lbm 4 blok 12

13
- Otot2 untuk berbicara mengalami penurunan fungsikarena ada celah - Saat palatum mole tidak dapat menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi ! "meskipun telah dilakukan reparasi palatum, kemampuan otot-otot tersebut diatas untuk menutup ruangatau rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. anak mungkin mempunyai kesulitan untuk menproduksi suara atau kata dan terapi bicara ! speech therapy biasanya sangat membantu - Operasi maksimal palatumusia 18-20 bulan mengingat anak aktif bicara pada usia 2th. Apabila sudah diatas 2th harus diikuti speech therapy karena jika tidak setelah operasi suara sengau pada saat bicara tetap terjadi karena anak sudah terbiasa melafalkan suara yang salah(sudah ada mekanisme kompensasi memposisikan lidah pada posisi yang salah) Palatoplastyharus dilakukan sedinimungkin, sebelum anak mulai bicara lengkap sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara - Perawatan yang dilakukan pascadilakukannya faringoplasti adalah sebagaiberikut : 1. Menjaga agar garis-garisjahitan tetap bersih. 2. Makanan yang diberikan adalah makanan cair atau setengah cair atau buursaring selama 3 minggu dengan menggunakan alat penetes atau sendok. 1. Organ yang berperan dalam fonasi - Organ laring ygberperan dlmfonasi: Kartilagokrikoid Kartilagotiroid Kartilagiaritenoid - Inervasi: N. laryngeal eksternus N. Laryngeal rekuren - 1.1 Organ Respirasi - - Terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara respirasi merupakan sumber kekuatan yang diperlukan untuk mencetuskan suara dan diatur tekanannya mulai dari paru-paru. - 1.2 Organ Fonasi Laring dengan otot-otot instrinsik dan ekstrinsiknya dan pita suara yang merupakan bagian terpenting laring. Laring merupakan penghubung antara faring dan trakea, didesain untuk memproduksi

description

lbm 4 blok 12

Transcript of lbm 4 blok 12

Page 1: lbm 4 blok 12

- Otot2 untuk berbicara mengalami penurunan fungsikarena ada celah

- Saat palatum mole tidak dapat menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi !"meskipun telah dilakukan reparasi palatum, kemampuan otot-otot tersebut diatas

untuk menutup ruangatau rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. anak mungkin mempunyai kesulitan untuk menproduksi suara atau kata dan terapi bicara !  speech therapy biasanya sangat membantu- Operasi maksimal palatumusia 18-20 bulan mengingat anak aktif bicara pada

usia 2th. Apabila sudah diatas 2th harus diikuti speech therapy karena jika tidak setelah operasi suara sengau pada saat bicara tetap terjadi karena anak sudah terbiasa melafalkan suara yang salah(sudah ada mekanisme kompensasi memposisikan lidah pada posisi yang salah)Palatoplastyharus dilakukan sedinimungkin, sebelum anak mulai bicara lengkap

sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara

- Perawatan yang dilakukan pascadilakukannya faringoplasti adalah

sebagaiberikut :

1. Menjaga agar garis-garisjahitan tetap bersih.

2. Makanan yang diberikan adalah makanan cair atau setengah cair atau

buursaring selama 3 minggu dengan menggunakan alat penetes atau sendok.

1. Organ yang berperan dalam fonasi- Organ laring ygberperan dlmfonasi:KartilagokrikoidKartilagotiroidKartilagiaritenoid- Inervasi: N. laryngeal eksternusN. Laryngeal rekuren- 1.1 Organ Respirasi

-- Terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara respirasi merupakan

sumber kekuatan yang diperlukan untuk mencetuskan suara dan diatur tekanannya mulai dari paru-paru.- 1.2 Organ FonasiLaring dengan otot-otot instrinsik dan ekstrinsiknya dan pita suara yang merupakan

bagian terpenting laring. Laring merupakan penghubung antara faring dan trakea, didesain untuk memproduksi suara (fonasi). Laring ini terdiri dari 9 kartilago, 3 kartilago yang berpasangan, dan 3 yang tidak berpasangan. Organ ini terletak pada midline di depan cervikal vertebra ke 3 sampai 6

Organ ini dibagi ke dalam 3 regio:* Vestibule* Ventricle* Infraglotitic- Vocal fold (true cord) dan vestibular fold (false cord) terletak pada regio ventricle.

