Lapsus- Ket Dan Anemia
-
Upload
dwi-akbarini-awi -
Category
Documents
-
view
51 -
download
0
Transcript of Lapsus- Ket Dan Anemia
LAPORAN KASUSKEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
DAN ANEMIA
OLEH :DWI AKBARINI
Preseptor :dr. Susi Handayani Sp.An M.Sc
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
KEHAMILAN EKTOPIKKehamilan yang b’langsung (nidasi) diluar lokalisasi endometrium yg normal (cavum uteri)
KEHAMILAN EKSTRAUTERINKehamilan diluar batas rahim
KEHAMILAN HETEROTOPIKHamil intrauterin dan hamil ektopik yg terjadi bersama2
LOKALISASI
Kehamilan tuba– Interstisial – Ampula tubae– Isthmus tubae– Kehamilan pd osteum tubae eksternum
Kehamilan servikal Kehamilan ovarium Kehamilan abdomen Kehamilan intraligramentur (diligamentum rotundum)
FUNGSI TUBA
Transportasi ovum, spermatozoa & zigot Tempat tjd’a konsepsi Tumbang zigot menjadi blastokis u/ siap
melakukan nidasi pd endometrium
BENTUK KEHAMILAN EKTOPIK
Masih intak,terdapat rasa sakit atau tidak nyaman
Sdh pecah dg menimbulkan perdarahan intra-abdominal
Sebab kehamilan ektopik
Kegagalan fungsi tuba falopii– Terjadi penyempitan saluran tuba
Salpingitis kronis Endometriosis Tekanan tumor Tuba elongasi shg hasil konsepsi sdh siap nidasi di tuba Infeksi asenden ke IUCD
– Perlekatan tuba sbg saluran menyempit/buntu Infeksi menahun endometriosis
Terdapat endometrium yg memungkinkan utk nidasi→divetikulum tuba dgn endometrium
Terlambat nidasi setelah melalui kavum uteri→kehamilan sevikalis
Ovum terjebak dalam ovarium →spematozoa masuk stigma ovum , terjadi konsepsi →tumbang dalam ovum
Konsepsi diluar tuba
konsepsidan nidasi tjd dicavum abdominalis →primer
implantasi skunder dalam kavum abdominalis →kehamilan abdominalis skunder
GEJALA KLINIK
Trias gejala klinik– Amenore– Nyeri perut– Perdarahan intra-abdominal dan transvaginal
Terdapat tanda kehamilan– Tanda tidak pasti– Kemungkinan– Tanda pasti
Amenore– Lama’a amenore b’variasi– Dg amenore tdp tanda2 hamil lain’a
Nyeri pada perut– Nyeri abdomen→kehamilan tuba yg pecah– Rasa nyeri menjalar keseluruh abdomen– Bila darah sampai diafragma→ nyeri didaerah bahu– hematokel→nyeri di perut bag bawah & susah BAB
Lanjutan . . . . Perdarahan
– Tjd abortus/ruptur kehamilan tuba– Timbunan darah ganggu sirkulasi umum→ nadi
meningkat dan TD menurun → syok– Ibu tampak anemis, ujung ekstrimitas, dingin,
b’keringat dingin, kesadaran menurun, pd abdomen tampak timbunan darah
DIAGNOSIS KET
Anamnesa trias KET Pemeriksaan fisik
– Fisik umum Penderita tampak anemis & sakit Kesadaran b’variasidari baik sampai koma tidak sadar Daerah ujung dingin Nadi meningkat, TD turun smp syok Pemeriksaan abdomen : perut kembung, tdpt cairan
bebas – darah, nyeri saat perabaan
Lanjutan Pemeriksaan khusus melalui vagina
– Nyeri goyang pd pemeriksaan serviks– Kavum douglas menonjol dan nyeri– Mungkin terasa tumor disamping uterus– Pd hematokel tumor & sulit dibedakan
KEHAMILAN ABDOMINAL
T’dapat gejala:– Janin msh hdp / sdh meninggal– Janin teraba dbawah kulit– Nyeri saat janin bergerak– VT → uterus kosong
DIFERENSIASI DIAGNOSIS
PID Perdarahan saat ovulasi Kompliksai kista
– Torsi kista ovarii– Perdarahan kista ovarii– Infeksi kista ovarii
Torsi mioma uteri b’tangkai Apendisitus akut
KEMATIAN KEHAMILAN EKTOPIK
Perdarahan kehamilan tuba interstisial Infeksi smp sepsis syok Keterlambatan merujuk
Anemia
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%.12 Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.
.
KASUSIdentitas
Nama : Ny. S
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Mantri Anom RT/RW 01/01 Bawang
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RSMS : 14 Desember 2012
Tanggal periksa : 14 Desember 2012
PRIMARY SURVEY
Pemeriksaan
Airway
Clear, Mallampati 2, tidak terdapat gigi ompong dan gigi palsu.
2. Breathing
Napas spontan, gerak dada simetris, RR 32x per menit, reguler, tidak terdapat retraksi, trakea terletak di median, tidak terdengar suara ronki dan suara wheezing.
