LAPORAN TAHUNAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI...
Transcript of LAPORAN TAHUNAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI...
LAPORAN TAHUNAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP)
BALITBANGTAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2018
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH
2018
i
KATA PENGANTAR Puji Syukur Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat
dan kuasa-Nyalah kami dapat menyelesaikan penulisan laporan ini. Laporan
Akhir Tahun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Tahun
Anggaran 2018 menyajikan program dan kegiatan pengkajian kompetitif,
diseminasi hasil pengkajian serta Pendampingan yang dilaksanakan selama tahun
2018. Program dan kegiatan tahun 2018 ini merupakan penjabaran dari
Rencana Strategi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Tahun
2015-2019 yang disusun dengan mengacu pada Rencana Strategi Badan Litbang
Pertanian Tahun 2015-2019.
Laporan akhir tahun ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan
BPTP Kalimantan Tengah yang telah dilaksanakan pada tahun 2018. Informasi
teknologi pertanian yang disajikan dalam laporan ini semoga dapat dijadikan
bahan masukan bagi instansi terkait dan penentu kebijakan dalam menyusun
kegiatan pembangunan pertanian, khususnya di wilayah Kalimantan Tengah.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga laporan akhir tahun ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan sarannya.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang berkepentingan.
Palangka Raya, Januari 2019 Kepala Balai Dr. Ir. F. F. Munir, M.Sc. NIP. 19660106 199303 1 001
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar vi
I Pendahuluan 1
II Profil Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah 2
2.1 Kedudukan 2
2.2 Tugas dan Fungsi 2
2.3 Susunan Organisasi 7
2.4 Visi dan Misi 7
2.4.1 Visi 7
2.4.2 Misi 7
2.5 Tujuan dan Sasaran Tahun 2018 8
2.5.1 Tujuan 8
2.5.2 Sasaran 8
2.6 Aset Kendaraan Bermotor 25
2.7 Anggaran dan Realisasi 27
III Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan 28
3.1 Kegiatan Pengkajian In House 28
3.1.1 Kajian Model Sistem Usahatani Tanaman-Ternak
di Kalimantan Tengah
28
3.1.2 Uji Adaptasi Varietas Padi Toleran Fe dan Salin di
Lahan Pasang Surut Kalimantan Tengah
30
3.1.3 Kajian Sistem Usahatani Sayuran di Lahan
Gambut Dataran Rendah Kalimantan Tengah
32
3.2 Kegiatan Pengembangan Informasi, Komunikasi dan
Diseminasi Teknologi Pertanian
38
3.2.1 Pendampingan Pengembangan Kawasan
Pertanian Nasional Tanaman Pangan
38
3.2.2 Pendampingan Pengembangan Kawasan
Pertanian Nasional Tanaman Hortikultura (Cabai
1 Lokasi, Bawang Merah 1 Lokasi, Jeruk 1 Lokasi)
38
3.2.3 Pendampingan Pengembangan Kawasan
Pertanian Nasional Tanaman Perkebunan (Kelapa
Sawit)
43
3.2.4 Publikasi Inovasi Pertanian 45
iii
3.2.5 Pameran Dan Display 50
3.2.6 Visitor Plot Inovasi Teknologi Pertanian 57
3.3 Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK
dan Komoditas Utama Kementan
58
3.4 Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian 63
3.4.1 UPSUS Siwab di Kalimantan Tengah 63
3.4.2 Pengembangan Ayam Kampung Unggul Berbasis
Rumah Tangga di Kalimantan Tengah
65
3.4.3 Pengembangan Model Perbibitan Ayam KUB (Inti
Plasma) di Kalimantan Tengah
68
3.5 Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian 70
3.6 Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik
Lokasi di Kalimantan Tengah
74
3.6.1 Pengembangan Pertanian Bioindustri Kelapa Sawit
Spesifik Lokasi di Kalimantan Tengah
74
3.6.2 Pengembangan Pertanian Bioindustri Padi Spesifik
Lokasi di Kalimantan Tengah
78
3.7 Benih Sumber Padi, Jagung dan kedelai 81
3.7.1 Produksi Benih Sumber Padi (2 Ton FS, 3 Ton SS) 81
3.7.2 Produksi Benih Sumber Jagung (3 Ton SS) 84
3.8 Pengelolaan Sumberdaya Genetik Spesifik Lokasi Kalimantan
Tengah
85
3.9 Penerapan Inovasi Teknologi Peningkatan Indek
Pertanaman Padi, Jagung dan Kedelai di Lahan Kering dan
Lahan Tadah Hujan Kalimantan Tengah
90
3.10 Peningkatan Kapasitas Penyuluh 109
3.11 Dukungan Perbenihan Komoditas Padi 114
3.12 Pengembangan Sarana Prasarana Perbenihan Mendukung
Sarana Produksi Komoditas Strategis Perkebunan
120
3.12.1 Dukungan Perbenihan Komoditas Kelapa Dalam 120
3.12.2 Dukungan Perbenihan Komoditas Karet 120
3.12.3 Dukungan Perbenihan Komoditas Kakao 126
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tujuan dan Sasaran Kegiatan Tahun 2018 9
Tabel 2 Daftar Pemangku Jabatan Tahun 2018 14
Tabel 3 Pegawai BPTP Kalimantan Tengah Menurut Golongan dan
Pendidikan Akhir per 31 Desember 2018
18
Tabel 4 Tingkat Pendidikan Pegawai pada Masing-masing Unit 18
Tabel 5 Keragaan Pegawai Berdasarkan Bidang Kepakaran 19
Tabel 6 Rekapitulasi Jabatan Fungsional Tertentu Tahun 2018 20
Tabel 7 Rekapitulasi Jabatan Fumgsional Umum Tahun 2018 21
Tabel 8 Kendaraan Bermotor Roda Empat Milik BPTP Kalimantan
Tengah
25
Tabel 9 Kendaraan Bermotor Roda Dua Milik BPTP Kalimantan
Tengah
26
Tabel 10 Ringkasan LaporanRealisasi Pendapatan dan Belanja
Negara, Periode yang Berakhir 31 Desember 2018
27
Tabel 11 Komposisi Pakan Yang Digunakan 29
Tabel 12 Varietas Padi Hasil Balitbangtan Yang Toleran, Salin dan
Tahan Blas
31
Tabel 13 Komponen Teknologi Uji Adaptasi Varietas Padi Toleran Fe
dan Al di Agroekosistem Lahan Pasang Surut
32
Tabel 14 Target Tanam Padi, Jagung dan Kedelai Kalimantan Tengah
Tahun 2018
59
Tabel 15 Varietas Padi dan Jagung yang Diproduksi UPBS BPTP
Kalimantan Tengah 2018
60
Tabel 16 Komponen Paket Teknologi Jarwo Super di Lahan Pasang
Surut
61
Tabel 17 Rakitan Paket Teknologi Larigo pada Usahatani Padi di
Lahan Kering Desa Santilik
62
Tabel 18 Rata-rata Pertambahan Berat Badan Ayam KUB di Peternak
Inti
69
Tabel 19 Besaran dan Sumber Output Kegiatan 76
Tabel 20 Besaran dan Sumber Mitra Input Kegiatan 77
Tabel 21 Jumlah Bagi Hasil Benih antara UPBS BPTP Kalimantan
Tengah dan Penangkar Benih Padi Mugi Tuwuk di
Kabupaten Barito Timur
81
Tabel 22 Varietas, Kelas Benih, Calon Benih, Susut dan Benih UPBS
Tahun 2018
82
Tabel 23 Daftar Varietas Lokal SDG Spesifik Lokasi yang Didaftarkan 89
v
ke PPVTPP Tahun 2018
Tabel 24 Sumberdaya Air Tersedia Kapasitas Area yang dapat diairi di
Lahan Kering dan Tadah Hujan Kalimantan Tengah
90
Tabel 25 Kegiatan Pengembangan Kapasitas Penyuluh 111
Tabel 26 Judul-judul Video Pendek 112
Tabel 27 Varietas, Luas Tanam, Kelas Benih Asal dan Waktu Tanam
untuk Produksi Benih Kelompok Tani Mugi Tuwuk
Kabupaten Barito Timur
117
Tabel 28 Varietas, Luas Tanam, Kelas Benih Asal dan Waktu Tanam
untuk Produksi Benih Kelompok Tani Karau Mandiri
Kabupaten Barito Timur
117
Tabel 29 Varietas, Luas Tanam, Kelas Benih Asal dan Waktu Tanam
untuk Produksi Benih Kelompok Tani Tarusan Karya
Kabupaten Kapuas
118
Tabel 30 Jumlah Bagi Hasil Benih Antara BPTP Kalimantan Tengah
dan Penangkar Benih Padi
118
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Struktur Organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Balitbangtan Kalimantan Tengah
5
Gambar 2 Struktur Pelaksana Kegiatan Berbasis Kinerja BPTP
Balitbangtan Kalimantan Tengah TA 2018
6
Gambar 3 Keragaan Pegawai BPTP Kalimantan Tengah Berdasarkan
Bidang Kepakaran
19
Gambar 4 Rekapitulasi Jabatan Fungsional Tertentu 20
Gambar 5 Peta Kota Palangka Raya 22
Gambar 6 Denah Kantor BPTP Kalimantan Tengah 22
Gambar 7 Kantor Kebun Percobaan (KP) Unit Tatas 25
Gambar 8 Mess Kebun Percobaan (KP) Unit Tatas 25
Gambar 9 Koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Petani Calon
Kooperator
30
Gambar 10 Lokasi Pertanaman Jagung Sebagai Bahan Pakan Sumber
Serat
30
Gambar 11 Pembuatan Pakan 30
Gambar 12 Parameter Tinggi Tanaman Bawang Merah Pada Perlakuan
Non Sungkup dan Sungkup
35
Gambar 13 Parameter Jumlah Anakan Bawang Merah Pada Perlakuan
Non Sungkup dan Sungkup
35
Gambar 14 Parameter Jumlah Daun Bawang Merah Pada Perlakuan Non
Sungkup dan Sungkup
35
Gambar 15 Produksi Basah kotor, kering kotor dan kering basah
Tanaman Bawang Merah
36
Gambar 16 Produksi basah Bawang Merah pada Berbagai Perlakuan
dosis pupuk KCl di Lahan Gambut Musim Hujan dengan
Penyungkupan
36
Gambar 17 Produksi Basah dan Kering Dua Varietas Bawang Merah di
Lahan Gambut Pada Musim Hujan dengan Penyungkupan
37
Gambar 18 Tanaman Bawang Merah tanpa Penggunaan Sungkup 37
Gambar 19 Tanaman Bawang Merah dengan Penggunaan Sungkup 37
Gambar 20 Pendampingan Teknologi PTT Padi Spesifik Lokasi 38
Gambar 21 Pendampingan Teknologi PTT Jagung (Hamparan
Pertanaman Jagung Hibrida)
38
Gambar 22 Jumlah Cabai Berdasarkan Dosis Pupuk KCl 39
Gambar 23 Pemberian Pupuk Dasar dan Perlakuan KCl 40
vii
Gambar 24 Penanaman di Demplot PKAH 40
Gambar 25 Tanaman Cabai Mulai Berbuah 40
Gambar 26 Panen Cabai Bersama 40
Gambar 27 Perbenihan di Stereofoam selama 40 Hari 41
Gambar 28 Lokasi Lapangan telah Dimodifikasi pada Musim Kemarau 41
Gambar 29 Kondisi TSS di Lapangan yang telah Dipindahkan dari
Pembibitan Stereofoam
41
Gambar 30 Demplot Jeruk Siem Banjar Siap Panen 42
Gambar 31 Kunjungan Polda Kalimantan Tengah pada Lokasi Demplot
Jeruk
42
Gambar 32 Kegiatan Temu Lapang 44
Gambar 33 Foto Bersama di Areal Pertanaman Kelapa Sawit 44
Gambar 34 Folder yang sudah diterbitkan/Dicetak 46
Gambar 35 Banner yang Telah Dibuat Tahun 2018 46
Gambar 36 Baliho yang Dibuat Tahun 2018 47
Gambar 37 Materi Flowchart Tahun 2018 50
Gambar 38 Pembukaan Gelar Karya Kalteng 2018 53
Gambar 39 Stand Indoor BPTP Kalimantan Tengah 53
Gambar 40 Kunjungan Gubernur Provinsi ke Stand BPTP Kalimantan
Tengah
53
Gambar 41 Kunjungan Masyarakat di Stand BPTP Kalimantan Tengah 53
Gambar 42 Penerimaan Penghargaan Sebagai Juara Stand Indoor
Terbaik 1
54
Gambar 43 Pembukaan Tarhib Ramadhan 1439 H 55
Gambar 44 Stand BPTP Kalimantan Tengah 55
Gambar 45 Stand Expose Teknologi 55
Gambar 46 Kunjungan Kepala Badan Litbang Pertanian ke Stand Expose
Teknologi
55
Gambar 47 Produk-Produk di Stand Expose Teknologi 55
Gambar 48 Pembukaan HPS Provinsi Kalimantan Tengah 56
Gambar 49 Stand Pameran BPTP Kalimantan Tengah 56
Gambar 50 Pembukaan HPS Nasional ke-38 57
Gambar 51 Stand Pameran BPTP Kalimantan Tengah 57
Gambar 52 Visitor Plot Sebagai Media Pendidikan dan Pelatihan 58
Gambar 53 Visitor Plot Sebagai Sarana Diseminasi Inovasi Pertanian 58
Gambar 54 Visitor Plot Sebagai Wadah Pelayanan Tanu Berkunjung 58
Gambar 55 Visitor Plot Sebagai Sarana Diseminasi Inovasi Teknologi
Pertanian
58
Gambar 56 Aplikasi Teknologi Jarwo Super di lahan pasang surut 61
Gambar 57 Aplikasi Larikan Gogo di Lahan Kering Desa Santilik 63
viii
Gambar 58 Rakor Siwab di Hotel Fovere 65
Gambar 59 Pendampingan lapangan di Kabupaten Supervisi 65
Gambar 60 Pembibitan Indigovera di BPTP Kalimantan Tengah 65
Gambar 61 Penyerahan Bibit Kepada Peternak di Kabupaten Gunung
Mas
65
Gambar 62 Pembukaaan Acara Bimbingan Teknis Budidaya Ayam KUB 68
Gambar 63 Penyerahan DOC secara Aimbolis kepada Peternak 68
Gambar 64 Pertumbuhan Ayam KUB di Kelompok Tani 68
Gambar 65 Survei Lokasi dan Calon Peternak Kooperator 70
Gambar 66 Kandang Peternak Plasma 70
Gambar 67 Penggalian Informasi di Tingkat Bappeda Provinsi
Kalimantan Tengah
73
Gambar 68 Penggalian Informasi di Tingkat Dinas Pertanian Kabupaten
Kapuas
73
Gambar 69 Penggalian Informasi di Tingkat Petani di Desa Anjir Timur
Serapat
73
Gambar 70 Kunjungan ke Lokasi Pertanaman Padi Lokal Siam Mayang
dan Karang Dukuh di Anjir Serapat Timur
73
Gambar 71 Usaha Ternak sebagai Pendukung Penyediaan Bahan
Organik untuk Keperluan Pengolahan Limbah Pupuk Organik
73
Gambar 72 Lokasi Kegiatan Bioindustri Kelapa Sawit di Desa Sumber
Makmur Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin
Timur
78
Gambar 73 Aktivitas pembuatan Pakan Komplit di Lokasi Kegiatan 78
Gambar 74 Koordinasi Tim Bersama Petani Kooperator 78
Gambar 75 Lokasi Calon Perkandangan Sapi dan Fasilitas Pendukung
PT.Multy Inti Global
78
Gambar 76 Penggunaan Alat Panen di Lahan Pasang surut 80
Gambar 77 Produk Beras yang Dihasilkan pada Kegiatan Bioindustri
Padi
80
Gambar 78 Persentase Benih dan Susut Benih Produksi UPBS padi
tahun 2018
82
Gambar 79 Persentase Kelas SS dan ES Produksi UPBS Padi 83
Gambar 80 Pengubinan 83
Gambar 81 Panen Padi 83
Gambar 82 Benih Masuk Gudang 84
Gambar 83 Prosessing 84
Gambar 84 Pertanaman jagung Umur 20 HST 85
Gambar 85 Pengamatan dan Seleksi Tanaman Tahap ke-2 85
Gambar 86 Roguing dan Detaseling Umur 50 HST 85
ix
Gambar 87 Panen Jagung 85
Gambar 88 Koordinasi Kegiatan SDG di kabupaten Barito Timur 87
Gambar 89 Koordinasi Percepatan Pendaftaran Varietas Tanaman di
Kabupaten Barito Timur dan Barito Selatan
87
Gambar 90 Hamparan Padi Siam Cantik 88
Gambar 91 Koordinasi SDG Tanaman Buah di Kotawringin Timur 89
Gambar 92 Pompa Air yang digunakan untuk Mengairi Lahan dan
Bangunan Papan serta Terpal sebagai Konnektor air ke
lahan tadah hujan
108
Gambar 93 Penyerahan Bibit Unggul Kepada Petani 108
Gambar 94 Workshop Peningkatan Kapasitas Penyuluh BPTP
Kalimantan tengah
114
Gambar 95 Narasumber Workshop Peningkatan Kapasitas Penyuluh
BPTP Kalimantan Tengah
114
Gambar 96 Aplikasi Editing Video di Smartphone 114
Gambar 97 Persentase Inventarisasi Benih Padi di kalimantan Tengah 116
Gambar 98 Persentase Kelas Benih hasil Produksi Kegiatan Dukungan
Perbenihan Komoditas Padi
119
Gambar 99 Distribusi Benih Kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas
Padi
120
Gambar 100 Koordinasi Kegiatan di Tingkat Dinas 124
Bambar 101 Bibit Kelapa Dalam 124
Gambar 102 Tim Perbenihan Karet di Lokasi Pembibitan Karet Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Gunung Mas
125
Gambar 103 Proses Pemotongan Entres/Batang atas di pembibitan Karet
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Gunung
Mas
125
Gambar 104 Proses Okulasi Batang Bawah 126
Gambar 105 Tanaman Batang Bawah Karet Yang Sudah diokulasi 126
Gambar 106 Pemindahan Batang Bawah yang telah Berhasil di okulasi 126
Gambar 107 Koordinasi dan Survei Calon Petani dan Calon Lokasi 128
Gambar 108 Penyemaian Benih kakao secara langsung ke polibag 128
Gambar 109 Pemupukan Bibit Tanaman Kakao 128
Gambar 110 Kegiatan Seleksi dan Penjarangan Bibit Tanaman kakao 128
Gambar 111 Pemeriksaan Teknis Bibit Kakao oleh Tim BP3B Provinsi
Kalimantan Tengah
128
Gambar 112 Kondisi Bibit Kakao Umur 113 HSS 128
1
I. PENDAHULUAN
Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 154.267 km2 atau 15.426.780
ha, terdiri dari lahan kering seluas 95.050 km2 dan lahan basah (gambut, pasang
surut dan lebak) seluas 59.146 km2, memiliki potensi untuk pengembangan
komoditas pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun
peternakan. Beberapa komoditas unggulan yang dikembangkan di Kalimantan
Tengah, antara lain padi, jagung, kedelai, ubi kayu, kacang tanah, cabe merah,
mangga, rambutan, pisang, anggrek, durian, jeruk, kelapa sawit, karet, kelapa,
kopi, lada, sapi potong, kambing/domba, babi, ayam buras dan itik/entok.
Sektor pertanian sangat penting peranannya, karena selain sebagai mata
pencaharian bagi sebagian besar penduduk, juga sebagai penghasil PDRB
terbesar bagi perekonomian di Kalimantan Tengah. Permasalahan umum yang
dihadapi dalam pembangunan pertanian di daerah ini antara lain terbatasnya
akses permodalan dan sumberdaya produktif, terbatasnya prasarana perdesaan,
masih rendahnya produktivitas dan kualitas SDM, belum mantapnya lembaga
petani, rendahnya kesejahteraan dan kualitas hidup petani, serta kecilnya nilai
tambah pada kegiatan ekonomi produk yang didominasi oleh komoditas primer.
Secara umum arah kebijakan pembangunan pertanian Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2015 - 2019 antara lain: (1) Meningkatkan
kapasitas produksi melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal
pertanian, (2) Meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditi pertanian, (3)
Meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya pertanian, (4) Pengelolaan
dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, (5) Memperkuat kapasitas mitigasi
dan adaptasi perubahan iklim.
Renstra 2015 - 2019 merupakan dokumen perencanaan jangka
menengah (5 tahun) yang diharapkan sebagai acuan yang dapat memberikan
arah dan fokus program dan kegiatan bagi BPTP Balitbangtan Kalimantan
Tengah. Disamping itu, Renstra ini juga ditujukan untuk menjamin
keberlanjutan dan peningkatan kinerja Balai dalam 5 tahun ke depan. Dalam
upaya memenuhi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, BPTP
Balitbangtan Kalimantan Tengah melaksanakan beberapa kegiatan pengkajian
yang mendukung kegiatan pokok sektor pertanian. Kegiatan pengkajian ini
2
bertujuan untuk menghasilkan model-model usahatani komoditas unggulan
daerah, baik pada agroekosistem lahan kering maupun lahan basah, serta
menghasilkan beberapa solusi teknis sebagai tanggapan terhadap isu aktual
dalam penerapan kebijakan pembangunan pertanian regional.
Laporan ini memuat profil Balai, hasil kegiatan pengkajian, kegiatan
kerjasama, diseminasi hasil pengkajian, serta kegiatan pendampingan di
Kalimantan Tengah, yang dilaksanakan selama tahun 2018.
3
II. PROFIL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KALIMANTAN TENGAH
2.1. Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
16/Permentan/Ot.140/3/2006 tanggal 01 Maret 2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) adalah unit pelaksana teknis di bidang
penelitian dan pengembangan pertanian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh
Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
2.2. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor
20/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013, BPTP Balitbangtan
Kalimantan Tengah mempunyai Tugas yakni melaksanakan pengkajian,
perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPTP
Balitbangtan Kalimantan Tengah menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi
dan laporan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi
pertanian tepat guna spesifik lokasi;
2. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi;
3. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi;
4
4. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian
serta perakitan materi penyuluhan;
5. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan
dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;
6. Pemberian pelayanan teknik pengkajian, perakitan dan pengembangan
teknologi tepat guna spesifik lokasi;
7. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan BPTP.
Sesuai dengan tugas dan fungsi tersebut, BPTP Balitbangtan
Kalimantan Tengah ke depan akan terus memperkuat jaringan litkaji
dengan Puslit/Balit lingkup Badan Litbang Pertanian dan dinas/instansi
terkait yang ada di daerah guna menghasilkan inovasi teknologi spesifik
lokasi yang siap dikembangkan dan diadopsi oleh pengguna, serta
meningkatkan kapasitas institusi melalui penambahan sarana litkaji dan
optimalisasi kegiatan (informasi, komunikasi dan diseminasi) hasil-hasil
litkaji ke pemerintah daerah kabupaten/kota.
2.3. Susunan Organisasi
Susunan organisasi BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah disajikan
pada gambar 1, terdiri dari :
a. Kepala Balai : Dr. Ir. Fery Fahrudin Munier, M.Sc
b. Sub Bagian Tata Usaha : Titiek Indraswati, S.P.
c. Seksi Kerjasama dan : Dr. Dedy Irwandi, S.Pi., M.Si.
Pelayanan Pengkajian
d. Kelompok Jabatan Fungsional : Peneliti dan Penyuluh
5
KASI. KERJASAMA DAN
PELAYANAN PENGKAJIAN
Dr. Dedy Irwandi, S.Pi, M.Si
KASUBAG. TATA USAHA
Titiek Indraswati, SP
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
(BB P2TP)
KEPALA BALAI
Dr. Ir. Fery Fahrudin Munier, M.Sc
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Balitbangtan Kalimantan Tengah
Untuk melaksanakan dan mengelola anggaran DIPA APBN yang berbasis
kinerja maka dibentuklah struktur organisasi pelaksanaan kegiatan berbasis
kinerja seperti disajikan pada Gambar 2.
6
Gambar 2. Struktur pelaksana kegiatan berbasis kinerja
BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah TA. 2018
Kepala Sub Bagian
Tata Usaha
Titiek Indraswati, SP
Kepala SeksiKerjasama dan
Pelayanan pengkajian
Dr. Dedy Irwandi, S.Pi, M.Si
Ketua Kelompok
Pengkajian
Pascapanen
Sintha E. Purwandari,
S.TP
Ketua Kelompok
Pengkajian Budidaya
Pertanian
Dr. Susilawati, SP, M.Si
Ketua Kelompok
Pengkajian Sumberdaya
Pertanian
Dr. M. Anang Firmansyah, SP,
M.Si
Ketua Kelompok
Pengkajian Sosial
Ekonomi
Yani Mankin, SP.
