Latar Belakang Peran Perawat Inform Consent
-
Upload
mank-sukma-pratiwi -
Category
Documents
-
view
20 -
download
4
Transcript of Latar Belakang Peran Perawat Inform Consent
![Page 1: Latar Belakang Peran Perawat Inform Consent](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082710/55cf9433550346f57ba04bf2/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien yang
mencakup tiga fase pengalaman pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif
(Brunner & Suddart, 2002). Sebagian besar tindakan kesehatan tersebut memungkinkan
menimbulkan beberapa risiko bagi pasien, antara lain perubahan dalam kondisi biologis,
psikologis, sosial, maupun spiritual yang diekspresikan dalam bentuk kecemasan (Komalawati,
2002).
Pada pasien pre operasi yang terjadi karena pasien tidak dapat mengekspresikan sesuatu
yang tidak diketahui dan antisipasi pada sesuatu yang tidak dikenal dan prosedur- prosedur yang
mungkin menyakitkan akan menjadi penyebab utama menimbulkan kecemasan. Kecemasan
yang mereka hadapi dikarenakan ketidaktahuan pasien tentang prosedur operasi, dampak operasi
serta lingkungan asing bagi pasien (Alex, 2010).
Dalam mengatasi hal tersebut perawat memiliki tugas menghilangkan ansietas
praoperatif, peningkatan pengetahuan tentang persiapan praoperatif dan harapan pasca
operatif pada pasien (Smeltzer & Suzanne, 2001). Oleh karena itu,berdasarkan pada pola
konsumerisme, klien berhak mengetahui segala macam tindakan pengobatan dan perawatan
atas dirinya, sehingga dalam dunia kesehatan terdapat istilah informed consent.
Pelaksanaan informed consent bertujuan untuk melindungi hak pasien atas informasi
dan persetujuan untuk melindungi terhadap segala tindakan kesehatan yang didapatkan,
![Page 2: Latar Belakang Peran Perawat Inform Consent](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082710/55cf9433550346f57ba04bf2/html5/thumbnails/2.jpg)
selain itu, informed consent bertujuan untuk melindungi tenaga kesehatan dari masalah
hukum yang mungkin timbul dari rasa ketidakpuasan pasien atas tindakan kasehatan yang
dilakukan karena kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan
(Veronica,2002).
Secara legal, informasi mengenai tindakan bedah merupakan wewenang dokter (pasal
6 Permenkes 585/1989 ), sedangkan peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan informed
consent yaitu sebagai fungsi advocator (pelindung) pasien, perawat berkewajiban untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spritual, memberi
informasi (communicator) mengenai pembedahan yang sesuai dengan wewenang perawat,
serta berkewajiban untuk menjelaskan format persetujuan yang harus ditandatangani pasien.
Tugas-tugas harus dilaksanakan oleh perawat agar hak pasien atas informasi mengenai segala
hal tentang bedah terpenuhi dan perawat terhindar dari masalah hukum (Komalawati, 2002 ).
Perawat sangat berperan dalam pelaksanaan informed consent yaitu berfungsi sebagai
advocate, counsellor dan consultant. Sebagai konselor (Counsellor), hendaknya perawat
mampu membantu pasien untuk mengatasi tekanan psikologis atau masalah dan membangun
hubungan interpersonal yang baik untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana
didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Perawat sebagai consultant juga
berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien terhadap masalah yang dialami atau
mendiskusikan tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan dalam hal ini perawat
mampu memberikan dukungan dan informasi mengenai tindakan operasi yang akan
dilakukan. Peran perawat sebagai advokat dilakukan perawat dalam membantu pasien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan operatif yang akan
![Page 3: Latar Belakang Peran Perawat Inform Consent](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082710/55cf9433550346f57ba04bf2/html5/thumbnails/3.jpg)
dilakukan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak
pasien (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).
Dari uraian tersebut kelompok kami tertarik untuk menganalisa jurnal yang berjudul
“Peran Perawat Pelaksana Dalam Pelaksanaan Informed Consent Pada Pasien Pra Bedah
Dewasa” untuk mengetahui sikap perawat dalam melaksanakan peran advocate, counsellor
dan consultant dalam pengajuan informed consent pada tindakan perioperatif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut kami mengambil beberapa rumusan masalah untuk
membahas jurnal tersebut yaitu:
1.2.1 Bagaimana analisis jurnal Peran Perawat Pelaksana dalam Pelaksanaan Informed
Consent pada Pasien Pra Bedah Dewasa dilihat dari sistem analisi PICOT?
1.2.2 Bagaimana aplikasi dan implikasi keperawatan di lapangan berdasarkan Peran
Perawat Pelaksana Dalam Pelaksanaan Informed Consent Pada Pasien Pra Bedah
Dewasa?
1.2.3 Bagaimana hambatan yang ditemukan dalam menerapkan Peran Perawat Pelaksana
Dalam Pelaksanaan Informed Consent Pada Pasien Pra Bedah Dewasa?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui analisis Jurnal Peran Perawat Pelaksana Dalam Pelaksanaan
Informed Consent Pada Pasien Pra Bedah Dewasa dilihat dari sistem analisi PICOT
![Page 4: Latar Belakang Peran Perawat Inform Consent](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082710/55cf9433550346f57ba04bf2/html5/thumbnails/4.jpg)
1.3.2 Untuk mengetahui aplikasi di lapangan berdasarkan Peran Perawat Pelaksana
Dalam Pelaksanaan Informed Consent Pada Pasien Pra Bedah Dewasa
1.3.3 Untuk mengetahui hambatan yang ditemukan dalam menerapkan Peran Perawat
Pelaksana Dalam Pelaksanaan Informed Consent Pada Pasien Pra Bedah Dewasa
1.4 MANFAAT
1.4.1 Sebagai masukan bagi profesi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
meningkatkan mutu pelayanan dengan cara memfasilitasi informed consent pada pasien
sebelum menjalani tindakan pembedahan
1.4.2 Memberikan masukan kepada perawat tentang pentingnya melaksanakan peran perawat
untuk memfasilitasi informed consent pada pasien dan keluarga untuk mengambil suatu
keputusan yang tepat sebelum menjalani tindakan pembedahan.
1.4.3 Sebagai saran bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta
pelaksanaan informed consent pada pasien pra bedah.