Laporan UP Klp 7 Selasa Pagi

39
LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN LENGKAP KELOMPOK “UJI PENDAHULUAN” KELOMPOK VII : FADHILLAH FITRIA N111 13 047 FADILAH RAMADHANI N111 13 009 JOSHUA CHRISTIAN PENGGELE N111 13 324 IMRAN YUSUF N111 13 320 SUSANTY TANDILILING N111 13 029 WINDA SETYARENI PRATAMA N111 13 514 GOLONGAN : SELASA PAGI

description

Laporan Uji pendahuluan fitokimia

Transcript of Laporan UP Klp 7 Selasa Pagi

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDINLAPORAN LENGKAP KELOMPOK

UJI PENDAHULUAN

KELOMPOK VII :

FADHILLAH FITRIA

N111 13 047

FADILAH RAMADHANI

N111 13 009

JOSHUA CHRISTIAN PENGGELE

N111 13 324

IMRAN YUSUF

N111 13 320

SUSANTY TANDILILING

N111 13 029

WINDA SETYARENI PRATAMA

N111 13 514

GOLONGAN : SELASA PAGIASISTEN : RAIS AL-QADRIMAKASSAR

2015BAB I

PENDAHULUANI.1Latar Belakang

Uji pendahuluan terhadap komponen kimia bahan alam bertujuan untuk mempermudah dalam pengerjaan isolasi. Uji pendahuluan dilakukan terhadap bahan alam yang baru diambil dari alam dengan menggunakan pereaksi kimia yang sesuai. Senyawa kimia yang berkhasiat sebagai obat yang terdapat dalam bahan alam.I.2Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara uji pendahuluan ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) dan ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber) terhadap senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, terpenoid, dan tanin.

I.2.2Tujuan Percobaan

Melakukan identifikasi kandungan kimia dalam ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) dan ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber).I.3Prinsip Percobaan1.3.1 Metode Tabung

a. Alkaloid

Identifikasi kandungan senyawa alkaloid pada daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara mereaksikan ekstrak tersebut dengan reagen dragendorff, wagner, dan meyer yang terlebih dahulu ekstrak ditambahkan HCl 2N dan 10 ml air. Hasil positif apabila warna jingga terbentuk jika estrak ditambahkan reagen dragendorff, putih jika ekstrak ditambahkan reagen meyer, dan coklat jika ekstrak ditambahkan reagen wagner. Hasil negatif apabila salah satu reagen tidak menunjukkan warna yang seharusnya terbentuk pada masing-masing reagen.b. Flavonoid

Identifikasi kandungan senyawa flavonoid daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara ekstrak tersebut ditambahkan dengan 2 ml AlCl3 5% di dalam tabung reaksi lalu dipanaskan. Hasil positif jika terjadi perubahan warna menjadi merah terang.c. SaponinIdentifikasi kandungan senyawa saponin pada daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dilakukan dengan cara mengocok kuat-kuat tabung reaksi yang berisi ekstrak awal dan 10 ml air panas. Lalu jika telah terbentuk busa ditambahkan HCL 2N dua sampai tiga tetes. Hasil positif ditunjukkan dengan busa yang tetap.d. Steroid atau TerpenoidIdentifikasi kandungan senyawa steroid atau terpen pada daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara mereaksikan ekstrak tersebut dengan reagen Lieberman-Bouchard pada tabung reaksi. Hasil positif ditunjukkan dengan warna biru-hijau untuk senyawa steroid dan warna merah untuk senyawa terpenoid.e. Tanin

Identifikasi kandungan senyawa tanin pada daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara mereaksikan ekstrak tersebut dengan 10 ml air panas dan NaCl lalu disaring. Filtrat yang dihasilkan kemudian ditambahkan dengan FeCl3. Hasil positif ditunjukkan dengan warna hijau untuk senyawa katekol dan biru-hijau untuk senyawa pirogulol.

