Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

29
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan atau limbah yang dihasilkan. Seiring peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini pengelolaan sampah sebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan. Limbah atau buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industrialisasi yang kemudian berdampak pada permasalahan lingkungan perkotaan seperti keindahan kota, kesehatan masyarakat, dan lebih jauh lagi terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanah longsor, pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan lain- lain). Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Di sisi lain, pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh dinas terkait hanya berfokuspada pengumpulan dan pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir 1

description

dfs

Transcript of Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Page 1: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Semakin

bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka

bertambah pula buangan atau limbah yang dihasilkan. Seiring peningkatan populasi

penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini pengelolaan sampah sebagian besar kota masih

menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan. Limbah atau buangan yang

ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah

domestik atau sampah. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai

konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industrialisasi yang kemudian

berdampak pada permasalahan lingkungan perkotaan seperti keindahan kota,

kesehatan masyarakat, dan lebih jauh lagi terjadinya bencana (ledakan gas metan,

tanah longsor, pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan lain-lain).

Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun

tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.

Di sisi lain, pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh dinas terkait

hanya berfokuspada pengumpulan dan pengangkutan ke Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) tanpa melaluipengolahan tertentu. Kebanyakan TPA bermasalah

terhadap lingkungan hidup, misalnya TPA tidak dilapisi oleh lapisan kedap air

seperti geotextile, tidak ada pengolahan air lindi, danmasih diizinkannya praktik 

open dumping dan open burning. Sehingga menyebabkan banyak permasalahan

seperti pencemaran air lindi ke air tanah, bau busuk dan pencemaran udara.

Pengolahan sampah adalah perlakuan terhadap sampah yang bertujuan

memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

lingkungan. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengolahan sampah

dianggap baik jika sampah yang diolah tidak menjadi tempat berkembang

biaknya bibit penyakit serta tidak menjadi perantarapenyebarluasan suatu

penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tidak mencemariudara, air, atau

tanah, tidak menimbulkan bau, dan tidak menimbulkan kebakaran (Azwar,1990).

1

Page 2: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Kegiatan pengolahan sampah ini dapat menimbulkan multiplier effect

melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Masyarakat mulai terangsang untuk

menciptakan berbagaiteknologi pendukung pengelolaan sampah, mulai dari

teknologi tempat-tempat penampungansampah di rumah tangga untuk dijadikan

pupuk kompos, teknologi pemanfaatan sampahmenjadi produk yang bernilai

ekonomis dan pemasaran hasil pengolahan sampah. Kesemuateknologi

pendukung yang dihasilkan tersebut sangat berpeluang untuk dilakukan di

rumahtangga sebagai peluang bisnis.

  Sampah memang menjadi masalah di kota-kota besar di seluruh dunia,

belum lagi konflik antara pemerintah dengan warga masyarakat yang lokasinya

menjadi tempat pembuangan akhir (TPA). Salah satu tempat pembuangan sampah

akhir di kota Pekanbaru, Riau yaitu TPA Muara Fajar menampung sampah-

sampah yang berasal dari seluruh kota Pekanbaru, baik limbah domestik, limbah

pasar.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

“Untuk mengetahui pengelolaan sampah dan pengolahan lindih di TPA

Muara Fajar Kota Pekanbaru”

 1.2.2 Tujuan Khusus.

a. Mengetahui pengelolaan sampah di TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru.

b. Mengetahui pengolahan air lindi di TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru.

c. Mengetahui pemanfaatan hasil pengelolaan dan pengolahan sampah di

TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru.

2

Page 3: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sampah dan Pengelolaan Sampah

Definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah

adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk

padat. Pengelolaan sampah (UU-18/2008) adalah kegiatan yang sistematis,

menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan

sampah.

