Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

137
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013 1 BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program Pembangunan Pertanian pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha di bidang pertanian yang mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Tujuan pembangunan pertanian adalah : (1) meningkatkan kesejahteraan petani/masyarakat; (2) meningkatnya pendapatan wilayah; (3) meningkatnya pendapatan nasional dan tercapainya keseimbangan perekonomian baik di pusat maupun di daerah. Untuk mewuju dkan tujuan pembangunan pertanian tersebut, sangat diperlukan pengelolaan yang memadai, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi yang hasilnya akan berguna bagi pengambilan kebijakan bagi para pimpinan di Kementerian Pertanian RI. Guna mencapai pada kondisi tersebut, maka perlu didukung oleh data dan informasi yang berkualitas. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai institusi yang salah satu tugasnya memberikan layanan tentang informasi pertanian, dituntut untuk selalu menyajikan data yang tepat waktu, akurat, lengkap dan berkelanjutan serta dibutuhkan oleh para stakeholders. Oleh karena itu melalui pelaksanaan DIPA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian tahun 2013 diharapkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mampu memberikan layanan yang memadai bagi seluruh stakeholders serta memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan pertanian. Laporan tahunan ini disamping berisi tentang hasil kinerja tahun 2013, yang meliputi penyerapan anggaran yang bersifat komulatif, pencapaian sasaran fisik kegiatan selama satu tahun, termasuk kendala dan rencana tindaklanjutnya, laporan tahunan ini juga berfungsi sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan DIPA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian TA 2013.

Transcript of Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    1

    BAB. I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Program Pembangunan Pertanian pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha di bidang pertanian yang mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Tujuan pembangunan pertanian adalah : (1) meningkatkan kesejahteraan petani/masyarakat; (2) meningkatnya pendapatan wilayah; (3) meningkatnya pendapatan nasional dan tercapainya keseimbangan perekonomian baik di

    pusat maupun di daerah.

    Untuk mewuju dkan tujuan pembangunan pertanian tersebut, sangat diperlukan pengelolaan yang memadai, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi yang hasilnya akan berguna bagi pengambilan kebijakan bagi para pimpinan di Kementerian Pertanian RI. Guna mencapai pada kondisi tersebut, maka perlu didukung oleh data dan informasi yang berkualitas.

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai institusi yang salah satu tugasnya memberikan layanan tentang informasi pertanian, dituntut untuk selalu menyajikan data yang tepat waktu, akurat, lengkap dan berkelanjutan serta dibutuhkan oleh para stakeholders. Oleh karena itu melalui pelaksanaan DIPA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian tahun 2013 diharapkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mampu memberikan layanan yang memadai bagi seluruh stakeholders serta memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan pertanian.

    Laporan tahunan ini disamping berisi tentang hasil kinerja tahun 2013, yang meliputi penyerapan anggaran yang bersifat komulatif, pencapaian sasaran fisik kegiatan selama satu tahun, termasuk kendala dan rencana tindaklanjutnya, laporan tahunan ini juga berfungsi sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan DIPA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian TA 2013.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    2

    B. TUGAS POKOK, VISI DAN MISI PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN

    1. Tugas Pokok

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian serta pelayanan informasi pertanian.

    2. Visi

    Mengingat betapa pentingnya penetapan visi suatu organisasi, maka Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian telah berkeyakinan menetapkan visinya, yaitu: Menjadi sumber data dan informasi pertanian yang lengkap, akurat dan terpercaya untuk mendukung pembangunan pertanian

    3. Misi

    Untuk tercapainya visi tersebut di atas, maka Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian telah membuat pernyataan misi, yang merupakan cita-cita dan landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh keseluruhan anggota organisasi dan secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan. Pernyataan misi tersebut adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan metodologi pengumpulan, pengolahan, dan penyajian

    data dan informasi pertanian b. Melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penyebaran data

    dan informasi pertanian c. Membangun dan mengembangkan sistem informasi pertanian d. Membina sumber daya manusia dan kelembagaan bidang statistik dan

    sistem informasi pertanian.

    C. TUJUAN PENULISAN LAPORAN TAHUNAN

    Tujuan penyusunan laporan tahunan ini adalah untuk memberikan gambaran umum mengenai kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian selama kurun waktu tahun 2013, dan secara umum dapat digunakan sebagai indikator pencapaian kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    3

    D. HASIL YANG DIHARAPKAN

    Tersedianya Data Statistik dan Informasi Pertanian yang handal, tepat waktu, akurat, konsisten dan menyeluruh sebagai dasar pengambilan keputusan, kebijakan, serta penyusunan rencana strategis Kementerian Pertanian dimasa yang akan datang.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    4

    BAB. II ORGANISASI DAN CAKUPAN KEGIATAN

    A. ORGANISASI Sebagaimana tersebut pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian RI yang ditetapkan pada tanggal 14 Oktober 2010, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian dan pelayanan data dan informasi pertanian, dalam menyelenggarakan tugasnya menyelenggarakan fungsi-fungsi : 1. Penyediaan dan Pelayanan data dan informasi komoditas pertanian; 2. Penyediaan ; 3. Pembinaan, penyediaan dan pelayanan data dan informasi hortikultura

    dan perkebunan; 4. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat. Dalam rangka mengemban tugas tersebut, maka sejak tanggal tersebut Unit kerja eselon III di Pusdatin pada saat ini terdiri dari 4 (empat) unit yaitu ; 1. Bagian Umum; 2. Bidang Pengembangan Sistem Informasi; 3. Bidang Data Komoditas; 4. Bidang Data Non Komoditas;

    Unit kerja Eselon IV terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan 2. Subag Kepegawaian dan Rumah Tangga 3. Sub Bidang Data Tanaman Pangan dan Peternakan 4. Sub Bidang Data Hortikultura dan Perkebunan 5. Sub Bidang Data Prasarana 6. Sub Bidang Data Sosial Ekonomi Pertanian 7. Sub Bidang Aplikasi Multimedia 8. Sub Bidang Aplikasi Sistem Informasi 9. Sub Bidang Sistem Jaringan Komputer

    Kelompok jabatan fungsional, di mana terdapat 2 (dua) Koordinator Fungsional yaitu : 1. Koordinator Fungsional Pranata Komputer 2. Koordinator Fungsional Statistik Sedangkan dari aspek sumberdaya manusia, Pusdatin memiliki mandat melakukan pembinaan SDM bagi para pejabat fungsional pranata komputer dan statistisi lingkup Kementerian Pertanian. Sedangkan dari sisi internal,

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    5

    pusdatin yang didukung oleh 119 orang pegawai secara terus menerus dan berjenjang dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan pegawainya, terutamanya dalam bidang statistik dan sistem informasi. Dalam rangka mendukung pembangunan pertanian selengkapnya struktur Organisasi Pusdatin adalah sebagai berikut :

    PUSAT DATA DAN SISTEM

    INFORMASI PERTANIAN

    BAGIAN

    UMUM

    SUBBAG

    PERENCANAAN

    DAN KEUANGAN

    BIDANG PENGEMBANGAN

    SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI

    BIDANG DATA KOMODITAS

    SUB BIDANG

    SISTEM JARINGAN

    KOMPUTER

    SUB BIDANG

    APLIKASI SISTEM

    INFORMASI

    SUB BIDANG

    DATA

    TANAMAN PANGAN

    DAN PETERNAKAN

    SUB BIDANG

    DATA HORTIKULTURA

    DAN PERKEBUNAN

    KELOMPOK

    JABATAN FUNGSIONAL

    SUB BIDANG

    APLIKASI

    MULTIMEDIA

    SUBBAG

    KEPEGAWAIAN DAN

    RUMAH TANGGA

    BIDANG DATA

    NON KOMODITAS

    SUB BIDANG

    DATA PRASARANA

    SUB BIDANG

    DATA SOSIAL EKONOMI

    PERTANIAN

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    6

    Dalam rangka mengemban tugas kerja Pusdatin didukung oleh 119 orang pegawai yang terdiri dari struktural dan fungsional. Di tahun 2012 pegawai Pusdatin berkurang dikarenakan memasuki masa pensiun 2 orang atas nama : 1. Hadidjah,SH ( pensiun per Oktober 2013) 2. Ir. Sari Sutiyorini,MSI ( pensiun per November 2013) Total pegawai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sampai dengan bulan desember 117 orang. Hal ini seperti tercantum sebagai berikut :

    1. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi

    Jika dilihat dari tugas pokok dan fungsinya, maka SDM di Pusdatin didukung oleh 117 orang PNS struktural/staf, yang terdiri dari struktural/staf 73 orang, 24 orang pejabat statistisi dan calon pejabat statistisi dan 20 orang pejabat pranata komputer dan calon pejabat pranata komputer.

    2. Berdasarkan pendidikan

    Jika dilihat dari tingkat pendidikan pegawai di Pusdatin sampai dengan bulan Desember 2013 mempunyai latar belakang pendidikan sebagaimana disajikan pada tabel 1

    Tabel 1. Keadaan Pegawai Pusdatin Menurut Jenjang Pendidikan

    Tahun 2013

    No. Jenjang Pendidikan Jumlah

    1 S3 1 orang

    2 S2 25 orang

    3 S1 43 orang

    4 D3/Sarjana Muda 5 orang

    5 SLTA 42 orang

    6 SLTP 1 orang

    Jumlah 117 orang

    3 Berdasarkan pangkat/golongan

    Jika dilihat dari golongan ruang, terdapat 23 orang golongan IV, 77 orang golongan III, dan 17 orang golongan II

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    7

    B. SARANA

    a. Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

    Pusdatin sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas pengembangan sistem informasi pertanian, telah didukung oleh sarana yang cukup memadai, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak.

    Dalam hal pengembangan perangkat keras, Pusdatin selalu berusaha untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi dengan tetap memperhatikan prinsip efisiensi dan efektifitas. Sedangkan dari aspek perangkat lunak, hal yang diutamakan yaitu penertiban penggunaan software yang legal.

    b. Piranti Keras (Hardware)

    Ketersediaan perangkat keras (hardware) yang ada di Pusdatin dan dalam kondisi dapat beroperasi dengan baik. Perangkat yang saat ini digunakan dan dikelola Pusdatin meliputi : - Server - Perangkat utama jaringan komputer berupa core switch, router, fire

    wall, conten engine, antivirus gateway, bandwidth management. - Backbone jaringan antar gedung berupa jaringan kabel serat optik

    yang menghubungkan gedung-gedung di kantor pusat dan kompleks Kementerian Pertanian di Pasar Minggu serta perangkat wireless yang menghubungkan kantor pusat dengan kompleks Kementan di Pasar Minggu.

    - datacenter

    c. Perangkat Lunak (Software)

    Ketersediaan perangkat lunak (software) yang merupakan software original (ada lisensi) yaitu sebagai berikut :

    - windows server enterprice 2003 - exchange server enteroffice 2007 - office 2003 pro - office XP 2000 - Mc Afee antivirus 7.0 - Kaspersky antivirus - Mc Afee antivirus 8.0 - Adobe Photoshop 8.0 - Adobe Premier 7.0 - Adobe After Effect 8.0 - Macromedia MX 2004 - Macromedia Director 2005

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    8

    - Visual Studio. Net 2003 - Cristal report 11.0 - Arc View 3.2 - Arc MS - Art GIS - HP Opernview

    d. Laboratorium Komputer Sarana pendukung lainnya yang dimiliki Pusdatin yaitu berupa Laboratorium Komputer yang didukung dengan komputer sejumlah 40 unit dan peralatan pendukung berupa perangkat jaringan dlink 24 port dan dlink 2000 AP. Seluruh komputer tersebut terhubung ke jaringan komputer Kementerian Pertanian, sehingga keberadaan laboratorium tersebut sangat bermanfaat dalam hal pelatihan komputer yang berbasis web.

    e. Jaringan Komputer di Kantor Pusat

    Upaya untuk meningkatkan kinerja Pusdatin khususnya dalam hal pengembangan jaringan komunikasi, sehingga alir komunikasi data dari daerah ke pusat, demikian pula sebaliknya dapat berjalan dengan lancar, maka Pusdatin telah merancang interkoneksi jaringan komputer antara instansi pusat dan daerah dengan memanfaatkan fasilitas internet.

