMUM ASURANSI DAN UNDERWRITING
A. ASURANSI SECARA UMUM
1. Pengertian Asuransi Konvensional dan Syariah.....................18
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah …...................................19
3. Macam-macam Asuransi…………………………………….22
4. Proses Yang Ada Dalam Asuransi…………………………..23
5. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah......................25
v
6. Asuransi Kesehatan...............................................................31
B. UNDERWRITING
1. Pengertian Underwriting dan Underwriter.............................32
2. Tujuan Underwriting dan Tugas Underwriter…..……….......33
3. Prinsip Kerja Underwriter Asuransi Kesehatan.......................35
4. Tanggung Jawab dan Fungsi
Underwriter Asuransi Kesehatan........................................ 37
5. Sumber-sumber Informasi
Asuransi Kesehatan Kumpulan………………………….....38
6. Faktor-faktor Seleksi Risiko
Asuransi Kesehatan Kumpulan...........................................41
7. Lingkup Jaminan Asuransi Kesehatan Kumpulan..............48
BAB III COMPANY PROFILE UNIT SYARIAH PT. ASURANSI
UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967
A. Sejarah Berdirinya Unit Syariah
PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 …………….... 49
B. Visi dan Misi ………………………………………………... 50
C. Modal, Kepemilikan Saham
dan Struktur Permodalan ................................……………… 50
D. Penghargaan Asuransi .................................………………... 51
E. Dukungan Kelompok Usaha............................. ……………. 52
vi
F. Produk Asuransi Umum Syariah........................................... 52
G. Dukungan Reasuransi dan Mitra Asuransi............................ 54
H. Dewan Pengawas Syariah...................................................... 55
I. Struktur Organisasi.................................................................56
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriter dalam menyeleksi
risiko pada produk asuransi kesehatann kumpulan…………….. 57
B. Kendala yang ditemui uunderwriter dalam menyeleksi risiko serta
solusi alternatif yang dilakukan uuntuk mengatasi kendala
tersebut............................................................................……….. 65
C. Proses Underwriting Asuransi Kesehatan Kumpulan....................67
D. Pendapatan Gross Premi dan Realisasi Klaim……….........….… 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………….................. 73
B. Saran …………………………………………………................ 77
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. .............78
LAMPIRAN
0
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERWRITER DALAM MENYELEKSI RISIKO PADA PRODUK ASURANSI KESEHATAN
KUMPULAN (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy)
EVA SYARIEFAH
106046201730
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan produk keuangan tidak mungkin dihindari pada saat ini, baik
produk keuangan yang berasal dari lembaga keuangan bank ataupun non-bank.
Keduanya menawarkan manfaat-manfaat yang menjanjikan. Selain terciptanya
kemudahan dalam melakukan transaksi dan memberikan fungsi proteksi, lembaga
keuangan juga merupakan sarana investasi yang tepat serta mampu bersifat fleksibel
dalam menghadapi tuntutan masyarakat. Dikatakan bersifat fleksibel karena lembaga
keuangan kini mencoba memasukkan nilai-nilai kerohanian dalam sistemnya, yaitu
nilai-nilai yang dibutuhkan masyarakat dalam menyelaraskan kehidupan dunia dan
akhirat mereka.
Di Indonesia, munculnya berbagai lembaga keuangan berbasis syariah kini
tengah menjadi fenomena kontemporer yang telah memberikan warna dalam
perekonomian. Setelah dunia perbankan yang menerapkan prinsip syariah
berkembang cukup pesat, kini giliran industri perusahaan asuransi yang mencoba
melakukan penerapan prinsip syariah dalam mekanisme operasionalnya.
Asuransi syariah di Indonesia dinilai masih baru dalam dunia perasuransian,
dimana Asuransi Syariah dikenal di Indonesia baru 26 tahun yang lalu dan menjadi
tren baru delapan tahun belakangan. Berdasarkan data Bapepam-LK, pangsa pasar
asuransi syariah per 30 September 2009 mencapai 1,54%. Hal itu karena asetnya baru
2
mencapai Rp2,5 triliun dibandingkan dengan total asuransi yang mencapai Rp169,16
triliun1. Angka ini jauh dibawah market share asuransi syariah di Malaysia, yang
cukup pesat perkembangan asuransi syariah-nya. Walaupun demikian, berbagai
kalangan optimis bahwa potensi asuransi syariah di Indonesia sangat tinggi, berbagai
target diharapkan dari pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia.
Perusahaan asuransi merupakan suatu bentuk badan usaha yang bergerak
dibidang jasa yang mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Asuransi bertujuan
memberikan perlindungan (protection) atas kerugian (financial loss) yang
ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak terduga sebelumnya. Asuransi juga merupakan
sarana untuk mengurangi dampak finansial dari peristiwa tertentu, baik dalam
menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian atau risiko yang
mengancam jiwa seseorang.2
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan.3 Bahkan ada orang
yang menyatakan bahwa tak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tak ada hidup tanpa
maut. Jadi dengan demikian setiap hari kita menghadapi risiko, baik sebagai
perorangan maupun sebagai perusahaan.
Untuk menanggulangi kerugian atas risiko yang tidak pasti itu, banyak orang
terlebih kalangan bisnis berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk
1 http://www.bapepam.go.id/perasuransian/index.htm. Diakses pada 23 Januari 2010
2 Sonni Dwi Harsono, Risiko dan Asuransi (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2000), Cet. Ke-2, Jilid 1 h. 2
3 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 1
3
meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan
atau paling tidak diminimumkan.
Program asuransi kesehatan kumpulan pertama kali diperkenalkan pada awal
abad ke-20 di Amerika Serikat dan mengalami perkembangan yang pesat.4 Kini
asuransi kesehatan kumpulan pun berkembang di Indonesia. Bahkan pada awalnya
produk asuransi kesehatan termasuk ke dalam asuransi jiwa saja. Namun seiring
peningkatan kebutuhan akan jaminan kesehatan, serta terpenuhinya prinsip dasar
kerugian finansial sesuai devinisi asuransi kerugian, maka pada perkembanganya
beberapa perusahaan asuransi kerugian mengcoper asuransi kesehatan juga.
Dengan semakin sadarnya masyarakat terhadap manfaat dan keutamaan dari
asuransi maka akan semakin banyak permintaan asuransi yang diajukan. Dengan
banyaknya permintaan asuransi tersebut maka semakin banyaklah risiko yang akan
ditanggung oleh pihak asuransi. Bagian Underwriting bertugas dalam menyeleksi
risiko yang dapat dipertanggungkan dan tidak dapat dipertanggungkan dalam
asuransi.
Proses penutupan asuransi dimulai oleh bidang Marketing dengan tugas
melakukan pemasaran dan menjaring sebanyak mungkin peserta asuransi. Bidang ini
menjadi garda depan yang memberikan pendapatan bagi perusahaan.
Selanjutnya, atas permintaan asuransi yang masuk, dilakukan proses
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan penggolongan
4 Herriet E. Jones, Prinsip-prinsip Asuransi : Jiwa, Kesehatan dan Anuitas, (Georgia: FLMI,
1999), h. 242
4
tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung.5 Kegiatan underwriting,
adalah proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat
insurability (dapat ditanggungnya), sehingga dapat ditentukannya tarif yang sesuai.
Proses ini meliputi penolakan atas risiko-risiko yang tak dapat diterima.
Sedangkan menurut Moch. Anwar Abdullah (1993) dalam Kamus Umum
Asuransi, yang dimaksud dengan Underwriter adalah seseorang yang mempunyai
tugas menetapkan diterima atau tidaknya risiko untuk penutupan asuransi, atau
seseorang yang tugasnya menyeleksi risiko dan sekaligus menentukan berapa nilai
dan persyaratan apa saja yang dikenakan kepada risiko tersebut.6
Underwriting dilakukan untuk memilih mana objek risiko yang ditanggung
dan mana yang tidak. Ini berarti seorang underwriter akan membuat suatu penilaian
berdasarkan semua risiko yang diajukan kepada perusahaan, yang diperkirakannya
secara kolektif akan menguntungkan. Kemudian underwriter juga akan menentukan
besarnya premi dan nilai deductible dll. yang sepadan dengan nilai antisipasi klaim
dari Tertanggung, biaya manajemen dan akuisisi. Dan yang juga dianggap paling
penting, harus diperoleh keuntungan underwriting untuk perusahaan.
Underwriting Asuransi Syariah mempunyai tujuan yang sedikit berbeda
dengan Asuransi Konvensional. Hal ini terkait dengan konsep dasar Asuransi Syariah
yaitu memberikan skema pembagian risiko yang proporsional dan adil diantara para
peserta yang secara relatif homogen. Dengan dasar pemikiran ini, melalui Asuransi
5 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam persefektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 89
6 Moch. Anwar Abdullah, Kamus Umum Asuransi, (Jakarta : Kesaint Blanci, 1993), h. 135
5
Syariah diharapkan para peserta saling tolong-menolong satu sama lain disertai
dengan adanya perlindungan yang sifatnya mutual, maka semua peserta akan merasa
aman dan menikmati perlindungan yang mereka butuhkan.7
Underwriter memiliki peran penting pada perusahaan asuransi karena
underwriter yang menentukan apakah penutupan asuransi tersebut dapat diakomodir
oleh perusahaan atau tidak. Dan ketika seorang underwriter memutuskan untuk
mengakomodir, maka underwriter harus dapat memprediksi bahwa penutupan
tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan. Dan jika salah, sehingga terjadi
kerugian, maka underwriter sangat berkontribusi dalam kerugian tersebut.
Dari pemaparan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam
menyeleksi resiko khususnya pada produk asuransi kesehatan kumpulan. oleh karena
itu, dalam skripsi ini penulis memilih judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI UNDERWRITER DALAM MENYELEKSI
RISIKO PADA PRODUK ASURANSI KESEHATAN KUMPULAN (STUDI
PADA UNIT SYARIAH PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA
1967)”.
7 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), h. 50
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Pembahasan mengenai Asuransi Kesehatan memiliki cakupan yang sangat
luas, agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah hanya pada:
a. Penelitian ini dibatasi untuk produk Asuransi Kesehatan Kumpulan Non
Kontributory (Premi sepenuhnya dibiayai perusahaan) dengan manfaat in
patient (rawat inap).
b. Penelitian dilakukan pada Unit syariah PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda
1967.
c. Penelitian dilakukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter
dalam menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan Non
Kontributory (Premi sepenuhnya dibiayai perusahaan) dengan manfaat in
patient (rawat inap).
2. Perumusan Masalah
Underwriter memiliki peran penting pada perusahaan asuransi karena
underwriter yang menentukan apakah penutupan asuransi tersebut dapat
diakomodir oleh perusahaan atau tidak. Dan ketika seorang underwriter
memutuskan untuk mengakomodir, maka underwriter harus dapat memprediksi
bahwa penutupan tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan. Dan jika salah,
sehingga terjadi kerugian, maka underwriter sangat berkontribusi dalam kerugian
tersebut.
7
Adapun rumusan masalahnya, adalah:
a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam
menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan Non
Kontributory (Premi sepenuhnya dibiayai perusahaan) dengan manfaat in
patient (rawat inap)?
b. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh underwriter dalam
menyeleksi risiko serta alternatif solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
c. Bagaimana proses Underwriting dalam seleksi risiko pada produk asuransi
kesehatan kumpulan Non Kontributory (Premi sepenuhnya dibiayai
perusahaan) dengan manfaat in patient (rawat inap)?
d. Apakah seleksi risiko yang dilakukan underwriter pada produk asuransi
kesehatan kumpulan telah optimal atau belum?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam
menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan?
b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Underwriter
menyeleksi risiko serta alternatif solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
c. Untuk menjelaskan proses underwriting dalam menyeleksi risiko pada produk
asuransi kesehatan kumpulan.
