Leaflet HDB Oke

2
PENDAHULUAN Penyakit hawar daun bakteri (bacterial le blight = BLB) disebabkan oleh bakte Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit ini Indonesia tersebar hampir diseluruh daera pertanaman padi baik di dataran renda maupun dataran tinggi dan selalu timbul ba pada musim kemarau maupun musim huja Pada musim hujan biasanya berkembang leb baik. Kerugian hasil yang disebabkan ole penyakit hawar daun bakteri dapat mencap 60% GEJALA SERANGAN Penyakit hawar daun bakteri (HBD) diseb juga dengan penyakit kresek. Jika bakte menyerang melalui akar dan pangkal batan tanaman padi muda bisa layu, lalu mati kerin seperti terbakar (gejala ini biasa disebut penyak kresek). Sedangkan pada tanaman dewas serangan penyakit ini dimulai dengan geja bercak kuning sampai putih beraw terbentuknya garis lebam berair pada bagia tepi helaian daun eaf eri di ah ah aik an. bih eh pai but eri ng, ng kit sa ala wal an Bercak dimul salah satu atau tepi helaian atau pada tiap helaian daun berkembang menutupi bagian helaia akhirnya mengering s tanaman tidak berfotosintesisi baik sehingga pertumbuhan ta terganggu. Apabila serangan pad tanaman berbunga, hawar daun ba dapat menyebabkan kerugian yang besar dengan mengurangi hasil akibat p gabah terhambat sehingga gabah meningkat PERKEMBANGAN PENYAKIT Penyakit hawar daun bakteri ini dip oleh keadaan lingkungan sekitar perta dengan kelembaban yang tingi. Oleh untuk menekan perkembangan HBD ini d dengan menanam padi dengan jarak ya terlalu rapat. Pengairan dilakukan berselang (intermiten) sesuai denga pertumbuhan tanaman dan menggenangi tanaman padi secar menerusHawar daun bakteri juga berke pada tanaman padi yang dipupuk pupuk Nitogen dengan dosis yang tingg diimbangi dengan pupuk Kalium. Pupuk N yang tinggi akan memacu pertum vegetatif tanaman namun tanaman tahan terhadap infeksi bakteri patogen lai dari u kedua daun, p bagian n dan hingga seluruh an daun, daun sehingga k dapat dengan anaman da saat akteri ini sangat pengisian hampa picu juga anaman h karena dilakukan ang tidak secara an fase jangan ra terus embang dengan gi tanpa Nitrogen mbuhan kurang Oleh karena itu untu perkembangan hawar daun bak pemupukan tanaman padi ha secara berimbang. Pupuk N diaplikasikan harus diimbangi de pupuk Kalium PENGENDALIAN PENYAKIT Seringkali petani tidak m kondisi lingkungan dan pe pengendalian dilakukan setela menampakkan gejala serangan. O kerugian yang ditimbulkan akib penyakit ini cukup berat, maka hawar daun bakteri (BLB) harus dila dini dengan memadukan semu pengendalian yang memiliki komp dengan prinsip-prinsip budidaya ta dan pelestarian musuh alami. Be pengendalian yang dapat diterapk 1. Pengendalian secara fisik-mekan Sanitasi, membersihkan lahan sumber infeksi dengan membaka terinfeksi bakteri Xanthomonas, tunggul jerami dan singgang telah t sempurna, serta membersihkan laha uk menekan kteri ini harus arus dilakukan Nitrogen yang engan aplikasi memperhatikan ertanamannya, ah tanaman Oleh karena itu bat serangan pengendalian akukan secara ua komponen patibilitas tinggi anaman sehat eberapa cara kan adalah : nik n dari sumber- ar jerami yang , memastikan terdekomposisi an dari gulma.

