Laporan Vaginal Smear

download Laporan Vaginal Smear

of 13

description

Laporan perkembangan hewan, semoga bisa bantu adik-adik yang nanti cari referensi buat bikin laporan.

Transcript of Laporan Vaginal Smear

VAGINAL SMEAR

Oleh :Nama: Restu Indria SopyanNIM: B1J013113Rombongan: 1Kelompok: 1Asisten: Sumana

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2014I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Siklus berarti kembalinya tahapan atau ulangan atau pengulangan. Siklus reproduksi artinya tahap-tahapan reproduksi yang berurutan dan berulang/berurutan sesuai tahap-tahapannya. Siklus reproduksi umum dikenal pada kelamin betina. Hewan berkelamin jantan, khususnya yang hidup di daerah lintang tinggi (empat musim) siklus reproduksi juga kadang dijumpai, namun tidak sejelas pada betina. Lingkaran kejadian hewan betina mengeluarkan telur, kemudian tidak mengeluarkan telur dan mengeluarkan telur lagi itulah yang disebut siklus. Siklus reproduksi pada hewan-hewan mammalia ada yang disebut siklus estrus dan ada yang disebut siklus menstruasi (Sistina, 2008).Berdasarkan siklus reproduksi ada hewan yang siklus nya berulang dalam waktu satu tahun, yaitu sekali dalam satu tahun bereproduksi, ada yang dalam satu tahun beberapa kali. Kelompok hewan monotelik mengalami proses reproduksi satu kali dalam hidupnya. Kebalikan hewan monotelik adalah hewan politelik, yaitu hewan yang beberapa kali mengalami proses reproduksi dalam siklus hidupnya, menghasilkan gamet masak dan menghasilkan keturunan ketika gamet yang dihasilkan berhasil dibuahi atau terbuahi dan menjadi individu baru (Sistina, 2008).Vaginal smear merupakan salah satu metode untuk mengamati tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan vagina (apus vagina). Hasil yang didapatkan dari pengamatan tersebut dapat mementukan fase yang sedang dialami oleh hewan betina yang diuji. Metode ini didasarkan pada kenyataaan bahwa pada saat fase estrus, sel-sel epithel vagina mengalami kornifikasi sebagai akibat dari kadar estrogen yang tinggi. Hewan yang ingin diketahui fase pada siklus estrusnya adalah hewan betina yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Siklus estrus merupakan jarak antara estrus yang satu sampai pada estrus yang berikutnya. Daur atau siklus estrus terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus (Campbell, 2004).

B. TujuanTujuan dari praktikum vaginal smear adalah dapat melakukan prosedur pembuatan preparat apus vagina, dapat mengidentifikasi tipe-tipe sel dalam preparat tersebut, dan menentukan fase estrus pada hewan uji.

II. MATERI DAN METODEA. MateriAlat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cotton bud, gelas objek beserta penutup nya, mikroskop cahaya, dan tissue.Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu larutan NaCl 0,9%, larutan alcohol 70%, pewarna methylen blue 1%, akuades, serta mencit betina (Mus musculus ) matang kelamin yang tidak sedang hamil, dan berusia sekitar 8 minggu.

B. Metode1. Gelas objek dibersihkan dengan alcohol 70% dan dikeringkan di udara atau dilap dengan menggunakan tissue yang bersih.2. Mencit betina yang akan diperiksa dipegang dengan tangan kanan. Ekor nya lebih dahulu yang diangkat. Diusap-usap terlebih dahulu agar mencit tidak stress. Ditelentangkan di atas telapak tangan, tengkuk nya dijepit oleh ibu jari dan telunjuk. Bagian ekornya dijepit diantara telapak tangan dan jari kelingking.3. Ujung cotton bud dibasahi dengan larutan NaCl 0,9%. Dimasukkan secara perlahan ke dalam vagina mencit sedalam 5mm. Diputar searah secara perlahan-lahan tiga kali.4. Ujung cotton bud yang sudah dioleskan pada vagina dioleskan memanjang tiga baris olesan dengan arah yang sama pada gelas objek.5. Olesan vagina ditetesi dengan larutan methylen blue 1%. Diratakan dengan cara sesekali dimiringkan agar pewarna merata pada seluruh pemukaan ulasan. Ditunggu selama 5 menit.6. Pewarna yang berlebihan dibersihkan menggunakan air mengalir dengan debit rendah. Tutup dengan object glass. Ditutup dengan gelas penutup.7. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.8. Diperhatikan tipe dan proporsi sel dalam preparat apusan. Digambar sel-sel yang ditemukan dalam preparat apusan. Ditentukan fasenya.9. Digambar bentuk sel yang tampak pada preparat apus vagina yang sudah dibuat.

