Laporan Titrasi Asam Basa

20
laporan Titrasi asam basa A. JUDUL : TITRASI ASAM BASA . TUJUAN : Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam. C. DASAR TEORI : Titrasi adalah cara analasis tentang pengukuran jumlah larutan yang di butuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dengan larutan lain. Analisis yang berkaitan dengan volume-volume larutan pereaksi disebut analisis volumetric. Dalam volumetric sering juga dipakai istilah titer yang berarti bobot suatu zat yang ekuivalen dengan 1 ml larutan setandar. Umpamakan 1 ml larutan zat A ekuivalen dengan 0,010 gram NaOH. Maka dikatakan bahwa titer larutan standar A terhadap NaOH adalah 0,010 gram. Penetapan volumetric kadar zat B dari suatu buret dititrasi (diteteskan) larutan standar A sampai titik ekuivalennya tercapai, yaitu sampai: banyak mol zat A : banyak mol zat B = perbandingan koefisiennya menurut persamaan reaksi. Dalam titrasi titik ekuivalen tersebut ditetapkan dengan memakai suatu indicator yaitu suatu zat yang harus mengalami perubahan saat titik ekuivalen tercapai. Bila dilakukan pada larutan asam kuat berbasa satu dengan basa kuat berasam satu, atau asam kuat berbasa dua dengan basa kuat berasam dua diterapkan rumus sebagai berikut. V 1 . M 1 = V 1 . M 2 Referensi : Ari harnanto , kimia 2 untu sma.hal:178-179 Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratoriumuntuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik. Analisa titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia. Analisa cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT → hasil dengan keterangan: (a) molekul analit A bereaksi dengan (t) molekul pereaksi T. Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit- sedikit, biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Larutan yang disebut belakangan disebut larutan standar dan konsentrasinya ditentukan dengan suatu proses standarisasi. Penambahan titran dilanjutkan hingga sejumlah T yang

description

kimia

Transcript of Laporan Titrasi Asam Basa

laporan Titrasi asam basa

A. JUDUL: TITRASI ASAM BASAB. TUJUAN: Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatularutan asam.C. DASAR TEORI :Titrasi adalah cara analasis tentang pengukuran jumlah larutan yang di butuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dengan larutan lain.Analisis yang berkaitan dengan volume-volume larutan pereaksi disebut analisis volumetric.Dalam volumetric sering jugadipakai istilah titer yang berarti bobot suatu zat yang ekuivalen dengan 1 ml larutan setandar. Umpamakan 1 ml larutan zat A ekuivalen dengan 0,010 gram NaOH. Maka dikatakan bahwa titer larutan standar A terhadap NaOH adalah 0,010 gram.Penetapan volumetric kadar zat B dari suatu buret dititrasi (diteteskan) larutan standar A sampai titik ekuivalennya tercapai, yaitu sampai: banyak mol zat A : banyak mol zat B = perbandingan koefisiennya menurut persamaan reaksi.Dalam titrasi titik ekuivalen tersebut ditetapkan dengan memakai suatu indicator yaitu suatu zat yang harus mengalami perubahan saat titik ekuivalen tercapai. Bila dilakukan pada larutan asam kuat berbasa satu dengan basa kuat berasam satu, atau asam kuat berbasa dua dengan basa kuat berasam dua diterapkan rumus sebagai berikut.V1.M1= V1.M2

Referensi : Ari harnanto , kimia 2 untu sma.hal:178-179

Titrasimerupakan metode analisakimiasecara kuantitatif yang biasa digunakan dalamlaboratoriumuntuk menentukan konsentrasi darireaktan. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik. Analisa titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia. Analisa cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT hasil dengan keterangan: (a) molekul analit A bereaksi dengan (t) molekul pereaksi T. Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Larutan yang disebut belakangan disebut larutan standar dan konsentrasinya ditentukan dengan suatu proses standarisasi. Penambahan titran dilanjutkan hingga sejumlah T yang ekivalen dengan A telah ditambahkan. Maka dikatakan baha titik ekivalen titran telah tercapai. Agar mengetahui bila penambahan titran berhenti, kimiawan dapat menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang bertanggap terhadap adanya titran berlebih dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat trejadi tepat pada titik ekivalen. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentunya merupakan suatu harapan, bahwa titik akhir ada sedekat mungkin dengan titik ekivalen. Memilih indikator untuk membuat kedua titik berimpitan (atau mengadakan koreksi untuk selisih keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisa titrimetri.

