Lbm 5 Kelompok 17

download Lbm 5 Kelompok 17

of 10

description

rtggbgf

Transcript of Lbm 5 Kelompok 17

KELOMPOK 17

KELOMPOK 17

LBM 5

HIPERTENSISTEPS 1

Menjelaskan terminologi.

1. Hipertensi :

Tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekan darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.( mansjoer,dkk 1999 )

2. pemeriksaan funduskopi pemeriksaan pada mata

3. retinopati hipertensi :kelainan retina akibat tekanan darah tinggi.

4. hydrochlorothiazide :suatu diuretik thiazid yang digunakan untuk terapi hipertensi dan edema, digunakan peroral.

5. captopril :penghambat enzim pengkonversi angiotensin yang digunakan pada pengobatan hipertensi dan gagal jantung kongestif.6. quinapril-HCT :inhibitor enzim pengkorvensi angio tensin yang digunakan sendiri atau bersama dengan diuretik thiazide untuk pengobatan hipertensi.

7. bisoprolol-HCT :suatu agen penyekat beta adrenergik sintetik yang digunakan pada pengobatan hipertensi.8. enalapril-felodipine :suatu penghambat enzim- pengubah angio tensin yang digunakan sebagai obat anti hipertensi.STEPS 2

Menjelaskan masalah.HIPERTENSI

1. macam dan klasifikasi hipertensi

2. penyebab hipertensi

3. gejala klinis

4. komplikasi akibat hipertensi

5. kerusakan organ target akibat hipertensi

6. pemeriksaan fisik dan penunjang

7. faktor risiko hipertensi

8. penatalaksanaan hipertensi

9. obat anti hipertensi

10. faktor yang meningkatkan tekanan darah

11. efek samping obat anti hipertensi

12. pola hidup yang baik untuk hipertansi

STEPS 3

Menganalisis / mendiskusikan masalah.

HIPERTENSI

1. macam dan klasifiksi hipertensi

( menurut WHO 1999 ) :

a. hipertensi ringan

140 159 / 90 - 99 mmHg

b. hipertensi perbatasan

140 149 / 90 -94 mmHg

c. hipertensi sedang

160 - 169 / 100 - 109 mmHg

d. hipertansi berat 180 / 110 mmHg

e. hipertansi sistolik terisolasi 140 / < 90 mmHgf. hipertensi sistolik perbatasan

140 149 / < 90 mmHg

( Menurut joint national committee ( JNC - VII ) on detection evaluation and treatment of high blood, 2003 ) :

a. hipertensi derajat I

140 -149 / 90 -99 mmHg

b. hipertensi derajat II

160 / 100 mmHg

Normal :

< 120 / < 80

Prehipertensi :

120-139 / 80-89

2. penyebab hipertensi

a. hipertensi essensial / hipertensi primer

penyebabnya :

genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin angio tensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular dan faktor2 yang meningkatkan resiko seperti : obesitas, alkohol, merokok, polisitemia.

b. hipertensi sekunder / hipertensi renal

penyebabnya :

penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiper aldos steronisme primer, sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

( Mansjoer,dkk 1999 )3. gejala klinis :peninggian tekanan darah kadang2 merupakan satu2nya gejala. Gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, dan jantung. Gejala lain seperti sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang2 dan pusing.( Mansjoer,dkk 1999 )4. komplikasi akibat hipertensi : infark miokard stroke

gagal jantung

gagal ginjal

mata

otak ; yang mengakibatkan stroke, encephalophaty

( DEPKES RI )a. Komplikasi hipertensif : komplikasi yang langsung disebabkan oleh hipertensi itu sendiri

Missal : perdarahan otak, ensefalopati hipertensi, hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung kongestif, gagal ginjal, aneurisma aorta, dan hipertensi akselerasi/maligna ( perdarahan retina dengan/tanpa udem pupil )

b. Komplikasi aterosklerotik : komplikasi akibat proses aterosklerosis, yang disebabkan tidak hanya oleh hipertensi sendiri, tapi juga oleh banyak factor lain, missal peningkatan kolesterol serum, merokok, DM, dll

Misal : penyakit jantung koroner, infark miokard, trombosis serebral, klaudikasio

Sumber : Arini Setiawati dan Zunilda S. Bustami Farmakologi dan Terapi Edisi 4 ( cetak ulang, 2002 ) Bagian Farmakologi FK UI 1995

5. kerusakan organ target akibat hipertensi

Faktor resiko utamaKerusakan organ target

MerokokPenyakit jantung

Dislipidemia- Hipertrofi ventrikel kiri

DM- Angina / riwayat infak miokard

Umur di atas 60 th- Riwayat revaskularisasi koroner dan gagal jantung

Jenis kelamin (pria dan wanita pasca-menopause)- Stroke / serangan iskemia selintas

Riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluargaNefropati

Wanita < 65 thPenyakit Arteri perifer

Pria < 55 thRetinopati

( Sulalit, dkk 2001 )

6. pemeriksaan fisik dan penunjang

7. faktor risiko hipertensi

8. penatalaksanaan hipertensi

9. obat anti hipertensi

10. faktor yang meningkatkan tekanan darah

11. efek samping obat anti hipertensi12. pola hidup yang baik untuk hipertensi

STEPS 4

konsept maping :

STEPS 5

1. pemeriksaan fisik dan penunjang

2. faktor risiko hipertensi

3. penatalaksanaan hipertensi

4. obat anti hipertensi

5. faktor yang meningkatkan tekanan darah

6. efek samping obat anti hipertensi

7. pola hidup yang baik untuk hipertensiSTEPS 6

belajar mandiri

STEPS 7

1. pemeriksaan fisik dan penunjangDiagnosis hipertensi :

Diagnosis hipertensi ditetapkan stlh 2 kali/lebih pengukuran pada kunjungan yg berbeda kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala2 klinis.

Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat 5 menit.

Pengukuran dengan menggunakan tensimeter dengan air raksa.

Anamnesis meliputi:

Tingkat hipertensi dan lama menderitanya

Riwayat dan gejala penyakit2 yg berkaitan (CHD, gagal jantung, dll)

Riwayat penyakit dlm keluarga

Gejala2 yg berkaitan dgn penyebab hipertensi

Perubahan aktivitas/kebiasaan (merokok)

Konsumsi makanan

Riwayat obat2an bebas

Hasil dan efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila ada

Factor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan, dsb)

Pemeriksaan fisik hipertensi :

a. Pengukuran tekanan darah 2 kali atau lebih dgn jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kolateral

b. Dikaji berat badan dan tinggi pasien

c. Pemeriksaan fundoskopi untuk mengetahui adanya retinopati hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising carotid, pembesaran vena atau kelenjar tiroid

d. Dicari tanda-tanda gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran ukuran, bising, derap, dan bunyi jantung 3 atau 4

e. Pemeriksaan paru untuk mencari ronki dan bronkospasme

f. Pemeriksaan abdomen untuk mencari adanya massa pembesaran ginjal dan pulsasi aorta yg abnormal

g. Pemeriksaan pada ekstremitas dpt ditemukan pulsasi arteri perifer yg menghilang, edema, dan bising

h. Pemeriksaan neurologi

Sumber : (Mansjoer, dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1 FK UI)Pemeriksaan penunjang :

a. Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi

b. Pemeriksaan urinalisa

c. Pemerikasaan darah perifer lengkap

d. Pemeriksaan kimia darah ( kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolsterol HDL, dan EKG )

e. Pemeriksaan klirens kreatinin

f. Pemeriksaan protein urin 24 jam

g. Pemeriksaan asam urat, kolesterol LDL

h. Ekokardiografi

Sumber : ( Mansjoer, dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1 FK UI )

2. faktor risiko hipertensia. Yang tidak dapat diubah : riwayat keluarga, umur, jenis kelamin

b. Yang dapat diubah : hipertensi, lipid darah ( terutama kolesterol ) yang tinggi, kebiasaan merokok, DM, obesitas, inaktivitas fisik, asam urat darah yang tinggi (, penggunaan estrogen sintesis

Sumber : ( Arini Setiawati dan Zunilda S. Bustami Farmakologi dan Terapi Edisi 4 ( cetak ulang, 2002 ) Bagian Farmakologi FK UI 1995 )

Factor resiko terkena hipertensi :

a. Usia < 60 tahun

b. Merokok

c. Dislipidemia

d. DM

e. Jenis kelamin ( pria dan wanita menopause )

f. Riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga

Sumber : ( Mansjoer, dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1 FK UI )3. penatalaksanaan hipertensiTujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yg berkaitan

Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko.