Koord.
Urusan
Kepegawaian
Norsehan
`
Koord. Urusan
Kepegawaian
Sampiterson,
SE
KEPALA BALAI
Dr. Ir. Fery Fahrudin Munier, M.Sc
Koordinator
Pelayanan Pengkajian
Dr. Dedy Irwandi, S.Pi, M.Si
Koordinator
Kerjasama Pengkajian
Dr. Dedy Irwandi, S.Pi, M.Si
- Laboratorium Diseminasi
- Laboratorium Pascapanen - Rumah Kaca dan Kasa
- Informasi dan Perpustakaan
Kelompok
Pengkaji
Koord. Urusan
RT dan
Perlengkapan
Syarkawi
Koordinator Program
Dr. Andy Bhermana, SP., M.Sc
Koord.
Urusan
Keuangan
Eriatosani
7
2.4 Visi dan Misi
2.4.1. Visi
Sebagai Unit Pelaksana Teknis, Visi BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah
merupakan bagian integral dari visi Badan Litbang Pertanian, dirumuskan untuk
menggali dan menyampaikan persepsi yang sama mengenai masa depan
pembangunan pertanian dan pedesaan khususnya di Propinsi Kalimantan
Tengah. Persepsi tersebut diwujudkan dalam bentuk program Litkaji dan
Diseminasi yang bersifat fleksible sesuai dengan perkembangan dinamika
lingkungan strategis dan harus mampu menjadi akselerator pembangunan
pertanian pedesaan guna menghasilkan paket teknologi pertanian yang sesuai
dan dibutuhkan oleh pengguna di wilayah ini.
Guna mensinergikan kepentingan pusat dan daerah dalam hal penyediaan
dan perekayasaan teknologi pertanian tepat guna spesifik wilayah, serta
mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang Pertanian Tahun
2015-2019, BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah menetapkan Visi yakni
“Mewujudkan visi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
menjadi lembaga Penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka
di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika
berkelanjutan”.
2.4.2 Misi
Guna mewujudkan visi yang telah ditetapkan, misi yang dilaksanakan
adalah :
a. Merakit, menguji dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul
berdaya saing mendukung pertanian bio-industri;
b. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika ungul dalam rangka
peningkatan scientific recognition dan impact recognition.
8
2.5 Tujuan dan Sasaran Tahun 2018
2.5.1 Tujuan :
Dalam rangka merealisasikan visi dan misi tersebut, ditetapkan tujuan
sebagai berikut :
1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul
berdaya saing mendukung pertanian bio-industri berbasis advance
technology dan bioscience, aplikasi IT dan adaptif terhadap dinamika iklim ;
2. Mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian tropika unggul untuk
mendukung pengembangan iptek dan pembangunan pertanian nasional.
2.5.2 Sasaran :
Sasaran yang ingin dicapai oleh BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah
dalam lima tahun ke depan (2015–2019) adalah:
1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing
dengan memanfaatkan advance technology dan bioscience;
2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen dan prototipe
alsintan berbasis bioscience dan bioengineering dengan memanfaatkan
advance technology, seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi,
bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif;
3. Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim dan
sumberdaya genetik) berbasis bio informatika dan geo spasial dengan
dukungan IT;
4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, kelembagaan dan
rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian;
5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit sumber,
prototipe, peta, data dan informasi) dan materi transfer teknologi;
6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga
litbang pertanian yang handal dan terkemuka serta meningkatnya HKI.
Dalam rangka mewujudkan visi, misi ,tujuan dan sasaran tersebut, nilai-
nilai yang wajib menjadi pegangan bagi pimpinan dan seluruh pegawai BPTP
9
Kalimantan Tengah adalah profesionalisme, komunikatif, transparan, jujur,
bertanggungjawab, konsisten, antisipatif, dinamis, efektif, efisien, inovatif, dan
responsif.
Adapun sasaran kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Balitbangtan Kalimantan Tengah pada Tahun 2018 disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tujuan dan sasaran kegiatan Tahun 2018
No Tujuan Sasaran
Target
Keuangan
dan Fisik
Rincian Aktivitas
1 Melaksanakan
pengkajian dan
percepatan
diseminasi dan
inovasi teknologi
Teknologi
spesifik lokasi
komoditas
strategis
100 %,
3 teknologi
Kajian Model Sistem Usahatani Tanaman - Ternak Sapi di Kalimantan Tengah (1 teknologi)
Uji Adaptasi Varietas Padi Toleran Fe dan Salin di Lahan Pasang Surut Kalimantan Tengah (1 teknologi)
Kajian Sistem Usaha Tani Sayuran di Lahan Gambut Dataran Rendah Kalimantan Tengah (1 teknologi)
2 Melaksanakan
Teknologi
Komoditas
Strategis yang
Terdiseminasi ke
Pengguna
Pengembangan
Informasi,
Komunikasi dan
Diseminasi Tek.
Pertanian
100%
5 Teknologi
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan Pameran dan Display
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Hortikultura (cabai 1 lokasi, bawang merah 1 lokasi, dan jeruk 1 lokasi)
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman
10
No Tujuan Sasaran
Target
Keuangan
dan Fisik
Rincian Aktivitas
Perkebunan (kelapa sawit 1 lokasi)
Publikasi Inovasi Pertanian
Pameran dan Display
Visitor Plot Inovasi Teknologi Pertanian
Diseminasi dan promosi Inovasi pertanian Spesifik Lokasi melalui Siaran TV, Radio, dan Media Cetak
Penguatan Tagrimart dan KBI 1 lokasi)
3 Melaksanakan
Koordinasi,
Bimbingan, dan
Dukungan
Teknologi UPSUS,
Komoditas
Strategis,
Terlaksananya
Koordinasi,
Bimbingan, dan
Dukungan
Teknologi
UPSUS,
Komoditas
Strategis
100 %
1 dukungan
teknologi
Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan
4 Melaksanakan
Diseminasi Inovasi
Teknologi
Peternakan
Terlaksananya
Diseminasi
Inovasi
Teknologi
Peternakan
100%,
3 dukungan
UPSUS SIWAB di Kalimantan tengah
Pengembangan Ayam Kampung Unggul Berbasis Rumah Tangga di Kalimantan Tengah
Pengembangan Model Perbibitan Ayam KUB (Inti Plasma) di Kalimantan Tengah
5 Melaksanakan
Rekomendasi
Kebijakan
Pembangunan
Pertanian
Komoditas
Rekomendasi
kebijakan
100%,
1
Rekomenda
si
Analisis kebijakan pembangunan pertanian
11
No Tujuan Sasaran
Target
Keuangan
dan Fisik
Rincian Aktivitas
Strategis
6 Model
Pengembangan
Inovasi Pertanian
Bioindustri Spesifik
Lokasi
Tersusunnya
model
pengembangan
Inovasi
pertanian
bioindustri
spesifik lokasi
100%,
2 model
Model Pengembangan Bioindustri Berbasis Sawit (1 model integrasi sapi-sawit)
Model Pengembangan Bioindustri Berbasis Padi Spesifik Lokasi (1 model integrasi padi)
7 Melaksanakan unit
perbenihan
Tersedianya
produksi benih
sumber (padi)
dan jagung 8 ton
100%
1 Laporan
Produksi Benih Sumber Padi (2 ton FS, 3 ton SS)
Produksi Benih Sumber Jagung (3 Ton SS)
8 Melaksanakan SDG
Yang Terkonservasi
dan
Terdokumentasi
Tersedianya SDG
Yang
Terkonservasi
dan
Terdokumentasi
100%,
1 Laporan
Pengelolaan Sumberdaya Genetik Spesifik Lokasi Kalimantan Tengah
9 Melaksanakan
Dukungan inovasi
teknologi untuk
peningkatan IP
kawasan pertanian
Terlaksananya
Penerapan
Inovasi Teknologi
Pertanian untuk
Peningkatan
Indeks
Pertanaman
100%,
1 Laporan
Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian untuk Peningkatan Indeks Pertanaman
10 Melaksanakan
Transfer Inovasi
Teknologi
Terlaksananya
Transfer Inovasi
Teknologi
100%,
1 Laporan
Peningkatan Komunikasi Penyuluhan
Kerjasama KSPP
11 Melaksanakan
Inovasi Perbenihan
dan Perbibitan
Terlaksananya
Produksi Benih
untuk Percepatan
Diseminasi
Varietas Unggul
Baru (40
100%,
1 Laporan
Dukungan Perbenihan Komoditas Padi (40 ton ES)
12
No Tujuan Sasaran
Target
Keuangan
dan Fisik
Rincian Aktivitas
ton ES)
12 Melaksanakan Unit
Perbenihan
Unggulan
Komoditas
Pertanian Strategis
Terlaksananya
dukungan
Pengembangan
Sarana
Prasarana
Perbenihan
Mendukung
Sasaran Produksi
Komoditas
Strategis
Perkebunan
100%,
3 laporan
Produksi Benih Sebar Kelapa Dalam (7000 pohon)
Produksi Benih Sebar Karet (7000 pohon)
Produksi Benih Sebar Kakao (5000 pohon)
13 Melaksanakan
Produksi Benih
Tanaman Industri
Perkebunan
Terlaksananya
Produksi Benih
Kakao (11000
pohon)
100%,
1 Laporan
Dukungan Perbenihan Komoditas Kakao
14 Melaksanakan
Layanan internal
Terlaksananya
layanan internal
balai
100 %
1 layanan
Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Kantor (3 unit)
Sarana Perbenihan Komoditas Perkebunan (1 set)
15 Melaksanakan
manajemen
pengelolaan satker
Terkelolanya
satker Balai
Pengkajian
Teknologi
Pertanian
(BPTP)
Kalimantan
Tengah
dengan standar
mutu ISO
9001:2015
100%
1 laporan
Pemeliharaan mutu manajemen satker
Administrasi perkantoran
Pengelolaan Perlengkapan, Kearsipan dan Sistem Akuntasi Instansi
Pembinaan administrasi kepegawaian
Peningkatan kapasitas SDM
SPI Pengelolaan IT Perpustakaan
13
No Tujuan Sasaran
Target
Keuangan
dan Fisik
Rincian Aktivitas
12 Menyusun program
kegiatan yang
mendukung
program strategis
kementan
Tersusunnya
matrik program,
proposal RPTP
dan RDHP,TOR,
RKKS, DIPA, dan
perubahannya
100%
1 laporan
Penyusunan program dan rencana kerja .
13 Memonitoring dan
mengevaluasi
kegiatan satker
agar dapat
mencapai sasaran
Tercapainya
kinerja secara
efektif, efisien,
hemat, dan
mengurangi
temuan serta
patuh kepada
peraturan.
100%
1 laporan
Monev
14 Melaksanakan
kegiatan UAW
Terlaksana
workshop
penyusunan
laporan
keuangan
100%
2 laporan
UAPPAB/W
13 Melaksanakan
kerjasama
Telaksananya
MOU
100%
1 laporan
Kerjasama
15 Melaksanakan
kegiatan komisi
Tercapainya
pertemuan
komisi
100%,
1 laporan
Komisi Teknologi pertanian dan sinkronisasi antar Satker
16 Melaksanakan
pengelolaan
instalasi
pengkajian
Tercapainya
pengelolaan
instalasi
pengkajian
100%,
1 laporan
Pengelolaan lahan kebun percobaan (1 unit)
Laboratorium Teknis, Diseminasi dan Pasca Panen.
18 Melaksanakan
layanan
perkantoran
Terlaksananya
pembayaran gaji
100%,
1 laporan
Pembayaran gaji dan tunjangan
14
No Tujuan Sasaran
Target
Keuangan
dan Fisik
Rincian Aktivitas
19 Melaksanakan
penyelenggaraan
operasional dan
pemeliharaan
perkantoran
Terpeliharanya
sarana dan
prasarana
100%,
1 laporan
Kebutuhan sehari-hari Langganan Daya dan
Jasa Pemeliharaan
perkantoran
Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Balitbangtan Kalimantan Tengah per 31 Desember 2018 sebanyak 53
orang. Pada Tabel 2 disajikan daftar nama pegawai sesuai regrouping per 31
Desember 2018.
Tabel 2. Daftar Pemangku Jabatan Tahun 2018
No Nama
Jabatan
Struktural/Fungsional
Tertentu/Fungsional
Umum
Klas
Jabatan Kedudukan
1 Dr. Ir. Fery Fahrudin Munir,
MSc
Ka BPTP Kalimantan
Tengah 13 Ka. Balai
2 Dr. M. Anang Firmansyah, SP,
M.Si Peneliti Madya 11
Kelji
Sumberdaya
3 Dr. Susilawati, SP, M.Si Peneliti Madya 11 Kelji Budidaya
4 Titiek Indraswati, SP Kepala Subbagian Tata
Usaha 9 Tata Usaha
5 Dr. Dedy Irwandi, SPi, M.Si Kasie KSPP 9 KSPP
6 Dr. Andy Bhermana, SP, M.Sc Peneliti Muda 9 Kelji
Sumberdaya
7 Adrial, SPt, Msi Peneliti Muda 9 Kelji Budidaya
8 Dr. Twenty Liana, SP, MP Peneliti Muda 9 Kelji Budidaya
15
No Nama
Jabatan
Struktural/Fungsional
Tertentu/Fungsional
Umum
Klas
Jabatan Kedudukan
9 Ronny Yuniar Br Galingging, SP,
M.Si Peneliti Muda 7
Tugas Belajar
S3
10 Umming Sente, SPt Penyuluh Pertanian Muda 9 Kelji Budidaya
11 Astri Anto, SP Penyuluh Pertanian Muda 6 Tugas Belajar
S2
12 Wahyu Adi Nugroho, SP Peneliti Pertama 6 Tugas Belajar
S2
13 Suparman, SP Peneliti Pertama 6 Tugas Belajar
S2
14 Sri Agustini, SP Peneliti Pertama 8 Kelji Budidaya
15 Vidya Imaniasita, SP Peneliti Pertama 8 Kelji Budidaya
16 Bambang Haryanto, SPt Peneliti Pertama 8 Kelji Budidaya
17 Yani Mankin, SP Penyuluh Pertanian
Pertama 8 Kelji Sosek
18 Sintha Eliestya Purwandari,
S.Tp
Penyuluh Pertanian
Pertama 8
Kelji Pasca
Panen
19 Sandis Wahyu Prasetiyo, SP Penyuluh Pertanian
Pertama 8 Kelji Sosek
20 Hia Cinta Tridamayanti, SST Penyuluh Pertanian
Pertama 8
Kelji Pasca
Panen
21 Andriansyah, SP Penyuluh Pertanian
Pertama 8 Kelji Budidaya
22 Dewi Ratnasari, SP Penyuluh Pertanian
Pertama
8 Kelji Budidaya
23 Hijrah Tunisa, SP Penyuluh Pertanian
Pertama
8 Kelji Budidaya
16
No Nama
Jabatan
Struktural/Fungsional
Tertentu/Fungsional
Umum
Klas
Jabatan Kedudukan
24 Hasiyen Minarni, S.Sos Pustakawan Pertama 8 Pustaka
25 Norsehan, SE Analisis Kepegawaian
Pertama 8 Tata Usaha
26 Mislina, SP Bendahara Penerimaan 7 Tata Usaha
27 Atyk Maryati, ST Bendahara Pengeluaran 7 Tata Usaha
28 Ir. Nur Widayati Koordinator Lab.
Diseminasi 7 KSPP
29 Yulianto Purwaningtyas, B Sc Penyusun Rencana
Kegiatan dan Anggaran 7 KSPP
30 Lumban, SP. M.Si. Petugas Pendayagunaan
Hasil Litbang 7 KSPP
31 Ir. Marlon Siahaan, M Si Petugas Pendayagunaan
Hasil Litbang 7 KSPP
32 Saferaniansyah, S.Pt, ME Koordinator Kebun
Percobaan 7 KP Unit Tatas
33 Syarkawi Koord Administrasi (RT &
Perlengkapan) 6 Tata Usaha
34 Armawi, A.Md Petugas SIMAK BMN 6 Tata Usaha
35 Mahyudin Verifikator Keuangan 6 Tata Usaha
36 Eriatosani Petugas SAK 6 Tata Usaha
37 Erny Anggrahini, SE Pengadministrasi Keuangan 6 Tata Usaha
38 Muhaimin, A. Md Petugas Sarana dan
Prasarana 6 Tata Usaha
39 Hendra Gonawan, SE Pengadministrasi Keuangan 6 Tata Usaha
40 Suryanti Agendaris 5 Tata Usaha
17
No Nama
Jabatan
Struktural/Fungsional
Tertentu/Fungsional
Umum
Klas
Jabatan Kedudukan
41 Krisyetno Pengadministrasi Umum 5 Tugas Belajar
D4
42 Ami Hewu, SPt Pengadministrasi Umum 5 KSPP
43 Karjo Pengadministrasi Umum 5 KSPP
44 Sigit Pramono Pengadministrasi Umum 5 Tugas Belajar
D4
45 Suriansyah Pengadministrasi Umum 5 KP Unit Tatas
46 Dayu Satryo Pamungkas Calon Teknisi Litkayasa
Pemula 5 KSPP
47 Muhammad Yasir Teknisi Litkayasa Pemula 5 KSPP
48 Tuni Pramu Publikasi 4 KSPP
49 Manulon Caraka 3 Tata Usaha
50 Supriyono Pengemudi 3 Tata Usaha
51 Josefh Operator Traktor 3 KP Unit Tatas
52 Gazali Rahman Operator Traktor 3 KP Unit Tatas
53 Arifin Sutekno Pekarya Taman 2 Tata Usaha
Rincian jumlah Pegawai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Balitbangtan Kalimantan Tengah menurut tingkat pendidikan dan golongan
kepangkatan, disajikan pada Tabel 3.
18
Tabel 3. Pegawai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Baitbangtan
Kalimantan Tengah menurut golongan dan pendidikan akhir per 31
Desember 2018
Komposisi tingkat pendidikan pada masing-masing sub unit kerja disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Tingkat pendidikan pegawai pada masing-masing sub unit
S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD
IV /b 2 - - - - - - 2
IV /a 1 1 - - - - - 2
III / d 3 1 4 - - - - 8
III / c 1 - 2 3 - - - 6
III / b - 3 9 - 3 - - 15
III / a - - 6 2 1 3 - - 12
II / d - - - - - - - - 0
II / c - - - - - 2 - - 2
II / b - - - 1 - 1 - - 2
II / a - - - - - 2 1 1 4
Jumlah 7 5 21 3 4 11 1 1 53
GolonganPendidikan
Jumlah
S3 S2 S1 D3 D4 SLTA Lain
Kepala Balai 1 - - - - - - 1
Sub Bagian Tata Usaha - - 6 3 1 4 2 16
Seksi Kerjasama & Pelayanan
Pengkajian1 3 3 1 1 6 - 15
Kelji Budidaya Pertanian 3 1 7 - - 1 - 12
Kelji Sumberdaya Pertanian 2 - 1 - - - - 3
Kelji Sosial Ekonomi Pertanian - 1 3 4
Kelji Pasca Panen - - 1 - 1 - - 2
Jumlah 7 5 21 4 3 11 2 53
Sub Unit KerjaTingkat Pendidikan *)
Jumlah
19
Keragaan pegawai berdasarkan bidang kepakaran disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Keragaan pegawai berdasarkan bidang kepakaran
Gambar 3. Keragaan Pegawai Berdasarkan bidang Kepakaran
Jumlah PNS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah
pada tahun 2018 berkurang dari 56 orang menjadi 53 orang karena ada PNS
yang pensiun sebanyak 3 orang yaitu Ir. Rukayah, Sampiterson, SE dan Wartel.
Bidang Kepakaran Jml SDMProsentase
(%)
Agribisnis/Sosek 3 5.66
Agronomi/Budidaya Pertanian 7 13.21
Akuntansi 1 1.89
Ilmu Ternak/Budidaya Ternak 5 9.43
Ekonomi Pembangunan 1 1.89
Hama & Penyakit Tumbuhan 3 5.66
Ilmu Tanah 3 5.66
Kearsipan 1 1.89
Komunikasi Pemb. Perta & Pedesaan 8 15.09
Perpustakaan 2 3.77
Manajemen 1 1.89
Pemuliaan Tanaman 2 3.77
Pengolahan Hasil Pertanian 1 1.89
Umum 14 26.42
Teknik 1 1.89
jumlah 53 100.00
Agribisnis/SosekAgronomi/Budidaya PertanianAkuntansiIlmu Ternak/Budidaya TernakEkonomi PembangunanHama & Penyakit TumbuhanIlmu TanahKearsipanKomunikasi Pemb. Perta & PedesaanPerpustakaanManajemenPemuliaan TanamanPengolahan Hasil PertanianUmumTeknik
20
Sebagai organisasi riset maka Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Kalimantan Tengah telah memiliki 18 orang pemangku jabatan fungsional
tertentu (JFT) seperti disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rekapitulasi Jabatan Fungsional Tertentu Tahun 2018
Gambar 4. Rekapitulasi Jabatan Fungsional Tertentu Tahun 2018
Sebanyak 27 Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebar dalam 21 jabatan fungsional
umum (JFU). Komposisi jabatan fungsional umum (JFU) disajikan pada Tabel 7.
No Nama Jabatan Jumlah Prosentase
1 Peneliti Madya 2 8.33
2 Peneliti Muda 4 16.67
3 Peneliti Pertama 5 20.83
4 Penyuluh Pertanian Muda 2 8.33
5 Penyuluh Pertanian Pertama 7 29.17
6 Teknisi Litkayasa Pemula 1 4.17
7 Calon Teknisi Litkayasa 1 4.17
8 Pustakawan Pertama 1 4.17
9 Analis Kepegawaian Pertama 1 4.17
Jumlah 24 100.00
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Penyuluh Pertanian Muda
Penyuluh Pertanian Pertama
Teknisi Litkayasa Pemula
Calon Teknisi Litkayasa
Pustakawan Pertama
Analis Kepegawaian Pertama
21
Tabel 7. Rekapitulasi Jabatan Fungsional Umum Tahun 2018
No Unit Kerja/ Nama Jabatan JFU Klas
Jumlah Jabatan
Sub Bagian Tata Usaha
1 Bendahara Penerimaan 7 1
2 Bendahara Pengeluaran 7 1
3 Petugas SAK 6 1
4 Petugas Sarana dan Prasarana 6 1
5 Petugas SIMAK BMN 6 1
6 Pengadministrasi Keuangan 6 2
7 Koord Administrasi (RT & Perlengkapan) 6 1
8 Verifikator Keuangan 6 1
9 Pengadministrasi Umum 5 1
10 Agendaris 5 1
11 Caraka 3 1
12 Pengemudi 3 1
13 Pekarya Taman 2 1
Jumlah ASN Subbag TU 14
Seksi KSPP
14 Koordinator Lab. Diseminasi 7 1
15 Koordinator Kebun Percobaan 7 1
16 Petugas Pendayagunaan Hasil Litbang 7 2
17 Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran 7 1
18 Calon Teknisi Litkayasa Pemula 5 1
19 Pengadministrasi Umum 5 4
20 Pramu Publikasi 4 1
21 Operator Traktor 3 2
Jumlah ASN KSPP 13
22
Kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Kalimantan
Tengah berada di Jl. G. Obos Km.5 Palangka Raya. Berikut adalah denah kantor
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Balitbangtan Kalimantan Tengah yang
berada di Kota Palangka Raya (Gambar 5)
Gambar 5. Peta Kota Palangka Raya
(1)
Gambar 6. Denah kantor BPTP Kalimantan Tengah
23
Terkait dengan tugas dan fungsi BPTP untuk mempercepat pembangunan
pertanian di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, BPTP harus mampu
mengintegrasikan dan mensinergiskan Program Strategis Kementerian Pertanian
dengan kondisi agroekosistem pertanian di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah,
melakukan pengkajian dan diseminasi hasil pengkajian pertanian yang spesifik
lokasi serta diharapkan pula mampu mendukung penyediaan benih/bibit tanaman
unggul spesifik lokasi, maka sejak tahun 2006 BPTP Kalimantan Tengah
dipercayai untuk mengelola 1 unit Kebun Percobaan (KP) yang terletak di Jalan
Sungai Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas. Kebun tersebut
terhampar dalam luasan 25 hektar dengan agroekosistem lahan pasang surut
tipe luapan B/C dan zone curah hujan B/A. Dengan pengelolaan yang intensif,
kebun sangat berpotensi dalam menyediakan benih/bibit tanaman unggul yang
sangat diperlukan bagi pembangunan pertanian di wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah.
Fungsi Kebun Percobaan Sarana Litkaji :
a. Kebun Percobaan sebagai zona lokasi litkaji
b. Kebun Percobaan sebagai Penyedia Benih Sumber
Tahun 2012 melaksanakan kegiatan perbanyakan benih (UPBS ).
Bekerjasama dengan stekholder, dinas pertanian, satgas BPSB, Petani
penangkar
Legalitas/sertifikasi,label.