Referensi :http://id.wikipedia.org/wiki/titrasiTitrasi merupakan salah satu cara untuk mentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya.Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurau dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik equivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7.Referensi : team teaching,praktikum kimdas 2.

D. ALAT DAN BAHANAlat

Gelas kimiapipet tetesburet

CorongGelas erlenmeyergelas ukur

BAHAN1.NaOH 0,052.HCl3.Phenoftalein4.Aquadest5.Kertas saring / tissu

E. PROSEDUR KERJA

F. HASIL PENGAMATANTabel Hasil Pengamatan Titrasi Asam Basa

TitrasiV asam(V1)VtitrasiV rata-rata(V2) titrasi

I10 ml9,8ml9.15 ml

II10 ml8.5 ml

G. PERHITUNGAN

V1. N1= V2. N210 ml . N1= 9,15 ml . 0,1 N10 ml N1= 0,915N1= 0,0915 MH. PEMBAHASANTitrasi adalah cara analasis tentang pengukuran jumlah larutan yang di butuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dengan larutan lain.Analisis yang berkaitan dengan volume-volume larutan pereaksi disebut analisis volumetric.Dalam percobaan titrasi asam basa yang telah di lakukan, ( Titrasi HCl dengan zat titran NaOH ), didapatkan data sebagai berikut:Reaksi:HCl(aq) + NaOH(aq)NaCl(aq) + H2O(l)Dari reaksi di atas dapat diketahui bahwa perbandingan mol antara HCl dan NaOH sama sehingga untuk menghitung konsentrasi dari larutan HCl yang didasarkan atas hasil percobaan, m aka dapat digunakan persamaan berikut ini:V1. N1= V2. N2Keterangan:M1= Normalitas asam (HCL)M2= Normalitas basa kuat (NaOH)V1= volume larutan asamV2= volume larutan basaDalam percobaan pertama, langkah pertama yang dilakukan adalahHCl 10 ml dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer, kemudianditambahkan 3 tetes penoftalin. NaOH 0,01 M 50 ml dimasukkan ke dalam buret, kemudian dibiarkan menetes setetes demi setetes hingga indikator berubah warna atau titik akhir titrasi tercapai, dan didapatkan volume titrasinya 9,8 ml. Sedangkan dalam percobaan kedua dengan cara yang samadengan percobaan yang pertama didapatkan volume titrasinya 8,5 ml. dan dihitung rata-ratanya dari titrasi pertama dan kedua didapat volume rata-ratanya 9,15 ml. dengan menggunakan rumus untuk mencari normalitas larutan asam didapat N1= 0,0915 M.Berdasarkan teori, larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentukanya zat baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya (dalam percobaan ini adalah NaCl) . Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H+sama dengan jumlah ion OH-maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi penetralan, jumlahasam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi.Titik ekivalenmerupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlahmol basa. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik ekivalen. Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk menentukan konsesntrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa.Titrasimerupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu denganmenggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi alkalimetri. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran.Titranditambahkan sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang dititrasi)sampai terjadi perubahan warna indikator. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi perubahan warna indikator dan titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekivalen maka pH-nya 7 (netral). Rentang pH yang menimbulkan perubahan besar warna indikator disebut dengan interval transisi. Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zatyang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam gelas erlenmeyer. Larutan standart yang dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standart primer.