Dpt dicapai mll modifikasi gaya hidup atau dgn obat antihipertensi

Langkah2 yg dianjurkan (modifikasi gaya hidup):

Menurunkan berat badan bila terdpt kelebihan (indeks massa tubuh 27)

Membatasi alcohol

Meningkatkan aktivitas fisik aerobic (30-45 menit/hari)

Mengurangi asupan Na (< 100 mmol Na/2,4 gram Na/6 gram NaCl/hari)

Mempertahankan asupan kalium yg adekuat (90 mmol/hari)

Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yg adekuat

Berhenti merokok

Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dlm makanan

Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi:

Dimulai dgn dosis rendah kmdn ditingkatkan scr titrasi sesuai dgn umur, dan kebutuhan

Terapi yg optimal harus efektif selama 24 jam dan lebih disukai dlm dosis tunggal krn kepatuhan lebih baik, lebih murah, dpt mengontrol hipertensi terus menerus dan lancar dan melindungi pasien thdp berbagai resiko dari kematian mendadak. Sekarang terdpt pula obat yg berisi kombinasi dosis rendah 2 obat dr golongan berbeda. Kombinasi ini terbukti memberikan efektivitas tambahan dan mengurangi efek samping

Sumber : ( Mansjoer, dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1 FK UI )4. obat anti hipertensia. diuretik

tiazid : hidroklorotiazid, indapamid, metolazone

loop diuretik : furosemid, bumetanid, asam etakrinik, torsemid

diuretik hemat-kalium : spironolakton, triamteren, amilorid

a. antagonis adrenergik

1. agen-agen aktif pada resepto-alfa

alfa-2 agonis sentral : menghambat keluaran sistem saraf pusat menuju serabut-serabut simpatis preganglionik.

Klonidin

Metildopa

Guanabenz

guanfacine

alfa bloker selektif : menghambat kerja norepinefrin pada reseptor sel yang dipengaruhinya. Berpotensi untuk menimbulkan orthostatis pada dosis awal.

Agen :

Prasozin : obat yang relatif lemah, membutuhkan dosis dua atau tiga kali sehari.

Terazosin : hanya memerlukan dosis tunggal

Doxazosin : hanya memerlukan dosis tunggal

Alfa bloker non-selektif, berguna pada :

Feokromositoma

Hipertensi rebound

Krisis monoamine oksidase inhibitor

2. agen-agen yang bekerja pada ujung saraf post tak bebas ganglionik

guanetidin dan guanadrel :

menghambat pelepasan norepinefrine pada ujung saraf

memiliki efek yang lebih besar terhadap tekanan sistolik

reserpin :

mencegah penumpukan norepinefrin

3. beta bloker :

berguna untuk melawan efek sekunder dari anti hipertensi lain yang membatasi efektivitas obat-obat lain, seperti :

diuretik : menyebabkan peningkatan renin

vasodilator langsung : menyebabkan takikardi

beta bloker non selektif : propanolol, timolol, nadalol

beta bloker non selektif dengan aktivitas simpatomimetik instrinsik (ISA) : pindolol, levatol.

Beta-I bloker selektif ( tanpa ISA ) : atenolol, metoprolol, bataxolol

Beta-I bloker selektif dengan ISA : acebutolol

b. Vasodilator direk

1. hidralazin : vasodilator arterial yang poten

2. minoksidil, penggunaannya bersamaan dengan loop diuretics dan beta bloker atau agonis alfa central.

c. Penghambat ACE (angiotensin-converting enzym inhibitors)

1. kaptopril

2. enalapril

3. lisinopril

4. ramipril

5. benzapril

6. fosinopril

7. quinapril

d. antagonis saluran kalsium

1. penghambat kalsium non-dihidropiridin : verapamil, diltiazem

2. penghambat kalsium dihidropiridin : nifedipin, amlodipin, felodipin, isradipin, bepridil

e. kombinasi alfa-I / beta bloker dengan ISA

1. labetalol

2. poten

3. insiden yang tinggi dari hipotensi postural

4. kontraindikasi sama dengan beta bloker

( barry J.Sobel, M.D dan George L. Bakris, M.D, FACP hipertensi pedoman klinik diagnosis dan terapi, 1996 ) 5. faktor yang meningkatkan tekanan darahtekanan darah dioengaruhi oleh :

a. curah jantung, tergantung dari :

frekuensi denyut jantung, diatur oleh :

reseptor beta-I yang dirangsang oleh saraf simpatis

reseptor kolinergik yang diatur oleh saraf parasimpatis

isi sekuncup jantung, ditentukan oleh :

kekuatan kontraksi (juga dipengaruhi oleh rangsang otonom)

stimulasi saraf simpatis.

tekanan pengisian, ditentukan oleh :

daya regang vena

volume cairan intravaskuler

b. tahanan perifer dan volume cairan intravaskuler, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor neural, humoral dan renal.