8
d. Untuk menganalisis optimalisasi seleksi risiko yang dilakukan underwriter
pada produk asuransi kesehatan kumpulan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari adanya penelitian ini, yaitu:
a. Bagi Penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang luas
dan mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter
dalam menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan, sehingga
ini dapat menambah ilmu dan pengalaman penulis.
b. Bagi Perusahaan, membantu memudahkan pihak–pihak terkait secara
langsung maupun tidak langsung dalam upaya mengoptimalkan dalam proses
seleksi risiko khususnya untuk produk asuransi kesehatan kumpulan.
c. Bagi Akademisi, memberikan acuan referensi dan saran pemikiran untuk
menunjang perkembangan penulisan selanjutnya.
d. Bagi Masyarakat, hasil penenlitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia asuransi syariah.
D. Review Studi Terdahulu
Penelitian tentang pembahasan ini memang bukan penelitian yang pertama,
penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh:
9
1. Adiek Chandra Thoriq, “Peranan Underwriting Pada Perusahaan
Asuransi Syariah (Studi Kasus BRIngin Life Syariah), 2004”. Pada skripsi
ini peranan underwriting dipersepsikan sebagai faktor penunjang
perkembangan asuransi BRIngin Life Syariah, sebagai nirlaba di bidang jasa
pertanggungan risiko untuk berkiprah di depan publik atau masyarakat.
2. Maisaroh, “Peran Underwriter Dalam Penetapan Premi (Studi Kasus Pada
PT. Asuransi Takaful Keluarga), 2004”. Pada skripsi ini penulis hanya
membahas peran underwriter dalam penetapan premi adalah sebagai pihak
yang bertugas menempatkan peserta asuransi sesuai dengan tingkat risiko
yang dimilikinya sehingga untuk menetapkan besarnya premi yang harus
dibayar, seorang underwriter harus bekerja sama dengan aktuaris. Dimana
underwriter menentukan tingkat risiko dan besarnya extra premi yang harus
dibayar oleh peserta, jika ada. Dan aktuaris bertugas menetapkan tarif premi
dengan menerapkan rumus matematika.
3. Riftiani Putri Handayani, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Asuransi
Kesehatan Konvensional (Studi Kasus PT. Askes Indonesia)”, 2004.
Permasalahan yang diangkat pada skripsi ini adalah tinjauan hukum islam
terhadap Asuransi kesehatan konvensional, apakah sistem operasional pada
Asuransi kesehatan di PT. Askes Indonesia sesuai dengan konsep asuransi
syariah atau tidak.
10
4. Wawan Sofwan, “Peranan Underwriter Dalam Menyeleksi Risiko Guna
Menentukan Tarif Premi Contractor’s All Risk (CAR) Pada produk
Asuransi Rekayasa Syariah (Studi Kasus Perusahaan Asuransi Syariah Tri
Pakarta), 2006”. Pada skripsi ini, peranan underwriter sebelum menetapkan
besarnya premi asuransi CAR (Contractor’s All Risk) ditetapkan berdasarkan
jenis pekerjaan calon tertanggung dengan memperhitungkan tempat dan
kondisi bangunan. Semakin besar tingkat risiko yang dihadapi dari suatu
pekerjaan calon tertanggung semakin besar juga premi yang harus dibayar,
begitu juga sebaliknya.
5. Rijal Assidiq Maulana, “Prosedur Underwriting Bancassurance dan
Asuransi jiwa syariah pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, 2009.
Permasalahan yang diangkat pada skripsi ini adalah bagaimana perbandingan
proses underwriting antara produk bancassurance (Full Protek) dengan produk
asuransi jiwa syariah (Fulnadi).
Dengan adanya penelitian terdahulu, maka penulis pun tertarik mengangkat
penelitian yang berkaitan dengan underwriting. Jika sebelumnya penelitian berfokus
pada peranan underwriting pada perusahaan asuransi, peran underwriter dalam
menetapkan tarif premi, tinjauan hukum islam terhadap produk asuransi kesehatan
konvensional dan perbandingan proses underwriting antara produk asuransi jiwa dan
produk bancassurance maka dalam hal ini yang membedakan penelitian penulis
dengan penelitian sebelumnya adalah mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi
Underwriter dalam menyeleksi resiko pada produk Asuransi Kesehatan Kumpulan.
11
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
Kebutuhan akan jasa perasuransian pun makin dirasakan, baik oleh perorangan
maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana untuk mengurangi
dampak finansial dari peristiwa tertentu, baik dalam menghadapi risiko yang
mendasar seperti risiko kematian atau risiko yang mengancam jiwa seseorang.
Walaupun banyak metode untuk menangani risiko, namun asuransi merupakan
metode yang paling banyak dipakai. Asuransi menjanjikan perlindungan kepada
pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun resiko yang
risiko yang dihadapi perusahaan.8
Asuransi menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1992, yaitu : “ Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikat diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk
menberikan pergantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.”
Sedangkan Menurut fatwa DSN No. 21/ DSN-MUI/ III/ 2002 Asuransi Syariah
adalah usaha saling menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi
8 Sonni Dwi Harsono, Risiko dan Asuransi (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2000), Cet. Ke-2, Jilid 1 h. 2
12
asset dan atau tabarru yang memberikan pola pengambilan untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad (perkataan) yang sesuai syariah.9
Asuransi syariah dikenal juga dengan nama takaful yang secara etimologi
berarti menjamin atau saling menanggung, sedangkan pengertian muamalah berarti
saling memikul risiko di antara sesama orang sehingga antara satu dan yang lain
menjadi penanggung atas risiko yang lain.10
Dalam prinsip-prinsip manajamen risiko asuransi, Soeisno Djojo Soedarso
mendefinisikan askes sebagai berikut, “Asuransi yang memberikan santunan
kesehatan kepada tertanggung berupa sejumlah uang untuk biaya pengobatan dan
perawatan. Bila di luar kehendak tertanggung diserang penyakit dan tertanggung akan
membayar premi kepada penanggung secara berkala selama jangka waktu tertentu”.
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan
penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung.11
Underwriting atau penangungan, adalah proses menyeleksi risiko dan
mengklasifikasikannya sesuai denagn tingkat insurability (dapat ditanggungnya),
sehingga dapat ditentukannya tarif yang sesuai. Proses ini meliputi penolakan atas
risiko-risiko yang tak dapat diterima.
9 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan sistem
operational, (Jakarta : Gema Insani, 2004), h.30
10 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 5
11 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Persefektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 89
13
Pertanggungjawaban yang utama dari underwriter dalam seleksi resiko
tersebut adalah memastikan risiko yang akan dicover sesuai dengan tingkat risiko
yang diasumsikan oleh aktuaris. Tujuan underwriting bukan hanya menyeleksi risiko
yang tidak akan menimbulkan kerugian besar saja, tetapi tujuannya adalah untuk
menghindari suatu jumlah penanggungan yang tidak sebanding antar risiko ringan
dan risiko berat.
Jadi jelas bahwa setiap bentuk pertanggungan akan menjalani proses
selections of risk atau proses underwriting. Agar perusahaan bisa mendapatkan
keuntungan, maka perusahaan harus mengadakan evaluasi terlebih dahulu terhadap
semua risiko yang hendak diasuransikan.
2. Kerangka Konsep
Perusahaan Asuransi
Agen Asuransi (Field Underwriting)
Underwriting
Underwriter menyeleksi risiko
Keputusan Underwriting
14
F. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Asuransi Umum
Bumiputeramuda 1967 Divisi Syariah yang berlokasi di Jl. Wolter Mongonsidi No.
43 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Alasan utama penulis melakukan penelitian di
perusahaan tersebut karena Unit Syariah PT. Asuransi umum Bumiputera Muda 1967
merupakan salah satu perusahaan asuransi umum yang mempunyai produk asuransi
kesehatan kumpulan.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif dan akan
dikembangkan oleh penulis dengan metode deskriptif untuk menggambarkan tentang
suatu keadaan secara objektif.
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari Unit Syariah PT.
Bumiputeramuda 1967 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter
dalam menyeleksi risiko, khususnya pada produk Asuransi kesehatan kumpulan.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan (Library Reseach)
yaitu dengan mempelajari buku kepustakaan, literatur, buletin, majalah, jurnal
serta materi kuliah yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini.
15
4. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan
menggunakan beberapa teknik tertentu, yaitu:
a. Dokumentasi yaitu data-data dan profil Unit Syariah PT. Bumiputera Muda
1967.
b. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan tentang kondisi sebenarnya
di lapangan. Adapun observasi yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui
kondisi di unit syariah PT. Bumiputeramuda 1967, khususnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam menyeleksi risiko pada
produk Asuransi kesehatan kumpulan.
c. Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi dengan
bertanya langsung kepada narasumber. Dalam wawancara ini penulis
mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa underwriteryang berkaitan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam menyeleksi
risiko pada produk Asuransi kesehatan kumpulan.
5. Teknik Pengolahan Data
Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif dan akan dikembangkan oleh
penulis dengan metode deskripsi yaitu metode yang menggambarkan secara jelas
tentang topik penelitian yang diteliti.
16
6. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007”.
G. Sistematika Penulisan
Agar lebih tersusun dan terarah dalam pembahasan proposal skripsi ini,
maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka,
Kerangka Teori dan Kerangka Konsep, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang definisi dan ruang lingkup Asuransi, underwriting,
fungsi dan tujuan underwriting, peran underwriter, dan faktor-faktor
seleksi risiko.
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI UMUM
BUMIPUTERAMUDA 1967
Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum Unit Syariah
PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967. Terdiri dari profil Unit
17
Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967, visi dan misi,
struktur organisasi, tujuan, produk – produk asuransi, dan sebagainya.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Memuat tentang analisis deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi
underwriter dalam menyeleksi resiko pada produk asuransi kesehatan
kumpulan, kendala yang ditemui underwriter dalam menyeleksi risiko
serta solusi yang digunakan dalam mengatasi kendala tersebut, proses
underwriting asuransi kesehatan dan optimalisasi seleksi risiko yang
dilakukan underwriter.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan
yang telah dilakukan dan berdasarkan kesimpulan tersebut akan
diberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan yang
diteliti.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
ASURANSI DAN UNDERWRITING
A. Asuransi secara umum
1. Pengetian asuransi konvensional dan syariah
Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk
kelompok untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan
pembiayaan. Secara umum konsep asuransi merupakan persiapan yang dibuat oleh
sekelompok orang yang masing-masing mengahdapi kerugian kecil sebagai sesuatu
yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka
yang menjadi anggota perkumpulan itu, maka kerugian itu akan ditanggung bersama
oleh mereka.12
Secara baku, definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian,13
yaitu : “ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikat diri pada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi untuk memberikan pergantian pada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
12 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2003). h. 98
13 Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 dan
Peraturan Pelaksanaaan Tentang Usaha Perasuransian, Edisi 2003, DAI, h. 2
19
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.”