- Pergerakan pita suara (abduksi, adduksi dan tension) dipengaruhi oleh otot-otot yang terdapat disekitar laring, dimana fungsi otot-otot tersebut adalah:- M. Cricothyroideus menegangkan pita suara

- M. Tyroarytenoideus (vocalis) relaksasi pita suara

Page 2: lbm 4 blok 12

- M. Cricoarytenoideus lateralis adduksi pita suara

- M. Cricoarytenoideus posterior abduksi pita suara

- M. Arytenoideus transversus menutup bagian posterior rima glotidis

- Setelah udara meninggalkan paru-paru, udara mengalir melalui laring yang berfungsi sebagai vibrator yang diperankan oleh pita suara.Pita suara diregangkan serta diatur posisinya oleh beberapa otot khusus laring,

dengan adanya perbedaan regangan dan ruang yang dibentuknya, maka terbentuk celah dengan macam-macam ukuran yang menghasilkan suara sebagai berikut:- 1.3 Organ ResonansiTerdiri dari rongga faring, rongga hidung, dan sinus paranasalis. Sumber suara

fonasi pada pita suara intensitasnya lemah, tidak berwarna dan sulit dikenal. Dengan adanya alat-alat resonansi yang berfungsi sebagai resonator, maka suara tersebut mendapat variasi pada frekuensi tertentu, intensitasnya meningkat, demikian juga pada kualitasnya (warna suara) dan idenitasnya, tetapi suara yang sudah diresonansi ini masih bukan merupakan suara bicara. Ciri-ciri resonansi sangat bervariasi pada setiap orang dan merupakan aspek yang sangat penting bagi efektivitas bicara.- 1.4 Organ ArtikulasiTersusun atas:a) Bibir, berfungsi untuk memberndung udara pada pembentukan suara letup.b) Palatum mole-durum merupakan permukaan sensitif bagi lidah untuk

mengawasi proses artikulasi, menghalangi dan membentukaliran udara turbulen dan sebagai kompas bagi lidah bahwa suara terbaik sudah dihasilkan.c) Lidah, membentuk suara dengan mengangkat, menarik, menyempit, menipis,

melengkung, menonjol, atau mendatar.d) Pipi membendung udara di bagian bukal.e) Gigi berfungsi menahan aliran udara dalam membentuk konsonan labio-dental

dan apiko-alveolar.f) Mandibula membuka dan menutup waktu bicara- Untuk berbicara, manusia menerima rangsang baik melalui oragan reseptor

umum maupun oragan reseptor khusus, impulsnya dihantarkan melalui saraf otak atau saraf spinal atau SSO dan dilanjutkan ke SSP area sensorik. Pengaruh sensorik disampaikan ke area motorik unutk kembali turun ke SST dan akhirnya sampai ke efektor yang menghasilkan aktivitas bicara.- Reseptor SensorikOrgan reseptor umum (eksteroreseptif, interoreseptif, propioreseptif) dan organ

reseptor khusus (penglihatan, pendengaran, keseimbangan, penghidu, pengecap) menerima rangsang.- Saraf AferenSaraf otak I-XII dan saraf spinal menghantarkan impuls saraf ke pusat pemrosesan di

SSP- SSPSSP area Broca (area motorik bicara), area Wernicke (area auditif), pusat ideamotor

(pusat refleks dalam memilih kata dan kalimat) merupakan pusat-pusat yang terlibat dalam proses bicara. - Saraf EferenSaraf eferen dari SSP ke SST menyampaikan sinyal saraf kepada efektor untuk

melakukan aktivitas bicara.Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi, yaitu: aspek sensorik (input

bahasa), melibatkan telinga dan mata, dan kedua, aspek motorik (output bahasa) yang melibatkan vokalisasi dan pengaturannya

Page 3: lbm 4 blok 12

2. Apa saja gangguan bicara pada masa pertumbuhan dan perkembangan?Disaudia. Disaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan

pendengaran.Dislogia. Dislogia diartikan sebagai satu bentuk kelaian bicara yang disebabkan oleh

kemampuan kapasitas berpikir atau taraf kecerdasan di bawah normal. Misalnya tadi dengan tapi, kopi dengan topi.Disatria. Disartria diartikan jenis kelainan yang terjadi akibat adanya kelumpuhan,

kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau organ bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Disartria memlikiki beberapa jenis, yaitu: Spatic Disatria, Flaksid Disatria, Ataksia Disatria, Hipokinetik Disatria, Hiperkinetik Disatria.Disglosia. Disglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya

kelainan bentuk struktur dari organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan struktur organ artikulasi, yaitu: palaktoskisis (sumbing langitan), maloklusi (tumbuh gigi atas atau gigi bawah), anomali (bentuk lidah yang tebal tidak tumbuh velum atau tali lidah yang pendek).Dislalia. Dislalia adalah gejala gangguan bicara karena ketidak mampuan dalam

memperhatikan bunyi-bunyi bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk konsep bahasa. Misalnya”makan” menjadi “kaman” atau “nakam”.Cluttering adalah gangguan kelancaran bicara yang ditandai dengan bicara yang

sangat cepat, sehingga terjadi kesalahan artikulasi sehingga sulit dimengerti. Terdapat 3 type yaitu: distorsi (pengucapan yang tidak jelas), substitusi (penggantian ucapan menjadi bunyi lain), omisi (penghilangan bunyi-bunyi).Palilalia adalah gangguan bicara diman kata atau frase yang diulang dengan cepat

Ataxic speech : abnormal bicara dengan karakteristik kesalahan formasi bunyi dandisebabkan oleh disfungsi neuromuskuler organ wicara.- Explorative speech : abnormal bicara dengan karakteristik lambat, sentakan

artikulasi(diinterpretasikan dengan tiba-tiba dan irama keras pada kata-kata tertentu)

adanyatrauma pada otak- Mirror speech: abnormal bicara dengan karakteristik pengucapan susunan kata-

kataterbalik karena adanya gangguan lobus frontal- Scamping speech: abnormal bicara dalam menggunakan konsonan dan seluruhsusunan kalimat oleh karena ketidakmampuan individu mengeluarkan bentukbunyi-bunyian.- Scaning speech: abnormal bicara dengan karakteristik irama artikulasi tidak bersihdan jelas yang disebabkan karena adanya kata-kata yang hilang, biasannya terdapatepisode ”Pause” diantara susunan kalimat (Cth: Tumor laring).- Slurred speech: abnormal bicara dengn karakteristik susunan kalimat tidak jelas

dankomplit, terburu-buru tetapi ada penggalan sebagain kalimat tertinggal, sebabkelemahan otot artikulasi, kerusakan motor neuron, karena penyakit otak dan

obatobatan- Staccato speech: abnormal bicara dengan karakteristik pause diantara kata-kata,

iramakalimat tidak beraturan sebab multiple sclerosis.Berdasarkan kerusakan atau gangguan syaraf yang terkena, dapat dibedakan, yaitu:- Aphasia : Kehilangan fungsi kemampuan berbicara, meliputi gangguan dalammenulis, berbicara, membaca, mendengar dan mengerti bahasa. Tipenya tergantung

Page 4: lbm 4 blok 12

lokasi kerusakan; Broca atau werniks, global aphasia dan anonic aphasia3. Etiologi dari sengau- Faktor herediter

- Kelainan= bibir sumbing, kelainan bicara.

- Bibir sumbing yang sambung ke rongga hidung.4. Mengapa setelah dioperasi suaranya tetap sengau?- Setelah operasi palatum /langit-langit masih rendah jadi tidak menutup dengan

baik,dioperasi lagi membuat bendungan. Otot2 tidak bekerja sempurna anak sulit mengucapkan P B D H, - operasi bibir sumbing tepatnya di usia 18 bulan karena aktif bicara di usia 2

tahun, - dari sumbing di hidung dan palatum(membentuk katup yg memisahan nasifaring

dan orofaring tidak kuat bila ada tekan hanya bisa mengembalikan fungsi anatomisnya saja tidak fisiologi,- datang operasi sudah melebihi batas operasi karena hanya membutuhkan

estetik saja tanpa membutuhkan fisiologi,- terlambat operasi karena anak2 sudah terbiasa adanya celah palatum—setelah

operasi bisa menggunakan terapi pengembalian katup,volume

TAHAPAN1. Tahap 1 Cheilonasoraphyingat Hb BB2. Tahap 2 Palatoraphyusia 10-18bulan3. Tahap 3 Speech Therapy 2-4tahun4. Tahap 4PharyngoplastyUsia 4-6tahun5. Tahap 5Orthodonsia6-7tahun6. Tahap 6 Alveolar bone graft8-9tahun7. Tahap 7 Osteotomy LF I 17tahun

