Lap.pembuatan Media
-
Upload
bachtiar-adi-s-putra -
Category
Documents
-
view
95 -
download
1
Transcript of Lap.pembuatan Media
![Page 1: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat
dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad
renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi,dkk,2003).
Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi kehidupan manusia.
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan
manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui
pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-
jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan berfungsi untuk membentuk substansi
yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda
pada masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang
berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun semua mikroorganisme membutuhkan
vitamin dalam proses metabolismenya, namun beberapa jenis mikroorganisme mampu
mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium
(Hadioetomo, 1986).
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi
tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam
organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan media
ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya (Soeryowinoto, 1985).
Media berfungsi untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,
menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada media itu sendiri (Fuad, 2011).
Media juga berperan sebagai wadah atau tempat zat hara yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Umumnya, media pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai
sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Variasi
dalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak
macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu dalam laporan ini akan membahas lebih lanjut
1
![Page 2: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/2.jpg)
kebutuhan dasar mikroorganisme, macam-macam media pertumbuhan, dan prosedur umum
pembuatan media pertumbuhan guna menunjang kegiatan pembelajaran mikrobiologi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang praktikkum yang telah dibahas, rumusan masalah yang
coba dipecahkan antara lain :
a. Bagaimana kebutuhan dasar mikroorganisme dapat terpenuhi dalam prosedur
pembuatan media pertumbuhan?
b. Bagaimana peran macam-macam media pertumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan dasar mikroorganisme?
c. Bagaimana langkah-langkah pembuatan media pertumbuhan?
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum pembuatan media untuk biakan mikroorganisme yatiu :
a. Mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam
media pertumbuhan
b. Mengetahui macam-macam media pertumbuhan
c. Mempelajari prosedur umum pembuatan media pertumbuhan
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum pembuatan media pertumbuhan adalah:
a. Dapat mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam
media pertumbuhan
b. Dapat mengetahui macam-macam media pertumbuhan
c. Dapat mempelajari dan melakukan prosedur umum pembuatan media
pertumbuhan
2
![Page 3: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Fungsi Media Penumbuhan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Hidayat dkk: 2006). Menurut Unus Surawiria (1986) media adalah
susunan bahan baik bahn alami (seperti tauge, kentang, daging, telur, wortel dan
sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik ataupun anorganik)
yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.
Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang selanjutnya
digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan sebagai bahan-bahan
organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energi atau penerima
elektron bagi organisme (Suriawiria: 1986)
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media diperlukan
persyaratan tertentu yakni bahwa:
a. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba
c. Media harus dalam keadaan steril.
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi
2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3. Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang
atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001).
2.2 Bahan-Bahan Media Pertumbuhan
Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah kaldu cair
dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media pertumbuhan mikrobia
meliputi:
3
![Page 4: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/4.jpg)
A. Bahan dasar
1. Air (H2O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi
oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam
amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu
berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Phospor
(P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon
organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
C. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan
pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat
(gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk
membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk
melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali
atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama
pada pH yang asam.
2. Peptone. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya
tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
4
![Page 5: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/5.jpg)
3. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,
plasenta, dan daging sapi.
4. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alkohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin
(B kompleks).
5. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam
amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan
dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain.
Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
2.3 Macam-Macam Media Pertumbuhan
Menurut Jawet dkk (1996) media pertumbuhan mikrobia meliputi:
A. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi :
1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
media menjadi padat.
2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat
dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media,
tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri
yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan
membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair
maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi
anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini
juga diharuskan tumbuh merata di seluruh media.
3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth).
B. Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara
pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa
dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, secara detail tidak dapat
mengetahui tentang komposisi senyawa penyusunnya.
5
![Page 6: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/6.jpg)
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
C. Medium berdasarkan tujuan
1. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,
misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga
media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium
yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan
menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl
4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
3. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum,
dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu.
Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi
sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks,
misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
4. Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu
mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk
menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
6. Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba.
Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan
kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar
karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple
Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna,
ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
6
![Page 7: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/7.jpg)
D. Medium TA dan TC
Medium (Taoge Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium organik
semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat
karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya
merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum
yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki warna cream.
