Laporan training survei sarang2011 -...
Transcript of Laporan training survei sarang2011 -...
DI KALIMANTAN BARAT
1
LAPORAN TRAINING
METODE SURVEI SARANG ORANGUTAN
DI KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TIMUR & KALIMANTAN TENGAH
September 2011
, KALIMANTAN TIMUR & KALIMANTAN TENGAH
2
RINGKASAN
Untuk mendukung ketersediaan data sebaran dan populasi orangutan, terutama di kawasan-kawasan
yang masih minim data, perlu dilakukan serangkaian penelitian awal melalui survey sarang orangutan.
Serangkaian survey dan penelitian akan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan data guna
kepentingan konservasi orangutan. Salah satu cara untuk menyamakan persepsi mengenai metodologi
penelitian adalah melalui pelatihan survey sarang orangutan (September 2011) yang diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang seragam mengenai metode survey yang akan dilaksanakan, agar bisa
memenuhi tujuan dimaksud.
Pelatihan survey di Kalimantan Barat telah dilakukan di desa sungai Rasau (sekitar 2 jam dari ibu kota
Pontianak) pada tanggal 16-17 September 2011, kawasan hutan ini merupakan sisa hutan rawa gambut
sekunder di Kecamatan Sei Pinyuh, Kabupaten Pontianak dengan luasan 5.000 ha(50 km2). Sementara
pelatihan survey di Kalimantan Timur telah dilangsungkan di hutan konservasi Bhirawa (PT. Surya Hutani
Jaya Unit II) pada tanggal 19-20 September 2011. Pelatihan survey terakhir dilaksanakan di Kalimantan
Tengah, tepatnya di Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru KHDTK Tumbang Nusa, Pulang Pisau pada
tanggal 23-24 September 2011. Jumlah peserta di masing-masing provinsi sekitar 30-35 orang yang
berasal dari BKSDA, Taman Nasional, LSM, Universitas dan staf lingkungan Perusahaan. Kawasan
pelatihan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah berada diluar kawasan konservasi dan belum
banyak diketahui bahwa di tempat ini ada sebaran orangutan yang perlu mendapat perhatian serius dari
para pihak berwenang dalam upaya penyelamatan habitat dan populasi orangutan kalimantan (Pongo
pygmaeus pygmaeus di Kalimantan Barat dan Pongo pygmaeus wurmbii di Kalimantan Tengah).
Setelah terlaksananya pelatihan survey sarang ini, tahapan selanjutnya adalah memulai ‘ground check
survey’ hasil survey wawancara yang telah dilaksanakan sebelumnya (2009-2010). Ground check survey
ini sangat diperlukan untuk mendapatkan gambaran lengkap sebaran orangutan Kalimantan. Sebelum
kita melakukan survey keseluruhan untuk mengetahui jumlah populasi orangutan Kalimantan, pelatihan
lanjutan tentang desain survey dan analisa data sangat diperlukan, demikian juga dengan buku saku
panduan lapangan survey sarang orangutan.
A. LATAR BELAKANG
Orangutan merupakan salah satu primata yang paling terancam di dunia dan satu-satunya kera besar
yang hidup di Asia. Di Kalimantan terdapat 3 (tiga) sub spesies orangutan yaitu Pongo pygmaeus
pygmaeus (Kalimantan Barat), Pongo pygmaeus wurmbii (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah) dan
Pongo pygmaeus morio (Kalimantan Timur). Sebaran orangutan Kalimantan 75% diketahui berada di luar
Taman Nasional. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu survey dan pemantauan (monitoring) yang baik
sehingga penyebaran dan jumlah populasi orangutan kalimantan dapat dipantau dengan teliti dan
kegiatan konservasi dapat dilaksanakan sesuai dengan yang dibutuhkan. Pelatihan survei sarang
orangutan ini, merupakan salah satu bagian kelanjutan dari program survey wawancara masyarakat
yang telah dilaksanakan bersama oleh beberapa LSM bekerjasama dengan PHKA. Sebelum
melaksanakan survey populasi secara menyeluruh, kita membutuhkan validasi data hasil survey
wawancara masyarakat melalui ‘ground check survey’. Untuk itu FORINA bekerjasama dengan BKSDA
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah telah memberikan pelatihan selama dua-
3
tiga hari bagi para peserta tentang bagaimana mengenali sarang orangutan dan melaksanakan survey
sarang orangutan beserta penggunaan alat survey sebagai penunjang pengambilan data di lapangan.
