LAS LISTRIK.docx

32
LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN LAS LISTRIK Dosen Pembimbing : Soerya Soelarta, LRSC Disusun Oleh : Bani Hasri .L 101411035 Dessy Nuraini .R 101411036 M. Rizki Purnama 101411042 Kelompok : II (dua) Kelas : 3 B Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2012 Tanggal Penyerahan : 20 Oktober 2012 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Transcript of LAS LISTRIK.docx

Page 1: LAS LISTRIK.docx

LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN

LAS LISTRIK

Dosen Pembimbing : Soerya Soelarta, LRSC

Disusun Oleh :

Bani Hasri .L 101411035

Dessy Nuraini .R 101411036

M. Rizki Purnama 101411042

Kelompok : II (dua)

Kelas : 3 B

Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2012

Tanggal Penyerahan : 20 Oktober 2012

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2012

Page 2: LAS LISTRIK.docx

LAS LISTRIK

1. Tujuan

Mengetahui peralatan yang digunakan untuk mengelas logam dengan las

listrik

Mengetahui teknik penyambungan logam dengan menggunakan las

listrik

Mengetahui tata cara mengelas logam yang aman dengan menggunakan

perlengkapan

II. LANDASAN TEORI

Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk

suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik

sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah

merupakan sambungan tetap. Ada beberapa macam proses yang dapat

digolongkan kadalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu :

1) Las Listrik dengan Elektroda Karbon, Misalnya:

Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.

Las listrik dengan elektroda karbon ganda.

2) Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya:

Las-listrik dengan elektroda berselaput

Las iistrik TIG (Tungsten Inert Gas)

Las Iiarik submerged

Prinsip-Prinsip Las Listrik

Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun

logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang

terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi

yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan

listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas

joule atau kalori seperti rumus dibawah ini :

Page 3: LAS LISTRIK.docx

H = E x I x t

dimana :

H = panas dalam satuan joule

E = tegangan listrik delam volt

I = kuat arus dalam amper

t = waktu dalam detik

Las Listrik Dengan Elektroda Karbon

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau

diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam

yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau

elektroda yang berselaput fluksi.

Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW )

Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah.

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan

mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang

turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung

elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap

pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi

permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.

Page 4: LAS LISTRIK.docx

Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana

G adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal

negetif sedang bahan ke terminal positif.

Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda

ke bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah

ini.

Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan

bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan

bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari

alektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut

mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel

keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari

pengaruh luar pada saat pangelasan.

Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan

dan didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan

bahan dasar.

Page 5: LAS LISTRIK.docx

Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas

tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas.

Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses

Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gbr dibawah ini

Las Listrik MIG

Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang

ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena

adanya Arus Listrik. Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang

berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan

oleh motorl listrik.. Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan

keperluan. Tangkai Ias dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas

pelindung yang dialirkan dari botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai

adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan

helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat

Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik.

Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik

adalah pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik.

Proses Ias MIG ditunjukkan pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar

melalui tangkai las bersama dengan gas pelindung.

Page 6: LAS LISTRIK.docx

Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik

menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur

listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi

serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik

lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata

(helm Ias).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku

menutup Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi

setelah dibersihkan dari terak-terak Ias. -

Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol)

digerakkan maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh

motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

Arus Listrik

Arus Searah (DC)

Pada jenis arus ini, elektron-elektron bergerak sepajang penghantar hanya

dalam satu arah.

Page 7: LAS LISTRIK.docx

Arus Bolak-Balik (AC)

Arah aliran dari arus bolak-balik adalah merupakan gelombang sinusoida

yang memotong garis nol pada interval waktu 1/100 detik untuk mesin dengan

frekwensi 50 Hz. Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif

dan setengah gelombang. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah

dengan menggunakan pengubah arus (rectifier).

Pengkutuban Elektroda

Pengkutuban Langsung

Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif

dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut

sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

Page 8: LAS LISTRIK.docx

Pengkutuban Terbalik

Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal

positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative.. Pengkutuban terbalik

sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

Pengaruh Pengkutuban Pada Hasil Las.

Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung

kepada :

Jenis bahan dasar yang akan dilas

Jenis elektroda yang dipergunakan

Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.

Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan

Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik

penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

Page 9: LAS LISTRIK.docx

Pesawat Las

Pesawat-pesawat las yang dipakai bermacam-macam, tapi bila ditinjau dari

jenis arus yang keluar dapat digolongkan sebagai berikut:

pesawat las arts bolak-balik (AC)

pesawat las arus searah (DC)

pesawat las arus bolak-balik dan searah (AC-DC) yang merupakan

gabungan dari pesawat AC den DC.

Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)

Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit

listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan

digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper.

Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah

disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat transformator

ini antara 38 sampai 70 volt.

Pesawat Las Arus Searah (DC)

Page 10: LAS LISTRIK.docx

Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier,

pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit

listrik yang digerakkan oleh motor listrik.

Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit

listrik yang digerakkan oleh motor tistrik (motor generator)

Pesawat Las AC-DC.

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan

arus searah. Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya

karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las

jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

Alat – Alat Bantu Las

- Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan

karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

kabel elektroda

kabel massa

kabel tenaga

Page 11: LAS LISTRIK.docx

Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan

elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel

tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik

dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC -

DC.

Dalam tabel 1 ditunjukkan ukuran luas penampang kabel las (kabel elektroda atau

kabel massa) untuk panjang tertentu pada kapasitas arus pesawat las.

- Pemegang Elektroda

Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang

elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang

dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,

bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada

gantungan dari bahan fiber atau kayu.

Palu Las

Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada

jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.. Berhati-

hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan

memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

Page 12: LAS LISTRIK.docx

Sikat Kawat

Dipergunakan untuk :

- membersihkan benda kerja yang akan dilas

- membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu

las.

Klem Massa

Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke

benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik

yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem

massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja

dengan baik .

Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan

klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat,

cat, minyak.

Page 13: LAS LISTRIK.docx

Tang (penjepit)

Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda

kerja yang masih panas

Perlengkapan Keselamatan Kerja

1) Helm Las

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari

sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun

mata, Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata

langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang

dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias

yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.

Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun

dalam dilapisi dengan kaca putih.

Page 14: LAS LISTRIK.docx

2) Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan

memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai

sepasang sarung tangan.

3) Baju Las/Apron

Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap

dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas

kepala, harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya

dapat dipakai apron.

Page 15: LAS LISTRIK.docx

4) Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,

Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga

dipakai.

5) Kamar Las

Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang

ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.

Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim

ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari

bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya

kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.

Page 16: LAS LISTRIK.docx

6) Masker Las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka

gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

Cara-cara Menyalakan Busur

Untuk mamperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere)

yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat

dilakukan dengan 2 (dua) cara.

Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur

dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr.

Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan

seperti pada Gbr

Page 17: LAS LISTRIK.docx

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk

melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali

ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada

gambar. Jika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B

untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat

sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk

elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan

dasar ± 3,25 mm.

Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal

adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.

Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan

mengendap dengan baik.

Hasilnya :

rigi-rigi las yang halus dan baik.

tembusan las yang baik

perpaduan dengan bahan dasar baik

percikan teraknya halus.

Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang

berbentuk bola dari cairan elektroda.

Hasilnya :

rigi-rigi las kasar

tembusan las dangkal

percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.

Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi

pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).

Page 18: LAS LISTRIK.docx

Hasilnya :

- rigi las tidak merata

- tembusan las tidak baik

- percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.

Pengaruh Besar Arus.

Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu

rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang

terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan

bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata

serta penembusan yang kurang dalam.

Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu

cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang

dalam. Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai,

posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.

Gerakan Elektroda.

Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :

1) Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan

untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.

2) Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar

jalur las yang dikehendaki.

Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan

kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas

lebih dangkal daripada ayunan ke bawah.

Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk

mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.

Page 19: LAS LISTRIK.docx

Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Titik-titik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada

tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah

sambungan.

Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan

gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama,

sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar.

Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal

bahan dasar.

Alur Spiral

Alur Zig-zag

Alur Segitiga

Pengaruh Kecepatan Elektroda Pada Hasil Las.

Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas

harus stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak

dibolehkan rigi-rigi las yang berbentuk gergaji

Page 20: LAS LISTRIK.docx

Jika elektroda digerakkan tarlalu lambat, akan dihasilkan jalur yang kuat

dan lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan

dasar tipis.

Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh

karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan

elektroda monembus bahan dasar. Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah

perpaduan dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik

II. CARA KERJA DAN DATA PENGAMATAN

2.1. Cara Kerja

1. Persiapan

a. Mempersiapkan peralatan yang digunakan

b. Memasang kabel las dan pemegang elektoda pada generator

c. Melakukan pengkutuban elektroda langsung, kabel elektroda

dipasang pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal

positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebagai sirkuit las

listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

2. Percobaan

a. Proses Penyulutan

Setelah arus dijalankan, elektroda didekatkan pada lokasi jalur

sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak

yang pendek (garis tengah elektroda).

b. Menyalakan busur listrik

Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur

(ampere) yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda,

Menyalahkan busur dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yakni :

• Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan

busur dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada

benda kerja lihat gambar.

• Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda

disentuhkan.

Page 21: LAS LISTRIK.docx

c. Memadamkan busur listrik

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu

penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan

maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk

sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru

kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.

2.2. Data Pengamatan

No Gambar Keterangan1. Elektroda Berselaput

Elektroda berselaput ini terdiri dari

bangian inti dan pelindung atau fluks.

Pelapisan fluks dapt dilakukakn

dngan cara di semprot, celup atau

destrusi.tujuan di buatnya fluks ini

agar pada saat elektroda terbkar akan

menghasilkan gas CO2 dengan tujuan

melindungi cairan las listrik dari

oksigen yang dapat mengalami bahan

las mengalami oksidasi sehingga

akan mempengaruhi sifat mekanisme

dari logam las.

2. Mesin las listrik

Mesin las merupakan sumber tenaga

yang memberi jenis tenaga listrik

yangdiperlukan serta tegangan yang

cukup untuk terus melangsungkan

suatu lengkung listrik las.

Page 22: LAS LISTRIK.docx

3. Klem Massa

Klem massa adalah suatu alat untuk

menghubungkan kabel massa ke

benda kerja.Biasanya klem massa

dibuat dari bahan dengan penghantar

listrik yang baik seperti Tembaga

agar arus listrik dapat mengalir

dengan baik, klem massa ini

dilengkapi dengan pegas yang kuat.

Yang dapat menjepit benda

kerja .Walaupun demikian

permukaan benda kerja yang akan

dijepit dengan klem massa harus

dibersihkan terlebih dahulu dari

kotoran-kotoran seperti karat, cat,

minyak.

4. Pemegang Elektroda

Ujung yang tidak berselaput dari

elektroda dijepit dengan pemegang

elektroda.Pemegang elektroda terdiri

dari mulut penjepit dan pegangan

yang dibungkus oleh bahan penyekat.

Pada waktu berhenti atau selesai

mengelas, bagian pegangan yang

tidak berhubungan dengan kabel

digantungkan pada gantungan dari

bahan fiber atau kayu

Page 23: LAS LISTRIK.docx

PEMBAHASAN

Dalam praktikum las listrik ini membahas tentang bagaimana cara teknik

pengelasan yang baik dan perawatan pada pengelasan itu sendiri dimana

pengelasan itu sendiri merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan

cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa

tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan

yang kontinyu. 

Pada pengelasan menggunakan arus listrik ini harus menggunakan arus

listrik yang tepat dikarenakan jika berlebihan menggunakan arus listrik maka

akan membuat besi yang di las akan menjadi bolong dan tidak dapat dipakai

sedangkan jika terlalu sedikit arus yang dipakai akan mempengaruhi terhadap

daya ikat logam yang dicairkan terhadap logam yang akan ditempelkan. Cara

pengaturan las listrik dapat diatur menggunakan handle pada mesin las dengan

diputar dan dipilih arus yang sesuai dengan kenyamanan kita

Lalu gerakan pada saat pengelasan haruslah stabil jika terlalu cepat maka

akan membuat pemanasan elektroda terhadap logam yang dilas akan semakin

kurang dan membuat daya rekat yang lemah, sedangkan jika terlalu lama akan

terjadi kerusakan pada logam yang dilas karena panas yang berlebih. Pada proses

pengelasan sebaiknya ditempat yang datar dikarenakan pada pengelesaan di

butuhkan penempelan yang sempurna sehingga logam yang ditempelkan akan

menjadi rapat dan mudah untuk dilas.

Pengelasan yang terjadi pada saat menyambungkan besi pada pagar yang

akan di buat terdapat tingkat kesulitan pada saat penempelan awal dan harus

benar – benar dilakukan ditempat yang datar agar pagar yang dibuat dapat lurus

dan terlihat rapi. Dan pada saat pengelasan benda yang dilas dan harus ditopang

olah tangan hendaklah menggunakan sarung tangan atau tang penjepepit yang

tidak mengalirkan arus panas karena kondisi kerja pada logam yang melebihi

1000 derajat celcius.

Page 24: LAS LISTRIK.docx

KESIMPULAN

Pengelasan merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan

cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau

tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan

sambungan yang kontinyu.

Ketika melakukan proses pengelasan harus memakai perlengkapan kerja

yang lengkap karena karena kondisi kerja pada logam yang melebihi

1000 derajat celcius.

Page 25: LAS LISTRIK.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. “Pengelasan”(Online).

http://pengelasan.blogspot.com/2007/08/pendahuluan-las-busur-listrik-

atau.html.19 November 2012.