Varietas Adaptif lahan pasang surut, Inpara 3, IR.Dadahup, Situ Bagendit,
Inpari 30.
Perbenihan Kedelai
c. Kebun Percobaan sebagai media pendidikan
Sejak tahun 2012, bekerjasama dengan SMK Pertanian Kapuas.
Tempat Prakaren siswa-siswi SMK 1 Kapuas Murung juga Menempatkan
siswa/siswi Prakaren di Kebun Percobaan.
Metode Pembelajaran sistem Agribisnis.
Menyiapkan lokasi Prakaren 0,5 ha.
Komoditas sayuran.
Kelompok Tani, dan PPL.
24
d. Kebun Percobaan Show-Window Teknologi.
Implementasi Litkaji, uji multi lokasi, Perbanyakan benih, Uji Alsin, SL-
PTT, Tata air (sistem satu arah).
Kebun Produksi Durian, Rambutan, Manggis, Petai, Jeruk.
Lokasi SDG, Kebun Entres karet, Kebun Sawit sebagai pagar batas lahan
Kebun Percobaan.
e. Lokasi sumberdaya dan genetik (SDG)
Pembukaan lokasi (SDG) 1 ha ada tahun 2014
Pembuatan surjan sebanyak 10 surjan.
Tanaman Durian sebanyak 32 Pohon.
Tanaman susulan sebanyak 40 Pohon Durian, MT.Maret 2016 Total 72.
Lagas, Gantar bumi, GT.Duri, Kalimantan Tengah.
Kalimbuay, mentega, bajang, hijau, Kal-Sel.
Pemanfaatan lahan : untuk pertanaman cabe, jagung, Padi lokal, beras
merah.
Kondisi existing kebun percobaan saat ini masih belum bisa berproduksi
optimal karena minimnya kegiatan yang bisa dilakukan terkait dengan
terbatasnya dana untuk pengelolaan. Sebagian besar (sekitar 5 Ha) masih
ditutupi vegatasi hutan galam dan tanaman berkayu campuran lainnya, sekitar
20 Ha yang sudah dikelola untuk memproduksi benih padi dan kedelai dalam
mendukung pelaksanaan Program SL-PTT padi dan kedelai di Provinsi Kalimantan
Tengah. Pengaturan tata air, terutama tata air mikro juga belum berjalan dengan
baik karena tekstur tanah porus dan instalasi tata air mikro belum dibuat secara
permanen sehingga tanaman masih beresiko gagal panen tinggi karena
kebanjiran ataupun kekeringan.
SDM peneliti, penyuluh dan teknisi BPTP Kalimantan Tengah saat ini
sudah menguasai inovasi teknologi budidaya karet, sehingga dari aspek tenaga
untuk pengelolaan kebun karet sudah tersedia. Dilihat ketersediaan tenaga kerja
harian lepas untuk penyelesaian pekerjaan teknis budidaya tanaman karet,
karena KP Unit Tatas berada relatif dekat dengan pemukiman penduduk desa,
maka tenaga harian lepas akan relatif mudah untuk didapat sesuai keperluan.
25
Revitalisasi yang dilakukan secara menyeluruh menyangkut aspek
pembukaan lahan, tata air mikro, instalasi irigasi (pompanisasi), mekanisasi
pertanian, sarana prosesing pasca panan (lantai jemur), penyimpanan hasil
panen, sarana transportasi serta bengkel alat pertanian kebun percobaan Unit
Tatas menjadi sangat penting untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas
kebun dalam mendukung penyediaan benih/bibit tanaman unggul.
Pada Kebun Percobaan Unit Tatas terdapat bangunan berupa 1 unit
gedung kantor, 2 unit mess, 1 unit gudang, 1 unit lantai jemur, 1 unit bengkel
dan lahan pertanian (bersertifikat) seluas 25 ha.
Gambar 7. Kantor KP Unit Tatas Gambar 8. Mess KP Unit Tatas
2.6. Aset Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor yang dimiliki BPTP Kalimantan Tengah meliputi
kendaraan roda-4 sebanyak 7 unit (Tabel 8) dan kendaraan roda-2
sebanyak 15 unit (Tabel 9).
Tabel 8. Kendaraan bermotor roda-4 milik BPTP Kalimantan Tengah
No. Merk/Type No. Polisi Tahun
Pengadaan
1 Toyota/Kijang Super KF40/42 Sort/Bensin KH 167 AU 1996
2 Toyota/Standard KF80 Long/Bensin KH 199 AU 1998
3 Toyota/Super KF80 Long/Bensin KH 856 AU 1999
26
4 Daihatsu/Taft GT/F70/Solar (Hi-Line) KH 857 AU 2001
5 Toyota/Inova G (TGN40R-GKMDKD) KH 1001 AU 2007
6 Toyota Hilux Double Cabin KH 8558 AW 2010
7 Toyota Hilux Double Cabin KH 8711 AW 2010
Tabel 9. Kendaraan bermotor roda-2 milik BPTP Kalimantan Tengah
No. Merk/Type No. Polisi Tahun
Pengadaan
1. Suzuki/A100CC KH 5258 AY 2000
2. Suzuki/A100CC KH 5251 AY 2000
3. Suzuki TS125 KH 5256 AY 2001
4. Suzuki TS125 KH 5255 AY 2001
5. Suzuki TS125 KH 5253 AY 2002
6. Suzuki TS125 KH 5254 AY 2002
7. Suzuki/A100CC KH 5257 Ay 2002
8. Honda/Megapro B 6869 PBQ 2004
9. Honda/Megapro KH 4236 AY 2007
10. Honda/Megapro KH 4237 AY 2007
11. Honda/Megapro KH 4238 AY 2007
12. Honda/Megapro KH 4239 AY 2007
13. Honda/Megapro KH 4240 AY 2007
14. Honda/Supra X KH 5370 AY 2012
15. Honda/Supra X KH 5613 AY 2013
16. Honda/Supra X 2017
27
2.7. Anggaran dan Realisasi
Laporan Keuangan Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Kalimantan Tengah (018.09.1600.567570.KD) periode Januari - Desember Tahun
2018 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menggambarkan perbandingan antara
anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan
belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2018.
Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Tahun 2018
sebesar Rp202.213.506,00 atau mencapai 144,16% dari estimasi pendapatan
senilai Rp140.269.000,00 dan realisasi belanja negara adalah sebesar
Rp10.478.161.238,00 atau mencapai 92,09% dari alokasi anggaran senilai
Rp.11.377.698.000,00.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menggambarkan perbandingan antara
anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan
belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2018. Ringkasan
Laporan Realisasi Anggaran TA 2018 dan 2017 dapat disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Ringkasan laporan realisasi pendapatan dan belanja negara periode yang berakhir 31 Desember 2018
Anggaran Realisasi
% Realisasi
terhadap
Anggaran
1 Penerimaan Dalam Negeri
Penerimaan Perpajakan - - -
Penerimaan Negara Bukan
Pajak 140,269,000.00 202,213,506.00 144.16
140,269,000.00 202,213,506.00 144.16
Belanja Pegawai 4,500,000,000.00 3,790,257,217.00 84.23
Belanja Barang 6,298,537,000.00 6,134,348,021.00 97.39
Belanja Modal 579,161,000.00 553,556,000.00 95.58
11,377,698,000.00 10,478,161,238.00 92.09
2
3
Jumlah Belanja
Uraian
31 Desember 2018
PENDAPATAN
A
B
Jumlah Pendapatan
BELANJA
1
28
III. KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pengkajian dan diseminasi hasil-hasil pengkajian yang
dilaksanakan di BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2018
adalah sebagai berikut:
3.1. Kegiatan Pengkajian In House
3.1.1 Kajian Model Sistem Usahatani Tanaman - Ternak Sapi di
Kalimantan Tengah
Kajian Model Sistem Usahatani Tanaman – ternak sapi di Kalimantan
Tengah dalam Rangka Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun adalah bertujuan
untuk mendapatkan model usahatani integrasi sapi jagung pada lahan kering,
meningkatkan kualitas lahan dengan memanfaatkan faces sapi sebagai bahan
pembuatan pupuk organik untuk tanaman jagung yang ramah lingkungan,
meningkatkan kualitas pakan ternak melalui proses fermentase dan konsentrat,
serta untuk meningkatkan pendapatan petani/peternak di lahan kering.
Hasil dari kajian ini adalah jerami jagung merupakan limbah pertanian
yang tersedia dalam jumlah cukup banyak dibanding dengan limbah pertanian
lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan
sebagian menjadi kompos. Ternak sapi yang menkonsumsi jerami jagung
menghasilkan kotoran (pupuk kandang), yang nantinya apabila dikelola secara
baik, akan menjadi pupuk organik dan akan bermanfaat optimal bagi tanaman.
Hambatan pemanfaatan jerami jagung secara luas sebagai sumber pakan
ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila dibandingkan dengan hijauan lain.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat diperbaiki dengan teknologi untuk
meningkatkan nilai gizi jerami jagung tersebut. Dilakukan penambahan bahan
bahan lain untuk mendukung kecukuan gizi pakan yang dibuat, yaitu dengan
penambahan bahan pakan berupa Bungkil Inti Sawit, Solid Sawit, Mineral, Kapur,
Mikroba, Tetes, air. Solusinya adalah dengan memanfaatkan bahan pakan yang
ada di sekitar lokasi kegiatan. Bahan pakan yang melimpah di lokasi adalah hasil
samping budidaya jagung. Pemanfaatan tersebut antara lain jerami jagung dan
tongkol jagung.
29
Untuk formulasi pakan yang digunakan adalah rekomendasi komposisi
pakan yang sudah diperoleh pada pengkajian tahun pertama. Komposisi pakan
yang digunakan adalah P3 (tabel 11)
Tabel 11. Komposisi pakan yang digunakan
Brangkasan jagung
60,00 % 77
Bungkil sawit 30,00 % 11
Solid sawit 7,96 % 10
Mineral 0,30 % 100 gram
Garam 0,30 % 100 gram
Tetes 1,14 % 1
Dari komposisi pakan berdasarkan tabel 11 di atas, pengkajian pakan
penggemukan dengan menggunakan 16 ekor sapi Bali jantan berusia 1 sampai 2
tahun, menghasilkan kenaikan bobot badan ternak tertinggi pada perlakuan
tersebut.
Jumlah populasi ternak pada akhir tahun kegiatan adalah 17% indukan,
3% pedet betina dan 2% pedet jantan, dengan status reproduksi ternak adalah
14% bunting dan 3% tidak bunting.
Pada pertanaman jagung digunakan aplikasi pupuk kandang sapi sebagai
pupuk dasar. Dari empat perlakuan yaitu (1) tidak menggunakan aplikasi pupuk
dasar + 200 kg/ha Urea + 100 kg/ha KCl + 100 kg/ha TSP + 200 kg NPK, (2)
menggunakan pupuk guano fhospat (P) 100 kg/ha + 200 kg/ha Urea + 100
kg/ha KCl + 100 kg/ha TSP + 200 kg NPK, pupuk guano fosfat yang digunakan
adalah pupuk guano yang biasa digunakan oleh petani jagung di Desa
Garantung, pupuk guano phosphate berbentuk granul, (3) menggunakan pupuk
kandang kotoran ayam sebanyak 1.500 kg/ha + 200 kg/ha Urea + 100 kg/ha KCl
+ 100 kg/ha TSP + 200 kg NPK, pupuk kandang kotoran ayam adalah pupuk
dasar yang biasa digunakan oleh petani jagung di Desa Garantung, dan (4)
menggunakan pupuk kendang kotoran sapisebanyak 1.500 kg/ha + 100 kg/ha +
200 kg/ha Urea + 100 kg/ha KCl + 100 kg/ha TSP + 200 kg NPK, menunjukkan
30
adanya perbedaan nyata pada berbagai waktu perlakuan. Produksi tanaman
yang dihasilkan setelah adanya perlakuan adalah kisaran antara 4,6 – 5,5 ton/ha.
Usahatani budidaya jagung dengan aplikasi pupuk dasar berdasarkan nilai
R/C ratio layak untuk dikembangkan, dan berpotensi secara ekonomi
berdasarkan nilai B/C rationya. Sedangkan berdasarkan nilai MBCR sebagai
pengambaran pengaruh introduksi teknologi berupa penambahan pupuk dasar,
perlakuan penggunaan pupuk dasar yaitu pupuk kotoran ayam layak untuk
diintrodusi.
Gambar 9. Koordinasi dengan Dinas Pertanian dan petani calon Kooperator
Gambar 10. Lokasi Pertanaman jagung
sebagai bahan pakan sumber serat
Gambar 11. Pembuatan pakan
3.1.2 Uji Adaptasi Varietas Padi Toleran Fe dan Salin di Lahan Pasang
Surut Kalimantan Tengah
Tujuan dari kajian ini adalah mendapatkan varietas-varietas padi toleran
Fe dan salin di lahan pasang surut serta untuk mendapatkan paket teknologi
budidaya padi toleran Fe dan Salin serta tahan blas spesifik lahan pasang surut.
31
Kegiatan yang dilakukan adalah uji adaptasi varietas padi toleran Fe dan
Al, dilakukan di agroekosistem lahan pasang surut. Kegiatannya terdiri dari
studi literatur terhadap kajian atau penelitian sebelumnya, melakukan koordinasi,
memilih lokasi dan petani, permintaan benih ke Balit, penyiapan sarana
pendukung kegiatan, dan menyusun jadwal pelaksanaan, Pembekalan dan
pelatihan petani, untuk memberikan pemahaman tentang varietas padi toleran
cekaman lingkungan baik biotik maupun abiotik, keunggulan dan inovasi dalam
budidayanya. Pelatihan dilakukan untuk menambah keterampilan dan
pemahaman petani dalam berusahatani padi spesifik lokasi, sekaligus
penyusunan paket teknologi. Kegiatan pelaksanaan yaitu berupa aplikasi uji
adaptasi dan penyusunan paket teknologi budidaya padi toleran, dan
pengawalan serta pendampingan di tingkat lapang. Pengumpulan data
pertumbuhan dan produksi, kendala, dll dan mengolah serta menganalisisnya.
Terakhir adalah diseminasi dan penyusunan publikasi ilmiah untuk dapat
diterbitkan di jurnal ilmiah, dll.
Berikut beberapa varietas padi yang dihasilkan oleh Balitbangtan yang
toleran Fe, Salin dan Tahan Blas.
Tabel 12. Varietas padi hasil Balitbangtan yang toleran Fe, Salin dan tahan Blas.
No Ketahanan terhadap cekaman Varietas
1 Tahan blas spesifik lahan pasang
surut
Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3,
Inpara 6 dan Inpara 7 (beras
merah)
2 Tahan blas spesifik lahan sawah Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13,
Inpari 14, Inpari 15 dan Inpari
blas
3 Tahan blas spesifik lahan kering Inpago 7, Inpago 8
4 Toleran Fe Inpara 8, Inpara 9
5 Toleran Salin (Na+) Inpari 34 dan Inpari 35
6 Toleran kekeringan Inpago 7, Inpago 8, Inpago 10
dan Batutegi
32
Beberapa komponen teknologi dipadukan adalah (tabel 13) :
Tabel 13. Komponen Teknologi uji adaptasi varietas padi toleran Fe dan Al, di agroekosistem lahan pasang surut
Komponen Uraian Keterangan
Varietas Inpari 34, Inpari 35,
Inpara 8, dan Inpara 9,
Sebanyak 4 varietas akan
diuji adaptasikan dan satu
varietas (inpari 30)
sebagai pembanding
Kapur Dolomit 500-1.000 kg/ha
Urea Tunggal 150 kg/ha
SP-36 Tunggal 150 kg/ha
KCl Tunggal 100 kg/ha
Cara tanam Jajar Legowo 2 : 1
Olah tanah Sempurna Dengan hand traktor
Hasil panen pada MT Asep 2018 menunjukkan bahwa varietas Inpari 35
mampu berproduksi 5,9 t/ha dan inpara 9 sebanyak 4,6 t/ha lebih rendah
dibandingkan Inpari 35. Secara umum varietas Inpari 35 lebih disenangi karena
bentuk gabahnya lebih kecil, dan pada MT II MH digelar bersama varietas terpilih
di lahan pasang surut. Dari hasil kajian tersebut akhirnya terpilih varietas Inpara
9 dan inpari 35 sebagai varietas yang toleran Fe dan Al, namun tingkat
tolerannya yang bisa ditolerir adalah pada tingkat cekaman rendah sampai
sedang.
3.1.3 Kajian Sistem Usaha Tani Sayuran di Lahan Gambut Dataran
Rendah Kalimantan Tengah
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengaplikasikan rakitan teknologi
spesifik lokasi budidaya sayuran bunga kol dan bawang merah bernilai komersial
tinggi melalui pemilihan varietas yang adaptif di lahan gambut di musim hujan,
mengaplikasikan pemupukan spesifik lokasi dan populasi bunga kol, dan
33
teknologi spesifik lokasi budidaya bawang merah yang mampu mengendalikan
serangan moler di lahan gambut melalui penyungkupan, meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan petani lahan gambut untuk
melakukan budidaya sayuran di lahan gambut pada musim hujan, baik pada
lahan gambut budidaya maupun lahan gambut bukaan baru dan untuk
meningkatkan pendapatan petani di lahan gambut di Kalimantan Tengah.
Pengkajian ini dilakukan pada dua komoditas yaitu bawang merah dan
bunga kol di lahan gambut.
SUT Gambut untuk Bawang Merah
Ada dua inovasi SUT Bawang Merah pada lahan gambut, yaitu : (1)
sungkup musim hujan pada lahan gambut yang telah lama dibudidayakan dan
(2) Inovasi sungkup musim hujan pada lahan gambut bukaan baru.
Pada inovasi sungkup musim hujan pada lahan gambut yang telah lama
dibudidayakan, rancangan percobaan menggunakan petak berpasangan, yaitu
ada 2 pelakuan:
A = tanpa penggunaan sungkup
B = penggunaan sungkup.
Hasil dari pengkajian sungkup dan tanpa sungkup dikaji ulang untuk
dikaji kembali. Indikator yang digunakan diantaranya pertumbuhan, serangan
OPT dan juga produksi. Selain itu dilakukan pengkajian pemberian dosis KCl pada
fase produktif pada kedua perlakuan sungkup dan non sungkup. Aplikasi
pemupukan KCl dilakuka ada uur 30 dan 40 HST. Pengaplikasian KCl dilakukan
dengan pencampuran air sebanyak 5 liter.
K0 = 0 kg/ha = 0 g/2m2
K1 = 100 kg/ha = 20 g/2m2
K2 = 200 kg/ha = 40 g/2m2
K3 = 300 kg/ha = 60 g/2m2
Penanaman menggunakan mulsa plastik hitam perak, dengan jarak
tanam 15 x 20 cm atau satu petak perlakuan terdapat 60 tanaman. Varietas
yang digunakan adalah Bima Brebes. Pemupukan dasar menggunakan dolomit 8
t/ha, pukan ayam 5 t/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 100 kg/ha, NPK 16:16:16 100
34
kg/ha, sedangkan pemupukan susulan sdigunakan NPK 16:16:16 pada umur 2
dan 4 MST dengan dosis masing-masing 100 kg/ha. Selain itu digunakan
pengocoran dolomit 50 gr/liter pada umur 3 dan 6 MST. Pengendalian OPT
silakukan secara rutin menggunakan insektisida.
Inovasi sungkup musim hujan pada lahan gambut bukaan baru, hasil
inovasi sungkup diterapkan di lokasi lain yang merupakan tanah gambut bukaan
baru pada saat musim hujan puncak. Perlakuan yang digunakan adalah sama
untuk melihat respon pada tanah gambut bukaan baru.
Selain itu dilakukan uji adaptasi varietas yaitu Tajuk dan Bima Brebes.
Kedua varietas ini telah banyak dikembangkan karena bantuan Dinas
menggunakan varietas ini, namun karakteristik Tajuk masih belum banyak
dimengerti. Pengkajian digunakan seperti halnya pada perlakuan sungkup,
namun untuk melihat respon dari kedua varietas ini di lahan gambut musim
hujan.
Hasil kegiatan Inovasi sungkup musim hujan pada lahan gambut yang
telah lama dibudidayakan adalah inovasi sungkup plastik UV di lahan gambut
pada musim hujan sangat berbeda nyata. Penyungkupan disandingkan dengan
penanaman bawang merah tanpa penyungkupan (Foto terlampir). Pengamatan
lapang semula menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman bawang merah yang
disungkup lebih lambat dari pada yang tidak menggunakan sungkup. Namun
demikian dengan makin bertambahnya umur tanaman, maka pertumbuhan
tanaman yang di dalam sungkup dapat mengejar ketertinggalannya.
Tanaman bawang merah tanpa sungkup mulai terserang penyakit dan
pada umur kurang dari sebulan tanaman bawang merah tanpa sungkup mati
total, sebaliknya tanaman bawang merah yang menggunakan sungkup tetap
tubuh dengan baik hingga panen uur 60 HST. Umur panen ini lebih dari 5 hari
daripada umur noral bawang merah di Kalteng, hal ini menunjukkan bahwa
penyungkuan di musmim hujan sangat handal untuk mengatasi serangan
penyakit dan meningkatkan keberhasilan panen.
35
Gambar 12. Parameter tinggi tanaman bawang merah pada perlakuan non
sungkup dan sungkup.
Gambar 13. Parameter jumlah anakan bawang merah pada perlakuan non
sungkup dan sungkup.
Gambar 14. Parameter jumlah daun bawang merah pada perlakuan non sungkup
dan sungkup.
19,3
28,7
0 0
14,9
28,2
37,744,2
0
10
20
30
40
50
10 20 30 45
Tin
ggi T
anaa
n (
cm)
Umur Tanaman (Hari)
Non Sungkup
Sungkup
4,75,9
0 0
4,3 4,6
6,9 7,4
0
2
4
6
8
10 20 30 45
Jum
lah
An
akan
Umur Tanaman (Hari)
Non Sungkup
Sungkup
12,717,4
0 0
11
17
28,133,2
0
10
20
30
40
10 20 30 45
Jula
h D
aun
(H
ela
i)
Umur Tanaman (Hari)
Non Sungkup
Sungkup
36
Pada perlakuan sungkup masih mampu berproduksi hingga 16.07 t/ha
panen kering (Gambar 15). Hal ini membuktikan bahwa inovasi teknologi
budidaya bawang merah di lahan gambut pada musim hujan adalah salah satu
yang terpenting menggunakan sungkup.
Gambar 15. Produksi basah kotor, kering kotor dan kering bersih tanaman
bawang merah lahan gambut musim hujan pada perlakuan sungkup.
Pada fase produksi ternyata perlakuan KCl memiliki pengaruh yang cukup
baik, yaitu berbeda nyata antara K3 dengan kontrol, sedangkan K1 dan K2 lebih
baik dibandingkan kontrol meskipun tidak berbeda nyata (Gambar 16).
Gambar 16. Produksi basah bawang merah pada berbagai perlakuan dosis pupuk
KCl di lahan gambut musim hujan dengan penyungkupan.
22,37
16,0713,87
0
5
10
15
20
25
Panen Basah Kotor Panen Kering Kotor Panen Kering Bersih
Pro
du
ksi (
tha)
Jenis Produks Sungkup
18,93 a
22,5 ab 23,23 ab24,77 b
0
5
10
15
20
25
30
K0 K1 K2 K3
Be
rat
Pan
en
Bas
ah (
t/h
a)
Perlakuan Pupuk KCl
37
Untuk adaptasi varietas bawang merah di lahan gambut, berdasarkan produksi
basah per hektar nampak bahwa varietas bawang merah Bima Brebes lebih
unggul dibandingkan varietas Tajuk (gambar 17) Hal ini menunjukkan bahwa
varietas Bima Brebes lebih adaptif di Kalimantan Tengah dibandingkan varietas
Tajuk baik di lahan mineral aupun di lahan gambut
Gambar 17. Produksi basah dan kering dua varietas bawang merah di lahan
gambut pada musim hujan dengan penyungkupan.
Gambar 18. Tanaman Bawang Merah
tanpa penggunaan Sungkup
Gambar 19. Tanaman Bawang Merah
dengan penggunaan Sungkup
14,2316,1
9,9611,27
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Tajuk Bima Brebes
Pro
du
ksi (
t/h
a)
Varietas Bawang Merah
Panen Basah
Panen Kering
38
3.2 Kegiatan Pengembangan Informasi, Komunikasi dan Diseminasi
Teknologi Pertanian
3.2.1 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Tanaman Pangan
Tujuan kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional Tanaman Pangan ini adalah melaksanakan program kebijakan
pengembangan kawasan tanaman pangan dan menerapkan aplikasi inovasi
teknologi di kawasan tanaman pangan. Pada pendampingan ini dilakukan
Penerapan inovasi penggunaan varietas unggul, tanam jajar legowo dan
peningkatan produktivitas.
