Latar Belakang Rabies
-
Upload
ry-lestary -
Category
Documents
-
view
99 -
download
2
Transcript of Latar Belakang Rabies
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA PENYAKIT RABIES
I. LATAR BELAKANG RABIES
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera,
rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.
Rabies merupakan penyakit hewan yang sangat terkenal, bahkan sudah dikenal sejak
ribuan tahun sebelum masehi. Prasasti rabies yang berisikan aturan denda bagi pemilik
anjing, yang positif rabies menggigit manusia hingga mati telah dibuat pada zaman
kekuasaan raja Hamurabi (2300 SM). Rabies pada anjing dan kucing telah digambarkan oleh
Democritus (500 SM) dan Aristoteles (322 SM), Celcus (100 tahun sesudah masehi) untuk
pertama kalinya memperkenalkan hubungan antara gejala takut air (hidrofobia) pada manusia
dengan rabies pada hewan. Di Indonesia rabies pertama kali dilaporkan pada kerbau oleh
Esser (1884), kemudian oleh Penning pada anjing (1889) dan oleh E.V. De Haan pada
manusia (1894), selanjutnya selama pendudukan Jepang situasi daerah tertular rabies tidak
diketahui dengan pasti, namun setelah Perang Dunia II peta rabies di Indonesia berubah.
Secara kronologis tahun kejadian penyakit rabies mulai di Jawa Barat (1948), Sumatera
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (1953), Sumatera Utara (1956), Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Utara (1958), Sumatera Selatan (1959), D.I. Aceh (1970), Jambi dan Yogyakarta
(1971), Bengkulu, DKI Jakarta dan Sulawesi Tenggara (1972), Kalimantan Timur (1974),
Riau (1975), Kalimantan Tengah (1978), Kalimantan Selatan (1983) dan P. Flores (1997).
Pada akhir tahun 1997, KLB (Kejadian Luar Biasa) rabies muncul di Kab. Flores Timur-NTT
sebagai akibat pemasukan secara ilegal anjing dari pulau Buton-Sulawesi Tenggara yang
merupakan daerah endemik rabies.
Dan sepanjang tahun 2010 secara nasional telah terjadi 74.858 kasus gigitan hewan
penular rabies (GHPR), 195 diantaranya berakhir pada kematian. Hal itu disampaikan Menko
Kesra H.R. Agung Laksono dalam jumpa pers usai Rapat Koordinasi lingkungan
Kementerian Kesejahteraan Rakyat di Jakarta tanggal 1 Februari 2011. Menurut Menkes,
angka absolut jumlah kasus rabies di Indonesia setiap tahun lebih sedikit bila dibandingkan
dengan negara lain seperti India, Filipina, Vietnam, dan China. India, terjadi 25.000
1
kasus/tahun, China, 2.500/tahun, Philipina 200-300 kasus/tahun, Vietnam 9.000 kasus/tahun.
Indonesia rata-rata 125 kasus/tahun. Tetapi walaupun jumlah kasusnya sedikit, kematian
manusia tak dapat diganti dengan apapun. Penyakit ini harus mendapat perhatian besar,
karena dapat berkembang cepat bila tidak dilakukan pengendalian.Rabies sudah menyebar di
24 Prov , artinya hanya 9 provinsi bebas rabies yaitu Bangka Belitung, Kalimantan Barat,
DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat
dan Papua. Dari Januari sampai 31 Desember 2010 tercatat 74.858 kasus gigitan HPR,
dengan 195 kasus kematian (lyssa), ujar Menkes.
Sampai tahun 2011 Bali sulit mencapai target bebas rabies, pasalnya jumlah gigitan
anjing masih sangat tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bali, tercatat terdapat 28.633
kasus gigitan anjing. Sebanyak 36 korban tewas dinyatakan positif rabies. Salah satu
kabupaten di Bali yang tertular rabies yaitu Karangasem dari awal kemunculanya di
Karangasem pada tahun 2009, kasus rabies merenggut lima orang tewas. Kasusnya kemudian
meningkat pada tahun 2010. Jumlah korban tewas saat itu mencapai 29 orang. Kemudian
tahun 2011 kasus rabies kembali merenggut tiga korban tewas. Salah satu dari korban yang
meninggal berasal dari Banjar Pande, Desa Manggis, Kecamatan Manggis.
