Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

download Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

of 20

description

Laporan Tugas CPR & PERT

Transcript of Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    1/20

    Laporan Tugas Manajemen Proyek

    Penjelasan Jounal CPM dan PERT

    DISUSUN OLEH :

    1006826295 Canggih Pramono Gultom

    FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA

    JURUSAN SISTEM INFORMASI

    Agustus 2012

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    2/20

    Journal 1.

    Measuring Process Effectiveness Using Cpm/Pert

    AJIBOYE Sule Adegoke

    Department of Mathematical Sciences, The Federal University of Technology

    Akure, Nigeria

    E-mail: [email protected]

    Received: June 21, 2010 Accepted: July 10, 2010 doi:10.5539/ijbm.v6n6p286

    Banyaknya organisasi di dunia yang mencari cara untuk memuaskan customer dengan meningkatkan

    produktifitas dan keuntungan telah membuat munculnya berbagai metode dalam pengembangan dan

    pencapaian dalam suatu project. Jurnal ini akan lebih banyak memuat bagaimana CPM dan Pert dapat

    digunakan untuk menganalisa proses yang memberikan services kepada customer yang menemukan

    masalah dalam menyediakan tempat parkir untuk customer truk mereka.

    Dalam perusahaan pemuasan konsumen adalah pusat dari tujuan dari sebuah organisasi. Kualitas dari

    manajemen membagi konsumen menjadi 2 bagian : Internal customer dan External customer dimana

    internal customer merupakan orang yang berada dalam satu organisasi yang menerima keluaran dari

    proses sama seperti input proses yang mereka miliki sendiri. Sedangkan external customer merupakanuser terakhir dari sebuah produk atau organisasi. Customer yang datang untuk menerima services dalam

    organisasi akan menghadapi banyak masalah, dimana akan lebih menyangkut hubungan antara

    customer dan perusahaan serta sebaliknya. Bagaimana mengatasi masalah ini akan sangat

    mempengaruhi kualitas dari services level yang diberikan oleh organisasi.

    Untuk mencapai hal tersebut seringkali dibutuhkan perubahan dalam proses mikro level. Dasar dari

    setiap perubahan memberikan efek pada customer service quality termasuk proses efisiensi dan proses

    yang efektif. Seperti yang ditulis oleh Chase et Al (1983) menuliskan bahwa potential operating

    efficiency = f(1 {( customer contact time) } / (service creation time)) . Pada tulisan berfokus dari

    sebuah proses dan bagaimana hal tersebut diukur.

    Keefektifan proses adalah buah dimana tujuan dan objektif dari sebuah proses bertemu. Harrington

    (1991) mendefinisikan kefektifan diturunkan dari output sebuah proses atau sub proses yang bertemu

    dengan kebutuhan dan sesuai ekspektasi dari konsumen. Untuk memastikan proses tersebut efektif,

    ekspektasi customer dan kebutuhan harus diakui dan dibangun dalam suatu proses. Hal tersebut akan

    menentukan proses yang akan menghasilkan output. Dalam journal ini juga dituliskan bahwa masukan

    untuk keefektifan diukur dari dalam internal dan ekternal customer. Setiap proses memiliki internal

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    3/20

    customer dan untuk itu perjanjian dengan external customer, rantai dari transaksi antara internal

    customer akan menyediakan output untuk external customer. Untuk memuaskan external customer,

    kebutuhan dari customer harus bertemu.

    Ukuran karakteristik keefektifan dapat diindikasi sebaik apakah proses diselengarakan, hal tersebut

    dapat ditentukan dalam level yang ditentukan oleh manajemen dengan mengerjakan semua yangterlibat. Kadangkala hal tersebut dapat menjadi level yang disetujui dan didokumentasi dalam obrolan

    perusahaan. Setiap orang yang bersangkutan dengan pekerjaan untuk mencapai spesifikasi level dari

    efektif. Karakteristik dari perputaran waktu dapat kita lihat dari keluaran dari proses.