Circulation
Kulit hangat, TD 90/45 mmHg, nadi 60x per menit, ireguler, isi dan tegangan cukup.
Disability
Keadaan umum tampak lemah, kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6 = 15, pupil bulat, isokor, 3mm/3mm dan reflek cahaya +/+.
SECONDARY SURVEY (Anamnesis)
Keluhan Utama
Nyeri perut sebelah kanan bawah
Keluhan Tambahan
Mual, muntah, keputihan
RPS
Pasien baru datang ke IGD RSMP dengan surat pengantar Puskemas Lengkal pada tanggal 14 Desember 2012 pukul 21.10 WIB dengan keluhan nyeri perut hebat pada daerah kanan bawah yang dirasakan sejak pukul 18.00 WIB. Pasien juga mengeluhkan mual serta muntah dan disertai bercak darah keluar dari liang senggama. Pasien tidak mengeluhkan keluar lendir dari jalan lahir. Pasien mengatakan bahwa dia tidak tahu sedang hamil. Pasien terus melakukan suntik KB per 3 bulan.
RPD
Penyakit Jantung : disangkal
Penyakit Paru : disangkal
Penyakit Diabetes Melitus : disangkal
Penyakit Ginjal : disangkal
Penyakit Hipertensi : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Lama haid : ± 7 hari
Siklus haid : teratur
Dismenorrhoe : tidak ada
Jumlah darah haid : normal (sehari ganti pembalut 2-3 kali)
Riwayat ANCPasien tidak pernah kontrol kehamilan teratur ke bidan
puskesmas, karena tidak mengetahui dirinya hamil.
Riwayat GinekologiRiwayat Operasi : tidak ada
Riwayat Kuret : tidak ada
Riwayat Keputihan : ada
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : GCS E4M 6V5 ( Compos Mentis)
Vital Sign : TD : 90/45 mmHg
N : 60 x/menit
RR : 32 x/menit
S : 36,4 0C
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 65 kg
Status Gizi : cukup
Pemeriksaan Penunjang (Lab 14/12/2012)
Darah lengkap
Hb : 4,6 g/dl ↓ (12-16 g/dl)
Leukosit : 12360/ul ↑ (4800-10800/ul)
Ht : 14 % ↓ ( 37-47 %)
Eritrosit : 1,5/ul ↓ ( 4,2-5,4/ul)
Trombosit : 176.000/ul( 150.000-450.000/ul)
Diagnosis
Diagnosis Pre-operasi : Kehamilan Ektopik Terganggu +Anemia
Diagnosis Post-operasi : Kehamilan Ektopik Terganggu + Anemia
Klasifikasi Status Operasi : ASA III E
Rencana Anestesi
Persiapan Operasi
Persetujuan operasi tertulis ( + )
Puasa > 6 jam
Pasang IV line
Sedia darah 4 kolf Whole blood dan PRC 452 cc
Premedikasi di OK
Jenis Anestesi : General anestesi
Teknik Anestesi : Semi closed balance anesthesia, inhalasi, respirasi
terkontrol dengan Nasotracheal Tube no. 7.
Premedikasi: Fentanyl 50 mcg IV
Induksi : Propofol 130 mg
Pelumpuh otot : Atracrium 35 mg IV
Maintenance : N2O/O2 = 2L/2L, Sevofluran 1-2 vol%
Monitoring : Tanda vital selama operasi tiap 3 menit, kedalaman anestesi, cairan, perdarahan, dan produksi urin.
Perawatan pasca anestesi di ruang pulih sadar.
Tatalaksana Anestesi
Persiapan anestesi :
• Pukul 10.30 WIB dilakukan pemeriksaan kembali identitas pasien, persetujuan operasi (melakukan informed consent), lembar konsultasi anestesi, obat-obatan dan alat-alat yang diperlukan serta dilakukan pemeriksaan tanda vital.
• Infus RL terpasang pada tangan kanan.
• Kateter urin terpasang.
• Mengganti pakaian pasien dengan pakaian operasi dan penutup kepala.
Jenis anestesi : General Anestesi
Teknik anestesi : ET no. 7 nafas kendali
kedalaman 20
Premedikasi
• Pukul 11.00 WIB penderita ditidurkan di ruang operasi dengan posisi terlentang.
• Pengukuran tekanan darah terpasang di tangan kiri dan pengukur SpO2 terpasang di jari ke-1 tangan kanan.
• Diberikan obat-obatan premedikasi berupa dexamethason 10 mg dan fentanyl 50 microgram, ondansetron 8 mg.
• Mempersiapkan alat – alat STATICS dan melakukan pengecekan.
• Menjelaskan tindakan/prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan memberitahu mengenai obat-obat yang akan diberikan dan efeknya.
Induksi :
• Induksi dimulai pukul 11.00 WIB.
• Induksi dilakukan dengan pemberian propofol 130 mg IV.
• Kemudian melihat refleks bulu mata pasien, jika sudah tidak ada, berikan pre-oksigenasi ± 10 liter, posisi kepala ekstensi.
• Lakukan face mask, gunakan sungkup muka yang pas, lakukan ± 3-5 menit.