1. Luka terbuka dengan diberi antibiotik dan analgetik oral, diet cair 3minggu dan tidak boleh ngedot. Kontrol hari ke 5-7 untuk lepas benang.2. Palatoplasti untuk mengembalikan fungsi otot-otot palatum mole agar dapat

mengatur rongga mulut dalam mekanisme mengatur suara. Penyembuhan luka 9-12bulan.3. Bila speech terapi dilakukan awal maka hasilnya akan lebih baik oleh karena bila

pengucapannya salah bisa dibetulkan sejak awal.Dilakukan setahun setelah operasi, karena penyembuhan operasi yang

membutuhkan waktu 9-12bulan.SENGAU karena tidak berfungsinya otot dipalatum moleYang dilatih adalah huruf s sh p t b th d g k r Apabila sampai usia 5th masih belum bisa berbicara dengan baikperlu dilakukan

pemeriksaan fungsi otot-otot palatum dan pharynx. memakai alat endoskopi(disini disebut nasendoscopy) Diperiksa pada posisi duduk dalam keadaan sadar Alat endoskopi dimasukkan melalui hidung yang telah dianastesi memakai salep

cocain sampai diatas pharynx Pasien diminta mengucapkan huruf2 tadi Bila terdapat ‘bubble’ berarti terdapat kebocoran udara yang mengakibatkan

suara keluar menjadi tidak sempurna, kondisi ini disebut Velopharingeal Incompetence(VPI) Diatasi dengan operasi ulang palatoplasty atau pharyngoplasty(mempersempit

faring agar pad waktu pasien bicara tidak terjadi kebocoran udara sehingga suara yang dihasilkan menjadi sempurna.

NB

Page 5: lbm 4 blok 12

- Palatum sebagai penghalang antara hidung dan lisan bagian2 dari saluran pernafasan.- Anatomi

Peran langit-langit adalah untuk memberikan penghalang antara hidung dan lisan bagian-bagian dari saluran pernapasan.Velar tindakan dengan deglutition, pernapasan, dan pembunyian mirip dengan suatu sfingter; karena itu, mekanisme velopharyngeal sering disebut sfingter velopharyngeal.

- Keakraban dengan anatomi langit-langit mulut adalah penting dalam pemahaman fungsional dan bedah perbaikan.Darah dipasok ke langit-langit keras oleh arteri tulang langit-langit yang lebih besar, yang masuk melalui foramen tulang langit-langit yang lebih besar.Tulang langit-langit yang lebih kecil arteri dan saraf melewati foramen tulang langit-langit yang lebih kecil. Persarafan berasal dari cabang-cabang berkenaan dgn rahang atas dari saraf trigeminal, yang membentuk pleksus yang palatal innervates otot. Kontribusi dari saraf kranial VII dan IX masuk ke posterior pleksus.

- Aponeurosis yang tulang langit-langit adalah elemen struktural utama dalam velopharynx.Ini memberikan titik penahan otot, menambah tingkat kekakuan, dan berlanjut ke bagian lateral dengan tensor hamulus Veli palatini otot.The aponeurosis adalah berbentuk berlian.Lebih posterolateral, yang salpingopalatine ligamentum, fasia dari Tröltsch, dan fasia internal dari pharynx (yang membentuk membran semua bagian tuba estachius) berkontribusi pada velopharynx.

- Struktur normal dan fungsi dari langit-langit lunak tergantung pada m. levator gendongan.Struktur ini terdiri dari bagian-bagian dari tensor Veli palatini, palatoglossal, palatopharyngeal, dan uvular otot.Fungsional, m. levator Veli palatini, palatoglossus, dan otot-otot uvulae musculus baik mengangkat langit-langit lunak atau mengubah bentuknya. Otot-otot lain, seperti pembatas unggul, palatopharyngeus, palatothyroideus, dan salpingopharyngeus otot, terlibat dengan gerakan lateral dan posterior dinding faring. Veli tensor palatini yang terlibat terutama dengan aerasi telinga tengah.Pada pasien dengan sumbing langit-langit mulut, otot lampiran tersebut diarahkan ke anterior dan posterior melampirkan bagian tulang langit-langit mulut.Serat ini harus pembedahan reorientasi untuk mencapai fungsi palatal tepat.