Survei dan monitoring status populasi orangutan liar merupakan salah satu amanat dari Strategi dan
Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017 serta merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan serupa yang diadakan di Afrika untuk kera besar lainnya (simpanse, bonobo dan gorila). Oleh
karena banyaknya pihak yang berperan dalam kegiatan konservasi orangutan Kalimantan, maka
diperlukan suatu pengetahuan dan metode yang seragam agar perencanaan survey, pengumpulan data
dan hasil analisisnya bersifat standar.
B. TUJUAN
Kegiatan ini bertujuan:
• Mempelajari prinsip dan teori yang mendasari teknik metode survey sarang orangutan yang
benar.
• Menyamakan persepsi mengenai metodologi dalam survey sarang orangutan.
• Mempelajari bagaimana menyimpan data secara elektronik (database yang dibuat khusus
untuk program monitoring)
• Meningkatkan kapasitas SDM dalam kegiatan survey orangutan.
• Mengimpelementasikan Rencana Aksi Orangutan Nasioal di level Provinsi khususnya dalam
hal konservasi orangutan di insitu.
• Konsolidasi kegiatan antara pemerintah dan LSM yang bergerak dalam bidang konservasi
orangutan.
C. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 16-17 September 2011 di Kalimantan
Barat, 19-20 September 2011 di Kalimantan Timur dan 23-24 September 2011 di Kalimantan
Tengah.
D. PESERTA TRAINING dan TRAINER
Jumlah peserta training terdiri dari 30-35 peserta disetiap region yang berasal dari BKSDA,
Taman Nasional, LSM, Universitas dan staf lingkungan Perusahaan (terlampir) dengan tenaga
trainer dari FORINA, Universitas Nasional-Jakarta dan Universitas Mulawarman-Samarinda.
E. ALAT dan BAHAN
Untuk kebutuhan praktek lapangan ini digunakan beberapa peralatan berupa:
1. GPS Garmin 76 CSX
2. Kompas
3. Binokuler (teropong) Bushnell 8 x 32
4. Tally sheet (form isian)
5. Meteran
6. Rangefinder (Lesser point) Leica D2
7. Tagging
8. Alat tulis
4
F. MATERI KELAS
Kegiatan training untuk sesi kelas sebelumnya di buka oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya
Alam Provinsi Kalimantan. Termin pertama, materi yang disampaikan adalah tentang
pengenalan Ekologi Orangutan, kemudian tentang Pengenalan Metode Survei Sarang
Orangutan. Setelah makan siang training dilanjutkan termin ke-dua tentang Pengenalan dan
Cara Pemakaian Alat Survei, kemudian dilanjutkan dengan sesi praktek penggunaan alat survey
dan diskusi.
Gambar 1. Lokasi Pelatihan Survei Sarang Orangutan beserta sebaran sarangnya di Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
G. PRAKTEK LAPANGAN
G.1. Kalimantan Barat
Kawasan hutan di bagian Pantai Utara Kalimantan Barat merupakan sisa-sisa blok hutan yang
masih bisa dijumpai saat ini di Kalimantan Barat. Praktek lapangan kegiatan training ini
dilakukan di salah satu lokasi sisa hutan ini yaitu di Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten
Pontianak. Tepatnya di hutan Desa Sungai Rasau (koordinat desa 0287910. 0033623) , Bakau
Darat, dan Anjungan dengan luasan hutan sekitar 5000 –an ha. Menurut informasi dari Kades
Sungai Rasau, total luasan hutan di Sungai Rasau sendiri seluas 2.150 ha dengan status hutan
adalah HPT. Sedangkan hutan di Desa Bakau Darat status hutannya adalah Hutan Produksi (HP).