Sedangkan Menurut fatwa DSN No. 21/ DSN-MUI/ III/ 2002 Asuransi
Syariah adalah usaha saling menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui
investasi asset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengambilan untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perkataan) yang sesuai syariah.14
Asuransi syariah dikenal juga dengan nama takaful yang secara etimologi
berarti menjamin atau saling menanggung, sedangkan pengertian muamalah berarti
saling memikul risiko di antara sesama orang sehingga antara satu dan yang lain
menjadi penanggung atas risiko yang lain.15
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Seperti telah diketahui bersama, asuransi syariah belum memiliki fondasi
hukum yang kuat, karena hanya diatur oleh regulasi dalam bentuk Keputusan Menteri
Keuangan (KMK). Hal ini turut mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi syariah
yang masih terpaku dan tunduk pada peraturan (hukum positif).16 Kerangka acuan
asuransi syariah dalam operasionalnya antara lain :
14 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan sistem operational,
(jakarta : Gema insani, 2004), h.30
15 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional), (jkarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 5
16Abdul Ghoni dan Erny Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan Praktek, (Jakarta:
Insco Consulting.2007)., h.13
20
a) Fatwa DSN-MUI no. 21/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Operasional Asuransi Syariah.
b) Fatwa DSN-MUI no. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah
Musytarakah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah
c) Fatwa DSN-MUI no. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil
Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah
d) Fatwa DSN-MUI no. 53/DSN-MUI/IV/2006 tentang Akad Tabarru Pada
Asuransi dan Reasuransi Syariah
e) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.010/2010 tentang
Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha
Reasuransi Dengan Prinsip Syariah.
Peraturan-peraturan tersebutlah yang selama ini menjadi acuan perusahaan
asuransi syariah dalam menjalankan operasionalnya. Selain itu, landasan hukum
normatif yang menjadi acuan perusahaan asuransi syariah dalam menjalankan
usahanya secara syariah yaitu :
a. Al-Qur’an
Pada dasarnya al-Qur’an tidak menyebutkan secara tegas praktik asuransi
syariah, terindikasi dari tidak munculnya istilah al-ta’min secara nyata dalam al-
Qur’an. Walaupun demikian, al-Qur’an masih mengakomodir ayat-ayat yang
memiliki nilai-nilai dasar dalam praktik asuransi syariah, seperti nilai dasar
21
tolong-menolong, kerja sama, atau semangat untuk melakukan proteksi terhadap
peristiwa kerugian di masa mendatang.17
Nilai dasar tolong-menolong dan bekerja sama (Q.S. al-Maidah ayat 2)
⌧ Artinya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”
Nilai dasar semangat untuk melakukan proteksi terhadap kerugian di masa
mendatang
☺ ☺
Artniya : ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
b. Sunnah Nabi
Rasulullah SAW, sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di
masa mendatang. Meninggalkan ahli waris (keluarga) yang berkecukupan materi,
17AM. Hasan Ali, Aseransi Dalam Perspektif Hukum Islam ; Suatu Tinjauan Analisis Historis,
Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 105
22
dalam pandangan Rasulullah sangatlah baik daripada meninggalkan mereka
dalam keadaan terlantar. Seperti dalam sabdanya :
Artinya : ” Diriwayatkan dari Amr bin Sa’ad bin Abi Waqasy, telah bersabda Rasulullah SAW.: Lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anakmu (ahli waris) dalam keadaan kaya raya daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin (kelaparan) yang meminta-minta kepada manusia lainnya.”
3. Macam-macam Asuransi
Asuransi pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Asuransi jiwa yaitu asuransi yang bertujuan menanggung risiko financial yang
tidak terduga datangnya yang memungkinkan seorang terlalu cepat atau
hidupnya terlalu lama.
b. Asuransi kerugian yaitu persetujuan dengan mana satu pihak, penanggung
mengikatkan diri terhadap yang lain, tertanggung untuk menggantikan
kerugian yang dapat diderita oleh tertanggung, karena terjadinya suatu
peristiwa yang telah ditunjuk dan yang belum tentu serta kebetulan,dengan
mana pula tertanggug menepati berjanji membayar premi. Asuransi kerugian
tidak berkenan dengan dengan jiwa seseorang melainkan kerugian atas nilai
suatu barang atau jasa. Seperti pada peristiwa kebakaran, kapal tenggelam,
pesawat yang jatuh dan kecelakaan kendaraan bermotor.18
Sedangkan untuk produk asuransi kesehatan sendiri pada awalnya termasuk
kedalam asuransi jiwa. Namun seiring peningkatan kebutuhan akan jaminan
18 Soeisno Djojosoedarsono, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi,( Jakarta: Salemba Empat 2003). h. 74
23
kesehatan, serta terpenuhinya prinsip dasar kerugian finansial sesuai definisi asuransi
kerugian, maka pada perkembangannya beberapa perusahaan asuransi kerugian
juga mengcover asuransi kesehatan juga. Salah satunya adalah perusahaan tempat
penulis melakukan penelitian yaitu Unit Syariah PT. Bumiputeramuda 1967.
4. Proses yang ada di dalam perusahaan asuransi
Berbicara hal-hal teknis dalam perusahaan asuransi maka akan ditemui
beberapa bidang yang nampak asing namun mempunyai peran yang sangat
penting bagi perusahaan, diantaranya adalah :
a. Marketing (Agen)
Agen sebagai salah satu ujung tombak perusahaan asuransi disini memberikan
peranan besar karena mereka adalah orang yang langsung bertemu dengan nasabah
atau calon tertanggung, karena selain memasarkan produk asurannsi dari perusahaan
asuransi, agen disini berperan juga sebagai field underwriting yang menghimpun
informasi awal yang sebenarnya mengenai calon tertanggung pada saat prospek dan
melengkapi data-data serta daftar pertanyaan dalam surat permintaan asuransi,
sehingga underwriter dapat membuat suatu keputusan keputusan underwriting yang
tepat dan berkualitas. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di form surat
permintaan asuransi dari agen, dituntut kejujuran dari calon tertanggung begitu juga
dengan agen dituntut kejujuran seorang agen dalam memberikan informasi baik
kepada calon tertanggung ataupun kepada underwriter.
24
b. Underwriting
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan
penggolongan tingkat resiko yang terdapat pada calon tertanggung.19 Pada umumnya
underwriting merupakan salah satu departemen pada perusahaan asuransi yang
bertugas untuk melakukan seleksi risiko. Underwriting menjadi salah satu
departemen yang sangat penting bagi perusahaan asuransi tak terkecuali bagi
perusahaan asuransi yang berlandaskan prinsip-prinsip syariah.
Sedangkan underwriter adalah seseorang yang mempunyai tugas menetapkan
diterima atau tidaknya risiko untuk penutupan asuransi, atau seseorang yang tugasnya
menyeleksi risiko dan sekaligus menentukan berapa nilai dan persyaratan apa saja
yang dikenakan kepada risiko tersebut.20
c. Aktuaria
Setiap perusahaan asuransi wajib memiliki paling tidak seorang aktuaris yang
bertanggung jawab untuk membuat laporan-laporan ke departemen keuangan. Aspek
aktuaria meliputi sejauh mana seorang akturis dapat dilibatkan dalam rancangan
produk, penentuan rate premi setiap produk, distribusi surplus, valuasi dan tes
19 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam persefektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 89
20 Moch. Anwar Abdullah, Kamus Umum Asuransi, (Jakarta : Kesaint Blanci, 1993), h. 135
25
solvensi dan membuat perjanjian reasuransi. Juga aspek-aspek lain di mana keahlian
dan kemampuan aktuaris dalam toeri probabilita, statistik dan tingkat investasi.
5. Perbedaan asuransi konvensional dan syariah
Secara singkat perbedaan antara asuransi Syariah dan asuransi konvensional
dapat dijelaskan pada table tersebut dibawah ini.
TABEL 2.1
Perbedaan antara asuransi konvensional dan syariah21
No. Prinsip Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
1. Konsep Perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi,
untuk memberikan pergantian
kepada tertanggung.
Sekumpulan orang yang
saling membantu, saling
menjamin dan bekerja sama
dengan cara masing-masing
mengeluarkan dana tabarru’.
2. Asal usul Dari masyarakat Babilonia
4000-3000 SM yang dikenal
dengan perjanjian Hammurabi.
Dari Al Aqilah, kebiasaan
Suku Arab jauh sebelum
Islam datang. Kemudian
21 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan sistem operational, (jakarta : Gema insani, 2004), h. 326-328
26
Dan tahun 1668 M di Coffe
House London berdirilah
Lloyd of London sebagai cikal
bakal asuransi konvensional.
disahkan oleh Rasululllah
menjadi hukum Islam,
bahkan telah tertuang dalam
konstitusi pertama di dunia
(Konstitusi Madinah) yang
dibuat langsung Rasulullah.
3. Sumber hukum Bersumber dari pikiran
manusia dan kebudayaan.
Berdasarkan hukum positif,
hukum alami dan contoh
sebelumnya.
Bersumber dari Wahyu Ilahi,
sumber hukum dalam Syariah
Islam adalah Al-Quran,
Sunnah atau kebiasaan Rasul,
Ijma’, Fatwa sahabat, Qiyas,
Istihsan, Urf (tradisi) dan
Mashalih Mursalah.
4. “Magrib” (Maisir,
Gharar dan Riba)
Tidak selaras dengan syariah
Islam karena adanya Maisir,
Gharar dan Riba; hal yang
diharamkan dalam muamalah.
Bersih dari adanya praktek
Gharar, Maisir dan Riba.
5. DPS (Dewan
Pengawas
Syariah)
Tidak ada, sehingga dalam
prakteknya banyak
bertentangan dengan kaidah-
kaidah syara’.
Ada yang berfungsi untuk
mengawasi pelaksanaan
operasional perusahaan agar
terbebas dari pratek-ptraktek
muamalah yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip
27
syariah.
6. Akad Akad jual beli (akad
Mu’awadhah, akad idz’aan,
akad gharar dan akad mulzim).
Akad tabarru’ dan akad
tijarah (mudharabah,
wakalah, wadiah, syirkah dan
sebagainya).
7. Jaminan / risk
(risiko)
Transfer of risk, dimana terjadi
transfer risiko dari tertanggung
kepada penanggung.
Sharing of risk, dimana
terjadi proses saling
menanggung antara satu
peserta dengan peserta
lainnya (ta’awun).
8. Pengelolaan dana Tidak ada pemindahan dana,
yang berakibat pada terjadinya
dana hangus (untuk produk
saving – life).
Pada produk-produk saving
(life) terjadi pemisahan dana,
yaitu dana tabarru’ (derma)
dan dana peserta, sehingga
tidak mengenal istilah dana
hangus. Sedangkan untuk
term insurance (life) dan
general insurance semuanya
bersifat tabarru’.
9. Investasi Bebas melakukan investasi
dalam batas-batas ketentuan
perundang-undangan, dan
Dapat melakukan investasi
sesuai ketentuan perundang-
undangan, sepanjang tidak
28
tidak terbatasi pada halal dan
haramnya objek atau sistem
investasi yang digunakan.
bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah Islam. Bebas
dari riba dan tempat-tempat
investaasi yang terlarang.
10. Kepemilikan dana Dana yang terkumpul dari
premi peserta seluruhnya
menjadi milik perusahaan.
Perusahaan bebas
menggunakan dan
menginvestasikan kemana saja.
Dana yang terkumpul dari
peserta dalam bentuk iuran
atau kontribusi merupakan
milik peserta (shahibul mal).
Asuransi syariah hanya
sebagai pemegang amanah
(mudharib) dalam mengelola
dana tersebut.