Transcript of Leaflet HDB Oke

  • PENDAHULUANPenyakit hawar daun bakteri (bacterial leaf

    blight = BLB) disebabkan oleh bakteriXanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit ini diIndonesia tersebar hampir diseluruh daerahpertanaman padi baik di dataran rendahmaupun dataran tinggi dan selalu timbul baikpada musim kemarau maupun musim hujan.Pada musim hujan biasanya berkembang lebihbaik. Kerugian hasil yang disebabkan olehpenyakit hawar daun bakteri dapat mencapai60%

    GEJALA SERANGANPenyakit hawar daun bakteri (HBD) disebut

    juga dengan penyakit kresek. Jika bakterimenyerang melalui akar dan pangkal batang,tanaman padi muda bisa layu, lalu mati keringseperti terbakar (gejala ini biasa disebut penyakitkresek). Sedangkan pada tanaman dewasaserangan penyakit ini dimulai dengan gejalabercak kuning sampai putih berawalterbentuknya garis lebam berair pada bagiantepi helaian daun

    Bercak dimulai darisalah satu atau keduatepi helaian daun,atau pada tiap bagianhelaian daun danberkembang hinggamenutupi seluruhbagian helaian daun,akhirnya daunmengering sehinggatanaman tidak dapatberfotosintesisi dengan

    baik sehingga pertumbuhan tanamanterganggu. Apabila serangan pada saattanaman berbunga, hawar daun bakteri inidapat menyebabkan kerugian yang sangatbesar dengan mengurangi hasil akibat pengisiangabah terhambat sehingga gabah hampameningkatPERKEMBANGAN PENYAKIT

    Penyakit hawar daun bakteri ini dipicu jugaoleh keadaan lingkungan sekitar pertanamandengan kelembaban yang tingi. Oleh karenauntuk menekan perkembangan HBD ini dilakukandengan menanam padi dengan jarak yang tidakterlalu rapat. Pengairan dilakukan secaraberselang (intermiten) sesuai dengan fasepertumbuhan tanaman dan janganmenggenangi tanaman padi secara terusmenerusHawar daun bakteri juga berkembangpada tanaman padi yang dipupuk denganpupuk Nitogen dengan dosis yang tinggi tanpadiimbangi dengan pupuk Kalium. Pupuk Nitrogenyang tinggi akan memacu pertumbuhanvegetatif tanaman namun tanaman kurangtahan terhadap infeksi bakteri patogen

    Oleh karena itu untuk menekanperkembangan hawar daun bakteri ini haruspemupukan tanaman padi harus dilakukansecara berimbang. Pupuk Nitrogen yangdiaplikasikan harus diimbangi dengan aplikasipupuk Kalium

    PENGENDALIAN PENYAKITSeringkali petani tidak memperhatikan

    kondisi lingkungan dan pertanamannya,pengendalian dilakukan setelah tanamanmenampakkan gejala serangan. Oleh karena itukerugian yang ditimbulkan akibat seranganpenyakit ini cukup berat, maka pengendalianhawar daun bakteri (BLB) harus dilakukan secaradini dengan memadukan semua komponenpengendalian yang memiliki kompatibilitas tinggidengan prinsip-prinsip budidaya tanaman sehatdan pelestarian musuh alami. Beberapa carapengendalian yang dapat diterapkan adalah :1. Pengendalian secara fisik-mekanik

    Sanitasi, membersihkan lahan dari sumber-sumber infeksi dengan membakar jerami yangterinfeksi bakteri Xanthomonas, memastikantunggul jerami dan singgang telah terdekomposisisempurna, serta membersihkan lahan dari gulma.

    PENDAHULUANPenyakit hawar daun bakteri (bacterial leaf

    blight = BLB) disebabkan oleh bakteriXanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit ini diIndonesia tersebar hampir diseluruh daerahpertanaman padi baik di dataran rendahmaupun dataran tinggi dan selalu timbul baikpada musim kemarau maupun musim hujan.Pada musim hujan biasanya berkembang lebihbaik. Kerugian hasil yang disebabkan olehpenyakit hawar daun bakteri dapat mencapai60%

    GEJALA SERANGANPenyakit hawar daun bakteri (HBD) disebut

    juga dengan penyakit kresek. Jika bakterimenyerang melalui akar dan pangkal batang,tanaman padi muda bisa layu, lalu mati keringseperti terbakar (gejala ini biasa disebut penyakitkresek). Sedangkan pada tanaman dewasaserangan penyakit ini dimulai dengan gejalabercak kuning sampai putih berawalterbentuknya garis lebam berair pada bagiantepi helaian daun