II. TUJUAN
A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah di berikan penyuluhan selama 45 menit, sasaran diharapkan mampu
memahami cara pencegahan dan pertolongan pertama penyakit rabies.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian penyakit rabies dengan benar.
2. Menyebutkan kembali hewan penular rabies dengan tepat.
3. Menyebutkan kembali minimal tanda-tanda dan gejala anjing yang
terkena penyakit rabies dengan benar.
4. Menyebutkan kembali minimal tanda dan gejala manusia yang
terinfeksi rabies dengan tepat.
2
5. Menyebutkan kembali minimal cara penularan penyakit rabies dengan
benar.
6. Menjelaskan kembali cara pencegahan penyakit rabies dengan tepat.
7. Mendemonstrasikan kembali cara pertolongan pertama pada luka
gigitan dengan benar.
III. MATERI
Dalam penyuluhan ini akan disampaikan beberapa hal mengenai pertolongan
pertama penyakit rabies, diantaranya :
1. Pengertian rabies.
2. Hewan penular rabies.
3. Tanda dan gejala anjing yang terkena penyakit rabies.
4. Tanda dan gejala manusia yang terinfeksi rabies.
5. Cara penularan penyakit rabies.
6. Cara pencegahan penyakit rabies.
7. Redemonstrasi pertolongan pertama pada luka gigitan anjing rabies.
IV. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan pertolongan pertama penyakit rabies
adalah :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
V. ALAT/BAHAN/MEDIA/SUMBER
1. Alat : Meja, kursi, microphone, sound system,
2. Bahan : sabun dengan desinfektan, antiseptik, botol air mineral, tissue,
handscone/sarung tangan, ember, kasa, dan plester.
3. Media : Leaflet, laptop, dan slide/power point
4. Sumber :
3
ningrum,wahyuni.2009.rabies.available:
http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/09/04/rabies.
Diakses 10 april 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Rabies. Diakses 10 April 2012
Siregar, A.A. 2009. Rabies and Its Control In Indonesia. Hibah KompetisiInstitusi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
VI. SASARAN
Masyarakat Banjar Pande, Desa Manggis, Kecamatan Manggis, Kabupaten
Karangasem.
VII. WAKTU
Hari, Tanggal : Rabu, 9 Mei 2012
Jam : 11.00 Wita
VIII. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di balalai banjar desa Manggis, Kecamatan
Manggis, Kabupaten Karangasem.
setting tempat :
4
Layar
MC
Undangan
Sasaran
LCD
Sasaran Sasaran Sasaran
Sasaran
Sasaran
Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran
IX. RENCANA EVALUASI
a. Struktur
1. Persiapan Alat dan Media
Alat yang digunakan kursi, meja, laptop, microphone, LCD, sabun dengan
desinfektan, gayung, dan ember. Media yang digunakan dalam
penyuluhan adalah leaflet, lembar balik, poster dan power point.
2. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan akan disebarluaskan dalam
bentuk leaflet. Materi yang telah dipersiapkan diperiksa kembali baik dari
segi bahasa maupun susunannya sehingga dapat mempermuda penerimaan
dan pemahaman informasi atau penyuluhan oleh sasaran.
3. Persiapan Undangan
Dalam Penyuluhan ini diharapkan kehadiran Kepala Ruangan dan sasaran
(penunggu pasien).
b. Proses penyuluhan
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan, diharapkan berjalan lancar dan
sasaran memahami tentang penyakit rabies.
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi proses interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
c. Sasaran diharapkan kehadirannya 100% dan tidak ada yang meninggalkan
tempat saat penyuluhan berlangsung.
d. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh penyuluh
c. Hasil penyuluhan
1. Jangka Pendek
a. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan
pengertian penyakit rabies dengan benar.
b. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan hewan penular rabies dengan tepat.