Medium TA terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik,
karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat
medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber
O2. Medium TA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium
TA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium).
Berdasarkan fungsinya, TA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat
digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium
ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.
Medium TC (Taoge Cair) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang
ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium
cair karena mengandung agar konsistensi cair; berdasarkan kegunaannya
merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum
yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki warna cream.
Medium TC terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen
organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan
pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium
dan sumber O2. Medium TC digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme
dalam jumlah besar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara lain:
1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
2. Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber
energi bagi mikroba.
3. Agar, sebagai bahan pemadat medium. (TC tidak memakai agar)
4. Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba medium
harus disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 2 atmosfer dengan
tujuan agar medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang ada di udara luar.
7
![Page 8: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/8.jpg)
2.4 Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada sehingga
jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak. (Fardiaz,1992). Steril akan didapatkan melalui sterilisasi, dilakukan
dengan:
a. Sterilisasi fisik, yakni senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau
terurai akibat perubahan temperatur tinggi. Cara sterilisasi ini dilakukan dengan
menggunakan udara panas (oven) dengan temperatur 170-1800C selama 2 jam.
Cara ini digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas. Cara sterilisasi dengan uap
air panas dan tekanan tinggi dengan autoklaf yang memiliki temperatur uap 1210C
dengan tekanan 15 psi.
b. Sterilisasi kimia, yakni sterilisai dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol,
larutan formalin, larutan AMC (campuran asam klorida dengan garam Hg). Dengan
larutan-larutan dan desinfektan tersebut mikroba dapat dimatikan karena tekanan
osmotik dan dehidrasi protein pada substrat.
c. Sterilisasi mekanik, yakni sterilisasi dengan melakukan penyaringan mikroba dengan
cara filter khusus, misalnya filter Berkefeld, filter Chamberland, dan filter Seitz. Jenis
filter yang diguankan bergantung pada tujuan penyaringandan benda yang akan
disaring. (Surawiria: 1986)
8
![Page 9: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum “Pembuatan Media Pertumubuhan” dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
21 Februari 2013 di Laboratorium Mikrobiologi Dasar, Gedung C9, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya.
4.2 Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan:
Agar batangan 15 g
Gula 240 g
Taoge 1 kg
Aquades 4 L
2. Alat :
Cawan Petri 115 buah
Tabung Reaksi 158 buah
Gelas ukur 2 buah
Erlenmeyer volume 100 ml 9 buah
Erlenmeyer volume 250 ml 18 buah
Oven 1 buah
Autoklaf 1 buah
Tali kasur Sesuai kebutuhan
4.3 Metode
Proses Sterilisasi Alat dan Bahan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Dalam satu kelas yang mengikuti praktikum dibagi dalam beberapa kelompok
untuk mempercepat dalam proses praktikum. Tugas tersebut diantaranya :
Kelompok yang bertugas mencuci dan mengeringkan alat-alat gelas seperti
tabung reaksi, labu Erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker dan cawan petri
Kelompok yang bertugas membungkus alat (cawan petri) yang akan
disterilisasi, cawan petri yang selesai dibungkus kemudian dijadikan satu
dengan cara diikat menggunakan tali kasur.
9
![Page 10: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/10.jpg)
Kelompok yang bertugas membuat kapas penyumbat dengan ketentuan kapas
penyumbat tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar. Setelah itu kapas
penyumbat disumbatkan ke dalam mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer.
Kelompok yang bertugas membuat media baik media taoge cair maupun taoge
agar.
Kelompok yang bertugas menuangkan media baik taoge cair maupun taoge
agar ke dalam tabung reaksi dan labu Erlenmeyer, serta menuangkan akuades
ke dalam tabung reaksi, setelah itu menutupnya kembali dengan kapas
penyumbat.
Kelompok yang bertugas menutup mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer
dengan alumunium foil sebelum disterilisasi.