    Yang pertama akan meningkatkan waktu siklus sedangkan yang kedua akan menyusut. Dalam

    kebanyakan kasus cara terbaik untuk mengurangi waktu siklus adalah untuk menemukan tugas yang

    dapat dilakukan bersama-sama. Dalam situasi seperti ini, keuntungan yang cukup besar dapat disimpan

    di waktu siklus, yang diterjemahkan menjadi kepuasan pelanggan yang lebih baik dan lebih berkualitas.

    Penggunaan CPM dan PERT dibangun dari teknik proyek manajemen untuk fungsi dasar manajerial,

    perencanaan, penjadwalan dan kontrol (Rao (1992)). PERT mengasumsikan bahwa durasi dari setiap

    aktifitas memiliki probalitas distribution dimana kurang lebih dari distribusi beta. Distribusi beta

    memiliki kepadatan fungsi antara lain :

    CPM mengasumsikan durasi dari aktifitas dapat direprentasikan menjadi nilai yang single. Hal tersebut

    dapat digunakan dalam project dimana memiliki pengalaman dalam hal tersebut, sehingga dia dapat

    mengistimasi durasi aktifitas dan digunakan sebagai hal utama dalam project dimana latar belakang

    diestimasi dari durasi aktifitas. Kedua method dapat diaplikasikan pada proses manajemen untukmenentukan keefektifan dari proses dimana kefektifan karakteristik adalah waktu dari proses. Sebagai

    PERT assumsi dari aktifitas durasi sebuah kemungkinan tidak dimungkinkan diubah dari perulangan

    proses dari alam. Dalam journal ini dapat diasumsikan bahwa durasi aktifitas memiliki beta distribution.

    1. Reprentasi NetworkCPM dan Pert membutuhkan kontruksi dari network sebuah proyek. Dalam jaringan tanda

    panah digunakan mereprentasikan aktifitas dan komplementasi dari aktifitas ( dimana mungkin

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    4/20

    sering menjadi awal dari aktifitas yang lain ) adalah reprentasi dari lingkarang yang dikatakan

    sebagai node.

    2. Mendefenisikan jalur yang krisisJalur krisis adalah rantai dari aktifitas antara jaringan dan mengandung aktifitas yang tidak bisa

    ditunda. Hal tersebut merupakan kemungkinan waktu yang berulang untuk sebuah proses.

    Jalur yang krisis akan menyediakan estimasi untuk sebuah proses yang berulang.

    Sedangkan untuk PERT method memiliki 3 waktu untuk mengistimasikan dari setiap aktifitas dan asumsi

    dari durasi untuk setiap aktifitas memiliki kepadatan dari distribusi beta. Distribusi beta adalah unimodal

    dan mengambil bentuk dari sebuah form.

    Untuk menentukan jalur yang kritikal dari PERT d dapat digunakan sebagai durasi dari sebuah aktifitas

    (i,j), (i < j) dan variasi dari setiap aktifitas dapat dikalkulasikan. Dengan kalkulasi yang mengambarkan

    hal yang sama. Proses cycle time diberikan dengan.

    Untuk panjang yang diberikan dari path yang krisis dan variasi diberikan oleh :

    Untuk setiap aktifitas (i, j) dari path yang krisis.

    Probalitas dari statement yang diberikan dapat dibuat dengan standar normal dari rata rata 0 dan

    variasi 1. Probalitas dapat dibaca dari tabel yang memiliki normal standar yang terdistribusi.