5
c. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan tanda dan gejala anjing yang terkena penyakit rabies dengan
benar.
d. Minimal 60 % sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan tanda dan gejala manusia yang terinfeksi rabies dengan
tepat.
e. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan cara penularan penyakit rabies dengan benar.
f. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan cara pencegahan penyakit rabies dengan tepat.
g. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan
dan melakukan cara pertolongan pertama pada luka gigitan dengan benar.
2. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengetahui hewan
penular rabies, tanda dan gejala hewan dan manusia yang terinfeksi rabies,
serta mampu mengaplikasikan cara pertolongan pertama pada luka gigitan,
sehingga dapat mengurangi penularan penyakit rabies di masyarakat.
6
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
PERTOLONGAN PERTAMA PENYAKIT RABIES
1. PENGERTIAN
Asal kata rabies berasal dari bahasa Sansekerta kuno, yaitu rabhas yang
artinya melakukan kekerasan/kejahatan. Dalam bahasa Yunani, rabies disebut
Lyssa atau Lytaa yang artinya kegilaan. Dalam bahasa Jerman, rabies disebut
tollwut yang berasal dari bahasa Indojerman Dhvar yang artinya merusak dan wut
yang artinya marah. Dalam bahasa Prancis, rabies disebut rage berasal dari kata
benda robere yang artinya menjadi gila
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan
ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya
oleh anjing, kucing, kera, dan kelelawar.
2. HEWAN PENULAR RABIES
1. Anjing
2. Kucing
3. Kera
4. Kalelawar (kalong)
5. Rakun
6. Sigung
7. Rubah
3. TANDA DAN GEJALA ANJING YANG TERKENA PENYAKIT RABIES
Pada hewan, penyakit Rabies dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu bentuk
bentuk ganas (Furious Rabies) dan tenang/diam (Dumb Rabies) :
7
Rabies Ganas (Furious Rabies)
o Pada anjing, dari ramah menjadi penakut dan tidak menurut lagi pada
tuannya.
o Selalu bersembunya di tempat gelap dan dingin.
o Nafsu makan berkurang.
o Suara menjadi parau.
o Memakan benda-benda asing, batu, kayu, dsb.
o Ekornya ada diantara kedua pahanya.
o Menyerang dan mengigit siapa saja (menjadi lebih agresif).
o Kejang yang disusul dengan kelumpuhan.
o Biasanya akan mati 4-5 hari setelah timbul gejala pertama.
Rabies Tenang/diam (Dumb Rabies)
o Pada jenis ini, kejang-kejang berlangsung singkat dan sangat jarang
terlihat.
o Kelumpuhan sangat menonjol pada rabies jenis ini.
o Mulut terbuka dan air liur keluar terus-menerus.
o Tidak dapat menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan
air liur menetes berlebihan.
o Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.
o Tidak ada keinginan menyerang atau menggigit.
o Kematian akan terjadi dalam beberapa jam.
4. TANDA DAN GEJALA MANUSIA YANG TERINFEKSI PENYAKIT
RABIES
Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4
stadium :
a. Stadium Prodromal
8
Tidak khas seperti gejala sakit biasa seperti, demam, sakit kepala, malaise,
anoreksia, nausea, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari,
dsb.
b. Stadim Sensoris
Biasanya terasa nyeri di daerah bekas gigitan, paraesthesia, panas, gugup,
anxietas. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan
terhadap rangsang sensorik.
c. Stadium Eksitasi
1. Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala
hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil dilatasi.
2. apnoe, sianosis, konvulsa dan tahikardi.
3. Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita
meninggal, tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering terjadi otot-
otot melemah, hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.
d. Stadium Paralitic
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-
kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis
otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang
belakang,
5. CARA PENULARAN PENYAKIT RABIES
Penularan terjadi melalui beberapa cara:
a. Binatang ke manusia
Inokulasi virus rabies kedalam luka atau membran mukosa akan menyebabkan
infeksi. Kulit yang utuh merupakan barrier bagi masuknya virus. Manusia biasanya
diinfeksi melalui ludah yang mengandung virus rabies dan diinokulasi sewaktu digigit
anjing.
b. Dari manusia ke manusia
9
Terdapat laporan terjadinya transmisi rabies melalui transplantasi kornea dan
pembuluh darah dari orang yang telah terinfeksi.
c. Inhalasi
Infeksi melalui inhalasi terjadi akibat inhalasi udara yang mengandung virus rabies
yang didapatkan dari airbone binatang yaitu kelelawar yang terinfeksi (jarang).
d. Vaksinasi
Infeksi terjadi karena vaksin mengandung virus rabies yang belum mati. Meskipun air
liur binatang yang menderita rabies adalah infektif, tetapi tidak setiap gigitannya selalu
menimbulkan rabies. Hanya sekitar 5-15% penderita gigitan anjing atau binatang
penderita rabies akan menjadi sakit.
6. PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES
a. Pencegahan terhadap binatang
Vaksinasi pada binatang – binatang tidak boleh dilupakan. Rabies adalah
zoonosis, suatu penyakit yang ditularkan pada manusia dari binatang, oleh
karena itu pencegahan terbaik melawan penyakit tersebut adalah dengan cara
mengurangi / mengeliminasi penyakit dari anjing atau kucing dengan
memvaksin binatang- binatang tersebut. Mengurangi kemungkinan terkena
rabies dengan tidak membiarkan hewan peliharaan anda bebas berkeliaran.
Jauhkan kucing dan musang di dalam ruangan, dan mengawasi anjing ketika
mereka berada di luar.
b. Pencegahan terhadap manusia
Pada daerah enzootik, hindari kontak dengan hewan liar dan segera bersihkan
setiap luka gigitan.
7. CARA PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA GIGITAN
10
Setiap luka gigitan oleh hewan yang tertular penyakit rabies harus segera
diambil tindakan yang efektif karena penyebaran virus yang cepat. usaha yang
paling efektif untuk mengurangi/mematikan virus rabies ialah:
a. Lihat bentuk luka
b. Memakai sarung tangan (handscun)
c. Mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir)
d. Membersihkan luka dengan sabun selama 10-15 menit sampai keluar darah
segar dari luka tersebut.
e. Memberi antiseptik (betadine, obat merah dan lain-lain).
f. Tutup luka dengan menggunakan kasa bersih kemudian di plester.
g. Setelah itu pergi secepatnya ke Puskesmas atau Dokter yang terdekat untuk
mendapatkan pengobatan sementara.
h. Laporkan kepada petugas Dinas Peternakan setempat tentang kasus
penggigitan tersebut.
i. Hewan yang menggigit diobservasi dan diperiksa kesehatannya selama 10 - 14
hari.
j. Bila hewan yang menggigit tidak diketahui atau tidak dapat ditemukan, maka
orang yang tergigigit harus dibawa ke rumah sakit.
11
Lanpiran 2
EVALUASI
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan Rabies?
2. Sebutkan minimal 4 dari 7 hewan penular rabies?
3. Sebutkan minimal 6 dari 10 tanda dan gejala anjing yang terkena penyakit
rabies?
4. Sebutkan minimal 4 dari 7 tanda dan gejala manusia yang terinfeksi rabies
dengan tepat?
5. Sebutkan minimal 3 dari 4 cara penularan penyakit rabies dengan benar?
6. Bagaimana cara pencegahan penyakit rabies dengan tepat?
7. Bagaimana cara pertolongan pertama pada luka gigitan dengan benar?
Jawaban :
1. Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari
hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan
misalnya oleh anjing, kucing, kera, dan kelelawar.
2. Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies adalah :
1. Anjing
2. Kucing
3. Kera
4. Kalelawar (kalong)
5. Rakun
12
6. Sigung
7. Rubah
3. Tanda dan gejala anjing yang terkena penyakit rabies ada 2 yaitu :
a. Rabies Ganas (Furious Rabies)
o Pada anjing, dari ramah menjadi penakut dan tidak menurut lagi pada
tuannya.
o Selalu bersembunya di tempat gelap dan dingin.
o Nafsu makan berkurang.
o Suara menjadi parau.
o Memakan benda-benda asing, batu, kayu, dsb.
o Ekornya ada diantara kedua pahanya.
o Menyerang dan mengigit siapa saja (menjadi lebih agresif).
o Kejang yang disusul dengan kelumpuhan.
o Biasanya akan mati 4-5 hari setelah timbul gejala pertama
b. Rabies Tenang/diam (Dumb Rabies)
o Pada jenis ini, kejang-kejang berlangsung singkat dan sangat jarang
terlihat.
o Kelumpuhan sangat menonjol pada rabies jenis ini.
o Mulut terbuka dan air liur keluar terus-menerus.
o Tidak dapat menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan
dan air liur menetes berlebihan.
o Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.
o Tidak ada keinginan menyerang atau menggigit.
o Kematian akan terjadi dalam beberapa jam.
4. Tanda dan gejala manusia yang terinfeksi penyakit rabies :
a. Stadium Prodromal
Tidak khas seperti gejala sakit biasa seperti, demam, sakit kepala, malaise,
anoreksia, nausea, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari,
dsb.
b. Stadim Sensoris
13
Biasanya terasa nyeri di daerah bekas gigitan, paraesthesia, panas, gugup,
anxietas. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang
berlebihan terhadap rangsang sensorik.
c. Stadium Eksitasi
1. Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala
hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil dilatasi.
2. apnoe, sianosis, konvulsa dan tahikardi.
3. Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita
meninggal, tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering terjadi
otot-otot melemah, hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.
d. Stadium Paralitic
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-
kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan
paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum
tulang belakang,
5. Cara penularan penyakit rabies adalah :
a. Binatang ke manusia
Inokulasi virus rabies kedalam luka atau membran mukosa akan
menyebabkan infeksi. Kulit yang utuh merupakan barrier bagi masuknya
virus. Manusia biasanya diinfeksi melalui ludah yang mengandung virus
rabies dan diinokulasi sewaktu digigit anjing.
b. Dari manusia ke manusia
Terdapat laporan terjadinya transmisi rabies melalui transplantasi kornea
dan pembuluh darah dari orang yang telah terinfeksi.
c. Inhalasi
Infeksi melalui inhalasi terjadi akibat inhalasi udara yang mengandung
virus rabies yang didapatkan dari airbone binatang yaitu kelelawar yang
terinfeksi (jarang).
d. Vaksinasi
Infeksi terjadi karena vaksin mengandung virus rabies yang belum mati.
6. Cara pencegehan penyakit rabies :
14
a. Pencegahan terhadap binatang
Dengan cara mengurangi / mengeliminasi penyakit dari anjing atau kucing
dengan memvaksin binatang- binatang tersebut. Mengurangi kemungkinan
terkena rabies dengan tidak membiarkan hewan peliharaan anda bebas
berkeliaran. Jauhkan kucing dan musang di dalam ruangan, dan mengawasi
anjing ketika mereka berada di luar.
b. Pencegahan terhadap manusia
Pada daerah enzootik, hindari kontak dengan hewan liar dan segera
bersihkan setiap luka gigitan.
7. Cara pertolongan pertama pada luka gigitan :
a. Lihat bentuk luka
b. Memakai sarung tangan (handscun)
c. Mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir)
d. Membersihkan luka dengan sabun selama 10-15 menit sampai keluar darah
segar dari luka tersebut
e .Memberi antiseptik (betadine, obat merah dan lain-lain).
f. Tutup luka dengan menggunakan kasa bersih kemudian di plester.
g. Setelah itu pergi secepatnya ke Puskesmas atau Dokter yang terdekat untuk
mendapatkan pengobatan sementara.
h. Laporkan kepada petugas Dinas Peternakan setempat tentang kasus
penggigitan tersebut.
i. Hewan yang menggigit diobservasi dan diperiksa kesehatannya selama 10 -
14 hari.
j. Bila hewan yang menggigit tidak diketahui atau tidak dapat ditemukan,
maka orang yang tergigigit harus dibawa ke rumah sakit.
15
Lampiran 3
Denpasar,19 April 2012
Mengetahui,
Pembimbing, Mahasiswa,
(I Gusti Ayu Harini, S.KM.) (Komang Sri Lestari)
NIP.196412311985032011 NIM. P07120011101
16
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA
PADA PENYAKIT RABIES
OLEH :
Komang Sri Lestari
P07120011102
1.3 Reguler
17
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2012
18