    Bercak dimulai darisalah satu atau keduatepi helaian daun,atau pada tiap bagianhelaian daun danberkembang hinggamenutupi seluruhbagian helaian daun,akhirnya daunmengering sehinggatanaman tidak dapatberfotosintesisi dengan

    baik sehingga pertumbuhan tanamanterganggu. Apabila serangan pada saattanaman berbunga, hawar daun bakteri inidapat menyebabkan kerugian yang sangatbesar dengan mengurangi hasil akibat pengisiangabah terhambat sehingga gabah hampameningkatPERKEMBANGAN PENYAKIT

    Penyakit hawar daun bakteri ini dipicu jugaoleh keadaan lingkungan sekitar pertanamandengan kelembaban yang tingi. Oleh karenauntuk menekan perkembangan HBD ini dilakukandengan menanam padi dengan jarak yang tidakterlalu rapat. Pengairan dilakukan secaraberselang (intermiten) sesuai dengan fasepertumbuhan tanaman dan janganmenggenangi tanaman padi secara terusmenerusHawar daun bakteri juga berkembangpada tanaman padi yang dipupuk denganpupuk Nitogen dengan dosis yang tinggi tanpadiimbangi dengan pupuk Kalium. Pupuk Nitrogenyang tinggi akan memacu pertumbuhanvegetatif tanaman namun tanaman kurangtahan terhadap infeksi bakteri patogen

    Oleh karena itu untuk menekanperkembangan hawar daun bakteri ini haruspemupukan tanaman padi harus dilakukansecara berimbang. Pupuk Nitrogen yangdiaplikasikan harus diimbangi dengan aplikasipupuk Kalium

    PENGENDALIAN PENYAKITSeringkali petani tidak memperhatikan

    kondisi lingkungan dan pertanamannya,pengendalian dilakukan setelah tanamanmenampakkan gejala serangan. Oleh karena itukerugian yang ditimbulkan akibat seranganpenyakit ini cukup berat, maka pengendalianhawar daun bakteri (BLB) harus dilakukan secaradini dengan memadukan semua komponenpengendalian yang memiliki kompatibilitas tinggidengan prinsip-prinsip budidaya tanaman sehatdan pelestarian musuh alami. Beberapa carapengendalian yang dapat diterapkan adalah :1. Pengendalian secara fisik-mekanik

    Sanitasi, membersihkan lahan dari sumber-sumber infeksi dengan membakar jerami yangterinfeksi bakteri Xanthomonas, memastikantunggul jerami dan singgang telah terdekomposisisempurna, serta membersihkan lahan dari gulma.

    PENDAHULUANPenyakit hawar daun bakteri (bacterial leaf

    blight = BLB) disebabkan oleh bakteriXanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit ini diIndonesia tersebar hampir diseluruh daerahpertanaman padi baik di dataran rendahmaupun dataran tinggi dan selalu timbul baikpada musim kemarau maupun musim hujan.Pada musim hujan biasanya berkembang lebihbaik. Kerugian hasil yang disebabkan olehpenyakit hawar daun bakteri dapat mencapai60%

    GEJALA SERANGANPenyakit hawar daun bakteri (HBD) disebut

    juga dengan penyakit kresek. Jika bakterimenyerang melalui akar dan pangkal batang,tanaman padi muda bisa layu, lalu mati keringseperti terbakar (gejala ini biasa disebut penyakitkresek). Sedangkan pada tanaman dewasaserangan penyakit ini dimulai dengan gejalabercak kuning sampai putih berawalterbentuknya garis lebam berair pada bagiantepi helaian daun

    Bercak dimulai darisalah satu atau keduatepi helaian daun,atau pada tiap bagianhelaian daun danberkembang hinggamenutupi seluruhbagian helaian daun,akhirnya daunmengering sehinggatanaman tidak dapatberfotosintesisi dengan

    baik sehingga pertumbuhan tanamanterganggu. Apabila serangan pada saattanaman berbunga, hawar daun bakteri inidapat menyebabkan kerugian yang sangatbesar dengan mengurangi hasil akibat pengisiangabah terhambat sehingga gabah hampameningkatPERKEMBANGAN PENYAKIT