Hasil dari kegiatan pendampingan ini adalah teraplikasinya inovasi
teknologi PTT spesifik lokasi di kawasan tanaman pangan, beragamnya
penggunaan varietas hasil Balitbangtan dan adanya peningkatan produksi diiringi
dengan pemahaman petani untuk melakukan agribisnis.
Gambar 20. Pendampingan teknologi
PTT padi spesifik lokasi
Gambar 21. Pendampingan teknologi
PTT jagung (Hamparan pertanaman
jagung hibrida)
3.2.2 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Tanaman Hortikultura (cabai 1 lokasi, bawang merah 1 lokasi
dan jeruk 1 lokasi)
Tujuan kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional Tanaman Hortikultura adalah melaksanakan pendampingan teknologi
pada kawasan agribisnis hortikultura komoditas bawang merah, cabai dan jeruk
untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
39
Hasil kegiatan pendampingan ini adalah sebagai berikut :
Demplot Cabai
Tahun ini demplot PKAH untuk cabai dikhususkan pada cabai rawit,
karena banyak diusahakan oleh para petani. Harga yang tinggi dan produksi
yang lumayan membuat para petani lebih cenderung mengembangkan cabai
rawit. Demplot cabai rawit dilakukan di agrekosistem lahan kering yang berada
dalam kawasan rawa, sebab telah dilakukan perbaikan drainase, meskipun jika
hujan lebat tetap saja berpotensi banjir. Lahan yang digunakan adalah jenis
Spodosol dengan solum angkal akibat adanya padasan pada kedalaman 15-20
cm. Dengan dangkalnya solum maka penanaman cabai hanya mampu sebaris
pada setiap bedengan, karena mengumpulkan tanah pasir cukup terbatas.
Kondisi penanaman awal dilakukan pada akhir musim kemarau, dengan
harapan saat fase pertumbuhan maka cabainya sudah cukup airnya. Air yang
disiramkan sbelum huja datang menggunakan air bor dangkal dengan sistem leb.
Pada lokasi demplot dilakukan juga super impose yaitu dosis KCl. Dengan
harapan makin tersedia Kalium untuk tanaman cabai maka produksi cabai makin
baik. Sedangkan untuk diluar super impose mnenggunakan cara petani.
Hasil menunjukkan bahwa dosis KCl 300 kg/ha mampu memberikan hasil
terbaik bagi jumlah cabai per tanaman. Sedangkan makin tinggi diatas 300
kg/ha malah menekan jumlah canai yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa
dosis 300 kg/ha yang diberikan psebagai pupuk dasar sudah mencukupi
kebutuhan cabai. Sebaliknya makin tinggi KClnya maka akan berdampak toksik
atau meracun terhadap tanaman cabai. (Gambar 40).
Gambar 22. Jumlah cabai berdasarkan dosis pupuk KCl
0
100
200
300
150 300 400 600
Jum
lah
per
r Ta
nam
an
Dosis KCl Kg/ha
Jumlah Buah Cabai per Tanaman
40
Gambar 23. Pemberian pupuk dasar
dan perlakuan KCl.
Gambar 24. Penanaman di demplot
PKAH.
Gambar 25. Tanaman Cabai mulai
berbuah.
Gambar 26. Panen Cabai bersama
Demplot Bawang Merah
Demplot bawang merah yang dilakukan adalah berupa biji botani atau
TSS. Pengkajian ini sebagai tahap awal pengawalan program dinas tentang
pengembangan benih TSS bawang merah kepada para petani bawang merah.
Pengkajian diawali dengan penggunaan TSS varietas Tuk-tuk. Pada
tahap pembibitan di kotakan stereoform hingga umur 40 hari kondisi benih cukup
baik. Namun kondisi terkendala setelah dipindahkan ke lapangan.
Kondisi lapangan telah dimodifikasi sedemikian rupa menggunakan
shading net dan juga sungkup plastik UV. Namun kendala terlihat setelah umur
sebulan di lapangan. Serangan penyakit antraknosa cukup parah. Meskipun
telah dikendalikan dengan berbagai fungisida nampaknya tidak berhasil.
Sehingga panen bawang merah TSS jauh dari memuaskan.
41
Kemudian di menjelang musim hujan dicoba kembali menggunakan TSS
varietas Lokananta. Kondisi ini makin parah, padav saat pembenihan di
stereoform telah hancur terserang antraknose.
Gambar 27. Pembenihan Bawang
Merah di stereoform selama 40 hari.
Gambar 28. Lokasi lapangan telah
dimodifikasi pada musim kemarau.
Gambar 29. Kondisi TSS di lapangan yang telah
dipindahkan dari pembibitan stereoform.
42
Demplot Jeruk
Kondisi tanaman jeruk pada tahun ketiga ini sudah mulai panen
perdana. Dari seribu pohon jeruk Siem Banjar mampu menghasilkan 5 ton. Atau
rata-rata per pohon jeruk menghasilkan 5 kg. Kendala penyakit CVPD dengan
indikator kutu loncat Diophoria citri belum nampak. Kebanyakan tanaman jeruk
yang ditanam cukup sehat. Pemangkasan bentuk dan produksi dilakukan guna
mengatur bentuk tajuk dan cabang pembuahan yang teratur dan tersebar baik.
Beberapa tanaman jeruk ada yang tersisip dengan tanaman jenis lain
telah diganti dengan cara penyambungan menggunakan jeruk nipis. Hal ini
disebabkan pohon campuran menghasilkan buah jeruk berkualitas buruk bukan
Siem Banjar yang digemari konsumen. Penyambungan atau top working dengan
batang bawah jeruk sisipan dan batang atas jeruk nipis yang mata tunasnya
langsung didatangkan dari banyuwangi juga sudah mulai berbuah.
Kondisi penerimaan dari buah jeruk cukup baik, per kilogrm jeruk
dihargai Rp. 10.000. Biasanya selain para pengepul yang datang ke kebun, juga
konsumen ramai berdatangan di hari libur yaitu sabtu ataupun minggu. Para
konsumen bisa petik langsung buah jeruk di kebun.
Gambar 30. Demplot Jeruk Siem Banjar
siap panen.
Gambar 31. Kunjungan Polda Kalteng
pada Lokasi Demplot Jeruk
43
3.2.3 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Tanaman Perkebunan (Kelapa Sawit)
Tujuan dari kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional Tanaman Perkebunan (Kelapa Sawit) adalah : (1) Melakukan
pendampingan pada kawasan perkebunan, dan rekomendasi teknologi untuk
komoditas kelapa sawit pada kawasan pengembangan perkebunan di Kalimantan
Tengah, (2) Memberikan pemahaman kepada petani bahwa Pertumbuhan kelapa
sawit rakyat akan lebih baik pertumbuhannya jika dilakukan perawatan, salah
satunya adalah dengan perbaikan pada aspek budidaya seperti pemupukan,
karena residu pupuk yang diberikan kepada tanaman sela dapat diserap oleh
tanaman pokok, (3) Selain itu tanaman pokok juga lebih terpelihara dari
gangguan gulma. Dengan adanya tanaman sela ini 50 – 60 % luasan lahan
kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan dalam rangka
mendukung pencapaian swasembada padi, jagung, dan kedelai.
Hasil dari kegiatan pendampingan ini adalah (a) meningkatnya aktivitas
usahatani perkebunan dan terjadi peningkatan produksi dan pendapatan petani,
sehingga berdampak pada perbaikan ekonomi rumah tangga petani serta
perekonomian pedesaan di Kalimantan Tengah; b). Petani dan petugas lapangan
memahami konsep pengawalan pada kawasan pengembangan perkebunan, dan
dapat mengaplikasikan model yang akan dihasilkan di tingkat lapangan.
Kegiatan pendampingan kawasan pertanian tanaman perkebunan di
Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2018 dengan bentuk kegiatan adalah
demplot tanaman sela sawit dengan tanaman jagung, perbaikan pemberian dosis
pemupukan serta pelatihan dan temu wicara/ temu lapang budidaya tanaman
sela sawit pada tanaman sawit TBM. Permasalahan utama yang dihadapi petani
sawit rakyat adalah kemauan untuk aplikasi pupuk karena mahalnya harga
pupuk, selain itu hama kumbang juga menjadi momok bagi petani sawit di
wilayah Kumai; Kelompoktani Bina Bersama dengan Ketua Fajar Haryadi yang
berlokasi di Desa Kubu ditetapkan sebagai lokasi demplot percontohan teknologi.
Dengan bantuan saprodi yang diberikan adalah benih jagung BISI 226, pupuk
kimia, herbisida, POC, dan kapur pertanian.
44
BPTP Kalimantan Tengah melakukan temu wicara/ temu lapang dan
syukuran panen jagung pada hari Rabu, 12 Desember 2018 dengan jumlah
peserta 53 orang yang berasal dari anggota Poktan Bina Bersama, anggota
kelompoktani yang lain di desa Kubu, Perangkat Desa Kubu, Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Kobar, BPTP Kalimantan
Tengah. Jagung yang dipanen merupakan jagung varietas BISI 226 sebagai hasil
pilihan petani (preferensi petani) yang mana mereka sangat tinggi rasa keingin
tahuan untuk terus mencoba berbagai jenis varietas untuk diuji cobakan di sela
tanaman sawitnya. Dari hasil ubinan yang dilakukan kelompoktani Bina Bersama,
hasil panen jagung varietas BISI 226 yang ditanam di sela kelapa sawit mencapai
7,5 ton/ha.
Dari hasil pendampingan diharapkan pola tanam tumpangsari antara
jagung dengan sawit TBM bisa dikembangakan lagi dikarenakan hasilnya
menguntungkan dan dapat mengurangi resiko terjadinya kebakaran dimusim
kemarau. Selain itu peluang pengembangan cukup tinggi mengingat ada
kelompoktani lain yang ingin berkembang selayaknya kelompoktani Bina
Bersama.
Bentuk pendampingan melalui anjangsana tatap muka maupun
pertemuan kelompoktani serta temu wicara/ temu lapang telah mengakomodir
informasi penting terkait sumberdaya manusia petani dengan tujuan
meningkatkan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam rangka mencapai
kualitas diri dan kualitas hidupnya beserta keluarganya untuk memperoleh
kesejahteraan hidup melalui berusahatani.
Gambar 32. Kegiatan Temu Lapang
Gambar 33. Foto bersama di areal
pertanaman kelapa sawit
45
3.2.4 Publikasi Inovasi Pertanian
Kegiatan publikasi inovasi pertanian bertujuan untuk menyusun strategi
percepatan dan perluasan adopsi inovasi pertanian melalui penyediaan berbagai
bahan publikasi dan menyebarkan bahan publikasi inovasi dan informasi
pertanian.
Kegiatan publikasi cetak yang telah dilaksanakan meliputi: proses
pembuatan media cetak (penyusunan materi, lay out, editing, keredaksian,
proses pencetakan menjadi draf, pencetakan/penerbitan, penyebaran) untuk
bahan cetakan leaflet, brosur, flip chart, banner dan poster. Prosur pekerjaan
penyusunan tulisan, lay out, editing, penyuntingan, siap cetak dan penyebaran
ke pengguna (judul materi bahan cetakan yang sudah disusun dan yang
diproduksi BPTP Kalteng s.d Agustus 2018). Beberapa bahan cetakan yang
diterbitkan dan dipublikasikan, meliputi:
1) Folder yang sudah disusun dan diterbitkan/dicetak terdiri 5 (lima) judul
dengan jumlah eksemplar sebanyak 2000 eksemplar, yaitu:
a. Budidaya Wortel di Kalimantan Tengah
b. Budidaya Melon di Kalimantan Tengah
c. Beternak Ayam KUB
d. Teknologi Jarwo Super di Lahan Pasang Surut
e. Hama dan Penyakit Utama Tanaman Padi di Kalimantan Tengah.
46
Gambar 34. Folder yang sudah diterbitkan/dicetak
2) Banner dengan judul-judul yang dibuat tahun 2018, yaitu:
a. Teknologi Larigo (Larikan Gogo) Usahatani Padi di Lahan Kering
Kalimantan Tengah.
b. Kelas Benih dan Warna Label (Benih Bersertifikat).
c. Strategi Percepatan Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS
SIWAB)
Gambar 35. Banner yang telah dibuat tahun 2018
3) Baliho berukuran 3x6 meter dengan Judul-judul baliho yang dibuat tahun
2018 sebanyak 3 Topik, yaitu:
a. Pemanfaatan Pekarangan (KRPL)
b. Perbenihan Pertanian
c. Penyuluhan Pertanian
47
Gambar 36. Baliho yang dibuat tahun 2018
4) Materi flip chart tahun 2018 berkaitan dengan tugas dan program, kebijakan
pertanian dan hasil-hasil litkaji. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: disain,
ilustrasi, warna latar, tampilan depan/lembar pertama serta pengumpulan
materi sebanyak 12 judul, yaitu:
1. Tugas Dan Fungsi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp)
Balitbangtan Kalimantan Tengah
2. Teknologi Jarwo Super Di Lahan Pasang Surut
3. Teknologi Larigo (Larikan Gogo) Usahatani Padi Di Lahan Kering
Kalimantan Tengah
4. Kelas Benih Dan Warna Label (Benih Bersertifikat)
5. Pengembangan Pola Tanam Tanaman Pangan Berbasis Si Katam (Sistem
Informasi Kalender Tanam)
6. Pola Curah Hujan Menentukan Pola Tanam Padi/Palawija
7. Strategi Percepatan Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus
Siwab)
48
8. Ayam Kub
9. Cara Beternak Ayam Kub
10. Budidaya Melon
11. Prospek Pengembangan Wortel Di Kalimantan Tengah
12. Teknis Budidaya Kacang Tanah
49
50
Gambar 37. Materi Flipchart Tahun 2018
5) Brosur yang dipublikasi adalah Teknologi Jajar Legowo Super Spesifik Lahan
Rawa Pasang Surut Kalimantan Tengah.
Kegiatan publikasi yang dilaksanakan, memberikan kontribusi yang berarti
bagi pengembangan pembangunan pertanian di Kalimantan Tengah serta
berdampak pada peningkatan pengetahuan, perubahan dan sikap resposi yang
positif dari petani yakni perubahan pada peningkatan kemampuan dalam
penerapan inovasi teknologi spesifik lokasi. Efektivitas dari kegiatan publikasi:
- Tersebar dan sampainya informasi inovasi teknologi ke pengguna di seluruh
kabupaten di Kalimantan Tengah melalui bahan cetakan.
- Inovasi teknologi yang didiseminasikan melalui bahan cetakan, menghasilkan
respon yang positif dari stakeholder dan petani pengguna akhir.
3.2.5 Pameran dan Display
Tujuan kegiatan pameran dan display adalah menyebarluaskan hasil-hasil
penelitian/pengkajian teknologi pertanian yang dihasilkan BPTP Kalimantan
Tengah melalui kegiatan pameran dan penyajian informasi dalam bentuk alat
peraga/display.
51
Kegiatan pameran dan display yang telah dilaksanakan BPTP Kalimantan
Tengah tahun 2018 adalah :
1. Gelar Karya Kalteng 2018
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Tengah
menyelenggarakan Gelar Karya Kalteng 2018 di Kota Palangka Raya diikuti
sejumlah Kementerian/Badan/Lembaga Non Kementerian, Perusahaan
BUMN/BUMD, swasta, Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Kegiatan Gelar Karya Kalteng bertujuan untuk mempromosikan karya seni
dan meningkatkan nilai daya saing produk Kalimantan Tengah ke tingkat
nasional. Diharapkan Gelar Karya Kalteng menjadi awal kebangkitan karya seni
dan produk Kalimantan Tengah. “Gelar Karya Kalteng” dilaksanakan pada
tanggal 8-12 Maret 2018 di Lapangan Temanggung Tilung Palangka Raya
Kalimantan Tengah, dengan tema “ Menuju Kalteng Berkah : Bersama Kita
Berkarya Demi Menjawab Tantangan Jaman, Dengan Karya Kita Wujudkan
Hasil Daya Nyata”.
Pada Gelar Karya Kalteng 2018 ini, BPTP Kalimantan Tengah
mendapat prestasi, yaitu juara 1 terbaik stand indoor dengan integrasi
mandiri. Poster yang ditampilkan pada Gelar Karya Kalteng ini adalah :
1. UPSUS SIWAB
2. Strategi Pengembangan Perbenihan Tanaman Perkebunan
3. Arahan Pengembangan Padi Sawah untuk Mendukung Swasembada pangan
di Kalimantan Tengah
4. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air mendukung perkembangan Pertanian
(Komoditas Padi, Jagung dan Kedelai)
5. Pengelolaan Hama Penyakit Jagung
Materi yang dipamerkan/display
- Leaflet (jarwo, budidaya melon, budidaya tomat, olahan saos tomat,
olahan saos cabe)
- Buku/brosur
- Banner
52
Tanaman
- bibit tanaman buah : Petai, durian, jambu air,anggur batang,miracle,sawo
dll
- sayuran visitor plot : kol, daun bawang,bunga kool, tomat,bawang merah
- Tanaman perkebunan : kelapa dalam, kakao dan karet
Alsintan : Kultivator mini
Benih Tanaman : Kacang hijau varietas murai, seriti, sorgum varietas suri,
kawali,super 1, super 4, jagung varietas bima19,20,nasa 29
Produk olahan Pasca panen : saos tomat, saos cabe, bawang goreng,
brownis terong, keripik singkong,keripik pisang, minyak bawang,selai buah
naga,beras Premium dari hasil produksi padi VUB Balitbangtan.
Bioindustri Ternak : Dekomposer Super Aktif,Pupik Cair, Pupuk Kompos, Pakan
Komplit Fermentasi
Buah-buhan Lokal : Durian, Rambai
Sayuran SDG : kecomrang, singkah,terong pipit, terong susu,kelakai
Respon Pengunjung :
a. Jumlah pengunjung : 250 orang
b. Inovasi teknologi yang menjadi daya pengunjung : pengolahan pasca
panen,Benih Varietas Unggul Baru, Mesin Kulivator mini, SDG, Bioindustri
Ternak
c. Display Pojok SDG dan tanaman visitor plot dan bawang merah
53
Gambar 38. Pembukaan Gelar Karya Kalteng Tahun 2018
Gambar 39. Stand Indoor BPTP Kalimantan Tengah
Gambar 40. Kunjungan Gubernur Provinsi ke Stand BPTP Kalimantan
Tengah
Gambar 41. Kunjungan masyarakat di Stand BPTP Kalimantan Tengah
54
Gambar 42. Penerimaan Penghargaan Sebagai Juara Stand Indoor Terbaik I
2. Tarhib Ramadhan 1439 H Bogor
BPTP Kalimantan Tengah mengikuti acara Tarhib Ramadhan 1439 H yang
bertempat di Auditorium Ir. Sadikin Sumintawikarta Bogor, yang diselenggarakan
oleh Dharmawanita Persatuan (DWP) Balitbangtan bekerjasama dengan KORPRI
Balitbangtan. Tema pada acara ini adalah “ Bersihkan Hati,Kuatkan Ukhuwah dan
tingkatkan Kepedulian Bagi Sesama”. Acara ini dihadiri oleh Ibu Hj. Martati
Amran Sulaeman, Ibu Gatot Irianto, Ibu Luluk Syakir, Ibu Yani Prama Yufdy,
pengurus DWP Balitbangtan, pengurus DWP eselon 2 dan 3. integrasi berbagi
bersama stand BPTP Riau. Lomba yang diikuti adalah mengikuti lomba
merangkai bunga dan kreasi hijab tanpa cermin.
Rangkaian acara Tarhib yang dimulai sejak hari senin meliputi: ceramah,
sosialisasi tata surat dan tata administrasi keuangan, teknik merapikan rumah ala
Jepang, berbagai aneka lomba (pildacil, merangkai bunga dari halaman, pangan
lokal non beras, lagu islami, memakai hijab tanpa cermin, memasak nasi goreng,
dan lain-lain), stand bazar, pasar daging, dan pasar sembako murah. Selain itu,
diadakan juga berbagai bimtek (bimbingan teknologi) dan agroeduwisata
bekerjasama dengan Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP).
Barang Yang Dipamerkan/Display yaitu :
Asesoris (Bros, kalung dari batu-batuan, gelang dari batu-batuan, tas rotan,
sendal dari rotan, dompet dari rotan, dompet dari manik-manik, dompet koin dari
kain khas kalteng, selayer dari kain khas kalteng).
55
Gambar 43. Pembukaan Tarhib Ramadhan 1439 H
Gambar 44. Stand BPTP Kalimantan Tengah
3. Stand Expose Teknologi BPTP Balitbangtan Kalteng
BPTP Kalimantan Tengah mengadakan Stand Expose Teknologi BPTP
Balitbangtan Kalteng pada Tanggal 19-20 Juli 2018 mendukung Bimtek
Peningkatan Kapasitas Penyuluh. Yang Dipamerkan/Display yaitu Buah-buahan
local (durian,rambután,langsat dll), kacang Lurik, sorgum varietas Murai dan
Seriti, jagung varietas Bima 29, padi-padi Varietas Lokal, dompet dari rotan,
dompet dari manik-manik, dompet koin dari kain dan selayer dari kain khas
Kalimantan Tengah.
Gambar 45. Stand Expose Teknologi
Gambar 46. Kunjungan Kepala Badan Litbang Pertanian ke Stand Expose
Teknologi
Gambar 47. Produk-produk di Stand Expose Teknologi
56
4. HPS Provinsi Kalimantan Tengah
BPTP Kalimantan Tengah mengikuti acara Hari Pangan Sedunia (HPS)
Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 10 Oktober 2018 yang bertempat di
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah. Tema yang diusung pada
HPS Provinsi tersebut adalah Sukseskan Program Berdaulat Pangan Untuk
menuju Kalimantan Tengah Berkah.
Yang Dipamerkan pada acara HPS tersebut adalah olahan pasca panen
berbahan dasar labu, olahan pasca panen olahan saos tomat dan saos cabe,
jagung varietas Bima 29, padi-padi Varietas Lokal dan hidroponik.
Gambar 48. Pembukaan HPS Provinsi Kalimantan Tengah
Gambar 49. Stand pameran BPTP Kalimantan Tengah
5. HPS Nasional ke-38
BPTP Kalimantan Tengah juga mengikut acara HPS Nasional ke-38 yang
diadakan di Desa Jajangkit Barito Kuala Kalimantan Selatan pada tanggal 18-21
Oktober 2018, dengan tema “Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak dan
Pasang Surut Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045”
Yang Dipamerkan/Display yaitu olahan pasca panen olahan saos tomat dan
saos cabe, olahan Pasca panen Selai Buah Naga, jagung varietas Bima 29, padi-
padi Varietas Lokal.
57
Gambar 50. Pembukaan HPS Nasional ke-38
Gambar 51. Stand pameran BPTP Kalimantan Tengah
3.2.6 Visitor Plot Inovasi Teknologi Pertanian
Tujuan kegiatan visitor plot inovasi teknologi pertanian adalah
:mendiseminasikan/ menggelar teknologi budidaya tanaman hortikultura berupa
kegiatan petak percontohan, menunjukkan keragaan dan penyebarluasan
teknologi budidaya tanaman hortikultura kepada pengguna (stakeholder) dan
memberikan media diskusi/tukar informasi dan belajar/berlatih dengan dan/
untuk pengguna (stakeholder).
Visitor plot BPTP Kalimantan Tengah berfungsi sebagai :
1. Media pendidikan dan pelatihan melalui kegiatan Prakerin, PKL, magang
kerja untuk para peserta dari tingkat SLTA, Perguruan Tinggi, maupun untuk
khalayak umum;
2. Wadah pelayanan tamu berkunjung untuk aktifitas diskusi, konsultasi, dan
menambah wawasan (aspek kognitif) terkait pertanian;
3. Sarana diseminasi inovasi teknologi pertanian, baik secara langsung (di areal
plot) maupun secara tidak langsung melalui media sosial (TVRI, youtube,
dll).
58
Gambar 52. Visitor plot sebagai Media pendidikan dan pelatihan
Gambar 53. Visitor plot sebagai Sarana diseminasi inovasi teknologi
pertanian
Gambar 54. Visitor plot sebagai
Wadah pelayanan tamu berkunjung Gambar 55. Visitor Plot sebagai
Sarana diseminasi inovasi teknologi pertanian
3.3 Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan
Komoditas Utama Kementan
Tujuan kegiatan koordinasi, bimbingan dan dukungan teknologi UPSUS
padi jagung kedelai Kalimantan Tengah tahun 2018 adalah Melaksanakan
koordinasi, bimbingan dan dukungan teknologi dalam mendukung program UPSUS
PJK Kalimantan Tengah, meningkatkan luas tambah tanam, luas panen, serapan
gabah, optimalisasi mekanisasi, gerakan pengendalian, produksi dan produktivitas
PJK dan menyampaikan laporan harian LTT, serapan gabah, optimasi mekanisasi,
gerakan pengendalian secara harian.
