Untuk Training

download Untuk Training

If you can't read please download the document

Transcript of Untuk Training

TINJAUAN PROSES

1. Proses Penerimaan Buah Proses penerimaan buah dipabrik terlebih dahulu ditimbang dijembatan timbang, kemudian dibongkar di Loading Ramp dan setelah itu dilakukan sortasi. Proses disetiap stasiun diatas secara detail adalah sebagai berikut : Proses Penimbangan Proses penimbangan TBS dilakukan untuk mengetahui berat bruto, tarra dan netto dari TBS yang diterima untuk diolah di PKS. Setiap truk buah yang masuk ke PKS mengalami 2 kali penimbangan, yaitu ketika truk masuk (berisi TBS) serta ketika truk keluar (truk dalam keadaan kosong). 2. Proses di Loading Ramp Setelah melalui proses sortasi, TBS dikumpulkan di loading ramp, kemudian dimasukkan kedalam lori untuk dilakukan proses selanjutnya. Proses di Loading Ramp sangat bergantung pada jumlah dan kapasitas lori. 3. Proses Perebusan ( Sterilizer ) Lori-lori yang telah di isi, kemudian di tarik dengan menggunakan Capstand yang berfungsi menarik dan mendorong lori ke Loading Ramp dan kedalam rebusan dan menempatkan lori di bawah Housting Crane. Faktor-faktor yang mempengaruhi Capstand : a. Tali manila putus b. Lori anjlok Adapun tujuan dari proses perebusan ( Sterilizer ) yaitu : a. Memudahkan brondolan lepas dari tandan b. Meluankkan buah sehingga mudah di aduk c. Menonaktifkan enzim-enzim yang merusak mutu minyak d. Mengumpulkan zat putih telur ( protein ) dalam buah agar pemurnian minyak mudah dilakukan e. Melengkangkan inti dari cangkang/ Perebusan yang baik dilaksanakan dengan kondisi operasi sebagai berikut : 1. Tekanan uap 2,8 s/d 3,0 kg/cm2 dan temperatur 1350C - 1400C. 2. Waktu merebus 80 90 menit 3. Kran axhaust dalam keadaan tertutup, kran kondensat di buka dan di buka karan steam ( uap ) selama 3 menit, fungsinya untuk mengeluarkan udara yang berada dalam rebusan.

1

4. Tutup kembali kran kondensat dan naikkan tekanan mencapai 1,5 kg/cm2 selama 6 menit, setelah tekanan tercapai, tutup kran uap masuk, buka kran kondensat selama 1 menit baru buka kran exhaust selama 2menit hingga tekanan nol,tutup kembali kran exhaust dan kondensat. 5. Buka kran uap masuk selama 8 menit sehingga tekanan 2 kg/cm2, baru tutup kran uap masuk, buka kran kondensat selama 1 menit, kemudian buka kran exhaust 2 menit sehingga tekanan benar-benar nol. Tutup kembali kran exhaust dan kran kondensat. 6. Buka kran uap masuk selama 12 menit sehingga tekan mencapai 2,8 3 kg/cm2. Setelah tekanan tercapai, tutup kran uap masuk dan aliran-aliran uap masuk kerebusan berikutnya. 7. Dengan cara sama selama masa tahan (35 45 menit) perhatikan tekanan 3 kg/cm 2 dan temperatur 1400C. Waktu masa tahan sudah tercapai maka lakukan pembuangan air kondensat dengan membuka kran kondensat 3 menit, baru buka kran exhaust 5 menit sehingga takanan yang ada dalam rebusan benar-benar nol dan dilihat manometernya baru pintu dibuka, lalu keluarkan buah yang telah masak dengan capstand. 8. Perebusan dilakukan dengan sistem tiga puncak dengan : a. Puncak I b. Puncak II c. Puncak III kondisi buah. Tujuan perebusan 3 puncak adalah : 1. Tahap I 2. Tahap II : Pembuangan udara dan penguapan air dari tandan buah (air kondensat). : Pembuangan udara, penguapan air dari tandan buah. terhadap biji agar terjadi kekoplakan. Dengan perebusan 3 puncak, maka panas dapat masuk dengan baik, sehingga perebusan dapat matang secara merata. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan hasil rebusan buah yang sempurna, mengingat kerapatan brondolan dalam tandan buah semakin padat atau solid. Untuk mencapai kematangan perebusan brondolan bagian dalam diperlukan panas yang cukup. Pembuangan air kondensat dan udara pada puncak I dan II harus benar-benar sampai habis, karena air dan udara merupakan penghantar panas yang buruk. 3. Tahap III : Pematangan dan pelunakan daging dan membuat kejutan : 1,5 kg/cm2 : 2 kg/cm2 : 2,8 3 kg/cm2

