Lapsus Rawat Jalan Tita

14
7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 1/14 I. PENDAHULUAN Bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis serupa (stereotipik) yang berlebihan dan abnormal, berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak yang bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut. Sindrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan tanda klinis epilepsi yang terjadi bersama-sama meliputi berbagai etiologi, umur, onset, jenis serangan, faktor pencetus, kronisitas. (1,)  !ebedaan kejang epilepsi dan sindrom epilepsi adalah dari klasifikasi kejangnya. "ejang epileptik dibagi tiga terdiri dari kejang generalisata dan kejang parsial (fokal) dan kejang yang tidak terklasifikasikan. "ejang generalisata dengan asal nonfokal yaitu tonik- klonik, tonik, klonik, absence, atonik, akinetik, mioklonus epileptik bilateral sedangkan kejang  parsial (fokal) yang terdiri dari kejang pasrial sederhana dengan simtomatologi elementer (kesadaran tidak terganggu) yaitu dengan gejala motorik (termasuk #acksonian, versive dan  postural), dengan gejala sensorik (termasuk visual, somatosensorik, auditorius, olfaktorius, gustatorik dan vertiginosa), dengan gejala otonom, dengan gejala psikis (termasuk disfasia dan  perubahan afektif) dan bentuk campuran. Sedangkan kejang parsial kompleks dengan simtomatologi kompleks yaitu kejang parsial sederhana diikuti oleh hilangnya kesadaran dan dengan otomatisme. Sindrom epileptik terdiri dari kejang neonatus, spasme infalitis (sindrom $est), kejang neonatus familial jinak, ensefalopati epileptik masa anak-anak (sindrom %enno&- 'astaut), epilepsi fokal jinak masa anak-anak, epilepsi mioklonik juvenilis, epilepsi pasca trauma, epilepsi partialis continua, afasia epileptik didapat, epilepsi idiopatik, tidak terklasifikasikan di tempat lain dan epilepsi simtomatik (atau lesional), tidak terklasifikasikan di tempat lain. () "ejang epileptik generalisata terjadi lebih sering pada anak daripada orang deasa, membentuk sekitar * dari semua kejang pada masa anak-anak. "ejang ini semua ditandai dengan aitan mendadak, disertai kehilangan atau perubahan kesadaran dan berbagai aktivitas motorik simetris-bilateral yang sering berkaitan dengan perubahan tonus otot. "ejang aitan generalisata dibagi lagi menjadi beberapa tipe spesifik pada satu anak dapat terjadi lebih dari satu tipe. "ejang tonik klonik (kejang  grand mal ) merupakan serangan epilepsi klasik yang ditandai dengan kesadaran hilang segera dan total disertai kontraksi menetap dan masif di seluruh otot, fase tonik berlangsung 1+-+ detik diikuti fase klonik + detik. "ejang mioklonik ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris cepat dan singkat. bsence seiure (kejang  petit-mal ) bermanifestasi sebagai hilangnya secara sesaat kesadaran disertai amnesia, bermula dan berakhir secara mendadak jarang berlangsung lebih dari beberapa detik. "ejang atonik  bermanifestasi sebagai kehilangan tonus yang mendadak dan biasanya total pada otot anggota Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 1

description

tes

Transcript of Lapsus Rawat Jalan Tita

Page 1: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 1/14

I. PENDAHULUAN

Bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis serupa (stereotipik) yang berlebihan dan

abnormal, berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa perubahan

kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak yang bukan

disebabkan oleh suatu penyakit otak akut. Sindrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan

tanda klinis epilepsi yang terjadi bersama-sama meliputi berbagai etiologi, umur, onset, jenis

serangan, faktor pencetus, kronisitas.(1,) 

!ebedaan kejang epilepsi dan sindrom epilepsi adalah dari klasifikasi kejangnya.

"ejang epileptik dibagi tiga terdiri dari kejang generalisata dan kejang parsial (fokal) dan

kejang yang tidak terklasifikasikan. "ejang generalisata dengan asal nonfokal yaitu tonik-

klonik, tonik, klonik, absence, atonik, akinetik, mioklonus epileptik bilateral sedangkan kejang

 parsial (fokal) yang terdiri dari kejang pasrial sederhana dengan simtomatologi elementer (kesadaran tidak terganggu) yaitu dengan gejala motorik (termasuk #acksonian, versive dan

 postural), dengan gejala sensorik (termasuk visual, somatosensorik, auditorius, olfaktorius,

gustatorik dan vertiginosa), dengan gejala otonom, dengan gejala psikis (termasuk disfasia dan

 perubahan afektif) dan bentuk campuran. Sedangkan kejang parsial kompleks dengan

simtomatologi kompleks yaitu kejang parsial sederhana diikuti oleh hilangnya kesadaran dan

dengan otomatisme. Sindrom epileptik terdiri dari kejang neonatus, spasme infalitis (sindrom