11. Unsur premi Unsur premi terdiri dari : tabel
mortalita (Mortality tables),
bunga (interest), biaya-biaya
asuransi (cost of insurance).
Iuran atau kontribusi terdiri
dari unsur tabarru’ dan
tabungan (yang tidak
mengandung unsur riba).
Tabarru’ juga dihitung dari
tabel mortalita tetapi tanpa
perhitungan bunga teknik.
12. Loading Loading pada asuransi
konvensional cukup besar
terutama diperuntukan untuk
komisi agen, bisa menyerap
Pada sebagian asuransi
syariah, loading (komisi
agen) tidak dibebankan pada
peserta tapi dari dana
29
premi tahun pertama dan
kedua. Karena itu, nilai tunai
pada tahun pertama dan kedua
biasanya belum ada (hangus).
pemegang saham. Tapi,
sebagian lainnya
mengambilkan dari sekitar
20-30 persen saja dari premi
tahun pertama. Dengan
demikian. Nilai tunai tahun
pertama sudah terbentuk.
13. Sumber
pembayaran klaim
Sumber biaya klaim adalah
dari rekening perusahaan,
sebagai konsekuensi
penanggung terhadap
tertanggung. Murni bisnis dan
tidak ada nuansa spiritual.
Sumber pembayaran klaim
diperoleh dari rekening
tabarru’, dimana peserta
saling menaggung. Jika salah
satu peserta mendapat
musibah, maka peserta
lainnya ikut menanggung
bersama risiko tersebut.
14. Sistem akuntansi Menganut sistem akuntansi
accrual basis, yaitu proses
akuntansi yang mengakui
terjadinya peristiwa atau
keadaan nonkas. Dan
mengakui pendapatan,
peningkatan aset, expenses,
Menganut konsep akuntansi
cash basis, mengakui apa
yang benar-benar telah ada,
sedangkan accrual basis
dianggap bertentangan
dengan syariah karena
mengkui adanya pendapatan,
30
liabilities dalam jumlah
tertentu yang baru akan
diterima dalam waktu yang
akan datang.
harta, beban atau utang yang
akan terjadi di masa yang
akan datang. Sementara
apakah itu benar-benar dapat
terjadi hanya Allah yang
tahu.
15. Keuntungan
(Profit)
Keuntungan yang diperoleh
dari surplus underwriting,
komisi reasuransi, dan hasil
investasi seluruhnya adalah
keuntungan perusahaan.
Profit yang diperoleh dari
surplus underwriting, komisi
reasuransi, dan hasil
investasi, bukan seluruhnya
menjadi milik perusahaan,
tetapi dilakukan bagi hasil
(mudharabah) dengan
peserta.
16. Misi dan visi Secara garis besar misi utama
dari asuransi konvensional
adalah misi ekonomi dan misi
sosial.
Misi yang diemban dalam
asuransi syariah adalah misi
aqidah, misi ibadah
(ta’awun), misi ekonomi
(Iqtishod) dan misi
pemberdayaan umat.
31
6. Asuransi Kesehatan
Asosiasi Asuransi Kesehatan Amerika (HIAA) mendefinisikan asuransi
kesehatan sebagai berikut :
“Covarage that provide for payment of benefit as a result of sickness or injury
includes insurance for losses from accident medical expense, disability or
accidental death and dismemberment”.22
Definisi HIAA ini menjelaskan bahwa asuransi kesehatan memberikan
jaminan manfaat karena terjadinya suatu penyakit atau kecelakaan, serta kerugian-
kerugian lain yang timbul menyertainya misalnya biaya rumah sakit, disabilitas,
kematian karena kecelakaan dan cacat.
Dalam Prinsip-prinsip Manajamen Risiko Asuransi Soeisno Djojo Soedarso
mendefinisikan asuransi kesehatan sebagai berikut:
“ Asuransi yang memberikan santunan kesehatan kepada tertanggung berupa
sejumlah uang untuk biaya pengobatan dan perawatan bila di luar kehendak
22 Harriet E. Jones dan Dani L. Long, Prinsip-prinsip Asuransi : Jiwa, Kesehatan dan
Anuitas. (Georgia, FLMI, 1999). H.213
32
tertanggung diserang penyakit dan tertanggung akan membayar premi kepada
penanggung secara berkala selama waktu tertentu”.23
Definisi di atas menjelaskan bahwa terjadi pertukaran manfaat antara premi
yang dibayarkan oleh tertanggung dengan santunan yang diberikan oleh penanggung
berupa biaya pengobatan dan perawatan kesehatan bila tertanggung sakit.
B. UNDERWRITING
1. Pengertian Underwriting dan Underwriter
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan
penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung.24
Underwriting atau penangungan, adalah proses menyeleksi risiko dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat insurability (dapat ditanggungnya),
sehingga dapat ditentukannya tarif yang sesuai. Proses ini meliputi penolakan atas
risiko-risiko yang tak dapat diterima.
Sedangkan menurut Moch. Anwar Abdullah (1993) dalam Kamus Umum
Asuransi, yang dimaksud dengan Underwriter adalah seseorang yang mempunyai
tugas menetapkan diterima atau tidaknya risiko untuk penutupan asuransi, atau
seseorang yang tugasnya menyeleksi risiko dan sekaligus menentukan berapa nilai
dan persyaratan apa saja yang dikenakan kepada risiko tersebut.25
23 Soeisno Djojosoedarsono, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta; Salemba
Empat, 2003). H. 74 24 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam persefektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 89 25 Moch. Anwar Abdullah, Kamus Umum Asuransi, (Jakarta : Kesaint Blanci, 1993), h. 135
33
Seleksi risiko tersebut dilakukan agar perusahaan mampu memprediksi
keuntungan yang didapat dari proses tersebut. Bila Undewriter salah dalam
menetapkan risiko calon peserta tentu saja akan memberikan kerugian bagi
perusahaan.
2. Tujuan Underwriting dan Tugas Underwriter
Dalam asuransi konvensional, underwriting dilakukan untuk memilih mana
objek risiko yang ditanggung dan mana yang tidak. Ini berarti seorang underwriter
akan membuat suatu penilaian berdasarkan semua risiko yang diajukan kepada
perusahaan, yang diperkirakannya secara kolektif akan menguntungkan. Kemudian
underwriter juga akan menentukan besarnya premi dan nilai deductible dll. yang
sepadan dengan nilai antisipasi klaim dari Tertanggung, biaya manajemen dan
akuisisi. Dan yang juga dianggap paling penting, harus diperoleh keuntungan
underwriting untuk perusahaan.
Underwriting Asuransi Syariah mempunyai tujuan yang tidak jauh berbeda.
Konsep dasarnya adalah adalah memberikan skema pembagian risiko yang
proporsional dan adil di antara para peserta yang secara relatif homogen. Dengan
dasar pemikiran ini, melalui Asuransi Syariah diharapkan para peserta saling tolong-
menolong satu sama lain disertai dengan adanya perlindungan yang sifatnya mutual,
34
maka semua peserta akan merasa aman dan menikmati perlindungan yang mereka
butuhkan.
Dengan tujuan tersebut diatas, maka peran underwriter Asuransi Syariah di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan risiko yang relatif homogen dalam suatu kelompok peserta atau
calon peserta.
2. Menetapkan ruang lingkup perlindungan yang dibutuhkan oleh para peserta
atau calon peserta dalam kelompok tersebut.
3. Menetapkan estimasi biaya secara keseluruhan yang dibutuhkan untuk
memberikan perlindungan kepada para peserta tersebut.
4. Mendistribusikan skema kontribusi yang proporsional dan adil yang
selayaknya menjadi beban dari setiap peserta.26
Pertanggungjawaban yang utama dari underwriter dalam seleksi resiko
tersebut adalah memastikan risiko yang akan dicover sesuai dengan tingkat risiko
yang diasumsikan oleh aktuaris. Tujuan underwriting bukan hanya menyeleksi risiko
yang tidak akan menimbulkan kerugian besar saja, tetapi tujuannya adalah untuk
menghindari suatu jumlah penanggungan yang tidak sebanding antar risiko ringan
dan risiko berat.
Jadi jelas bahwa setiap bentuk pertanggungan akan menjalani proses
selections of risk atau proses underwriting. Agar perusahaan bisa mmendapatkan
26 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2006), h. 50
35
keuntungan, maka perusahaan harus mengadakan evaluasi terlebih dahulu terhadap
semua risiko yang hendak diasuransikan.
3. Prinsip kerja underwriter Asuransi Kesehatan Kumpulan27
Berbeda dengan prinsip kerja asuransi kesehatan perorangan, seorang
underwriter asuransi kesehatan kumpulan dalam melakukan aktifitasnya tidak terlalu
menaruh perhatian khusus pada kondisi kesehatan perorangan (kecuali untuk
kelompok yang dianalisis adalah kelompok dengan jumlah peserta yang sangat kecil).
Hal utama yang menjadi kajian underwriter asuransi kesehatan kumpulan adalah
melihat bagaimana penyebaran risiko kesehatan yang luas di dalam kelompok
tersebut bisa terjadi. Penyebaran risiko yang luas ini memungkinkan underwriter
dapat mengambil kesimpulan apakah individu-individu dalam kelompok tersebut
secara umum masuk dalam kategori sehat (memiliki risiko rendah) atau sakit (risiko
tinggi).
Pada sebuah kelompok besar biasannya hanya ada sejumlah orang saja yang
karena masalah-masalah kesehatan yang cukup serius dan sering muncul sehingga
27 Hasbullah Thabrani, Dkk. Dasar-dasar Asuransi Kesehatan Bagian B, (Jakarta : Pamjaki,
2005)
36
memiliki risiko asuransi yang tidak dapat diasuransikan atau dapat diasuransikan
hanya pda batas-batas tertentu. Namun demikian, pada sebuah kelompok tertentu
biasanya mempunyai banyak persamaan karekteristik tentang individu-individu
dalam kelompok tersebut. Kondisi ini menyebabkan permasalahan potensial yang
muncul dengan risiko kesakitan pada suatu kelompok tertentu akan sulit dideteksi jika
hanya melihat secara langsung kelompok tersebut secara keseluruhan. Masalah-
masalah potensial akan muncul, jika analisis dilakukan dengan melihat secara
seksama terhadap karekteristik dari kelompok itu. Oleh karenanya, dalam melakukan
seleksi risiko seorang underwriter asuransi kesehatan kumpulan harus melakukan
kajian tentang karakteristik spesifik yang ada pada suatu kelompok yang
membedakannya dengan kelompok lain. Underwriter harus mampu melihat dan
mampu menetukan apakah sebuah kelompok yang akan diterima berada dalam
koridor parameter tertentu untuk kelompok yang bisa diterima oleh perusahaan
asuransi. Batas koridor parameter tersebut biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaan
asuransi.
Seleksi risiko asuransi kesehatan kumpulan melibatkan sejumlah langkah yang
harus dilakukan oleh underwriter. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
a. Menganalisa karekteristik kelompok. Underwriter harus melihat karekteristik
kelompok yang dimiliki. Karekteristik tersebut meliputi : jenis kelompok,
37
jenis industri, ukuran kelompok, berapa orang jyang memenuhi syarat yang
bisa masuk dalam kelompok tersebut dan berbagai pertimbangan finansial.
b. Menganalisa karekteristik individu dalam kelompok. Pada tahap ini
underwriter akan melihat karekteristik individu-individu, khususnya mereka
yang memnuhi syarat untuk dilibatkan dalam kelompok asuransi.