9. Pada puncak III Perebusan dilaksanakan selama 35 45 menit, tergantung pada

2

Perebusan yang kurang sempurna dapat menimbulkan : 1. Brondolan sukar lepas dari tandan, atau sering disebut sebagai sebagai Unstripped Bunch (USB). 2. Kehilangan brondolan dijanjangan kosong naik 3. Buah yang kurang matang memerlukan perebusan ulang 4. Pengempaan (press) lebih sulit 5. Inti kurang lekang dari cangkangnya 6. Kehilangan minyak dalam ampas press 7. Kehilangan minyak dalam janjangan kosong naik Efektif perebusan dapat diketahui dari : a. Unstripped bunch (USB) b. Oil loss pada air kondensat c. Oil loss pada tandan kosong dan ampas press

Grafik perebusan3 2.5 tekanan 2 1.5 1 0.5 0 1 0 2 0.3 3 4 5 1 0.8 0 6 7 8 steep 0 9 10 11 12 0 2 1.8 2.8 2.8

2.5 Series1

Gambar 2.2. Sistem perebusan dengan tiga puncak (Tripple Peak).

MAIN INLET AUX. INLET EXHAUST

SAVETY VALVE ELECTRICAL INTERLOCK SWITCH MECHANICAL INTERLOCK

BLEED VALVE

DEARERATOR

CONDENSATE

Gambar 2.3. Rebusan ( Sterilizer )

3

4. Proses Penebahan Setelah direbus, TBS dimasukkan kedalam alat penebah ( Thresher ) dengan menggunakan Hoisting Crane. Adapun tahapan proses secara detail adalah sebagaiberikut : Hoisting Crane Fungsi hoisting crane untuk mengangkat lori yang berisi buah yang sudah direbus dan menuangkannya kedalam bunch feeder dan menurunkan lori kosong. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasiannya adalah : a. Kontinuitas penampungan. b. Ketebalan lapisan buah pada bunch feeder, ketebalan yang di izinkan adalah 20 30 cm. Jumlah hoisting crane yang di gunakan di PKS Gd. Biara ada 2 unit ( 1 unit Running dan 1 unit Stand by ).

Gambar. Hoisting Crane Bunch Feeder Fungsi feeder bunch adalah mentransper buah kedalam thresher. Hal hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Kecepatan pengumpanan, b. Ketebalan lapisan buah pada bunch feeder. Penumpukan atau ketebalan buah pada bunch feeder akan mengakibatkan losses pada tandan kosong meningkat serta kesulitan pengontrolan pengumpanan buah ke dalam Thresher. Thresher Fungsi thresher adalah untuk memisahkan brondolan dari janjangan dengan cara mengangkat dan membanting serta mendorong janjangan kosong ke empty bunch conveyor dengan alat bantu blade pengarah spike. Proses pelepasan/ perontokan berlangsung akibat terbantingnya tandan buah secara berulang-ulang di dalam alat penebah yang berputar dengan kecepatan 23rpm.

4

Dalam pengoprasian alat penebah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Sewaktu diputar tandan buah dalam alat penebah harus mencapai ketinggian maksimal sebelum jatuh. b. Pengaturan buah yang masuk kedalam alat penebah disesuaikan dengan kapasitas alat, sehingga tidak tidak terjadi kelebihan kapasitas ( kontiniu dan merata melalui feeder ). Hal hal yang menyebabkan hasil penebahan kurang sempurna : 1. 2. 3. Pengatur kecepatan dari auto feeder Kemiringan sudut pengarah dan spike Kebersihan kisi-kisi

Efektifitas thresher dapat diketahui dari prosentase Unstripped Fruit ( USF ) yang merupakan salah satu sumber losses di PKS. Adapun thresher yang digunakan di PKS Rambutan ada 2 unit, 1 unit runnung dan 1 unit stand by.