$est), kejang neonatus familial jinak, ensefalopati epileptik masa anak-anak (sindrom %enno&-

'astaut), epilepsi fokal jinak masa anak-anak, epilepsi mioklonik juvenilis, epilepsi pasca

trauma, epilepsi partialis continua, afasia epileptik didapat, epilepsi idiopatik, tidak 

terklasifikasikan di tempat lain dan epilepsi simtomatik (atau lesional), tidak terklasifikasikan

di tempat lain.()

"ejang epileptik generalisata terjadi lebih sering pada anak daripada orang deasa,

membentuk sekitar * dari semua kejang pada masa anak-anak. "ejang ini semua ditandai

dengan aitan mendadak, disertai kehilangan atau perubahan kesadaran dan berbagai aktivitas

motorik simetris-bilateral yang sering berkaitan dengan perubahan tonus otot. "ejang aitan

generalisata dibagi lagi menjadi beberapa tipe spesifik pada satu anak dapat terjadi lebih dari

satu tipe. "ejang tonik klonik (kejang  grand mal ) merupakan serangan epilepsi klasik yang

ditandai dengan kesadaran hilang segera dan total disertai kontraksi menetap dan masif di

seluruh otot, fase tonik berlangsung 1+-+ detik diikuti fase klonik + detik. "ejang mioklonik 

ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris cepat dan singkat. bsence seiure (kejang

 petit-mal ) bermanifestasi sebagai hilangnya secara sesaat kesadaran disertai amnesia, bermula

dan berakhir secara mendadak jarang berlangsung lebih dari beberapa detik. "ejang atonik 

 bermanifestasi sebagai kehilangan tonus yang mendadak dan biasanya total pada otot anggota

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 1

Page 2: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 2/14

 badan, leher dan badan. "ejang akinetik adalah kejang dengan gerakan terhenti tanpa

kehilangan tonus otot yang bermakna.()

"ejang epilepsi parsial dibagi menjadi dua yaitu kejang parsial sederhana dan kejang

 parsial kompleks. "ejang parsial sederhana yaitu kejang motorik fokal, kejang adversif, kejang

somatosensorik termasuk fenomena halusinatorik, psikoilusi atau emosional kompleks sering

diikuti oleh paralisis transien. Sedangkan kejang parsial kompleks adalah kejang psikomotorik,

gejala bervariasi biasanya perubahan kesadaran, ketidakresponsifan dan otomatisme (aktivitas

motorik kompleks berulang yang tidak bertujuan, tidak terarah dan tidak sesuai dengan situasi.

()

World Health Organization menyebutkan, insidens epilepsi di negara maju berkisar +

 per 1++.+++ penduduk, sedangkan di negara berkembang 1++ per 1++.+++ ribu. Salah satu

 penyebab tingginya insidens epilepsi di negara berkembang adalah suatu kondisi yang dapatmenyebabkan kerusakan otak permanen. "ondisi tersebut diantaranya infeksi, komplikasi

 prenatal, perinatal serta post natal. /ndonesia diperkirakan jumlah penderita epilepsi sekitar 1-0

 juta jia.()

%ebih kurang * dari seluruh kasus epilepsi tidak diketahui faktor penyebabnya.

!enyebab epilepsi bersifat multifaktorial. Beberapa faktor risiko yang sudah diketahui antara

lain kejang demam, trauma kepala, infeksi berhubungan kejadian epilepsi anak, stroke,

intoksikasi (termasuk obat-obatan tertentu), tumor otak, masalah kardiovaskuler, gangguan

keseimbangan elektrolit, infeksi ensefalitis, meningitis dan infeksi parasit terutama cacing pita.

pabila diketahui penyebabnya maka disebut epilepsi simtomatik, sedangkan apabila

 penyebabnya tidak diketahui disebabkan epilepsi idiopatik.()

2pilepsi dapat terjadi setelah kerusakan otak yang didapat pada masa prenatal, perinatal

maupun pasca natal. !ada perinatal asfiksia memegang peranan penting, di samping tindakan

forsep dan trauma. 3alam kepustakaan dinyatakan baha trauma lahir dapat disebabkan oleh

riayat kehamilan postmatur, bayi besar, partus lama dan kelainan letak yang dapat

menimbulkan cedera karena kompresi kepala yang dapat berakibat distorsi dan kompresi otak sehingga terjadi perdarahan atau edema otak yang dapat menyebabkan kelainan neurologik.