1.3.2 Metode Semprota. Alkaloid

Identifikasi kandungan senyawa alkaloid daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara mengelusi lempeng yang telah ditotol dengan esktrak tersebut menggunakan fase gerak yang sesuai. Lalu disemprotkan dengan reagen dragendorff. Hasil positif apabila warna jingga.b. Flavonoid

Identifikasi kandungan senyawa flavonoid pada daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara mengelusi lempeng yang telah ditotol dengan esktrak tersebut menggunakan fase gerak yang sesuai. Kemudian disemprotkan dengan reagen sitoborat dan diamati pada UV 254 nm dan 366 nm. Hasil positif jika pada UV 254 nm terlihat warna jingga kemerahan dan pada UV 366 nm terlihat warna kuning kehijauan.c. SaponinIdentifikasi kandungan senyawa saponin pada daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara mengelusi lempeng yang telah ditotol dengan esktrak tersebut menggunakan fase gerak yang sesuai. Kemudian disemprotkan dengan vanilin asam sulfat. Hasil positif ditunjukkan dengan terlihat warna kuning.d. Steroid atau TerpenoidIdentifikasi kandungan senyawa steroid dan terpenoid pada daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara mengelusi lempeng yang telah ditotol dengan esktrak tersebut menggunakan fase gerak yang sesuai. Kemudian di semprotkan dengan reagen Lieberman-Bouchard. Hasil positif ditunjukkan dengan warna biru-hijau untuk senyawa steroid dan ungu untuk senyawa terpenoid.

e. Tanin

Identifikasi kandungan senyawa tanin pada daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dengan cara mengelusi lempeng yang telah ditotol dengan esktrak tersebut menggunakan fase gerak yang sesuai. Kemudian disemprotkan dengan FeCl3. Hasil positif ditunjukkan dengan terlihat warna biru kehitaman.BAB IITINJAUAN PUSTAKAII. 1Teori Umum

Uji pendahuluan terhadap komponen kimia bahan alam bertujuan untuk mempermudah dalam pengerjaan isolasi. Uji pendahuluan dilakukan terhadap bahan alam yang baru diambil dari alam dengan menggunakan pereaksi kimia yang sesuai. Senyawa kimia yang berkhasiat sebagai obat yang terdapat dalam bahan (1).Senyawa kimia yang bermanfaat obat dari tumbuhan adalah hasil dari metabolit sekunder yang berupa alkaloid, steroid/terpenoid, flavonoid tanin dan saponin. Senyawa ini di antaranya berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan atau gangguan yang ada di sekitarnya dan sebagai antibiotika selain itu juga berpotensi sebagai antioksidan.II.2Alkaloid

Dalam dunia medis, istilah alkaloid telah lama menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini, baik untuk mencari senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak yang ditemukan di alam. Hampir semua alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu. Berdasarkan literatur, diketahui bahwa hampir semua alkaloid di alam mempunyai keaktifan biologis dan memberikan efek fisiologis tertentu pada makhluk hidup. Sehingga tidaklah mengherankan jika manusia dari dulu sampai sekarang selalu mencari obat-obatan dari berbagai ekstrak tumbuhan. Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan alkaloid berbentuk padatan kristal dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi.(2).

Ciri-ciri dari alkaloid antara lain :

a. Biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik. Beberapa alkaloid berwujud cair dan larut dalam air. Ada juga alkaloid yang berwarna, misalnya berberin (kuning). b. Bersifat basa (pahit, racun). c. Mempunyai efek fisiologis serta aktif optis.d. Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, dan kalium merkuriiodida (3).Alkaloid tidak mempunyai nama yang sistematik, sehingga nama dinyatakan dengan nama trivial misalnya kodein, morfin, heroin, kinin, kofein, nikotin. Hampir semua nama trivial diberi akhiran in yang mencirikan alkaloid.Pembagian alkaloid didasarkan pada :