Spider Arm 150 Main Shaft Lifting Bar 126

6,5

6,5

Gambar : Thresher Empty Bunch Conveyor Fungsi dari Empty Bunch Conveyor adalah untuk mentransfer janjangan kosong dari Thresher ke Empty Bunch Hopper sebelum dibawa ke lapangan. 5. Proses Pengadukan dan Pengempaan. Pengadukan (Digester). Tujuan pengadukan adalah melumatkan daging buah dan memisahkan daging buah dengan biji serta meniriskan minyak, agar mudah diproses dalam pengempaan. Brondoloan yang telah rontok pada proses Thresser, selanjutnya dimasukkan kedalam alat pengaduk (Digester). Di dalam alat pengaduk brondolan diremas/dilumat dengan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Proses pengadukan berlangsung

5

akibat adanya gesekan antara pisau dengan brondolan dan adanya tekanan gaya berat dari brondolan yang terisi penuh dalam alat pengaduk. Pisau Digester terbagi 3 fungsi, 3 bentuk, dan 6 tingkat. 1) Pisau yang panjang fungsinya mencincang sambil menekan. 2) Pisau yang pendek fungsinya mencincang sambil mengangkat. 3) Pisau yang paling bawah fungsinya untuk mengeluarkan lumatan daging buah ke chute untuk umpan Screw Press. Pengaduakan yang baik dilaksanakan pada kondisi : 1. Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal atau 75 %. 2. Suhu 900-950C. 3. Waktu pengadukan jam. Jika kondisi tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit dikempa atau di press dan akibatnya kehilangan minyak dalam ampas kempa (Press) semakin tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Digester adalah sebagai berikut: 1) Kondisi pisau pengaduk Digester. 2) Level volume buah dalam Digester 3) Temperatur/steam 4) Kebersihan Bottom Plate 5) Kondisi Digester 6) Kematangan buah yang sudah direbus 7) Kondisi plat siku penahan pada dinding Digester. Jumlah Digester yang digunakan di PKS Gd Biara ada 6 unit.

Gearbox

Long Arm

siku Short Arm chute Expeller Strainer

Gambar : Digester

6

Pengempaan ( Screw Press ) Fungsi screw press adalah sebagai alat untuk mengeluarkan minyak dari

mesokrapnya dengan cara di kempa. Yang perlu diperhatikan dalam pengoprasiannya adalah tekanan cone sebaiknya 35 40 A. Tekanan cone yang terlalu tinggi ( lebih dari 40 amper ) mengakibatkan persentase biji pecah tinggi, losses minyak di fibre rendah ( ampas kering ). Faktor-faktor yang mempengaruhi kenerja adalah : a. b. c. d. e. Kondisi worm screw press Tekanan dan kualitas mutu buah ( Perebusan ) Sampah Kebersihan press Penambahan air panas atau dilusi pada suhu 950C

Minyak kasar yang diperoleh di alirkan ke Station Clarifikasi untuk di jernihkan atau di murnikan, sedangkan ampas press di teruskan ke Cake Breaker Conveyor untuk di proses selanjutnya. Operasional screw press menyesuaikan digester.

Hidraulic Cones

Presscake

Worm Screw

Gear

Gearbox

Electromotor

V-Belt

Gambar : Screw Press 6. Proses Pemurnian Minyak ( Klarifikasi ) Minyak kasar yang keluar dari presan masih mengandung kotoran- kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya, oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian untuk mengurangi atau jika memungkinkan menghilangkan kandungan yang tidak di harapkan sesuai dengan norma yang di tetapkan. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

7

Sand Trap Tank Fungsi dari sand trap tank adalah sebagai pengendap pasir minyak kasar yang

keluar dari pressan dialirkan ke sand trap tank minyak kasar tersebut akan mengalir melalui baffle-baffle yang berfungsi untuk menangkap pasir. Temperatur pada sand trap tank harus mencapai 950, jika temperatur tidak tercapai, maka pada saat blow down, Non Oily Solid (NOS) yang di blow down akan mengandung minyak. Blow down dilakukan setiap 4 jam sekali Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas sand trap tank adalah: a. b. c. Temperatur Kondisi baffle Kondisi Umpan

Jumlah Sand Trap Tank yang ada di PKS Gd Biara ada 2 unit.Dari crude oil gutter Vibrating screen

drain

Gambar Sand Trap Tank Vibro Separator Fungsi Vibro Separator adalah untuk menyaring minyak mentah (Crude Oil )dari serabut-serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Jenis jenis Vibro Separator ada 3 yaitu : Single deck, Double Deck, dan Triple Deck. Saat ini PKS Gd Biara menggunakan Vibro Separator jenis Double Deck, ukurang yang digunakan ukuran mesh 20/30, Getaran Vibro Separator dikontrolmelalui penyetelan bandul yang diikat pada electromotor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Vibro Separator adalah getaran dan kebersihan mesh. Jumlah Viro Separaor di PKS Gd Biara ada 2 unit, 2 beroperasi.