• Kemudian pemberian obat pelumpuh otot yaitu atracurium 3 mg IV.
Lanjutan..
• Setelah itu dilakukan pemasangan ET, mulut di buka dengan laringoskop lalu ET di masukkan ke trakea. Cuff dikembangkan agar ET terfiksasi.
• Ambu bag di pompa, dinding dada mengembang. Dengan menggunakan stetoskop, kita mendengar sama di semua lapang paru.
• Intubasi ET berhasil dilakukan. ET dan pipa difiksasi dan dihubungkan dengan mesin anestesi.
Maintenance
• Pukul 11.10 anestesi sudah cukup dalam, kemudian leher pasien di beri bantalan agar tetap dalam posisi ekstensi,dan operasi mulai di lakukan.
• Untuk mempertahankan status anestesi digunakan N2O 2 L/menit, O2 2L/menit, halothane 2-2,5 vol%, tramadol 100 mg.
• Pasien di monitoring (Tanda vital, SpO2, kedalaman anestesi, cairan dan perdarahan).
• Pukul 12.25 operasi selesai.
• Operasi berlangsung selama 1 jam 25 menit.
• Pasien diberi reverse 3 : 2, IV
• kemudian dilakukan ekstubasi, saat ekstubasi dilakukan suction dan jaw trust untuk membangunkan pasien, setelah pasien sudah dapat bernafas dengan adekuat dan terdapat refleks bulu mata, diberikan oksigen murni menggunakan sungkup sebanyak 2L/menit selama ± 10 menit.
Keadaan Postoperasi dan Perawatan pasca anestesi di RR :
Pukul 12.30 WIB pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
Pasien diberikan oksigen 2 L/menit kanul nasal.
Kemudian diobservasi aktivitas motorik, pernapasan, dan kesadaran sbb:
Kesadaran : somnolen
Infus : RL
Tensi : 100/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Saturasi O2 : 99 %
Laporan Operasi05.00 DI IGD TD 90/60 mmHg, N 60x/mnt, RR 30 x/mnt,
Maintenance : O2, IV line+Loading RL 1000 cc
Sedia darah 4 kolf WB + PRC 452 cc
10.15 TD 90/55 mmHg, N 68x/mnt, RR 28x/mnt,
10.30 TD 95/60 mmHg, N 68x/mnt, RR 28x/mnt,
10.45
Masuk OK
TD 104/73 mmHg, N 76/mnt, RR 28x/mnt,SpO2 95
Pemasangan IV Line kedua untuk jalur tranfusi darah.
Premedikasi : Ondansentron 8 mg, Fentanyl 50 mcg, dexamethason
10 mg.
Induksi : Propofol 130mg
Relaksasi : Atracarium 35 mg
Intubasi ET no 7
Operasi dimulai pukul 11.00
Maintenance halothene
11.15 TD 100/72 mmHg, N 70x/mnt, RR 28x/mnt,SpO2 99
Transfusi darah WB (threeway) kolf pertama
11.30 TD 90/60 mmHg, N 74x/mnt, RR 28x/mnt,SpO2 99
Diberi tramadol 100mg
11.45 TD 95/60 mmHg, N 70x/mnt, RR 28x/mnt,SpO2 99
12.00 TD 105/73 mmHg, N 76/mnt, RR 20x/mnt,SpO2 99
Diberi Asam traneksamat 2 amp
12.15
TD 100/72 mmHg, N 78x/mnt, RR 20x/mnt,SpO2 99
Operasi selesai
12.30 TD 100/65 mmHg, N 78x/mnt, RR 20x/mnt,SpO2 99
Pasien dibawa ke ICU
Kebutuhan Cairan Pasien :
M: 2 x 65 = 130 cc
So : M x 6 = 780 cc
PP : M x 8 = 1040 cc
I : ½ PP + M + So =1430 cc
II/III : ¼ PP + M + So = 1170cc
EBV : 65 x 65 = 4225 cc
ABL : EBV/5 = 845 cc
Pasien dipindahkan ke ruang Intensive Care Unit untuk dilakukan observasi. Vital sign terakhir pasien saat di bawa ke ICU adalah TD 100/65 mmHg, N 78x/mnt, RR 22x/mnt,SpO2 99. Penilaian pasien ini menggunakan ”Skor Aldrete” dan diberikan O2 2-3 liter / menit, serta diobservasi tekanan darah, denyut nadi.
Pembahasan
Kasus
Pasien datang dengan diagnosis G4P3A0, 32 tahun, Umur Kehamilan 8 mg, dengan KET, pro laparotomy cito. Pasien usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri perut sejak 3 jam SMRS. Pasien juga mengeluhkan mual serta muntah dan disertai bercak darah. Pasien tidak mengeluhkan keluar lendir dari jalan lahir. Pasien tidak mengetahui sedang hamil.
Pembahasan
Diagnosis pre operatif : G4P3A0, 32 tahun, Umur Kehamilan 8 mg, dengan KET.
Status operatif : ASA III E. Status operatif ASA III E ini karena terdapat pendarahan masif dan anemia yang dapat mempengaruhi sistemik. Tindakan emergency dilakukan karena mengancam nyawa pasien.