1. Jenis gugus kromofor yang berbeda, misalnya alkaloid indol, isokuinolin atau kuinolin. 2. Tumbuhan asal pertama kali ditemukan, misalnya alkaloid tembakau 3. Jenis ikatan yang predominan dalam alkaloid tersebut.Pembagian alkoloid yang lain adalah: a. Alkoloid heterosiklis; b. Alkaloid dengan eksossiklis dan amina alifatis; c. Alkaoid putreskin, spermidin dan spermin; d. Alkaloid peptida; e. Alkaloid terpen dan steroidal (3).II.3Saponin

Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari metabolism tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap serangga.(2)

Sifat-sifat saponin adalah :

1. Mempunyai rasa pahit2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil3. Menghemolisa eritrosit4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksi steroid lainnya6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasiII.4Flavonoid

Flavonoid ditemukan dalam tingkatan-tingkatan yang sangat tinggi di dalam buah apel, bawang-bawangan. Flavonoid disatukan melalui jalan kecil phenylpropanoid-asetat di dalam semua tumbuhan yang lebih tinggi. Itu bertanggung jawab atas banyak aktivitas biologi yang termasuk pigmen-pigmen, antioksidatif atau agen-agen alergi anti, dan unsur-unsur pemberian isyarat di dalam formasi bongkol yang kecil-kecil.(2).Ciri-ciri dari senyawa flavonoid yaitu pada umumnya, cincin A dari struktur flavonoid mempunyai pola oksigenasi yang berselang-seling, yaitu pada posisi 2, 4, dan 6 dari struktur terbuka calkon. Dalam banyak hal, cincin B dari struktur flavonoid mempunyai sebuah gugus fungsi oksigen pada posisi para, atau dua yang masing-masing berada pada posisi para dan meta, atau pula tiga dimana satu pada posisi para dan dua pada posisi meta. Pola oksigenasi dari cincin B dimana terdapat tiga gugus fungsi oksigen jarang dapat ditemukan. Selain itu, cincin B yang tidak teroksigenasi, atau teroksigenasi pada posisi orto sangat jarang ditemukan.Pola oksigenasi dari cincin A mengikuti pola florogusional dan cincin B mengikuti pola katekol atau fenol. Cincan A struktur flavonoid seringkali teralkilasi, baik oleh gugus metil (berasal dari metionin), atau oleh isoprenil C5 yang berasal dari isopentil pirofosfat, maupun suatu C-glikosida (3).Flavonoid dapat dikelompokkan berdasarkan rantai C3 yaitu :

a. Katekin dan proantosianidinKatekin dan proantosianidin adalah dua golongan senyawa yang mempunyai banyak kesamaan, terdapat pada tumbuhan kayu. Katekin ditemukan dalam paku-pakuan dan dua spesies Equisetum. Tiga jenis katekin yaitu katekin (+) dan katekin (-) hidrogen-2 dan hidrogen-3 nya trans. Beberapa katekin terdapat sebagai ester asam galat. Proantosianidin adalah senyawa yang membentuk antosianidin jika dipanaskan dengan asam.b. Flavanon dan flavanonol Bewarna kuning sedikit karena kosentrasinya rendah. Flavanon sering terjadi sebagai aglikon tetapi beberapa glikosidanya dikenal sebagai hesperidin dan naragin dari kulit jeruk. Flavononol merupakan flavonoid yang paling kurang dikenal, senyawa ini stabil dalam asam klorida panas tetapi terurai oleh basa hangat menjadi kalkon.c. TerpenoidSenyawa terpen pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 ( unit isprena ), yang bergabung secara head to tail ( kepala ekor).Banyak terpenoid terdapat secara alami dalam tumbuhan tidak dalam keadaan bebas tetapi sebagai ester atau glikosida.Berdasarkan jumlah atom karbon, terpenoid dikelompokkan menjadi monoterpen (C = 10), seskuiterpen (C = 15), diterpen (C = 20), triterpen (C = 30), tetraterpen (C = 40), dan politerpen (C > 40) (3).II.5Terpenoid

Terpena adalah suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada geta dan vakuola selnya. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan terpena dan modifikasinya , terpenoid merupakan metabolit sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan beberapa hewan laut. Sebagai contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena, juga karoten dan retinol.(2).BAB III

METODE KERJAIII.1Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah botol coklat, gegep, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk besi, pinset, pipet skala, plat tetes, batang pengaduk, dan tabung reaksi.