Koordinasi yang dilakukan meliputi menyampaian program pelaksanaan
kegiatan tahun 2018 yang diamanatkan pusat ke daerah, menyampaikan informasi
59
inovasi yang dapat diaplikasikan di lapangan, target pencapaian luas tambah
tanam (LTT), luas panen, strategi pencapaian target, penyusunan RUK, usulan
anggran kegiatan, dll. Khusus untuk tahun 2018 beberapa alokasi kegiatan di
kabupate/kota se Kalimantan Tengah, yang disampaikan dan dilakaukan perciapan
berupa percepatan CPCL seperti Tabel 14.
Tabel 14. Target Tanam Padi, Jagung dan Kedelai Kalimantan Tengah, Tahun 2018.
No
Kabupaten
Target
Padi Jagung Kedelai
1 Kotawaringin Barat 5.902 18.363 101
2 Kotawaringin Timur 31.312 6.000 6
3 Kapuas 127.417 6.245 154
4 Barito Selatan 6.072 2.000 10
5 Barito Utara 15.865 43.700 294
6 Sukamara 1.085 1.189 11
7 Lamandau 8.011 200 317
8 Seruyan 7.261 2.081 1
9 Katingan 25.766 3.127 39
10 Pulang Pisau 53.924 7.595 371
11 Gunung Mas 1.908 500 3
12 Barito Timur 13.083 2.500 154
13 Murung Raya 6.443 500 25
14 Palangka Raya 6 6.000 2
JUMLAH 304.055 100.000 1.488
Target tanam tersebut dirancang untuk dua musim tanam yaitu tanam
periode April-September 2018 dan Oktober-Desember 2018-Maret 2019, dengan
calon petani dan calon lokasi yang telah ditetapkan sebelum kegiatan dikucurkan.
Khusus untuk tanaman padi, beberapa kegiatan yang dikucurkan dalam rangka
mendukung pencapiapan target tanam padi tahun 2018 antara lain program : padi
lahan sub optimal seluas 11.500 ha, padi organik seluas 2.660 ha, padi eks cetak
sawah 100 ha, padi gogo di lahan kering 20.000 ha, padi hibrida 3.000 ha, padi
inbrida sawah 20.000 ha.
Untuk mendukung penerapan inovasi di lapangan, yang sesuai dengan
tupoksi BPTP yaitu menyediakan dan mendesiminasikan rekomendasi varietas
unggul dan teknologi tepat guna spesifik lokasi; mendiseminasikan rekomendasi
60
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim; menyediakan dan menyebarluaskan
benih/bibit sumber Pangan strategis nasional. Pada tahun Pada tahun 2018 BPTP
Kalimantan Tengah telah memproduksi sebanyak 17 varietas benih sumber. Untuk
komoditas jagung, beberapa varietas jagung hasil Badan Litbang Pertanian,
seperti Sukmaraga, Bima URI 14, Bima URI 15, Bima URI 19 dan Bima URI 20
sebagian besar telah dimanfaatkan oleh petani pada program kegiatan di
lapangan, dengan tingkat produktivitas yang berbeda-beda. Hasil perbenihan
jagung yang dilakukan BPTP Kalimantan Tengah pada tahun 2018 adalah Bima
URI 19 dan Bima URI 20 (Tabel 15).
Tabel 15. Varietas Padi dan Jagung yang Diproduksi UPBS BPTP Kalimantan Tengah 2018.
Inpari Inpago Jagung
Inpari 24 Gabusan Inpago 8 Bima URI 19
Inpari 30 Ciherang Sub-1 Inpago 10 Bima URI 20
Inpari 35 Tadah Hujan Agritan Inpago 11 Agritan
Inpari 38 Tadah Hujan Agritan Situ Bagendit
Inpari 39 Tadah Hujan Agritan
Inpari 40 Tadah Hujan Agritan Inpara
Inpari 41 Tadah Hujan Agritan Inpara 5
Inpari 42 Agritan GSR Inpara 8 Agritan
Inpari 43 Agritan GSR
Inpari Blas
Implementasi inovasi teknologi lainnya yang diaplikasikan di lapangan dalam
rangka mendukung program UPSUS PJK Kalimantan Tengah adalah teknologi jajar
legowo super spesifik lahan pasang surut dan teknologi larikan gogo di lahan
kering. Untuk teknologi jarwo super di lahan pasang surut, beberapa teknologi
yang diaplikasikan merupakan rekomendasi dari hasil-hasil kegiatan yang telah di
lakukan sebelumnya. Pada kegiatan ini teknologi jarwo super diaplikasikan di lahan
pasang surut, baik pada tipe luapan air A ke B maupun tipe luapan air B.
Komponen teknologi padi Jarwo Super di lahan pasang surut ini menggunakan :
(1) benih bermutu, sesuai selera petani. Hal ini perlu ditekankan mengingat
masyarakat di lahan pasang surut Kalimantan Tengah dan Selatan sangat
memperhatikan bentuk gabah dan rasa nasi, dari tanaman padi yang mereka
usahakan. Berapapun tingkat produktivitas padi, tidak akan diadopsi apabila tidak
61
sesuai dengan selera masyarakat. Hasil preferensi petani di lahan pasang surut,
terhadap varietas yang diaplikasikan (sesuai urutan) : Inpari 42, Inpari 43,
Inpara 2, Inpari 30, Inpara 3, Inpara 9 dan Inpara 8. (2) Biodekomposer spesifik
lahan rawa yaitu Biotara yang diaplikasikan pada saat pengolahan tanah, (3)
Pemberian kapur dolomit dan arang sekam di lahan-lahan sulfat masam, (4)
Pupuk hayati sebagai seed treatment berupa agrimeth dan pemupukan
berimbang sesuai hasil analisis tanah, (5) pengendalian organisme pengganggu
tanaman secara terpadu, (6) penggunaan mekanisasi pertanian, pada saat tanam
dan panen, dilakukan apabila tersedia dan kondisi lahan sesuai dengan tipe alat
yang digunakan.
Berikut adalah komponen paket teknologi padi lahan pasang surut :
Tabel 16. Komponen paket teknologi Jarwo Super di lahan pasang surut.
Komponen Teknologi Rekomendasi
Benih unggul Varietas unggul spesifik lokasi.
Kebutuhan benih 25 – 30 kg/ha
Umur bibit 15-17 hari
Sistem tanam Jajar legowo 2 : 1 atau (25 x 15) x 40 cm
Kapur Dolomit 500-1.000 kg/ha/musim, diaplikasikan
seminggu sebelum tanam
Biotara (dekomposer
spesifik lahan rawa)
25 kg/ha, diaplikasikan saat pengolahan tanah
Biochar (Arang Sekam) 20 karung/ha, diberikan bersamaan dolomit.
Agrimeth (bungkus) 10 bks/25 kg benih, perlakuan benih.
Pupuk Organik Cair 4 liter/ha
Urea 100-150 kg/ha (sesuai hasil analisis tanah)
NPK 150-300 kg/ha (sesuai hasil analisis tanah)
Pengendalian OPT Hayati dan Kimia secara bijak.
Gambar 56. Aplikasi teknologi jarwo super
di lahan pasang surut.
62
Pada pelaksanaan tahun 2018 sebagai wujud mendukung program
UPSUS PJK Kalimantan Tengah, paket teknologi Larigo dikajia di lahan kering
desa Santilik kecamatan Mentaya Hulu kabupaten Kotawaringin Timur, yang
dituangkan dalam paket teknologi larigo pada usahatani padi di lahan kering
Kalimantan Tengah seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Rakitan paket teknologi larigo pada usahatani padi di lahan
Kering Desa Santilik.
Komponen Teknologi Rekomendasi
Persiapan lahan Teknologi Olah Tanah Tanpa Bakar
Herbisida kontak atau sistemik dengan dosis 4 l/ha, sampai kering.
Olah tanah dengan mekanisasi John Deere
Penggunaan Rotari untuk menggemburkan sekaligus membersihkan sisa gulma yang mengering dan berada di lahan
Penggunaan kultivator yang dikombinasi dengan alat pelarik benih, digunakan untuk merapikan lahan sekaligus memberikan larikan tanam.
Ameliorasi lahan Teknologi Perbaikan Lahan Masam
Aplikasi kapur dolomit dengan dosis 500 – 1.000 kh/ha, segera setelah pengolahan tanah, dan dapat ditanami 3-5 hari setelah aplikasi kapur
Aplikasi biodekomposer untuk membantu mempercepat perbaikan lahan. Pada kegiatan ini diaplikasikan cairan Mikro Magic yang berfungsi sebagai bidekomposer dan pupuk cair organik. Dosis aplikasi pada lahan 2cc/liter air.
Varietas Unggul Penggunaan VUB Spesifik Lokasi
Varietas yang akan diaplikasikan Inparo 8, Inpago 10, Inpago 11 dan Situ Bagendit
Sekaligus dirancang pada pengkajian super imposed
Perlakuan Benih Penggunaan Dengan Agrimenth dengan dosis
63
Gambar 57. Aplikasi larikan gogo di lahan kering desa Santilik
3.4 Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian
3.4.1 UPSUS Siwab di Kalimantan Tengah
Tujuan kegiatan UPSUS SIWAB di Kalimantan Tengah adalah
terlaksananya pelaksanaan IB (Inseminasi Buatan) pada sapi/kerbau sebanyak
6.000 akseptor, Kebuntingan 4.200 ekor dan kelahiran 3360 Pedet dan
10 bungkus/25-30 kg benih
Kebutuhan benih 25-30 kg/ha
Tanam Teknologi Larikan - Gogo
Larikan dibuat sederhana dari besi atau hanya dengan tali, dan ditugal atau caplak
Jarak tanam legowo 2 : 1 (20 x 10) x 40 cm
Kebutuhan benih 3-5 biji pe lubang
Kedalaman 2-3 cm dpt
Pemupukan Teknologi Pemupukan berdasar hasil analisis tanah setempat
Urea 100 - 150 kg/ha
SP-36 100 kg/ha
KCl 50 kg/ha
Penggunaan POC Digunakan pupuk cair Micro Magic dengan dosis 3 cc/liter sejak pertumbuhan vegetatif sampai bunting.
Pengendalian OPT Secara kimia dan bijaksana
64
terlaksananya pendampingan dan pengawalan teknologi melalui Denfarm UPSUS
SIWAB di Kalimantan Tengah.
Hasil kegiatan ini adalah Laporan Kumulatif UPSUS SIWAB Provinsi
Kalimantan Tengah tanggal 1 Januari sd tanggal 21 November 2018. Realisasi
akseptor IB 6.505 ekor, Target akseptor 6.000 ekor (108,42%), Realisasi Bunting
3.773 ekor, Target Kebuntingan 4.200 ekor (89,83%), Realisasi Lahir 2.076 ekor,
Target kelahiran 3.360 ekor (61,78%). BPTP Kalteng melakukan koordinasi
dengan unsur Pemerintah Daerah dan Dinas Teknis serta Unit Kerja yang terkait
dalam pelaksanaan kegiatan Upsus Siwab sesuai dengan wilayah lokasi
pendampingannya. Koordinasi dilakukan saat dilakukan Rapat Koordinasi
bersama Stake holder terkait dan langsung pada Dinas yang dimaksud.
BPTP melakukan sosialisasi kegiatan, monitoring dan memberi masukan
dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan Upsus Siwab kepada
Mentan melalui Ketua Pelaksana POKJA Upsus Percepatan Peningkatan Populasi
Sapi dan kerbau Bunting. Kegiatan Rapat Koordinasi bersama Tim UPSUS SIWAB
Kalimantan Tengah yang dilakukan pada tanggal 13, 14 dan 15 Februari 2018 di
Hotel Fovere, 22 Februari di Aula Puslitbangnak Bogor, 4-6 September 2018 di
Hotel Neo Palangkaraya, 14 November 2018 di Aula Puslitbangnak Bogor. BPTP
juga melakukan penyampaian laporan pelaksanaan kegiatan UPSUS SIWAB di
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya tiap hari kepada Penangungjawab
UPSUS Pusat.
Selain itu, BPTP Kalimantan Tengah melakukan pendampingan kegiatan
penguatan pakan berkualitas dan peningkatkan produksi hijauan berkualitas
pada Denfarm UPSUS SIWAB yang dilakukan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Lahan Denfarm seluas 1 Ha, ditanami bermacam Hijauan berupa beberapa jenis
Rumput Unggul dan Legum Indigovera. BPTP membagikan bibit indigovera pada
beberapa Dinas yang didampingi yaitu kabupaten Kotawaringin Barat, Katingan,
Gunung Mas dan Kapuas.
65
Gambar 58. Rakor Siwab di Hotel
Fovere
Gambar 59. Pendampingan Lapangan
Di Kabupaten Supervisi
Gambar 60. Pembibitan Indigovera di
BPTP Kalimantan Tengah
Gambar 61. Penyerahan Bibit
Indigovera kepada peternak di
Kabupaten Gunung Mas
3.4.2 Pengembangan Ayam Kampung Unggul Berbasis Rumah Tangga
di Kalimantan Tengah
Tujuan kegiatan pengembangan ayam kampung unggul berbasis rumah
tangga di Kalimantan Tengah adalah :
1. Memperkenalkan ayam KUB melalui introduksi teknologi pemeliharaan yang
intensif berbasis rumah tangga di provinsi Kalimantan Tengah.
2. Mengidentifikasi sumber pakan lokal yang dapat dimanfaatkan dalam
pemeliharan ayam KUB.
3. Meningkatkan pendapatan rumah tangga peternak
66
Rumah tangga peternak yang akan menjadi kooperator tersebar di 8 desa
berada di dua kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat. Jumlah rumah
tangga peternak yang akan menjadi kooperator sebanyak 100 rumah tangga
tergabung dalam 10 kelompok tani, masing-masing kelompok beranggotakan 10
rumah tangga. Kelompok tani tersebut adalah :
1. Kelompok Tani Subur Makmur, Desa Natai Raya, Kec. Arut Selatan
Kelompok Subur Makmur telah beternak ayam kampung dan ayam pedaging
sejak 3 tahun yang lalu. Kelompok Tani Maju Bersama, Desa Natai Raya,
Kec. Arut Selatan
2. Kelompok Maju Bersama telah beternak ayam pedaging sejak 2 tahun yang
lalu.
3. Anggota kelompok Budi Karya saat ini ada yang telah memelihara ayam
kampung.
4. Kelompok Tani Mambaul Hasan, Desa Temdang, Kec. Kumai. Kelompok ini
dibawah pengelolaan PONPES Mambaul Hasan. Saat ini kelompok telah
memeliharan ayam kampung sebanyak 100 ekor dan itik sebanyak 300 ekor.
Usaha yang telah berjalan sekitar 2 tahun.
5. Kelompok Tani Karya Baru Mandiri, Desa Kubu, Kec. Kumai. Kelompok Karya
Baru Mandiri mempunyai beberapa bidang usaha diantaranya perikanan dan
beternak ayam pedaging.
6. Kelompok Tani Berdikari, Desa Karang Hanyar, Kec. Kumai
7. Kelompok Tani Usaha Bersama, Desa Raja Sebrang, Kec. Arut Selatan
8. Kelompok Tani Bina Karya Seluluk, Desa Mendawai Sebrang, Kec. Arut
Selatan. Kelompok Bina Karya Seluluk telah beternak ayam kampung sejak 3
tahun terakhir.
9. Kelompok Tani Maju Sari, Desa Medang Sari, Kec. Arut Selatan.
10. Kelompok Tani Harapan Maju, Desa Rangda, Kec. Arut Selatan, Desa Rangda
yang berada di Kecamatan Arut.
Pada kegiatan ini, dilakukan bimbingan teknis dengan tujuan memberikan
informasi dan meningkatkan pengetahuan kepada rumah tangga peternak yang
mendapat bantuan ayam KUB terhadap teknis budidaya Ayam KUB skala rumah
tangga.
67
Acara ini dibuka oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan yang diwakili oleh Kepala Balai Penelitian Ternak (Dr. Suharsono,
S.Pt, M.Si). Turut hadir dalam acara bimtek ini Dr. Rahmat Hamka, SH, M.Si
(anggota DPR-RI), Kepala BPTP Kalimantan Tengah dan Kabid Peternakan Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kotawaringin Barat, Penyuluh dan
staf teknis BPTP Kalimantan Tengah. Jumlah peternak yang hadir sebagai
peserta dalam acara bimtek ini kurang lebih 100 orang yang tergabung dalam 10
kelompok tani.
Materi yang disampaikan pada acara Bimtek Budidaya Ayam KUB Skala
Rumah Tangga adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Ayam Kampung Unggul Inovasi Balitbangtan oleh Kepala Balitnak
(Dr. Suharsono, S.Pt, M.Si)
2. Pendampingan Pengembangan Ayam KUB Berbasis Rumah Tangga Di
Kalimantan Tengah oleh Kepala BPTP Kalimantan Tengah (Dr. Ir. F. F.
Munier, M.Sc)
3. Manajemen Pemeliharaan Ayam KUB, Manajemen Kesehatan Unggas Lokal
dan Manajemen Pakan oleh peneliti Balitnak (Prof. Dr. Arnold P. Sinurat,
M.Si)
Dengan adanya kegiatan pengembangan ayam kampung unggul berbasis
rumah tangga di Kalimantan Tengah, sebagian besar peternak sangat tertarik
untuk melanjutkan memelihara ayam KUB karena pertambahan berat badan
sangat cepat dibandingkan dengan ayam kampung lokal. Dengan pemeliharaan
yang intensif di tingkat rumah tangga berat badan ayam KUB dapat mencapai
1,5 kg dalam 110 hari bahkan ada yang mencapai 2 kg/ekor. Sebagai pakan
tambahan, digunakan bahan-bahan lokal, yaitu singkong, daun papaya, limbah
rumah tangga (kangkung dan bayam) dan dedak. Melalui kegiatan ini diseminasi
bibit unggul Balitbangtan (ayam KUB) lebih cepat diterima oleh masyarakat,
terbukti dari antusiasme masyarakat sekitar untuk memelihara ayam KUB.
68
Gambar 62. Pembukaan acara Bimbingan Teknis Budidaya Ayam KUB
Gambar 63. Penyerahan DOC secara simbolis kepada peternak
Gambar 64. Pertumbuhan Ayam KUB di Kelompok Tani
3.4.3 Pengembangan Model Perbibitan Ayam KUB (Inti Plasma) di
Kalimantan Tengah
Tujuan kegiatan Pengembangan model perbibitan ayam KUB (Inti Plasma)
di Kalimantan Tengah adalah :
a. Menyediakan DOC ayam KUB secara kontinyu di provinsi Kalimantan Tengah.
b. Menginisiasi kelompok tani pembibit ayam KUB dengan pendekatan pola
kemitraan inti plasma.
c. Mendiseminasikan bibit unggul Balitbangtan (ayam KUB)
Kegiatan Pengembangan Model Perbibitan Ayam Kub (Inti Plasma) di
Kalimantan Tengah berlokasi di Desa Purwodadi Kecamatan Maliku Kabupaten
Pulang Pisau. Alasan pemilihan lokasi ini karena di desa Purwodadi terdapat
69
banyak peternak yang telah terbiasa memelihara ayam kampung utamanya di
Kelompok Tani Mulya Lestari.
Pada pemeliharaan ayam KUB di peternak ini, lama pemeliharaan DOC di
brooder adalah 4 minggu, sesudahnya ditempatkan di kandang biasa dengan
kepadatan 8 ekor/m2. Untuk peternak inti jumlah ayam KUB yang dipelihara
sebanyak 500 ekor dan SENSI AGRINAK 100 ekor. Pemeliharaan ayam KUB di
peternak inti dan peternak plasma pada dasarnya sama. Tetapi peternak plasma
memelihara ayam KUB hanya untuk pembesaran saja selama 90 hari.
Rata- rata pertambahan berat badan ayam KUB di peternak inti dapat
dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Rata-rata Pertambahan Berat Badan Ayam KUB di Peternak Inti
Ulangan Umur
0 hari 30 hari 60 hari 90 hari
1 34 596 926 1.648
2 29 495 821 1.260
3 31 585 918 1.595
4 29 469 802 1.140
5 33 599 1.133 1.665
6 35 623 1.240 1.888
7 34 574 869 1.379
8 35 599 901 1.676
9 32 549 827 1.320
10 35 620 1.118 1.857
Rata-rata 32,7 570,9 955,2 1.542
Pada umur 90 hari rata berat badan ayam KUB telah mencapai 1.542
gr/ekor. Setelah dilakukan seleksi untuk pejantan dan indukan yang bagus,
sisanya dijual sebagai ayam potong dengan harga Rp. 35.000/kg. Pada umur 90
hari, ayam KUB di peternak plasma telah siap panen. Rata-rata berat badan yang
dicapai adalah + 1,5 kg/ekor. Efisiensi penggunaan pakan (FCR) : 3,16 yang
artinya untuk menghasilkan 1 kg daging dibutuhkan 3,16 kg pakan.
70
Untuk menambah pengetahuan para peternak dan anggota kelompok tani
lainnya telah dilaksanakan Bimbingan Teknis Budidaya Ayam KUB dan
Manajemen Penetasan. Bimbingan Teknis Budidaya dan Manajemen Penetasan
Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) dilaksanakan pada tanggal 29
Nopember 2018 bertempat di kelompok tani Mulia Lestari di Desa Purwodadi Kec.
Maliku Kab. Pulang Pisau.
Jumlah peserta yang hadir sebagai peserta dalam acara bimtek ini
kurang lebih 50 orang yang terdiri dari anggota poktan Mulia Lestari,
peneliti/penyuluh BPTP Kalteng, perwakilan dari Dinas Pertanian Kab. Pulang
Pisau dan perwakilan dari desa Purwodadi.
Gambar 65. Survei Lokasi dan Calon Peternak Kooperator
Gambar 66. Kandang peternak plasma
3.5 Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian
Tujuan utama dari kegiatan kajian analisis kebijakan ini adalah untuk
menyusun dan merumuskan opsi kebijakan dalam rangka merespon isu-isu
aktual dan antisipatif terhadap program pengembangan Food Estate di provinsi
Kalimantan Tengah. Wilayah kajian dilakukan pada beberapa wilayah aministratif
kabupaten yang terpilih berdasarkan beberapa pertimbangan mencakup aspek
biofisik lingkungan dan kondisi sosial ekonomi secara umum. Beberapa wlayah
yang merupakan fokus kegiatan kajian meliputi kapubaten Pulang Pisau dan
Kapuas.
71
Beberapa opsi kebijakan sebagai hasil analisis dan sintesis dituangkan
dalam format rekomendasi terkait perencanaan program pengembangan Food
Estate di Kalimantan Tengah meliputi:
1. Identifikasi dan karakterisasi potensi wilayah daerah-daerah calon sentra
pengembangan program Food Estate pada skala detail hingga tingkat
kecamatan/desa. Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan kajian mendalam
untuk studi karakteristik potensi sumberdaya wilayah; evaluasi kesesuaian
lahan dan aspek sosial ekonomi pada beberapa calon lokasi pengembangan
yang berada pada kawasan pertanian tanamam pangan padi sawah.
2. Alokasi wilayah pengembangan program Food Estate dapat dimulai pada
daerah-daerah persekitaran yang berbasis padi di wilayah kabupaten Pulang
Pisau yaitu di Kecamatan Pandih Batu (desa Pantik, Belanti Siam dan
Sanggang) dan Kecamatan Maliku (desa Tahai Jaya, Kanamit Jaya, Wono
Agung dan Garantung). Sedangkan untuk wilayah kabupaten Kapuas
diarahkan pada Kecamatan Kapuas Timur (desa Anjir Serapat Timur dan
Anjir Serapat Tengah) dan Kecamatan Tamban Catur (desa Warna Sari dan
Sidomulyo). Pengembangan wilayah dapat dilakukan melalui program
ekstensifikasi melalui cetak sawah pada daerah-daerah potensial selain
intensifikasi pada areal-areal yang sudah dikelola.
3. Pengembangan kawasan perlu didukung dengan pembangunan sarana dan
prasarana berupa infrastruktur jalan (transportasi), pembangunan dan
rehabilitasi sistem tata air, bangunan pertanian, dan pasar lokal.
4. Dukungan pemerintah masih diperlukan khususnya berupa program bantuan
dan penyediaan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, dan
alsintan, termasuk pinjaman lunak sebagai modal awal. Deregulasi tata
niaga sarana produksi dan pemasaran hasil untuk selanjutnya diperlukan
untuk menjamin keberlangsungan program.
5. Peningkatan sumberdaya manusia baik petani pelaku usahatani dan petugas
terkait yang berasal dari unsur pemerintah melalui pelatihan, TOT dan
pendidikan sehingga terbentuk sumberdaya manusia pertanian yang
profesional mandiri dan berdaya saing.