8

Dari crude oil gutter

Ke cross bottom conveyor Crude oil tank

Gambar. Vibro Separator Crude Oil Tank (COT) Fungsi dari Crude Oil Tank adalah: a. b. c. Menurunkan Non Oily Solid ( Padatan bukan Minyak ) Menambah panas ( temperatur ) Transit tank

Suhu COT sebaiknya 950C. Faktor-faktor yang mempengaruhu kinerja Crude Oil Tank (COT) adalah kondisi umpan, temperatur dan kondisi baffle. Pembersihannya dilakukan dengan cara blow down 6 jam sekali (2 kali/shift). Jumlah Crude Oil Tank yang ada di PKS Gd Biara ada 1 unit. Vertical Clarifier Tank (VCT) Fungsi VCT adalah memisahkan minyak, sludge dan NOS secara grafitasi. Crude Oil yang masuk ke VCT akan dipisahkan antara minyak dari sludge dan air dengan perbedaan berat jenis pada suhu 90 950C, dimana minyak yang berat jenisnya lebih kecil dari 1 (satu) berada pada lapisan atas, air yang berat jenisnya 1 (satu) akan berada pada lapisan tengah dan NOS yang berat jenisnya lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah. Untuk mengetahui kinerja VCT, maka indikator yang digunakan adalah kandungan minyak pada sludge underflow harus lebih kecil dari 8 %. Ketebalan minyak minyak pada VCT sebaiknya 30 50 cm, baru dilakukan pengutipan minyak melalui skimmer.

9

From dist. tank

Skimer

To sludge tank To oil tank

Stirrer

Steam injection Steam coil

Gambar Vertical Clarifier Tank Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja VCT adalah : a. b. c. d. e. f. Temperatur Air dilusi Stirer (pengaduk) Kualitas Feeding ( Umpan ) Drain (blow down) Desain untuk menentukan retention time ( Waktu Tahan )

Oil Tank Fungsi dari Oil Tank adalah sebagai tempat sementara minyak sebelum diolah di

Oil Purifier. Pada Oil Tank, suhu minyak harus tetap dijaga pada suhu 950C, agar kotoran yang dapat mempengaruhi kemurnian minyak, tidak menumpuk, maka dilakukan Blow Down secara rutin. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Oil Tank adalah : a. b. c. d. Temperatur Kebersihan tangki Kondisi steam koil Blow Down

PKS Gd Biara menggunakan oil tank sebanyak 3 unit.

10

Oil Purifier Fungsi dari oil purifier adalah untuk mengurangi NOS dan kadar air dengan cara

sentrifugal. Efektifitas pemisahan dalam oil purifier dikendalikan oleh seal water dan gravity disc (alva laval) atau regulating ring (westfalia). Pembukaan seal water dilakukan pada awal proses dan pada saat beroperasi kran seal water harus ditutup, karena jika kran terbuka akan mengakibatkan kadar air dalam minyak meningkat. Gravity disc disesuaikan dengan mutu minyak yang akan dihasilkan. Pemilihan Gravity disc yang terlalu kecil akan mengakibatkan CPO yang dihasilkan tidak terlalu bersih. Sedangkan jika diameter Gravity disc terlalu besar mengakibatkan minyak banyak terikut ke drain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja oil purifier adalah: a. b. c. d. e. Kontrol valve feeding. Kondisi gear pump Strainer Kebersihan disc RPM

Oil purifier yang digunakan di PKS Rambutan sebanyak 4. Vacuum Dryer Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak hasil produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja vacuum Dryer : a. b. c. d. e. Tekanan steam Kebocoran-kebocoran Kuantitas dan kualitas Feeding ( Umpan ) Kondisi Nozzle Tekanan Vacuum 760mmHg

Sludge Tank Berfungsi untuk tempat penampungan sludge sementara sebelum di olah di Sludge

Separator. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja Sludge Separator adalah : a. b. c. d. Kebersihan tangki Blowdown Temperatur Kondisi umpan