Kelompok yang bertugas membungkus tabung reaksi yang berisi media, tabung
reaksi dijadikan satu kemudian diikat dan dibungkus. Dalam membungkus
tabung reaksi yang berisi media harus berhati-hati, media tidak boleh
menyentuh kapas penyumbat supaya tidak terjadi kontaminasi.
Kelompok yang bertugas mensterilisasi alat dan media, yaitu dengan cara
memasukkan alat gelas (cawan Petri) ke dalam oven dan memasukkan alat
gelas (tabung reaksi dan labu Erlenmeyer) yang berisi media ke dalam autoklaf.
Dengan ketentuan kelompok-kelompok tersebut dapat saling membantu
dengan kelompok yang lain.
c. Setelah proses sterilisasi selesai, semua kelompok menata dan menyimpan alat
alat dan media dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi.
d. Membersihkan meja-meja laboratorium.
Proses Pembuatan Media Pertumbuhan
Pembuatan media pertumbuhan diawali dengan mensterilisasi semua
peralatan yang akan digunakan sebagai wadah media. Hal yang harus dilakukan
adalah membersihkan semua alat-alat dengan sabun hingga bersih, kemudian
membilas dengan menggunakan akuades. Selanjutnya, kita harus mensterilkan
semua peralatan tersebut dengan cara memasukkan ke dalam oven selama 24 jam
dengan suhu 1600C.
Pembuatan Media Umum ( Taoge Agar dan Tauge Cair )
a. Membersihkan dan menimbang taoge sebanyak 1 kg.
b. Memasak taoge dengan menambahkan 4 liter akuades. Kemudian setelah
mendidih, membiarkannya selama 20 menit.
10
![Page 11: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/11.jpg)
c. Menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan kain dan menutup
dengan kapas pada bagian atas sehingga diperoleh filtrat sebesar 4 liter.
d. Menambahkan 240 gram gula ke dalam filtrat dan melakukan pemanasan
sampai gula larut sempurna.
e. Kemudian membagi hasil filtrat menjadi dua bagian yaitu bagian yang pertama
sebanyak 3,9 liter untuk media tauge agar (TA) dan bagian yang kedua
sebanyak 100 ml media tauge cair (TC).
f. Untuk pembuatan media Tauge Cair (TC), kita harus memasak 100 ml filtrat +
240 g gula hingga mendidih dengan mempertahankan volume hasil filtrat
tersebut hingga 100 ml.
g. Untuk pembuatan media Tauge Agar (TA), kita harus memasak 3,9 liter filtrat
+ 240 g gula hingga mendidih dan menambahkan 52,5 g agar dengan
mempertahankan volume hasil filtrat tersebut hingga 3,9 liter.
h. Memasukkan media tersebut ke dalam 9 tabung reaksi dan mengisi setiap
tabung dengan 9 ml media tauge cair (TC)
i. Memasukkan media yang telah siap ke dalam tiap tabung reaksi 5 ml dengan
jumlah total 86 buah , 150 ml erlenmeyer vol 250 ml dengan jumlah total 9
buah, 100 ml erlenmeyer vol 250 ml dengan jumlah total 9 buah dan 40 ml
erlenmeyer vol 100 ml.
j. Menyumbat mulut tabung reaksi dan Erlenmeyer dengan sumbat kapas,
kemudian menutupnya dengan aluminium foil lalu membungkus dengan
kertas, memasukkan ke dalam plastik tahan panas dan mengikat dengan tali
kasur.
k. Mensterilisasi media tersebut dengn autoklaf selama 15 menit pada suhu
1210C dengan tekanan 1 ATP.