- Anatomi FaringFaring adalah suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti corong dengan bagian atas yang besar dan bagian bawah yang sempit. Faring merupakan ruang utama traktus resporatorius dan traktus digestivus. Kantong fibromuskuler ini mulai dari dasar tengkorak dan terus menyambung ke esophagus hingga setinggi vertebra servikalis ke-6.Panjang  dinding posterior faring pada orang dewasa ±14 cm dan bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal.Otot-otot faring tersusun dalam lapisan melingkar (sirkular) dan memanjang (longitudinal). Otot-otot yang sirkular terdiri dari M.Konstriktor faring superior, media dan inferior. Otot-otot ini terletak ini terletak di sebelah luar dan berbentuk seperti kipas dengan tiap bagian bawahnya menutupi sebagian otot bagian atasnya dari belakang. Di sebelah depan, otot-otot ini bertemu satu sama lain dan di belakang bertemu pada jaringan ikat. Kerja otot konstriktor ini adalah untuk mengecilkan lumen faring dan otot-otot ini dipersarafi oleh Nervus Vagus.Fungsi Faring Dalam Proses Bicara                 

Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole kearah dinding belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula-mula M.Salpingofaring dan M.Palatofaring, kemudia M.Levator veli palatine bersam-sam M.Konstriktor faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring M.Levator veli

Page 6: lbm 4 blok 12

palatine menarik paltum mole ke atas belakang hampIr mengenai dinding posterior faring. Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of) Passavant pada dinding belakang faring yang terjadi akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakann M.Palatofaring (bersama M.Salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif M.Konstriktor faring superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja tidak pada waktu yang bersamaan. Ada yang berpendapat bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode fonasi tetapi ada pula pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan palatum.

Secara anatomi , pal.mole adalah bagian dari orofaring yang mengandung mukosa pada kedua permukaannya. Secara fungsional pal.mole berperan untuk memisahkan orofaring dari nasofaring selama menelan dan berbicara, pal. Mole mendekat kedinding posterior faringealdan mendekat selama berbicara untuk mencegah udara keluar dari hidung.PERKEMBANGAN KOMUNIKASIBayi mulai mengenal pentingnya suara dilingkungandengan mendengar suara ibu

atau pengasuh.

Dengan bertambahnya usia anak akan mengenali suarabunyi yang terdiri dari rangkaian kata dalam bahasa.

 Pada usia 6 bulan anak sudah mengenali suara dasar daribahasa ibunya.Komunikasi awal terjadi saat anak mengenali bahwatangisan akan mendatangkan

makanan, rasa nyaman danpertemanan.

Kemungkinan 1. Operasinya dilakukan setelah lebih dari usia 2tahun , sehingga sudah terbiasa

mengucapkan lafal yanng salahsudah ada mekanisme dalam otak untuk memposisikan lidah pada posisi yang salah.2. Penderita bibir sumbing ringan tidak mengalami gangguan dalam berbicara

setelah dioperasi, karena kerusakan hanya berupa celah kecil diatas bibir atas.cara berbicara berubah menjadi orang normal, NAMUN penderita bibir sumbing berat masih mengalami gangguan bbicara walaupun operasi telah dilakukan. Kerusakan yang diderita terlalu parah sehingga tidak dapat dioperasi secara keseluruhan. Celah di palatum sampai lubang hidung masih terlihat rusak, hanya celah menganga pada bibir atas yang terlihat rapatGANGGUAN BICARA a. Gangguan artikulasitidak menggunakan tutur bicara sesuai dengan anak yang

seusianya. Nama lainnya kelainan fonologi.b. Kelancaran gangguan saat seseorang mengulang suara, kata atau kesimpulan

kata. Gangguan yang paling berat gagapc. Gangguan dalam suara(voice) gangguan bersuara disebabkan oleh gangguan

saat udara melewati paru, melewati pita suara lalu melalui tenggorokan hidung, mulut dan bibir.

3. Rongga hidungRongga hidungmencakup hidung dan nasofaring. Robeknya palatum, celah menuju rongga hidung menjadi lebih besar sehingga

volume udara daari paru2 cenderung melalui rongga hidungterdengar sengau.4. PalatumPalatum robekcelah menganga hingga rongga hidung.

REHABILITASI MEDIKSalah satu fasilitas pelayanan penunjang utk mendukung pulihnya fungsi2 motorik

pasien setelah mengalami suatu tindakan medis di rumah sakit.Ada banyak, salah satunya adalah

Page 7: lbm 4 blok 12

- Terapi wicara (speech therapy)Biasanya diberikan kepadaa. Speech delayketerlambatan bicarab. Cleft palatec. Anak2 dengan hambatan tumbuh kembang kusus(autisma, down syndrome)d. Anak/orang dewasa yang mengalami gangguan bicaracadel, gagape. Pasien struk terkadang kehilangan kemampuan bicara

Sebelum dioperasidalam keadaan diam posisi bagian belakang lidah akan berada diatas berada pada palatum yang terbelah karena reflek menutupakibatnya bagian tengah dan ujung lidah , tidak berada ditempat yang normal bagian ujung lidah kurang terhadap sensasi sentuhanakibatnya ketika bayi mulai mengoceh , bagian belakang lidah akan lebih banyak digunakan daripada lidah ujung dan tengahsuara dihasilkan dari tenggorokan bukan mulut.