    Penyakit hawar daun bakteri ini dipicu jugaoleh keadaan lingkungan sekitar pertanamandengan kelembaban yang tingi. Oleh karenauntuk menekan perkembangan HBD ini dilakukandengan menanam padi dengan jarak yang tidakterlalu rapat. Pengairan dilakukan secaraberselang (intermiten) sesuai dengan fasepertumbuhan tanaman dan janganmenggenangi tanaman padi secara terusmenerusHawar daun bakteri juga berkembangpada tanaman padi yang dipupuk denganpupuk Nitogen dengan dosis yang tinggi tanpadiimbangi dengan pupuk Kalium. Pupuk Nitrogenyang tinggi akan memacu pertumbuhanvegetatif tanaman namun tanaman kurangtahan terhadap infeksi bakteri patogen

    Oleh karena itu untuk menekanperkembangan hawar daun bakteri ini haruspemupukan tanaman padi harus dilakukansecara berimbang. Pupuk Nitrogen yangdiaplikasikan harus diimbangi dengan aplikasipupuk Kalium

    PENGENDALIAN PENYAKITSeringkali petani tidak memperhatikan

    kondisi lingkungan dan pertanamannya,pengendalian dilakukan setelah tanamanmenampakkan gejala serangan. Oleh karena itukerugian yang ditimbulkan akibat seranganpenyakit ini cukup berat, maka pengendalianhawar daun bakteri (BLB) harus dilakukan secaradini dengan memadukan semua komponenpengendalian yang memiliki kompatibilitas tinggidengan prinsip-prinsip budidaya tanaman sehatdan pelestarian musuh alami. Beberapa carapengendalian yang dapat diterapkan adalah :1. Pengendalian secara fisik-mekanik

    Sanitasi, membersihkan lahan dari sumber-sumber infeksi dengan membakar jerami yangterinfeksi bakteri Xanthomonas, memastikantunggul jerami dan singgang telah terdekomposisisempurna, serta membersihkan lahan dari gulma.

    PENDAHULUANPenyakit hawar daun bakteri (bacterial leaf

    blight = BLB) disebabkan oleh bakteriXanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit ini diIndonesia tersebar hampir diseluruh daerahpertanaman padi baik di dataran rendahmaupun dataran tinggi dan selalu timbul baikpada musim kemarau maupun musim hujan.Pada musim hujan biasanya berkembang lebihbaik. Kerugian hasil yang disebabkan olehpenyakit hawar daun bakteri dapat mencapai60%

    GEJALA SERANGANPenyakit hawar daun bakteri (HBD) disebut

    juga dengan penyakit kresek. Jika bakterimenyerang melalui akar dan pangkal batang,tanaman padi muda bisa layu, lalu mati keringseperti terbakar (gejala ini biasa disebut penyakitkresek). Sedangkan pada tanaman dewasaserangan penyakit ini dimulai dengan gejalabercak kuning sampai putih berawalterbentuknya garis lebam berair pada bagiantepi helaian daun

    Bercak dimulai darisalah satu atau keduatepi helaian daun,atau pada tiap bagianhelaian daun danberkembang hinggamenutupi seluruhbagian helaian daun,akhirnya daunmengering sehinggatanaman tidak dapatberfotosintesisi dengan

    baik sehingga pertumbuhan tanamanterganggu. Apabila serangan pada saattanaman berbunga, hawar daun bakteri inidapat menyebabkan kerugian yang sangatbesar dengan mengurangi hasil akibat pengisiangabah terhambat sehingga gabah hampameningkatPERKEMBANGAN PENYAKIT

    Penyakit hawar daun bakteri ini dipicu jugaoleh keadaan lingkungan sekitar pertanamandengan kelembaban yang tingi. Oleh karenauntuk menekan perkembangan HBD ini dilakukandengan menanam padi dengan jarak yang tidakterlalu rapat. Pengairan dilakukan secaraberselang (intermiten) sesuai dengan fasepertumbuhan tanaman dan janganmenggenangi tanaman padi secara terusmenerusHawar daun bakteri juga berkembangpada tanaman padi yang dipupuk denganpupuk Nitogen dengan dosis yang tinggi tanpadiimbangi dengan pupuk Kalium. Pupuk Nitrogenyang tinggi akan memacu pertumbuhanvegetatif tanaman namun tanaman kurangtahan terhadap infeksi bakteri patogen