Dalam paradigma lama pengelolaan persampahan terdiri dari sumber

sampah, pewadahan, pengumpulan/pemindahan, pengangkutan dan pembuangan

akhir. Jelas terlihat dan dirasakan tentang sampah hanya pantas untuk dibuang

begitu saja tanpa ada tanggapan dan langkah lain yang dapat dilakukan.

Pengelolaan sampah diidentikkan sebagai tanggung jawab satu pihak yang terkait

saja.

Dalam paradigma baru berbagai potensi kelembagaan dipacu untuk aktif

berperan dan juga sekaligus mengawasi pengelolaan sampah. Kegiatan dan

penanganan persampahan bukan hanya menjadi tugas dan kewajiban dari Dinas

PU (Pekerjaan Umum) Cipta Karya atau Kebersihan, tapi juga masyarakat

memegang peranan yang sama.

Pengelolaan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume

sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat antara lain dengan cara

pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan.

(SNI T-13-1990-F)

2.2 Klasifikasi Sampah

Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara tergantung dari

kondisi yang dianut oleh kebijakan negara setempat. Penggolongan ini dapat

3

Page 4: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

didasarkan atas sumber sampah, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya,

sifat, dan jenisnya. Penggolongan ini sangat penting dalam penentuan penanganan

dan pemanfaatan sampah.

2.2.1 Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya, yaitu:

a. Sampah Domestik/Pemukiman Penduduk

Jenis sampah yang dihasilkan biasanya berupa sisa makanan, bahan-bahan

sisa dari pengolahan makanan atau samapah basah (garbage), dan sampah

kering (rubbish).

b. Sampah Komersil

Sampah yang berasal dari toko, restoran, hotel, dan perkantoran. Jenis

sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik,

kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.

c. Sampah Institusi

Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit, penjara, dan pusat

pemerintahan. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan,

kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang

sampah B3.

d. Sampah Konstruksi dan Pemugaran

Sampah yang berasal dari kegiatan konstruksi, remodeling, perbaikan

perumahan, dan perbaikan bangunan komersil. Sampah yang dihasilkan

berupa batu bara, beton, plester, dan lain-lain. Sampah pemugaran adalah

sampah yang berasal dari reruntuhan bangunan, jalan retak, trotoar, dan

jembatan. Jenis sampah yang dihasilkan adalah kaca, plastik, baja, dan

juga sama dengan sampah konstruksi.

e. Sampah Pelayanan Kota

Sampah pelayanan kota terdiri atau sampah penyapuan jalan, sampah

taman, pantai, dan sampah sarana rekreasi. Lumpur instalasi pengolahan

dan sisa-sisa lain yang termasuk ke dalam jenis ini berasal dari pengolahan

air minum, pengolahan air buangan, dan pengolahan limbah indusri.

4

Page 5: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

f. Sampah Industri

Macam dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung kepada jenis industri.

g. Sampah Pertanian

Sampah jenis ini berasal dari aktifitas pertanian seperti kegiatan

penanaman, panen, peternakan, dan pemupukan. Pada umumnya sampah

jenis ini bukan merupakan tanggung jawab dari pihak persampahan kota.

2.2.2 Klasifikasi sampah berdasarkan kandungan organik dan anorganik, yaitu:

a. Sampah Basah (Garbage)

Sampah basah adalah sampah yang mengandung unsur-unsur organik,

sifatnya mudah terurai dn membusuk, dan akan menghasilkan air lindi.

Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa makanan dari rumah tangga,

hasil sampingan kegiatan pasar.

b. Sampah kering

Sampah kering adalah sampah yang mengandung unsur-unsur anorganik,

tidak membusuk, tidak mudah terurai, dan tidak mengandung air. Sampah

kering terdiri atas:

a. Sampah yang mudah terbakar (combustible) seperti kayu, kertas, kain,

dan lain-lain.

b. Sampah tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam, kaca,

keramik, dan lain-lain.

c. Abu (Dust/Ash)

Abu adalah sampah yang mengandung unsur organik dan anorganik yang

berasal dari proses atau kegiatan pembakaran.