III.1.2Bahan

Bahan-bahan yang dugunakan adalah air suling, ekstrak buah mali-mali pereaksi FeCl3 10%, HCl 2N, pereaksi Dragendorff, pereaksi Liebermann-Burchard, pereaksi Mayer, pereaksi Sitoborat, pereaksi Wagner, AlCl 5%, dan NaCl.

III.2 Cara KerjaIII.2.1Metode Tabung

A. Alkaloid Disiapkan alat dan bahan. Dimasukkan ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) dan daun tapak liman (Elephantopus scaber) dalam tabung reaksi secukupnya lalu ditambahkan 1 2 ml HCl 2N dan 10 ml air. Diaduk dengan batang pengaduk hingga larut lalu dibagi ke dalam tiga tabung reaksi. Tabung pertama ditambahkan reagen dragendorf, tabung kedua ditambahkan reagen wagner, tabung ketiga ditambahkan reagen meyer. Diamati perubahan yang terjadi.B. FlavonoidDisiapkan alat dan bahan. Dimasukkan ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) dan ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber) dalam tabung reaksi secukupnya. Selanjutnya ditambahkan 2 ml AlCl 5% lalu panaskan. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.C. Steroid / TerpenDisiapkan alat dan bahan. Dimasukkan ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) dan ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber) dalam tabung reaksi secukupnya. Lalu ditambahkan reagen Lieberman-Bourchard. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.D. SaponinDisiapkan alat dan bahan. Dimasukkan ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) dan ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber) secukupnya kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan air panas sebanyak 10 ml. Didiamkan beberapa saat lalu dikocok kuat-kuat. Jika terbentuk busa, ditambahkan HCl 2N sebanyak dua sampai tiga tetes. Diamati perubahan yang terjadi. E. TaninSiapkan alat dan bahan. Diambil ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) dan ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber). Tambahkan dengan 10 ml air panas dan NaCl lalu disaring. Filtrat yang dihasilkan ditambahkan FeCl3. Diamati perubahan yang terjadi.III.2.2Metode SemprotA. Alkaloid Disiapkan alat dan bahan. Dilarutkan secukupnya ekstrak dengan metanol didalam vial. Lalu ditotolkan pada lempeng yang telah dipotong dengan ukuran 1 x 7 cm dan dielusi. Kemudian lempeng yang telah selesai dielusi disemprot dengan reagen dragendorff. Diamati perubahan yang terjadi.

B. FlavonoidDisiapkan alat dan bahan. Dilarutkan secukupnya ekstrak dengan metanol didalam vial. Lalu ditotolkan pada lempeng yang telah dipotong dengan ukuran 1 x 7 cm dan dielusi. Kemudian lempeng yang telah selesai dielusi disemprot dengan reagen sitoborat dan diamati lempeng pada UV 253 nm dan 366 nm.C. Steroid / TerpenDisiapkan alat dan bahan. Dilarutkan secukupnya ekstrak dengan metanol didalam vial. Lalu ditotolkan pada lempeng yang telah dipotong dengan ukuran 1 x 7 cm dan dielusi. Kemudian lempeng yang telah selesai dielusi disemprot dengan reagen Lieberman-Bourchard. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.D. SaponinDisiapkan alat dan bahan. Dilarutkan secukupnya ekstrak dengan metanol didalam vial. Lalu ditotolkan pada lempeng yang telah dipotong dengan ukuran 1 x 7 cm dan dielusi. Kemudian lempeng yang telah selesai dielusi disemprot dengan reagen vanilin asam sulfat. Diamati perubahan yang terjadi.E. Tanin

Disiapkan alat dan bahan. Dilarutkan secukupnya ekstrak dengan metanol didalam vial. Lalu ditotolkan pada lempeng yang telah dipotong dengan ukuran 1 x 7 cm dan dielusi. Kemudian lempeng yang telah selesai dielusi disemprot dengan FeCl3. Diamati perubahan yang terjadi.