72
6. Peningkatan kelembagaan pertanian yang mampu mewadahi penguatan
kelompok tani sehingga terbentuk suatu sistem agribisnis pedesaan dengan
tetap mengacu pada struktur dan jaringan kelembagaan lokal yang sudah
eksis dengan ciri khas ekonomi, sosial dan budaya.
7. Terkait program pengembangan menuju padi organik sebagai bagian yang
terintegrasi program utama Food Estate maka perlu dibarengi dengan
program bantuan ternak bergulir (sapi atau kambing/domba) dalam rangka
menyediakan pupuk organik, baik berupa pupuk kandang/kompos maupun
pupuk organik cair (POC) yang murah (produksi petani sendiri), sekaligus
mendukung program pemerintah dalam swasembada daging dan membantu
memperbaiki tekstur tanah yang (mungkin) sudah mulai jenuh dengan
penggunaan pupuk anorganik yang cukup lama dan berlebihan, serta
pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi yang murah berupa
biogas.
8. Percepatan program pengembangan Food Estate masih perlu didukung oleh
program-program kebijakan daerah baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten dengan menyusun peraturan tambahan yang mengikat sebagai
dasar hukum yang mengacu pada hasil kajian yang telah dilaksanakan dan
beberapa kebijakan yang sudah diimlementasikan sebelumnya seperti: UU
No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan; UU No. 39 Tahun 2009 tentang
Kawasan Ekonomi Kuhusus (KEK); UU No. 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan; UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang; UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman; Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2010 tentang Usaha
Budidaya Tanaman; Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; Peraturan
Pemerintah No. 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan
Tanah Terlantar dan beberapa peraturan terkait lainnya.
73
Gambar 67. Penggalian Informasi di tingkat Bappeda Provinsi
Kalimantan Tengah
Gambar 68. Penggalian Informasi di tingkat Dinas Pertanian Kabupaten
Kapuas
Gambar 69. Penggalian informasi di tingkat petani di desa Anjir Serapat Timur, Kabupaten Kapuas
Gambar 70. Kunjungan ke lokasi pertanaman padi lokal Siam
Mayang dan Karang dukuh di desa Anjir Serapat Timur
Gambar 71. Usaha ternak sebagai pendukung penyediaan bahan
organik untuk keperluan pengolahan limbah menjadi pupuk organik
74
3.6 Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik
Lokasi di Kalimantan Tengah
3.6.1 Pengembangan Pertanian Bioindustri Kelapa Sawit Spesifik
Lokasi di Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan Pengembangan Pertanian Bioindustri Kelapa Sawit
Spesifik Lokasi di Kalimantan Tengah adalah untuk memperoleh model
pengembangan pertanian bioidustri berupa produk agribisnis bioindustri dari
limbah kelapa sawit dan limbah padi serta ternak sapi yang berkelanjutan.
Hasil dari kegiatan ini adalah eskalasi model, berupa Survey lokasi baru
untuk replikasi model, Pengumpulan dokumen potensi, kondisi wilayah dan
penetapan lokasi, Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Stake Holder
terkait (Pemda, Swasta, Poktan) mendukung implementasi dan proses eskalasi,
Implementasi inovasi teknologi Bioindustri Kelapa Sawit di lokasi baru, Penguatan
kelembagaan bersama stakeholder terkait. Tim memperoleh 2 lokasi replikasi
kegiatan lokasi pertama di Poktan Gotong Royong desa Harapan Jaya, lokasi
kedua dilaksanakan di PT. Multi Inti Global Mandiri.
Karakteristik poktan Gotong royong : Kepemilikan sapi potong hampir
merata di anggota kelompok tani, namun jumlah rata rata kepemilikan berkisar
antara 2-3 ekor per anggota. Anggota poktan Gotong Royong mayoritas saat ini
masih menggunakan rumput alam yang diusahakan dengan mengarit untuk
mencukupi kebutuhan pakan ternak yang dimiliki.Alat mekanisasi yang tersedia
berupa chopper pelepah sawit dan belum tersedia alat Mixer pakan. Penggunaan
alat mekanisasi baru dilakukan oleh beberapa orang saja, kesadaran penggunaan
alat tersebut masih kurang karena peternak masih banyak yang tergantung
rumput alam sehinggga hanya perlu pencacahan saja. Pengolahan pakan saat ini
bervariasi dalam bentuk pencacahan, penggilingan dan pen chopperan. Peternak
yang mamanfaatkan teknologi fermentasi baru beberapa orang. Perlu sosialisai
dan pemberian contoh kepada peternak di kelompok dan desa tersebut tentang
pengolahan pakan dengan mekanisasi memanfaatkan limbah pengolahan kelapa
sawit di sekitar lokasi. BPTP akan melakukan kegiatan Sosialisasi dan Demcar
pengolahan pakan berbasis limbah kelapa sawit di kelompok tani Harapan Jaya di
75
waktu mendatang untuk mereplikasi kegiatan bioindustri yang sudah dilakukan di
poktan Jaya Makmur, desa Sumber Makmur, Kecamatan Parenggean.
Pendampingan Aplikasi Penerapan Teknologi di PT Multi Inti Global
Mandiri antara lain:
a. Konstruksi bangunan
Tim BPTP melakukan pendampingan teknologi untuk setiap tahapan
pembangunan agar konstruksi yang dibangun bersifat fungsional sesuai tujuan
usaha yang diinginkan
b. Teknologi Produksi Ternak
Pendampingan teknis produksi mencakup pendampingan teknologi
pemilihan bibit dan bakalan, manajemen pakan, manajemen pemeliharaan dan
manajemen kesehatan hewan.
c. Peningkatan kapasitas SDM pengelola
Kegiatan ini dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan secara
langsung terhadap pengelola usaha baik dalam pengelolaan usaha peternakan,
pengolahan pakan, pengolahan limbah maupun manajemen organisasi.
d. Pendampingan unit pengolahan pakan
Kegiatan diawali dengan survey potensi bahan pakan yang tersedia.
Bahan penyusun pakan tersebut antara lain hijauan makanan ternak (rumput,
legume, cover crop), potensi pelepah (jumlah tanaman sawit, umuir tanaman,
periodisasi pruning, luas lahan), ketersediaan limbah pengolahan kelapa sawit
berupa bungkil dan solid sawit serta potensi HMT budidaya. Bahan pakan yang
terkumpul akan dianalisa kandungan nutrient. Berdasarkan kandungan nutrient
tersebut akan disusun formulasi pakan sesuai dengan tujuan pemeliharaan,
bobot badan dan umur (pembiakan, penggemukan, pedet, dll). Juga dilakukan
pengawalan pembangunan kebun HMT berdasarkan potensi lahan dan
produktivitas HMT
e. Pendampingan unit pengolahan limbah.
Kegiatan pendampingan mencakup kegiatan analisis bahan, penyusunan
komposisi bahan, pengumpulan, prosesing dan penyimpanan kompos yang
dihasilkan. Unit pengolahan Biourine diawali dengan pembuatan system
perkandangan yang mempermudah pengumpulan Urine. Pendampingan akan
76
dilakukan pada prosesing, penyimpanan dan aplikasi Biourine. Pendampingan
unit pengolahan Biogas dilakukan pada proses produksi gas dan penggunaan gas
untuk penggerak tenaga listrik, memasak, penerangan dan penyimpanan gas
tersebut.
Penguatan introduksi teknologi, Pelaksanaan Litkajibangrap secara
partisipatif pada lokasi yang berbeda berbasis sumber daya setempat,
Pemantapan komponen teknologi mendukung kegiatan bioindustri dengan
memanfaatkan sumberdaya local. Berikut besaran dan sumber output kegiatan
(tabel 19).
Tabel 19. Besaran dan Sumber Output Kegiatan
Output kegiatan (besaran dan sumber):
harga Besaran
Produk Utama
Bibit Kelapa Sawit Rp. 25.000/ bibit 1000 Buah
Pakan komplit Penggemukan sapi Rp. 1.400/kg 20 Ton/ bulan
Pakan Komplit Pembibitan Sapi Rp. 1.200/kg 60 Ton/bulan
Pakan Konsentrat Rp. 1.800/kg 20 ton/bulan
Ternak Sapi Rp. 48.000 berat
hidup
400 sapi
Produk Turunan
Kompos Rp. 15.000/ 25 kg 60 Ton/bulan
Biogas Rp. 15 juta/instalasi 2 Instalasi
Biourine Rp. 1.000/ liter 300-400 liter/ bulan
Penguatan tata kelola (kelembagaan), Terlaksananya sarana dan
prasarana kelembagaan di tingkat petani dengan melaksanakan sosialisasi,
koordinasi, pelatihan dan sistem pendampingan program. Saat ini Mitra kegiatan
antara lain PT Multy Inti Global, PT SISK (Makin Group), Cempaga Jawau
Industries, Pemda Kotawaringin Timur, Pemprov Kalimantan Tengah, Gapoktan,
Koperasi Desa.
Berikut adalah besaran Input Kegiatan (tabel 20) :
77
Tabel 20. Besaran dan Sumber Mitra Input Kegiatan :
Input kegiatan (besaran dan sumber mitra):
Sarana Produksi Sumber mitra Besaran
Bungkil Kelapa Sawit PT SISK 30 Ton
Solid Sawit PT SISK 96 Ton
Pelepah Kelapa Sawit PT SISK 50 Ton
Onggok PT Cempaga Jawau
Industries
30 Ton
Tetes Tebu KUD 1 Ton
Kapur KUD 1 Ton
Mineral KUD 1 Ton
Starbio KUD 1 Ton
Kotoran Ternak Ternak Masyarakat 50 Ton
Urine Ternak Ternak Masyarakat 300-400 liter
Tenaga Kerja anggota Kelompok Tani dan
masyarakat sekitar
600 OH/bulan
Bangunan kandang koloni (4
buah)
Bantuan Dinas, Swadaya,
BPTP @ 50.000.000
tanah depan Swadaya @ 25.000.000
bangunan gudang bahan
pakan (1 Buah) BPTP @ 65.000.000
mesin shreeder (jumlah 5) Bantuan Dinas, Swadaya @ 25.000.000
mesin mixer pakan (jumlah
5) Bantuan Dinas, Swadaya @ 23.500.000
inventaris gudang,
timbangan, sekop, dll Swadaya, BPTP 5.000.000
lantai jemur (91 m2) Swadaya, BPTP 15.000.000
Advokasi kegiatan, Memberikan pendampingan dan pengawalan secara
terpadu melibatkan mitra swasta, Poktan, Gapoktan, penyuluh dan Pemerintah
Daerah terkait terhadap kegiatan yang sedang berjalan dan akan direncanakan.
78
Gambar 72. Lokasi Kegiatan Bioindustri
Kelapa Sawit di desa Sumber Makmur,
kecamatan Parenggean, Kabupaten
Kotawaringin Timur
Gambar 73. Aktifitas pembuatan
pakan komplit di lokasi kegiatan
Gambar 74. Koordinasi Tim bersama
petani Kooperator
Gambar 75. Lokasi calon
perkandangan sapi dan fasilitas
pendukung PT Multy Inti Global
3.6.2 Pengembangan Pertanian Bioindustri Padi Spesifik Lokasi di
Kalimantan Tengah
Tujuan kegiatan pengembangan pertanian bioindustri padi spesifik lokasi
di Kalimantan Tengah adalah Mengembangkan pabrik mini pengolahan
pakan ternak dari limbah kelapa sawit dan padi, mengembangkan pabrik
mini pengolahan kompos limbah padi, mengembangkan teknologi dan alat
dan mesin pengering padi, mengembangkan teknologi dan alat dan mesin
proses minyak dedak padi.
Hasil kegiatan ini adalah terjadi peningkatan kelompok masyarakat
yang berusahatani padi secara agribisnis dengan tidak sekedar
79
menghasilkan gabah, tetapi menghasilkan beras dengan kualitas yang
baik, memasalkan pemanfaatan limbah jerami padi untuk meningkatkan
kualitas lahan pasang surut. Sebanyak 7-10 ton ha jerami dihasilkan dari
usahatani padi di lahan pasang surut setiap musim, sehingga pada musim
keempat mampu menekan penggunaan input anorganik sebanyak 30%
dan meningkatkan produktivitas padi hingga 5-8 ton/ha/musim.
Ketersediaan jerami padi yang teringgal di lahan digunakan sebagai
sumber hara K, karena sekitar 80% K yang diserap tanaman berada dalam
jerami. Selain dapat menggantikan pupuk K dalam tanaman, juga
berperan penting dalam memeperbaiki produktivitas tanah sawah yang
dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan menjamin kemantapan produksi.
Selain pemanfaatan jerami dan sekam untuk perbaikan lahan pasang
surut, pemanfaatan limbah penggilingan berupa bekatul, dapat dijadikan
bahan olahan untuk keluarga, berupa kue brownies yang telah dikenalkan
dan diusahakan dapat tumbuh menjadi usaha produktif rumah tangga
petani.
Pengelolaan produksi yang sebelumnya masih tertarik kepada suatu
industri gabah secara dominan, telah berkembang menjadi industri
perberasan. Rintisan usaha perberasan ini tumbuh dan terus didorong
seiring tingginya minat masyarakat untuk menghasilkan beras bermutu
dan berkualitas. Berkembangnya industri perberasan ini ditunjukkan
dengan meningkatnya jumlah penggilingan padi di lapangan. Data hingga
akhir 2018 menyebutkan terjadi peningkatan yang sangat tajam terhadap
jumlah penggilingan beras di dua Desa lokasi kegiatan, yaitu sebanyak 14
unit di Desa Blanti Siam dan 13 unit di Desa Gadabung. Sebagian besar
penggilingan padi yang bertambah adalah PPK menetap, yang diusahakan
secara perorangan atau keluarga. Mekanisme penjualan langsung yang
dilakukan petani antara lain, dengan mitra Bulog dengan capaian tertinggi,
80
diikuti penjualan ke pasar induk di Palangka Raya, dan distribusi ke pasar-
pasar tradisional.
Usaha yang telah dirintis dalam memperbaiki mutu beras adalah
upaya menghasilkan beras medium dan beras premium, yaitu beras
berkualitas tinggi setara dengan mutu kelas II dan III dalam BSN-Standar
Nasional Indonesia (SNI) No.6128:2008 dengan kriteria : (1) derajat
sosoh minimal 100-95%, (2) kadar air maksimum 14%, (3) butir kepala
minimum 89-78%, (4) butir patah maksimum 10-20%, (5) butir menir
maksimum 1-2%, (6) butir merah maksimum 1-2%, (7) butir kuning atau
rusak maksimum 1-2%, (8) butir mengapur maksimum 1-2%, (9) benda
asing maksimum 0,02%, dan (10) butir gabah maksimum 1%/100 g
beras.
Gambar 76. Penggunaan alat panen di lahan pasang surut
Gambar 77. Produk Beras yang dihasilkan pada kegiatan Bioindustri padi
81
3.7 Benih Sumber Padi, Jagung dan Kedelai
3.7.1 Produksi Benih Sumber Padi (2 Ton FS, 3 Ton SS)
Tujuan dari kegiatan Produksi Benih Sumber Padi adalah : menghasilkan
benih sumber padi dan benih sumber jagung agar selalu terjamin
ketersediaannya sesuai dengan kebutuhan pengguna dan mempercepat
pengembangan dan penyebarluasan varietas unggul baru (VUB yang mampu
meningkatan produksi, produktivitas, dan mutu hasil.
Hasil kegiatan ini adalah pertanaman calon benih dilaksanakan pada
luasan 4 hektar, yang terdiri dari 1 ha pertanaman Inpari 30 Ciherang Sub-1, 1
ha pertanaman Inpari 42 Agritan GSR, 1 ha pertanaman Inapari 43 Agritan GSR,
dan 1 ha pertanaman Inpago 8. Menggunakan sistem pengembalian benih
berdasarkan input yang diberikan (Saprodi dan UHL) calon benih yang masuk
gudang atau menjadi bagian BPTP adalah 1 ton Inpari 30 Ciherang Sub-1 kelas
SS, 3 ton Inpari 42 kelas ES dan 1 ton Inpari 43 kelas ES. Sedangkan Inpago 8 di
plot Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Peternakan Provnsi Kalimantan
Tengah melalui kelompok Penangkar Mugi Tuwuk untuk mendukung kegiatan
pertanian organik pada bulan OKMAR. Telah dihasilkan benih padi sebanyak 5
ton yang terdiri dari 1 ton benih padi Inpari 30 Ciherang Sub-1 kelas SS, dan 3
ton benih padi Inpari 42 kelas ES dan 1 ton benih padi Inpari 43 kelas ES.
Hasil panen pada bulan Oktober 2018 di Kabupaten Barito Timur
menunjukkan bahwa rata-rata hasil padi 6 - 9 ton/ha, dimana pembagian hasil
benih merupakan hasil dari pemberian output berupa saprodi dan UHL. Total
serapan benih yang dilakukan seperti pada Tabel 21.
Tabel 21. Jumlah Bagi Hasil Benih antara UPBS BPTP Kalimantan Tengah dan
Penangkar Benih Padi Mugi Tuwuk di Kabupaten Barito Timur
NO VARIETAS PRODUKSI BAGI HASIL CALON BENIH
PETANI UPBS
1 Inpari 30 Ciherang Sub-1 9.000 7.980 1.020
2 Inpari 42 Agritan GSR 6.000 2.985 3.015
3 Inpari 43 Agritan GSR 6.000 4.990 1.010
J U M L A H 21.000 15.955 5.045
82
Dari proses bagi hasil panen diperoleh bagian UPBS BPTP Kalimantan
Tengah sebanyak 5.045 kg, yang selanjutnya merupakan calon benih. Pada
tahap ini proses prosesing dan penurunan kadar air benih sudah dilakukan di
penangkar, proses prosesing akhir berupa pengecekan kadar air terakhir dan
benih hampa dilakukan di BPTP Kalimantan Tengah, sehingga dapat dilanjutkan
pada proses pengemasan di Gudang. Setelah dilakukan prosesing di gudang
UPBS menghasilkan benih sebanyak 5.000 kg (99,11%) dan susut benih 45 kg
(0,89%), dengan rincian Inpari 30 Ciherang Sub-1 kelas SS sebanyak 1.020 kg
dengan penyusutan 20 kg, Inpari 42 Agritan GSR kelas ES sebanyak 3.015 kg
dengan penyusutan sebanyak 15 kg, dan Inpari 43 Agritan GSR kelas ES
sebanyak 1.010 kg dengan penyusutan sebanyak 10 kg.
Tabel 22. Varietas, kelas benih, calon benih, susut dan benih UPBS tahun 2018
No VARIETAS KLAS
BENIH
CALON BENIH (Kg)
SUSUT (Kg)
BENIH UPBS (Kg)
1 Inpari 30 Ciherang Sub-1 SS 1.020 20 1.000
2 Inpari 42 Agritan GSR ES 3.015 15 3.000
3 Inpari 43 Agritan GSR ES 1.010 10 1.000
J U M L A H 5.045 45 5.000
Gambar 78. Persentase Benih dan Susut Benih Produksi UPBS Padi Tahun 2018
Susut Benih1%
Benih UPBS99%
83
Dari 5.000 kg benih, persentase benih kelas SS dan ES yang dihasilkan sebanyak
20% dan 80%.
Gambar 79. Persentase kelas SS dan ES produksi UPBS Padi Tahun 2018
Gambar 80. Pengubinan
Gambar 81. Panen Padi
SS20%
ES80%
84
Gambar 82. Benih masuk gudang
Gambar 83. Prosessing
3.7.2 Produksi Benih Sumber Jagung (3 Ton SS)
Tujuan kegiatan produksi benih sumber jagung adalah : untuk
menghasilkan benih sumber jagung agar selalu terjamin ketersediaannya sesuai
dengan kebutuhan pengguna dan untuk mempercepat pengembangan dan
penyebarluasan varietas unggul baru (VUB yang mampu meningkatan produksi,
produktivitas, dan mutu hasil.
Produksi benih sumber jagung dilaksanakan oleh BPTP Kalimantan
Tengah di 1 (satu) Kabupaten, yaitu Kabupaten Pulang Pisau, Kecamatan Maliku,
Desa Garantung. Pemilihan lokasi di Kabupaten Pulang Pisau, selain karena selalu
bertambahnya luasan pertanaman jagung di kabuaten ini, hal lain adalah
sedikitnya dana perjalanan untuk pelaksanaan kegiatan. Kegiatan penangkaran
jagung di Desa Garantung dilaksanakan oleh calon penangkar jagung yaitu
Mekar Tani yang di ketuai oleh Bapak Sanimin. Kegiatan produksi benih sumber
jagung merupakan kegiatan untuk memproduksi benih hibrida (F1) jagung yaitu
untuk tahun 2018 adalah Bima URI 20 sebanyak 3 ton benih.
Pertanaman calon benih jagung Bima 20 URI dilaksanakan pada luasan
3,5 hektar. Menggunakan sistem pengembalian benih berdasarkan input yang
diberikan (Saprodi dan UHL) calon benih yang masuk gudang atau menjadi
bagian BPTP adalah 1,5 ton dan 2,5 ton menjadi bagian petani (karena harga
85
benih perkilo menjadi standar petani adalah Rp. 20.000). Bagian petani tetap
difasilitasi untuk pengemasan dan sertifikasi.
Gambar 84. Pertanaman jagung umur 20
HST
Gambar 85. Pengamatan dan Seleksi
Tanaman tahap kedua
Gambar 86. Roguing dan Detaseling
umur 50 HST
Gambar 87. Panen Jagung
3.8 Pengelolaan Sumberdaya Genetik Spesifik Lokasi Kalimantan
Tengah
Tujuan kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Genetik Spesifik Lokasi
Kalimantan Tengah adalah Melakukan koordinasi dengan kabupaten yang siap
mendaftarkan varietas tanamannya, melakukan percepatan pendaftaran varietas
lokal dan mengelola koleksi SDG yang meningkatkan jumlah tanaman lokal yang
dikoleksi.
Hasil kegiatan SDG ini adalah Percepatan pendaftaran varietas tanaman
yang dilakukan pada tahun 2018 merupakan program kerjasama antara BBP2TP
86
Balitbangtan dengan PPVTPP Kementerian Pertanian, yang bertujuan untuk
mempercepat proses pendaftaran varietas lokal yang selama ini berjalan lambat
dan mekanisme yang panjang. Terobosan yang dilakukan melalui kerjasama ni
adalah dengan melibatkan BPTP di setiap Provinsi selaku perpanjangan tangan
BBP2TP Balitbangtan di daerah. BPTP selanjutnya melakukan koordinasi kepada
jajaran Dinas terkait dan kepala daerah yang bertanggung jawab sebagai pemilik
sumber daya genetik di setiap wilayah. Di Kalimantan Tengah koordinasi
percepatan pendaftaran varietas tanaman dilakukan di beberapa kabupaten
prioritas, yaitu kabupaten yang pada komunikasi sebelumnya sudah bersepakat
dan tertarik untuk melakukan pendaftaran varietas lokalnya ke PPVTPP, yaitu
kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Kotawaringin Timur, Lamandau,
Katingan, Kapuas dan Pulang Pisau.
Dalam diskusi terkait dengan pengelolaan sumber daya genetik lokal
disampaikan oleh Kepala Bidang Produksi Pertanian kabupaten Barito Selatan
Bapak Agria, bahwa Kabupaten Barito Selatan sudah memiliki pengalaman dalam
hal pendaftaran varietas lokal. Dimana hingga saat ini telah ada tiga varietas
lokal hortikultura yang didaftarkan Dinas Pertanian Kabupaten Barito Selatan ke
PPVTPP, yaitu Anggrek Mutiara Malawen sebanyak 1 aksesi, Nenas Parigi
sebanyak 1 akssesi, dan 1 varietas lokal pisang yaitu dengan nama Pisang
Salendang. Namun hingga saat ini mereka belum pernah mendaftarkan varietas
padi-padi lokal yang dimiliki kabupaten Barito Selatan. Pada kesempatan ini
pihak Dinas menyambut baik dengan rencana BPTP Kalimantan Tengah untuk
bersama-sama menggali potensi sumber daya genetik yang ada di kabupaten
Barito Selatan, dan bersama-sama akan melakukan tahapan pendaftaran varietas
tanaman.
Demikian juga saat diskusi di Kabupaten Barito Timur, disampaikan
bahwa pihak Dinas Pertanian berniat mendaftarkan varietas padi Siam Cantik
yang hanya ditemukan di desa Tampa kecamatan Dusun Selatan. Dari diskusi
berkembang bahwa berbagai jenis padi lokal sangat banyak ditemukan di kab.
Barito Timur, baik berupa padi gogo maupun padi sawah, sehingga dipandang
perlu dan disarankan oleh tim BPTP bahwa sebaiknya pendaftaran varietas
dilakukan tidak hanya untuk satu jenis tetapi beberapa jenis padi lokal.