5

Page 6: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

2.2.3 Klasifikasi sampah bersasarkan komposisinya

a. Sampah yang berseragam

Sampah yang berasal dari kegiatan industri pada umumnya termasuk pada

sampah seragam serta sampah perkantoran yang terdiri atas kertas, karton,

dan kertas karbon.

b. Sampah yang tidak seragam (campuran)

Sampah campuran berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat

umum.

2.3 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan (SNI 19-3964-

1994)

Contoh timbulan sampah adalah sampah yang diambil dari lokasi

pengambilan terpilih untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya serta

diukur komposisinya. Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik

sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas karton, kayu, kain tekstil, karet, kulit,

plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu,

keramik).

Metode pengukuran contoh timbulan sampah yaitu: sampah terkumpul

diukur volume dengan wadah pengukur 40 liter dan ditimbang beratnya; dan atau

sampah terkumpul diukur dalam bak pengukur besar 500 liter dan ditimbang

beratnya, kemudian dipisahkan berdasarkan komponen komposisi sampah dan

ditimbang beratnya. Peralatan yang digunakan adalah:

a. Alat pengambil contoh berupa kantong plastic dengan volume 40 liter.

b. Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x 100

cm yang dilengkapi dengan skala tinggi.

c. Timbangan

d. Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 1,0 m x 0,5 m x 1, 0 m

botol isi 1 liter dilengkapi dengan skala tinggi

e. Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan.

6

Page 7: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (SNI 03-3242-1994)

Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di

kawasan pemukiman mencakup tentang perencanaan, pengoperasian, pembiayaan,

institusi dan peran serta masyarakat. Operasional pengelolaan sampah di

permukiman disyaratkan adanya keterlibatan aktif masyrakat pengelola sampah

kota dan pengembang perumahan baru terutama dalam mengelola dan

mengadakan sarana persampahan di lingkungan permukiman . Ketentuan

pengelola sampah :

a. Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah rumah, klas dan

tipe bangunan; jumlah sampah yang akan dikelola berdasarkan jumlah

penduduk, jumlah dan luas bangunan/fasilitas umum, besaran timbulan

sampah berdasarkan sumbernya.

b. Teknik operasional ditentukan berdasarkan kondisi topografi dan lingkungan

pelayanan, kondisi social ekonomi, partisipasi masyrakat, jumlah dan jenis

timbulan sampah, pola operasional dilakukan melaui pewadahan,

pengumpulan, pemindahan di transfer depo, pengangkutan ke TPA.

c. Pembiayaan meliputi seluruh biaya pengelolaan untuk operasi, pemeliharaan

serta penggantian alat. Cara pengerjaan dilakukan dengan menganalisa atas

penyebaran rumah, luas daerah yang dikelola, jumlah penduduk dan tingkat

pendapatan, jumlah rumah berdasarkan tipe,timbulan sampah per hari, jumlah

bangunan fasilitas umum, kondisi jalan, topografi dan lingkungan untuk

menentukan alternative system termasuk jenis peralatan.

2.5 Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (SNI

03-3241-1994)

Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk

berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang

digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman. Kriteria lokasi

TPA harus memenuhi persyaratan/ketentuan hukum, pengelolaan lingkungan

7

Page 8: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

hidup dengan AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan), serta tata ruang

yang ada.

Ada beberapa kriteria lokasi tempat pembuangan sampah:

a. Kriteria regional digunakan untuk menentukan kelayakan zone meliputi

kondisi geologi, hidrogeologi, kemiringan tanah, jarak dari lapangan terbang,

cagara alam banjir dengan periode 25 tahun.

b. Kriteria penyisih digunakan untuk memilih lokasi terbaik sebagai tambahan

meliputi iklim, utilitas, lingkungan biologis, kondisi tanah, demografi, batas

administrasi, kebisingan, bau, estetika dan ekonomi.

c. Kriteria penetapan digunakan oleh instansi berwenang untuk menyetujui dan

menetapkan lokasi terpilih sesuai kebijakan setempat. Cara pengerjaan yaitu

dengan melakukan analisis terhadap data sekunder, berupa peta topografi,

geologi lingkungan, hidrogeologi, bencana alam, peta administrasi,

kepemilikan lahan, tata guna lahan dan iklim, data primer berdasarkan criteria,

pembuatan peta skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000 dan identifikasi lokasi

potersial.