    Pemakaian CPM dan PERT dapat kita baca dalam jurnal dilakukan pada sebuah perusahaan perakitan

    yang terletak di Lagos, Nigeria yang memproduksi fasilitas rumah tangga yang menghadapi masalah

    dalam menentukan ruangan parkir untuk customer setelah pemerintah nigeria mengeluarkan aturan

    melarang truk dan kendaraan lain parkir di jalan dekat dengan jalan utama. Hal ini menjadi masalah

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    5/20

    karena perusahaan memang memiliki ruangan parkir yang terbatas sehingga jika ada kendaraan yang

    parkir pada jalan disamping pabrik mereka harus membayar denda pada pemerintah. Hal ini tentu saja

    akan mengakibatkan tambahan cost pada transaksi dengan perusahaan yang lain ketika ada kendraan

    yang membawa bahan baku yang parkir di dekat perusahaan. Dan tentu saja ini merupakan pertanda

    yang buruk bagi customer ketiak harus membebankan biaya tersebut kepada mereka. Untuk mengatasi

    hal tersebut maka pihak perusahaan meneliti masalah ini dengan dan melihat bahwa setiap truk hanya

    menghabiskan hanya empat jam di tempat sebelum mereka memuatnya. Sehingga didapatkan pada

    kesimpulan jika operasi pemuatan efektif maka akan dapat menghindarkan dari membayar denda.

    Perusahaan mengoperasikan dengan menggunakan customer service dimana hanya 90 menit. Ini berarti

    setiap servis harus diselesaikan hanya dengan 90 menit untuks setiap customer. Dari data dilihat dalam

    satu tahun rata rata waktu yang dihabiskan untuk memuat truk dari range 70 140 minutes namun

    data yang diberikan sangat buruk sehingga tidak dapat dijadikan acuan. Untuk pada jurnal data

    kemudian diolah kembali sehingga menghasilkan data terakhir pada table 3.

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    6/20

    Sebagai prediksi awal jaringan dibawah ini diberikan

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    7/20

    Namun dari gambar dilihat beberapa aktifitas dapat dilakukan secara bersamaan. Contoh aktifitas B danC dapat mengambil tempat secara bersamaan. Begitu juga G dan H untuk itu alur dari permasalahan

    tersebut harus diubah sehingga dapat mengurangi cost atau menghilangkan cost tersebut.

    Pertama kita menggunakan CPM dimana setiap tanda bintang adalah waktu yang kritikal

    Kalkulasi PERT

    Untuk membuat kalkulasi dari PERT, ada tiga nilai yang harus dibutuhkan salah satunya adalah waktu

    optimis, waktu pesimitis, dan waktu yang diperkirakan. Setiap nilai yang diambil akan diobservasi untuk

    setiap aktifitas dan digunakan untuk mengkalkulasi ratarata durasi aktifitas dan standar devisiasi dari

    durasi.

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    8/20

    Waktu durasi digunakan menampung waktu terdekat dari event time, latest time event time dan totalratarata. Hasilnya dapat dilihat di tabel 6 Aktifitas dapat diindikasi dengan a* dari hasil dapat kita lihat

    CPM = 73 menit dan PERT = 71 dengan standar deviasi 3.36 menit.

    Path yang kristis diindikasi dengan panah tebal dalam network dibawah.

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    9/20

    Probalitas proses dapat diselesaikan dengan 73 menit dapat diterminasikan dan diberikan dengan :

    Kemungkinan diatas 60% proses durasi tidak akan sampai 73 menit.

    Departemen marketing diadopsi dari model ini dan antara dengan beberapa minggu, efek menjadi

    kelihatan. Kemacetan pada parkir dapat dieleminasi dan ketakutan truk yang akan parkir di jalan dapat

    dihilangkan. Dari jurnal dapat kita lihat CPM / PERT dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan kualiatas

    dari organisasi. Dengan berfokus pada proses dan memberikan produk banyak hal dapat dicapai dengan

    meningkatkan kualitas dari produk.