Penanganan celah bibir dapat dilakukan pada berbagai umur, tetapi hasil yg optimal dicapai saat operasi pertama dilakukan antara 2-6bulan kehidupan. Pembedahan biasanya dilakukan pada umur tiga bulan. Beberapa ahli mengusulkan dilakukannya pada periode neonatus dengan teori bahwa pada usia tersebut jaringan parut yg terbentuk masih lebih sedikit dan kartilago nasalis masih dapat beradaptasi, bahkan meminimalklan deformitas hidung.

OPERASI CELAH BIBIRDua teknik yg sering digunakan yaitu teknik rotasi Millard dan teknik Triangular.

- Teknik triangular dikembangkan oleh Tennison dkk dengan menggunakan flap triangular dari sisi lateraldimasukkan ke sudut disisi medial dari celah tepat diatas batas vermilion, melintasi collum philtral sampai kepuncak cupidtriangle ini menambah panjang disisi terpendek dari bibir.

Teknik ini menghasilkan panjang bibir yg baik, tetapi jaringan parut yg terbentuk tidak terlihat alami.

- Teknik millardMembuat dua flap yg berlawanan dimana pada sisi medial dirotasi kebawah dari kolumella untuk menurunkan titik puncak ke posisi normal dan sisi lateral dimasukkan ke arah garis tengah untuk menutupi defek pada dasar kolumela. Keuntungan: jaringan parut yg terbentuk pada jallur anatomi normal dari kollum philtral dan ambang hidung.

Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.

Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.

Pada hemisfer dominan otak atau sistem susunan saraf pusat terdapat pusat-pusat yang mengatur mekanisme berbahasa yakni dua pusat bahasa reseptif area 41 dan 42 (area wernick), merupakan pusat persepsi auditori-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 broadman  adalah pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan

Page 8: lbm 4 blok 12

pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Pusat-pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.

Proses reseptif – Proses dekode    Segera saat rangsangan auditori diterima, formasi retikulum pada batang otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang mana yang akan diterima otak. Rangsang tersebut ditangkap oleh talamus dan selanjutnya diteruskan ke area  korteks auditori pada girus Heschls, dimana sebagian besar signal yang diterima oleh girus ini berasal dari sisi telinga yang berlawanan.

Girus dan area asosiasi auditori akan memilah informasi bermakna yang masuk. Selanjutnya masukan linguistik yang sudah dikode, dikirim ke lobus temporal kiri untuk diproses. Sementara  masukan paralinguistik  berupa intonasi, tekanan, irama dan kecepatan masuk ke lobus temporal kanan. Analisa linguistik dilakukan pada area Wernicke di lobus temporal kiri. Girus angular dan supramarginal membantu proses integrasi informasi visual, auditori dan raba serta perwakilan linguistik. Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi berupa penerimaan unit suara melalui telinga, dilanjutkan dengan dekode gramatika. Proses berakhir pada dekode semantik dengan pemahaman konsep atau ide yang disampaikan lewat pengkodean tersebut. 

Proses ekspresif – Proses encodeProses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk pesan yang masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan melalui fasikulus arkuatum ke area Broca untuk penguraian dan koordinasi verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks motorik yang mengaktifkan otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi. Ini merupakan proses aktif pemilihan lambang dan formulasi pesan. Proses enkode dimulai dengan enkode semantik yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode fonologi. Keseluruhan proses enkode ini terjadi di otak/pusat pembicara.

Di antara proses dekode dan enkode terdapat proses transmisi, yaitu pemindahan atau penyampaian kode atau disebut kode bahasa. Transmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar. Proses decode-encode diatas disimpulkan sebagai proses komunikasi. Dalam proses perkembangan bahasa, kemampuan menggunakan bahasa reseptif dan ekspresif harus berkembang  dengan baik.

PROSES  FISIOLOGI BICARAMenurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk

berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.

Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.

Di dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahsa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem susunan saraf pusat.

Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut area wernick, merupakan pusat persepsi auditoro-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 broadman  adalah pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu

Page 9: lbm 4 blok 12

yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahsa ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.

Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membrane timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut Coclea. Saat gelombang suara mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VII ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area wernick. Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan  dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru, sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.