Karekteristik individu yang dianalisis meliputi : usia, jenis kelamin, pekerjaan,
lokasi goegrafis, pendapatan, turnover karayawan, fasilitas administrasi dan
kontribusi karyawan.
c. Menentukan bahwa kontrak yang akan diaplikasikan dapat diterbitkan dalam
yurisdiksi dimana ia akan ditulis.
d. Memastikan apakah paket jaminan kesehatan yang akan diberlakukan dapat
dikelola dengan memuaskan baik oleh pemegang polis mmaupun oleh
perusahaan asuransi.
e. Menentukan kredibilitas pengalaman klaim masa lalu dan riwayat kesehatan
yang dilaporkan oleh pemegang polis kelompok kecil.
f. Membuat tarif premi yang diperkirakan akan memberikan kontribusi yang
nantinya akan menguntungkan baik untuk peserta amaupun perusahaan.
4. Tanggung jawab dan fungsi underwriter asuransi kesehatan
kumpulan
Seorang underwriter di tuntut untuk memahami faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian kesakitan serta dituntut mampu memprediksi
38
kemungkinan kejadian kesakitan dimasa depan bedasarkan informasi yang diperoleh
dari pemohon serta aktiv mencari sumber-sumber linformasi lain.
Tanggung jawab utama underwriter asuransi kesehatan kumpulan adalah,
mendesain paket jamianan asuransi kesehatan baru dan melakukan pembaharuan
terhadap paket jaminan yang sudah ada.
Sesuai dengan tanggung jawabnya, fungsi utama underwriter asuransi
kesehatan kumpulan adalah memeriksa karekteristik paket-paket jaminan kesehatan
yang ditawarkan kepada sebuah kelompok, mempertimbangkan berbagai variabel
yang berkaitan dengan berbagai risiko yang akan muncul jika paket jaminan
kesehatan tersebut dijual, dan menentukan apakah sebuah paket jaminan kesehatan
dapat diterima seperti apa adanya atau paket-paket tersebut perlu dimodifikasi
menurut aturan-aturan standar perusahaan tersebut.
5. Sumber-sumber informasi underwriting asuransi kesehatan kumpulan
Informasi yang lengkap dan akurat merupakan syarat mutlak untuk dapat
menghasilkan keputusan underwriting yang fair. Sumber utama underwriting
asuransi adalah aplikasi asuransi. Namun demikian aplikasi asuransi tidak selalu
menyediakan informasi yang cukup bagi underwriter untuuk membuat keputusan.
Oleh karenanya, underwriter harus menggali informasi-informasi lain yang relevan
dari berbagai sumber.
39
Sumber-sumber informasi underwriting asuransi kesehatan kumpulan dapat
berasal :
a. Permintaan untuk proposal
Ketika sebuah kelompok membeli produk asuransi, perwakilan kelompok
tersebut akan diminta untuk mengisi formulir permintaan asuransi yang telah
disediakan oleh perusahaan asuransi. Formulir tersebut menyakan data-data karyawan
serta data pengalaman asuransi masa lalu atau riwayat klaim.
Informasi tentang jumlah karyawan yang memenuhi syarat sebagai peserta
sangat berguna untuk undewriter untuk menentukan apakah ada sejumlah partisipasi
peserta yang cukup adekuat untuk sebuah paket jaminan yang diminta oleh
keloompok tersebut. Sedangkan informasi tentang riwayat asuransi kesehatan
sebelumnya akan sangat membantu underwriter untuk menetukan apakah calon
peserta kelompok memiliki stabilitas yang diterima.
b. Kartu pendaftaran
Kartu pendaftaran akan memberikan tentang usia, jenis kelamin, pendapatan,
status tanggungan dan pekerjaan.
c. Pernyataan financial dan laporan kredit
40
Informasi tenutang stabilitas keuangan perusahaan penting diketahui
underwriter. Informasi ini harus dipertimbangkan untuk meyakinkan apakah
kelompok memungkinkan akan tetap memiliki anggota kelompoknya selama
bebarapa tahun.
Informasi kredit calon peserta juga penting untuk diketahui oleh underwiter.
Informasi ini dapat membantu underwriter untuk memprediksi kemungkinan
kesulitan pengusaha untuk membayar premi secara teratur, khususnya jika premi
tersebut bersifat noncontributory.
d. Informasi Agen atau Broker
Untuk pembeli kelompok baru, underwriter dapat meminta bantuan agen atau
broker untuk mendapatkan informasi tentang kondisi calon pemegang polis.
Informasi tersebut biasanya berhubungan dengan pengalaman asuransi masa lalu,
paket jaminan yang pernah dibeli dan informasi premi.
e. Refresentatif kelompok
Penjualan jaminan paket kelompok dapat dilakukan terlebih dahulu melalui
kunjungan ke tempat pengusaha oleh refresentatif kelompok dari perusahaan
asuransi. Refresentatif ini akan membahas paket jaminan kesehatan dengan calon
peserta. Untuk keperluan underwriting, refresentatif kelompok dari perusahaan
selanjutnya akan menyampaikan informasi kepada underwriter tentang kondisi
pengusaha dan karyawan-karyawannya.
41
f. Laporan inspeksi
Untuk menangkap calon asuransi peserta yang lebih kecil, perusahaan asuransi
dapat memanfaatkan laporan inspeksi. Laporan ini biasanya dibuat oleh perusahaan
investigasi komersil yang secara khusus memberikan informasi penting untuk
keperluan underwriting. Dalam melakukan inspeksi, perusahaan investigasi akan
melakukan kunjungan langsung ketempat pengusaha, melaporkan kemungkinan
adanya adverse selection, serta membantu memeriksa akurasi informasi yang
diberikan pengusaha pada formulir aplikasi asuransi.
6. Faktor-faktor Seleksi Risiko Asuransi Kesehatan Kumpulan
Calon tertanggung asuransi kesehatan kumpulan bisa merupakan:
1) kelompok baru yang belum pernah memilki asuransi
2) kelompok yang sudah terasuransi dan ingin memperpanjang kotraknya
3) kelompok yang sudah mempunyai asuransi dengan perusahaan lain dan
ingin pindah asuransinya.
Faktor-faktor seleksi risiko yang perlu dianalisis oleh Underwriter ketika
melakukan underwriting pada asuransi kesehatan kumpulan adalah sebagi berikut ;
a. Ukuran kelompok
42
Ukuran kelompok merupakan faktor seleksi yang harus dipertimbangkan.
Namun demikian pertimbangan underwriter cukup bervariasi tergantung beser
kecilnya kelompok. Keuntungan kelompok besar adalah lebih stabil dalam
memprediksi utilisasi pelayanan kesehatan, dengan demikian perkiraan biaya
kesehatan atau terjadinya klaim lebih akurat. Sedangkan masalah yang ada pada
sebuh kelompok kecil adalah keterbatasan penyebaran risiko. Angka kesakitan
cenderung lebih tinggi pada kelompok kecil daripada kelompok besar karena
kemungkian adverse selection lebih sering terjadi pada kelompok kecil.
b. Jenis industri
Jenis industri tertentu dapat mempengaruhi pola kesakitan. Underwriter perlu
menggunakan jenis industri untuk memprediksi kemungkinan angka kesakitan dan
memungkinkan informasi ini untuk menetukan tarif premi. Jenis-jenis industri
tertentu juga bisa masuk dalam kategori faktor risiko yang tidak bisa diterima
underwriter, seperti kolompok karyawan yang sering keluar masuk, atau yang sering
terpapar dengan subtansi berbahaya.
Angka kesakitan yang yang terjadi pada kelompok pekerja terrtentu
cenderung lebih tinggi, yaitu pada :
1. Polisi dan pemadam kebakaran
2. Karyawan rumah sakit
3. Kelompok pekerja yang bekerja di daerah yang sangat panas
43
4. Industri yang tingkat penyalahgunaan obat dan alkohol tinggi seperti klub
malam
5. Usaha-usaha lainnya seperti restoran dan lapangan parkir
c. Komposisi kelompok
Karekteristik sebuah kelompok tertentu dapat mempengaruhi angka kesakitan,
utilisasi, kesehatan dan tentunya biaya pelayanan kesehatan. Karekteristik
kelompok yang dimaksud adalah:
1. Kelas karyawan. Secara umum seorang underwriter lebih suka
menerima semua karyawan dengan status penuh waktu dan bekerja
secara aktif karena risiko yang disebar luas dapat mengurangi adverse
selection dan bisa membagi biaya tetap dengan jumlah anggota yang
lebih besar. Sedangkan pekerja dengan status paruh waktu, musiman
dan sementara kurang menarik karena sering berganti-ganti sehingga
akan meningkatkan biaya-biaya adminstrasi
2. Distribusi usia. Berbagai temuan studi di Indonesia menyatakan bahwa
pola angka kesakitan dan pemmanfaataan pelayanan kesehatan
cenderung berbentuk huruf “U” yang artinya usia balita dan usia tua
mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan usia produktif.
Sebaran usia suatu calon tertanggung kumpulan harus cukup untuk
44
menghasilkan kisarran risiko yang luas. Para underwriter sangat
memperhatikan kumpulan-kumpulan dengan proporsi yang besar dari
anggota yang lebih tua yang cenderung akan mengalami tingkat
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kumpulan dengan perputaran
anggota yang cenderung untuk meningkatkan usia rata-rata, tetapi
alir anggota baru yang stabil dapat membantu menjaga sebaran usia
dikehendaki dalam suatu kumpulan, khususnya jika anggota baru
tersebut berusia muda.
3. Distribusi jenis kelamin. Berbagai studi menemukan bahwa angka
kesakitan pada kelompok wanita lebih tinggi ketimbang laki-laki
khususnya pada masa reproduksi. Hal ini dimungkinkan disebabkan
oleh fungsi biologis dan wanita sehingga mempunyai risiko terkena
sakit yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan lain-lain.
4. Distribusi pendapatan. Pendapatan karyawan dalam sebuah kelompok
dapat mempengaruhi underwriting dalam beberapa cara. Individu
dengan pendapatan tinggi di atas rata-rata umumnya mencari
perawatan yang lebih sering dan lebih mahal. Ini mengakibatkan
pemanfaatan pelayanan kesehatan sehingga pengajuan klaim akan
lebih sering. Sebuah kelompok yang sebagian besar terdiri dari
karyawan yang berpendapatan lebih rendah mungkin memiliki
implikasi underwriting yang berarti, seperti tipe pekerjaan atau
45
kondisi pekerjaan yang diminati atau risiko yang substandar karena
lokasi pekerjaan.
d. Persistensi yang diharapkan
Perusahaan asuransi membutuhkan biaya akuisis tinggi ketika mendapatkan
peserta baru. Biaya akiusisi meliputi berbagai pengeluaran perusahaan yang
berhubungan dengan proses underwriting, proposal, penjualan, pendaftaran,
penerbitan konutrak, kartu identifikasi, brosur dan menyiapkan tagihan. Oleh
karenanya, underwriter harus menghidari sebuah calon peserta yang kemungkinan
akan bertahan sebentar sebagai peserta.
e. Lokasi kelompok
Lokasi kelompok bisa menjadi pertimbangan underwriter karena akan berkaitan
dengan fasilitas pelayanan. Banyak pengusaha menginginkan perwakilan perusahaan
asuransi dapat membantu masalah-masalah sehari-hari yang muncul berkaitan dengan
program asuransi yang mereka beli. Untuk membantu dalam hal solitisasi, instalasi
kelompok serta menangani berbagai pertanyaan yang diajukan pemegang polis dekat
dengan perusahaan asuransi. Lokasi yang sangat dekat juga sangat penting, terutama
46
ketika seoarang agen dan broker mengharapakan harapan penuh dari perusahaan
asuransi. Sebagai tambahan, lokasi merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan ketika perusahaan asuransi menawarkan sejumlah paket pelayanan
kesehatan yang mensyaratkan adanya jaringan pemberi pelayanan kesehatan (PPK).