4anifestasi klinik dari kelainan neurologi dapat berupa epilepsi. !ada epilepsi idiopatik, tidak 

dapat ditemukan kelainan pada jaringan otak. 3iduga terdapat kelainan atau gangguan

keseimbangan at kimia dalam sel-sel saraf pada area jaringan otak yang abnormal. ()

"ecenderungan timbulnya epilepsi yang diturunkan atau diariskan biasanya terjadi

 pada masa anak-anak. 5al ini disebabkan karena ambang rangsang serangan yang lebih rendah

dari normal diturunkan pada anak. !ada anak yang mempunyai ayah dan ibu penderita epilepsi

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 2

Page 3: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 3/14

mempunyai peluang kali lebih besar menderita epilepsi daripada anak dengan ayah dan ibu

yang bukan penderita epilepsi.()

Sampai saat ini belum diketahui dengan baik mekanisme terjadinya bangkitan epilepsi.

 6amun beberapa faktor yang ikut berperan adalah (1) gangguan pada membran sel neuron.

!otensial membran sel neuron bergantung pada permeabilitas sel tersebut terhadap ion natrium

dan kalium. 4embran neuron permeabel sekali terhadap ion kalium dan kurang permeabel

terhadap ion natrium, sehingga didapatkan konsentrasi ion kalium yang tinggi dan konsentrasi

ion natrium yang rendah di dalam sel dalam keadaan normal. !otensial membran ini dapat

diganggu dan berubah oleh berbagai hal misalnya perubahan konsentrasi ion ekstraselular,

stimulasi mekanis atau kimiai, perubahan pada membran oleh penyakit atau jejas atau

 pengaruh genetik sehingga menyebabkan berkurangnya ion kalium dan meningkatnya

konsentrasi ion natrium di dalam sel. () gangguan pada mekanisme inhibisi prasinaps dan

 pascasinaps. Sel neuron saling berhubungan sesamanya melalui sinaps-sinaps. !otensial-aksi

yang terjadi di suatu neuron dihantar melalui neuroakson yang kemudian membebaskan at

transmiter pada sinaps yang mengeksitasi atau menginhibisi membran pascasinaps. 7ransmiter 

eksitasi (asetilkolin, glutamid acid) mengakibatkan depolarisasi, at transmiter inhibisi 'B

('ama amino butyric acid, glisin) menyebabkan hiperpolarisasi neuron penerimanya. #adi satu

impuls dapat mengakibatkan stimulasi atau inhibisi pada transmisi sinaps. 7iap neuron

 berhubungan dengan sejumlah besar neuron-neuron laiinya melalui sinaps eksitasi atau

inhibisi, sehingga otak merupakan struktur yang terdiri dari sel neuron yang saling

 berhubungan dan saling mempengaruhi aktivitasnya. 'angguan terhadap keseimbangan ini

dapat mengakibatkan terjadinya bangkitan kejang. 2fek inhibisi ialah meninggikan tingkat

 polarisasi membran sel. "egagalan mekanisme inhibisi mengakibatkan terjadinya lepas muatan

listrik yang berlebihan. 8at 'B mencegah terjadinya hipersinkronisasi. 'angguan sintesis

'B mengakibatkan perubahan keseimbangan eksitasi-inhibisi dan eksitasi lebih unggul dan

dapat menimbulkan bangkitan epilepsi. 9osfat piridoksal penting untuk sintesis 'B,defisiensi piridoksin metabolik atau nutrisi dapat mengakibatkan konvulsi pada bayi.

ntikonvulsan asam valproat bekerja dengan melalui pencegahan pemecahan 'B. () sel

glia. Sel glia diduga berfungsi untuk mengatur ion kalium ekstraseluler di sekitar neuron dan

terminal prasinaps. !ada gliosis atau keadaan cedera, fungsi glia yang mengatur konsentrasi ion

kalium ekstraselular dapat terganggu dan mengakibatkan meningkatnya eksitabilitas sel neuron

di sekitarnya. :asio yang tinggi antara kadar ion kalium ekstraselular dibanding intraselular 

dapat mendepolarisasi membran neuron.(0)

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 3

Page 4: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 4/14

Bila sekelompok sel neuron tercetus dalam aktivitas listrik berlebihan, maka didapatkan

kemungkinan ; (1) aktivitas ini tidak menjalar ke sekitarnya, melainkan terlokalisasi pada

kelompok neuron tersebut, kemudian berhenti. () aktivitas menjalar sampai jarak tertentu,

namun tidak melibatkan seluruh otak, kemudian menjumpai tahanan dan berhenti. () aktivitas

menjalar ke seluruh otak dan kemudian berhenti. !ada keadaan 1 dan didapatkan bangkitan

epilepsi fokal (parsial), sedangkan pada keadaan didapatkan kejang umum. #enis bangkitan

epilepsi bergantung kepada letak serta fungsi sel neuron yang berlepas-muatan listrik 

 berlebihan serta penjalarannya.(0)

3iagnosis epilepsi ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan klinis

dengan hasil pemeriksaan penunjang seperti 22' dan radiologis. 6amun demikian, bila secara

kebetulan melihat serangan yang sedang berlangsung maka epilepsi (klinis) sudah dapat

ditegakkan.(0)