87
Mengingat pelaksanaan karakterisasi awal dapat dilakukan sekaligus pada
periode waktu tertentu dan melibatkan para petugas lapangan di mana SDG lokal
tersebut ditemukan.
Gambar 88. Koordinasi kegiatan SDG di Kabupaten Barito Timur
Gambar 89. Koordinasi Percepatan Pendaftaran varietas tanaman di Kabupaten Barito Timur dan Barito Selatan.
Tim BPTP Kalimantan Tengah menyarankan agar Kabupaten, khususnya
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Barito Selatan dan
Dinas Pertanian Kabupaten Barito Timur untuk mendorong pendaftaran varietas
lokal yang ada di daerahnya agar kepemilikan jelas dan diketahui, selain itu
banyaknya sebaran varietas lokal yang belum terdata secara jelas. Khusus untuk
varietas lokal tanaman pangan diharapkan tanaman pangan yang berumur
genjah dan memiliki nilai jual atau ekonomis. Khususnya untuk tanaman pangan,
pada tahap awal ini didorong untuk pendaftaran varietas lokal padi. Dalam waktu
dekat pihak dinas akan mengumpulkan beberapa benih padi lokal dan
mendatanya berdasarkan umur dan agroekosistemnya. Proses awal dalam
pendafatran varietas adalah penentuan karakter tanaman. Penentuan karakter
88
tanaman dapat dilakukan di dua tempat, yaitu secara In-Situ yang dilakukan di
tempat asal atau tempat tanaman tumbuh (dilakukan oleh penyuluh lapangan
pada masing-masing kabupaten) dan secara Ex-Situ yang dilakukan di luar
tempat tanaman tumbuh (dilakukan di BPTP Kalimantan Tengah), jika terdapat
perbedaan, maka perbedaan yang dominan yang akan dicantumkan pada
karakter di formulir pendaftaran varietas.
Gambar 90. Hamparan Padi Siam Cantik Pelaksanaan koordinasi di kabupaten Kotawaringin Timur banyak
dilakukan dengan diskusi tentang rencana pendaftaran varietas tanaman lokal
milik kabupaten Kotawaringin Timur. Koordinasi dihadiri Kepala dinas Pertanian,
Kabid Produksi Tanaman pangan dan Hortikultura, Kasi hortikultura dan
pengawas benih tanaman pangan dan hortikultura. Dalam diskusi disampaikan
bahwa saat ini pemerintah kabupaten Kotawaringin Timur fokus pada
pengembangan hortikultura, khususnya tanaman buah-buahan. Beberapa
tanaman buah-buahan yang menjadi unggulan kabupaten Kotawaringin Timur
adalah Nenas, Durian, Cempedak, Duku, dan buah-buah lokal lainnya yang
sangat banyak. Pada kesempatan diskusi pihak BPTP Kalimantan Tengah
menawarkan pendaftaran varietas sekaligus memberikan beberapa buku
panduan dan contoh-contoh dokumentasi untuk kelengkapan pendaftaran
varietas tanaman. Dari pertemuan juga disepakati bahwa kegiatan pendaftaran
varietas akan dimulai dengan melakukan identifikasi lapangan dan karakterisasi
morfologi, secara bersama antara tim dinas kabupaten Kotim bersama tim BPTP
Kalteng.
89
Gambar 91. Koordinasi SDG Tanaman Buah di Kotawaringin Timur
Pada pelaksanaan percepatan pendaftaran varietas lokal tahun 2018,
Kalimantan Tengah mendapat target 10 varietas lokal yang harus terdaftar di
PPVTPP. Dari hasil koordinasi dengan kabupaten pemilik SDG maka disepakati
varietas-varietas lokal yang didaftarkan tersebut seperti dalam Tabel 23.
Tabel 23. Daftar varietas lokal SDG spesifik lokasi yang didaftarkan ke PPVTPP
tahun 2018.
No Kelompok
Tanaman
Varietas Lokal Yang Didaftarkan Asal
Kabupaten Nama Lokal Nama Latin
1 Tanaman Obat Babaro Rubiaceae Lamandau
2 Tanaman Obat Kandarihau Lamiaceae Lamandau
3 Tanaman Buah Kanas Gantang Ananas sp Kotim
4 Tanaman Buah Tiwadak Sanca
Tamas
Moraceae sp Kotim
5 Tanaman Buah Durian Untek
Undang
Durio sp Kotim
6 Tanaman Buah Durian Kurik Durio sp Kotim
7 Tanaman Pangan Korup Matah Putih Colocasia sp Lamandau
8 Tanaman Pangan Korup Matah
Kuning
Colocasia sp Lamandau
9 Tanaman Pangan Siam Busu Oryzae sp Lamandau
10 Sayuran Terong Asam Madu Solanum sp Barito Timur
90
3.9 Penerapan Inovasi Teknologi Peningkatan Indek Pertanaman
Padi, Jagung dan Kedelai Di Lahan Kering dan Lahan Tadah Hujan
Kalimantan Tengah
Tujuan kajian penerapan inovasi teknologi peningkatan Indeks
pertanaman padi, jagung dan kedelai di lahan kering dan lahan tadah hujan
Kalimantan Tengah adalah melanjutkan identifikasi sumber daya air dan
kapasitas area yang dapat diari di lahan tadah hujan dan kering Kalimantan
Tengah, mengaplikasi teknologi larikan gogo dan penyediaan air di lahan kering
Kalimantan Tengah dan untuk memperoleh paket teknologi larigo di lahan kering
Kalimantan Tengah.
Hasil survei sumberdaya air menghimpun dan mengidentifikasi wilayah-
wilayah yang dapat dikembangkan atau ditingkatkan indek pertanamannya
sehingga bisa lebih dari 100, melalui pemanfaatan sumber daya air yang
tersedia. Lokasi-lokasi yang disurvei tersebut selanjutnya dapat diajukan dalam
program pengembangan embung secara nasional. Adapun lokasi dan kapasitas
area yang di survei tersebut seperti dalam Tabel 24.
Tabel 24. Sumberdaya air tersedia dan kapasitas area yang dapat diairi di lahan kering dan tadah hujan Kalimantan Tengah
No Kab/Kec/Desa/
Kel Tani
Provitas
eksisting
Jenis
Lahan
Luas
layanan
Sumber
air
Jarak ke
SDA
1 Kapuas,
Kapuas Timur
Sei Kayu
Handak Maju
3,2 t/ha Tadah
Hujan
60 ha Sungai 800 m
2 Kapuas, 3,2 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 700 m
91
Kapuas Barat
Sei Kayu
Mulia
3
Kapuas,
Tamban Catur
Tamban Makmur
Karya Usaha
3,3 t/ha Tadah
Hujan
40 ha Sungai 500 m
4 Kapuas,
Bataguh
Bamban Raya
Basiam Raya
3,3 t/ha Tadah
Hujan
40 ha Sungai 500 m
5 Barito Utara 3,3 t/ha Tadah
Hujan
180 ha Sungai 1000 m
92
Tewah Selatan
Trahean
Sumber Makmur
6 Barito Utara
Tewah Selatan
Tranbangdep
Siap Karya
2,8 t/ha Tadah
Hujan
40 ha Sungai 400 m
7 Barito Utara
Teweh Selatan
Trinsing
Sumber Makmur
Jaya
2,8 t/ha Tadah
Hujan
104 ha Sungai 200 m
8 Barito Utara 2,5 t/ha Tadah
Hujan
120 ha Sungai 200 m
93
Gunung Timang
Majangkau
Sirau Langin
9 Barito Utara
Gunung Timang
Walur
Balet Marehan
3,2 t/ha Tadah
Hujan
200 ha Sungai 200 m
10 Barito Utara
Gunung Timang
Ketapang
Guntung Layung
3,1 t/ha Tadah
Hujan
127 ha Sungai 500 m
11 Barito Utara
Gunung Timang
Baliti
Kumala Jaya I
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 500 m
12 Barito Utara 2,4 t/ha Tadah 70 ha Sungai 200 m
94
Gunung Timang
Kandui
Sawah Buyung
Hujan
13 Barito Utara
Gunung Timang
Rimba Sari
Harapan Jaya
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 500 m
14 Barito Utara
Gunung Timang
Rimba Sari
Harapan Jaya
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 500 m
15 Kotawaringin
Barat,
2,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 200 m
95
Kumai
Sabuai
Sumbu Raya
16 Kotawaringin
Barat,
Kumai
Tanjung Putri
Sumber Rejeki
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 400 m
17 Kotawaringin
Barat,
Kumai
Sabuai
Suka Maju
3,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 100 m
18 Kotawaringin
Barat,
Kumai
Sabuai
Suka Maju2
3,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 100 m
96
19 Kotawaringin
Barat,
Kumai
Sabuai
Asia Indah
3,0 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 25 m
20 Sukamara
Mendawai
Mendawai
Harapan baru
2,8 t/ha Tadah
Hujan
25 ha Sungai 2 m
21 Sukamara
Mendawai
Natai Sesawak
Mekar Jaya II
2,5 t/ha Tadah
Hujan
45 ha Sungai 500 m
22 Sukamara 2,5 t/ha Tadah
Hujan
45 ha Sungai 500 m
97
Mendawai
Natai Sesawak
Mekar Jaya II
23 Sukamara
Jelai
Sungai Baru
Dewi Sri
2,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 400 m
24 Sukamara
Jelai
Sungai Raja
Sungai Raja
2,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 100 m
25 Sukamara 2,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 100 m
98
Jelai
Sungai Raja
Sungai Raja
26 Sukamara
Jelai
Sungai Raja
Sungai Raja
2,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 100 m
27 Seruyan
Seruyah Hilir
Persil Raya
Harapan Kita
2,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 50 m
28 Seruyan 2,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 500 m
99
Seruyah Hilir
Kurun
Massa jaya
29 Seruyan
Seruyah Hilir
Pematang
Panjang,
Massa jaya
2,5 t/ha Tadah
Hujan
100 ha Sungai 500 m
30 Seruyan
Seruyah Hilir
Pematang Limau,
Massa jaya
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 500 m
31 Kotawaringin
Timur,
3,0 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 200 m
100
Teluk Sampit
Kuin Permai
Baruhui
Membangun
32 Kotawaringin
Timur,
Kuin Permai
Samuda
Karya Bersama
3,0 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
33 Kotawaringin
Timur,
Teluk Sampit
Kuin Permai
Karya Mufakat
3,0 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
34 Kotawaringin
Timur,
3,0 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
101
Mentaya Hilir
Selatan,
Mentaya Hilir
Selatan,
Sumber Usaha
35 Kotawaringin
Timur,
Teluk Sampit
Parabah
Doa Ibu
2.5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
36 Kotawaringin
Timur,
Teluk Sampit
Kuin Permai
Karya Mufakat III
3,0 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
37 Kotawaringin
Timur,
3,0 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
102
Hilir Selatan
Samuda Besar
Suka Maju
38 Kotawaringin
Timur,
Kuin Permai
Samudra Besar
Suka Maju I
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
39 Gunung Mas
Kurun
Petak Bahandang
Tani Kurun
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 400 m
40 Gunung Mas 2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
103
Kurun
Kurun Seberang
Tani Kurun
Seberang
41 Gunung Mas
Kuala Kurun
Seberang
Kurun Seberang
Pematang Henda
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
42 Gunung Mas
Kurun
Petak Bahandang
Tani Kurun
2,5 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
43 Murung Raya 2,3 t/ha Lahan
Kering
50 ha Sungai 50 m
104
Tanah Siang Sltn
Dirung Lingkin
Sungai Koto
44 Murung Raya
Tanah Siang Sltn
Dirung Lingkin
Sungai Koto
2,3 t/ha Lahan
Kering
50 ha Sungai 50 m
45 Murung Raya
Permata Intan
Muara Babuat
Bina Warga I
2,4 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
46 Murung Raya 2,4 t/ha Tadah
Hujan
50 ha Sungai 50 m
105
Permata Intan
Muara Babuat
Bina Warga I
47 Murung Raya
Permata Intan
Muara Babuat
Usaha Bersama
2,4 t/ha Tadah
Hujan
25 ha Sungai 300 m
48 Murung Raya
Permata Intan
Muara Babuat
Raden Subur
2,3 t/ha Kering 20 ha Sungai 50 m
49 Barito Selatan
Dusun Selatan
3,0 t/ha Tadah
hujan
300 ha Sungai 200 m
106
Pararapak
Usaha Bersama
50 Barito Selatan
Dusun Selatan
Pararapak
Maju Bersama
3,0 t/ha Tadah
hujan
300 ha Sungai 300 m
51 Pulang Pisau
Maliku
Sidodadi
Sidodadi I
2,5 t/ha Lahan
Kering
40 ha Sungai 800 m
52 Pulang Pisau 2,3 t/ha Lahan
Kering
30 ha Sungai 400 m
107
Maliku
Purwodadi
Usaha Bersama
53 Pulang Pisau
Maliku
Sidodadi
Sidodadi II
2,3 t/ha Lahan
Kering
50 ha Sungai 400 m
Dari data survei di atas dapat dilihat bahwa total luas area yang telah
dihimpun mencapai 28.748 ha atau sekitar 57,5% dari target yang diinginkan
yaitu sebanyak 50.000 ha untuk Kalimantan Tengah, yang dapat dicapai selama
dua tahun pelaksanaan kegiatan. Data juga menunjukkan bahwa sebagian besar
lokasi yang dapat ditingkatkan IP nya adalah lahan tadah hujan, dengan sumber
air yang tersedia umumnya adalah sungai yang letaknya antara 25-1.000 meter
dari lahan pertanian, bahkan ada yang hanya 5 meter dari sungai. Sistem usaha
pertanian yang dilakukan di wilayah survei, khususnya untuk usahatani padi
adalah dengan mengandalkan air hujan, sedangkan sungai belum dimanfaatkan
secara optimal. Akibatnya lahan-lahan di wilayah survei hanya mampu
diusahakan sekali setahun setahun (IP 100) dengan menanan padi lokal yang
dikelola secara tradisional. Tanaman padi lokal mulai ditanam pada pada awal
musim hujan yaitu Agustus hingga Oktober. Umur tanaman cukup panjang yaitu
mencapai enam bulan. Setelah selesai panen, lahan-lahan dibiarkan bahkan
ditinggal sehingga kebanyakan lahan ditumbuhi kembali oleh berbagai jenis
108
gulma, dari yang perdu hingga berbatang. Kondisi lahan demikian yang ketika
off season dianggap sebagai lahan tidur, dan ketika menjelang musim tanam
atau akhir musim kemarau.
Rakitan paket teknologi yang diaplikasikan di lahan tadah hujan Desa
Pematang Limau Kabupaten Seruyan, terdiri dari pemanfaatan air dengan
pompanisasi, penggunaan varietas unggul padi bersertifikat yaitu varietas Inpari
9, Inpari 30, Inpari 34 dan Inpari 42, pemupukan berdasarkan hasil analisis
tanah yaitu 100 – 150 kg urea/ha, 200-300 kg/ha NPK dan pengendalian OPT
secara hayati dan kimia secara bijaksana. Tingkat produktivitas padi tertinggi
diperoleh Inpari 42 yaitu sebanyak 4,5 t/ha. Produktivitas ini tentu
menguntungkan mengingat pada periode ini lahan yang selama ini bera dapat
berproduksi dengan baik.
Gambar 92. Pompa air yang digunakan untuk mengairi lahan dan bangunan papan dan terpal sebagai konektor air ke lahan sawah tadah
hujan.
Gambar 93. Penyerahan bibit unggul kepada petani
109
3.10 Peningkatan Kapasitas Penyuluh
Tujuan kegiatan peningkatan kapasitas penyuluh adalah :
1. Peningkatan kapasitas (kemampuan dan peran) penyuluh dan sdm BPTP
Balitbangtan Kalimantan Tengah dalam mempercepat penyebaran
informasi dan inovasi pertanian.
2. Peningkatan penerapan dan pelaksanaan program kebijakan dan aplikasi
teknologi inovatif oleh pengguna antara (dinas dan kelembagaan terkait
penyuluhan) dan pengguna akhir (pelaku utama usaha pertanian).
Mendasari perlunya “Peningkatan Kapasitas Penyuluh BPTP Balitbangtan
Kalimantan Tengah”, adalah :
1. Perlunya peningkatan wawasan dan pengetahuan sumberdaya manusia
BPTP, supaya lebih maju, dinamis, modern dan mandiri.
2. Peningkatan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan diupayakan
melalui implementasi kegiatan penyuluhan melalui penguasaan berbagai
metode penyuluhan.
3. Bahwa penyelenggaraan penyuluhan harus sinkron dengan berbagai
program pembangunan pertanian sehingga tujuan dan capaian sasaran
dapat terwujud.
Peningkatan wawasan, pengetahuan dan penguasaan metode
penyuluhan serta penggunaan media dan multi media dalam penyebaran
informasi dan inovasi pertanian khususnya yang dihasilkan Badan Litbang
Pertanian, maka BPTP Kalteng memandang perlu untuk melaksanakan kegiatan
peningkatan kapasitas (kemampuan dan peran) penyuluh dan SDM BPTP
Balitbangtan Kalimantan Tengah dalam upaya untuk mempercepat penyebaran
informasi dan inovasi pertanian, yaitu dengan melaksanakan kegiatan berupa
pertemuan dan pelatihan. Pertemuan yang dilaksanakan adalah penyampaian
beberapa materi yang sangat menunjang tugas dan fungsi penyuluh yang
berada di BPTP Kalteng, diantaranya :
1. Metode Analisis Data untuk pengkajian penyuluhan.
2. Aplikasi Analisis Adopsi dan Difusi Teknologi Pertanian
110
3. Persepsi dan Adopsi Teknologi
4. Membuat Video Singkat Di Smart Phone: Vlog, Berita Ringan, Feature,
Informasi Pertanian.Aplikasi yang digunakan dalam pelatihan pembuatan
dan editing video di smartphone adalah “KineMaster Editor Video Pro”.
KineMaster Editor Video lebih ringan di download memiliki pitur yang
lengkap mudah di gunakan dan professional
Efektivitas Video:
Video dapat menarik perhatian dan mengarahkan konsentrasi audiens
pada materi video serta dapat mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan atau informasi
yang terkandung dalam gambar atau lambang.
Dapat memberikan konteks kepada audiens yang kemampuannya lemah
dalam mengorgani-sasikan dan mengingat kembali informasi yang telah
diperoleh.
Video dapat membantu audiens yaitu petani yang lemah dan lambat
menangkap suatu pesan menjadi mudah dalam menerima dan
memahami inovasi yang disampaikan, hal ini disebabkan karena video
mampu mengkombinasikan antara visual (gambar) dengan audio
(suara).
Hasil-hasil yang dicapai dalam pertemuan dan pelatihan peningkatan
kapasitas penyuluh BPTP Kalteng:
1. Penyuluh dan SDM BPTP Kalteng memahami dan mampu:
- Menggali permasalahan, potensi dan peluang pengembangan pertanian.
- Mengidentifikasi kebutuhan teknologi
- Menyusun informasi dan teknologi sesuai sasaran penyuluhan baik itu
pengguna antara maupun pengguna akhir.
- Menyusun materi penyuluhan dalam berbagai media penyuluhan (cetak,
eletkronik maupun multi media).
2. Membuat video singkat menggunakan Smartphone dengan aplikasi
“KineMaster Editor Video Pro”.
3. Materi yang dipaparkan dalam pertemuan dan materi praktek menunjang
111
tugas dan fungsi BPTP dalam mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan
pengkajian baik kepada pemangku kenijakan provinsi dan kabupaten
maupun petani pelaku usaha pertanian.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas
penyuluh dan SDM BPTP Kalteng, yaitu:
Tabel 25. Kegiatan Pengembangan Kapasitas Penyuluh BPTP Kalimantan
Tengah
No. Kegiatan/Materi Metode Penjelasan
1. Data penyuluhan, analisis dan penerapan
Pertemuan tatap mula, pemaparan materi
Terjadi peningkatan pengetahuan dan wawasan penyuluh BPTP kalteng
2. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS dan Exell
Praktek menginput data menggunakan program SPSS dan Exell
Peningkatan wawasan dan pengetahuan penggunaan program Exell dan SPSS untuk analisis data sosial
3. Penulisan KTI dan materi penyuluhan
Pertemuan tatap muka, pemaparan materi
Penyuluh BPTP diharapkan mampu menulis jurnal dan bahan cetakan lainnya
4. Pembuatan video pendek
Pelatihan dan praktek pembuatan video
Penyuluh BPTP diharapkan mampu mebuat video pendek bahan penyuluhan
5. Kunjungan lapang, usahatani
Tatap muka dan pengambilan foto/video
Bahan penulisan dan pembuatan video oleh penyuluh dan SDM BPTP Kalteng
Penyuluh dan SDM BPTP Kalteng setelah mengikuti pelatihan
peningkatan kapasitas penyuluh khususnya dalam penguasaan aplikasi
smartphone yakni penguasaan penerapan aplikasi “KineMaster Editor Video
Pro”, mampu membuat beberapa video pendek dan kombinasi video dan foto,
yakni sebagai berikut :
112
Tabel 26. Judul-judul video pendek
No
.
Judul Video/
Videotron
Sinopsis Keterangan
1. Jadikan Sempit Itu Indah
Lahan-lahan sempit, pekarangan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk penanaman tanaman pangan, hortikultura dan tanaman hias/anggrek
Ditayangkan dalam
videotron dan Website BPTP Kalteng
2. Sehat Dengan Bawang Dayak
Bawang dayak mudah dikembangkan, memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat sebagai tanaman obat.
Ditayangkan dalam videotron dan Website
BPTP Kalteng
3. Hidrophonik Pengembangan tanaman sayuran sistem hidrophonik sebagai sumber tanaman organik.
Ditayangkan dalam
videotron dan Website BPTP Kalteng
4. Buah-Buah Lokal kalimantan Tengah
Beragam buah-buah lokal/plasma nuftah yang perlu dikembangkan
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
5. Rumah Pangan Lestari
Pengembangan tanaman sayuran dan tanaman buah di pekarangan
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
6. Sayuran lokal kalteng
Beragam sayuran lokal Kalteng yang memiliki nilai ekonomis untuk dikembangkan
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
7. Inovasi teknologi spesifik:
Hasil-hasil kajian yang potensial untuk peningkatan nilai benefit
Ditayangkan dalam videotron dan Website
113
ternak, padi dan sayuran
atau pendapatan usahatani
BPTP Kalteng
8. Asian Games 2018
Promosi dan membangkitkan semangat masyarakat untuk mendukung tim olahraga nasional
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
9. HUT RI 73 Membangkitkan semangat nasionalisme Bangsa Indonesia
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
10. Selamat Puasa Menjalankan ibadah puasa
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
12. Selamat Idul Fitri
Semangat kebersamaan, kemenangan dan berbagi
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
13. Bimtek Penyuluhan
Manfaat sistem penyuluhan
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
14. Usaha ternak sapi
Pengembangan usaha ternak didukung inovasi budidaya rumput unggul
Ditayangkan dalam videotron dan Website BPTP Kalteng
Screenshoot Video pendek:
1. Sehat Dengan Bawang Dayak
2. Budidaya tanaman Sistem Hidroponik
3. Jadikan Sempit Itu Indah
114
Gambar 94. Workshop Peningkatan Kapasitas Penyuluh BPTP Kalimantan Tengah
Gambar 95. Narasumber Workshop
Peningkatan Kapasitas Penyuluh BPTP Kalimantan Tengah
Gambar 96. Aplikasi Editing Video di Smartphone
3.11 Dukungan Perbenihan Komoditas Padi (40 Ton ES)
Kegiatan ini bertujuan untuk (1) Memproduksi benih sebar padi kelas ES
serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman padi ke BPSB-TPH bagi
petani kooperator, dan (2) Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi
melalui penjualan, bantuan dan diseminasi di Provinsi Kalimantan Tengah.
Tahun 2018, kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas Padi
dilaksanakan di awal tahun, yaitu bulan Januari 2018, dengan memproduksi tiga
kelas benih yaitu kelas FS adalah Inpari 30 Ciherang Sub-1, Kelas SS adalah
Inpago 10, Inpago 8, Inpari 39, Inpari 41, Inpari 42, Inpari 43, serta kelas ES
adalah Inpago 11, Inpara 5, Inpara 8 Agritan, Inpari 24 Gabusan, Inpari 30
Ciherang Sub-1, Inpari 35 Salin Agritan, Inpari 38 Tadah Hujan Agritan, Inpari
40 Tadah Hujan Agritan, Inpari Blas, Inpari HDB, dan Situ Bagendit. Perubahan
keluaran berupa kelas benih yang dihasilkan dikarenakan: (1) saat pembelian
kelas benih tetua berbeda-beda, (2) saran dari BPSBTPH Provinsi Kalimantan
115
Tengah agar penurunan kelas tetap seperti penurunan kelas benih biasanya,
jangan langsung ke kelas benih sebar dan (3) masih banyaknya penangkar dan
balai benih yang memerlukan benih dengan kelas diatas kelas benih sebar.