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

1

(A) (B)Keterangan :Gambar A: Mikroskopis Siklus Estrus Fase Estrus Perbesaran 40 X 10Gambar B: Skematis Siklus Estrus Fase EstrusKeterangan gambar:1. Sel epithel yang terkornifikasi

B. PembahasanPengamatan vaginal smear pada marmut betina yang telah dilakukan menunjukkan marmut tersebut sedang mengalami fase estrus. Fase ini ditandai dengan banyaknya epithel yang terkornifikasi yang disebabkan oleh adanya zat keratin. Zat keratin tersebut menutupi sel sehingga inti sel menjadi tidak terlihat dan bagian luar sel menanduk. Fase estrus ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu estrus awal yang berlangsung selama 12 jam dan estrus akhir yang berlangsung selama 18 jam. Kejadian yang terjadi di ovarium pada saat fase estrus ini adalah ovulasi (Nalbandov, 1976).Vaginal smear dilakukan untuk menentukan siklus estrus dan untuk mengidentifikasi tipe sel dalam siklus estrus. Tipe yang diidentifikasi adalah leukosit, dan sel epithel yang berinti atau sel yang terkonifikasi. Sampel vaginal smear dikumpulkan antara pukul 08.00 dan 10:00. Hal yang harus dilakukan adalah memasukkan cotton bud yang sudah dibasahi dengan larutan NaCl 0,9% ke dalam vagina mencit dan kemudian dioleskan memanjang 2 atau 3 baris pada gelas objek. Dibiarkan kering pada suhu kamar dan kemudian diwarnai menggunakan methylene blue 1%. Ditunggu selama 5 menit, perwarna yang berlebihan dibilas dengan menggunakan air menetes dengan debit kecil. Preparat vaginal smear dipelajari dengan menggunakan mikroskop cahaya (40 10) dan jenis sel dicatat.Periode estrus pada hewan terjadi secara berulang dan membentuk suatu siklus yang disebut siklus estrus. Siklus estrus merupakan salah satu aspek reproduksi yang menggambarkan perubahan kandungan hormon reproduksi yang disebabkan oleh aktivitas ovarium dibawah pengaruh hormon gonadotrophin. Perubahan kandungan hormon reproduksi selanjutnya menyebabkan perubahan struktur pada jaringan penyusun saluran reproduksi. Siklus estrus pada mencit terdiri dari 4 fase utama, yaitu proestrus, estrus, metestrus dan diestrus (Taylor, 1994). Siklus ini dapat dengan mudah diamati dengan melihat perubahan sel-sel penyusun lapisan epitel vagina yang dapat dideteksi dengan metode apus vagina pewarnaan Giemsa (Brancroft and Steven,1996). Hasil apus vagina menunjukkan hasil yang bervariasi sepanjang siklus estrus, terdiri dari sel epitel berinti, sel epitel yang mengalami kornifikasi, leukosit serta adanya lender (Johnson and Everitt, 1988; Taylor, 1994).Berikut ini penjelasan masingmasing siklus estrus (Frandson, 1993):1. Proestrus

Gambar 1. Fase Proestrus Produksi estrogen meningkat dibawah stimulasi FSH (Folicle Stimulating Hormon) dan adenohipofisis pituitari dan LH (Luteinizing Hormon) ovari yang menyebabkan meningkatnya perkembangan uterus, vagina, oviduct, dan volikel ovari. Fase yang pertama (proestrus) dari siklus estrus dianggap sebagai fase penumpukan. Dalam fase ini folikel ovari dengan ovumnya yang menempel membesar terutama karena meningkatnya cairan folikel yang berisi hormonhormon estrogenik. Estrogen yang diserap dari folikel ke dalam aliran darah merangsang penaikan vesikularitas dan pertumbuhan sel genitalia tubular, dalam persiapan untuk birahi dan kebuntingan yang akan terjadi. Fase ini berlangsung selama 12 jam.2. Estrus

