PPTInformed Consent

16
Informed Consent dr. M. Tauhid Rafii, SpM

description

AAAAAAAAAAAAAA

Transcript of PPTInformed Consent

Informed Consent

dr. M. Tauhid Rafii, SpM

Informed Consent

Dasar kebijakan informed consent :1. UU no.29 tahun 2004 tentang

Praktik Kedokteran2. Permenkes no

290/MenKes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

Informed Consent

•Telah diberitahukan•Telah disampaikan•Telah diinformasikan

Informed

•PersetujuanConsent

Informed Consent

persetujuan yang diberikan oleh pasien ataukeluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien

Informed Consent

Bertujuan untuk :

1. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.

2. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 )

Informed Consent

Diberikan setelah dokter menyampaikan informasi yang wajib diketahui pasien, antara lain :

1. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;

2. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;3. Alternatif tindakan lain, dan risikonya;4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;

dan5. Prognosis terhadap tindakan yang

dilakukan.6. Perkiraan pembiayaan.

Informed Consent

Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum dimintakan persetujuan tindakan kedokteran adalah:

1. Dalam keadaan gawat darurat ( emergensi ), dimana dokter harus segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa.

2. Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa menghadapi situasi dirinya.

Informed Consent

Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta.Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar, penjelasan diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar.

Persetujuan oleh anak di bawah umur Tindakan medis yang sifatnya tidak darurat terhadap anak dibawah umur harus atas persetujuan orangtua atau walinya. Sebagai pengecualian yang membolehkan anak di bawah umur untuk mengambil keputusan tanpa persetujuan orangtua adalah:1. Anak sudah menikah2. Sudah menjadi orangtua walaupun tidak menikah

Informed Consent

Hak pasien yang berhubungan dengan informed consent :1. Hak atas informasi 2. Hak memberi persetujuan 3. Hak menolak pengobatan/ perawatan.4. Hak menolak suatu tindakan.5. Hak untuk menghentikan pengobatan

Kewajiban pasien :6. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur,tentang

masalah kesehatannya,7. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter.8. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan

kesehatan.9. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Informed Consent

Hak Dokter : 1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar

profesi dan standar prosedur operasional;2. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan4. Menerima imbalan jasa.

Kewajiban Dokter :5. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

operasional serta kebutuhan medis pasien;6. Merujuk pasien ke dokter atau kedokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kamampuan

yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;7. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien

itu meninggal dunia;8. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang

lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan9. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan.

UU No.24 tahun 2009 ttg Praktik Kedokteran

Mal Praktek = Sengketa Medik ? Banyak kasus dilaporkan sebagai 'malpraktek' yang

sebenarnya bukan

Malpraktek merupakan suatu praduga bersalah terhadap profesi kedokteran. Masalah ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan oleh dokter atau RS yang ada, bukan merupakan malpraktek tetapi masalah miskomunikasi antara pasien dan dokter, sehingga yang tepat adalah istilah "Sengketa Medik".

Untuk disebut malpraktek ,diperlukan analisis pada setiap peristiwa buruk ( adverse event ) yang terjadi, sebab tidak semua adverse event identik dengan malpraktik kedokteran. Setelah dianalisis, baru dapat diketahui apakah masuk katagori pidana atau kecelakaan ( misadventure ). Sengketa Medik yang ada harus diselesaikan melalui peradilan profesi terlebih dahulu.

Mal Praktek = Sengketa Medik ?Perlu disadari bahwa suatu kesembuhan penyakit tidak semata berdasarkan tindakan petugas kesehatan, namun juga dipengaruhi faktor lain seperti kemungkinan adanya komplikasi, daya tahan tubuh yang tidak sama, kepatuhan dalam penatalaksanaan regiment therapeutic. Kecenderungan masyarakat lebih melihat hasil pengobatan dan perawatan, padahal hasil tersebut tidak dapat diprediksi secara pasti. Petugas kesehatan dalam praktiknya hanya memberi jaminan proses yang sebaik mungkin, sama sekali tidak menjanjikan hasil. Kesalahpahaman semacam ini seringkali berujung pada gugatan mal praktek.

Jika memang dalam suatu kasus ditemukan unsur kelalaian dari pihak dokter, maka dokter tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya . Dalam hal ini harus dibedakan antara kelalaian dan kegagalan. Apabila hal tersebut merupakan risiko dari tindakan yang telah disebutkan dalam persetujuan tertulis ( Informed Consent ), maka pasien tidak bisa menuntut. Oleh karena itu, untuk memperoleh persetujuan dari pasien dan untuk menghindari adanya salah satu pihak yang dirugikan, dokter wajib memberi penjelasan yang jelas agar pasien dapat mempertimbangkan apa yang akan terjadi terhadap dirinya.

Penyebab Tuntutan Hukum

Hubungan yang tidak harmonis antara dokter dan pasien

Komunikasi yang tidak berjalan seperti yang diharapkan pasien (komunikasi yang kurang terjalin baik antara dokter dengan pasien dan keluarga pasien)

Kurangny rasa empati dokter.

UPAYA PENCEGAHAN MASALAH HUKUM DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

Pencegahan Resiko.SOPRisk ManagementPeningkatan Pengetahuan Hukum ( Kliniko Mediko Legal )Taat dan Patuh pada Hukum, Peraturan, Norma, Susila, Etika Profesi, dllPintar berkomunikasi dan berempati dengan pasien dan keluarganya.Kepekaan sosial

Menyiapkan Legal DefenceSTR dan SIP yang valid dan relevanRekam Medis yang baik, benar dan lengkapInformed Consent

Advokasi bagi Dokter Terlapor dari Organisasi Profesinya / Legal Aid / Penasehat Hukum.

Asuransi Anggota Profesi

Langkah mana yang akan menempati urutan awal dalam pencegahan resiko ini, tergantung kepada pribadi para dokter dan kebijaksanaan RS, yang terpenting adalah kemauan dan usaha untuk mencegah terjadinya tuntutan hukum.

Sumber: Buku Quo Vadis Kliniko Mediko Legal Indonesia

RSUD

SIDOARJOPERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

LRM . IC

Nomor : . . . . . . . . . . . Yang bertandatangan dibawah ini suami / istri / ayah / ibu / anak dari penderita / penderita sendiri :

N am a : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Umur / kelamin : . . . . . . . . . . . . . . . ( L / P )Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .No RM / Ruang : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikanPERSETUJUAN / MENOLAK

Untuk dilakukan tindakan medik : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Terhadap suami / istri / ayah / ibu / anak dari penderita / penderita sendiri :

N am a : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Umur / kelamin : . . . . . . . . . . . . . . . ( L / P )Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .No RM / Ruang : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Yang sifat dan tujuan medik serta kemungkinan timbul akibat-akibatnya telah dijelaskan sepenuhnya oleh dokter dan telah saya mengerti seluruhnya.

Saya juga menyatakan telah memberikan persetujuan saya untuk dilakukan pemberian pembiusan dan atau obat / bahan medik lainnya yang diperlukan untuk dapat dilakukan tindakan medik tersebut

Sidoarjo, . . . . . . . . . . . . . .

Dokter yang memeriksa Yang memberi pernyataan

( . . . . . . . . . . . . . .. . . ) ( . . . . . . . . . . . . .. . . . . )

Saksi Saksi

( . . . . . . . . . . . . . .. . . ) ( . . . . . . . . . . . . .. . . . . ) D.W.Form RM.Inf Con

Terima KasihSEKIAN