    Oleh karena itu untuk menekanperkembangan hawar daun bakteri ini haruspemupukan tanaman padi harus dilakukansecara berimbang. Pupuk Nitrogen yangdiaplikasikan harus diimbangi dengan aplikasipupuk Kalium

    PENGENDALIAN PENYAKITSeringkali petani tidak memperhatikan

    kondisi lingkungan dan pertanamannya,pengendalian dilakukan setelah tanamanmenampakkan gejala serangan. Oleh karena itukerugian yang ditimbulkan akibat seranganpenyakit ini cukup berat, maka pengendalianhawar daun bakteri (BLB) harus dilakukan secaradini dengan memadukan semua komponenpengendalian yang memiliki kompatibilitas tinggidengan prinsip-prinsip budidaya tanaman sehatdan pelestarian musuh alami. Beberapa carapengendalian yang dapat diterapkan adalah :1. Pengendalian secara fisik-mekanik

    Sanitasi, membersihkan lahan dari sumber-sumber infeksi dengan membakar jerami yangterinfeksi bakteri Xanthomonas, memastikantunggul jerami dan singgang telah terdekomposisisempurna, serta membersihkan lahan dari gulma.

  • . Pengendalian secara kultur teknis Penggunaan varietas tahan dan pergiliran

    varietas untuk menekan pembentukan strainbaru

    Perlakuan benih, perendaman benih denganPGPR dan Choryne bacterium diharapkan bisamenghasilkan bibit tanaman yang sehat danmenekan perkembangbiakan bakteripatogen.

    Pengaturan sistem tanam, jarak tanam yangideal dengan sistem legowo bisa memperbaikiaerasi di sekitar pertanaman dan cahaya bisasampai ke seluruh bagian tanaman.

    Pemupukan berimbang, dengan pemberianpupuk sesuai kebutuhan maka tanamanmemiliki jaringan yang kuat, dapat tumbuhdan berkembang baik serta memilikikemampuan mempertahankan/memperbaikijaringan yang rusak akibat serangan patogen.Penggunaan pupuk berlebih bisamengakibatkan tanaman terlalu rimbunsehingga iklim mikro di sekitar pertanamansangat lembab dan ini memicupenyebaran/penularan bakteri.

    Penggunaan bibit muda lebih dianjurkan agartidak banyak perakaran yang rusak

    Hindari pemotongan pucuk pada saat pindahtanam karena menyebabkan luka yangberesiko mempermudah bakteri masuk kedalam jaringan tanaman

    c. Pengendalian secara biologisTeknik ini memanfaatkan mikroorganisme

    yang mampu menghambat perkembanganXanthomonas sehingga populasinya terkendali.Chorine bacterium merupakan salah satu bakteri

    yang bisa menekan perkembangan bakteripatogenik, aplikasinya pada saat perendamanbenih dan penyemprotan pada umur 20 dan 40hari setelah tanamd. Pengendalian secara kimiawi

    Pemakaian pestisida yang terdaftar dandiizinkan dapat dilakukan secara bijaksanadengan 6 tepat (jenis, sasaran, dosis, waktu, alatdan cara aplikasinya). Berikut beberapa bahanaktif pestisida yang bisa digunakan untukmengendalikan serangan penyakit kresek : Pestisida berbahan aktif tembaga,

    (penggunaannya bisa dicampurkan denganpemupukan)

    Pestisida berbahan aktif antibiotik : teramisin,oksitetrasiklin, chlorobromoisosianuric

    Informasi lebih lanjut hubungi :

    PENGENDALIAN PENYAKITKRESEK(Hawar Daun Bakteri)

    UPT PERLINDUNGANDINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

    PROVINSI RIAU

    UPT Perlindungan,Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

    Provinsi RiauJalan Hang Tuah Ujung No. 71, Sail, Pekanbaru

    Telp/faks : 0761.34392e-mail : [email protected]

    Design by : INDRA FUADII

    . Pengendalian secara kultur teknis Penggunaan varietas tahan dan pergiliran

    varietas untuk menekan pembentukan strainbaru

    Perlakuan benih, perendaman benih denganPGPR dan Choryne bacterium diharapkan bisamenghasilkan bibit tanaman yang sehat danmenekan perkembangbiakan bakteripatogen.