I. KESIMPULAN1.Titrasimerupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti.2.Titik ekivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa.3.Titik akhir titrasi adalah titik dalam titrasi yang ditandai dengan perubahan warna indikator.4.Perubahan PH dalam titrasi asam basa disebut kurva titrasi.5.Jika asam ditetesi basa, maka PH larutan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi asam maka PH larutan akan turun.

J. JAWABAN PASCA PRAKTIKUM1.Indikator BromisTimol biru dapat digunakan untuk menentukan pH semua jenis larutan. Brom timol biru adalah asam dipotrik lemah dan mengalami perubahan warna dalam dua selang pH salah satu selang pH ialah dari 1,2 ke 2,8 dan perubahan warna dari merah menjadi kuning, selang lain ialah dari pH 8,0 ke 9,6 dengan perubahan warna kuning menjadi biru.2.Dik :[ NaOH ] = 0,05 M, V = 15,3 mL , Mr = 40[ HCl ]= 0,1 M , V = 10 mL , Mr = 36,5Dit :A. Normalitas ( N ) ..........?B. Molaritas (M)...............?C. Gr / L............................?penye : A. N. NaOH =m.ekivalen= 0,05 NN.HCl=m ekivalen= 0,1 NB . Gr NaOH = m.V.Mr= 0,05 x 15,3 x 40= 36,5 grmGr HCl= 0,1 x 10 x 36,5= 36,5 grmM NaOH === 0,05 MM HCl === 0,1 MC. Gr/L NaOH == 2000 Gr/LGr/L HCl =3650 Grm/L

DAFTAR PUSTAKA

Harnanto, Ari. 2009.Kimia 2 untuk SMA.Jakarta : Erlangga.http://id.wikipedia.org/wiki/titrasiteam teaching. 2011. Modul praktikum kimia dasar II. Gorontalo : F MIPA

Laporan Praktikum Titrasi Asam BasaI.Tujuan

Mengetahui molaritas suatu asam basa dengan menggunakan metode titrasi asambasa

II.Dasar TeoriTitrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)

Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.

Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.

Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator.

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa.Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. Pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air terurai dengan sempurna. Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekuivalen dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25C sama dengan pH air yaitu sama dengan 7.( Penuntun Praktikum Kimia Dasar II, UNG 2012 : 05 )Jika suatu asam atau basa dititrasi, setia penambahan pereaksi akan mengakibatkan perubahan pH. Grafik yang diperoleh dengan menyalurkan pH terhadap volume pereaksi yang ditambahkan disebut kurva titrasi.Ada empat macam perhitungan jika suatu asam dititrasi dengan suatu basa.-Titik awal, sebelum penambahan basa.-Daerah antara (sebelum titik ekuivalen), larutan mengandung garam dan asam yang berlebih.-Titik ekuivalen, larutan mengandung garam.-Setelah titik ekuivalen, larutan mengandung garam dan basa berlebih.Dalam titrasi, suatu larutan yang harus dinetralkan dimasukkan ke dalam wadah atau tabung. Larutan lain yaitu basa, dimasukkan ke dalam buret lalu dimasukkan ke dalam asam, mula-mula cepat, kemudian tetes demi tetes, sampai titik setara dari titrasi tersebut tercapai. Salah satu usaha untuk mencapai titik setara dalam melalui perubahan warna dari indikator asam basa. Titik pada saat titrasi dimana indikator berubah warna dinamakan titik akhir (end point) dari indikator. Yang diperlukan adalah memadankan titik akhir indikator yang perubahannya terjadi dalam selang pH yang meliputi pH sesuai dengan titik setara.Indikator asam basa adalah asam lemah yang tak terionnya (Hln) mempunyai warna yang berbeda dengan warna anionnya. Jika sedikit indikator dimasukkan dalam larutan, larutan akan berubah warna menjadi warna (1) atau warna (2) tergantung pada apakah kesetimbangan bergerak ke arah bentuk asam atau anion. Arah pergeseran kesetimbangan dalam reaksi berikut tergantung pada [H3O+] atau dengan kata lain pada pH. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut.Warna (2)