Underwriter bisa saja menolak sebuah kelompok yang memiliki sejumlah
karyawan yang tinggal di lokasi-lokasi dimana perusahaan asuransi tidak mempunyai
fasilitas pelayanan yang dekat dengan pemagang polis.
f. Paket asuransi
Eleman dasar paket jaminan kesehatan terdiri dari eligilibatas dan struktur
manfaat. Elegilibitas adalah asuransi menentukan siapa saja yang akan ikut
diasuransikan pada suatu kelompok, sedangkan struktur .manfaat menentukan
cakupan apa saja yang akan diberikan perusahaan asuransi.
g. Pembagian biaya
Pembayaran premi dapat bersifat :
1. Non kontributori dimana jika pengusaha membayar seluruh premi (100%)
2. Kontributori penuh, jika seluruh premi dibayar oleh karyawan
3. Diantaranya, jika premi dibayar sebbagian oleh pengusaha dan sebagian
lagi oleh karyawan.
h. Fasilitas administratif pemegang polis
47
Pengusaha biasanya akan menuunjuk seorang karyawan atau staff yang
dipekerjakan oleh pemegang polis kumpulan, untuk bertanggung jawab dalam
mengelola asuransi kesehatan kumpulan. Tugas-tugas administratifnya antara lain :
1. Menyiapkan pernyataan premium
2. Memproses pendaftaran dan terminasi
3. Underwriting sertifikat asuransi
4. Mensertifikasi eligibilitas untuk cakupan ketika terjadi klaim
5. Memproses klaim untuk manfaat-manfaat perawatan medis dalam
beberapa kasus.
i. Cakupan dan pengalaman sebelumnya
Pengusaha yang memindahkan karyawannya dari suatu perusahaan asuransi ke
perusahaan asuransi lain, transfer asuransi merupakan hal yang wajar. Apabila suatu
kumpulan mengajukan permintaan agar pertanggungan yang ada dialihkan ke
perusahaan asuransi yang lain, maka underwriter dari perusahaan dari perusahaan
asuransi yang baru akan menilai kasusnya secara mendalam. Underwriter akan
menyelidiki alasan pengalihan tersebut, premi yang dibayarkan kumpulan tersebut
kepada perusahaaan asuransi yang terdahulu, pengalaman klaim kumpulan tersebut,
falsafah uunderwriting dan panduan umum underwriting peusahaan asuransi yang
48
terdahulu serta tingkat kenaikan jumlah uang pertanggungan kumpulan sejak
dimulianya masa pertanggungan.
7. Lingkup Jaminan Asuransi Kesehatan Kumpulan
a. Rawat Inap / In Patient (IP)
Mengganti biaya pengobatan akibat musibah penyakit dan memerlukan
perawatan atau menginap di Rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
kondisi polis perusahaan asuransi.
b. Rawat Jalan / Out Patient (OP)
Mengganti biaya pengobatan akibat penyakit yang tidak memerlukan
perawatan di Rumah sakit atau menginap namun hanya rawat jalan atau berobat jalan
saja.
c. Rawat Gigi / Dental (DE)
Mengganti biaya pengobatan akibat perawatan dasar, perawatan gusi,
perawatan gigi kompleks, perbaikan gigi dan gigi palsu pada perawatan gigi.
d. Melahirkan / Maternity (MA)
49
Mengganti biaya persalinan atau melahirkan sesuai dengan program yang
diambil dan dijamin dalam polis.
e. Penggantian Kacamata / GS
Mengganti biaya lensa kacamata dan bingkai atau frame dengan surat
pengantar dari dokter mata.
BAB III
COMPANY PROFILE
UNIT SYARIAH
PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967
A. SEJARAH PERUSAHAAN28
PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 UNIT SYARIAH (
disingkat BUMIDA SYARIAH ) memperoleh izin pendirian sejak 19 Februari 2004,
sesuai dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004.
Secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004. Sedangkan induknya sendiri, PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (selanjutnya disebut BUMIDA) didirikan
atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912, sebagai induk perusahaan, yang diwakili
oleh Drs. H.I.K. Suprakto dan Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No.7
28 PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, Laporan Tahunan 2009 (Annual Report),2009.
50
tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang
berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik
Indonesia No. 15 tanggal 20 Februari 1970. Bumida memperoleh ijin operasional
dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri,
Departemen Keuangan Republik Indonesia No. KEP.350/DJM/111.3/71973 tanggal
24 Juli 1973 dan diperpanjang sesuai keputusan Menteri Keuangan tahun 1986.
Bumida menuju cita-cita menjadi “The Big Ten” perusahaan asuransi umum dan
menjadi perusahaan yang berkualitas, dipercaya, sehat dan menguntungkan bagi
semua pihak yang berkepentingan (Stakeholder).
B. Visi dan Misi
1. Visi
Tumbuh dan Berkembang Menjadi Perusahaan yang Lebih Sehat dan 10 Besar
Asuransi Umum.
2. Misi
Mewujudkan Organisasi yang Prima, Bisnis yang Berkualitas, dan Sinergi yang
Terpadu dengan Bumiputera Group.
C. Modal, Kepemilikan Saham dan Struktur Permodalan
Dengan modal setor sebesar Rp 100 M, menunjukan BUMIDA telah
memenuhi regulasi pemerintah yang tertuang dalam PP. No.81 tahun 2008, PP No.
39 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah No. 73 tahun 1992
51
tentang penyelenggaraan Usaha Perasuransian yang mewajibkan setiap perusahaan
asuransi memiliki modal disetor minimal Rp. 100 M dengan susunan pemegang
saham sebagai berikut :
1. AJB Bumiputera 1912 : 99.200 lembar saham (99.20%)
2. PT. Eurasia Wisata : 800 lembar saham (0.80%)
Kepemilikan perusahaan sesuai dengan UU. No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dimiliki AJB Bumiputera 1912 sebesar 99.20% dan PT. Eurasia
Wisata 0.80%. struktur permodalan perusahaan telah dipenuhi, sesuai ketentuan
modal setor minimum yang dipersyaratkan dalam UU No.2 tahun 1992, dari Rp. 25
M menjadi 100 M. Untuk Bumida Syariah, sejak awal tahun 2009 modal yang disetor
yang dipisahkan dari modal induknya telah mencapai Rp. 12.5 M, dan akan terus
bertambah seiring dengan perkembangan bisnis serta ketentuan regulator.
D. Penghargaan Perusahaan
Tahun 2002
1) The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kesehatan Tahun 2002
(Majalah Kapital).
2) The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kebakaran Tahun 2002
(Majalah Kapital).
3) The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kendaraan Bermotor tahun
2002 ( Majalah Kapital).
52
Tahun 2003
1) The most Valuable Brand untuk produk Asuransi Kebakaran Tahun 2003
(Majalah SWA Sembada).
Tahun 2005
1) Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Sejak Maret 2005
2) Asuransi Umum Terbaik Tahun 2005 (Majalah Investor)
3) Asuransi Umum sangat Bagus Tahun 2005 (Majalah Info Bank).
Tahun 2008
1) Sertifikasi PEFINDO Peringkat BBB+.
2) Asuransi Umum Syariah Terbaik 2008 (Majalah Investor).
3) Asuransi Umum Syariah Terbaik ke-2 2008 (KARIM Business
Consulting)
E. Dukungan Kelompok Usaha
Selain dukungan utama dari induknya, Bumida Syariah didukung oleh sinergi
Bumiputera Grup, khususnya AJB Bumiputera 1912 Syariah yang telah beroperasi
lebih dahulu dengan 49 kantor operasional dan ribuan tenaga pemasaran yang
tersebar di seluruh indonesia.
53
F. Produk asuransi umum syariah
1. Produk Paketkoe Syariah
a. RumahKoe
b. MotorKoe
c. MobilKoe
d. SiswaKoe
e. MahasiswaKoe
f. SiagaKoe
2. Produk Standar Syariah
Produk Standar Syariah Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan, Asuransi
Kesehatan, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Pengangkutan, Asuransi
Engineering, Asuransi Kebongkaran, Asuransi Cash in Safe & Transit, Asuransi
Aneka (Billboard, Public Liability), Tanggung Gugat Profesi Dokter serta asuransi
yang bersifat tailor made (sesuai kebutuhan).
3. Produk Korporasi
a. Asuransi Kebakaran
b. Asuransi Kendaraan Bermotor
c. Asuransi Pengangkutan
54
d. Asuransi Rangka Kapal
e. Asuransi Kecelakaan Diri
f. Asuransi kesehatan
Memberikan jaminan penggantian terhadap setiap biaya
pengobatan dan rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit,
biaya pembedahan dan obat-obatan terhadap penyakit asma,
bronchitis, patah tulang, diare akut, infeksi saluran kemih,
pneumonia, sinusitis, infeksi virus san lain-lain. Termasuk juga
perawatan gigi dan melahirkan.
g. Asuransi Rekayasa
h. Asuransi Aneka
i. Penjaminan
j. Kontra Garansi Bank
k. Asuransi Excise Bond
G. Dukungan Reasuransi dan Mitra Asuransi
55
Didukung oleh beberapa Perusahaan Reasuransi, meliputi:
1. Reasuransi Internasional Indonesia (ReIndo) Syariah
2. Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) Syariah
3. Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) Syariah
Bumida Syariah merupakan anggota Serta Mitra Perusahaan Asuransi Umum
Syariah yang tergabung dalam Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), anggota
Konsorsium Asuransi Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia.
H. Dewan pengawas syariah
Sesuai surat rekomendasi Dewan Syariah Nasional Ulama Indonesia (DSN-
DMUI) tanggal 4 september 2003 melalui surat No. U-167/DSN-MUI/IX/2003,
susunan Dewan Pengawas Syariah Bumida Bumiputera Syariah adalah sebagai
berikut:
Ketua : H. Endy M.Astiwara, MA,AAAI-J,FIIS.CPLIH
Anggota : DR. KH. Surahman Hidayat, MA
DR. KH. Ahzami Samiun Jazuli, MA
56
I. Struktur organisasi
Gambar 3.1
Struktur organisasi PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
57
Sumber : PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, Laporan Tahunan 2009 (Annual Report),2009
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
58
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underwriter dalam Menyeleksi Risiko pada
Produk Asuransi Kesehatan Kumpulan
Salah satu hasil wawancara penulis dengan Kabag Teknik (Underwriting)
Divisi Syariah, Wulan Setiyorini, ST., AAAIK., AAK., IPGD-I mengatakan bahwa
seorang Underwriter memiliki peran penting pada perusahaan asuransi karena
underwriter yang menentukan apakah penutupan asuransi tersebut dapat diakomodir
oleh perusahaan atau tidak. Dan ketika seorang underwriter memutuskan untuk
mengakomodir, dia harus dapat memprediksikan bahwa penutupan tersebut akan
menguntungkan bagi perusahaan. Dan jika salah, sehingga terjadi kerugian, maka
underwriter sangat berkontribusi dalam kerugian tersebut.29
Tugas seorang Underwriter pada perusahaan asuransi adalah sebagai berikut :
a. Melakukan analisa terhadap risiko
b. Melakukan perhitungan dan estimasi terhadap risiko
c. Menetapkan term dan kondisi pertanggungan yang diterapkan pada peserta
d. Menentukan premi yang dikenakan pada peserta
e. Mereview kondisi pertanggungan yang diterapkan pada peserta.