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    10/20

    Journal II

    OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE PERT DAN

    CPM (Studi Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip)

    DANNYANTI, Eka and SUDARYANTO, Budi (2011)

    Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

    Pada jurnal ini penulis melakukan penelitian pada pelaksanaan proyek twin tower pada universtas

    diponegoro. Bahan penelitian didapatkan dari jadwal pelaksanaan proyek dan rencana anggaran biaya

    (RAB) proyek. Pada journal ini penelitian proyek dilakukan dengan menggunakan metode PERT dan

    CPM. Dimana menurut pada jurnal ini mengutip Agustini dan Rahmadi (2004), prinsip penyusunan

    jaringan kerja pada metode PERT dan CMP adalah sama, namun terdapat perbedaan mendasar antara

    keduanya, yaitu terletak pada konsep biaya yang dikandung CPM yang tidak ada dalam metode PERT.

    Metode CPM

    a) Sistematika dari proses penyusunan jaringan kerja (network) adalah sebagai berikut (Soeharto,1999) :

    b) Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan, memecahkannya menjadikegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.

    c) Menyusun kembali komponen-komponen pada butir 1, menjadi mata rantai dengan urutan yangsesuai logika ketergantungan.

    d) Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan daripenguraian lingkup proyek.

    e) Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan float pada jaringan kerja.Setelah jalur kritis diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan percepatan proyek.

    Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

    a. Menentukan waktu percepatan dan menghitung biaya tambahan untuk percepatansetiap kegiatan.

    b. Mempercepat waktu penyelesaian proyek dengan mengutamakan kegiatan kritis yangmemiliki slope biaya terendah. Apabila upaya percepatan dilakukan pada aktivitas-

    aktivitas yang tidak berada pada lintasan kritis, maka waktu penyelesaian keseluruhan

    tidak akan berkurang.

    c. Susun kembali jaringan kerjanya.d. Ulangi langkah kedua dan berhenti melakukan upaya percepatan apabila terjadi

    pertambahan lintasan kritis. Apabila terdapat lebih dari satu lintasan kritis, maka upaya

    percepatan dilakukan serentak pada semua aktivitas yang berada pada lintasan kritis.

    Usahakan agar tidak terjadi penambahan atau pemindahan jalur kritis apabila diadakan

    percepatan durasi pada salah satu kegiatan.

    e. Upaya percepatan dihentikan apabila aktivitas-aktivitas pada lintasan kritis telah jenuhseluruhnya (tidak mungkin diteka n lagi).

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    11/20

    f. Hitung biaya keseluruhan akibat percepatan untuk mengetahui total biaya proyek yangdikeluarkan.

    Metode PERT

    Dalam Heizer dan Render (2006), PERT mengatasi masalah variabilitas waktu aktivitas saat melakukan

    penjadwalan proyek. Menurut Handoko (1999), PERT bukan hanya berguna untuk proyek-proyek

    raksasa yang memerlukan waktu tahunan dan ribuan pekerja, tetapi juga digunakan untuk memperbaiki

    efisiensi pengerjaan proyek-proyek segala ukuran. Pada PERT, penekanan diarahkan kepada usaha

    mendapatkan kurun waktu yang paling baik (ke arah yang lebih akurat). PERT menggunakan unsur

    probability. Dalam Siswanto (2007), disebutkan bahwa PERT, melalui distribusi beta, menggunakan

    taksiran-taksiran waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik.

    Kemudian diasumsikan pendekatan dari durasi rata-rata yang disebut expected return (te) dengan

    rumus sebagai berikut :

    Besarnya ketidakpastian tergantung pada besarnya angka a dan b, dirumuskan sebagai berikut :

    Varians kegiatan

    Untuk mengetahui kemungkinan mencapai target jadwal dapat dilakukan dengan menghubungkan

    antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d) yang dinyatakan dengan rumus :

    Hasil penelitian dalam jurnal akan menghasilkan optimalisasi durasi percepatan proyek dengan

    menggunakan berbagai alternatif percepatan proyek yang memberikan kontribusi biaya paling rendah

    dengan waktu penyelesaian paling cepat.