!engobatan epilepsi adalah terdiri dari 0 prinsip sebagai berikut diagnosis pasti epilepsi

hal ini karena pengobatannya dalam jangka panjang, setelah diagnosis ditegakkan harus

ditentukan jenis serangannya, setelah itu memulai pengobatan dengan satu obat anti epilepsi

(<2) dosis kecil kemudian dosis dinaikkan bertahap sampai serangan teratasi dan perlu

diperhatikan mengenai monitoring pengobatan karena dapat terjadi kegagalan <2 yang

disebabkan non-compliance atau tidak minum obat menurut aturan. #enis <2 yang biasanya

digunakan adalah asam valproat, carbamaepin, fenobarbital, fenitoin, klonaepam,

asetaolamid, etosuksimid, primidon.(0,)

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 4

Page 5: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 5/14

Laporan Kasus

Identitas pasien

 6ama ; n. =" 

>mur ; 1 tahun

#enis kelamin ; laki-laki

7anggal lahir ; 1 9ebruari ++

gama ; "risten !rotestan

lamat ; <esapa

Identitas Orang tua

yah

 6ama ; 7n. <" 

>mur ; 0 tahun

!ekerjaan ; !6S

gama ; "risten !rotestan

lamat ; <esapa

/bu

 6ama ; 6y. S6

>mur ; ? tahun

!ekerjaan ; /:7

gama ; "risten !rotestan

lamat ; <esapa

Anamnesis 

Riwayat penyakit diberikan oe! ; /bu pasien (alloanamnesis)

Keu!an Utama ; !asien mengalami kejang tanpa demam

Riwayat Penyakit "ekarang ;

/bu pasien mengatakan anaknya mengalami keluhan kejang @ kali dalam sebulan

dengan lama kejang @ menit. "ejang tanpa diaali dengan demam. !ada saat kejang pasien

tidak sadar, kaki dan tangan anak tersentak-sentak secara bergantian. "edua mata anak 

mengarah ke atas. Setelah kejang baru pasien menyadarkan diri dan tampak lemas. "ejang

 biasanya timbul jika cuaca panas, anak stres dan kelelahan. 7idak ada busa yang keluar leat

mulut. Sesak tidak ada, mual dan muntah tidak ada. Batuk dan pilek tidak ada. 6afsu makan

mulai membaik. B" lancar dan BB normal.

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 5

Page 6: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 6/14

Riwayat Penyakit Da!uu ;

!asien pernah terjatuh dari atas tempat tidur pada usia hari kepala terbentur tetapi

tidak pingsang. :iayat kejang sejak umur 0 tahun, umur dan tahun berulang dan

mengeluarkan busa. nak pernah diraat di :umah Sakit karena menderita malaria pada usia

tahun dan muntaber pada usia 0 tahun.

Riwayat Penyakit Keuarga ;

7idak ada keluarga yang mempunyai keluhan dan riayat penyakit yang sama

Riwayat Lingkungan sekitar ;

7idak ada

Riwayat Pengobatan ;

Sejak terdiagnosis epilepsi sampai saat ini pasien sedang mengonsumsi luminal & +

mg dan Aarbameapin ++ mg.

Riwayat Aergi ;

7idak mempunyai riayat alergi

Riwayat Ke!amian ;

'!+, diakui ibu rutin dan teratur dalam melakukan 6A 0 kali di B"/ Soe, sudah

mendapatkan imunisasi 77, sudah mendapatkan tablet tambah darah dan vitamin.

Riwayat Persainan ;

%ahir spontan ditolong oleh dukun terlatih di rumah, lahir langsung menangis, ketuban

mengering. Berat badan lahir +++ gram.

Riwayat #akanan ;

S/ hanya diberikan sampai usia 1+ bulan tetapi diselingi dengan pemberian susu

formula. Setelah itu anak sudah diberikan makanan seperti bubur, nasi dan lauk pauk yang lain.

Riwayat Imunisasi ;

5B + 1&, 5epatitis B &, BA' 1&, 3!7 &, !olio &, Aampak 1&

Riwayat $umbu! Kembang ;

nak mempunyai riayat tumbuh kembang yang cukup baik. nak dapat

 berkomunikasi baik dengan membalas yang telah dilakukan oleh pemeriksa. nak juga dapat

mengikuti perintah dengan baik. 7etapi anak terlihat lebih sering termenung dan berdiam diri.

nak tidak hiperaktif. !andangan anak saat diajak berbicara lebih suka melihat ke arah yang

 berbeda. nak pernah masuk ke sekolah biasa tetapi saat ini sudah tidak bersekolah lagi karena

anak sering merasa ketakutan sebab guru dan teman-teman di sekolah sering memarahinya.

