Lapsus Fix

download Lapsus Fix

of 8

description

neuro

Transcript of Lapsus Fix

PENDAHULUANTumor otak dalam pengertian umum berarti benjolan, dalam istilah radiologisnya disebut lesi desak ruang/ Space Occupying Lesion (SOL).1 Tumor atau neoplasma susunan saraf pusat dibedakan menjadi tumor primer dan tumor sekunder atau metastatik. Tumor primer bisa timbul dari jaringan otak, meningen, hipofisis dan selaput myelin. Tumor sekunder adalah suatu metastasis yang tumor primernya berada di luar susunan saraf pusat, bisa berasal dari paru-paru, prostat, ginjal, tiroid atau digestivus. Tumor ganas itu dapat pula masuk ke ruang tengkorak secara perkontinuitatum, yaitu dengan melalui foramina basis kranii, seperti misalnya pada infiltrasi karsinoma anaplastik dari nasofaring. 2,3Berdasarkan data statistik, angka insidens tahunan tumor intrakranial di Amerika adalah 16,5 per 100.000 populasi per tahun, dimana separuhnya (17.030) adalah kasus tumor primer yang baru dan separuh sisanya (17.380) merupakan lesi-lesi metastasis. Di Indonesia masih belum ada data terperinci yang berkaitan dengan hal ini, namun dari data RSPP dijumpai frekuensi tumor otak sebanyak 200-220 kasus/tahun dimana 10% darinya adalah lesi metastasis. Insidens tumor otak primer bervariasi sehubungan dengan kelompok umur penderita. Angka insidens ini mulai cenderung meningkat sejak kelompok usia dekade pertama yaitu dari 2/100.000 populasi /tahun pada kelompok umur 10 tahun menjadi 8/100.000 populasi/tahun pada kelompok usia 40 tahun dan kemudian meningkat tajam menjadi 20/100.000 populasi/tahun pada kelompok usia 70 tahun.4,5Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada daerah sistem saraf pusat. Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial)5Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi, CT scan, MRI dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan patologi anatomi dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.4,6LAPORAN KASUSPasien wanita usia 37 tahun datang dengan keluhan kedua kaki terasa lemas, keluhan dirasakan 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit, sebelumnya pasien mengalami penurunan kesadaran, lemas pada kedua kaki terjadi secara tiba tiba saat pasien ingin jongkok dan langsung terjatuh, BAK spontan, sakit kepala di bagian belakang hilang timbul, makin memberat dan leher terasa tegang, ada nyeri dada saat batuk, pernah muntah, pasien juga mengeluh penurunan pendengaran dan penglihatan kabur satu minggu sebelum masuk rumah sakit, kadang kadang demam. Pasien mempunyai riwayat hipertensi, gastritis, dan tidak ada riwayat trauma. Pasien mempunyai riwayat pengobatan TB 2 tahun yang lalu selama 6 bulan. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit berat, kesadaran somnolen, gizi cukup, Tanda tanda vital tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 100x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 38,5oC. Pada pemeriksaan nervus kranialis didapatkan ketajaman penglihatan