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    12/20

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    13/20

    Sumber data diolah, 2010

    Pada data awal yang terdapat dalam journal adalah 175 hari dengan total biaya proyek

    19.054.959.006,71. Total biaya tersebut belum termasuk pajak 10% dan pajak IMB sebesar 6%. Biaya

    total setelah pajak sebesar Rp. 21.086.217.636,83. Dari laporan rencana anggaran biaya dibuat oleh

    kontraktor yang terdapat dalam journal biaya proyek adalah Rp. 21.060.612,39, sedangkan biaya total

    proyek yang dihasilkan dalam penilitian adalah Rp 21.086.217.636,83 karena melakukan pembulatan

    dua angka di belekang koma oleh software Microsoft Project 2007.

    Di dalam jurnal aktifitas utama proyek dipecah menjadi komponenkomponen kerja yang rinci untuk

    keperluan analisis jalur kritis.

    PERT dalam konsep probability dengan memberikan rentang waktu yang lebih besar yaitu tiga angka

    estimasi untuk suatu kegiatan, waktu optimis, waktu pesimistis dan waktu paling mungkin.

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    14/20

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    15/20

    Sumber : Data primer yang diolah, 2010

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    16/20

    Z = ( batas waktuwaktu penyelesaian yang diharapkan ) / devisiasi standar proyek

    Z = ( 175150 ) / 17,02

    Z = 1.46

    Berdasarkan kurva distribusi normal nilai Z atau peluang 1.46 berarti peluang 92,78 % penyelesaian

    dapat dicapai pada 150 hari.

    Lintasan Krisis (Critical Path)

    Lintasan krisis adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan kritis.

    Pada jurnal dimuat juga bagaimana dengan melakukan percepatan Proyek (crashing), percepatan dapat

    dilakukan dengan penambahan tenaga kerja, penambahan jam kerja (lembur) dan pengalihan pekerjaan

    pada perusahaan subkontrak.

    Perhitungan biaya proyek akibat percepatan durasi dapat dilihat pada perbandingan berikut.

    a) Akibat crashing dengan penambahan tenaga kerja

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    17/20

    b) Akibat crashing dengan penambahan jam kerja (lembur)Perhitungan upah lembur mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Republik Indonesia Nomor Kep. 102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu kerja Lembur dan Upah Kerja

    Lembur.

    Percepatan penyelesaian proyek dapat dilakukan dengan cara melimpahkan pekerjaan-

    pekerjaan tertentu kepada perusahaan subkontrak. Pekerjaan-pekerjaan pada jalur kritis

    dilimpahkan kepada perusahaan subkontrak yang terpilih melalui proses lelang. Dalam proseslelang, dimungkinkan penawaran harga yang lebih rendah atau maksimal sama dengan rencana

    anggaran biaya dan durasi yang dipercepat.

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    18/20

    Interpretasi Hasil

    Hasil dari penelitian menunjukan bahwa batas waktu penyelesaian dari proyek adalah 175 hari,

    kemudian dilakukan percepatan 150 hari, dengan menentukan nilai Z dapat diketahui peluan

    pencapaian target penyelesaian proyek. Nilai Z atau peluang yang didapat sebesar 1,46 berarti

    ada peluang 92,78 % ( berdasarkan kurva distribusi normal ) penyelesaian proyek dapat dicapai

    pada 150 hari. Selain itu ada beberapa cara untuk melakukan percepatan durasi proyek yang

    dilakukan dengan menambah sumber daya pada kegiatan kritis, karena sangat logis biaya crashsebuah kegiatan lebih mahal dari biaya normalnya ( Heizer dan Render 2005)