11

Sand CycloneCyclone Sludge Inlet Pipe Sludge Buffer Tank Sludge Outlet Pipe

oSight Glass

Cone

Water Inlet Pipe

Pneumatic Valve

Sand Stone Tank

Gambar 2.11. Sand Clylone Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir yang masih terkandung di dalam sludge, sehingga mempermudah proses selanjutnya. Kinerja sand cyclone dapat diketahui dari selisih antara tekanan masuk dan tekanan keluar pada pressure gaugenya. Endapan pasir di dalam sand cyclone akan di blowdown secara otomatis melalui sistem pneumatic dengan stting intrval tertentu. Sludge Separator Berfungsi untuk mengutip minyak yang masih terkandung didalam sludge dengan cara sentrifugal, dimana air dan NOS dengan berat jenis yang besar akan terlempar keluar dan minyak yang berat jenisnya kecil akan masuk kebagian dalam. Kapasitas sludge separator ditentukan oleh ukuran nozzle yang digunakan ( 1.45 , 1.6 , 1.8 , dan 2,0 mm ). Ukuran nozzle dipakai sekecil mungkin untuk meminimumkan kehilangan minyak pada drab buang sludge separator. Faktor yang mempengaruhi kinerja sludge separator adalah : a. b. c. d. e. Kualitas Feeding Ukuran Nozzle Balance water Temperatur umpan Kondisi alat

12

Fat Pit Berfungsi sebagai tempat penampung hasil spui dari stasiun press, stasiun

klarifikasi dan air kondensat dari stasiun rebusan. Fat Pit dilengkapi dengan sekat-sekat, gunanya sekat untuk mengutip sisa-sisa minyak yang lepas. Storage Tank Berfungsi untuk tempat penimpan sementara minyak produksi yang di hasilkan sebelum dikirim. Faktor yang harus diperhatikan pada steroge tank adalah : a. b. c. Kebersihan tangki Kondisi steam coil, harus di periksa secarta rutin, karena kebocoran steam Temperatur ( 40 600C ).

coil dapat menyebabkan naiknya kadar air pada CPO.

7. Proses Pengolahan Biji Proses pengolahan biji adalah proses pemisahan antara inti sawit dengan cangkangnya. Adapun tahapan-tahapan pengolahn biji adalah melalui proses-proses berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. Cace Bereaker Conveyor Depericarper Nut Polishing Drum Nut Silo Ripple Mill Light Tenera Dust Separation ( LTDS ) Claybath Kernel Silo Kernel Bin

Cake Breaker Conveyor Fungsi dari Cake Breaker Conveyor (CBC) adalah untuk membawah dan

memecahkan gumpalan cake dari stasiun press ke depericarper. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja CBC adalah : a. b. c. d. e. Kualitas dan kuantitas umpan Panjang CBC Putaran CBC Diameter CBC Jumlah pedal

13

Depericarper Fungsi dari depericarper adalah untuk memisahkan fibre dengan nut dan membawa

fibre untuk menjadi bahan bakar boiler. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja depericarper adalah : a. b. c. d. e. f. g. h. Kualitas umpan Kondisi ducting Adjustment dumper pada fan column RPM fan Airlock pada fibre cyclone Kondisi fan Kebersihan fan Jarak antara CBC dengan polishing Drum

Nut Polising Drum Berfungsi untuk : a. b. c. d. Membersihkan biji dari serabut-serabut yang masih melekat Membawa nut dari depericarper ke nut transport Memisahkan nut dari sampah Memisahkan gradasi nut

Faktor faktor yang mempengaruhi efektifitas nut polishing drum adalah : 1) Kondisi plat pengarah / pengangkat 2) RPM, diameter dan panjang 3) Diameter dan jumlah penyaring 4) Kualitas dan kuantitas feeding 5) Aliran udara ( airflow ) 6) Kebersihan alat. Nut yang keluar dari Nut Polishing Drum dibawa Kenut Silo melalui Nut Elevator. Jumlah Nut Polishing Drum yang ada sebanyak 1 unit. Nut Silo Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya Ripple Mill Fungsi dari ripple mil adalah memecah nut. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan adalah: a. b. c. Kualitas dan kuantitas umpan Kondisi ripple plate dan rotor bar Jarak atau clearance antara cover dengan rotor

14

d. e.