Salah satu aspek yang membedakan asuransi perorangan dari asuransi
kumpulan adalah aspek underwriting. Underwriting asuransi jiwa dan asuransi
kesehatan perorangan mengaharuskan seorang calon tertanggung untuk memenuhi
29 Hasil wawancara dengan Kabag teknik (Underwriting) Unit Syariah PT. Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967, Wulan Setiyorini. 22 Lagustus 2010.
59
persyaratan underwriting yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi. Sebaliknya,
underwriting asuransi kesehatan kumpulan umumnya berfokus pada karekteristik
kelompok dan biasanya tidak mengharuskan setiap calon tertanggung kumpulan
untuk memberikan evidence of insurability. Namun demikian tujuan underwriting
kumpulan sama dengan tujuan underwriting asuransi perorangan, yaitu menentukan
apakah sekelompok orang mempunyai risiko rata-rata dan apakah pengalaman
kerugian kumpulan dapat diramalkan dan diterima oleh perusahaan asuransi.
Dalam Asuransi kesehatan kumpulan underwriter harus mempertimbangkan :
a. Jumlah peserta
b. Analisa dilakukan secara menyeluruh terhadap peserta dan bukan perorangan
(bila dibandingkan dengan asuransi kesehatan individu)
c. Analisa lebih kearah seberapa besar biaya yang mungkin timbul akibat
kondisi kesehatan seseorang dan bukan akibat dari kondisi kesehatan tersebut
(bila dibandingkan dengan asuransi jiwa yang hanya melihat potensi
meninggalnya seseorang akibat kondisi kesehatannya).
Berdasarkan penelitian yang ditemukan oeh penulis melalui wawancara yang
dilakukan pada beberapa Underwriter di unit syariah PT. Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967, perusahaan tempat penulis melakukan penelitian dapat di
jabarkan bahwa yang menjadi faktor-faktor penting yang mempengaruhi underwiter
dalam menyeleksi risiko adalah sebagai berikut :
1. Sebaran usia peserta
60
Sebaran usia calon kelompok peserta menjadi salah satu hal penting yang
harus diperhatikan oleh underwriter. Pola angka kesakitan dan pemanfaataan
pelayanan kesehatan cenderung berbentuk huruf “U” yang artinya usia balita
dan usia tua mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan usia produktif.
Sebaran usia suatu calon tertanggung kumpulan harus cukup untuk
menghasilkan kisaran risiko yang luas. Ini artinya, underwriter akan sangat
memperhatikan kumpulan-kumpulan dengan proporsi yang besar dari anggota
yang lebih tua yang cenderung akan mengalami tingkat morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Kumpulan dengan perputaran anggota yang cenderung
untuk meningkatkan usia rata-rata, tetapi alir anggota baru yang stabil dapat
membantu menjaga sebaran usia dikehendaki dalam suatu kumpulan,
khususnya jika anggota baru tersebut berusia muda.
2. Jenis pekerjaan (golongan pekerja)
Jenis pekerjaan tertentu dapat mempengaruhi pola kesakitan. Underwriter
akan menggunakan jenis pekerjaan untuk memprediksi kemungkinan angka
kesakitan dan memungkinkan informasi ini untuk menetukan tarif premi.
Jenis-jenis pekerjaan tertentu juga bisa masuk dalam kategori faktor risiko
yang tidak bisa diterima underwriter, seperti kolompok karyawan yang sering
keluar masuk, atau yang sering terpapar dengan subtansi berbahaya.
Angka kesakitan yang yang terjadi pada kelompok pekerja tertentu
cenderung lebih tinggi, yaitu pada :
61
a. Kelompok pekerja yang bekerja dengan tingkat stress tinggi seperti
polisi dan pemadam kebakaran
b. Karyawan yang akses pelayanannya sudah tersedia seperti karyawan
rumah sakit
c. Kelompok pekerja yang bekerja di daerah yang sangat panas rentan
terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan daripada mereka yang
bekerja pada suhu normal
d. Industri yang tingkat penyalahgunaan obat dan alkohol tinggi seperti
klub malam
e. Usaha-usaha lainnya seperti restoran dan lapangan parkir. Mempunyai
masalah kesehatan tersendiri.
3. Lokasi tempat tinggal peserta yang dominan
Lokasi kelompok bisa menjadi pertimbangan underwriter karena akan
berkaitan dengan fasilitas pelayanan. Banyak pengusaha menginginkan perwakilan
perusahaan asuransi dapat membantu masalah-masalah sehari-hari yang muncul
berkaitan dengan program asuransi yang mereka beli. Untuk membantu dalam hal
solitisasi, instalasi kelompok serta menangani berbagai pertanyaan yang diajukan
pemegang polis dekat dengan perusahaan asuransi. Sebagai tambahan, lokasi
merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan ketika perusahaan asuransi
menawarkan sejumlah paket pelayanan kesehatan yang mensyaratkan adanya
jaringan pemberi pelayanan kesehatan (PPK).
62
4. Ketersediaan sarana kesehatan
Underwriter bisa saja menolak sebuah kelompok yang memiliki sejumlah
karyawan yang tinggal di lokasi-lokasi dimana perusahaan asuransi tidak mempunyai
fasilitas pelayanan yang dekat dengan pemagang polis.
5. Luas jaminan yang diminta
Luas jaminan yang diminta oleh kelompok calon tertanggung akan menjadi
pertimbangan underwriter dalam menentukan tarif yang akan diberikan. Underwriter
akan menentukan tarif yang akan dibebankan sesuai dengan luas jaminan yang
diminta dan risiko yang ada pada calon kelompok tertanggung sebelumnya.
6. Pengalaman pertanggungan pada periode sebelumnya
Khusus untuk perusahaan yang pernah mengikuti asuransi pada perusahaan
sebelumnya, maka underwriter membutuhkan alasan/keterangan pengusaha yang
memindahkan karyawanyya dari suatu perusahaan asuransi ke perusahaan asuransi
lain, underwriter juga akan mencari informasi ke perusahaan asuransi sebelumnya
mengenai pengalaman klaim dan riwayat pembayaran premi pada perusahaan.
Selain keenam hal diatas, faktor-faktor penting yang berpengaruh bagi
underwriter dalam menyeleksi risiko adalah sebagai berikut :
1. Proses seleksi risiko yang dilakukan underwriter dalam menjalankan
tugasnya harus sesuai dengan kebijakan underwriting yang dibuat oleh
manajemen perusahaan. Proses ini berpatokan pada kelengkapan surat
permintaan asuransi dan sumber informasi lainnya mengenai data
63
informasi calon kelompok tertanggung. Hal ini harus diperhatikan agar
seleksi risiko yang yang dilakukan dapat mengahasilkan keputusan
underwriting yang tepat dan menghindari dari calon kelompok
tertanggung yang dengan sengaja tidak memberikan informasi mengenai
kondisi kelompoknya secara jujur.
2. Informasi dari Agen mengenai calon tertanggung. Informasi Agen
mempunyai peran penting dalam proses seleksi risiko yang dilakukan
underwriter karena mereka adalah orang yang berhubungan langsung
dengan calon tertanggung. Agen diharapakan mampu memastikan bahwa
seluruh pertanyaan dalam surat pengajuan asuransi sudah terjawab dengan
benar. Agen juga harus melaporkan apa saja yang mereka ketahui dan apa
saja yang mereka curigai mengenai calon tertanggung yang dikhawatirkan
dapat mempengaruhi keputusan seleksi risiko. Apabila agen sudah
melengkapi surat pengajuan asuransi dengan jelas dan akurat, tentu hal ini
akan membantu underwriter untuk melakukan penaksiran risiko dan
membuat keputusan yang sesuai dengan kondisi calon tertangung.
3. Informasi dari calon pemegang polis dan calon tertanggung. Kejujuran
mengenai informasi yang diberikan oleh calon tertanggung dalam mengisi
surat pengajuan asuransi menjadi faktor penting bagi underwriter dalam
menyeleksi risiko. Terkadang ada beberapa calon tertanggung tidak
memberikan informasi yang lengkap dan benar saat pengisiian surat
64
pengajuan asuransi. Tentu, Hal ini dapat mempengaruhi underwriter
dalam menyeleksi risiko.
4. Khusus untuk perusahaan yang pernah mengasuransikan karyawannya
pada perusahaan asuransi lain, maka informasi dari perusahaan asuransi
sebelumnya mengenai pengalaman klaim kumpulan, falsafah
uunderwriting dan panduan umum underwriting perusahaan asuransi yang
terdahulu serta tingkat kenaikan jumlah uang pertanggungan kumpulan
sejak dimulianya masa pertanggungan calon kelompok tersebut menjadi
hal penting bagi underwriter dalam menyeleksi risiko.
5. Underwriter haruslah seorang yang qualified dan profesional. Selain itu
latar belakang pendidikan pun underwriter pada pekerjaan ini sangat
berpengaruh khususnya dalam seleksi risiko. Untuk menghasilkan
keputusan underwriting dengan kecermatan, ketelitian dan kesesuaian
antara risiko dari calon tertanggung yang buruk maka perlu dianalisa dari
hasil pemeriksaan kesehatan. Untuk itu latar pendidikan medis bagi
underwriter dapat berpengaruh dalam proses seleksi risiko.
Setelah melakukan seleksi risiko underwriter akan membuat keputusan
underwriting. Langkah-langkah yang harus ditempuh Underwriter agar dapat
menghasilkan keputusan Underwiting yang adil, baik untuk perusahaan dan calon
tertanggung adalah sebagi berikut :
a. Melakukan analisa secara objektif
65
b. Menerapkan prinsip adverse selection
c. Komposisi biaya akuisisi & operasional perusahaan, biaya klaim dan margin
sudah diperhitungkan dan diterapkan pada premi yang dikenakan pada
peserta.
d. Diberlakukan penerapan term dan kondisi yang dapat berbeda pada awal
pertanggungan dan pada periode perpanjangan polis tergantung pada kondisi
realisasi.
e. Memberikan kompensasi kepada peserta berupa diskon premi atau
penambahan jaminan jika realisasi lebih menguntungkan dari yang
diperkirakan.
B. Kendala-kendala yang ditemui underwriter dalam menyeleksi risiko
serta alternatif solusi yang dilakukan underwriter dalam mengatasi kendala
tersebut
Dalam proses seleksi risiko underwriter juga menemui kendala-kendala yang
dapat menghambat tugasnya dalam melaksanakan seleksi risiko tersebut. Kendala
66
yang sering terjadi dalam proses seleksi risiko pada asuransi kesehatan kumpulan
adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan data peserta yang kurang lengkap
Masalah kelengkapan informasi pada pengisisan data surat pengajuan asuransi
dan kelengkapan pendukung sangat dibutuhkan oleh underwriter dalam
melaksanakan seleksi risiko sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kelompok calon tertanggung adalah
surat permintaan asuransi yang sudah diisi lengkap dan benar mengenai
pertanyaan-pertanyaan dalam surat pengajuan asuransi tersebut. Hal tersebut
sangat diperlukan underwiter dalam memproses risiko dari calon kelompok
tertanggung. Apabila informasi yang tersedia kurang lengkap maka akan
menghambat underwriter dalam menyeleksi risiko dan membuat keputusan
underwriting apakah kelompok calon tertenggung tersebut di terima atau
ditolak.