Gambar 2. Fase EstrusEstrus adalah periode penerimaan seksual pada hewan betina, yang terutama ditentukan oleh tingkat sirkulasi estrogen. Selama atau segera setelah periode itu terjadilah ovulasi, ini terjadi dengan penurunan tingkat FSH dalam darah dan peningkatan tingkat LH. Sesaat sebelum ovulasi folikel membesar dan mengalami turgit, serta ovum yang berada disitu mengalami pemasakan. Estrus berakhir kira kira pada saat pecahnya folikel ovari atau terjadinya ovulasi. Pada saat itu ovum dilepaskan dari volikel menuju ke bagian tuba uterine. Fase estrus terbagi menjadi dua estrus awal yang berlangsung 12 jam dan estrus akhir yang berlangsung 18 jam.3. Metestrus

Gambar 3. Fase MetestrusMetestrus adalah fase setelah ovulasi dimana korpus luteum mulai berfungsi. Panjangnya metestrus dapat tergantung pada panjangnya waktu LTH (Lutetropik Hormon) disekresi oleh adenohipofisis. Selama periode ini terdapat penurunan estrogen dan penaikan progesterone yang dibentuk oleh ovari. Fase metestrus berlangsung selama 6 jam.4. Diestrus dan anestrus

Gambar 4. Fase DiestrusDiestrus adalah periode quiescence yang relatif pendek antara siklus estrus pada hewanhewan yang tergolong poliestrus, sedangkan anestrus merupakan periode quiescence antar musim kawin. Fase diestrus belangsung separuh dari waktu siklus.Organ reproduksi betina pada mamalia adalah ovarium. Ovarium tersusun atas bagian stroma dan kortek. Bagian stroma berisi jaringan ikat ovarium. Bagian kortek ovarium terdiri dari sel-sel epitel penyusun sarang telur. Sel-sel germinal primordial oogonium terdapat pada bagian kortek. Satu folikel terdapat 16 sel. Satu sel menjadi oosit dan 15 sel lainnya menjadi nurse sel. Nurse sel berfungsi mensintesis RNA dan protein untuk oosit. Mamalia oosit dibungkus sel folikel (sel granulosa). Pertumbuhan oosit menyebabkan jumlah sel granulosa meningkat dan membentuk bungkus berlapis yang disebut theka. Lapisan theka terbagi menjadi dua yaitu theka interna dan theka eksterna. Theka interna memproduksi hormon estrogen (Rugh, 1962).Menurut Syahrum (1994), perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium selama siklus estrus :1. Selama tidak ada aktifitas seksual (diestrus) terlihat terlihat folikel kecil-kecil (folicle primer).2. Sebelum estrus folikel_folikel ini akan menjkadi besar tetapi akhirnya hanya bsatu yang berisi ovum matang.3. Folikel yang berisi ovum matang ini akan pecah, telur keluar (ovulasi), saat disebut waktu estrus.4. Kalau telur dibuahi, korpus luteum akan dipertahankan selama kehamilan dan siklus berhenti sampai bayi lahir dan selesai disusui.5. Kalau telur tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenerasi, folikel baru akan tumbuh lagi, siklus diulangi.Seperti hal metode-metode lainnya. Metode vaginal smear yang digunakan untuk penentuan fase estrus ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari metode ini yaitu, akurat dan mudah untuk dilakukan, alat-alat yang dibutuhkan pun tidak sulit untuk ditemukan. Metode ini juga memiliki kekurangan yaitu, ketika melakukan pengamatan preparat praktikan harus mengamati pada semua area preparat secara merata, karena proporsi sel yang ingin diamati terkadang tidak merata, sehingga bisa salah dalam penentuan fase estrus. Diperlukan ketelitian dalam metode vaginal smear ini. Pengidentifikasian fase estrus menggunakan vaginal smear menjadi cara yang paling akurat dalam penentuan seluruh tahapan siklus estrus. Metode sitologi vagina baik digunakan untuk pengidentifikasian keempat tahap siklus estrus. Pengamatan secara visual digunakan untuk mengamati proestrus dan estrus pada hewan uji, dengan tujuan penentuan waktu perkawinan hewan uji, tetapi untuk pengamatan yang lebih akurat harus menggunakan vaginal cytology (Byers et all, 2012).