BAB IV

HASIL PENGAMATANIV.1Tabel PengamatanA. Metode Tabung

SAMPELUJIHASIL

Daun Legundi (Vitex trifolia)Alkaloid(-)

Flavonoid(+)

Tanin(-)

Saponin(-)

Steroid atau terpen(-)

Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)Alkaloid(-)

Flavonoid(-)

Saponin(+)

Tanin(-)

Steroid atau terpen(+)

B. Metode SemprotSAMPELUJIHASIL

Daun Legundi (Vitex trifolia)Alkaloid(+)

Flavonoid(-)

Tanin(-)

Saponin(-)

Steroid atau terpen(-)

Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)Alkaloid(+)

Flavonoid(-)

Saponin(-)

Tanin(-)

Steroid atau terpen(-)

IV.2.Reaksi

a. Uji Alkaloid (Dragendorff)

Bi(NO3)3 + 3KI BiI3 + 3KNO3 CoklatBiI3 + KI K [BiI4]

Kalium tetraiodobismutat

+ K [BiI4]

Kalium tetraiodobismutat

+ [BiI4]-

Kalium-Alkaloid endapan oranyeb. Uji Flavonoid

c. Uji Steroid dan Terpenoid

IV.3. Gambar

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, dilakukan beberapa uji pendahuluan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat pada suatu tanaman. Hal ini berfungsi sebagai data awal untuk menentukan metode ekstraksi yang akan digunakan agar komponen aktif yang terdapat pada sampel dapat diekstrasi secara optimal.Senyawa kimia yang bermanfaat obat dari tumbuhan adalah hasil dari metabolit sekunder yang berupa alkaloida, steroida/terpenoida, flavonoida, saponin, dan tanin. Senyawa ini di antaranya berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan atau gangguan yang ada di sekitarnya dan sebagai antibiotika. Selain itu, juga berpotensi sebagai antioksidan.

Komponen yang terdapat dalam ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) dan ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber) dianalisis golongan senyawanya dengan tes uji warna dengan beberapa pereaksi untuk golongan senyawa alkaloid, flavonoid, steroid/terpenoid, tanin, dan saponin.Pada pengujian senyawa steroid dan saponin metode tabung ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber) menunjukkan hasil yang positif. Pada uji senyawa steroid menggunakan reagen Liebermann Burchard dan hasilnya menunjukkan positif yaitu berwarna hijau sedangkan pada pengujian saponin menunjukkan adanya busa. Pada pengujian ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) metode tabung hanya menunjukkan hasil positif pada uji senyawa flavonoid. Pada pengujian seyawa dengan metode semprot hasil yang positif dari kedua ekstrak hanya pada uji alkaloid. Pembuatan larutan perekasi dilakukan menurut Depkes, 1979: Depkes, 1989. Sutarno, dkk, 1993 dan Haborne, 1987.

1. Larutan Pereaksi Wagner

Pereaksi Wagner dibuat dengan cara 10 ml akuadest dipipet kemudian ditambahkan 2,5 gram iodin dan 2 gram kalium iodida lalu dilarutkan dan diencerkan dengan akuades menjadi 200 ml dalam labu takar. Pereaksi ini berwarna coklat.