    Saat ini unit kerja yang berlokasi di kantor pusat Kementerian Pertanian telah terhubung satu dengan yang lainnya menggunakan serat optik, sedangkan antar lantai pada setiap gedung telah terhubung dengan menggunakan kabel Un-Shield Twisted Pair. Kompleks Kantor Pertanian di Pasar Minggu juga telah terhubung ke dalam satu jaringan komputer. Antara kantor pusat dengan kompleks kantor pertanian di Pasar Minggu sudah dihubungkan ke dalam satu jaringan komputer dengan teknologi wireless menggunakan microwave. Di Kementerian Pertanian telah tersedia koneksi ke jaringan internet secara leased line yang menghungkan jaringan komputer di Kementerian Pertanian selama 24 jam dengan bandwidth 5 Mbps. Hingga saat ini sudah lebih dari 1.100 unit komputer terhubung dalam jaringan ini.

    f. Perpustakaan Pusdatin

    Untuk menyebarluaskan informasi di bidang pertanian Pusdatin telah tersedia sebuah Perpustakaan yang berisi buku-buku statistik (3.092 buku), komputer (450 buku), manajemen (160 buku), pertanian (550 buku) dan buku lainnya antara lain, ekonomi, ilmu pertanian, matematika dan kamus (210 buku).

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    9

    Para pengguna jasa data dan informasi pertanian dan pustaka bahan dalam bentuk media cetak atau elektronik (CD). Data pertanian yang direkam secara seri dari tahun 1976 hingga 2011 kedalam basisdata pertanian telah dapat diakses melalui fasilitas internet oleh para pengguna. Beberapa buku referensi dilengkapi pula CD-nya. Terdapat 122 buah CD sebagai pelengkap bahan pustaka yang dapat diakses oleh para pengguna jasa perpustakaan. Selain itu, para pengguna jasa perpustakaan dapat memanfaatkan komputer di perpustakaan untuk mengakses datadan informasi pertanian melalui internet secara gratis, melalui Etalase Data dan Informasi Pertanian (EDITAMA).

    C. ANGGARAN

    Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian didukung dengan anggaran pemerintah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), berupa anggaran rutin dan anggaran pembangunan . Berdasarkan DIPA pagu Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian TA 2013 nomor 018.01.1.411925/2013 tanggal 5 Desemebr 2012 sebesar Rp. 53.158.650.000,- (Lima puluh tiga milyard seratus lima puluh delapan juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) Selengkapnya keragaan anggaran Pusdatin selama kurun waktu 5 tahun terakhir seperti disajikan pada tabel 2 di bawah ini.

    Tabel 2. Perkembangan Anggaran Pusdatin tahun 2009 - 2013

    No. Tahun Jumlah Anggaran Realisasi %

    1 2009 90.052.402.000 67.840.939.477 75,33

    2 2010 112.678.803.000 89.862.731.273 79,75

    3 2011 39.111.210.000 35.076.990.928 89.69

    4 2012 43.954.500.000 42.626.442.572 96.98

    5. 2013 53.158.650.000 49.275.926.254 92.70

    Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui Kenaikan anggaran di Pusdatin dari tahun 2012 ke tahun 2013.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    10

    D. CAKUPAN KEGIATAN Kegiatan Pusdatin sebagaimana tersebut pada DIPA Pusdatin Tahun Anggaran 2013 tertuang dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian dengan 1 kegiatan yaitu Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi.

    Adapun dalam pelaksanaannya, DIPA Pusdatin tahun 2013 dikelola oleh seorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam hal ini yang ditunjuk yaitu Kepala Bagian Umum. Untuk kegiatan tahun 2013 kegiatan di bagi dalam beberapa output. Masing-masing output memiliki beberapa sub output yang disesuaikan dengan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) yang telah disusun sebelumnya. RKP mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian. Adapun rincian output sesuai dengan RKP dibandingakan dengan TA 2012 adalah sebagai berikut :

    kode Output TA 2012 TA 2013

    001 Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi

    20 laporan 10 laporan

    002 Laporan Pembinaan, Pengembangan,Pemanfaatan dan Analisis Data dan Informasi

    7 laporan 10 laporan

    003. Laporan Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan Informasi

    11 Laporan 11 Laporan

    004. Pelatihan dan Pengembangan SDM 1.575 orang 2.162 orang

    006. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran

    7 dokumen 9 dokumen

    007. Laporan Penyusunan Laporan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan

    7 laporan 7 laporan

    010. Alat Pengolah Data dan Multimedia 65 unit 161 unit

    994. Layanan Perkantoran 12 bulan 12 bulan

    995. Kendaraan bermotor - 3 unit

    997 Peralatan dan fasilitas perkantoran - 50 unit

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    11

    1. Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi a. Laporan Penyusunan Data PDB b. Laporan Survei Data Kesejahteraan petani 2013 c. Laporan Pengelolaan data pertanian tanaman pangan dan peternakan

    level kab/kota d. Laporan Publikasi Data statistik Pertanian e. Laporan Penyusunan Outlook Komoditas Tanaman Pangan dan

    Peternakan f. Laporan Penyusunan Outlook Komoditas Perkebunan dan Hortikultura g. Laporan pengukuran produktivitas perkebunan h. Laporan pengembangan metode konversi bawang merah i. Laporan Pengelolaan data komoditas hortikultura dan perkebunan j. Laporan Upaya percepatan penyediaan data dan kualitas data

    tanaman pangan berkesinambungan pada skala nasional 2. Laporan Pembinaan,Pengembangan,Pemanfaatan dan Analisis Data

    dan Informasi a. Laporan Analisis Harga Komoditas Pertanian b. Laporan Analisis Indikator makro sektor pertanian c. Laporan Analisis dan Penataan Data Konsumsi d. Laporan pengumpulan data lahan berbasis peta e. Laporan Analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian f. Laporan penataan data hulu sektor pertanian g. Laporan Analisis dan Penataan Data Tenaga Kerja, Penduduk dan

    kemiskinan h. Laporan penataan dan analisis data lahan pertanian

    3. Laporan Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan

    Informasi a. Laporan penataan dan pengelolaan infrastruktur TIK b. Laporan perancangan dan pengembangan sistem komunikasi dan

    kolaborasi c. Laporan Penyusunan dan penerapan SOP Penyelenggaraan

    Teknologi Informasi dan Komunikasi d. Laporan pengembangan website dan multimedia e. Laporan pengawalan unit pelayanan informasi pertanian di daerah f. Laporan pengembangan sistem informasi manajemen g. Laporan pengembangan sistem informasi pertanian h. Laporan Penyelenggaraan lomba web lingkup Pertanian

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    12

    4. Pelatihan dan Pengembangan SDM a. Implementasi dan Pengawalan e-form Peternakan b. Bimtek pemanfaatan e-form hortikultura c. Bimtek penggunaan alat GPS untuk pengukuran areal perkebunan d. Laporan pengawalan operasional LPSE ( e-procurement) e. Peningkatan kualitas SDM f. Pembinaan pejabat fungsional statistisi dan pranata komputer g. Bimtek pengukuran produktivitas hortikultura h. Bimtek metodologi area frame i. Bimtek pengembangan metode konversi satuan produksi tanaman

    hias j. Sosialisasi kegiatan perstatistikan

    1. Sosialisasi buku pedoman survei dan pelaksanaan survei data kesejahteraan petani

    2. Workshop kegiatan outlook komoditas perkebunan dan hortikultura 3. Pelaksanaan pelatihan pengukuran produktivitas perkebunan 4. Workshop hasil pengkuran produktivitas perkebunan 5. Pelaksanaan pelatihan pengembangan metode konversi bawang

    merah 6. Workshop hasil konversi bawang merah 7. Workshop pengelolaan data hortikultura dan perkebunan 8. Workshop analisis indikator makro 9. Workshop penataan data konsumsi 10. Pelatihan data lahan berbasis peta 11. Workshop hasil analisis kinerja perdagangan 12. Workshop hasil analisis penataan data tenaga kerja,penduduk dan

    kemiskinan 13. Workshop sistem jaringan komputer 14. Workshop sistem informasi manajemen 15. Workshop sistem informasi pertanian 16. Pelaksanaan HIPI 17. Workshop website 18. Workshop perbaikan metode pengumpulan data pertanian (FGD) 19. Forum komunikasi statistik dan sistem informasi pertanian

    5. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran a. Dokumen Administrasi Kegiatan b. Dokumen Penyusunan program dan Rencana Kerja Tahunan c. Dokumen Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan satker d. Dokumen Penyusunan laporan SAI dan laporan keuangan e. Dokumen Penyusunan laporan SABMN f. Dokumen Pelaksanaan hibah aset g. Dokumen pelaksanaan penghapusan BMN

    h. Dokumen Pengelolaan dan pembinaan kepegawaian

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    13

    6. Laporan Penyusunan Laporan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan

    a. Laporan Penyusunan laporan dan monitoring evaluasi kegiatan b. Laporan Penyusunan News Letter c. Laporan dukungan teknis rapat pimpinan d. Laporan pelaksanaan layanan perpustkaan dan kearsipan e. Laporan penyelenggaraan pameran pusdatin

    f. Laporan kerjasaman antar instansi pemerintah dan luar negeri

    7. Alat Pengolah Data dan Multimedia 8. Layanan Perkantoran

    a. Pembayaran Gaji dan Tunjangan b. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

    9. Kendaraan Bermotor 10. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    14

    BAB. III

    PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN A. REALISASI KEUANGAN

    Pada tahun anggaran 2013 ini, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian didukung oleh anggaran yang bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Murni dengan Nomor Satker 018.01.411925 dengan jumlah sebesar Rp. 53.158.650.000,- rupiah murni Adapun realisasi perbelanja berdasarkan laporan Keuangan SAI adalah sebagai berikut :

    No. Belanja Pagu Realisasi %

    1 Pegawai 6.807.845.000,- 6.145.813.622 90,70

    2 Barang 35.294.142.000,- 32.825.481.732,- 93,01

    3 Modal 11.056.663.000,- 10.304.630.900,- 93,20

    Total 53.158.650.000,- 49.275.926.254,- 92,70

    Realisasi per output adalah sebagai berikut : 1. Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan

    Informasi dengan pagu sebesar Rp. 17.170.120.000,- tersealisasi sebesar Rp. 16.751.294.967 atau sebesar 97,56 persen sisa mati sebesar Rp. 418.825.033. Yang terdiri dari :

    a. Laporan Penyusunan Data PDB dengan anggaran sebesar Rp.