Warna (1)

Hln + H2OH3O++ ln-

(Ralph H petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern : 308-310)Seorang analisis mengambil faedah dari perubahan besar dari pH yang terjadi dalam titrasi agar dapat menentukan kapan titik ekivalennya akan tercapai. Ada banyak asam dan basa organik dan basa organik lemah yang bentuk-bentuk tak berdisosiasi dan ionnya menunjukka wrana yang berbeda warna. Molekul-molekul demikian dapat digunakan untuk menentukan kapan cukup titran telah ditambahkan dan disebut indikator visual. Suatu contoh yang sederhana adalah para-nitrofenol, yang merupakan suatu asam lemah da berdisosiasi.Bentuk tak terdisosiasi adalah tak berwarna, tetapi anionnya, yang mempunyai sistem ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua yang berganti-ganti (suatu system terkonjugasikan), berwarna kuning. Molekul-molekul atau ion-ion yang mempunyai system terkonjugasikan, menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang dibandingkan dengan molekul-molekul sebanding tetapi yang tanpa system terkonjugasikan. Cahaya yang diserap sering ada pada bagian spectrum yang tampak, dan dengan demikian molekul atau ionnya berwarna.Indikator terkenal phenoftalein merupakan asam diprotik dan tak berwarna. Ia mula-mula berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian, dengan kehilangan hidrogen ke dua, menjadi ion dengan system terkonjugasikan, maka dihasilakanlah wrana merah. Metal oranye, indikator lain yang secara luas digunakan, merupakan basa dan berwarna kuning dalam bentuk molekular. Penambahan ion hidrogen menghasilkan suatu kation yang berwarna merah muda.Perubahan minimum dalam pH yang diperlukan untuk suatu perubahan warna disebut jangkau indicator. Pada harga pH antara,warna yang ditunjukkan bukan warna merah atau kuning, tetapi sedikit agak kuning. Pada pH 5,pKadari HIn, kedua bentuk berwarna sama konsentrasinya, yaitu HIn separuh tenetralisasikan. Seringkali kita mendengar terminology seperti suatu indikator yang berubah warna pada pH 5 telah digunakan ini berarti bahwa pKaindicator sebesar 5 dan jangkauannya sebesar pH 4 sampai 6.Pada titrasi asam lemah, pemilihan indikator jauh lebih terbatas untuk suatu asam dengan pKa5 kira-kira kepunnyaan asma asetat, pH lebih tinggi dari 7 pada titik ekivalen, dan perubahan dalam pH relatif kecil. Phenoftalein berubah warna pada kira-kira titik ekivalen dan merupakan indicator yang cocok. Dalam hal asam yang sangat lemah, misalnya pKa= 9, tidak ada perubahan dalam pH yang besar terjadi sekitar titik ekivalen. Jadi volume basa yang lebih besar akan diperlukan untuk merubah warna suatu indikator dan titik ekivalen tidak akan di deteksi dengan ketepatan yang biasa diharapkan.Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan. Beberapa contoh yang lebih penting dari garam-garam demikian dalam kimia analitik adalah oksilat sulfida, hidrogsida, karbonat dan fosfat. Ion hidroksida bereaksi dengan anion garam untuk membentuk asam lemah, dengan demikian meningkatkan kelarutan garam.( R.A. Day, Jr. Analisa Kimia Kuantitatif : 141-145)Teori bonsted lowry melukiskan reaksi asam basa dalamperistiwa perpindahan proton, yaitu perbadingan kekuatan asam basa menentukan kearah mana reaksi asam basa akan terjadi., yaitu dari kombinasi asam basa yang lebih kuat ke yang lebih lemah. Teori lewis memnadang reaksi aram basa dari arah pembentukan ikatan kovalen antara zat penerima pasangn electron (asam) dengan pemberi (donor) electron (basa). Gunanya yang paling besar adalah dalam keadaan dimana reaksi terjadi tanpa kehadiran suatu pelarut atau pada saat suatu asam tidak mengandung atom hidrogen.Ada beberapa macam titrasi bergantung pada reaksinya.Salah satunya adalah titrasi asam basa. Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat didalam larutan. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat mencapai titik stoikiometri atau titik setara.(James E. Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur edisi 5 : 178)Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurau dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik equivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7.Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:1.Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.2.Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat3.Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam4.Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.5.mengubah lakmus biru menjadi merahSifat-sifat Basa :1.Kaustik2.Rasanya pahit3.Licin seperti sabun4.Nilai pH lebih dari sabun (>7)5.Mengubah warna lakmus merah menjadi biru6.Dapat menghantarkan arus listrik