4.4 Desain Penelitian
11
Disaring dengan kain dan ditutup kapas pada bagian atas
Ekstrak Tauge
4 L Filtrat Tauge
Dibersihkan hingga bersih Dimasak dengan akuades 4 L hingga
mendidih Setelah mendidih dibiarkan 20 menit
1 kg Tauge
Ditambahkan 240 gram gula
![Page 12: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Dipanaskan hingga larut Ditambah aquades hingga
volume 100 ml Diaduk hingga rata
4 L Filtrat Tauge + gula
3,9 L Filtrat Tauge + gula100 ml Filtrat Tauge + gula
Media Tauge Cair (TC)
Dimasukkan ke dalam 9 tabung reaksi @ 9 ml
Mulut tabung reaksi disumbat dengan kapas
Mulut tabung ditutup dengan aluminium foil dan dibungkus kertas
Dimasukkan ke plastik tahan panas dan diikat dengan tali kasur
Dimasukkan ke dalam autoklaf selama 15 menit suhu 121 0C 1 atm (Disterilisasi)
Dimasukkan ke dalam 86 tabung reaksi @ 5 ml, dan 9 erlenmeyer vol 250 ml @ 150 ml, 9 erlenmeyer vol 250 ml @ 100 ml, erlenmeyer vol 100 ml @ 40 ml.
Mulut tabung dan erlenmeyer disumbat dengan kapas
Ditutup dengan aluminium foil dan dibungkus kertas
Dimasukkan ke plastik tahan panas dan diikat dengan tali kasur
Dimasukkan ke dalam autoklaf selama 15 menit suhu 121 0C 1 atm (Disterilisasi)
Media Tauge Cair (TC) steril
Media Tauge Agar (TA) steril pada tabung reaksi
Media Tauge Agar (TA) steril pada erlenmeyer
Dimiringkan Ditunggu hingga padat kembali
Media Tauge Agar (TA) steril pada tabung reaksi
Ditambah 58 g agar Dipanaskan dan
ditambah aquades hingga volume 3,9 L
Media Tauge Agar (TA)
![Page 13: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Pengamatan Pembuatan Media
4.2
Analisis
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
Bahan-bahan yang akan disterilisasi seperti erlenmayer, tabung reaksi, cawan petri, dan
botol saos harus dicuci bersih, kemudian dikeringkan dengan lap. Cawan petri kemudian
dibungkus dengan kertas, untuk disterilisasi kering menggunakan oven selama 2 jam
13
MEDIA CARA MEMBUAT KEGUNAAN
Medium Tauge Cair (TC)
3,9 liter filtrat dari ekstrak tauge yang ditambahkan 750 gr gula pasir
Filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau erlenmeyer kemudian disumbat dengan kapas dan dibungkus dengan alumunium foil dan diikat
Media disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121ᵒ C dengan tekanan 1 atm.
Media Tauge Cair digunakan untuk pertumbuhan bakteri, ragi, dan mikroalga, serta digunakan untuk seperti isolasi dan enumerasi
Media Tauge Agar (TA)
0,1 liter filtrat dari ekstrak tauge yang ditambahkan 750 gr gula pasir dimasak kemudian ditambahkan agar sebanyak gram
Filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau Erlenmeyer, kemudian media dimiringkan dengan volume 56 ml, kemudian disumbat dengan kapas dan dibungkus dengan alumunium foil dan diikat
Media disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121ᵒ C dengan tekanan 1 atm.
Media Tauge Agar digunakan untuk
![Page 14: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/14.jpg)
dengan suhu 160 ˚C, sedangkan erlenmayer, tabung reaksi, dan botol saos akan disterilisasi
menggunakan autoklaf. Tahapan selanjutnya yaitu mengisi 28 botol tabung reaksi dengan @
9 ml, 8 botol saos diisi dengan akuades sampai batas pangkal leher botol. Alat-alat yang
telah diisi aqudes, disumbat menggunakan kapas, ditutup dengan almunium foil, lalu diikat
dengan tali kasur.
Pada tahapan selanjutnya yaitu membuat media, yang terdiri dari taoge cair (TC)dan
taoge agar (TA) yaitu dengan menyiapkan taoge sebanyak 750 gram, yang dimasak dalam 4
liter air, setelah mendidih ekstrak yang diperoleh kemudian disaring dan menambahkan gula
ke dalam filtrat sebanyak 180 gram dan dimasak sampai mendidih. Terjadinya proses
pemanasan maka akan menyebabkan air menguap, sehingga volume taoge tidak lagi
menjadi 4 liter, oleh karena itu perlu ditambahkan akuades agar volumenya tetap 4 liter.