Saat ini orang tua anak berniat akan memasukkannya ke sekolah luar biasa (S%B) hal ini

dikarenakan orang tuanya mengetahui baha anaknya sudah tidak mampu lagi untuk dapat

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 6

Page 7: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 7/14

 bersekolah di sekolah biasa pada umumnya karena serangan kejang yang berulang-ulang ini

sudah dapat mengganggu psikologis dan mental pasien.

Pemeriksaan %isik

"eluhan >tama ; nak tampak sakit sedang

"esadaran ; Aompos 4entis

77= ; Suhu ?,+CA

:: +&Dm

 6adi E+&Dm

Status ntropometri ;

BB 0? kg

7B 1+ cm

Status gii 'ii Baik 

%" cm

Status %" 6ormocephal

"ulit ; sao matang, tidak pucat, tidak ikterus, tidak sianosis.

"epala ; bentuk kepala bulat, normocephal, simetris, rambut hitam ikal, tipis, tersebar di

seluruh kepala, tidak mudah tercabut dan tidak ada luka atau tanda trauma.

$ajah ; kesan simetris, dagu lancip.

4ata ; konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor pada kedua mata, tidak ada

tanda perdarahan, refleks cahaya langsung dan refleks cahaya tidak langsung ada pada kedua

mata, kedua mata kesan menonjol.

5idung ; tidak ada rhinorhea, tidak ada sisa sekret, tidak ada deviasi septum, tidak ada, tidak 

ada napas cuping hidung, tidak ada tanda-tanda radang dan tidak ada tanda-tanda perdarahan.

7elinga ; otorrhea tidak ada, cairan atau pus tidak ada

4ulut ; mukosa bibir lembab, arna merah muda

%eher ; tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

7hora&

!ulmo ;

• /nspeksi ; pengembangan dada simetris, tidak terdapat retraksi, kedua buah

mammae terletak simetris, pernapasan toracoabdominal.

• !alpasi ; tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi

• !erkusi ; sonor diseluruh lapangan paru

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 7

Page 8: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 8/14

• uskultasi ; vesikuler pada kedua lapangan paru, tidak ada ronkhi, tidak ada

heeing

Aor ;

/nspeksi ; ictus cordis tidak terlihat• !alpasi ; ictus cordis teraba di /AS linea mid clavicula sinistra

• uskultasi ; bunyi jantung /-// tunggal, reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop

bdomen ;

• /nspeksi ; perut datar, tidak ada massa, umbilikus dalam batas normal

• !alpasi ; supel, datar, hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan

• !erkusi ; timpani diseluruh abdomen

• uskultasi ; bising usus dalam batas normal

7urgor kulit ; F detik 

2kstremitas ; akral hangat, A:7 F detik, tidak ada kelainan bentuk jari tangan dan kaki pada

kedua ekstremitas

!emeriksaan neurologis ;

:efleks 9isiologi

• B!: ; GG GG

• 7!: ; GG GG

• "!: ; GGGG

!: ; GGGG:efleks !atologis

Babinsky (-)

Ahaddock (-)

"aku kuduk ; (-)

7onus G G

  G G

4otorik

 

Resume &

nak keluhan kejang @ kali dalam sebulan dengan lama kejang @ menit. "ejang

tanpa diaali dengan demam. !ada saat kejang pasien tidak sadar, kaki dan tangan anak 

tersentak-sentak secara bergantian. "edua mata anak mengarah ke atas. Setelah kejang baru

 pasien menyadarkan diri dan tampak lemas. "ejang biasanya timbul jika cuaca panas, anak 

stres dan kelelahan. nak mempunyai riayat terjatuh dari tempat tidur usia hari kepala

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 8

Page 9: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 9/14

terbentur tetapi tidak pingsan, kejang pertama kali sejak umur 0 tahun, umur dan tahun

 berulang dan mengeluarkan busa. nak pernah menderita malaria pada usia tahun dan

muntaber pada usia 0 tahun. Sampai saat ini anak sementara mengonsumsi obat luminal & +

mg dan carbamaepin ++ mg sehari kali. "esadaran ; Aompos 4entis, tanda-tanda vital

dalam batas normal, status gii baik, lingkar kepala normocephal.

3iagnosa "erja ; 2pilepsi

3iagnosis Banding ; S<%

7erapi ;

- %uminal & + mg

- Aarbamaepin ++ mg

II. Diskusi

  !asien pada kasus ini didiagnosis dengan epilepsi. 3iagnosis epilepsi ditegakkan

melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. !ada anamnesis didapatkan

adanya keluhan kejang @ kali dalam sebulan. "ejang tanpa diaali dengan demam. "ejang

 bersifat umum. Saat kejang pasien tidak sadar, lama kejang berlangsung sekitar F menit.