Kesemua benih varietas diatas ditanam pada musim tanam OKMAR 2018 atau
pada awal tahun.
Koordinasi antar institusi ditingkat regional (stakeholders) dilaksanakan
pada tingkat provinsi dan kabupaten. Kegiatan koordinasi bertujuan untuk
mensosialisasikan kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas Padi untuk tahun
2018, serta mengidentifikasi kebutuhan benih di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain itu, koordinasi bertujuan untuk membangun sinergitas dan kerjasama
antar lembaga/institusi dan stakeholder. Koordinasi pada tingkat provinsi
dilakukan dengan Dinas Pertanian dan Balai Pengawas Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Kalimaantan Tengah.
Dari hasil koordinasi diperoleh informasi bahwa Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah dan BPSB-TPH
Provinsi Kalimantan Tengah sangat mendukung kegiatan UPBS BPTP Kalimantan
Tengah dan diperoleh beberapa data yang digunakan untuk pemutakhiran basis
data perbenihan di Provinsi Kalimantan Tengah. Koordinasi pada tingkat
nasional dilakukan dengan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian (BBP2TP), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Padi (BB Padi)
dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Koordinasi
dengan BBP2TP dalam bentuk komunikasi melalui surat dan email, serta rapat
koordinasi (rakor). Komunikasi melalui surat dan email bertujuan untuk
pemutakhiran data (updating), klarifikasi dan validasi data, serta saling bertukar
informasi seputar kegiatan perbenihan. Koordinasi dengan BB Padi dilakukan
untuk memperoleh informasi ketersediaan (stok) VUB padi di BB Padi yang
mencakup varietas, volume, serta deskripsi dan kelas benih yang tersedia --
dalam hal penyiapan benih sumber yang akan diproduksi sebagai benih sumber
dan benih sebar padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah. Berdasarkan informasi
tersebut, dapat ditentukan kebutuhan VUB yang ditangkarkan oleh tim UPBS
BPTP Kalimantan Tengah pada kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas Padi.
Persentase sebaran terbesar VUB padi di Kalimantan Tengah masih
116
didominasi oleh varietas dengan potensi hasil rendah yang kebanyakan
merupakan varietas lokal (77%), diikuti dengan VUB atau VPT (22%) dan VPS
(1%). Varietas Lokal yang potensi untuk dikembangkan dan dikawal
produksinya adalah Siam Unus (Kapuas), Sirandah dan Bahandang (Katingan),
Tabakang (Gunung Mas), dan Gilai (Barsel).
Gambar 97. Persentase Inventarisasi Benih Padi di Kalimantan Tengah (Sumber: Data Inventarisasi Varietas Padi di Kalimantan Tengah Tahun 2018, BPSBTPH Provinsi Kalimantan Tengah)
Produksi benih sebar padi oleh tim UPBS BPTP pada Kegiatan Dukungan
Perbenihan Padi dilaksanakan di dua Kabupaten Barito Timur yang berlokasi di
Desa Talohen, Kecamatan Ampah Kota, dengan pelaksana kelompok penangkar
Mugi Tuwuk dan Karau Mandiri, serta di Kabupaten Kapuas yang berlokasi di
desa Tarusan Karya, dengan pelaksana Pak Jatam.
Untuk kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas Padi, persemaian
dilakukan pada awal bulan Januari 2018 dan penanaman dilakukan pada
pertengahan bulan Januari 2018. Luasan pertanaman untuk kegiatan produksi di
kelompok penangkar ini seluas 9,59 ha, keterangan varetas, luas lahan, kelas
benih asal, asal produksi benih dan keterangan waktu tanam seperti pada Tabel
27. Kelas benih yang diproduksi disesuaikan dengan turunan pada benih induk.
22%
1%
77%
VPT VPS VPR
117
Tabel 27. Varietas, luas tanam, kelas benih asal, dan waktu tanam untuk produksi benih Kelompok Tani Mugi Tuwuk, Kabupaten Barito Timur
No VARIETAS LUAS TANAM
(Ha)
KELAS ASAL
ASAL PRODUKSI
BENIH
WAKTU
TANAM
1 Situ Begendit 1,25 SS Balitpa Januari 2018 2 Inpari 40 1 FS BPTP
3 Inpari 41 1 FS BPTP 4 Inapri 39 2 FS BPTP
5 Inpari 30 2 SS Balitpa
6 Inpari 30 1,84 BS Balitpa 7 Inpara 5 0,25 SS Balitpa
8 Inpari Blas 0,25 SS Balitpa
Total 9,59
Luasan pertanaman untuk kegiatan produksi di kelompok penangkar
Karau Mandiri seluas 8,95 ha, keterangan varetas, luas lahan, kelas benih asal,
asal produksi benih dan keterangan waktu tanam seperti pada Tabel 28. Kelas
benih yang diproduksi disesuaikan dengan turunan pada benih induk.
Tabel 28. Varietas, luas tanam, kelas benih asal, dan waktu tanam untuk produksi benih di Kelompok Tani Karau Mandiri , Kabupaten Barito Timur
No VARIETAS LUAS TANAM
(Ha)
KELAS
ASAL
ASAL
PRODUKSI
BENIH
WAKTU TANAM
1 Inpari 24 0,25 SS Balitpa Januari 2018
2 Inpari 30 0,5 BS Balitpa
3 Inpari 40 1 SS BPTP 4 Inpari 42 2 BS Balitpa
5 Inpari 43 2 BS Balitpa 6 Inpago 8 0,25 FS Balitpa
7 Inpago 10 0,9 FS Balitpa 8 Inpago 11 1,3 SS Balitpa
9 Inpara 8 0,25 SS Balitpa
10 Inpari HDB 0,25 SS Balitpa 11 Inpari Blas 0,25 SS Balitpa
Total 8,95
Luasan pertanaman untuk kegiatan produksi di kelompok penangkar
Terusan Karya seluas 3,5 ha, keterangan varetas, luas lahan, kelas benih asal,
asal produksi benih dan keterangan waktu tanam seperti pada Tabel 29. Kelas
benih yang diproduksi disesuaikan dengan turunan pada benih induk.
118
Tabel 29. Varietas, luas tanam, kelas benih asal, dan waktu tanam untuk produksi benih di Kelompok Penangkar Terusan Karya, Kabupaten Kapuas
No VARIETAS LUAS TANAM
(Ha)
KELAS
ASAL
ASAL
PRODUKSI
BENIH
WAKTU TANAM
1 Inpari 35 Salinitas Agitan 2 SS BPTP Januari 2018
2 Inpari 38 Tadah Hujan Agritan 0,25 SS BPTP
3 Inpari 40 Tadah Hujan Agritan 1,25 SS BPTP
Total 3,5
Hasil panen pada bulan April - Mei 2018 menunjukkan bahwa rata-rata
hasil tiap varietas padi pada luasan tanam mencapai 500 kg - 16 ton, dimana
pembagian hasil benih merupakan hasil dari pemberian output berupa saprodi
dan UHL. Total serpn benih yang dilakukan seperti pada Tabel 30.
Tabel 30. Jumlah Bagi Hasil Benih antara BPTP Kalimantan Tengah dan
Penangkar Benih Padi
NO VARIETAS KELAS YANG DIPRODUKSI
PRODUKSI
BAGI HASIL CALON BENIH
PETANI UPBS
MUGI TUWUK
1 Situ Begendit ES 6.000 3.450 2.550 2 Inpari 40 SS 4.000 2.500 1.500 3 Inpari 41 SS 5.000 4.000 1.000 4 Inpari 39 SS 5.000 3.725 1.275 5 Inpari 30 ES 16.000 7.600 8.400 6 Inpari 30 FS 6.000 3.150 2.850 7 Inpara 5 ES 700 500 250 8 Inpari Blas ES 700 500 200
KARAU MANDIRI
1 Inpari 24 ES 500 275 225 2 Inpari 30 FS 1.400 325 1.075 3 Inpari 40 ES 2.000 400 1.600 4 Inpari 42 SS 7.000 5.400 1.600 5 Inpari 43 SS 7.000 5.400 1.600 6 Inpago 8 SS 925 0 925 7 Inpago 10 SS 2.030 1.080 950 8 Inpago 11 ES 4.000 3.450 550 9 Inpara 8 ES 500 375 125 10 Inpari HDB ES 500 350 150 11 Inpari Blas ES 500 300 200
TARUSAN KARYA
119
1 Inpari 35 Salinitas
Agitan ES
11.700 4.625 6.075
2 Inpari 38 Tadah
Hujan Agritan ES
475 475 475
3 Inpari 40 Tadah
Hujan Agritan ES
7.000 1.050 5.950
J U U M L A H 82.930 41.305 41.625
Dari proses bagi hasil panen diperoleh bagian kegiatan Dukungan
Perbenihan Komoditas Padi sebanyak 41.625 kg, yang selanjutnya merupakan
calon benih. Pada tahap ini proses prosesing dan penurunan kadar air benih
sudah dilakukan di penangkar, proses prosesing akhir berupa pengecekan kadar
air terakhir dan pengemasan dilakukan di gudang UPBS BPTP Kalimantan
Tengah. Calon benih selanjutnya disertifikasi dan kelulusan yang diperoleh
adalah 100%. Dari total 41.625 kg benih, kelas FS sebanyak 5.525 kg, kelas SS
sebanyak 8.850 kg dan kelas ES sebanyak 27.250 kg.
Gambar 98. Persentase kelas benih hasil produksi Kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas Padi
Sistem distribusi yang dilakukan yaitu penjualan dan diseminasi. Melalui
diseminasi telah tersebar benih sekitar 26.500 kg, terjual 13.025 kg dan stok
gudang sebanyak 2.100 kg. Hasil penjualan benih menghasilkan besaran PNBP
sebesar Rp. 170.000.000,- (Seratus Tujuh Puluh Juta Rupiah). Persentase
distribusi benih seperti pada gambar 99.
13%
21%
66%
FS
SS
ES
120
Gambar 99. Distribusi Benih Kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas Padi
3.12 Pengembangan Sarana Prasarana Perbenihan Mendukung
Sasaran Produksi Komoditas Strategis Perkebunan
3.12.1 Dukungan Perbenihan Komoditas Kelapa Dalam
Tujuan jangka panjang kegiatan ini adalah meningkatkan luas tanam dan
produksi komoditas kelapa dalam di Kalimantan Tengah. Adapun tujuan yang
ingin dicapai pada tahun 2018 adalah memproduksi bibit kelapa dalam sebanyak
7.000 batang pohon untuk petani/ pekebun di Kalimantan Tengah, yang
mempunyai tanaman kelapa dalam yang saatnya diremajakan (rehabilitasi)
karena tanaman tersebut sudah kurang produktif bahkan sudah tidak produktif,
yang umur tanamannya lebih dari 25 tahun.
Benih merupakan sarana produksi yang membawa sifat-sifat keunggulan
suatu varietas tanaman, sehingga sangat berperan penting dalam menentukan
mutu hasil tanaman. Varietas unggul pada umumnya dirakit agar benih memiliki
keuntungan antara lain; a) daya hasil tinggi, b) tahan terhadap hama dan
penyakit, c) umur genjah dan, d) mutu/kualitas hasil. Sistem perbenihan
mengacu kepada beberapa aspek yaitu; aspek efisiensi, daya saing dan
kontinuitas.
Kegiatan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan dilaksanakan
mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan; 2) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006
tentang Jenis Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat
64%
31%
5%
Diseminasi
Penualan
Stok
121
Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
359/Kpts/PD.310/10/2009 tentang Perubahan Lampiran I Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Jenis Komoditi Binaan
Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
Direktorat Jenderal Hortikultura; 3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor
50/Permentan/KB.020/9/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan; dan 4) Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 322/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi,
Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.).
Perbenihan kelapa dalam dilakukan di Kalimantan Tengah, tepatnya di
Desa Samuda Besar Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin
Timur. Dari awal penyemaian/ pembibitan dengan jumlah awal 7.500 benih.
Untuk menjaga kelayakan bibit yang akan ditanam di lapangan, maka dilakukan
sertfikasi bibit oleh Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih
(BP3B) Provinsi Kalimantan Tengah, yang hasilnya terdapat 4.000 batang bibit
layak disalurkan ke masyarakat. Mulai awal semai benih kelapa sampai siap
salur telah dilakukan pemeliharaan sebagaimana mestinya sehingga benih telah
menjadi bibit yang siap salur.
BPTP Kalimantan Tengah yang dalam hal ini adalah Kepala BPTP
Kalteng, Ka Sie KSPP (merangkap sebagai Penanggung Jawab kegiatan
perbenihan perkebunan) dan anggota tim kegiatan tersebut melakukan
koordinasi melalui pertemuan dengan Ketua Gapoktan Berkas Usaha dan
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai pendampingnya. Hal prinsip yang
dikoordinasikan terkait dengan hal yang bersifat administratif menyangkut detil
isi dari surat pernyataan yang dibuat oleh Gapoktan Berkat Usaha di Desa
Samuda Besar Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur,
sebagai perwakilannya adalah Ketua Gapoktan. Bibit Tanaman Kelapa Dalam
dan sarana produksi pertanian berupa pupuk yang telah diserahkan selanjutnya
menjadi tanggung jawab Gapoktan Berkat Usaha, yang meliputi tugas dan
tanggung jawab :
1. Teknis dan segala biaya yang dikeluarkan dalam proses transportasi bibit
122
dari lokasi persemaian/pembibitan ke lokasi kebun peremajaan pohon
kelapa diakomodir oleh Gapoktan Berkat Usaha dengan seluruh anggota
secara bersama yang terlibat di dalamnya;
2. Merawat bibit sebaik-baiknya yang diterima masing-masing dalam rangka
peremajaan pohon kelapa dalam;
3. Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Bibit Tanaman Kelapa Dalam
dan sarana produksi pertanian untuk wilayah Desa Samuda Besar
Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur dari Kepala
BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah dilakukan apabila jumlah dan kondisi
barang telah sesuai spesifikasi teknis yang dipersyaratkan untuk selanjutnya
menjadi tanggung jawab petani;
4. Siap menanam dan memelihara bibit yang diterima.
Berkas lain adalah Berita Acara Serah Terima bibit kelapa dalam unggul
lokal sejumlah 4.000 batang bibit serta sarana produksi pertanian berupa pupuk
NPK Mutiara 16:16:16 sejumlah 20 sak (@ 50 kg; total 1.000 kg). Pupuk
tersebut nantinya harus diaplikasikan oleh para petani/ pekebun penerima bibit
kelapa dalam pada bibit yang diterima tersebut di kebun mereka masing-
masing. Telah menjadi kebiasaan petani/ pekebun kelapa bahwa mereka jarang
atau bahkan sebagian besar tidak pernah mengaplikasikan pupuk pada bibit-
bibit tanaman kelapa yang mereka budidayakan. Dengan arti, dibiarkan begitu
saja tumbuh kembang tanaman kelapanya dengan sendirinya. Dengan demikian
melalui kegiatan dukungan perbenihan komoditas kelapa dalam ini, suatu
kesempatan untuk transfer inovasi teknologi pembudidayaan kelapa salah
satunya berupa pemeliharaan tanaman kelapa dalam melalui hal yang
sederhana namun prinsip yakni intensifikasi pemupukan tanaman kelapa.
Selain itu, juga berkas berupa Berita Acara Kematian benih/bibit
tanaman kelapa dalam, yang mana kematian tersebut terjadi selama
pelaksanaan proses persemaian/pembibitan berlangsung. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan matinya benih maupun bibit kelapa dalam. Faktor dominan
yang terjadi di lapangan seperti yang tertuang dalam Berita Acara Kematian
tersebut adalah sebagai berikut :
123
1. Tidak munculnya tunas pada benih
2. Bencana banjir bandang dari arah laut yang sempat menggenangi sebagian
areal persemaian sehingga menyebabkan benih busuk
3. Serangan hama tikus
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa dari awal penyemaian/
pembibitan jumlah total benih kelapa dalam unggul lokal adalah 7.500 benih.
Saat dilakukan sertifikasi bibit kelapa dalam oleh BP3B Provinsi Kalimantan
Tengah (1 November 2018), bibit yang dinilai siap salur untuk didistribusikan
kepada masyarakat adalah sejumlah 4.000 batang bibit kelapa dalam.
Koordinasi selanjutnya terkait teknis penyaluran dan pemeliharaan bibit
tanaman kelapa dalam oleh Gapoktan Berkat Usaha beserta para anggotanya
yang terlibat dalam proses di dalamnya. Hal ini telah sesuai dengan detil
kesanggupan pernyataan dari Gapoktan Berkat Usaha yang diwakili oleh Ketua
Gapoktannya, yang telah tertuang dalam Surat Pernyataan.
Selanjutnya adalah penandatanganan berkas-berkas tersebut oleh pihak-
pihak yang terkait (stakeholder), yakni Ketua Gapoktan Berkat Usaha, Kepala
Desa Samuda Besar, PPL Samuda Besar, Kepala BPTP Balitbangtan Kalimantan
Tengah, Penanggung Jawab dan Sub Penanggung Jawab Kegiatan Dukungan
Perbenihan Komoditas Kelapa Dalam. Sebagai acara inti, penyerahan bibit
kelapa dalam yang telah terpasang label hijau (benih sebar) secara simbolis dari
Kepala BPTP Balitbangtan Kalimantan Tengah kepada Ketua Gapoktan Berkat
Usaha, yang disaksikan oleh Tim Kegiatan Perbenihan Komoditas Kelapa dalam
BPTP Kalteng, Kepala Desa Samuda Besar, PPL Samuda Besar, serta beberapa
petani/ pekebun anggota Gapoktan Berkat Usaha sebagai calon penerima bibit
kelapa dalam. Sebelum penyerahan bibit kelapa tersebut, dilakukan penyuluhan
pertanian secara singkat, jelas, dan dapat diterima/dimengerti oleh anggota
Gapoktan Berkat Usaha terkait budidaya tanaman kelapa dalam sesuai inovasi
teknologi yang dianjurkan.
124
Gambar 100. Koordinasi Kegiatan
di Tingkat Dinas
Gambar 101. Bibit Kelapa Dalam
3.12.2 Dukungan Perbenihan Komoditas Karet
Tujuan kegiatan dukungan perbenihan komoditas karet adalah
memproduksi bibit karet sebanyak 7.000 batang untuk petani di perdesaan di
Kalimantan Tengah. Tujuan jangka panjang kegiatan ini adalah meningkatkan
luas tanam dan produksi komoditas karet di Kalimantan Tengah untuk
mendukung peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
berkelanjutan.
Kegiatan perbenihan karet dengan target 7.000 batang dilaksanakan di
laboratorium diseminasi BPTP Kalimantan Tengah di Kota Palangka Raya. Proses
teknis pembibitan dilaksanakan oleh pelaksana teknis lapangan dari awal proses
semai sampai dengan bibit siap salur. Kegiatan dukungan perbenihan karet yang
dilaksanakan untuk tahun 2018 adalah pemeliharaan dan tahapan okulasi pada
batang bawah. Hingga saat ini masih dilakukan proses pemeliharaan bibit
batang bawah karet di lahan pembibitan dan okulasi batang bawah. Setelah
bibit berpayung satu atau dua bibit siap disalurkan kepada pihak yang telah
ditentukan.
Pada tanaman karet, persiapan bahan tanam dilakukan jauh
hari sebelum penanaman. Dalam hal bahan tanam ada tiga komponen yang
perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas
(budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam. Tanaman
untuk batang bawah ditanam 1 – 1.5 tahun sebelum okulasi. Untuk okulasi
125
coklat garis tengah tanaman batang bawah sudah mencapai 2.5 cm.
Untuk mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan
entres yang baik, Pada dasarnya mata okulasi dapat diambil dari dua sumber,
yaitu berupa entres cabang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres.
Pada kegiatan Dukungan perbenihan tanaman karet di BPTP Kalimantan
Tengah tidak tersedianya entres/batang atas menjadi salah satu kendala untuk
dilakukan okulasi pada batang bawah sehingga harus meminta bantuan batang
atas/entres dari pihak lain dalam hal ini adalah Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Gunung Mas yang memiliki kebun batang atas yang sudah
dilakukan pemurnian dan sertifikasi.
Gambar 102. Tim Perbenihan Karet di lokasi Pembibitan Karet Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kabupaten Gunung Mas
Gambar 103. Proses pemotongan entres/batang atas di kebun
pembibitan karet Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Gunung Mas
Gambar 104. Proses Okulasi batang bawah
126
Gambar 105. Tanaman batang
bawah karet yang sudah di okulasi
Gambar 106. Pemindahan batang
bawah yang telah berhasil di okulasi
3.12.3 Dukungan Perbenihan Komoditas Kakao
Tujuan dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas
Kakao tahun 2018 ini adalah : memproduksi bibit unggul kakao sebanyak
11.000 pohon dan mendistribusikan bibit unggul kakao sebanyak 11.000 pohon.
Hasil kegiatan ini adalah BPTP Kalimantan Tengah melakukan koordinasi
dengan Kepala Seksi Perbenihan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah
(Bapak Burhanudin, SP). Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian (bidang
perkebunan) kabupaten Barito Utara. Melakukan survei prospek pengembangan
tanaman kakao di beberapa tempat seperti di Kabupaten Barito Utara,
Kabupaten Kota Waringin Timur dan beberapa tempat di Kota Palangka Raya.
Penentuan calon petani dan calon lokasi, di tetapkan berdasarkan hasil
investigasi terhadap calon petani dan calon lokasi serta rekomendasi dari Dinas
Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah.
Dari hasil pelaksanaan surve peospek pengembangan komoditas
tanaman kakao di beberapa kabupaten dan kota, diperoleh informasi terkait
lokasi sentral pengembangan komoditas tanaman kakao, namun informasi
tersebut belum dapat dijadikan dasar dalam menentukan siapa calon penerima
bantuan bibit kakao karena masih diperlukan surat rekomendasi dari Dinas
Perkebunan dan surat permohonan untuk mendapatkan bantuan bibit kakao
dari calon penerima bantuan tersebut. Sehingga pada pelaksanaan kegiatan
Dukungan Perbenihan Komoditas Kakao tahun 2018 dengan target produksi
127
sebanyak 11.000 pohon belum dapat di lakukan pendistribusian.
Untuk mendapatkan bahan tanam siap salur/tanam yang berkualitas
tinggi, maka diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipersiapkan dan
dilaksanakan. Tahap pelaksanaan penyiapan bahan tanam kakao tersebut
meliputi; penyiapan lahan persemaian, penyiapan media tanam, penyemaian,
pemeliharaan bibit dan sertifikasi bibit.
Pendistribusian bibit kakao pada kegiatan Dukungan Perbenihan
Komoditas Kakao dilakukan setelah semua tahapan mulai dari penyiapan bahan
tanam, pemeliharaan, sertifikasi bibit dilalui. Target awal bibit kakao yang harus
diproduksi dan didistribusikan sebanyak 20.000 pohon. Namun seiring dengan
dinamika kebijakan dan arahan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui BP2TP
maka pada tahun berjalan telah terjadi perubahan anggaran untuk kegiatan
Dukungan Perbenihan Komoditas Kakao. Kebijakan perubahan anggaran berupa
pemotongan/pengurangan anggaran (refokusing) yang semula bernilai Rp.
140.000.000 menjadi Rp. 77.000.000. Hal ini berdampak pada pengurangan
jumlah target yang semula akan diproduksi sebanyak 20.000 pohon mengalami
revisi menjadi 11.000 pohon.
Penentuan kelompok tani yang berhak menerima bantuan bibit kakao di
dasarkan pada hasil survei lapangan dan rekomendasi CPCL Dinas Perkebunan
Provinsi Kalimantan Tengah. Pendistribusian bibit kakao pada kegiatan
Dukungan Perbenihan Komoditas Kakao tahun 2018, belum dapat dilaksanakan,
hal ini disebabkan pihak BPTP belum memperoleh dan masih menunggu surat
rekomendasi CPCL dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga
pelaksanaan pendistribusian bibit kakao akan dilaksanakan pada tahun
berikutnya.
Namun apabila ditinjau dari aspek teknis pembibitan. Kondisi bibit kakao
hingga akhir tahun 2018 ini sudah berumur 113 hari setelah semai,
pertumbuhan bibit kakao baik, sehat, sudah dilakukan sertifikasi dan siap untuk
didistribusikan sebanyak 11.500 pohon.
128
Gambar 107. Koordinasi dan survei calon petani calon lokasi
Gambar 108. Penyemaian benih kakao secara langsung ke polybag
Gambar 109. Pemupukan bibit tanaman kakao
Gambar 110. Kegiatan seleksi dan penjarangan bibit tanaman kakao
Gambar 111. Pemeriksaan teknis bibit kakao oleh tim BP3B Provinsi Kalteng
Gambar 112. Kondisi bibit kakao umur 113 HSS
129