Taoge yang telah bercampur dengan gula diambil sekitar 3,9 liter dan diletakan ke dalam 4
tabung reaksi yang masing-masing volumenya 9 ml. TC yang masih sisa ditempatkan pada
botol kosong. Sisa filtrat taoge (0,1 liter ) ditambahkan agar sebanyak 45 gram serta
akuades hingga volumenya menjadi 3 liter. Taoge agar yang telah siap selanjutnya
dimasukan kedalam 40 buah tabung reaksi (@ 5ml), 4 buah erlenmeyer volume 250 (@ 150
ml), 4 buah erlenmayer volume 250 (@ 100 ml), dan 4 buah erlenmeyer volume100 (@ 40
ml), sisa TA dapat diletakan pada botol-botol kosong. Erlenmayer dan tabung reaksi ditutup
dengan sumbat, dilapisi almunium dan diikat dengan tali kasir, baru kemudian dibungkus
dengan kertas
Alat-alat yang telah diisi dengan TA, TC, dan akuades sekarang siap untuk
disterilisasi dnegan autoklaf. Terlebih dahulu mengisi air sampai batas sarangan, kemudian
bagian atas sarangan ditutup dengan kain. Alat –alat ditata sedemikian rupa. Tahap
selanjutnya menutup autoklaf secara diagonal, menghubungkannya dengan sumber listrik,
membuka sedikit klep uap, mengatur timer dan menekan tombol on. Sekitar 1,5-2 jam
tekanan akan naik menjadi 1 atm, pada saat itulah klep uap ditutup dan menunggu hingga
terdengar bunyi alarm, pertanda sterilisasi telah selesai.
Media yang telah disterilisasi dipisahkan antara TA dan TC, media TA dilepaskan dari
pembungkusnya kemudian meletakkan papan kayu untuk membuat media menjadi miring,
dimana terlebih dahulu disemprotkan alkohol pada sekeliling tempat yang akan ditempati
untuk membuat media agar miring. Setelah semua media dingin / suhu pada media tidak lagi
panas, semua media baik yang diletakan di erlenmayer, botol, maupun tabung reaksi
dibungkus dengan plastik. Media TC disimpan dalam kulkas listrik, sedangkan media lainnya
(erlemnmayer, botol saos, tabung reaksi berisi TA) disimpan di dalam kulkas surya.
Dalam pratikum pembuatan media, media yang dibuat adalah taoge cair (TC) dan
taoge agar (TA). Dalam pembuatan taoge cair tidak ditambahkan zat padat seperti agar,
karena media cair digunakan untuk pertumbuhan bakteri, ragi, dan mikroalga. Penggunaan
14
![Page 15: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/15.jpg)
media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba tetapi juga dapat
digunakan untuk tujuan lain seperti isolasi dan enumerasi. Semua senyawa dan indikator
yang ditambahkan ke dalam susunan media, meampunyai fungsi tertentu sesuai dengan
sifat pertumbuhan mikroba. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum
ini karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang
dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan pospat. Unsur Nitrogen diperlukan
untuk mensisntesis asam amino, nukleotida, dan vitamin.
4.3 Pembahasan
Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang
terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan
memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Pada dasarnya sesuatu larutan biak
sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat berikut. Di dalamnya harus tersedia
semua unsur yang ikut serta pada pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa
yang dapat dioloah (Schlegel, 1994).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan sifat fisik yaitu medium padat,
medium setengah padat dan cair. Media padat yaitu media yang mengandung agar 15 %
sehingga setengah dingin media menjadi pada. Medium setengah padat adalah media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair.
Medium cair adalah media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah Nutrient Broth
dan Lactose Broth. Digunakan sterilisasi kering menggunakan oven untuk mensterilisasi alat
seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri. Dan sterilisasi basah menggunakan
autoclaf untuk sterilisasi bahan yang sudah ada isinya. Pada pembuatan media taoge agar
digunakan agar media dari taoge cair yang dibuat menjadi padat.