III.Alat dan Bahan

1.Statif dan klem2.Buret3.Gelas/labu Erlenmeyer 100ml (3buah)4.Gelas kimia 250ml (2buah)5.Pipet tetes6.Corong7.Gelas/silinder ukur

8.Larutan NaOH 0,1M

9.Larutan HCl yang akan ditentukan konsentrasinya

10.Indicator phenolphthalein (PP)

11.Pipet VolumeIV.Cara Kerja1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan (III. Alat dan Bahan)2.Bersihkan alat-alat sebelum digunakan (bila perlu)3.Memasang buret pada statif4.Menutup kran pada buret, kemudian masukkan larutan NaOH 0,1M ke buret menggunakan gelas kimia5.Membuka kran pada buret untuk mengepaskan larutan NaOH 0,1 M tepat pada skala 0 buret6.Ambil 10ml larutan HCl dengan pipet volume, tuangkan dalam tabung Elemeyer7.Teteskan larutan HCl dalam elemeyer dengan indicator PP sebanyak 2 tetes8.Letakkan erlenmayer pada ujung bawah buret.9.Lakukan titrasi, hingga larutan HCl berubah warna menjadi pink10.Bila telah terjadi perubahan warna hentikan proses titrasi11.Catatlah volume NaOH yang digunakan dengan menghitung V awal V akhir12.Lakukan langkah 6-11 sebanyak 3 kali, dan usahakan perubahan warna sesedikit mungkin (tepat pada ekuivalen)

V.Hasil PengamatanPercobaanVolume HCl (ml)Volume NaOH (ml)

Pertama1015,3

Kedua1014,3

Ketiga1014,3

Rata-rata Volume NaOH (ml)14,8

VI.Analisa Data-Pertanyaan :a) Hitunglah Volume rata-rata NaOH !b) Hitung Konsentrasi HCl !-Jawaban :

a. Vrata-rata = (15,3 + 14,3 + 14,3) : 3 = 14,8 ml

b. V1 x M1 = V2 x M2

10 . x M1 = 14,8 . o,1M1 = 0,148

Jadi konsentrasi HCl adalah 0,148 M.

VII.KesimpulanKadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 2 tetes indicator PP dengan NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah Konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.Volume rata-rata NaOH untuk melakukan titrasi adalah 14,8 ml.Konsentrasi HCl yang digunakan untuk titrasi adalah 0,148 M.

I.JUDULTITRASI ASAM BASAII.TUJUANUntuk menentukan normalitas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalatIII.ALAT DAN BAHAN1.Gelas arloji2.Corong3.Labu ukur 100 ml4.Erlenmeyer 250 ml5.Aquadest6.Indicator PP7.Batang pengaduk8.Timbangan9.Buret 50 ml10.Piala gelas11.Asam oksalat 0,63 gram12.NaOH encerIV.DASAR TEORITitrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator.V.CARA KERJAMembuat Larutan NaOH 0,1 N1.Timbang 0,4 gram NaOH dengan timbangan2.Dilarutkan di dalam piala gelas dengan aquadest3.Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml melalui corong4.Piala gelas dibilas sampai bersih5.Air bilasan dimasukkan ke dalam labu ukur6.Di encerkan dengan aquadest sampai tanda batas7.Dikocok 12 kaliPenetapan Titar NaOH 0,1 N1.Timbang asam oksalat sebanyak 0,063 gram pada kertas timbang/kaca arloji2.Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml3.Kaca arloji dibilas dengan aquadest4.Cairan pembilas dimasukkan ke dalam Erlenmeyer5.Dilarutkan dengan air sampai dengan 25 ml6.Tambahkan indicator PP 2 tetes7.Titar dengan larutan NaOH 0,1 N8.Penitaran diakhiri setelah terjadi perubahan warna dari tidak tidak berwarna menjadi merah jambu/pink.VI.PENGOLAHAN DATAPembakuan NaOHMg asam oksalatVolume NaOH