    307.740.000,- terealisasi sebesar Rp. 271.687.800,- atau sebesar 88,28 persen sisa mati sebesar Rp. 36.052.200,-

    b. Laporan Survei Data Kesejahteraan petani 2013 dengan anggaran sebesar Rp. 166.250.000,- terealisasi sebesar Rp. 158.598.200,- atau sebesar 95,40 persen sisa mati sebesar Rp. 7.651.800,-

    c. Laporan Pengelolaan data pertanian tanaman pangan dan peternakan level kab/kota dengan anggaran sebesar Rp. 124.870.000,- terealisasi sebesar Rp. 113.847.840,- atau sebesar 91,17 persen sisa mati sebesar Rp. 11.022.160,-

    d. Laporan Publikasi Data statistik Pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 293.320.000,- terealisasi sebesar Rp. 267.673.200,- atau sebesar 91,26 persen sisa mati sebesar Rp. 25.646.800,-

    e. Laporan Penyusunan Outlook Komoditas Tanaman Pangan dan Peternakan dengan anggaran sebesar Rp. 237.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 219.538.040,- atau sebesar 92,63 persen sisa mati sebesar Rp. 17.461.960,-

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    15

    f. Laporan Penyusunan Outlook Komoditas Perkebunan dan Hortikultura dengan anggaran sebesar Rp. 243.280.000,- terealisasi sebesar Rp. 209.822.600,- atau sebesar 86,25 persen sisa mati sebesar Rp. 33.457.400,-

    g. Laporan pengukuran produktivitas perkebunan dengan anggaran sebesar Rp. 236.560.000,- terealisasi sebesar Rp. 237.598.100- atau sebesar 72,76 persen sisa mati sebesar Rp. 88.961.900,-

    h. Laporan pengembangan metode konversi bawang merah dengan anggaran sebesar Rp. 182.100.000,- terealisasi sebesar Rp. 155.776.000,- atau sebesar 85,54 persen sisa mati sebesar Rp. 26.324.000,-

    i. Laporan Pengelolaan data komoditas hortikultura dan perkebunan dengan anggaran sebesar Rp. 289.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 220.836.800,- atau sebesar 76,41 persen sisa mati sebesar Rp. 68.163.200,-

    j. Laporan Upaya percepatan penyediaan data dan kualitas data tanaman pangan berkesinambungan pada skala nasional dengan anggaran sebesar Rp.15.000.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 14.895.916.387,- atau sebesar 99,31 persen sisa mati sebesar Rp. 104.083.613,-

    2. Laporan Pembinaan,Pengembangan,Pemanfaatan dan Analisis Data

    dan Informasi dengan pagu sebesar Rp. 2.667.120.000,- tersealisasi sebesar Rp. 2.536.350.738,- atau sebesar 95,10 persen sisa mati sebesar Rp. 130.769.262,-. Yang terdiri dari : a. Laporan Analisis Harga Komoditas Pertanian dengan anggaran

    sebesar Rp. 374.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 349.571.900,- atau sebesar 93,47 persen sisa mati sebesar Rp. 24.428.100,-

    b. Laporan Analisis Indikator makro sektor pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 422.950.000,- terealisasi sebesar Rp. 404.664.982,- atau sebesar 95,68 persen sisa mati sebesar Rp. 18.285.018,-

    c. Laporan Analisis dan Penataan Data Konsumsi dengan anggaran sebesar Rp. 311.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 288.647.800,- atau sebesar 92,81 persen sisa mati sebesar Rp. 22.352.200,-

    d. Laporan pengumpulan data lahan berbasis peta dengan anggaran sebesar Rp. 538.825.000,- terealisasi sebesar Rp. 518.193.000,- atau sebesar 96,17 persen sisa mati sebesar Rp. 20.632.000,-

    e. Laporan Analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 155.825.000,- terealisasi sebesar Rp. 147.765.300,- atau sebesar 94,83 persen sisa mati sebesar Rp. 8.059.700,-

    f. Laporan Analisis dan Penataan Data SDM Pertanian, penduduk, kemiskinan dan kelembagaan petani dengan anggaran sebesar Rp. 230.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 226.091.750,- atau sebesar 98,22 persen sisa mati sebesar Rp. 4.108.250,-

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    16

    g. Laporan penataan data hulu sektor pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 300.500.000,- terealisasi sebesar Rp. 289.250.066,- atau sebesar 99,26 persen sisa mati sebesar Rp. 11.249.934,-

    h. Laporan analisis dan penataan data tenaga kerja, penduduk dan kemiskinan dengan anggaran sebesar Rp. 324.020.000,- terealisasi sebesar Rp. 313.443.110,- atau sebesar 96,74 persen sisa mati sebesar Rp. 10.576.890,-

    i. Laporan penataan data data lahan pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 240.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 224.814.580,- atau sebesar 93,67 persen sisa mati sebesar Rp. 15.185.420,-

    3. Laporan Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan Informasi dengan pagu sebesar Rp. 2.488.335.000,- tersealisasi sebesar Rp. 2.206.162.233,- atau sebesar 88,66 persen sisa mati sebesar Rp. 282.172.767,-. Yang terdiri dari :

    a. Laporan penataan dan pengelolaan infrastruktur TIK dengan

    anggaran sebesar Rp. 605.348.000,- terealisasi sebesar Rp. 544.122.700,- atau sebesar 89,89 persen sisa mati sebesar Rp. 61.225.300,-

    b. Laporan perancangan dan pengembangan sistem komunikasi dan kolaborasi dengan anggaran sebesar Rp. 107.007.000,- terealisasi sebesar Rp. 88.572.100,- atau sebesar 82,77 persen sisa mati sebesar Rp. 18.434.900,-

    c. Laporan Penyusunan dan penerapan SOP Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan anggaran sebesar Rp. 82.645.000,- terealisasi sebesar Rp. 76.424.600,- atau sebesar 92,47 persen sisa mati sebesar Rp. 6.220.400,-

    d. Laporan pengembangan website dan multimedia dengan anggaran sebesar Rp. 392.756.000,- terealisasi sebesar Rp. 343.019.400,- atau sebesar 87,34 persen sisa mati sebesar Rp. 49.736.600,-

    e. Laporan pengawalan unit pelayanan informasi pertanian di daerah dengan anggaran sebesar Rp. 90.082.000,- terealisasi sebesar Rp. 87.385.800,- atau sebesar 97,01 persen sisa mati sebesar Rp. 2.696.200,-

    f. Laporan pengembangan sistem informasi manajemen dengan anggaran sebesar Rp. 385.743.000,- terealisasi sebesar Rp. 342.984.400,- atau sebesar 88,92 persen sisa mati sebesar Rp. 42.758.600,-

    g. Laporan pengembangan dan perawatan sistem informasi pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 437.773.000,- terealisasi sebesar Rp. 365.550.269,- atau sebesar 83,50 persen sisa mati sebesar Rp. 72.222.731,-

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    17

    h. Laporan pengembangan dan pengawalan website dan multimedia dengan anggaran sebesar Rp. 422.208.000,- terealisasi sebesar Rp. 404.610.500,- atau sebesar 95,83 persen sisa mati sebesar Rp. 17.597.500,-

    i. Laporan Penyelenggaraan lomba web lingkup Pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 386.981.000,- terealisasi sebesar Rp. 358.102.964,- atau sebesar 92,54 persen sisa mati sebesar Rp. 28.878.036,-

    4. Pelatihan dan Pengembangan SDM dengan pagu sebesar Rp.

    5.869.731.000,- tersealisasi sebesar Rp. 5.248.849.735,- atau sebesar 89,42 persen sisa mati sebesar Rp. 620.881.265,-. Yang terdiri dari : a. Implementasi dan Pengawalan e-form Peternakan dengan anggaran

    sebesar Rp. 838.776.000,- terealisasi sebesar Rp. 738.922.343,- atau sebesar 88,10 persen sisa mati sebesar Rp. 99.853.657,-

    b. Bimtek pemanfaatan e-form hortikultura dengan anggaran sebesar Rp. 667.482.000,- terealisasi sebesar Rp. 574.523.800,- atau sebesar 86,07 persen sisa mati sebesar Rp. 92.958.200,-

    c. Bimtek penggunaan alat GPS untuk pengukuran areal perkebunan dengan anggaran sebesar Rp. 706.620.000,- terealisasi sebesar Rp. 671.879.750,- atau sebesar 95,08 persen sisa mati sebesar Rp. 34.740.250,-

    d. Laporan pengawalan operasional LPSE ( e-procurement) dengan anggaran sebesar Rp. 126.534.000,- terealisasi sebesar Rp. 119.043.500,- atau sebesar 94,08 persen sisa mati sebesar Rp. 7.490.500,-

    e. Peningkatan kualitas SDM dengan anggaran sebesar Rp. 350.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 339.100.000.,- atau sebesar 96,89 persen sisa mati sebesar Rp10.900.000,-

    f. Pembinaan pejabat fungsional statistisi dan pranata komputer dengan anggaran sebesar Rp. 173.842.000,- terealisasi sebesar Rp. 169.380.000,- atau sebesar 97,43 persen sisa mati sebesar Rp. 4.462.000,-

    g. Bimtek pengukuran produktivitas hortikultura dengan anggaran sebesar Rp. 439.900.000,- terealisasi sebesar Rp. 369.283.700,- atau sebesar 83,95 persen sisa mati sebesar Rp. 70.616.300,-

    h. Bimtek metodologi area frame dengan anggaran sebesar Rp. 454.780.000,- terealisasi sebesar Rp. 435.099.818,- atau sebesar 95,67 persen sisa mati sebesar Rp.19.680.182,-

    i. Bimtek pengembangan metode konversi satuan produksi tanaman hias dengan anggaran sebesar Rp. 512.700.000,- terealisasi sebesar Rp. 388.625.200,- atau sebesar 75,80 persen sisa mati sebesar Rp. 124.897.776,-

    j. Sosialisasi kegiatan perstatistikan dengan anggaran sebesar Rp. 1.211.750.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.069.852.224,- atau sebesar 88,29 persen sisa mati sebesar Rp. 141.897.776,- yang terdiri dari :

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    18

    1. Sosialisasi buku pedoman survei dan pelaksanaan survei data kesejahteraan petani dengan anggaran sebesar Rp. 190.150.000,- terealisasi sebesar Rp. 187.733.176,- atau sebesar 98,73 persen sisa mati sebesar Rp. 2.416.824,-

    2. Workshop kegiatan outlook komoditas perkebunan dan hortikultura dengan anggaran sebesar Rp. 26.800.000,- terealisasi sebesar Rp. 18.720.000,- atau sebesar 69,85 persen sisa mati sebesar Rp. 8.080.000,-

    3. Pelaksanaan pelatihan pengukuran produktivitas perkebunan dengan anggaran sebesar Rp. 160.620.000,- terealisasi sebesar Rp. 126.243.000,- atau sebesar 78,60 persen sisa mati sebesar Rp. 34.377.000,-

    4. Workshop hasil pengkuran produktivitas perkebunan dengan anggaran sebesar Rp. 32.870.000,- terealisasi sebesar Rp. 24.040.000,- atau sebesar 73,14 persen sisa mati sebesar Rp. 8.830.000,-

    5. Pelaksanaan pelatihan pengembangan metode konversi bawang merah dengan anggaran sebesar Rp. 100.370.000,- terealisasi sebesar Rp. 81.350.000,- atau sebesar 81,05 persen sisa mati sebesar Rp. 19.020.000,-

    6. Workshop hasil konversi bawang merah dengan anggaran sebesar Rp. 30.600.000,- terealisasi sebesar Rp. 23.550.000,- atau sebesar 76,96 persen sisa mati sebesar Rp. 7.050.000,-