Kawasan ini dikenal dengan hutan Raminnya (Gonystilus bancanus) sampai dengan tahun 1990 –
an, masih dijumpai induk tegakan Ramin. Informasi berikutnya menyebutkan sampai dengan
akhir tahun 2005 masih dijumpai tegakan Ramin meskipun jumlahnya semakin menyusut. Dalam
kunjungan terakhir informasi dari masyarakat Desa Sungai Rasau pohon Ramin di Desa Bakau
Darat sudah habis diambil masyarakat.
5
Secara umum kawasan ini didominasi oleh hutan rawa kering – pasang surut. Pada saat musim
kering hutan rawa dalam kondisi kering juga sehingga rawan kebakaran, sedangkan pada saat
pasang tinggi kondisi hutan rawa ini tergenang. Jika diperhatikan dari kondisi hutannya, hutan
rawa di kawasan ini bisa dikategorikan sebagai hutan rawa sekunder dengan tingkat gangguan
yang tinggi. Masyarakat mengambil kayu bulat (baca: cerucuk) dengan diameter yang kecil (8-15
cm) untuk semua jenis kayu yang bisa ditemukan. Semenjak tahun 1970 –an hutan di kawasan
ini sudah mulai dieksploitasi untuk kepentingan industri.
Kegiatan praktek lapangan ini diikuti oleh 37 peserta (termasuk trainer) dan dibantu oleh 2
orang masyarakat lokal yang bertindak sebagai pemandu lapangan (Pak Murni dan Pak Armen).
Karena jumlah peserta cukup banyak, maka diputuskan untuk membaginya dalam 2 kelompok.
Dalam praktek lapangan ini tim survey berhasil memantau 12 sarang orangutan dengan variasi
kelas sarang 3-4. Umumnya sarang orangutan dibangun pada jenis kayu yang juga pohon makan
mereka, yaitu Mempening (Fagaceae), Medang (Lauraceae), Mentibu (Dactylocladus
stenostachys), Nyatuh (Palaquium sp.) dan beberapa jenis kayu lokal lainnya. Pada saat survey
dilaksanakan hampir tidak ada buah yang dijumpai, hanya sedikit buah akar/liana yg terlihat.
Informasi lain
Kasus perburuan sering ditemukan di kawasan ini. Umumnya yang diburu adalah babi hutan,
terutama pada saat musim buah. Namun informasi terakhir yang disampaikan oleh masyarakat,
sekitar seminggu sebelum pelatihan, telah terjadi pembunuhan 1 orangutan di kawasan perkebunan
sawit yang bersebelahan dengan kawasan hutan ini; sebelumnya pada tahun 2010, ada 1 individu
orangutan yang dibunuh. Tahun 1974 menurut cerita pemandu lapangan, Pak Murni ada 1 individu
orangutan sebesar 120 kg yang dibunuh beramai-ramai dengan cara menebang pohon dimana
orangutan tersebut berada.
G.2. Kalimantan Timur
Kawasan hutan yang digunakan untuk melakukan praktek lapangan adalah Hutan Bhirawa yang
merupakan bagian dari konsesi PT. Surya Hutani Jaya dan PT. Sumalindo Hutani Jaya (Unit II). Hutan
Bhirawa sudah sering dijadikan kawasan penelitian bagi Fakultas Kehutanan Universitas
Mulawarman di Samarinda dibawah bimbingan Dr. Yaya Rayadin. Infromasi keberadaan orangutan
kalimantan (P.p morio) di kawasan ini sudah lama diketahui dan diteliti, terutama berkaitan dengan
sosialisasi BMP bagi HTI.
G.3. Kalimantan Tengah
Kawasan hutan yang digunakan untuk melakukan praktek lapangan adalah Balai Penelitian
Kehutanan Banjarbaru KHDTK Tumbang Nusa, Pulang Pisau. Kawasan ini digunakan Balitbang
Kehutanan dalam rangka penelitian reboisasi atau rehabilitasi lahan yang telah terbakar dan
sebelumnya mengalami pembukaan hutan illegal. Keberadaan sarang orangutan yang dijumpai
selama pelatihan merupakan informasi penting bagi konservasi orangutan, terutama karena
sebelumnya tidak pernah ada data atau informasi mengenai keberadaan orangutan di kawasan ini.