2. Larutan Pereaksi Mayer

Sebanyak 1,4 g raksa (II) klorida ditimbang dan dilarutkan dalam air suling hingga 60 ml. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 10 ml air suling. Kemudian dicampur dan ditambahkan air suling hingga 100 ml

3. Larutan Pereaksi Dragendroff

Pembuatan pereaksi Dragendroff untuk pereaksi kualitatif, sebanyak 0,8 g bismut (III) nitrat ditimbang dan dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat pekat. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 50 ml air suling, kemudian kedua larutan dicampurkan dan didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan diencerkan dengan air suling sampai 100 ml. Pembuatan pereaksi Dragendroff untuk pereaksi penyemprot, larutan A : sebanyak 0,85 g bismutsubnitrat dilarutkan dalam campuran 40 ml air suling dengan 10 ml asam asetat. Larutan B : sebanyak 8 g kaliu iodida dilarutkan dalam 20 ml air suling. Larutan penyemprot : masing-masing 5 ml larutan A dan larutan B dicampur dengan 20 ml asam asetat glasial dan dicukupkan dengan air suling hingga 100 ml.

4. Larutan Pereaksi Liebermann-Burchard

Pembuatan perekasi Liebermann-Burchard untuk pereaksi kualitatif, sebanyak 20 bagian asam asetat anhidrat dicampurkan dengan 1 bagian asam sulfat pekat. Pembuatan pereaksi Libermann-Burchard untuk penyemprot, sebanyak 50 bagian kloroform dicampur dengan 20 bagian asam asetat anhidrat dan 1 bagian asam sulfat pekat. Larutan penyemprot ini harus dibuat baru.

Adapun beberapa faktor kesalahan yang mungkin terjadi yaitu penotolan yang tidak sesuai atau tidak tepat dan mungkin juga chamber yang belum jenuh, sehingga hasil pengamatan yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur yang didapatkan.

BAB VI

PENUTUPVI.IKesimpulan

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pengujian senyawa ekstrak daun legundi metode tabung (Vitex trifolia) mengandung flavonoid sedangkan ekstrak daun tapak liman metode tabung (Elephantopus scaber) mengandung saponin dan steroid. Pada pengujian senyawa dengan metode semprot hanya menunjukkan hasil positif senyawa alkaloid pada kedua ekstrak.VI.2Saran

Sebaiknya dalam proses praktikum berlangsung praktikan tetap diawasi oleh asisten agar praktikan tetap tertib. Selain itu, sarana dan prasarana laboratorium mohon dilengkapi agar proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.DAFTAR PUSTAKA1. Alam, Gemini dan dkk. 2012. Penuntun Praktikum Fitokimia. Makassar :Fakultas Farmasi UNHAS2. Cheeke, P.R., and L.R. Shull. 1985. Tannins dan Polyphenolic. Compounds. In : Cheeke, P.R. (Ed.). Natural Toxicants in Feeds and Poisonous Plants. AVI Publishing Company, Connecticut. USA.3. Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia. Bandung : ITB4. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.5. Leny,Sovia. 2006. Senyawa terpenoida dan steroida. USU repository : Sumatra Utara6. Redaksi Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta:PT. Agromedia Pustaka7. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)8. Widi, dkk. 2006. Penjaringan dan Identifikasi Senyawa Tumbuhan. Jurnal ILMU DASAR, Vol. 8 No. 19. Yazid, E. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi : YogyakartaN

N

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Alkaloid Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Saponin Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Steroid Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Flavonoid Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Alkaloid Daun Legundi (Vitex Trifolia )

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Tanin Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Flavonoid Daun Legundi (Vitex trifolia)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Saponin Daun Legundi (Vitex trifolia)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Steroid/Terpenoid Daun Legundi (Vitex trifolia)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Tanin Daun Legundi (Vitex trifolia)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Flavonoid Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Steroid Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Tanin Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Saponin Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Flavonoid Daun Legundi

(Vitex trifolia)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Alkaloid Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Steroid/Terpenoid Daun Legundi (Vitex trifolia)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Saponin Daun Legundi

(Vitex trifolia)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Alkaloid Daun Legundi

(Vitex trifolia)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Tanin Daun Legundi

(Vitex trifolia)