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Vaginal smear dapat digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe sel dan proporsi sel dalam preparat apus vagina dan untuk menentukan fase estrus yang sedang dialami hewan uji.2. Tipe sel yang dapat diidentifikasi pada fase-fase siklus estrus adalah sel epithel yang ditandai dengan bentuk oval dan leukosit yang berbentuk bulat dan juga berinti.3. Siklus estrus yang sedang dialami oleh hewan uji yaitu fase estrus yang ditandai dengan banyaknya epithel yang terkornifikasi (pelapisan zat tanduk pada epithel).

B. SaranDibutuhkan ketelitian dalam melakukan metode vaginal smear ini. Ketika memasukkan cotton bud ke vagina mencit jangan dilakukan terlalu dalam dan dilakukan secara perlahan. Mengangkat mencit pun jangan dilakukan secara paksa karena bisa membuat mencit stress dan akan berpengaruh terhadap hasil yang akan diamati. Meneteskan methylen blue 1% jangan terlalu banyak, akan lama kering. Debit air saat pembersihan methylen blue 1% rendah saja agar sel-sel vagina tidak ikut terbawa. Pengamatan di mikroskop sebaiknya dilakukan pada semua lapang pandang, simpulkan dengan melihat siklus apa yang paling mendominasi terlihat di bawah mikroskop.

DAFTAR REFERENSIBrancroft, J.D. dan A. Stevens. 1999. Theory and Practise of Histological Techniques. Fourth Ed. Churchill Livingstone, Edinburg.

Byers, Shannon. Wiles, Michael. Dunn, Sadie dan Taft, Robert.2012. Mouse Estrous Cycle Identification Tool and Images. Reproductive Sciences R&D, The Jackson Laboratory, Bar Harbor, Maine, United States of America.Technology Evaluation and Development, The Jackson Laboratory, Bar Harbor, Maine, United States of America.Campbell, N. A. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid III. Erlangga, Jakarta.Frandson, R. D. 1993. Anatomy and Phisiology of Farm Animal. Lea Febigur, Philadelphia.

Khanum, S.; Hussain, and Kausar, R. 2008. Progesterone and Estradiol Profiles During Estrous Cycle and Gestation in Dwarf Goats (Capra hircus). Pakistan Vet. Volume 28: 1-4.

Kundiantoro, Irfan, Ramadhan, Itadjuwita, Arief. 2004. Perbandingan Siklus Estrus, Bobot Uterus, dan Periode Bunting Semu pada Mencit yang Mengalami Autotransplantasi Ovarium di Subkutan dan Subkapsula Ginjal. Hayati. Vol. 11 Nomor 2: 76-82.

Saadat, P.; Abdul, Sabariah, Rahman.; Dollah, Mohammad; Aziz, Parichehr , Hanachi. 2011. Assessing Estrogenic Activity of Nigella sativa in Ovariectomized Rats Using Vaginal Cornification Assay. African Journal of Pharmacy and Pharmacology. Vol. 5: 137-142.

Sitasiwi, Agung. 2008. Hubungan Kadar Hormon Estradiol 17 dan Tebal Endometrium Uterus Mencit (Mus musculus l.) selama Satu Siklus Estrus. Jurnal Anatomi dan Fisiologi. Hal: 38 4.

Nalbandov, A.V. 1976. Reproductive Physiology of Mammals and Birds: The Comparative Physiology of Domestic and Laboratory Animals and Man. W.H. Freeman and Company, San Fransisco.

Rugh, R. 1962. Experimental Emrbryology. Burger Publishing Company, Minnesota.Sistina, Y. 2008. Bahan Ajar Biologi Reproduksi. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.Syahrum, H. M. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.