    Pengaturan sistem tanam, jarak tanam yangideal dengan sistem legowo bisa memperbaikiaerasi di sekitar pertanaman dan cahaya bisasampai ke seluruh bagian tanaman.

    Pemupukan berimbang, dengan pemberianpupuk sesuai kebutuhan maka tanamanmemiliki jaringan yang kuat, dapat tumbuhdan berkembang baik serta memilikikemampuan mempertahankan/memperbaikijaringan yang rusak akibat serangan patogen.Penggunaan pupuk berlebih bisamengakibatkan tanaman terlalu rimbunsehingga iklim mikro di sekitar pertanamansangat lembab dan ini memicupenyebaran/penularan bakteri.

    Penggunaan bibit muda lebih dianjurkan agartidak banyak perakaran yang rusak

    Hindari pemotongan pucuk pada saat pindahtanam karena menyebabkan luka yangberesiko mempermudah bakteri masuk kedalam jaringan tanaman

    c. Pengendalian secara biologisTeknik ini memanfaatkan mikroorganisme

    yang mampu menghambat perkembanganXanthomonas sehingga populasinya terkendali.Chorine bacterium merupakan salah satu bakteri

    yang bisa menekan perkembangan bakteripatogenik, aplikasinya pada saat perendamanbenih dan penyemprotan pada umur 20 dan 40hari setelah tanamd. Pengendalian secara kimiawi

    Pemakaian pestisida yang terdaftar dandiizinkan dapat dilakukan secara bijaksanadengan 6 tepat (jenis, sasaran, dosis, waktu, alatdan cara aplikasinya). Berikut beberapa bahanaktif pestisida yang bisa digunakan untukmengendalikan serangan penyakit kresek : Pestisida berbahan aktif tembaga,

    (penggunaannya bisa dicampurkan denganpemupukan)

    Pestisida berbahan aktif antibiotik : teramisin,oksitetrasiklin, chlorobromoisosianuric

    Informasi lebih lanjut hubungi :

    PENGENDALIAN PENYAKITKRESEK(Hawar Daun Bakteri)

    UPT PERLINDUNGANDINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

    PROVINSI RIAU

    UPT Perlindungan,Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

    Provinsi RiauJalan Hang Tuah Ujung No. 71, Sail, Pekanbaru

    Telp/faks : 0761.34392e-mail : [email protected]

    Design by : INDRA FUADII

    . Pengendalian secara kultur teknis Penggunaan varietas tahan dan pergiliran

    varietas untuk menekan pembentukan strainbaru

    Perlakuan benih, perendaman benih denganPGPR dan Choryne bacterium diharapkan bisamenghasilkan bibit tanaman yang sehat danmenekan perkembangbiakan bakteripatogen.

    Pengaturan sistem tanam, jarak tanam yangideal dengan sistem legowo bisa memperbaikiaerasi di sekitar pertanaman dan cahaya bisasampai ke seluruh bagian tanaman.

    Pemupukan berimbang, dengan pemberianpupuk sesuai kebutuhan maka tanamanmemiliki jaringan yang kuat, dapat tumbuhdan berkembang baik serta memilikikemampuan mempertahankan/memperbaikijaringan yang rusak akibat serangan patogen.Penggunaan pupuk berlebih bisamengakibatkan tanaman terlalu rimbunsehingga iklim mikro di sekitar pertanamansangat lembab dan ini memicupenyebaran/penularan bakteri.