"ejang biasanya timbul jika cuaca panas, stres dan kelelahan. 2pilepsi adalah suatu gangguan

kronik, dengan tanda utama adalah kejang spontan yang berulang, dapat dikategorikan epilepsi

 jika kejang terjadi tanpa diaali dengan demam, frekuensinya H kali dalam setahun dan dapat

terjadi gangguan kesadaran. 9aktor pencetusnya yaitu kelelahan, kurang tidur, hormonal, stress

 psikologis dan alkohol.

!ada pemeriksaan fisik epilepsi biasanya ditemukan tanda-tanda seperti trauma kepala,

tanda-tanda infeksi, kelainan kongenital, kecanduan alkohol atau napa, kelainan pada kulit

(neurofakomatosis) dan tanda-tanda keganasan. !ada pasien ini tidak ditemukan tanda-tanda

seperti yang telah disebutkan di atas hanya pada pasien ada riayat terjatuh dari tempat tidur 

dan kepalanya terbentur saat usianya masih hari.

!emeriksaan penunjang umumnya pada epilepsi adalah pemeriksaan 22', 9oto polos

kepala, A7 Scan, 4:/ dan sesuai indikasi dapat dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal dan

2"'. !emeriksaan foto polos kepala biasanya dibuat dalam posisi anteroposterior dan lateral.

!emeriksaan foto polos kepala ini untuk mengetahui adanya tanda peningkatan tekanan

intrakranial, adanya asimetri tengkorak, adanya perkapuran abnormal. !emeriksaan A7 Scan

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 9

Page 10: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 10/14

dan 4:/ digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan otak sehingga dapat membantu untuk 

menyingkirkan diagnosis banding yang lain.

!enegakan diagnosis epilepsi adalah dengan diagnosis klinis. !emeriksaan 22' untuk 

membantu mencari gelombang listrik pada otak. 7etapi hampir H +* epilepsi tidak ditemukan

kelainan. 'ambaran 22' juga berbeda untuk masing-masing serangan atau kejang epilepsi.

!emeriksaan 22' harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan pemeriksaan

 penunjang yang paling baik dilakukan untuk membantu dalam pemastian dan penegakan

diagnosis epilepsi. Selain itu, 22' juga digunakan untuk mengetahui kemajuan terapi. danya

kelainan fokal pada 22' menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan

adanya kelainan umum pada 22' menunjukkan kemungkinan adanya kelainan genetik atau

metabolik. :ekaman 22' dikatakan abnormal jika ;

1) simetris irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua hemisfer otak 

) /rama gelombang tidak teratur 

) /rama gelombang tidak teratur, irama gelombang lebih lambat dibanding seharusnya

misalnya gelombang delta

0) danya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal, misalnya

gelombang tajam, gelombang runcing, gelombang majemuk dan gelombang lambat

yang timbul secara paroksimal.

!ada anak ini tidak dilakukan pemeriksaan 22' karena 22' di :S>3 !rof. . 8.

#ohannes "upang sudah lama rusak (@ , tahun). 6amun demikian, dari hasil anamnesis bila

didapatkan gejala epilepsi secara klinis maka epilepsi sudah dapat ditegakkan.

7ujuan pokok terapi epilepsi adalah membebaskan pasien dari bangkitan epilepsi tanpa

mengganggu fungsi normal SS! agar pasien dapat menunaikan tugasnya tanpa gangguan.

7erapi dapat dijalankan dengan berbagai cara dan sebaiknya dengan mempertahankan pedoman

 berikut ; (1) melakukan pengobatan kausal kalau perlu dengan pembedahan, umpamanya pada

tumor serebri, () menghindari faktor pencetus suatu bangkitan, umpamanya minum alkohol,

emosi, kelelahan fisik maupun mental dan () penggunaan antikonvulsi atau antiepilepsi. ()

!engobatan anak dengan epilepsi hanya dapat efektif apabila berbagai faktor medis, psikologis

dan lingkungan yang saling berinteraksi juga ditangani. !engobatan epilepsi adalah terdiri dari

0 prinsip sebagai berikut diagnosis pasti epilepsi hal ini karena pengobatannya dalam jangka

 panjang, setelah diagnosis ditegakkan harus ditentukan jenis serangannya, setelah itu memulai

 pengobatan dengan satu obat anti epilepsi (<2) dosis kecil kemudian dosis dinaikkan

 bertahap sampai serangan teratasi dan perlu diperhatikan mengenai monitoring pengobatan

karena dapat terjadi kegagalan <2 yang disebabkan non-compliance atau tidak minum obat