2.6. Pengolahan Kompos

Kompos sangat menguntungkan karena dapat memperbaiki produktivitas dan

kesuburan tanah serta keberadaannya dapat mengatasi kelangkaan pupuk dan

harga pupuk an organik yang mahal

Dapat mengurangi pencemaran lingkungan

Dapat memperbaiki produktivitas tanah

Dapat meningkatkan kesubururan tanah

Dapat mengatasi kelangkaan dan harga pupuk yang mahal

Mekanisme proses pengomposan ada 2 (dua) :

1. Pengomposan secara aerobik

yaitu proses perombakan bahan organik akan menghasilkan humus, karbondioksida, air dan energi dengan memerlukan oksigen + air, mikroba aerobic, bahan organik co2 + h2o + unsur hara + humus + energi

8

Page 9: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

2. Pengomposan an aerobik

proses ini tanpa oksigen (hampa udara) dilakukan dalam wadah tertutup akan menghasilkan gas metan (ch4) karbondioksida (co2) dan asam organik. Gas metan ini bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar.

3. Cara pembuatan kompos dari sampah rumah tangga / pasar

A. Bahan – bahan :

1. Sampah organik (sampah rumah tangga / pasar)

Sisa – sisa sayuran dapur

Sampah pasar

Kulit nenas

Kulit durian

Sortiran bahan sayuran (daun kol, daun ubi, sawi, ketimun, wortel, dan sisa sayuran yang tidak terpakai)

2. Bio aktifator

Em 4

Kapur dolomit / kapur pertanian

Mulases / bisa dibuat dari campuran gula aren, susu

Orgadec

3. Air secukupnya

B. Alat – alat :

Mesin pencacah

Parang

Kayu

Plastik /terpal

Bak fermentasi dari kayu atau dibuat dari batu permanen atau dari drum

Termometer

Cangkul / garu

9

Page 10: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Gembor

Ember

Polongan udara

C. Cara pembuatannya :

Melakukan pemilahan sampah organik dan an organik

Sampah organik dari sisa dapur / pasar yang telah dipilah dilakukan pencacahan dengan diameter ± 5 cm

Sampah organik yang telah dicacah dicampur dengan kapur pertanian dan diaduk sampai merata dengan ukuran 1 ton sampah+ 50 kg kaptan

Masukkan kedalam bak fermentasi / drum atau tempat yang telah disiapkan

Siram dengan air yang telah dicampur dengan em 4 dengan ukuran 0,5 liter ; 100 liter air ; 0,1 liter mulasis

Tutuplah dengan plastik fermentasi yag tidak tembus sinar matahari dengan rapat dan setiap 1 hari 1 x diukur suhunya dengan suhu berkisar 40 – 50 ºc, dan apabila suhunya melebihi maka fermentasi tersebut dibuka sementara hingga suhunya turun baru ditutup kembali

Lakukan pembalikan 3 hari 1 x dan air lindi yang mengalir di tampung untuk disiramkan kembali

Setelah 21 s/d 30 hari telah matang kemudian dilakukan penjemuran / diangin - anginkan, tidak boleh kena matahari langsung

Lakukan pengayakan pupuk siap dipakai

Lakukan pengepakan dan di simpan maka pupuk kompos telah siap dipakai.