RPM Jumlah bar

Kualitas umpan dipengaruhi oleh : 1) Kekoplakan nut, kalau nut tidak koplak, maka banyak inti yang lekat pada cangkang 2) Jenis buah ( dura atau tenera ) 3) Ukuran nut 4) Kadar air yang terkandung pada nut Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya inti pecah yang keluar dari ripple mill adalah : a. b. c. d. Clearance antara ripple plate dengan rotor bar terlalu kecil Umpan yang terlalu banyak (Berlebihan) Nut terlalu kering Presentasi nut pecah pada umpan terlalu besar

Light Tenera Dust Separator (LTDS) Fungsi dari LTDS adalah : 1) Memisahkan cangkang, inti utuh dan inti pecah 2) Membawa cangkang untuk bahan bakar Boiler

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja LTDS adalah : a. b. c. d. e. Hisapan (dumper airlock dan fan) Kebocoran ducting Kualitas dan kuantitas umpan Desain Adjustment dumper column

Kernel Silo Fungsinya adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi. Penurunan kadar air pada inti bertujuan untuk menghindari penjamuran pada saat penyimpanan. Yang perlu diperhatikan adalah suhu temperatur dan kebersihannya. Temperatur bagian Atas Tengah Bawah : 500C : 600C : 700C

Penurunan inti harus benar-benar diawasi dengan cermat dan jangan sampai lengah yang mengakibatkan kadar air pada inti produksi tinggi.

15

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya adalah : a. b. c. Kernel Bin Fungsi dari kernel Bin adalah untuk menyimpan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. 8. Stasiun Boiler dan Engine Room Stasiun Boiler Boiler berfungsi untuk menghasilkan Steam dari pipa-pipa air yang berada dalam ruang bakar Boiler. Pipa-pipa air tersebut dipanasi dengan sistem mengalirkan udara panas dari hasil pembakaran di ruang bakar. Dalam Boiler terbagi dua ruangan, yaitu : Ruang pertama berfungsi sebagai ruang pembakaran dan yang Kedua sebagai aliran (ruangan) gas panas yang diterima dari hasil pembakaran dari ruang pertama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan Boiler adalah sebagai berikut : a. Cek level air dalam drum dengan melihat Gelas penduga dalam keadaan normal. b. Cek stock air dalam feed tank. c. Cek stock bahan bakar fibre dan cangkang. d. Cek peralatan, kran air, pompa elektrik, safety valve dan pressure gauge. Bila hal tersebut diatas telah tersedia dengan cukup, maka Operator boiler mengisi bahan bakar ke dalam ruang bakar secukupnya, kemudian siram dengan minyak solar dan dibakar sampai merata. Buka kran ventilasi super heater dan kran ventilasi drum. Tujuannya untuk mengeluarkan udara yang terkandung dalam air (dalam drum). Naikkan tekanan perlahan-lahan secara manual sampai tekanan mencapai 5 Kg/Cm2, kemudian Operator boiler melapor kepada Operator kamar mesin bahwa boiler akan start dengan mempergunakan Fan. Start awal Boiler/menaikkan tekanan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Hidupkan Elektromotor Dust Collector Air Lock Hidupkan Elektromotor Secondary F.D. Fan Hidupkan Elektromotor Draft Control Hidupkan Elektromotor Induced Draft Fan Hidupkan Elektromotor Forced Draft Fan Hidupkan Elektromotor Rotary Feeder Hidupkan Elektromotor Fuel Distributor Conveyor dan Fibre Shell Kebersihan Blower. Kebocoran heater fan. Steam