    Berdasarkan tabel dapat dilihat terjadinya peningkatan biaya akibat pemendekan durasi

    pelaksanaan pekerjaan dari 175 hari kerja menjadi 150 hari kerja. Untuk alternatif subkontrak

    tidak mengalami kenaikan biaya bila dibandingkan dengan alternatif penambahan tenaga kerja

    dan alternatif kerja lembur, Dimana ditinjau dari segi waktu dan biaya serta kelebihan dan

    kelemahan masingmasing alternatif sehingga dapat disimpulkan bahwa durasi optimal proyek

    adalah 150 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp 21.086.217.636,83 pada alternatif

    subkontrak

    Hasil dari kesimpulan penelitian adalah :

    a) Dengan menggunakan analisis jaringan kerja dengan metode PERT dan CPM dapat dilakukanupaya percepatan durasi proyek dengan mempercepat pekerjaan-pekerjaan yang berada pada

    lintasan kritis.

    b) Peluang pencapaian target waktu penyelesaian proyek yang diharapkan yaitu150 hari adalah 92,78% (nilai Z atau peluang 1,46).

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    19/20

    c) Percepatan durasi proyek dilakukan dengan menggunakan tiga alternatif, yaitu penambahantenaga kerja, kerja lembur, dan subkontrak. Total biaya proyek dengan penambahan tenaga

    kerja adalah Rp 21.104.171.668,53 pada durasi 150 hari kerja, sedangkan biaya proyek dengan

    kerja lembur adalah Rp21.122.270.195,1 pada durasi 150 hari kerja. Berdasarkan hasil analisis

    dapat diketahui bahwa percepatan durasi dari kedua alternatif tersebut adalah 25 hari kerja

    atau 14% dari durasi normal, namun menghasilkan kenaikan biaya yang berbeda. Kenaikan biaya

    akibat penambahan tenaga kerja sebesar Rp 16.224.500,00 atau 0,08% dari total biaya proyek

    normal, sedangkan kerjalembur menghasilkan kenaikan biaya sebesar Rp 32.579.575,50 atau

    0,15% dari total biaya proyek normal. Total biaya proyek pada alternatif subkontrak sama

    dengan rencana anggaran biaya atau tidak mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp

    21.086.217.636, 83 dan pada durasi percepatan yang sama yaitu 150 hari kerja.

    d) Durasi dan biaya proyek optimal untuk menyelesaikan proyek pembangunan Twin TowerBuilding adalah selama 150 hari kerja dan biaya sebesar Rp21.086.217.636, 83 dengan

    menggunakan alternatif subkontrak.

  • 5/24/2018 Laporan Tugas Manajemen Proyek Penjelasan Jounal CPM Dan PERT

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Badri, S. 1997. Dasar-dasar Network Planing. Jakarta : PT Rika Cipta.

    Handoko, T.H.. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi Pertama. BPFE :

    Yogyakarta.

    Hartawan, Harry. n.d. Analisis Keterlibatan Manajemen Proyek dalam Proses Perencanaan dan

    Pengendalian Proyek Selama Pelaksanaan Konstruksi.

    http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=80787. www.google.com. Diakses 9

    Februari 2010.

    Hayun, Anggara. 2005. Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode PERT-CPM : Studi

    Kasus Fly Over Ahmad Yani, Karawang. Journal The Winners, Vol. 6, No.2, h. 155-174.

    Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management : Manajemen Operasi. Jakarta :

    Salemba Empat.

    Levin, Richard I. dan Charles A Kirkpatrick. 1972. Perentjanaan dan Pengawasan Dengan PERT dan

    CPM. Jakarta : Bhratara. Maharany, Leny dan Fajarwati. 2006. Analisis Optimasi Percepatan Durasi

    Proyek dengan Metode Least Cost Analysis. Utilitas, Vol. 14, No. 1, h. 113-130.

    Sandyavitri, Ari. 2008. Pengendalian Dampak Perubahan Desain Terhadap Waktu dan Biaya

    Pekerjaan Konstruksi. Jurnal Tehnik Sipil, h.57-70. Diakses tanggal 6 Mei 2010, dari PDF Search

    Engine.

    Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga.

    Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga.