LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU...

157
L L A A P P O O R R A A N N T T A A H H U U N N A A N N 2 2 0 0 1 1 5 5 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Transcript of LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU...

Page 1: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LLAAPPOORRAANN TTAAHHUUNNAANN 22001155

PPUUSSAATT PPEELLAAPPOORRAANN DDAANN

AANNAALLIISSIISS TTRRAANNSSAAKKSSII KKEEUUAANNGGAANN

Page 2: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku
Page 3: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN

2015

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

JANUARI, 2016

Page 4: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 2

Assalamu’alaikum wr wb.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kita kelapangan, kesempatan, dan kemampuan untuk dapat mengelola dan mengembangkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) guna kepentingan bangsa dan negara dalam upaya memelihara stabilitas sistem keuangan perekonomian nasional secara umum, dan secara khusus untuk membantu penegakan hukum dengan mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT) di Indonesia.

Sesuai amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, maka PPATK membuat Laporan Tahunan 2015 yang berisi tentang pelaksanaan tugas PPATK dalam melaksanakan fungsi pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT. Fungsi ini ditunjang dengan pelaksanaan manajemen internal berbasis Teknologi Informasi guna mewujudkan Good Governance secara efektif dan efisien.

Selama tahun 2015, begitu banyak dinamika yang terjadi beriringan dengan capaian kerja yang telah PPATK torehkan. Dimulai dengan ditolaknya secara keseluruhan uji materiil tentang UU PPTPPU, raihan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama sembilan tahun beruntun, menggali potensi pendapatan negara melalui sektor pajak dengan nominal hampir mencapai Rp.1,45 triliun, hingga keberhasilan mengeluarkan Indonesia dari status grey area dan dinyatakan bersih dari label tidak patuh terhadap implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1267 dan 1373 serta Rekomendasi FATF. PPATK juga sukses menyelenggarakan Counter-Terrorism Financing Summit (CTF Summit) di Sydney, bekerjasama dengan Australian Transaction Report and Analysis Centre (AUSTRAC). Kemudian, PPATK baru saja meluncurkan E-Learning PPATK sebagai media pembelajaran bagi masyarakat untuk memahami secara utuh segala hal tentang TPPU dan TPPT. Terakhir, PPATK terpilih sebagai peringkat pertama dalam penilaian Keterbukaan Informasi Publik oleh Komisi Informasi Pusat dalam kategori Lembaga Non Struktural, di mana penghargaan ini diberikan langsung oleh Presiden RI Bapak Ir. H. Joko Widodo.

SAMBUTAN

Page 5: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 3

Ucapan terima kasih secara tulus kami sampaikan atas berbagai dukungan yang tak henti dari lembaga/instansi pemerintah terkait seperti Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Mahkamah Agung, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Pengadilan Negeri, Kementerian Luar Negeri, Komisi, dan stakeholder terkait. Tidak lupa juga rasa terima kasih kepada rekan-rekan pers dan masyarakat dalam upaya bersama memberantas TPPU di negeri yang kita cintai ini. Yakinlah, tanpa dukungan dari stakeholders selama ini, keberadaan PPATK tidak akan memiliki makna.

Ke depan, masih setumpuk kerja dan target pencapaian lain yang akan dikerjakan oleh PPATK demi torehan hasil terbaik. Salah satunya adalah penyelenggaraan CTF Summit yang akan dihelat di Bali pada tahun 2016. Semoga ke depan PPATK dapat berperan semakin optimal, guna mewujudkan harapan bersama bahwa segala bentuk pencucian uang dapat dicegah dan diberantas dari bumi pertiwi, dan bermuara pada terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran, gemah ripah loh jenawi, bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan bangga kami sampaikan Laporan Tahunan 2015 ini sebagai perwujudan nyata kerja, kerja, dan kerja kami. 13 tahun PPATK, senantiasa mengabdi untuk negeri.

Wassalamu’alaikum wr wb.

Jakarta, Januari 2016

Kepala PPATK

Dr. Muhammad Yusuf

Page 6: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 4

1. Meningkatkan Kualitas Pengaturan dan Kepatuhan Pihak Pelapor.

MISI

2. Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Informasi dan Kualitas Hasil Analisis yang Berbasis Teknologi Informasi.

3. Meningkatkan Efektivitas Penyampaian dan Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Analisis, Pemberian Nasihat dan Bantuan Hukum, serta Pemberian Rekomendasi kepada Pemerintah.

4. Meningkatkan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.

5. Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Internal untuk Mewujudkan Good Governance dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi secara Efektif dan Efisien.

NILAI

VISI

Menjadi Lembaga Intelijen Keuangan Independen yang Berperan Aktif dalam Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

Page 7: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 5

DAFTAR ISI

Sambutan___2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai PPATK___4 Daftar Isi___5 Ringkasan Eksekutif___7 Sekapur Sirih___10 Struktur Organisasi___12 Profil Pimpinan PPATK___13 Success Story 2015___14

1. Keluar dari Blacklist FATF___15 2. Co-Host Penyelenggaraan Counter-Terrorism Financing Summit (CTF Summit)

bersama AUSTRAC___19 3. Keluarnya Peraturan Bersama mengenai Pemblokiran Pendanaan

Terorisme___24 4. Menggali Potensi Pendapatan Negara dalam Bentuk Pajak melalui Rezim Anti

Pencucian Uang___27 5. Data Hasil Analisis PPATK___28 6. Launching Hasil Penilaian Risiko Nasional terhadap TPPU dan Pendanaan

Terorisme Tahun 2015___29 7. Indeks Persepsi Publik sebagai Alat Ukur Efektivitas Kinerja Rezim APU-PPT

di Indonesia___32 8. Support Data untuk Seleksi Pejabat Strategis di Kementerian / Lembaga

Negara___38 9. Perkembangan Terkini Putusan Pengadilan terkait TPPU___39 10. Peluncuran Aplikasi SIPPENAS___41 11. Soft Launching Aplikasi Mobile dengan Digital Signature sebagai Solusi Alur

Pembekuan Aset Teroris atau Organisasinya___43 12. Sembilan Tahun Beruntun Sabet Predikat Wajar Tanpa Pengecualian___44 13. Peluncuran Aplikasi E-Learning PPATK___45 14. Peringkat Pertama dalam Penilaian Keterbukaan Informasi Publik Lembaga

Pemerintah___46 Bidang Pencegahan___47

1. Perkembangan pembentukan Pusdiklat PPATK, Cikal Bakal Pusat Diklat Anti TPPU se-Asia Tenggara___48

2. Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan TPPU ke Mahkamah Konstitusi___50

3. Persempit Ruang Gerak Pelaku Tindak Pidana Melalui RUU Pembatasan Transaksi Penggunaan Uang Kartal___51

4. Perkembangan Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Mengenai TPPU dan Pendanaan Terorisme___53

5. Implementasi PP No. 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor Baru___58 6. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan Kepatuhan___59

Bidang Pemberantasan___61

1. Peningkatan Jumlah Permintaan Informasi ke PPATK___62 2. Peningkatan Kuantitas Pertukaran Informasi dan Pengaduan

Masyarakat___63 3. Peran Serta Aktif PPATK dalam Satgas Pemberantasan Illegal Fishing___65 4. Kegiatan Pemeriksaan Serta Tindak Lanjut atas Penyampaian Laporan Hasil

Pemeriksaan kepada Aparat Penegak Hukum___66

Page 8: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 6

5. Analyst Exchange Program antara PPATK dengan AUSTRAC___69 Hambatan dan Rekomendasi___70 Penutup___73 Lampiran___74 Analisis dan Pemeriksaan___75

1. Pelaksanaan Fungsi Analisis___75 2. Pelaksanaan Fungsi Pemeriksaan___80

Permintaan dan Pertukaran Informasi___81 1. Pemberian Informasi ke Instansi/Lembaga yang Melakukan Mou dengan

PPATK___81 2. Tindak Lanjut Pemenuhan Permintaan Informasi ke PPATK

(Inquiry)___82 3. Pertukaran Informasi ke FIU Lain___82

Pengaduan Masyarakat___84 Pelaporan___85

1. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan___85 2. Laporan Transaksi Keuangan Tunai___89 3. Laporan Pembawaan Uang Tunai___90 4. Laporan dari Penyedia Barang dan Jasa Lain___92 5. Laporan Transaksi Keuangan Dari/Ke Luar Negeri___93

Audit___95 Hukum dan Regulasi___96

1. Workshop dan Diseminasi___96 2. Putusan Pengadilan terkait TPPU___100 3. Pemberian Keterangan Ahli___102

Riset___103 Pengembangan Kerjasama Antar Lembaga___116 Pelatihan dan Asistensi kepada Penegak Hukum___122 Dukungan Teknologi Informasi___123 Keuangan___130 Manajemen Sumber Daya Manusia___133 Umum___137 Pengawasan Internal___140

Daftar Istilah ___147 Daftar Tabel___151 Daftar Grafik___154 Daftar Gambar___156

Page 9: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 7

PPATK bergerak dalam koridor payung hukum Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU). Dalam Pasal 39 UU ini disebutkan bahwa PPATK mempunyai tugas mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Dalam menjalankan tugasnya, PPATK menerapkan prinsip akuntabilitas berupa pembuatan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Dalam rangka melaksanakan fungsi pencegahan, saat ini sedang berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) PPATK, sebuah cikal bakal pusat Diklat Anti TPPU di regional Asia Tenggara. Tujuan pembangunan Pusdiklat ini adalah dalam rangka membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia serta memenuhi tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kinerja yang secara terus menerus harus ditingkatkan, khususnya dalam rangka membantu menjaga stabilitas sistem keuangan serta membantu penegakan hukum di Indonesia. PPATK juga berupaya untuk melakukan terobosan baru dalam upaya pengembalian hasil tindak pidana secara lebih optimal dalam bentuk mendorong disahkannya RUU Perampasan Aset. Salah satu klausul dalam RUU Perampasan Aset adalah Unexplained Wealth, yaitu instrumen hukum yang memungkinkan perampasan aset/kekayaan seseorang yang memiliki harta dalam jumlah tidak wajar (yang tidak sesuai dengan sumber pemasukannya) tanpa mampu membuktikan bahwa hartanya tersebut diperoleh secara sah (bukan berasal dari tindak pidana). Instrumen serupa dikenal pula dalam United Nations Convention Against Corruption (UNCAC).

Selain itu, PPATK juga berupaya untuk membatasi ruang gerak pelaku tindak pidana khususnya tindak pidana korupsi dan penyuapan dengan mendorong disahkannya RUU Pembatasan Transaksi Penggunaan Uang Kartal. Pembatasan ini diperlukan agar upaya penyuapan yang mengarah pada tindak pidana korupsi dapat dicegah lebih dini secara sistemik. Pembatasan transaksi tunai dalam jumlah tertentu diharapkan dapat mempersempit ruang gerak pelaku tindak pidana dalam bertransaksi. PPATK akan meningkatkan upaya pengawasan kepatuhan kepada pihak pelapor dalam melaksanakan kewajiban pelaporan kepada PPATK, terutama kepada pihak pelapor yang belum melaksanakan kewajiban tersebut

EXECUTIVE SUMMARY

Page 10: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 8

Dalam melaksanakan tugas di bidang pemberantasan TPPU dan TPPT, kinerja PPATK terlihat dari peningkatan signifikan terhadap jumlah inquiry yang masuk, Hasil Analisis (HA) yang dikeluarkan, jumlah pertukaran informasi, serta pengaduan masyarakat terkait kasus TPPU. Selain itu, PPATK juga turut berkontribusi dalam upaya bersama melawan illegal fishing dengan menjadi bagian dari Satgas Pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Peran PPATK dalam Satgas tersebut adalah support data terkait aliran transaksi keuangan dan aset yang dapat mengarahkan penyidik dalam menentukan apakah telah terjadi tindak pidana dan menemukan alat bukti dan tersangkanya.

Kerja nyata PPATK dalam periode 2015 sejauh ini menuai hasil yang positif. PPATK semakin aktif dilibatkan dalam melakukan support data untuk seleksi pejabat strategis di Kementerian / Lembaga Negara serta BUMN. Amanah yang diberikan oleh Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden RI dalam membantu seleksi kabinet berlanjut dengan makin dipercayanya PPATK oleh berbagai lembaga strategis untuk berkontribusi dalam mendapatkan calon-calon pejabat yang berintegritas khususnya melalui rekam jejak transaksi keuangan mencurigakan pejabat yang akan menempati posisi penting. Selain itu, PPATK juga tetap konsisten dan berpartisipasi dalam upaya menggali potensi penerimaan negara seoptimal mungkin dari sektor pajak. Sebanyak 76 (tujuh puluh enam) Hasil Analisis (HA) PPATK telah dikirimkan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Dari jumlah tersebut, telah ditindaklanjuti dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sejumlah Rp2.146.052.321.362,-. Dari jumlah tersebut, jumlah pajak yang sudah dibayarkan sebesar Rp1.455.497.663.945,-. Kemudian, bersinergi dengan instansi penegak hukum terkait, diterbitkanlah Peraturan Bersama mengenai Pencantuman Identitas Orang dan Korporasi dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris, dan Pemblokiran Dana secara Serta Merta atas Dana Milik Orang atau Korporasi. Keluarnya Peraturan Bersama ini menjadi pintu masuk atas lulusnya Indonesia dalam “uji kepatuhan” yang dilakukan FATF. Dalam pertemuan International Cooperation Review Group (ICRG), 22-23 Juni 2015, di Brisbane, Australia, memutuskan untuk mengeluarkan Indonesia dari keseluruhan proses reviu ICRG atau daftar FATF. Dengan diakuinya kehandalan rezim AML/CFT Indonesia oleh dunia internasional, maka Indonesia bisa memproklamirkan kepada dunia tentang terjaganya kualitas integritas sistem keuangan Indonesia sehingga sistem keuangan nasional kita tidak bisa dijadikan sarana maupun sasaran kejahatan.

Page 11: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 9

PPATK juga berhasil menyelenggarakan Counter-Terrorism Financing Summit (CTF Summit) bersama dengan AUSTRAC di Sydney, 16 – 18 November 2015. CTF Summit merupakan inisiatif bersama antara PPATK dan Australian Transaction Report and Analysis Centre (AUSTRAC) dalam rangka meningkatkan kegiatan pertukaran informasi intelijen antar negara, khususnya terkait tindak pidana pendanaan terorisme. Kegiatan ini pertama kali diselenggarakan sebagai bentuk optimalisasi upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme di tingkat kawasan yaitu Asia Pasifik. Rangkaian kegiatan di CTF Summit bermuara pada penandatanganan hasil dari CTF Summit dalam bentuk Sydney Communiqué. CTF Summit berikutnya akan dilaksanakan di Bali pada Agustus 2016.

Publik memberikan apresiasi yang tinggi, seiring dengan manajemen internal lembaga yang solid dan juga produktif. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama periode 2006 sampai dengan 2014 menunjukan bahwa PPATK berhasil meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian sembilan tahun beruntun. Ini menunjukkan bahwa Laporan Keuangan PPATK sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan mematuhi peraturan perundang-undangan. Dalam hal pengadaan barang dan jasa, PPATK juga selalu mengedepankan transparansi dengan menampilkannya ke publik. PPATK juga telah menetapkan agenda quick wins guna mempermudah dan mempercepat implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan PPATK. Terakhir, PPATK meraih peringkat tertinggi dalam penilaian Keterbukaan Informasi Publik yang dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat (KIP). Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo kepada Kepala PPATK Dr. Muhammad Yusuf di Istana Negara pada tanggal 15 Agustus 2015.

Page 12: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 10

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) merupakan

lembaga sentral (focal point) yang mengkoordinasikan pelaksanaan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia. Secara internasional PPATK merupakan suatu Financial Intelligence Unit (FIU) yang memiliki tugas dan kewenangan untuk menerima laporan transaksi keuangan, melakukan analisis atas laporan transaksi keuangan, dan meneruskan hasil analisis kepada lembaga penegak hukum.

Lembaga PPATK pertama kali dikenal di Indonesia dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang diundangkan pada tanggal 17 April 2002. Pada tanggal 13 Oktober 2003, Undang-undang tersebut mengalami perubahan dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Dalam rangka memberikan landasan hukum yang lebih kuat untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucuan uang, pada tanggal 22 Oktober 2010 diundangkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang menggantikan Undang-undang terdahulu.

Keberadaan Undang-undang No. 8 Tahun 2010 memperkuat keberadaan PPATK sebagai lembaga independen dan bebas dari campur tangan dan pengaruh dari kekuasaan manapun. Dalam hal ini setiap orang dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas dan kewenangan PPATK. Selain itu, PPATK wajib menolak dan/atau mengabaikan segala campur tangan dari pihak mana pun dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan.

PPATK bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Sebagai bentuk akuntabilitas, PPATK membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenangnya secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, PPATK menggunakan pendekatan mengejar hasil kejahatan (follow the money) dalam mencegah dan memberantas tindak pidana. Pendekatan ini dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak (dikenal dengan Rezim Anti Pencucian Uang) yang masing-masing memiliki peran dan fungsi signifikan, diantaranya Pihak Pelapor, Lembaga Pengawas dan Pengatur, Lembaga Penegak Hukum, dan pihak terkait lainnya. Pendekatan Anti Pencucian Uang merupakan pendekatan yang melengkapi pendekatan konvensional yang selama ini dilakukan dalam memerangi kejahatan. Pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan dan terobosan dalam mengungkap kejahatan, mengejar hasil kejahatan dan membuktikannya di pengadilan. Dengan keberadaan PPATK dan Rezim Anti Pencucian Uang memiliki tujuan akhir untuk menjaga stabilitas dan integritas keuangan serta membantu upaya penegakan hukum untuk menurunkan angka kriminalitas.

SEKAPUR SIRIH

Page 13: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 11

Selain itu, untuk menunjang efektifnya pelaksanaan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia, melalui Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2012 tanggal 11 Januari 2012, telah ditetapkan pembentukan Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite TPPU) yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan dengan Wakil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Kepala PPATK sebagai Sekretaris Komite. Anggota Komite TPPU lainnya adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Keuangan, Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BIN, Gubernur Bank Indonesia, Kepala BNPT dan Kepala BNN. Komite ini bertugas mengkoordinasikan penanganan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

Selain dalam lingkup domestik, PPATK secara aktif memanfaatkan koordinasi dan kerjasama dengan FIU negara lain serta Forum Internasional seperti The Egmont Group. Berbagai kerjasama tersebut dilakukan PPATK mengingat pencucian uang merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan yang multidisiplin, kemajuan teknologi serta tidak mengenal batas wilayah. Partisipasi aktif PPATK dalam forum internasional menuai hasil positif, dengan dikeluarkannya Indonesia sebagai negara yang masuk ke dalam “Daftar Hitam” FATF. Keputusan itu dibuat dalam pertemuan International Cooperation Review Group (ICRG), 22-23 Juni 2015, di Brisbane, Australia yang menyatakan Indonesia bersih dari label tidak patuh terhadap implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1267 dan 1373 serta Rekomendasi FATF. Keputusan ini menunjukan bahwa Indonesia bisa memproklamirkan kepada dunia tentang terjaganya kualitas integritas sistem keuangan Indonesia sehingga sistem keuangan nasional kita tidak bisa dijadikan sarana maupun sasaran kejahatan.

Di panggung internasional, PPATK juga menunjukan eksistensi dan peran strategisnya melalui penyelenggaraan Counter-Terrorism Financing Summit yang diselenggarakan di Sydney, November 2015. Kegiatan yang diselenggarakan bekerjasama dengan Australian Transaction Report and Analysis Centre (AUSTRAC) ini merupakan kegiatan pertama di kawasan Asia Pasifik yang membahas optimalisasi upaya bersama pencegahan dan pemberantasan pendanaan terorisme. Tidak kurang 19 negara dan lebih dari 200 peserta menghadiri kegiatan ini. Sebagai tindak lanjut, pada 2016 CTF Summit akan digelar di Bali untuk menindaklanjuti hasil yang sudah dicapai dalam bentuk Sydney Communiqué di Sydney.

Peranserta publik dan stakeholder merupakan modal penting untuk mendukung langkah-langkah yang dilakukan PPATK dalam memerangi kejahatan dengan pendekatan pengejaran hasil kejahatan (follow the money) yang bertujuan akhir untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan menurunkan angka kriminalitas. Besar harapan agar publik selalu senantiasa bergerak beriring bersama PPATK dalam mencegah dan memberantas segala bentuk Tindak Pidana Pencucian Uang serta Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. Kalau bersih, kenapa harus risih!

Page 14: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

KEPALA PPATK

WAKIL KEPALA PPATK

INSPEKTORAT Pusat

Teknologi Informasi

Direktorat Analisis

Transaksi

Direktorat Pemeriksaan

dan Riset

Direktorat Kerjasama dan

Humas

Direktorat Pelaporan

Direktorat Pengawasan Kepatuhan

Direktorat Hukum

Biro Umum

Biro Perencanaan

dan Keuangan

Biro SDM dan Ortala

KEDEPUTIAN BIDANG

PEMBERANTASAN

SEKRETARIAT UTAMA

KEDEPUTIAN BIDANG

PENCEGAHAN

STRUKTUR ORGANISASI HINGGA ESELON 2

Page 15: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 13

PROFIL PIMPINAN

Kepala PPATK Dr. Muhammad Yusuf

Dilahirkan di Pendopo, Sumatera Selatan pada 18 Mei 1962. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia, kemudian gelar Master dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA, dan melengkapinya dengan gelar Doktor di Universitas Padjajaran. Ia merupakan pejabat karir di Kejaksaan, dengan beberapa jabatan yang pernah diemban seperti Kepala Kejaksaan Negeri di beberapa wilayah di Indonesia

dan Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Ia juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai Jaksa terbaik se-Indonesia pada tahun 2003.

Wakil Kepala PPATK Agus Santoso

Lahir di Purwokerto, 9 Agustus 1960. Ia memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran, dan Master of Law dari Rijks Universiteit Leiden, Belanda. Karir akademisnya diwarnai dengan beragam beasiswa dan penghargaan prestasi akademik, baik dari Dekan FH Unpad dan Dekan Faculteit der rechtswetenschap, Rijks Universiteit Leiden, Belanda. Ia merupakan pejabat karir di Bank Indonesia dan pernah menjabat sebagai Deputi Direktur Hukum Bank Indonesia.

Page 16: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 14

Page 17: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 15

INDONESIA KELUAR DARI “BLACKLIST” FATF

ezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme (AML/CFT) Indonesia telah “lulus uji kepatuhan” oleh Financial Action Task Force (FATF) yang merupakan organ yang dibentuk atas mandat negara-negara G7 (dan kemudian G20) untuk merumuskan upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan pencucian uang dan pendanaan terorisme di tingkat global, serta melakukan monitoring terhadap upaya pencegahan dan

pemberantasan pencucian uang dan pendanaan terorisme yang telah dilakukan oleh negara-negara tersebut, termasuk Indonesia.

Pada sidang pleno FATF bulan Februari 2012, Indonesia dinyatakan masuk ke dalam FATF Public Statement dikarenakan dinilai memiliki strategic deficiency karena tidak memenuhi ketentuan dalam FATF Special Recommendation I mengenai adopsi konvensi internasional mengenai terorisme, Special Recommendation II mengenai kriminalisasi pendanaan terorisme dan Special Recommendation III mengenai pembekuan serta merta terhadap aset milik terduga teroris yang dicantumkan dalam daftar PBB.

FATF Public Statement merupakan “daftar hitam” yang dikeluarkan oleh FATF mengenai negara-negara yang berisiko tinggi terhadap pencucian uang dan pendanaan terorisme. Terhadap negara yang masuk ke dalam Public Statement ini, negara-negara dan institusi keuangan di seluruh dunia diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya dalam menjalankan hubungan usaha di bidang finansial.

Respon atas masuknya Indonesia dalam FATF Public Statement, PPATK sebagai focal point pelaksanaan FATF Recommendations bekerjasama dengan berbagai instansi terkait seperti Mahkamah Agung RI, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Negara, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komisi Pemberantasan Korupsi, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan berupaya mencari terobosan untuk mengatasi strategic deficiency sebagaimana dimaksud oleh FATF.

Upaya awal yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI melalui penyusunan UU No. 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. Atas terbitnya Undang-Undang tersebut, Indonesia dinyatakan sudah memenuhi Special Recommendation I dan Recommendation II. Namun, untuk Special Recommendation III mengenai pembekuan serta merta terhadap asset milik terduga teroris yang dicantumkan dalam daftar PBB, Indonesia dinilai belum menunjukkan kemajuan. Atas hal tersebut, Indonesia tetap berada di dalam FATF Public Statement.

R

Page 18: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 16

Atas kerjasama yang baik antar instansi terkait, pada bulan Februari 2015, Indonesia berhasil melakukan terobosan dengan menerbitkan Peraturan Bersama mengenai Pencantuman Identitas Orang dan Korporasi Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris, dan Pemblokiran Secara Serta Merta Atas Dana Milik Orang atau Korporasi yang Tercantum Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris, sebagai upaya untuk melakukan pembekuan atas asset milik terduga teroris yang dicantumkan dalam daftar PBB. Tanpa membutuhkan waktu yang lama, Pemerintah bersama-sama dengan Penyedia Jasa Keuangan mengimplementasikan Peraturan Bersama tersebut dengan telah dibekukannya dana sebesar Rp.2.083.684.874,- (per Mei 2015) yang bersumber dari 26 rekening.

Pertemuan International Cooperation Review Group (ICRG), tanggal 22-23 Juni 2015, di Brisbane, Australia, telah memutuskan untuk mengeluarkan Indonesia dari keseluruhan proses reviu ICRG atau ‘daftar hitam’ FATF. Dalam pertemuan tersebut onsite visit Regional Review Group evaluator team FATF yang terdiri dari Filipina sebagai co-chair, dengan anggota yang berasal dari Negara India, Australia, Kanada, Amerika Serikat dan perwakilan dari Sekretariat Asia-Pacific Group (APG) on Money Laundering melaporkan kepada sidang ICRG tentang hasil positif dalam proses evaluasi yang telah dilaksanakan pada tanggal 11-12 Mei 2015 di Jakarta.

Page 19: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 17

Mempertimbangkan kemajuan signifikan yang dicapai Indonesia, maka dalam sidang ICRG itu Australia, bersama-sama dengan Kanada, Amerika Serikat, Singapura, Inggris, Selandia Baru, RRT, Rusia, India, Norwegia, Italia, Jepang, dan Turki. Secara umum negara-negara tersebut mengapresiasi langkah-langkah yang diambil Indonesia sejak tercantum dalam public statement/black list. Disamping komitmen politis, koordinasi antar instansi juga berjalan dengan baik serta respon yang cepat dalam menanggapi dinamika dan informasi di lapangan. Indonesia juga dianggap sangat kooperatif dengan melibatkan negara-negara anggota lain selama proses reviu.

Dengan diakuinya kehandalan rezim AML/CFT Indonesia oleh dunia internasional, maka Indonesia bisa memproklamirkan kepada dunia tentang terjaganya kualitas integritas sistem keuangan Indonesia sehingga sistem keuangan nasional kita tidak bisa dijadikan sarana maupun sasaran kejahatan.

Page 20: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 18

Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan panjang dan atas berkah Allah SWT dan hasil kerja keras semua pihak,

akhirnya Indonesia resmi keluar dari status grey area (sebelumnya black list/public statement) dan dinyatakan

bersih dari label tidak patuh terhadap implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1267 dan 1373 serta

Rekomendasi FATF.

Dengan hasil yang baik ini, maka paling tidak ada 3 (tiga) dampak positif bagi Indonesia, yaitu:

(1) Indonesia menjadi sejajar dengan negara-negara lain, khususnya selaku anggota G20;

(2) Status ini diharapkan segera mendorong peningkatan rating investment grade Indonesia, sehingga berperan

dalam mendorong investasi, transaksi bilateral dan resiprokal; dan

(3) Memberi sinyal yang kuat tentang komitmen Indonesia terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme, baik di yurisdiksi Indonesia

maupun dalam rangka kerjasama regional dan internasional.

Page 21: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 19

CO-HOST PENYELENGGARAAN COUNTER-TERRORISM FINANCING SUMMIT BERSAMA AUSTRAC

alinan kerjasama antara Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dengan Australian Transaction Report and Analysis Centre (AUSTRAC) telah berlangsung sejak tahun 2004, tepat saat ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara kedua lembaga ini di Bali, 4

Februari 2014. Setelah itu, kerjasama antara PPATK dengan AUSTRAC dijalin dalam bentuk PPATK-AUSTRAC Partnership Program (PAPP) yang terus berlangsung hingga saat ini.

Salah satu bentuk hubungan kerjasama yang baik antara PPATK dan AUSTRAC diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan Counter-Terrorism Financing Summit (CTF Summit) yang diselenggarakan di Sydney, 16 – 18 November 2015. Kegiatan CTF Summit merupakan inisiatif bersama PPATK dan AUSTRAC dalam rangka meningkatkan kegiatan pertukaran informasi intelijen antar negara, khususnya terkait tindak pidana pendanaan terorisme. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk optimalisasi upaya pencegahan dan pemberantasan pendanaan terorisme di tingkat kawasan yaitu Asia Pasifik. Selanjutnya, hasil dari kegiatan ini diharapkan agar dapat mendorong kerja sama serupa di kawasan lainnya dan bahkan di tingkat internasional.

Baik PPATK maupun AUSTRAC sepakat, bahwa pendanaan merupakan darah yang membuat aksi teror bisa terus berlangsung. Memahami perlunya penguatan peran dan kerjasama dari tiap-tiap Unit Intelijen Keuangan/Financial Intelligence Unit (FIU) merupakan tujuan besar diselenggarakannya kegiatan ini.

J CTF Summit merupakan inisiatif bersama antara PPATK dan Australian Transaction Report and Analysis Centre (AUSTRAC) dalam rangka meningkatkan kegiatan pertukaran informasi intelijen antar negara, khususnya terkait tindak pidana pendanaan terorisme.

Kegiatan ini pertama kali diselenggarakan sebagai bentuk optimalisasi upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme di tingkat kawasan yaitu Asia Pasifik.

Page 22: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 20

CTF Summit merupakan kegiatan pertama yang mengangkat tema tentang pendanaan terorisme di wilayah regional Asia Pasifik. Di dalamnya tergabung narasumber dan peserta yang berasal dari unsur pemerintah, aparat penegak hukum, regulator, industri dan akademisi. Dikumpulkannya berbagai macam stakeholder ini berguna dalam rangka share pengalaman mengenai upaya memerangi pendanaan terorisme dari berbagai sudut pandang. Dengan saling membagi sudut pandang, diharapkan tercipta suatu kesamaan pandangan di kalangan pemerintah, FIU, regulator, aparat penegak hukum, industri dan

akademisi guna mencegah praktek terorisme terjadi dengan memotong proses pendanaannya sejak awal dengan pendekatan follow the money. Tujuan lain yang diangkat dalam CTF Summit ini antara lain:

1. Bekerja sama untuk mengidentifikasi dan memahami secara utuh tingkat ancaman yang ditimbulkan oleh pendanaan terorisme di wilayah regional Asia Pasifik;

2. Berkolaborasi dan saling berbagi informasi terkait dengan informasi intelijen keuangan maupun info terkait lainnya untuk mengidentifikasi sekaligus melawan ancaman yang dihasilkan oleh praktek pendanaan terorisme;

3. Berbagi teknik yang efektif untuk mencegah aliran dana dan pendanaan teroris masuk ke pasar keuangan formal sesuai dengan yurisdiksi yang berlaku;

4. Mendayagunakan program kemitraan pemerintah dengan swasta (public-private partnerships) dalam menghadapi ancaman dari pendanaan terorisme serta untuk memperkuat keamanan pasar keuangan global dan regional; dan

5. Memaksimalkan peran teknologi dalam mengidentifikasi dan memutus aliran pendanaan terorisme.

Page 23: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 21

CTF Summit diikuti oleh 190 peserta yang merupakan perwakilan dari 19 negara serta perwakilan dari organisasi internasional, sektor swasta dan lembaga think tank. Delegasi RI (Delri) pada CTF Summit dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dan terdiri atas perwakilan Kementerian Luar Negeri c.q. Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, PPATK, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mahkamah Agung, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI c.q. Densus 88 Anti Teror, dan Otoritas Jasa Keuangan.

Serangkaian pertemuan dan diskusi tersebut menghasilkan suatu kesepakatan yang dirumuskan dalam Sydney Communiqué. Kesepakatan tersebut merupakan komitmen bersama untuk meningkatkan kerjasama di bidang hukum, regulasi, dan kerangka operasional dalam mendeteksi dan mencegah tindak pidana pendanaan terorisme. Selanjutnya, diharapkan kerja sama serupa dapat dilakukan secara rutin oleh setiap negara di kawasan Asia Pasifik, bahkan di tingkat internasional.

CTF Summit berikutnya direkomendasikan untuk dilaksanakan di Denpasar, Bali pada triwulan ketiga tahun 2016. Adapun penyelenggaraan CTF Summit selanjutnya di Denpasar, Bali, Indonesia, dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Terjaminnya faktor eksternal seperti keamanan dan akses, mengingat tamu-tamu yang akan datang adalah setingkat kepala lembaga atau pejabat setingkat Eselon I dari masing-masing negara yang hadir.

2. Menjadi momentum bagi Republik Indonesia untuk meningkatkan citranya di dunia internasional, terutama di kawasan Asia Pasifik. Pemilihan Bali sebagai tempat penyelenggaraan CTF Summit juga akan membuktikan bahwa Indonesia, khususnya Bali telah sepenuhnya sembuh dari luka yang pernah timbul akibat peristiwa bom Bali pada tahun 2002 dan 2003 silam.

3. PPATK akan berupaya menggandeng instansi lain untuk dapat memanfaatkan momen ini demi kepentingan bangsa dari sudut pandang yang berbeda. Keikutsertaan lembaga seperti Kementerian Pariwisata akan sangat penting, guna menggunakan momen ini sebagai sarana menarik wisatawan asing dalam jumlah banyak.

4. Meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, mengingat cukup banyaknya estimasi delegasi negara-negara yang akan hadir.

5. Terciptanya momentum bagi PPATK untuk meningkatkan kerja sama yang sudah dibangun dengan Financial Intelligence Unit (FIU) dari negara-negara yang telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PPATK.

Page 24: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 22

The Sydney Communique

Against the backdrop of recent terrorism violence in Egypt, Lebanon and France, on 16-18 November 2015 in Sydney, Australia, the Australian Financial Intelligence Unit (FIU) AUSTRAC and Indonesian FIU Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan Indonesian (PPATK) co-hosted the first Southeast Asian Regional Summit to counter terrorism financing. The Summit was opened by Australia’s Minister for Justice and Minister Assisting the Prime Minister on Counter-Terrorism, The Honourable Michael Keenan MP, and Indonesia’s Coordinating Minister for Political, Legal and Security affairs, His Excellency General (Ret) Luhut Binsar Pandjaitan, who together commended the work of FIUs and their partners throughout the region.

The Summit brought together officials and international experts from multilateral organisations and 19 countries, including from outside the region. For the first time in official regional discussions on terrorism financing, representatives from the private sector, academia and independent think tanks also attended the summit to cross-pollinate thinking on new ways to combat this transnational threat.

Based on the outcomes of two days intense discussion and knowledge-sharing, the Summit participants:

Recognise the evolving terrorism financing challenges facing the region, due to the rise of ISIL and foreign terrorist fighters travelling to and returning from the Middle East, regional terror groups affiliating with ISIL, and the spread of youth radicalisation and lone actor and coordinated plots and attacks

Acknowledge these evolving risks call for fresh ideas and new collaborative approaches, to harness regional capabilities, enhance expertise and support the counter terrorism financing efforts of other regional and international bodies, including the Financial Action Task Force and Egmont Group of FIUs

Reaffirm commitment to strengthen legal, regulatory and operational frameworks to detect, disrupt and prosecute terrorist financiers including those financing foreign terrorist fighters

Resolve to improve information sharing across borders, in line with United Nations Security Council Resolutions including 2178 (2014) and the November 2015 G20 Statement on the Fight Against Terrorism. All available networks need to be maximised to foster greater information sharing such as FATF, the Asia-Pacific Group on Money Laundering, Egmont, G20, the new Asset Recovery Interagency Network Asia-Pacific (ARIN-AP) and its related regional networks around the world

Commit to closer multilateral cooperation and overcoming inhibitors to genuine government-industry-academic partnerships across the region to protect financial systems and regional security from terrorism and its financiers, including through robust customer due diligence, transaction monitoring and reporting and other strategic preventive measures

Agree to promote stronger collaboration and innovation in countering terrorism financing through establishing:

• A project group incorporating Australia, Indonesia and other regional countries to produce the first regional terrorism financing risk assessment. The assessment will develop an enhanced understanding of the drivers behind terrorism financing including ideology and the growing terrorist use of social media for funding as it affects the region. It will help to identify, target and disrupt terrorism’s centre of gravity and show where preventive

Page 25: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 23

measures can be strengthened. The risk assessment will also guide the Summit’s other outcomes towards areas of highest risk and priority

• A taskforce to develop a regional framework for improved financial intelligence sharing and analysis on terrorism financing that expands upon established bilateral arrangements. The aim is to share information faster regionally, maximise intelligence value and provide earlier warning to detect networks and prevent plots manifesting as attacks. The framework’s building blocks will be developed by:

- A working group to develop a mechanism for regional financial intelligence analyst exchanges among ASEAN and close partner FIUs including Australia, to increase the momentum to build skills and share information and expertise

- A community of experts to define common standards and identify goals to find ways to capitalise on the data, intelligence, technology and expertise that government and industry can share on terrorism financing. The community will comprise regional government agencies, academia and the private sectors

- Uniting the expertise and knowledge of regional governments, the private sector and academia to develop educational tools on terrorism financing risks for the communities we serve

- An AUSTRAC-PPATK coordinated regional forum will be conducted in Indonesia to workshop outcomes from the above initiatives, explore further opportunities for collaborative work and report progress to the 2016 Summit

Determine that to help sustain stronger regional collaboration, the Summit will be an ongoing annual event, with Indonesia to host the next Summit in August 2016

AUSTRAC and PPATK will jointly produce an intelligence report based on the summit’s findings and in-depth discussions. The report will be shared with the international network of FIUs and their investigative partners, to support the global effort to combat terrorism financing.

AUSTRAC and PPATK will also work with regional neighbours to produce a snapshot of current counter-terrorism financing efforts, for gauging progress and changes between the Sydney 2015 summit and the next summit in Indonesia in 2016.

Paul Jevtovic APM

CEO AUSTRAC

Dr Muhammad Yusuf HEAD PPATK

Page 26: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 24

KELUARNYA PERATURAN BERSAMA MENGENAI PEMBLOKIRAN PENDANAAN TERORISME

ampai dengan bulan Juni 2015, Indonesia masih berada dalam kelompok negara atau yurisdiksi yang dikategorikan sebagai negara yang berisiko tinggi (high risk countries) berdasarkan penilaian FATF. Bahkan pada bulan

Februari 2014 Indonesia terancam dikenakan sanksi atau countermeasures yang akan berdampak negative terhadap reputasi Indonesia, khususnya lembaga keuangan Indonesia dalam berinteraksi dengan lembaga keuangan negara lain.

Adapun yang menjadi dasar alasan FATF memasukkan Indonesia dalam kategori atau Public Statement FATF, adalah karena Indonesia dinilai belum memenuhi salah satu rekomendasi FATF terkait pembekuan aset dari orang dan entitas yang terdapat dalam Al Qaeda Sanction List (AQSL) yang ditetapkan berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) No. 1267. Pada intinya, Indonesia dinilai masih memiliki kekurangan atau deficiencies dalam memenuhi salah satu rekomendasi FATF, yaitu melakukan pembekuan serta merta (freezing without delay) atas aset dari orang atau entitas yang namanya tercantum AQSL yang dalam berdasarkan Resolusi DK PBB No.1267. FATF menilai bahwa Indonesia telah memberikan komitmen untuk mengatasi kekurangan dimaksud, namun belum melaksanakan rencana aksi untuk mengatasi kekurangan dimaksud.

Upaya untuk mengatasi kekurangan dimaksud tidaklah mudah karena adanya keterbatasan dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme yang memayungi implementasi Resolusi DK-PBB No.1267 tersebut. Adapun keterbatasan dimaksud antara lain:

1) Freezing without delay yang dipersyaratkan sulit dilakukan apabila hanya didasarkan pada rumusan dalam UU No.9/2013. Tidak ada mekanisme pencantuman dan pelaksanaan freezing without delay yang tegas dalam UU No.9/2013;

2) Adanya jangka waktu freezing atau pembekuan dalam UU No.9/2013 yang tidak sejalan dengan Resolusi DK-PBB; dan

S Indonesia dinilai masih memiliki kekurangan atau deficiencies dalam memenuhi salah satu rekomendasi FATF, yaitu melakukan pembekuan serta merta (freezing without delay) atas aset dari orang atau entitas yang namanya tercantum AQSL yang dalam berdasarkan Resolusi DK PBB No.1267. FATF menilai bahwa Indonesia telah memberikan komitmen untuk mengatasi kekurangan dimaksud, namun belum melaksanakan rencana aksi untuk mengatasi kekurangan dimaksud.

Page 27: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 25

3) UU No.9/2013 membuka peluang untuk melakukan de-listing secara

sepihak terhadap individu atau entitas yang namanya masih tercantum dalam AQSL;

Sementara itu, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen tidak menjadikan amandemen atau revisi UU No.9 Tahun 2013 sebagai opsi mengatasi keterbatasan UU agar sesuai dengan rekomendasi FATF.

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut di atas, Mahkamah Agung Republik Indonesia, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, dan Kepala PPATK sepakat untuk menyusun sebuah “Peraturan Bersama atau Joint Regulation” tentang Pencantuman Identitas Orang dan Korporasi Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris, dan Pemblokiran Secara Serta Merta Atas Dana Milik Orang atau Korporasi yang Tercantum Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris untuk sekaligus mengatasi defisiensi yang diidentifikasi oleh FATF.

Rancangan Peraturan Bersama yang draft awalnya disusun oleh PPATK dibahas secara intensif dengan seluruh instansi terkait, khususnya pihak-pihak yang terlibat dalam prosedur pencantuman atau pembaruan pencantuman, perpanjangan, penghapusan, dan pemblokiran secara serta merta. Pembahasan tersebut telah dimulai sejak tanggal 3 Desember 2014 dan pembahasan finalisasi dilakukan pada tanggal 23 Januari 2015. Selanjutnya, Peraturan Bersama tersebut telah ditandatangani oleh seluruh Pimpinan Lembaga/Kementerian sebagaimana tersebut diatas dan telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 11 Februari 2015 serta telah pula ditempatkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 231.

Dampak positif keluarnya Peraturan Bersama

langsung dirasakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dinaikkannya status Indonesia dari

public statement ke ‘grey area’, hingga pada

pertemuan International Cooperation Review

Group (ICRG), tanggal 22 -23 Juni 2015, di Brisbane,

Australia, FATF memutuskan untuk

mengeluarkan Indonesia dari keseluruhan proses review ICRG atau “daftar

hitam” FATF.

Page 28: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 26

Dampak positif langsung dirasakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dinaikkannya status Indonesia dari public statement ke ‘grey area’ dimana pada Pleno FATF 25–27 Februari 2015, Indonesia telah diputuskan keluar dari public statement/black list FATF, menjadi grey list atau “Improving global AML-CFT compliance: on-going process”. Tindak lanjut dari putusan tersebut adalah dilakukannya on-site visit oleh tim evaluator FATF ke Indonesia yang telah dilaksanakan pada tanggal 11-12 Mei 2015. Kunjungan bertujuan untuk melihat implementasi konkret dari UU No. 8 Tahun 2010 terkait Pencucian Uang dan UU No. 9 Tahun 2013 serta Peraturan Bersama yang disahkan pada bulan Februari 2015, sejalan dengan 3 (tiga) Rekomendasi FATF yang tertuang dalam rencana aksi Indonesia.

Selanjutnya, dalam pertemuan International Cooperation Review Group (ICRG), tanggal 22 -23 Juni 2015, di Brisbane, Australia, FATF telah memutuskan untuk mengeluarkan Indonesia dari keseluruhan proses reviu ICRG atau daftar FATF. Hal ini merupakan keberhasilan Pemerintah Indonesia yang sejak tahun 2010 berada di bawah reviu ICRG dan sejak Februari 2012 berada dalam public statement/black list FATF karena dianggap memiliki kelemahan strategis dalam rezim Anti Pencucian Uang/Pencegahan Pendanaan Terorisme (Anti Money Laundering-Countering Financing Terrorism/AML-CFT) yang belum sesuai dengan 26ariff26trat Rekomendasi FATF.

Success story tersebut telah membawa Indonesia menjadi sejajar dengan negara-negara lain di dunia yang memiliki pengaturan dan menerapkan secara efektif rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme sesuai standar internasional yang berlaku. Selanjutnya, PPATK berharap agar Indonesia dapat menjadi leader dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme di kawasan Asia Tenggara atau bahkan se-Asia Pasifik. Hal ini tentunya juga akan mendorong keyakinan dan semangat kita semua untuk menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan segera diberlakukan pada akhir tahun 2015.

Page 29: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 27

MENGGALI POTENSI PENDAPATAN NEGARA DALAM BENTUK PAJAK MELALUI REZIM ANTI PENCUCIAN UANG

alah satu dukungan penuh PPATK dalam setiap kebijakan pemerintah dilakukan dengan mengoptimalkan pendapatan negara melalui penerimaan dari sektor perpajakan. Produk Hasil Analisis (HA) dan Informasi yang dihasilkan PPATK secara nyata telah membantu meningkatkan pungutan

pajak untuk negara senilai lebih dari dua triliun rupiah. Pada periode tahun 2006 sampai dengan November 2015, sebanyak 220 (dua ratus dua puluh) Hasil Analisis PPATK telah dikirimkan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dari jumlah tersebut, HA dan informasi yang telah ditindaklanjuti DJP adalah sebagai berikut:

1. 76 (tujuh puluh enam) HA proaktif telah ditindaklanjuti dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sejumlah Rp2,1 triliun. Dari jumlah tersebut, jumlah pajak yang sudah dibayarkan sebesar Rp1,45 triliun.

2. 4 (empat) HA reaktif telah ditindaklanjuti dengan penetapan pokok pajak dan sanksi administrasi sebesar Rp134,5 miliar. Dari jumlah tersebut, jumlah pajak yang sudah dibayarkan sebesar Rp131,9 miliar.

Selain itu, PPATK juga telah menerima permintaan informasi dari DJP tentang data kepemilikan rekening 3.100 WP penunggak pajak, dan telah ditindaklanjuti oleh PPATK dengan menyampaikan data 2.961 WP kepada DJP. Dari data tersebut, DJP telah menindaklanjuti sebanyak 2.393 data WP dengan total perkiraan hutang pajak sebesar Rp.25,9 triliun.

Guna mendorong pendapatan negara lebih besar lagi melalui sektor perpajakan, jelas diperlukan dukungan yang kuat dari Bapak Presiden RI. Untuk itu mohon kiranya Bapak Presiden dapat memberikan arahan kepada jajaran penegak hukum agar memanfaatkan hasil kinerja PPATK berupa Hasil Analisis (HA) atau Hasil Pemeriksaan (HP) dan memberikan resume hasil tindak lanjut HA atau HP tersebut kepada Direktorat Jenderal Pajak, terhadap perkara yang tidak cukup bukti atau dihentikan demi hukum.

S 76 (tujuh puluh enam) HA proaktif telah

ditindaklanjuti dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sejumlah Rp2,1 triliun. Dari jumlah tersebut,

jumlah pajak yang sudah dibayarkan sebesar

Rp1,45 triliun.

4 (empat) HA reaktif telah ditindaklanjuti dengan penetapan pokok pajak dan sanksi administrasi sebesar Rp134,5 miliar. Dari jumlah tersebut,

jumlah pajak yang sudah dibayarkan sebesar

Rp131,9 miliar

Page 30: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 28

DATA HASIL ANALISIS PPATK

roses analisis yang dilakukan oleh PPATK terdiri atas Analisis Proaktif dan Analisis Reaktif. Analisis Proaktif merupakan kegiatan meneliti Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) atau laporan terkait lainnya

yang dilakukan atas insiatif dari PPATK, sedangkan Analisis Reaktif/Inquiry merupakan proses analisis yang dilakukan atas permintaan dari penyidik TPPU. Hasil akhir dari proses tersebut adalah Hasil Analisis (HA).

Pada periode tahun 2015, sebanyak 289 HA telah disampaikan kepada penyidik, baik kepada Polri, Kejaksaan Agung, KPK, BNN, Ditjen Pajak, dan Ditjen Bea dan Cukai. HA yang telah disampaikan ke penyidik tersebut terdiri dari 81 HA proaktif dan 208 HA reaktif yang berindikasi TPPU dan/atau tindak pidana asal yang telah disampaikan kepada penyidik.

Secara kumulatif, sejak Januari 2003 s.d. November 2015 PPATK telah menghasilkan 4.041 HA, dimana 3.196 HA disampaikan ke penyidik dan 845 HA merupakan HA yang disimpan ke dalam database PPATK. HA yang diserahkan kepada penyidik adalah HA yang berisi petunjuk mengenai adanya indikasi transaksi keuangan mencurigakan yang berindikasi TPPU dan/atau tindak pidana asal berdasarkan ketentuan Pasal 44 ayat 1 huruf l UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Terkait HA yang disimpan dalam database PPATK, karena tidak menunjukkan indikasi praktek-praktek TPPU atau tindak pidana asal. Seluruh data yang berada pada database PPATK akan membantu proses analisis berikutnya dalam hal memiliki keterkaitan dengan data yang akan dan/atau sedang di analisis.

P Pada periode tahun 2015, sebanyak 289

HA telah disampaikan kepada penyidik, baik

kepada Polri, Kejaksaan Agung, KPK, BNN, Ditjen

Pajak, dan Ditjen Bea dan Cukai. HA yang

telah disampaikan ke penyidik tersebut terdiri dari 81 HA

proaktif dan 208 HA reaktif yang

berindikasi TPPU dan/atau tindak pidana asal yang

telah disampaikan kepada penyidik.

Page 31: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 29

LAUNCHING HASIL PENILAIAN RISIKO NASIONAL TERHADAP

TPPU DAN PENDANAAN TERORISME TAHUN 2015

enilaian Risiko Nasional/National Risk Assessment (NRA) merupakan suatu kegiatan dalam rangka mengukur dan mengidentifikasi risiko atas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme

(TPPT). Pelaksanaan Penilaian Risiko Nasional di Indonesia dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan nasional maupun kebutuhan internasional. Kebutuhan nasional yang ada dalam hal ini yaitu perlunya fokus bagi aparat penegak hukum mengenai trend dan risiko dari tindak pidana asal yang berkembang saat ini. Bagi pihak regulator perlu kebijakan dan pelaksanaan strategi dalam penerapan rezim anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme yang berbasis risiko. Selanjutnya, kebutuhan internasional bagi Indonesia untuk memenuhi FATF Recommentations No. 1 yang menyatakan bahwa setiap negara harus mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi risiko tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme agar risiko tersebut dapat dicegah, dimitigasi maupun diterima. Selain itu, berdasarkan self assessment Indonesia atas pemenuhan rekomendasi FATF Tahun 2012 yang dilakukan pada Agustus 2015, diketahui bahwa efektifitas sistem pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia masih memiliki tingkat yang rendah, terutama terkait lemahnya koordinasi antar lembaga dan nihilnya kebijakan nasional berbasis risiko.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, pelaksanaan penilaian risiko berskala nasional (National Risk Assessment) sangat diperlukan. Sehingga, hasil NRA dapat dijadikan pijakan bagi para stakeholders untuk membuat kebijakan terkait Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme yang berbasis risiko. Oleh karena itu, hasil NRA tersebut diharapkan dapat mendukung Indonesia agar terhindar dari Black List.

P Berdasarkan self assessment Indonesia atas pemenuhan rekomendasi FATF yang dilakukan pada Agustus 2015, diketahui bahwa efektifitas sistem pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia masih memiliki tingkat yang rendah, terutama terkait lemahnya koordinasi antar lembaga dan nihilnya kebijakan nasional berbasis risiko.

Page 32: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 30

Penyusunan NRA di Indonesia dimulai sejak September 2013 s.d. September 2015. Kegiatan tersebut didukung seluruh Stakeholders terkait dimulai dari Pihak Pelapor (PJK Bank dan Non Bank), Aparat Penegak Hukum dan Pihak Regulator (Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan). Pengambilan data dan informasi yang dilakukan yaitu melalui penyebaran 600 kuesioner ke Aparat

Penegak Hukum, 400 kuesioner ke Industri Keuangan dan Penyedia Barang dan Jasa, serta melakukan Indepth Study ke 5 (lima) wilayah Indonesia yaitu Makassar, Maluku Utara, Medan, Denpasar, Banjarmasin dan Ternate sebagai leading region untuk wilayah sekitarnya.

Disamping itu, penyusunan NRA juga turut melibatkan para ahli di bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Tekonologi, Lingkungan dan Legislatif (PESTEL), yaitu ahli bidang politik yaitu Dr.Yunus Husein, S.H., LLM, ahli bidang ekonomi yaitu Faisal Basri Batubara SE, MA, ahli bidang Sosial yaitu Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai, ahli bidang teknologi yaitu Gildas Deograt, ahli bidang lingkungan yaitu Nurul Almy Hafild, serta ahli bidang legislatif yaitu Dr. Enny Nurbaningsih, S.H., M.Hum.

Penilaian risiko nasional atas TPPU menghasilkan beberapa pemetaan risiko diantaranya tindak pidana asal yang berisiko tinggi yaitu Narkotika, Korupsi dan Perpajakan. Sedangkan Pihak Pelapor yang berisiko tinggi yaitu Pasar Modal, Bank dan Properti. Serta hasil NRA juga mengidentifikasi adanya emerging threat penggunaan Virtual Currency berupa Bitcoin dalam melakukan transaksi.

Penilaian risiko nasional atas TPPT menghasilkan beberapa pemetaan risiko diantaranya modus pendanaan terorisme yang berisiko tinggi yaitu menggunakan pendanaan dalam negeri melalui sumbangan ke yayasan, penyalahgunaan yayasan, berdagang/kegiatan usaha, serta melalui kegiatan kriminal. Profil pelaku yang berisiko tinggi dari perorangan yaitu pelajar/mahasiswa dan untuk pelaku korporasi/entitas yaitu yayasan/organisasi nirlaba (Non Profit Organization/NPO). Terdapat 9 (sembilan) wilayah yang berisiko tinggi terjadinya tindak pidana pendanaan terorisme yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darusalam, Sulawesi Selatan dan NTB. Untuk pemindahan dana terorisme yang berisiko tinggi yaitu melalui sistem pembayaran elektronik, sistem pembayaran online, New Payment Method. Sedangkan untuk 30ariff30tra transaksi yang berisiko tinggi yaitu tarik/setor tunai.

Rekomendasi yang dihasilkan dari NRA yaitu aparat penegak hukum diharapkan dapat memfokuskan terhadap 3 (tiga) tindak pidana asal yang berisiko tinggi (Narkotika, Korupsi dan Perpajakan), sedangkan untuk pihak regulator diharapkan dapat memfokuskan terhadap kebijakan dan pengawasan pelaksanaan Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme pada industri pasar modal

Page 33: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 31

Rekomendasi yang dihasilkan dari NRA yaitu aparat penegak hukum diharapkan dapat memfokuskan terhadap 3 (tiga) tindak pidana asal yang berisiko tinggi (Narkotika, Korupsi dan Perpajakan), sedangkan untuk pihak regulator diharapkan dapat memfokuskan terhadap kebijakan dan pengawasan pelaksanaan Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme pada industri pasar modal, serta perlunya peranan para stakeholders lainnya untuk mendukung integrasi dan akses data.

Beberapa rekomendasi-rekomendasi NRA tersebut, saat ini sudah mulai ditindaklanjuti oleh stakeholder terkait. Terkait dengan peningkatan kompetensi dan penanganan terpadu TPPU, PPATK sedang melaksanakan kegiatan Program Mentoring Berbasis Risiko (Promensisko) bersama Apgakum di wilayah-wilayah yang berisiko tinggi terjadinya TPPU. Pada kegiatan ini, beberapa personil terbaik dari setiap Apgakum yang memiliki pengalaman menangani perkara TPPU ditugaskan untuk menjadi mentor untuk membimbing para apgakum di wilayah Indonesia yang memiliki risiko tinggi.

Selain itu, diskusi teknis bersama stakeholder tekait secara intensif sedang dilakukan guna mempersiapkan Mutual Evaluation FATF yang akan dilakukan pada tahun 2017 mendatang.

Sementara itu, untuk memonitor tindak lanjut atas rekomendasi-rekomendasi pokok NRA on ML/TF, PPATK secara khusus telah menginisiasi perancangan Indeks Persepsi Publik Indonesia atas TPPU dan TPPT. Indeks ini dimaksudkan untuk menilai tingkat efektifitas capaian pelaksanaan rezim APUPPT baik dari sisi Pencegahan maupun dari sisi Pemberantasannya. Pada tahun 2015, PPATK bersama stakeholder terkait telah melakukan pilot study Survey Persepsi Publik Indonesia atas TPPU serta melakukan penyusunan metodologi penilaian Indeks Persepsi Publik Indonesia atas TPPU dan TPPT yang secara massive akan mulai dilaksanakan pada tahun 2016 mendatang.

Melalui pelaksanaan NRA on ML/TF serta monitoring atas tindak lanjutnya yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan tingkat risiko Indonesia atas Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme dapat tereduksi secara gradual menuju “Indonesia Maju dan Sejahtera”.

Page 34: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 32

INDEKS PERSEPSI PUBLIK SEBAGAI ALAT UKUR

EFEKTIVITAS KINERJA REZIM APU-PPT DI INDONESIA

indak Pidana Pencucian Uang (TPPU) merupakan ancaman serius bagi suatu bangsa (extraordinary crime) karena tidak hanya mengancam stabilitas perekonomian dan integritas sistem keuangan, tetapi juga dapat

membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam pergaulan internasional yang berkaitan dengan implementasi rezim anti pencucian uang dan pendanan terorisme guna memitigasi risiko pencucian uang dan pendanan terorisme, Indonesia saat ini sudah keluar dari “greylist” FATF sejak pertengahan Juni 2015 lalu. Indonesia saat ini telah berdiri sejajar dengan negara-negara G-20. Pencapaian ini tidak terlepas dari kerja keras dan komitmen seluruh stakeholder untuk menjaga agar rezim Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme di Indonesia berjalan semakin efektif sesuai dengan 40 rekomendasi FATF. Berbagai upaya terus dilakukan oleh PPATK bersama stakeholder terkait, salah satunya adalah melalui kegiatan Penilaian Risiko Nasional terhadap TPPU dan TPP atau NRA on ML/TF yang laporannya telah disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan selaku Ketua Kornas TPPU pada 1 Oktober 2015 lalu untuk selanjutnya disampaikan kepada Bapak Presiden RI.

Agar rekomendasi NRA dapat ditangani dengan baik, maka rezim APUPPT harus dapat menyasar risiko yang telah diidentifikasi. Untuk memonitor tindak lanjut atas rekomendasi-rekomendasi pokok NRA on ML/TF, perlu suatu alat ukur yang dapat menjadi monitoring tools.

Berkaitan dengan hal tersebut, PPATK secara khusus telah merancang penyusunan Indeks Persepsi Publik terhadap TPPU dan PT dengan melibatkan masyarakat selaku salah satu stakeholder rezim APUPPT untuk menilai tingkat keefektifan kinerja rezim APUPPT baik dari sisi Pencegahan maupun dari sisi Pemberantasannya. Salah satu indikator bahwa rezim APUPPT telah berjalan adalah bahwa publik mengetahui rezim APUPPT dan stakeholders menjalankan fungsinya dengan efektif. Cara mengukur hal tersebut adalah dengan indikator persepsi tingkat pemahaman publik atas TPPU/PT (termasuk pemahaman atas risiko-risikonya, regulasinya, dan rezim APUPPT), serta indikator persepsi keefektifan kinerja stakeholders.

T Salah satu indikator

bahwa rezim APUPPT telah

berjalan adalah bahwa publik

mengetahui rezim APUPPT dan stakeholders menjalankan

fungsinya dengan efektif.

Page 35: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 33

Dengan diketahuinya tingkat pemahaman publik atas TPPU/PT tersebut, Pemerintah diharapkan dapat melakukan program intervensi guna meningkatkan pemahaman dan awareness masyarakat agar cerdas terhadap TPPU/PT dan berperilaku anti terhadap TPPU/PT. Sementara itu, dengan terukurnya indikator persepsi keefektifan kinerja stakeholders rezim APUPPT, Pemerintah dapat memperoleh feedback/masukan guna meningkatkan kinerjanya ke depan.

Indeks persepsi publik ini akan menjadi tolak ukur (monitoring tools) pemerintah Indonesia. Indeks ini sangat penting guna mengukur pencapaian seluruh stakeholder di Indonesia dalam mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme(TPPT), khususnya yang berkaitan dengan tindak lanjut rekomendasi-rekomendasi pokok National Risk Assessment on Money Laundering/Terrorist Financing. Hal ini menjadi semakin penting, mengingat pada tahun 2017 nanti, FATF selaku standard setter rezim anti pencucian uang internasional akan melakukan Mutual Evaluation Review terhadap Rezim Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme Indonesia. Secara internasional, indeks ini merupakan hal baru dalam Rezim Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.

Lebih jauh, indeks ini diharapkan juga dapat menjadi back-up Indonsia terhadap persepsi buruk internasional terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT di Indonesia. Berdasarkan persepsi internasional, Indonesia dipandang sebagai negara yang tidak ramah investasi karena berpotensi cukup tinggi terhadap risiko Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. Secara internasional, kita masih dipersepsikan memiliki tingkat risiko tinggi terhadap TPPU dan TPPT. Hal ini berpotensi menghambat masuknya investasi guna meningkatkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini. Untuk itu, diperlukan re-measurement melalui Indeks Persepsi Publik untuk mengkonfirmasi hasil Index AML Basel.

Page 36: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 34

Pengukuran Indeks Persepsi TPPU dan TPPT ini akan dilaksanakan setiap tahun dan telah ditetapkan menjadi salah satu sasaran strategis PPATK sebagaimana tercatum dalam Rencana Strategis PPATK Tahun 2015-2019. Indeks persepsi akan diukur melalui pendekatan survey persepsi dengan melibatkan seluruh stakeholder/ responden rezim anti pencucian dan pendanaan terorisme di Indonesia meliputi pihak pelapor (bank, non bank dan PBJ), pihak Apgakum, pihak Lembaga Pengawas dan Pengatur (Regulator) serta masyarakat luas yang dalam pelaksanaannya membutuhkan dukungan dari pihak Universitas untuk melakukan pendekatan kepada para responden sesuai dengan posisi regionnya masing-masing sekaligus agar para responden tersebut mau memberikan persepsinya secara lebih independen.

Secara khusus di tahun 2015 ini, dalam rangka memperoleh baseline indeks awal serta sebagai learning point (water testing) terkait dengan pencapaian dan pelaksanaan pembuatan indeks persepsi TPPU di Indonesia, PPATK bersama 11 Bank telah melaksanakan Pilot Study “Survey Persepsi Publik Indonesia atas TPPU”. Kegiatan ini akan dilaksanakan serempak pada 2-13 November 2015 di 600 kantor cabang Bank di seluruh wilayah Indonesia dengan responden sebanyak 3000 orang nasabah bank yang dipilih dengan menggunakan pendekatan berbasis risiko terhadap terjadinya pencucian uang di Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis masyarakat Indonesia yang direpresentasikan oleh nasabah Bank dengan berbagai tingkat risiko terhadap pencucian uang mengenai tingkat pemahaman dan subyektivitas atas perilaku pencucian uang, serta tingkat kepercayaan masyarakat atas keefektifan kinerja stakeholder rezim Anti Pencucian Uang di Indonesia, diketahui bahwa:

Page 37: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 35

1. Sebagian besar masyarakat Indonesia berpendapat bahwa pelaku pencucian uang cenderung menghindari industri keuangan untuk menyembunyikan atau menyamarkan dana yang bersumber dari hasil kejahatan (ilegal/tidak sah). Masyarakat berpandangan bahwa terdapat 5 (lima) modus operandi pencucian uang yang cenderung dilakukan oleh pelaku pencucian uang, yaitu:

a. Membeli aset property (14,9%),

b. Membeli logam mulia (12,6%),

c. Menempatkan dana dari/ke/di luar negeri (12,2%),

d. Menitipkannya kepada anggota keluarga atau pihak lain (11,9%), dan

e. Menyimpan tunai di rumah/suatu tempat (11,7%).

2. Sebagian besar masyarakat telah memahami bahwa tindakan pencucian uang dapat dikriminalisasi. Sebanyak 93,73% masyarakat setuju bahwa jika setiap orang yang melakukan transaksi dengan menggunakan dana yang berasal dari tindak pidana dapat dikenakan pidana pencucian uang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat awareness masyarakat secara umum atas TPPU sudah baik.

3. Berdasarkan jenis tindak pidana asalnya, masyarakat menilai bahwa sumber dana pencucian uang mayoritas berasal dari Korupsi (50,87%), Penipuan/Penggelapan (39,19%), dan Penyuapan (44,26%). Masyarakat belum aware bahwa hasil tindak pidana narkotika, TP Perpajakan, TP. Kehutanan, TP Perbankan, TP Lingkungan Hidup, TP Perikanan, TP Kepabeanan dan Cukai, TP Perdagangan Orang, dan Prostitusi juga berpotensi cukup tinggi menjadi sumber dana TPPU.

4. Dalam skala 1-10, masyarakat berpendapat bahwa tingkat potensi terjadinya TPPU di Indonesia bernilai 4,21. Ini menunjukkan bahwa tingkat potensi terjadinya TPPU di Indonesia menurut masyarakat masih dalam kategori sedang. Meski demikian, masyarakat berpandangan bahwa tingkat dampak yang dapat ditimbulkan bila TPPU terjadi berada pada level yang tinggi. Dalam skala 1-5, tingkat dampak bila TPPU terjadi bernilai 3,68. Secara keseluruhan, dilihat dari sisi tingkat risikonya, terdapat 63,78% masyarakat dapat merasakan dampak terjadinya TPPU di Indonesia, baik secara langsung (9,74%) maupun secara tidak langsung (54,04%).

Berdasarkan jenis tindak pidana

asalnya, masyarakat menilai bahwa sumber dana

pencucian uang mayoritas berasal

dari Korupsi (50,87%),

Penipuan/Penggelapan (39,19%), dan

Penyuapan (44,26%).

Page 38: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 36

5. Dilihat dari sisi profil pelakunya, masyarakat Indonesia berpandangan bahwa Pejabat Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif memiliki kecenderungan terbesar menjadi pelaku utama TPPU. Profil lain yang berisiko cukup tinggi menjadi pelaku TPPU adalah Pengurus/Anggota Partai Politik, Organisasi Masyarakat, Yayasan (8,67%), PNS (termasuk Pensiunan) (6,80%), dan Pengusaha/Wiraswasta (6,70%). Sementara itu, beberapa pihak terkait yang menurut masyarakat dapat terlibat melakukan TPPU adalah Rekan kerja/relasi (42,19%), dan Anggota keluarga/kerabat (41,49%).

6. Secara umum, masyarakat Indonesia setuju terhadap 12 fakta makro yang menjadi simpul kerawanan sehingga mendorong terjadinya TPPU di Indonesia. Berdasarkan fakta-fakta makro tersebut, masyarakat berpendapat bahwa 10 fakta makro yang paling berpengaruh mendorong terjadinya TPPU di Indonesia adalah:

a. Minimnya teladan yang baik dari politisi dan pejabat pemerintah (73.95%)

b. Lemahnya penegakan hukum (71.68%)

c. Belum efektifnya pengawasan dalam pelaksanaan aturan (65.91%)

d. Perumusan produk hukum yang 36ariff celah untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang sehingga menjadi sarana korupsi (59.44%)

e. Transaksi perdagangan hasil eksploitasi sumber daya alam di daerah perbatasan belum banyak tersentuh oleh institusi hukum (52.60%)

f. Rentannya kawasan terpencil terhadap penambangan liar (51.93%)

g. Sulitnya mendeteksi pihak yang merupakan pemilik harta sesungguhnya (51.00%)

h. Banyaknya ijin/keputusan pemerintah untuk melindungi aktivitas kejahatan di bidang lingkungan hidup (50.57%)

i. Perkembangan teknologi yang rentan digunakan sebagai sarana TPPU, misalnya: internet banking, e-payment, dan e-commerce (48.50%)

j. Lemahnya regulasi dan pengawasan atas sistem pembayaran baru, khususnya mata uang virtual (39.46%)

k. Maraknya pembangunan yang sumber dananya diduga merupakan hasil tindak pidana dari luar negeri (37.36%)

l. Banyaknya transaksi jual beli data nasabah (33.42%)

Dari sisi koordinasi lintas stakeholder rezim Anti Pencucian Uang, sebagian besar masyarakat atau sebanyak 53.54% berpandangan bahwa Koordinasi masih lemah, ego sektoral lembaga masih cukup tinggi.

Page 39: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 37

7. Dari sisi pencegahan Rezim APU, khususnya terkait dengan pengawasan dan pengaturan, masyarakat berpandangan bahwa Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP) seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan PPATK telah melaksanakan tugasnya dengan baik (47,03%). Namun demikian, sebanyak 36.72% masyarakat masih berpandangan bahwa LPP belum melaksanakan tugasnya dengan baik.

8. Sementara itu dari sisi pemberantasan Rezim APU, khususnya terkait dengan penanganan perkara TPPU oleh penegak hukum, masyarakat berpandangan bahwa Apgakum seperti Penyidik, penuntut, dan Lembaga Peradilan belum mampu melaksanakan tugasnya dengan baik (54,74%). Hanya sebanyak 25.05% masyarakat saja yang berpandangan bahwa Apgakum telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam penanganan perkara TPPU.

9. Dari sisi koordinasi lintas stakeholder rezim APU, sebagian besar masyarakat atau sebanyak 53.54% berpandangan bahwa Koordinasi masih lemah, ego sektoral lembaga masih cukup tinggi.

10. Berkaitan dengan penanganan perkara TPPU yang terjadi di luar yurisdiksi Indonesia, sebagian besar masyarakat juga berpandangan bahwa Upaya koordinasi Pemerintah belum berjalan optimal (62.81%).

12. Dengan demikian, berdasarkan persepsi masyarakat terhadap tingkat kinerja dan kepercayaan atas kinerja setiap stakeholder rezim APU, dapat disimpulkan bahwa fungsi pencegahan Rezim APU cenderung berjalan lebih baik dibandingkan fungsi pemberantasannya.

13. Berdasarkan penjumlahan indikator-indikator pembentuk indeks pencegahan diketahui bahwa nilai indeks persepsi pencegahan sebesar 5.64. Hal ini menunjukan bahwa aspek pencegahan TPPU di Indonesia menurut masyarakat sudah cenderung efektif. Sedangkan untuk indeks pemberantasan diketahui bahwa nilai komposit indeks kurang dari 5, atau tercatat hanya sebesar 4.51. Hal ini menunjukan bahwa aspek pemberantasan TPPU di Indonesia menurut masyarakat masih cenderung belum efektif.

14. Apabila dirata-ratakan jumlah dari indeks pencegahan dan pemberantasan dapat diperoleh angka indeks persepsi TPPU Indonesia sebesar 5.08. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan sudah cenderung efektif, meskipun dari aspek pemberantasan masih memerlukan banyak perbaikan.

Melalui penilaian persepsi terhadap TPPU dan TPPT di Indonesia ini, diharapkan Pemerintah, dalam hal ini seluruh stakeholder Rezim APUPPT di Indonesia mendapatkan feedback yang baik untuk melakukan berbagai program intervensi guna mereduksi peluang atau risiko terjadinya tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.

Page 40: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 38

SUPPORT DATA UNTUK SELEKSI PEJABAT STRATEGIS

DI KEMENTERIAN / LEMBAGA NEGARA DAN BUMN

ejak 2014, PPATK telah dipercaya oleh Presiden untuk membantu dalam proses seleksi calon Menteri Kabinet. Sedangkan berdasarkan SE MenPAN-RB No. 1 Tahun

2012 tentang Peningkatan Pengawasan Dalam Rangka Mewujudkan Aparatur Negara yang Berintegritas, Akuntabel, dan Transparan dinyatakan bahwa setiap orang yang akan menduduki jabatan setingkat eselon II harus melalui proses pengecekan data transaksi yang ada di PPATK. Dalam hal ini, PPATK melakukan pengecekan track record transaksi keuangan mencurigakan terhadap pihak tersebut. Hasil pengecekan yang dilakukan oleh PPATK tersebut menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengangkatan pejabat strategis di lingkungan Kementerian/Lembaga serta BUMN.

Selama tahun 2015, sejumlah lembaga yang melibatkan peran serta PPATK dalam seleksi pejabat strategis antara lain Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mahkamah Konstitusi (MK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT. Indonesia Power, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, Sekretariat Kabinet, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Yudisial (KY), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Bank Indonesia (BI), Badan Informasi Geospasial, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Diharapkan keterlibatan PPATK dalam proses seleksi pejabat strategis di lingkungan Kementerian / Lembaga Negara beserta BUMN dapat membantu mewujudkan pemerintahan yang bersih sekaligus mencegah masuknya koruptor ke dalam lingkaran kekuasaan. Terkait dengan tugas dan fungsi PPATK, dilibatkannya PPATK dalam seleksi pejabat strategis di lingkungan Kementerian / Lembaga serta BUMN akan sangat berperan dalam upaya bersama mencegah terjadinya praktek-praktek TPPU di lembaga penyelenggara negara.

S

Page 41: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 39

PERKEMBANGAN TERKINI PUTUSAN PENGADILAN

TERKAIT TPPU

asus yang menjadi perhatian pemeriksaan PPATK pada tahun ini adalah kasus tindak pidana korupsi

penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Bengkalis ke PT BLJ, dengan terdakwa YA, yang merupakan Direktur Utama (Dirut) PT. BLJ serta mantan Bendahara PT. BLJ inisial AS. Kasus ini berawal saat Pemkab menganggarkan dana penyertaan modal kepada PT BLJ sebesar Rp300 miliar pada tahun 2012. Penyertaan modal dilakukan berdasarkan Perda Penyertaan modal. Mulanya, dana tersebut diperuntukan untuk pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Gas dan Uap (PLTGU) di desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu, dan desa Balai Pungut kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, yang menelan biaya Rp1 triliun lebih. Namun, dalam pelaksanaannya, pihak PT BLJ diduga malah mengalirkan dana tersebut kepada anak-anak perusahaannya mulai dari jutaan rupiah sampai dengan miliaran baik dalam bentuk investasi, beban operasional, yang tidak ada hubungannya dengan pembangunan PLTGU. Terhadap kasus ini, PPATK telah menyampaikan LHP kepada Penyidik Kejaksaan dengan indikasi TPPU dengan tindak pidana asal korupsi.

Salah satu kasus yang sudah diputus TPPU dan berkekuatan hukum tetap pada tahun 2015 adalah kasus atas nama IWC yang merupakan mantan Bupati Klungkung – Bali. Dalam proses persidangan, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Denpasar pada hari Rabu, 24 Juni 2015 memberikan vonis 12 tahun penjara dengan denda Rp1 miliar, subsider 6 bulan kurungan kepada terdakwa IWC yang tersangkut kasus korupsi Dermaga Gunaksa. Selain itu, majelis hakim juga menjatuhkan biaya tambahan kepada IWC berupa uang pengganti sebesar Rp1.197.000.000,00, terdiri dari:

a. Sebesar Rp1.176 juta merupakan penerimaan dari ganti rugi atas tanah; dan

b. Sebesar Rp21 juta merupakan ganti rugi tanah.

K Salah satu kasus yang sudah diputus TPPU

dan berkekuatan hukum tetap pada tahun 2015 adalah

kasus atas nama IWC yang merupakan

mantan Bupati Klungkung - Bali.

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Denpasar pada hari Rabu, 24 Juni 2015

memberikan vonis 12 tahun penjara dengan denda Rp1 miliar, juga

menjatuhkan biaya tambahan kepada IWC berupa uang pengganti sebesar

Rp1.197.000.000,00

Page 42: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 40

Kasus lain yang juga sudah diputus adalah kasus penyelundupan BBM di Batam. Pada hari Kamis, 18 Juni 2015, Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru, Riau, menjatuhkan vonis hukuman 4 (empat) tahun penjara kepada dua terdakwa, yakni AM alias Ab dan DN alias AG serta denda sebesar Rp200 juta.

Berdasarkan Putusan majelis hakim PT Pekanbaru pada 9 November 2015 Pengadilan Tinggi (PT) Pekanbaru menambah hukuman AM alias Ab, terdakwa kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) penyelewengan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM), dari 4 tahun di tingkat Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) PN Pekanbaru menjadi 14 tahun penjara. Adapun untuk terdakwa DN alias Ag juga diperberat lagi, dari 4 tahun menjadi 15 tahun penjara. DN juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp850 juta subsider 6 bulan kurungan, membayar uang pengganti senilai Rp72,4 miliar subsider 8 tahun penjara.

Page 43: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 41

PELUNCURAN APLIKASI SIPPENAS

alam mewujudkan tindakan nyata dari strategi nasional tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, diperlukan suatu mekanisme pengoordinasian kerjasama antar lembaga

yang dibentuk dalam suatu Komite Koordinasi Nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh Pasal 92 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Mekanisme pengoordinasian didorong lebih efektif melalui pembangunan aplikasi Sistem Informasi Pelaporan dan Pemantauan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU (SIPPENAS).

Aplikasi SIPPENAS dibangun dan dikembangkan PPATK pada tahun 2015 untuk menjawab hambatan dan kendala implementasi Strategi Nasional (Stranas) TPPU yang selama ini dilakukan belum optimal dan masih terdapat persoalan-persoalan dikarenakan mekanisme pelaporan Stranas PP TPPU sejak tahun 2004 sampai dengan 2014 dilakukan dengan cara manual oleh Anggota KKN-PP TPPU kepada PPATK selaku Sekretariat KKN-PP TPPU. Pelaporan secara manual ini menimbulkan hambatan dan resiko dalam proses pelaporannya antara lain :

1) Laporan Stranas TPPU telah ditetapkan menjadi dua tahap yaitu Semesteran (melalui rapat Tim Pelaksana TPPU) dan Tahunan (melalui Rapat Komite TPPU), dimana setiap anggota Komite TPPU diwajibkan menyampaikan dokumen laporan sebelum rapat Komite TPPU dan rapat Tim Pelaksana diselenggarakan, namun dalam tahap pelaksanaannya pelaporan dilakukan oleh sebagian anggota Komite TPPU pada saat rapat diselenggarakan, bahkan terdapat anggota Komite TPPU yang tidak melakukan pelaporan. Hal ini membuat proses verifikasi isi laporan oleh PPATK selaku Sekretaris Komite TPPU tidak terjadwal dan hasil verifikasi tidak optimal serta penyelenggaraan Rapat terkait paparan laporan oleh setiap anggota komite tidak dapat terlaksana dengan baik.

2) Terdapat resiko keamanan informasi mengingat pelaporan pencapaian Stranas yang sebagian besar berisi informasi bersifat rahasia dilakukan secara manual.

3) Mekanisme pelaporan secara manual juga menimbulkan waktu pelaporan yang secara tidak serentak. Ada yang melaporkan tepat waktu, ada yang lebih awal, dan ada yang terlambat sehingga kurang terkontrol dan terpantau.

4) Pelaporan dengan mengirimkan dokumen secara print-out (hard-copy) membuat Pejabat dan staf di Sekretariat harus mengeluarkan tenaga dan waktu yang ekstra hanya untuk mengklasifikasikan arsip laporan sesuai aksi dan strategi.

D

Page 44: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 42

Aplikasi SIPPENAS telah diluncurkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) selaku Ketua Komite TPPU pada Rapat Komite TPPU high-level di kantor PPATK pada 1 Oktober 2015 yang dihadiri oleh seluruh Anggota Komite TPPU dan 3 (tiga) calon Anggota Komite TPPU yang baru, yaitu Kementerian Perdagangan, Otoritas Jasa dan Keuangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Dashboard Login ke Aplikasi Sippenas

menggunakan username, password, dan captcha untuk

menjamin keamanan

Page 45: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 43

SOFT-LAUNCHING APLIKASI MOBILE DENGAN DIGITAL SIGNATURE SEBAGAI SOLUSI ALUR PEMBEKUAN ASET TERORIS

ATAU ORGANISASINYA

alam rangka menunjang pelaksanaan Peraturan Bersama tentang Pencantuman Identitas Orang dan Korporasi dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris dan Pemblokiran Secara Serta Merta Atas Dana

Milik Orang atau Korporasi yang Tercantum dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT), PPATK telah berkoordinasi dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menerapkan sistem Tanda Tangan Elektronis (Digital Signature).

Digital Signature disepakati sebagai solusi terbaik yang dapat mengatasi hambatan waktu jika penandatanganan dokumen informasi dilaksanakan secara manual. Hambatan tersebut disebabkan oleh mobilitas atau padatnya agenda Pimpinan Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam alur pemblokiran secara serta merta. Digital Signature dimaksud akan diterapkan melalui penggunaan online mobile application.

Upaya-upaya dalam rangka perwujudan pembekuan/pemblokiran aset DTTOT secara serta merta secara efektif telah dilakukan PPATK antara lain:

a) PPATK menyelenggarakan kegiatan soft-launching mobile application dengan Digital Signature pada 9 Juli 2015 di kantor PPATK yang dihadiri oleh instansi yang terkait dengan alur pembekuan meliputi Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Intelijen Negara (BIN), Kepolisian Negara RI (Polri), Densus 88 Polri, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Mahkamah Agung, dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kegiatan juga dihadiri oleh Lemsaneg dan Kemenkominfo.

b) PPATK menjalin kerjasama dengan Lemsaneg selaku pemangku otoritas dalam hal Digital Signature, Certificate Authority Pemerintah, dan pengamanan perangkat komunikasi bergerak. Kerjasama dalam bentuk ditandatanganinya dua dokumen perjanjian pada 9 November 2015 sebagai berikut:

(1) Nota Kesepahaman (MoU) tentang Pemanfaatan Persandian dan Pengembangan Pengamanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.

(2) Perjanjian Kerjasama (PKS) tentang Layanan Sertifikat Elektronik Dalam Rangka Proses dan Tindak Lanjut Penetapan Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris.

PPATK telah melaksanakan uji coba instalasi aplikasi DTTOT online dan koordinasi pembahasan aplikasi di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) selaku trigger pertama atau hulu dari alur pembekuan/pemblokiran di kantor Kemlu pada 12 November 2015.

D

Page 46: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 44

SEMBILAN TAHUN BERUNTUN RAIH PREDIKAT

WAJAR TANPA PENGECUALIAN (2006-2014)

ualitas dalam pengelolaan keuangan negara pada suatu Kementerian/Lembaga (K/L) dapat diukur dari predikat berupa opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan

K/L. Predikat tertinggi yang diberikan oleh BPK terhadap Laporan Keuangan suatu K/L adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara, BPK melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan PPATK Tahun 2013 yang dilaksanakan pada tahun 2014. Laporan Keuangan PPATK terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan sebagaimana yang diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pemeriksaan tersebut ditujukan untuk memberikan opini atas kewajaran Laporan Keuangan PPATK dengan memperhatikan kesesuaian Laporan Keuangan PPATK dengan SAP, kecukupan pengungkapan, efektivitas sistem pengendalian intern, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK terhadap Laporan Keuangan PPATK Tahun 2014, BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan PPATK Tahun 2014. Dengan opini WTP atas Laporan Keuangan PPATK tahun 2014 ini, berarti PPATK telah sembilan tahun berturut-turut sejak tahun 2006 sampai dengan 2014 memperoleh predikat tertinggi dalam pengelolaan keuangan negara. Pencapaian prestasi PPATK ini tidak lepas dari proses penerapan nilai-nilai dasar PPATK oleh seluruh pegawai dan pimpinan, yaitu Integritas, Tanggung jawab, Profesionalisme, Kerahasiaan, dan Kemandirian di internal PPATK.

K

Page 47: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 45

PELUNCURAN APLIKASI E-LEARNING PPATK

PATK meluncurkan aplikasi E-Learning sebagai suatu suatu perangkat (tools) bagi masyarakat untuk mengetahui dan memahami serta mengenal rezim anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Sistem pembelajaran ini bisa diakses melalui laman elearning.ppatk.go.id

Wakil Kepala PPATK Agus Santoso menjelaskan bahwa keberadaan E-Learning ini akan memudahkan masyarakat mengakses informasi mengenai anti-money laundering, anti narkoba, anti korupsi, anti terorisme, dsb. Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa TPPU tidak bisa lepas dari kejahatan asal yang menjadi sumber dananya. Dengan demikian, mempelajari E-Learning PPATK akan membentuk masyarakat menjadi agen anti-korupsi, anti-narkoba, anti-terorisme, dll.

. E-Learning ini sendiri dibangun oleh PPATK bekerjasama dengan Australian Transaction Report and Analysis Centre (AUSTRAC).

Peluncuran E-Learning ini juga merupakan upaya PPATK mengikuti arus perubahan mindset bahwa media sosialisasi dan pembelajaran tidak lagi harus dalam bentuk penyelenggaraan forum seminar atau pelatihan. Hanya melalui PC maupun perangkat mobile, masyarakat sudah bisa mengakses E-Learning PPATK yang terdiri atas 4 modul.

Modul 1 tentang Pengenalan Anti Pencucian Uang, Modul 2 tentang Kewajiban Pihak Pelapor, Modul 3 tentang Penegakan Hukum: Mengejar Hasil Kejahatan, dan Modul 4 tentang Kerjasama Global: Sinergi Masyarakat Internasional.

Kalau aksesnya sudah dibuat mudah, tunggu apa lagi. Yuk, kenali dan pelajari lebih jauh segala hal tentang pencucian uang dan pendanaan terorisme!

P

Page 48: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 46

PERINGKAT PERTAMA DALAM PENILAIAN

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI LEMBAGA PEMERINTAH

restasi hebat kembali diukir oleh PPATK. Lembaga intelijen di bidang keuangan ini menyabet predikat terbaik Keterbukaan Informasi Publik di kategori Lembaga Non Struktural. Raihan nilai PPATK mencapai 86,750 jauh mengungguli posisi kedua yang ditempati oleh Komisi Pemilihan

Umum (67,117) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (66,850).

Penilaian ini dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat (KIP), dan penghargaan diberikan langsung oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo. Raihan ini merupakan wujud nyata pelaksanaan kewajiban PPATK sebagai Badan Publik untuk mengumumkan, menyediakan, melayani permohonan Informasi Publik, dan melakukan pengelolaan informasi dan dokumentasi sesuai dengan Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Adanya penghargaan ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen PPATK dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang transparan, efektif, efisien, dan akuntabel.

Bila berkaca pada hasil di penilaian tahun sebelumnya di mana PPATK hanya menempati peringkat ke-51, maka torehan peringkat tertinggi di tahun 2015 ini tentu merupakan sebuah prestasi tersendiri yang patut diapresiasi. Bagi masyarakat yang hendak mengajukan permohonan informasi publik kepada PPATK, silakan klik ppid.ppatk.go.id

.

P

Page 49: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 47

Page 50: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 48

PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN PUSDIKLAT PPATK,

CIKAL BAKAL PUSAT DIKLAT ANTI TPPU SE-ASIA TENGGARA

emajuan teknologi merupakan salah satu pemicu utama perubahan lingkungan bisnis dan usaha. Semakin berkembangnya jenis transaksi bisnis menuju e-commerce serta munculnya berbagai macam sistem pembayaran dan jenis uang baru yang bersifat elektronik, secara pasti berpengaruh terhadap perubahan pola transaksi keuangan, variasi tipologi kejahatan keuangan dan luasnya jangkauan praktek pencucian

uang yang dilakukan.

Perubahan-perubahan yang pasti terjadi dalam unsur-unsur pembentuk rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme tersebut perlu diimbangi dengan kompetensi dan kapasitas para aktor rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme yang mumpuni. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dan garda terdepan dalam mencapai tujuan organisasi. PPATK sebagai lembaga yang focal dalam menggaungkan pencegahan dan pemberantasan TPPU harus berupaya optimal dalam mengembangkan modal sumber daya manusia yang menggerakkan rezim pencegahan TPPU dan Pendanaan Terorisme.

Salah satu upaya strategis dan terstruktur yang ditempuh guna mempertahankan kompetensi dan kapabilitas sumber daya manusia PPATK dan mitra kerja adalah melalui pembentukan Unit Pendidikan dan Pelatihan Anti Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (TPPU dan PT). Tujuan pembentukan Unit Pendidikan dan Pelatihan pada PPATK adalah dalam rangka membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia serta memenuhi tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kinerja yang secara terus menerus harus ditingkatkan, khususnya dalam rangka membantu menjaga stabilitas keuangan serta membantu penegakan hukum di Indonesia. PPATK berusaha untuk tetap konsisten mengembangkan sumber daya manusia baik yang ada di lingkungan PPATK maupun para stakeholder lainnya dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang krusial yang terus berkembang.

K Tujuan pembentukan Unit

Pendidikan dan Pelatihan

pada PPATK adalah dalam

rangka membangun rezim

anti pencucian uang yang

efektif di Indonesia serta

memenuhi tuntutan

masyarakat terhadap

peningkatan kinerja yang

secara terus menerus

harus ditingkatkan,

khususnya dalam rangka

membantu menjaga

stabilitas keuangan serta

membantu penegakan

hukum di Indonesia.

Page 51: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 49

Perkembangan terkini dalam pembentukan Unit Pendidikan dan Pelatihan PPATK adalah melalui penyusunan kurikulum dan silabus Diklat Anti Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. Pengembangan kurikulum tersebut merupakan hal pokok dalam desain perencanaan dan pengaturan isi, tujuan dan materi diklat yang diarahkan pada pencapaian nilai-nilai, konseptual, serta keterampilan komprehensif sehingga dapat mencapai sasaran utama yaitu membentuk para stakeholder rezim anti pencucian uang yang memiliki landasan, karakter dan pedoman dalam menjalankan peranannya masing-masing dalam lalu lintas transaksi keuangan dan penciptaan stabilitas perekonomian Indonesia.

Page 52: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 50

UPAYA UJI MATERI UU PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TPPU KE MAHKAMAH KONSTITUSI

anyak upaya yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana untuk dapat meloloskan diri dari jeratan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) karena dapat memiskinkan para pelaku tindak pidana termasuk para koruptor. Salah satu upaya yang dilakukan melalui pengajuan permohonan uji materiil UU TPPU terhadap Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Setelah pada tahun 2014 dimohonkan uji materiil oleh M. Akil Mochtar dengan registrasi perkara Nomor 77/PUU-XII/2014 dan telah diputus pada bulan Februari 2015 oleh Majelis Mahkamah Konstitusi yang menyatakan menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya, kembali diuji materiilkan oleh R.J. Soehandoyo (pemohon) melalui registrasi perkara Nomor 90/PUU-XIII/2015 tanggal 31 Juli 2015. Kali ini pemohon mengajukan permohonan pengujian atas Pasal 69 UU TPPU.

Seluruh proses hukum acara di Mahkamah Konstitusi atas pemeriksaan permohonan uji materiil sebagaimana tersebut di atas telah dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM serta Kejaksaan Agung sebagai wakil dari Presiden, serta PPATK selaku pihak terkait. Koordinasi yang baik, efektif, dan efisien telah dilakukan oleh 3 (tiga) instansi tersebut, mulai dari tahapan penyusunan Keterangan Presiden, peyusunan Keterangan PPATK, sampai dengan pelaksanaan proses persidangan di Mahkamah Konstitusi. Adapun petitum yang disampaikan oleh Presiden dan PPATK, tidaklah berbeda yaitu menolak permohonan pengujian Pemohon seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan permohonan pengujian Pemohon tersebut tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard) dan menyatakan ketentuan Pasal 69 UU TPPU tidak bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan Agung, dan PPATK masih tengah menunggu putusan Mahkamah Konstitusi terhadap permohonan uji materiil yang diajukan oleh R.J. Soehandoyo.

Sampai dengan laporan ini disusun, perkara permohonan pengujian atas Pasal 69 UU TPPU terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diajukan oleh Sdr. R.J. Soehandoyo masih dalam proses pemeriksaan oleh Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi.

B Petitum yang disampaikan oleh

Presiden dan PPATK yaitu menolak

permohonan pengujian Pemohon seluruhnya atau setidak-tidaknya

menyatakan permohonan pengujian Pemohon tersebut tidak

dapat diterima (niet onvankelijke verklaard)

dan menyatakan ketentuan Pasal 69 UU

TPPU tidak bertentangan dengan

Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 53: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 51

PERSEMPIT RUANG GERAK PELAKU TINDAK PIDANA MELALUI RUU PEMBATASAN TRANSAKSI PENGGUNAAN UANG KARTAL

alam dunia modern, transaksi keuangan berkembang sangat pesat seiring dengan perubahan perdagangan dunia yang semakin mengglobal. Perkembangan transaksi keuangan tersebut terjadi baik pada transaksi keuangan tunai maupun non tunai. Pada prinsipnya transaksi ini bertujuan untuk meminimalisasi resiko, mempermudah komunikasi

atau melanggengkan hubungan bisnis antar para pihak yang telah terjalin.

Transaksi keuangan non tunai, khususnya melalui lembaga keuangan pada satu sisi semakin canggih dan memudahkan, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada sisi lain, transaksi keuangan non-tunai, biasanya dilakukan melalui lembaga keuangan lebih mudah dilakukan pelacakan kembali. Akan tetapi bagi para pelaku tindak pidana, kemudahan pelacakan kembali tersebut sangat dihindari. Oleh karena itu terdapat kecenderungan para pelaku tindak pidana untuk menghindari transaksi keuangan non tunai khususnya melalui sarana perbankan. Kondisi tersebut disebabkan sifat dari pelaku tindak pidana yang tidak ingin diketahui tindak kejahatannya dan hasilnya. Upaya menghindari pelacakan hasil tindak pidana saat ini, terdapat kecenderungan penggunaan transaksi tunai. Kasus – kasus tindak pidana di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, penyuapan banyak menggunakan transaksi keuangan tunai.

PPATK sebagai institusi yang mempunyai tugas menganalisis transaksi keuangan mengusulkan transaksi tunai dibatasi sampai jumlah tertentu. Pembatasan ini diperlukan agar upaya penyuapan yang mengarah pada tindak pidana korupsi dapat dicegah lebih dini. PPATK berharap ketentuan mengenai pembatasan transfer tunai ini dapat tertuang dalam peraturan perundang-undangan. Pembatasan transaksi tunai dalam jumlah tertentu diharapkan dapat mempersempit ruang gerak pelaku tindak pidana dalam bertransaksi. Di samping itu, ada sejumlah manfaat lain yang diperoleh Pemerintah jika menerapkan aturan mengenai pembatasan transaksi tunai antara lain adanya penghematan dalam jumlah uang yang harus dicetak, penghematan bahan baku uang, biaya penyimpanan (fisik) uang di Bank Indonesia, dapat mengurangi peredaran uang

D PPATK mengusulkan

transaksi tunai dibatasi

sampai jumlah tertentu.

Pembatasan ini diperlukan

agar upaya penyuapan yang

mengarah pada tindak

pidana korupsi dapat

dicegah lebih dini.

Pembatasan transaksi

tunai dalam jumlah tertentu

diharapkan dapat

mempersempit ruang gerak

pelaku tindak pidana dalam

bertransaksi.

Page 54: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 52

palsu, mendidik dan mendorong masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan dalam bertransaksi, menghindari kejahatan.

Pembatasan transaksi keuangan tunai di negara-negara tertentu seperti Perancis dan Brasil, yang telah menerapkan aturan tersebut untuk menekan tingkat korupsi. Untuk itu sudah saatnya Pemerintah melakukan pembatasan transaksi keuangan tunai untuk meminimalisasi korupsi dan pencucian uang.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa aturan mengenai pembatasan transaksi tunai dapat meminimalisasi atau menekan tingkat korupsi di beberapa Negara, maka diperlukan adanya undang-undang yang mengaturnya. Sedangkan peraturan perundang-undangan yang ada belum mengakomodir upaya

pencegahan tindak pidana melalui pembatasan transaksi tunai. Pembatasan transaksi tunai berkaitan dengan kepentingan banyak pihak dan menyentuh kehidupan masyarakat serta berkaitan dengan hak asasi manusia. Karena terkait pembatasan transaksi setiap individu, maka diperlukan adanya naskah akademik sebagai justifikasi mengenai pentingnya pengaturan tentang pembatasan transaksi keuangan tunai.

Sampai dengan akhir Juni 2014, PPATK telah mendorong Kementerian Hukum dan HAM

terkait pembahasan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang tentang Pembatasan Transaksi Tunai. Pada tanggal 25-27 April 2014, PPATK bekerjasama dengan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum dan HAM menyelenggarakan finalisasi Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Pembatasan Transaksi Tunai. Adapun draft awal Rancangan Undang-Undang tentang Pembatasan Transaksi Tunai juga telah dibahas bersama-sama dengan tim penyusun Naskah Akademik RUU tersebut. Adapun tim penyusun Naskah Akademik terdiri dari PPATK, Kementerian Hukum dan HAM, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, akademisi, dan praktisi keuangan. Kementerian Hukum dan HAM juga telah memasukan Rancangan Undang-Undang tentang Pembatasan Transaksi Tunai ke dalam long list RUU Tahun 2015-2019.

Pada awal tahun 2015, Kementerian Hukum dan HAM melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM telah membentuk panitia antar Kementerian penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Pembatasan Transaksi Tunai yang terdiri dari perwakilan dari Kementerian Hukum dan HAM, PPATK, Kementerian Keuangan, Kejaksaan Agung, Sekretariat Negara, Kepolisian, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan. Sampai dengan saat ini telah dilakukan pembahasan secara insentif sebanyak 5 (lima) kali. Adapun RUU tersebut tengah dalam finalisasi Tim Penyusun dan diharapkan dapat disampaikan oleh Presiden kepada DPR-RI pada awal tahun 2016.

Page 55: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 53

PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI TPPU DAN PENDANAAN TERORISME

1) Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Pada tahun 2015, PPATK telah menetapkan 2 (dua) Peraturan Kepala PPATK baik mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme dengan rincian sebagai berikut:

a) Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, dan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pencantuman Identitas Orang dan Korporasi Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris, dan Pemblokiran Secara Serta Merta Atas Dana Milik Orang atau Korporasi yang Tercantum Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris;

b) Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-02/1.02/PPATK/02/15 tentang Kategori Pengguna Jasa Yang Berpotensi Melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang;

2) Peraturan Perundang-undangan yang merupakan Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Upaya meningkatkan optimalisasi dan efektifitas implementasi UU TPPU, maka PPATK selaku instansi yang memiliki tugas mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang juga melakukan penyusunan inisiasi beberapa rancangan peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksana dari UU TPPU. Adapun peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan dan diundangkan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Pihak Pelapor Baru).

Selain itu, sepanjang Januari 2015 sampai dengan Juni 2015, rancangan peraturan perundang-undangan yang telah disusun dan dibahas meliputi:

Page 56: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 54

a) Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Penyampaian Data dan Informasi oleh Instansi Pemerintah dan Lembaga Swasta Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PPATK berdasarkan Pasal 41 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) memiliki kewenangan meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan informasi, termasuk dari instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu.

Adapun tata cara penyampaian data dan informasi oleh instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta perlu ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Penyampaian Data dan Informasi Oleh Instansi Pemerintah dan/atau Lembaga Swasta (vide Pasal 41 ayat (3) UU TPPU). Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) ini melibatkan antar kementerian oleh Kementerian Hukum dan HAM dengan melibatkan beberapa instansi terkait, antara lain PPATK, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Komisi Informasi Pusat, Kejaksaan, Kepolisian, dan Sekretariat Negara.

RPP sebagaimana tersebut telah selesai diharmonisasi oleh Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 10 November 2010, yang selanjutnya disampaikan kepada Sekretariat Negara. Sampai dengan saat ini RPP tersebut masih dalam proses paraf oleh 4 (empat) Menteri, yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Keuangan. Dimohon dukungan Presiden untuk dapat mempercepat penetapan RPP ini mengingat RPP tentang Tata Cara Penyampaian Data dan Informasi oleh Instansi Pemerintah dan Lembaga Swasta Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang sangat mendukung pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan PPATK dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang, termasuk dalam rangka mendorong penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Page 57: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 55

b) Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pembawaan Uang Tunai dan Instrumen Pembayaran Lain Ke Dalam atau Ke Luar Daerah Pabean Indonesia.

RPP sebagaimana tersebut diatas hadir untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 UU TPPU, sehingga perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pembawaan Uang Tunai dan Instrumen Pembayaran Lain Ke Dalam atau Ke Luar Daerah Pabean Indonesia. Perlu menjadi perhatian para stakeholder agar RPP ini dapat segera disahkan sehingga kekosongan pengaturan hukum (rechts-vacuum) khususnya mengenai tata cara pemberitahuan pembawaan instrumen pembayaran lain termasuk pengenaan sanksi administratif, dan penyetoran ke kas negara atas pelanggaran pembawaan instrumen pembayaran lain dapat segera diatasi.

PPATK memandang perlu dan mendesak (urgen) agar RPP tentang Pembawaan Uang Tunai dan Instrumen Pembayaran Lain Ke Dalam atau Ke Luar Daerah Pabean Indonesia RPP dapat segera disahkan. Penyusunan RPP tersebut telah melibatkan K/L terkait, yaitu Bank Indonesia, Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kejaksaan, Polri dan PPATK.

RPP ini telah selesai dibahas antar kementerian dan telah disampaikan ke Sekretariat Negara sejak tahun 2012 untuk mendapatkan persetujuan dari Presiden. Namun, sampai dengan saat ini Sekretariat Negara belum memberikan kejelasan atas status dari RPP tersebut. Dimohon dukungan Presiden untuk dapat mempercepat penetapan RPP sebagaimana telah dikemukakan, agar tidak terdapat kekosongan pengaturan hukum mengenai tata cara pemberitahuan pembawaan instrumen pembayaran lain termasuk pengenaan sanksi administratif, dan penyetoran ke kas negara atas pelanggaran pembawaan instrumen pembayaran lain.

Page 58: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 56

c) Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Pelaksanaan kewajiban pelaporan oleh Pihak Pelapor merupakan bagian penting dari penegakan rezim anti-pencucian uang UU TPPU. Laporan yang disampaikan oleh Pihak Pelapor tersebut merupakan “Sumber Utama” proses analisis atau pemeriksaan oleh PPATK sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan sebagai lembaga intelijen keuangan. Hasil Analisis atau Hasil Pemeriksaan PPATK tersebut akan disampaikan kepada penyidik untuk diteruskan dengan proses penegakan hukum.

Upaya memotivasi Pihak Pelapor telah dilakukan oleh PPATK melalui sosialisasi mengenai urgensi pelaporan dan pelindungan bagi Pihak Pelapor. Selain itu, diperlukan adanya suatu tools atau regulasi yang dapat memastikan Pihak Pelapor dalam melaksanakan kewajiban pelaporan ke PPATK. Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 31 ayat (1) UU TPPU memberikan kewenangan kepada Lembaga Pengawas dan Pengatur dan/atau PPATK untuk melakukan Pengawasan Kepatuhan atas kewajiban pelaporan bagi Pihak Pelapor. Terhadap pelanggaran kewajiban pelaporan harus diancam dengan sanksi dan mekanisme pengenaan sanksi yang jelas. Disamping itu harus ada kontrol atau check and balances yang transparan dan akuntabel atas pengenaan sanksi dimaksud.

PPATK telah mengesahkan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER- 14/1.02/PPATK/11/14 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Atas Pelanggaran Kewajiban Pelaporan yang mengatur lingkup pelanggaran kewajiban pelaporan sekaligus mekanisme dan sanksi yang dapat dijatuhkan kepada Pihak Pelapor yang melanggar kewajiban pelaporan. Peraturan Kepala PPATK tersebut diharapkan dapat menjadi “payung” bagi seluruh LPP dalam mengenakan sanksi administratif bagi Pihak Pelapor yang melanggar kewajiban pelaporan.

Pemberlakuan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER- 14/1.02/PPATK/11/14 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Atas Pelanggaran Kewajiban Pelaporan dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada PPATK masih belum mendapat dukungan sepenuhnya dari Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP) dikarenakan masing-masing LPP telah memiliki peraturan internal yang mengatur mengenai hal yang sama. Apabila sanksi administratif yang dijatuhkan berupa “denda administratif” maka tarifnya ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah dan perolehannya dinyatakan sebagai PNBP. Kembali dimohon dukungan Presiden terhadap pemberlakuan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER- 14/1.02/PPATK/11/14 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Atas Pelanggaran Kewajiban Pelaporan dan mendorong pengesahan RPP tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP pada PPATK pada awal tahun 2016.

Page 59: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 57

d) Rancangan Instruksi Presiden tentang Optimalisasi Pemanfaatan Laporan Hasil Analisis dan Laporan Hasil Pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Disampaikan kepada Presiden bahwa PPATK telah menginisiasi penyusunan Rancangan Instruksi Presiden sebagaimana tersebut di atas merupakan tindak lanjut dari Surat Menteri Sekretaris Kabinet Nomor: B.234/Seskab/5/2015, tanggal 5 Mei 2015, perihal pemanfaatan LHA PPATK untuk kepentingan perpajakan.

Instruksi Presiden tentang Optimalisasi Pemanfaatan Laporan Hasil Analisis dan Laporan Hasil Pemeriksaan PPATK ditujukan kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepala Badan Narkotika Nasional dan Kepala PPATK, dengan tujuan untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan/atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana pencucian uang serta meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Rancangan Instruksi Presiden ini telah disampaikan kepada Sekretariat Kabinet sejak pertengahan tahun 2015 untuk mendapatkan persetujuan dari Presiden. Sehubungan dengan hal tersebut, kembali dimohon dukungan Presiden untuk dapat mempercepat penetapan Instruksi Presiden tersebut guna mendorong penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Page 60: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 58

IMPLEMENTASI PP NO. 43 TAHUN 2015 TENTANG

PIHAK PELAPOR BARU

P Nomor 43 Tahun 2015 telah ditetapkan pada tanggal 23 Juni 2015. PP tersebut memuat pihak pelapor baru selain pihak pelapor yang telah ditetapkan dalam Pasal 17 UU TPPU. PPATK selaku focal point dalam

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang tengah menindaklanjuti PP tersebut, khususnya terkait dengan implementasi kewajiban pelaporan ke PPATK. Sehubungan dengan implementasi tersebut, PPATK telah melaksanakan beberapa tahapan untuk mempersiapkan regulasi dan infrastruktur penyampaian laporan ke PPATK oleh pihak pelapor baru, khususnya profesi.

Dalam penyiapan regulasi berupa peraturan pelaksana dari PP Nomor 43 Tahun 2015, PPATK telah membentuk working group yang beranggotakan PPATK, Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP), asosiasi profesi, antara lain Ikatan Notaris Indonesia (INI), Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT), Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), Financial Planning Standards Board Indonesia (FPSB), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), serta perwakilan profesi. PPATK bersama dengan asosiasi melakukan diskusi mengenai efektivitas implementasi kewajiban penyampaian laporan ke PPATK. Diskusi tersebut juga melibatkan DR. Yunus Husein selaku ahli di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

Saat ini, PPATK telah menyampaikan Rancangan Peraturan Kepala PPATK tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Profesi kepada LPP, asosiasi, perwakilan profesi untuk dimohon tanggapan dan masukannya. Rancangan Peraturan Kepala PPATK tersebut merupakan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 12 PP Nomor 43 Tahun 2015. Diharapkan implementasi PP Nomor 43 Tahun 2015 dapat fully implemented pada tahun 2016.

P

Page 61: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 59

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN KEPATUHAN

erdasarkan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU PPTPPU) pada Pasal 43 disebutkan bahwa dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor PPATK berwenang untuk

melakukan Audit Kepatuhan dan Audit Khusus.

Ketentuan lebih lanjut telah diatur didalam Peraturan Kepala PPATK Nomor PER-10/1.02.2/ PPATK/09/12 tanggal 4 September 2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Audit Kepatuhan dan Audit Khusus.

Atas kewenangan tersebut, pada tahun 2015 PPATK telah melakukan field Audit terhadap 126 (seratus dua puluh enam) pihak pelapor yang ada di Indonesia, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1 Kegiatan Audit PPATK Tahun 2015

NO KEGIATAN AUDIT JUMLAH PIHAK PELAPOR

1 Audit Khusus 25 Pihak Pelapor 2 Audit Kepatuhan 83 Pihak Pelapor 3 Joint Audit dengan LPP 18 Pihak Pelapor

TOTAL 126 Pihak Pelapor

Adapun rincian dari 25 (dua puluh lima) Audit Khusus kepada Pihak Pelapor adalah sebagai berikut :

1. Audit Khusus terhadap 6 (enam) Pihak Pelapor Bank terkait dengan Nasabah Beresiko Tinggi yang memiliki Rekening Dana Nasabah dan Surat Berharga Negara.

2. Audit Khusus terhadap 2 (dua) Pihak Pelapor Koperasi Simpan Pinjam terkait dengan Nasabah Berisiko Tinggi dan Kewajiban Pelaporan Kepada PPATK.

3. Audit Khusus terhadap 4 (empat) Pihak Pelapor Perusahaan Efek terkait dengan Uji Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan oleh nasabah berisiko tinggi.

4. Audit Khusus terhadap 1 (satu) Pihak Pelapor Bank terkait dengan Nasabah Beresiko Tinggi yang menggunakan Kartu Kredit.

5. Audit Khusus terhadap 4 (empat) Pihak Pelapor Bank terkait dengan Kewajiban Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai kepada PPATK.

6. Audit Khusus terhadap 8 (delapan) Pihak Pelapor Bank terkait dengan Kewajiban Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK.

B

Page 62: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 60

Adapun rincian dari 83 (delapan puluh tiga) Audit Kepatuhan kepada Pihak Pelapor adalah sebagai berikut :

1. Audit Kepatuhan terhadap 76 (tujuh puluh enam) Pihak Pelapor Perusahaan Property dan Agen Property.

2. Audit Kepatuhan terhadap 7 (tujuh) Pihak Pelapor Pedagang Kendaraan Bermotor.

Adapun rincian dari 18 (delapan belas) Joint Audit dengan Lembaga

Pengawas dan Pengatur (LPP) adalah sebagai berikut : 1. Joint Audit dengan Bank Indonesia terhadap 16 (enam belas) Pihak Pelapor

Pedagang Valuta Asing. 2. Joint Audit dengan Bank Indonesia terhadap 2 (dua) Pihak Pelapor

Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang.

Target Kinerja pelaksanaan kegiatan pengawasan kepatuhan oleh PPATK tahun 2015 kepada Pihak Pelapor adalah 90 (sembilan puluh) kegiatan dan realisasi yang telah dicapai adalah 126 (seratus dua puluh enam), hal ini disebabkan dengan beberapa hal sebagai berikut:

1. Semakin banyak Pihak Pelapor yang sudah mengetahui kewajiban pelaporan kepada PPATK, sehingga mempermudah proses pelaksanaan pengawasan kepatuhan.

2. Sudah teriimplementasinya aplikasi pengawasan kepatuhan yang dapat mempermudah proses pelaksanaan pengawasan kepatuhan, yakni aplikasi SIPATUH (Sistem Pengawasan Kepatuhan).

Page 63: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 61

Page 64: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 62

PENINGKATAN JUMLAH PERMINTAAN INFORMASI KE PPATK

esuai dengan Pasal 90 UU TPPU, dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan TPPU, PPATK dapat melakukan kerjasama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan

pihak-pihak dalam negeri maupun luar negeri. Sehubungan dengan kerjasama dalam pertukaran informasi tersebut, PPATK berupaya untuk memenuhi permintaan informasi dari lembaga terkait dengan berdasarkan pada standar kualitas dan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.

Permintaan informasi (inquiry) yang diterima PPATK untuk keperluan pencegahan dan pemberantasan TPPU serta untuk keperluan pengangkatan pejabat pemerintah strategis antara lain KPK, Kepolisian RI, Kejaksaan Agung, BNN, Ditjen Pajak, Ditjen Bea dan Cukai, Badan Pengawas Pemilihan Umum, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kehutanan, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, Ombudsman, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, termasuk dari Financial Intelligence Unit (FIU) negara lain.

Pada periode 2015, PPATK telah menerima sebanyak 540 permintaan informasi. Atas permintaan informasi tersebut telah ditindaklanjuti (dengan memberikan informasi dan hasil analisis berdasarkan database PPATK) sebanyak 410 permintaan informasi atau sebesar 75%

S

Pada periode tahun 2015, telah di terima

sebanyak 540 permintaan informasi. Atas inquiry tersebut telah ditindaklanjuti dengan memberikan informasi dan hasil

analisis berdasarkan database PPATK dan telah ditindaklanjuti

sebesar 410 permintaan informasi

atau sebesar 75%.

Page 65: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 63

PENINGKATAN KUANTITAS PERTUKARAN INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT

esuai dengan Pasal 90 UU PPTPPU yang berbunyi bahwa dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan TPPU, PPATK dapat melakukan kerjasama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan

informasi dengan pihak baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Berbagai pihak yang dimaksud meliputi instansi penegak hukum, lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan, lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana pencucian uang dan Financial Intelligence Unit (FIU) negara lain.

Dalam pelaksanaan kerjasama pertukaran informasi tersebut, PPATK berupaya untuk memenuhi permintaan informasi dari lembaga terkait dengan berdasarkan pada standar kualitas dan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.

Terdapat 4 (empat) jenis pertukaran informasi dalam lingkup internasional yaitu: a. Outgoing Mutual Request (Incoming Information), yaitu PPATK mengirimkan

permintaan informasi kepada FIU lain dan PPATK menerima informasi yang diminta;

b. Incoming Mutual Request (Outgoing Information), yaitu PPATK menerima permintaan informasi dari FIU lain dan PPATK memberikan informasi yang diminta;

c. Spontaneous Incoming Information, yaitu PPATK menerima informasi dari FIU lain secara spontan (tanpa diminta); dan

d. Spontaneous Outgoing Information, yaitu PPATK memberikan informasi kepada FIU lain secara spontan (tanpa diminta).

Jumlah pertukaran informasi selama Januari 2003 s.d. November 2015

adalah sebanyak 1.032 pertukaran informasi. Sebagian besar pertukaran informasi didominasi oleh informasi yang berasal dari Outgoing Information yaitu sebanyak 465 pertukaran informasi. Kemudian, untuk periode tahun 2015, jumlah pertukaran informasi sebanyak 260 pertukaran informasi dengan 175 kali atau 67,3%-nya merupakan penerimaan informasi dari FIU lain secara spontan, tanpa adanya permintaan dari PPATK (Spontaneous Incoming Information).

S

Page 66: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 64

Sejak tahun 2013, PPATK juga menerima pengaduan masyarakat.

Pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada PPATK merupakan partisipasi aktif masyarakat untuk melakukan kontrol dan mengadukan penyimpangan-penyimpangan yang diketahuinya.

Selama periode tahun 2015, PPATK menerima sebanyak 106 pengaduan masyarakat. Terhadap laporan dan/atau informasi dari masyarakat dilakukan penilaian untuk menentukan tindak lanjut atas laporan dan/atau informasi yang diterima tersebut. Hasil penilaian tersebut dapat berupa tindak lanjut atau pengembangan laporan dan/atau informasi dari masyarakat dengan analisis atau penempatan laporan dan/atau informasi dari masyarakat ke dalam database PPATK.

Dengan semakin banyaknya laporan pengaduan masyarakat yang diterima oleh PPATK, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melakukan sistem kontrol sosial semakin baik. Selanjutnya, bagi setiap pihak yang menyampaikan laporan pengaduan masyarakat akan dilindungi oleh Undang-Undang sesuai dengan pasal 84 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu:

“Setiap orang yang melaporkan terjadinya indikasi tindak pidana Pencucian Uang wajib diberi perlindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa dan/atau hartanya, termasuk keluarganya.”.

Untuk memenuhi partisipasi masyarakat dalam penyampaian informasi terkait tindak pidana pencucian uang (money laundering) dan pendanaan terorisme (financing of terrorism), PPATK telah mengembangkan Aplikasi Pengaduan Masyarakat yang tersedia di website PPATK: http://www.ppatk.go.id, atau melalui telepon ke 021-3850455 dan [email protected].

Untuk periode Tahun 2015, jumlah

pertukaran informasi terjadi sebanyak 260 pertukaran informasi.

Sedangkan terkait Pengaduan

Masyarakat, selama tahun 2015 ini PPATK menerima sebanyak

106 pengaduan.

Page 67: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 65

PERAN SERTA AKTIF PPATK DALAM SATGAS PEMBERANTASAN ILLEGAL FISHING

ereksposenya isu-isu seputar kerugian negara oleh tindakan illegal fishing di perairan Indonesia menjadi perhatian publik. Tidak kurang dari

Rp300 triliun diambil pelaku illegal fishing setiap tahun sebagaimana disampaikan Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Pemerintah menyikapi hal tersebut dengan tegas. Puluhan kapal pelaku telah ditenggelamkan sesuai ketentuan Pasal 69 ayat (4) UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

Peningkatan koordinasi dalam penanganan illegal fishing melatarbelakangi pembentukan Satuan Tugas Pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing oleh Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Keputusan Menteri Nomor 76

Tahun 2014 pada bulan Desember 2014. PPATK menjadi bagian dari Satgas tersebut. Keputusan Menteri tersebut didasari oleh beberapa Peraturan Menteri KKP antara lain:

a. Permen KKP Nomor 56/PERMEN-KP/2014 tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

b. Permen KKP Nomor 57/PERMEN-KP/2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; dan

c. Permen KKP Nomor 58/PERMEN-KP/2014 tentang Disiplin Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Pelaksanaan Kebijakan Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap, Alih Muatan (Transhipment) di Laut, dan Penggunaan Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK) Asing.

Peran PPATK dalam Satgas tersebut adalah support data terkait aliran transaksi keuangan dan aset yang dapat mengarahkan penyidik dalam menentukan apakah telah terjadi tindak pidana dan menemukan tersangka dan bukti.

T

PPATK menjadi bagian dari Satgas

Pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated

Fishing perwakilan. Peran PPATK dalam

Satgas tersebut adalah support data

terkait aliran transaksi keuangan dan aset yang dapat

mengarahkan penyidik dalam

menentukan apakah telah terjadi tindak pidana dan

menemukan tersangka dan bukti.

Page 68: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 66

elain melakukan fungsi analisis, sesuai amanat Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disebut UU TPPU), PPATK juga memiliki fungsi

pemeriksaan terhadap transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang.

KEGIATAN PEMERIKSAAN SERTA TINDAK LANJUT ATAS PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KEPADA

APARAT PENEGAK HUKUM

Selama tahun 2015, PPATK telah melakukan beberapa kegiatan pemeriksaan dan telah menghasilkan 11 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan kepada Penyidik dan Kementerian/Lembaga terkait. Penyampaian laporan tersebut berkaitan dengan pemeriksaan perkara TPPU yang dilakukan terhadap 995 rekening pihak-pihak terkait yang terdistribusi pada 86 Penyedia Jasa Keuangan. Dari kegiatan pemeriksaan atas 11 LHP tersebut, ditemukan adanya indikasi TPPU dengan tindak pidana asal narkoba, korupsi, perpajakan, penggelapan, dan perbankan.

Grafik 1

Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, dan Jumlah Rekening yang Diperiksa Januari 2011 s.d. November 2015

Salah satu fokus pemeriksaan PPATK pada semester ini adalah pemeriksaan transaksi keuangan terkait dugaan korupsi dana APBD. Dari kegiatan pemeriksaan terhadap transaksi keuangan selama periode 2008 s.d. 2014, ditemukan adanya modus korupsi dana APBD yaitu dalam pelaksanaan tender dan proyek di berbagai wilayah kabupaten. Perusahaan peserta dan pemenang lelang banyak yang hanya bertindak sebagai nominee saja dan dalam pengerjaan tender banyak diwarnai dengan adanya transaksi penyuapan kepada oknum Walikota. Perusahaan pemenang tender tersebut memiliki banyak rekening yang

5

13 10 19 11 5816117 58 95 86

372

137

780

471

1.410

995

3.793

2011 2012 2013 2014 2015 (s.d. Okt 2015)

Jumlah Kumulatif

Jumlah LHP Jumlah PJK Jumlah Rekening

S

Page 69: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 67

digunakan untuk menampung pencairan dana SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang tersebar di 8 bank sejumlah total Rp690.257.155.107,00 yang berasal dari proyek Pemerintah Daerah (Pemda) di seluruh Indonesia dan bahkan dokumen perusahaan pemenang tender digunakan dalam pengajuan kredit di beberapa Bank Pembangunan Daerah yang kemudian kreditnya menjadi macet setelah pelaksanaan proyek selesai atau diketahui bermasalah. Dari kasus ini, PPATK telah menyampaikan 3 Laporan Hasil Pemeriksaan kepada penyidik TPPU sebagai berikut:

1. Penyidik Kepolisian terkait indikasi TPPU dengan tindak pidana asal penggelapan dan tindak pidana perbankan;

2. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi terkait indikasi TPPU dengan tindak pidana asal korupsi; serta

3. Penyidik Ditjen Pajak terkait dengan indikasi TPPU dengan tindak pidana asal Perpajakan.

Kasus lain yang juga menjadi perhatian pemeriksaan PPATK pada semester ini adalah kasus tindak pidana korupsi penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Bengkalis ke PT BLJ, dengan terdakwa YA, yang merupakan Direktur Utama (Dirut) PT. BLJ serta mantan Bendahara PT. BLJ inisial AS. Kasus ini berawal saat Pemkab menganggarkan dana penyertaan modal kepada PT BLJ sebesar Rp300 miliar pada tahun 2012. Penyertaan modal dilakukan berdasarkan Perda Penyertaan modal. Mulanya, dana tersebut diperuntukan untuk pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Gas dan Uap (PLTGU) di desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu, dan desa Balai Pungut kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, yang menelan biaya Rp1 triliun lebih. Namun, dalam pelaksanaannya, pihak PT BLJ diduga malah mengalirkan dana tersebut kepada anak-anak perusahaannya, nominalnya mulai dari jutaan rupiah sampai dengan miliaran baik dalam bentuk investasi, beban operasional, yang tidak ada hubungannya dengan pembangunan PLTGU. Terhadap kasus ini, PPATK telah menyampaikan LHP kepada Penyidik Kejaksaan dengan indikasi TPPU dengan tindak pidana asal korupsi.

Selain melakukan kegiatan pemeriksaan, selama tahun 2015 PPATK juga terus melakukan monitoring tindak lanjut atas penyampaian seluruh Laporan Hasil Pemeriksaan yang telah disampaikan kepada penyidik sejak tahun 2011 - 2014.

Beberapa kasus telah ditindaklanjuti hingga proses persidangan dan diputus TPPU hingga berkekuatan hukum tetap. Namun sebagian besar masih dalam proses penyelidikan, penyidikan, bahkan beberapa diantaranya ada yang SP3.

Page 70: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 68

Salah satu kasus yang sudah diputus TPPU dan berkekuatan hukum tetap pada tahun 2015 adalah kasus atas nama IWC yang merupakan mantan Bupati Klungkung - Bali. Dalam proses persidangan, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Denpasar pada hari Rabu, 24 Juni 2015 memberikan vonis 12 tahun penjara dengan denda Rp1 miliar, subsider 6 bulan kurungan kepada terdakwa IWC yang tersangkut kasus korupsi Dermaga Gunaksa. Selain itu, majelis hakim juga menjatuhkan biaya tambahan kepada IWC berupa uang pengganti sebesar Rp1.197.000.000,00, terdiri dari:

a. Sebesar Rp1.176 juta merupakan penerimaan dari ganti rugi atas tanah; dan

b. Sebesar Rp21 juta merupakan ganti rugi tanah.

Kasus lain yang juga sudah diputus adalah kasus penyelundupan BBM di Batam. Pada hari Kamis, 18 Juni 2015, Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru, Riau, menjatuhkan vonis hukuman 4 (empat) tahun penjara kepada dua terdakwa, yakni AM alias Ab dan DN alias AG serta denda sebesar Rp200 juta.

Berdasarkan Putusan majelis hakim PT Pekanbaru pada 9 November 2015 Pengadilan Tinggi (PT) Pekanbaru menambah hukuman AM alias Ab, terdakwa kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) penyelewengan penjualan Bahan

Bakar Minyak (BBM), dari 4 tahun di tingkat Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) PN Pekanbaru menjadi 14 tahun penjara. Adapun untuk terdakwa DN alias Ag juga diperberat lagi, dari 4 tahun menjadi 15 tahun penjara. DN juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp850 juta subsider 6 bulan kurungan, membayar uang pengganti senilai Rp72,4 miliar subsider 8 tahun penjara.

Dalam rangka meningkatkan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak dan meningkatkan manfaat atas Hasil Pemeriksaan PPATK, pada tahun 2015 Hasil Pemeriksaan PPATK juga mengungkap adanya potensi tindak pidana penggelapan pajak terutama untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan nilai lebih dari Rp 200 milyar selama periode 2010 s.d 2013. Hal ini terungkap dari 1 (satu) pemeriksaan yang dilakukan terhadap 1 orang Wajib Pajak Perusahaan. PPATK menemukan modus penyembunyian transaksi terkait dengan omzet kegiatan usaha perusahaan melalui rekening pihak III, sehingga dengan demikian tidak dilaporkan dalam SPT yang harus disampaikan oleh wajib pajak. Modus yang sejenis ditemukan pada beberapa pemeriksaan yang dilakukan oleh PPATK, dengan nilai dana berjumlah signifikan.

Page 71: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 69

ANALYST EXCHANGE PROGRAM ANTARA

PPATK DENGAN AUSTRAC

ada tahun 2015 telah dilaksanakan program Analist Exchange Program (AEP) antara PPATK dengan AUSTRAC yang bertujuan untuk meningkatkan Capacity Building analis dengan cara Sharing Knowledge dan Case Building.

PPATK mengirimkan 2 (dua) orang perwakilannya dan 1 (satu) orang perwakilan dari AUSTRAC.

Kegiatan ini berlangsung dalam dua sesi, dimana sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 9 September s.d 2 Oktober 2015 yang bertempat di kantor AUSTRAC Sydney, Australia dan sesi kedua berlangsung pada tanggal 19 Oktober s.d 6 November 2015 yang bertempat di kantor PPATK Jakarta, Indonesia.

Selama kegiatan berlangsung, baik sesi pertama maupun sesi kedua, pihak Austrac dan PPATK bekerjasama dalam melakukan Analysis Process dan Case Building dimana pada program AEP 2015 terdapat 2 (dua) kasus yang dipilih yaitu Kasus perdagangan satwa liar/Wildlife Smuggling (exotic animal/reptile) dan Pendanaan Teroris/Terrorist Financing yang terindikasi melibatkan yayasan/charity.

Untuk meningkatkan kualitas dan kinerja, analis PPATK maupun AUSTRAC dengan dibantu perwakilan unit kerja masing-masing instansi (PPATK maupun AUSTRAC) juga melakukan sharing knowledge mengenai kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan khususnya terkait core business sebagai Financial Intelligence Unit (FIU), serta koordinasi dengan beberapa partner agency seperti AFP, INP, Eligo, Bea Cukai, Densus 88.

Kegiatan ini memberikan nilai tambah bagi analis maupun instansi dimana pada AEP 2015 telah dihasilkan joint product terkait kegiatan AEP 2015 yaitu :

2 (dua) hasil analisis PPATK terkait perdagangan satwa liar dan pendanaan terorisme

2 (dua) intelligence brief AUSTRAC terkait wildlife smuggling dan terrorist financing.

P

Page 72: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 70

Page 73: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 71

HAMBATAN DAN REKOMENDASI

Tabel 2 Daftar Hambatan dan Rekomendasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi PPATK

Tahun 2015 Fungsi Hambatan Rekomendasi

Analisis Masih terdapat resistensi dari PJK, khususnya PJK Non Bank dalam menyampaikan data SIPESAT. Hal ini disebabkan masih adanya perdebatan mengenai legalitas kewenangan PPATK dalam mengelola data tersebut. Sementara, di sisi lain telah ada ketentuan-ketentuan yang mendukung pelaksanaan SIPESAT di bawah kewenangan PPATK.

Dalam proses penyusunan Hasil Analisis, PPATK masih membutuhkan data-data lain sebagai sumber informasi analisis, antara lain data imigrasi, data perpajakan/SPT, data bea cukai, yang tentunya akan banyak memberikan manfaat bagi proses analisis di PPATK.

Perlu ada komitmen penuh dari pemerintah serta koordinasi intensif dengan lembaga terkait seperti OJK dan asosiasi Penyedia Jasa Keuangan, demi penyamaan persepsi mengenai kewenangan penyelenggaraan SIPESAT oleh PPATK

Diperlukan adanya konektivitas data antara PPATK dengan instansi-instansi yang mengelola data yang penting sebagai sumber informasi analisis, seperti data imigrasi, data perpajakan/SPT, serta data bea cukai. Semakin lengkap sumber data yang dimiliki oleh PPATK, akan semakin memudahkan proses penelusuran transaksi keuangan/harta kekayaan yang dilakukan, dan bermuara pada meningkatnya kualitas Hasil Analisis PPATK.

Perlunya Peningkatan Koordinasi Antara PPATK, Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP), dan Penyidik Dalam Menggali Potensi Penerimaan Negara dari Sektor Pajak

Dalam rangka mendorong penerimaan negara lebih besar lagi melalui sektor perpajakan, Bapak Presiden RI memberikan perhatian dan dukungan terhadap upaya pemanfaatan HA dan HP PPATK tersebut melalui penyusunan Instruksi Presiden

Page 74: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 72

Fungsi Hambatan Rekomendasi (Inpres) yang dalam waktu dekat akan ditetapkan.

Pemeriksaan dan Riset

Masih ditemukannya hambatan terkait proses tindak lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaan yang disampaikan kepada Penyidik.

Meningkatkan koordinasi dengan jajaran Penyidik terkait agar tindak lanjut dari Laporan Hasil Pemeriksaan bisa lebih dioptimalkan.

Pengawasan Kepatuhan

Masih terdapatnya pihak pelapor yang belum melaksanakan kewajiban pelaporan kepada PPATK.

Meningkatkan Pengawasan Kepatuhan dengan bekerja sama dengan asosiasi pihak pelapor dan Lembaga Pengawas Pengatur serta instansi terkait lainnya.

Perencanaan dan Keuangan

Adanya kebijakan Pemerintah terkait pemotongan anggaran pada Kementerian/Lembaga pada tahun berjalan yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian target kinerja maupun output yang telah ditetapkan, mengingat proses perencanaan dan penganggaran telah dilaksanakan dengan pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting).

Kebijakan pemotongan anggaran Kementerian/ Lembaga agar lebih proporsional dan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Kementerian/ Lembaga.

Page 75: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 73

Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) merupakan jenis kejahatan

dengan dampak merusak yang luar biasa, sehingga memerlukan kerja kolektif dari jajaran aparat penegak hukum untuk berkomitmen memberantas TPPU hingga ke akarnya. Berangkat dari pemahaman itulah, PPATK sangat menyadari betapa lembaga ini tidak mungkin berdiri sendiri dalam tugasnya mencegah dan memberantas TPPU. Koordinasi intensif selama ini sudah dan akan terus dijalin bersama stakeholder terkait di bidang pencegahan maupun pemberantasan TPPU. Keberhasilan dalam menumpas TPPU sangat terkait dengan stabilitas ekonomi suatu negara, yang bermuara pada meratanya kesejahteraan penduduk di dalamnya.

Begitupun halnya dengan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT). Dampak akibat kerusakannya begitu destruktif, hingga bisa berdampak buruk pada citra suatu negara dalam menjalankan tugasnya menjamin keamanan penduduknya. Memerangi pendanaan terorisme adalah kegiatan yang sangat penting, karena dana adalah darah yang membuat seseorang atau kelompok teroris bisa menjalankan aksinya. Terhentinya pendanaan yang terindikasi menjurus ke arah aksi teror akan berujung pada terciptanya keamanan, suatu hak dasar yang melekat yang wajib dilindungi oleh negara bagi rakyatnya.

Bertugas untuk memerangi TPPU dan TPPT menempatkan PPATK di posisi yang unik. Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga yang membidangi ekonomi, keamanan, dan terutama hukum adalah suatu keniscayaan. Begitu juga koordinasi intensif dengan Presiden RI selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Karena itulah, rasa terima kasih secara tulus terhatur pada Presiden RI, Dewan Perwakilan Rakyat RI, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara RI, Badan Intelijen Negara, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Narkotika Nasional, Otoritas Jasa Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, Komisi Informasi Pusat, jajaran Aparat Penegak Hukum, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, FIU negara-negara sahabat, Pihak Pelapor, rekan-rekan pers, dan seluruh masyarakat yang tanpa pamrih mendukung perjuangan kami.

Sekian persembahan dari kami, Laporan Tahunan PPATK 2015. 13 Tahun PPATK, Mengabdi untuk Negeri.

PENUTUP

Page 76: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 74

Page 77: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 75

ANALISIS DAN PEMERIKSAAN

1. Pelaksanaan Fungsi Analisis Proses analisis yang dilakukan oleh PPATK terdiri atas Analisis Proaktif

dan Analisis Reaktif. Analisis Proaktif merupakan kegiatan meneliti Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) atau laporan terkait lainnya yang dilakukan atas insiatif dari PPATK, sedangkan Analisis Reaktif/Inquiry merupakan proses analisis yang dilakukan atas permintaan dari penyidik TPPU. Hasil akhir dari proses tersebut adalah Hasil Analisis (HA).

Pada periode tahun 2015, sebanyak 289 HA telah disampaikan kepada penyidik, baik kepada Polri, Kejaksaan Agung, KPK, BNN, Ditjen Pajak, dan Ditjen Bea dan Cukai. HA yang telah disampaikan ke penyidik tersebut terdiri dari 81 HA proaktif dan 208 HA reaktif yang berindikasi TPPU dan/atau tindak pidana asal yang telah disampaikan kepada penyidik. Selama periode tersebut, dugaan tindak pidana korupsi masih menjadi tindak pidana yang paling dominan dalam HA, yaitu sebanyak 127 HA (43,9%). Secara kumulatif, sejak Januari 2003 s.d. 2015 PPATK telah menghasilkan 3.196 HA.

Tabel 3

Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA

Januari 2003 s.d. November 2015

Keterangan : - Cut off data per 30 November 2015. - Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK. - Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. - Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. - HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan

sebagai HA.

Nov-2014Kumulatif s.d. Nov-

2014

Jan-2014 s.d. Des-

2014Okt-2015 Nov-2015

Kumulatif s.d. Nov-

2015(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

PROAKTIF

Ø Hasil Analisis 1,172 464 5 65 73 2 6 81 618 1,790

Ø LTKM Terkait 2,851 1,349 22 402 452 2 6 97 1,898 4,749

INQUIRY**)

Ø Hasil Analisis 259 556 23 330 383 11 22 208 1,147 1,406

Ø LTKM Terkait 259 1,347 181 1,968 2,296 11 22 568 4,211 4,470

TOTAL

Ø Hasil Analisis 1,431 1,020 28 395 456 13 28 289 1,765 3,196

Ø LTKM Terkait 3,110 2,696 203 2,370 2,748 13 28 665 6,109 9,219

Tahun 2011-2013

Tahun 2014

Jumlah

Jenis Hasil Analisis (HA)

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2003 s.d.

Nov-2015

Sebelum Berlakunya UU

TPPU No. 8 Thn 2010

(s.d. Oktober 2010)*)

Tahun 2015

Page 78: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 76

Grafik 2 Perkembangan Jumlah HA per-Tahun

Januari 2011 s.d. November 2015

yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis HA

Tabel 4 Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik

Januari 2003 s.d. November 2015

Catatan : Jumlah Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan.

442

277301

456

289

297

9770 73 81

145

180

231

383

208

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

2011 2012 2013 2014 2015

HA per-Tahun Proaktif Inquiry

Nov-2014Kumulatif s.d. Nov-

2014

Jan-2014 s.d. Des-

2014Okt-2015 Nov-2015

Kumulatif s.d. Nov-

2015(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Ø KEPOLISIAN SAJA 0 302 12 186 208 9 12 111 621 621Ø KEJAKSAAN SAJA 104 160 6 75 96 0 5 59 315 419Ø KPK SAJA 0 331 7 82 97 1 2 46 474 474Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KPK

0 99 0 0 0 0 0 0 99 99

Ø KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN 1,327 52 0 0 0 0 0 0 52 1,379Ø KEPOLISIAN DAN KPK 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN BNN

0 2 0 0 0 0 0 0 2 2

Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN DITJEN PAJAK

0 5 0 0 0 0 0 0 5 5

Ø KEJAKSAAN DAN KPK 0 7 0 0 0 0 0 0 7 7Ø DITJEN PAJAK 0 34 1 34 37 2 8 70 141 141Ø DITJEN BEA DAN CUKAI 0 0 1 9 9 1 0 2 11 11Ø BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)

0 26 1 9 9 0 1 1 36 36

JUMLAH HA 1,431 1,020 28 395 456 13 28 289 1,765 3,196

Penyidik

Sebelum Berlakunya UU

TPPU No. 8 Thn 2010

(s.d. Oktober 2010)*)

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2003 s.d.

Nov-2015Tahun 2011-2013

Tahun 2014

Jumlah

Tahun 2015

Page 79: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 77

Tabel 5 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik

Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2003 s.d. November 2015

Tabel 6

Perkembangan HA Proaktif Menurut Locus (Tempat Kejadian) Indikasi Terjadinya Tindak Pidana

s.d. November 2015

Nov-2014Kumulatif s.d. Nov-

2014

Jan-2014 s.d. Des-

2014Okt-2015 Nov-2015

Kumulatif s.d. Nov-

2015(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Ø Korupsi; 580 563 18 189 226 2 12 127 916 1,496Ø Penyuapan; 40 46 0 2 2 0 0 0 48 88Ø Narkotika; 47 43 2 15 15 1 1 4 62 109Ø Di bidang perbankan; 46 17 1 5 6 0 0 4 27 73Ø Di bidang Pasar Modal 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1Ø Di bidang perasuransian; 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1Ø Kepabeanan; 9 4 1 10 10 1 1 3 17 26Ø Terorisme; 19 21 0 9 9 1 2 10 40 59Ø Pencurian; 4 4 1 1 1 0 0 0 5 9Ø Penggelapan; 42 29 0 17 22 1 0 4 55 97Ø Penipuan; 419 113 3 68 76 3 1 29 218 637Ø Pemalsuan uang; 5 1 0 4 4 0 0 0 5 10Ø Perjudian; 17 10 1 9 10 0 1 13 33 50Ø Prostitusi; 4 0 0 0 0 0 0 0 0 4Ø Di bidang perpajakan; 7 33 1 33 35 1 8 66 134 141Ø Di bidang kehutanan; 6 4 0 0 0 1 1 2 6 12Ø Perdagangan orang; 0 0 0 2 3 0 0 1 4 4Ø Pidana lain yang diancam dengan penjara 4 tahun atau lebih

0 13 0 6 9 0 0 2 24 24

Ø Tidak Teridentifikasi / dll 185 118 0 25 28 2 1 24 170 355

JUMLAH HA 1,431 1,020 28 395 456 13 28 289 1,765 3,196

Dugaan Tindak Pidana Asal

JumlahTahun 2011-

2013

Tahun 2015

Sebelum Berlakunya UU

TPPU No. 8 Thn 2010

(s.d. Oktober 2010)*)

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2003 s.d.

Nov-2015

Tahun 2014

Nov-2014Tahun 2014

(s.d. Nov-2014)

Jan-2014 s.d. Des-2014 Okt-2015 Nov-2015

Tahun 2015 (s.d. Nov-

2015)m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Sumatera Utara 0 6 7 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Sumatera Selatan 0 1 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Jambi 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Riau 0 4 4 0 0 2 2.5 n.a. n.a. -50.0Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 1 1.2 n.a. n.a. n.a.Lampung 1 1 1 0 0 0 0.0 n.a. -100.0 -100.0Kep Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Banten 0 3 4 0 0 2 2.5 n.a. n.a. -33.3DKI Jakarta 1 21 26 1 6 61 75.3 500.0 500.0 190.5Jawa Barat 1 10 10 0 0 2 2.5 n.a. -100.0 -80.0Jawa Tengah 1 5 5 0 0 4 4.9 n.a. -100.0 -20.0Jawa Timur 1 4 4 1 0 2 2.5 -100.0 -100.0 -50.0DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Bali 0 3 3 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Nusa Tenggara Timur 0 1 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0Maluku 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Kalimantan Barat 0 1 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0Kalimantan Timur 0 2 2 0 0 2 2.5 n.a. n.a. 0.0Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 3 3.7 n.a. n.a. n.a.Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 1 1.2 n.a. n.a. n.a.Sulawesi Tengah 0 1 1 0 0 1 1.2 n.a. n.a. 0.0Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.Papua 0 2 3 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a.

Total HA Proaktif 5 65 73 2 6 81 100.0 200.0 20.0 24.6

Propinsi

Jumlah HA% Distribusi Tahun 2015

(s.d. Nov-2015)

Perkembangan Nov-2015 (Dalam Persen)

Page 80: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 78

Grafik 3 Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi HA

Januari 2015 s.d. November 2015

Tabel 7 Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan Kategori Terlapor

s.d. November 2015

Grafik 4 Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database)

dan Jumlah HA yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. November 2015

Rp2 Miliar -Rp3 Miliar

8.6

Rp4 Miliar -Rp5 Miliar

7.4Di atas Rp 5

Miliar70.4

Nov-2014Tahun 2014

(s.d. Nov-2014)

Jan-2014 s.d. Des-2014

Okt-2015 Nov-2015Tahun 2015

(s.d. Nov-2015)

m-to-m y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)Perorangan 5 58 66 1 6 69 85.2 500.0 20.0 19.0Ø Laki-Laki 4 45 49 1 5 58 71.6 400.0 25.0 28.9Ø Perempuan 1 13 17 0 1 11 13.6 n.a. 0.0 -15.4

Perusahaan/korporasi 0 7 7 1 0 12 14.8 -100.0 n.a. 71.4

Total HA Proaktif 5 65 73 2 6 81 100.0 200.0 20.0 24.6

Kategori Terlapor

Jumlah HA% Distribusi Tahun 2015

(s.d. Nov-2015)

Perkembangan Nov-2015 (Dalam Persen)

149

7135 36

1

442

277301

456

289

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

2011 2012 2013 2014 2015

HA Database HA ke Penyidik

Page 81: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 79

Tabel 8 Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana

dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Januari 2003 s.d. November 2015

(HA database)

*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak

pidana, dianggap sesuai dengan profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data.

Tabel 9

Jumlah HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA

Januari 2003 s.d. November 2015

*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. -HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai HA.

Hasil Analisis

LTKM Terkait

Sebelum Berlakunya UU TPPU

No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)*

Januari 2003 - Desember 2010

553 938

2011 149 323

2012 71 137

2013 35 44

2014 36 63

2015 (s.d. November

1 1

Jumlah 292 568

845 1,506 Jumlah Tahun 2003 s.d. November 2015

Tahun

Sesudah Berlakunya UU TPPU

No. 8 Thn 2010(sejak Januari 2011)

Proaktif Inquiry

Sebelum Berlakunya UU TPPU

No. 8 Thn 2010(s/d Oktober 2010)*

Januari 2003 - Desember 2010

8 27 35 35

2011 3 6 9 44

2012 6 1 7 51

2013 3 2 5 56

2014 3 6 9 65

2015 (s.d. Nov 2015)

7 3 10 75

Jumlah 22 18 40 75

30 45 75

TahunHasil Analisis Jumlah

HA

JumlahKumulatif

HA

Sesudah Berlakunya UU TPPU

No. 8 Thn 2010(Sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2003 s.d. Nov 2015

Page 82: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 80

2. Pelaksanaan Fungsi Pemeriksaan Sejak berlakunya UU PPTPPU, jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

yang telah disampaikan oleh PPATK ke Penyidik hingga 2015 adalah sebanyak 58 laporan, dengan rincian 19 LHP disampaikan ke Penyidik Kepolisian, 27 LHP ke Penyidik Kejaksaan, 27 LHP ke Penyidik KPK, 9 LHP ke Ditjen Pajak, 3 LHP ke Penyidik BNN, 3 LHP ke Gubernur BI, serta masing-masing 1 LHP ke Ditjen Bea dan Cukai, Panglima TNI, Ketua Dewan Komisioner OJK, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Berkaitan dengan perkara TPPU yang telah diperiksa oleh PPATK sejak berlakunya UU PPTPPU, pemeriksaan telah dilakukan setidaknya terhadap 3.793 rekening pihak terkait yang tersebar pada 372 PJK.

Tabel 10

Jumlah LHP yang Disampaikan oleh PPATK perbulan

Januari 2011 s.d. November 2015

Tabel 11

Jumlah LHP berdasarkan Tahun Penyampaian

Januari 2011 s.d. November 2015

Page 83: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 81

PERMINTAAN DAN PERTUKARAN INFORMASI

1. Pemberian Informasi ke Instansi / Lembaga yang Melakukan MoU dengan PPATK Selain HA kepada penyidik, PPATK juga menyampaikan Informasi Hasil

Analisis (IHA) kepada pihak-pihak yang telah menjalin kerjasama pertukaran informasi dengan PPATK. Penyampaian informasi, dalam hal ini dilakukan dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU. Lembaga yang menerima informasi PPATK antara lain Badan Pengawas Pemilihan Umum, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kehutanan, Badan Pemeriksaan Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, Ombudsman, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, dan lainnya.

Tabel 12 Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan

MoU dengan Lembaga/Instansi#) Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA Januari 2003 s.d. November 2015

*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. #) Pada periode sebelum berlakunya UU TPPU No.8 Tahun 2010, Instansi KPK, Ditjen Pajak, BNN, Ditjen Bea dan Cukai belum dinyatakan sebagai instansi yang berwenang untuk menerima HA dari PPAT

Nov-2014Kumulatif s.d. Nov-

2014

Jan-2014 s.d. Des-

2014Okt-2015 Nov-2015

Kumulatif s.d. Nov-

2015(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Ø Komisi Pemberantasan Korupsi

378 5 3 21 22 3 3 16 43 421

Ø Badan Pengawas Pemilu 9 2 0 1 1 0 0 1 4 13Ø Komisi Yudisial 5 8 0 4 5 0 0 7 20 25Ø Tim Tas TIPIKOR (Bubar Tgl 11/06/2007)

1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Ø BAPEPAM-LK (Menjadi OJK Th. 2012)

34 14 0 0 0 0 0 0 14 48

Ø Bank Indonesia 8 8 1 2 3 0 1 2 13 21Ø Dirjen Pajak 47 0 1 5 8 7 8 30 38 85Ø Kementrian Luar Negeri 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1Ø Kementrian Kehutanan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1Ø Badan Pemeriksa Keuangan 13 4 2 4 4 0 2 5 13 26Ø Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

6 0 0 0 0 0 0 0 0 6

Ø Kementrian Keuangan 39 49 1 25 30 2 3 28 107 146Ø Lembaga Penjamin Simpanan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1Ø Ditjen Bea dan Cukai 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1Ø Badan Narkotika Nasional 12 1 0 1 1 0 0 2 4 16Ø Kementrian Hukum dan HAM 1 11 0 7 7 0 0 2 20 21Ø Kementrian Dalam Negeri 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1Ø Ombudsman 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2Ø Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

0 1 0 0 0 0 0 1 2 2

Ø Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

0 2 0 0 0 0 0 0 2 2

Ø KPPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Ø Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 0 10 0 1 1 1 0 2 13 13Ø Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

0 0 0 0 0 0 0 3 3 3

Ø Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

0 0 0 0 0 0 0 4 4 4

Ø Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

Ø Kementerian Komunikasi dan Informatika RI

0 0 0 0 0 0 0 4 4 4

Ø Lainnya 6 44 4 45 58 10 9 74 176 182

JUMLAH IHA 563 162 12 116 140 23 26 182 484 1,047

Tahun 2011-2013

Sebelum Berlakunya UU

TPPU No. 8 Thn 2010

(s.d. Oktober 2010)*)

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2003 s.d.

Nov-2015

Tahun 2014 Tahun 2015Instansi

Jumlah

Page 84: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 82

2. Tindak Lanjut Pemenuhan Permintaan Informasi ke PPATK (Inquiry) Sesuai dengan Pasal 90 UU TPPU, dalam melakukan pencegahan dan

pemberantasan TPPU, PPATK dapat melakukan kerjasama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak-pihak dalam negeri maupun luar negeri. Sehubungan dengan kerjasama pertukaran informasi tersebut, PPATK berupaya untuk memenuhi permintaan informasi dari lembaga terkait dengan berdasarkan pada standar kualitas dan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.

Tabel 13 Jumlah Permintaan Informasi (Inquiry) Pertahun

Beserta Tindaklanjutnya

Tahun Jumlah Inquiry Masuk Jumlah Inquiry dijawab

2007 163 136

2008 192 166

2009 237 226

2010 203 152

2011 182 113

2012 183 109

2013 374 311

2014 553 490

2015 (s.d November) 540 410

TOTAL 2,627 2,113

3. Pertukaran Informasi ke FIU Lain Sesuai dengan Pasal 90 UU PPTPPU yang berbunyi bahwa dalam

melakukan pencegahan dan pemberantasan TPPU, PPATK dapat melakukan kerjasama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Berbagai pihak yang dimaksud meliputi instansi penegak hukum, lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan, lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana pencucian uang dan Financial Intelligence Unit (FIU) negara lain.

Page 85: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 83

Terdapat 4 (empat) jenis pertukaran informasi dalam lingkup internasional yaitu:

a. Outgoing Mutual Request (Incoming Information), yaitu PPATK mengirimkan permintaan informasi kepada FIU lain dan PPATK menerima informasi yang diminta;

b. Incoming Mutual Request (Outgoing Information), yaitu PPATK menerima permintaan informasi dari FIU lain dan PPATK memberikan informasi yang diminta;

c. Spontaneous Incoming Information, yaitu PPATK menerima informasi dari FIU lain secara spontan (tanpa diminta); dan

d. Spontaneous Outgoing Information, yaitu PPATK memberikan informasi kepada FIU lain secara spontan (tanpa diminta).

Tabel 14

Jumlah Pertukaran Informasi per Tahun Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2003 s.d. November 2015

*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Keterangan: 1. Outgoing Mutual Request (Incoming Information) : PPATK mengirimkan permintaan informasi kepada FIU lain, dan PPATK

menerima informasi yang diminta. 2. Incoming Mutual Request (Outgoing Information) : PPATK menerima permintaan informasi dari FIU lain, dan PPATK memberikan

informasi yang diminta. 3. Spontaneous Incoming Information : PPATK menerima informasi dari FIUs secara spontan (tanpa diminta).

4. Spontaneous Outgoing Information : PPATK memberikan informasi kepada FIU lain secara spontan (tanpa diminta).

Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip berdasarkan EGMONT Group yang merupakan wadah perhimpunan FIU seluruh dunia.

Sebelum Berlakunya UU TPPU

No. 8 Thn 2010(s/d Oktober 2010)*

Januari 2003 - Desember 2010 2011 2012 2013 2014

2015(s.d. Nov-2015) Jumlah

1 Outgoing Mutual Request (Incoming Information)

163 32 9 36 15 12 104 267 25.9

2 Incoming Mutual Request (Outgoing Information)

198 59 46 52 46 64 267 465 45.1

3 Spontaneous Incoming Information

37 5 - 18 43 175 241 278 26.9

4 Spontaneous Outgoing Information

8 - - 1 4 9 14 22 2.1

406 96 55 107 108 260 626 1032 100.0

% Distribusi

Jumlah

No. Jenis Pertukaran Informasi

Sesudah Berlakunya UU TPPU

No. 8 Thn 2010(Sejak Januari 2011)

Jumlah Tahun 2003

s.d. Nov 2015

Page 86: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 84

PENGADUAN MASYARAKAT

Sejak tahun 2013, PPATK juga menerima pengaduan masyarakat. Pengaduan masyarakat yang

disampaikan kepada PPATK merupakan partisipasi aktif masyarakat untuk melakukan kontrol dan

mengadukan penyimpangan-penyimpangan yang di ketahuinya. Selama periode Semester I Tahun 2015,

PPATK menerima sebanyak 440 pengaduan masyarakat. Terhadap laporan dan/atau informasi dari

masyarakat dilakukan penilaian untuk menentukan tindak lanjut atas laporan dan/atau informasi yang

diterima. Hasil penilaian tersebut dapat berupa tindak lanjut atau pengembangan laporan dan/atau

informasi dari masyarakat dengan analisis atau penempatan laporan dan/atau informasi dari masyarakat

ke dalam database PPATK.

Dengan semakin banyaknya laporan pengaduan masyarakat yang diterima oleh PPATK,

menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melakukan sistem kontrol sosial semakin baik.

Selanjutnya, bagi setiap pihak yang menyampaikan laporan pengaduan masyarakat, akan dilindungi oleh

Undang-Undang sesuai dengan pasal 84 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu:

“Setiap orang yang melaporkan terjadinya Indikasi tindak pidana Pencucian Uang wajib diberi

perlindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa dan/atau

hartanya, termasuk keluarganya.”.

Untuk memenuhi partisipasi masyarakat dalam penyampaian informasi terkait tindak pidana

pencucian uang (money laundering) dan pendanaan terorisme (financing of terrorism), PPATK telah

mengembangkan Aplikasi Pengaduan Masyarakat yang tersedia di website PPATK:

http://www.ppatk.go.id, atau melalui telepon ke 021-3850455 dan [email protected].

Tabel 15 Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Disampaikan Kepada PPATK

Januari 2013 s.d. November 2015

Individu Lembaga Total

2013 33 54 87

2014 219 63 282

2015(s.d. Nov-2015)

89 17 106

Jumlah Jan-2013 s.d. Nov-2015 341 134 475

PeriodeJenis Pelapor

Page 87: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 85

PELAPORAN 1. LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

Tabel 16

Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor

s.d. November 2015

Nov-2014Kumulatif s.d. Nov-

2014

Jan-2014 s.d. Des-

2014Okt-2015 Nov-2015

Kumulatif s.d. Nov-

2015(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Bank 36,309 47,185 2,761 20,401 23,790 2,596 3,489 23,732 94,707 131,016 129

Ø  Bank Umum 36,022 46,828 2,744 20,237 23,580 2,534 3,400 23,210 93,618 129,640 110

¤  Bank Milik Negara 11,096 19,997 1,123 7,993 9,314 973 1,840 9,473 38,784 49,880 5

¤  Bank Swasta 12,540 21,716 1,434 10,084 11,885 1,193 1,382 11,574 45,175 57,715 57

¤  Bank Pembangunan Daerah 8,614 2,929 107 1,471 1,614 284 99 1,318 5,861 14,475 26

¤  Bank Asing 2,615 1,234 42 303 332 33 42 399 1,965 4,580 13

¤  Bank Campuran 1,157 952 38 386 435 51 37 446 1,833 2,990 9

Ø  Bank Perkreditan Rakyat 287 357 17 164 210 62 89 522 1,089 1,376 19

Non Bank 27,615 45,978 1,246 13,587 15,898 2,587 2,105 27,936 89,812 117,427 173

Ø  Pasar Modal 1,088 1,769 28 364 432 34 38 409 2,610 3,698 30

Ø  Asuransi 2,939 9,919 124 2,648 3,001 538 325 4,302 17,222 20,161 27

Ø  Dana Pensiun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

Ø  Lembaga Pembiayaan/Leasing 1,435 18,131 305 3,662 4,829 1,142 928 12,997 35,957 37,392 22

Ø  Pedagang Valuta Asing 22,122 15,163 568 5,459 6,016 688 598 8,091 29,270 51,392 59

Ø  Money Remittance/KUPU 30 992 210 1,307 1,470 181 206 2,079 4,541 4,571 30

Ø  Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi

0 4 10 78 81 4 10 42 127 127 4

Ø  Koperasi 0 0 1 69 69 0 0 16 85 85 1

Ø  Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total LTKM 63,924 93,163 4,007 33,988 39,688 5,183 5,594 51,668 184,519 248,443 302

Jenis PJK Pelapor

Sebelum Berlakunya UU

TPPU No. 8 Thn 2010

(s.d. Oktober 2010)*)

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2003 s.d.

Nov-2015

Jumlah PJK Pelapor

2015 (s.d. Nov-

2015)Tahun

2011-2013

Tahun 2014

Jumlah

Tahun 2015

Grafik 5 Jumlah dan Persentase

Kumulatif LTKM Menurut Jenis PJK Pelapor

Januari 2015 s.d. November 2015

Non Bank27,936 54%

Grafik 6 Jumlah dan Persentase Kumulatif

PJK Pelapor LTKM Januari 2015 s.d. November 2015

Non Bank173 57%

Page 88: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 86

Grafik 7 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKM

Januari 2011 s.d. November 2015

Catatan :

- Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d.

November 2015

Grafik 8 Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan per-Bulan

Januari 2011 s.d. November 2015

Catatan : - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d.

November 2015

84,146 115,167157,087

196,775

248,443

20,222 31,021 41,920 39,688 51,668

36.9%

36.4%

25.3%

26.3%

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Kumulatif Jumlah Per-tahun Perkembangan Kumulatif (%)

20,222

31,021

41,92039,688

51,668

1,685 2,585 3,493 3,307 4,697

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Per-tahun Rata-rata per-bulan

Page 89: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 87

G

amb

ar 1

. P

emet

aan

Pro

pin

si M

enu

rut

Kat

ego

ri P

erse

nta

se K

um

ula

tif

LTK

M

Jan

uar

i 20

15

s.d

. N

ove

mb

er 2

01

5

Cat

atan

: J

umla

h LT

KM

dih

itung

ber

dasa

rkan

Lok

asi P

elap

oran

. Ju

mla

h LT

KM

tid

ak M

ence

rmin

kan

Terj

adin

ya T

inda

k Pi

dana

.

Page 90: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 88

Grafik 11 Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM

Menurut Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perseorangan Januari 2015 s.d. November 2015

0 3,000 6,000 9,000 12,000 15,000 18,000

Pengusaha/Wiraswasta

Pegawai Swasta

PNS (termasuk pensiunan)

Ibu Rumah Tangga

Pedagang

Pelajar/Mahasiswa

Profesional dan Konsultan

Pejabat Lembaga Legislatif dan Pemerintah

TNI/Polri (termasuk pensiunan)

Pegawai BI/BUMN/BUMD (termasuk pensiunan)

Pengajar dan Dosen

Pegawai Bank

Pengurus dan pegawai yayasan/lembaga berbadan …

Petani dan Nelayan

Pengurus/Pegawai LSM/organisasi tidak berbadan …

Buruh, Pembantu Rumah Tangga dan Tenaga Keamanan

Ulama/Pendeta/Pimpinan organisasi dan kelompok …

Pengurus Parpol

Pegawai Money Changer

Pengrajin

Lain-Lain

Grafik 9 Jumlah dan Persentase

Kumulatif LTKM Menurut Kategori Terlapor

Januari 2015 s.d. November 2015

Laki-La31,143

60%

Perorangan16,429.0

32%

Korporasi4,096.0

8%

Grafik 10 Jumlah dan Persentase Kumulatif

LTKM Menurut kategori Usia Terlapor

Januari 2015 s.d. November 2015

Dib

Usia 30 -40 tahun14,26330%

Usia 40 -50 tahun12,83327%

Usia 50 -60 tahun

8,01617%

Usia Diatas 60 tahun

2,3665%

Tidak Teridentif ik

asi4971%

Page 91: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 89

2. LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI

Tabel 17 Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU

Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. November 2015

Grafik 12 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT

Januari 2011 s.d. November 2015

Catatan :

- Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 - Perkembangan LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d.

November 2015.

Nov-2014Kumulatif s.d. Nov-

2014

Jan-2014 s.d. Des-

2014Okt-2015 Nov-2015

Kumulatif s.d. Nov-

2015(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Bank 8,620,893 5,619,857 148,761 1,666,118 1,841,116 203,631 193,176 2,010,215 9,471,188 18,092,081 141

Ø  Bank Umum 8,619,074 5,612,092 148,610 1,664,430 1,839,252 203,431 192,977 2,008,126 9,459,470 18,078,544 109

Ø  Bank Perkreditan Rakyat 1,819 7,765 151 1,688 1,864 200 199 2,089 11,718 13,537 32

Non Bank 10,530 18,781 983 8,997 9,970 1,361 814 10,575 39,326 49,856 38

Ø  Pasar Modal 44 23 0 0 1 0 0 10 34 78 0

Ø  Asuransi 165 22 27 487 495 91 0 346 863 1,028 0

Ø  Dana Pensiun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ø  Lembaga Pembiayaan/Leasing 3 47 17 63 76 78 41 300 423 426 1

Ø  Pedagang Valuta Asing 9,972 16,522 857 7,800 8,666 1,070 692 8,926 34,114 44,086 32

Ø  Money Remittance/KUPU 346 2,167 82 647 731 67 52 888 3,786 4,132 4

Ø  Pos dan Giro 0 0 0 0 1 0 0 2 3 3 0

Ø  Koperasi 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 0

Ø  Pegadaian 0 0 0 0 0 55 29 100 100 100 1

Ø  Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total LTKT 8,631,423 5,638,638 149,744 1,675,115 1,851,086 204,992 193,990 2,020,790 9,510,514 18,141,937 179

Tahun 2014 Tahun 2015Tahun 2011-

2013

Jumlah PJK Pelapor Jan

2014 s.d. Nov-2015Jumlah

Jenis Pihak PelaporJumlah Jan 2003 s.d.

Nov-2015

Sebelum Berlakunya UU

TPPU No. 8 Thn 2010

(s.d. Oktober 2010)*)

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

10,213,91312,247,141

14,270,06116,121,147

18,141,937

1,582,490 2,033,228 2,022,920 1,851,086 2,020,790

19.9%

16.5%

13.0%

12.5%

0

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

16,000,000

18,000,000

20,000,000

2011 2012 2013 2014 2015

Kumulatif LTKT LTKT Per-Tahun Perkembangan Kumulatif (%)

Page 92: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 90

3. LAPORAN PEMBAWAAN UANG TUNAI

Tabel 18 Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU

Berdasarkan Lokasi Pelaporan s.d. November 2015

Grafik 13 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LPUT

Januari 2011 s.d. November 2015

Catatan :

- Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2006 - Perkembangan LPUT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d.

November 2015.

Nov-2014Kumulatif s.d. Nov-

2014

Jan-2014 s.d. Des-

2014Okt-2015 Nov-2015

Kumulatif s.d. Nov-

2015(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Ø Batam 2,683 677 0 935 935 0 0 1 1,613 4,296Ø Soekarno Hatta 2,866 5,936 0 494 494 0 0 0 6,430 9,296Ø Bandung 3 1 0 3 3 0 0 0 4 7Ø Tanjung Balai Karimun 0 24 1 3 3 2 0 6 33 33Ø Tj. Pinang 97 12 0 3 3 0 0 0 15 112Ø Ngurah Rai Denpasar 50 63 0 10 10 1 0 2 75 125Ø Dumai 1 1 0 3 3 0 0 0 4 5Ø Teluk Bayur 7 2 0 0 0 0 0 0 2 9Ø Teluk Nibung 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1Ø Medan 3 1 0 0 0 0 0 0 1 4Ø Balikpapan 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2Ø Pontianak 0 1 0 0 0 0 0 1 2 2Ø Pekanbaru 0 1 0 0 0 0 0 1 2 2Ø Semarang (Tj. Emas) 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1Ø Lombok 0 0 0 12 12 0 0 0 12 12Ø Palembang 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1Ø Yogyakarta 0 0 0 2 2 0 0 2 4 4Ø Mataram 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1

Total LPUT 5,711 6,721 1 1,467 1,467 4 0 14 8,202 13,913

Lokasi Pelaporan

Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011)

Jumlah Jan 2006 s.d.

Nov-2015Tahun 2011-2013

Sebelum Berlakunya UU

TPPU No. 8 Thn 2010

(s.d. Oktober 2010)*)

Tahun 2014

Jumlah

Tahun 2015

6,944

8,971

12,43213,899 13,913

1,233 2,027 3,461 1,467 14

29.2%

38.6%

11.8%0.1%

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

2011 2012 2013 2014 2015

Kumulatif LPUT LPUT Per-Tahun Perkembangan Kumulatif (%)

Page 93: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 91

Tabel 19 Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai

Menurut Lokasi Pelaporan Januari 2005 s.d. November 2015

Grafik 14 Perbandingan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai

Menurut Lokasi Pelaporan Januari 2005 s.d. November 2015

(1) (2) (3)Batam 40 29.4%

Ngurah Rai Denpasar 37 27.2%

Soekarno Hatta 32 23.5%

PekanBaru 7 5.1%

Medan 4 2.9%

Pontianak 4 2.9%

Dumai 3 2.2%

Tj. Pinang 2 1.5%

Teluk Bayur 2 1.5%

Bandung 1 0.7%

Tj. Balai Karimun 1 0.7%

Halim Perdana Kusumah 1 0.7%

Tarakan 1 0.7%

Teluk Nibung 1 0.7%

Palembang 0 0.0%

Total Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai

136 100.0%

%Lokasi PelaporanJumlah

Jan-2006 s.d. Nov-2015

40

37

32

7

4

4

3

2

2

1

1

1

1

1

0

Batam

Ngurah Rai Denpasar

Soekarno Hatta

PekanBaru

Medan

Pontianak

Dumai

Tj. Pinang

Teluk Bayur

Bandung

Tj. Balai Karimun

Halim Perdana Kusumah

Tarakan

Teluk Nibung

Palembang

Page 94: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 92

4. LAPORAN TRANSAKSI PENYEDIA BARANG DAN JASA LAIN

Tabel 20 Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ)

Mei 2012 s.d. November 2015

Catatan : Laporan dari PBJ diterima sejak Mei 2012, setelah diundangkannya UU TPPU

(November 2010).

Grafik 15 Jumlah dan Persentase Kumulatif Transaksi dari PBJ

Januari 2014 s.d. November 2015

Nov-2014Kumulatif s.d. Nov-

2014

Jan-2014 s.d. Des-

2014Okt-2015 Nov-2015

Kumulatif s.d. Nov-

2015(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Ø Perusahaan Properti 17,377 1,887 14,951 17,037 2,457 3,929 26,301 60,715 197

Ø Pedagang Kendaraan Bermotor 13,858 949 11,545 12,204 1,115 864 11,136 37,198 107

Ø Pedagang Perhiasan/logam mulia 458 74 1,316 1,395 109 84 745 2,598 4

Ø Balai Lelang 218 8 58 58 6 8 58 334 9

Ø Barang Seni / Antik 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ø Tidak terklasifikasi 0 0 21 21 0 0 41 62 0

Total LTPBJ 31,911 2,918 27,891 30,715 3,687 4,885 38,281 100,907 317

Tahun 2015 Jumlah PBJ Pelapor

Mei 2012 s.d. Nov-

2015

Jenis Perusahaan Penyedia Barang dan Jasa Lainnya (PBJ)

Tahun 2012-2013

Tahun 2014 Jumlah LTPBJ Mei 2012 s.d.

Nov-2015

Perusahaan Properti26,301

69%

Pedagang Kendaraan Bermotor

11,13629%

Perhiasan / logam mulia

1295%

Balai Lelang580%Barang Seni /

Antik0

0%

Page 95: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 93

5. LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN DARI/KE LUAR NEGERI

Grafik 16 Jumlah Pihak Pelapor LTKL

Menurut Jenis Pihak Pelapor

Grafik 17 Jumlah LTKL

Menurut Jenis Pihak Pelapor

Grafik 18

Persentase Komposisi LTKL Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. November 2015

Grafik 19

Jumlah LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. November 2015

BANK UMUM80

77%

NON BANK UMUM

2423%

BANK UMUM90.9%

NON BANK UMUM

9.1%

SWIFT31%

NON SWIFT38%

KUPU31%

Outgoing4,401,439

41%Incoming6,359,361

59%

Page 96: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 94

Grafik 20 Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan

Periode Januari 2014 s.d. November 2015

Grafik 21 Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank

Periode November 2014 s.d. November 2015

Grafik 22

Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode November 2014 s.d. November 2015

OutgoingRp4,547,319,848,467,690

52%Incoming

Rp4,124,185,116,965,790

48%

213 208193

172

199214 210 204

191 200 203

153

104

289319

284262

322301 311 308

333

288309

233

157

50

100

150

200

250

300

350

Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15

Ribu Laporan

Outgoing Incoming

316368 294 290 339

321 335 327

335334 323

250 177285360

291 304 339286 294 331

275

1,421

458310

162

50

350

650

950

1,250

Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15

Triliun Rp

Outgoing Incoming

Page 97: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 95

AUDIT Selama periode 2015, PPATK telah melakukan kegiatan audit sebanyak 121

audit, baik terhadap Pihak Pelapor PJK maupun PBJ. Bila dilihat menurut jenis Pihak Pelapor, sebagian besar audit yang dilakukan selama tahun 2015 dilakukan terhadap Perusahaan Properti/Agen Properti (58,7%), Bank (15,7%), Pedagang Valuta Asing (13,2%) dan Pedagang Kendaraan Bermotor (5,8%). Bila diakumulasi sejak Januari 2005, jumlah keseluruhan pelaksanaan audit yang telah dilaksanakan oleh PPATK terhadap PJK/PBJ s.d. November 2015 telah mencapai 875 audit.

Tabel 21

Jumlah Pihak Pelapor yang telah Diaudit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor s.d. November 2015

Page 98: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 96

HUKUM DAN REGULASI

1. Workshop dan Diseminasi

a. Workshop Penanganan TPPU “Meningkatkan Soliditas PPATK dengan Penegak

Hukum TPPU Pasca Putusan MK Nomor 77/PUU-XII/2014

Kriminalisasi pencucian uang melalui Undang-Undang Anti Pencucian Uang (UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang) membuat setiap pihak yang mengendalikan, menguasai, bahkan yang hanya menerima aset atau harta kekayaan, di mana mereka seharusnya patut menduga bahwa aset atau harta kekayaan tersebut berasal dari tindak pidana, dapat dituntut dan dijatuhi pidana. Dengan Undang-Undang Anti Pencucian Uang, pendekatan follow the money menjadi metode penyidikan tindak pidana di bidang keuangan yang semakin menunjukkan relevansi dan efektifitasnya untuk memberantas kejahatan.

Upaya aparat penegak hukum dalam mengungkap pencucian uang dan mengembalikan aset hasil tindak pidana adalah tidak semudah yang dikatakan. Proses yang dilalui tentunya adalah sesuai dengan tahap-tahap penanganan menurut hukum acara, yaitu penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan. Dimana di dalamnya disertai dengan tindakan-tindakan dalam rangka penelusuran, penyitaan, dan perampasan hasil tindak pidananya. Ketentuan mengenai penanganan tindak pidana pencucian uang dan hasil tindak pidana tersebut, selain terdapat dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, juga tersebar di berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tindak pidana asal dan prosedur (acara) penanganannya, termasuk antara lain, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi), dan peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur penanganan tindak pidana asal dan memberikan kewenangan kepada penyidik, penuntut umum, dan hakim untuk menangani hasil tindak pidananya. Tantangannya adalah melakukan penanganan tindak pidana pencucian uang seefektif mungkin dalam koridor yang ditentukan.

Banyaknya perbedaan pendapat terkait penerapan UU TPPU ini menyebabkan adanya sedikit keraguan para penegak hukum dalam menerapkannya. Namun hal ini telah terjawab dengan adanya permohonan Uji Materiil terhadap Pasal 2 ayat (2), Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (1), Pasal 69, Pasal 76 ayat (1), Pasal 77, Pasal 78 ayat (1), Pasal 95 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang diajukan oleh M. Akil Mochtar, dimana Mahkamah Konstitusi dalam Amar

Page 99: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 97

Putusan Perkara Nomor 77/PUU-XII/2014, menyatakan menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya.

Dalam putusan tersebut, terdapat 2 (dua) Hakim Konstitusi yang mengajukan pendapat berbeda (dissenting opinion), yaitu Hakim Konstitusi Aswanto dan Hakim Konstitusi Maria Farida Indrati. Kedua Hakim Konstitusi tersebut mengajukan dissenting opinion terhadap 4 (empat) pasal dari 9 (sembilan) pasal yang dimohonkan untuk di Uji Materiil.

Untuk meningkatkan kembali upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam pengungkapan pencucian uang dan penelusuran hasil tindak pidana, PPATK menganggap perlu untuk dilakukannya suatu kegiatan capacity building (peningkatan kapasitas) bagi para pelaksana Undang-Undang khususnya aparat penegak hukum melalui workshop pelatihan guna membangun soliditas aparat penegak hukum dalam pengungkapan tindak pidana pencucian uang, penelusuran, dan penanganan aset hasil tindak pidana. Adapun workshop yang diselenggarakan pada tanggal 25 Maret 2015, menghadirkan narasumber dari Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, Kepolisian, Kejaksaan, KPK, dan akademisi. Kegiatan tersebut dihadiri oleh kurang lebih 250 (dua ratus lima puluh) orang peserta yang berasal dari aparat penegak hukum, akademisi dan pegawai PPATK.

b. Diseminasi Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-02/1.02/PPATK/02/15 tentang Kategori Pengguna Jasa yang Berpotensi Melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang

Industri keuangan memegang peranan penting dan berperan aktif dalam perkembangan perekonomian yang terjadi secara global. Inovasi produk, layanan, jasa serta pemanfaatan perkembangan teknologi merupakan salah satu kunci dari kemajuan tersebut. Seiring dengan perkembangan yang terjadi, terdapat kerentanan bagi industri keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung yang dihadapi. Salah satu risiko yang dihadapi adalah kejahatan perekonomian atau tindak pidana lain yang mengancam industri keuangan, termasuk pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Dalam rangka memperkuat industri keuangan, perlu dilakukan langkah-langkah yang bertujuan untuk memitigasi risiko. Diharapkan melalui penerapan mekanisme tertentu, dapat menjaga industri keuangan dari ancaman yang dihadapi. Dunia internasional memiliki kepedulian yang sama terkait pengembangan upaya-upaya yang bertujuan untuk memitigasi risiko. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, Financial Action Task Force on Money Laundering atau yang dikenal sebagai FATF telah mengeluarkan rekomendasi terkait anti pencucian uang dan pendanaan terorisme yang diterapkan secara internasional.

Page 100: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 98

Saat ini, jumlah kasus tindak pidana pencucian uang di Indonesia semakin meningkat. Hal ini diakibatkan karena masih kurang ketatnya peraturan di negara Indonesia, walaupun Indonesia telah memiliki regulasi atau peraturan untuk mendukung pencegahan tindak kriminal tersebut. Namun regulasi ini terbilang masih lemah, begitu juga masih lemah kesadaran masyarakatnya. Hal semacam ini bisa membuat image negatif akan negara Indonesia yang akhirnya dapat mempengaruhi perekonomian negara dan kemajuannya yang mengakibatkan investor akan enggan masuk ke Indonesia.

Pelaku tindak kejahatan biasanya menyimpan uangnya dalam institusi keuangan. Untuk itu Penyedia Jasa Keuangan perlu melakukan tindakan pencegahan dengan melihat profil nasabah yang digolongkan berisiko tinggi saat membuka rekening dengan melakukan EDD (Enhanced Due Diligence). Pengelompokkan nasabah berisiko tinggi itu berdasarkan pada ketentuan yang dikeluarkan oleh PPATK dan Lembaga Pengawas dan Pengatur, serta mempertimbangkan profil risiko dari pengguna jasa di Indonesia secara umum.

Adapun salah satu mekanisme yang ditetapkan FATF dalam memerangi pencucian uang dan pendanaan terorisme adalah melalui penerapan Risk Based Approach (RBA) atau pendekatan berbasis risiko. Melalui pengimplementasian pendekatan berbasis risiko, diharapkan dapat membantu industri keuangan dalam mengidentifikasi dan menilai risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme. Dengan adanya pendekatan berbasis risiko tersebut, industri keuangan dapat mengidentifikasi dan menilai risiko yang dimiliki oleh masing-masing pengguna jasa industri keuangan. Penilaian risiko tersebut dapat dilakukan berdasarkan kepada beberapa faktor, antara lain profil, negara atau wilayah geografis, produk dan/atau jasa. Penerapan penilaian tingkat risiko tidak hanya diterapkan kepada pengguna jasa saja, melainkan juga berlaku bagi Beneficial Owner (BO) selaku pengendali transaksi akhir pengguna jasa.

Secara umum, penilaian tingkat risiko itu sendiri dapat dibagi menjadi rendah, menengah dan tinggi. Dalam hal penilaian tingkat risiko termasuk dalam kategori rendah, maka industri keuangan dapat menerapkan Customer Due Diligence (CDD) yang lebih sederhana. Sebaliknya, dalam hal industri keuangan mengalami suatu situasi dimana resiko pencucian uang atau pendanaan terorisme dinilai cukup besar, maka perlu diambil langkah yang lebih ketat yaitu melalui penerapan Enhanced Due Diligence (EDD). Berdasarkan rekomendasi FATF dalam rangka menetapkan kategori risiko tersebut, industri keuangan juga diminta untuk mengidentifikasi pengguna jasa yang tergolong sebagai Politically Exposed Persons (PEPs). Dalam hal ini, implementasi dari EDD akan berlaku secara otomatis bagi pengguna jasa yang tergolong sebagai PEPs.

Page 101: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 99

Pada tahun 2008, PPATK telah mengeluarkan pedoman yang dituangkan dalam Keputusan Kepala PPATK Nomor: KEP-47/1.02./PPATK/06/2008 tentang Pedoman Identifikasi Produk, Nasabah, Usaha dan Negara Yang Berisiko Tinggi Bagi Penyedia Jasa Keuangan. Berdasarkan kebutuhan saat ini, diperlukan pengembangan daftar kategori produk, nasabah, usaha dan negara yang berisiko tinggi sehingga PPATK meluncurkan Peraturan Kepala PPATK terbaru.

Adapun substansi Peraturan Kepala PPATK tersebut, antara lain:

(1) kategori pengguna jasa yang berisiko tinggi yang dilakukan berdasarkan: (a) profil, (b) negara, (c) bisnis atau (d) produk dan/atau jasa;

(2) identifikasi dan klasifikasi tingkat risiko;

(3) pelaksanaan enhanced due diligence;

(4) penatausahaan dokumen; serta

(5) pengenaan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan penyedia jasa keuangan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2015 dengan menghadirkan narasumber dari PPATK, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, FKDKP, dan APEI dan dihadiri oleh lebih dari 300 (tiga ratus) orang peserta dari perwakilan seluruh Industri Jasa Keuangan.

Page 102: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 100

2. Putusan Pengadilan Terkait TPPU

Sejak Januari 2005 s.d. September 2015, telah terdapat 136 perkara TPPU yang telah diputus oleh Pengadilan. Sebagian besar putusan Pengadilan terkait TPPU diputus oleh Pengadilan (mencakup Pengadilan Negeri/Tipikor, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung) di wilayah DKI Jakarta, yaitu sebanyak 63 putusan atau 46,3%. Putusan hukuman maksimal selama 18 tahun dan denda maksimal sebesar Rp15 miliar. Sebagian besar putusan Pengadilan perkara TPPU terkait dengan tindak pidana asal korupsi, yakni sebanyak 39 putusan atau 28,7% dari total keseluruhan putusan TPPU.

Tabel 22

Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Propinsi Januari 2005 s.d. September 2015

Page 103: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 101

Grafik 23

Perbandingan Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Dugaan Tindak Pidana Asal

Januari 2005 s.d. September 2015

Tabel 23 Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Tahun Putusan dan Hukuman

Januari 2005 s.d. September 2015

Page 104: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 102

3. Pemberian Keterangan Ahli

Dalam melaksanakan tugas mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang, maka PPATK melalui salah satu fungsi unit kerja yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan advokasi, yaitu melaksanakan pemberian keterangan ahli di bidang Tindak Pidana Pencucian Uang. Pemberian keterangan ahli dari PPATK diharapkan dapat membantu aparat penegak hukum dalam melakukan analisis hukum dan pembuktian pada saat menangani perkara tindak pidana pencucian uang. Adapun rincian pemenuhan pemberian keterangan ahli baik di tingkat penyidikan, penuntutan, dan sidang pengadilan adalah sebagai berikut:

Tabel 24 Jumlah Permintaan Keterangan Ahli dari PPATK berdasarkan Instansi Pemohon

Januari 2008 s.d. September 2015

Page 105: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 103

RISET

1. KEGIATAN PROGRAM TRAIN THE MENTORS (TTM) DAN PROGRAM MENTORING BERBASIS RISIKO (PROMENSISKO) SEBAGAI TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PENILAIAN RISIKO NASIONAL INDONESIA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME

Sebagai wujud komitmen Pemerintah dalam penguatan rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme (TPPU dan TPPT), juga bentuk implementasi Rekomendasi Nomor 1 FATF serta adanya kebutuhan nasional akan strategi penanganan pencucian uang dan pendanaan terorisme yang lebih efektif di Indonesia, PPATK bersama stakeholders rezim anti TPPU telah melaksanakan penilaian risiko Indonesia terhadap TPPU melalui kegiatan National Risk Assessment (NRA) sejak tahun 2013-2015 yang peluncurannya sudah dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2015 bersama Bapak Luhut Binsar Panjaitan selaku Menkopolhukam di gedung kantor PPATK Jakarta.

Sebagai langkah tindak lanjut atas hasil NRA TPPU dan TPPT yang telah dihasilkan serta untuk mewujudkan salah satu rekomendasi hasil NRA, Tim NRA PPATK bersama para stakeholders lainnya meyakini perlu untuk diadakannya kegiatan Train the Mentors (TTM) dan Program Mentoring Berbasis Risiko (Promensisko) dengan maksud untuk memberikan arahan/panduan kepada para mentor yang akan memberikan pelatihan kepada aparat penegak hukum (apgakum) daerah untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam memahami secara mendalam tentang penanganan perkara TPPU sekaligus untuk menciptakan sinergi dan kesamaan pandangan antar apgakum.

Mengingat modus TPPU yang terus mengalami perkembangan baik dari segi ragam dan kompleksitasnya, serta karena peraturan perundang-undangan mengenai penanganan perkara TPPU memiliki beberapa ketentuan-ketentuan khusus yang berbeda dari perkara tindak pidana lainnya, baik pada proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan maupun proses pemeriksaan perkara di pengadilan maka kegiatan TTM dan Promensisko ini diharapkan dapat menjembatani hal-hal tersebut yang bahan dan materi pelatihannya tertuang dalam bentuk modul pelatihan peningkatan kapasitas apgakum, baik penyelidik dan penyidik, penuntut umum, dan hakim dalam memahami dan memberantas tindak pidana pencucian uang untuk menciptakan rezim anti pencucian uang yang lebih baik.

Kegiatan TTM dilaksanakan di Jakarta, pada tanggal 6 s.d. 7 Oktober 2015, dilanjutkan dengan Promensisko untuk wilayah DKI Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2015. Kegiatan TTM dan Promensisko di DKI Jakarta perwakilan terbaik stakeholders rezim APUPPT yang terdiri dari perwakilan Kejaksaan dan Pengadilan di seluruh DKI Jakarta, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, Kepolisian Negara Republik Indonesia, KPK, BNN, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kemenkopolhukam, Direktorat Jenderal Pajak, dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Kegiatan TTM ini bertujuan

Page 106: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 104

untuk memberikan panduan terhadap para mentor yang telah sukses dalam penanganan perkara TPPU sebelum para mentor tersebut memberikan pelatihan penanganan perkara TPPU kepada apgakum daerah, menciptakan sinergi dan kesamaan pandangan antar apgakum dalam penanganan perkara TPPU dan menciptakan jejaring dan kolaborasi antar apgakum dalam penanganan perkara TPPU. Dalam kegiatan TTM ini juga dipaparkan overview hasil NRA sebagai latar belakang program TTM dan Promensisko.

Sementara itu, dalam kegiatan Promensisko, peserta diberikan pemaparan mengenai Penanganan Perkara TPPU Berbasis Risiko yang dibawakan oleh para mentor yang telah berpengalaman dalam penanganan perkara TPPU, yang terdiri dari penyelidikan dan penyidikan perkara TPPU (mentor dari POLRI), penuntutan perkara TPPU (mentor dari Kejaksaan), dan pemeriksaan pengadilan (mentor dari Mahkamah Agung/Pengadilan) dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif mengenai kendala dan solusi dalam penanganan perkara TPPU. Selain itu juga dibahas 3 contoh kasus tipologi TPPU yang tindak pidana asalnya (TPA) adalah 3 TPA paling berisiko menurut hasil NRA, yaitu Narkotika dan Psikotropika, Korupsi, dan Perpajakan.

Pada tahun 2015, kegiatan Promensisko telah dilaksanakan di 5 Propinsi lainnya di Indonesia yang memiliki tingkat risiko tinggi dan menengah atas terjadinya pencucian uang, meliputi:

1. Jawa Timur (21-23 Oktober 2015); 2. Sumatera Utara (28-30 Oktober 2015); 3. Jawa Barat (10-12 November 2015); 4. Sulawesi Selatan (17-19 November 2015); dan 5. Kalimantan Timur (10-11 Desember 2015).

Peserta dari Promensisko di daerah adalah perwakilan dari Pengadilan Tinggi dan Negeri, Kejaksaan Tinggi dan Negeri, serta Kepolisian Daerah (Polda) dari masing-masing wilayah tersebut. Jumlah peserta di setiap daerah adalah 20 orang perwakilan dari Kejaksaan Tinggi dan Negeri, 20 orang perwakilan dari Polda, 10 orang perwakilan dari Pengadilan Tinggi dan Negeri, 5 orang perwakilan Bank Indonesia daerah, dan 5 orang perwakilan OJK daerah.

Pada tahun 2016, kegiatan promensisko ini akan terus dilakukan di wilayah-wilayah lainnya dan di beberapa Pihak Pelapor, dengan harapan adanya peningkatan kompetensi dan kapasitas sumber daya serta semakin baiknya koordinasi di antara stakeholder dalam penanganan perkara TPPU secara terpadu.

Page 107: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 105

2. RESUME RISET TIPOLOGI DAN ANALISIS STRATEGIS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SELAMA TAHUN 2015

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme yang berpotensi mengancam kedaulatan Indonesia, secara rutin PPATK melakukan kegiatan riset, baik yang bersifat riset tipologi maupun analisis strategis terhadap risiko Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme di Indonesia. Hasil dari riset analisis dapat dimanfaatkan sebagai rekomendasi untuk usulan kebijakan bagi PPATK maupun Kementerian/Lembaga terkait dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.

Selama tahun 2015, kegiatan riset PPATK difokuskan terhadap beberapa isu strategis nasional terkait tindak pidana pencucian uang. Terdapat 7 (tujuh) Laporan Hasil Riset yang telah disusun PPATK, yaitu:

1. Riset Tipologi: “Tipologi Tindak Pidana Terorisme di Indonesia Periode 2004 s.d. 2014”

2. Riset Tipologi: “Tipologi Terkait Kasus-Kasus Tindak Pidana Pencucian Uang yang Sudah Menjadi Putusan Pengadilan”

3. Riset Analisis Strategis: “Pre dan Post Factum Terkait Penanganan Laporan Hasil Analisis (LHA) dan/atau Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh Penegak Hukum”

4. Riset Analisis Strategis: “Pengukuran Tingkat Risiko TPPU dan TPPT pada PJK Pasar Modal Berdasarkan Potensi LTKM yang Patut Dilaporkan (Kajian Pada Periode: Tahun 2012 s.d. Tahun 2014)”

5. Riset Analisis Strategis: “Potensi Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme dari Kejahatan Tumbuhan dan Satwa Liar”

6. Riset Analisis Strategis: “Risiko Dana Kampanye Menjadi Sarana Pencucian Uang”

7. Riset Analisis Strategis: “Potensi Jasa Profesi Notaris untuk Melakukan Tindak Pidana Khususnya Pencucian Uang”

Berikut ini resume atas setiap laporan hasil riset PPATK tersebut:

1. Riset Tipologi: “Tipologi Tindak Pidana Terorisme di Indonesia Periode 2004 s.d. 2014”

Rekomendasi FATF no. 1 menyebutkan bahwa setiap negara harus mengidentifikasi, menilai dan memahami tentang risiko pencucian uang dan pendanaan teroris bagi negara dan harus mengambil tindakan, termasuk menunjuk otoritas atau mekanisme untuk mengkoordinasikan tindakan guna menilai risiko dan penggunaan sumber daya yang

Page 108: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 106

bertujuan untuk memastikan risiko tersebut telah dimitigasi secara efektif. Sejalan dengan rekomendasi tersebut riset ini selain diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada stakeholder mengenai tindak pidana terorisme, riset ini ditujukan pula untuk mendukung pelaksanaan Penilaian Risiko Nasional (National Risk Assessment) khususnya terhadap ancaman tindak pidana pendanaan terorisme di negara Indonesia.

Berdasarkan basis data yang digunakan dalam riset ini diantaranya adalah data 54 Putusan kasus terorisme, 249 data Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) nasabah yang berindikasi terorisme, Informasi dari UN List 1267 terkait NPO atas nama Al Haramain Islamic Foundation (Indonesia) dan Agus Dwikarna, serta jawaban kuesioner dari Densus 88 Polri dan Satgas Penanganan Terorisme Kejaksaan Agung RI, dalam rentang tahun 2004 sd 2014 temuan riset ini menunjukan bahwa:

1. Terdapat lima skema tipologi pendanaan terorisme yang dilakukan secara perorangan dan satu skema tipologi pendanaan terorisme yang melibatkan Yayasan amal / Non Profit Organization (NPO) di Indonesia yang menerima aliran dana dari jaringan Al-Qaida. Dari ke enam skema tipologi tersebut modus yang digunakan adalah melakukan perampokan bersenjata (Fa’I) dengan target Bank, Toko dan Kantor Pos; meretas (hacking) situs investasi online; membeli usaha yang sudah berjalan yang dananya terkait terorisme; membuka usaha baru yang sumber dananya terkait terorisme; menggabungkan uang hasil kejahatan terorisme kedalam usaha yang sudah berjalan; menggunakan Yayasan amal untuk menyalurkan uang hasil jaringan teroris International yang dalam pemanfaatannya disalahgunakan untuk kegiatan aksi pendanaan terorisme oleh kelompok radikal.

2. Profil pekerjaan yang sering terkait dengan terorisme adalah wiraswasta dan pegawai swasta dengan rentang usia 25 sd 30 tahun dan berjenis kelamin laki-laki; Provinsi yang sering terkait dengan terorisme adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nangroe Aceh Darusalam dan Jawa Tengah; Kota yang sering terkait dengan terorisme adalah Medan, Jakarta Timur, Aceh Utara, Pandeglang, Jakarta Selatan, Surakarta, Ambon, Aceh Besar dan Jakarta Pusat; Total nominal transaksi yang dilaporkan terkait dengan terorisme adalah sekitar Rp74,791,890,500 dengan tabungan merupakan produk terbanyak digunakan sebagai instrumen bertransaksi; Pengenaan vonis/hukuman kasus terorisme dan pendanaan terorisme pada tahun 2004 sd 2014 semakin diperberat bukan hanya berbentuk hukuman pidana penjara yang semakin berat (hukuman seumur hidup) namun juga adanya pengenaan pindana denda yang jumlahnya besar yaitu sekitar Rp500.000.000.

Dengan adanya temuan riset ini dapat memberikan manfaat bagi kepentingan stakeholder agar dapat bersama–sama memerangi aksi terorisme di Indonesia selain itu diharapkan pula agar hasil riset ini dapat

Page 109: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 107

digunakan sebagai gambaran dalam mengenali jenis transaksi para pelaku terorisme yang perlu diantisipasi oleh pihak pelapor dalam hal ini Pihak Penyedia Jasa Keuangan (PJK) baik Bank dan Non Bank serta Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) dengan melaksanakan Customer Due Diligence (CDD) atau Enhance Due Dilligence (EDD), pengecekan dan pengkinian daftar terduga teroris dan melakukan monitoring aktif transaksi nasabah tersebut.

3. RISET TIPOLOGI: “TIPOLOGI TERKAIT KASUS-KASUS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG YANG SUDAH MENJADI PUTUSAN PENGADILAN”

Riset ini dilaksanakan dengan menggunakan basis data dari putusan pengadilan yang terkait dengan TPPU selama periode 2014 dalam rangka menyusun tipologi atau modus operandi terkait kasus-kasus TPPU dengan perspektif yang utuh sehingga dapat memberikan pemahaman dan gambaran yang lebih jelas terhadap modus/tipologi TPPU dengan konstruksi hukum yang lengkap karena kasus-kasus yang diangkat sudah mendapatkan putusan pengadilan.

Berdasarkan data-data salinan putusan pengadilan yang disampaikan oleh Pengadilan Tinggi di seluruh Indonesia dan data salinan putusan pengadilan dari website Mahkamah Agung serta kemudian dilakukan pengembangan melalui kegiatan wawancara kepada responden penegak hukum yaitu beberapa Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri serta Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri dalam rangka untuk mendapatkan informasi salinan putusan atas kasus-kasus TPPU yang dapat diangkat sebagai gambaran kasus Tipologi pada semester I tahun 2015.

Berdasarkan data salinan putusan yang telah dikumpulkan selama pelaksanaan wawancara dapat diperoleh sejumlah 61 putusan terkait dengan 65 orang terdakwa TPPU dan/atau tindak pidana asal yang berkaitan dengan TPPU. 65 nama terdakwa tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Profil paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah swasta yaitu sebesar 66,15% diikuti dengan PNS sebesar 13,85% dan Ibu Rumah Tangga sebesar 7,69%.

b. Usia paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah diatas 40 tahun yaitu sebesar 52,3% diikuti dengan usia diantara 30-40 tahun sebesar 35,38%.

c. Jenis kelamin paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah pria yaitu sebesar 80% sedangkan wanita sebesar 20%.

d. DKI Jakarta adalah wilayah yang paling dominan dalam sebaran wilayah pengadilan kasus TPPU, yaitu 44,6% diikuti dengan wilayah Jawa Barat sebesar 18,46% dan Sumatera Utara serta Sumatera Selatan masing-masing 6,15%.

e. Korupsi adalah tindak pidana asal yang paling dominan yaitu 34,43% dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014 diikuti dengan yang tidak disebutkan tindak pidana asalnya sebesar 16,39%.

Page 110: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 108

f. Jumlah nama terdakwa yang terbukti TPPU sebanyak 61 orang atau 94% sedangkan jumlah nama terdakwa yang tidak terbukti TPPU sebanyak 4 orang atau 6%.

g. Jumlah hukuman/vonis dibawah 5 tahun penjara adalah jumlah hukuman/vonis yang paling dominan yaitu 49,2%.

Dari beberapa kasus TPPU yang sudah diputus pengadilan selama periode 2014 dibuatlah gambaran tipologi antara lain gambaran tipologi kasus TPPU dengan tindak pidana asal korupsi, pemalsuan, narkotika, penggelapan, perbankan, penipuan, perjudian serta kasus TPPU tanpa tindak pidana asal (pelaku pasif). Putusan pengadilan yang dibuat gambaran tipologi adalah yang memenuhi kriteria dari 7 variabel pembentuk tipologi, yaitu: profil terlapor, pola transaksi, instrumen transaksi, pihak pelapor, sumber dana, pihak terkait dan aset/harta kekayaan yang disita.

Trend penggunaan pola transaksi dengan pindah buku masih berlanjut sejak periode 2013 ke periode 2014 begitu pula dengan penggunaan rekening tabungan namun terdapat peningkatan trend pada penggunaan valuta asing pada periode 2014. Hal ini diiringi dengan trend peningkatan penggunaan money changer pada periode 2014 dan trend penggunaan perbankan yang masih berlanjut sejak periode 2013 ke periode 2014. Sedangkan untuk sumber dana, trend sejak periode 2013 ke periode 2014 masih berlanjut menggunakan sumber dana dari dalam negeri. Namun pada periode 2014 terdapat penggunaan sumber dana dari luar negeri. Untuk pihak terkait trend sejak periode 2013 ke periode 2014 penggunaan pihak lain/perantara dan keluarga khususnya istri masih berlanjut. Trend untuk aset yang disita juga sejak periode 2013 ke periode 2014 masih berlanjut di seputar mobil, uang tunai, tanah dan rumah.

Redflag yang didapatkan dari putusan pengadilan selama periode 2014 dan hasil wawancara dengan kejaksaan (jaksa) dan pengadilan (hakim) sebagai bahan masukan kepada PJK untuk identifikasi TKM antara lain sebagai berikut: Pengguna jasa yang diketahui mengalami peningkatan gaya hidup/status sosial secara signifikan dapat dianalisis lebih lanjut untuk dilaporkan sebagai TKM, hasil validasi kebenaran identitas dan pekerjaan nasabah dilakukan oleh PJK, ketidaksesuaian antara jumlah transaksi di rekening dengan profil dan pendapatan nasabah, adanya transaksi debit dan transaksi kredit yang terus menerus berulang-ulang pada rekening nasabah tanpa underlying transaksi yang jelas, status sosial seseorang seperti PEPs, nasabah memiliki rekening bank lebih dari 1 yang menggunakan identitas yang berbeda, rekening yang dibuka oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menampung dana hibah, kemudian ditarik tunai dan ditutup rekeningnya, sumber dana dari luar negeri harus dipantau jika diluar profil nasabah, penggunaan nominee sebagai tujuan penerima dana dari luar negeri dengan profil yang tidak relevan, setoran tunai yang tidak jelas underlying transaksinya, pembelian dengan uang tunai dalam jumlah besar melalui PJK.

Page 111: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 109

4. RISET ANALISIS STRATEGIS: “PRE DAN POST FACTUM TERKAIT PENANGANAN LAPORAN HASIL ANALISIS (LHA) DAN/ATAU LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP) OLEH PENEGAK HUKUM”

Riset ini dilatarbelakangi oleh belum optimalnya tindak lanjut LHA dan/atau LHP PPATK yang ditangani oleh Pihak Aparat Penegak Hukum, serta selama proses tindak lanjut LHA dan/atau LHP PPATK seringkali "Henti" dalam penanganan proses hukumnya. Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai fakta setelah kejadian (post factum) yang disampaikan oleh pihak terlapor guna mementahkan berbagai fakta sebelum kejadian (ante factum) yang tercantum di dalam Laporan Hasil Analisis (LHA) dan/atau Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) PPATK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik LHA dan/atau LHP PPATK yang "Henti" dalam penanganan proses hukumnya, serta mengetahui potensi dan karakteristik dari munculnya fakta-fakta setelah kejadian (post factum) pada saat tindak lanjut LHA dan/atau LHP PPATK oleh Aparat Penegak Hukum.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan analisis data melalui pendekatan induktif, yaitu dimulai dengan mereduksi data, pengkategorisasian, sintesisasi dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya beberapa temuan. Pertama, belum optimalnya penanganan LHA PPATK, yaitu sebesar 44,74% LHA PPATK yang memiliki feedback tindak lanjut dari Aparat Penegak Hukum. Kedua, LHA PPATK lebih dominan "Henti" pada tahap proses penyelidikan. Ketiga, adanya keterangan atas "Henti"nya proses tindak lanjut LHA PPATK dikarenakan "Transaksi yang dilakukan diniilai wajar dan belum ditemukannya adanya indikasi tindak pidana atau penyimpangan TPPU serta tidak cukup bukti". Keempat, adanya kuadran blindspot area yang akan dihadapi oleh Pihak Aparat Penegak Hukum dengan Pihak Terlapor dan Pihak Ketiga (3rd Party) sehingga menjadi potensi hentinya proses tindak lanjut LHA PPATK. Kelima, terdapat sebanyak 25 jenis post factum yang digunakan oleh pihak terlapor untuk mementahkan fakta-fakta sebelum kejadian (ante factum) pada tahap proses penyelidikan maupun penyidikan. Keenam, Post factum yang disampaikan oleh pihak terlapor lebih dominan untuk mementahkan ante factum yang masuk kedalam kategori unsur asal usul harta kekayaan yang diduga hasil tindak pidana.

Page 112: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 110

5. RISET ANALISIS STRATEGIS: “PENGUKURAN TINGKAT RISIKO TPPU DAN TPPT PADA PJK PASAR MODAL BERDASARKAN POTENSI LTKM YANG PATUT DILAPORKAN (KAJIAN PADA PERIODE: TAHUN 2012 S.D. TAHUN 2014)”

Berdasarkan data PPATK, diketahui hanya 62 Penyedia Jasa Keuangan (PJK) di bidang pasar modal dari 116 PJK pasar modal yang telah melaporkan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) kepada PPATK sejak tahun 2002 s.d. tahun 2013. Jumlah LTKM yang telah dilaporkan sejumlah 887 selama tahun 2013, padahal frekuensi transaksi pasar modal pada tahun 2013 sebanyak 37 juta kali. Hal ini menunjukkan kerentanan sektor pasar modal digunakan sebagai sarana pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Berdasarkan riset PPATK sebelumnya, diketahui bahwa sektor pasar modal sebagai sektor paling rentan di antara Industri Keuangan Non Bank. Nilai transaksi dan frekuensi transaksi sektor pasar modal yang cukup tinggi, serta ketimpangan antara jumlah pelapor terhadap jumlah PJK yang ada serta jumlah LTKM yang dilaporkan, membuat perlunya dilakukan riset mengenai pelaporan LTKM di sektor pasar modal.

Tujuan dari riset ini adalah memperoleh gambaran pelaporan LTKM PJK di bidang pasar modal, intensitas pelaporan LTKM dan tingkat pelaporan PJK di bidang pasar modal dan potensi pelaporan LTKM PJK di bidang pasar modal. Selain itu juga memetakan kecenderungan risiko Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (TPPU dan PT) untuk PJK di bidang pasar modal dan memberikan rekomendasi terhadap regulator untuk mendorong tingkat pelaporan.

Riset mengambil sampel 30 PJK pasar modal yang melaporkan LTKM selama periode 2012 s.d. 2014 yang juga termasuk 50 besar peringkat nilai transaksi menurut IDX Statistics selama 3 tahun berturut-turut. Dengan variabel jumlah nasabah, nilai transaksi, frekuensi transaksi, nilai transaksi LTKM, dan frekuensi LTKM, kami melakukan analisis terhadap jumlah LTKM yang seharusnya dilaporkan. Dengan pertimbangan bahwa transaksi nasabah ritel (perorangan) berbeda dengan nasabah nonritel, kami memisahkan analisis untuk LTKM ritel dan nonritel.

Dari 30 PJK sampel, dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata, PJK pasar modal memiliki tingkat pelaporan 1,92% dari potensi pelaporan LTKM terkait nasabah ritel dan 5,08% dari potensi pelaporan LTKM terkait nasabah nonritel. Risiko sektor pasar modal secara rata-rata terletak pada tingkat risiko menengah. Rata-rata kecenderungan adalah 3,79 (rendah) dan rata-rata dampak adalah 4,81 (menengah). Di antara PJK sampel, PJK yang dianggap paling berisiko adalah Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai kecenderungan 5,90 (menengah) dan nilai dampak 7,06 (tinggi).

Hasil pemetaan ini mengonfirmasi riset PPATK sebelumnya yang menunjukkan sektor pasar modal berada pada kategori dampak tinggi. Hasil riset ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi regulator untuk mendorong PJK di bidang pasar modal untuk meningkatkan pelaporan LTKM,

Page 113: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 111

terutama yang sudah menjadi anggota bursa. Hal ini dapat didukung dari internal PPATK yaitu dengan melakukan sosialisasi dan audit khusus kepada PJK pasar modal baik yang sudah maupun belum terdaftar sebagai pihak pelapor di PPATK.

6. RISET ANALISIS STRATEGIS: “POTENSI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME DARI KEJAHATAN TUMBUHAN DAN SATWA LIAR”

Riset ini membahas mengenai kejahatan tumbuhan dan satwa liar di Indonesia dan potensinya sebagai tindak pidana asal (TPA) dari Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (TPPU-PT). Riset ini dilaksanakan karena kejahatan TSL adalah sebuah kejahatan yang semakin menjadi perhatian internasional, karena selain mengancam keanekaragaman hayati dan ekosistem, kejahatan ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Global Financial Integrity (GFI) pada 2011 menyebutkan bahwa kejahatan ini bernilai sekitar Rp89 triliun rupiah. Kejahatan TSL ini juga belum disebutkan secara eksplisit dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai salah satu TPA dari TPPU.

Riset ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif, dengan sumber data dari internal dan eksternal PPATK. Dalam pengumpulan data awal, kami mengadakan In-House Training (IHT) mengenai potensi TPPU-PT dari Kejahatan TSL untuk memperoleh gambaran umum mengenai kejahatan TSL di Indonesia. Kami juga mengirimkan kuesioner penelitian dan melakukan wawancara kepada berbagai Non-Governmental Organization dan aparat penegak hukum yang menangani kasus kejahatan TSL di Jawa, Bali, dan Sumatera.

Berikut ini beberapa fakta yang ditemukan berdasarkan hasil indepth study yang dilakukan:

1. Wilayah yang paling rentan kejahatan TSL menurut responden adalah Sumatera;

2. Faktor utama penyebab kejahatan TSL menurut responden adalah faktor ekonomi;

3. Profil yang paling rentan menjadi pelaku kejahatan TSL menurut responden adalah pria, usia 25-35 tahun, dan pekerjaan wiraswata;

4. Jenis TSL yang umumnya terlibat dalam kejahatan TSL di luar negeri pada umumnya harimau, dan luar negeri umumnya trenggiling; dan

5. Modus kejahatan paling umum dari pelaku adalah pembawaan/penyelundupan.

Berdasarkan indepth study juga diketahui bahwa cukup sulit mengukur nilai ekonomis, apalagi potensi TPPU-PT dari kejahatan TSL di Indonesia. Kejahatan TSL merupakan kejahatan yang berdampak terhadap banyak aspek selain ekonomi sehingga para responden menganggap kejahatan TSL tidak

Page 114: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 112

dapat dinilai dengan uang. Bagi responden yang bersedia menjawab dengan nilai, nilai kejahatan TSL dapat mencapai antara Rp500 juta hingga 9 triliun rupiah, sementara potensi TPPU mencapai miliaran Rupiah. Belum terdapat data dari responden mengenai potensi TPPT dari kejahatan TSL di Indonesia.

Dari dunia internasional, sudah ditemukan beberapa kasus pencucian uang yang berasal dari kejahatan TSL, misalnya kasus Groenewald (Amerika Serikat) dan kasus Sia Tang dari Thailand. Pelaku terorisme pun sudah mulai melaksanakan pendanaan dengan menjual gading gajah, seperti yang dilakukan oleh Al-Shabaab (teroris Somalia). Kami belum dapat menemukan kasus TSL yang juga didakwa pencucian uang dari putusan pengadilan yang ada di Indonesia, namun dari 4 contoh kasus yang kami bahas yaitu perdagangan trenggiling, perdagangan menjangan, penyalahgunaan wewenang pegawai negeri sipil dan G Pet Shop, kami dapat menyimpulkan bahwa terdapat potensi pencucian uang dari kejahatan TSL di Idonesia.

Hasil riset ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi PPATK dan penyidik kejahatan TSL untuk dapat lebih mengidentifikasi aktor intelektual dari kejahatan TSL dengan pendekatan follow the money. Diharapkan pula dengan adanya riset ini, dapat mendorong timbulnya pendakwaan TPPU kepada pelaku. Selain untuk memaksimalkan penyitaan aset, juga dalam hal memberikan efek jera dan memiskinkan pelaku kejahatan TSL. Riset ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu pendorong kajian revisi Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

7. RISET ANALISIS STRATEGIS: “RISIKO DANA KAMPANYE MENJADI SARANA PENCUCIAN UANG”

Sistem pemilihan umum (Pemilu) langsung yang diterapkan di Indonesia menimbulkan beberapa persoalan sendiri di Indonesia dimana besarnya biaya politik dalam kampanye Pemilu yang dikeluarkan oleh peserta Pemilu baik partai politik (Pemilu Legislatif) atau kandidat Presiden dan Wakil Presiden (Pemilu Presiden dan Wakil) tidak diimbangi dengan aturan yang tegas untuk mengontrol transparansi dan akuntabilitas sumber pendanaan kampanye.

Dalam Pemilu 2014 yang baru saja berlangsung menurut Bawaslu Dana Kampanye Pilpres Tidak Transparan, sedangkan untuk Pemilu Legislatif meskipun laporan dana kampanye parpol sudah transparan tapi belum akuntabel. Beberapa persoalan diantaranya peserta Pemilu masih menerima dana kampanye dari sumber yang tidak jelas identitasnya dan tidak jujur pada saat pelaporan kepada publik dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih saja terjadi dan seakan masih sulit untuk dihindari. Kondisi demikian berpotensi besar masuknya dana-dana ilegal atau harta hasil tindak pidana dalam pendanaan kampanye yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas pencucian uang melalui mekanisme pendanaan kampanye Pemilu.

Page 115: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 113

Fakta menunjukan bahwa dana kampanye berperan besar dalam pemenangan suara Pemilu dimana umumnya peserta Pemilu dengan dana yang besar cenderung lebih berpotensi untuk mendapatkan suara terbanyak melalui berbagai kemudahan dalam kegiatan kampanye yang dilakukan. Dengan dana ilegal kedalam dana kampanye akan membuat persaingan sehat dalam kampanye Pemilu sulit untuk diperoleh karena para penyandang dana yang sumbernya hasil ilegal tersebut cenderung untuk menggunakan cara yang tidak sehat dan berlebih-lebihan untuk memenangkan Pemilu yang dampaknya akan sangat luas merugikan masyarakat karena pihak yang dimenangkan bukan karena kompetensi dan kapabilitasnya untuk memimpin namun dikarenakan lebih karena dana yang sudah diberikan kepada para pemilih.

Dalam riset (penelitian) ini tim riset mencoba untuk menilai potensi risiko dana kampanye menjadi sarana pencucian uang di 33 wilayah/provinsi di Indonesia pada saat kegiatan kampanye Pemilu tahun 2014. Riset ini diharapkan akan dapat memberikan alert/petunjuk kepada pihak Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP) Pemilu untuk lebih meningkatkan pengawasan didaerah-daerah yang memiliki tingkat risiko tinggi saat pelaksanaan Pemilu dengan mengupayakan tindakan pencegahan sebelum risiko tersebut terjadi. Selain itu riset ini juga menilai bagaimana perilaku pendanaan para peserta Pemilu yang menjadi pemicu tidak transparannya pendanaan kampanye Pemilu di Indonesia disamping juga mengetahui tingkat kepatuhan dan kesadaran para peserta Pemilu untuk membuka dan menggunakan RKDK di Bank serta bagaimana pihak Bank mengelola dan memonitor RKDK para peserta Pemilu.

Beberapa poin utama hasil penelitian ini diantaranya adalah:

a. Berdasarkan penilaian atas aspek kerentanan, ancaman dan dampak terhadap pencucian uang melalui dana kampanye Pemilu di 33 Provinsi di Indonesia pada Pemilu 2014 ditemukan hasil bahwa terdapat 4 (empat) provinsi di Indonesia yang berisiko tinggi dana kampanye Pemilunya bercampur/dicampurkan dengan dana ilegal hasil tindak pidana dengan kata lain dana kampanye menjadi sarana pencucian uang nama ke empat provinsi tersebut adalah DKI Jakarta (rata-rata risiko 8,95), Jawa Timur (rata-rata risiko 8,81), Jawa Barat (rata-rata risiko 7,63) dan Jawa Tengah (rata-rata risiko 6,51).

b. Berdasarkan penilaian terhadap tingkat kepatuhan atau kesadaran peserta Pemilu terhadap penggunaan Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK) didapati bahwa masih rendahnya tingkat kepatuhan dan kesadaran para peserta Pemilu terhadap ketentuan RKDK. Rendahnya kepatuhan ditandai dengan masih minimnya jumlah RKDK yang ditemukan sedangkan rendahnya kesadaran terlihat dari adanya beberapa rekening yang dilaporkan ke KPU tidak dapat diindentifikasi oleh pihak bank.

c. Berdasarkan hasil penilaian terhadap Jenis Pendanaan Kampanye yang mayoritas dilakukan oleh peserta Pemilu ditemukan bahwa jenis sumbangan pendanaan kampanye dalam bentuk barang/jasa merupakan

Page 116: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 114

bentuk sumbangan pendanaan yang paling banyak ditemukan saat pelaksanaan musim kampanye berlangsung. Sumbangan dalam bentuk barang/jasa artinya pelayanan terhadap kebutuhan pendanaan kampanye yang diperlukan oleh peserta Pemilu akan difasilitasi oleh pihak ketiga yang umumnya lemah dalam transparansi.

d. Berdasarkan hasil penilaian terhadap pengelolaan RKDK oleh pihak perbankan dan pengawasan oleh LPP didapati bahwa pihak bank tidak memiliki pedoman jelas dalam implementasi ketentuan RKDK sedangkan pihak LPP Pemilu (KPU dan Bawaslu) mengalami kendala dalam kewenangan verifikasi kebenaran RKDK dan transaksinya. Terhadap hal ini agar ketentuan RKDK dapat berjalan efektif perlu adanya koordinasi bersama antara LPP Pemilu, OJK dan Pihak Perbankan.

Untuk menciptakan Pemilu yang yang jujur, adil, dan bersih dari kecurangan salah satunya adalah melalui pengelolaan dana kampanye yang efektif dan transparan melalui mekanisme pencatatan yang akuntabel, dapat diawasi dan diverifikasi. Ketentuan mengenai RKDK yang sudah tertuang didalam UU Pemilu merupakan jalan (terobosan) untuk menciptakan pelaksanaan Pemilu yang sesuai dengan harapan stakeholder tersebut meskipun dalam pelaksanaannya masih mengalami beberapa hambatan. Akan tetapi dengan adanya aturan yang jelas, konsisten dan sanksi yang tegas dalam penerapan ketentuan yang berlaku mengenai pengelolaan dana kampanye tersebut bukan tidak mungkin harapan terhadap pelaksanaan Pemilu di Indonesia tersebut dapat diwujudkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita bersama.

8. RISET ANALISIS STRATEGIS: “POTENSI JASA PROFESI NOTARIS UNTUK MELAKUKAN TINDAK PIDANA KHUSUSNYA PENCUCIAN UANG”

Sebagai pejabat umum yang berwenang untuk membuat Akta Autentik dan memiliki kewenangan lainnya, notaris sangat berpotensi menjadi salah satu pelaku “gatekeeper” bagi aktivitas TPPU.

Didalam perkembangannya hingga bulan April 2015, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, khususnya Bidang Kenotariatan telah mencatat sejumlah 11.825 Notaris yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah Notaris terbanyak diantaranya adalah berada di wilayah Jawa Barat yaitu sejumlah 2.828 Notaris, Jawa Tengah sejumlah 1.622 Notaris, Jawa Timur sejumlah 1.523 Notaris, Banten sejumlah 947 Notaris dan Sumatera Utara sejumlah 478 Notaris. Apabila pengaturan formasi Notaris tidak dilakukan dengan proses identifikasi kebutuhan yang baik, maka akan menyebabkan terjadinya penumpukan jumlah Notaris di suatu daerah/wilayah tertentu. Hal tersebut akan berdampak terhadap persaingan usaha Jasa profesi notaris itu sendiri. Sehingga dapat menimbulkan praktik-praktik penyalahgunaan kewenangan dan pelanggaran kode etik. Berdasarkan fungsi dan kewenangannya beberapa potensi tindak pidana yang dapat dilakukan oleh

Page 117: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 115

Jasa profesi notaris diantaranya adalah korupsi, pemalsuan dokumen, penggelapan, di bidang perbankan, di bidang perpajakan dan pencucian uang.

Berdasarkan analisis inferensia dengan menggunakan tools regresi logistik bivariat, diketahui bahwa:

1. seorang notaris wanita berpeluang terindikasi tindak pidana lebih besar dibandingkan dengan seorang notaris berjenis kelamin laki-laki.

2. seorang notaris yang berdomisili di Jawa Bali berpotensi lebih besar terindikasi tindak pidana daripada seorang notaris yang berdomisili di Luar Jawa Bali.

3. seorang notaris yang memiliki Laporan dari Aparat Penegak Hukum dan Media berpeluang terindikasi tindak pidana jauh lebih besar daripada seorang notaris yang tidak terdapat Laporan dari Apgakum Penegak Hukum dan Media.

4. Secara keseluruhan variabel yang paling mempengaruhi seorang profesi notaris terindikasi tindak pidana adalah adanya laporan dari Aparat Penegak Hukum dan Media.

Hasil riset ini turut berkontribusi dalam penerbitan Peraturan Pemerintash No 43 Tahun 2015 tentang Perluasan Pihak Pelapor, dimana notaris menjadi salah satu lembaga profesi memiliki kewajiban melaporkan transaksi keuangan mencurigakan. Pencapaian ini bertujuan untuk melindungi lembaga profesi dari aktivitas TPPU dan TPPT serta sekaligus menunjukan bahwa Indonesia telah memiliki legal framework yang lengkap dalam upaya mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme.

Page 118: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 116

PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA Sejak Januari 2003 sampai dengan November 2015, terdapat sebanyak 135

Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang telah ditandatangani oleh PPATK. Sejumlah 50 diantaranya merupakan MoU dengan FIU luar negeri serta 85 dengan lembaga/instansi dalam negeri. Khusus di wilayah ASEAN, masih ada 1 negara anggota ASEAN yang belum terikat MoU dengan PPATK, yaitu Laos.

Tabel 25

Lembaga / Organisasi Domestik yang telah Memiliki MoU dengan PPATK

NO. NAMA LEMBAGA / ORGANISASI TEMPAT KETERANGAN

Tahun 2003

1 Bank Indonesia Jakarta Diperbaharui pada

18 Maret 2010 dan

5 Maret 2015 (disertai Perjanjian

Kerjasama)

2 Badan Pengawas Pasar Modal Jakarta

3 Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Diperbaharui pada

19 Oktober 2011

4 Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Jakarta

5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta

Tahun 2004

6 Center for International Forestry Research Jakarta

7 Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta Diperbaharui pada

12 Februari 2015

8 Kepolisian Negara RI Jakarta Diperbaharui pada

18 April 2011

9 Kejaksaan Agung RI Jakarta Diperbaharui tanggal

18 April 2011

Tahun 2005

10 Departemen Kehutanan Jakarta

Tahun 2006

11 Badan Pemeriksa Keuangan Jakarta Diperbaharui pada

24 Februari 2015

Tahun 2007

12 Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan Jakarta

13 Komisi Yudisial Jakarta

14 Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Jakarta

15 Direktorat Jenderal Imigrasi Jakarta

16 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Jakarta

17 Badan Narkotika Nasional Jakarta Diperbaharui pada

Page 119: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 117

NO. NAMA LEMBAGA / ORGANISASI TEMPAT KETERANGAN

14 Oktober 2011

18 Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Banda Aceh

Tahun 2008

19 Universitas Surabaya Jakarta

20 STIE Perbanas Surabaya Surabaya

21 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

22 Badan Pengawas Pemilu Jakarta Diperbaharui pada

7 Juli 2010

23 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Jakarta

Tahun 2009

24 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

25 Badan Pertanahan Nasional Jakarta

26 Universitas Andalas Padang

27 Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Jakarta

28 Universitas Hasanuddin Makassar

29 Institut Teknologi Bandung Bandung

30 Universitas Diponegoro Semarang

31 Lembaga Penjamin Simpanan Jakarta Diperbaharui pada

16 Juni 2015

32 Universitas Muhammadiyah Surakarta Solo

33 Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan Jakarta

34 Universitas Indonesia Jakarta

35 Universitas Jember Jakarta

Tahun 2010

36 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Jakarta

37 Universitas Padjajaran Bandung

38 Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta

39 Universitas Mataram Mataram

40 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

41 Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Jakarta

Tahun 2011

42 Kementerian Perhubungan Jakarta

43 Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Jakarta

44 Universitas Pattimura Ambon

45 Universitas Indonesia & Bank Indonesia (terkait

pendirian Pusat Kajian TPPU di UI)

Jakarta

46 Ombudsman Jakarta

47 Universitas Sriwijaya Palembang

Page 120: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 118

NO. NAMA LEMBAGA / ORGANISASI TEMPAT KETERANGAN

48 Universitas Udayana Denpasar

49 PT. Pertamina (Persero) Jakarta

50 Universitas Bina Nusantara Jakarta

Tahun 2012

51 Universitas Esa Unggul Jakarta

52 Universitas Sumatera Utara Jakarta

53 Universitas Airlangga Surabaya

54 Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan

Umum

Jakarta

55 Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan

HAM

Jakarta

56 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

57 Universitas Cenderawasih Jayapura

58 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Surabaya

59 Satgas REDD Jakarta

60 NCB Interpol Indonesia Jakarta

61 Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Jakarta

Tahun 2013

62 Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Jakarta

63 LPSE Kementerian Keuangan Jakarta

64 Sisminbakum DJ AHU Jakarta

65 Otoritas Jasa Keuangan Jakarta

66 Kementerian Perumahan Rakyat Jakarta

67 Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan

Sipil

Jakarta

68 RSUP Fatmawati Jakarta

69 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

Jakarta

Tahun 2014

70 Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Perjanjian

Kerjasama)

Jakarta

71 Komisi Pemilihan Umum Jakarta

72 KPU, Bawaslu, KPK, KIP (terkait Keputusan

Bersama Pembentukan Gugus Tugas Pemilu 2014)

Jakarta

73 Badan Pengawasan Obat dan Makanan Jakarta

74 PT. Indonesia Power Jakarta

75 PT. PLN (Persero) Jakarta

76 Inspektorat Jenderal Jakarta

Page 121: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 119

NO. NAMA LEMBAGA / ORGANISASI TEMPAT KETERANGAN

Kementerian Komunikasi dan Informatika

Tahun 2015

77 Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta

78 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Jakarta

79 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Samarinda

80 Kementerian Pemuda dan Olahraga Jakarta

81 PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk.

(SCTV, Indosiar, dan liputan6.com)

Jakarta

82 Kementerian Kesehatan Jakarta

83 Badan SAR Nasional (BASARNAS) Jakarta

84 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(Bappenas)

Jakarta

85 Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG) Jakarta

Tabel 26

FIU yang telah Memiliki MoU dengan PPATK

NO. NEGARA (FIU) TEMPAT

Tahun 2003

1 Thailand Bangkok

2 Malaysia Malaysia

3 Korea Selatan Jakarta

Tahun 2004

4 Australia Bali

5 Filipina Brunei Darussalam

6 Rumania Bucharest

Tahun 2005

7 Belgia Jakarta

Brussels

8 Italia Roma

9 Polandia Washington

10 Spanyol Washington

11 Peru Sofia

Jakarta

Tahun 2006

12 Republik Rakyat Tiongkok Jakarta

13 Meksiko Limassol – Siprus

14 Kanada Ottawa

Jakarta

Page 122: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 120

NO. NEGARA (FIU) TEMPAT

15 Myanmar Jakarta

16 Afrika Selatan Jakarta

Pretoria

17 Kepulauan Cayman Grand Cayman

18 Jepang Jakarta

Tokyo

Tahun 2007

19 Bermuda Bermuda

20 Mauritius Bermuda

21 Selandia Baru Jakarta

22 Turki Ankara

Jakarta

23 Finlandia Helsinki

Tahun 2008

24 Georgia Georgia

25 Kroasia Jakarta

26 Moldova Seoul

27 Amerika Serikat Jakarta

Washington

28 Brunei Darussalam Jakarta

Tahun 2009

29 Bangladesh Jakarta

30 Senegal Jakarta

31 Sri Lanka Doha

32 Makau Brisbane

33 Kepulauan Fiji Brisbane

Tahun 2010

34 Kepulauan Solomon Wollonggong

35 Qatar Cartagena

36 Uni Emirat Arab Cartegena

37 Vietnam Jakarta

Tahun 2011

38 India New Delhi

39 Belanda Aruba

40 Luksemburg Yerevan – Armenia

41 Arab Saudi Yerevan – Armenia

42 Samoa Yerevan – Armenia

Page 123: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 121

NO. NEGARA (FIU) TEMPAT

Tahun 2012

43 Ukraina Saint Petersburg

44 Rusia Saint Petersburg

Tahun 2013

45 Kazakstan Astana

46 Singapura Singapura

Jakarta

Tahun 2014

47 Timor Leste Dili

48 Inggris London

49 Jordania Amman

Tahun 2015

50 Kamboja Jakarta

Page 124: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 122

PELATIHAN & ASISTENSI KEPADA PENEGAK HUKUM

1. Data jumlah Asistensi kepada Penegak Hukum DKH telah menyelenggarakan asistensi atau pendampingan penanganan

perkara TPPU kepada penegak hukum di daerah sejumlah 7 (tujuh) kali pada tahun 2015 sebagai berikut:

a) Asistensi ke Jawa Timur pada 2-3 April 2015; b) Asistensi ke Sumatera Selatan pada 1-3 Juli 2015 c) Asistensi ke Kalimantan Barat pada 12-14 Agustus 2015; d) Asistensi ke Jawa Tengah pada 11-12 November 2015; e) Asistensi ke Sulawesi Tenggara pada 17-20 November 2015; f) Asistensi ke Maluku Utara pada 23-25 November 2015; dan g) Asistensi ke Jawa Timur pada 21-22 Desember 2015.

2. Data jumlah kegiatan Pelatihan Bersama Penanganan Perkara TPPU DKH telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Bersama Penanganan

Perkara TPPU di daerah dengan melibatkan peserta dari instansi sebagai berikut: Hakim pada Pengadilan Tinggi Penyidik pada Kepolisian Daerah Jaksa pada Kejaksaan Tinggi Penyidik PNS (PPNS) pada Kantor Wilayah Ditjen Bea dan Cukai PPNS pada Kantor Wilayah Ditjen Pajak Penyidik/PPNS pada Badan Narkotika Nasional Provinsi; dan Staf bagian hukum dan/atau kepatuhan dari kantor cabang Bank Umum di

daerah dan bank lokal.

Adapun kegiatan pelatihan telah diselenggarakan sejumlah 3 (tiga) kali sebagai berikut:

a) Pelatihan di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 18-20 Mei 2015 b) Pelatihan di Manado, Sulawesi Utara pada 7-9 Oktober 2015 c) Pelatihan di Tangerang, Banten pada 16-17 Desember 2015

Page 125: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 123

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis utama PPATK khususnya dari segi Penerapan Teknologi informasi dalam suatu organisasi akan mempengaruhi seberapa jauh organisasi tersebut telah mencapai visi, misi ataupun tujuan strategisnya.

Penyelarasan tujuan Teknologi Informasi dengan strategi bisnis PPATK telah menjadi perhatian utama sehingga Teknologi Informasi dapat memberikan kontribusi lebih terhadap kinerja bisnis utama PPATK untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi dengan proses yang berkelanjutan (continuous improvement) terlebih dalam proses pengelolaan Teknologi Informasi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, di tahun 2015 Pusat Teknologi Informasi telah melakukan inovasi dengan mengembangkan beberapa aplikasi yang disertai dengan dukungan infrastruktur yang memadai, mencakup berbagai proses bisnis di PPATK, diantaranya:

1. Sistem Informasi Pelaporan dan Analisis Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme

Dalam Rezim Anti Pencucian Uang pihak pelapor merupakan front liner yang memiliki peran strategis untuk mendeteksi adanya transaksi keuangan mencurigakan ataupun melaporkan transaksi tertentu sesuai dengan ketentuan UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU PPTPPU).

Penguatan rezim PPTPPU dilakukan dengan peningkatan kualitas sistem informasi dalam melaksanakan bisnis utama PPATK yaitu pelaporan dan analisis dengan penyediaan berbagai sistem yang dikembangkan fungsionalitasnya, antara lain:

a. GRIPS (Gathering Reports and Information Processing System)

Sistem Pelaporan Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (PPTPPU) yang lebih dikenal GRIPS menjadi sangat penting bagi proses bisnis utama PPATK. Di tahun 2015 peningkatan fungsionalitas GRIPS dilakukan pada beberapa fungsi pokok, diantaranya peningkatan fungsi pencarian dalam membantu proses analisis dengan advanced searching, statistik pelaporan dan laporan serta fungsi pengenaan sanksi bagi pihak pelapor.

b. IFTI (International Fund Transfer Instruction Report)

Sistem Pelaporan IFTI berguna untuk mengetahui aliran dana pada jaringan internasional sebagai upaya untuk mengantisipasi dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) karena transaksi uang ke dalam dan luar negeri sudah diketahui. Dalam meningkatkan penggunaan aplikasi IFTI guna melaksanakan proses analisis saat ini telah dilengkapi dengan fitur batch searching, statistik pihak pelapor, dan web untuk pelaksanaan pelaporan dengan lebih baik lagi.

Page 126: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 124

c. DTTOT ( Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris )

Dalam rangka melaksanakan hasil evaluasi FATF mengenai pembekuan seketika aset terduga teroris dan SKB antara ketua MA, menteri luar negeri, kapolri, kepala BNPT dan kepala PPATK, PER-01/1.02/PPATK/02/2015 serta ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (PPTPPT), maka dibangunlah suatu aplikasi berbasis teknologi yang memudahkan koordinasi antara PPATK dengan aparat penegak hukum yang berisi mengenai Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris sebagai wujud penguatan fungsi PPATK dalam pencegahan PPTPPT.

d. SIPESAT (Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu)

Dengan SIPESAT diharapkan PPATK dapat melakukan penelusuran aliran dana terhadap para pelaku tindak pidana yang mencoba menyembunyikan atau menyamarkan hasil tindak pidana dalam berbagai produk jasa keuangan. SIPESAT yang sebelumnya dilakukan dengan cara offline, pada tahun ini dikembangkan sistem pelaporan online berbasis web yang dapat diakses oleh pihak pelapor.

e. SIPATUH (Sistem Informasi Pengawasan Kepatuhan) Sistem Informasi Pengawasan Kepatuhan adalah sistem informasi

yang dirancang untuk membantu tugas pokok dan fungsi DPK dalam rangka mengelola pelaksanaan audit kepatuhan, audit khusus, dan pemberian usulan pengenaan sanksi terhadap Pihak Pelapor. Sistem informasi ini diharapkan dapat terintegrasi dengan sistem informasi lain yang telah ada di PPATK. Keseluruhan rangkaian kegiatan audit yang dilaksanakan oleh DPK mulai dari perencanaan audit sampai dengan pemberian rekomendasi pengenaan sanksi atas hasil audit memerlukan data dan informasi yang akurat yang dituangkan dalam bentuk dokumen-dokumen audit. f. Aplikasi Survey Indeks Persepsi TPPU

Untuk membantu pelaksanaan survey indeks persepsi TPPU maka dibangunlah aplikasi survey berbasis web yang dapat diakses melalui internet. Aplikasi ini menyediakan antarmuka kuesioner yang diisi oleh pihak PJK berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari responden (dalam hal ini nasabah). Hasil statistik dari survey serta status partisipasi setiap cabang PJK juga dapat dimonitor secara realtime oleh PPATK dan PJK (khusus data partisipasi cabang) sehingga dapat dilakukan antisipasi dengan segera terhadap masalah-masalah yang timbul pada saat pelaksanaan survey tersebut di PJK. g. Aplikasi Dashboard Pelaporan

Agar diperoleh data jumlah pelaporan LTKM, LTKT dan LTKL secara realtime secara overview sesuai dengan kebutuhan pimpinan maka PTI membangun aplikasi dashboard pelaporan yang menampilkan jumlah pelaporan secara harian, mingguan dan bulanan disertai informasi 10 besar PJK pelapor pada saat ini.

Page 127: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 125

h. Aplikasi Manajemen akun SEC

Pengelolaan akun pengguna sistem email tertutup Secured Email communication yang telah mencapai ribuan oleh Direktorat Pelaporan dan PTI membutuhkan aplikasi yang dapat memberikan informasi mengenai identitas pengguna secara jelas beserta tanggal habis masa berlaku sertifikat digital pengamanannya. Untuk itu aplikasi ini dibangun agar kegagalan kirim yang dialami oleh pengguna terkait habis masa berlaku sertifikat digital dapat diantisipasi sejak awal dan ditangani secara lebih efektif.

i. Aplikasi BOSTI Daily Dalam rangka mengimplementasikan rekomendasi dari Kapus PTI

agar diadakan pencatatan terhadap aktifitas-aktifitas di PTI dan dilaporkan secara periodik setiap minggunya telah dibangun aplikasi berbasis web dengan nama BOSTI Daily. Fungsi dari pencatatan ini adalah selain sebagai inventarisasi kegiatan juga merupakan pusat informasi bagi perubahan-perubahan konfigurasi yang dilakukan staf BOSTI.

J. Business Continuity and Disaster Recovery Planning (BCP-DRP)

Perencanaan pemulihan dari sebuah bencana (Disaster recovery Planning) dan kesinambungan bisnis (Business continuity) adalah suatu keharusan dalam sebuah organisasi. Disaster recovery dan business continuity adalah dua proses yang berbeda akan tetapi keduanya digabungkan ke dalam suatu kerangka kerja tunggal yaitu suatu perencanaan pemulihan bencana dan kesinambungan bisnis atau biasa disebut Business Continuity and Disaster Recovery Planning.

Business Continuity Planning (BCP) merupakan keadaan dimana kondisi bisnis harus dapat terus berjalan pasca terjadinya suatu bencana/keadaan yang mengganggu proses bisnis organisasi yang sedang berjalan. Pada dasarnya BCP dirancang pada posisi pencegahan (preventive) , dimana bencana/gangguan dapat timbul sewaktu-waktu sehingga proses bisnis akan terhambat.

Disaster Recovery Planning (DRP) adalah proses, kebijakan, dan prosedur yang berkaitan dengan perencanaan untuk pengelolaan persiapan pemulihan atau kelanjutan dari infrastruktur sistem informasi yang penting bagi organisasi sebelum maupun setelah terjadinya bencana. Sehingga dapat dikatakan bahwa DRP merupakan bagian dari BCP.

Dokumen BCP dan DRP merupakan dokumen yang selalu mengikuti perkembangan organisasi, sehingga dokumen tersebut wajib dilakukan evaluasi minimal 1 kali dalam setahun, dan agar PPATK dapat selalu siap dalam menghadapi suatu kondisi bencana, maka setiap tahunnya pula diadakan kegiatan pelaksanaan simulasi BCP dan DRP, sekaligus merupakan latihan dan menguji kesiapan sistem TI PPATK dalam menghadapi bencana.

Page 128: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 126

K. Cetak Biru TI PPATK Tahun 2015 – 2019 (IT BLUE PRINT PPATK 2015-2019)

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai Financial Intelligence Unit atau Badan Intelijen Keuangan merupakan lembaga independen dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. PPATK memiliki kewenangan untuk mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Pendanaan Terorisme (PT), melalui sumber-sumber informasi keuangan. PPATK melakukan berbagai pengembangan Teknologi Informasi (TI) untuk mendukung kegiatan operasionalnya. TI tidak hanya digunakan sebagai alat pendukung dalam kegiatan kesestamaan, akan tetapi juga sebagai tulang punggung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PPATK.

PPATK membutuhkan dinamika tinggi dan kreativitas layanan yang lebih baik secara terus menerus demi meningkatkan dan mempertahankan kualitas layanan dalam rangka menjalankan proses bisnis. TI menjadi sarana yang ikut menentukan kualitas layanan yang disediakan. Evaluasi terhadap TI diperlukan sebagai langkah pemenuhan kebutuhan organisasi dan perolehan fungsi yang optimal dari perangkat TI agar dapat diketahui apakah sistem TI telah memenuhi kebutuhan bisnis organisasi (business requirement compliance), serta bagaimana upaya untuk memenuhi kebutuhan di dalam rencana strategis Organisasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, PPATK perlu menyusun Cetak Biru TI sesuai dengan standar atau best practice yang ada seperti: COBIT versi 4.1 (IT governance), TOGAF (Enterprise Architecture), BSC (Balanced Score Card), IT-IL v.3 (IT Service Management), ISO20000 (Service Management System) dan yang terkait dengan keamanan informasi yaitu ISO27001 (Information Security Management System). Langkah awal yang dilakukan dalam penyusunan Cetak Biru TI tersebut adalah dimulai dengan menilai kondisi yang ada di PPATK dan melakukan reviu yang komprehensif dengan acuan best practice yang digunakan. Hasil reviu tersebut akan menjadi suatu rekomendasi Cetak Biru TI yang di dalamnya terdapat program rencana pelaksaaan implementasi 5 tahun ke depan (2015 - 2019).

Standar ISO27001 dibutuhkan dalam rangka pengelolaan data dan informasi yang dimiliki PPATK guna menjaga kerahasiaan, integritas dan ketersediaan sesuai dengan prinsip CIA (Confidentiality, Integrity dan Availability). Prinsip keamanan informasi merupakan prinsip penting yang menjadi salah satu perhatian utama. Dokumen Cetak Biru TI tidak hanya berisi “cetak biru” namun juga berisikan kebijakan dan strategi TI, arah strategis penggunaan TI, penilaian terhadap bisnis dan TI, usulan TI masa datang, inisiatif pekerjaan yang disertai dengan perkiraan biaya dan kebutuhan sumber daya manusia, serta roadmap pelaksanaan inisiatif pekerjaan. Oleh karena itu, dokumen Cetak Bitu TI dapat dikatakan sebagai Information Technology Strategic Plan (ITSP)

Page 129: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 127

atau Information Technology Master Plan (ITMP), ataupun yang lazim dikenal sebagai Rencana Strategis Teknologi Informasi (RSTI).

Peran TI di PPATK disadari sangat penting sehingga perlu ditetapkan kebijakan TI yang selaras dengan kebijakan organisasi PPATK agar penyelenggaraan TI dapat mendukung proses bisnis dan mencegah adanya penyimpangan penggunaan TI yang tidak sesuai dengan arah bisnis PPATK. Kebijakan tersebut wajib disertai strategi yang tepat agar seluruh pihak yang terlibat pada penggunaan TI, baik sebagai user, stakeholder, provider, maupun rekanan dapat merasakan manfaat yang optimal. Strategi ini bertujuan untuk:

• Memastikan sumber daya TI digunakan sesuai dengan visi dan misi PPATK; • Menetapkan ketentuan dalam hal privasi, kerahasiaan dan

keamanan penggunaan TI; • Memberikan informasi ke seluruh pihak di PPATK tentang adanya

ketentuan dalam penggunaan TI; • Memastikan sumber daya TI digunakan sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan oleh PPATK; dan • Mencegah penyalahgunaan sumber daya, layanan dan aktivitas TI.

Strategi yang terdapat di dalam Cetak Biru TI 2015 – 2019 PPATK dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Strategi Tata Kelola TI; 2. Strategi Pengembangan Sistem TI; dan 3. Strategi Pengoperasian TI.

2. Sistem Informasi Keterbukaan Informasi Publik (PPID)

Sejalan dengan era perubahan saat ini, semangat keterbukaan terus didorong oleh pemerintah melalui penguatan kapasitas pengelolaan informasi serta perluasan akses masyarakat terhadap informasi di PPATK sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Pengembangan Sistem Informasi Keterbukaan Informasi Publik / Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dilaksanakan bersama Direktorat Kerjasama dan Humas PPATK dengan mengacu pada Peraturan Kepala PPATK mengenai Klasifikasi Informasi. Dengan dukungan Teknologi Informasi, penggunaan aplikasi berbasis web memudahkan PPATK menyediakan informasi yang dibutuhkan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. http://ppid.ppatk.go.id

Page 130: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 128

3. Sistem Informasi Pembelajaran TPPU dan TPPT (E-LEARNING) Proses pembelajaran Sistem Anti Pencucian Uang dan Pendanaan

Terorisme saat ini telah dapat dilakukan melalui media elektronis, dimana modul pembelajaran ini disusun untuk memudahkan pihak berkepentingan dalam mempelajari dan memahami seluk beluk Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme dan turut serta menguatkan upaya pencegahan dan pemberantasannya.

Dalam sistem pembelajaran yang disusun langsung oleh tim PPATK yang berkompeten di bidangnya, aplikasi ini memiliki 4 modul dengan target stakeholder yang berbeda, yaitu :

Modul 1 : Pengenalan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, dengan target stakeholder masyarakat luas.

Modul 2 : Pelaporan dan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa, dengan target stakeholder pihak pelapor.

Modul 3 : Penegakan Hukum, dengan target stakeholder aparat penegak hukum.

Modul 4 : Kerjasama Internasional, dengan target stakeholder seluruh pihak yang berkepentingan dalam capaian PPATK dalam pelaksanaan kerjasama di dunia internasional.

http://elearning.ppatk.go.id 4. Sistem Informasi Pelaporan dan Pemantauan Strategi Nasional

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (PPTPPU)

Strategi Nasional ini merupakan kebijakan nasional dalam berbagai bidang terpenting yang akan lebih memberdayakan rezim anti-pencucian uang di Indonesia, melalui suatu kebijakan nasional (national policy), perubahan hukum, pengalokasian sumber-sumber keuangan, dan kerjasama antar lembaga baik domestik maupun internasional.

Agar langkah strategis pada berbagai bidang dimaksud dapat terwujud sesuai dengan yang direncanakan, maka semua variabel terkait yang berpengaruh secara signifikan harus dipertimbangkan secara matang, adanya akuntabilitas dan hasil-hasil yang akan dicapai nanti dapat diukur melalui penggunaan Teknologi Informasi untuk memudahkan pihak Sekretariat Komite TPPU yaitu PPATK dan Eksekutif yaitu Mentri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (MENKOPOLHUKAM) dalam melakukan pemantauan progress yang dilakukan oleh instansi terkait sebagai pelapor yang diantaranya adalah Bank Indonesia (BI), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kejaksaan Agung RI, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Kementerian Hukum dan HAM RI, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Page 131: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 129

5. Sistem Informasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIH)

Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, menetapkan bahwa pemerintah, instansi pemerintah, dan institusi lainnya perlu membangun kerjasama dalam suatu jaringan dokumentasi dan informasi hukum nasional yang terpadu dan terintegrasi. Untuk itu Pusat Teknologi Informasi bersama dengan Direktorat Hukum membangun suatu sistem yang dinamakan sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIH) yang dimaksudkan untuk dapat mempermudah pencarian dan penelusuran Peraturan Kepala PPATK dan produk hukum PPATK lainnya, sebagai media pemberian informasi hukum serta pembinaan hukum khususnya di lingkungan PPATK.

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIH) selain dibangun untuk penyediaan informasi peraturan berbasis web yang telah dilaunching pada 2014, pada tahun ini Pusat Teknologi Informasi juga melakukan pengembangan JDIH dengan versi aplikasi berbasis Android yang dapat diunduh pada website JDIH dan pengembangan sistem informasi hukum internal untuk pegawai PPATK yang dapat diakses menggunakan identitas pegawai. http://jdih.ppatk.go.id

6. Sistem Informasi Automasi Internal Bidang Administrasi

Proses administrasi kesekretariatan perlu dilakukan penguatan manajemen melalui teknologi informasi dalam menyampaikan dan mengelola informasi dalam rangka peningkatan kualitas layanan yang mencakup dalam berbagai area. Di tahun 2015 ini, Pusat Teknologi Informasi bersama Bidang Sestama PPATK telah melakukan implementasi pengukuran kinerja pegawai PPATK berbasis elektronis, sebagai instrument pendukung dalam melakukan pemantauan kinerja pegawai oleh Biro SDM dan Ortala, selain itu, dikembangkan pula aplikasi pemantauan presensi pegawai yang terintegrasi dengan informasi tunjangan sehingga tunjangan yang diterima pegawai berdasarkan kehadiran dapat dimonitor oleh pegawai.

Dengan berbagai dukungan teknologi informasi tersebut, dalam pelaksanaan e-government Pusat Teknologi Informasi menyediakan layanan dalam berbagai lini bisnis, baik itu G2C (Government to Citizen), G2B (Government to Business) dan G2G (Government to Government) dengan penyediaan sistem informasi online yang memudahkan akses informasi bagi stakeholder PPATK.

Page 132: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 130

KEUANGAN

Tabel 27

Realisasi Penyerapan Anggaran PPATK Tahun 2015 Unit / Subunit Pagu Anggaran

(Rp.) Realisasi Anggaran

(Rp.)

Sisa Anggaran (Rp.)

Realisasi (%)

01 Sekretariat Utama 63.064.501.000 59.905.964.083 3.158.536.917 94.99 0101 Biro Umum 16.976.553.000 14.611.870.861 2.364.682.139 86.07 0102 Biro Perencanaan dan

Keuangan 41.878.334.000 41.259.352.291 618.981.709 98.52

0103 Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Tata Laksana

4.209.614.000 4.034.740.931 174.873.069 95.85

02 Deputi Pencegahan 4.976.266.000 4.895.215.890 81.050.110 98.37 0201 Direktorat Pelaporan 1.357.826.000 1.353.925.076 3.900.924 99.71 0202 Direktorat Pengawasan

Kepatuhan 1.206.955.000 1.193.955.088 12.999.912 98.92

0203 Direktorat Hukum 2.411.485.000 2.347.335.726 64.149.274 97.34 03 Deputi Pemberantasan 8.518.834.000 8.074.731.217 444.102.783 94.79 0301 Direktorat Analisis

Transaksi 850.000.000 835.399.483 14.600.517 98.28

0302 Direktorat Pemeriksaan dan Riset

4.009.747.000 3.975.651.994 34.095.006 99.15

0303 Direktorat Kerjasama dan Humas

3.659.087.000 3.263.679.740 395.407.260 89.19

04 Pusat Teknologi Informasi 8.300.000.000 7.026.438.621 1.273.561.379 84.66 05 Inspektorat 407.295.000 379.610.873 27.684.127 93.20

JUMLAH 85.266.896.000 80.281.960.684 4.984.935.316 94

Page 133: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 131

Capaian Kinerja PPATK Prinsip manajemen berbasis kinerja mengharuskan setiap instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya melalui Laporan Kinerja (LK) instansi Pemerintah yang mencakup keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja. Hal ini juga merupakan wujud pemenuhan kewajiban PPATK terhadap amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Tahun 2015, PPATK sedang melakukan uji coba monitoring kinerja yang disusun berdasarkan data realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis melalui sistem aplikasi yang sedang dikembangkan yaitu Sistem Monitoring Kinerja dan Anggaran, sedangkan format dan substansi telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sehubungan dengan telah dilaksanakannya evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, berikut diuraikan rincian penilaian evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor: B/3989/M.PANRB/12/2015 tanggal 11 Desember 2015, yaitu:

Tabel 28

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (PPATK) Tahun 2015

No. Komponen yang dinilai

2014 2015

Bobot Nilai Bobot Nilai

a. Perencanaan Kinerja 35 24,15 30 24,28

b. Pengukuran Kinerja 20 12,71 25 16,88

c. Pelaporan Kinerja 15 10,35 15 11,08

d. Evaluasi Internal 10 6,26 10 8,00

e. Capaian Kinerja 20 13,05 20 12,01

Nilai Hasil Evaluasi 100 66,52 100 72,25

Tingkat Akuntabilitas Kinerja B BB

Page 134: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 132

Tujuan evaluasi tersebut adalah untuk menilai tingkat akuntabilitas atau

pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government) serta memberikan saran perbaikan yang diperlukan.

Hasil evaluasi tersebut diatas, menunjukan bahwa PPATK memperoleh nilai 72,25 atau peringkat BB. Penilaian tersebut menunjukan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi, dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil, sudah menunjukan hasil yang baik.