Kondisi rawa gambut yang bertahap mulai membaik di kawasan ini dan keberadaan sarang
orangutan menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas habitat dengan satwa
penyebar biji ini.
H. EVALUASI
Inner-training: peserta selain dapat menggunakan alat-alat survey dengan baik dan semestinya,
mereka juga dapat merasakan langsung bagaimana metode pengambilan data harus diterapkan
6
secara benar dan disiplin. Antara lain: (1) membedakan sarang orangutan dengan sarang elang,
bajing dan beruang madu; (2) mereka menyadari lewat pelatihan di lapangan, bahwa mendeteksi
keberadaan sarang harus dua kali jalan (bolak-balik) dalam satu transek dikarenakan pengaruh
datangnya cahaya matahari; (3) penilaian apakah benar sarang yang diamati adalah sarang
orangutan haruslah dilakukan dengan hati-hati, bahkan jika menemukan kebuntuan mereka harus
mendapatkan potret sarang tersebut dari sudut-sudut yang berbeda, kemudian didiskusikan dan
kalau perlu dikirim foto tersebut ke ahlinya; (4) jenis alat untuk mengukur jarak dan ketinggian
sarang (Range finder) ternyata sangat tergantung tipe atau kondisi hutan, di hutan yang rapat
vegetasinya (seperti di lokasi pelatihan hutan Bhirawa di Kalimantan Timur dan hutan KHDTK
Tumbang Nusa di Kalimantan Tengah) alat Lesser Point akan sangat membantu, namun tidak begitu
halnya jika dilakukan di hutan yang sudah rusak atau terbuka (seperti di Sungai Rasau, Kalimantan
Barat) dimana banyaknya sinar matahari menghalau sinar lesser yang ditembakkan alat tersebut,
oleh karena itu alat berbentuk teropong seperti Bushnell Range Finder Monocular lebih cocok
digunakan di hutan terbuka.
Post-training: untuk mendapatkan surveyor dengan kualitas yang baik memang perlu dilakukan
praktek lapangan berkali-kali dan komunikasi atau diskusi antara trainer dan peserta yang terus
berlanjut agar kualitas data dapat dipercaya. Beberapa peserta setelah mengikuti pelatihan ini,
langsung mempraktekan hasil pelatihan di kawasan konservasi masing-masing, antara lain mereka
ikut serta sebagai asisten peneliti dalam program survey Biodiversity bersama peneliti nasional
maupun internasional di DAS Embaloh, TN Betung Kerihun di Kalimantan Barat. Keberadaan buku
panduan survey yang mudah dibawa ke lapangan juga menjadi kebutuhan berikutnya, selain
pelatihan desain survey dan analisa data.
I. KESIMPULAN
1. Pelatihan survey telah dilakukan di Kalimantan Barat (16-17 September 2011), di Kalimantan
Timur (19-20 September 2011) dan di Kalimantan Tengah (23-24 September 2011) dengan jumlah
peserta di masing-masing provinsi sekitar 30-35 orang yang berasal dari BKSDA, Taman Nasional,
LSM, Universitas dan staf lingkungan Perusahaan.
2. Kawasan pelatihan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah berada diluar kawasan konservasi
dan belum banyak diketahui bahwa di tempat ini ada sebaran orangutan yang perlu mendapat
perhatian serius dari para pihak berwenang dalam upaya penyelamatan habitat dan populasi
orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus di Kalimantan Barat dan Pongo pygmaeus
wurmbii di Kalimantan Tengah).
3. Setelah terlaksananya pelatihan survey sarang ini, tahapan selanjutnya adalah memulai ‘ground
check survey’ hasil survey wawancara yang telah dilaksanakan sebelumnya (2009-2010). Ground
check survey ini sangat diperlukan untuk mendapatkan gambaran lengkap sebaran orangutan
kalimantan.