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 10

Page 11: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 11/14

menurut aturan. #enis <2 sangat tergantung pada sifat serangan epilepsi. #enis <2 yang

 biasanya digunakan adalah asam valproat, carbamaepin, fenobarbital, fenitoin, klonaepam,

asetaolamid, etosuksimid, primidon.(0,,)

sam valproat dapat digunakan untuk semua serangan epilepsi antara lain parsial,

umum (tonik klonik), absens, mioklonik dan tonik. sam valproat dapat meningkatkan efek 

inhibisi postsinaptik 'B, menghambat pembentukan gelombang pakudan menghambat

 jaras neuronal eksitatorik. 3osis inisial anak adalah 1-+ mgDkgBBDhari dalam -0 dosis

(masa paruh -1 jam) untuk mencapai kadar terapeutik (0+-1+ IgDml) dalam 1-0 hari dan

disusul oleh dosis rumat +-+ mgDkgBBDhari (tanpa loading dose). !ada politerapi sering

dibutuhkan lebih dari 1++ mgDkgBBDhari. 2fek samping idiosinkratik berupa ruam kulit, gagal

hati akut, pankreatitis akut dan diskrasia darah (trombositopenia, anemia dan leukopenia).

'ejala intoksikasi berupa mengantuk, vertigo dan perubahan perilaku. 2fek pemberian kronik 

adalah mengantuk, perubahan perilaku, tremor, hiperamonia, bertambahnya berat badan,

rambut rontok, penyakit perdarahan dan gangguan lambung.(0,,)

Aarbamaepin efektif untuk kejang parsial dan umum (tonik klonik). Aarbamaepin

merupakan obat antiepilepsi yang sering digunakan. Aarbamaepin mempunyai dosis pada

anak-anak yaitu sekitar 1+-0+ mgDkgBBDhari. Aarbamaepin ini biasanya digunakan untuk 

kejang parsial dan generalisata idiopatik maupun sekunder. Aarbamaepin ini bertujuan untuk 

menginaktivasi kanal natrium sehingga dapat menurunkan kemampuan syaraf untuk 

menghantarkan muatan listrik. 3osis anak di baah tahun, 1++ mg sehari, -1 tahun kali

1++ mg sehari. 3osis deasa ; dosis aal kali ++ mg sehari pertama selanjutnya dosis

ditingkatkan secara bertahap. 3osis pemeliharaan berkisar antara J++-1++ mg sehari untuk 

deasa atau +-+ mgDkgBB untuk anak. 3engan dosis ini umumnya tercapai dalam kadar 

terapi dalam serum -JIgDml. 2fek samping yang dapat terjadi setelah pemberian obat jangka

lama berupa pusing, vertigo, ataksia, diplopia dan penglihatan kabur. 2fek samping lainnya

dapat berupa mual, muntah, diskrasia darah yang berat (anemia aplastik, agranulositosis) dan

reaksi alergi berupa dermatitis, eosinofilia, limfadenopati dan splenomegali serta sering juga

dilaporkan kejadian Steven #ohnson.(0,,)

9enobarbital juga efektif untuk kejang parsial dan umum (tonik klonik). 4ekanisme

kerjanya adalah membatasi penjalaran aktivitas dan bangkitan dan menaikkan ambang

rangsang. 3osis deasa yang biasa digunakan adalah kali 1+-+ mg sehari. 3osis anak-

anak adalah +-1++ mg sehari. !enggunaan fenobarbital menyebabkan berbagai efek samping

seperti sedasi, psikosis akut dan agitasi. 9enitoin juga efektif untuk kejang parsial dan umum

(tonik klonik). 9enitoin tersedia sebagai garam 6a dalam bentuk kapsul 1++ mg dan tablet

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 11

Page 12: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 12/14

kunyah + mg untuk pemberian oral, sedangkan sediaan suntik 1++ mgD ml. 3i samping itu

 juga tersedia bentuk sirup dengan takaran 1 mgD ml dan sirup untuk anak + mgD ml.

>ntuk pemberian oral, dosis aal untuk deasa ++ mg, dilanjutkan dengan dosis

 pemeliharaan antara ++-0++ mg, maksimum ++ mg, sehari. nak H tahun, dosis aal sama

dengan dosis deasa sedangkan untuk anak F tahun dosis aal 1D dosis deasa. 3osis

 pemeliharaan 0-J mgDkgBB sehari, maksimal ++ mg. 3osis aal dibagi dalam - kali

 pemberian.(0,,) 

2tosuksimid merupakan obat yang paling efektif untuk mengatasi serangan absens

(petit mal). 3osis dimulai dengan 1-+ mgDkgBBDhari dibagi dalam -0 dosis per hari pada

anak F tahun (H 1 tahun ; + mgDhari) untuk mencapai kadar terapeutik (0+-1++ IgDml)

dalam ?-1+ hari (tanpa loading dose). 2fek samping idiosinkratik berupa ruam kulit dan

diskrasia darah (leukopenia, pansitopenia dan S%2). 'ejala intoksikasi berupa vertigo, sefalgia,

ataksia, nausea, letargi, anoreksia, batuk dan gangguan gastrointestinal. 2fek pemberian kronik 

adalah sefalgia dan perubahan perilaku. !emeriksaan darah tepi lengkap setiap bulan dan

kemudian setiap 0 bulan.(0,,)

Benodiaepin sering digunakan untuk mengatasi serangan absens dan mioklonik.