Conveyor

16

Untuk penambaha bahan bakar ke dalam ruang bakar boiler : Penambahan bahan bakar boiler, untuk menaikkan tekanan steam yang diharapkan, apabila tekanan steam sudah mencapai 15 Kg/Cm2, Operator boiler melaporkan kembali kepada Operator kamar mesin bahwa kran induk akan dibuka, setelah melapor Operator boiler membuka kran induk dengan alat bantu kunci F dengan cara perlahan-lahan sampai terbuka lebar. Kemudian kran ventilasi super heater dan drum di tutup kembali. Hidupkan elektromotor feed tank, injeksi bahan kimia dan pompa elektrik. Setelah semuanya berjalan lancar perhatikan tekanan dan permukaan air pada gelas penduga. Boiler terdiri dari beberapa bahagian antara lain : a. Ruang bakar berfungsi sebagai ruang pembakaran. b. Upper Drum berfungsi sebagai tempat pengumpulan uap basah dan tempat air masuk di batasi dengan Baffle (sekat). c. Lower drum berfungsi tempat penampungan air yang akan di alirkan ke seluruh pipa dalam boiler yang akan dipanasi dengan suhu mencapai 2150C. d. Pipa header berfungsi sebagai tempat pemanasan air sehingga menjadi uap. e. Kran berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan air maupun uap. f. Pipa super heater berfungsi sebagai alat untuk memproses uap basah menjadi uap kering dengan temperatur 265 0C. g. Ash Hopper berfungsi untuk menampung kelingker (abu yang berbentuk) hasil pembakaran pada ruang bakar. h. Soot Blower alat untuk membersihkan abu yang melekat pada pipa dalam ruang bakar. i. Chimney berfungsi sebagai aliran gas buang hasil pembakaran pada ruang bakar. Alat pengaman pada boiler adalah : a. Safety Valve berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan/membuang tekanan yang melebihi tekanan kerja. b. Gelas penduga berfungsi untuk mengontrol level air dalam drum. c. Manometer berfungsi untuk mengontrol tekanan steam yang diizinkan. d. Termometer berfungsi untuk mengontrol temperatur. e. Check Valve berfungsi untuk terjadinya tekanan balik pada boiler. f. Kontreol Level Feed Water berfungsi untuk mengontrol masuknya air. Stasiun Kamar Mesin Turbin merupakan alat untuk mengkorversikan energi dari steam menjadi energi mekanis (putaran) untuk membangkitkan energi listrik melalui alternator. Kelancaran

Turbin Uap

17

operasi turbin sangat tergantung dari suplai uap yang dihasilkan boiler. Apabila uap yang digunakan uap basah maka akan mengakibatkan turbin menjadi trip. Genset Fungsinya adalah alat untuk pembangkit tenaga listrik/menghasilkan listrik. Persiapan untuk menjalankan genset sebagai berikut : a. Periksa oli pelumas b. Periksa bahan bakar solar di tangki solar c. Periksa air radiator sebagai air pendingin oli d. Periksa air baterai dengan fan belt kipas Genset menghidupkan menggunakan kunci kontak, kemudian di start. Setelah hidup periksa frekuensi dan diset sehingga mencapai 50 Hz. Pada bahagian ini genset siap dibebani. Suhu minyak pelumas dalam beroprasi 60 0C dan suhu air 40 0C. Pengolahan Limbah (Effluent Treatment) Fungsinya adalah untuk menetralisir parameter limbah yag masih terkandung dalam cairan limbah sebelum dibuang ke perairan umum (sungai).. Tujuan pengolahan limbah adalah: a. Menghilangkan bahan terapung dan tersuspensi b. Mengolah bahan organik yang majemuk yang dapat mengalami biodegradasi c. Menghilangkan mikroba patogen dan mengurangi kandungan minyak d. Meningkatkan pengertian mengenai dampak yang ditimbulkan oleh limbah terhadap lingkungan e. Melestarikan sumber daya alam dan mengembangkan berbagai metoda yang sesuai f. Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh-pengaruh jangka panjang limbah Sumber-sumber limbah yang ada di PKS adalah: a. b. c. d. Stasiun Sterilizer, sekitar 10% dari TBS diolah Stasiun Klarifikasi, sekitar 40% dari TBS diolah Stasiun Kernel, sekitar 10% dari TBS diolah Lain-lain sekitar 10% Total seluruhnya sekitar 70% dari TBS olah. Tahapan-tahapan Pengolahan dan Pengendalian Limbah Tahapan pengolahan limbah yang umumnya di PKS adalah sebagai berikut : a. Pendinginan Limbah cair yang telah dikutip minyaknya pada oil trap (fat pit) mempunyai karakteristik pH : 4 4,5 ; suhu 70 80 0C, sebelum limbah dialirkan ke kolam

