Las

18
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Berdasarkan penemuan-penemuan benda sejarah dapat diketahui teknik penyambungan logam telah diketahui sejak zaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam paduan emas-tembaga dan pematrian paduan timbal-timah, menurut keterangan yang didapat diketahui dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara 4.000 – 3.000 S.M. Sumber panas waktu itu diduga berasal dari pembakaran kayu atau arang. Dikarenakan suhu yang dicapai dengan menggunakan pembakaran kayu atau arang sangat rendah, maka penyambungan ini pada waktu itu tidak dikembangkan lebih lanjut. Setelah energi listrik dapat digunakan dengan mudah, teknologi pengelasan berkembang dengan pesat menjadi suatu teknik penyambungan yang mutakhir. Banyak pekerjaan sekarang yang berhubungan dengan pengelasan karena banyak pekerjaan yang memerlukan sambungan – sambungan. Oleh karena itu pekerjaan ini 1

description

cacat las

Transcript of Las

BAB IPENDAHULUANa. Latar BelakangBerdasarkan penemuan-penemuan benda sejarah dapat diketahui teknik penyambungan logam telah diketahui sejak zaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam paduan emas-tembaga dan pematrian paduan timbal-timah, menurut keterangan yang didapat diketahui dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara 4.000 3.000 S.M. Sumber panas waktu itu diduga berasal dari pembakaran kayu atau arang. Dikarenakan suhu yang dicapai dengan menggunakan pembakaran kayu atau arang sangat rendah, maka penyambungan ini pada waktu itu tidak dikembangkan lebih lanjut. Setelah energi listrik dapat digunakan dengan mudah, teknologi pengelasan berkembang dengan pesat menjadi suatu teknik penyambungan yang mutakhir.Banyak pekerjaan sekarang yang berhubungan dengan pengelasan karena banyak pekerjaan yang memerlukan sambungan sambungan. Oleh karena itu pekerjaan ini harus ditekuni dengan sedemikian rupa karena kebutuhan yang mendesak bagi para pemilik kerjaan.

b. Tujuan Praktikum1. Untuk menjelaskan proses las potong2. Untuk menjelaskan proses las listrik3. Menjelaskan alat alat yang digunakan dalam melakukan proses tersebut.4. Mengetahui apa yang dibutuhkan dalam proses pemotongan dan pengelasan

c. Pendekatan MasalahKondisinya saat ini yang seringkali terjadi adalah banyaknya kerusakan pada sambungan las. Disamping itu banyak pula diantara kerusakan pada sambungan las diakibatkan oleh kurangnya keahlian atau kurangnya tenaga ahli yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan dalam bidang pengelasan. Dengan diperbanyak praktek maka diharapkan ditimbulkan sejak dini pemahaman tentang cara las agar kegagalan pada sambungan las untuk proyek besar bisa diatasi.d. Manfaat Praktikum1. Menambah pengetahuan dan wawasan lebih luas bagi praktikan dalam Mata Kuliah Praktek Las Kapal, selain yang dijelaskan di perkuliahan.2. Data yang diperoleh dari hasil pengelasan dapat dijadikan bahan referensi pembelajaran tambahan dan bukti pemahaman terhadap materi pengelasan yang sudang diberikan.e. Waktu PraktikumPraktikum ini dilaksanakan di Gedung Balai Karya Ruangan Praktik Las pada hari Sabtu pukul 08.00 Selesai dan Minggu pukul 08.00 Selesai.

BAB IILANDASAN TEORIa. Las Potong1. Prinsip Pemotongan Dengan GasPrinsip pemotongan dengan gas adalah memotong besi atau baja dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. Proses pemotongan logam dengan gas adalah memotong dengan cara memanaskan logam sampai mendekati titik lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada tekanan tertentu sehingga logam yang akan mencair tersebut terbuang sehingga logam terpotong.2. Keuntungan memotong logam dengan gas:i. Proses pemotongan cepat, berbagai bentuk dapat dipotong dengan hasil baik. Proses pemotongan dapat dilaukakan secara otomatis dengan mesin atau secara manual dengan tangan.3. Kerugian memotong logam dengan gas:i. Memerlukan alat dan perlengkapan yang khusus, harganya mahal. Pada sisi bekas pemotongan akan terjadi perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan sifat logam yang dipotong.

b. Las ListrikLas busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 C.