    7. Workshop pengelolaan data hortikultura dan perkebunan dengan anggaran sebesar Rp. 41.800.000,- terealisasi sebesar Rp. 25.890.000,- atau sebesar 61,94 persen sisa mati sebesar Rp. 15.910.000,-

    8. Workshop analisis indikator makro dengan anggaran sebesar Rp. 36.250.000,- terealisasi sebesar Rp. 35.950.000,- atau sebesar 99,17 persen sisa mati sebesar Rp. 300.000,-

    9. Workshop penataan data konsumsi dengan anggaran sebesar Rp. 41.100.000,- terealisasi sebesar Rp. 39.580.000,- atau sebesar 96,30 persen sisa mati sebesar Rp. 1.520.000,-

    10. Pelatihan data lahan berbasis peta dengan anggaran sebesar Rp. 134.140.000,- terealisasi sebesar Rp. 127.431.040,- atau sebesar 95,00 persen sisa mati sebesar Rp. 6.708.960,-

    11. Workshop hasil analisis kinerja perdagangan dengan anggaran sebesar Rp. 25.250.000,- terealisasi sebesar Rp. 24.322.400,- atau sebesar 96,33 persen sisa mati sebesar Rp. 927.600,-

    12. Workshop hasil analisis penataan data tenaga kerja,penduduk dan kemiskinan dengan anggaran sebesar Rp. 29.050.000,- terealisasi sebesar Rp. 27.892.400,- atau sebesar 96,02 persen sisa mati sebesar Rp. 1.157.600,-

    13. Workshop sistem jaringan komputer dengan anggaran sebesar Rp. 46.500.000,- terealisasi sebesar Rp. 38.158.000,- atau sebesar 82,06 persen sisa mati sebesar Rp. 8.342.000,-

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    19

    14. Workshop sistem informasi manajemen dengan anggaran sebesar Rp. 40.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 39.440.000,- atau sebesar 98,11 persen sisa mati sebesar Rp. 760.000,-

    15. Workshop sistem informasi pertanian dengan anggaran sebesar Rp. 40.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 37.119.000,- atau sebesar 92,34 persen sisa mati sebesar Rp. 3.081.000,-

    16. Pelaksanaan HIPI dengan anggaran sebesar Rp. 102.900.000,- terealisasi sebesar Rp. 91.055.000,- atau sebesar 88,49 persen sisa mati sebesar Rp. 11.845.000,-

    17. Workshop website dengan anggaran sebesar Rp. 46.500.000,- terealisasi sebesar Rp. 44.604.000,- atau sebesar 95,92 persen sisa mati sebesar Rp. 1.896.000,-

    18. Workshop perbaikan metode pengumpulan data pertanian (FGD) dengan anggaran sebesar Rp. 86.450.000,- terealisasi sebesar Rp. 76.774.208,- atau sebesar 88,81 persen sisa mati sebesar Rp. 9.675.792,-

    k. Forum komunikasi statistik dan sistem informasi pertanian dengan

    anggaran sebesar Rp. 387.347.000,- terealisasi sebesar Rp. 373.139.400,- atau sebesar 96,33 persen sisa mati sebesar Rp. 14.207.600,-

    5. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran dengan pagu sebesar Rp. 2.451.056.000,- tersealisasi sebesar Rp. 2.038.770.800,- atau sebesar 83,18 persen sisa mati sebesar Rp. 412.285.200,-. Yang terdiri dari :

    a. Dokumen Administrasi Kegiatan dengan anggaran sebesar Rp.

    817.420.000,- terealisasi sebesar Rp. 741.034.750,- atau sebesar 90,66 persen sisa mati sebesar Rp. 76.385.250,-

    b. Dokumen Penyusunan program dan Rencana Tahunan dengan anggaran sebesar Rp. 319.948.000,- terealisasi sebesar Rp. 247.807.100,- atau sebesar 77,45 persen sisa mati sebesar Rp. 72.140.900,-

    c. Dokumen Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan satker dengan anggaran sebesar Rp. 313.116.000,- terealisasi sebesar Rp. 251.440.300,- atau sebesar 80,30 persen sisa mati sebesar Rp. 61.675.700,-

    d. Dokumen Penyusunan laporan SAI dan laporan keuangan dengan anggaran sebesar Rp. 261.650.000,- terealisasi sebesar Rp. 187.320.800,- atau sebesar 71,59 persen sisa mati sebesar Rp. 74.329.200,-

    e. Dokumen Penyusunan laporan SABMN dengan anggaran sebesar Rp. 139.972.000,- terealisasi sebesar Rp. 131.408.550,- atau sebesar 93,88 persen sisa mati sebesar Rp. 8.563.450,-

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    20

    f. Dokumen Pelaksanaan hibah aset dengan anggaran sebesar Rp. 281.970.000,- terealisasi sebesar Rp. 185.671.800,- atau sebesar 65,85 persen sisa mati sebesar Rp. 96.298.200,-

    g. Dokumen pelaksanaan penghapusan BMN dengan anggaran sebesar Rp. 76.030.000,- terealisasi sebesar Rp. 70.240.500,- atau sebesar 92,39 persen sisa mati sebesar Rp. 5.889.500,-

    h. Dokumen Pengelolaan dan pembinaan kepegawaian dengan anggaran sebesar Rp. 148.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 133.649.800,- atau sebesar 90,30 persen sisa mati sebesar Rp. 14.350.200,-

    i. Dokumen Penyusunan renstra Pusdatin 2015 2019 dengan anggaran sebesar Rp. 92.950.000,- terealisasi sebesar Rp. 90.197.200,- atau sebesar 97,04 persen sisa mati sebesar Rp. 2.752.800,-

    6. Laporan Kegiatan dan Pembinaan dengan pagu sebesar Rp. 1.820.958.000,- tersealisasi sebesar Rp. 1.508.085.849,- atau sebesar 82,82 persen sisa mati sebesar Rp. 312.872.151,-. Yang terdiri dari :

    a. Laporan penyusunan laporan dan monitoring evaluasi kegiatan

    dengan anggaran sebesar Rp. 999.843.000,- terealisasi sebesar Rp. 849.899.250,- atau sebesar 85,00 persen sisa mati sebesar Rp. 149.943.750,-

    b. Penyusunan News Letter dengan anggaran sebesar Rp. 182.383.000,- terealisasi sebesar Rp. 164.591.000,- atau sebesar 90,24 persen sisa mati sebesar Rp. 17.792.000,-

    c. Laporan dukungan teknis rapat pimpinan dengan anggaran sebesar Rp. 167.600.000,- terealisasi sebesar Rp. 141.959.000,- atau sebesar 84,70 persen sisa mati sebesar Rp. 25.641.000,-

    d. Laporan pelaksanaan layanan perpustakaan dan kearsipan dengan anggaran sebesar Rp.148.411.000,- terealisasi sebesar Rp. 145.206.500,- atau sebesar 97,84 persen sisa mati sebesar Rp. 3.204.500,-

    e. Laporan Penyelenggaraan Pameran Pusdatin dengan anggaran sebesar Rp. 99.071.000,- terealisasi sebesar Rp. 90.076.000,- atau sebesar 90,92 persen sisa mati sebesar Rp. 8.995.000,-

    f. Laporan Kerjasama Antar Instansi Pemerintah dan Luar Negeri dengan anggaran sebesar Rp. 223.650.000,- terealisasi sebesar Rp. 116.354.099,- atau sebesar 52,03 persen sisa mati sebesar Rp. 107.295.901,-

    7. Alat Pengolah Data dan Multimedia dengan anggaran sebesar Rp. 10.369.163.000,- terealisasi sebesar Rp. 9.625.350.900,- atau sebesar 92,83 persen sisa mati sebesar Rp. 743.812.100,-

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    21

    8. Layanan Perkantoran

    a. Pembayaran Gaji dan Tunjangan dengan anggaran sebesar Rp. 6.807.845.000,- terealisasi sebesar Rp. 6.145.813.622,- atau sebesar 90,28 persen sisa mati sebesar Rp. 662.031.378,-

    b. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran dengan anggaran sebesar Rp. 2.826.822.000,- terealisasi sebesar Rp. 2.535.967.410,- atau sebesar 89,71 persen sisa mati sebesar Rp. 290.854.590,-

    9. Layanan Perkantoran dengan anggaran sebesar Rp. 600.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 599.830.000,- atau sebesar 99,97 persen, sisa mati sebesar Rp. 170.000,-

    10. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dengan anggaran sebesar Rp.

    600.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 599.830.000,- atau sebesar 99,97 persen, sisa mati sebesar Rp. 170.000,-

    Realisasi anggaran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sampai dengan 31 Desember 2013 dengan pagu sebesar Rp. 53.158.650.000,- terealisasi sebesar Rp.49.275.926.254,- (92,70%) sehingga terdapat sisa mati sebesar Rp.3.882.723.746,- (7,30%)

    Realisasi anggaran dan realisasi fisik berdasarkan DIPA Murni T.A. 2013 sebagaimana dijelaskan pada tabel 3 di bawah ini ;

    Tabel 1. Realisasi Anggaran dan Realisasi Fisik Kumulatif

    Parameter Pagu Realisasi Sisa

    Keuangan (Rp.) 53.158.650.000,- 49.275.926.254,- 3.882.723.746,-

    Keuangan (%) 100 % 92,70% 7,30%

    Fisik (%) 100 % 100 % 0 %

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    22

    B. PENCAPAIAN SASARAN DAN FISIK KEGIATAN

    PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKASANAAN TUGAS

    TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERTANIAN

    1. Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan

    Informasi Tujuan a. Laporan Penyusunan Data PDB Sektor Pertanian

    Di sektor pertanian, PDB terbagi atas sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, perikanan, dan kehutanan, dimana perhitungan PDB menggunakan pendekatan produksi. Dari nilai PDB dapat diketahui perkembangan kinerja yang dicapai oleh setiap sub sektor pendukung pertanian secara menyeluruh mulai dari aktivitas pertanian dari sisi on farm sampai dengan aktivitas pasca panen (off farm). Untuk melengkapi informasi tentang kinerja masing-masing sub sektor pertanian, diperlukan juga informasi perkembangan kinerja dari beberapa komoditas atau kelompok komoditas yang merupakan unggulan sektor pertanian. Untuk itu Pusdatin bekerja sama dengan BPS berupaya untuk menyajikan data PDB sektor pertanian yang dirinci menurut sub sektor dan komoditas/kelompok komoditas, dilengkapi dengan PDB industri berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh informasi yang selengkapnya tentang posisi sektor pertanian terhadap sektor-sektor lainnya serta kontribusinya dalam mendukung perekonomian Indonesia. Tujuan:

    1. Melakukan penyusunan data PDB per sub sektor dan komoditas/kelompok komoditas, PDB industri berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian tahun 2010 s/d 2012.