4. Sebelum kita melakukan survey keseluruhan untuk mengetahui jumlah populasi orangutan
Kalimantan, pelatihan lanjutan tentang desain survey dan analisa data sangat diperlukan. Demikian
juga dengan buku panduan lapangan survey sarang orangutan.
7
LAMPIRAN
1. Daftar peserta Kalimantan Barat
No Nama Instansi
1 Nur Rohman Taman Nasional Beteng Kerihun
2 Imanul Huda PRCF Indonesia
3 Stefanus Sylfa Universitas Tanjung Pura
4 Zunaedi Bari Sylfa Universitas Tanjung Pura
5 Mujiman Simpur Hitam
6 Deddy Dwi F Simpur Hitam
7 Tri Nugroho (Bedu) Yayasan Palung
8 Rosita Yayasan Palung
9 Arnest Ben Gurion WWF Kalimantan Barat
10 Heryono Siswantoro Balai Taman Nasional Gunung Palung
11 Ali Sudarma Balai Taman Nasional Gunung Palung
12 Arisson Jahto Simamora KSDA SKW I Ketapang
13 Guntur Wahyudi KSDA SKW III Sinkawang
14 Yoga Budihandoko KSDA SKW III Sinkawang
15 Herry Trisna Afriandi KSDA SKW II Sintang
16 Andika Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura
17 Martin F.T Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura
18 Muhammad Abduh Balai Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya
19 Ivonne BR Panggabean Balai Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya
20 Hayunieta KSDA KW II Sintang
21 Niken Wuri Handayani BKSDA Kalimantan Barat
22 M. Syamsuri PRCF Indonesia
23 C. Wawan Pudjiprijono Yayasan Dian Tama
24 Baruni Hendra AKAR
25 Heriyadi AKAR
26 Lidia Lili BKSDA Kalimantan Barat
27 Fery Sumantri KSDA II Singkawang
28 Yana Heryana KSDA II Singkawang
29 Baryan FK3I
30 Denny Onesimus B Riak Bumi
31 Jem Sami Riak Bumi
32 Sri Suci Utami Atmoko FORINA/Universitas Nasional (Trainer)
33 M Arif Rifqi Universitas Nasional (Trainer)
8
2. Daftar peserta Kalimantan Timur
No Nama Instansi
1 Sugiyanto BOSF Samboja
2 Rasyid Rahman BKSDA Kalimantan Timur
3 Dedi Setiyawan Taman Nasional Kutai
4 Sugiarto STIPER Kutai Timur
5 Nuraidi Nugroho PPHT-Universitas Mulawarman
6 Anam Fajar P BKSDA DAOPS PASER
7 Adittia AS BKSDA DAOPS PASER
8 Rosid BKSDA DAOPS PASER
9 Lukman BKSDA DAOPS PASER
10 Arifin BKSDA DAOPS PASER
11 Witono BKSDA SKW II Tenggarong
12 Masino BOSF Samboja
13 Agus Dwiyanto Taman Nasional Kutai
14 Nuriadi Yudistira BKSDA SKW II Tenggarong
15 Supardi PT SHJ II
16 Eko Purnomo PT Surya Hutani Jaya
17 Bambang Endro PT Surya Hutani Jaya
18 Dani Nugraha PT Kaltim Prima Coal
19 Fahrul Rizal Taman Nasional Kutai
20 Elyya Novamalaisari SMK Kehutanan Samarinda
21 Magita Aditianto Universitas Mulawarman
22 Slamet Rahmadi Taman Nasional Kutai
23 Muhammad Faisal PPHT-Universitas Mulawarman
24 M. Sugihono Hanggito Universitas Mulawarman
25 Hendra PPHT-Universitas Mulawarman
26 Satria PPHT-Universitas Mulawarman
27 Aripin PPHT-Universitas Mulawarman
28 Supardi PPHT-Universitas Mulawarman
29 Ari Meididit Universitas Nasional (Trainer)
30 Yaya Rayadin PPHT-Universitas Mulawarman (Trainer)
9
3. Daftar peserta Kalimantan Tengah
No. Nama Instansi
1 Ade Candra BOSF Nyaru Menteng
2 Mustakim A. YCI
3 Fathur Rahman Universitas Palangka Raya/Mapala Sylva