10

Page 11: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

BAB III

HASIL OBSERVASI

BAB III

HASIL OBSERVASI

   3.1 Tempat dan Waktu Praktik

 Tempat : TPA Muara Fajar Kecamatan Rumbai Pesisir.

Hari/Tanggal : Senin, 27 mei 2013

Waktu : 08.00 sampai 12.00 WIB

 

3.2 Profil TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru

TPA Muara Fajar berlokasi di Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Rumbai

Pesisir Kota Pekanbaru yang berjarak 20 km dari Pusat Kota Pekanbaru. Luas

Total Areal : 7 Ha.

  TPA ini menampung sampah dari 12 Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru.

Sampah sampah tersebut berasal dari sampah taman kota, sampah jalan, sampah

perumahan, sampah non-medis rumah sakit, sampah perkantoran dan sampah

pasar. Setiap harinya sampah yang masuk ke TPA Muara Fajar sebesar 306

ton/hari dari total timbulan sampah di Kota Pekanbaru yang kurang lebih 1000

ton/hari. 

 

3.3 Metode Pembuangan Akhir Sampah TPA Muara Fajar Kota

Pekanbaru

Metode pembuangan akhir sampah yang pernah dilakukan di TPA Muara

Fajar kota Pekanbaru adalah sanitary landfill yaitu dengan penimbunan sampah

dan timbulan yang sudah ditimbun tanah ditanami dengan tumbuhan.

11

Page 12: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Gambar. Timbunan sampah ditanami tumbuhan

Beberapa batasan yang digunakan pada lahan lokasi sanitary landfill

adalah sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, kegiatan pasar, kegiatan

komersial, kegiatan perkantoran, institusi pendidikan, dan kegiatan lainnya yang

menghasilkan limbah sejenis sampah kota. Limbah yang berkategori B3 dilarang

masuk ke jenis landfill ini.

Gambar. Timbulan sampah di TPA Muara Fajar

12

Page 13: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Sampah diangkut dari TPS-TPS di Kota Pekanbaru dengan

menggunakan truk-truk yang diangkut oleh petugas kebersihan Kota Pekanbaru.

Gambar. Sampah diangkut dengan truk dati TPS di kota Pekanbaru

Sampah yang diangkut ke TPA dapat dijadikan sumber pendapatan bagi

beberapa orang.

Gambar. Aktivitas pengais sampah di TPA Muara Fajar

 

13

Page 14: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

3.4 Pengolahan Sampah TPA Muara Fajar dan Pemanfaatannya

Pengolahan Sampah di TPA Muara Fajar antara lain:

1. Pengolahan Sampah Organik 

Gambar. Unit pengelolaan komposting TPA Muara Fajar

Sampah organik yang ada di TPA di pilah dengan menggunakan

tenaga manusia untuk diolah menjadi pupuk kompos yang dimanfaatkan

sebagai pupuk untuk taman kota Pekanbaru. Sampah organik yang

dijadikan kompos adalah sampah pasar yang sudah dipilah oleh petugas

kebersihan pasar. Jumlah sampah pasar sekitar 10% dari total sampah kota

Pekanbaru. Saat ini sampah pasar untuk kompos di ambil dari sampah

Pasar Panam, Pasar Arengka, dan Pasar Palapa.

14

Page 15: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Gambar. Sumber sampah pasar untuk dijadikan kompos

Pengolahan kompos:

Sampah organik dipotong-potong (pencacahan).

Gambar. Prosesn pencacahan pengomposan

15

Page 16: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Masukkan kedalam bak fermentasi

Untuk mempercepat fermentasi, ditambahkan 1/3 kompos yang

sudah jadi

Gambar. Fermentasi pengomposan

Tambahkan kapur

Siram dengan air lindi

Gambar. Air lindi untuk menyiram bak fermentasi

16

Page 17: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Sampah disimpan di bak fermentasi selama 3 hari dan dibolak

balik dan dipindahkan ke bak fermentasi berikutnya.

Setelah difermentasi dimasukkan ke bak pematangan.