    2. Melakukan analisis PDB sektor pertanian. Sasaran:

    Tersedianya informasi tentang kinerja sektor pertanian secara menyeluruh berdasarkan PDB sektor pertanian dalam kegiatan on farm maupun off farm

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    23

    Output:

    1. Buletin PDB sektor pertanian Triwulan 1 sampai dengan triwulan IV tahun 2013, berisi analisis data PDB sektor pertanian berdasarkan lapangan usaha per triwulan tahun 2012 sd 2013,

    2. Data PDB sektor pertanian yang mencakup PDB sektor pertanian yang dirinci menurut sub sektor, kelompok komoditas, beberapa komoditas unggulan, data PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian dan data PDB sektor perdagangan berbasis pertanian tahun 2010 2012,

    3. Buku Analisis PDB Sektor Pertanian tahun 2013, berisi hasil analisis data PDB sektor pertanian, sektor industri pengolahan pertanian dan sektor perdagangan pertanian beserta hasil analisis kinerja masing-masing sektor dan keterkaitan antar sektor yang menunjukkan kinerja pertanian secara menyeluruh dari hulu sampai hilir,

    4. Penyempurnaan Database PDB sektor Pertanian, berisi data-data PDB atas dasar harga berlaku, Kontribusi PDB, PDB atas dasar harga konstan (2000) dan laju pertumbuhan PDB,

    5. Laporan Akhir Kegiatan Penyusunan Data PDB sektor pertanian Tahun 2013.

    Outcome:

    1. Tersedianya data PDB sektor pertanian yang dirinci menurut sub sektor pendukungnya, kelompok komoditas atau komoditas unggulan pertanian, PDB industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian.

    2. Tersebar luasnya informasi serta digunakannya data PDB sektor

    pertanian dan hasil analisisnya oleh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Informasi tersebut menjadi bahan masukan dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan pembangunan pertanian terkait kinerja masing-masing Eselon I.

    Permasalahan:

    1. Struktur biaya yang digunakan untuk menghitung PDB sektor pertanian sebagian besar masih menggunakan hasil pengolahan Sensus Pertanian 2003 dan hasil analisis tahun 2004.

    2. Data Industri Besar dan Sedang serta data Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga tahun 2011 masih merupakan data estimasi.

    3. Tidak semua indeks harga industri menurut 5 dijit KBLI tersedia, sehingga banyak KBLI yg menggunakan indeks harga sejenis yang

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    24

    mendorong adanya bias mengingat pergerakan dapat berbeda walaupun tidak terpaut banyak

    4. Naik turunnya pertumbuhan pada 5 dijit KBLI selain dari pertumbuhan industri itu sendiri juga dari migrasi komoditi-komoditi yang sejenis yang berasal dari KBLI lain menyebabkan pertumbuhannya sangat fluktuatif.

    5. Beberapa data pendukung, seperti data produksi periode triwulanan menurut komoditas untuk sub sektor perkebunan dan peternakan, serta data pertambahan berat menurut komoditas dan kelompok umur untuk sektor peternakan belum tersedia secara lengkap

    Pemecahan masalah:

    1. Dengan adanya hasil sensus pertanian tahun 2013, diharapkan dalam penyusunan PDB di tahun yang akan datang dapat menggunakan data struktur ongkos usaha tani terbaru dari hasil sensus pertanian tersebut.

    2. Perlu adanya peningkatan kerja sama antara Pusdatin, Eselon I terkait lingkup Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik dalam penyediaan data pendukung PDB pertanian, baik data primer maupun data sekunder.

    3. Memberikan saran kepada BPS untuk dapat menyebarluaskan data dasar dan pendukung penyusunan PDB lebih lengkap dan tepat waktu.

    Kesimpulan :

    1. Penyempurnaan penyusunan PDB sektor pertanian (termasuk industri pengolahan dan perdagangan bebasis pertanian) dari hulu sampai hilir mmberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 22,98 persen pada tahun 2010 dan menjadi 22,60 persen pada tahun 2012. Kontribusi tertinggi tahun 2012 adalah kontribusi PDB sektor pertanian sempit (on farm) sebesar 10,68 persen terhadap PDB Indonesia, disusul PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian sebesar 7,58 persen dan PDB sektor perdagangan besar dan eceran berbasis pertanian sebesar 4,34 persen.

    2. Secara umum laju pertumbuhan yang dihasilkan oleh masing-masing kelompok komoditi dalam lingkup Kementerian Pertanian menghasilkan pertumbuhan yang positif selama tahun 2010 sampai 2012, kecuali industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki bebrasis pertanian pada tahun 2010 dan 2012 serta industri pupuk, kimia dan barang dari karet pada tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan.

    3. Sub sektor pertanian yang memiliki kontribusi tertinggi adalah tanaman bahan makanan termasuk didalamnya sub sektor tanaman

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    25

    pengan dan hortikultura mencapai 6,97 persen, disusul sektor perkebunan mencapai 1,94 persen dan sektor peternakan mencapai 1,77 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2012.

    4. Kontribusi Sektor Industri dan Perdagangan berbasis pertanian (off farm) sangat didukung oleh peranan dan pertumbuhan sektor pertanian (on farm) sehingga proses pembinaan sektor pertanian dari hulu menjadi sangat penting.

    Saran

    1. Penyempurnaan penyusunan PDB Pertanian yang menjadi lingkup binaan Kementerian Pertanian perlu dilakukan evaluasi terhadap cakupannya sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) Kementerian Pertanian sehingga dapat diperoleh gamabran kinerja sektor pertanian yang tepat.

    2. Dengan akan adanya perubahan tahun dasar PDB atas dasar harga

    konstan 2000 menjadi tahun 2010 pada tahun 2014, maka Kementan melalui Pusdatin telah mengusulkan agar publikasi rutin PDB oleh BPS dapat dirinci pada Tabama menjadi padi, palawija dan hortikutura.

    3. Diperlukan koordinasi dan kerjasama antara Pusdatin, Eselon I

    lingkup Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik dalam perbaikan penyusunan data PDB pertanian selanjutnya. Koordinasi dan kerjasama ini sebaiknya dilakukan terus-menerus dan berkesinambungan sehingga dapat diperoleh gambaran kinerja sektor pertanian secara lengkap dan menyeluruh.

    b. Laporan Survei Data Kesejahteraan Petani 2013

    Peranan sektor pertanian sebagai penyedia utama pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012, sektor pertanian dalam arti sempit telah memberikan kontribusi sebesar 10,68 persen dalam pembentukan PDB Indonesia atau setara Rp. 880,17 trilyun (Angka Sangat Sementara). Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja lebih dari 40 persen tenaga kerja terserap di sektor pertanian dari total tenaga kerja Indonesia. Meskipun pertanian menjadi sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia, tetapi kehidupan para petani sebagai penyangga sektor pertanian ternyata masih belum menggembirakan dan tingkat kesejahteraan petani masih rawan. Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST-2013) menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian di semua sub sektor menunjukkan penurunan dari tahun 2003.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    26

    Penurunan tertinggi terjadi pada sub sektor hortikultura yaitu sebesar 37,4%, diikuti sub sektor peternakan 30,26%, perkebunan 9,61% dan tanaman pangan 5,24%. Penurunan jumlah tersebut juga menyebabkan menurunnya jumlah rumah tangga usaha pertanian gurem sekitar 25,07% dibandingkan ST-2003. Jumlah rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan juga menurun sebesar 15,35%. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka pembangunan sektor pertanian saat ini dan di masa mendatang sudah seharusnya difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pertanian terutama petani di perdesaan. Hal ini juga merupakan salah satu target utama kementerian pertanian. Dalam rangka mendukung target peningkatan kesejahteraan petani tersebut, maka diperlukan informasi tentang tingkat kesejahteraan petani berdasarkan data dan informasi yang diperoleh langsung dari petani melalui suatu survei. Pusdatin pada tahun 2013 melakukan Survei Kesejahteraan Petani di beberapa lokasi sampel dengan tipe agroekosistem tertentu untuk mengetahui kondisi kesejahteraan petani ditinjau dari aspek pendapatan dan aspek pengeluaran rumah tangga pertanian.

    Tujuan:

    1. Menyempurnakan buku pedoman dan kuesioner survei kesejahteraan petani

    2. Melakukan survei untuk mengumpulkan informasi tentang kesejahteraan petani ditinjau dari aspek pendapatan dan aspek pengeluaran rumah tangga pertanian dengan tipe agroekosistem yang berbeda di wilayah sampel

    3. Melakukan analisis hasil survey kesejahteraan petani

    Sasaran:

    1. Tersedianya buku pedoman dan kuesioner survei kesejahteraan petani yang telah disempurnakan

    2. Tersedianya informasi dan analisis tentang kesejahteraan petani di wilayah sampel dengan tipe agroekosistem yang berbeda

    Output:

    1. Buku Pedoman dan Kuesioner Survei Kesejahteraan Petani Buku Pedoman Survei berisi tentang konsep definisi indikator-indikator yang digunakan dalam pengumpulan data yang dituangkan dalam kuesioner, tata cara pengisian formulir update sampel, formulir sampel dan kuesioner survei serta tata cara wawancara dan editing.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    27

    Kuesioner yang dihasilkan adalah (1) formulir update sampel (SKP2013.US), (2) formulir daftar sampel (SKP2013.DS) dan (3) kuesioner survei (SKP2013.S).

    2. Analisis Hasil Survei Kesejahteraan Petani Analisis tersusun meliputi analisis karakteristik rumah tangga, analisis pendapatan rumah tangga, analisis pengeluaran rumah tangga dan analisis kesejahteraan rumah tangga pertanian.

    3. Laporan Akhir Kegiatan Laporan akhir kegiatan berisi ringkasan dari pelaksanaan kegiatan survei kesejahteraan 2013 pada setiap tahapan pelaksanaan kegiatan, output yang dicapai, kendala yang dihadapi dan rencana tindak lanjut kegiatan survei kesejahteraan petani.

    Permasalahan:

    1. Pelaksanaan survei yang bertepatan dengan tahun pelaksanaan Sensus Pertanian 2013 membuat jadwal petugas survei menjadi lebih padat.

    2. Adanya istilah dan satuan lokal yang digunakan di wilayah survei yang tidak tercakup dalam konsep definisi buku pedoman, sehingga ada isian yang belum sempurna dalam kuesioner survei.

    3. Adanya perbedaan persepsi petugas dalam pengisian kuesioner survei mengenai konsep definisi beberapa hal, seperti satuan tenaga kerja dalam HOK, dst.

    4. Proses validasi dan entri data yang lebih lama dari jadwal sehingga mempengaruhi tahapan berikutnya dalam pengolahan dan analisis data

    Pemecahan masalah:

    1. Melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan petugas di wilayah survei terkait jadwal pelaksanaan survei.

    2. Melakukan supervisi dalam rangka pemeriksaan dokumen untuk mengkoordinasikan hasil pengumpulan data petugas yang masih belum sempurna.

    3. Melakukan penjadwalan ulang terkait validasi, entri, pengolahan dan analisis data untuk meminimalisir keterlambatan yang terjadi dalam penyelesaian setiap tahapan kegiatan.

    Kesimpulan

    1. Sektor pertanian masih menjadi sumber pendapatan utama bagi rumah tangga pertanian di wilayah survei. Kondisi ini merupakan tantangan dalam pembangunan pertanian secara umum.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    28

    Persentase pendapatan rumahtangga petani yang berasal dari usahatani di Kabupaten Bangli sebesar 67,75% dan Kabupaten Sambas sebesar 51,95%.

    2. Pada tahun 2011 proporsi rata-rata pendapatan rumah tangga dari

    usaha pertanian di Sambas sebesar 70,55% bergeser menjadi 51,95% di tahun 2013. Sebaliknya di Bangli pada tahun 2011 proporsi rata-rata pendapatan rumah tangga dari usaha pertanian sebesar 63,48% naik menjadi 67,75% di tahun 2013.

    3. Pada usahatani di wilayah survei dengan agroekosistem jeruk dan sapi potong, dihasilkan produktivitas tenaga kerja per tahun sektor pertanian tahun 2013 adalah lebih rendah dibandingkan non pertanian.