4
Anak Agung Gede Eko
P. Balai Taman Nasionan Sabangau
5 M. Aliansyah BKSDA Kalimantan Tengah
6 Khilfi M. Balai Taman Nasionan Sabangau
7 Purnomo BOSF Nyaru Menteng
8 Didik Hermanto Universitas Palangka Raya/Mapala Sylva
9 Muhammad Taufik YCI
10 Adi Susanto BOSF Nyaru Menteng
11 Andika Setyo Yayasan Orangutan Indonesia (YAYORIN)
12 Supin Yayasan Orangutan Indonesia (YAYORIN)
13 Dudin OFI
14 Gondo Hartoyo Balai Taman Nasional Tanjung Putting
15 Suroso OFI
16 Arry Saputra Balai Taman Nasional Tanjung Putting
17 Steren OF UK
18 Arif S Nugroho OF UK
19 Abdur Rochim BKSDA Kalimantan Tengah
20 Boy Pangemanan WWF Palangka Raya
21 Okta Simon WWF Palangka Raya
22 Mega Hariyanto BKSDA Kalimantan Tengah
23 Achmad Zaini BKSDA Kalimantan Tengah
24 Gunawan Budi BKSDA Kalimantan Tengah
25 Iwan Sujatmiko BKSDA Kalimantan Tengah
26 Ely Santari BKSDA Kalimantan Tengah
27 Sugiyono BKSDA Kalimantan Tengah
28 Ipansyah BKSDA Kalimantan Tengah
29 Henrietta BKSDA Kalimantan Tengah
30 Amat Suyoko BKSDA Kalimantan Tengah
31 Ari Meididit Universitas Nasional (Trainer)
32 M Arif Rifqi Universitas Nasional (Trainer)
10
Foto-foto Kegiatan di Kalimantan Barat
Gambar 2. Pembukaan pelatihan oleh Kepala BKSDA Kalimantan Barat Ir. Djohan Utama Perbatasari dan
penyampaian materi kelas.
Gambar 3. Praktek penggunaan alat survey di sekitar kantor BKSDA Kalimantan Barat.
Gambar 4. Praktek lapangan di Sui Rasau-Sungai Pinyuh.
The image part with relationship ID rId21 was not found in the file.
11
Gambar 5. Sarang orangutan di Sui Rasau-Sungai Pinyuh.
Gambar 6. Peserta Pelatihan Survey Sarang Orangutan di Sui Rasau-Sungai Pinyuh Kalimantan Barat.
Foto-foto Kegiatan di Kalimantan Tengah
Gambar 7. Pembukaan pelatihan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan penyampaian materi kelas.
Gambar 8. Lokasi praktek lapangan pelatihan survei sarang orangutan
Gambar 9. Praktek lapangan di KHDTK Tumbang Nusa, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
The image part with relationship ID rId34 was not found in the file.
12
foto Kegiatan di Kalimantan Tengah
Pembukaan pelatihan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan penyampaian materi kelas.
Gambar 8. Lokasi praktek lapangan pelatihan survei sarang orangutan di Kalimantan Tengah.
Gambar 9. Praktek lapangan di KHDTK Tumbang Nusa, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Pembukaan pelatihan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan penyampaian materi kelas.
di Kalimantan Tengah.
Gambar 9. Praktek lapangan di KHDTK Tumbang Nusa, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
13
Gambar 10. Peserta pelatihan survei sarang orangutan di Kalimantan Tengah.
Foto-foto Kalimantan Timur
Gambar 11. Penyampaian materi pelatihan survei sarang orangutan di Kalimantan Timur.
Gambar 12. Praktek lapangan peserta pelatihan survei sarang orangutan di hutan Bhirawa, Kalimantan
Timur.
14
Gambar 13. Peserta pelatihan survei sarang orangutan di hutan Bhirawa, Kalimantan Timur.