BAB IIIMETODE KERJAa. AlatAlat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah : Tabung Gas 25 kg Tabung Oksigen

Travo

Regulator

Brander

Pahat Gerinda Tang Sikat Besi Sarung Tangan Topeng Las Overhead Topeng Las Biasa

b. BahanBahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah : 10 cm Plat 4mm 5 Buah 10 cm Plat 5mm 5 Buah Elektroda

c. Cara Kerja1. Dalam las potong cara kerja nya adalah sebagai berikut : i. Pertama-tama buka katup tabung gas acetylene kira-kira putaran dan katup tabung gas oksigen kira-kira 1 putaran.ii. Buka katup pengatur tekanan kerja pada regulator acetylene hingga mencapai 0,3 Kg/cm2.iii. Buka katup pengatur tekanan kerja pada regulator oksigen hingga mencapai 2,5 Kg/cm2.iv. Buka kran/valve acetylene para brander kira-kira putara, kemudian nyalakan api brander dengan lighter. Ingat jangan menggunakan korek api biasa.v. Buka kran oksigen pada brander secara perlahan hingga mencapai nyala api normal/netral.vi. Untuk mengecek apakah nyala api sudah netral atau belum, buka kran/tuas oksigen pemotong secara cepat kemudian tutup. Apabila inti api tidak berubah, berarti nyala api sudah netral, jika nyala api berubah berarti belum netral, aturlah lagi hingga meencapai nyala api netral.vii. Potong benda kerja, buat kawah api ketika memotong. Jika tidak keluar kawah api maka spesimen belum terlubangi atau terpotongviii. Untuk menutup ulangi proses ketika membuka namun dilakukan secara kebalikan

2. Dalam las listrik cara kerja nya adalah sebagai berikut :i. Pembentukan Busur ListrikPada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.

ii. Proses penyulutanSetelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).iii. Menyalakan busur listrikPenyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANa. Hasil PraktikumPada pemotongan plat 4 mm dan 5 mm sebesar 10 cm yang dipotong dengan brander kami memotong secara perlahan sesuai prosedur yang sudah ada. Kemudian saat pengelasan listrik hasil nya adalah sangat baik. Pada las datar hasil las yang dihasilkan lurus dan rapih. Begitu juga pada hasil las sudut, celah yang ada dapat tertutupi semua oleh lelehan elektroda.Setelah mendapatkan hasil las datar dan sudut dengan maksimal hal yang harus dilakukan adalah membersihkan permukaan spesimen agar lebih mulus dan tidak bergerigi. Alat yang melimpah memudahkan pekerjaan las sehingga hasil las dapat maksimal.

b. PembahasanDari hasil pemotongan dan pengelasan didapatkan kesimpulan yang dapat ditarik garis besarnya agar pembaca mengerti mengenai cara mengelas dan memotong dengan baik dan benar. Diantaranya adalah saat memotong jangan dilakukan bolak balik. Hasil yang didapatkan jika memotong dengan bolak balik adalah permukaan bahan yang tidak rata. Sementara itu saat mengelas diperhatikan permukaan benda kerja serta arus listrik. Jika arus besar maka bukan menjadi masalah jika elektroda dalam mengelas selalu menempel pada benda kerja sehingga tidak mengakibatkan menempelnya elektroda.

\BAB VPENUTUPa. KesimpulanLas busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 C.

DAFTAR PUSTAKAWiryosumatro, Harsono.2000.Teknik Pengelasan Logam.Jakarta:PT Pradnya Pramitha

2