    Penggunaan bibit muda lebih dianjurkan agartidak banyak perakaran yang rusak

    Hindari pemotongan pucuk pada saat pindahtanam karena menyebabkan luka yangberesiko mempermudah bakteri masuk kedalam jaringan tanaman

    c. Pengendalian secara biologisTeknik ini memanfaatkan mikroorganisme

    yang mampu menghambat perkembanganXanthomonas sehingga populasinya terkendali.Chorine bacterium merupakan salah satu bakteri

    yang bisa menekan perkembangan bakteripatogenik, aplikasinya pada saat perendamanbenih dan penyemprotan pada umur 20 dan 40hari setelah tanamd. Pengendalian secara kimiawi

    Pemakaian pestisida yang terdaftar dandiizinkan dapat dilakukan secara bijaksanadengan 6 tepat (jenis, sasaran, dosis, waktu, alatdan cara aplikasinya). Berikut beberapa bahanaktif pestisida yang bisa digunakan untukmengendalikan serangan penyakit kresek : Pestisida berbahan aktif tembaga,

    (penggunaannya bisa dicampurkan denganpemupukan)

    Pestisida berbahan aktif antibiotik : teramisin,oksitetrasiklin, chlorobromoisosianuric

    Informasi lebih lanjut hubungi :

    PENGENDALIAN PENYAKITKRESEK(Hawar Daun Bakteri)

    UPT PERLINDUNGANDINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

    PROVINSI RIAU

    UPT Perlindungan,Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

    Provinsi RiauJalan Hang Tuah Ujung No. 71, Sail, Pekanbaru

    Telp/faks : 0761.34392e-mail : [email protected]

    Design by : INDRA FUADII

    . Pengendalian secara kultur teknis Penggunaan varietas tahan dan pergiliran

    varietas untuk menekan pembentukan strainbaru

    Perlakuan benih, perendaman benih denganPGPR dan Choryne bacterium diharapkan bisamenghasilkan bibit tanaman yang sehat danmenekan perkembangbiakan bakteripatogen.

    Pengaturan sistem tanam, jarak tanam yangideal dengan sistem legowo bisa memperbaikiaerasi di sekitar pertanaman dan cahaya bisasampai ke seluruh bagian tanaman.

    Pemupukan berimbang, dengan pemberianpupuk sesuai kebutuhan maka tanamanmemiliki jaringan yang kuat, dapat tumbuhdan berkembang baik serta memilikikemampuan mempertahankan/memperbaikijaringan yang rusak akibat serangan patogen.Penggunaan pupuk berlebih bisamengakibatkan tanaman terlalu rimbunsehingga iklim mikro di sekitar pertanamansangat lembab dan ini memicupenyebaran/penularan bakteri.

    Penggunaan bibit muda lebih dianjurkan agartidak banyak perakaran yang rusak

    Hindari pemotongan pucuk pada saat pindahtanam karena menyebabkan luka yangberesiko mempermudah bakteri masuk kedalam jaringan tanaman

    c. Pengendalian secara biologisTeknik ini memanfaatkan mikroorganisme

    yang mampu menghambat perkembanganXanthomonas sehingga populasinya terkendali.Chorine bacterium merupakan salah satu bakteri

    yang bisa menekan perkembangan bakteripatogenik, aplikasinya pada saat perendamanbenih dan penyemprotan pada umur 20 dan 40hari setelah tanamd. Pengendalian secara kimiawi

    Pemakaian pestisida yang terdaftar dandiizinkan dapat dilakukan secara bijaksanadengan 6 tepat (jenis, sasaran, dosis, waktu, alatdan cara aplikasinya). Berikut beberapa bahanaktif pestisida yang bisa digunakan untukmengendalikan serangan penyakit kresek : Pestisida berbahan aktif tembaga,

    (penggunaannya bisa dicampurkan denganpemupukan)

    Pestisida berbahan aktif antibiotik : teramisin,oksitetrasiklin, chlorobromoisosianuric

    Informasi lebih lanjut hubungi :

    PENGENDALIAN PENYAKITKRESEK(Hawar Daun Bakteri)

    UPT PERLINDUNGANDINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

    PROVINSI RIAU

    UPT Perlindungan,Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

    Provinsi RiauJalan Hang Tuah Ujung No. 71, Sail, Pekanbaru

    Telp/faks : 0761.34392e-mail : [email protected]

    Design by : INDRA FUADII