( barry J.Sobel, M.D dan George L. Bakris, M.D, FACP hipertensi pedoman klinik diagnosis dan terapi, 1996 ) a. garam

efek : meningkatkan volume cairan intravaskuler6. efek samping obat anti hipertensia. diuretik

hipokalemia (meningkatkan risiko aritmia jantung), kadar kalium darah dibawah normal.

hiponatremia ( kadar natrium dalam darah dibawah normal )

hiperurisemia

dan gangguan lain seperti kelemahan otot, muntah dan pusing. pada pemberian jangka panjang akan menurunkan tahanan perifer.

b. Golongan penghambat simpatetik

Metildopa : menurunkan tonus simpatik secara sentral

Efek : Anemia hemolitik, gangguan faal hati, kadang dapat timbul hepatitis kronik, Kelainan hematologi berupa leukopenia, dan pemeriksaan coombs test yang positif

Klonidin : mempengaruhi tonus simpatik secara sentral

Efek : sedasi, rasa lelah, rasa kering pada mukosa mulut dan bibir, impotensi, pusing.

c. Penyekat beta

Efek samping yang timbul lebih banyak disebabkan oleh efek blokade terhadap reseptor beta.

Efek samping bradikardia dapat diperkecil dengan obat yang mengandung intrinsic sympathomimetic activity (ISA)

Nama generikNama dagangISAMSAkardioselektivitasPerbandingan potensi (propra-nolol=1)

AcebutololSectral+++0,3

AtenololTenormin--+1

MetoprololLopresor-++1

NadololCorgard----

OksprenololTrasicor++-0,5 -1

PindololVisken++-6

PropanololInderal-+-1

TimololBlocarden----

ISA : intrinsic sympathomimetic activity

MSA : membrane stabilizing activity

d. Vasodilator :

hidralazin, minoksilid, diazoksid, bekerja pada arteri sehingga penurunan resistensi pembuluh darah akan diikuti oleh peninggian aktivitas simpatik, sehingga akan menimbulkan takikardia dan peninggian kontraktilitas otot miokard yang akan mengakibatkan peningkatan curah jantung

sodium nitroprusid : hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh penumpukan darah dalam vena

efek vasodilatasi pada pembuluh darah perifer, portal-hepatik dan koronerlebih besar jika dibandingkan dengan efek vasodilatasi pada pembuluh darah otak, otot, kulit

minoksilid : efek vasodilatasinya mirip hidralazin hany lebih kuat.

Doksazosin : menurunkan tekanan darah selama 24jam

Prazosin : mempunyai jangka waktu kerja yang pendek, digunakan dengan dosis efektif antara 2,5 7,5mg tiap hari

Diazoksid

Sodium nitroprusid, merupakan vasodilator yang poten terhadap otot polos. Efek kerjanya bukan disebabkan oleh metabolitnya akan tetapi oleh gugus radikal bebasnya.

e. Penghambat enzim konversi angiotensin

Menghambat produksi angiotensin II yang diperantarai renin

Pada pasien dengan kadar renin plasma relatif rendah, penghambatan enzim pengubah dapat dilakukan melalui penghambatan sistem renin-angiotensin lokal pada endotel vaskuler dan bahkan mungkin pada otak

f. Beta bloker

Nonselektif tanpa aktivitas simpatomimetik instrinsik (ASI)

efek samping sentral

menjadi antagonis perangsangan simpatik untuk sekresi renin

mengurangi curah jantung dan frekuensi denyut jantung

beta bloker dengan ASI

aktivitas agonis beta-I instrinsik mencegah efek langsung ke jantung

perangsangan beta-2 diluar jantung menyebabkan vasodilatasi

blokade terjadi terutama bagi respons terhadap rangsang

bahan beta-I selektif

efek lebih besar pada curah jantung dan renin

efek lebih kecil pada tahanan perifer dan bronki

beta-I selektif bloker dengan ISA

membendung reseptor beta-I dijantung, aktivitas agonis beta-2

( barry J.Sobel, M.D dan George L. Bakris, M.D, FACP hipertensi pedoman klinik diagnosis dan terapi, 1996 )7. pola hidup yang baik untuk hipertensi1. Menurunkan berat badan bila gemuk

2. Latihan fisik ( aerobic ) secara teratur

3. Mengurangi makan garam menjadi < 2,3 gr natrium atau < 6 gr NaCL sehari

4. Makan K, Ca, dan Mg yang cukup dari diet

5. Membatasi minum alcohol ( maksimal 20-30 ml etanol sehari )

6. Mengurangi makan kolesterol dan lemak jenuh untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan

Sumber : ( Arini Setiawati dan Zunilda S. Bustami Farmakologi dan Terapi Edisi 4 ( cetak ulang, 2002 ) Bagian Farmakologi FK UI 1995 )

a. menghindari faktor resiko hipertensi, seperti merokok, minum alkohol, hiperlipidemia, stres

b. melakukan meditasi, yoga, atau hipnosis yang dapat mengontrol sistem saraf autonom

( sulalit,dkk 2001 buku ajar ilmu penyakit dalam FK UI )

Penyebab

Hipertensi

Organ Target

Pengawasan

Penatalaksanaan