    4. Indeks Gini yang dihasilkan, menunjukkan pendapatan di Kabupaten Bangli lebih merata dibandingkan di Kabupaten Sambas. Jika dibandingkan tahun 2011, di Bangli tampak terjadi perubahan mengarah lebih baik yaitu terjadi penurunan nilai G dari 0,39 di tahun 2011 menjadi 0,35 di tahun 2013. Namun secara kategori tidak terjadi perubahan. Sebaliknya di Sambas terjadi kenaikan nilai G dari 0,42 di tahun 2011 menjadi 0,47 di tahun 2013, walaupun juga tidak mengubah kategorinya.

    5. Pendapatan rumahtangga petani sebagian besar masih digunakan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi yaitu sebesar 74,04% di Kabupaten Bangli dan 76,14% di Kabupaten Sambas. Proporsi pengeluaran rumah tangga pertanian untuk usaha di wilayah survei pada tahun 2011 dan 2013 secara umum mengalami peningkatan. Sebaliknya pengeluaran untuk konsumsi mengalami penurunan baik di Bangli dan Sambas.

    6. Berdasarkan pendekatan kesejahteraan rumah tangga petani yang digunakan dalam survei ini maka diperoleh hasil sebagai berikut : Secara umum NTPRP Kabupaten Bangli menunjukan sejahtera,

    demikian juga di Kabupaten Sambas. Pendapatan yang dapat dibelanjakan dibandingkan dengan

    standar MDGs-PBB sebesar Rp 219.000,-/kapita/bulan, secara umum di kedua kabupaten survei lebih tinggi.

    7. Bila dibandingkan dengan garis kemiskinan (GK) tahun 2013 (BPS), dimana kabupaten Bangli Rp 246.000,-/kapita/bulan dan kabupaten Sambas sebesar Rp 253.000,-/kapita/bulan, maka secara umum di kedua kabupaten survei telah berada di atas garis kemiskinan

    Saran

    1. Survei Kesejahteraan Petani perlu untuk terus dilanjutkan terkait pemantauan petani panel beberapa tahun ke depan (re-survei).

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    29

    Hal ini terutama untuk mendukung analisis yang dilakukan mengenai tingkat kesejahteraan petani.

    2. Analisis lebih mendalam dapat dilakukan terhadap data hasil survei untuk lebih mendukung informasi mengenai tingkat kesejahteraan petani.

    3. Koordinasi dengan instansi terkait perlu ditingkatkan dalam rangka pengumpulan data yang dapat mendukung analisis kesejahteraan petani dengan menggunakan data dari sumber lain seperti NTP dan hasil SUSENAS.

    c. Pengelolaan Data Pertanian dan Peternakan Level

    Kabupaten/Kota

    Penentuan kebijakan di sektor pertanian saat ini mulai berpijak tidak hanya dari data/informasi yang ada di provinsi dan nasional, namun sudah melangkah lebih terfokus lagi ke tingkat kabupaten/kota. Langkah ini dipandang lebih tepat, karena sebagian besar pelaksanaan program pemerintah berada di wilayah kabupaten/kota.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, Pusat Data dan Informasi Pertanian akan melakukan pembenahan data sektor pertanian tingkat kabupaten/kota di tahun 2012. Bekerjasama dengan Dinas Pertanian ( Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura), Dinas Peternakan dan Dinas Perkebunan atau Dinas yang membawahi sektor pertanian di 33 provinsi. Diharapkan dengan terbangunnya database sub sektor pertanian ini, akan memudahkan pengguna data untuk mengakses.

    Tujuan

    1. Menyediakan data sektor pertanian tingkat kabupaten/kota. 2. Melakukan penataan database sektor pertanian tingkat

    kabupaten/kota.

    Sasaran

    1. Tersedianya data sektor pertanian level kabupaten/kota. 2. Tertatanya database pertanian tingkat kabupaten/kota.

    Output 1. Pengumpulan data 4 subsektor level kabupaten/kota dari 10 dari 33

    Prov 2. Entry, verifikasi, validasi data statistik produksi Tanaman Pangan,

    Hortikultura, Perkebunan, Peternakan melalui BDSP (termasuk data Nak kab 2005-2009); EIS; IP

    3. Buku Statistik 4 subsektor level kabupaten/kota 4. CD dalam proses penyelesaian

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    30

    Saran/Tindaklanjut: 1. Tahun 2013, melanjutkan pengumpulan data level kab/kota ke

    provinsi (secara langsung, via email) 2. Perlu kajian konversi terhadap hasil Bawang merah umbi basah ke

    umbi kering

    d. Publikasi Data Statistik Pertanian

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai salah satu unit instansi pada Kementerian Pertanian mempunyai misi untuk melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebaran data dan informasi pertanian. Selain itu, mengembangkan metodologi pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi pertanian serta membina sumberdaya manusia dan kelembagaan bidang statistik. Dukungan data yang akurat dan tepat waktu, senantiasa diperlukan pada setiap tahap perencanaan pembangunan pertanian dalam berbagai periode. Untuk itu, sebagai kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) telah membangun data statistik pertanian yang dipublikasikan dalam media cetak dan elektronik Berbagai data dan informasi tersebut di atas yang amat diperlukan oleh pimpinan adalah data dan informasi tentang perkembangan dan prospek komoditi strategis sektor pertanian, sehingga data dan informasi di atas dapat dipergunakan oleh para pimpinan Kementerian Pertanian khususnya sebagai bahan untuk menentukan arah kebijaksanaan pembangunan pertanian, pengguna data dan masyarakat para pelaku agribisnis. Metodologi pengumpulan data diperlukan untuk menunjang ketersediaan data pertanian. Penyempurnaan pedoman pengumpulan dan pengolaha data tanaman pangan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam sejarah, metode pengumpulan data tanaman pangan telah mengalami 3 (tiga) kali perubahan sejak tahun 2003. Terakhir penyempurnaan pedoman pengumpulan dan pengolahan data tanaman pangan dilakukan pada tahun 2012. Untuk itu, pada tahun 2013 Pusdatin melakukan pengawalan metodologi pengumpulan data dalam rangka untuk meningkatkan kualitas data tanaman pangan melalui pembinaan sumberdaya manusia di tingkat kecamatan (petugas pengumpul data), tingkat kabupaten dan provinsi (petugas pengelola data). Data hasil pengumpulan dan pengolahan data tanaman pangan berdasarkan

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    31

    formulir SP merupakan mekanisme dari metode pengumpulan data yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistk. Informasi pertanian tersebut telah dilaksanakan sebagai pelayanan kepada pengguna baik di lingkup Kementerian Pertanian dan pengguna data. Untuk itu maka data dan informasi pada kegitan ini disusun dalam bentuk buku yaitu buku Statistik Pertanian dan media elektronik (CD).

    Tujuan:

    1. Melakukan pengawalan metode pengumpulan data tanaman pangan.

    2. Melakukan pengumpulan dan penataan data dari hulu sampai hilir. 3. Menyebarkan data dalam bentuk media cetak dan elektronik. 4. Mengikuti Pembahasan Angka Prognosa dan Angka Ramalan.

    Sasaran: 1. Tersedianya pedoman penegasan dari hasil pertemuan dengan

    petugas pengumpul data dan pengelola data tanaman pangan di daerah.

    2. Tersedianya data statistik dari hulu sampai hilir yang berupa buku dan CD

    3. Tersebar luaskannya data statistik pertanian dalam media

    Output:

    1. 300 Buku Statistik Pertanian 2013 (Telah didistribusikan ke

    Internal Kementan (86 Buku). Menyusul akan dikirimkan ke Lembaga terkait : BPS, BKPM, BMKG, LIPI, MENKOMINFO, SETNEG) . Atase Pertanian, Intitusi Regional : FAO, JICA, ESCAP . Institusi Pendidikan : IPB, UI, UGM, UNPAD, UNIV Lambung mangkurat, UNIV Hasanudin. Keduataan Besar dan Media cetak : Kompas, Bisnis Indonesia,)

    2. 150 Buku Saku Dikirimkan ke Eselon I lingkup Kementan ( untuk delegasi RI).

    3. 400 keping CD Statistik Pertanian. Telah didistribusikan ke internal Kementan. Pengiriman bersamaan dengan buku Statistik Pertanian 2013.

    4. Hasil evaluasi metode pengumpulan data tanaman pangan. Output dari kegiatan ini berupa penegasan terhadap permasalahan yang di dapat dari diskusi peserta pelatihan/Reffreshing di beberapa Provinsi ( Lampung, Aceh, Jambi, Jawa Timur)

    5. Laporan akhir kegiatan

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    32

    Permasalahan/hambatan: Pengumpulan Data Iklim dari BMKG sulit didapat, hal ini sudah berlangsung pada tahun sebelumnya.

    Saran/Tindaklanjut: Rencana pada tahun depan data iklim menggunakan data dari Dit. Perlindungan Tanaman Ditjen TP

    e. Penyusunan Outlook Komoditas Tanaman Pangan & Peternakan Pembangunan pertanian pada umumnya, khususnya tanaman pangan dan peternakan, menghendaki dukungan analisis data dan informasi yang lengkap. Bagi pengambil keputusan hasil analisis data dan informasi yang lengkap sangat penting agar kebijakan yang diambil tepat sasaran, dan bagi pelaku bisnis bidang pertanian informasi tersebut sangat berguna bagi pengembangan bisnisnya. Karena itu perlu dikembangkan analisis data semua potensi sumber daya tanaman pangan dan peternakan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai unsur penunjang Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan, mengolah, melakukan analisis dan membuat kajian berbagai komoditas pertanian khususnya subsektor tanaman pangan dan peternakan. Penyusunan outlook komoditas tanaman pangan dan peternakan yang meliputi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, daging sapi, daging ayam, telur dan susu sangat diperlukan dalam rangka menopang para pengambil kebijakan dalam merumuskan perencanaan pembangunan. Pendekatan model ekonometrik digunakan sebagai alat dalam rangka membuat peramalan data. Fokus analisis keragaan data peternakan lebih ditekankan pada pemodelan Fokus analisis keragaan data peternakan lebih ditekankan pada pemodelan ekonometrik data sub sektor peternakan dengan bantuan software statistik. Melalui kegiatan ini diharapkan akan diperoleh hasil ramalan data yang dapat mendukung kebijakan sub sektor peternakan.

    Selain sebagai bahan pertimbangan bagi para pimpinan Kementerian Pertanian dalam mengambil kebijakan, analisis outlook komoditas tanaman pangan peternakan juga penting menyediakan informasi bagi para pengusaha subsektor tanaman pangan dan peternakan serta pelaku bisnis lainnya.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    33

    Tujuan

    1. Melakukan analisis data tanaman pangan dengan menggunakan model ekonometrik dan rekomendasi hasil kajian bagi pengembangan usaha beberapa komoditas tanaman pangan.

    2. Melakukan analisis data peternakan dengan menggunakan model ekonometrik dan rekomendasi hasil kajian bagi pengembangan usaha beberapa komoditas peternakan.

    Sasaran

    1. Tersedianya informasi dan kajian model ekonometrika serta hasil peramalan data tanaman pangan dan rekomendasi angka parameter komoditas tanaman pangan hasil uji statistik.

    2. Tersedianya informasi dan kajian model ekonometrika serta hasil peramalan data peternakan dan rekomendasi angka parameter komoditas peternakan hasil uji statistik.