63 mg12 ml

63 mg11 ml

63 mg12 ml

Kadar NaOHTitrasi pertamaKadar NaOH= V asam oksalat x N asam oksalat/ V naoh= 63 mg x 0,1/12 ml= 0,525 NTitrasi keduaKadar NaOH= V asam oksalat x N asam oksalat/ V naoh= 63 mg x 0,1/11 ml= 0,5727 NTitrasi ketigaKadar NaOH= V asam oksalat x N asam oksalat/ V naoh= 63 mg x 0,1/12 ml= 0,525 NRata-rata0,525 N + 0,5727 N + 0,525 N= 1,6227 N/3= 0,5409 NVII.PEMBAHASANReaksi yang terjadi antara asam oksalat dengan NaOH adalah sebagai berikut :2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4+ 2H2OPada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang digunakan adalah penolftalein atau PP 1 % ,pada saat indicator ditambahkan warna larutan tetap bening,setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak 12 ml larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda. Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer electron. Berbagai indicator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda,sehingga menunjukan warna pada range pH yang berbeda. Indicator penolftalein adalah indicator yang dibuat dengan kondensasi anhidrida fthalein dengan fenol. Jika indicator ini digunakan,maka akan menunjukan pH yang berkisar antara 8,2 10,0 atau berlangsung antara basa kuat dengan asam kuat.Dari hasil praktikum,di dapatkan normalitas NaOH melalui perhitungan sebagai berikut :Rata-rata0,525 N + 0,5727 N + 0,525 N= 1,6227 N/3= 0,5409 NJadi kadar NaOH pada proses titrasi yan dilakukan adalah sebanyak 0,5409 N .Terjadinya kesalahan dalam melakukan praktikum ini disebabkan oleh beberapa factor,diantaranya:1.Kesalahan pada saat penimbangan asam oksalat2.Kesalaha pada saat memasukan asam oksalat pada labu ukur3.Dan kesalahan kecil lainnya termasuk pembersihan pada bagian muka bagian atas buret yang tidak di lap oleh tisu .Ada dua cara untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi,1. Memakai pH meter untuk memonitor pH selama titrasi dilakukan. Kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut dinamakan titik ekivalen. Cara ini jarang dilakukan karena harus menggunakan sarana yang mendukung.2. Memakai indicator asam basa, indicator ditambahkan 2 hingga 3 tetes pada titran sebelum proses titrasi dilaukan. Indikator ini akanberubah warna ketika titik ekivalen terjadi. Pada saat inilah titrasi dihentikan.Perubahan warna diharapkan tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Agar mendapatkan hasil titrasiyang maksimal. Warna yang cocok adalah warna yang berada di tengah-tangah. Tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.VIII.KESIMPULAN1.Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan laruta basa yang sudah diketahui kadarnya,dan sebaiknya kadar suatu larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.2.Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang digunakan adalah penolftalein atau PP 1 %.3.kadar NaOH pada proses titrasi yan dilakukan pada praktikum di atas adalah sebanyak 0,5409 N.Reaksi:

0 KOMENTAR:POSKAN KOMENTARPosting LamaBerandaTop of FormBottom of Form

PengikutGoogle+ FollowersLangganan