18

pengasaman suhunya diturunkan menjadi 40 45 0C agar bakteri mesophilic dapat berkembang dengan baik. b. Pengasaman Setelah dari menara atau kolam pendingin, limbah akan mengalir ke kolam pengasaman yang berfungsi sebagai proses prakondisi bagi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobik. Pada kolam ini limbah akan dirombak menjadi Volatile Fatty Acid (VFA). c. Resirkulasi Ini dilakukan dengan mengalirkan cairan dari kolam anaerobik yang berakhir ke saluran masuk kolam pengasaman yang bertujuan untuk menaikkan pH dan membantu pendinginan. Pembiakan bakteri yang akan digunakan dalam proses anaaerobik pada awalnya dipelihara dalam suatu tempat yang bertujuan memulai pembiakan bakteri. Dalam pembiakan awal perlu ditambahkan nutrisi yang merupakan sumber energi dalam metabolisme bakteri seperti urea phosphat dan limbah yang telah diencerkan. Setelah bakteri menunjukkan perkembangan dengan indikasi tibulnya gelembunggelembung gas (biasanya 2 4 hari), bakteri tersebut dimasukkan ke dalam kolam pembiakan yang sebelumnya telah diisi dengan limbah matang (telah mengalami proses pengasaman dan netralisasi dengan pH > 7) dan selanjutnya dialirkan ke dalam kolam anaerobik. d. Proses Anaerobik Dari kolam pengasaman limbah akan mengalir ke kolam anaerobik primer. Karena pH dari kolam pengasaman masih rendah, maka limbah harus dinetralkan dengan cara mencampurnya dengan limbah keluaran (pipa outlet) dari kolam anaerobik dengan cara resirkulasi pada hari masukan (inlet) kolam anaerobik. Bersamaan dengan ini bakteri dari kolam pembiakan dialirkan ke kolam anaerobik. Bakteri anaerobik yang aktif akan membentuk asam organik dan CO2. selanjutnya bakteri methane (Methanogenic Bacteria) akan merubah asam organik menjadi methane dan CO2. BOD limbah pada kolam anaerobik primer masih cukup tinggi, maka limbah diproses lebih lanjut pada kolam anaerobik sekunder. Kolam anaerobik sekunder dikatakan beroperasi dengan baik jika setiap saat nilai parameter utamanya berada pada tetapan dibawah ini : a.pH b. VFA :68 : 2000 mg/l BOD limbah setelah keluar dari kolam anaerobik sekunder maksimum 3500 mg/l dari minimal pH 6. e. Proses Fakultatif

19

Proses yang terjadi pada kolam ini adalah proses penonaktifan bakteri anaerobik dan prakondisi proses aerobik. Aktivitas ini dapat diketahui dengan indikasi pada permukaan kolam tidak dijumpai scum dan cairan tampak kehijau-hijauan. f. Proses Aerobik Proses yang terjadi pada kolam aerobik adalah proses aerobik. Pada kolam ini telah tumbuh ganggang dan mikro heterotrop, yang membentuk flocs. Hal ini merupakan proses penyediaan oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba, dalam kolam metode pengadaan oksigen dapat dilakukan secara alami dan atau menggunakan aerator. g. Masa Tinggal Dari seluruh rangkaian proses tersebut di atas, masa tinggal limbah selama proses berlangsung mulai dari kolam pendinginan sampai air limbah dibuang ke badan penerima kebutuhan waktu masa kurang lebih minimal 100 hari. Proses pengolahan dan pengendalian limbah di PKS Rambutan menggunakan sistem land application dan dalam pendistribusiannya bekerja sama dengan pihak Kebun Rambutan. IV.3.3. Bahan Mutu Limbah Table 4.1 Spesipikasi Limbah Cair Mentah PKS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Parameter BOD COD Suspended Solid Total Solid Minyak dan Lemak N-NH3 Total N pH Suhu0

Satuan mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l C

Kisaran 20.000 30.000 40.000 60.000 15.000 40.000 30.000 40.000 5.000 12.000 30 40 500 800 45 70 - 80

Table 4.2. Spekulasi Limbah Cair untuk Land Application No 1 2 3 Parameter BOD Minyak dan Lemak PH Satuan mg/l mg/l Kisaran 3.500 5.000 < 600 >6

20

Table 4.3. Baku Mutu Limbah Cair PKS No 1 2 3 4 5 Parameter BOD COD TSS Minyak dan Lemak Amoniak total sebagai (NH3-N) PH Total 50 0.125 6,0 9,0 Kadar maks. (mg/l) 100 350 250 25 Kisaran 0,25 0,88 0,63 0,063

6 Debit limbah Maksimum 9. Laboratorium

2,5 m3/Ton produksi minyak sawit (CPO)

Laboratorium berfungsi sebagai pusat pengendalian terhadap proses dan kualitas yang dihasilkan selama dan setelah proses produksi berlangsung. Hasil analisa laboratorium digunakan sebagai umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan proses produksi.

21