    Output 1. Buku Publikasi Outlook Komoditas Tanaman Pangan : Padi,

    Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu Tahun 2013 (Proyeksi 2014-2015)

    2. Buku Publikasi Outlook Komoditas Peternakan : Daging Sapi, Daging Ayam, Telur dan Susu Tahun 2013 (Proyeksi 2014-2015)

    3. Laporan kegiatan

    Kendala/permasalahan : 1. Ketersediaan series data tidak seragam 2. Data konsumsi bersumber dari Susenas seringkali berbeda dengan

    NBM.

    Tindak Lanjut : 1. Data yang berbeda disamakan lagnya dengan memproyeksikan

    terlebih dahulu. 2. Dipilih salah satu yang cocok balance-nya.

    f. Penyusunan Outlook Komoditas Perkebunan dan Hortikultura

    Peranan sektor perkebunan dan hortikultura di Indonesia sangat berarti dalam menunjang kehidupan sebagian besar masyarakat. Pengembangan semua potensi sumber daya pertanian, terutama komoditas strategis menjadi hal yang diharapkan. Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkaitan dengan hal tersebut di atas, dukungan data dan informasi komoditas pertanian strategis beserta perkembangannya disertai analisis dan proyeksi ke depan sangat diperlukan, agar kebijakan yang diambil

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    34

    tepat dan terarah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

    Kajian ini berguna untuk perumusan kebijaksanaan, perencanaan, evaluasi dan monitoring pembangunan sub sektor perkebunan dan hortikultura. Di samping itu outlook komoditas perkebunan dan hortikultura juga dapat mendukung penyediaan informasi bagi lembaga-lembaga keuangan pemberi kredit petani dan pengusaha sektor pertanian serta pelaku agribisnis lainnya.

    Tujuan

    1. Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditas Perkebunan yaitu kopi, jambu mete, lada, karet, teh, dan kapas yang berisi keragaan data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional untuk masing-masing komoditi.

    2. Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditas Hortikultura yaitu kentang, kubis, nenas, jeruk, bawang merah, dan cabai yang berisi keragaan data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional untuk masing-masing komoditi.

    3. Melakukan Penyusunan Angka Estimasi untuk Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)

    Sasaran 1. Tersedianya Buku Outlook Komoditas Perkebunan yaitu kopi,

    jambu mete, lada, karet, teh, dan kapas yang berisi keragaan data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional untuk masing-masing komoditi.

    2. Tersedianya Buku Outlook Komoditas Hortikultura yaitu kentang, kubis, nenas, jeruk, bawang merah, dan cabai yang berisi keragaan data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional untuk masing-masing komoditi.

    3. Tersedianya Angka Estimasi untuk Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)

    Output

    1. Angka Estimasi 17 (tujuh belas) komoditas hortikultura untuk RIPH 2. Buku Outlook Komoditi Karet, kopi, jambu mete, teh,

    lada,kapas,cabai, bawang merah tahun 2013 3. Buku Outlook Komoditi Kentang, kubis, nanas, jeruk Tahun 2013 4. Laporan akhir kegiatan Tahun 2012

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    35

    Permasalahan:

    1. Updating data situasi global dari FAO agak terlambat, sehingga keragaan untuk keragaan dunia berbeda tidak up to date terutama untuk komoditas perkebunan.

    2. Ketersediaan data dunia yang bersumber pada website FAO untuk komoditi tertentu seperti bawang merah tergabung dengan bawang bombay.

    3. Series data yang tidak sama antar peubah yang digunakan dalam analisis, berakibat peubah dengan series data yang panjang terpaksa disesuaikan dengan series data yang terpendek.

    Pemecahan masalah:

    1. Data dunia yang bersumber dari FAO tetap digunakan karena belum ada sumber lain yang memiliki seris yang panjang sesuai yang dibutuhkan seperti data FAO.

    2. Analisis yang dilakukan tetap menggunakan data yang ada, namun dicari model dengan tingkat akurasi model yang terbaik.

    Kesimpulan: Dengan melakukan analisis deskriptif komoditas perkebunan dan hortikultura maka dapat dikaji perkembangan luas panen, produktivitas, produksi, harga (ditingkat produsen dan konsumen), ekspor dan impor masing-masing komoditas dari waktu ke waktu hingga sentra produksi hingga ke tingkat kabupaten, dari masing-masing komoditi. Disamping itu, keragaan data dunia dapat memberikan gambaran perkembangan masing-masing komoditi dengan negara lain di dunia

    Saran:

    1. Analisis outlook komoditas perkebunan dan hortikultura perlu dilakukan untuk beberapa komoditas yang lain, terutama untuk komoditas unggulan nasional.

    2. Analisis komoditas unggulan nasional perlu dilakukan secara kontinyu untuk memantau dan memperbaiki model estimasi apabila series data baru telah dirilis oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

    g. Pengukuran Produktivitas Perkebunan

    Sampai saat ini data produktifitas komoditas perkebunan khususnya perkebunan rakyat masih dihitung berdasarkan data produksi dan luas panen yang dikumpulkan oleh petugas pengumpul data di tingkat kecamatan. Oleh karena itu data produktifitas komoditas perkebunan

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    36

    rakyat yang dihasilkan masih belum dapat digunakan untuk melakukan validasi angka produksi komoditas perkebunan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) sejak tahun 2007 telah melakukan pengembangan metode pengumpulan data produktifitas komoditas perkebunan namun masih terbatas pada komoditas tanaman tahunan dan bersifat uji coba di beberapa provinsi tertentu. Oleh karena itu dalam rangka menyempurnakan metode pengumpulan data produktifitas perkebunan rakyat tersebut, maka pada tahun 2013 ini, Pusdatin melakukan kegiatan Pengukuran Produktivitas Perkebunan yang mencakup komoditas tanaman tahunan dan semusim untuk perkebunan rakyat.

    Tujuan

    1. Melakukan penyusunan metode pengumpulan data produktivitas perkebunan rakyat (tanaman tahunan dan tanaman semusim).

    2. Melakukan survei pengukuran produktivitas perkebunan rakyat (tanaman tahunan dan tanaman semusim).

    Sasaran:

    1. Tersusunnya metode pengumpulan data produktivitas perkebunan rakyat (tanaman tahunan dan tanaman semusim).

    2. Terlaksananya survei pengukuran produktivitas perkebunan rakyat (tanaman tahunan dan tanaman semusim).

    Output:

    1. Buku Petunjuk Teknis Pengukuran Produktivitas Perkebunan Tanaman Tahunan dan Tanaman Semusim

    2. Hasil listing rumah tangga pekebun di 40 Blok Survei 3. Data produksi hasil pengukuran di 500 plot sampel 4. Angka produktivitas karet, kelapa sawit, kopi dan tembakau 5. Laporan akhir kegiatan Pengukuran Produktivitas Perkebunan Tahun

    2013. Permasalahan

    1. Terjadinya miss komunikasi antara petani sampel dengan petugas pengumpul data dilapangan. Hal ini berakibat petugas tidak dapat melakukan pengukuran produksi karena kebun amatan telah dimajukan jadwal panennya.

    2. Di beberapa kabupaten sampel, komoditas kopi tidak dapat dikumpulkan datanya dikarenakan masa panen kopi di kabupaten tersebut telah lama selesai.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    37

    Pemecahan Masalah

    1. Survei Pengukuran Produktivitas Perkebunan baru dilakukan untuk 4 komoditas unggulan perkebunan yaitu karet, kelapa sawit, kopi, dan tembakau di Provinsi Jambi dan Provinsi Jawa Timur. Untuk itu perlu dikembangkan kembali metode pengukuran produktivitas perkebunan untuk komoditas lain sehingga seluruh komoditas unggulan perkebunan memiliki metode survei pengukuran produktivitas.

    2. Metode yang dikembangkan belum memperhitungkan karakteristik komoditas yang dipengaruhi oleh varietas. Untuk itu diperlukan penyempurnaan metode yang telah dikembangkan ini sehingga informasi terkait karakteristik tanaman berdasarkan varietasnya dapat diperhitungkan dalam analisis.

    3. Perlu dilakukan koordinasi dan kerjasama yang baik antara Pusdatin, Direktorat Jenderal Perkebunan serta Dinas Perkebunan tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan Kegiatan Survei Pengukuran Produktivitas Perkebunan agar dapat dihasilkan metode dan angka produktivitas yang dapat digunakan secara nasional.

    h. Pengembangan metode konversi bawang merah

    Pusdatin bersama Direktorat Jenderal Hortikultura dan BPS pada tahun 2010 telah melakukan pengumpulan data produktivitas hortikultura untuk komoditas bawang merah. Namun karena pelaporan data produksi yang dilakukan petugas tidak sesuai dengan wujud produksi yang telah ditetapkan maka angka produktivitas yang dihasilkan pun berbeda cukup signifikan dengan kenyataan di lapangan. Dari hasil evaluasi pelaksanaan pengukuran produktivitas di lapang, dijumpai kesulitan untuk pengukuran produktivitas komoditas bawang merah karena tidak ada angka konversi bawang merah yang baku dari wujud produksi umbi basah ke umbi kering. Hal ini mengakibatkan data produktivitas menjadi kurang akurat. Dengan pertimbangan tersebut, pada tahun 2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian melakukan pengembangan metode konversi bawang merah dan melakukan survei terhadap metode tersebut ke beberapa sentra produksi bawang merah sehingga dapat dihasilkan angka konversi yang seragam dan baku dalam pengumpulan data produksi melalui formulir SPH maupun pe ngukuran produksi secara langsung. Kegiatan ini dilaksanakan di propinsi sentra bawang merah antara lain di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat yaitu di kab Tegal, Brebes dan Cirebon.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    38

    Tujuan : 1. Melakukan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah Tahun

    2013. 2. Melakukan listing rumah tangga petani bawang merah di beberapa

    sentra produksi. 3. Melakukan pengumpulan data produksi bawang merah di beberapa

    sentra produksi. 4. Melakukan pengukuran angka konversi bawang merah.

    Sasaran : 1. Tersedianya Metode Konversi Bawang Merah Tahun 2013. 2. Tersedianya hasil listing rumah tangga petani bawang merah di

    beberapa sentra produksi. 3. Tersedianya data produksi bawang merah di beberapa sentra

    produksi. 4. Tersedianya angka konversi bawang merah.

    Output :

    1. Buku Petunjuk Teknis Survei Konversi Bawang Merah Tahun 2013 2. Hasil listing rumah tangga petani bawang merah di 30 Blok Survei 3. Data produksi bawang merah di 300 plot sampel 4. Angka konversi bawang merah 5. Laporan akhir kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang

    Merah Tahun 2013.

    Permasalahan :

    1. Keterbatasan jumlah alat ukur kadar air, dimana alat ukur kadar air

    yang tersedia hanya 1 buah per kabupaten (total kabupaten sampel ada 3 kabupaten dan total alat ukur kadar air yang dipinjamkan ada 3 buah) sedangkan jumlah sampel dalam satu kabupaten mencapai 80-120 sampel sehingga jika terjadi panen bersamaan maka tidak semua plot sampel dapat diukur kadar airnya.

    2. Supervisi kurang intensif dilakukan baik oleh petugas pusat, provinsi maupun kabupaten terhadap pelaksanaan pengumpulan data sehingga masih ada petugas kecamatan yang salah dalam mengisi formulir survei.