2. Data pengalaman pertanggungan sebelumnya (di Indonesia, sesama
perusahaan asuransi saling bersaing sehingga data peserta tidak diberikan
kepada perusahaan asuransi yang selanjutnya menjamin peserta).
3. Analisa secara aktuaris hanya berlaku dari segi kuantitatif, sedangkan analisa
underwriting harus meliputi analisa kualitatif.
4. Calon tertanggung tidak memberikan anggaran dan benefit yang diinginkan.
Sehingga akan mempersulit underwriter dalam menentukan tarif premi dan
benefit (manfaat) yang akan diberikan.
67
Dan alternatif solusi dalam mengatasi kendala tersebut adalah :
1. Apabila data yang diperoleh kurang lengkap, maka underwriter akan
menghubungi agen yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi
tambahan yang dibutuhkan underwriter
2. Menerapakan analisa terhadap kelompok calon peserta asuransi sebagai
peserta baru sehingga pengalaman pertanggungan sebelumnya jika ada hanya
sebagai referensi
3. Analisa kualitatif diterapkan pada langkah terakhir proses underwriting,
dimana pada dasarnya lebih bersifat non teknis misalnya competitive market.
4. Memberikan tarif premi dan manfaat yang standar dari perusahaan apabila
calon kelompok tertanggung tidak memberikan jaminan yang diminta.
C. Proses underwriting pada produk asuransi kesehatan kumpulan
Gambar 4.1 Alur proses Underwriting Asuransi kesehatan kumpulan
68
69
(Sumber: Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)
70
Berikut di bawah ini, penulis akan memberikan penjelasan mengenai alur
kerja proses underwriting pada asuransi kesehatan kumpulan pada unit syariah PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967:
1. Marketing mengajukan permintaan dari calon peserta (SPPA) yang disertai
dengan rincian data peserta, informasi pertanggungan yang lalu dan luas
jaminan yang diminta.
2. Bagian Underwriting memeriksa kelengkapan minimal dokumen dan data
pengajuan.
3. Dilakukan analisa underwriting (seleksi risiko) berdasarkan dokumen dan
data
4. Penyesuaian dengan ketentuan dan kondisi yang diberlakukan di perusahaan
asuransi
5. Bila tidak sesuai maka dilakukan perubahan terhadap term dan kondisi atau
dilakukan akomodir terhadap permintaan dengan penerapan beberapa kondisi
/ syarat / subject to.
6. Jika telah sesuai maka staff administrasi polis akan menerbitkan polis.
71
D. Pendapatan Gross Premi dan Realisasi Klaim Asuransi Kesehatan
Kumpulan
Tabel 4.1
Pendapatan gross premi asuransi kesehatan kumpulan
unit syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
Tahun 2007 Rp. 754.421.368
Tahun 2008 Rp. 274.012.789
Tahun 2009 Rp. 852.743.792
Tahun 2010 Rp. 627.510.521
(s.d Juli 2010)
(sumber : Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)
72
Tabel 4.2 Realisasi Klaim asuransi kesehatan kumpulan
unit syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
Tahun 2007 Rp. 121.581.090
Tahun 2008 Rp. 155.740.748
Tahun 2009 Rp. 315.761.751
Tahun 2010 Rp. 139.954.917
(s.d Juli 2010)
(sumber : Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)
73
Berdasarkan hasil pendapatan gross premi asuransi kesehatan kumpulan dan
realisasi klaim di atas, membuktikan bahwa pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 berada dalam keadaan good performance. Ini dapat dilihat
dari data yang Ada, klaim yang terjadi rata - rata (dalam persentase)
dibawah persentase tabarru. Artinya bahwa dengan dilakukannya proses underwriting
dapat diestimasikan maksimal klaim yang akan terjadi, dan hasil realisasi klaim yang
kecil menunjukkan berjalannya proses pengendalian klaim dengan baik.
Hal ini Juga menunjukkan bahwa underwriter di unit syariah PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 pada saat penutupan sudah mampu menerapkan T/C,
tarif, dan ketentuan yang benar sehingga keputusan akseptasi bisnis memberikan hasil
yang menguntungkan.
74
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, wawancara dan temuan di lapangan yang telah
dilakukan penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underwriter dalam
menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan maka dapat disimpulkan
:
1. Yang menjadi faktor-faktor underwriter dalam menyeleksi risiko pada
produk asuransi kesehatan kumpulan di unit syariah PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 adalah sebagai berikut :
a. Sebaran usia peserta
b. Jenis pekerjaan (golongan pekerja)
c. Lokasi tempat tinggal peserta yang dominan
d. Ketersediaan sarana kesehatan
e. Luas jaminan yang diminta
f. Pengalaman pertanggungan pada periode sebelumnya
g. Kebijakan underwriting yang dibuat oleh manajemen perusahaan
h. Informasi dari Agen mengenai calon tertanggung
i. Kejujuran informasi dari calon pemegang polis dan calon tertanggung
75
j. Underwriter haruslah seorang yang qualified dan profesional. Selain
itu latar belakang pendidikan dalam bidang medis menjadi hal penting
untuk seoarang underwriter.
2. Kendala-kendala yang ditemui underwriter dalam
menyeleksi risiko serta alternatif solusi yang dilakukan underwriter
dalam mengatasi kendala tersebut
Kendala-kendala yang ditemui underwriter dalam menyelksi risiko adalah
sebagai berikut:
a. Ketersediaan data peserta yang kurang lengkap
b. Data pengalaman pertanggungan sebelumnya (di Indonesia, sesama
perusahaan asuransi saling bersaing sehingga data peserta tidak diberikan
kepada perusahaan asuransi yang selanjutnya menjamin peserta)
c. Analisa secara aktuaris hanya berlaku dari segi kuantitatif, sedangkan analisa
underwriting harus meliputi analisa kualitatif
d. Calon tertanggung tidak memberikan anggaran dan benefit yang diinginkan.
Sehingga akan mempersulit underwriter dalam menentukan tarif premi dan
benefit (manfaat) yang akan diberikan.
Sedangkan alternatif solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Menghubungi agen yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi
tambahan
76
b. Menerapakan analisa terhadap kelompok calon peserta asuransi sebagai
peserta baru sehingga pengalaman pertanggungan sebelumnya jika ada hanya
sebagai referensi
c. Analisa kualitatif diterapkan pada langkah terakhir proses underwriting,
dimana pada dasarnya lebih bersifat non teknis misalnya competitive market.
d. Memberikan tarif premi dan manfaat yang standar dari perusahaan apabila
calon kelompok tertanggung tidak memberikan jaminan yang diminta.
3. Proses Underwriting asuransi kesehatan kumpulan pada unit PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
a. Marketing mengajukan permintaan dari calon peserta (SPPA) yang
disertai dengan rincian data peserta, informasi pertanggungan yang
lalu dan luas jaminan yang diminta.
b. Bagian Underwriting memeriksa kelengkapan minimal dokumen dan
data pengajuan.
c. Dilakukan analisa underwriting berdasarkan dokumen dan data
d. Penyesuaian dengan ketentuan dan kondisi yang diberlakukan di
perusahaan asuransi
e. Bila tidak sesuai maka dilakukan perubahan terhadap term dan kondisi
atau dilakukan akomodir terhadap permintaan dengan penerapan
beberapa kondisi / syarat / subject to.
f. Jika telah sesuai maka staff administrasi polis akan menerbitkan polis.
77
4. Data hasil pendapatan gross premi asuransi kesehatan kumpulan dan
realisasi klaim
Data hasil pendapatan gross premi dan realisasi klaim empat tahun
terakhir yang penulis dapatkan, membuktikan bahwa pada Unit Syariah PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 berada dalam keadaan good
performance. Ini dapat dilihat dari data yang ada, klaim yang terjadi rata -
rata (dalam persentase) dibawah persentase tabarru. Artinya bahwa dengan
dilakukannya proses underwriting dapat diestimasikan maksimal klaim yang
akan terjadi, dan hasil realisasi klaim yang kecil menunjukkan berjalannya
proses pengendalian klaim dengan baik. Hal ini Juga menunjukkan bahwa
underwriter di unit syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 19967
pada saat penutupan sudah mampu menerapkan T/C, tarif, dan ketentuan yang
benar sehingga keputusan akseptasi bisnis memberikan hasil yang
menguntungkan.
78
2. SARAN
Dari seluruh hasil penelitian yang penulis lakukan ada beberapa catatan yang
menurut hemat penulis akan menjadi saran bagi perkembangan bisnis asuransi
khususnya bagi unit syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 :
1. Pendidikan underwriting menjadi menjadi hal penting untuk
menciptakan tenaga-tenaga asuransi khususnya dibidang underwriting
yang qualified dan profesional, mengingat potensi bisnis asuransi
syariah di Indonesia yang semakin berkembang. Oleh karena itu,
tenaga underwriter yang qualified dan profesional sangat dibutuhkan
untuk mendukung perkembangan asuransi syariah di Indonesia.
2. Ketersedian sarana dan prasarana pendukung Underwriting pada
perusahaan belum dirasakan cukup. Karena Masih dibutuhkan Tenaga
aktuaris untuk perhitungan secara kuantitatif yang lebih terperinci,
belum dilakukannya update premi secara berkesinambungan, dan
belum dilakukannya review tarif dan jaminan terhadap kondisi yang
berlaku di pasar asuransi kesehatan. Tentu ini menjadi PR (pekerjaaan
rumah) bagi perusahaan-perusahaan asuransi khususnya unit syariah
PT. Asuransi Umum Bumipetera Muda 1967 untuk mengatasi hal
tersebut. Agar underwriter dapat menjalankan tugas secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al Karim.
Abdullah, Moch. Anwar. 1993. Kamus Umum Asuransi. Jakarta. : Kesaint Blanci.
Ali, Hasan. 2004. Asuransi dalam Persefektif Hukum Islam. 2004. Jakarta : Kencana.
Ali. A. Hasyim, dkk. Kamus Asuransi. 2002. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi Syariah (Keberadaan dan Kelebihannya di tengah
Asuransi Konvensional). Jakarta : PT. Elex Media Kompetindo.
Darmawi, Herman. 2006. Manajemen Risiko. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Dewan Asuransi Indonesia. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1992 dan Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian. Jakarta :
DAI.
Djojosoedarsono, Soeisno. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Jakarta
: Salemba Empat.
Ghoni, Abdul. 2007. Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan Praktek. Jakarta :
Insco Consulting.
Harsono, Sasono Dwi. 2000. Risiko dan Asuransi. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
http://www.bapepam.go.id/perasuransian/index.htm. Diakses pada 23 Januari 2010.
Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah dalam Praktik. Jakarta : Gema Insani
Press.
Jones, Harriett E. 1999. Prinsip-prinsip Asuransi : Jiwa, Kesehatan dan anuitas.
Georgia : FLMI.
PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. 2009. Laporan Tahunan 2009 (Annual
Report)
Sudarsono, Hari. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta :
Ekonisia.
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004.
Syakir, M. Sula. 2004. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta : Gema Insani.
Thabrani, Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Asuransi Kesehatan Bagian B. Jakarta :
Pamjaki.
Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi 2007. Jakarta : Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Artikel Bisnis Indonesia edisi 25 Mei 2010.
Buku Pedoman Operasional PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
Juranal Online Kontan 16 januari 2010
Media Asuransi edisi Januari 2010 No. 228 tahun XXXI
www.bumiputeramuda 1967.co.id
www.tazkia.com