Media yang digunakan untuk keperluan mikrobiologi harus dalam keadaan steril,
artinya di dalam bahan tersebut tidak didapatkan pertumbuhan mikroba yang tidak
diharapkan baik di dalam bentuk spora atu bentuk lainnya. Keadaan ini mempunyai maksud
dan tujuan agar jika bahan tersebut dipergunakan, maka hanya mikroba yang dimaksud
yang akan tumbuh berkembang. Tujuan kedua ialah untuk meminimalkan kemungkinan
besar pertumbuhan mikroba yang lain, yang akan menghambat atau mematikan mikroba
yang kita tumbuhkan. Susunan media pada mikroba harus memiliki kandungan air, nitrogen,
sumber energi atau unsur C, dan faktor pertumbuhan, agar bakteri dapat tumbuh dengan
baik.
Susunan bahan baik bahan alami atau bahan buatan yang digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan mikroba haruslah terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, harus mempunyai tekanan
osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba.
15
![Page 16: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/16.jpg)
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat
untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada pembuatan
media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung
banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri
(Stanier, 2001). Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi
sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok
dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba.
Dalam pratikum pembuatan media kali ini, media yang dibuat adalah taoge cair (TC)
dan taoge agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge cair tidak
ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri, ragi, dan
mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini karena dalam
taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang dibutuhkan oleh
bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan phospat.
BAB V
16
![Page 17: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/17.jpg)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroorganisme hidup dan berkembang memerlukan kebutuhan dasar seperti air,
senyawa-senyawa sumber energi (karbon dan nitrogen), mineral, faktor tumbuh, dan kondisi
lingkungan yang sesuai (pH, suhu, dan tekanan osmose). Nutrien dan vitamin dalam
pembiakan berfungsi membentuk substansi yang mengaktivasi enzim khususnya pada
media. Kebutuhan akan nutrisi dan vitamin masing-masing mikroorganisme berbeda-beda,
oleh sebab itulah memerlukan media yang berbeda pula sebagai tempat biak atau tempat
tumbuhnya. Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok
besar yaitu berdasarkan komposisi bahan media, berdasarkan konsistensinya dan
berdasarkan fungsinya dan didalam ketiganya terdapat karakteristik yang berbeda-beda.
Praktikum pembuatan media kali ini menggunakan media Taoge Cair (TC) dan
Taoge Agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge cair tidak
ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri, ragi, dan
mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini karena dalam
taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang dibutuhkan oleh
bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan pospat. Pembuatan TA pun memiliki kekhasan
tersendiri yaitu harus terlebih dahulu dimiringkan untuk mendapatkan media pertumbuhan
yang miring sehingga memudahkan ketika penanaman mikroba (mikroba dapat menempel
secara sempurna).
B. Saran
Pembuatan media pertumbuhan ini memerlukan waktu yang lama, dibutuhkan
kesabaran ketika menunggu pensterilisasian dan juga ketelitian penuh agar tidak terdapat
mikroba yang tidak diinginkan menempel pada alat maupun media pertumbuhan. Bahan
Pembuatan media ini sebaiknya dilakukan di luar jam praktikum karena proses yang lama itu
tadi, sehingga dapat menghemat waktu. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang telah tertulis dalam panduan, jika akan mambuat lebih harus dikalikan
kelipatannya untuk semua bahan. Pada saat penambahan akuades ke dalam filtrat yang
telah ditambahkan gula, penambahannya harus diperhatikan (tidak boleh kurang dari
ketentuan).
DAFTAR PUSTAKA
17
![Page 18: Lap.pembuatan Media](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9db0550346d033aeb85a/html5/thumbnails/18.jpg)
Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Soeryowinoto, M. 1985. Budidaya Kepalasari dan Aspek-aspek yang Menyangkutnya. Pusat
Antar-Universitas (PAU), Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Fuad, fathir.201. Media Pertumbuhan Mikroba. (online)
http://fuadfathir.multiply.com/journal/item/2 diakses pada 22 Februari 2013.
Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.
Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA: Universitas Pendidikan Indonesia.
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi, 3rd
Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York. dalam
http://anyleite.wordpress.com/2013/02/12/medium-dan-cara-pembuatan-medium/
diakses tanggal 21 Februari 2013
Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka
Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press
18