Dilakukan penjemuran 3 hari.

Dilakukan pengayakan

Gambar. Proses pengayakan pengomposan

Pengolahan sampah organik ini berlangsung selama kurang lebih 24

hari dan siap pakai sebagai kompos.

Gambar. Kompos siap pakai

17

Page 18: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

2. Pengolahan Air Lindi

Pengolahan Air Lindi dilakukan dengan menggunakan tawas untuk

netralisasi. Jumlah kolam lindi di TPA Muara Fajar ada 4 kolam, setiap

kolam dilapisi dengan membran yang tidak tembus air sehingga air lindi

tidak mencemari lingkungan. Air lindi boleh dialirkan ke lingkungan jika

pada kolam terakhir ikan bisa hidup.

TPA Muara Fajar dalam pengolahan air lindi masih belum optimal.

Pipa penyaluran air lindi terdapat sumbatan sehingga air lindi ada yang

tumpah ke lingkungan dan pada kolam terakhir ikan tidak bisa hidup

sementara air lindi sudah dialirkan ke lingkungan.

Gambar. Kolam lindi TPA Muara Fajar

18

Page 19: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

Gambar. Air lindi tumpah ke lingkungan

3. Pengelolaan Gas Metan Sampah

Gas methan yang dihasilkan oleh sampah TPA Muara Fajar saat ini

belum di olah dan masih dalam perencanaan.

19

Page 20: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Penanganan dan pengolahan sampah di TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru belum

berjalan maksimal.

Proses pengolahan sampah organik di TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru

menghasilkan kompos (pupuk organik).

Pengolahan sampah dengan metode Sanitary landfill belum dilakukan.

Instalasi pengolahan air limbahnya pun belum berjalan sehingga air lindi yang

berasal dari TPA tidak dapat dimanfaatkan, selain itu terdapat sumbatan aliran air

lindi sehingga aliran tidak lancar dan terjadi limpahan air lindi.

Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) belum dikelola dengandi TPA Muara

Fajar Kota Pekanbaru.

4.2 Saran

Adanya kebijakan dari pemerintah Kota dalam hal penanganan dan pengolahan

sampah, baik kompensasi terhadap masyarakat sekitar ataupun ketegasan dalam

pemakaian pupuk organik (kompos). Selain bisa menghasilkan hasil pertanian

yang bebas pupuk kimia; sampah organik yang diolah menjadi kompos di

TPAMuara Fajar Pekanbaru pun bisa terjual.

Adanya perhatian pemerintah terhadap instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di

TPA Muara Fajar, sehingga pengolahan air limbah bisa berjalan dan tidak

mengganggu masyarakat sekitar dan bisa langsung dibuang ke sungai dengan

aman.

Perlu adanya kebijakan pemerintah kota Pekanbaru serta kerja sama antara

pemerintah, pihak TPA muara Fajar dan masyarakat dalam pengelolaan sampah

B3 (Bahan berbahaya dan beracun) di kotaPekanbaru, sehingga dapat mengindari

terjadi pencemaran bahan-bahan berbahaya dan beracun.

20

Page 21: Laporan+kunjungan TPA MUARA FAJAR

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Kota Bogor Urung menjadi Lautan Sampah. Ijin TPA Galuga

Diperpanjang. Pikiran Rakyat Online. Diakses tanggal 25 Mei 2009.

www.pikiranrakyatonline.com

__________. 2009a. Peta TPA Galuga. Diakses tanggal 22 Mei 2009.

http://wikimapia.org/beta/

__________. 2009b. Limbah Padat : Mengubah Resiko Kesehatan menjadi sebuah

Sumberdaya. Diakses tanggal 28 Maret 2009. www.kesehatanlingkungan.com

Isroi. 2009. Pengomposan Limbah Padat Organik. Diakses tanggal 20 Maret 2009.

www.google.com/search/royan.pdf

S

21