    Tindak lanjut : 1. Dibuatkan jadwal penggunaan alat ukur kadar air berdasarkan

    perkiraan tanggal panen menurut petani sehingga alat tersebut

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    39

    dapat digunakan secara bergantian dan dimanfaatkan oleh semua petugas kecamatan. Namun petugas kecamatan tetap harus berkoordinasi intensif dengan petani sampel untuk mengantisipasi jika perkiraan jadwal panen meleset.

    2. Supervisi yang intensif perlu dilakukan baik oleh petugas pusat, provinsi maupun kabupaten terutama pada saat penentuan plot sampel dan pengisian formulir survei. Supervisi dilakukan dengan mengecek langsung ke lokasi plot sampel. Selain itu koordinasi intensif dengan petugas kecamatan perlu dilakukan untuk meminimalisir kesalahan pengisian formulir survei. Bagi petugas kecamatan yang masih salah dalam pengisian formulir survei, maka diminta untuk memperbaiki kembali pengisian formulir surveinya kemudian menyerahkan formulir tersebut ke petugas supervisi untuk divalidasi.

    Kesimpulan

    1. Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah Tahun 2013 telah dilaksanakan dan mendapatkan respon yang baik dari Dinas Pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten.

    2. Melalui Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah Tahun 2013 telah diperoleh metode konversi bawang merah dari bentuk hasil umbi basah dengan daun ke umbi kering panen dengan daun.

    3. Melalui Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah Tahun 2013 telah diperoleh angka konversi bawang merah dari bentuk hasil umbi basah dengan daun ke umbi kering panen dengan daun.

    Saran

    1. Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah baru dilakukan untuk Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat sehingga hasilnya belum dapat digunakan secara nasional. Untuk itu perlu dilaksanakan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah untuk beberapa sentra produksi bawang merah di provinsi lain.

    2. Sampel yang diamati dalam Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah Tahun 2013 masih terbatas pada komoditi bawang merah di dataran rendah sehingga angka konversi yang dihasilkan belum dapat mewakili konversi bawang merah secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu dilakukan juga pengamatan untuk sampel bawang merah di dataran tinggi.

    3. Perlu dilakukan koordinasi dan kerjasama yang baik antara Pusdatin, Direktorat Jenderal Hortikultura serta Dinas Pertanian tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah agar dapat

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    40

    dihasilkan metode dan angka konversi bawang merah yang dapat digunakan secara nasional.

    i. Pengelolaan Data Komoditas Hortikultura dan Perkebunan

    Kualitas data hortikultura dan perkebunan secara tidak langsung akan mempengaruhi sub sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan. Untuk dapat menghasilkan data yang berkualitas, maka seluruh tahapan mulai dari pengumpulan data, pengolahan dan penyajian harus diperhatikan karena mutu data sangat dipengaruhi oleh prosedur/tata cara pengumpulan data, pengolahan dan penyajian datanya. Pengawasan terhadap setiap tahapan juga perlu diperhatikan mulai dari entri dan validasi datanya sehingga kualitas data dapat ditingkatkan dalam arti diperoleh data yang valid, akurat dan up to date. Selanjutnya perlu adanya kelanjutan untuk menyajikan data hortikultura dan perkebunan di tingkat kabupaten/kota. Atas dukungan dari berbagai pihak, berbagai upaya dan rangkaian kegiatan telah dilakukan dalam pembenahan data hortikultura dan perkebunan ini, dengan harapan agar kualitas data hortikultura dan perkebunan menjadi semakin baik diantaranya adalah melakukan pertemuan regional penyusunan Angka Sementara Hortikultura (ASEM 2012), Angka Tetap Hortikultura (ATAP 2012), melakukan pertemuan regional penyusunan Angka Sementara Perkebunan (ASEM 2013), Angka Tetap Perkebunan (ATAP 2012), melakukan verifikasi dan validasi data hortikultura dan perkebunan. Tujuan 1. Melakukan Sinkronisasi Angka Sementara (ASEM) dan Angka

    Tetap (ATAP) hortikultura dan perkebunan. 2. Melakukan updating data hortikultura dan perkebunan level

    kabupaten dan nasional di dalam menu BDSP. 3. Melakukan updating, verifikasi dan validasi data ASEM dan ATAP

    hortikultura dan perkebunan di Indikator Pembangunan dan BDSP. 4. Menyusun Informasi Komoditas hortikultura dan perkebunan. 5. Melakukan Analisis Keragaan data hortikultura dan perkebunan. Sasaran 1. Tersedianya Angka Sementara (ASEM) dan Angka Tetap (ATAP)

    hortikultura dan Perkebunan yang dapat diakses melalui menu Indikator Pembangunan dan BDSP.

    2. Tersedianyan data hortikultura dan perkebunan level kabupaten dan nasional yang dapat diakses melalui menu BDSP.

    3. Tersedianya Informasi Komoditas Hortikultura dan Perkebunan

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    41

    4. Tersedianyan hasil Analisis Keragaan Data Hortikultura dan Perkebunan

    Output : 1. Angka Sementara (ASEM) dan Angka Tetap (ATAP) hortikultura

    tahun 2012 yang disajikan pada Lampiran 1. 2. Tersedianya Angka Tetap (ATAP) hortikultura level provinsi dan

    nasional tahun 2012 yang dapat diakses melalui menu BDSP dan Indikator Pembangunan pada website Kementerian Pertanian dengan alamat; http://www.pertanian.go.id

    3. Tersedianya data perkebunan level provinsi, kabupaten dan nasional tahun 2011 yang dapat diakses melalui menu BDSP pada website Kementerian Pertanian dengan alamat; http://www.pertanian.go.id.

    4. Tersedianya data 12 komoditas perkebunan unggulan level provinsi dan nasional tahun 2012 yang dapat diakses melalui menu Indikator Pembangunan pada website Kementerian Pertanian dengan alamat http://www.pertanian.go.id

    5. Publikasi Informasi Komoditas Hortikultura dan Perkebunan Kwartal I, II dan III yang disajikan pada Lampiran 2.

    6. Publikasi Hasil Analisis Keragaan Data Hortikultura dan Perkebunan yang disajikan pada Lampiran3.

    Permasalahan : Ketidaktersediaan data terutama data hortikultura level kabupaten yang berasal dari dinas Provinsi.

    Pemecahan masalah : Mendatangi setiap provinsi yang data level kabupaten belum tersedia di Pusdatin.

    Saran melakukan updating data level nasional, provinsi dan kabupaten yang berkelanjutan.

    j. Laporan Upaya percepatan penyediaan data dan kualitas data

    tanaman pangan berkesinambungan pada skala nasional

    Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam menunjang kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia. Salah satu komoditas penting yang menjadi tumpuan oleh sebagian besar petani Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah komoditas padi. Selain itu komoditas tersebut menjadi faktor penting dalam pemenuhan pangan penduduk. Kurangnya suplai beras seringkali akan mengguncang stabilitas politik secara nasional.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    42

    Dengan melihat betapa pentingnya peranan komoditas padi/beras tersebut, maka pemerintah selalu berusaha menjaga kecukupan suplai beras bagi kebutuhan pangan penduduk Indonesia.

    Selama ini, kecukupan beras dipenuhi dari produksi dalam negeri dan jika dirasa kurang, maka pemerintah akan mendatangkan beras secara impor dari luar negeri. Oleh karena itu untuk selalu mencukupi suplai beras tersebut, pemerintah selalu membuat perencanaan setiap tahunnya. Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkaitan dengan hal tersebut di atas, dukungan data dan informasi komoditas pertanian strategis tersebut beserta analisis dan proyeksi ke depan sangat diperlukan, agar kebijakan yang diambil tepat dan terarah, yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk pada satu sisi dan kesejahkteraan petani pada sisi lainnya.

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai salah satu unit instansi di Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan membuat kajian komoditas tanaman pangan khususnya padi/beras, yang berguna untuk membantu dalam perumusan kebijakan, perencanaan, evaluasi dan monitoring oleh para pengambil kebijakan.

    Data padi yang dihasilkan dari produksi dalam negeri, didapatkan dari sumber data terendah yakni mulai dari level kecamatan yang secara berjenjang dilaporkan pada level di atasnya yaitu kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Selanjutnya data tersebut diolah bersama antara Kementerian Pertanian dengan BPS menjadi data resmi yang dipublikasikan sebanyak tiga kali dalam setahun atau secara subround. Namun pada saat ini dengan semakin intensifnya perencanaan yang memerlukan data setiap bulan, maka dengan mengandalkan data yang dipublikasikan setiap subround (4 bulan) dirasa tidak cukup. Para pengambil kebijakan memerlukan informasi terkini setiap bulannya. Pemenuhan data setiap bulan secara real time sangat memungkinkan untuk didapatkan, karena formulir pengumpulan data padi biasa dilaporkan bulanan.

    Pada era otonomi yang berjalan pada saat ini, aliran data secara berjenjang dari mulai tingkat terendah di kecamatan sampai dengan tingkat pusat tidak berjalan dengan lancar. Walaupun petunjuk operasional sudah dengan jelas mengharuskan petugas daerah melaporkan secara berjenjang hasil pengumpulan data padi/beras tersebut, namun kenyataannya hanya sekitar 60% data yang terkirim ke pusat. Adanya kendala aliran data ini, menyebabkan para pengambil kebijakan di pusat mengalami kesulitan dalam merencanakan kebutuhan beras bagi penduduk Indonesia setiap tahunnya.

  • Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

    43

    Berdasarkan hal tersebut, maka perlu terobosan baru untuk mengalirkan data dari daerah ke pusat. Dengan terobasan baru ini, diharapkan data akan tersedia secara tepat setiap bulannya. Melalui kegiatan Upaya Percepatan Penyediaan data dan Kualitas Data Berkesinambungan Pada Skala Nasional diharapkan ketersediaan data akan dapat diperoleh secara berkesinambungan, sehingga informasi perkembangan kondisi tanaman padi di lapang dapat dipantau dengan baik.

    Pelaksanaan kegiatan tersebut telah didukung melalui penentuan kebijakan oleh pimpinan Kementerian Pertanian, diantaranya:

    a. Keputusan Rapat Pimpinan Kementerian Pertanian tanggal 8 September 2011 tentang Percepatan Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Data Tanaman Pangan

    b. Rapat Koordinasi Pangan pada tanggal 19 September 2011 di kantor Kementerian Pertanian kembali melakukan retreat target surplus beras sebesar 10 juta ton pada tahun 2014. Usulan pemerintah tentang tambahan dana siaga (kontingensi) untuk mengamankan stok pangan nasional tahun 2012 sebanyak Rp 3 trilliun

    c. Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertanian RI dan BPS RI Nomor: 02/MUO/RC.110/M/3/2011 dan Nomor: 04/KS/03-III/2011 tanggal 3 Maret 2011 tentang Pengembangan Statistik Pertanian.

    Tujuan

    1. Menyempurnakan dan mempercepat aliran data tanaman pangan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai dengan pusat setiap bulan. Dilakukan melalui kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan BPS serta Dinas-dinas Pertanian di daerah.

    2. Mengolah dan menganalisis data tanaman pangan pada semua tingkatan untuk disajikan dalam Buletin terbatas bagi kepentingan pimpinan di seluruh jajaran Kementerian Pertanian.

    3. Menyediakan rekapitulasi data Tanaman Pangan pada tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional secara periodik setiap bulan.

    Sasaran

    1. Pelaksana kegiatan dilakukan melalui mekanisme kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan Badan Pusat Statistik (BPS), serta Dinas-dinas jajaran Pertanian provinsi dan kabupaten/kota.