Leaflet Kelompok 2

3
Kelompok 2 : Aning Unirah Dian Trismayanti Eka Daniati Ema Arum Rukmasari Iceu Amira DA Rizki Samsul Maarif Yuli Yuliana PROGRAM PROFESI NERS STIKES BHAKTI KENCANA BANDUNG 2 0 1 5 Seringkali penderita yang mengalami gangguan jiwa mengalami kekambuhan sehingga ia harus menjalani perawatan dan pengobatan yang berulang/ keluar masuk rumah sakit jiwa. Lingkungan dan keluarga mempunyai andil yang besar dalam mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita dengan gangguan jiwa, oleh karena itu pemahaman keluarga mengenai kondisi penderita serta kesediaan keluarga dan lingkungan menerima penderita apa adanya dan memperlakukannya secara manusiawi dan wajar merupakan hal yang mendasar dalam mencegah kekambuhan penderita PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH GEJALA PENDERITA GANGGUAN

description

r

Transcript of Leaflet Kelompok 2

Page 1: Leaflet Kelompok 2

Kelompok 2 :Aning Unirah

Dian TrismayantiEka Daniati

Ema Arum RukmasariIceu Amira DA

Rizki Samsul MaarifYuli Yuliana

PROGRAM PROFESI NERSSTIKES BHAKTI KENCANA

BANDUNG2 0 1 5

Seringkali penderita yang mengalami gangguan

jiwa mengalami kekambuhan sehingga ia

harus menjalani perawatan dan

pengobatan yang berulang/ keluar masuk

rumah sakit jiwa.

Lingkungan dan keluarga mempunyai andil yang besar dalam mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita dengan

gangguan jiwa, oleh karena itu pemahaman

keluarga mengenai kondisi penderita serta kesediaan keluarga dan

lingkungan menerima

penderita apa adanya dan memperlakukannya secara manusiawi dan wajar merupakan hal

yang mendasar dalam mencegah kekambuhan

penderita

1. Perubahan kognisi/ kecerdasan meliputi :Gangguan ingatan; pelupa, tidak berminat, kurang patuh, mudah bosan, dll.Gangguan perhatian; kesulitan menyelesaikan tugas, kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan.Gangguan bentuk pikir dan isi pembicaraan; kesulitan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan.Gangguan dalam pengambilan keputusan; kesulitan melakukan dan menjalankan aktifitas, ketidak mampuan menjalankan perintah lebih dari satu, masalah dalam pengelolan waktu, kesulitan mengelola keuangan, penafsiran kata-kata dan simbol secara harfiah.Gangguan isi pikir; misalnya merasa sebagai orang hebat, mempunyai kekuatan magis,

PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI

RUMAH

GEJALA PENDERITA GANGGUAN JIWA

Page 2: Leaflet Kelompok 2

merasa dikejar-kejar sesuatu, curiga dengan orang lain selain dirinya, dsb.

2. Perubahan persepsi/ penilaian , meliputi :Halusinasi: mendengar ada suara-suara yang membisiki atau melakukan sesuatu, membaui bangkai atau bau-bauan lainnya, merasa ada yang menyentuh atau merasuki badannya, dsb.Ilusi : melihat atau bertemu dengan orang yang sudah meninggal, melihat sesuatu tanpa objek yang jelas.

3. Perubahan emosi, misalnya; tertawa terbahak-bahak padahal tidak lucu, menangis tanpa sebab yang jelas, marah-marah tanpa sebab yang jelas, dsb.

4. Perubahan perilaku dan gerakan , meliputi : mematung, meniru gerakan orang lain, jalan tidak normal, mengamuk, merusak barang, memukul orang, membunuh dll.

5. Perubahan hubungan sosial dan lingkungan, meliputi : lebih senang menyendiri, mengurung diri, tidak tertarik dengan aktifitas bersama-sama, dll.

1. Masalah kesehatan, misalnya kurang tidur, penyakit infeksi, keletihan/

kelelahan dll.

2. Masalah lingkungan, misalnya; rasa bermusuhan/dimusuhi lingkungan, stress

dengan lingkungan tempat tinggal,

kesepian, dihina oleh orang lain, tekanan pekerjaan, dll.

3. Masalah sikap/ perilaku, misalnya; kurang percaya diri, merasa gagal, ketrampilan

bersosialisasi kurang, dll.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dalam merawat penderita

gangguan jiwa dirumah :

1. Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari-hari.

2. Berikan tugas yang sesuai kemampuan penderita dan secara bertahap tingkatkan sesuai perkembangan.

3. Menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan kegiatan, misalnya; makan bersama, bekerja bersama, rekreasi bersama, dll.

4. Minta keluarga atau teman menyapa ketika bertemu dengan penderita, dan jangan mendiamkan penderita, atau jangan membiarkan penderita berbicara sendiri.

5. Mengajak/ mengikutsertakan penderita dalam kegiatan bermasyarakat, misalnya pengajian, kerja bakti dsb.

6. Berikan pujian yang realistis terhadap keberhasilan penderita, atau dukungan untuk keberhasilan sosial penderita.

7. Hindarkan berbisik-bisik di depan penderita / disaksikan oleh penderita.

8. Mengontrol dan mengingatkan dengan cara yang baik dan empati untuk selalu minum obat dengan prinsip benar nama obat, benar nama pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian

9. Mengenali adanya tanda - tanda ke kambuhan seperti; sulit tidur, mimpi buruk, bicara sendiri, senyum sendiri, marah-marah, sulit makan, menyendiri, murung, bicara kacau, marah-marah, dll.

10. Kontrol suasana lingkungan yang dapat memancing terjadinya marah.

11. Segera kontrol jika terjadi perubahan perilaku yang menyimpang, atau obat habis.