Page 135: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 133

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Sumber Daya Manusia

Untuk dapat mendukung penyelenggaraan rezim anti pencucian uang di Indonesia yang memiliki prospek jenis laporan yang beragam dan jumlah pihak pelapor yang kaya dan bervariasi, baik dari sisi wilayah geografis, produk/jasa keuangan, profil dan tipologi, maka dibutuhkan modal Sumber Daya Manusia yang kompeten dan profesional. Oleh karena itu, guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam garis besar rencana strategis PPATK Tahun 2015-2019, PPATK didukung oleh sumber daya manusia sejumlah 351 pegawai per 1 Desember 2015, dengan rincian sebagai berikut:

Grafik 24

Komposisi Pegawai PPATK Berdasarkan Jenis Pegawai

Grafik 25 Komposisi Pegawai PPATK Berdasarkan Unit Kerja

1 1 1 1 2 7 11 13 14

91 209

0 50 100 150 200 250

PNS Kementerian Hukum dan HAM PNS ANRI PNS BPPT PNS LAN

PNS BPKP PNS Kementerian Keuangan

Kepolisian Republik Indonesia PNS Kejaksaan Agung

Pegawai Bank Indonesia Pegawai Kontrak

Pegawai Tetap

Berdasarkan Jenis Pegawai

5 129

15 17

23 21

16 35

31 22

29 8

0 20 40 60 80 100 120 140

Pimpinan Biro Umum

Biro Perencanaan dan Keuangan Biro SDM dan Ortala Direktorat Pelaporan

Direktorat Pengawasan Kepatuhan Direktorat Hukum

Direktorat Analisis Transaksi Direktorat Pemeriksaan dan Riset Direktorat Kerjasama dan Humas

Pusat Teknologi Informasi Inspektorat

Berdasarkan Unit Kerja

Page 136: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 134

Grafik 26 Komposisi Pegawai PPATK Berdasarkan Pendidikan

Grafik 27 Komposisi Pegawai PPATK Berdasarkan Jenis Pegawai

75

5

0

36

2

172

58

3

0 50 100 150 200

SMA

D1

D2

D3

D4

S1

S2

S3

Berdasarkan Pendidikan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Gol.

II

Gol.

III

Gol.

IV

G.IV

G.V

G.VI

G.VI

I

G.VI

II

Brip

tu

Ipda

Iptu

AKP

Kom

pol

AKBP

Brig

jen

PNS Bank Indonesia Kepolisian

31

174

30

1 5 4 2 2 1 1 3 3 1 1 1

Page 137: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 135

2. Reformasi Birokrasi, PPATK Menuju Wilayah Bebas Korupsi PPATK mencanangkan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas

Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Auditorium Yunus Husein, PPATK pada tanggal 20 April 2015, dengan disaksikan oleh Pimpinan KPK, Pimpinan Ombudsman dan Menteri PAN dan RB. Memasuki usia PPATK yang ke-13, melalui momen tersebut secara lantang PPATK ingin menyerukan eksistensi diri sebagai lembaga yang berkomitmen tinggi dan aktif berkontribusi dalam mewujudkan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Pembangunan zona integritas PPATK merupakan muatan dari program peningkatan transparansi dan akuntabilitas aparatur dalam tataran reformasi birokrasi yang secara serentak dan bertahap akan mengubah birokrasi di lingkungan PPATK menjadi tangguh dan berkelas dunia, meningkatkan pelayanan publik yang prima, serta mampu menjadi pemicu perubahan bagi pihak-pihak yang bekerjasama dengan PPATK dalam menciptakan rezim anti pencucian uang.

Disamping pembangunan Zona Integritas, dalam rangka pembangunan nilai integritas pegawai PPATK sebagai bagian dari penyelenggara negara dan Aparatur Sipil Negara untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bebas dari penyalahgunaan wewenang dan praktek korupsi, PPATK turut mendukung Gerakan Reformasi Birokrasi Nasional dengan berpartisipasi melakukan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Negara (LHKASN). LHKASN merupakan suatu kewajiban baru yang diatur berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Negara (LHKASN) di Lingkungan Instansi Pemerintah. Pada tahun 2015, Biro SDM Ortala bersama dengan Inspektorat bekerja sama untuk melakukan monitoring, koordinasi, verifikasi, klarifikasi dan melakukan penyampaian laporan yang ditentukan. Kebijakan LHKASN ini pun merupakan bagian dalam unsur penilaian Zona Integritas dan Indeks Reformasi Birokrasi.

3. Peningkatan Kualitas Kepegawaian

Pelaksanaan Pengembangan SDM PPATK bertujuan untuk mencetak SDM yang unggul, profesional dengan tetap menjunjung tinggi nilai integritas dan idealisme sebagai Aparatur Sipil Negara. Sejalan dengan kebijakan pengembangan SDM Aparatur yang berbasis kompetensi, beberapa upaya telah dilakukan untuk memastikan kualitas dan kualifikasi Sumber Daya Manusia di lingkungan PPATK. Yakni diantaranya melalui penyelenggaraan program beasiswa pendidikan Master (S2), pendidikan dan pelatihan teknis substansi, bimbingan teknis, dan in-house training. Disamping itu, pembinaan karakter juga menjadi aspek penting dalam rangka internalisasi nilai-nilai dasar PPATK. Pembinaan tersebut diantaranya melalui kegiatan Pelatihan Mental, Fisik dan Disiplin bagi CPNS serta Team Building yang diikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai PPATK.

Page 138: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 136

Dalam rangka pemetaan kompetensi pegawai, maka pada bulan Oktober 2015 telah diselenggarakan assessment centre di lingkungan PPATK. Sejumlah 31 (tiga puluh satu) pejabat struktural dan 219 (dua ratus sembilan belas) staf fungsional telah mengikuti proses asesmen tersebut sehingga pada akhir tahun 2015 ini PPATK akan memiliki grand design peta kekuatan pegawai beserta profil kompetensinya guna perencanaan kebutuhan dan pola karier pegawai.

Eksistensi pengembangan e-government di bidang manajemen kepegawaian pun terus menerus dilakukan terutama melalui penerapan sistem penilaian kinerja individu yang terintegrasi dengan kinerja organisasi melalui enabler berupa aplikasi SIAPIK (Sistem Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai). Melalui aplikasi SIAPIK, segala aktivitas kerja yang dilakukan oleh pegawai harus selaras dengan tujuan organisasi, sehingga dapat dipastikan bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi PPATK dapat tercapai dengan lebih efektif.

4. Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good public governance) sesuai dengan arah dan kebijakan reformasi secara nasional, saat ini PPATK tengah melaksanakan program reformasi birokrasi dengan titik berat pada bidang kelembagaan. Perbaikan di bidang kelembagaan yang dilaksanakan selama tahun 2015 adalah dengan melakukan penataan ulang kembali bisnis proses dan organisasi PPATK yang berbasis manajemen risiko, penajaman fungsi unit kerja yang ada, serta identifikasi tumpang tindih pelaksanaan tugas PPATK yang semakin kompleks agar dapat lebih efisien, efektif, berhasil guna dan berdaya guna dalam mengakomodir setiap tugas dan fungsi yang diemban. Penataan ulang struktur organisasi melalui upaya evaluasi organisasi secara komprehensif tersebut juga perlu dilakukan guna mengakomodir usulan pembentukan unit baru seperti unit pendidikan dan pelatihan rezim Anti Pencucian Uang di Indonesia (Pusdiklat) serta unit penelitian dan pengembangan (Litbang) yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 mendatang.

Page 139: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 137

UMUM Sesuai dengan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (PPATK) Nomor : PER-07/1.01/PPATK/08/12 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPATK, tugas Biro Umum adalah melaksanakan urusan ketatausahaan, perlengkapan, dan kerumahtanggaan, serta pelayanan administrasi umum dan tata usaha pimpinan.

Terkait urusan tata naskah dinas dan kearsipan, Bagian Ketatausahaan memiliki tugas yang sama dengan Unit Kearsipan, hal ini sesuai dengan Peraturan Kepala PPATK Nomor : PER-20/1.01/PPATK/1l/13 tentang Unit Kearsipan Pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dimana Unit Kearsipan PPATK merupakan unit kerja di lingkungan PPATK dan bersifat non struktural yang khusus menangani pengelolaan arsip di PPATK dan melekat pada unit kerja yang mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan. Dalam melaksanakan tugas Unit Kearsipan, telah dilakukan beberapa kegiatan, antara lain : 1. Penyerahan arsip statis PPATK kepada Arsip Nasional Republik Indonesia

(ANRI) tanggal 19 Mei 2015. Dengan penyerahan arsip tersebut berarti PPATK telah ikut berperan dalam penyelamatan arsip statis untuk menjadi identitas dan jati diri bangsa, serta memori, acuan, dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

2. Menindaklanjuti Surat Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor : KEP-208/1.01/PPATK/11/15 tentang Tim Pemusnahan Arsip dan Arsip Yang Dimusnahkan Pada Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: a) Tim Pemusnahan Arsip telah melaksanakan kegiatan pemusnahan arsip

pada tanggal 23 November 2015 dengan disaksikan oleh Kepala Unit Kearsipan, perwakilan dari Direktorat Hukum, dan perwakilan dari Inspektorat;

b) Arsip yang dimusnahkan adalah arsip yang sudah tidak bernilai guna dari 6 (enam) unit kerja, yaitu: Biro Umum, Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro SDM dan Ortala, Direktorat Analisis Transaksi, Direktorat Kerjasama dan Humas, dan Pusat Teknologi Informasi; dan

c) Volume arsip yang dimusnahkan sebanyak 50 m1 dari total arsip PPATK kurang lebih sebanyak 350 m1, dengan demikian telah dilakukan efisiensi ruang penyimpanan arsip;

3. Menyelesaikan penyusunan Pedoman Tata Naskah Dinas PPATK dan telah ditetapkan oleh Kepala PPATK dengan Peraturan Kepala PPATK Nomor : PER-20/1.01/PPATK/11/15 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, menindaklanjuti hal tersebut Biro Umum bersama Direktorat Hukum telah dilaksanakan Sosialisasi Peraturan Kepala PPATK dimaksud kepada Seluruh Pejabat Eselon II, perwakilan Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, dan Staf pada seluruh unit kerja.

Page 140: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 138

Selain melaksanakan tugas Unit Kearsipan, Bagian Ketatausahaan juga

menjalankan tugas Pejabat Pembuat Komitmen. Sampai dengan akhir semester II tahun 2015, Pejabat Pembuat Komitmen telah melakukan penandatanganan kontrak pengadaan barang/jasa sejumlah 119 (seratus sembilan belas) kontrak.

Kemudian dalam melaksanakan urusan perlengkapan, Biro Umum memiliki tugas melaksanakan Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Akuntansi Barang Milik Negara, selama tahun 2015 Bagian Perlengkapan telah melaksanakan tugasnya dengan capain kinerja antara lain adalah :

1. Unit Layanan Pengadaan (ULP) Sesuai dengan Rencana Umum Pengadaan (RUP) tahun 2015,

selama semester II tahun 2015, ULP telah melaksanakan lelang/seleksi sebanyak 35 (tiga puluh lima) paket, yang dilaksanakan secara e-procurement melalui LPSE Kementerian Keuangan RI, sehingga lebih transparan, efektif, efisien serta bebas KKN. Sedangkan total pengadaan langsung dengan melalui kontrak pengadaan berjumlah 148 (seratus empat puluh delapan) kontrak. 2. Akuntansi Barang Milik Negara

Dalam rangka melaksanakan fungsi akuntansi Barang Milik Negara, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, telah melakukan penyusutan untuk semua aset tetap. Dengan diimplementasikannya peraturan tersebut maka nilai aset tetap pada PPATK berkurang nilainya. Selain pengurangan nilai yang disebabkan oleh penyusutan tersebut, terdapat kenaikan yang disebabkan oleh kapitalisasi untuk barang modal dan pencatatan untuk aset lancar berupa barang persediaan. Sampai dengan akhir periode 31 Oktober 2015, nilai Barang Milik Negara yang tercatat senilai Rp.244.538.900.461,-.

Page 141: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 139

Tabel 29 Neraca Barang Milik Negara Periode 2014 sampai dengan 31 Oktober 2015

NO Uraian Tahun

2014 (Audited) Per 31 Oktober 2015

A ASET LANCAR

1.018.163.928 992.844.145

1 Persediaan 1.018.163.928 992.844.145 B ASET

TETAP 224.971.779.033 229.516.729.795

1 Tanah 80.978.000.000 80.978.000.000 2 Peralatan

dan Mesin 65.004.604.281 69.301.205.228

3 Gedung dan Bangunan

78.199.654.457 78.441.962.522

4 Jalan , Irigasi, dan Jaringan

542.646.198 542.646.198

5 Aset Tetap Lainnya

246.874.097 252.915.847

6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

0 0

C ASET LAINNYA

14.029.326.521 14.029.326.521

1 Aset Tak Berwujud

14.029.326.521 14.553.815.698

2 Aset Lain-lain

0 0

TOTAL 240.019.269.482 244.538.900.461

Selanjutnya capaian Biro Umum dalam hal Pengelolaan Barang Milik Negara adalah diberikannya predikat terbaik ke-tiga dalam katagori Utilisasi Barang Milik Negara dalam Pengelolaan Barang Milik Negara Periode tahun 2014 yang diberikan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia selaku Pengelola Barang Milik Negara.

Page 142: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 140

PENGAWASAN INTERNAL

Kinerja Inspektorat tahun 2015 didasarkan pada program kerja tahunan

yang mengacu pada arah dan strategi yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis PPATK jangka menengah 2015-2019. Terdapat dua arah dan kebijakan strategis yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat yaitu : 1) Peningkatan tata kelola dan proses bisnis yang efektif untuk mendukung tugas,

fungsi dan wewenang PPATK (arah kebijakan ke-4) 2) Peningkatan tata kelola keuangan untuk menjamin kelancaran pembiayaan

pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang PPATK, serta tercapainya tingkat akuntabilitas pengelolaan APBN yang baik (arah kebijakan ke-9)

Dengan demikian, sepanjang tahun 2015 Inspektorat berfokus pada upaya-upaya dalam rangka meningkatkan tata kelola dan proses bisnis Inspektorat yang efektif, serta mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk memastikan bahwa Sistem Pengendalian Intern, manajemen risiko dan tata kelola yang baik (good public governance) di PPATK telah dilaksanakan secara memadai.

Selain itu, Inspektorat berperan sebagai penghubung antara PPATK dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) eksternal, antara lain dengan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) terutama berkaitan dengan pemeriksaan Laporan Keuangan dalam rangka pemberian opini, Tuntutan Ganti Rugi (TGR) dan monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan dan rekomendasi. Kerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai badan pembina Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), berkaitan dengan upaya peningkatan kapabilitas sumber daya dan organisasi Inspektorat, pembinaan kepada para auditor dan penilaian/peningkatan kematangan (maturity) sistem pengawasan internal. Dengan Kementerian PAN-RB berkenaan dengan upaya peningkatan governance dan akuntabilitas kementerian/lembaga melalui Penilaian Mandiri Program Reformasi Birokrasi (PMPRB), evaluasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan isu-isu kontemporer: pemantauan atas pelaksanaan rapat di luar kantor, Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) dan verifikasi ijasah palsu. Terakhir yang tak kalah penting yaitu koordinasi dengan Kementerian PPN BAPPENAS dalam pemantauan terhadap implementasi Inpres No. 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

1. Optimalisasi Fungsi Pengawasan Internal Terdapat beberapa peran yang melekat pada fungsi pengawasan intern

antara lain pemberian jaminan keyakinan(assurance service) dan konsultasi (consulting service), hal tersebut membawa pengaruh kepada perubahan praktik pengawasan atau audit. Pada awalnya auditor intern berperan sebagai watchdog, sekarang ini peran tersebut telah bergeser menjadi konsultasi yaitu dengan membantu manajemen dalam mengidentifikasi, menilai dan memitigasi risiko. Sementara itu pengujian kecukupan dan keandalan pengendalian yang

Page 143: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 141

dibuat manajemen tetap dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Bahkan sekarang berkembang pemikiran bahwa pengawas intern berfungsi juga sebagai katalis dalam suatu organisasi yaitu sebagai unsur pemercepat tercapainya visi dan misi organisasi.

Implementasi dari peran ini dapat dilakukan dengan merubah metode audit dari post audit menjadi probity audit dan kegiatan pendampingan (supervisi). Hal tersebut menuntut auditor internal untuk memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang tinggi serta sikap independen dan obyektif yang dapat dilakukan melalui peningkatan pendidikan, pelatihan dan pengalaman.

Untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan internal diperlukan prasyarat dan prakondisi yang seharusnya dipenuhi, diantaranya penyusunan program kerja tahunan yang direncanakan dengan baik, pedoman pemeriksaan, evaluasi, pengamatan dan pengawasan, tersusunnya piagam audit (audit charter), protokol yang mengatur peran audit internal dalam berhubungan dengan auditor eksternal, peningkatan kapabilitas auditor secara berjenjang dan kejelasan karier dalam jabatan fungsional auditor.

Selama tahun 2015 Inspektorat telah melakukan kegiatan pengawasan terhadap kinerja dan keuangan pada unit kerja di lingkungan PPATK dengan menggunakan piranti audit. Dengan demikian setiap kegiatan reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan sudah berdasarkan program kerja audit, kertas kerja dan pedoman penyusunan laporan dengan mengacu kepada standar audit yang berlaku umum.

Dalam upaya mendukung pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), pada tahun 2015 Inspektorat berupaya melakukan peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya. Ruang lingkup pelaksanaan tugas pengawasan internal mencakup hal-hal sebagai berikut:

Page 144: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 142

Tabel 30

Ruang Lingkup Pelaksanaan Tugas Pengawasan Internal No. Kegiatan Deskripsi

1. Audit Kinerja Kegiatan audit kinerja dilakukan terhadap 3 (tiga) unit kerja, yaitu Direktorat Pengawasan Kepatuhan, Pusat Teknologi Informasi dan Direktorat Hukum. Berdasarkan hasil pelaksanaan audit, secara umum pelaksanaan proses bisnis telah berjalan dengan baik karena proses bisnis telah didukung dengan sistem informasi manajemen pelaporan, analisis dan diseminasi yang menempatkan ketiga proses inti dalam satu alur kerja yang teratur. Namun demikian, untuk meninkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya, Inspektorat telah memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada unit kerja untuk ditindaklanjuti.

2. Reviu Pada tahun 2015, PPATK berupaya melakukan peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan melalui kegiatan reviu. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya capaian penilaian LAKIP PPATK dari 66.52 atau kategori B pada tahun 2014 menjadi 72.25 atau kategori BB. Hasil audit Laporan Keuangan BPK terhadap PPATK mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk yang ke-9 kali sejak tahun 2006. Adapun kegiatan reviu yang telah dilakukan PPATK adalah sebagai berikut : a. Kegiatan reviu laporan keuangan tahun 2014 dan

semester 1 tahun 2015; b. Kegiatan reviu RKA-K/L TA 2016; c. Kegiatan reviu penghapusan aset tetap lainnya; d. Kegiatan reviu penggunaan anggaran belanja pegawai. Pada tahun 2015, konsentrasi kebijakan pengawasan intern di PPATK ditekankan pada pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance) khususnya pada pengelolaan keuangan negara yang ada di lingkungan PPATK. Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan yang akuntabel, Inspektorat sebagai unit kerja yang bertanggungjawab dalam pengawasan intern di lingkungan PPATK, telah menetapkan rencana reviu atas Laporan Keuangan PPATK dua kali reviu, yaitu untuk posisi 31 Desember 2014 dan Semester I tahun 2015. Hasil reviu yang dilakukan oleh Inspektorat menunjukkan bahwa Laporan Keuangan PPATK tahun

Page 145: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 143

2014 yang disusun oleh Biro Perencanaan dan Keuangan telah memenuhi standar akuntansi pemerintahan dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya sehingga menghasilkan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.

3. Evaluasi Pada tahun 2015, kegiatan evaluasi yang telah dilakukan oleh Inspektorat adalah sebagai berikut :

a. Evaluasi terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan kegiatan reviu terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit kerja.

Laporan tersebut disampaikan kepada Kementerian PAN-RB sebagai bentuk pertanggungjawaban Inspektorat dalam pelaksanaan evaluasi SAKIP dan reviu Laporan Kinerja pada unit organisasi di lingkungan PPATK.

b. Evaluasi Tingkat Maturitas SPIP di lingkungan PPATK.

Tujuan evaluasi adalah untuk mengukur tingkat efektivitas/keberhasilan penyelenggaraan SPIP di PPATK dan mengarahkan strategi pengembangan SPIP pada PPATK.

4. Pemantauan Pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi BPK tersebut wajib dilaksanakan oleh PPATK sebagai bentuk implementasi Good Governance PPATK dan dalam rangka mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI. Selain melakukan pemantauan dari hasil pemeriksaan BPK, Inspektorat juga melakukan pemantauan dari hasil pemeriksaan intern untuk memastikan rekomendasi yang telah dihasilkan dapat dilaksanakan agar terwujud good governance. Pada bulan Oktober 2015 telah disampaikan Laporan Tindak Lanjut terhadap Hasil Pemeriksaan BPK untuk periode 2013-2014 untuk kategori temuan Kepatuhan, Sistem Pengendalian Internal. Dari hasil pemantauan 16 rekomendasi yang dipantau, terdapat perubahan status tindak lanjut, yakni 9 rekomendasi sudah sesuai dan 7 rekomendasi masih belum sesuai dan masih ditindaklanjuti sampai dengan akhir tahun 2015. Sebagaimana telah dilaporkan dalam Laporan Tahunan

Page 146: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 144

2014, jumlah rekomendasi yang harus ditindaklanjuti sebanyak sebanyak 307 (Tiga Ratus Tujuh) rekomendasi dengan rincian 55 (Lima Puluh Lima) rekomendasi dari BPK dan 252 (Dua Ratus Lima Puluh Dua) rekomendasi dari Inspektorat dengan masa pengawasan tahun 2012 sampai dengan 2014. Dari kegiatan pemantauan diperoleh hasil yaitu 255 (Dua Ratus Lima Puluh Lima) rekomendasi sudah ditindaklanjuti dan 52 (Lima Puluh Dua) rekomendasi dalam proses.

5. Pengawasan lainnya

Kegiatan pengawasan lainnya yang telah dilakukan PPATK selama tahun 2015 adalah sebagai berikut : a. Whistleblowing System

Sebagaimana dinyatakan di dalam Peraturan Kepala PPATK No PER-17/1.01/PPATK/09/13 tentang Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (WBS), bahwa untuk mendorong partisipasi aktif pimpinan, pegawai dan pemangku kepentingan dalam upaya mencegah dan/atau mengungkap praktik atau tindakan yang bertentangan dengan good governance, diperlukan suatu sistem pelaporan pelanggaran (WBS) yang bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi. Dalam pelaksanaan good governance, transparansi merupakan salah satu faktor penting yang dapat memotivasi pimpinan, pegawai dan pemangku kepentingan untuk memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kepentingan organisasi maupun pemangku kepentingan.PPATK telah membuka berbagai saluran penyampaian pengaduan melalui surat, telepon, e-mail, faksimili, situs atau penyampaian secara langsung. Sejak tahun 2014, pelaksanaan pengelolaan Sistem Pelaporan Pelanggaran (WBS) ini telah didukung dengan aplikasi sehingga akan memudahkan proses bisnis serta mendukung transparansi serta akuntabilitas pelaksanaannya. Aplikasi pengelolaan pengaduan tersebut dapat diakses melalui https://pws.ppatk.go.id dan resmi di-launching pada bulan September 2015. Seluruh pengaduan yang masuk melalui aplikasi WBS akan dilakukan verifikasi untuk menentukan langkah selanjutnya. Hingga saat ini, PPATK telah menerima 16 laporan pengaduan.

Page 147: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 145

b. Survei Integritas Sebagaimana diamanatkan oleh UU No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, di tahun 2015 Inspektorat akan melanjutkan pelaksanaan survei untuk melihat pelaksanaan tugas dan kewenangan PPATK. Tujuan survei dimaksudkan untuk mengetahui dan memastikan kompetensi dan integritas dari auditor, analis, dan pemeriksa PPATK terhadap nilai-nilai dasar dalam melakukan pelaksanaan kewenangan audit, analisis, dan pemeriksaan kepada pihak pelapor. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan survei terhadap perilaku sumber daya manusia yang ada di PPATK terhadap nilai-nilai dasar PPATK yang menjadi indikator ”nilai” bagi seluruh unsur PPATK dalam bekerja. Kegiatan survei ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu pihak pelapor yang terdiri dari PJK Bank, Non Bank dan PBJ. Dari hasil survei ini diharapkan adanya rekomendasi yang dapat berguna bagi peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kewenangan PPATK terutama dalam hal pelaksanaan proses analisis, pemeriksaan dan audit.

Page 148: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 146

2. Peningkatan Tata Kelola Inspektorat Tujuan dari misi kedua adalah mewujudkan good public governance dalam

pengelolaan manajemen internal Inspektorat, dengan sasaran adalah: a. Meningkatnya kapabilitas organisasi Inspektorat b. Meningkatnya kualitas tata kelola keuangan Inspektorat

Setiap awal tahun, Inspektorat juga selalu menetapkan arah kebijakan untuk 1(satu) tahun ke depan melalui penetapan Kebijakan Pengawasan dan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) yang berisikan rencana kegiatan audit, obyek audit, waktu serta sumber daya yang diperlukan. Dengan adanya Kebijakan Pengawasan dan PKPT ini merupakan media pengendalian yang baik untuk mengetahui capaian kinerja serta meningkatkan efisiensi serta efektivitas pelaksanaan pengawasan internal.

Sebagai tindak lanjut dari telah ditetapkan Kebijakan Pengawasan serta PKPT ini, pihak Inspektorat selalu melakukan pemantauan dan reviu terhadap pencapaian kinerja sesuai perencanaannya. Pemantauan dan reviu tersebut mencakup tidak hanya dari sisi output tapi juga dari sisi penyerapan anggaran. Terdapat mekanisme koordinasi yang real-time terkait penggunaan anggaran dengan pemberian akses terhadap aplikasi anggaran yang dikelola Biro Perencanaan Keuangan sehingga dapat selalu dipantau tingkat penyerapan anggaran dari Inspektorat. Selain dari sisi penyerapan anggaran, setiap triwulan selalu disampaikan laporan pencapaian output Inspektorat ke Biro Perencanaan Keuangan, sehingga secara periodik dapat diketahui progress dari pencapaian output Inspektorat.

Page 149: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 147

DAFTAR ISTILAH

AKIP Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Aksi PPK Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Apgakum Aparat Penegak Hukum

AUSTRAC Australian Transaction Reports and Analysis Centre

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BBM Bahan Bakar Minyak

Bawaslu Badan Pengawas Pemilihan Umum

BI Bank Indonesia

BK Bank Kustodian

BMN Barang Milik Negara

BNN Badan Narkotika Nasional

BNPT Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

BO Beneficial Owner

BPHN Badan Pembangunan Hukum Nasional

BPK Badan Pemeriksa Keuangan

BPKP Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

CU Credit Union

Dirjen AHU Kemenkumham

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM

ESW Egmont Secure Web

FATF Financial Action Task Force on Money Laundering

FGD Focus Group Discussion

FIU Financial Intelligence Unit

FKDKP Forum Komunikasi Direktorat Kepatuhan Perbankan

FSPB Financial Services Professional Board

GRIPS Gathering Report Information System

HA Hasil Analisis

HP Hasil Pemeriksaan

Page 150: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 148

IAPI Institut Akuntan Publik Indonesia

IFTI International Fund Transfer Instruction

INI Ikatan Notaris Indonesia

Inpres Instruksi Presiden

ISIS Islamic State of Iraq and Syria

K/L Kementerian / Lembaga

Kemenag Kementerian Agama

Kemendagri Kementerian Dalam Negeri

Kemenhut Kementerian Kehutanan

Kemenkeu Kementerian Keuangan

Kemenkopolhukam Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Kemenkumham Kementerian Hukum dan HAM

Kemenpan RB Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Kemensos Kementeiran Sosial

Kemlu Kementerian Luar Negeri

KIP Komisi Informasi Pusat

KKN Korupsi, Kolusi, Nepotisme

KKP Kementerian Kelautan dan Perikanan

KPK Komisi Pemberantasan Korupsi

KPKNL Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

KPPU Komisi Pengawas Persaingan Usaha

KPU Komisi Pemilihan Umum

KSP Koperasi Simpan Pinjam

KUPU Kegiatan Usaha Penerimaan Uang

KY Komisi Yudisial

KYC Know Your Customer

LHKPN Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

LPP Lembaga Pengawas dan Pengatur

LPS Lembaga Penjamin Simpanan

LPSE Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Page 151: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 149

LPUTB Laporan Pembawaan Uang Tunai Lintas Batas

LTKL Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri

LTKM Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan

LTKT Laporan Transaksi Keuangan Tunai

MA Mahkamah Agung

Mabes Polri Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia

MAS Monetary Authority of Singapore

MI Manajer Investasi

NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

OJK Otoritas Jasa Keuangan

PBJ Penyedia Barang dan/atau Jasa lainnya

Pemilu Pemilihan Umum

PEPs Politically Exposed Person

Perpres Peraturan Presiden

PJK Penyedia Jasa Keuangan

PKA Pedoman Kerja Audit

PKPT Program Kerja Pemeriksaan Tahunan

PMN Prinsip Mengenal Nasabah

PMPJ Prinsip Mengenal Pengguna Jasa

PMPRB Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Polri Kepolisian Negara Republik Indonesia

PNS Pegawai Negeri Sipil

PPATK Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Prolegnas Program Legislasi Nasional

RB Reformasi Birokrasi

RPP Rancangan Peraturan Pemerintah

RUU Rancangan Undang-undang

SAKIP Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

SDB Safe Deposit Box

SDM Ortala Sumber Daya Manusia dan Organisasi Tata Laksana

Page 152: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 150

Setneg Sekretariat Negara

SIAPIK Sistem Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai

SIAPUPPT Sistem Informasi Anti Pencucian Uang dan Pembiayaan Pendanaan Terorisme

SIMPADI Sistem Informasi Perjalanan Dinas

SIMPEG Sistem Informasi Manajemen Pegawai

SIPESAT Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu

SKB Surat Keputusan Bersama

SKK Migas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

SOP Standar Operasional Prosedur

SPP Surat Permintaan Pembayaran

SPT Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

STRO Commercial Affairs Department and Suspicious Transaction Reporting Office – Financial Intelligence Unit Singapore

TLHP Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

TPPT Tindak Pidana Pendanaan Terorisme

TPPU Tindak Pidana Pencucian Uang

Tupoksi Tugas Pokok dan Fungsi

UP Unit Penyertaan

UU Undang-undang

UU TPPU Undang-undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

WBS Whistle Blowing System

WNI Warga Negara Indonesia

WTP Wajar Tanpa Pengecualian

Page 153: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 151

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kegiatan Audit PPATK Tahun 2015___59

Tabel 2 Daftar Hambatan dan Rekomendasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi PPATK___71

Tabel 3 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Januari 2003 s.d. November 2015___75

Tabel 4 Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Januari 2003 s.d. November 2015___76

Tabel 5 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2003 s.d. November 2015___77

Tabel 6 Perkembangan HA Proaktif Menurut Locus (Tempat Kejadian) Indikasi Terjadinya Tindak Pidana s.d. November 2015___77

Tabel 7 Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan Kategori Terlapor s.d. November 2015___78

Tabel 8 Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Januari 2003 s.d. November 2015 (HA database)___79

Tabel 9 Jumlah HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Januari 2003 s.d. November 2015___79

Tabel 10 Jumlah LHP yang Disampaikan oleh PPATK perbulan Januari 2011 s.d. November 2015___80

Tabel 11 Jumlah LHP berdasarkan Tahun Penyampaian Januari 2011 s.d. November 2015___80

Tabel 12 Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan MoU dengan Lembaga/Instansi#) Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA Januari 2003 s.d. November 2015___81

Tabel 13 Jumlah Permintaan Informasi (Inquiry) Pertahun Beserta Tindaklanjutnya___82

Tabel 14 Jumlah Pertukaran Informasi per Tahun Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2003 s.d. November 2015___83

Tabel 15 Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Disampaikan Kepada PPATK Januari 2013 s.d. November 2015___84

Page 154: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 152

Tabel 16 Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. November 2015___85

Tabel 17 Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. November 2015___89

Tabel 18 Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Lokasi Pelaporan s.d. November 2015___90

Tabel 19 Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi Pelaporan Januari 2005 s.d. November 2015___91

Tabel 20 Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Mei 2012 s.d. November 2015___92

Tabel 21 Jumlah Pihak Pelapor yang telah Diaudit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor s.d. November 2015___95

Tabel 22 Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Propinsi Januari 2005 s.d. September 2015___100

Tabel 23 Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Tahun Putusan dan Hukuman Januari 2005 s.d. September 2015___101

Tabel 24 Jumlah Permintaan Keterangan Ahli dari PPATK berdasarkan Instansi Pemohon Januari 2008 s.d. September 2015___102

Tabel 25 Lembaga / Organisasi Domestik yang telah Memiliki MoU dengan PPATK___116

Tabel 26 FIU yang telah Memiliki MoU dengan PPATK___119

Tabel 27 Realisasi Penyerapan Anggaran PPATK s.d 16 Desember 2015___130

Tabel 28 Penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (PPATK) Tahun 2015___131

Tabel 29 Neraca Barang Milik Negara Periode 2014 sampai dengan 31 Oktober 2015___139

Tabel 30 Ruang Lingkup Pelaksanaan Tugas Pengawasan Internal___142

Page 155: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 153

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, dan Jumlah Rekening yang Diperiksa Januari 2011 s.d. November 2015___66

Grafik 2 Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Disampaikan ke Penyidik

Berdasarkan Jenis HA Januari 2011 s.d. November 2015___76

Grafik 3 Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi HA

Januari 2015 s.d. November 2015___78

Grafik 4 Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database) dan Jumlah HA yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. November 2015___78

Grafik 5 Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut Jenis PJK Pelapor Januari 2015 s.d. November 2015___85

Grafik 6 Jumlah dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor LTKM Januari 2015 s.d. November 2015___85

Grafik 7 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKM Januari 2011 s.d. November 2015___86

Grafik 8 Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan per-Bulan

Januari 2011 s.d. November 2015___86

Grafik 9 Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut Kategori Terlapor Januari 2015 s.d. November 2015___88

Grafik 10 Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut kategori Usia Terlapor Januari 2015 s.d. November 2015___88

Grafik 11 Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perseorangan Januari 2015 s.d. November 2015__88

Grafik 12 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT Januari 2011 s.d. November 2015___89

Grafik 13 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LPUT Januari 2011 s.d. November 2015___90

Grafik 14 Perbandingan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi Pelaporan Januari 2005 s.d. November 2015___91

Grafik 15 Jumlah dan Persentase Kumulatif Transaksi dari PBJ Januari 2014 s.d. November 2015___92

Grafik 16 Jumlah Pihak Pelapor LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor___93

Page 156: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 154

Grafik 17 Jumlah LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor___93

Grafik 18 Persentase Komposisi LTKL Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. November 2015___93

Grafik 19 Jumlah LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. November 2015___93

Grafik 20 Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. November 2015___94

Grafik 21 Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank Periode November 2014 s.d. November 2015___94

Grafik 22 Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode November 2014 s.d. November 2015___94

Grafik 23 Perbandingan Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. September 2015___101

Grafik 24 Komposisi Pegawai PPATK Berdasarkan Jenis Pegawai___133

Grafik 25 Komposisi Pegawai PPATK Berdasarkan Unit Kerja___133

Grafik 26 Komposisi Pegawai PPATK Berdasarkan Pendidikan___134

Grafik 27 Komposisi Pegawai PPATK Berdasarkan Pangkat dan Golongan___134

Page 157: LAPORAN TAHUNAN 2015 - ppatk.go.idppatk.go.id/files/Laptah2015Final0.pdf · Upaya Uji Materi UU Pencegahan dan Pemberantasan ... berproses pembentukan Pusat Pendidikan dan ... pelaku

LAPORAN TAHUNAN 2015

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 155

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM Januari 2015 s.d. November 2015___87