"lonaepam digunakan pada sebagian besar kejang motor minor (akinetik petit mal atipis dan

kurang berguna untuk spasme infantil), diberikan dengan dosis +,+ mgDkgBBDhari dalam -0

dosis, lalu dinaikkan dengan +,+ mgDkgBB per minggu sampai kejang teratasi (dosis maksimal

+, mgDkgBB). 6itraepam berguna untuk serangan motor minor dan spasme infantil, namun

terkendala oleh efek samping hepatotoksik. Alobaam untuk epilepsi yang berat, kejang umum

 primer, epilepsi parsial, sindrom %enno&-'astaut dan refleks epilepsi dengan dosis +,1-+,J

mgDkgBBDhari. 3iaepam dan loraepam biasanya untuk status epileptikus dan kejang demam.

setaolamid digunakan sebagai pengobatan tambahan pada kejang refrakter, termasuk 

serangan absens, kejang umum yang berkaitan dengan menstruasi dan serangan parsial

kompleks. !rimidon merupakan obat yang efektif juga untuk mengatasi serangan parsial,

umum (tonik klonik) dan tonik.

"asus ini dapat disimpulkan merupakan kejang epilepsi umum (tonik klonik atau  grand 

mal ) karena dilihat dari sifat dan mekanisme kejangnya. !ada kasus kejang umum (tonik 

klonik) obat pilihannya sudah dijelaskan di atas antara lain asam valproat, carbamaepin,

fenobarbital, fenitoin, benodiaepin, asetaolamid dan primidon. !ada pasien ini telah

diberikan obat yang sesuai untuk serangan kejangnya yaitu luminal & + mg Aarbamaepin

++ mg per oral. %uminal (fenobarbital) dan asam valproat merupakan pengobatan yang dapat

diberikan pada pasien epilepsi umum (tonik klonik) namun pada pasien ini kesulitan untuk 

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 12

Page 13: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 13/14

mendapatkan obat luminal ini karena persediaan yang sering tidak ada. Sehingga pasien hanya

mengonsumsi Aarbamaepin ++ mg per oral &1 tab.

!rognosis anak yang menderita epilepsi tergantung bermacam-macam faktor seperti

faktor medis, sosial dan psikologis. Secara umum prognosis epilepsi berhubungan dengan

 beberapa faktor seperti jenis epilepsi, faktor penyebab, lamanya kejang, frekuensi kejang, ada

tidaknya defisit neurologi, saat pengobatan dimulai dan ketaatan minum obat. "ejang yang

terjadi H 1 menit dan berulang-ulang dapat menimbulkan kerusakan otak sehingga dapat

mengganggu perkembangan seperti daya intelektual. <leh karena itu diperlukan pemeriksaan

tes /K pada pasien. !ada pasien ini cukup baik. <rang tua perlu diberikan "/2 mengenai

 penyakit karena penyakit ini dapat berulang kembali sehingga diperlukan kepatuhan dalam

mengontrol, meminum obat dan menghindari faktor pencetus.

Ringkasan

7elah dilaporkan kasus seorang anak laki-laki, 1 tahun , yang didiagnosis dengan

2pilepsi. 3iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

 penunjang. 7ata laksana disesuaikan dengan penyakit dan penyebab dasarnya yang dapat

menimbulkan gejala. <rang tua diberikan "/2 untuk mencegah agar penyakit ini tidak 

 berulang kembali.

DA%$AR PU"$AKA

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 13

Page 14: Lapsus Rawat Jalan Tita

7/21/2019 Lapsus Rawat Jalan Tita

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-rawat-jalan-tita 14/14

1. 6eman $. 3alam "amus "edokteran 3<:%63 2disi 1. #akarta; !enerbit 2'A,

+1+.

. :udolph et all. 3alam Buku jar !ediatri. =olume . 2disi +. #akarta; !enerbit 2'A,

++?.

. :aharjo 7B. 9aktor-faktor :isiko 2pilepsi pada nak di baah >sia 7ahun. 7esis.

++?; -.

0. Soetomenggolo, 7aslim S, dkk. 3alam Buku jar 6eurologi nak. #akarta; /3/, 1EEE.

. Setiabudy :. 3alam 9armakologi dan 7erapi. 2disi . #akarta; 9" >/, +11.

. "usumastuti ", dkk. 3alam !edoman 7ata laksana 2pilepsi ("elompok Studi 2pilepsi

!2:3<SS/). 2disi . Surabaya ; irlangga >niversity !ress, +10.

Laporan Kasus Rawat Jalan Epilepsi Page 14